HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TANGGUH DENGAN KEBAHAGIAAN PADA ANAK YATIM Hubungan Antara Kepribadian Tangguh Dengan Kebahagiaan Pada Anak YatimDi Panti Asuhan PAKYM.
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TANGGUH
DENGAN KEBAHAGIAAN PADA ANAK YATIM
DI PANTI ASUHAN PAKYM
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh :
DANAR WIYADI
F 100 060 155
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TANGGUH
DENGAN KEBAHAGIAAN PADA ANAK YATIM
DI PANTI ASUHAN PAKYM
Yang diajukan oleh:
DANAR WIYADI
F.100.060.155
Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
Dra. Hj. Kris Pujiatni, Psi
Tanggal, 23 Januari 2014
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TANGGUH
DENGAN KEBAHAGIAAN PADA ANAK YATIM
DI PANTI ASUHAN PAKYM
Yang Diajukan Oleh:
DANAR WIYADI
F.100.060.155
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal
23 Januari 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Dra. Hj. Kris Pujiatni, Psi
.........................................
Penguji Pendamping I
Dra. Wiwien Dinar Pratisti, M.Si, Psi
.........................................
Penguji Pendamping II
Achmad Dwityanto O, S.Psi, M.Si, Psi
.........................................
Surakarta, 23 Januari 2014
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
Dekan
Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si, Psi
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TANGGUH DENGAN
KEBAHAGIAAN PADA ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN PAKYM
Abstraksi
Kebahagiaan merupakan semacam perasaan mendalam yang membuat
seseorang merasa senang dan nyaman. Kebahagiaan menciptakan kegairahan dan
membangun energi yang positif. Sehingga dari energi positif tersebut diharapkan
anak yatim dapat tumbuh dan berkembang secara sehat jasmani serta rohaninya.
Tingkat kebahagiaan akan berbeda-beda bagi masing-masing individu dan salah satu
yang mempengaruhi kebahagiaan adalah kepribadian tangguh.
Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
kepribadian tangguh dengan kebahagiaan, sehingga penulis mengajukan hipotesis
bahwa ada hubungan positif antara kepribadian tangguh dengan kebahagiaan pada
anak yatim di Panti Asuhan Pakym, Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah
anak yatim di Panti Asuhan Pakym, Surakarta yang berjumlah 50 anak. Teknik
pengambilan sampel adalah Studi Populasi karena jumlah subjek anak yatim di panti
asuhan PAKYM Surakarta terbatas sehingga tidak memungkinkan diambilnya
sampel. Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap variabel-variabel penelitian
ada 2 macam alat ukur, yaitu : (1) skala kepribadian tangguh, dan (2) skala
kebahagiaan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product
moment.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien korelasi (rxy) = 0,364;
p = 0,009 (p < 0,01), yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara kepribadian tangguh dengan kebahagiaan. Semakin tinggi kepribadian
tangguh maka semakin tinggi kebahagiaan yang dialami oleh para anak yatim
PAKYM, sebaliknya semakin rendah tingkat kepribadian tangguh maka semakin
rendah pula kebahagiaan yang dialami oleh para anak yatim PAKYM. Rerata
empirik variabel kepribadian tangguh sebesar 73,420 dengan rerata hipotetik
sebesar 67,5. Jadi rerata empirik > rerata hipotetik yang berarti pada umumnya
kepribadian tangguh anak yatim PAKYM kategorisasinya sedang. rerata empirik
variabel kebahagiaan sebesar 73,499 dengan rerata hipotetik sebesar 70. Jadi
rerata empirik > rerata hipotetik yang berarti pada umumnya anak yatim PAKYM
mempunyai kebahagiaan yang juga sedang. Adapun sumbangan efektif (SE)
variabel kepribadian tangguh terhadap kebahagiaan yakni sebesar 13,3 %, berarti
ada 86,7 % faktor lain yang mempengaruhi kebahagiaan.
Kata kunci : kepribadian tangguh, kebahagiaan.
secara ekonomi dan pendidikan, juga
PENDAHULUAN
Panti
asuhan
merupakan
bertujuan
untuk
memberikan
lembaga yang menjamin kelangsungan
perkembangan
hidup, tumbuh kembang, perlindungan
dengan diberikannya lingkungan yang
dan hak-hak anak secara universal,
penuh kasih sayang. Dari lingkungan
yang telah di atur dalam Peraturan
yang penuh kasih sayang tersebut
Menteri Sosial Republik Indonesia
diharapkan salah satunya yakni para
Nomor
anak yatim merasakan kebahagiaan.
30/HUK/2011(Kementrian
mental
yang
sehat
2011).
Anak yatim di panti asuhan
mengatur
biasanya mulai ditampung dari usia
sosial
kanak-kanak hingga berada pada usia
pengasuhan anak dalam memberikan
remaja, dan akhirnya akan dilepas
jaminan bagi hak-hak anak yang berada
setelah dapat hidup mandiri. Sebagai
didalam asuhan lembaga kesejahteraan
seorang remaja yang tengah tumbuh
sosial anak, dalam hal ini Panti
tentunya anak yatim panti asuhan
Asuhan.
sangat menginginkan masa-masa indah
Sosial
Republik
Peraturan
Indonesia,
Menteri
lembaga
ini
kesejahteraan
Kata
“yatim”
berasal
dari
dalam kehidupan remajanya yang mana
bahasa arab, bentuk jamaknya adalah
hal
yatama atau aitam. Kata ini mencakup
kebahagiaan tersendiri. Seperti dialami
pengertian semua anak yang bapaknya
oleh Sobi bahwa dalam panti asuhan
telah meninggal. Anak yang tidak
dia menerima kasih sayang, suasana
memiliki salah satu orang tua lagi
kekerabatan dan keluarga/rumah yang
karena telah meninggal dunia ketika
diimpikannya
anak tersebut belum menginjak usia
bahagia serta dapat menikmati kembali
baligh (dewasa), baik kaya atau miskin,
saat-saat menjadi anak yang bisa
laki-laki
bermain dan bersekolah (Jaya, 2013).
atau
perempuan,
muslim
akan
mendatangkan
yang
membuat
dia
Rasa bahagia itu sendiri akan
maupun nonmuslim (Poerwadarminta,
2006).
dapat
Diselenggarakannya
itu
panti
dirasakan
individu
apabila
dan
diraih
individu
oleh
tersebut
asuhan bagi anak-anak yatim, selain
mampu merasakan kenikmatan, namun
memberikan penghidupan yang layak
kemampuan
1
merasakan
kenikmatan
akan tumbuh apabila ada rasa syukur.
menyebabkan remaja tidak mudah
Sehingga
tidak
untuk mempertahankan emosinya yang
mempunyai rasa syukur maka segala
positif sehingga sebagian besar kurang
hal yang diperoleh akan dirasakan
dapat mempertahankan rasa syukur,
selalu kurang dan hal itulah yang
dan di masa yang penuh krisis identitas
menyebabkan individu tidak dapat
tersebut
merasakan kebahagiaan. Dengan kata
kadangkala kurang dapat menerima
lain kebahagiaan merupakan kesiapan
kenyataan yang ada pada dirinya yang
diri
apabila
untuk
sebagaimana
individu
remaja
menerima
kenyataan
menyebabkan remaja merasa kurang
adanya,
sedangkan
bahagia.
individu yang paling tidak bahagia
adalah
menyebabkan
individu
yang
tidak
Penelitian yang dilakukan oleh
Fajarwati
bisa
(dalam
Pramesti,
2011)
menerima kenyataan yang ada pada
membuktikan bahwa remaja memiliki
dirinya (Sabil, 2013).
kecemasan, khawatir terhadap masa
Hanya saja pada masa remaja
depan, kelanjutan studi dan reaksi-
penuh
reaksi dari orang lain, berada dalam
pergolakan jiwa, mereka akan mudah
kesedihan masa sendiri dan terasing
terpengaruh, mudah emosional dan
dari kehidupan luar.
merupakan
mengalami
masa
yang
goncangan
(Gunarsa,
Apalagi bila remaja tersebut
1988). Seperti dikatakan oleh Santrock
merupakan anak yatim bahwa tidak
(2003) bahwa masa remaja merupakan
memiliki orang tua juga merupakan
masa krisis identitas dan mereka
kesedihan tersendiri, karena disaat
mengalami posisi yang ambigu. Hal
mengalami krisis identitas tersebut,
yang demikian menyebabkan remaja
anak yatim tidak mempunyai sandaran
menjadi tidak stabil, agresif, konflik
jiwa untuk berbagi dan tidak mendapat
antara sikap dan perilaku, kegoyahan
kasih sayang dari orang tuanya, tidak
emosional dan sensitif, terlalu cepat
mempunyai tempat untuk mengadukan
dan
segala permasalahan yang dihadapi,
gegabah
untuk
mengambil
tindakan yang ekstrim. Dari sifat
sehingga
remaja
mengurangi kebahagiaannya sebagai
yang
kegoyahan
mudah
emosional
mengalami
remaja.
tersebut
2
hal
tersebut
semakin
Kebahagiaan menurut Melwani
gejala fisik yang lebih sedikit, juga
(2011) adalah sebuah emosi, semacam
tingkat depresi yang lebih rendah
perasaan mendalam yang membuat
dalam
seseorang merasa senang dan nyaman.
individu yang tidak tangguh (Williams
Kebahagiaan menciptakan kegairahan
dalam Nevid, Rathus & Greene; 2005).
dan membangun energi yang positif.
Kobasa (dalam Nevid, Rathus &
Sehingga dari energi positif tersebut
Greene;
diharapkan anak yatim dapat tumbuh
individu yang tangguh lebih baik dalam
dan berkembang secara sehat jasmani
menangani
serta rohaninya.
menganggap
Namun
harapan
demikian,
sebuah
hadapi
walaupun
panti
menghadapi
2005)
daripada
menyatakan
stres
dan
bahwa
karena
mereka
yang
mereka
stresor
membuat
menarik
untuk
stres
kehidupan
menantang.
kepribadian
yatim tapi belum tentu hal tersebut
aksinya sebagai penopang melawan
tercapai, hal itu dikarenakan oleh
hal-hal negatif dan oleh karenanya
berbagai faktor. Salah satu faktor yang
dapat menyumbangkan kesejahteraan
menentukan
(Wiebe, 1991).
seseorang
juga
Pada
memberikan kebahagiaan kepada anak
kebahagiaan
tangguh
lebih
terlihat
atau
Kepribadian tangguh tersebut
disebut dengan hardiness (Sharma dan
dapat juga tergambar dari sikap anak
Malhotra, 2010). Menurut penelitian
yatim tersebut menghadapi masalah.
yang dilakukan oleh Sharma dan
Bagi
Malhotra (2010) ditemukan bahwa
kepribadian
variabel-variabel
merupakan tantangan, namun bagi
adalah
kepribadian
tangguh
kepribadian
yang
individu
yang
memiliki
tangguh,
masalah
mempengaruhi kebahagiaan seseorang
individu
adalah stabilitas emosi, ekstraversi,
kepribadian
kepribadian tangguh, serta faktor psiko
merupakan
sosial lainnya seperti internal locus of
ketidakbahagiaan.
control, agama dan dukungan sosial.
yang
Anak
tidak
memiliki
tangguh,
masalah
pemicu
panti
tangguh akan segera
Secara psikologis individu yang
yang
berkomitmen
tangguh cenderung lebih efektif dalam
untuk
mengatasi stres, mereka menunjukkan
permasalahan yang berkaitan dengan
3
tetap
asuhan
dari
menghadapi
segala
pengasuhan di panti asuhan, anak akan
yaitu skala kepribadian tangguhdan
mampu
mengendalikan
semua
skala kebahagiaan.
peristiwa
kehidupan
penuh
Teknik analisis yang digunakan
tekanan, serta anak akan menganggap
untuk menghubungkan antara skala
bahwa
kepribadian
yang
kondisinya
merupakan
tangguhdengan
skala
tantangan bagi dirinya untuk menuju ke
kebahagiaan pada anak yatim di Panti
kehidupan yang lebih baik.
Asuhan PAKYM menggunakan SPS
Berdasarkan
uraian
(seri program statistik) dengan analisis
diatas
product moment.
penulis memiliki harapan bahwa anak
yatim di panti asuhan yang memiliki
kepribadian tangguh akan merasakan
kebahagiaan.
Oleh
karena
HASIL DAN PEMBAHASAN
itu
Data
pertanyaan penelitian yang diajukan
dikumpulkan
oleh
skala.
penulis
adalah
apakah
ada
dalam
penelitian
dengan
ini
menggunakan
hubungan antara kepribadian tangguh
Sebelum analisa data dilakukan
dengan kebahagiaan pada anak yatim
dengan teknik analisis product moment,
di panti asuhan? Sehingga penulis
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
merumuskan
judul
yang meliputi uji normalitas sebaran
“Hubungan
Antara
penelitian
ini
Kepribadian
dan uji linearitas.
Tangguh Dengan Kebahagiaan Pada
Nilai koefisien korelasi (r)
Anak Yatim Di Panti Asuhan Pakym”.
sebesar0,364;
p
=
0,009
(p
<
0,01).Hasil tersebut menunjukkan ada
hubungan
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini
signifikan
positif
yang
antara
sangat
kepribadian
adalah semua anak yatim yang berada
tangguhdengan kebahagiaan. Semakin
di panti asuhan PAKYM Surakarta
tinggi
yang berjumlah 50anak.
tangguhmaka
.
Pengumpulan
kepribadian
semakin
dalam
tinggikebahagiaan yang dialami oleh
skala
para anak yatim PAKYM, sebaliknya
pengukuran psikologis. Ada dua skala
semakin rendah tingkat kepribadian
yang digunakan dalam penelitian ini,
tangguhmaka
penelitian
ini
data
tingkat
menggunakan
4
semakin
rendah
pulakebahagiaan yang dialami oleh
membawa kebahagiaan sebab individu
para anak yatim PAKYM, yang mana
yang tangguh akan dapat menerima
hal
sesuatu dalam langkah kehidupannya
tersebut
menunjukkan
bahwa
dan dapat menghandel segala sesuatu
hipotesis terbukti.
variabel
pada saat yang tepat. Bahkan dalam
kepribadian tangguh sebesar 73,420
kondisi yang penuh stress, mereka
dengan rerata hipotetik sebesar 67,5.
tidak merasakan kelemahan, tapi lebih
Jadi rerata empirik > rerata hipotetik
pada
yang
mempunyai pemahaman mengontrol
.Rerata
empirik
berarti
kepribadian
pada
tangguh
umumnya
anak
perasaan
bahwa
mereka
segala sesuatu yang lebih besar yang
yatim
dilakukan dan mengubah pandangan
PAKYM kategorisasinya sedang.
Adanya kepribadian tangguh
sebagai tantangan bahkan dibawah
yang sedang pada anak yatim PAKYM
lingkungan yang tidak cocok atau
Surakarta,
merugikan sekalipun.
karena
mereka
sudah
terbiasa menerima cobaan hidup yakni
Kebahagiaan merupakan tujuan
dengan kehilangan orang tua dan harus
hidup semua orang. Sedangkan tujuan
hidup mandiri di lingkungan panti
didirikannya panti asuhan anak yatim
asuhan.Kepribadian
yakni agar para anak yatim yang
tangguh
atau
hardinessdibutuhkan oleh para anak
tertampung
yatim PAKYM untuk menghubungkan
kebahagiaan, namun rasa bahagia itu
individu yang aktif dengan strategi
sendiri akan dapat dirasakan dan diraih
koping yang dipakai dalam mencari
oleh individu apabila individu tersebut
problem solving pada kejadian yang
mampu merasakan kenikmatan, dan
menimbulkan
kemampuan
stres
(Gentry
dan
Kobasa, 1984).
Pada
juga
dapat
merasakan
merasakan
kenikmatan
akan tumbuh apabila ada rasa syukur.
akhirnya
kepribadian
Menurut
(Sabil,
2013)
bahwa
tangguh yang sedang berpengaruh pula
kebahagiaan merupakan kesiapan diri
pada kebahagiaan yang sedang yang
untuk menerima keadaan sebagaimana
dialami oleh anak yatim PAKYM.
adanya, sedangkanindividu yang paling
Seperti dikatakan oleh Kobasa (1979)
tidak bahagia adalah individu yang
bahwa disposisi ketangguhan akan
5
tidak bisa menerima kenyataan yang
Kebahagiaan dengan kategori
ada pada dirinya.
sedang, yang dialami oleh anak yatim
Demikian yang terjadi pada anak
PAKYM terjadi karena sebagian dari
yatim panti asuhan PAKYM, apabila
mereka sudah menerima kenyataan
anak-anak tersebut mampu menerima
yang terjadi dan masih lumayan punya
kenyataan bahwa mereka sudah tidak
optimisme
punya orang tua dan harus tinggal di
mengingat bahwa yayasan akan tetap
panti asuhan, maka keadaan tersebut
menanggung
tidak
pendidikan mereka, sehingga masa lalu
begitu
mengurangi
kebahagiaannya,
namun
akan
masa
biaya
hidup
depan,
dan
justru
yang kelam dan kondisi tidak punya
kehidupan di panti asuhan akan tetap
orang tua tidak terlalu mengganggu
memberikan emosi yang positif, tetap
emosi positif mereka. Dengan kata lain
puas dengan masa lalunya, optimis
bahwa
terhadap masa depan, dan bahagia
rasakan terjadi karena mereka merasa
dengan keadaannya yang sekarang.
tegar terhadap kondisi yang ada. Dan
Seperti
ketegaran tersebut termasuk dalam
dikatakan
(2002)bahwa
mengalami
olehSeligman
kebahagiaan
emosi
positif
kebahagiaan
yang
mereka
kepribadian tangguh.
adalah
Berdasarkan
tentang
analisis
data
kepuasan akan masa lalu, optimistis
diketahui bahwa kepribadian tangguh
akan masa depan, kebahagiaan pada
berpengaruh
masa
kebahagiaan
dengan sumbangan efektifnya sebesar
merupakan faktor yang memanjangkan
13,3%, yang berarti masih ada faktor
usia, juga meningkatkan kesehatan.
lain
sekarang
dan
rerata
kebahagiaan
empirik
sebesar
sebesar
kebahagiaan,
86,7%
yang
mempengaruhi kebahagiaan.
Hal tersebut di atas ditunjukkan
dari
terhadap
Faktor-faktor
variabel
mempengaruhi
73,499dengan
lain
kebahagiaan
selain
rerata hipotetik sebesar 70. Jadi rerata
kepribadian
empirik > rerata hipotetik yang berarti
emosi, ekstraversi, dan kepribadian
pada umumnya anak yatim PAKYM
tangguh,internal locus of control,serta
mempunyai kebahagiaan yang sedang.
dukungan sosial.
6
tangguh
yang
yaitustabilitas
/news/120405164229/page/7
20/limit.html
Adapun kelemahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk
sampling,
Kementrian Sosial Republik Indonesia.
2011.
Standar
Nasional
Pengasuhan Untuk Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak
karena
pengambilan jumlah sampel kurang
maka menimbulkan keterbatasan
Kobasa, S.C. 1979. Stressful Life
Events, Personality and
Health : AprospectiveStudy.
Journal of Personality and
Social Psychology. 37,1-11.
generalisasi hasil penelitian.
2. Peranan
variabel
kepribadian
tangguh
terhadap
kebahagiaan
hanya
13,3%
sehingga
justru
Melwani, R. V. 2011.I Wanna be
Happy: 6 Langkah
MenujuKebahagiaan, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
kemungkinan pengaruh yang besar
terjadi akibat kontribusi variabel
lain,
seperti
stabilitas
emosi,
ekstraversi, dan internal locus of
Nevid, J.S., Rathus, S.A., &Greene, B.
2005. Psikologi Abnormal.
Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta
: Penerbit Erlangga.
control,serta dukungan sosial., dan
sebagainya,
karena
penelitian ini
tidak
analisis
melibatkan
Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus
Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
berbagai faktor tersebut.
Pramesti, A.R. 2011. Penyesuaian Diri
Remaja Tunanetra Dalam
Menghadapi
Lingkungan
Yang Baru. Skripsi. (Tidak
Diterbitkan).
Surakarta:
Fakultas Psikologi UMS.
DAFTAR PUSTAKA
Gentry, W. D., & Kobasa, S. C. 1984.
Social and psychological
resources mediating stressillness
relationship
in
humans. In W. D. Gentry
(Ed.),
Handbook
of
behavioral medicine. New
York: Guilford
Gunarsa,
Jaya,
Sabil, T. 2013. http://sabil-motivasiislami.blogspot.com/2013/03
/kebahagiaan-itu-apa-danseperti-apa.html.
1988. Psikologi Remaja.
Jakarta: BPK. Gunung Mulia
Santrock, J.W. 2003. Adolescence.
Perkembangan
Remaja.
Jakarta: Erlangga.
S.
2013.
http://www.jawaban.com/ind
ex.php/mobile/spiritual
/detail/id/9
Seligman,
7
M.E.P. 2002. Authentic
Happiness: Using the New
Positive
Psychology
to
Realize Your Potential for
Lasting Fulfillment. New
York: Free Press.
Sharma,
A, dan Malhotra, D.
2010.Social-Psychological
Correlates of Happiness in
Adolescents.
European
Journal of Social Sciences –
Volume 12, Number 4.
Wiebe, D.J. (1991). Hardiness and
stress moderation: A test of
proposed mechanisms. Journal
of Personality and Social
Psychology, 60: 89-90.
8
DENGAN KEBAHAGIAAN PADA ANAK YATIM
DI PANTI ASUHAN PAKYM
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh :
DANAR WIYADI
F 100 060 155
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TANGGUH
DENGAN KEBAHAGIAAN PADA ANAK YATIM
DI PANTI ASUHAN PAKYM
Yang diajukan oleh:
DANAR WIYADI
F.100.060.155
Telah disetujui untuk dipertahankan
di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
Dra. Hj. Kris Pujiatni, Psi
Tanggal, 23 Januari 2014
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TANGGUH
DENGAN KEBAHAGIAAN PADA ANAK YATIM
DI PANTI ASUHAN PAKYM
Yang Diajukan Oleh:
DANAR WIYADI
F.100.060.155
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal
23 Januari 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Dra. Hj. Kris Pujiatni, Psi
.........................................
Penguji Pendamping I
Dra. Wiwien Dinar Pratisti, M.Si, Psi
.........................................
Penguji Pendamping II
Achmad Dwityanto O, S.Psi, M.Si, Psi
.........................................
Surakarta, 23 Januari 2014
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
Dekan
Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si, Psi
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN TANGGUH DENGAN
KEBAHAGIAAN PADA ANAK YATIM DI PANTI ASUHAN PAKYM
Abstraksi
Kebahagiaan merupakan semacam perasaan mendalam yang membuat
seseorang merasa senang dan nyaman. Kebahagiaan menciptakan kegairahan dan
membangun energi yang positif. Sehingga dari energi positif tersebut diharapkan
anak yatim dapat tumbuh dan berkembang secara sehat jasmani serta rohaninya.
Tingkat kebahagiaan akan berbeda-beda bagi masing-masing individu dan salah satu
yang mempengaruhi kebahagiaan adalah kepribadian tangguh.
Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
kepribadian tangguh dengan kebahagiaan, sehingga penulis mengajukan hipotesis
bahwa ada hubungan positif antara kepribadian tangguh dengan kebahagiaan pada
anak yatim di Panti Asuhan Pakym, Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah
anak yatim di Panti Asuhan Pakym, Surakarta yang berjumlah 50 anak. Teknik
pengambilan sampel adalah Studi Populasi karena jumlah subjek anak yatim di panti
asuhan PAKYM Surakarta terbatas sehingga tidak memungkinkan diambilnya
sampel. Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap variabel-variabel penelitian
ada 2 macam alat ukur, yaitu : (1) skala kepribadian tangguh, dan (2) skala
kebahagiaan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product
moment.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien korelasi (rxy) = 0,364;
p = 0,009 (p < 0,01), yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara kepribadian tangguh dengan kebahagiaan. Semakin tinggi kepribadian
tangguh maka semakin tinggi kebahagiaan yang dialami oleh para anak yatim
PAKYM, sebaliknya semakin rendah tingkat kepribadian tangguh maka semakin
rendah pula kebahagiaan yang dialami oleh para anak yatim PAKYM. Rerata
empirik variabel kepribadian tangguh sebesar 73,420 dengan rerata hipotetik
sebesar 67,5. Jadi rerata empirik > rerata hipotetik yang berarti pada umumnya
kepribadian tangguh anak yatim PAKYM kategorisasinya sedang. rerata empirik
variabel kebahagiaan sebesar 73,499 dengan rerata hipotetik sebesar 70. Jadi
rerata empirik > rerata hipotetik yang berarti pada umumnya anak yatim PAKYM
mempunyai kebahagiaan yang juga sedang. Adapun sumbangan efektif (SE)
variabel kepribadian tangguh terhadap kebahagiaan yakni sebesar 13,3 %, berarti
ada 86,7 % faktor lain yang mempengaruhi kebahagiaan.
Kata kunci : kepribadian tangguh, kebahagiaan.
secara ekonomi dan pendidikan, juga
PENDAHULUAN
Panti
asuhan
merupakan
bertujuan
untuk
memberikan
lembaga yang menjamin kelangsungan
perkembangan
hidup, tumbuh kembang, perlindungan
dengan diberikannya lingkungan yang
dan hak-hak anak secara universal,
penuh kasih sayang. Dari lingkungan
yang telah di atur dalam Peraturan
yang penuh kasih sayang tersebut
Menteri Sosial Republik Indonesia
diharapkan salah satunya yakni para
Nomor
anak yatim merasakan kebahagiaan.
30/HUK/2011(Kementrian
mental
yang
sehat
2011).
Anak yatim di panti asuhan
mengatur
biasanya mulai ditampung dari usia
sosial
kanak-kanak hingga berada pada usia
pengasuhan anak dalam memberikan
remaja, dan akhirnya akan dilepas
jaminan bagi hak-hak anak yang berada
setelah dapat hidup mandiri. Sebagai
didalam asuhan lembaga kesejahteraan
seorang remaja yang tengah tumbuh
sosial anak, dalam hal ini Panti
tentunya anak yatim panti asuhan
Asuhan.
sangat menginginkan masa-masa indah
Sosial
Republik
Peraturan
Indonesia,
Menteri
lembaga
ini
kesejahteraan
Kata
“yatim”
berasal
dari
dalam kehidupan remajanya yang mana
bahasa arab, bentuk jamaknya adalah
hal
yatama atau aitam. Kata ini mencakup
kebahagiaan tersendiri. Seperti dialami
pengertian semua anak yang bapaknya
oleh Sobi bahwa dalam panti asuhan
telah meninggal. Anak yang tidak
dia menerima kasih sayang, suasana
memiliki salah satu orang tua lagi
kekerabatan dan keluarga/rumah yang
karena telah meninggal dunia ketika
diimpikannya
anak tersebut belum menginjak usia
bahagia serta dapat menikmati kembali
baligh (dewasa), baik kaya atau miskin,
saat-saat menjadi anak yang bisa
laki-laki
bermain dan bersekolah (Jaya, 2013).
atau
perempuan,
muslim
akan
mendatangkan
yang
membuat
dia
Rasa bahagia itu sendiri akan
maupun nonmuslim (Poerwadarminta,
2006).
dapat
Diselenggarakannya
itu
panti
dirasakan
individu
apabila
dan
diraih
individu
oleh
tersebut
asuhan bagi anak-anak yatim, selain
mampu merasakan kenikmatan, namun
memberikan penghidupan yang layak
kemampuan
1
merasakan
kenikmatan
akan tumbuh apabila ada rasa syukur.
menyebabkan remaja tidak mudah
Sehingga
tidak
untuk mempertahankan emosinya yang
mempunyai rasa syukur maka segala
positif sehingga sebagian besar kurang
hal yang diperoleh akan dirasakan
dapat mempertahankan rasa syukur,
selalu kurang dan hal itulah yang
dan di masa yang penuh krisis identitas
menyebabkan individu tidak dapat
tersebut
merasakan kebahagiaan. Dengan kata
kadangkala kurang dapat menerima
lain kebahagiaan merupakan kesiapan
kenyataan yang ada pada dirinya yang
diri
apabila
untuk
sebagaimana
individu
remaja
menerima
kenyataan
menyebabkan remaja merasa kurang
adanya,
sedangkan
bahagia.
individu yang paling tidak bahagia
adalah
menyebabkan
individu
yang
tidak
Penelitian yang dilakukan oleh
Fajarwati
bisa
(dalam
Pramesti,
2011)
menerima kenyataan yang ada pada
membuktikan bahwa remaja memiliki
dirinya (Sabil, 2013).
kecemasan, khawatir terhadap masa
Hanya saja pada masa remaja
depan, kelanjutan studi dan reaksi-
penuh
reaksi dari orang lain, berada dalam
pergolakan jiwa, mereka akan mudah
kesedihan masa sendiri dan terasing
terpengaruh, mudah emosional dan
dari kehidupan luar.
merupakan
mengalami
masa
yang
goncangan
(Gunarsa,
Apalagi bila remaja tersebut
1988). Seperti dikatakan oleh Santrock
merupakan anak yatim bahwa tidak
(2003) bahwa masa remaja merupakan
memiliki orang tua juga merupakan
masa krisis identitas dan mereka
kesedihan tersendiri, karena disaat
mengalami posisi yang ambigu. Hal
mengalami krisis identitas tersebut,
yang demikian menyebabkan remaja
anak yatim tidak mempunyai sandaran
menjadi tidak stabil, agresif, konflik
jiwa untuk berbagi dan tidak mendapat
antara sikap dan perilaku, kegoyahan
kasih sayang dari orang tuanya, tidak
emosional dan sensitif, terlalu cepat
mempunyai tempat untuk mengadukan
dan
segala permasalahan yang dihadapi,
gegabah
untuk
mengambil
tindakan yang ekstrim. Dari sifat
sehingga
remaja
mengurangi kebahagiaannya sebagai
yang
kegoyahan
mudah
emosional
mengalami
remaja.
tersebut
2
hal
tersebut
semakin
Kebahagiaan menurut Melwani
gejala fisik yang lebih sedikit, juga
(2011) adalah sebuah emosi, semacam
tingkat depresi yang lebih rendah
perasaan mendalam yang membuat
dalam
seseorang merasa senang dan nyaman.
individu yang tidak tangguh (Williams
Kebahagiaan menciptakan kegairahan
dalam Nevid, Rathus & Greene; 2005).
dan membangun energi yang positif.
Kobasa (dalam Nevid, Rathus &
Sehingga dari energi positif tersebut
Greene;
diharapkan anak yatim dapat tumbuh
individu yang tangguh lebih baik dalam
dan berkembang secara sehat jasmani
menangani
serta rohaninya.
menganggap
Namun
harapan
demikian,
sebuah
hadapi
walaupun
panti
menghadapi
2005)
daripada
menyatakan
stres
dan
bahwa
karena
mereka
yang
mereka
stresor
membuat
menarik
untuk
stres
kehidupan
menantang.
kepribadian
yatim tapi belum tentu hal tersebut
aksinya sebagai penopang melawan
tercapai, hal itu dikarenakan oleh
hal-hal negatif dan oleh karenanya
berbagai faktor. Salah satu faktor yang
dapat menyumbangkan kesejahteraan
menentukan
(Wiebe, 1991).
seseorang
juga
Pada
memberikan kebahagiaan kepada anak
kebahagiaan
tangguh
lebih
terlihat
atau
Kepribadian tangguh tersebut
disebut dengan hardiness (Sharma dan
dapat juga tergambar dari sikap anak
Malhotra, 2010). Menurut penelitian
yatim tersebut menghadapi masalah.
yang dilakukan oleh Sharma dan
Bagi
Malhotra (2010) ditemukan bahwa
kepribadian
variabel-variabel
merupakan tantangan, namun bagi
adalah
kepribadian
tangguh
kepribadian
yang
individu
yang
memiliki
tangguh,
masalah
mempengaruhi kebahagiaan seseorang
individu
adalah stabilitas emosi, ekstraversi,
kepribadian
kepribadian tangguh, serta faktor psiko
merupakan
sosial lainnya seperti internal locus of
ketidakbahagiaan.
control, agama dan dukungan sosial.
yang
Anak
tidak
memiliki
tangguh,
masalah
pemicu
panti
tangguh akan segera
Secara psikologis individu yang
yang
berkomitmen
tangguh cenderung lebih efektif dalam
untuk
mengatasi stres, mereka menunjukkan
permasalahan yang berkaitan dengan
3
tetap
asuhan
dari
menghadapi
segala
pengasuhan di panti asuhan, anak akan
yaitu skala kepribadian tangguhdan
mampu
mengendalikan
semua
skala kebahagiaan.
peristiwa
kehidupan
penuh
Teknik analisis yang digunakan
tekanan, serta anak akan menganggap
untuk menghubungkan antara skala
bahwa
kepribadian
yang
kondisinya
merupakan
tangguhdengan
skala
tantangan bagi dirinya untuk menuju ke
kebahagiaan pada anak yatim di Panti
kehidupan yang lebih baik.
Asuhan PAKYM menggunakan SPS
Berdasarkan
uraian
(seri program statistik) dengan analisis
diatas
product moment.
penulis memiliki harapan bahwa anak
yatim di panti asuhan yang memiliki
kepribadian tangguh akan merasakan
kebahagiaan.
Oleh
karena
HASIL DAN PEMBAHASAN
itu
Data
pertanyaan penelitian yang diajukan
dikumpulkan
oleh
skala.
penulis
adalah
apakah
ada
dalam
penelitian
dengan
ini
menggunakan
hubungan antara kepribadian tangguh
Sebelum analisa data dilakukan
dengan kebahagiaan pada anak yatim
dengan teknik analisis product moment,
di panti asuhan? Sehingga penulis
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
merumuskan
judul
yang meliputi uji normalitas sebaran
“Hubungan
Antara
penelitian
ini
Kepribadian
dan uji linearitas.
Tangguh Dengan Kebahagiaan Pada
Nilai koefisien korelasi (r)
Anak Yatim Di Panti Asuhan Pakym”.
sebesar0,364;
p
=
0,009
(p
<
0,01).Hasil tersebut menunjukkan ada
hubungan
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini
signifikan
positif
yang
antara
sangat
kepribadian
adalah semua anak yatim yang berada
tangguhdengan kebahagiaan. Semakin
di panti asuhan PAKYM Surakarta
tinggi
yang berjumlah 50anak.
tangguhmaka
.
Pengumpulan
kepribadian
semakin
dalam
tinggikebahagiaan yang dialami oleh
skala
para anak yatim PAKYM, sebaliknya
pengukuran psikologis. Ada dua skala
semakin rendah tingkat kepribadian
yang digunakan dalam penelitian ini,
tangguhmaka
penelitian
ini
data
tingkat
menggunakan
4
semakin
rendah
pulakebahagiaan yang dialami oleh
membawa kebahagiaan sebab individu
para anak yatim PAKYM, yang mana
yang tangguh akan dapat menerima
hal
sesuatu dalam langkah kehidupannya
tersebut
menunjukkan
bahwa
dan dapat menghandel segala sesuatu
hipotesis terbukti.
variabel
pada saat yang tepat. Bahkan dalam
kepribadian tangguh sebesar 73,420
kondisi yang penuh stress, mereka
dengan rerata hipotetik sebesar 67,5.
tidak merasakan kelemahan, tapi lebih
Jadi rerata empirik > rerata hipotetik
pada
yang
mempunyai pemahaman mengontrol
.Rerata
empirik
berarti
kepribadian
pada
tangguh
umumnya
anak
perasaan
bahwa
mereka
segala sesuatu yang lebih besar yang
yatim
dilakukan dan mengubah pandangan
PAKYM kategorisasinya sedang.
Adanya kepribadian tangguh
sebagai tantangan bahkan dibawah
yang sedang pada anak yatim PAKYM
lingkungan yang tidak cocok atau
Surakarta,
merugikan sekalipun.
karena
mereka
sudah
terbiasa menerima cobaan hidup yakni
Kebahagiaan merupakan tujuan
dengan kehilangan orang tua dan harus
hidup semua orang. Sedangkan tujuan
hidup mandiri di lingkungan panti
didirikannya panti asuhan anak yatim
asuhan.Kepribadian
yakni agar para anak yatim yang
tangguh
atau
hardinessdibutuhkan oleh para anak
tertampung
yatim PAKYM untuk menghubungkan
kebahagiaan, namun rasa bahagia itu
individu yang aktif dengan strategi
sendiri akan dapat dirasakan dan diraih
koping yang dipakai dalam mencari
oleh individu apabila individu tersebut
problem solving pada kejadian yang
mampu merasakan kenikmatan, dan
menimbulkan
kemampuan
stres
(Gentry
dan
Kobasa, 1984).
Pada
juga
dapat
merasakan
merasakan
kenikmatan
akan tumbuh apabila ada rasa syukur.
akhirnya
kepribadian
Menurut
(Sabil,
2013)
bahwa
tangguh yang sedang berpengaruh pula
kebahagiaan merupakan kesiapan diri
pada kebahagiaan yang sedang yang
untuk menerima keadaan sebagaimana
dialami oleh anak yatim PAKYM.
adanya, sedangkanindividu yang paling
Seperti dikatakan oleh Kobasa (1979)
tidak bahagia adalah individu yang
bahwa disposisi ketangguhan akan
5
tidak bisa menerima kenyataan yang
Kebahagiaan dengan kategori
ada pada dirinya.
sedang, yang dialami oleh anak yatim
Demikian yang terjadi pada anak
PAKYM terjadi karena sebagian dari
yatim panti asuhan PAKYM, apabila
mereka sudah menerima kenyataan
anak-anak tersebut mampu menerima
yang terjadi dan masih lumayan punya
kenyataan bahwa mereka sudah tidak
optimisme
punya orang tua dan harus tinggal di
mengingat bahwa yayasan akan tetap
panti asuhan, maka keadaan tersebut
menanggung
tidak
pendidikan mereka, sehingga masa lalu
begitu
mengurangi
kebahagiaannya,
namun
akan
masa
biaya
hidup
depan,
dan
justru
yang kelam dan kondisi tidak punya
kehidupan di panti asuhan akan tetap
orang tua tidak terlalu mengganggu
memberikan emosi yang positif, tetap
emosi positif mereka. Dengan kata lain
puas dengan masa lalunya, optimis
bahwa
terhadap masa depan, dan bahagia
rasakan terjadi karena mereka merasa
dengan keadaannya yang sekarang.
tegar terhadap kondisi yang ada. Dan
Seperti
ketegaran tersebut termasuk dalam
dikatakan
(2002)bahwa
mengalami
olehSeligman
kebahagiaan
emosi
positif
kebahagiaan
yang
mereka
kepribadian tangguh.
adalah
Berdasarkan
tentang
analisis
data
kepuasan akan masa lalu, optimistis
diketahui bahwa kepribadian tangguh
akan masa depan, kebahagiaan pada
berpengaruh
masa
kebahagiaan
dengan sumbangan efektifnya sebesar
merupakan faktor yang memanjangkan
13,3%, yang berarti masih ada faktor
usia, juga meningkatkan kesehatan.
lain
sekarang
dan
rerata
kebahagiaan
empirik
sebesar
sebesar
kebahagiaan,
86,7%
yang
mempengaruhi kebahagiaan.
Hal tersebut di atas ditunjukkan
dari
terhadap
Faktor-faktor
variabel
mempengaruhi
73,499dengan
lain
kebahagiaan
selain
rerata hipotetik sebesar 70. Jadi rerata
kepribadian
empirik > rerata hipotetik yang berarti
emosi, ekstraversi, dan kepribadian
pada umumnya anak yatim PAKYM
tangguh,internal locus of control,serta
mempunyai kebahagiaan yang sedang.
dukungan sosial.
6
tangguh
yang
yaitustabilitas
/news/120405164229/page/7
20/limit.html
Adapun kelemahan dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk
sampling,
Kementrian Sosial Republik Indonesia.
2011.
Standar
Nasional
Pengasuhan Untuk Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak
karena
pengambilan jumlah sampel kurang
maka menimbulkan keterbatasan
Kobasa, S.C. 1979. Stressful Life
Events, Personality and
Health : AprospectiveStudy.
Journal of Personality and
Social Psychology. 37,1-11.
generalisasi hasil penelitian.
2. Peranan
variabel
kepribadian
tangguh
terhadap
kebahagiaan
hanya
13,3%
sehingga
justru
Melwani, R. V. 2011.I Wanna be
Happy: 6 Langkah
MenujuKebahagiaan, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
kemungkinan pengaruh yang besar
terjadi akibat kontribusi variabel
lain,
seperti
stabilitas
emosi,
ekstraversi, dan internal locus of
Nevid, J.S., Rathus, S.A., &Greene, B.
2005. Psikologi Abnormal.
Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta
: Penerbit Erlangga.
control,serta dukungan sosial., dan
sebagainya,
karena
penelitian ini
tidak
analisis
melibatkan
Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus
Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
berbagai faktor tersebut.
Pramesti, A.R. 2011. Penyesuaian Diri
Remaja Tunanetra Dalam
Menghadapi
Lingkungan
Yang Baru. Skripsi. (Tidak
Diterbitkan).
Surakarta:
Fakultas Psikologi UMS.
DAFTAR PUSTAKA
Gentry, W. D., & Kobasa, S. C. 1984.
Social and psychological
resources mediating stressillness
relationship
in
humans. In W. D. Gentry
(Ed.),
Handbook
of
behavioral medicine. New
York: Guilford
Gunarsa,
Jaya,
Sabil, T. 2013. http://sabil-motivasiislami.blogspot.com/2013/03
/kebahagiaan-itu-apa-danseperti-apa.html.
1988. Psikologi Remaja.
Jakarta: BPK. Gunung Mulia
Santrock, J.W. 2003. Adolescence.
Perkembangan
Remaja.
Jakarta: Erlangga.
S.
2013.
http://www.jawaban.com/ind
ex.php/mobile/spiritual
/detail/id/9
Seligman,
7
M.E.P. 2002. Authentic
Happiness: Using the New
Positive
Psychology
to
Realize Your Potential for
Lasting Fulfillment. New
York: Free Press.
Sharma,
A, dan Malhotra, D.
2010.Social-Psychological
Correlates of Happiness in
Adolescents.
European
Journal of Social Sciences –
Volume 12, Number 4.
Wiebe, D.J. (1991). Hardiness and
stress moderation: A test of
proposed mechanisms. Journal
of Personality and Social
Psychology, 60: 89-90.
8