Peranan Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Sukabumi.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PERANAN PENGAWASAN FUNGSIONAL

TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KOTA SUKABUMI

Hakekat pengelolaan keuangan daerah digunakan untuk menilai efisiensi dan efektivitas sumber dana dan sumber daya yang digunakan, dan menilai tujuan kegiatan dan program yang telah direncanakan dapat tercapai dengan efektif dan tidak bertentangan dan menyimpang dengan peraturan yang berlaku, maka perlu dilakukan pengawasan khususnya Pengawasan Fungsional. Dengan adanya pengawasan fungsional, maka diharapkan tercapainya Pelaksanaan APBD yang

baik. Oleh karena itu, maka penulis mengambil judul skripsi, “Peranan

Pengawasan Fungsional Terhadap Efektivitas Pelakasanan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Sukabumi.”

Penelitian ini dilakukan di Inspektorat Kota Sukabumi sebagai aparat pengawasan fungsional dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah. Permasalahan yang akan diteliti adalah seberapa besar peranan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) pada pemerintah daerah Kota Sukabumi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan analisis data pengujian hipotesis variabel x dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dengan persentase 87,94 %, dan variabel y menggunakan analisis rasio. Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa pengawasan fungsional memiliki peranan positif dalam pelaksanaan APBD di pemerintah daerah Kota Sukabumi. Dan dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi pengawasan fungsional terhadap efektivitas pelaksanaan APBD sebesar 87,94%.


(2)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

THE ROLE OF FUNCTIONAL CONTROL IN THE

EFFECTIVENESS REGIONAL GOVERNMENT BUDGET

IMPLEMENTATION OF SUKABUMI CITY

Financial management of the substance used to assess the efficiency and effectiveness of source of funds and resources are in use, and assess the objectives of the activities and programs that have been planned to be achieved by effective and non-contradictory and distorted by applicable law, then it needs to be done in particular surveillance Oversight Function. With the existence of oversight function, then is expected to achieve the implementation of the budgets is a good one. Therefore, the author took the title of the thesis “The role of the Oversight Function Of the effectiveness of the implementation of Budget Revenue and

Shopping area of the town of Sukabumi”.

This research was conducted in the Sukabumi city Inspectorate supervisory apparatus and functional as the Office of Financial management of the Income of the region. The problems to be researched is the extent of the supervisory role of the functional execution of budget revenue and expenditure of local government areas in the town of Sukabumi. The research was done using descriptive analysis method with the approach of case studies and data analysis, hypothesis testing is done by using the variable x ordinal scale with the percentage of 87,94%, and the variable y using the analysis of the ratio. From the test results obtained the conclusion that the oversight function have a positive role in the implementation of the Budgets of local governments Sukabumi city. And it can be concluded that the magnitude of the contribution towards the effectiveness of the implementation of functional oversight Budgets of 87,94%.

Keywords : functional supervision, APBD, the effectiveness of the implementation of the budgets.


(3)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pengawasan ... 6

2.1.1 Pengertian Pengawasan ... 6

2.1.2 Jenis-jenis Pengawasan ... 7

2.2 Pengawasan Fungsional ... 11

2.2.1 Pengertian Pengawasan Fungsional ... 11

2.2.2 Tujuan Pengawasan Fungsional ... 13


(4)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.2.4 Daftar Materi Audit Pengawasan Fungsional ... 19

2.2.5 Tahap-tahap Pengawasan Fungsional ... 20

2.2.5.1 Persiapan Pemeriksaan ... 21

2.2.5.2 Pelaksanaan Pemeriksaan ... 21

2.2.5.3 Pelaporan Pemeriksaan ... 23

2.2.5.4 Tindak Lanjut Pemeriksaan ... 24

2.3 Efektivitas ... 26

2.4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ... 26

2.4.1 Pengertian APBD ... 26

2.4.2 Bentuk dan Susunan APBD ... 28

2.4.2.1 Pendapatan Daerah ... 29

2.4.2.2 Belanja Daerah ... 33

2.4.2.3 Pembiayaan ... 37

2.5 Peranan Pengawasan Fungsional terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ... 39

2.6 Kerangka Pemikiran ... 41

2.7 Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1 Objek Penelitian ... 45

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.3 Metode Pengujian Hipotesis ... 46

3.4 Variabel dan Skala Pengukuran ... 52


(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.6 Metode Pengembangan Instrumen ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Sejarah Singkat Pemerintah Daerah Kota Sukabumi ... 55

4.1.2 Visi dan Misi Kota Sukabumi ... 57

4.1.3 Struktur Organisasi Inspektorat Kota Sukabumi ... 57

4.1.4 Deskripsi Jabatan ... 58

4.1.5 Visi dan Misi Inspektorat Kota Sukabumi ... 76

4.2 Pelaksanaan Pengawasan Fungsional ... 77

4.2.1 Persiapan Pemeriksaan ... 78

4.2.2 Pelaksanaan Pemeriksaan ... 80

4.2.3 Laporan Hasil Pemeriksaan ... 82

4.2.4 Tindak Lanjut Pemeriksaan ... 85

4.3 Tujuan Pengawasan Fungsional atas Efektivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ... 87

4.3.1 Efektivitas Pelaksanaan APBD ... 87

4.3.2 Analisis Statistik ... 137

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 141

5.1 Kesimpulan ... 141

5.2 Saran ... 142

DAFTAR PUSTAKA ... 143


(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 4.1 Rangkuman jawaban responden mengenai Inspektorat ... 77 Tabel 4.2 Rangkuman jawaban responden sub indikator persiapan

pemeriksaan ... 79 Tabel 4.3 Rangkuman jawaban responden sub indikator pelaksanaan pemeriksaan ... 81 Tabel 4.4 Rangkuman jawaban responden sub indikator pelaporan hasil pemeriksaan ... 85 Tabel 4.5 Rangkuman jawaban responden sub indikator tindak lanjut pemeriksaan ... 86 Tabel 4.6 Persentase antara anggaran dan realisasi Pendapatan Daerah Kota Sukabumi ... 87 Tabel 4.7 Persentase antara anggaran dan realisasi Pendapatan Daerah Kota Sukabumi ... 89 Tabel 4.8 Persentase antara anggaran dan realisasi Retribusi Daerah Kota Sukabumi ... 91 Tabel 4.9 Persentase antara anggaran dan realisasi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Kota Sukabumi ... 94 Tabel 4.10 Persentase antara anggaran dan realisasi Lain-lain PAD yang Sah


(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.11 Persentase antara anggaran dan realisasi Dana Perimbangan Kota Sukabumi ... 98 Tabel 4.12 Persentase antara anggaran dan realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah Kota Sukabumi ... 101 Tabel 4.13 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Daerah Kota Sukabumi ... 103 Tabel 4.14 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Pegawai Tidak Langsung Kota Sukabumi ... 105 Tabel 4.15 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Pegawai Langsung Kota Sukabumi ... 107 Tabel 4.16 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja barang Kota Sukabumi ... 109 Tabel 4.17 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Hibah Kota Sukabumi ... 117 Tabel 4.18 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Bantuan Sosial Kota Sukabumi ... 117 Tabel 4.19 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Tanah Kota Sukabumi ... 120 Tabel 4.20 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Peralatan dan Mesin Kota Sukabumi ... 121 Tabel 4.21 Persentase antara anggaran dan realisasi Gedung dan Bangunan Kota Sukabumi ... 129


(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

Tabel 4.22 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Kota Sukabumi ... 131 Tabel 4.23 Persentase antara anggaran dan realisasi Belanja Aset Tetap Lainnya Kota Sukabumi ... 133 Tabel 4.24 Persentase antara anggaran dan realisasi Surplus/(Defisit) Kota Sukabumi ... 135 Tabel 4.25 Persentase antara anggaran dan realisasi penerimaan pembiayaan Kota Sukabumi ... 136 Tabel 4.26 Persentase antara anggaran dan realisasi pengeluaran pembiayaan Kota Sukabumi ... 136 Tabel 4.27 Analisis Data Pengujian Hipotesis ... 138


(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 44 Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 65


(10)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A : Kuesioner Penelitian ... 145 Lampiran B : Berita Acara Bimbingan ... 151 Lampiran C : Surat Penelitian Perusahaan ... 153


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki sumber daya nasional yang harus dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Era reformasi saat ini memberikan peluang bagi perubahan paradigma pembangunan nasional dari paradigma pertumbuhan menuju paradigma pemerataan pembangunan secara lebih adil dan berimbang. Perubahan paradigma ini antara lain diwujudkan melalui kebijakan otonomi daerah dan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Pemerintah Daerah, otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan untuk melaksanakan otonomi daerah adalah Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang-Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Peraturan perundang-undangan tersebut merupakan landasan yuridis bagi pengembangan otonomi daerah di Indonesia dan memberikan


(12)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha

implikasi yang sangat mendasar terhadap perubahan sektor publik dalam pengelolaan keuangan daerah.

Otonomi daerah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah dan merupakan jalan bagi daerah dalam mengembangkan potensi masing-masing daerah. Rendahnya Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber pembiayaan daerah, menjadi salah satu faktor penyebab tingginya tingkat ketergantungan daerah kepada pusat. Aspek yang dianggap paling penting dalam otonomi daerah adalah otonomi pengelolaan keuangan daerah yang biasa kita kenal dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

APBD berisi pembiayaan atau rencana keuangan kegiatan serta program-program pemerintah daerah dalam periode tertentu. Semua pengeluaran serta penerimaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dan program kerja pemerintah dalam satu tahun anggaran termasuk dalam APBD. Dalam pengelolaan keuangan daerah, APBD dijadikan dasar keuangan bagi pelaksanaan roda pemerintahan daerah. Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pasal 1 ayat (16) menyatakan “Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pengelolaan keuangan daerah harus dilakukan secara efektif dan efisien, demi mewujudkan keberhasilan pembangunan daerah. Salah satu unsur yang


(13)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

mendasar untuk mewujudkan tercapainya pengelolaan keuangan daerah yang baik adalah adanya faktor pengawasan terhadap pelaksanaan APBD. Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, pada pasal 40, menyatakan “Pengawasan atas pelaksanaan APBD dilakukan oleh DPRD”. Dan pasal 42 ayat (1) yang menyatakan “kepala daerah mengangkat pejabat yang bertugas melakukan pengawasan internal pengelolaan Keuangan Daerah. Dari Peraturan Pemerintah tersebut menyebutkan pengawasan terhadap keuangan daerah (termasuk APBD) dapat dilakukan oleh DPRD dan pejabat pengawas internal keuangan daerah.

Pengawasan internal keuangan daerah bertujuan untuk menjaga efisiensi, efektivitas, dan kehematan dalam pengelolaan keuangan daerah. Pejabat pengawas internal secara fungsional bertugas melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah, yang meliputi pengawasan atas arus kas, tata laksana penyelenggaraan program, kegiatan dan manajemen oleh pemerintah daerah dari segi efisiensi dan efektivitasnya yang dapat mempengaruhi kekuatan dan daya guna keuangan daerah. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam menyususn tugas akhir untuk mengikuti sidang sarjana pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha dengan judul “Peranan Pengawasan Fungsional Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Sukabumi”.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang akan diidentifikasi adalah :

1. Apakah pengawasan fungsional pada Inspektorat telah berjalan secara efektif?

2. Sejauh mana peranan pengawasan fungsional tersebut terhadap efektivitas anggaran?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah pengawasan fungsional pada Inspektorat telah

berjalan secara efektif.

2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan pengawasan fungsional tersebut terhadap efektivitas anggaran.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bukan hanya untuk peneliti, tapi juga untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Bagi peneliti, diharapkan untuk menambah wawasan dan pemahaman peneliti mengenai masalah yang diteliti mengenai akuntansi pada pemerintahan, khususnya mengenai peranan pengawasan fungsional Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah Kota Sukabumi.

2. Bagi Instansi yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan pengawasan demi terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang efektif.


(16)

141 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengawasan fungsional yang dilakukan oleh Inspektorat Kota Sukabumi sangat memadai, hal ini disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Tim Pemeriksa telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan objektif.

b. Inspektorat memiliki kemampuan atas bidangnya yang memadai dan terus berusaha meningkatkan kemampuannya melalui pelatihan.

c. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan Standar Operasional Pemeriksaan dan Daftar Materi audit.

d. Dalam pengawasan fungsional terhadap APBD, Inspektorat memantau rekomendasinya dilaksanakan atau tidak.

e. Laporan audit atas penjualan yang diterbitkan oleh Inspektorat, memuat temuan-temuan audit, kesimpulan pemeriksaan secara objektif, ringkas, dan jelas serta mencakup masalah dan merekomendasikan perbaikan.


(17)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 142

Universitas Kristen Maranatha

2. Pelaksanaan APBD pada Pemerintah daerah Kota Sukabumi sangat efektif, hal ini disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Anggaran yang telah ditetapkan dapat terealisasi dengan baik dan dapat diserap dengan efektif.

b. Peningkatan realisasi anggaran dari tahun sebelumnya membuktikan penyerapan anggaran lebih baik dari sebelumnya.

3. Kelemahan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah masih adanya penyerapan dibeberapa bidang yang kurang maksimal, seperti di bidang belanja modal pengadaan konstruksi buku ilmu pengetahuan umum yang realisasinya hanya 1% dari anggaran.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Aparat pengawasan fungsional harus memonitor beberapa bidang yang dinilai masih kurang penyerapannya, seperti di bidang belanja modal pengadaan konstruksi buku ilmu pengetahuan, sehingga penyerapan anggaran dapat terealisasi dengan baik.

2. Perencanaan APBD harus sesuai dengan kebutuhan dan mengacu pada rencana strategis dan program kerja yang ditetapkan, sehingga pelaksanaan anggaran dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan.


(18)

143 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim.2004. Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi. UUP AMP YKPN: Yogyakarta.

Abdul Halim.2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah Edisi

Pertama. Salemba Empat : Jakarta

Baldric Siregar dan Bonni Siregar.2000.Akuntansi Pemerintahan dengan Sistem

Dana. BPFE : Yogyakarta.

Indra Bastian.2001.Manual Akuntansi keuangan pemerintah Daerah. Edisi

Pertama. Cetakan Pertama. BPFE : Yogyakarta.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. ANDI, Yogyakarta.

Mardiasmo.2002. Otonomi & Manajeman Keuangan Daerah. ANDI: Yogyakarta. Revrisond Baswir.1999. Akuntansi Pemerintahan Indonesia. BPFE : Yogyakarta. Sujamto.1996. Aspek-aspek Pengawasan di Indonesia. Sinar Grafika : Jakarta Anthony Robert & Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System 11th

edition. Salemba Empat: Jakarta.

Propinsi Jawa Barat.2002. Pedoman Operasional Audit Reguler Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Propinsi Jawa Barat

Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 70 Tahun 2002 tentang Pedoman Operasional Audit Badan Pengawasan Daerah Propinsi Jawa Barat

Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah

Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Pembagian Keuangan Pusat dan Daerah

Keputusan Presiden No.74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggraan Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah


(19)

144

Universitas Kristen Maranatha

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan

Peraturan Daerah Kota Sukabumi No. 6 tahun 2008 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Sukabumi

Peraturan pemerintah No. 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

Abdul halim ak keuangan daerah www.sukabumikota.go.id


(1)

BAB I PENDAHULUAN 4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah yang akan diidentifikasi adalah :

1. Apakah pengawasan fungsional pada Inspektorat telah berjalan secara efektif?

2. Sejauh mana peranan pengawasan fungsional tersebut terhadap efektivitas anggaran?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah pengawasan fungsional pada Inspektorat telah

berjalan secara efektif.

2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan pengawasan fungsional tersebut terhadap efektivitas anggaran.


(2)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bukan hanya untuk peneliti, tapi juga untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Bagi peneliti, diharapkan untuk menambah wawasan dan pemahaman

peneliti mengenai masalah yang diteliti mengenai akuntansi pada pemerintahan, khususnya mengenai peranan pengawasan fungsional Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah Kota Sukabumi.

2. Bagi Instansi yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi

menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan pengawasan demi terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang efektif.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengawasan fungsional yang dilakukan oleh Inspektorat Kota Sukabumi sangat memadai, hal ini disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Tim Pemeriksa telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan objektif.

b. Inspektorat memiliki kemampuan atas bidangnya yang memadai dan terus berusaha meningkatkan kemampuannya melalui pelatihan.

c. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan Standar Operasional Pemeriksaan dan Daftar Materi audit.

d. Dalam pengawasan fungsional terhadap APBD, Inspektorat memantau rekomendasinya dilaksanakan atau tidak.

e. Laporan audit atas penjualan yang diterbitkan oleh Inspektorat, memuat temuan-temuan audit, kesimpulan pemeriksaan secara objektif, ringkas, dan jelas serta mencakup masalah dan merekomendasikan perbaikan.


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 142

Universitas Kristen Maranatha

2. Pelaksanaan APBD pada Pemerintah daerah Kota Sukabumi sangat efektif, hal ini disimpulkan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

a. Anggaran yang telah ditetapkan dapat terealisasi dengan baik dan dapat diserap dengan efektif.

b. Peningkatan realisasi anggaran dari tahun sebelumnya membuktikan penyerapan anggaran lebih baik dari sebelumnya.

3. Kelemahan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah masih adanya penyerapan dibeberapa bidang yang kurang maksimal, seperti di bidang belanja modal pengadaan konstruksi buku ilmu pengetahuan umum yang realisasinya hanya 1% dari anggaran.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Aparat pengawasan fungsional harus memonitor beberapa bidang yang dinilai masih kurang penyerapannya, seperti di bidang belanja modal pengadaan konstruksi buku ilmu pengetahuan, sehingga penyerapan anggaran dapat terealisasi dengan baik.

2. Perencanaan APBD harus sesuai dengan kebutuhan dan mengacu pada rencana strategis dan program kerja yang ditetapkan, sehingga pelaksanaan anggaran dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim.2004. Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi. UUP AMP YKPN: Yogyakarta.

Abdul Halim.2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah Edisi Pertama. Salemba Empat : Jakarta

Baldric Siregar dan Bonni Siregar.2000.Akuntansi Pemerintahan dengan Sistem Dana. BPFE : Yogyakarta.

Indra Bastian.2001.Manual Akuntansi keuangan pemerintah Daerah. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. BPFE : Yogyakarta.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. ANDI, Yogyakarta.

Mardiasmo.2002. Otonomi & Manajeman Keuangan Daerah. ANDI: Yogyakarta. Revrisond Baswir.1999. Akuntansi Pemerintahan Indonesia. BPFE : Yogyakarta. Sujamto.1996. Aspek-aspek Pengawasan di Indonesia. Sinar Grafika : Jakarta Anthony Robert & Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System 11th

edition. Salemba Empat: Jakarta.

Propinsi Jawa Barat.2002. Pedoman Operasional Audit Reguler Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) Propinsi Jawa Barat

Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 70 Tahun 2002 tentang Pedoman Operasional Audit Badan Pengawasan Daerah Propinsi Jawa Barat

Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah

Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Pembagian Keuangan Pusat dan Daerah

Keputusan Presiden No.74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggraan Pemerintah Daerah


(6)

144

Universitas Kristen Maranatha

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan

Peraturan Daerah Kota Sukabumi No. 6 tahun 2008 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Sukabumi

Peraturan pemerintah No. 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

Abdul halim ak keuangan daerah www.sukabumikota.go.id