Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Kooperatif Tipe Stad Pada Kelas V SDN Inpres Toropot | Zakira | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3966 12656 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn
Melalui Metode Kooperatif Tipe Stad Pada
Kelas V SDN Inpres Toropot
Zakira, Jamaludin, dan Hasdin
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini dilandasi oleh kenyataan di lapangan bahwa masih banyak
siswa SD mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran PKn. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut dilakukan tindakan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn kelas V SDN InpresToropot. Penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN Inpres
Toropot Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Laut, sebanyak 25
orang siswa yang terdiri dari 12 orang perempuan dan 13 orang laki-laki pada
tahun pelajaran 2014/2015 semester ganjil dengan mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan
standar
kompetensi
menghargai
keputusan
bersama.Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dilaksanakan melalui 7 tahap yaitu:
persiapan Pembelajaran,Tahap Penyajian Materi, Tahap Kegiatan Kelompok,
tahap pemeriksaan terhadap hasil Kegiatan Kelompok, tahap siswa mengerjakan
soal-soal tes individu, tahap pemeriksaan hasil dan tahap penghargaan kelompok.
Untuk mengetahui tingkat penguasaan pemahaman konsep menghargai keputusan
bersama dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD maka yang
perlu diperhatikan adalah aktifitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar
dengan melihat keterampilan kooperatif siswa dan pengelolaan pembelajaran
kooperatif oleh guru,serta pencapaian peningkatan hasil belajar siswa. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa padabahasan menghargai keputusan bersama di
kelas V SDN Inpres Toropot Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai
Lautyang dilihat dari hasil tes formatif pada setiap siklusnya. Hasil analisis data
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya pada bahasan menghargai

keputusan bersama.Pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu dijadikan referensi
dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran PKn. Saran,
Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn
dapat diterapkan oleh setiap guru dan menjadi pembelajaran dalam meningkatkan
pemahaman siswa.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode KooperatifTipe STAD,Pembelajaran PKn

182

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
ABSTRACT
This study is based on the reality on the ground that there are many elementary
school students have difficulty in understanding the learning civics, To overcome
these difficulties action using STAD cooperative learning model. This study aims
to determine how the implementation of cooperative learning model Student Team
Achievement Division ( STAD) in improving student learning outcomes in subjects
Civics class V SDN Instruction Toropot. This research is the subject of a class
action research were all students of class V SDN Instruction Toropot District of
Bokan Sea Banggai Islands, as many as 25 students consisting of 12 women and

13 men in the first semester of the academic year 2014/2015 with eyes Citizenship
Education lessons appreciate competency standard joint decision. Cooperative
Learning STAD implemented through seven stages: preparation Learning, Stage
Presentation Materials, Phase Group Activities, the examination of the results of
group activities, students stage of work on the problems of individual tests, the
results of the examination phase and group awards stage. To determine the level
of mastery appreciate your understanding of the concepts together using STAD
cooperative learning that must be considered are the activities of teachers and
students in the learning process by looking at students' cooperative skills and
management of cooperative learning by teachers, as well as the achievement of
improving student learning outcomes. From the results of the study showed that
STAD cooperative learning can improve student learning outcomes in the
discussion appreciate the decision together in class V SDN Instruction Toropot
Bokan District of Banggai Islands Sea as seen from the results of formative tests
in each cycle.The results of data analysis concluded that STAD cooperative
learning can improve student learning outcomes in subjects Civics particularly
the discussion appreciate joint decision. STAD cooperative learning need to be
referenced in the learning activities, particularly on the subjects of Civics.
Suggestion,Application of Cooperative learning model STAD on subjects Civics
can be applied by every teacher and be learning to enhance students'

understanding.
Keywords : Results Learning , Cooperative Methods Type STAD , Civics Lessons

183

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
I.

PENDAHULUAN
Pelaksanaan proses pendidikan disekolah dasar terdiri dari beberapa mata

pelajaran salah satunya adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn). Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah
untuk membantu mengembangkan pendidikan pembelajaran dalam meningkatkan
moral siswa di sekolah. Agar memperoleh moral yang diharapkan dari setiap
siswa di sekolah, tingkah laku anak sekolah sering membuat kesal gurunya.
Misalnya tidak menghargai guru dan teman-temannya serta tidak mau berdisiplin
dengan apa yang telah di sepakatinya, baik itu dalam mematuhi aturan yang
dibuat oleh sekolah maupun aturan kelas yang nantinya berdampak besar pada

ketidakpatuhan pada aturan keluarga hal ini disebabkan kebanyakan siswa tidak
memahami konsep pembelajaran secara benar dan aplikasi konsep tersebut di
dalam masyarakat.
Menurut Sjarkawi (2006:11) mengemukakan pendapat bahwa Mata
pelajaran yang terkait dengan perilaku moral terintegrasi dalam seluruh mata
pelajaran di sekolah, terutama dalam mata pelajaran Agama,Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN), ilmu pengetahuan sosial (IPS), dan Bahasa Indonesia.
Ini berarti pendidikan budi pekerti tidak diajarkan melalui satu pelajaran khusus
dengan alokasi jam pelajaran tertentu, tetapi terintegrasi kedalam semua mata
pelajaran yang diajarkan dan nilai-nilainya dipraktekkan atau ditanamkan oleh
semua guru di sekolah.
Menurut Nabisi Lapono (2008:165) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah hasil analisis sejumlah fakta tentang performance (unjuk kerja) peserta
didik dalam proses penguasaan kompetensi yang diharapkan. Sedangkan menurut
Gagne (Dimyati:2006), ada lima kategori hasil belajar dalam kelompok
kapabilitas tersebut, yaitu: (1) informasi verbal; (2) keterampilan intelektual; (3)
strategi kognitif; (4) sikap; dan (5) keterampilan gerak.
Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan April 2014 di
kelas V SDN Inpres Toropot Kecamatan Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten
Bangai laut, peneliti melakukan observasi, wawancara dan tes langsung kepada

guru dan siswa di SDN tersebut.Dari Observasi awal pembelajaran PKn yang

184

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
dilaksanakan dikelas, peneliti memperoleh informasi sebagai berikut sebagai
berikut: (1) guru dalam mengajarkan konsep pada mata pelajaran PKn kepada
siswa kurang melibatkan siswa secara aktif dalam interaksi belajar mengajar
sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar, (2) guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran kebanyakan

ceramah saja tanpa membimbing siswa

bagaimana cara berdiskusi dan bertukar pikiran dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. (3) guru kurang membimbing siswa dalam mengembangkan dan
mengenal secara utuh konsep-konsep dalam mata pelajaran PKn, sehingga dengan
bimbingan guru tersebut siswa dapat mengkontruksi pemikirannya untuk
menemukan konsep-konsep pada mata pelajaran PKn lebih kompleks dan mudah
untuk dipahami. (4) guru juga dalam mengajarkan PKn


tidak memberikan

keterhubungan antara materi dengan fenomena yang ada di lingkungan sekitar
siswa.
Untuk mendukung informasi tersebut diatas peneliti mencocokkan dengan
dokumen nilai ternyata tampak bahwa pada umumnya siswa kurang memahami
konsep tersebut, hal ini terlihat dari ketidak mampuan siswa dalam menjabarkan
secara kompleks mengenai konsep yang benar, jadi untuk mengatasi masalah
tentang hasil belajar siswa didalam mata pelajaran PKn khususnya pada Kelas V
maka dipandang perlu untuk memilih metode dan bagaimana proses pelaksanaan
metode tersebut dalam pembelajaran, sehingga dapat ditelaah dengan baik oleh
guru maupun siswa.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model
pembelajaran sederhana tetapi sangat tepat dan relevan untuk digunakandalam
proses pembelajaran PKn pada siswa kelas V SDN Inpres Toropot yang dianggap
representatif dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran,
sehingga dalam setiap pembelajaran menyenangkan bagi setiap peserta didik,
berpikir logis dan kritis, berkomunikasi, bekerjasama dalam memecahkan sebuah
masalah dan memiliki keterampilan dalam kehidupan sosial dan kesadaran

terhadap nilai-nilai sosial untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus
meningkatkan hasil pembelajaran PKn sehingga dapat diterapkan dalam

185

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar baik secara individu, maupun
kelompok.
Tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana, dan merupakan salah satu model yang banyak digunakan dalam
pembelajaran kooperatif. Menurut Trianto (2007:52) mengemukakan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe STAD ialah “salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan
jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen”.
Menurut Nur Asma (2006:51) mengemukakan bahwa langkah-langkah
kegiatan pembelajaran model STAD terdiri dari tujuh tahap, yaitu1) tahap
persiapan pembelajaran, 2) tahap penyajian materi, 3) tahap kegiatan belajar
kelompok, 4) tahap pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok, 5) tahap siswa
mengerjakan soal-soal tes secara individual, 6) tahap pemeriksaan hasil tes, 7)

tahap penghargaan kelompok.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas V SDN
Inpres Toropot menunjukkan kurangnya hasil belajar pada mata pelajaran PKn.
Penyebabnya adalah metode dan model pembelajaran yang digunakan dalam
menyampaikan materi siswa kurang belajar bekerja sama dan penggunaan metode
kurang bervariasi kebanyakan hanya menggunakan metode ceramah dan siswa
cenderung dipaksa untuk menghafal materi. Oleh karena itu peneliti bersama guru
bermaksud untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan dilakukan
penelitian dengan menerapkan metode kooperatif tipe STAD.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah dengan menggunakan Metode
Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran PKn Kelas V di SDN Inpres Toropot ?”.
Berdasarkanrumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah:“Untuk
mengetahuipenerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan Hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PKn kelas V SDN Inpres Toropot”.

186


Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka hipotesis yang
akan diajukan adalah bahwa menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe
STADdapat meningkatkan Hasil Belajar siswadalam Pembelajaran PKn di kelas
V SDN Inpres Toropot Kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Laut.

II. METODE PENELITIAN
Desain penelitian mengacu kepada model penelitian yang dikemukakan
oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2009:16) yang terdiri atas 4 komponen
yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi.
Kegiatan penelitian ini terdiri dalam dua tahap, yaitu tahap pra penelitian
dan tahap pelaksanaan tindakan. Langkah-langkah dalam tahap pra penelitian (a)
melakukan observasi (b) menyiapkan tes awal. Tahap pelaksanakan tindakan
adalah dilakukan secara bersiklusdan terdiri dari empat fase: 1) Perencanaan, 2)
Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam setiap siklus terdiri dari empat fase. 1)
PerencanaanKegiatanyang dilakukanpadatahapini adalah:a) Membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi pelajaran IPA yang akan
diajarkan, b) Menyusun bahan ajar, c) Membuat LKS, e) Membuat lembar

observasi, d) Membuat lembar evaluasi.2) Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang
diiaksanakan pada tahap ini didasarkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah disiapkan, yaitu menggunakan metode kooperatif tipe STAD yaitu a)
Observasi pada tahap ini dilaksanakan proses kegiatan pembelajaran di kelas
dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa maupun
peneliti yang akan dilakukan oleh teman sejawat dari SDN Inpres Toropot, b)
Refleksi pada tahap ini seluruh hasil dan data yang diperoleh dianalisis dan
direfleksikan, apakah kegiatan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PKn di kelas V SDN Inpres Toropot. Hasil refleksi
akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan yang lebih efektif
pada siklus berikutnya.
Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan pemberian tes dan
observasi. Pemberian tes digunakan untuk untuk mengumpulkan informasi

187

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
tentang pemahaman awal dan untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa, observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
yang dilakukan oleh peneliti dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dalam proses pelaksanaan tindakan.
Data tentang hasil belajar siswa dapat diolah dan dianalisis dengan
dinyatakan dalam bentuk persentase yang dihitung untuk mengetahui daya serap
klasikal dan ketuntasan belajar klasikal.
III. HASIL DAN PENELITIAN
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan tiga kali pertemuan, dua kali
proses belajar mengajar dan satu kali pertemuan untuk pemberian tes.
Pembelajaran pada tahap ini menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran.
Hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran serta observasi aktivitas guru/peneliti pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas
dilakukan pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan cara mengisi
lembar observasi yang telah disediakan.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I secara umum
aspek yang diamati menunjukkan jumlah skor pertemuan pertama adalah 30 dari
skor maksimal 56 diperoleh persentase rata-rata 53,57% dan pertemuan kedua
adalah 34 dari skor maksimal 56 diperoleh persentase rata-rata 60,71%. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas siswa masih perlu ditingkatkan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus I beberapa aspek
sudah baik namun ada beberapa aspek yang masih dalam kategori cukup. Dari
hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I pertemuan pertama
skor yang diperoleh 34 dari skor maksimal 64 dengan persentase yang diperoleh
53,12% sedangkan pertemuan kedua skor yang diperoleh 38 dari skor maksimal
64 dengan persentase yang diperoleh 59,37%. Dengan demikian, hasil observasi

188

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
aktivitas guru pada siklus Imasih perlu ditingkatkan untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I
dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD, kegiatan selanjutnya adalah
pemberian tes. Hasil analisis tes akhir siklus I secara singkat dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Tes Hasil Belajar Tindakan Siklus I
No
1
2
3
4
5
6

Aspek perolehan
Skor tertinggi
Skor terendah
Jumlah siswa
Banyak siswa yang tuntas
Presentaseketuntasanbelajar klasikal
Presentase daya serap klasikal

Hasil
85
60
25
15
60%
71,2%

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa tes yang diperoleh pada siklus
Iyakni dengan skor tertinggi 85, skor terendah 60 dengan persentase ketuntasan
belajar klasikal 60% dan daya serap klasikal 71,2%. Dari hasil analisis tes hasil
belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan menggunakan
metode kooperatif tipe STAD dapat dinyatakan belum tuntas karena belum
mencapai indikator kinerja yang diharapkan.
Pada pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I,
hanya saja beberapa hal yang dianggap kurang pada siklus I diperbaiki pada siklus
II dan disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil yang diperoleh
pada siklus ini dikumpulkan serta dianalisis. Hasilnya digunakan untuk
menetapkan suatu kesimpulan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran.
Pada siklus II hasil observasi aktivitas siswa secara umum aspek yang
diamati menunjukkan adanya peningkatan pada aktivitas siswa dengan jumlah
skor dalam pembelajaran. Dari hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pada
siklus II pertemuan pertama skor yang diperoleh 39 dari skor maksimal 56 dengan
persentase yang diperoleh 69,64% sedangkan pertemuan kedua skor yang
diperoleh 53 dari skor maksimal 56 dengan persentase yang diperoleh 94,64%.

189

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
Berdasarkan observasi aktivitas guru pada siklus II yang disajikan pada
tabel terlihat bahwa hasil observasi aktivitas guru pada siklus II terdapat adanya
peningkatan yang cukup baik. Pada siklus II pertemuan pertama diperoleh jumlah
skor 44 dengan skor maksimal 64 dan persentase yang diperoleh 68,75%,
sedangkan pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 52 dengan skor maksimal 64
dan persentase yang diperoleh 81,25% .
Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I
dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD, kegiatan selanjutnya adalah
pemberian tes. Hasil analisis tes akhir siklus I secarasingkat dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Tes Hasil Belajar Tindakan Siklus II
No.
1
2
3
4
5
6

Aspek perolehan
Skor tertinggi
Skor terendah
Jumlah siswa
Banyak siswa yang tuntas
Presentaseketuntasan belajar klasikal
Presentase daya serap klasikal

Hasil
100
75
25
25
100%
87,2%

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa tes yang diperoleh pada siklus I
yakni dengan skor tertinggi 100, skor terendah 75 dengan persentase ketuntasan
belajar klasikal 100% dan daya serap klasikal 87,2%. Dari hasil analisis tes hasil
belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan menggunakan
metode kooperatif tipe STAD dapat dinyatakan tuntas karena sudah mencapai
indikator kinerja yang diharapkan yaitu tuntas secara klasikal apabila mencapai
minimal 75%.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis tes hasil belajar pada siklus I diperoleh
ketuntasan klasikal sebesar 60% dengan 15 orang siswa yang tuntas dari 25 siswa
yang mengikuti tes akhir tindakan dan persentase daya serap klasikal 71,2% ini
masih perlu ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sedangkan
hasil analisis tes hasil belajar pada siklus II diperoleh ketuntasan klasikal sebesar

190

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
100% dan persentase daya serap klasikal 87,2%. Hal ini berarti pembelajaran pada
siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan atau peningkatan hasil belajar dan
tidak perlu melanjutkan kesiklus berikutnya.Pembelajaran menggunakan metode
kooperatif tipe STAD dianggap representatif dalam memecahkan masalah yang
terjadi dalam pembelajaran, sehingga dalam setiap pembelajaran menyenangkan
bagi setiap peserta didik, berpikir logis dan kritis, berkomunikasi, bekerjasama
dalam memecahkan sebuah masalah dan memiliki keterampilan dalam kehidupan
sosial dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial untuk meningkatkan hasil belajar
siswa sekaligus meningkatkan hasil pembelajaran PKn sehingga dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar baik secara individu, maupun
kelompok.
Suasana belajar yang mendukung merupakan salah satu motivasi siswa
dalam menjawab pertanyaan. Hal ini berpengaruh terhadap aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari hasil analisis
aktivitas guru dan siswa yang diperoleh, menunjukkan bahwa penelitian tindakan
kelas ini semua kriteria aktivitas guru dan aktivitas siswa serta analisis tes hasil
belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah memenuhi
kriteria yang ditetapkan pada indikator kerja. Siswa merasa senang dan
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran., memudahkan siswa memahami
pelajaran yang dipelajari, serta meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan
pengalaman belajar.
IV.

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian yang
dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SDN Inpres Toropot Kecamatan Bokan Kepulauan. Peningkatan
hasil belajar dalam penelitian ini dapat dilihat pada perbedaan hasil tes akhir
tindakan siklus I dan siklus II yang diperoleh siswa. Tindakan siklus I diperoleh
ketuntasan belajar klasikal 60% dan daya serap klasikal 71,2% dengan hasil

191

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9
ISSN 2354-614X
observasi guru pertemuan I 53,12% dan pertemuan II 59,37% sedangkan hasil
observasi siswa pertemuan I 53,57% dan pertemuan II 60,71%. Sementara itu
pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal 100% dan daya serap
klasikal87,2% dengan hasil observasi guru pertemuan I68.75% dan pertemuan II
81,25%. Hal ini berarti pembelajaran pada siklus II telah memenuhi indikator
keberhasilan, sehingga tidak perlu lagi diadakan penelitan kesiklus III.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, dikemukakan beberapa
saran yaitu Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata
pelajaran PKn dapat diterapkan oleh setiap guru dan menjadi pembelajaran dalam
meningkatkan pemahaman siswa.Bagi calon peneliti yang ingin melakukan
penelitian yang sama hendaknya penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan
dan

kekurangan-kekurangan

yang

terdapat

pada

penelitian

ini

dapat

disempurnakan.
DAFTAR PUSTAKA
Asma, N. (2006).Model Pembelajaran Kooperatif.Jakarta:DepartemenPendidikan
Nasional
Arikunto, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Lapono, Nabisi. Dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Sjarkawi. (2006).Pembentukan Kepribadian Anak, Peran Moral, Berpijak Pada
Karakteristik Siswa dan Budayanya. Jakarta: PTRineka Cipta.
Trianto.(2007).Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Surabaya:Prestasipstaka.

192

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45