Analisis Karakter John Blacktrone Sebagai Bushi Dalam Film 'Shogun'.

(1)

! " # ! " $$

# %

$&

' ' ( " ) ( $* + ' ( " ) ( &&

, ' ( ) (

! ) (


(2)

!"# $% & '

# (%) $ % *


(3)

1) %) . . % % & & % %) 2 % $% ) 3 )

1 * #


(4)

5 & ' - ) ' % # 1 * - 6$ $ .#

1) . . % % , -- . . %) .'- $ . % ) . 1 *


(5)

(6)

!

" " #

" ! " $ %

& ' $

$

'# ( &

)* "* "

* + , "$ ,

+* -! "$ - ! " '

* ... - "$ - " ''

.. * .. " " ' -' /, 0

.. * - & 1


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Samurai (侍) adalah suatu istilah umum untuk seseorang prajurit militer di

Jepang pada zaman Heian (abad 9 sampai abad12). Pada masa itu, orang-orang

yang memiliki status sebagai samurai dikenal sangat mahir dalam menggunakan pedang. Arti Samurai itu sendiri, dari yang sebagai mana dikutip dari internet, yaitu sebagai berikut:

“The term Samurai originally mean “those who serve in close attendance to nobility”, and was written in the Chinese character (or kanji) that had the same meaning. In Japanese, it was originally pronounced in the pre-Heian periode as saburau and later to saburai. In Japanese literature, there is an early

reference to Samurai in the Kokinshu (古今集

こきんしゅう

, early 10th century)” (http://www.gurn.net/forums/archive/topic/65501-1.html)

“Istilah Samurai mula-mula berarti “orang yang melayani

kaum bangsawan”, dan memiliki arti yang sama pada tulisan China atau kanji. Di Jepang pada zaman Heian mula-mula dilafalkan saburau dan kemudian berubah menjadi saburai. Dalam sejarah kesusastraan Jepang, istilah Samurai pertama

kali disebutkan dalam Kokinshu yang ditulis pada pada awal

abad ke-10.”

Samurai memiliki peraturan yang sangat ketat mengenai kehormatan dan

harga diri. Ada suatu istilah yang disebut bushido 武士道 (The Way of Samurai), "bushido” menaruh penekanan pada kesetiaan, pengorbanan diri , keadilan, rasa malu, tata krama, kemurnian, kesederhanaan, roh yang berhubungan dengan


(8)

Universitas Kristen Maranatha perang, dan penghormatan." (Nippon Steel Human Resources Development Co., Ltd. 329). Para Samurai memiliki prinsip hidup, yaitu disiplin, patuh dan setia hanya pada satu tuan.

Pada penelitian ini peneliti akan meneliti tentang orang asing pertama yang menjadi Samurai yang terdapat dalam film Shogun. Film ini sendiri secara garis besar berkisah tentang perebutan kekuasaan antara Ishida yang adalah penguasa Jepang Barat pada saat itu dengan Tokugawa Ieyasu yang adalah penguasa bagian Jepang Timur dimana akhirnya menuju peperangan besar (yang dikenal dengan sebutan perang sekigahara) diantara dua penguasa itu, yang pada akhirnya dimenangkan oleh Tokugawa Ieyasu yang kemudian menjadi penguasa mutlak atas Jepang (Shogun) di tahun 1600.

Film ini disutradarai oleh Jerry London yang dibuat pada tahun 1980 dengan durasi ± 9 jam. Film Shogun ini mendapatkan tiga buah penghargaan yaitu: Penghargaan Golden Globe dalam kategori “best actor” (aktor terbaik);

Emmy Award dalam kategori “Best Costume Design” (Desain kostum terbaik); Peabody Award dalam kategori “Best Mini Seri” (mini seri terbaik). Film ini

dibuat berdasarkan novel dengan judul yang sama karya James Clavell. James Clavell merupakan seorang berkebangsaan Australia, lahir di Sydney, Australia pada tahun 1924, kemudian pada tahun 1953 pindah ke New York dan mengganti kewarganegaraannya. Selain sebagai penulis novel ia juga dikenal sebagai penulis cerita film dan sutradara. Novel lain hasil kreasinya yaitu Noble House (1981),

Whirlwind (1986), dan lainnya.


(9)

Film Shogun ini diawali dengan cerita tentang seorang nahkoda asing yang bernama John Blackthrone beserta 9 awak kapalnya yang masih hidup, terdampar di daratan Jepang yang diakibatkan oleh badai besar. John Blackthrone difitnah sebagai perampok oleh pendeta Jesuit, sehingga oleh penguasa setempat mereka disiksa dan dimasukkan ke dalam penjara. Setelah beberapa hari John Blackthrone dibawa menghadap penguasa bagian Timur, yaitu Tuan Toranaga untuk di introgasi.Toranaga menyatakan bahwa John Blackthrone tidak bersalah dan menjadikan dia sebagai tamu kehormatan di istananya.

Ketika Toranaga mengadakan perjalanan melewati daerah kekuasaan Ishida, John Blackthrone dengan berani mengalihkan perhatian prajurit Ishida sehingga Toranaga bersama prajuritnya dapat melewati pintu perbatasan dengan mudahnya. John Blackthrone untuk kedua kalinya menyelamatkan Toranaga dalam peperangan di pelabuhan dengan mengambil kendali sebagai pemimpin dan memenangkan peperangan tersebut. Karena keberanian John Blackthrone, Toranaga menghadiahkan sebuah senapan, sepasang pedang dan sebuah rumah yang lengkap dengan pelayan di dalamnya. Secara tidak langsung Toranaga telah menganugerahi John Blackthrone sebagai hatamoto1 . Ketika gempa bumi terjadi sekali lagi John Blackthrone menolong Toranaga yang hampir tertimbun tanah akibat gempa tersebut. Sebagai rasa terima kasihnya Toranaga menganugerahi John Blackthrone tanah, sejumlah prajurit, sejumlah kimono dan sepasang pedang (yang biasanya digunakan oleh seorang Samurai) dan mengangkatnya secara resmi sebagai Samurai.

1


(10)

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan film tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti tokoh utama dalam film Shogun tersebut, yaitu John Blackthrone sebagai seorang asing yang diangkat menjadi samurai, sedangkan di negara Jepang orang asing sangat susah untuk mendapatkan hak istimewa. Penelitian penulis hanya terfokus pada sejarah dan aturan-aturan yang terdapat dalam Samurai.

1.2Pembatasan Masalah

Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah seputar kriteria-kriteria samurai, yaitu kehormatan (meiyo), kesetiaan pada atasan (chugi), sikap hormat atau sikap sopan (rei), dan hubungan atasan dan bawahan (shujuukankei) sesuai pada masa dimana Tokugawa Ieyasu berkuasa.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam penelitian ini, yaitu menganalisis karakter John Blackthrone sebagai bushi dalam film Shogun.

1.4Metodologi

Karena permasalahan yang akan dilihat dari sejarah pada zaman Azuchi Momoyama (1568-1600) yang tercermin pada film Shogun maka penulis akan menggunakan metodologi sejarah.

Prof. DR. Kuntowijoyo mengatakan bahwa sejarah dalam bahasa Arab “syajara” yang berarti terjadi. Dalam bahasa Yunani “history atau Istor” berarti orang pandai. Sejarah terjadi menjadi dua macam, yaitu yang terjadi diluar


(11)

pengetahuan manusia (sejarah objektif) dan yang terjadi sepengetahuan manusia (sejarah subjektif). Maksudnya ada sejarah yang diluar dugaan manusia seperti terjadinya gempa bumi atau bencana-bencana yang diakibatkan oleh alam. Sedang sejarah subjektif adalah sejarah yang diakibatkan oleh manusia seperti perang, penemuan dan lain sebagainya.

Dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah, Prof. DR.Kuntowijoyo mengatakan: sejarah itu bukan mitos, walaupun sama-sama menceritakan masa lalu, tapi sejarah berbeda dengan mitos. Mitos menceritakan masa lalu dengan

1. Waktu yang tidak jelas

2. Kejadian yang tidak masuk akal.

Dalam mitos tidak ada penjelasan tentang kapan peristiwa terjadi, sedangkan dalam sejarah semua peristiwa secara persis diceritakan kapan terjadinya. Contoh : Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, misalnya masyarakat lama Afrika, orang akan mengandalkan diri pada tradisi lisan yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam penulisan sejarah.

Sebagai ilmu, sejarah terikat pada prosedur penelitian ilmiah. Sejarah juga terikat pada penalaran yang bersandar pada fakta. Kebenaran sejarah terletak dalam kesediaan sejarawan untuk meneliti sumber sejarah secara tuntas, sehingga diharapkan ia akan mengungkap secara objektif. Hasil akhir yang diharapkan adalah kecocokan antara sejarawan dan fakta. Sejarah hanya bercerita tentang manusia, akan tetapi juga bukan cerita tentang masa lalu manusia secara keseluruhan. Agar setiap waktu dapat dipahami, sejarah membuat pembabakan


(12)

Universitas Kristen Maranatha waktu atau periodisasi (supaya setiap babak waktu itu dapat menjadi jelas ciri-cirinya, sehingga mudah dipahami).

Karena sejarah harus menulis peristiwa, tempat dan waktu yang hanya sekali terjadi, sejarah harus terperinci dan detil, maksudnya sejarah harus menyajikan hal sampai sekecil mungkin.

Sejarah ialah ilmu tentang waktu. Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu, jadi sejarah adalah ilmu tentang waktu. Dalam waktu terjadi empat hal yaitu : a. Perkembangan,

b. Kesinambungan, c. Pengulangan, dan d. Perubahan.

Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu

bentuk ke bentuk lain. Contoh : Perkembangan demokrasi di Amerika. Mula-mula berbentuk kota-kota kecil di New England pada awal abad ke-17. Di kota-kota itu tumbuh dewan-dewan kota, tempat orang berkumpul. Dari kota-kota kecil tumbuh provinsi. Dari kota-kota provinsi timbul kota-kota besar, dari kota-kota besar muncul kota-kota metropolitan dan berkembang lagi menjadi kota-kota megapolitan.

Kesinambungan terjadi bila masyarakat baru hanya melakukan adopsi

lembaga-lembaga lama. Contoh : Dalam menarik upeti raja taklukan, Belanda meniru raja-raja pribumi.

Pengulangan terjadi bila peristiwa yang pernah terjadi dimasa lampau

terjadi lagi. Contoh : Dahulu kaum pemodal besar datang dan menyengsarakan


(13)

penduduk, dan menimbulkan protes sosial. Sekarang kaum pemodal besar datang lagi dan banyak menimbulkan protes.

Perubahan terjadi bila masyarakat mangalami pergeseran, sama dengan perkembangan. Biasanya, perubahan terjadi karena pengaruh dari luar. Contoh : gerakan Padri di Sumatra Barat yang menentang kaum adat sering dianggap sebagai hasil pengaruh Gerakan Wahabi di Arab yang ditularkan lewat para haji yang baru pulang dari Mekah dan mereka tidak puas dengan kekuasaan kaum Adat.

Agar setiap waktu dapat dipahami, sejarah membuat pembabakan waktu atau periodisasi. Misalnya, sejarah Eropa dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu zaman klasik, zaman pertengahan, dan zaman modern. Sedangkan di Indonesia biasanya dibagi menjadi dalam empat periode, yaitu prasejarah, zaman kuno, zaman Islam, dan zaman modern.

Sejarah adalah cara untuk mengetahui masa lampau.Yang dapat dilihat melalui tulisan-tulisan kuno atau benda-benda purba yang ditemukan pada zaman tersebut. Sejarah mengandalkan fakta-fakta yang ada tidak berdasarkan perkiraan seseorang.

Sebagai ilmu, sejarah termasuk ilmu empiris (bahasa Yunani empeiria berarti pengalaman). Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman itu ditulis dalam dokumen. Dokumen-dokumen itulah yang diteliti oleh sejarawan untuk menentukan fakta. Contoh : Pada masa peperangan ada orang asing sebagai saksi nyata yang menuliskan kisah tersebut dalam buku catatannya, pada suatu saat buku catatannya bisa menjadi dokumen.


(14)

Universitas Kristen Maranatha Teori sejarah sebagian besar terbatas pada penyelidikan kawasan / bagian-bagian khusus dari masa lalu dengan memberikan laporan mengenai masa lalu. Manusia yang memperlihatkan bahwa masa lalu tersebut membentuk diri sesuai dengan prinsip tertentu yang secara sah diakui oleh dunia (Patrick Gardiner, hal 123). Misalnya Revolusi Perancis, Revolusi Amerika, atau Revolusi Meksiko.

Sejarah secara umum merupakan kumpulan peristiwa yang susul menyusul dalam waktu, dan peristiwa-peristiwa tersebut dianggap penuh arti / dapat dipahami. Kejadian sejarah selalu berarti menunjukkan kejadian tersebut sebagai akibat dalam arti tertentu dari peristiwa atau keadaan-keadaan tertentu yang lain. Prof. DR. Kuntowijoyo mengatakan “Kenyataan bahwa sejarah terus ditulis orang, disemua peradaban dan disepanjang waktu, sebenarnya cukup menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu”

Sejarah itu merupakan metode (bahasa Yunani methodos berarti cara). Untuk penelitian sejarah mempunyai metode tersendiri yang menggunakan pengamatan. Kalau ternyata suatu pernyataan tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah, maka pernyataan itu ditolak. Metode sejarah mengharuskan orang untuk berhati-hati. Dengan metode sejarah orang tidak boleh menarik kesimpulan yang terlalu berani sebab sejarah bersifat terbuka dan hanya tunduk pada fakta.

Ketepatan atau accurancy dan objektivitas sangat perlu dalam penulisan sejarah. Ketepatan, yaitu kesesuaian antara fakta dan tulisan sejarah, dan objektivitas, yaitu tidak adanya pandangan yang individual, adalah dua hal yang menimbulkan kepercayaan orang kepada sejarawan. Kedua hal itu dapat dikesankan oleh penguasaan sejarawan atas detail dan tulisan sejarah secara teknis.


(15)

Tujuan dari sejarah adalah menentukan apa yang terjadi di masa lampau dan mengapa hal itu dapat terjadi (Croce, hal 126). “Orang hanya mengenal peristiwa-peristiwa di permukaan, tetapi tidak mengetahui apa yang memungkinkan peristiwa itu terjadi” (Carl G.Gustavon).

Sedangkan landasan utama dari metode sejarah ialah bagaimana menangani bukti-bukti sejarah dan bagaimana menghubungkannya. Sehingga dapat dijelaskan sejelas-jelasnya dalam suatu penelitian yang memakai metode sejarah.

Dalam segi metode sejarah yang paling sukar ialah memastikan apa yang diungkapkan oleh bukti tentang sebab penyebab. Sebaik mana bukti itu membuktikan tafsiran yang kita tarik darinya sesuai penjelasan oleh ahli sejarah dari Inggris.

Untuk melengkapi penelitian ini penulis menggunakan data-data baik dari buku-buku, film, maupun situs-situs internet yang mendukung dan berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan .


(16)

Universitas Kristen Maranatha 1.5Organisasi Penulisan

Penulis membagi penelitian ini ke dalam empat bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini terdiri dari lima sub bab yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Tujuan Penelitian, Metodologi dan Organisasi Penulisan.

BAB II : KRITERIA SEBAGAI SAMURAI Bab ini berisi penjelasan mengenai sejarah Samurai dan kriteria-kriteria Samurai antara lain seperti meiyo kehormatan, chujitsu kesetiaan pada atasan, (jin) sikap hormat atau kesopanan dan penghargaan yang sangat tinggi terhadap pencarian ilmu (gakumon) sesuai pada masa dimana Tokugawa Ieyasu berkuasa.

BAB III : JOHN BLACKTRONE SEBAGAI SAMURAI Analisis kriteria samurai yang terdapat pada tokoh John Blacktrone dalam film shogun sehingga dia layak menjadi seorang samurai.

BAB IV : KESIMPULAN Berisi kesimpulan dari hasil penelitian dari data-data yang sudah penulis dapatkan. Merupakan hasil analisis dari pengetahuan untuk mengetahui apakah seorang samurai asing tersebut sudah memenuhi kriteria sebagaimana samurai yang sesungguhnya.


(17)

BAB IV KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan pada film berjudul

Shogun karya James Clavell, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut.

Seorang samurai wajib mengikuti peraturan yang disebut bushido.

Bushido sangat ditekankan dalam kehidupan samurai karena bushido merupakan

etika hidup Samurai. Di dalam bushido terdapat kehormatan (meiyo). Meiyo berarti kehormatan atau nama baik dan diperoleh atas usaha yang dilakukan dan diakui oleh orang lain. Dan salah satu unsur dari kehormatan adalah katana. Hal ini dikarenakan di dalam bushido, katana dikatakan sebagai “jiwa” dari seorang

samurai sehingga harus dibawa kemanapun oleh samurai.

Dari film Shogun ini tokoh yang bernama John Blacktrone, yang dikenal dengan sebutan Anjin adalah orang asing berkewarganegaraan Inggris. Ia telah memenuhi kriteria sebagai samurai sesuai dengan bushido. Hal ini terbukti dari usaha yang dilakukannya dalam menolong warga satu desa dari maut, dan pedang yang selalu dibawanya kemanapun dia pergi. Hal ini termasuk dalam kehormatan yang terdapat dalam bushido.

Kesetiaan (chugi) termasuk salah satu dari bushido. Sehingga seorang

samurai hanya mengabdi pada satu atasan saja dan akan berusaha dengan sekuat

tenaga bahkan dengan nyawanya sendiri untuk melindungi atasannya. Seorang


(18)

Universitas Kristen Maranatha Kesetiaan terhadap atasan yang telah tertanam dalam pikiran samurai adalah keharusan tanpa batas.

Berikut ini merupakan peryataan yang mencerminkan chugi pada Anjin. Anjin sangat setia pada Toranaga walaupun pada saat itu dia belum diangkat menjadi seorang samurai, akan tetapi sudah menganggap Toranaga sebagai atasannya. Anjin menolong nyawa Toranaga berkali-kali dengan tanpa pamrih. Hal ini membuktikan bahwa Anjin memiliki jiwa seperti seorang samurai dan hidup selaras dengan peraturan yang terdapat dalam bushido.

Sikap sopan (rei) merupakan standar moral kehidupan bermasyarakat dalam hubungannya antar sesama manusia. Rei merupakan suatu tindakan yang telah ditetapkan baik dari cara bertingkah laku, berkata-kata, dan berpakaian.

Sikap Anjin yang mencerminkan rei adalah sebagai berikut. Anjin menghargai Toranagga dengan cara bertanya dahulu pada atasannya sebelum dia melakukan suatu tindakan. Anjin juga menggunakan pakaian sebagaimana layaknya orang Jepang pada umumnya, memberi hormat dengan cara membungkuk setengah badan maupun bersujud, juga berbicara dengan menggunakan bahasa halus walaupun perbendaharaan kata dalam bahasa Jepang yang Anjin miliki sangat sedikit sekali. Dari hal-hal yang sudah Anjin lakukan maka dapat dilihat bahwa sikap Anjin sesuai sebagai seorang samurai.

Sebagai imbalan houkou (pengabdian) yang telah diberikan Anjin pada atasannya, maka Toranaga sebagai atasan memberikan goon (hadiah) pada Anjin berupa sebuah desa, prajurit, pegawai, kuda dan kimono. Hal ini mencerminkan


(19)

shujuukankei yang merupakan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan

antara atasan dan bawahan dalam masyarakat samurai.

Anjin adalah orang asing yang masuk ke negara Jepang dengan maksud untuk berdagang akan tetapi dia menjadi salah satu orang yang mengukir sejarah dalam dunia ini khususnya negara bagian Jepang. Anjin menjalankan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh samurai yang sesungguhnya, sehingga dia dinyatakan layak untuk diangkat menjadi seorang samurai.


(20)

Universitas Kristen Maranatha

映画 将軍

ョ ックトロー 武士 性質 析

0242036 ー

マ ナタ ト教大学

文学部

日本文学科


(21)

I. 序論

侍 いう言葉 安時 兵士 意味 知

い 侍 厳 い秩序 武士道 則 生 い 武

士道 道徳 あ 例え 忠義 名誉 礼 主従関係 いう

道徳 あ

本論文 将軍 いう映画 登場 外国人 侍 た 実際

当人物 侍 資格 有 否 析 あ 当人物

武士道 生 方 則 い う 見

II. 本論

将軍 いう映画 ェーム ク ベー 作

成 た あ あ 外国人 日本 水域 着 日本 侍

た いう話 あ 侍 当人物 侍 生 方 即 生

い 否 た武士道 う い 見

武士道 あ 道徳 照 合わ 主人公 態度 生 方 そ


(22)

Universitas Kristen Maranatha 名誉

名誉 何 あ 見

名誉 自身 業績 功績 態度 姿 生 方 讃え そ

い 価値 あ 自他共 認 そ 自 尊厳

誇 見 http://ja.wikipedia.org/wiki

主人公 名誉 叶 た行動 次 文章 見

真理子 ひ 掛 い いう 貸

生 い い 申 出

信仰 背 直ち 自害そべ ち 申

” CD 2 1時 44

記 文 あ 村 住民 対 懸念 あ ヤ そ 村 焼い

全滅 いう指 済 腹 言

い あ

忠義

武士 社会 い 家来 主君 た 死 覚悟 い

い 敵 攻 た ト ナ 自 身 安全 考え


(23)

助 た た 地震 時 穴 落ちたト ナ 助 た あ

た行動 忠義 いう道徳 叶 い あ

次 文章 見

ト ナ 本日 私 う少 死 た 穴

わ 引 た 命 助 た

度目 い 度目 い 江戸 南 村 横浜

付近 領地 与え 家臣 百勢 馬十頭 着物 十点 あ

たえ 気負い士気 持ち 武士 人 最高 誓い た

あ 武士道服従 絶対 あ

礼 行 規定 い 動作 言行 服装

う 総称 戦国時 儒家 観念的 意味 付与

人間関係 円滑 社会秩序 い た 道徳的

規範 意味 う た http://ja.wikipedia.org/wiki

行動 礼 叶 た 自 問題 い い

主君 そ 相談 意見 求


(24)

Universitas Kristen Maranatha 主従関係

武士 社会 主従関係 重要視 い 主君 自 た

利 あ た従者 対 御恩 恩義 い 従者

主君 対 奉公 あ 主君 ト ナ 対

行 た奉公 次 文 見

ト ナ 本日 私 う少 死 た 穴

わ 引 た 命 助 た

度目 い 度目 い 江戸 南 村 横浜

付近 領地 与え 家臣 百勢 馬十頭 着物 十点 あ

たえ 気負い士気 持ち 武士 人 最高 誓い た

あ 武士道服従 絶対 あ

そ 主君 ト ナ 御恩 う あ

III. 結論

将軍 出 い 登場人物 行動 武士道 道徳 叶

い わ


(25)

た行動 武士道 道徳 忠義 名誉 礼 主従関係


(26)

!! "

# " $ % & ' !&

( ) & &

' *+ ,

- . * /" 0 &

/ - + / ! "!

-" & !

'" & 1 2 ! 3 ! 4 5 &6 &

7 # 5 8 ! / 7 # " # $ % % $

& +*9 + ( ) & +: '

3* 3*: ;

# < ) %% ' ' # = 4 1 6

出新村 > 、 宕波書店、京都

; ( $ ) &

' 2" : " >33*

4 *++,,,- ./ -$ 6

' 2" >* " >33*

4 *++,,,- - + + $ 0 + $+12234.4 6

# & : ' 2- >33*


(27)

" : " >33*

4 *++,,,- ./ -$ 6

" >3 !" " >33*

4 *++ -, - +, + 6

/ : ' 2- >33*

4 *++ -, - +, 6

' "$"" : ' 2- >33*

4 *++ -, - +, 6

? 2 2 >; >33*

4 *++ -, - +, +' 5 6

? . >; >33*

4 *++ -, - +, +' 6

' )


(1)

名誉

名誉 何 あ 見

名誉 自身 業績 功績 態度 姿 生 方 讃え そ

い 価値 あ 自他共 認 そ 自 尊厳

誇 見 http://ja.wikipedia.org/wiki

主人公 名誉 叶 た行動 次 文章 見

真理子 ひ 掛 い いう 貸

生 い い 申 出

信仰 背 直ち 自害そべ ち 申

” CD 2 1時 44

記 文 あ 村 住民 対 懸念 あ ヤ そ 村 焼い

全滅 いう指 済 腹 言

い あ

忠義


(2)

Universitas Kristen Maranatha

助 た た 地震 時 穴 落ちたト ナ 助 た あ

た行動 忠義 いう道徳 叶 い あ

次 文章 見

ト ナ 本日 私 う少 死 た 穴

わ 引 た 命 助 た

度目 い 度目 い 江戸 南 村 横浜

付近 領地 与え 家臣 百勢 馬十頭 着物 十点 あ

たえ 気負い士気 持ち 武士 人 最高 誓い た

あ 武士道服従 絶対 あ

礼 行 規定 い 動作 言行 服装

う 総称 戦国時 儒家 観念的 意味 付与

人間関係 円滑 社会秩序 い た 道徳的

規範 意味 う た http://ja.wikipedia.org/wiki

行動 礼 叶 た 自 問題 い い

主君 そ 相談 意見 求


(3)

主従関係

武士 社会 主従関係 重要視 い 主君 自 た

利 あ た従者 対 御恩 恩義 い 従者

主君 対 奉公 あ 主君 ト ナ 対

行 た奉公 次 文 見

ト ナ 本日 私 う少 死 た 穴

わ 引 た 命 助 た

度目 い 度目 い 江戸 南 村 横浜

付近 領地 与え 家臣 百勢 馬十頭 着物 十点 あ

たえ 気負い士気 持ち 武士 人 最高 誓い た

あ 武士道服従 絶対 あ

そ 主君 ト ナ 御恩 う あ

III. 結論


(4)

Universitas Kristen Maranatha

た行動 武士道 道徳 忠義 名誉 礼 主従関係

表 い


(5)

!! "

# " $ % & ' !& ( ) & &

' *+ ,

- . * /" 0 &

/ - + / ! "!

-" & !

'" & 1 2 ! 3 ! 4 5 &6 &

7 # 5 8 ! / 7 # " # $ % % $

& +*9 + ( ) & +: '

3* 3*: ;

# < ) %% ' ' # = 4 1 6

出新村 > 、 宕波書店、京都

; ( $ ) &

' 2" : " >33*


(6)

" : " >33*

4 *++,,,- ./ -$ 6

" >3 !" " >33*

4 *++ -, - +, + 6

/ : ' 2- >33*

4 *++ -, - +, 6

' "$"" : ' 2- >33*

4 *++ -, - +, 6

? 2 2 >; >33*

4 *++ -, - +, +' 5 6

? . >; >33*

4 *++ -, - +, +' 6

' )


Dokumen yang terkait

KARAKTER PENOKOHAN DALAM FILM(Studi Analisis Semiotik pada Film King Kong)

0 18 2

Representasi Kesetaraan Ras Dalam Film Lincoln (Analisis Semiotik John Fiske Mengenai Kesetaraan Ras Dalam Film Lincoln)

0 7 1

Representasi Kekerasan dalam Film Crows Zero (Analisis Semiotika John Fiske Mengenai Kekerasan dalam Film Crows Zero)

2 24 1

KARAKTER KEPEDULIAN SOSIAL DALAM FILM MIKA (Analisis Isi Film Sebagai Media Pembelajaran Karakter Kepedulian Sosial Dalam Film Mika (Analisis Isi Film Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

0 2 15

PENDAHULUAN Karakter Kepedulian Sosial Dalam Film Mika (Analisis Isi Film Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

0 3 7

KARAKTER CINTA TANAH AIR DALAM FILM HATI MERDEKA Karakter Cinta Tanah Air Dalam Film Hati Merdeka (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

0 2 16

KARAKTER CINTA TANAH AIR DALAM FILM HATI MERDEKA Karakter Cinta Tanah Air Dalam Film Hati Merdeka (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

0 1 14

NILAI KARAKTER KEMANDIRIAN DAN KERJA KERAS DALAM FILM “BATAS” Nilai Karakter Kemandirian Dan Kerja Keras Dalam Film “Batas” (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran PPKn).

0 1 15

PENDAHULUAN Nilai Karakter Kemandirian Dan Kerja Keras Dalam Film “Batas” (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran PPKn).

0 0 8

NILAI KARAKTER KEMANDIRIAN DAN KERJA KERAS DALAM FILM “BATAS” Nilai Karakter Kemandirian Dan Kerja Keras Dalam Film “Batas” (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran PPKn).

0 2 12