NASKAH PUBLIKASI Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

NASKAH PUBLIKASI
KOPING LANJUT USIA YANG DISERAHKAN KELUARGA
KE PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA

Disusun oleh :

RYAN AVRI ARI
J.210.090.098

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA
2013

Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta (Ryan Avri Ari)

 
 

1


Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta (Ryan Avri Ari)

1

PENELITIAN

KOPING LANJUT USIA YANG DISERAHKAN KELUERGA KE
PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA
Ryan Avri Ari *
Arif Widodo, A.Kep., M.Kes **
Wachidah Yuniartika, S.Kep., Ns ***

Abstrak
Lansia yang tinggal di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta
menggunakan koping adaptifnya, hal ini sesuai dengan teori activity yang
menyatakan bahwa semakin tua seseorang maka akan semakin memelihara
hubungan soaial, fisik, maupun emosionalnya. Padahal sistem pendukung yang
paling utama bagi lansia adalah anggota keluarga seperti pasangan, anak-anak,
dan cucu. Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti tentang koping lansia yang

diserahkan keluarganya ke Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Tujuan umum
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran koping lansia yang diserahkan
keluarga ke panti wredha. Metode dalam penelitian tersebut menggunakan metode
penelitian kualitatif. Penedekatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan pendekatan fenomenologi. Metode penggambilan data
menggunakan mtode indept-interview dengan menggunakan bentuk wawancara
semi terstruktur. Peneliti juga menggunakan metode focus group discussion
(FGD). Sampel dalam penelitian tersebut berjumlah 6 informan. Langkah-langkah
analisa data yang dilakukan peneliti adalah analisa data dengan model interaktif
yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yaitu dengan Data reduction, Data
Display dan Conclusion Drawing. Berdasaarkan lampiran analisa hasil
pengkatagorian pada 10 pertanyaan yang ditanyakan oleh peneliti kepada setiap
informan, didapatkan bahwa lansia di panti wredha menggunakan koping adaptif
dan koping maladaptifnya. Koping adaptif tersebut ditunjukkan dengan
mendekatkan diri kepada Tuhan, melakukan sesuatu yang dapat membuat hati
gembira, selektif dalam bergaul, saling berkomunikasi, saling berkenalan,
berkelakuan baik. Koping maladaptif yang ditunjuukan lansia yaitu dengan
berprilaku negatif. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lansia yang
diserahkan keluarga ka panti wredha menggunakan koping adaptif dan koping
maladaptif dalam merespon sesuatu yang mengancam. Panti wredha diharapkan

dapat meneumbuhkan sistem dukungan sosial yang kuat bagi sesama lansia
penghuni panti wredha dengan mengadakan sebuah kegiatan diskusi bersama
antar lansia atau adanya suatu terapi aktifitas kelompok sehingga meningkatkan
komunikasi dan meningkatkan keakraban sesama lansia .
Kata kunci

: Lansia, Koping Adaptif, Koping Maladaptif, Panti Wredha,
diserahkan Keluarga

Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta (Ryan Avri Ari)

2

COPING OF ELDERLY HANDED BY FAMILY TO DHARMA BHAKTI
RETIREMNT HOME SURAKARTA
Abstract
Elderly live in Dharma Bhakti Retirement Home Surakarta use their
adaptive coping, this corresponds with activity theory stating that the older a
person is, the more they maintain their social, physical and emotional

relationships. While the main support system of elderly in family member i.e.
spouse, children, and grandchildren. Therefore the researcher is attracted to do a
research about coping of elderly handed by family to Dharma Bhakti Retiremnt
Home Surakarta. The general purpose of this research is to find out the idea of
coping of elderly handed by family to Retirement Home. The method used is
qualitative research. The research approached used is phenomenology approach.
Data collection method used is in depth interview using semi structured interview
form. The researcher also used focus group discussion method. There are 6
informants as samples in this research. Data analisis steps taken is data analisis
on interactive model proposed by Miles and Huberman, which are Data
Reduction, Data Disply, and Conclusion Drawing. Based on analisis attachment
on categorizing of 10 questions given to each informan, it is deduced thet elderly
in retirement home utilize adaptive coping and maladaptive coping. Adaptive
coping is shown by getting closer to god, conduct something heart pleasing,
mingle selectively, reciprocally communicate and recognize, conduct good deed.
Maladaptive coping is sown by showing negative deed. The research resulted thet
elderly handed by family to retirement home utilize adaptive and maladaptive
coping as a response to a threat. Retiremnt Home is expected to develop social
support system towards fellow elderly residents by organizing a discussion
activity among elderly or group activity therapy thet boosts communication and

intimacy among elderly.

Keywords

: Elderly, Adaptive Coping, Maladaptive Coping, Retirement
Home, Handed by Family
terhadap salah satu lansia yang
Pendahuluan
Perkembangan lansia sangat
tinggal di Panti Wreda Dharma Bakti
menarik untuk diperhatikan di negara
Surakarta, didapatkan bahwa lansia
Indonesia. Sejak tahun 1980 sampai
tersebut diserahkan keluarganya
tahun 2011 jumlah lansia semakin
sendiri dikarenakan alasan ekonomi.
bertambah dan diprediksi tahun 2020
Beliau mengatakan apabila di rumah
lebih dari 10%
warga negara

ada yang merawat serta tidak
Indonesia adalah lansia.
mengganggu
keluarganya,
Lanjut
usia
dapat
sebenarnya beliau lebih senang
menimbulkan berbagai masalah
tinggal di rumah bersama keluarga
karena bisa membantu sekaligus
antara lain masalah secara fisik,
biologis, mental, maupun sosial
dapat melihat perkembangan anak
ekonomi (Tamher dan Noorkasiani,
dan cucunya. System pendukung
yang paling utama bagi lansia adalah
2009). Menurut hasil wawancara

Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta (Ryan Avri Ari)

anggota keluarga seperti pasangan,
anak-anak, dan cucu (Stanley dan
Beare, 2007).
Tujuan penelitian ini adalah
Menggambarkan koping lansia yang
diserahkan keluarganya di panti
wredha. diharapkan penelitian ini
dapat memberi sumbangan materi
keperawatan khususnya keperawatan
gerontik mengenai koping lansia
yang diserahkan keluarganya di Panti
wredha.
Tinjauan Pustaka
Lansia
adalah
perkembangan individu dimana
individu tersebut memasuki usia 60
tahun

ke
atas
(Departeman
Pendidikan Nasional, 2008).
Panti wredha (elderly-hostels)
adalah suatu istitusi hunian bersama
dari para lansia yang secara fisik atau
kesehatan masih mandiri, akan tetapi
(terutama) mempunyai keterbatasan
di bidang social-ekonomi. Kebutuhan
harian dari para penghuni biasanya
disediakan oleh pengurus panti. Panti
wredha
diselenggarakan
oleh
pemerintah atau swasta (Martono dan
Kris, 2009).
Mekanisme koping adalah
cara yang digunakan individu dalam
menyelesaikan masalah, mengatasi

perubahan yang terjadi, dan situasi
yang mengancam, baik secara
kognitif maupun prilaku (Nasir dan
Abdul, 2011). Faktor-faktor yang
mempengaruhi koping lansia adalah :
usia, jenis kelamin, pendidikan,
motivasi dan dukungan keluarga.
Metodologi Penelitian
Desain
penelitian
ini
menggunakan metode penelitian
kualitatif.
Penelitian
kualitatif

3

merupakan suatu penelitian yang
mendalam (in-depth), berorientasi

pada kasus dari sejumlah kecil kasus,
termasuk satu studi kasus (Morissan,
2012)
dengan
menggunakan
pendekatan fenomenologis.
Populasi dari penelitian ini
adalah lansia yang diserahkan
keluarga ke Panti Wredha Dharma
Bhakti
Surakarta.
Pengambilan
sampel menggunakan purposive
sampling.
purposive
sampling
merupakan teknik pengambilan
sampel
sumber
data

dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2007).
Kriteria
inklusi
pada
penelitian ini sebagai berikut : lakilaki atau perempuan yang berusia
lebih dari 60 tahun, penghuni Panti
Wredha Dharma Bhakti Surakarta,
lansia yang diserahkan keluarganya
ke Panti Wredha Dharma Bhakti
Surakarta,
bersedia
menjadi
partisipan dengan mengisi lembar
persetujuan (informed consent),
mampu berkomunikasi secara aktif.
Sedangkan theknik analisa dalam
penelitian ini sesuai dengan langkahlangkah analisa model interaktif yang
dikemukakan oleh Miles dan
Huberman yaitu dengan Data
reduction, Data Display dan
Conclusion Drawing (Norman, et all,
2009).
Jumlah
sampel
dalam
penelitian ini adalah 6 informan.
Peneliti mengambil 6 informan
karena pada informan ke-6 data
sudah tersaturasi,
Penelitian dilakukan di Panti
Wredha Dharma Bhakti Surakarta
pada bulan Januari sampai Februari
2013. Alasan dipilihnya tempat
penelitian
tersebut
dikarenakan
adanya fenomena lansia yang

Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta (Ryan Avri Ari)

4

diserahkan keluarga ke Panti Wredha
Surakarta.

diserahkan keluarganya ke
panti wredha, antara lain :

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Keluarga menyerahkan lansia
ke panti wredha dikarenakan
berbagai alasan, salah satunya adalah
alasan ekonomi. Lansia yang
diserahkan keluarganya ke panti
wredha saat pertama kali mempunyai
perasaan positif dan negatif. Masalah
utama yang dihadapi lansia tersebut
adalah masalah yang timbul dari
sesama penghuni panti wredha.
lansia yang diserahkan keluarganya
ke panti wredha dapat menggunakan
koping
adaptifnya
dalam
menghadapi
masalah-masalah
tersebut. Hasil penelitian muncul 1
tema
yaitu
bahwa
lansia
menggunakan koping adaptif.

a. Mendekatkan diri kepada
Tuhan
Penelitian
ini
sesuai
dengan
penelitianSejalan dengan
hal tersebut dimana
penelitian yang dilakukan
oleh Ami, et all (2009)
mendapatkan kesimpulan
bahwa terdapat hubungan
negatif antara spiritual
dengan koping, apabila
spiritualnya baik, maka
koping yang digunakan
akan
adaptif
dan
sebaliknya
apabila
sapiritualnya buruk maka
lansia tersebut akan
menggunakan
koping
maladaptif.
Kegiatan
keagamaan
perlu
dilakukan oleh para usia
lanjut karena kegiatan
keagamaan memberikan
perasaan tentram, pasrah,
berserah diri, nyaman
bagi usia lanjut, karena
merasa dekat dengan
Tuhan yang Maha Kuasa
(Sudirman, 2011). Dari
hasil
wawancara
mandalam didapatkan 5
informan melakukan hal
tersebut.
“ya lebih banyak sholat,
berdzikir, dan berdoa
kepada tuhan semoga
saya
disini
bisa
bertahan, bisa kerasan,
bisa
nyaman
gitu.
(terdengar suara lansia
dan
mahasiswa
praktikan menyanyi) Ya

1. Koping adaptif lansia yang
diserahkan keluarganya ke
panti wredha
Lansia yang diserahkan
keluarganya ke panti wredha
menerapkan
koping
adaptifnya dalam menghadapi
masalah. Mekanisme koping
adaptif adalah mekanisme
koping yang
mendukung
fungsi
integrasi,
pertumbuhan, belajar, dan
mencapai tujuan. Kategorinya
adalah berbicara dengan
orang lain, memecahkan
masalah
secara
efektif,
theknik rekaksasi, latihan
seimbang,
dan
aktivitas
konstruktif (Nasir dan Abdul,
2011).
Hasil
penelitian
didapatkan ada 6 subtema
pada koping adaptif dan 1
subtema
pada
koping
maladaptif
lansia
yang

Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta (Ryan Avri Ari)

rupanya
tuhan
mengabulkan
saya
disini sudah merasa
nyaman,
heppylah
(tertawa). (I4)”
Dari hasil FGD
didapatkan data bahwa 2
informan mendekatkan
diri kepada tuhan.
“ya
saya
lebih
mendekatkan
diri
kepada yang kuasa aja,
kan saya juga merasa
sudah tua, lagi pula
saya ya sudah tenang
jadi hidup saya itu
Cuma saya utamakan
untuk mempersiapkan
panggilan dari tuhan,
kalau masalah yang
lain-lain itu sudah saya
nomer duakan gitu.
Saya
lebih
mendekatkan
diri
kepada tuhan. (I3)”
b. Melakukan sesuatu yang
dapat membuat hati
gembira
Dengan mengingat
massa
lalu
yang
menyenangkan
akan
berdampak pofitif bagi
lansia
karena
dapat
membuat hati lansia
tenang (Sudirman, 2011).
Lansia
untuk
mendapatkan
kegembiraan
yaitu
dengan merenung dan
bernostalgia (mengingat
masa
lalu)
yang
menyenangkan.
Dari
hasil
wawancara
mendalam
didapatkan
data bahwa ada 5
informan
melakukan

5

sesuatu
yang
dapat
membuat hati gembira.
“ya apa ya mas, ya
bernostalgia aku, ya
nostalgiaku itu untuk
menghilangkan sedih
itu
aku
mengingat
masa-masa aku bahagia
mas. (I1)”
Hasil wawancara
dengan petugas panti
wredha didapatkan data 1
informan melakukan hal
tersebut.
“ya itu dia kadangkadang mengingat masa
yang lalu. (I kepada
I1)”
c. Saling berkomunikasi
Lansia
yang
diserahkan keluarga ke
panti
wredha
menggunakan
koping
adaptifnya dengan saling
berkomunikasi. hal ini
sesuai dengan penelitian
dari Hunter, et all (2009)
yang
menyimpulkan
bahwa lansia di panti
wredha
menggunakan
lima strategi koping
adaptif
yang
salah
satunya adalah berbicara
kepada temannya untuk
menghilangkan
kejenuhan.
adapun
strategi koping adaptif
yang lain yaitu dengan
berdo’a,
membaca,
menonton televisi, dan
mendengarkan
music.
Dari hasil wawancara
mendalam
didapatkan
data bahwa 2 informan
menggunakan
koping

Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta (Ryan Avri Ari)

adaptifnya dengan saling
berkomunikasi.
“ya dengan temanteman
itu,
bisa
ngomong-ngomong,
saya ndak sendirian......
ngbrol-ngobrol mas biar
gak susah hati saya.
(I2)”
Hasil FGD yaitu 1
informan menerapkan hal
tersebut.
“jangan terbentur sama
kesusuhan
dan
kesedihan itu jangan
sampai menyendiri. Cri
hiburan
sedapat
mungkin,
apa
ngomong-ngomong
dengan
teman
,
sekarang
gak
ada
gunanya lagi kita itu
susah. (I2)”
Dan
dari
wawancara
dengan
petugas panti wredha
didapatkan data bahwa
ada 4 lansia menerapkan
saling berkomunikasi.
“penyesuaian
dirinya
bisa bergaul dengan
teman, jadi dia cepet
bisa menyesuaikan. (I
kepada I2)”
d. Saling berkenalan
Hasil penelitian
yang dilakukan oleh
Relawati (2010) yaitu
ada hubungan antara
tingkat depresi dengan
iteraksi sosial lansia,
dimana
lansia
yang
mempunyai
interaksi
baik maka presentasi
terjadinya depresi kecil.
Dari hasil wawancara

6

mendalam
didapatkan
data bahwa 2 informan
saling berkenalan untuk
memulai
berinteraksi
dengan lansia lain.
“ya
aku
sampai
dibelakang itu kenal
semua.”.... aku disini
baru-baru ya mas..ada
mbah kakung lewat
gitu.aku Tanya sama itu
mbah putri (informan
sambil menunjuk ny.s)
.buk itu sinten buk?.
(I1)”
e. Selektif dalam bergaul
Kelompok teman
sebaya menjadi penting
peranannya bagi lansia
karena melalui kehidupan
dengan kelompok teman
sebaya ini lansia dapat
mengekspresikan
perasaan,
pikiran,
memainkan peran, dan
berekspresi dengan peran
(Suliswati, dkk, 2005).
Lansia yang diserahkan
di Panti Wredha Dharma
Bhakti
Surakarta
menerapkan selektifitas
dalam bergaul, dimana
lansia tersebut cenderung
memilih teman sebaya
yang dianggap cocok
dengannya. Dari hasil
wawancara
mendalam
didapatkan data bahwa 2
informan selektif dalam
bergaul.
“ya karena satu panti itu
dianggap satu keluarga
itu ya sebaiknya saya
mencari teman yang
lebih dekat, dan tidak
ada perasaan benci

Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta (Ryan Avri Ari)

kepada saya dari pada
mendekati orang yang
tidak senang kepada
kita malah tambah
kisroh. (I3)”
Dari
hasil
wawancara
dengan
petugas panti wredha
didapatkan 1 informan
melakukan hal tersebut.
“ya karena pertama
masuk saya tempetkan
disitu, tapi setelah
bagus ya saya pindah
(pindah dari kamar no
5 ke kamar no 7). (I
kepada I3)”
f. Berkelakuan baik
Lansia di Panti
Wredha Dharma Bhakti
Surakarta memilih untuk
melakukan hal-hal yang
baik untuk dapat hidup
selaras dan tetap akur
dengan
saling
menghargai
sesama
penghuni panti wredha.
Perasaan rendah hati
dilakukan oleh lansia ini
bertujuan
untuk
menghindari
permusuhan. Dari hasil
wawancara
mendalam
dan dari hasil wawancara
dengan petugas panti
wredha didapatkan data
bahwa
2
informan
melakukan hal tersebut.
“ya artinya saya bisa
membantulah
gitu,
seumpama ada lansia
yang minta tolong harus
ke sana nuntun lansia.
(I kepada I3)”

7

2. Koping maladaptif lansia
yang diserahkan keluarga
ke Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta
a. Prilaku negatif
Perilaku
negatif
para
lansia
tersebut
beresiko
tinggi
menimbulkan
depresi.
Oleh karena itu, perlu
adanya system pendukung
sosial bagi para lansia agar
tidak terjerumus pada
perasaaan dan perilaku
negatif yang berujung pada
depresi lansia. Hal ini
sesuai
dengan
hasil
penelitian Saputri dan
Endang
(2011)
yang
menyimpulkan
bahwa
lansia yang mendapatkan
dukungan sosial yang
tinggi maka akan semakin
rendah lansia tersebut
dalam mengalami depresi.
Dari hasil wawancara
mendalam didapatkan data
bahwa
5
informan
melakukan sikap negatif
“kalau sendiri kadang
mbah H ya merokok
sambil dudukan” (I4)
Simpulan dan Saran
Lansia
yang
diserahkan
keluarganya ke panti wredha
menggunakan koping adaptifnya
untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Koping adaptif yang
dilakukan
lansia
antara
lain
Mendekatkan diri kepada Tuhan agar
mendapatkan
ketenangan
dan
ketentraman, Melakukan sesuatu
yang dapat membuat hati gembira
lansia
dapat
menghilangkan

Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta (Ryan Avri Ari)

kejenuhannya, saling berkomunikasi
dengan sesama penghuni panti
wredha dengan sebelumnya saling
berkenalan terlebih dahulu dengan
sesama penghuni panti wredha,
berkelakuan baik dengan sesama
penghuni panti wredha, serta Selektif
dalam bergaul untuk mendapatkan
teman yang cocok.
Bagi keperawatan yaitu agar
perawat gerontik untuk lebih
melakukan
pendekatn
secara
personal kepada lansia yang baru
tinggal di panti wredha dan dapat
menjadi konsultan bagi lansia agar
perasaan-perasaan negatif itu dapat
dihilangkan. Bagi panti wredha
dharma bhakti surakarta Di harapkan
dapat lebih membantu lansia tersebut
agar dapat menyesuaikan diri dan
membuang perasaan negatif yang
dimiliki lansia. serta memberi
orientasi terlebih dahulu mengenai
kegiatan dan aktivitas di panti
wredha
agar
lansia
tidak
kebingungan
dalam
menjalani
kehidupan di lingkungan barunya.
Bagi peneliti yaitu Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi acuan bagi
para peneliti lain yang ingin meneliti
koping lansia yang diserahkan
keluarganya di panti wredha.

Daftar Pustaka
Amy, L, Christopher, P & Huang, B.
RESEARCH: The Effect
of
Religious-Spiritual
Coping
on
Positive
Attitudes of Adult Muslim
Refugees From Kosovo
and Bosnia. International
Journal for
the
Psychology of Religion,

8

Volume 13, Issue 1, Nov
2009
Departemen Pendidikan Nasional.
2008,
Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa. Edisi ke-4.
Jakarta: PT Gramedia
Hunter, I, Roy, G, Mark, C. Stress
Coping Mechanisms in
Elderly Adults: An Initial
Study of Recreational
and
Other
Coping
Behaviors in Nursing
Home
Patients.
Adultspan:
Theory
Research
&
Practice;Spring
2009,
Vol. 8 Issue 1, p43,
March 2009
Martono, H dan Kris Pranarka. 2009.
Buku
Ajar
BoedhiDarmojo Geriatri (Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut).
Edisi ke-4. Jakarta : Balai
Penerbit
Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia.
Morisan. 2012. Metode Penelitian
Survey. Jakarta: Kencana
Nasir, A dan Abdul Muhith. 2011.
Dasar-Dasar
Keperawatan
Jiwa:
Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika
Norma, K, Denzin & Yvonna S.
2009.
Handbook
of
Qualitative
Reserch.Yogyakarta
:
Pustaka Pelajar
Relawati, A. 2010. Hubungan antara
Tingkat Depresi dengan
Interaksi Sosial di Panti
Wredha Dharma Bhakti
Surakarta.
Skripsi.
Surakarta: Fakultas Ilmu

Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma
Bhakti Surakarta (Ryan Avri Ari)

Kesehatan
Universitas
Muhammadyah
Surakarta
Saputri M dan Endang M. 2011.
Hubungan
antara
Dukungan Sosial dengan
Depresi pada Lanjut Usia
yang Tinggal di Panti
Wreda Wening Wardoyo
Jawa Tengah. Jurnal
Psikologi Undip Vol. 9,
No.1, April 2011.
Stanly, M dan Beare, P 2007. Buku
Ajar
Keperawatan
Gerontik.
Edisi
2.
Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Sudirman, S. 2011. Psikologi Lanjut
Usia.
Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada
Press
Suliswati, ett all. 2005. Konsep
Dasar
Keperawatan

9

Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC.
Sugiyono.

2007.
Memahami
Penelitian
Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Tamher, S dan Noorkasiani. 2009.
Kesehatan Usia Lanjut
dengan
Pendekatan
Asuhan
Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
* Ryan Avri Ari: Mahasiswa S1
Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
Tromol Post 1 Kartasura
** Arif Widodo, A.Kep., M.Kes:
Dekan dan Dosen Keperawatan FIK
UMS. Jln A Yani Tromol Post 1
Kartasura.
** Wachidah Yuniartika, S.Kep.,
Ns: Dosen Keperawatan FIK UMS.
Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura

Dokumen yang terkait

KOPING LANJUT USIA YANG DISERAHKAN KELUARGA KE PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 4 15

PENDAHULUAN Koping Lanjut Usia Yang Diserahkan Keluarga Ke Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 5 7

GAMBARAN RISIKO ULKUS DEKUBITUS PADA LANJUT USIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MOBILISASI DI PANTI WREDHA Gambaran Risiko Ulkus Dekubitus Pada Lanjut Usia Yang Mengalami Gangguan Mobilisasi Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 1 17

PENDAHULUAN Gambaran Risiko Ulkus Dekubitus Pada Lanjut Usia Yang Mengalami Gangguan Mobilisasi Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 1 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA.

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA INKONTINENSIA URIN DENGAN DEPRESI PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA HUBUNGAN ANTARA INKONTINENSIA URIN DENGAN DEPRESI PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA.

0 0 13

GAMBARAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA GAMBARAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA.

1 1 15

HUBUNGAN ANTARA DEPRESI DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA Hubungan Antara Depresi Dan Insomnia Pada Lansia Di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

0 3 15

Hubungan Senam Lansia dengan Stres pada Lanjut Usia di Panti Wredha Dharma Bhakti Kasih Surakarta miftakhul romah

0 3 62

PERANAN PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA DALAM MEMBINA PARA LANJUT USIA TAHUN 1977-1999

0 0 111