ANALISIS KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SETELAH DITERAPKAN KURIKULUM 2013 Analisis Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Setelah Diterapkan Kurikulum 2013 (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kartasura).

ANALISIS KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SETELAH DITERAPKAN KURIKULUM 2013
(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kartasura)

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mancapai derajat
Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Matematika

SITI SOLIKATUN
A 410 100 142

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
ANALISIS KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SETELAH DITERAPKAN KURIKULUM 2013

(Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kartasura)
Oleh:
Siti Solikatun1 dan Masduki2.
1
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, likhaariantsaja@gmail.com
2
Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Surakarta, masdukiums.ac.id
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan karakter siswa
setelah diterapkan kurikulum 2013. Informan dalam penelitian ini adalah guru
matematika, guru wali kelas, serta siswa kelas XI MIA-5 SMA Negeri 1
Kartasura. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara dan
angket sebagai metode pokok. Metode bantu berupa observasi dan dokumentasi.
Analisis data secara kualitatif melalui 3 alur yaitu pengumpuan data, reduksi data,
display data, menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap
guru memiliki cara sendiri dalam mengembangkan nilai-nilai karakter siswa,
khususnya pada pembelajaran matematika. Dari data yang diperoleh langkah awal
yang dilakukan guru dalam mengembangkan nilai-nilai karakter siswa adalah
dengan selalu memberikan motivasi kepada siswa diawal dan akhir pembelajaran
untuk selalu menjadi pribadi yang baik. Perkembangan nilai karakter siswa sudah
baik, dengan persentase yang paling rendah adalah 61,40% yaitu sikap kerja

keras. Sedangkan untuk presentase yang paling tinggi adalah 99,12% yaitu sikap
kedisiplinan.
Kata kunci: karakter siswa, pembelajaran matematika, kurikulum 2013

PENDAHULUAN
Kurikulum pendidikan yang diterapkan di Indonesia pada tahun ajaran
2013/ 2014 adalah kurikulum 2013. Salinan Lampiran Permendikbud No. 69
tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA
menyebutkan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
H.E Mulyasa (2013: 60) mengungkapkan perlunya perubahan kurikulum
juga karena adanya beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 yaitu:
1. Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, 2. Kurikulum belum
mengembangkan kompetensi secara utuh, 3. Kompetensi yang dikembangkan
lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan
pribadi siswa (pengetahuan, keterampilan, sikap), 4. Berbagai kompetensi yang
diperlukan belum terakomodasi di dalam kurikulum (seperti pendidikan karakter,
soft skills and hard skills), 5. Kurikulum belum tanggap terhadap berbagai

perubahan sosial, 6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci, 7. Penilaian belum menggunakan standar penilaian
berbasis kompetensi.
Kurikulum 2013 sangat menekankan pada pendidikan karakter. Terlebih
pada tingkat dasar, karena akan menjadi fondasi bagi tingkatan berikutnya.
Peranan karakter dalam kurikulum 2013 menjadi unsur yang paling utama sebagai
dasar penilaian keberhasilannya. Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa,
karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi
antar manusia. Karakter seseorang juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan
disekitarnya.
Nilai karakter seseorang dapat ditingkatkan jika lingkungannya dapat
mendukung. Dalam hal ini, lingkungan sekolah juga sangat berpengaruh terhadap
karakter siswa. Lingkungan sekolah yang juga berperan dalam karakter siswa
adalah guru. Oleh karena itu, guru harus mengimplementasikan pengembangan
nilai karakter siswa pada pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika.

1

Hal


ini

disebabkan

karena

banyak

nilai-nilai

karakter

pelaksanaannya menggunakan ilmu matematika. Misalnya mencari nilai

yang
dengan

jujur dan tidak memanipulasi hasilnya. Begitu pula dengan matematika yang
dapat dikembangkan dengan sikap kreatif. Misalkan dalam mempelajari
persamaan garis, diberikan suatu persamaan garis kemudian guru menentukan

suatu titik tertentu siswa diminta untuk menentukan garis sejajar yang melalui
titik itu. Jika siswa sudah mengerti, siswa diminta menentukan titik lain sesuai
keinginannya. Kalau tugas tersebut bisa dilakukan dilanjutkan siswa diminta
membuat persamaan garis baru dan teman lain sebangku menentukan titik tertentu
dan menentukan persamaan garis yang sejajar. Siswa disini mengembangkan
kemampuan kelancaran (fasih), fleksibel, dan menghasilkan ide-ide yang baru.
Pentingnya karakter terhadap keberhasilan akademik menurut Joseph
Zhao, et.al, (2002) dalam Diana Silaswati (2011) mengkompilasikan berbagai
hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap
keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko
penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan
ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter.
Hasil dialog awal dengan guru matematika dan siswa mengenai karakter
siswa sebelum diterapkan kurikulum 2013 menunjukkan bahwa nilai-nilai
karakter siswa dalam pembelajaran matematika belum tereksplor secara
mendalam. Hal tersebut dikarenakan dalam kurikulum sebelumnya (KTSP) lebih
didominasi dengan aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan
pribadi siswa.
Dengan adanya kondisi tersebut, maka penulis termotivasi melakukan
penelitian untuk menganalisis karakter siswa dalam pembelajaran matematika

setelah diterapkannya kurikulum 2013.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data yang
terkumpul berupa tulisan, kata- kata, atau gambar. Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Kartasura. Waktu penelitian selama 2 minggu. Subjek dalam

2

penelitian ini adalah guru matematika, guru wali kelas, serta siswa kelas XI MIA5.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
(1) metode pokok berupa: (a) wawancara untuk mengetahui langkah guru dalam
mengimplementasikan pengembangan nilai karakter siswa pada pembelajaran
matematika, (b) angket untuk mengetahui perkembangan nilai karakter siswa pada
pembelajaran matematika, (2) metode bantu berupa observasi dan dokumentasi
untuk memperoleh data nama guru, nomor induk pengajar, dan foto.
Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik
dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik digunakan untuk mengecek hasil
wawancara dengan guru matematika dan siswa melalui observasi, dokumentasi,
dan angket siswa untuk mengetahui kebenaran dari hasil wawancara. Triangulasi

sumber dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang
berbeda meliputi guru matematika, guru wali kelas, dan siswa kelas XI MIA-5
yang menjadi responden. Dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai
perkembangan

karakter

siswa

dalam

pembelajaran

matematika

setelah

diterapkannya kurikulum 2013.

HASIL PENELITIAN

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyusun instrumen penelitian
berupa pedoman wawancara dang angket. Pertanyaan yang disusun untuk
wawancara sebanyak 36 nomor, sedangkan angket yang disusun sebanyak 24
nomor yang terdiri dari 3 nomor untuk masing-masing aspek. Aspek yang akan
diteliti meluputi aspek kejujuran, tanggung jawab, disiplin, mandiri, rasa ingin
tahu, kreatif, kerja keras, dan toleransi. Setelah pedoman wawancara dan angket
disusun, angket disebarkan kepada siswa kelas XI MIA-5 di SMA Negeri 1
Kartasura dengan jumlah 38 siswa. Selanjutnya, dilaksanakan wawancara setelah
angket tersebut sudah diisi oleh siswa. Wawancara dilakukan dengan guru
matematika, guru wali kelas, serta siswa kelas XI MIA-5 SMA Negeri 1
Kartasura. Berdasarkan angket dan wawancara tersebut, maka diperoleh data:

3

Data mengenai perkembangan karakter siswa pada pembelajaran
matematika diperoleh dari hasil angket untuk siswa, dan wawancara dengan
guru matematika dan siswa kelas XI MIA-5 SMA Negeri 1 Kartasura. Data
hasil angket mengenai karakter siswa dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 1


Grafik Analisis Karakter Siswa
Persentase Karakter Siswa

120.00%
100.00%
80.00%

Jujur
Tanggung jawab

60.00%

Disiplin

40.00%

Mandiri
Rasa ingin tahu

20.00%


Kreatif

0.00%

Kerja keras

Toleransi

Karakter Siswa

grafik di atas menunjukkan bahwa perkembangan nilai karakter siswa
sebagian besar sudah bagus. Berdasarkan grafik di atas nilai karakter yang
paling rendah adalah kerja keras yaitu 61,40%, dan yang paling tinggi adalah
kedisiplinan 99,12%. Aspek kejujuran (85,09%), aspek tanggung jawabnya
95,61%, kemandiriannya 90,35%, sikap rasa ingin tahu yaitu 88,60%, kreatif
85,96%, serta toleransi 97,37%.

PEMBAHASAN
a.


Perkembangan karakter siswa dalam pembelajaran matematika
Mengacu pada deskripsi hasil penelitian dari wawancara dengan guru
matematika dan siswa kelas XI MIA-5 SMA Negeri 1 Kartasura diperoleh
data dan informasi bahwa secara umum perkembangan nilai karakter siswa

4

cenderung mengalami perubahan yang positif bila dibandingkan dengan
penerapan-penerapan kurikulum yang sebelumnya. Dalam penelitian ini,
perkembangan karakter siswa yang akan diamati adalah dari aspek kejujuran,
tanggung jawab, disiplin, mandiri, rasa ingin tahu, kreatif, kerja keras, dan
toleransi. Pada penerapan kurikulum 2013 terhadap pembelajaran matematika
berpengaruh sangat signifikan terhadap nilai karakter siswa.
Pernyataan tersebut didukung dengan data yang diperoleh dari
penyebaran angket yang telah diisi oleh siswa. Berikut adalah rincian hasil
analisis karakter siswa dari berbagai aspek yang diteliti:
Tabel 1
Tabel Analisis Karakter Siswa
No

Aspek yang diteliti

Jumlah Siswa
Setuju

Tidak Setuju

1.

Kejujuran

32

6

2.

Tanggung Jawab

36

2

3.

Disiplin

37

1

4.

Mandiri

34

4

5.

Rasa Ingin Tahu

33

5

6.

Kreatif

32

6

7.

Kerja Keras

23

15

8.

Toleransi

37

1

Berdasarkan tabel hasil analisis karakter siswa di atas, menunjukkan
bahwa nilai-nilai karakter siswa sudah baik, yaitu sikap kejujuran, dari 38
siswa di kelas 32 diantaranya setuju. Aspek yang kedua yaitu tanggung
jawab, 36 siswa menyatakan mereka sudah memiliki sikap bertanggung
jawab. Kedisiplinan yang dimiliki siswa dari 38 siswa hampir seluruh siswa
menyatakan setuju, yaitu sebanyak 37 siswa. Sikap mandiri yang dimiliki
siswa sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan sikap disiplin dan
tanggung jawab siswa, yaitu 34 siswa.

5

Aspek yang kelima yaitu rasa ingin tahu, sebanyak 33 siswa dari 38
siswa menyatakan mereka sudah memiliki sikap rasa ingin tahu. Sedangkan
sikap kreatif yang dimiliki siswa dari 38 siswa 32 diantaranya setuju. Aspek
yang ke tujuh adalah sikap kerja keras. Jika dibandingkan dengan semua
aspek yang diteliti, sikap kerja keras siswa merupakan yang paling rendah
yaitu 23 anak dari 38 anak yang menyatakan setuju. Sedangkan sikap
toleransi siswa dari 38 siswa, 37 diantaranya menyatakan sudah memiliki
sikap toleransi.
b.

Cara guru dalam mengembangkan karakter siswa pada pembelajaran
matematika
1. Memotivasi siswa untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik
Motivasi merupakan suatu tenaga atau faktor yang terdapat dalam
diri manusia, yang akan menimbulkan dorongan yang mengarah pada
pengorganisasian tingkah lakunya. Memotivasi siswa merupakan salah
satu strategi yang banyak digunakan guru untuk mengembangkan karakter
siswa pada pembelajaran matematika. Karena memotivasi siswa secara
rutin maka siswa akan terdorong semangatnya untuk selalu menjadi
pribadi yang lebik baik dalam segala hal.
Oleh karena itu, seorang guru jika menginginkan siswanya memiliki
pribadi yang selalu lebih baik, maka sudah seharusnya guru selalu
memotivasi siswanya tersebut. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Keke T Aritonang (2008) yang berjudul “Minat dan
Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” yang menyatakan
bahwa sudah menjadi tugas bagi guru agar berusaha membangkitkan minat
dan motivasi siswa. Sehingga proses belajar mengajar yang efektif tercipta
di dalam kelas dan mencapai suatu tujuan sebagai hasil dari pembelajaran.
2. Selalu menasehati siswa apabila ada perilaku siswa yang menyimpang dari
nilai karakter yang baik
Guru

selalu

mengingatkan

dan

menasehati

siswa

bahwa

karakter/sifat perilaku yang baik akan bermanfaat sepanjang hidupnya.
Misalnya ada siswa yang berperilaku menyimpang dari nilai-nilai karakter,

6

guru akan menegur dan menasehati siswa bahwa perilakunya tersebut
kurang sesuai dengan karakter seorang siswa yang baik. Kemudian siswa
tersebut akan dibimbing mengarah ke perilaku yang sesuai dengan
karakter yang baik.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dindin Jamaluddin (2013)
dalam jurnal internasional yang berjudul “Character Eduation in Islamic
Perspective” menyimpulkan bahwa pendidikan karakter sangat penting
untuk kurikulum pendidikan nasional yang dilaksanakan. Pendidikan
karakter digunakan untuk mempersiapkan manusia bertahan hidup di masa
sekarang dan masa depan dengan pendidikan non formal sebagai salah satu
cara untuk mengatasinya.
3. Mengaitkan permasalahan dalam pembelajaran matematika dengan
pengembangan nilai karakter pada kehidupan sehari-hari
Mengaitkan materi matematika dengan pengembangan nilai karakter
siswa, diyakini dapat meningkatkan nilai karakter siswa yang baik. Hal
tersebut juga berkaitan dengan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual yang berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan
siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa.

Proses

pengembangan

konsep

dan

gagasan

pembelajaran

kontekstual bermula dari kehidupan nyata. Dalam hal ini, kehidupan nyata
yang berkaitan dengan nilai karakter.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyarini
yang berjudul “Membangun Karakter Siswa Melalui Pembelajaran
Kontekstual” menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual dengan berbagai model dan metodenya, dapat dijadikan
sebagai alat untuk membangun/membentuk karakter siswa. Model-model
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual menekankan keterlibatan
aktif siswa dalam belajar. Baik dalam tugas-tugas mandiri maupun
kelompok.

7

Oleh sebab itu, sebaiknya guru dalam pembelajaran matematika
mengaitkan antara materi dengan nilai karakter. Dengan hal tersebut
diharapkan siswa akan semakin aktif dan mandiri dalam tanggung
jawabnya.
4. Memberikan teladan yang baik bagi siswa
Memberikan teladan yang baik bagi siswa merupakan cara yang
paling mudah diterapkan dalam mengembangkan nilai karakter. Cara ini
diyakini lebih ampuh dalam pengembangan nilai karakter siswa jika
dibandingkan dengan hanya menasehati/ceramah. Karena lebih kongkret
dalam penerapan nilai karakternya. Mengutip dari pepatah yang berbunyi
“Guru kencing berdiri, murid kencing berlari” yang bermakna jika
seorang guru tidak bisa menjadi teladan yang baik untuk siswanya, maka
akan sangat sulit untuk membangun nilai karakter yang baik pada
siswanya.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Djuwariyah (2011) yang
berjudul “Hubungan Kontrol Diri Guru Dengan Intensi Melakukan
Kekerasan Terhadap Siswa” menyebutkan bahwa seorang guru harus
memiliki kontrol diri yang baik karena apa yang diucapkan dan dilakukan
akan menjadi rujukan bagi anak didik bahkan masyarakat di sekitarnya.

SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan yang diperoleh dapat
diambil kesimpulan pengembangan karakter siswa setelah diterapkannya
kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Surakarta.
1. Implementasi pengembangan karakter siswa dalam pembelajaran matematika
a. Memotivasi siswa untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik
b. Selalu menasehati siswa apabila ada perilaku siswa yang menyimpang dari
nilai karakter yang baik
c. Mengaitkan permasalahan dalam pembelajaran matematika dengan
pengembangan nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari
d. Menjadi teladan yang baik bagi siswa.

8

2. Perkembangan karakter siswa pada kurikulum 2013
Perkembangan karakter siswa setelah diterapkan kurikulum 2013 terjadi
perubahan karakter yang positif, diantaranya aspek kejujuran, tanggung jawab,
disiplin, mandiri, rasa ingin tahu, kreatif, kerja keras, dan toleransi.

DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Keke T. 2008. “Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan Penabur/ 1(10), pp 11-23.
Djuwariyah. 2011. “Hubungan Kontrol Diri dengan Intensi Melakukan Kekerasan
Terhadap Siswa”. Jurnal Pendidikan Islami/ 4(1), pp 35-42.
Jamaluddin, Dindin. 2013. Character Education in Islamic Perspective.
International Journal of Scientific & Technology Research Volume 2,
Issue 2, February 2013.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69
Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/ MA.
Silaswati, Diana. 2011. Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Kurikulum yang
Diimplementasikan melalui pengintegrasian dalam Pembelajaran pada
Setiap Mata Pelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sulistyarini. 2010. “Membangun Karakter Siswa Melalui Pembelajaran
Kontekstual. International Journal of Social Sciences and Humanity
Studies, Vol 8, No 1, hal 7, Maret 2010.

9

Dokumen yang terkait

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SETELAH DITERAPKAN KURIKULUM 2013 Analisis Pemahaman Konsep Matematika Siswa Setelah Diterapkan Kurikulum 2013 ( Studi Kasus Di Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo ).

0 3 12

PENDAHULUAN Analisis Pemahaman Konsep Matematika Siswa Setelah Diterapkan Kurikulum 2013 ( Studi Kasus Di Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo ).

0 3 9

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SETELAH DITERAPKAN KURIKULUM 2013 Analisis Pemahaman Konsep Matematika Siswa Setelah Diterapkan Kurikulum 2013 ( Studi Kasus Di Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo ).

0 5 13

PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PENANAMAN KARAKTER SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Penerapan Kurikulum 2013 Dalam Penanaman Karakter Siswa Pada Pembelajaran Matematika (Studi Kasus di SMP Al-Irsyad Surakarta tahun 2013/2014).

0 2 14

ANALISIS PERMASALAHAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KOMPETENSI SPIRITUAL Analisis Permasalahan Guru Dalam Mengimplementasikan Kompetensi Spiritual Setelah Diterapkan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Matematika (Studi Kasus Pada SMK Muhammadiyah 1 Sukoh

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis Permasalahan Guru Dalam Mengimplementasikan Kompetensi Spiritual Setelah Diterapkan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Matematika (Studi Kasus Pada SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dan SMK Negeri 9 Surakarta).

0 2 8

ANALISIS PERMASALAHAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KOMPETENSI SPIRITUAL SETELAH DITERAPKAN Analisis Permasalahan Guru Dalam Mengimplementasikan Kompetensi Spiritual Setelah Diterapkan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Matematika (Studi Kasus Pada SMK Mu

0 1 14

ANALISIS KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SETELAH DITERAPKAN KURIKULUM 2013 Analisis Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Setelah Diterapkan Kurikulum 2013 (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kartasura).

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Setelah Diterapkan Kurikulum 2013 (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kartasura).

1 15 10

PENGELOLAAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA KURIKULUM 2013 DI SMK MUHAMMADIYAH 1 Pengelolaan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika Pada Kurikulum 2013 Di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo.

0 1 14