SIFILIS SEKUNDER DENGAN GEJALA NON-SPESIFIK PADA SEORANG PRIA DEWASA; LAPORAN KASUS.

SIFILIS SEKUNDER DENGAN GEJALA NON-SPESIFIK PADA SEORAANG
PRIA DEWASA: LAPORAN KASUS
Dian Galih SIliwangi, IGK Darmada, Luh Made Mas Rusyati
Bagian/SMF IlmuKesehatanKulitdanKelaminFakultasKedokteranUniversitasUdayana /
RumahSakitUmumPusatSanglah, Denpasar

ABSTRAK
Sifilis sekunder ditandai dengan munculnya ruam di kulit dan selaput lendir, kadang
disertai demam dan malaise. Gejala klinis siflis sekunder bisa mengenaikulit mukosa,
kulit kepala, kelenjar limfe dan generalisata. Dilaporkan satu kasus sifilis sekunder pada
seorang pria berusia 22 tahun. Gejala yang muncul berupa papul di anus disertai dengan
nyeri dan gatal sejak 3 bulan. Pada pemeriksaan serologidi dapatkan VDRL reaktif 1 :
16, TPHA reaktif 1 : 2560 dan DFM negatif. Pengobatan diberikan injeksi Benzatin
Penicilin 2,4 juta IU dosis tunggal. Prognosis penderita baik.
Kata kunci: sifilis sekunder, RSUP Sanglah, T. pallidum

NON-SPECIFIC CLINICAL SYMPTOMS OF SECONDARY SYPHILIS IN
ANADULT MAN
ABSTRACT
Secondary syphilis characterized by the appearance of rashes on the skin and mucous
membranes,fever and malaise sometimes occur in patient. Clinical symptoms secondary

syphilis be on the skin, mucosa, scalp, lymph nodes andgeneralized.Reported one case
of secondary syphilis in a 22- year old man. Symptoms that appear in the form of
papules in the anus accompanied by pain and itching since 3 months. In serology
finding, reactive VDRL 1:16, reactive TPHA 1:2560 and negative DFM. Treatment
administered injection benzathine penicillin 2,4 million IU single dose. Prognosis
patient is good.
Keywords: Secondary syphilis, RSUP Sanglah, T. pallidum

1

T. pallidum pada pemeriksaan lapangan

PENDAHULUAN
Sifilis adalah penyakit menular

gelap

merupakan

tanda


seksual yang ditandai dengan adanya lesi

mendiagnosis

primer kemudian di ikuti dengan erupsi

venereal Disease Research Laboratory test

sekunder pada area kulit, selaput lendir

(VDRL),

dan juga organ tubuh. Sifilis bersifat

haemaglutination

kronis

dapat


treponemal enzyme immunoassay (EIA)

hubungan

untuk menemukan antibodi yang terbentuk

seksual.1,2,3,4,5Treponema pallidum, bakteri

akibat infeksi T. pallidum. Sifillis sekunder

penyebab infeksi sifillis memiliki panjang

yang tidak tertangani dengan baik dapat

sekitar 6-15 µm, lebar 0,15 µm dan tubuh

mengakibatkan komplikasi yang buruk

yang berlekuk


bagi

dan

ditularkan

lekukan.
dengan

sistemik

dimana

melalui

lekuk mencapai 8

Bakteri
cara


ini

24

berkembangbiak

pembelahan

melintang.

Kualitas imunitas memiliki peranan dalam

sifillis.

untuk

Pemeriksaan

treponema

test

penderitanya

pallidum
(TPHA)

seperti

dan

kelainan

kardiovaskuler, lesi nodul di area kulit dan
tulang dan sifillis pada sistem saraf
pusat.2,5

infeksi sifilis sekunder.3,6Sifillis sekunder
adalah tahap lanjutan dari sifillis primer


LAPORAN KASUS

yang terjadi dengan karakteristik berupa

Pria berusia 22 tahun datang ke

ruampada jaringan cutaneous, demam,

poliklinik kulit dan kelamin RS sanglah

gatal, limfadenopati dan malaise. Lesi

Denpasar dengan keluhan bisul di pantat

pada penderita sifillis sekunder berbentuk

yang disertai nyeri sejak 3 bulan lalu. pria

makulopapul,


atau

dengan no. Rekam medis 14002134 datang

anular.1,2,3,4,5Gejala yang tampak pada kulit

tanpa ditemani oleh sanak saudara dan

kepala berupa moth eaten alopecia yang

temannya. Dari anamnesis di dapatkan jika

biasanya muncul pada bagian oksipital.5

benjolan yang tumbuh pada anus terasa

Sifilis sekunder terjadi terutama pada usia

gatal dan nyeri. Riwayat berhubungan


20

seksual terakhir 3 bulan lalu. Belum

papul,

pustular

29 tahun, usia aktif seksual dan

reproduktif baik pria maupun wanita.

pernah di obati sama sekali. Riwayat

prevalensi

penyakit dalam keluarga disangkal.Papul

kasus sifillis setiap tahun terjadi sebanyak


pada kulit berbentuk bulat dengan ukuran

12 juta kasus baru.5Angka kejadian sifillis

0,1

di negeri cina lebih besar pada daerah

dan basah.

WHO

menemukan

dengan tingkat ekonomi rendah.

4

Adanya


0,2 cm, multipel. Permukaan licin

Status venerologi

lokasi

papul

perianal. Effloresensi didapatkan papul
2

multipel, berbentuk bulat dengan ukuran

reproduktif

0,1

merupakan usia dominan terkena sifillis

0,2 cm, permukaan licin dan basah.

VDRL reaktif 1 : 16 dan TPHA reaktif 1:

diatas

ptiriasis

rosea,

aktif

secara

seksual

sekunder yaitu usia 20-29 tahun.
Gejala

2560 dan hasil DFM negatif. Diagnosis
banding kasus

dan

yang

nampak

pada

penderita berupa ruam, lesi makulopapul,

psoriasis, tinea versikolor dan erupsi obat.

papul,

Diagnosis kerja kasus ini adalah sifillis

discharge dan gatal. Gejala yang tampak

sekunder

dan

pada kulit kepala berupa moth eaten

pemeriksaan laboratorium yang dilakukan.

alopecia yang biasanya muncul pada

Tata laksana pasien ini diberikan injeksi

bagian oksipital.4,5

benzatin penicillin 2,4 juta IU dengan

Pada

berdasarkan

anamnesis

pustular

atau

kasus

anular,

keluar

ditemukan

gejala

untuk

berupa papul pada area perianal, gatal,

Selain

nyeri, dengan permukaan licin dan basah.

pengobatan, KIE harus diberikan yaitu

Riwayat berhubungan seksual 3 bulan lalu.

datang untuk cek up dan menerima

tidak

pengobatan lagi, tidak berhubungan seks

Effloresensi

selama

berbentuk bulat dengan ukuran 0,1

dilakukan

tes

mengetahui

terlebih
adanya

melakukan

memeriksakan
mencegah

dahulu
alergi.

pengobatan

pasangan

transmisi.

seks

dan
untuk

Prognosis

baik,

namun masih tetap dipengaruhi oleh
tingkat

kepatuhan

pasien

terhadap

pernah

diobati

berupa

sebelumnya.

papul

multipel,
0,2

cm, permukaan licin dan basah. Status
internus penderita dalam batas normal.
Diagnosis banding kasus diatas
adalah ptiriasis rosea, psoriasis, tinea
versikolor dan erupsi obat. Karakteristik

pengobatan yang dilakukan.

diagnosis banding memiliki kesamaan
dengan sifilis sekunder, yakni :

DISKUSI
adalahtahap

1. Ptiriasis rosea : dominan terjadi

lanjutan dari sifillis primer yang terjadi

pada anak-anak dan dewasa usia

dengan karakteristik berupa ruampada

10-40 tahun. Gejala klinis yang

jaringan

muncul

Sifillis

sekunder

cutaneous,

mukosa,

kelenjar

berupa

demam,

sakit

generalisata,

kepala, nyeri sendi, malaise, hilang

limfadenopati, kadang disertai demam dan

nafsu makan dan lesi pada kulit

malaise.1,2,3,4,5 Penyakit ini disebabkan

pada region lengan, leher, dada dan

oleh bakteri Treponema pallidum yang

perut. Lesi disertai

menyebar melalui transfusi darah, kontak

berbentuk seperti pohon cemara

langsung terutama hubungan seksual. Usia

terbalik.

limfe,

kondiloma

Penyebab

gatal dan

ptiriasis
3

roseasampai

saat

ini

belum

4. Erupsi obat : alergi pada kulit atau

diketahui secara pasti. Di duga

mukokutan

penyebabnya karena cuaca, virus

obat

dan penggunaan obat.

7

karena

terutama

penggunaan

secara

sistemik.

Gajala klinis yang nampak erupa

2. Psoriasis : penyakit non

urtikaria, gatal, papulosquamous,

infeksius

pustular dan bulosa.9

dengan gejala berupa bintik putih
yang sering muncul pertama kali di

Berdasarkan gejala klinis yang muncul

kuku. Area predileksi lain yaitu

pada kasus berupa papul yang gatal dan

kulit kepala, siku, lutut, wajah dan

nyeri

genital.

melakukan

Area

yang

terlibat

di

perianal

dengan

hubungan

riwayat

seksual

sesuai

mengalami penebalan. Penyebab

dengan gejala klinis dan faktor penyebab

psoriasi

dari sifillis sekunder.

antara

lain

karena

Pemeriksaan

penggunaan obat, emosi yang tidak

laboratorium

juga

stabil, infeksi saluran nafas atas,

diperlukan untuk memastikan diagnosis

garukan, gesekan, alkoholisme dan

kerja yang ditegakkan dan menyingkirkan

7

diagnosis banding. Ada 2 jenis tes yang

lain

sering dilakukan yaitu pertama tes untuk

penyakit ini adalah panu yang

mengetahui keberadaan dari T. pallidum

disebabkan oleh jamur Malassezia

dan yang kedua tes serologi untuk

furfur. Pencetus berkembangbiak

mendapatkan antibiotik yang terbentuk

jamur

dapat

akibat infeksi T. pallidum. Pemeriksaan

dikarenakan beberapa hal yaitu

untuk mengetahui keberadaan T. pallidum

malnutrisi

kehamilan,

antara lain : mikroskop lapangan gelap,

jangka

DFM dan PCR. Hasil yang diperoleh

konsumsi kalori yang berlebihan.
3. Tinea

versikolor

ini

pada

nama

tubuh

saat

penggunaan
panjang,

:

steroid

obat

dan

tergantung dari beberapa faktor. Fase

tubuh.

sifillis sekunder dan pembuatan preparat

Penyakit ini menyerang semua

sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

usia. Gajala klinis yang muncul

Pemeriksaan

berupa

untuk

menurunnya

berwarna

kontrasepsi
imunitas

lesi

kecil

dilakukan

antibiotik

yang

terbentuk karena infeksi T. pallidum dapat

secara

dibagi lagi menjadi spesifik dan non-

radial. Area predileksi ;esi pada

spesifik. Pemeriksaan non-spesifik yakni

lengan atas, dada, perut, leher,

VDRL dan RPR. Pemeriksaan spesifik

dapat

merah

mendapatkan

yang

atau

cokelat,

putih,

multipel

serologi

melebar

wajah, punggung tangan dan kaki.8
4

yang dilakukan yakni TPHA. TPPA, FTA-

KESIMPULAN

abs dan EIA.5,10

Kasus seorang pria berusia 22

Pada kasus pemeriksaan laboratorium

tahun muncul papul di perianal yang gatal

yang dilakukan yaitu VDRL, TPHA dan

dan nyeri sejak 3 bulan. Papul belum

DFM.

dari

pernah diobati. Effloresensi didapatkan

pemeriksaan VDRL reaktif 1 : 16, TPHA 1

papul multipel, berbentuk bulat dengan

: 2560 dan DFM negatif. DFM tidak

ukuran 0,1

menunjukkan adanya bakteri T. pallidum,

basah.

Hasil

yang

didapatkan

0,2 cm, permukaan licin dan

namun pemeriksaan VDRL dan TPHA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan

menunjukkan hasil yang cukup signifikan

gejala klinis dan pemeriksaan serologi

untuk

dengan hasil VDRL reaktif reaktif 1 : 16,

menegakkan

diagnosis

sifillis

dan TPHA reaktif 1 : 2560. Pada kasus

sekunder.
Tata

laksana

penderita

sifillis

pasien

diberi

obat

injeksi

benzatin

sekunder dengan menggunakan salah satu

penicillin 2,4 juta IU dosis tunggal dan

regimen obat berikut benzatin penicillin

follow

2,4 juta IU setiap minggu selama 2 atau 3

kemudian. Prognosis pasien baik.

up

akan

dilakukan

1

bulan

minggu, prokain penicillin 750 ribu setiap
hari selama 17 hari atau doksisiklin 100

DAFTAR PUSTAKA

mg 2x sehari selama 28 hari.5 Pada kasus
terapi

diberikan menggunakan injeksi

benzatin

penicillin

2,4

juta

IU.

Terapiiniharusdiberikansecaraberkelanjuta
nuntukmencegahterjadinyakekambuhan.Pa

1. Yayan Akhyar Israr,

S. Ked,

Yance Warman, S. Ked, Listaliani,
S. Ked. Sifilis Kongenital. 2009.
2. Luis

Alvarez,

Laura

Sanchez,

dakasusterapilanjutanakandiberikansebula

Maria Dolores Albero, Ramon

nlagidengan

yang

Lopez-Menchero, Carlos Del Pozo.

up

Secondary syphilis in a patient with

regimen

samadanakandilakukan

obat
follow

selanjutnyauntukmengetahuiperkembanga

renal transplant. 2010

npenderita. KIE yang diberikan pada

3. A Cruz, L Ramirez. Analysis of

penderita harus dipahami dengan baik agar

Systemic and Cutaneuos Immune

hasil yang diharapkan dapat dicapai.

Responses

Pasangan penderita akan lebih baik untuk

Duality of Immune Evasion and

diperiksakan juga demi mencegah atau

Recognition in Secondary Syphilis.

mengetahui kesehatan pasangan.

2011. Volume 87.

Helps

Explain

The

5

4. F Yin, Z Feng, X Li. Spatial
analysis of primaryand secondary

H. Adam Malik/RS Dr. Pirngadi.
Medan.2008

syphilis incidence in China, 2004
2010. International Journal of STD
and AIDS. 2012. 23:870
5. Fitria

Agustina,Lili

Legiawati,

Rahadi Rihatmadja, SjaifulFahmi
Daili. Sifilis Pada Infeksi Human
Immunodeficiency

Virus.FK

Universitas Indonesia/ RSUP dr.
Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
6. Craig Tipple, Mariam O. F. Hanna,
Samantha Hill, Jessica Daniel,
David

Goldmeier,

McClure,

Graham

Myra
P.

O.

Taylor.

Getting The Measure of Syphilis :
qPCR to Better Understand Early
Infection. 2011. 87:479-485.
7. Adhi Djuanda. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi ke

6. Jakarta.

Balai Penerbit FK UI. 2011. H;
189-197.
8. V. Crespo-Erchiga, E. GomezMoyano,

M.

PityriasisVersicolor

Crespo.
and

The

Yeasts of Genus Malassezia.2008.
99:764-71
9. Imam Budi Putra. Erupsi Obat
Alergik. FK Universitas Sumatera
Utara/ RSUP H. Adam Malik.
Medan. 2008.
10. dr. Donna Partogi, Sp KK. Evaluasi
Beberapa

Tes

Treponemal

Terhadap Sifilis. FK.USU/ RSUP
6

SIFILIS SEKUNDER DENGAN GEJALA NON-SPESIFIK PADA SEORAANG
PRIA DEWASA: LAPORAN KASUS
Dian Galih SIliwangi, IGK Darmada, Luh Made Mas Rusyati
Bagian/SMF IlmuKesehatanKulitdanKelaminFakultasKedokteranUniversitasUdayana /
RumahSakitUmumPusatSanglah, Denpasar

ABSTRAK
Sifilis sekunder ditandai dengan munculnya ruam di kulit dan selaput lendir, kadang
disertai demam dan malaise. Gejala klinis siflis sekunder bisa mengenaikulit mukosa,
kulit kepala, kelenjar limfe dan generalisata. Dilaporkan satu kasus sifilis sekunder pada
seorang pria berusia 22 tahun. Gejala yang muncul berupa papul di anus disertai dengan
nyeri dan gatal sejak 3 bulan. Pada pemeriksaan serologidi dapatkan VDRL reaktif 1 :
16, TPHA reaktif 1 : 2560 dan DFM negatif. Pengobatan diberikan injeksi Benzatin
Penicilin 2,4 juta IU dosis tunggal. Prognosis penderita baik.
Kata kunci: sifilis sekunder, RSUP Sanglah, T. pallidum

NON-SPECIFIC CLINICAL SYMPTOMS OF SECONDARY SYPHILIS IN
ANADULT MAN
ABSTRACT
Secondary syphilis characterized by the appearance of rashes on the skin and mucous
membranes,fever and malaise sometimes occur in patient. Clinical symptoms secondary
syphilis be on the skin, mucosa, scalp, lymph nodes andgeneralized.Reported one case
of secondary syphilis in a 22- year old man. Symptoms that appear in the form of
papules in the anus accompanied by pain and itching since 3 months. In serology
finding, reactive VDRL 1:16, reactive TPHA 1:2560 and negative DFM. Treatment
administered injection benzathine penicillin 2,4 million IU single dose. Prognosis
patient is good.
Keywords: Secondary syphilis, RSUP Sanglah, T. pallidum

1

T. pallidum pada pemeriksaan lapangan

PENDAHULUAN
Sifilis adalah penyakit menular

gelap

merupakan

tanda

seksual yang ditandai dengan adanya lesi

mendiagnosis

primer kemudian di ikuti dengan erupsi

venereal Disease Research Laboratory test

sekunder pada area kulit, selaput lendir

(VDRL),

dan juga organ tubuh. Sifilis bersifat

haemaglutination

kronis

dapat

treponemal enzyme immunoassay (EIA)

hubungan

untuk menemukan antibodi yang terbentuk

seksual.1,2,3,4,5Treponema pallidum, bakteri

akibat infeksi T. pallidum. Sifillis sekunder

penyebab infeksi sifillis memiliki panjang

yang tidak tertangani dengan baik dapat

sekitar 6-15 µm, lebar 0,15 µm dan tubuh

mengakibatkan komplikasi yang buruk

yang berlekuk

bagi

dan

ditularkan

lekukan.
dengan

sistemik

dimana

melalui

lekuk mencapai 8

Bakteri
cara

ini

24

berkembangbiak

pembelahan

melintang.

Kualitas imunitas memiliki peranan dalam

sifillis.

untuk

Pemeriksaan

treponema
test

penderitanya

pallidum
(TPHA)

seperti

dan

kelainan

kardiovaskuler, lesi nodul di area kulit dan
tulang dan sifillis pada sistem saraf
pusat.2,5

infeksi sifilis sekunder.3,6Sifillis sekunder
adalah tahap lanjutan dari sifillis primer

LAPORAN KASUS

yang terjadi dengan karakteristik berupa

Pria berusia 22 tahun datang ke

ruampada jaringan cutaneous, demam,

poliklinik kulit dan kelamin RS sanglah

gatal, limfadenopati dan malaise. Lesi

Denpasar dengan keluhan bisul di pantat

pada penderita sifillis sekunder berbentuk

yang disertai nyeri sejak 3 bulan lalu. pria

makulopapul,

atau

dengan no. Rekam medis 14002134 datang

anular.1,2,3,4,5Gejala yang tampak pada kulit

tanpa ditemani oleh sanak saudara dan

kepala berupa moth eaten alopecia yang

temannya. Dari anamnesis di dapatkan jika

biasanya muncul pada bagian oksipital.5

benjolan yang tumbuh pada anus terasa

Sifilis sekunder terjadi terutama pada usia

gatal dan nyeri. Riwayat berhubungan

20

seksual terakhir 3 bulan lalu. Belum

papul,

pustular

29 tahun, usia aktif seksual dan

reproduktif baik pria maupun wanita.

pernah di obati sama sekali. Riwayat

prevalensi

penyakit dalam keluarga disangkal.Papul

kasus sifillis setiap tahun terjadi sebanyak

pada kulit berbentuk bulat dengan ukuran

12 juta kasus baru.5Angka kejadian sifillis

0,1

di negeri cina lebih besar pada daerah

dan basah.

WHO

menemukan

dengan tingkat ekonomi rendah.

4

Adanya

0,2 cm, multipel. Permukaan licin

Status venerologi

lokasi

papul

perianal. Effloresensi didapatkan papul
2

multipel, berbentuk bulat dengan ukuran

reproduktif

0,1

merupakan usia dominan terkena sifillis

0,2 cm, permukaan licin dan basah.

VDRL reaktif 1 : 16 dan TPHA reaktif 1:

diatas

ptiriasis

rosea,

aktif

secara

seksual

sekunder yaitu usia 20-29 tahun.
Gejala

2560 dan hasil DFM negatif. Diagnosis
banding kasus

dan

yang

nampak

pada

penderita berupa ruam, lesi makulopapul,

psoriasis, tinea versikolor dan erupsi obat.

papul,

Diagnosis kerja kasus ini adalah sifillis

discharge dan gatal. Gejala yang tampak

sekunder

dan

pada kulit kepala berupa moth eaten

pemeriksaan laboratorium yang dilakukan.

alopecia yang biasanya muncul pada

Tata laksana pasien ini diberikan injeksi

bagian oksipital.4,5

benzatin penicillin 2,4 juta IU dengan

Pada

berdasarkan

anamnesis

pustular

atau

kasus

anular,

keluar

ditemukan

gejala

untuk

berupa papul pada area perianal, gatal,

Selain

nyeri, dengan permukaan licin dan basah.

pengobatan, KIE harus diberikan yaitu

Riwayat berhubungan seksual 3 bulan lalu.

datang untuk cek up dan menerima

tidak

pengobatan lagi, tidak berhubungan seks

Effloresensi

selama

berbentuk bulat dengan ukuran 0,1

dilakukan

tes

mengetahui

terlebih
adanya

melakukan

memeriksakan
mencegah

dahulu
alergi.

pengobatan

pasangan

transmisi.

seks

dan
untuk

Prognosis

baik,

namun masih tetap dipengaruhi oleh
tingkat

kepatuhan

pasien

terhadap

pernah

diobati

berupa

sebelumnya.

papul

multipel,
0,2

cm, permukaan licin dan basah. Status
internus penderita dalam batas normal.
Diagnosis banding kasus diatas
adalah ptiriasis rosea, psoriasis, tinea
versikolor dan erupsi obat. Karakteristik

pengobatan yang dilakukan.

diagnosis banding memiliki kesamaan
dengan sifilis sekunder, yakni :

DISKUSI
adalahtahap

1. Ptiriasis rosea : dominan terjadi

lanjutan dari sifillis primer yang terjadi

pada anak-anak dan dewasa usia

dengan karakteristik berupa ruampada

10-40 tahun. Gejala klinis yang

jaringan

muncul

Sifillis

sekunder

cutaneous,

mukosa,

kelenjar

berupa

demam,

sakit

generalisata,

kepala, nyeri sendi, malaise, hilang

limfadenopati, kadang disertai demam dan

nafsu makan dan lesi pada kulit

malaise.1,2,3,4,5 Penyakit ini disebabkan

pada region lengan, leher, dada dan

oleh bakteri Treponema pallidum yang

perut. Lesi disertai

menyebar melalui transfusi darah, kontak

berbentuk seperti pohon cemara

langsung terutama hubungan seksual. Usia

terbalik.

limfe,

kondiloma

Penyebab

gatal dan

ptiriasis
3

roseasampai

saat

ini

belum

4. Erupsi obat : alergi pada kulit atau

diketahui secara pasti. Di duga

mukokutan

penyebabnya karena cuaca, virus

obat

dan penggunaan obat.

7

karena

terutama

penggunaan

secara

sistemik.

Gajala klinis yang nampak erupa

2. Psoriasis : penyakit non

urtikaria, gatal, papulosquamous,

infeksius

pustular dan bulosa.9

dengan gejala berupa bintik putih
yang sering muncul pertama kali di

Berdasarkan gejala klinis yang muncul

kuku. Area predileksi lain yaitu

pada kasus berupa papul yang gatal dan

kulit kepala, siku, lutut, wajah dan

nyeri

genital.

melakukan

Area

yang

terlibat

di

perianal

dengan

hubungan

riwayat

seksual

sesuai

mengalami penebalan. Penyebab

dengan gejala klinis dan faktor penyebab

psoriasi

dari sifillis sekunder.

antara

lain

karena

Pemeriksaan

penggunaan obat, emosi yang tidak

laboratorium

juga

stabil, infeksi saluran nafas atas,

diperlukan untuk memastikan diagnosis

garukan, gesekan, alkoholisme dan

kerja yang ditegakkan dan menyingkirkan

7

diagnosis banding. Ada 2 jenis tes yang

lain

sering dilakukan yaitu pertama tes untuk

penyakit ini adalah panu yang

mengetahui keberadaan dari T. pallidum

disebabkan oleh jamur Malassezia

dan yang kedua tes serologi untuk

furfur. Pencetus berkembangbiak

mendapatkan antibiotik yang terbentuk

jamur

dapat

akibat infeksi T. pallidum. Pemeriksaan

dikarenakan beberapa hal yaitu

untuk mengetahui keberadaan T. pallidum

malnutrisi

kehamilan,

antara lain : mikroskop lapangan gelap,

jangka

DFM dan PCR. Hasil yang diperoleh

konsumsi kalori yang berlebihan.
3. Tinea

versikolor

ini

pada

nama

tubuh

saat

penggunaan
panjang,

:

steroid

obat

dan

tergantung dari beberapa faktor. Fase

tubuh.

sifillis sekunder dan pembuatan preparat

Penyakit ini menyerang semua

sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

usia. Gajala klinis yang muncul

Pemeriksaan

berupa

untuk

menurunnya

berwarna

kontrasepsi
imunitas

lesi

kecil

dilakukan

antibiotik

yang

terbentuk karena infeksi T. pallidum dapat

secara

dibagi lagi menjadi spesifik dan non-

radial. Area predileksi ;esi pada

spesifik. Pemeriksaan non-spesifik yakni

lengan atas, dada, perut, leher,

VDRL dan RPR. Pemeriksaan spesifik

dapat

merah

mendapatkan

yang

atau

cokelat,

putih,

multipel

serologi

melebar

wajah, punggung tangan dan kaki.8
4

yang dilakukan yakni TPHA. TPPA, FTA-

KESIMPULAN

abs dan EIA.5,10

Kasus seorang pria berusia 22

Pada kasus pemeriksaan laboratorium

tahun muncul papul di perianal yang gatal

yang dilakukan yaitu VDRL, TPHA dan

dan nyeri sejak 3 bulan. Papul belum

DFM.

dari

pernah diobati. Effloresensi didapatkan

pemeriksaan VDRL reaktif 1 : 16, TPHA 1

papul multipel, berbentuk bulat dengan

: 2560 dan DFM negatif. DFM tidak

ukuran 0,1

menunjukkan adanya bakteri T. pallidum,

basah.

Hasil

yang

didapatkan

0,2 cm, permukaan licin dan

namun pemeriksaan VDRL dan TPHA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan

menunjukkan hasil yang cukup signifikan

gejala klinis dan pemeriksaan serologi

untuk

dengan hasil VDRL reaktif reaktif 1 : 16,

menegakkan

diagnosis

sifillis

dan TPHA reaktif 1 : 2560. Pada kasus

sekunder.
Tata

laksana

penderita

sifillis

pasien

diberi

obat

injeksi

benzatin

sekunder dengan menggunakan salah satu

penicillin 2,4 juta IU dosis tunggal dan

regimen obat berikut benzatin penicillin

follow

2,4 juta IU setiap minggu selama 2 atau 3

kemudian. Prognosis pasien baik.

up

akan

dilakukan

1

bulan

minggu, prokain penicillin 750 ribu setiap
hari selama 17 hari atau doksisiklin 100

DAFTAR PUSTAKA

mg 2x sehari selama 28 hari.5 Pada kasus
terapi

diberikan menggunakan injeksi

benzatin

penicillin

2,4

juta

IU.

Terapiiniharusdiberikansecaraberkelanjuta
nuntukmencegahterjadinyakekambuhan.Pa

1. Yayan Akhyar Israr,

S. Ked,

Yance Warman, S. Ked, Listaliani,
S. Ked. Sifilis Kongenital. 2009.
2. Luis

Alvarez,

Laura

Sanchez,

dakasusterapilanjutanakandiberikansebula

Maria Dolores Albero, Ramon

nlagidengan

yang

Lopez-Menchero, Carlos Del Pozo.

up

Secondary syphilis in a patient with

regimen

samadanakandilakukan

obat
follow

selanjutnyauntukmengetahuiperkembanga

renal transplant. 2010

npenderita. KIE yang diberikan pada

3. A Cruz, L Ramirez. Analysis of

penderita harus dipahami dengan baik agar

Systemic and Cutaneuos Immune

hasil yang diharapkan dapat dicapai.

Responses

Pasangan penderita akan lebih baik untuk

Duality of Immune Evasion and

diperiksakan juga demi mencegah atau

Recognition in Secondary Syphilis.

mengetahui kesehatan pasangan.

2011. Volume 87.

Helps

Explain

The

5

4. F Yin, Z Feng, X Li. Spatial
analysis of primaryand secondary

H. Adam Malik/RS Dr. Pirngadi.
Medan.2008

syphilis incidence in China, 2004
2010. International Journal of STD
and AIDS. 2012. 23:870
5. Fitria

Agustina,Lili

Legiawati,

Rahadi Rihatmadja, SjaifulFahmi
Daili. Sifilis Pada Infeksi Human
Immunodeficiency

Virus.FK

Universitas Indonesia/ RSUP dr.
Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
6. Craig Tipple, Mariam O. F. Hanna,
Samantha Hill, Jessica Daniel,
David

Goldmeier,

McClure,

Graham

Myra
P.

O.

Taylor.

Getting The Measure of Syphilis :
qPCR to Better Understand Early
Infection. 2011. 87:479-485.
7. Adhi Djuanda. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi ke

6. Jakarta.

Balai Penerbit FK UI. 2011. H;
189-197.
8. V. Crespo-Erchiga, E. GomezMoyano,

M.

PityriasisVersicolor

Crespo.
and

The

Yeasts of Genus Malassezia.2008.
99:764-71
9. Imam Budi Putra. Erupsi Obat
Alergik. FK Universitas Sumatera
Utara/ RSUP H. Adam Malik.
Medan. 2008.
10. dr. Donna Partogi, Sp KK. Evaluasi
Beberapa

Tes

Treponemal

Terhadap Sifilis. FK.USU/ RSUP
6

SIFILIS SEKUNDER DENGAN GEJALA NON-SPESIFIK PADA SEORAANG
PRIA DEWASA: LAPORAN KASUS
Dian Galih SIliwangi, IGK Darmada, Luh Made Mas Rusyati
Bagian/SMF IlmuKesehatanKulitdanKelaminFakultasKedokteranUniversitasUdayana /
RumahSakitUmumPusatSanglah, Denpasar

ABSTRAK
Sifilis sekunder ditandai dengan munculnya ruam di kulit dan selaput lendir, kadang
disertai demam dan malaise. Gejala klinis siflis sekunder bisa mengenaikulit mukosa,
kulit kepala, kelenjar limfe dan generalisata. Dilaporkan satu kasus sifilis sekunder pada
seorang pria berusia 22 tahun. Gejala yang muncul berupa papul di anus disertai dengan
nyeri dan gatal sejak 3 bulan. Pada pemeriksaan serologidi dapatkan VDRL reaktif 1 :
16, TPHA reaktif 1 : 2560 dan DFM negatif. Pengobatan diberikan injeksi Benzatin
Penicilin 2,4 juta IU dosis tunggal. Prognosis penderita baik.
Kata kunci: sifilis sekunder, RSUP Sanglah, T. pallidum

NON-SPECIFIC CLINICAL SYMPTOMS OF SECONDARY SYPHILIS IN
ANADULT MAN
ABSTRACT
Secondary syphilis characterized by the appearance of rashes on the skin and mucous
membranes,fever and malaise sometimes occur in patient. Clinical symptoms secondary
syphilis be on the skin, mucosa, scalp, lymph nodes andgeneralized.Reported one case
of secondary syphilis in a 22- year old man. Symptoms that appear in the form of
papules in the anus accompanied by pain and itching since 3 months. In serology
finding, reactive VDRL 1:16, reactive TPHA 1:2560 and negative DFM. Treatment
administered injection benzathine penicillin 2,4 million IU single dose. Prognosis
patient is good.
Keywords: Secondary syphilis, RSUP Sanglah, T. pallidum

1

T. pallidum pada pemeriksaan lapangan

PENDAHULUAN
Sifilis adalah penyakit menular

gelap

merupakan

tanda

seksual yang ditandai dengan adanya lesi

mendiagnosis

primer kemudian di ikuti dengan erupsi

venereal Disease Research Laboratory test

sekunder pada area kulit, selaput lendir

(VDRL),

dan juga organ tubuh. Sifilis bersifat

haemaglutination

kronis

dapat

treponemal enzyme immunoassay (EIA)

hubungan

untuk menemukan antibodi yang terbentuk

seksual.1,2,3,4,5Treponema pallidum, bakteri

akibat infeksi T. pallidum. Sifillis sekunder

penyebab infeksi sifillis memiliki panjang

yang tidak tertangani dengan baik dapat

sekitar 6-15 µm, lebar 0,15 µm dan tubuh

mengakibatkan komplikasi yang buruk

yang berlekuk

bagi

dan

ditularkan

lekukan.
dengan

sistemik

dimana

melalui

lekuk mencapai 8

Bakteri
cara

ini

24

berkembangbiak

pembelahan

melintang.

Kualitas imunitas memiliki peranan dalam

sifillis.

untuk

Pemeriksaan

treponema
test

penderitanya

pallidum
(TPHA)

seperti

dan

kelainan

kardiovaskuler, lesi nodul di area kulit dan
tulang dan sifillis pada sistem saraf
pusat.2,5

infeksi sifilis sekunder.3,6Sifillis sekunder
adalah tahap lanjutan dari sifillis primer

LAPORAN KASUS

yang terjadi dengan karakteristik berupa

Pria berusia 22 tahun datang ke

ruampada jaringan cutaneous, demam,

poliklinik kulit dan kelamin RS sanglah

gatal, limfadenopati dan malaise. Lesi

Denpasar dengan keluhan bisul di pantat

pada penderita sifillis sekunder berbentuk

yang disertai nyeri sejak 3 bulan lalu. pria

makulopapul,

atau

dengan no. Rekam medis 14002134 datang

anular.1,2,3,4,5Gejala yang tampak pada kulit

tanpa ditemani oleh sanak saudara dan

kepala berupa moth eaten alopecia yang

temannya. Dari anamnesis di dapatkan jika

biasanya muncul pada bagian oksipital.5

benjolan yang tumbuh pada anus terasa

Sifilis sekunder terjadi terutama pada usia

gatal dan nyeri. Riwayat berhubungan

20

seksual terakhir 3 bulan lalu. Belum

papul,

pustular

29 tahun, usia aktif seksual dan

reproduktif baik pria maupun wanita.

pernah di obati sama sekali. Riwayat

prevalensi

penyakit dalam keluarga disangkal.Papul

kasus sifillis setiap tahun terjadi sebanyak

pada kulit berbentuk bulat dengan ukuran

12 juta kasus baru.5Angka kejadian sifillis

0,1

di negeri cina lebih besar pada daerah

dan basah.

WHO

menemukan

dengan tingkat ekonomi rendah.

4

Adanya

0,2 cm, multipel. Permukaan licin

Status venerologi

lokasi

papul

perianal. Effloresensi didapatkan papul
2

multipel, berbentuk bulat dengan ukuran

reproduktif

0,1

merupakan usia dominan terkena sifillis

0,2 cm, permukaan licin dan basah.

VDRL reaktif 1 : 16 dan TPHA reaktif 1:

diatas

ptiriasis

rosea,

aktif

secara

seksual

sekunder yaitu usia 20-29 tahun.
Gejala

2560 dan hasil DFM negatif. Diagnosis
banding kasus

dan

yang

nampak

pada

penderita berupa ruam, lesi makulopapul,

psoriasis, tinea versikolor dan erupsi obat.

papul,

Diagnosis kerja kasus ini adalah sifillis

discharge dan gatal. Gejala yang tampak

sekunder

dan

pada kulit kepala berupa moth eaten

pemeriksaan laboratorium yang dilakukan.

alopecia yang biasanya muncul pada

Tata laksana pasien ini diberikan injeksi

bagian oksipital.4,5

benzatin penicillin 2,4 juta IU dengan

Pada

berdasarkan

anamnesis

pustular

atau

kasus

anular,

keluar

ditemukan

gejala

untuk

berupa papul pada area perianal, gatal,

Selain

nyeri, dengan permukaan licin dan basah.

pengobatan, KIE harus diberikan yaitu

Riwayat berhubungan seksual 3 bulan lalu.

datang untuk cek up dan menerima

tidak

pengobatan lagi, tidak berhubungan seks

Effloresensi

selama

berbentuk bulat dengan ukuran 0,1

dilakukan

tes

mengetahui

terlebih
adanya

melakukan

memeriksakan
mencegah

dahulu
alergi.

pengobatan

pasangan

transmisi.

seks

dan
untuk

Prognosis

baik,

namun masih tetap dipengaruhi oleh
tingkat

kepatuhan

pasien

terhadap

pernah

diobati

berupa

sebelumnya.

papul

multipel,
0,2

cm, permukaan licin dan basah. Status
internus penderita dalam batas normal.
Diagnosis banding kasus diatas
adalah ptiriasis rosea, psoriasis, tinea
versikolor dan erupsi obat. Karakteristik

pengobatan yang dilakukan.

diagnosis banding memiliki kesamaan
dengan sifilis sekunder, yakni :

DISKUSI
adalahtahap

1. Ptiriasis rosea : dominan terjadi

lanjutan dari sifillis primer yang terjadi

pada anak-anak dan dewasa usia

dengan karakteristik berupa ruampada

10-40 tahun. Gejala klinis yang

jaringan

muncul

Sifillis

sekunder

cutaneous,

mukosa,

kelenjar

berupa

demam,

sakit

generalisata,

kepala, nyeri sendi, malaise, hilang

limfadenopati, kadang disertai demam dan

nafsu makan dan lesi pada kulit

malaise.1,2,3,4,5 Penyakit ini disebabkan

pada region lengan, leher, dada dan

oleh bakteri Treponema pallidum yang

perut. Lesi disertai

menyebar melalui transfusi darah, kontak

berbentuk seperti pohon cemara

langsung terutama hubungan seksual. Usia

terbalik.

limfe,

kondiloma

Penyebab

gatal dan

ptiriasis
3

roseasampai

saat

ini

belum

4. Erupsi obat : alergi pada kulit atau

diketahui secara pasti. Di duga

mukokutan

penyebabnya karena cuaca, virus

obat

dan penggunaan obat.

7

karena

terutama

penggunaan

secara

sistemik.

Gajala klinis yang nampak erupa

2. Psoriasis : penyakit non

urtikaria, gatal, papulosquamous,

infeksius

pustular dan bulosa.9

dengan gejala berupa bintik putih
yang sering muncul pertama kali di

Berdasarkan gejala klinis yang muncul

kuku. Area predileksi lain yaitu

pada kasus berupa papul yang gatal dan

kulit kepala, siku, lutut, wajah dan

nyeri

genital.

melakukan

Area

yang

terlibat

di

perianal

dengan

hubungan

riwayat

seksual

sesuai

mengalami penebalan. Penyebab

dengan gejala klinis dan faktor penyebab

psoriasi

dari sifillis sekunder.

antara

lain

karena

Pemeriksaan

penggunaan obat, emosi yang tidak

laboratorium

juga

stabil, infeksi saluran nafas atas,

diperlukan untuk memastikan diagnosis

garukan, gesekan, alkoholisme dan

kerja yang ditegakkan dan menyingkirkan

7

diagnosis banding. Ada 2 jenis tes yang

lain

sering dilakukan yaitu pertama tes untuk

penyakit ini adalah panu yang

mengetahui keberadaan dari T. pallidum

disebabkan oleh jamur Malassezia

dan yang kedua tes serologi untuk

furfur. Pencetus berkembangbiak

mendapatkan antibiotik yang terbentuk

jamur

dapat

akibat infeksi T. pallidum. Pemeriksaan

dikarenakan beberapa hal yaitu

untuk mengetahui keberadaan T. pallidum

malnutrisi

kehamilan,

antara lain : mikroskop lapangan gelap,

jangka

DFM dan PCR. Hasil yang diperoleh

konsumsi kalori yang berlebihan.
3. Tinea

versikolor

ini

pada

nama

tubuh

saat

penggunaan
panjang,

:

steroid

obat

dan

tergantung dari beberapa faktor. Fase

tubuh.

sifillis sekunder dan pembuatan preparat

Penyakit ini menyerang semua

sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

usia. Gajala klinis yang muncul

Pemeriksaan

berupa

untuk

menurunnya

berwarna

kontrasepsi
imunitas

lesi

kecil

dilakukan

antibiotik

yang

terbentuk karena infeksi T. pallidum dapat

secara

dibagi lagi menjadi spesifik dan non-

radial. Area predileksi ;esi pada

spesifik. Pemeriksaan non-spesifik yakni

lengan atas, dada, perut, leher,

VDRL dan RPR. Pemeriksaan spesifik

dapat

merah

mendapatkan

yang

atau

cokelat,

putih,

multipel

serologi

melebar

wajah, punggung tangan dan kaki.8
4

yang dilakukan yakni TPHA. TPPA, FTA-

KESIMPULAN

abs dan EIA.5,10

Kasus seorang pria berusia 22

Pada kasus pemeriksaan laboratorium

tahun muncul papul di perianal yang gatal

yang dilakukan yaitu VDRL, TPHA dan

dan nyeri sejak 3 bulan. Papul belum

DFM.

dari

pernah diobati. Effloresensi didapatkan

pemeriksaan VDRL reaktif 1 : 16, TPHA 1

papul multipel, berbentuk bulat dengan

: 2560 dan DFM negatif. DFM tidak

ukuran 0,1

menunjukkan adanya bakteri T. pallidum,

basah.

Hasil

yang

didapatkan

0,2 cm, permukaan licin dan

namun pemeriksaan VDRL dan TPHA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan

menunjukkan hasil yang cukup signifikan

gejala klinis dan pemeriksaan serologi

untuk

dengan hasil VDRL reaktif reaktif 1 : 16,

menegakkan

diagnosis

sifillis

dan TPHA reaktif 1 : 2560. Pada kasus

sekunder.
Tata

laksana

penderita

sifillis

pasien

diberi

obat

injeksi

benzatin

sekunder dengan menggunakan salah satu

penicillin 2,4 juta IU dosis tunggal dan

regimen obat berikut benzatin penicillin

follow

2,4 juta IU setiap minggu selama 2 atau 3

kemudian. Prognosis pasien baik.

up

akan

dilakukan

1

bulan

minggu, prokain penicillin 750 ribu setiap
hari selama 17 hari atau doksisiklin 100

DAFTAR PUSTAKA

mg 2x sehari selama 28 hari.5 Pada kasus
terapi

diberikan menggunakan injeksi

benzatin

penicillin

2,4

juta

IU.

Terapiiniharusdiberikansecaraberkelanjuta
nuntukmencegahterjadinyakekambuhan.Pa

1. Yayan Akhyar Israr,

S. Ked,

Yance Warman, S. Ked, Listaliani,
S. Ked. Sifilis Kongenital. 2009.
2. Luis

Alvarez,

Laura

Sanchez,

dakasusterapilanjutanakandiberikansebula

Maria Dolores Albero, Ramon

nlagidengan

yang

Lopez-Menchero, Carlos Del Pozo.

up

Secondary syphilis in a patient with

regimen

samadanakandilakukan

obat
follow

selanjutnyauntukmengetahuiperkembanga

renal transplant. 2010

npenderita. KIE yang diberikan pada

3. A Cruz, L Ramirez. Analysis of

penderita harus dipahami dengan baik agar

Systemic and Cutaneuos Immune

hasil yang diharapkan dapat dicapai.

Responses

Pasangan penderita akan lebih baik untuk

Duality of Immune Evasion and

diperiksakan juga demi mencegah atau

Recognition in Secondary Syphilis.

mengetahui kesehatan pasangan.

2011. Volume 87.

Helps

Explain

The

5

4. F Yin, Z Feng, X Li. Spatial
analysis of primaryand secondary

H. Adam Malik/RS Dr. Pirngadi.
Medan.2008

syphilis incidence in China, 2004
2010. International Journal of STD
and AIDS. 2012. 23:870
5. Fitria

Agustina,Lili

Legiawati,

Rahadi Rihatmadja, SjaifulFahmi
Daili. Sifilis Pada Infeksi Human
Immunodeficiency

Virus.FK

Universitas Indonesia/ RSUP dr.
Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
6. Craig Tipple, Mariam O. F. Hanna,
Samantha Hill, Jessica Daniel,
David

Goldmeier,

McClure,

Graham

Myra
P.

O.

Taylor.

Getting The Measure of Syphilis :
qPCR to Better Understand Early
Infection. 2011. 87:479-485.
7. Adhi Djuanda. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi ke

6. Jakarta.

Balai Penerbit FK UI. 2011. H;
189-197.
8. V. Crespo-Erchiga, E. GomezMoyano,

M.

PityriasisVersicolor

Crespo.
and

The

Yeasts of Genus Malassezia.2008.
99:764-71
9. Imam Budi Putra. Erupsi Obat
Alergik. FK Universitas Sumatera
Utara/ RSUP H. Adam Malik.
Medan. 2008.
10. dr. Donna Partogi, Sp KK. Evaluasi
Beberapa

Tes

Treponemal

Terhadap Sifilis. FK.USU/ RSUP
6