EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BAHAN AJAR DAN BELAJAR MANDIRI DALAM RANGKA PENINGKATAN HASIL BELAJAR TERMODINAMIKA DASAR.

JURNAL
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
VOLUME 14 NO 1, APRIL 2013

ISSN : 0854-7468

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR ISI
1.

Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Dan Belajar Mandiri Dalam Rangka Peningkatan Hasil Belajar
Termodinamika Dasar
RU Ginting........................................................................................................................................

1-7

2.

Pemanfaatan Limbah Nangka ( Biji: Artocarpus Hete Rophyllus, Lmk Dan Dami Nangka ) Untuk
Pembuatan Berbagai Jenis Pangan Dalam Rangka Penganekaragaman Penyediaan Pangan
Adikhairani........................................................................................................................................


8 – 15

3.

Hubungan Kulit Wajah Berjerawat Dengan Rasa Percaya Diri Pada Siswa Kelas XI SMA N 1
Purba Kabupaten Simalungun T.A. 2012/2013
Asri Tambunan dan Rohana Aritonang..........................................................................................................

16 - 24

4.

Pengaruh Posisi Pengelasan Terhadap Kekuatan Takik Dan Kekerasan Pada Sambungan Las Pipa
Pudin Saragih......................................................................................................................................

25 - 30

5.


Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Pada Mata Pelajaran Bakery
Dan Pastery Di Smk Negeri 10 Kota Medan
Siti Wahidah.........................................................................................................................................

31 - 40

6.

Persepsi Mahasiswa Pkk Tentang Busana Draperi Dan Penguasaan Gambar Pola Serta
Hubungannya Dengan Hasil Belajar Draping
Nurhayati..............................................................................................................................................

41 – 50

7.

Menggambar Lengan Busana Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning
Dan Konvensional
Deborah Stefani Sihombing dan Yetty Pangaribuan ..........................................................................


51 – 61

8.

Perbedaan Kepuasan Mahasiswa Terhadap Kualitas Produk Dan Pelayanan Di Unit
Produksi/Kantin Tata Boga Pkk Unimed Berdasarkan Jenis Kelamin
Nikmat Akmal, Dwi Diar Estellita, Esi Emilia....................................................................................

62 – 70

9.

Hubungan Beberapa Faktor dengan Tingkat Penerapan Penelitian Tindakan Kelas Pada SMK
Rumpun Teknologi Di Kota Medan
Salman Bintang …………………………………………………………………………………………

71 – 76

10


Potensi Unit Produksi Untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja Siswa SMK
Adi Sutopo ……………………………………………………………………………………………..

77– 87

JURNAL
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
KEJURUAN
VOLUME NO . 1,

APRIL 2013

ISSN : 0854-7468

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Penerbit:
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
Pemimpin Umum/Penanggungjawab
Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd
(Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan)

Redaksi
Ketua
Sekretaris
Redaktur Ahli
Redaktur Pelaksana
Anggota Redaktur

Mitra Bestari

: Prof. Dr. Sumarno, M.Pd
: 1. Dr. Nathanael Sitanggang, M.Pd
2. Dra. Rosnelli, M.Pd
: 1. Prof. Selamat Triono, M.Sc., Ph.D
2. Dr. Putri Lynna A. Luthan, M.Sc
: Dr. Salman Bintang, M.Pd
: 1. Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd
2. Drs. Hidir Efendi, M.Pd
3. Dra. Lelly Fridiarty, M.Pd
4. Drs. Haposan Manullang, ST., M.Pd
: 1. Prof. Dr. Eko Hariadi, M.Pd

(Universitas Negeri Surabaya)
2. Dr. Muhammad Yahya, M.Kes., M.Eng
(Universitas Negeri Makasar)

Tata Usaha/Pelaksana
1. Fauzia, S.Pd., M.Hum
2. R. Desi Novita Sianturi, SE
Setting dan Tata Letak
Nur Basuki, S.Pd., M.Pd.
Alamat Redaksi: Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate
Medan (20221)
E-mail
: masno63@yahoo.co.id

Semua tulisan yang ada dalam Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan bukan merupakan cerminan
dan/atau pendapat Dewan Redaksi, tanggungjawab terhadap isi sepenuhnya terletak pada penulis

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BAHAN AJAR DAN BELAJAR
MANDIRI DALAM RANGKA PENINGKATAN HASIL BELAJAR

TERMODINAMIKA DASAR
R.U Ginting*

Abstrak

.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Termodinamika Dasar Mahasiswa
Program Studi Teknik Mesin D3,melalui penggunaan bahan ajar dan belajar mandiri.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang tujuan utamanya adalah tercapainya
efektifitas pembelajaran Termodinamika Dasar melalui penggunaan bahan ajar. Subjek
penelitian adalah mahasiswa program Study Teknik Mesin D3 yang mengikuti perkuliahan
Termodinamika Dasar semester genap tahun akademik 2006/2007, dengan jumlah 30 orang.
Penelitian ini memuat 4 tahap kegiatan yaitu meliputi : (1) Perencanaan,( 2) Pelaksanaan, (3)
Observasi,dan 4) Refleksi. Berdasarkan data penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :
(1) Pada siklus pertama, hasil belajar Termodinamika Dasar dari 30 orang peserta = 25 orang(
83,3 %) dapat menyelesaikan pembelajaran dengan tuntas, dan = 5 orang (17%)
kesimpulannya masiswa tidak dapat menyelesaikan pembelajaran dengan secara tuntas, dan (2)
Pada siklus kedua, hasil belajar Termodinamika Dasar dari 30 orang, 7 orang ( 23,34%)
memperoleh nilai A, 17 orang (57%) memperoleh nilai B, dan 6 orang (20%) memperoleh

nilai C. Kesimpulannya pembelajaran tercapai secara tuntas. Berdasarkan kegiatan penelitian
ini dapat diberi kesimpulan bahwa penggunaan bahan ajar Termodinamika Dasar dapat
meningkatkan hasil belajar Termodinamika Dasar mahasiswa D-III Teknik Mesin FT-Unimed.
Kata Kunci: Efektivitas, Bahan Ajar, Belajar Mandiri dan Termodinamika Dasar.

Pendahuluan
Salah satu nilai kuliah keteknikan yang
harus dimiliki oleh seluruh mahasiswa pada
jurusan
Teknik
Mesin
D3
adalah
Termodinamika
Dasar.
Nilai
kuliah
Termodinamika Dasar memuat konsep dasar
sistem dan proses, persamaan gas ideal,
vander walls, kekekalan energi, kerja dan

panas, dan hukum Termodinamika 1, dengan
demikian pengajar dapat memberikan
informasi yang jelas mengenai nilai mata
kuliah Termodinamika Dasar kepada
mahasiswa, agar kelak dapat berguna dalam

menyelesaikan persoalan mesin produksi.
Kenyataan,
menunjukkan
penulis
sebagai pengajar Nilai kuliah Termodinamika
Dasar sering mengalami kekecewaan, karena
ternyata
mahasiswa
tidak
dapat
menyelesaikan soal-soal yang diberikan
kepada mahasiswa. Juga berdasarkan hasil
pengamatan ternyata hasil belajar mahasiswa
dalam perkuliahan masih rendah. Hal ini

berdasarkan
pengalaman
sejak
TA

2002/2003 sampai dengan TA 2005/2006
hasil belajar Termodinamika mahasiswa
Teknik Mesin D3 sebagai berikut :

*)Drs. R. U Ginting adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Unimed
1

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FakultasTeknik Unimed Vol.14 No.1/April 2012

Tabel 1. Daftar Hasil Belajar Termodinamika mahasiswa D-III Teknik Mesin*)
No

Tahun
Ajaran


1
2
3
4

2002/2003
2003/2004
2004/2005
2005/2006

Jumlah
Peserta

Nilai
A
1
1
3
2

%
2,5
3,12
2,27
6,38

B
4
2
4
7

%
10
6,25
9
14,8

C
7
5
11
10

%
17,5
18,7
25
21,3

D
5
6
14
9

%
12,5
18,8
31,8
19,1

E
23
17
14
18

%
57,5
53,1
31,8
38,3

40
32
44
47

Keterangan: Sumber dokumentasi jurusan Teknik Mesin FT Unimed
Agar proses belajar mengajar
Termodinamika Dasar berjalan dengan baik
sifatsifat atau karakteristik yang dimiliki mata
kuliah Termodinamika Dasar harus dipenuhi
selama proses belajar mengajar berlangsung.
Mata kuliah Termodinamika Dasar memiliki
karakteristik yang berkajian tuntutan harus
banyak latihan penyelesaian soal (practice).
Untuk membantu pemahaman atau defenisi,
teori, pembuktian rumus, penggunaan rumus
dan pemahaman atau sifat-sifat soal pada
Termodinamika Dasar yang umumnya banyak
bentuk abstrak, diperlukan contoh-contoh dan
penyelesaian contoh-contoh dan Mata kuliah
Termodinamika Dasar menuntut adanya
pekerjaan rumah (homework). Pekerjaan
rumah
diperlukan
untuk
menjaga
kesimambungan atau kekontinuan proses
belajar mengajar diruang kuliah, dengan
pekerjaan rumah mahasiswa juga diharapkan
lebih banyak mempunyai waktu merenung
dan memikirkan defenisi atau theoreme yang
bersifat abstrak keaplikasi bersifat rill dengan
cara mengerjakan soal latihan. Pekerjaan
rumah
biasanya
menyangkut
aplikasi
Termodinamika Dasar ke dalam kejadian
nyata. Oleh karena itu, pemberian pekerjaan
rumah juga dapat merangsang kreativitas
mahasiswa dalam hal menyelidiki atau
mengembangkan ide-ide menjadikan model
Termodinamika Dasar sebagai acuannya
Dari karakteristik tersebut berarti
proses belajar mengajar Termodinamika Dasar
harus sertahap, kontinu dan banyak latihan soal
baik yang harus dilakukan di rung kuliah atau
kajin di rumah. Pengerjaan soal latihan diruang
kelas dan dirumah diberikan dalam bentuk
penugasan, dan penugasan ini dapat secara
kelompok atau secara individual.
Namun demikian tidaklah sederhana

dalam bentuk pelaksanaan proses belajar
Termodinamika Dasar tersebut sehingga sifatsifat atau kajian karakteristik Termodinamika
Dasar tersebut dapat dipenuhi. Untuk
memenuhi karakteristik Termodinamika Dasar
banyak kendala yang harus diatasi. Kendalakendala tersebut antara lain; administrasi;
disiplin
mahasiswa;
kemampuan
awal
mahasiswa yang beragam; gaya belajar
mahasiswa, proporsi waktu dan kegiatan
perkuliahan.
Agar
proses
belajar
mengajar
memenuhi tuntutan sifat, atau karakteristik
Termodinamika Dasar yaitu hirarkis (kontinu
dan bertahap), banyak latihan dan pemberian
pekerjaan rumah dengan mempertimbangkan
kendala gaya belajar yang dimiliki masingmasing mahasiswa, bahan ajar, kemampuan
awal, dan waktu perkuliahan tidaklah mudah.
Dosen dapat saja menerapkan model –model
pembelajaran misalnya, penugasan dengan
membuat kelompok-kelompok kecil, namun
model pembelajaran tersebut belum tentu
sesuai bagi mahasiswa yang memiliki gaya
belajar mandiri. Oleh karena itu, untuk
mengetahui permasalahan di atas secara tepat
dan akurat tanpa harus menghilangkan kendala
yang ada, diperlukan Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) sebagai
kajian terhadap perbaikan pembelajaran
Termodinamika Dasar pada program Studi
Teknik Mesin D-III FT Unimed. Mengingat
adanya keterbatasan dari segi tenaga,
pengalaman, waktu dan dana maka penelitian
ini dibatasi dengan judul:
Efektifitas penggunaan bahan ajar dan
sistem belajar mandiri untuk pembelajaran
Termodinamika Dasar pada mahasiswa D-III
Teknik Mesin FT Unimed.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi
2

Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Dan Belajar Mandiri Dalam Rangka Peningkatan Hasil Belajar Termodinamika
Dasar

aplikasi model kaji tindak (action research)
Adapun model penelitian kaji tindak ini
disadur dari model Elliott (1993).
Berdasarkan kerangka konseptual yang
telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis tindakan, yaitu: "
Melalui penerapkan bahan ajar dan
dipadukan dengan sistem belajar mandiri
dapat
meningkatkan
hasil
belajar
Termodinamika Dasar".

masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Hambatan
apa
sajakah
yang
menyebabkan
hasil
belajar
Termodinamika Dasar rendah?
b. Apakah dosen telah menerapkan bahan
ajar Termodinamika Dasar dalam
pembelajaran di kelas ?
c. Bagaimanakah kemampuan dosen dalam
menerapkan bahan ajar Termodinamika
Dasar dalam kegiatan pembelajaran di
kelas?
d. Apakah bahan ajar dan sistem belajar
mandiri meningkatkan hasil belajar
Termodinamika Dasar ?
e. Dapatkah bahan ajar dan sistem belajar
mandiri digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar Termodinamika Dasar?
Termodinamika
Dasar
adalah
kumpulan bahan kajian pembelajaran tentang
konsep dasar sistem dan proses, persamaan
gas ideal, vander walls, kekekalan energi,
kerja dan panas, dan hukum Termodinamika
1, Pembelajaran tentang ide atau konsep
Serta hubungan yang ada antara ide atau
konsep pada Nilai kuliah Termodinamika
Dasar dimulai dari pemahaman atau ide dan
konsep yang mudah hingga ke ide yang
rumit. Skema yang dikutip oleh Siswoyo
(1987:260) mengemukakan konsep-konsep
yang lebih tinggi dari pada apa yang dimiliki
seseorang tidak mungkin dikombinasikan
hanya dengan defenisi tetapi dengan
menghadapkan dengan sejumlah contohcontoh yang sesuai dan telah ada dalam
pikiran
mahasiswa.
Jelaslah
bahwa
mahasiswa akan memahami suatu materi
kuliah jika mahasiswa itu telah memahami
suatu konsep dan aturan tentang kegiatan
kuliah tersebut. Mengetahui kemampuan
Termodinamika Dasar mahasiswa merupakan
informasi yang diperlukan bagi mahasiswa,
sehingga dapat mengetahui mahasiswa atau
yang telah menguasai kemampuan atau
keterampilan tertentu dan juga menjadikan
dasar untuk menentukan bahan ajar dan gaya
belajar yang sesuai dengan kemampuannya.
Untuk
menerapkan
bahan
ajar
Termodinamika Dasar dalam kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan melalui

Metode
Penelitian
ini
dilakukan
pada
mahasiswa D-III tahun ajaran 2006/2007
jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Unimed. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa terdiri 30 orang yang
mengikuti kuliah Termodinamika Dasar.
Metode yang digunakan adalah bentuk kaji
tindak (action research) yang dikhususkan
pada penerapan bahan ajar dalam aktivitas
kelas. Data-data dikumpulkan baik berkajian
dokumentasi, data diskriptif, data kuantitatif
dan data kualitatif. Permasalahan yang akan
dianalisis adalah kompetensi mahasiswa
dalam mata kuliah Termodinamika Dasar.
Dalam kegiatan ini tim peneliti terlibat penuh
di dalam kelas untuk mengetahui secara
sistematika kegiatan pembelajaran. Peneliti
akan merencanakan dan melaksanakan
kegiatan untuk meningkatkan hasil belajar
mahasiswa.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas saat
berlangsung perkuliahan yang terdiri dari atas
dua siklus, yang dilakukan selama 5 bulan
melalui tahap-tahap: Perencanaan (planning),
tindakan (action), pengamatan (observation),
dan refleksi (reflection). pada setiap akhir
pembelajaran diberikan angket kepada
mahasiswa
untuk
menggali
persepsi
mahasiswa tentang penerapan bahan ajar.
Pemantauan dan evaluasi terhadap
penerapan bahan ajar dalam penelitian
tindakan ini dilihal dari nilai pengamatan
terhadap aktivitas dosen, aktivitas mahasiswa,
tampilan bahan ajar, dan sasaran yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Untuk menambahan informasi dari lapangan
diperoleh nilai kuesioner penerapan dan
tampilan bahan ajar yang diisi oleh
3

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FakultasTeknik Unimed Vol.14 No.1/April 2012

mahasiswa.
Pemantauan terhadap pemahaman atau
materi perkuliahan dilakukan oleh peneliti.
Dalam setiap kegiatan penelitian ini, peneliti
berada dalam kelas melakukan observasi
setiap tindakan kelas yang dilakukan oleh
dosen. Hasil observasi tersebut dimasukkan
dalam catatan lapangan yang disediakan
dalam bentuk formatif evaluasi yaitu
aktivitas
Pengajar
(dosen),
aktivitas
mahasiswa, dan hal-hal yang timbul dalam
kelas serta tampilan bahan ajar. Seberapa
jauh bahan ajar itu membuat mahasiswa
dapat termotivasi, aktif belajar dan sertanya,
mudah memahami kegiatan ajar, mampu
belajar mandiri, dan menimbulkan interaksi
antara dosen dan mahasiswa, maupun
interaksi di antara sesama mahasiswa.
Kegiatan penelitian kaji tindak ini adalah
untuk menguji hipotesis tindakan yaitu
Dengan menerapkan bahan ajar yang dipadu
dengan beberapa metode pengajaran pada
perkuliahan di kelas dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa belajar secara
mandiri.
Berdasarkan analisis data untuk
kegiatan kaji tindak pada siklus I dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Mengingat dari data penilaian
penerapan bahan ajar dan tampilan bahan ajar
hanya memiliki nilai rerata ( X )= 2,40 dan
( X ) = 2,20 yang jika digabung kedua nilai
mahasiswa tersebut menjadi ( X )=2,30.
Sementara itu dari hasil penilaian pengamat
diperoleh ( X ) =2,05 yang jauh lebih rendah
dari penilaian mahasiswa oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa penerapan dan tampilan
bahan ajar pada siklus I ini sudah dapat
dinyatakan cukup secara penilaian kuantitatif,
namun masih belum memuaskan.
b.
Selain Itu aktivitas dosen
menurut penilaian pengamat baru mencapai
( X ) = 2,06 walaupun dapat diartikan cukup
namun masih belum memuaskan.
c. Ditinjau dari penilaian pengamat
terhadap aktivitas mahasiswa dalam proses
pembelajaran yang masih memperoleh nilai
( X )= 2,2, berarti hal ini dinyatakan sangat
perlu mendapat perhatian.

Oleh karena itu secara keseluruhan
kegiatan mahasiswa pada siklus I ini perlu
diperbaiki agar tujuan penelitian tindakan ini
dapat berhasil dengan memuaskan. Berdasarkan
hasil analisa data observasi dari penilaian
pengamat dan isian kuesionar oleh mahasiswa
langkah selanjutnya adalah melakukan refleksi.
Refleksi dilakukan mengarah kepada perbaikan
tindakan-tindakan selanjutnya. Berdasarkan
data pengamatan, wawancara, dan test akhir
siklus I, dilakukan refleksi akhir siklus 1.
Hasil refleksi akhir siklus I adalah sebagai
berikut: a. Hasil penerapan dan tampilan
bahan ajar pada siklus I ini walaupun sudah
dapat diriyatakan cukup secara penilaian
kuantitatif, namun masih belum memuaskan.
Hal ini besar kemungkinannya disebabkan
oleh penyajian dosen tentang kegiatan
perkuliahan dengan menggunakan bahan ajar
kurang menarik. Selain Itu dosen kurang
memberi penjelasan tentang pentingnya
penerapan bahan ajar dalam pembelajaran dan
juga kurang mendorong aktivitas mahasiswa.
Agar penerapan dan tampilan bahan ajar
menarik dan menstimuius mahasiswa untuk
belajar, maka pada siklus II bahan ajar
hendaknya memuat kunci jawaban test
formatif
yang
membantu
mahasiswa
mengontrol jawaban-jawaban yang diberikan.
Lebih jauh lagi tujuan pembelajaran, petunjuk
pemakaian, dan deskripsi bahan ajar
hendaknya disusun dengan jelas dan
sistematika sesuai dengan format yang
diinginkan, b.Selain itu aktivitas dosen yang
juga
mengkaji
kombinasi
metode
pembelajaran menurut penilaian pengamat
masih belum memuaskan. Hal ini terutama
disebabkan masih kurangnya kemampuan
dosen menarik perhalian mahasiswa, dosen
kurang mau memberiikan kerangka acuan,
dan dosen kurang memberikan bimbingan.
Agar aktivitas dosen dapat membantu
mahasiswa mempelajari dengan baik kegiatan
yang disampaikan, maka pada siklus
berikutnya
dosen
hendaknya
mampu
mengkombinasikan dengan tepat metode
pembelajaran yang digunakan, variasi
penyajian dan rangkuman pada akhir sajian.
Dengan cara seperti ini diharapkan dapat
memancing interaksi belajar mengajar, baik
4

Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Dan Belajar Mandiri Dalam Rangka Peningkatan Hasil Belajar Termodinamika
Dasar

interaksi antara dosen dan mahasiswa,
maupun interaksi antara mahasiswa dengan
mahasiswa untuk memahami kegiatan
perkuliahan, c. Berkenaan dengan aktivitas
mahasiswa dalam pembelajaran, pengamat
menyatakan sangat memprihatinkan. Hal ini
disebabkan oleh pembagian kelompok belajar
untuk mendiskusikan dan mengadakan tugastugas, belum terorganisir dengan baik. Agar
kegiatan mahasiswa menjadi aktif dalam
proses belajar mengajar maka sebaiknya pada
siklus berikutnya tugas dan test baik individu
maupun kelompok diberikan dengan cara
yang cukup menantang untuk dikerjakan dan
mahasiswa dapat mengerjakan tugas dan test
tersebut. Dengan menggunakan cara seperti
ini diharapkan akan terbentuk sikap mau
belajar dan meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa, d. Agar tercapai hasil penelitian
sebagaimana diharapkan maka pada siklus II
sebaiknya diterapkan kriteria penilaian untuk
menentukan keberhasilan kaji tindak ini.
Untuk keperluan tersebut sebaiknya dilakukan
kriteria penilaian keberhasilan penelitian kaji
tindak ini sebagai berikut:
 Nilai hasil kuesioner untuk Penerapan dan
Tampilan Bahan Ajar harus di atas rerata
( X ) =2,8
 Nilai untuk kegiatan dosen dalam kelas
harus rerata ( X )= 2,6
 Nilai kegiatan mahasiswa harus di atas
rerata ( X ) = 3
 Hasil belajar siswa mahasiswa harus 70 %
minimum nilai B (skor 80).
Karena siklus I, baik dari segi proses
dan hasil belum berhasil, perlu dilakukan
tindakan daur ulang pada siklus berikutnya
(siklus II), Berdasarkan apa yang ditemukan
di atas, maka berikut ini dapat diriyatakan
secara khusus refleksi dan perbaikan
berdasarkan hasil angket dan observasi
dilakukan perbaikan-perbaikan diantaranya
penjelasan tentang tujuan pembelajaran,
penggunaan kombinasi metode pembelajaran
yang harus konsisten dengan yang telah yang
direncanakan, cara penyampaian bahan ajar
dalam pembelajaran, penggunaan waktu yang
lebih efisien untuk pembelajaran, tugas, dan
pertanyaan-pertanyaan yang sulit terjawab

oleh mahasiswa perlu dijelaskan secara rinci
oleh dosen.
Tindakan siklus II dilaksanakan pada
bulan April-Juni 2007. Kegiatan penelitian
siklus II dilakukan setelah tim peneliti dan
pembimbing mengadakan diskusi untuk
refleksi langkah-langkah siklus berikutnya.
Dalam hasil refleksi siklus 1, maka
hal-hal yang perlu diperbaiki dalam
penempan bahan ajar dan tampilannya
adalah penyajian kegiatan dalam bahan ajar
yang kurang menarik, penjelasan tentang
perlunya penerapan bahan ajar dalam
pembelajaran, membuat kunci jawaban test
formatif, menyusun tujuan pembelajaran
yang operasional, membuat petunjuk
pemakaian, dan deskripsi bahan ajar yang
jelas dan sitematis.
Berdasarkan data kuesioner isian
mahasiswa dan observasi oleh pengamat pada
akhir siklus II, dilakukan refleksi akhir siklus
II. Hasil refleksi akhir siklus II adalah sebagai
berikut: 1.
Dari penilaian akhir dari
siklus II terdapat peningkatan nilai
dibandingkan dengan sikus I. Hal ini terlihal
dari penilaian mahasiswa melalui angket
terhadap penerapan dan tampilan bahan ajar
yang secara keseluruhan mendapat nilai rerata
( X )= 3,31 untuk penerapan bahan ajar dan
nilai rerata ( X ) = 3,36 untuk tampilan bahan
ajar. Selain Itu hasil penilaian pengamat
terhadap tampilan bahan ajar ternyata
melewati rerata kriteria keberhasilannya yaitu
( X )= 3,63 > 2,8 sehingga dapat dinyatakan
bahwa setelah adanya perbaikan terhadap
tampilan dan penerapan bahan ajar
berdasarkan refleksi pada siklus I kini
keadaannya sudah baik dan memuaskan.
Dengan
demikian
melalui
metode
pengembangan
penyajian
kegiatan
perkuliahan dengan menggunakan bahan ajar
kemampuan mahasiswa memahami kegiatan
ajaran
Termodinamika
Dasar
dapat
meningkat. Hal ini dapat diketahui baik dari
segi penerapan bahan ajar, tampilan bahan
ajar, kegiatan dosen, dan kegiatan mahasiswa,
2. Dari hasil penilaian pengamat terhadap
kegiatan dosen yang juga mencakkaji
memvariasi penyajian dan mengkombinasikan
5

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FakultasTeknik Unimed Vol.14 No.1/April 2012

beberapa metode pembelajaran ternyata
pengamat memberii nilai yang memuaskan
yaitu nilai rerata ( X ) =3,62 > 2,6 (batas nilai
rerata kriteria keberhasilan). Jadi boleh
disimpulkan bahwa kegiatan dosen dalam
penyajian kegiatan perkuliahan dengan
menerapkan bahan ajar telah memuaskan,
karena mahasiswa mampu memahami
kegiatan perkuliahan dengan mudah. Dengan
demikian seharusnya tampilan bahan ajar
dirancang dengan baik secara sistematika,
memiliki tujuan dan deskripsi yang jelas,
memberikan tugas-tugas yang menantang
untuk
dikerjakan.
Dengan
demikian,
penerapan penggunaan bahan ajar yang baik
dalam menyajikan kegiatan perkuliahan akan
memungkinkan
mahasiswa
terbantu
menguasai kegiatan perkuliahan yang tengah
disajikan. Dari penilaian pengamat terhadap
kegiatan mahasiswa dalam kaji tindak ini
ternyata pengamat memberiikan nilai yang
sangat baik yaitu ( X )= 3,68 jauh melampaui
nilai rerata kriteria keberhasilan yaitu ( X )= 3
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
kegiatan mahasiswa dalam proses belajar
mengajar dalam kaji tindak ini telah
memuaskan. Hal ini disebabkan kesedian
subjek peneliti untuk membenahi bahan ajar
dan penampilannya. Keseriusan dosen
menyajikan kegiatan perkuliahan yang
dirancang sesuai kebutuhan mahasiswa yang
mencakkaji variasi penyajian dan kombinasi
metode pembelajaran yang tepat ternyata
berpengaruh
besar
terhadap
kegiatan
mahasiswa dalam proses pembelajaran kaji
tindak ini. Dari segi kegiatan dosen dalam
menyajikan kegiatan perkuliahan juga
meliputi usaha memvariasikan penyajian dan
pengkombinasian
beberapa
metode
pengajaran dengan tepat, ternyata dapat
meningkatkan interaksi belajar mahasiswa
yang berarti. Kalau dari siklus I nilai rerata
kegiatan dosen baru mencapai angka ( X ) =
2,06 maka pada siklus II kegiatan dosen telah
mencapai nilai rerata terbesar ( X ) = 3,62. Ini
menunjukkan lompatan nilai yang sangat
berarti. Hal ini berakibat pada kegiatan
mahasiswa kalau pada siklus I baru mencapai
slat rerata sebesar ( X ) = 2,2 kini pada siklus

II nilai rerata kegiatan mahasiswa adalah
sebesar
( X ) = 3,68, kembali terlihat
lompatan yang berarti. Jadi dapat dikatakan
bahwa tampilan bahan ajar yang baik akan
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Jadi, mahasiswa akan mampu mengerjakan
tugas-tugas dengan baik bila tugas-tugas dan
latihan yang diprogramkan tersebut dirancang
agar
mahasiswa
dapat
mengerjakan
berdasarkan saran dan fasilitas yang ada di
kelas. Lebih lanjut tugas-tugas dan latihan
yang terarah dalam bahan ajar akan
memudahkan
mahasiswa
memecahkan
masalah terhadap persoalan yang disajikan
oleh dosen. hasil belajar mahasiswa
mengalami peningkatan hasil belajar dari
yang ditargetkan adalah 70 % mahasiswa
memperoleh nilai B, ternyata setelah siklus
kedua 80 % memperoleh nilai B ke atas , dan
hanya 20 % yang memperoleh nilai C.

Kesimpulan
Berdasarkan data penelitian dapat
dideskripsikan kesimpulan sebagai berikut :
Pada siklus pertama sebagai berikut: (1)
Rata-rata penilaian mahasiswa tentang
penerapan bahan ajar ( X ) = 2,40, (2) Ratarata penilaian mahasiswa tentang tampilan
bahan ajar ( X ) =2,20, (3) Rata-rata penilaian
pengamat tentang tampilan bahan ajar ( X )
=2,05, (4) Rata-rata penilaian pengamat
tentang kegiatan dasar dalam kelas ( X )
=2,26, (5) Rata-rata penilaian pengamat
tentang kegiatan mahasiswa dalam kelas ( X )
= 2.2. dan (6) Hasil belajar Termodinamika
Dasar dari 30 orang peserta = 25 orang
(83,3%) dapat menyelesaikan pembelajaran
dengan tuntas, dan = 5 orang (17 %) tidak
dapat menyelesaikan pembelajaran dengan
tuntas.
Pada Siklus Kedua sebagai berikut: (1)
Rata-rata penilaian mahasiswa tentang
penerapan bahan ajar ( X ) = 3,31, (2) Ratarata penilaian mahasiswa tentang tampilan
bahan ajar ( X )= 3,36, (3) Rata-rata penilaian
pengamat tentang tampilan bahan ajar ( X )=
6

Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Dan Belajar Mandiri Dalam Rangka Peningkatan Hasil Belajar Termodinamika
Dasar

3,63, (4) Rata-rata penilaian pengamat tentang
kegiatan dasar dalam kelas ( X ) = 3,62, (5)
Rata-rata penilaian pengamat tentang kegiatan
mahasiswa dalam kelas ( X )= 3,68, dan (6)
Hasil belajar Termodinamika dasar dari 30
orang, 7 orang ( 23,34 % ) memperoleh nilai
A, 17 orang ( 57 %) memperoleh nilai B, dan
6 orang ( 20 %) memperoleh nilai C.

Silabus.
KBK.
Tidak
dipublikasikan. Medan: Jurusan
Teknik Mesin FT Unimed.
Ginting, RU. 1999. Termodinamika. Jakarta:
P2LPTK Dedikbud. R.1
Green Wood, Gordon E & Forrest W.
Parkay. 1989. Case Studies For
Teacher Dicision, Making. New
York : Random House.
Hopkins, D. 1993, A. Teacher's Guide To
Classroom Research. Second Edition
Buckingham Philadelphia : Open
University Press.
Kemmis, S & R. Me Taggart. 1990. The
Action Research Planner. Victoria :
Deakin University.
McNiff Jean, 1988. Action Research :
Principles And Practice. London
MacMillan Education.
Nainggolan,.
Werlin
S.
1986.
Termodinamika. Teori don Soal
Penyelesaian. Bandung Armico.
Paten dan Purwanto, 1997. Mengajar Di
Perguruan
Tinggi,
Bagian
4
Penulisan Bahan Ajar. Jakarta : PAU
dan Dirjen Dikti Dikbud.
Rogers, Carl R. 1983. Freedom To Mean
For The 80's. Columbus : Charles E.
Merrill and Howel.
Siswoyo. H. 1997. Action Research :
Sintesis Teoritik. Jakarta : IKIP
Jakarta.
Robert .K , 1984. Case Study Research :
Design . California: Sage Hills.

Saran
Untuk meningkatkan penerapan bahan ajar
di kelas agar dapat meningkatkan hasil belajar
dan kemampuan belajar mahasiswa secara
atau diri dalam proses belajar mengajar, maka
perlu dikemukakan beberapa rekomendasi
yang sesuai dengan hasil penelitian kaji tindak
ini sebagai berikut : (1) Untuk mempermudah
mahasiswa maupun dosen yang menggunakan
bahan ajar yang disusun perlu dilengkapi
dengan pedoatau untuk mahasiswa dan
pengajar (dosen), (2) Dalam pempelajari
konsep, peran gayasan atau ideide yang
disampaikan dalam bahan ajar perlu
dilengkapi dengan bermacam-macam ilustrasi,
(3) Dalam penerapan bahan ajar di kelas
dosen perlu menerapkan berbagai kombinasi
metode pembelajaran agar materi yang
disapkan dalam bahan ajar lebih mudah
diserap oleh mahasiswa, dan (4) Dalam
penerapan bahan ajar tugas-tugas harus
dilakukan berdasarkan analisa kemampuan
dan karakteristik awal mahasiswa Serta perlu
adanya sarana dan sumber belajar lainnya
yang menunjang kegiatan proses belajar
mengajar.

Daftar Pustaka
Anung, H, 1986, Teknologi Komunikasi
Pendidikan, Seri Pustaka Teknologi
Pendidikan No. I : Belajar Mandiri
Jakarta : Pustekkorn & Rajawali.
Atwi. S, 1991, Desain Instruksional. Jakarta :
PAU dan Dirjen Pendidikan Tinggi
Dikbud.
Elliot, John. 1993. Research For Educational
Change. Buckingham Philadelphia :
Open UniversIIy Press.
Fakultas Teknik Unimed. 2005. Buku 2
7