INCLUSIVE EDUCATION LEARNING IN ELEMENTARY SCHOOLS (PEMBELAJARAN PENDIDIKAN INKLUSI PADA SEKOLAH DASAR) | Kurniawati | EDUTECH 6152 17092 1 PB

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

INCLUSIVE EDUCATION LEARNING IN ELEMENTARY SCHOOLS
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN INKLUSI PADA SEKOLAH DASAR
Oleh :
Lia Kurniawati
Politeknik Kridatama
Email : liakurniawati2610@gmail.com

Abstract. The learning process and the handling of Children with Special Needs (ABK)
grade inclusions pinned to the classroom teacher in several schools without teacher inclusion Special Assistants (GPK) the background for this thesis. Theoretically GPK still needed to be able to
assist the process of Teaching and Learning Activities (KBM) and according to researchers it will
have implications for the management of classroom learning the handling of children with special
needs and other students joined in the inclusive classroom. Special Advisors Teacher procurement
program has not been met and this is an obstacle. As a first step to determine the problem, the authors examined the inclusive learning management with or without Teacher Special Assistants
(GPK) in order to improve the service quality of education both in process and outcome. The implementation are not of cooperation team of child psychologists, pediatricians, neurologists, and
psychologists who can contribute greatly to the effectiveness of teaching children with special
needs. From the findings of the researchers in the field can provide recommendations that the liveliness of the school component can be improved by following IHT or KKT program organized by
the Department of Education so that the provincial level without any GPK implementation of inclusive education learning can be run in accordance with national education goals.
Keywords : Inclusive, Learning, Education, Teacher, GPK
Abstrak. Proses pembelajaran dan penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) kelas

inklusi ditumpukan kepada guru kelas pada beberapa sekolah inklusi tanpa Guru Pendamping Khusus (GPK) yang melatar belakangi penelitian tesis ini. Secara teoritis GPK tetap dibutuhkan untuk
dapat membantu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan menurut peneliti hal ini akan berimplikasi pada manajemen pembelajaran di kelas terhadap penanganan anak berkebutuhan khusus
maupun siswa lainnya yang tergabung dalam kelas inklusif. Pengadaan Guru Pembimbing Khusus
belum terpenuhi dan hal ini merupakan kendala. Sebagai langkah awal untuk mengetahui masalah
tersebut, penulis meneliti manajemen pembelajaran inklusif dengan atau tanpa Guru Pendamping
Khusus (GPK) guna meningkatkan layanan mutu pendidikan baik proses maupun hasil. belum terlaksananya kerjasama tim yang terdiri dari para ahli psikologi anak, dokter anak, dokter neurologi,
dan psikolog yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap efektifitas pembelajaran Anak
Berkebutuhan Khusus. Dari hasil temuan dilapangan peneliti dapat memberikan rekomendasi bahwa keaktifan komponen sekolah dapat ditingkatkan dengan mengikuti IHT atau program KKT
yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan tingkat Provinsi sehingga tanpa GPK pun penyelenggaraan pembelajaran pendidikan inklusif dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Kata Kunci : Inklusi, Pembelajaran, Pendidikan, Guru, GPK

A. PENDAHULUAN

didikan Kabupaten Bandung belum bisa

Berdasarkan uraian program pem-

memberikan dampak yang optimal ter-

belajaran pada satuan pendidikan yang


hadap mutu layanan pendidikan, baik

menyelenggarakan pendidikan inklusif.

ditinjau dari mutu proses maupun hasil

Dinas pendidikan serta Kelompok Kerja

pembelajaran.

Inklusi yang di bentuk oleh Dinas Pen-

Beberapa Program dan kegiatan sekolah

157 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

yang dikembangkan dalam mengimple-


diselenggarakan sekolah guna optimal-

mentasikan pendidikan inklusif dian-

isasi proses dan hasil dalam bagi anak

taranya Penyediaan/pengangkatan Guru

yang memerlukan layanan khusus namun

Pembimbing Khusus, Kerjasama dengan

selama ini pembelajaran masih mengiku-

SLB dalam pengadaan Guru Pembimb-

ti

ing Khusus (GPK), Pelaksanaan pen-


penilaian pembelajaran secara regular

dampingan/pembimbingan guru kelas.

sehingga

1. Rumusan Masalah

pengembangan minat, bakat dan potensi

Peranan Guru Pendamping Khusus

perencanaan,

pelaksanaan

belum

maksimal


dan
dalam

dari ABK tersebut. (Keller, 2013)

(GPK) masih sangat di butuhkan dalam
membantu proses pembelajaran yang
Faktor-faktor





Kebijakaan-kebijakan layanan pendidikan
inklusi
Undang Undang Pendidikan Inklusi No. 70
tahun 2009
Manajemen Pengelolaan Pendidikan Inklusi


Proses Pembelajaran

Input: Anak
Berkebutuhan
Khusus (ABK)

Program :

Strategi :

Mengoptimalkan
mutu dan kualitas
layanan pendidikan inklusi untuk
menunjang
kegiatan belajar
mengajar melalui
Manajemen Pembelajaran Inklusi

Meningkatkan mutu
dan kualitas layanan

pendidikan inklusi
berbasis pengadaan
GPK dan pembinaan guru
pamong inklusi

ABK yang
tidak putus
sekolah

Out comes
ABK yang berprestasi

Masalah :

Tuntutan kedepan :

Peran Guru Pendamping
Khusus (GPK) yang masih
sangat di butuhkan dalam
proses pembelajaran

inklusi

Program pengadaan Guru Pendamping Khusus atau
program sejenis untuk memenuhi kebutuhan
dalam proses manajemen pembelajaran
Upaya untuk memaksimalkan layanan Pendidikan
Inklusi yang unggul dalam managemen pembelajaran inklusi.

158 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

2. Batasan masalah

perencanaan,

Mengingat luasnya aspek Manajemen pendidikan pembelajaran inklusi

maka penelitian ini membatasi pada
pembelajaran Inklusi dengan atau tanpa

Guru Pendamping Khusus (GPK) di SD
Negeri Rahayu 6 Kecamatan Marga Asih
dan SD Negeri Cangkuang 19 Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung.

Adapun tujuan pembatasan masalah ini
Memperoleh

gambaran

tentang

Perencanaan,

pelaksanaan,

evaluasi,

pelaksanaan,

Evaluasi,


faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dengan atau tanpa Guru Pen-

damping Khusus (GPK). Metode yang
dilakukan adalah penelitian lapangan
field research dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. Pendekatan menggunakan
kualitatif dengan teknik Pengamatan

(Observasi),

Wawancara

(Interview),

Studi Dokumentasi.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN

faktor pendukung dan faktor penghambat


Berdasar pada Permendiknas Nomor

manajemen pembelajaran dengan atau

41 tahun 2007 tentang standar proses un-

tanpa Guru Pendamping Khusus (GPK)

tuk satuan

serta program pembinaan guru kelas se-

menengah, bahwa standar proses berisi

bagai guru pamong inklusi di sekolah

kriteria minimal proses pembelajaran pa-

dasar yang sesuai dengan mutu proses

da satuan pendidikan dasar dan menen-

dan mutu hasil.

gah diseluruh wilayah hukum Negara

Diharapkan memberikan manfaat

pada komponen sekolah yaitu bagi siswa,
guru, kepala, sekolah dan pengawas.
Dengan asumsi guru kelas sebagai ujung
tombak pelaksanaan pembelajaran menjadi salah satu kajian menarik dari
sekolah reguler inklusi yang berada di

Kabupaten Bandung. Berhubung sekolah
inklusi belum pernah meluluskan siswa
serta masih terkendala dengan pengelolaan manajemen pembelajaran, maka
penelitian berfokus pada :
Kegiatan apa yang dilakukan dalam

pendidikan

dasar

dan

Kesatuan Republik Indonesia. Standar
proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan
pengawasan hasil pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Pada pendidikan inklusif dibutuhkan
instrument

input

memadai

sebagai

penunjang keberhasilan program inklusifitas. Salah satu diantaranya adalah
peran profesional dari Guru Pembimbing
Khusus

(GPK).

Guru

Pembimbing

Khusus (GPK) adalah guru yang ber-

159 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

tugas mendampingi di sekolah penye-

Selanjutnya

dalam

pendidikan

lenggara pendidikan inklusif dan mem-

inklusif diperlukan peran serta GPK se-

iliki

menangani

bagai center of education yang mempu-

khusus.

nyai tugas penting dalam pendamp-

kompetensi

siswa

dalam

berkebutuhan

ingan ABK. Jabaran mengenai tugas

(Kustawan, 2013)
Hal tersebut selaras dengan pern-

GPK dalam pendidikan inklusif terdapat

yataan dari Scott (1995) dalam Ali-

dalam Permendiknas No. 70. Tahun

min (2013) bahwa the success of the

2009, tugas dan tanggung jawab Guru

inclusive education

depends,

to

a

large extent, on the willingness and
the ability of teachers to make accommodations
special
bahwa

for

needs”.

individuals
Scott

with

menegaskan

kesuksesan pendidikan inklusif

tergantung pada besarnya keinginan dan

kemampuan guru dalam mengakomodasi
kebutuhan individu ABK.
Menurut Stainback,1980 dalam Irawan Sensus, 2013,
Pendidikan inklusif adalah sistem
layanan pendidikan yang mensyaratkan

anak berkebutuhan khusus belajar di
sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa
bersama

teman-teman

seusianya.

Sekolah

penyelenggara

pendidikan

inklusif adalah sekolah yang menampung
semua murid di kelas yang sama.

Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi
disesuaikan dengan kemampuan dan
kebutuhan setiap murid maupun bantuan
dan dukungan yang dapat diberikan oleh
para guru, agar anak-anak berhasil

Pembimbing Khusus (GPK) dalam pem-

belajaran pada pendidikan inklusif yang
meliputi:

(1)

merancang

dan

melaksanakan program kekhususan; (2)
melakukan proses identifikasi, assesmen
dan menyusun program pembelajaran
individual;

(3)

memodifikasi

bahan

ajar; (4) melakukan evaluasi program
pembelajaran

bersama

dan (5) membuat

guru

kelas;

laporan program

dan perkembangan anak berkebutuhan
khusus .
Pembelajaran Inklusi dalam Teori

Islam , Menuntut ilmu itu dihukumi
wajib karena merupakan perintah Tuhan
bagi hambanya yang bernama manusia
baik laki-laki maupun perempuan sesuai
dengan sabda Nabi Muhammad SAW
yang artinya: “Menuntut ilmu itu wajib

bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan” (HR. Bukhari Muslim). Termasuk kategori menuntut ilmu ialah diantaranya melalui proses pendidikan baik
formal, informal maupun nonformal.
Al-Qur’an Surat 43 Az-Zukhruf ayat

32 menyebutkan yang artinya “Allah te-

160 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

manusia

dengan SDM dari guru-guru yang

penghidupan mereka dalam kehidupan

telah mendapatkan pendidikan dan

dunia, dan Allah telah meninggikan seba-

pembinaan di bidang pendidikan

gian dari mereka atas sebagian yang lain

inklusi sehingga tidak heran jika

beberapa derajat agar sebagian mereka

sekolah ini selalu dijadikan maket

dapat

pembelajaran pendidikan inklusi di

lah

menentukan

saling

diantara

mengambil

(membutuhkan)”.

Firman

manfaat
Allah

ini

lingkungan kabupaten Bandung. Da-

menunjuk setiap kita haruslah berfungsi

lam

workshop

dan bermanfaat bagi makhluk lain

inklusi,

2013.

sekolah

rintisan

KKT

adalah

objek

Kewenangan Kompetensi Tambahan

penelitian dari SD Negeri Rahayu 6 dan

yang dinerdayakan dari sumber daya

SD Negeri Cangkuang 19 sebagai beri-

sekolah dan stake holder dengan

kut :

melibatkan masayarakat dan dinas

Deskripsi

1.

umum

mengenai

SD Negeri Rahayu 6, Sekolah yang

terkait.

sudah terakrediatasi A ini terletak di 2.

SD Negeri Cangkuang 19, terletak di

Jl. Terusan Permai 25 No. 2 Desa

Jalan Terusan Sayati Palasari Desa

Mekar Rahayu Kecamatan Mar-

Cangkuang Kulon Kecamatan Da-

gaasih Kabupaten Bandung.

yeuh Kolot Kabupaten Bandung.

Merupakan salah satu sekolah

Merupakan

SD

imbas

dari

pilot project pendidikan inklusi di

sekolah inti di satu gugus, dimana

Kabupaten Bandung, dengan mana-

dalam satu gugus tersebut terdapat 7

jemen pendidikan inklusi yang su-

(Tujuh ) SD.

dah tertata apik di bawah kepem-

nan kepala sekolah yang baru Ibu

impinan Hj. Tatis Sribudiarti, S. Pd.

Yeti Sumaryati H. S. Pd., diharapkan

yang telah mendapatkan program

sekolah ini mendapat pencerahan

pendidikan KKT dari dinas pendidi-

baru untuk peserta didik berkebu-

kan Provinsi Jawa Barat.

tuhan khusus dimana hal ini merupa-

Berbagai prestasi di raih dalam
bidang pendidikan inklusi

yang

Dibawah kepemimpi-

kan limpahan dari seleksi PPDB di
ke enam 6 lainnya.

anak-anak

Hal ini merupakan tantangan

berkebutuhan khusus dalam berbagai

baru untuk guru-guru di sekolah ter-

lomba kependidikan dan selalu me-

sebut

raih prestasi. Selain itu di imbangi

keterbatasan fasilitas sarana dan

mengikut

sertakan

dimana

161 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

dalam

segala

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

prasarana yang ada harus mendidik

seperti IHT dan keikutsertaan pendidikan

anak-Anak Berkebutuhan Khusus.

dan pelatihan yang diselenggarakan di-

Walaupun sekolah belum tera-

nas terkait. (Kurniasanti, 2013). Dengan

kreditasi ini, namun dengan penuh

keikutsertaan guru kelas dalam setiap

semangat

SD

program pendidikan dan pelatihan di-

tetap

harapkan tidak terjadi kendala dalam

melaksanakan pendidikan inklusi

pembuatan Program Pembelajaran Indi-

untuk

vidual untuk Anak Berkebutuhan Khu-

guru-guru

Cangkuang

19

ini

anak-anak

khusus dengan

di

berkebutuhan
kategori ringan

sus.

Sudut pandang yang kedua bahwa

seperti slow learner, disleksia, dis-

satuan pendidikan yang baru akan me-

grafia dan diskalkulia.
SD Negeri Rahayu 6 mempunyai

nyelenggarakan pembelajaran pendidi-

kendala dalam pengadaan Guru Pen-

kan inklusi memang memerlukan Guru

damping Khusus (GPK), namun ber-

Pendamping Khusus sebagai langkah

dasarkan hasil komunikasi dan pem-

awal dalam pendampingan peserta didik

binaan dari tim pokja inklusi Kabupaten

berkebutuhan khusus hal ini dibutuhkan

Bandung. Kepala Sekolah SD Negeri

keaktifan dari seluruh komponen sekolah

Rahayu 6 mengikuti program Kependidi-

terutama Kepala sekolah dan guru kelas

kan dan Kewenangan Tambahan (KKT)

sehingga akan berdampak pada pening-

dalam atas rekomendasi dari Dinas Pen-

katan pembelajaran ABK.

didikan

Provinsi

Jawa

Barat.

SD

Cangkuang 19 memiliki dua kelas membuat sekolah ini mengalami berbagai
hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran terutama dalam pembelajaran siswa
inklusif dan belum pernah meluluskan
siswa inklusif karena kendala SDM.

Dua sudut pandang mengenai kebutuhan Guru Pendamping Khusus (GPK)
pada sekolah inklusi yakni : Kebutuhan
program pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dapat di tutupi
dengan berbagai pelatihan guru kelas

Implikasi

digunakannya

3

jenis

kurikulum pada sekolah inklusif sistem
penilaian, instrumen penilaian, analisis
hasil penilaian, sistem laporan hasil
penilaian, serta simbol penghargaan hasil
penilaian, harus disesuaikan dengan jenis
kurikulum yang dipergunakan, Implikasi
penilaian berdasarkan kurikulum sebagai
berikut :
1.

Penilaian terhadap ABK ringan
yang mengikuti kurikulum umum/
reguler dapat menggunakan kriteria
penilaian reguler sepenuhnya.

162 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

2.

Penilaian terhadap ABK sedang
yang

menggunakan

modifikasi

sistem

menggunakan

3.

Terhadap ABK berat pada sekolah

kurikulum

inklusif yang menggunakan ku-

penilaiannya

rikulum yang diindividualisasikan,

perpaduan

antara

sistem penilaiannya menggunakan

sistem penilaian umum/reguler dan

norma penilaian individual yang

sistem penilaian individual.

didasarkan pada tingkat daya serap
yang didasarkan pada base line

Tabel 2.1 Ssasar an jenis kur ikulum dan implikasi sistem penilaian bagi anak

dengan gangguan intelektual
Sasara
n*)

Jenis
Kurikulu
m

Sistem
Penilaian

Instrume
n
Penilaian

Analisis

Sistem
Laporan

Kurikulum
umum/reguler

Mengikuti sistem
penilaian yang
berlaku di sekolah
reguler tersebut

Menggunakan
instrumen
penilaian yang
di tetapkan
pada Dinas
Pendidikan
setempat

Menggunakan
norma analisis
reguler yang
berlaku di
sekolah
tersebut

Menggunakan
sistem dan
format laporan
yang berlakudi
sekolah
tersebut

Siswa
umum/
reguler dan
tunagrahita
ringan

Kurikulum
umum/reguler
yang
dimodifikasi

Mengikuti sistem
penilaian yang
berlaku di sekolah
reguler tersebut
dengan modifikasi
isi.

Menggunakan
instrumen
penilaian dari
Dinas
Pendidikan
setempat yang
dimodifikasi

Menggunakan
norma reguler
yang berlaku

Menggunakan
format reguler
yang berlaku

Tunagrahita
sedang

Kurikulum
umum/reguler
yang
dimodifikasi

Mengikuti sistem
penilaian umum/
reguler, dengan
modifikasi isi dan
pelaksanaan

Menggunakan
instrumen
penilaian dari
Dinas
Pendidikan
setempat yang
dimodifikasi

Mengacu pada
norma reguler
dan norma
individual

Menggunakan
format reguler
yang berlaku,
delengkapi
dengan
deskripsi naratif
singkat

Tunagrahita
berat

Kurikulum yang
diindividualisasikan

Sistem penilaian
individual yang
didasarkan pada
standar base line
daya serap

Instrumen
khusus yang
dibuat oleh
sekolah

Mengacu pada
norma analisis
individual

Menggunakan
format
deskriptif
naratif

Siswa
umum/
reguler dan
siswa lambat
belajar

163 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

*) - Indikator berat ringannya ABK merujuk

ringannya

kualifikasi

peserta

didik

pada derajat kelainan yang disandang dan

ditentukan oleh tim ahli sekolah.

relefansinya dengan persentase kurikulum

Salah satu contoh profil ABK dengan ke-

umum yang dapat diikuti, Tingkat berat

lainan Hyperaktif Disorder :

KEMANDIRIAN

AKADEMIK
KELUARGA

Kemampuan di atas rata-rata
IQ 130
Tidak mampu menyelesaikan
tugas di hampir setiap
mata pelajaran
Jika tes, nilai di semua mata
pelajaran kurang
Diagnose : HPP/H & Autisme
Prestasi, hafal seluruh ibukota
provinsi di Indonesia

SOSIAL EMOSI

Anak ke- 3 dari 3 bersaudara
Ibu mempunyai masalah
yang sama dengan
Devis
Kondisi ekonomi cukup
Pekeerjaan ayah :
serabutan

Anak mampu pulang
sekolah sendiri
Sudah cukup mampu
menyiapkan keperluannya sendiri
Tidak mampu belajar
sendiri
Tidak mampu menolak ajakan teman

Devis

Ramah, setiap orang baru
ketemu selalu disapa
Mudah ngamuk
Tidak mau diam di tempat
Solidaritas terhadap teman
sangat tinggi
Egois

Sekolah Dasar Kelas
5

KESEHATAN
Kelahiran premature
Kebersihan diri cukup
baik
Anak tidak
menggunakan kacamata

Bagan 2.1 Profil ABK
1. Hyperactive (attention deficit dis-

yakit, tetapi suatu gejala atau symptoms

orders with hyperactive).

(Bathaw dan Parret, 1986:261 dalam

Hyperactive bukan merupakan pen-

PLB FIP UPI). Dimungkinkan terjadi

164 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

bahwa seorang anak mempunyai ke-

mendapatkan kesulitan untuk berkonsen-

lainan in atensi disorder dengan hipe-

trasi dalam tugas-tugasnya, selalu mudah

raktif (attention deficit disorder with hy-

bingung atau kacau pikirannya, tidak su-

peractive), symptoms terjadi disebabkan

ka memerhatikan perintah atau penjela-

oleh faktor-faktor antara lain : brain

san gurunya, selalu tidak berhasil dalam

damage, an emotional disturbance, a

melaksanakan

hearing deficit dan mental retardation.

sekolah, sangat sedikit sekali kemampu-

Dewasa ini banyak kalangan medis

an mengeja huruf dan tidak mampu un-

masih menyebut anak hiperaktif dengan

tuk meniru huruf-huruf (Rapport dan Is-

istilah attention deficit disorder (ADD).

mond, 1984 dalam Bandi:2009)

Gejala-gejala kelainan dari anak

tugas-tugas

Definisi

mengenai

pekerjaan

hyperaktif

hiperaktif antara lain: intensi, hipe-

menurut Stewart dalam (Bandi : 2009)

raktivitas, dan impulsivitas. Anak-anak

sebagai berikut :

hiperaktif memerlukan suatu layanan
dengan cara pemberian intervensi dengan

terapi

farmakologi

dikombinasikan

dengan terapi perilaku (behavior modification). Apabila anak hiperaktif tidak
mendapatkan layanan terapi yang adequate, maka anak tersebut di kemudian
hari akan berkembang ke arah kriminal,

suka mengutil barang, mencuri, mencoba
-coba narkoba, merusak property dan
cenderung berkembang ke arah problem
yang lain, yaitu cinduct disorder (CD).
Ciri yang paling mudah di kenali
bagi anak hyperaktif adalah anak akan

selalu bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan sangat jarang untuk mampu
diam selama lebih kurang 5 menit hingga
10 menit guna melakukan suatu tugas
kegiatan yang diberikan gurunya. Oleh
karena itu,

di sekolah anak hiperaktif

“…Hyperactives child syndrome, typically a child with
this syndrome is continually in
motion, cannot concentrate for
more than a moment, acts and
speaks in impulse, is impatient
and easily upset. At home he is
constantly in trouble of his distracted, rarely finishes his work,
tend to clown and talk out of
turn in class and becomes labeled a discipline problems” (Alimin, 2013)
Ciri-ciri yang sangat nyata berdasarkan definisi tersebut bagi peserta didik
hiperaktif adalah sebagai berikut :
a. Selalu

berjalan-jalan memutari

ruang kelas dan tidak mau diam.
b. Sering mengganggu teman-teman
sekelasnya.
c. Suka berpindah-pindah dari satu
kegiatan ke kegiatan lainnya, sangat jarang untuk tinggal diam me-

nyelesaikan tugas sekolah dan

165 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

ry yang lemah.

paling lama tinggal diam di tem-

j. Tidak

pat duduknya sekitar 5 sampai 10

mampu

menulis

surat,

mengeja huruf dan berkesulitan

menit.

dalam surat menyurat.

d. Mempunyai kesulitan untuk ber-

k. Oleh karena sering menurutkan

konsentrasi dalam mengerjakan

kata hati (impulsiveness) mereka

tugas-tugas di sekolah.

sering mendapatkan kecelakaan

e. Sangat mudah berprilaku untuk

dan luka.

mengacau atau mengganggu.
f. Kurang memberi perhatian untuk

Kesulitan belajar anak hiperaktif

mendengarkan orang lain ber-

disebabkan pula adanya control diri yang

bicara.

kurang dan sering impulsive dalam setiap

g. Selalu mengalami kegagalan da-

kegiatan yang dilakukan, sangat mudah

lam melaksanakan tugas-tugas di

marah dan sering kali suka berkelahi.

sekolah.

Ada di antara mereka tidak suka ber-

h. Sulit mengikuti perintah atau

olahraga karena adanya kekakuan gerak

suruhan lebih dari satu pada saat

atau kecanggungan, namun perlu di catat

yang bersamaan.

bahwa tidak semua anak dengan hipe-

i. Mempunyai masalah belajar ham-

raktif mempunyai attention deficit disor-

pir di seluruh mata pelajaran, dan

der (ADD).

sering gagal di sekolah disebab-

Hubungan antara attention deficit disor-

kan inatensi dan masalah belajar

der, learning disability dan hyperactive

karena persepsi visual dan audito-

dapat dilihat pada diagram berikut :

Learning
disability

attention
deficit disor-

hyperactive

Bagan 2.2 Hubungan antar a attention deficit disorder, learning disability dan hyperactive
Kasus lainnya berkaitan dengan hipe-

seperti adanya inatensi, perilaku impul-

raktif antara lain, sebagai berikut : Anak

sive, frustasi dan rendahnya kemampuan

tunagrahita dapat juga mempunyai ke-

dalam bidang kognitif, pendekatan secara

lainan atau hendaya penyerta hiperaktif,

medis dalam kasus semacam ini men-

166 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

galamai pengobatan yang kurang efektif.
Sifat inatensi dan hiperaktif ter-

orang tua ABK kurang terlibat dalam
pemenuhan

kebutuhan

pembelajaran

dapat juga pada anak yang mempunyai

siswa ABK, sehingga penanganan ABK

seizure disorder. Anak dengan hendaya

sepenuhnya di tumpukan pada pembela-

pendengaran dapat juga mempunyai sifat

jaran yang ada di sekolah. Sedangkan di

hiperaktif atau problem perilaku lainnya.

SD Negeri Cangkuang 19 guru kelas un-

Problem ini disebabkan oleh kerusakan

tuk anak berkebutuhan khusus yang kelas

pada sebagian sel-sel saraf pada otak

lainnya masih membutuhkan pembinaan

atau adanya kesalahan diagnosis. Pada

karena belum meratanya pembinaan, da-

anak dengan kesulitan psikiatri dapat

lam pengembangan kurikulum masih ha-

dimungkinkan

hiperaktif

rus di kembangkan terutama dalam pem-

disebabkan oleh adanya perasaan tidak

buatan program pembelajaran individual.

aman pada dirinya atau salah mengenai

Manajemen pembelajaran inklusi di

tanggapan dirinya dan kurang responsiv-

SD Negeri Rahayu 6 yakni dari skill

itas terhadap orang lain.

kepala sekolah yang telah mengikuti pro-

C. SIMPULAN DAN SARAN

gram KKT yang di selenggarakan oleh

mempunyai

Berdasarkan deskripsi dan pembaha-

Universitas Pendidikan Indonesia di

san hasil penelitian Faktor pendukung

prakarsai oleh Dinas Pendidikan Provin-

penyelenggaraan pembelajaran pendidi-

si Jawa Barat, selain itu terdapat guru

kan inklusi di SD Negeri Rahayu 6 ban-

pamong

yak di antaranya melalui dukungan ke-

mendapatkan pembinaan dan mengikuti

bijakan pemerintah dari Dinas Pendidi-

berbagai

kan Provinsi dan Dinas Pendidikan Ka-

inklusi. di SD Negeri Rahayu 6 adalah

bupaten Bandung. Dalam pelaksanaan

tidak semua guru ramah dan mau mem-

pembelajaran ABK sudah di tangani oleh

buka diri serta membuka hati untuk ber-

guru yang sudah mendapatkan berbagai

interaksi dengan peserta didik berkebu-

pelatihan, pembiayaan penyelenggaraan

tuhan khusus, namun hal ini dapat di

pendidikan inklusi sudah terpisah dari

atasi dengan kemampuan manajerial dari

pembiayaan BOS reguler.

kepala

kelas

inklusi

perlombaan

sekolah

untuk

yang

telah

kependidikan

memberikan

Sedangkan di SD Negeri cangkuang

pengertian dan penyelenggaraan IHT

19 sebanyak 70% guru ramah terhadap

secara rutin di adakan di sekolah dengan

anak berkebutuhan khusus. faktor peng-

mengundang praktisi-praktisi yang berk-

hambat di SD Negeri Rahayu 6 yakni

ompeten di bidang pendidikan inklusi.

167 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

Sedangkan faktor pendukung dalam

jaran Individual di sekolah reguler dan

manajemen pembelajaran inklusi di SD

hal ini menjadi salah satu faktor peng-

Negeri Cangkuang 19 yakni terdapat

hambat untuk sekolah-sekolah dasar

guru yang berpendidikan Strata-2 yang

yang sudah di wajibkan untuk menerima

sedang

Anak Berkebutuhan Khusus.

melaksanakan

penelitian

pembelajaran

pendidikan

Perencana, pelaksana dan penilai da-

inklusi sehingga bisa lebih aplikatif da-

lam proses pembelajaran pendidikan

lam pembelajaran. Faktor penghambat

inklusi Peran serta GPK dalam pembela-

dalam manajemen pembelajaran inklusi

jaran pendidikan inklusi memang sangat

di SD Negeri Cangkuang 19 yakni pem-

diperlukan keeterlibatannya terutama da-

binaan guru pendidikan inklusi tidak

lam pembuatan program pembelajaran

merata dan beberapa guru masih belum

individual, meskipun dalam pelaksanaan

terbuka

pembelajaran GPK tidak turut langsung

mengenai

dan

ramah

terhadap

anak

berkebutuhan khusus.

menangani ABK. Perencanaan pembela-

Belum tersentuhnya pembinaan dari

jaran hendaknya di susun pada setiap

pengawas mengenai pembelajaran pen-

awal semester dimana dibentuknya tim

didikan inklusi. Dengan adanya Pera-

pengembang kurikulum dengan melibat-

turan Bupati No. 4 tahun 2004, kebijakan

kan GPK dan tim ahli lainnya dalam me-

penyelenggaraan pembelajaran pendidi-

nangani ABK dengan serius, selama ini

kan inklusi sudah dibentuk kelompok

penanganan ABK di sekolah dasar negeri

kerja (POKJA) pendidikan inklusi ting-

masih dirasa kurang maksimal.

kat Kabupaten Bandung namun masih

Keaktifan

kepala

sekolah

dan

dirasa kurang implikatif dalam pelaksa-

pengawas gugus dirasakan belum maksi-

naannya.

mal dalam pembelajaran pendidikan

Tingkat kecamatan masih kurang

inklusiterutama di SD Negeri Cangkuang

implikatif sehingga berdampak dalam

19, sedangkan kepala sekolah SD Negeri

pengadaan Guru Pendamping Khusus

Rahayu 6 sudah sangat memahami dalam

kurang mendapatkan respon yang pro-

pendidikan

gresif dari SLB sehingga berdampak pa-

pelaksanaan pembelajaran inklusi dapat

da pengelolaan pada tingkat satuan pen-

dijadikan sebagi rekomendasi penyeleng-

didikan khususnya pada sekolah-sekolah

garaan pendidikan inklusi. pemerataan

dasar reguler yang membutuhkan kontri-

pembinaan guru pamong inklusi masih

busi dalam pembuatan program pembela-

dirasakan kurang intensif sehingga hal

inklusi

168 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar

sehingga

dalam

Edutech, Tahun 16, Vol.16, No.2, Juni 2017

ini akan berpengaruh pada proses pem-

PKLK

Dikdas

belajaran ABK.

USAID.

Kemdikbud,

Guru kelas sebagai salah satu ujung

Kurniasanti, I. (2013). Panduan Teknis

tombak pembelajaran, pemerataan pem-

Pelaksanaan Pelatihan, Prosedur

binaan guru pamong inklusi masih

Operasional Standard an Modul

dirasakan kurang intensif sehingga hal

Pelatihan Pendidikan Inklusif Ber-

ini akan berpengaruh pada proses pem-

basis Sekolah, Kementrian Pen-

belajaran ABK. Selain itu hendaknya

didikan dan Kebudayaan Direktorat

harus memiliki skill dalam menangani

Jenderal

anak berkebutuhan khusus sehingga

Direktorat Pendidikan PKLK Dik-

proses

das: USAID.

pembelajaran

dapat

berjalan

Pendidikan

Dasar

sesuai dengan standar kompetensi lu-

Kustawan, Dedi. (2013). Pembelajaran

lusan yang diharapkan. Hal ini bisa dil-

Yang Ramah, Merancang Pem-

akukan dengan berkoordinasi dengan

belajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

kepala sekolah dan pengawas gugus ting-

Efektif

kat kecamatan apabila keterlibatan GPK

Sekolah Ramah Anak, Jakarta:

masih dirasa kurang memadai.

Luxima Metro Media.

D. DAFTAR PUSTAKA
Agus

Irawan

Moleong,

Sensus, M.Pd.

(2013)

Grand Desain Pendidikan Inklusif

& Menyenangkan Di

J.

Penelitian

(2010).
Kualitatif,

Metodologi
Bandung:

Alfabeta.

di Kabupaten Bandung, Satuan

Peraturan Menteri Republik Indonesia

Layanan Bimbingan Kemandirian

Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 7

Anak Tunagrahita.

PLB FIP UPI, (2009). Manajemen Pen-

Alimin, Z. (2013). Layanan Pendidikan
Inklusif bagi Pelatih, Jakarta: Save
the Children IKEA

Berkebutuhan

Khusus,

Sleman: Intan Sejati Klaten.
Helen

Keller

FIP UPI.

Internasional,

didikan Khusus dan layanan Khu-

sus Dikmen Direktorat Jendral
Pendidikan Menengah Kemendik-

(2013).

bud, (2012). peningkatan ualitas

Pelatihan Pendidikan Kekhususan

pembinaan pengelola rintisan

bagi Guru Pembimbing Khusus,

sekolah inklusif, Bandung.

Jakarta:

Direktorat

PLB

Workshop Direktorat Pembinaan Pen-

Delphie, Bandi. (2009). Pembelajaran

Anak

didikan Inklusif , Jakarta:

Pembinaan-

169 Pembelajaran Pendidikan Inklusi Pada Sekolah Dasar