Pengaruh Kafein Pada Coklat (Theobroma Cacao) Terhadap Waktu Reaksi Sederhana Pria Dewasa.
iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
PENGARUH KAFEIN PADA COKELAT (Theobroma Cacao) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA
Szzanurindah Viony Dewi, 2014
Pembimbing 1: Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF Pembimbing 2: Sri Utami Sugeng, Dra., M.kes.
Cokelat merupakan salah satu makanan yang digemari oleh berbagai tingkat usia baik anak-anak maupun dewasa. Kandungan kafein pada cokelat dapat mempengaruhi waktu reaksi sederhana.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kafein yang terkandung dalam cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa.
Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan memakai rancangan acak lengkap (RAL) dengan pretes dan postes. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang pria dewasa berumur 18-25 tahun. Dilakukan pengetesan waktu reaksi sederhana dan setelah 30 menit mengonsumsi cokelat sebanyak 50 gram kemudian dilakukan pengetesan kembali. Analisis data memakai uji “t” berpasangan (α = 0.05).
Hasil penelitian rerata waktu reaksi sederhana untuk warna merah, kuning, hijau dan biru dalam milidetik sebelum memakan cokelat adalah 202.233; 212.193;
(2)
v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
THE EFFECT OF CAFFEINE IN CHOCOLATE (Theobroma Cacao) IN ADULT HUMAN MALE’S SIMPLE REACTION TIME Szzanurindah Viony Dewi, 2014
Tutor 1: Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF Tutor 2: Sri Utami Sugeng, Dra., M.kes.
Chocolate is one of the most favorited food of all time. The content of Caffeine
in chocolate can affect simple reaction time.
The aim of this research was to determine the effect of caffeine contained within chocolate on adult human male’s simple reaction time.
Method of this research was quasi experimental with complete random design
(CRD) including pretest and posttest. The subjects of the experiment were 30 males ranging from 18 to 25 years old. Simple reaction time test were conducted before and 30 minutes after consuming 50 grams of chocolate. The data was analyzed
using paired ‘t’ test (α = 0.05).
The average results of simple reaction time for red, yellow, green and blue in
millisecond before eating chocolate were 202.233; 212.193; 217.533; 205.12 and after eating chocolate were 62.96; 77.207; 62.847; 69.933 which showed a significant shortened reaction time (p<0.01).
The conclusion of the research was that caffeine within chocolate (Theobroma
cacao) shortens adult human male’s simple reaction time.
(3)
viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 2
1.3. Maksud dan Tujuan ... 2
1.4. Manfaat Penelitian ... 2
1.4.1. Manfaat Akademis ... 2
1.4.2. Manfaat Praktis ... 3
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3
1.5.1. Kerangka Pemikiran ... 3
1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Waktu Reaksi ... 5
2.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Reaksi ... 6
2.1.2 Proses Pengolahan Rangsang Menjadi Respon dalam Sistem Saraf... ... 12
2.2. Cokelat … ... 17
(4)
ix Universitas Kristen Maranatha
2.2.2. Taksonomi Tanaman Cokelat ... 17
2.2.3. Jenis Cokelat ... 18
2.2.4. Kandungan Cokelat ... 18
2.2.4.1 Kafein ... 18
2.2.4.1.1 Struktur Kimia Kafein ... 18
2.2.4.1.2 Mekanisme Kerja Kafein ... 19
2.2.4.1.3 Efek Farmakodinamik Kafein ... 19
2.2.4.2 Theobromine ... 20
2.2.4.3 Feniletilamin ... 21
2.2.4.4 Anandamide ... 21
2.2.4.5 Vitamin dan Mineral ... 22
2.2.4.6 Antioksidan ... 22
2.2.5. Manfaat Cokelat ... 22
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 25
3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 25
3.2. Subjek Penelitian ... 25
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian... 26
3.4. Metodologi Penelitian ... 26
3.4.1. Desain Penelitian ... 26
3.4.2. Variabel Penelitian ... 26
3.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 27
3.4.4. Ukuran Sampel ... 27
3.5. Prosedur Kerja ... 28
3.6. Metode Analisis ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 31
4.1. Hasil Penelitian ... ... 31
4.2. Pembahasan …….. ... 32
4.3. Uji Hipotesis Penelitian ... 33
(5)
x Universitas Kristen Maranatha
4.3.2 Hipotesis Statistik ... 33
4.3.3 Hal-hal yang mendukung ... 34
4.3.4 Hal-hal yang tidak mendukung ... 34
4.3.5 Kesimpulan ... 34
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 35
5.1. Simpulan ... 35
5.2. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
LAMPIRAN ... 39
ASPEK ETIK PENELITIAN ... 45
(6)
xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Rerata waktu reaksi sederhana sebelum dan sesudah memakan cokelat ... 31 Tabel 4.1. Hasil pengolahan data waktu reaksi sederhana ... 31
(7)
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Hubungan waktu reaksi dengan intensitas rangsang ... 7
Gambar 2.2. Hubungan waktu reaksi dengan kewaspadaan ... 7
Gambar 2.3. Jaras pengelihatan ... 16
Gambar 2.4 Struktur Kimia Kafein ... 19
Gambar 2.5. Struktur Kimia Theobromine ... 21
Gambar 2.6. Struktur Kimia Feniletilamin ... 21
Gambar 2.7. Struktur Kimia Anandamide... 22
Gambar 4.1 Grafik rerata waktu reaksi sederhana (mdetik) pria dewasa untuk warna merah, kuning, hijau, dan biru saat sebelum dan sesudah memakan cokelat ... 32
(8)
xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Informed Consent Form... 39 Lampiran II. Lembar Kerja Pengukuran Waktu Reaksi Sederhana Sebelum dan Sesudah Memakan Cokelat ... 40 Lampiran III. Data Hasil Penelitian ... 41 Lampiran IV. Hasil Analisis Statistik Penelitian Perbandingan WRS Sebelum
dan Sesudah Memakan Cokelat ... 43 Lampiran V. Dokumentasi ... 44
(9)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Waktu reaksi adalah waktu di antara pemberian rangsang (stimulus) terhadap reseptor dan jawaban yang diberikan seseorang pada saat ia merasakan rangsangan tersebut (Houssay, 1955). Waktu reaksi dapat diasosiasikan dengan kewaspadaan. Kewaspadaan adalah kemampuan bereaksi secara sadar dan tepat terhadap rangsang atau stimulus adekuat yang diberikan (Sidharta, 2005). Hal ini berkaitan dengan psikologi serta fisiologi orang tersebut. Penurunan kewaspadaan dapat mengurangi kualitas kerja, bahkan dapat membahayakan diri pekerja (Anang, 2006).
Pada kegiatan tertentu, seperti mengemudi kendaraan bermotor, diperlukan respon yang cepat dan tepat dalam menghadapi suatu situasi. Contohnya, saat sedang berkendara dan lampu lalu lintas berwarna merah, pengemudi harus memberi respon yang sesuai yaitu dengan menginjak rem. Kewaspadaan yang rendah atau respon yang lambat dan tidak tepat dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Cokelat merupakan salah satu makanan yang mudah didapat dan digemari oleh berbagai kalangan dan berbagai tingkatan usia. Cokelat yang beredar di pasaran dapat berupa couverture, plain chocolate, cokelat susu, cokelat putih, cokelat hitam, dan minuman cokelat.
Cokelat yang berasal dari biji cocoa dari tanaman cokelat (Theobroma cacao), mengandung minyak lemak (oleum cacao), cocoa butter, dan senyawa alkaloid aktif yaitu theobromine dan kafein yang keduanya merupakan golongan
methylxantine. Selain itu, biji cocoa juga mengandung polifenol (Soegihardjo,
2012).
Cokelat hitam memiliki banyak dampak positif apabila dikonsumsi secara tepat. Cokelat hitam mengandung lemak yang tidak meningkatkan LDL. Cokelat juga mengandung antioksidan (fenol) dapat menghambat oksidasi LDL
(10)
(Yale-2 Universitas Kristen Maranatha New Haven Hospital). Efek lainnya adalah dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan fungsi endothelial, meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan aktivasi platelet, memodulasi fungsi imun, dan sebagai anti-inflamasi (Afoakwa EO, 2008).
Kurangnya penelitian mengenai efek positif konsumsi coklat selain sistem kardiovaskular, mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kafein pada cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
1.2. Identifikasi Masalah
Apakah kafein pada cokelat (Theobroma cacao) memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kafein pada cokelat (Theobroma cacao) dalam memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh cokelat terhadap pemendekan waktu reaksi pria dewasa, dalam hal ini adalah waktu reaksi sederhana.
(11)
3 Universitas Kristen Maranatha 1.4.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah, dengan mengonsumsi kafein yang terkandung dalam cokelat dapat meningkatkan kewaspadaan, khususnya pada pria dewasa.
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1. Kerangka Pemikiran
Waktu reaksi adalah waktu di antara pemberian rangsang (stimulus) terhadap reseptor dan jawaban yang diberikan seseorang pada saat ia merasakan rangsangan tersebut (Houssay, 1955). Waktu reaksi dibagi menjadi dua, waktu reaksi sederhana dan waktu reaksi majemuk.
Terjadinya respon yang disadari terhadap suatu rangsangan atau stimulus yang datang memerlukan proses sebagai berikut: stimulus atau rangsang yang datang akan diterima oleh reseptor, misalnya pada penglihatan. Dari reseptor impuls akan dihantarkan melalui serabut afferen atau sensoris menuju ke korteks serebri dan di sini terjadi pengolahan, dari korteks serebri melalui serabut efferent atau motoris yaitu traktus piramidalis menuju batang otak dan akan melalui formasio retikularis, kemudian menuju efektor dan terjadi respon. Formasio retikularis merupakan pusat kewaspadaan dimana terdapat pusat eksitasi dan pusat inhibisi. Bila pusat eksitasi dirangsang maka kewaspadaan akan meningkat, dan sebaliknya bila pusat inhibisi yang terangsang maka kewaspadaan akan menurun (Guyton dan Hall, 2006).
Cokelat akan memperpendek waktu reaksi karena memiliki kandungan alkaloid aktif yaitu methylxantine yang terdiri dari kafein dan theobromine yang merupakan antagonis kompetitif dari adenosin endogen. Kafein akan berikatan pada reseptor A1 dan reseptor A2A sehingga terjadi penurunan aktivitas adenosin. Hal ini menyebabkan peningkatan afinitas dopamin pada reseptor D2 yang akan
(12)
4 Universitas Kristen Maranatha mengaktivasi pusat eksitasi di Formatio Retikularis sehingga meningkatkan kewaspadaan dan menyebabkan pemendekan waktu reaksi sederhana.
1.5.2. Hipotesis Penelitian
Kafein pada cokelat (Theobroma cacao) memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
(13)
35 Universitas Kristen Maranatha BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kafein pada cokelat (Theobroma cacao) memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh memakan cokelat terhadap waktu reaksi dengan menggunakan bahan sediaan lain, misalnya minuman cokelat.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh memakan cokelat terhadap waktu reaksi dengan menggunakan rangsang lain, misalnya menggunakan rangsang suara dan taktil.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh memakan cokelat terhadap waktu reaksi dengan subjek penelitian wanita.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek samping dari penggunaan coklat.
(14)
PENGARUH KAFEIN PADA COKELAT (Theobroma Cacao)
TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA
THE EFFECT OF CAFFEINE IN CHOCOLATE
(Theobroma Cacao) IN ADULT HUMAN MALE’S SIMPLE
REACTION TIME
Szzanurindah Viony Dewi1, Pinandojo Djojosoewarno2, Sri Utami Sugeng3
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
2
Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
3
Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No.65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Cokelat merupakan salah satu makanan yang digemari oleh berbagai tingkat usia baik anak-anak maupun dewasa. Kandungan kafein pada cokelat dapat mempengaruhi waktu reaksi sederhana.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kafein yang terkandung dalam cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa.
Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan memakai rancangan acak lengkap (RAL) dengan pretes dan postes. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang pria dewasa berumur 18-25 tahun. Dilakukan pengetesan waktu reaksi sederhana dan setelah 30 menit mengonsumsi cokelat sebanyak 50 gram kemudian dilakukan pengetesan kembali. Analisis data memakai uji “t” berpasangan (α = 0.05).
Hasil penelitian rerata waktu reaksi sederhana untuk warna merah, kuning, hijau dan biru dalam milidetik sebelum memakan cokelat adalah 202.233; 212.193; 217.533; 205.12 dan sesudah memakan cokelat adalah 62.96; 77.207; 62.847; 69.933 yang menunjukkan pemendekan waktu reaksi dengan perbedaan sangat signifikan (p<0.01).
Kesimpulan penelitian ini adalah kafein pada cokelat (Theobroma cacao) memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
(15)
ABSTRACT
Chocolate is one of the most favorited food of all time. The content of Caffeine
in chocolate can affect simple reaction time.
The aim of this research was to determine the effect of caffeine contained within chocolate on adult human male’s simple reaction time.
Method of this research was quasi experimental with complete random design
(CRD) including pretest and posttest. The subjects of the experiment were 30 males ranging from 18 to 25 years old. Simple reaction time test were conducted before and 30 minutes after consuming 50 grams of chocolate. The data was
analyzed using paired ‘t’ test (α = 0.05).
The average results of simple reaction time for red, yellow, green and blue in
millisecond before eating chocolate were 202.233; 212.193; 217.533; 205.12 and after eating chocolate were 62.96; 77.207; 62.847; 69.933 which showed a significant shortened reaction time (p<0.01).
The conclusion of the research was that caffeine within chocolate (Theobroma
cacao) shortens adult human male’s simple reaction time.
(16)
Pendahuluan
Waktu reaksi adalah waktu di antara pemberian rangsang sampai timbul respon 1. Waktu reaksi dapat diasosiasikan dengan kewaspadaan. Kewaspadaan adalah kemampuan bereaksi secara sadar dan tepat terhadap rangsang atau stimulus adekuat yang diberikan2. Hal ini berkaitan dengan psikologi serta fisiologi orang tersebut. Penurunan kewaspadaan dapat mengurangi kualitas kerja, bahkan dapat membahayakan diri pekerja3.
Pada kegiatan tertentu, seperti mengemudi kendaraan bermotor, diperlukan respon yang cepat dan tepat dalam menghadapi suatu situasi. Contohnya, saat berkendara dan lampu lalu lintas berwarna merah, pengemudi harus memberi respon yang sesuai yaitu dengan menginjak rem. Kewaspadaan yang rendah atau respon yang lambat dan tidak tepat dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Cokelat merupakan salah satu makanan yang mudah didapat dan digemari oleh berbagai kalangan dan berbagai tingkatan usia. Cokelat
yang beredar di pasaran dapat berupa
couverture, plain chocolate, cokelat
susu, cokelat putih, cokelat hitam, dan minuman cokelat.
Cokelat berasal dari biji cocoa dari tanaman cokelat (Theobroma
cacao), mengandung minyak lemak
(oleum cacao), cocoa butter, dan senyawa alkaloid aktif yaitu
theobromine dan kafein yang keduanya merupakan golongan
methylxantine. Selain itu, biji cocoa
juga mengandung polifenol4.
Cokelat hitam memiliki banyak dampak positif apabila dikonsumsi secara tepat. Cokelat hitam mengandung lemak yang tidak meningkatkan LDL dan mengandung antioksidan (fenol) yang dapat menghambat oksidasi LDL5. Efek lainnya adalah dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan fungsi
endothelial, meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan
aktivasi platelet, memodulasi fungsi imun, dan sebagai anti-inflamasi6.
Kurangnya penelitian mengenai efek positif konsumsi coklat selain sistem kardiovaskular, mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kafein pada
(17)
cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kafein pada cokelat (Theobroma
cacao) dalam memperpendek waktu
reaksi sederhana pada pria dewasa.
Bahan dan Cara
Bahan uji yang digunakan adalah cokelat hitam dengan kadar cocoa 65% dan air mineral. Subjek penelitian yang dilibatkan adalah 30 orang pria dengan rentang usia 18-24 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Sehari sebelum dilakukan uji watu reaksi dan diberikan perlakuan, subjek penelitian tidak melakukan aktivitas fisik berat, istirahat dan tidur yang cukup, serta tidak mengkonsumsi makanan, minuman, maupun obat-obatan yang berefek stimulan atau depresan sistem saraf pusat karena dapat mempengaruhi waktu reaksi sederhana.
Pada hari pelaksanaan, tes dilakukan minimal dua jam sesudah makan makanan ringan dan empat jam sesudah makan makanan berat.
Subjek penelitian harus beristirahat duduk tenang selama 10 menit sebelum dilakukan tes awal (pre-test) waktu reaksi sederhana. Uji waktu reaksi sederhana dilakukan di Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Tes awal yang diukur berupa waktu reaksi sederhana sejak pemberian rangsang berupa cahaya warna merah, kuning, hijau, biru, hingga pemberian jawaban dalam milidetik.
Kemudian subjek penelitian mengonsumsi 50 gram cokelat hitam dengan kadar cacao 65% dan meminum air mineral untuk mempermudah penyerapan, dan ditunggu 30 menit lalu dilakukan uji akhir (post-test) waktu reaksi sederhana dengan rangsang dan cara yang sama dengan pre-test.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian pengaruh kafein pada cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa disajikan dalam tabel dibawah ini.
(18)
Tabel 1 Hasil dan Uji t Berpasangan Rerata Waktu Reaksi Sederhana (WRS) pada Pria Dewasa untuk Rangsang Cahaya Warna Merah, Kuning,
Hijau, dan Biru
Warna n Rerata WRS (detik) SD thit p
Sebelum Sesudah
Merah 30 0,20187 0,06334 0,103046 16,464 0,000** Kuning 30 0,21157 0,07784 0,123981 13,211 0,000** Hijau 30 0,21753 0,06285 0,119738 15,882 0,000** Biru 30 0,20495 0,07009 0,112984 14,619 0,000** Keterangan :
n : jumlah subjek penelitian ** : sangat signifikan (p<0,01)
Tabel 1 menunjukkan hasil rerata waktu reaksi sederhana terhadap rangsang cahaya warna merah, kuning, hijau, dan biru setelah mengonsumsi cokelat memendek dibandingkan sebelum mengonsumsi
cokelat. Hasil nilai p menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan antara waktu reaksi sederhana sebelum dan sesudah mengonsumsi cokelat.
Grafik 1 Grafik Perbandingan Rerata Waktu Reaksi Sederhana Warna Merah, Kuning, Hijau dan Biru Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Cokelat
0 50 100 150 200 250
Merah Kuning Hijau Biru
WRS Sebelum Memakan Cokelat
WRS Sesudah Memakan Cokelat
(19)
Pada grafik 1 dapat dilihat adanya perbedaan waktu reaksi sederhana sebelum dan sesudah subjek penelitian mengonsumsi cokelat. Hasil percobaan pengaruh kafein pada cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa menunjukkan waktu reaksi sederhana setelah mengonsumsi cokelat mengalami pemendekan dibanding sebelum mengonsumsi cokelat. Selisih rerata waktu reaksi sederhana sebelum dengan sesudah mengonsumsi cokelat terhadap rangsang cahaya warna merah sebesar 139,273 ms, warna kuning 134,986 ms, warna hijau 155,046 ms, dan warna biru 142,187 ms.
SIMPULAN
Dari penelitian ini diperoleh
simpulan bahwa cokelat
memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganong, W. F. 2002. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.
Jakarta: EGC.
2. Sidharta, P. 2005. Tata
Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat.
3. Anang, P. 2006. Perbandingan
Tingkat Kewaspadaan Serta Faktor yang Mempengaruhi Pada Sopir Truk Hauling Shift Siang dan Malam Kontraktor Tambang Batubara. http://eprints.ui.ac.id. 21 Desember 2013
4. Soegihardjo, C. 2012.
Farmakognosi. Jakarta: Citra aji
permana.
5. Anonim. 2010. Chocolate: Food
of The Gods.
http://www.ynhh.org/about-us/chocolate.aspx. diunduh: 21 Desember 2013
6. Afoakwa EO, M. 2008. Cocoa and chocolate consumption – Are there aphrodisiac and other benefits for human health?. South
African Journal of Clinical Nutrition. 21(3):107-113
(20)
PENGARUH KAFEIN PADA COKELAT (Theobroma Cacao)
TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA
THE EFFECT OF CAFFEINE IN CHOCOLATE
(Theobroma Cacao) IN ADULT HUMAN MALE’S SIMPLE
REACTION TIME
Szzanurindah Viony Dewi1, Pinandojo Djojosoewarno2, Sri Utami Sugeng3
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
2
Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
3
Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No.65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Cokelat merupakan salah satu makanan yang digemari oleh berbagai tingkat usia baik anak-anak maupun dewasa. Kandungan kafein pada cokelat dapat mempengaruhi waktu reaksi sederhana.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kafein yang terkandung dalam cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa.
Penelitian ini bersifat eksperimental semu dengan memakai rancangan acak lengkap (RAL) dengan pretes dan postes. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang pria dewasa berumur 18-25 tahun. Dilakukan pengetesan waktu reaksi sederhana dan setelah 30 menit mengonsumsi cokelat sebanyak 50 gram kemudian dilakukan pengetesan kembali. Analisis data memakai uji “t” berpasangan (α = 0.05).
Hasil penelitian rerata waktu reaksi sederhana untuk warna merah, kuning, hijau dan biru dalam milidetik sebelum memakan cokelat adalah 202.233; 212.193; 217.533; 205.12 dan sesudah memakan cokelat adalah 62.96; 77.207; 62.847; 69.933 yang menunjukkan pemendekan waktu reaksi dengan perbedaan sangat signifikan (p<0.01).
Kesimpulan penelitian ini adalah kafein pada cokelat (Theobroma cacao) memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
(21)
ABSTRACT
Chocolate is one of the most favorited food of all time. The content of Caffeine
in chocolate can affect simple reaction time.
The aim of this research was to determine the effect of caffeine contained within chocolate on adult human male’s simple reaction time.
Method of this research was quasi experimental with complete random design
(CRD) including pretest and posttest. The subjects of the experiment were 30 males ranging from 18 to 25 years old. Simple reaction time test were conducted before and 30 minutes after consuming 50 grams of chocolate. The data was
analyzed using paired ‘t’ test (α = 0.05).
The average results of simple reaction time for red, yellow, green and blue in
millisecond before eating chocolate were 202.233; 212.193; 217.533; 205.12 and after eating chocolate were 62.96; 77.207; 62.847; 69.933 which showed a significant shortened reaction time (p<0.01).
The conclusion of the research was that caffeine within chocolate (Theobroma
cacao) shortens adult human male’s simple reaction time.
(22)
Pendahuluan
Waktu reaksi adalah waktu di antara pemberian rangsang sampai timbul respon 1. Waktu reaksi dapat diasosiasikan dengan kewaspadaan. Kewaspadaan adalah kemampuan bereaksi secara sadar dan tepat terhadap rangsang atau stimulus adekuat yang diberikan2. Hal ini berkaitan dengan psikologi serta fisiologi orang tersebut. Penurunan kewaspadaan dapat mengurangi kualitas kerja, bahkan dapat membahayakan diri pekerja3.
Pada kegiatan tertentu, seperti mengemudi kendaraan bermotor, diperlukan respon yang cepat dan tepat dalam menghadapi suatu situasi. Contohnya, saat berkendara dan lampu lalu lintas berwarna merah, pengemudi harus memberi respon yang sesuai yaitu dengan menginjak rem. Kewaspadaan yang rendah atau respon yang lambat dan tidak tepat dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Cokelat merupakan salah satu makanan yang mudah didapat dan digemari oleh berbagai kalangan dan berbagai tingkatan usia. Cokelat
yang beredar di pasaran dapat berupa
couverture, plain chocolate, cokelat
susu, cokelat putih, cokelat hitam, dan minuman cokelat.
Cokelat berasal dari biji cocoa dari tanaman cokelat (Theobroma
cacao), mengandung minyak lemak
(oleum cacao), cocoa butter, dan senyawa alkaloid aktif yaitu
theobromine dan kafein yang keduanya merupakan golongan
methylxantine. Selain itu, biji cocoa
juga mengandung polifenol4.
Cokelat hitam memiliki banyak dampak positif apabila dikonsumsi secara tepat. Cokelat hitam mengandung lemak yang tidak meningkatkan LDL dan mengandung antioksidan (fenol) yang dapat menghambat oksidasi LDL5. Efek lainnya adalah dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan fungsi
endothelial, meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan
aktivasi platelet, memodulasi fungsi imun, dan sebagai anti-inflamasi6.
Kurangnya penelitian mengenai efek positif konsumsi coklat selain sistem kardiovaskular, mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kafein pada
(23)
cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kafein pada cokelat (Theobroma
cacao) dalam memperpendek waktu
reaksi sederhana pada pria dewasa.
Bahan dan Cara
Bahan uji yang digunakan adalah cokelat hitam dengan kadar cocoa 65% dan air mineral. Subjek penelitian yang dilibatkan adalah 30 orang pria dengan rentang usia 18-24 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Sehari sebelum dilakukan uji watu reaksi dan diberikan perlakuan, subjek penelitian tidak melakukan aktivitas fisik berat, istirahat dan tidur yang cukup, serta tidak mengkonsumsi makanan, minuman, maupun obat-obatan yang berefek stimulan atau depresan sistem saraf pusat karena dapat mempengaruhi waktu reaksi sederhana.
Pada hari pelaksanaan, tes dilakukan minimal dua jam sesudah makan makanan ringan dan empat jam sesudah makan makanan berat.
Subjek penelitian harus beristirahat duduk tenang selama 10 menit sebelum dilakukan tes awal (pre-test) waktu reaksi sederhana. Uji waktu reaksi sederhana dilakukan di Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Tes awal yang diukur berupa waktu reaksi sederhana sejak pemberian rangsang berupa cahaya warna merah, kuning, hijau, biru, hingga pemberian jawaban dalam milidetik.
Kemudian subjek penelitian mengonsumsi 50 gram cokelat hitam dengan kadar cacao 65% dan meminum air mineral untuk mempermudah penyerapan, dan ditunggu 30 menit lalu dilakukan uji akhir (post-test) waktu reaksi sederhana dengan rangsang dan cara yang sama dengan pre-test.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian pengaruh kafein pada cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa disajikan dalam tabel dibawah ini.
(24)
Tabel 1 Hasil dan Uji t Berpasangan Rerata Waktu Reaksi Sederhana (WRS) pada Pria Dewasa untuk Rangsang Cahaya Warna Merah, Kuning,
Hijau, dan Biru
Warna n Rerata WRS (detik) SD thit p
Sebelum Sesudah
Merah 30 0,20187 0,06334 0,103046 16,464 0,000** Kuning 30 0,21157 0,07784 0,123981 13,211 0,000** Hijau 30 0,21753 0,06285 0,119738 15,882 0,000** Biru 30 0,20495 0,07009 0,112984 14,619 0,000** Keterangan :
n : jumlah subjek penelitian ** : sangat signifikan (p<0,01)
Tabel 1 menunjukkan hasil rerata waktu reaksi sederhana terhadap rangsang cahaya warna merah, kuning, hijau, dan biru setelah mengonsumsi cokelat memendek dibandingkan sebelum mengonsumsi
cokelat. Hasil nilai p menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan antara waktu reaksi sederhana sebelum dan sesudah mengonsumsi cokelat.
Grafik 1 Grafik Perbandingan Rerata Waktu Reaksi Sederhana Warna Merah, Kuning, Hijau dan Biru Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Cokelat
0 50 100 150 200 250
Merah Kuning Hijau Biru
WRS Sebelum Memakan Cokelat
WRS Sesudah Memakan Cokelat
(25)
Pada grafik 1 dapat dilihat adanya perbedaan waktu reaksi sederhana sebelum dan sesudah subjek penelitian mengonsumsi cokelat. Hasil percobaan pengaruh kafein pada cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa menunjukkan waktu reaksi sederhana setelah mengonsumsi cokelat mengalami pemendekan dibanding sebelum mengonsumsi cokelat. Selisih rerata waktu reaksi sederhana sebelum dengan sesudah mengonsumsi cokelat terhadap rangsang cahaya warna merah sebesar 139,273 ms, warna kuning 134,986 ms, warna hijau 155,046 ms, dan warna biru 142,187 ms.
SIMPULAN
Dari penelitian ini diperoleh
simpulan bahwa cokelat
memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganong, W. F. 2002. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 20.
Jakarta: EGC.
2. Sidharta, P. 2005. Tata
Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat.
3. Anang, P. 2006. Perbandingan
Tingkat Kewaspadaan Serta Faktor yang Mempengaruhi Pada Sopir Truk Hauling Shift Siang dan Malam Kontraktor Tambang Batubara. http://eprints.ui.ac.id. 21 Desember 2013
4. Soegihardjo, C. 2012.
Farmakognosi. Jakarta: Citra aji
permana.
5. Anonim. 2010. Chocolate: Food
of The Gods.
http://www.ynhh.org/about-us/chocolate.aspx. diunduh: 21 Desember 2013
6. Afoakwa EO, M. 2008. Cocoa and chocolate consumption – Are there aphrodisiac and other benefits for human health?. South
African Journal of Clinical Nutrition. 21(3):107-113
(26)
36 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Afoakwa, M. 2008. Cocoa and Chocolate Consumption – Are There Aphrodisiac and Other Benefits for Human Health?. South African Journal of Clinical
Nutrition. 21(3):107-113
Afoakwa, M. 2010. Chocolate Science and Technology. United Kingdom: Wiley-Blackwell.
Amelinda, T. 2012. Pengaruh Coklat Hitam (Theobroma cacao) Terhadap
Kewaspadaan Pada Wanita Dewasa. Other Thesis, Universitas Kristen
Maranatha.
Anang, P. 2006. Perbandingan Tingkat Kewaspadaan Serta Faktor yang
Mempengaruhi Pada Sopir Truk Hauling Shift Siang dan Malam Kontraktor Tambang Batubara. http://eprints.ui.ac.id. 21 Desember 2013
Anonim. 2010. Chocolate: Food of The Gods. http://www.ynhh.org/about-us/chocolate.aspx. 21 Desember 2013
Anonim. 2014. Anandamide. http://en.wikipedia.org. 10 November 2014.
Baba, S., Osakabe, N., Kato, Y. 2007. Continuous Intake of Polyphenolic Compounds Containing Cocoa Powder Reduces LDL Oxidative Susceptibility and Has Beneficial Effects on Plasma HDL-Cholesterol Concentrations in Humans. American Journal of Clinical Nutrition, 85: 709–717.
Brebner, J. T., Welford, A. T. 1980. Reaction Times. New York: Academic Press.
Bruchhausen, F. V., Greiner, S., Hänsel, R., Heubl, G., Hager, H., Stahl-Biskup, E., et al. 1994. Hagers Handbuch der Pharmazeutischen Praxis. Auflage: Springer. p 943–954.
Daly, W. J., Fredholm, B. B. 2004. Coffee, Caffeine and Cognitive Performance. In Nehlig, A. Coffee, Tea, Chocolate, and The Brain. Florida: CRC Press
Duke, J. A. 1983. Handbook of Energy Crops. Unpublished
Duus, P. 1996. Diagnosis Topik Neurologi, Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala.. Jakarta: EGC.
(27)
37 Universitas Kristen Maranatha Fieandt, K. V., Hutahla, A., Kullberg, P., Saarl, K. 1956. Personal Tempo and
Phenomenal Time at Different Age Levels. Psychological Institute, University
of Helsinki.
Field, D. T., William, C. M., Buttler, L. T. 2011. Consumption of Cocoa Flavanols Result in an Acute Improvement in Visual and Cognitive Functions.
Journal of Physiology and Behavior.
Galton, F. 1899. On Instruments for (1) Testing Perception of Differences of Tint and for (2) Determining Reaction Time. Journal of the Anthropological
Institute. 19:27-29.
Ganong, W. F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC.
Guyton, A. C., Hall, J. E. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Pennsylvania: Elsevier Inc.
Houssay, B. A., Lewis, J. T., Orias, O., Menendez, E. B., Hug, E., Voglia, V. G., et al. 1955. Human Physiology. 2nd ed. New York: Mc Graw-Hill Book Company, Inc. p. 873.
Katzung, B. G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed. Mc Graw Hill Book Company, Inc.
Kosinski, R. J. 2008. A Literature Review on Reaction Time.
http://biae.clemson.edu. 17 Desember 2013.
Luce, R. D. 1986. Response Times: Their Role in Inferring Elementary Mental
Organization. New York: Oxford University Press.
Madangsai, A. R. 2012. Pengaruh Theobromine Coklat Terhadap Tekanan Darah
Normal Pria Dewasa. Other Thesis, Universitas Kristen Maranatha.
Mycek, M. J. 2005. Pharmacology. 3rd ed. Lippincott Williams & Wilkins.
Sidharta, P. 2005. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat.
Snel, J., Lorist, M. M., Tieges Z. 2004. Coffee, Caffeine and Cognitive
Performance. In Nehlig, A. Coffee, Tea, Chocolate, and The Brain. Florida:
(28)
38 Universitas Kristen Maranatha Soegihardjo, C. 2012. Farmakognosi. Jakarta: Citra aji permana.
Sutanto, A. L. 2005. Pengaruh Cokelat (Theobroma cacao Linn.) Terhadap
Waktu Reaksi Sederhana Pada Pria Dewasa. Other thesis, Universitas Kristen
Maranatha.
Tortora, G. J., Derrickson, B. 2012. Principles of Anatomy and Physiology. 13th ed. John Wiley & Sons, Inc.
Weinberg, B. A., Bealer, B.K. 2010. The Miracle of Caffeine. Jakarta: Penerbit Qanita
Welford, A. T. 1980. Choice Reaction Times: Basic Concepts. New York: Academic Press.
Woolson, R. F., Clarke, W. R. 2002. Statistical Method for the Analysis of
(1)
cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kafein pada cokelat (Theobroma cacao) dalam memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
Bahan dan Cara
Bahan uji yang digunakan adalah cokelat hitam dengan kadar cocoa 65% dan air mineral. Subjek penelitian yang dilibatkan adalah 30 orang pria dengan rentang usia 18-24 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Sehari sebelum dilakukan uji watu reaksi dan diberikan perlakuan, subjek penelitian tidak melakukan aktivitas fisik berat, istirahat dan tidur yang cukup, serta tidak mengkonsumsi makanan, minuman, maupun obat-obatan yang berefek stimulan atau depresan sistem saraf pusat karena dapat mempengaruhi waktu reaksi sederhana.
Pada hari pelaksanaan, tes dilakukan minimal dua jam sesudah makan makanan ringan dan empat jam sesudah makan makanan berat.
Subjek penelitian harus beristirahat duduk tenang selama 10 menit sebelum dilakukan tes awal (pre-test) waktu reaksi sederhana. Uji waktu reaksi sederhana dilakukan di Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Tes awal yang diukur berupa waktu reaksi sederhana sejak pemberian rangsang berupa cahaya warna merah, kuning, hijau, biru, hingga pemberian jawaban dalam milidetik.
Kemudian subjek penelitian mengonsumsi 50 gram cokelat hitam dengan kadar cacao 65% dan meminum air mineral untuk mempermudah penyerapan, dan ditunggu 30 menit lalu dilakukan uji akhir (post-test) waktu reaksi sederhana dengan rangsang dan cara yang sama dengan pre-test.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian pengaruh kafein pada cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa disajikan dalam tabel dibawah ini.
(2)
Tabel 1 Hasil dan Uji t Berpasangan Rerata Waktu Reaksi Sederhana (WRS) pada Pria Dewasa untuk Rangsang Cahaya Warna Merah, Kuning,
Hijau, dan Biru
Warna n Rerata WRS (detik) SD thit p
Sebelum Sesudah
Merah 30 0,20187 0,06334 0,103046 16,464 0,000** Kuning 30 0,21157 0,07784 0,123981 13,211 0,000** Hijau 30 0,21753 0,06285 0,119738 15,882 0,000** Biru 30 0,20495 0,07009 0,112984 14,619 0,000** Keterangan :
n : jumlah subjek penelitian ** : sangat signifikan (p<0,01)
Tabel 1 menunjukkan hasil rerata waktu reaksi sederhana terhadap rangsang cahaya warna merah, kuning, hijau, dan biru setelah mengonsumsi cokelat memendek dibandingkan sebelum mengonsumsi
cokelat. Hasil nilai p menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan antara waktu reaksi sederhana sebelum dan sesudah mengonsumsi cokelat.
Grafik 1 Grafik Perbandingan Rerata Waktu Reaksi Sederhana Warna Merah, Kuning, Hijau dan Biru Sebelum dan Sesudah Mengonsumsi Cokelat
0 50 100 150 200 250
Merah Kuning Hijau Biru
WRS Sebelum Memakan Cokelat
WRS Sesudah Memakan Cokelat
(3)
Pada grafik 1 dapat dilihat adanya perbedaan waktu reaksi sederhana sebelum dan sesudah subjek penelitian mengonsumsi cokelat. Hasil percobaan pengaruh kafein pada cokelat terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa menunjukkan waktu reaksi sederhana setelah mengonsumsi cokelat mengalami pemendekan dibanding sebelum mengonsumsi cokelat. Selisih rerata waktu reaksi sederhana sebelum dengan sesudah mengonsumsi cokelat terhadap rangsang cahaya warna merah sebesar 139,273 ms, warna kuning 134,986 ms, warna hijau 155,046 ms, dan warna biru 142,187 ms.
SIMPULAN
Dari penelitian ini diperoleh
simpulan bahwa cokelat
memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganong, W. F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC.
2. Sidharta, P. 2005. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat. 3. Anang, P. 2006. Perbandingan
Tingkat Kewaspadaan Serta Faktor yang Mempengaruhi Pada Sopir Truk Hauling Shift Siang dan Malam Kontraktor Tambang Batubara. http://eprints.ui.ac.id. 21 Desember 2013
4. Soegihardjo, C. 2012.
Farmakognosi. Jakarta: Citra aji permana.
5. Anonim. 2010. Chocolate: Food of The Gods.
http://www.ynhh.org/about-us/chocolate.aspx. diunduh: 21 Desember 2013
6. Afoakwa EO, M. 2008. Cocoa and chocolate consumption – Are there aphrodisiac and other benefits for human health?. South African Journal of Clinical Nutrition. 21(3):107-113
(4)
36 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Afoakwa, M. 2008. Cocoa and Chocolate Consumption – Are There Aphrodisiac and Other Benefits for Human Health?. South African Journal of Clinical Nutrition. 21(3):107-113
Afoakwa, M. 2010. Chocolate Science and Technology. United Kingdom: Wiley-Blackwell.
Amelinda, T. 2012. Pengaruh Coklat Hitam (Theobroma cacao) Terhadap Kewaspadaan Pada Wanita Dewasa. Other Thesis, Universitas Kristen Maranatha.
Anang, P. 2006. Perbandingan Tingkat Kewaspadaan Serta Faktor yang Mempengaruhi Pada Sopir Truk Hauling Shift Siang dan Malam Kontraktor Tambang Batubara. http://eprints.ui.ac.id. 21 Desember 2013
Anonim. 2010. Chocolate: Food of The Gods. http://www.ynhh.org/about-us/chocolate.aspx. 21 Desember 2013
Anonim. 2014. Anandamide. http://en.wikipedia.org. 10 November 2014.
Baba, S., Osakabe, N., Kato, Y. 2007. Continuous Intake of Polyphenolic Compounds Containing Cocoa Powder Reduces LDL Oxidative Susceptibility and Has Beneficial Effects on Plasma HDL-Cholesterol Concentrations in Humans. American Journal of Clinical Nutrition, 85: 709–717.
Brebner, J. T., Welford, A. T. 1980. Reaction Times. New York: Academic Press.
Bruchhausen, F. V., Greiner, S., Hänsel, R., Heubl, G., Hager, H., Stahl-Biskup, E., et al. 1994. Hagers Handbuch der Pharmazeutischen Praxis. Auflage: Springer. p 943–954.
Daly, W. J., Fredholm, B. B. 2004. Coffee, Caffeine and Cognitive Performance. In Nehlig, A. Coffee, Tea, Chocolate, and The Brain. Florida: CRC Press
Duke, J. A. 1983. Handbook of Energy Crops. Unpublished
Duus, P. 1996. Diagnosis Topik Neurologi, Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala.. Jakarta: EGC.
(5)
37 Universitas Kristen Maranatha
Fieandt, K. V., Hutahla, A., Kullberg, P., Saarl, K. 1956. Personal Tempo and Phenomenal Time at Different Age Levels. Psychological Institute, University of Helsinki.
Field, D. T., William, C. M., Buttler, L. T. 2011. Consumption of Cocoa Flavanols Result in an Acute Improvement in Visual and Cognitive Functions. Journal of Physiology and Behavior.
Galton, F. 1899. On Instruments for (1) Testing Perception of Differences of Tint and for (2) Determining Reaction Time. Journal of the Anthropological Institute. 19:27-29.
Ganong, W. F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC.
Guyton, A. C., Hall, J. E. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed.
Pennsylvania: Elsevier Inc.
Houssay, B. A., Lewis, J. T., Orias, O., Menendez, E. B., Hug, E., Voglia, V. G., et al. 1955. Human Physiology. 2nd ed. New York: Mc Graw-Hill Book
Company, Inc. p. 873.
Katzung, B. G. 2006. Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed. Mc Graw Hill Book Company, Inc.
Kosinski, R. J. 2008. A Literature Review on Reaction Time. http://biae.clemson.edu. 17 Desember 2013.
Luce, R. D. 1986. Response Times: Their Role in Inferring Elementary Mental Organization. New York: Oxford University Press.
Madangsai, A. R. 2012. Pengaruh Theobromine Coklat Terhadap Tekanan Darah Normal Pria Dewasa. Other Thesis, Universitas Kristen Maranatha.
Mycek, M. J. 2005. Pharmacology. 3rd ed. Lippincott Williams & Wilkins.
Sidharta, P. 2005. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat.
Snel, J., Lorist, M. M., Tieges Z. 2004. Coffee, Caffeine and Cognitive
Performance. In Nehlig, A. Coffee, Tea, Chocolate, and The Brain. Florida: CRC Press
(6)
38 Universitas Kristen Maranatha
Soegihardjo, C. 2012. Farmakognosi. Jakarta: Citra aji permana.
Sutanto, A. L. 2005. Pengaruh Cokelat (Theobroma cacao Linn.) Terhadap Waktu Reaksi Sederhana Pada Pria Dewasa. Other thesis, Universitas Kristen Maranatha.
Tortora, G. J., Derrickson, B. 2012. Principles of Anatomy and Physiology. 13th ed. John Wiley & Sons, Inc.
Weinberg, B. A., Bealer, B.K. 2010. The Miracle of Caffeine. Jakarta: Penerbit Qanita
Welford, A. T. 1980. Choice Reaction Times: Basic Concepts. New York: Academic Press.
Woolson, R. F., Clarke, W. R. 2002. Statistical Method for the Analysis of Biomedical Data. 2nd ed. New York: A John Wiley & Sons, Inc Publication.