INCLUSIVE EDUCATION LEARNING IN ELEMENTARY SCHOOLS (PEMBELAJARAN PENDIDIKAN INKLUSI PADA SEKOLAH DASAR) | Kurniawati | EDUTECH 6152 17092 1 PB
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
INCLUSIVE EDUCATION LEARNING IN ELEMENTARY SCHOOLS
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN INKLUSI PADA SEKOLAH DASAR
Oleh :
Lia Kurniawati
Politeknik Kridatama
Email : liakurniawati2610@gmail.com
Abstract. The learning process and the handling of Children with Special Needs (ABK)
grade inclusions pinned to the classroom teacher in several schools without teacher inclusion Special Assistants (GPK) the background for this thesis. Theoretically GPK still needed to be able to
assist the process of Teaching and Learning Activities (KBM) and according to researchers it will
have implications for the management of classroom learning the handling of children with special
needs and other students joined in the inclusive classroom. Special Advisors Teacher procurement
program has not been met and this is an obstacle. As a first step to determine the problem, the authors examined the inclusive learning management with or without Teacher Special Assistants
(GPK) in order to improve the service quality of education both in process and outcome. The implementation are not of cooperation team of child psychologists, pediatricians, neurologists, and
psychologists who can contribute greatly to the effectiveness of teaching children with special
needs. From the findings of the researchers in the field can provide recommendations that the liveliness of the school component can be improved by following IHT or KKT program organized by
the Department of Education so that the provincial level without any GPK implementation of inclusive education learning can be run in accordance with national education goals.
Keywords : Inclusive, Learning, Education, Teacher, GPK
Abstrak. Proses pembelajaran dan penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) kelas
inklusi ditumpukan kepada guru kelas pada beberapa sekolah inklusi tanpa Guru Pendamping Khusus (GPK) yang melatar belakangi penelitian tesis ini. Secara teoritis GPK tetap dibutuhkan untuk
dapat membantu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan menurut peneliti hal ini akan berimplikasi pada manajemen pembelajaran di kelas terhadap penanganan anak berkebutuhan khusus
maupun siswa lainnya yang tergabung dalam kelas inklusif. Pengadaan Guru Pembimbing Khusus
belum terpenuhi dan hal ini merupakan kendala. Sebagai langkah awal untuk mengetahui masalah
tersebut, penulis meneliti manajemen pembelajaran inklusif dengan atau tanpa Guru Pendamping
Khusus (GPK) guna meningkatkan layanan mutu pendidikan baik proses maupun hasil. belum terlaksananya kerjasama tim yang terdiri dari para ahli psikologi anak, dokter anak, dokter neurologi,
dan psikolog yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap efektifitas pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus. Dari hasil temuan dilapangan peneliti dapat memberikan rekomendasi bahwa keaktifan komponen sekolah dapat ditingkatkan dengan mengikuti IHT atau program KKT
yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan tingkat Provinsi sehingga tanpa GPK pun penyelenggaraan pembelajaran pendidikan inklusif dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Kata Kunci : Inklusi, Pembelajaran, Pendidikan, Guru, GPK
A. PENDAHULUAN
didikan Kabupaten Bandung belum bisa
Berdasarkan uraian program pem-
memberikan dampak yang optimal ter-
belajaran pada satuan pendidikan yang
hadap mutu layanan pendidikan, baik
menyelenggarakan pendidikan inklusif.
ditinjau dari mutu proses maupun hasil
Dinas pendidikan serta Kelompok Kerja
pembelajaran.
Inklusi yang di bentuk oleh Dinas Pen-
Beberapa Program dan kegiatan sekolah
157 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
yang dikembangkan dalam mengimple-
diselenggarakan sekolah guna optimal-
mentasikan pendidikan inklusif dian-
isasi proses dan hasil dalam bagi anak
taranya Penyediaan/pengangkatan Guru
yang memerlukan layanan khusus namun
Pembimbing Khusus, Kerjasama dengan
selama ini pembelajaran masih mengiku-
SLB dalam pengadaan Guru Pembimb-
ti
ing Khusus (GPK), Pelaksanaan pen-
penilaian pembelajaran secara regular
dampingan/pembimbingan guru kelas.
sehingga
1. Rumusan Masalah
pengembangan minat, bakat dan potensi
Peranan Guru Pendamping Khusus
perencanaan,
pelaksanaan
belum
maksimal
dan
dalam
dari ABK tersebut. (Keller, 2013)
(GPK) masih sangat di butuhkan dalam
membantu proses pembelajaran yang
Faktor-faktor
Kebijakaan-kebijakan layanan pendidikan
inklusi
Undang Undang Pendidikan Inklusi No. 70
tahun 2009
Manajemen Pengelolaan Pendidikan Inklusi
Proses Pembelajaran
Input: Anak
Berkebutuhan
Khusus (ABK)
Program :
Strategi :
Mengoptimalkan
mutu dan kualitas
layanan pendidikan inklusi untuk
menunjang
kegiatan belajar
mengajar melalui
Manajemen Pembelajaran Inklusi
Meningkatkan mutu
dan kualitas layanan
pendidikan inklusi
berbasis pengadaan
GPK dan pembinaan guru
pamong inklusi
ABK yang
tidak putus
sekolah
Out comes
ABK yang berprestasi
Masalah :
Tuntutan kedepan :
Peran Guru Pendamping
Khusus (GPK) yang masih
sangat di butuhkan dalam
proses pembelajaran
inklusi
Program pengadaan Guru Pendamping Khusus atau
program sejenis untuk memenuhi kebutuhan
dalam proses manajemen pembelajaran
Upaya untuk memaksimalkan layanan Pendidikan
Inklusi yang unggul dalam managemen pembelajaran inklusi.
158 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
2. Batasan masalah
perencanaan,
Mengingat luasnya aspek Manajemen pendidikan pembelajaran inklusi
maka penelitian ini membatasi pada
pembelajaran Inklusi dengan atau tanpa
Guru Pendamping Khusus (GPK) di SD
Negeri Rahayu 6 Kecamatan Marga Asih
dan SD Negeri Cangkuang 19 Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung.
Adapun tujuan pembatasan masalah ini
Memperoleh
gambaran
tentang
Perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi,
pelaksanaan,
Evaluasi,
faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dengan atau tanpa Guru Pen-
damping Khusus (GPK). Metode yang
dilakukan adalah penelitian lapangan
field research dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Pendekatan menggunakan
kualitatif dengan teknik Pengamatan
(Observasi),
Wawancara
(Interview),
Studi Dokumentasi.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
faktor pendukung dan faktor penghambat
Berdasar pada Permendiknas Nomor
manajemen pembelajaran dengan atau
41 tahun 2007 tentang standar proses un-
tanpa Guru Pendamping Khusus (GPK)
tuk satuan
serta program pembinaan guru kelas se-
menengah, bahwa standar proses berisi
bagai guru pamong inklusi di sekolah
kriteria minimal proses pembelajaran pa-
dasar yang sesuai dengan mutu proses
da satuan pendidikan dasar dan menen-
dan mutu hasil.
gah diseluruh wilayah hukum Negara
Diharapkan memberikan manfaat
pada komponen sekolah yaitu bagi siswa,
guru, kepala, sekolah dan pengawas.
Dengan asumsi guru kelas sebagai ujung
tombak pelaksanaan pembelajaran menjadi salah satu kajian menarik dari
sekolah reguler inklusi yang berada di
Kabupaten Bandung. Berhubung sekolah
inklusi belum pernah meluluskan siswa
serta masih terkendala dengan pengelolaan manajemen pembelajaran, maka
penelitian berfokus pada :
Kegiatan apa yang dilakukan dalam
pendidikan
dasar
dan
Kesatuan Republik Indonesia. Standar
proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan
pengawasan hasil pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Pada pendidikan inklusif dibutuhkan
instrument
input
memadai
sebagai
penunjang keberhasilan program inklusifitas. Salah satu diantaranya adalah
peran profesional dari Guru Pembimbing
Khusus
(GPK).
Guru
Pembimbing
Khusus (GPK) adalah guru yang ber-
159 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
tugas mendampingi di sekolah penye-
Selanjutnya
dalam
pendidikan
lenggara pendidikan inklusif dan mem-
inklusif diperlukan peran serta GPK se-
iliki
menangani
bagai center of education yang mempu-
khusus.
nyai tugas penting dalam pendamp-
kompetensi
siswa
dalam
berkebutuhan
ingan ABK. Jabaran mengenai tugas
(Kustawan, 2013)
Hal tersebut selaras dengan pern-
GPK dalam pendidikan inklusif terdapat
yataan dari Scott (1995) dalam Ali-
dalam Permendiknas No. 70. Tahun
min (2013) bahwa the success of the
2009, tugas dan tanggung jawab Guru
inclusive education
depends,
to
a
large extent, on the willingness and
the ability of teachers to make accommodations
special
bahwa
for
needs”.
individuals
Scott
with
menegaskan
kesuksesan pendidikan inklusif
tergantung pada besarnya keinginan dan
kemampuan guru dalam mengakomodasi
kebutuhan individu ABK.
Menurut Stainback,1980 dalam Irawan Sensus, 2013,
Pendidikan inklusif adalah sistem
layanan pendidikan yang mensyaratkan
anak berkebutuhan khusus belajar di
sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa
bersama
teman-teman
seusianya.
Sekolah
penyelenggara
pendidikan
inklusif adalah sekolah yang menampung
semua murid di kelas yang sama.
Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi
disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan setiap murid maupun bantuan
dan dukungan yang dapat diberikan oleh
para guru, agar anak-anak berhasil
Pembimbing Khusus (GPK) dalam pem-
belajaran pada pendidikan inklusif yang
meliputi:
(1)
merancang
dan
melaksanakan program kekhususan; (2)
melakukan proses identifikasi, assesmen
dan menyusun program pembelajaran
individual;
(3)
memodifikasi
bahan
ajar; (4) melakukan evaluasi program
pembelajaran
bersama
dan (5) membuat
guru
kelas;
laporan program
dan perkembangan anak berkebutuhan
khusus .
Pembelajaran Inklusi dalam Teori
Islam , Menuntut ilmu itu dihukumi
wajib karena merupakan perintah Tuhan
bagi hambanya yang bernama manusia
baik laki-laki maupun perempuan sesuai
dengan sabda Nabi Muhammad SAW
yang artinya: “Menuntut ilmu itu wajib
bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan” (HR. Bukhari Muslim). Termasuk kategori menuntut ilmu ialah diantaranya melalui proses pendidikan baik
formal, informal maupun nonformal.
Al-Qur’an Surat 43 Az-Zukhruf ayat
32 menyebutkan yang artinya “Allah te-
160 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
manusia
dengan SDM dari guru-guru yang
penghidupan mereka dalam kehidupan
telah mendapatkan pendidikan dan
dunia, dan Allah telah meninggikan seba-
pembinaan di bidang pendidikan
gian dari mereka atas sebagian yang lain
inklusi sehingga tidak heran jika
beberapa derajat agar sebagian mereka
sekolah ini selalu dijadikan maket
dapat
pembelajaran pendidikan inklusi di
lah
menentukan
saling
diantara
mengambil
(membutuhkan)”.
Firman
manfaat
Allah
ini
lingkungan kabupaten Bandung. Da-
menunjuk setiap kita haruslah berfungsi
lam
workshop
dan bermanfaat bagi makhluk lain
inklusi,
2013.
sekolah
rintisan
KKT
adalah
objek
Kewenangan Kompetensi Tambahan
penelitian dari SD Negeri Rahayu 6 dan
yang dinerdayakan dari sumber daya
SD Negeri Cangkuang 19 sebagai beri-
sekolah dan stake holder dengan
kut :
melibatkan masayarakat dan dinas
Deskripsi
1.
umum
mengenai
SD Negeri Rahayu 6, Sekolah yang
terkait.
sudah terakrediatasi A ini terletak di 2.
SD Negeri Cangkuang 19, terletak di
Jl. Terusan Permai 25 No. 2 Desa
Jalan Terusan Sayati Palasari Desa
Mekar Rahayu Kecamatan Mar-
Cangkuang Kulon Kecamatan Da-
gaasih Kabupaten Bandung.
yeuh Kolot Kabupaten Bandung.
Merupakan salah satu sekolah
Merupakan
SD
imbas
dari
pilot project pendidikan inklusi di
sekolah inti di satu gugus, dimana
Kabupaten Bandung, dengan mana-
dalam satu gugus tersebut terdapat 7
jemen pendidikan inklusi yang su-
(Tujuh ) SD.
dah tertata apik di bawah kepem-
nan kepala sekolah yang baru Ibu
impinan Hj. Tatis Sribudiarti, S. Pd.
Yeti Sumaryati H. S. Pd., diharapkan
yang telah mendapatkan program
sekolah ini mendapat pencerahan
pendidikan KKT dari dinas pendidi-
baru untuk peserta didik berkebu-
kan Provinsi Jawa Barat.
tuhan khusus dimana hal ini merupa-
Berbagai prestasi di raih dalam
bidang pendidikan inklusi
yang
Dibawah kepemimpi-
kan limpahan dari seleksi PPDB di
ke enam 6 lainnya.
anak-anak
Hal ini merupakan tantangan
berkebutuhan khusus dalam berbagai
baru untuk guru-guru di sekolah ter-
lomba kependidikan dan selalu me-
sebut
raih prestasi. Selain itu di imbangi
keterbatasan fasilitas sarana dan
mengikut
sertakan
dimana
161 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
dalam
segala
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
prasarana yang ada harus mendidik
seperti IHT dan keikutsertaan pendidikan
anak-Anak Berkebutuhan Khusus.
dan pelatihan yang diselenggarakan di-
Walaupun sekolah belum tera-
nas terkait. (Kurniasanti, 2013). Dengan
kreditasi ini, namun dengan penuh
keikutsertaan guru kelas dalam setiap
semangat
SD
program pendidikan dan pelatihan di-
tetap
harapkan tidak terjadi kendala dalam
melaksanakan pendidikan inklusi
pembuatan Program Pembelajaran Indi-
untuk
vidual untuk Anak Berkebutuhan Khu-
guru-guru
Cangkuang
19
ini
anak-anak
khusus dengan
di
berkebutuhan
kategori ringan
sus.
Sudut pandang yang kedua bahwa
seperti slow learner, disleksia, dis-
satuan pendidikan yang baru akan me-
grafia dan diskalkulia.
SD Negeri Rahayu 6 mempunyai
nyelenggarakan pembelajaran pendidi-
kendala dalam pengadaan Guru Pen-
kan inklusi memang memerlukan Guru
damping Khusus (GPK), namun ber-
Pendamping Khusus sebagai langkah
dasarkan hasil komunikasi dan pem-
awal dalam pendampingan peserta didik
binaan dari tim pokja inklusi Kabupaten
berkebutuhan khusus hal ini dibutuhkan
Bandung. Kepala Sekolah SD Negeri
keaktifan dari seluruh komponen sekolah
Rahayu 6 mengikuti program Kependidi-
terutama Kepala sekolah dan guru kelas
kan dan Kewenangan Tambahan (KKT)
sehingga akan berdampak pada pening-
dalam atas rekomendasi dari Dinas Pen-
katan pembelajaran ABK.
didikan
Provinsi
Jawa
Barat.
SD
Cangkuang 19 memiliki dua kelas membuat sekolah ini mengalami berbagai
hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran terutama dalam pembelajaran siswa
inklusif dan belum pernah meluluskan
siswa inklusif karena kendala SDM.
Dua sudut pandang mengenai kebutuhan Guru Pendamping Khusus (GPK)
pada sekolah inklusi yakni : Kebutuhan
program pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dapat di tutupi
dengan berbagai pelatihan guru kelas
Implikasi
digunakannya
3
jenis
kurikulum pada sekolah inklusif sistem
penilaian, instrumen penilaian, analisis
hasil penilaian, sistem laporan hasil
penilaian, serta simbol penghargaan hasil
penilaian, harus disesuaikan dengan jenis
kurikulum yang dipergunakan, Implikasi
penilaian berdasarkan kurikulum sebagai
berikut :
1.
Penilaian terhadap ABK ringan
yang mengikuti kurikulum umum/
reguler dapat menggunakan kriteria
penilaian reguler sepenuhnya.
162 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
2.
Penilaian terhadap ABK sedang
yang
menggunakan
modifikasi
sistem
menggunakan
3.
Terhadap ABK berat pada sekolah
kurikulum
inklusif yang menggunakan ku-
penilaiannya
rikulum yang diindividualisasikan,
perpaduan
antara
sistem penilaiannya menggunakan
sistem penilaian umum/reguler dan
norma penilaian individual yang
sistem penilaian individual.
didasarkan pada tingkat daya serap
yang didasarkan pada base line
Tabel 2.1 Ssasar an jenis kur ikulum dan implikasi sistem penilaian bagi anak
dengan gangguan intelektual
Sasara
n*)
Jenis
Kurikulu
m
Sistem
Penilaian
Instrume
n
Penilaian
Analisis
Sistem
Laporan
Kurikulum
umum/reguler
Mengikuti sistem
penilaian yang
berlaku di sekolah
reguler tersebut
Menggunakan
instrumen
penilaian yang
di tetapkan
pada Dinas
Pendidikan
setempat
Menggunakan
norma analisis
reguler yang
berlaku di
sekolah
tersebut
Menggunakan
sistem dan
format laporan
yang berlakudi
sekolah
tersebut
Siswa
umum/
reguler dan
tunagrahita
ringan
Kurikulum
umum/reguler
yang
dimodifikasi
Mengikuti sistem
penilaian yang
berlaku di sekolah
reguler tersebut
dengan modifikasi
isi.
Menggunakan
instrumen
penilaian dari
Dinas
Pendidikan
setempat yang
dimodifikasi
Menggunakan
norma reguler
yang berlaku
Menggunakan
format reguler
yang berlaku
Tunagrahita
sedang
Kurikulum
umum/reguler
yang
dimodifikasi
Mengikuti sistem
penilaian umum/
reguler, dengan
modifikasi isi dan
pelaksanaan
Menggunakan
instrumen
penilaian dari
Dinas
Pendidikan
setempat yang
dimodifikasi
Mengacu pada
norma reguler
dan norma
individual
Menggunakan
format reguler
yang berlaku,
delengkapi
dengan
deskripsi naratif
singkat
Tunagrahita
berat
Kurikulum yang
diindividualisasikan
Sistem penilaian
individual yang
didasarkan pada
standar base line
daya serap
Instrumen
khusus yang
dibuat oleh
sekolah
Mengacu pada
norma analisis
individual
Menggunakan
format
deskriptif
naratif
Siswa
umum/
reguler dan
siswa lambat
belajar
163 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
*) - Indikator berat ringannya ABK merujuk
ringannya
kualifikasi
peserta
didik
pada derajat kelainan yang disandang dan
ditentukan oleh tim ahli sekolah.
relefansinya dengan persentase kurikulum
Salah satu contoh profil ABK dengan ke-
umum yang dapat diikuti, Tingkat berat
lainan Hyperaktif Disorder :
KEMANDIRIAN
AKADEMIK
KELUARGA
Kemampuan di atas rata-rata
IQ 130
Tidak mampu menyelesaikan
tugas di hampir setiap
mata pelajaran
Jika tes, nilai di semua mata
pelajaran kurang
Diagnose : HPP/H & Autisme
Prestasi, hafal seluruh ibukota
provinsi di Indonesia
SOSIAL EMOSI
Anak ke- 3 dari 3 bersaudara
Ibu mempunyai masalah
yang sama dengan
Devis
Kondisi ekonomi cukup
Pekeerjaan ayah :
serabutan
Anak mampu pulang
sekolah sendiri
Sudah cukup mampu
menyiapkan keperluannya sendiri
Tidak mampu belajar
sendiri
Tidak mampu menolak ajakan teman
Devis
Ramah, setiap orang baru
ketemu selalu disapa
Mudah ngamuk
Tidak mau diam di tempat
Solidaritas terhadap teman
sangat tinggi
Egois
Sekolah Dasar Kelas
5
KESEHATAN
Kelahiran premature
Kebersihan diri cukup
baik
Anak tidak
menggunakan kacamata
Bagan 2.1 Profil ABK
1. Hyperactive (attention deficit dis-
yakit, tetapi suatu gejala atau symptoms
orders with hyperactive).
(Bathaw dan Parret, 1986:261 dalam
Hyperactive bukan merupakan pen-
PLB FIP UPI). Dimungkinkan terjadi
164 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
bahwa seorang anak mempunyai ke-
mendapatkan kesulitan untuk berkonsen-
lainan in atensi disorder dengan hipe-
trasi dalam tugas-tugasnya, selalu mudah
raktif (attention deficit disorder with hy-
bingung atau kacau pikirannya, tidak su-
peractive), symptoms terjadi disebabkan
ka memerhatikan perintah atau penjela-
oleh faktor-faktor antara lain : brain
san gurunya, selalu tidak berhasil dalam
damage, an emotional disturbance, a
melaksanakan
hearing deficit dan mental retardation.
sekolah, sangat sedikit sekali kemampu-
Dewasa ini banyak kalangan medis
an mengeja huruf dan tidak mampu un-
masih menyebut anak hiperaktif dengan
tuk meniru huruf-huruf (Rapport dan Is-
istilah attention deficit disorder (ADD).
mond, 1984 dalam Bandi:2009)
Gejala-gejala kelainan dari anak
tugas-tugas
Definisi
mengenai
pekerjaan
hyperaktif
hiperaktif antara lain: intensi, hipe-
menurut Stewart dalam (Bandi : 2009)
raktivitas, dan impulsivitas. Anak-anak
sebagai berikut :
hiperaktif memerlukan suatu layanan
dengan cara pemberian intervensi dengan
terapi
farmakologi
dikombinasikan
dengan terapi perilaku (behavior modification). Apabila anak hiperaktif tidak
mendapatkan layanan terapi yang adequate, maka anak tersebut di kemudian
hari akan berkembang ke arah kriminal,
suka mengutil barang, mencuri, mencoba
-coba narkoba, merusak property dan
cenderung berkembang ke arah problem
yang lain, yaitu cinduct disorder (CD).
Ciri yang paling mudah di kenali
bagi anak hyperaktif adalah anak akan
selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan sangat jarang untuk mampu
diam selama lebih kurang 5 menit hingga
10 menit guna melakukan suatu tugas
kegiatan yang diberikan gurunya. Oleh
karena itu,
di sekolah anak hiperaktif
“…Hyperactives child syndrome, typically a child with
this syndrome is continually in
motion, cannot concentrate for
more than a moment, acts and
speaks in impulse, is impatient
and easily upset. At home he is
constantly in trouble of his distracted, rarely finishes his work,
tend to clown and talk out of
turn in class and becomes labeled a discipline problems” (Alimin, 2013)
Ciri-ciri yang sangat nyata berdasarkan definisi tersebut bagi peserta didik
hiperaktif adalah sebagai berikut :
a. Selalu
berjalan-jalan memutari
ruang kelas dan tidak mau diam.
b. Sering mengganggu teman-teman
sekelasnya.
c. Suka berpindah-pindah dari satu
kegiatan ke kegiatan lainnya, sangat jarang untuk tinggal diam me-
nyelesaikan tugas sekolah dan
165 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
ry yang lemah.
paling lama tinggal diam di tem-
j. Tidak
pat duduknya sekitar 5 sampai 10
mampu
menulis
surat,
mengeja huruf dan berkesulitan
menit.
dalam surat menyurat.
d. Mempunyai kesulitan untuk ber-
k. Oleh karena sering menurutkan
konsentrasi dalam mengerjakan
kata hati (impulsiveness) mereka
tugas-tugas di sekolah.
sering mendapatkan kecelakaan
e. Sangat mudah berprilaku untuk
dan luka.
mengacau atau mengganggu.
f. Kurang memberi perhatian untuk
Kesulitan belajar anak hiperaktif
mendengarkan orang lain ber-
disebabkan pula adanya control diri yang
bicara.
kurang dan sering impulsive dalam setiap
g. Selalu mengalami kegagalan da-
kegiatan yang dilakukan, sangat mudah
lam melaksanakan tugas-tugas di
marah dan sering kali suka berkelahi.
sekolah.
Ada di antara mereka tidak suka ber-
h. Sulit mengikuti perintah atau
olahraga karena adanya kekakuan gerak
suruhan lebih dari satu pada saat
atau kecanggungan, namun perlu di catat
yang bersamaan.
bahwa tidak semua anak dengan hipe-
i. Mempunyai masalah belajar ham-
raktif mempunyai attention deficit disor-
pir di seluruh mata pelajaran, dan
der (ADD).
sering gagal di sekolah disebab-
Hubungan antara attention deficit disor-
kan inatensi dan masalah belajar
der, learning disability dan hyperactive
karena persepsi visual dan audito-
dapat dilihat pada diagram berikut :
Learning
disability
attention
deficit disor-
hyperactive
Bagan 2.2 Hubungan antar a attention deficit disorder, learning disability dan hyperactive
Kasus lainnya berkaitan dengan hipe-
seperti adanya inatensi, perilaku impul-
raktif antara lain, sebagai berikut : Anak
sive, frustasi dan rendahnya kemampuan
tunagrahita dapat juga mempunyai ke-
dalam bidang kognitif, pendekatan secara
lainan atau hendaya penyerta hiperaktif,
medis dalam kasus semacam ini men-
166 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
galamai pengobatan yang kurang efektif.
Sifat inatensi dan hiperaktif ter-
orang tua ABK kurang terlibat dalam
pemenuhan
kebutuhan
pembelajaran
dapat juga pada anak yang mempunyai
siswa ABK, sehingga penanganan ABK
seizure disorder. Anak dengan hendaya
sepenuhnya di tumpukan pada pembela-
pendengaran dapat juga mempunyai sifat
jaran yang ada di sekolah. Sedangkan di
hiperaktif atau problem perilaku lainnya.
SD Negeri Cangkuang 19 guru kelas un-
Problem ini disebabkan oleh kerusakan
tuk anak berkebutuhan khusus yang kelas
pada sebagian sel-sel saraf pada otak
lainnya masih membutuhkan pembinaan
atau adanya kesalahan diagnosis. Pada
karena belum meratanya pembinaan, da-
anak dengan kesulitan psikiatri dapat
lam pengembangan kurikulum masih ha-
dimungkinkan
hiperaktif
rus di kembangkan terutama dalam pem-
disebabkan oleh adanya perasaan tidak
buatan program pembelajaran individual.
aman pada dirinya atau salah mengenai
Manajemen pembelajaran inklusi di
tanggapan dirinya dan kurang responsiv-
SD Negeri Rahayu 6 yakni dari skill
itas terhadap orang lain.
kepala sekolah yang telah mengikuti pro-
C. SIMPULAN DAN SARAN
gram KKT yang di selenggarakan oleh
mempunyai
Berdasarkan deskripsi dan pembaha-
Universitas Pendidikan Indonesia di
san hasil penelitian Faktor pendukung
prakarsai oleh Dinas Pendidikan Provin-
penyelenggaraan pembelajaran pendidi-
si Jawa Barat, selain itu terdapat guru
kan inklusi di SD Negeri Rahayu 6 ban-
pamong
yak di antaranya melalui dukungan ke-
mendapatkan pembinaan dan mengikuti
bijakan pemerintah dari Dinas Pendidi-
berbagai
kan Provinsi dan Dinas Pendidikan Ka-
inklusi. di SD Negeri Rahayu 6 adalah
bupaten Bandung. Dalam pelaksanaan
tidak semua guru ramah dan mau mem-
pembelajaran ABK sudah di tangani oleh
buka diri serta membuka hati untuk ber-
guru yang sudah mendapatkan berbagai
interaksi dengan peserta didik berkebu-
pelatihan, pembiayaan penyelenggaraan
tuhan khusus, namun hal ini dapat di
pendidikan inklusi sudah terpisah dari
atasi dengan kemampuan manajerial dari
pembiayaan BOS reguler.
kepala
kelas
inklusi
perlombaan
sekolah
untuk
yang
telah
kependidikan
memberikan
Sedangkan di SD Negeri cangkuang
pengertian dan penyelenggaraan IHT
19 sebanyak 70% guru ramah terhadap
secara rutin di adakan di sekolah dengan
anak berkebutuhan khusus. faktor peng-
mengundang praktisi-praktisi yang berk-
hambat di SD Negeri Rahayu 6 yakni
ompeten di bidang pendidikan inklusi.
167 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
Sedangkan faktor pendukung dalam
jaran Individual di sekolah reguler dan
manajemen pembelajaran inklusi di SD
hal ini menjadi salah satu faktor peng-
Negeri Cangkuang 19 yakni terdapat
hambat untuk sekolah-sekolah dasar
guru yang berpendidikan Strata-2 yang
yang sudah di wajibkan untuk menerima
sedang
Anak Berkebutuhan Khusus.
melaksanakan
penelitian
pembelajaran
pendidikan
Perencana, pelaksana dan penilai da-
inklusi sehingga bisa lebih aplikatif da-
lam proses pembelajaran pendidikan
lam pembelajaran. Faktor penghambat
inklusi Peran serta GPK dalam pembela-
dalam manajemen pembelajaran inklusi
jaran pendidikan inklusi memang sangat
di SD Negeri Cangkuang 19 yakni pem-
diperlukan keeterlibatannya terutama da-
binaan guru pendidikan inklusi tidak
lam pembuatan program pembelajaran
merata dan beberapa guru masih belum
individual, meskipun dalam pelaksanaan
terbuka
pembelajaran GPK tidak turut langsung
mengenai
dan
ramah
terhadap
anak
berkebutuhan khusus.
menangani ABK. Perencanaan pembela-
Belum tersentuhnya pembinaan dari
jaran hendaknya di susun pada setiap
pengawas mengenai pembelajaran pen-
awal semester dimana dibentuknya tim
didikan inklusi. Dengan adanya Pera-
pengembang kurikulum dengan melibat-
turan Bupati No. 4 tahun 2004, kebijakan
kan GPK dan tim ahli lainnya dalam me-
penyelenggaraan pembelajaran pendidi-
nangani ABK dengan serius, selama ini
kan inklusi sudah dibentuk kelompok
penanganan ABK di sekolah dasar negeri
kerja (POKJA) pendidikan inklusi ting-
masih dirasa kurang maksimal.
kat Kabupaten Bandung namun masih
Keaktifan
kepala
sekolah
dan
dirasa kurang implikatif dalam pelaksa-
pengawas gugus dirasakan belum maksi-
naannya.
mal dalam pembelajaran pendidikan
Tingkat kecamatan masih kurang
inklusiterutama di SD Negeri Cangkuang
implikatif sehingga berdampak dalam
19, sedangkan kepala sekolah SD Negeri
pengadaan Guru Pendamping Khusus
Rahayu 6 sudah sangat memahami dalam
kurang mendapatkan respon yang pro-
pendidikan
gresif dari SLB sehingga berdampak pa-
pelaksanaan pembelajaran inklusi dapat
da pengelolaan pada tingkat satuan pen-
dijadikan sebagi rekomendasi penyeleng-
didikan khususnya pada sekolah-sekolah
garaan pendidikan inklusi. pemerataan
dasar reguler yang membutuhkan kontri-
pembinaan guru pamong inklusi masih
busi dalam pembuatan program pembela-
dirasakan kurang intensif sehingga hal
inklusi
168 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
sehingga
dalam
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
ini akan berpengaruh pada proses pem-
PKLK
Dikdas
belajaran ABK.
USAID.
Kemdikbud,
Guru kelas sebagai salah satu ujung
Kurniasanti, I. (2013). Panduan Teknis
tombak pembelajaran, pemerataan pem-
Pelaksanaan Pelatihan, Prosedur
binaan guru pamong inklusi masih
Operasional Standard an Modul
dirasakan kurang intensif sehingga hal
Pelatihan Pendidikan Inklusif Ber-
ini akan berpengaruh pada proses pem-
basis Sekolah, Kementrian Pen-
belajaran ABK. Selain itu hendaknya
didikan dan Kebudayaan Direktorat
harus memiliki skill dalam menangani
Jenderal
anak berkebutuhan khusus sehingga
Direktorat Pendidikan PKLK Dik-
proses
das: USAID.
pembelajaran
dapat
berjalan
Pendidikan
Dasar
sesuai dengan standar kompetensi lu-
Kustawan, Dedi. (2013). Pembelajaran
lusan yang diharapkan. Hal ini bisa dil-
Yang Ramah, Merancang Pem-
akukan dengan berkoordinasi dengan
belajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
kepala sekolah dan pengawas gugus ting-
Efektif
kat kecamatan apabila keterlibatan GPK
Sekolah Ramah Anak, Jakarta:
masih dirasa kurang memadai.
Luxima Metro Media.
D. DAFTAR PUSTAKA
Agus
Irawan
Moleong,
Sensus, M.Pd.
(2013)
Grand Desain Pendidikan Inklusif
& Menyenangkan Di
J.
Penelitian
(2010).
Kualitatif,
Metodologi
Bandung:
Alfabeta.
di Kabupaten Bandung, Satuan
Peraturan Menteri Republik Indonesia
Layanan Bimbingan Kemandirian
Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 7
Anak Tunagrahita.
PLB FIP UPI, (2009). Manajemen Pen-
Alimin, Z. (2013). Layanan Pendidikan
Inklusif bagi Pelatih, Jakarta: Save
the Children IKEA
Berkebutuhan
Khusus,
Sleman: Intan Sejati Klaten.
Helen
Keller
FIP UPI.
Internasional,
didikan Khusus dan layanan Khu-
sus Dikmen Direktorat Jendral
Pendidikan Menengah Kemendik-
(2013).
bud, (2012). peningkatan ualitas
Pelatihan Pendidikan Kekhususan
pembinaan pengelola rintisan
bagi Guru Pembimbing Khusus,
sekolah inklusif, Bandung.
Jakarta:
Direktorat
PLB
Workshop Direktorat Pembinaan Pen-
Delphie, Bandi. (2009). Pembelajaran
Anak
didikan Inklusif , Jakarta:
Pembinaan-
169 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
INCLUSIVE EDUCATION LEARNING IN ELEMENTARY SCHOOLS
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN INKLUSI PADA SEKOLAH DASAR
Oleh :
Lia Kurniawati
Politeknik Kridatama
Email : liakurniawati2610@gmail.com
Abstract. The learning process and the handling of Children with Special Needs (ABK)
grade inclusions pinned to the classroom teacher in several schools without teacher inclusion Special Assistants (GPK) the background for this thesis. Theoretically GPK still needed to be able to
assist the process of Teaching and Learning Activities (KBM) and according to researchers it will
have implications for the management of classroom learning the handling of children with special
needs and other students joined in the inclusive classroom. Special Advisors Teacher procurement
program has not been met and this is an obstacle. As a first step to determine the problem, the authors examined the inclusive learning management with or without Teacher Special Assistants
(GPK) in order to improve the service quality of education both in process and outcome. The implementation are not of cooperation team of child psychologists, pediatricians, neurologists, and
psychologists who can contribute greatly to the effectiveness of teaching children with special
needs. From the findings of the researchers in the field can provide recommendations that the liveliness of the school component can be improved by following IHT or KKT program organized by
the Department of Education so that the provincial level without any GPK implementation of inclusive education learning can be run in accordance with national education goals.
Keywords : Inclusive, Learning, Education, Teacher, GPK
Abstrak. Proses pembelajaran dan penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) kelas
inklusi ditumpukan kepada guru kelas pada beberapa sekolah inklusi tanpa Guru Pendamping Khusus (GPK) yang melatar belakangi penelitian tesis ini. Secara teoritis GPK tetap dibutuhkan untuk
dapat membantu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan menurut peneliti hal ini akan berimplikasi pada manajemen pembelajaran di kelas terhadap penanganan anak berkebutuhan khusus
maupun siswa lainnya yang tergabung dalam kelas inklusif. Pengadaan Guru Pembimbing Khusus
belum terpenuhi dan hal ini merupakan kendala. Sebagai langkah awal untuk mengetahui masalah
tersebut, penulis meneliti manajemen pembelajaran inklusif dengan atau tanpa Guru Pendamping
Khusus (GPK) guna meningkatkan layanan mutu pendidikan baik proses maupun hasil. belum terlaksananya kerjasama tim yang terdiri dari para ahli psikologi anak, dokter anak, dokter neurologi,
dan psikolog yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap efektifitas pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus. Dari hasil temuan dilapangan peneliti dapat memberikan rekomendasi bahwa keaktifan komponen sekolah dapat ditingkatkan dengan mengikuti IHT atau program KKT
yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan tingkat Provinsi sehingga tanpa GPK pun penyelenggaraan pembelajaran pendidikan inklusif dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Kata Kunci : Inklusi, Pembelajaran, Pendidikan, Guru, GPK
A. PENDAHULUAN
didikan Kabupaten Bandung belum bisa
Berdasarkan uraian program pem-
memberikan dampak yang optimal ter-
belajaran pada satuan pendidikan yang
hadap mutu layanan pendidikan, baik
menyelenggarakan pendidikan inklusif.
ditinjau dari mutu proses maupun hasil
Dinas pendidikan serta Kelompok Kerja
pembelajaran.
Inklusi yang di bentuk oleh Dinas Pen-
Beberapa Program dan kegiatan sekolah
157 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
yang dikembangkan dalam mengimple-
diselenggarakan sekolah guna optimal-
mentasikan pendidikan inklusif dian-
isasi proses dan hasil dalam bagi anak
taranya Penyediaan/pengangkatan Guru
yang memerlukan layanan khusus namun
Pembimbing Khusus, Kerjasama dengan
selama ini pembelajaran masih mengiku-
SLB dalam pengadaan Guru Pembimb-
ti
ing Khusus (GPK), Pelaksanaan pen-
penilaian pembelajaran secara regular
dampingan/pembimbingan guru kelas.
sehingga
1. Rumusan Masalah
pengembangan minat, bakat dan potensi
Peranan Guru Pendamping Khusus
perencanaan,
pelaksanaan
belum
maksimal
dan
dalam
dari ABK tersebut. (Keller, 2013)
(GPK) masih sangat di butuhkan dalam
membantu proses pembelajaran yang
Faktor-faktor
Kebijakaan-kebijakan layanan pendidikan
inklusi
Undang Undang Pendidikan Inklusi No. 70
tahun 2009
Manajemen Pengelolaan Pendidikan Inklusi
Proses Pembelajaran
Input: Anak
Berkebutuhan
Khusus (ABK)
Program :
Strategi :
Mengoptimalkan
mutu dan kualitas
layanan pendidikan inklusi untuk
menunjang
kegiatan belajar
mengajar melalui
Manajemen Pembelajaran Inklusi
Meningkatkan mutu
dan kualitas layanan
pendidikan inklusi
berbasis pengadaan
GPK dan pembinaan guru
pamong inklusi
ABK yang
tidak putus
sekolah
Out comes
ABK yang berprestasi
Masalah :
Tuntutan kedepan :
Peran Guru Pendamping
Khusus (GPK) yang masih
sangat di butuhkan dalam
proses pembelajaran
inklusi
Program pengadaan Guru Pendamping Khusus atau
program sejenis untuk memenuhi kebutuhan
dalam proses manajemen pembelajaran
Upaya untuk memaksimalkan layanan Pendidikan
Inklusi yang unggul dalam managemen pembelajaran inklusi.
158 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
2. Batasan masalah
perencanaan,
Mengingat luasnya aspek Manajemen pendidikan pembelajaran inklusi
maka penelitian ini membatasi pada
pembelajaran Inklusi dengan atau tanpa
Guru Pendamping Khusus (GPK) di SD
Negeri Rahayu 6 Kecamatan Marga Asih
dan SD Negeri Cangkuang 19 Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung.
Adapun tujuan pembatasan masalah ini
Memperoleh
gambaran
tentang
Perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi,
pelaksanaan,
Evaluasi,
faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dengan atau tanpa Guru Pen-
damping Khusus (GPK). Metode yang
dilakukan adalah penelitian lapangan
field research dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Pendekatan menggunakan
kualitatif dengan teknik Pengamatan
(Observasi),
Wawancara
(Interview),
Studi Dokumentasi.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
faktor pendukung dan faktor penghambat
Berdasar pada Permendiknas Nomor
manajemen pembelajaran dengan atau
41 tahun 2007 tentang standar proses un-
tanpa Guru Pendamping Khusus (GPK)
tuk satuan
serta program pembinaan guru kelas se-
menengah, bahwa standar proses berisi
bagai guru pamong inklusi di sekolah
kriteria minimal proses pembelajaran pa-
dasar yang sesuai dengan mutu proses
da satuan pendidikan dasar dan menen-
dan mutu hasil.
gah diseluruh wilayah hukum Negara
Diharapkan memberikan manfaat
pada komponen sekolah yaitu bagi siswa,
guru, kepala, sekolah dan pengawas.
Dengan asumsi guru kelas sebagai ujung
tombak pelaksanaan pembelajaran menjadi salah satu kajian menarik dari
sekolah reguler inklusi yang berada di
Kabupaten Bandung. Berhubung sekolah
inklusi belum pernah meluluskan siswa
serta masih terkendala dengan pengelolaan manajemen pembelajaran, maka
penelitian berfokus pada :
Kegiatan apa yang dilakukan dalam
pendidikan
dasar
dan
Kesatuan Republik Indonesia. Standar
proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan
pengawasan hasil pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Pada pendidikan inklusif dibutuhkan
instrument
input
memadai
sebagai
penunjang keberhasilan program inklusifitas. Salah satu diantaranya adalah
peran profesional dari Guru Pembimbing
Khusus
(GPK).
Guru
Pembimbing
Khusus (GPK) adalah guru yang ber-
159 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
tugas mendampingi di sekolah penye-
Selanjutnya
dalam
pendidikan
lenggara pendidikan inklusif dan mem-
inklusif diperlukan peran serta GPK se-
iliki
menangani
bagai center of education yang mempu-
khusus.
nyai tugas penting dalam pendamp-
kompetensi
siswa
dalam
berkebutuhan
ingan ABK. Jabaran mengenai tugas
(Kustawan, 2013)
Hal tersebut selaras dengan pern-
GPK dalam pendidikan inklusif terdapat
yataan dari Scott (1995) dalam Ali-
dalam Permendiknas No. 70. Tahun
min (2013) bahwa the success of the
2009, tugas dan tanggung jawab Guru
inclusive education
depends,
to
a
large extent, on the willingness and
the ability of teachers to make accommodations
special
bahwa
for
needs”.
individuals
Scott
with
menegaskan
kesuksesan pendidikan inklusif
tergantung pada besarnya keinginan dan
kemampuan guru dalam mengakomodasi
kebutuhan individu ABK.
Menurut Stainback,1980 dalam Irawan Sensus, 2013,
Pendidikan inklusif adalah sistem
layanan pendidikan yang mensyaratkan
anak berkebutuhan khusus belajar di
sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa
bersama
teman-teman
seusianya.
Sekolah
penyelenggara
pendidikan
inklusif adalah sekolah yang menampung
semua murid di kelas yang sama.
Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi
disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan setiap murid maupun bantuan
dan dukungan yang dapat diberikan oleh
para guru, agar anak-anak berhasil
Pembimbing Khusus (GPK) dalam pem-
belajaran pada pendidikan inklusif yang
meliputi:
(1)
merancang
dan
melaksanakan program kekhususan; (2)
melakukan proses identifikasi, assesmen
dan menyusun program pembelajaran
individual;
(3)
memodifikasi
bahan
ajar; (4) melakukan evaluasi program
pembelajaran
bersama
dan (5) membuat
guru
kelas;
laporan program
dan perkembangan anak berkebutuhan
khusus .
Pembelajaran Inklusi dalam Teori
Islam , Menuntut ilmu itu dihukumi
wajib karena merupakan perintah Tuhan
bagi hambanya yang bernama manusia
baik laki-laki maupun perempuan sesuai
dengan sabda Nabi Muhammad SAW
yang artinya: “Menuntut ilmu itu wajib
bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan” (HR. Bukhari Muslim). Termasuk kategori menuntut ilmu ialah diantaranya melalui proses pendidikan baik
formal, informal maupun nonformal.
Al-Qur’an Surat 43 Az-Zukhruf ayat
32 menyebutkan yang artinya “Allah te-
160 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
manusia
dengan SDM dari guru-guru yang
penghidupan mereka dalam kehidupan
telah mendapatkan pendidikan dan
dunia, dan Allah telah meninggikan seba-
pembinaan di bidang pendidikan
gian dari mereka atas sebagian yang lain
inklusi sehingga tidak heran jika
beberapa derajat agar sebagian mereka
sekolah ini selalu dijadikan maket
dapat
pembelajaran pendidikan inklusi di
lah
menentukan
saling
diantara
mengambil
(membutuhkan)”.
Firman
manfaat
Allah
ini
lingkungan kabupaten Bandung. Da-
menunjuk setiap kita haruslah berfungsi
lam
workshop
dan bermanfaat bagi makhluk lain
inklusi,
2013.
sekolah
rintisan
KKT
adalah
objek
Kewenangan Kompetensi Tambahan
penelitian dari SD Negeri Rahayu 6 dan
yang dinerdayakan dari sumber daya
SD Negeri Cangkuang 19 sebagai beri-
sekolah dan stake holder dengan
kut :
melibatkan masayarakat dan dinas
Deskripsi
1.
umum
mengenai
SD Negeri Rahayu 6, Sekolah yang
terkait.
sudah terakrediatasi A ini terletak di 2.
SD Negeri Cangkuang 19, terletak di
Jl. Terusan Permai 25 No. 2 Desa
Jalan Terusan Sayati Palasari Desa
Mekar Rahayu Kecamatan Mar-
Cangkuang Kulon Kecamatan Da-
gaasih Kabupaten Bandung.
yeuh Kolot Kabupaten Bandung.
Merupakan salah satu sekolah
Merupakan
SD
imbas
dari
pilot project pendidikan inklusi di
sekolah inti di satu gugus, dimana
Kabupaten Bandung, dengan mana-
dalam satu gugus tersebut terdapat 7
jemen pendidikan inklusi yang su-
(Tujuh ) SD.
dah tertata apik di bawah kepem-
nan kepala sekolah yang baru Ibu
impinan Hj. Tatis Sribudiarti, S. Pd.
Yeti Sumaryati H. S. Pd., diharapkan
yang telah mendapatkan program
sekolah ini mendapat pencerahan
pendidikan KKT dari dinas pendidi-
baru untuk peserta didik berkebu-
kan Provinsi Jawa Barat.
tuhan khusus dimana hal ini merupa-
Berbagai prestasi di raih dalam
bidang pendidikan inklusi
yang
Dibawah kepemimpi-
kan limpahan dari seleksi PPDB di
ke enam 6 lainnya.
anak-anak
Hal ini merupakan tantangan
berkebutuhan khusus dalam berbagai
baru untuk guru-guru di sekolah ter-
lomba kependidikan dan selalu me-
sebut
raih prestasi. Selain itu di imbangi
keterbatasan fasilitas sarana dan
mengikut
sertakan
dimana
161 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
dalam
segala
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
prasarana yang ada harus mendidik
seperti IHT dan keikutsertaan pendidikan
anak-Anak Berkebutuhan Khusus.
dan pelatihan yang diselenggarakan di-
Walaupun sekolah belum tera-
nas terkait. (Kurniasanti, 2013). Dengan
kreditasi ini, namun dengan penuh
keikutsertaan guru kelas dalam setiap
semangat
SD
program pendidikan dan pelatihan di-
tetap
harapkan tidak terjadi kendala dalam
melaksanakan pendidikan inklusi
pembuatan Program Pembelajaran Indi-
untuk
vidual untuk Anak Berkebutuhan Khu-
guru-guru
Cangkuang
19
ini
anak-anak
khusus dengan
di
berkebutuhan
kategori ringan
sus.
Sudut pandang yang kedua bahwa
seperti slow learner, disleksia, dis-
satuan pendidikan yang baru akan me-
grafia dan diskalkulia.
SD Negeri Rahayu 6 mempunyai
nyelenggarakan pembelajaran pendidi-
kendala dalam pengadaan Guru Pen-
kan inklusi memang memerlukan Guru
damping Khusus (GPK), namun ber-
Pendamping Khusus sebagai langkah
dasarkan hasil komunikasi dan pem-
awal dalam pendampingan peserta didik
binaan dari tim pokja inklusi Kabupaten
berkebutuhan khusus hal ini dibutuhkan
Bandung. Kepala Sekolah SD Negeri
keaktifan dari seluruh komponen sekolah
Rahayu 6 mengikuti program Kependidi-
terutama Kepala sekolah dan guru kelas
kan dan Kewenangan Tambahan (KKT)
sehingga akan berdampak pada pening-
dalam atas rekomendasi dari Dinas Pen-
katan pembelajaran ABK.
didikan
Provinsi
Jawa
Barat.
SD
Cangkuang 19 memiliki dua kelas membuat sekolah ini mengalami berbagai
hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran terutama dalam pembelajaran siswa
inklusif dan belum pernah meluluskan
siswa inklusif karena kendala SDM.
Dua sudut pandang mengenai kebutuhan Guru Pendamping Khusus (GPK)
pada sekolah inklusi yakni : Kebutuhan
program pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dapat di tutupi
dengan berbagai pelatihan guru kelas
Implikasi
digunakannya
3
jenis
kurikulum pada sekolah inklusif sistem
penilaian, instrumen penilaian, analisis
hasil penilaian, sistem laporan hasil
penilaian, serta simbol penghargaan hasil
penilaian, harus disesuaikan dengan jenis
kurikulum yang dipergunakan, Implikasi
penilaian berdasarkan kurikulum sebagai
berikut :
1.
Penilaian terhadap ABK ringan
yang mengikuti kurikulum umum/
reguler dapat menggunakan kriteria
penilaian reguler sepenuhnya.
162 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
2.
Penilaian terhadap ABK sedang
yang
menggunakan
modifikasi
sistem
menggunakan
3.
Terhadap ABK berat pada sekolah
kurikulum
inklusif yang menggunakan ku-
penilaiannya
rikulum yang diindividualisasikan,
perpaduan
antara
sistem penilaiannya menggunakan
sistem penilaian umum/reguler dan
norma penilaian individual yang
sistem penilaian individual.
didasarkan pada tingkat daya serap
yang didasarkan pada base line
Tabel 2.1 Ssasar an jenis kur ikulum dan implikasi sistem penilaian bagi anak
dengan gangguan intelektual
Sasara
n*)
Jenis
Kurikulu
m
Sistem
Penilaian
Instrume
n
Penilaian
Analisis
Sistem
Laporan
Kurikulum
umum/reguler
Mengikuti sistem
penilaian yang
berlaku di sekolah
reguler tersebut
Menggunakan
instrumen
penilaian yang
di tetapkan
pada Dinas
Pendidikan
setempat
Menggunakan
norma analisis
reguler yang
berlaku di
sekolah
tersebut
Menggunakan
sistem dan
format laporan
yang berlakudi
sekolah
tersebut
Siswa
umum/
reguler dan
tunagrahita
ringan
Kurikulum
umum/reguler
yang
dimodifikasi
Mengikuti sistem
penilaian yang
berlaku di sekolah
reguler tersebut
dengan modifikasi
isi.
Menggunakan
instrumen
penilaian dari
Dinas
Pendidikan
setempat yang
dimodifikasi
Menggunakan
norma reguler
yang berlaku
Menggunakan
format reguler
yang berlaku
Tunagrahita
sedang
Kurikulum
umum/reguler
yang
dimodifikasi
Mengikuti sistem
penilaian umum/
reguler, dengan
modifikasi isi dan
pelaksanaan
Menggunakan
instrumen
penilaian dari
Dinas
Pendidikan
setempat yang
dimodifikasi
Mengacu pada
norma reguler
dan norma
individual
Menggunakan
format reguler
yang berlaku,
delengkapi
dengan
deskripsi naratif
singkat
Tunagrahita
berat
Kurikulum yang
diindividualisasikan
Sistem penilaian
individual yang
didasarkan pada
standar base line
daya serap
Instrumen
khusus yang
dibuat oleh
sekolah
Mengacu pada
norma analisis
individual
Menggunakan
format
deskriptif
naratif
Siswa
umum/
reguler dan
siswa lambat
belajar
163 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
*) - Indikator berat ringannya ABK merujuk
ringannya
kualifikasi
peserta
didik
pada derajat kelainan yang disandang dan
ditentukan oleh tim ahli sekolah.
relefansinya dengan persentase kurikulum
Salah satu contoh profil ABK dengan ke-
umum yang dapat diikuti, Tingkat berat
lainan Hyperaktif Disorder :
KEMANDIRIAN
AKADEMIK
KELUARGA
Kemampuan di atas rata-rata
IQ 130
Tidak mampu menyelesaikan
tugas di hampir setiap
mata pelajaran
Jika tes, nilai di semua mata
pelajaran kurang
Diagnose : HPP/H & Autisme
Prestasi, hafal seluruh ibukota
provinsi di Indonesia
SOSIAL EMOSI
Anak ke- 3 dari 3 bersaudara
Ibu mempunyai masalah
yang sama dengan
Devis
Kondisi ekonomi cukup
Pekeerjaan ayah :
serabutan
Anak mampu pulang
sekolah sendiri
Sudah cukup mampu
menyiapkan keperluannya sendiri
Tidak mampu belajar
sendiri
Tidak mampu menolak ajakan teman
Devis
Ramah, setiap orang baru
ketemu selalu disapa
Mudah ngamuk
Tidak mau diam di tempat
Solidaritas terhadap teman
sangat tinggi
Egois
Sekolah Dasar Kelas
5
KESEHATAN
Kelahiran premature
Kebersihan diri cukup
baik
Anak tidak
menggunakan kacamata
Bagan 2.1 Profil ABK
1. Hyperactive (attention deficit dis-
yakit, tetapi suatu gejala atau symptoms
orders with hyperactive).
(Bathaw dan Parret, 1986:261 dalam
Hyperactive bukan merupakan pen-
PLB FIP UPI). Dimungkinkan terjadi
164 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
bahwa seorang anak mempunyai ke-
mendapatkan kesulitan untuk berkonsen-
lainan in atensi disorder dengan hipe-
trasi dalam tugas-tugasnya, selalu mudah
raktif (attention deficit disorder with hy-
bingung atau kacau pikirannya, tidak su-
peractive), symptoms terjadi disebabkan
ka memerhatikan perintah atau penjela-
oleh faktor-faktor antara lain : brain
san gurunya, selalu tidak berhasil dalam
damage, an emotional disturbance, a
melaksanakan
hearing deficit dan mental retardation.
sekolah, sangat sedikit sekali kemampu-
Dewasa ini banyak kalangan medis
an mengeja huruf dan tidak mampu un-
masih menyebut anak hiperaktif dengan
tuk meniru huruf-huruf (Rapport dan Is-
istilah attention deficit disorder (ADD).
mond, 1984 dalam Bandi:2009)
Gejala-gejala kelainan dari anak
tugas-tugas
Definisi
mengenai
pekerjaan
hyperaktif
hiperaktif antara lain: intensi, hipe-
menurut Stewart dalam (Bandi : 2009)
raktivitas, dan impulsivitas. Anak-anak
sebagai berikut :
hiperaktif memerlukan suatu layanan
dengan cara pemberian intervensi dengan
terapi
farmakologi
dikombinasikan
dengan terapi perilaku (behavior modification). Apabila anak hiperaktif tidak
mendapatkan layanan terapi yang adequate, maka anak tersebut di kemudian
hari akan berkembang ke arah kriminal,
suka mengutil barang, mencuri, mencoba
-coba narkoba, merusak property dan
cenderung berkembang ke arah problem
yang lain, yaitu cinduct disorder (CD).
Ciri yang paling mudah di kenali
bagi anak hyperaktif adalah anak akan
selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan sangat jarang untuk mampu
diam selama lebih kurang 5 menit hingga
10 menit guna melakukan suatu tugas
kegiatan yang diberikan gurunya. Oleh
karena itu,
di sekolah anak hiperaktif
“…Hyperactives child syndrome, typically a child with
this syndrome is continually in
motion, cannot concentrate for
more than a moment, acts and
speaks in impulse, is impatient
and easily upset. At home he is
constantly in trouble of his distracted, rarely finishes his work,
tend to clown and talk out of
turn in class and becomes labeled a discipline problems” (Alimin, 2013)
Ciri-ciri yang sangat nyata berdasarkan definisi tersebut bagi peserta didik
hiperaktif adalah sebagai berikut :
a. Selalu
berjalan-jalan memutari
ruang kelas dan tidak mau diam.
b. Sering mengganggu teman-teman
sekelasnya.
c. Suka berpindah-pindah dari satu
kegiatan ke kegiatan lainnya, sangat jarang untuk tinggal diam me-
nyelesaikan tugas sekolah dan
165 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
ry yang lemah.
paling lama tinggal diam di tem-
j. Tidak
pat duduknya sekitar 5 sampai 10
mampu
menulis
surat,
mengeja huruf dan berkesulitan
menit.
dalam surat menyurat.
d. Mempunyai kesulitan untuk ber-
k. Oleh karena sering menurutkan
konsentrasi dalam mengerjakan
kata hati (impulsiveness) mereka
tugas-tugas di sekolah.
sering mendapatkan kecelakaan
e. Sangat mudah berprilaku untuk
dan luka.
mengacau atau mengganggu.
f. Kurang memberi perhatian untuk
Kesulitan belajar anak hiperaktif
mendengarkan orang lain ber-
disebabkan pula adanya control diri yang
bicara.
kurang dan sering impulsive dalam setiap
g. Selalu mengalami kegagalan da-
kegiatan yang dilakukan, sangat mudah
lam melaksanakan tugas-tugas di
marah dan sering kali suka berkelahi.
sekolah.
Ada di antara mereka tidak suka ber-
h. Sulit mengikuti perintah atau
olahraga karena adanya kekakuan gerak
suruhan lebih dari satu pada saat
atau kecanggungan, namun perlu di catat
yang bersamaan.
bahwa tidak semua anak dengan hipe-
i. Mempunyai masalah belajar ham-
raktif mempunyai attention deficit disor-
pir di seluruh mata pelajaran, dan
der (ADD).
sering gagal di sekolah disebab-
Hubungan antara attention deficit disor-
kan inatensi dan masalah belajar
der, learning disability dan hyperactive
karena persepsi visual dan audito-
dapat dilihat pada diagram berikut :
Learning
disability
attention
deficit disor-
hyperactive
Bagan 2.2 Hubungan antar a attention deficit disorder, learning disability dan hyperactive
Kasus lainnya berkaitan dengan hipe-
seperti adanya inatensi, perilaku impul-
raktif antara lain, sebagai berikut : Anak
sive, frustasi dan rendahnya kemampuan
tunagrahita dapat juga mempunyai ke-
dalam bidang kognitif, pendekatan secara
lainan atau hendaya penyerta hiperaktif,
medis dalam kasus semacam ini men-
166 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
galamai pengobatan yang kurang efektif.
Sifat inatensi dan hiperaktif ter-
orang tua ABK kurang terlibat dalam
pemenuhan
kebutuhan
pembelajaran
dapat juga pada anak yang mempunyai
siswa ABK, sehingga penanganan ABK
seizure disorder. Anak dengan hendaya
sepenuhnya di tumpukan pada pembela-
pendengaran dapat juga mempunyai sifat
jaran yang ada di sekolah. Sedangkan di
hiperaktif atau problem perilaku lainnya.
SD Negeri Cangkuang 19 guru kelas un-
Problem ini disebabkan oleh kerusakan
tuk anak berkebutuhan khusus yang kelas
pada sebagian sel-sel saraf pada otak
lainnya masih membutuhkan pembinaan
atau adanya kesalahan diagnosis. Pada
karena belum meratanya pembinaan, da-
anak dengan kesulitan psikiatri dapat
lam pengembangan kurikulum masih ha-
dimungkinkan
hiperaktif
rus di kembangkan terutama dalam pem-
disebabkan oleh adanya perasaan tidak
buatan program pembelajaran individual.
aman pada dirinya atau salah mengenai
Manajemen pembelajaran inklusi di
tanggapan dirinya dan kurang responsiv-
SD Negeri Rahayu 6 yakni dari skill
itas terhadap orang lain.
kepala sekolah yang telah mengikuti pro-
C. SIMPULAN DAN SARAN
gram KKT yang di selenggarakan oleh
mempunyai
Berdasarkan deskripsi dan pembaha-
Universitas Pendidikan Indonesia di
san hasil penelitian Faktor pendukung
prakarsai oleh Dinas Pendidikan Provin-
penyelenggaraan pembelajaran pendidi-
si Jawa Barat, selain itu terdapat guru
kan inklusi di SD Negeri Rahayu 6 ban-
pamong
yak di antaranya melalui dukungan ke-
mendapatkan pembinaan dan mengikuti
bijakan pemerintah dari Dinas Pendidi-
berbagai
kan Provinsi dan Dinas Pendidikan Ka-
inklusi. di SD Negeri Rahayu 6 adalah
bupaten Bandung. Dalam pelaksanaan
tidak semua guru ramah dan mau mem-
pembelajaran ABK sudah di tangani oleh
buka diri serta membuka hati untuk ber-
guru yang sudah mendapatkan berbagai
interaksi dengan peserta didik berkebu-
pelatihan, pembiayaan penyelenggaraan
tuhan khusus, namun hal ini dapat di
pendidikan inklusi sudah terpisah dari
atasi dengan kemampuan manajerial dari
pembiayaan BOS reguler.
kepala
kelas
inklusi
perlombaan
sekolah
untuk
yang
telah
kependidikan
memberikan
Sedangkan di SD Negeri cangkuang
pengertian dan penyelenggaraan IHT
19 sebanyak 70% guru ramah terhadap
secara rutin di adakan di sekolah dengan
anak berkebutuhan khusus. faktor peng-
mengundang praktisi-praktisi yang berk-
hambat di SD Negeri Rahayu 6 yakni
ompeten di bidang pendidikan inklusi.
167 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
Sedangkan faktor pendukung dalam
jaran Individual di sekolah reguler dan
manajemen pembelajaran inklusi di SD
hal ini menjadi salah satu faktor peng-
Negeri Cangkuang 19 yakni terdapat
hambat untuk sekolah-sekolah dasar
guru yang berpendidikan Strata-2 yang
yang sudah di wajibkan untuk menerima
sedang
Anak Berkebutuhan Khusus.
melaksanakan
penelitian
pembelajaran
pendidikan
Perencana, pelaksana dan penilai da-
inklusi sehingga bisa lebih aplikatif da-
lam proses pembelajaran pendidikan
lam pembelajaran. Faktor penghambat
inklusi Peran serta GPK dalam pembela-
dalam manajemen pembelajaran inklusi
jaran pendidikan inklusi memang sangat
di SD Negeri Cangkuang 19 yakni pem-
diperlukan keeterlibatannya terutama da-
binaan guru pendidikan inklusi tidak
lam pembuatan program pembelajaran
merata dan beberapa guru masih belum
individual, meskipun dalam pelaksanaan
terbuka
pembelajaran GPK tidak turut langsung
mengenai
dan
ramah
terhadap
anak
berkebutuhan khusus.
menangani ABK. Perencanaan pembela-
Belum tersentuhnya pembinaan dari
jaran hendaknya di susun pada setiap
pengawas mengenai pembelajaran pen-
awal semester dimana dibentuknya tim
didikan inklusi. Dengan adanya Pera-
pengembang kurikulum dengan melibat-
turan Bupati No. 4 tahun 2004, kebijakan
kan GPK dan tim ahli lainnya dalam me-
penyelenggaraan pembelajaran pendidi-
nangani ABK dengan serius, selama ini
kan inklusi sudah dibentuk kelompok
penanganan ABK di sekolah dasar negeri
kerja (POKJA) pendidikan inklusi ting-
masih dirasa kurang maksimal.
kat Kabupaten Bandung namun masih
Keaktifan
kepala
sekolah
dan
dirasa kurang implikatif dalam pelaksa-
pengawas gugus dirasakan belum maksi-
naannya.
mal dalam pembelajaran pendidikan
Tingkat kecamatan masih kurang
inklusiterutama di SD Negeri Cangkuang
implikatif sehingga berdampak dalam
19, sedangkan kepala sekolah SD Negeri
pengadaan Guru Pendamping Khusus
Rahayu 6 sudah sangat memahami dalam
kurang mendapatkan respon yang pro-
pendidikan
gresif dari SLB sehingga berdampak pa-
pelaksanaan pembelajaran inklusi dapat
da pengelolaan pada tingkat satuan pen-
dijadikan sebagi rekomendasi penyeleng-
didikan khususnya pada sekolah-sekolah
garaan pendidikan inklusi. pemerataan
dasar reguler yang membutuhkan kontri-
pembinaan guru pamong inklusi masih
busi dalam pembuatan program pembela-
dirasakan kurang intensif sehingga hal
inklusi
168 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar
sehingga
dalam
Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017
ini akan berpengaruh pada proses pem-
PKLK
Dikdas
belajaran ABK.
USAID.
Kemdikbud,
Guru kelas sebagai salah satu ujung
Kurniasanti, I. (2013). Panduan Teknis
tombak pembelajaran, pemerataan pem-
Pelaksanaan Pelatihan, Prosedur
binaan guru pamong inklusi masih
Operasional Standard an Modul
dirasakan kurang intensif sehingga hal
Pelatihan Pendidikan Inklusif Ber-
ini akan berpengaruh pada proses pem-
basis Sekolah, Kementrian Pen-
belajaran ABK. Selain itu hendaknya
didikan dan Kebudayaan Direktorat
harus memiliki skill dalam menangani
Jenderal
anak berkebutuhan khusus sehingga
Direktorat Pendidikan PKLK Dik-
proses
das: USAID.
pembelajaran
dapat
berjalan
Pendidikan
Dasar
sesuai dengan standar kompetensi lu-
Kustawan, Dedi. (2013). Pembelajaran
lusan yang diharapkan. Hal ini bisa dil-
Yang Ramah, Merancang Pem-
akukan dengan berkoordinasi dengan
belajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
kepala sekolah dan pengawas gugus ting-
Efektif
kat kecamatan apabila keterlibatan GPK
Sekolah Ramah Anak, Jakarta:
masih dirasa kurang memadai.
Luxima Metro Media.
D. DAFTAR PUSTAKA
Agus
Irawan
Moleong,
Sensus, M.Pd.
(2013)
Grand Desain Pendidikan Inklusif
& Menyenangkan Di
J.
Penelitian
(2010).
Kualitatif,
Metodologi
Bandung:
Alfabeta.
di Kabupaten Bandung, Satuan
Peraturan Menteri Republik Indonesia
Layanan Bimbingan Kemandirian
Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 7
Anak Tunagrahita.
PLB FIP UPI, (2009). Manajemen Pen-
Alimin, Z. (2013). Layanan Pendidikan
Inklusif bagi Pelatih, Jakarta: Save
the Children IKEA
Berkebutuhan
Khusus,
Sleman: Intan Sejati Klaten.
Helen
Keller
FIP UPI.
Internasional,
didikan Khusus dan layanan Khu-
sus Dikmen Direktorat Jendral
Pendidikan Menengah Kemendik-
(2013).
bud, (2012). peningkatan ualitas
Pelatihan Pendidikan Kekhususan
pembinaan pengelola rintisan
bagi Guru Pembimbing Khusus,
sekolah inklusif, Bandung.
Jakarta:
Direktorat
PLB
Workshop Direktorat Pembinaan Pen-
Delphie, Bandi. (2009). Pembelajaran
Anak
didikan Inklusif , Jakarta:
Pembinaan-
169 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar