Perbandingan Efek Antipiretik Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan Patikan Kebo (Euphorbia hirta L.) pada Mencit Swiss Webster.

(1)

iv

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) PADA MENCIT

SWISS WEBSTER

Matthew, 2013, Pembimbing I : Dr. Diana Krisanti Jasaputra dr., M.Kes

Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, yang dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Demam merupakan salah satu masalah yang paling sering ditemui di kehidupan masyarakat dini. Obat-obatan yang dapat menurunkan demam adalah golongan antipiretik. Antipiretik yang sering digunakan di masyarakat adalah obat sintetis, yang memiliki efek samping terutama pada penggunaan jangka panjang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya efek antipiretik dari ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 24 ekor mencit galur Swiss Webster yang terbagi menjadi 4 kelompok uji. Sebelum perlakuan, mencit terlebih dahulu diinduksi demam dengan vaksin DPT secara intramuskular. Kelompok pertama diberi ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.), kelompok kedua diberi ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.), kelompok ketiga adalah kelompok pembanding dan diberi parasetamol, dan kelompok keempat adalah kelompok kontrol positif dan hanya diberi akuades. Data yang diukur adalah suhu mencit dalam oC secara per rektal setiap 15 menit hingga menit ke 120 setelah diinduksi demam. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dilanjutkan dengan Post Hoc Tukey HSD dengan α= 0,05.

Dari hasil percobaan didapatkan pemberian bahan uji ekstrak Kunyit (36,37oC) dan ekstrak Patikan kebo (36,50oC) memberikan penurunan suhu yang berbeda bermakna dengan kontrol positif (37,90oC) dengan p< 0,05 pada mencit yang diinduksi demam dengan vaksin DPT. Pemberian bahan uji ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) memberikan penurunan suhu yang tidak berbeda bermakna dengan pemberian ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dengan p> 0,05 pada mencit yang diinduksi demam dengan vaksin DPT.

Simpulan penelitian ini adalah ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki efek antipiretik dengan potensi yang sama dengan parasetamol.


(2)

v

ABSTRACT

COMPARISON OF ANTIPYRETIC EFFECT ON TURMERIC (Curcuma longa L.) AND PATIKAN KEBO (Euphorbia hirta L.) EXTRACT IN SWISS

WEBSTER MICE

Matthew, 2013, 1st tutor : Dr. Diana Krisanti Jasaputra dr., M.Kes

Fever, which means a body temperature above the usual range of normal, can be caused by abnormalities in the brain itself or by toxic substances that effect the temperature regulating centers. Fever is one of the most common problems found in the society nowadays. Medicines that could reduce fever are called antipyretics. Antipyretics that are commonly used by the society is synthetic, which have side effects if used for a long time.

The purpose of this research is to find out antipyretics effect on Turmeric (Curcuma longa L.) and Patikan kebo (Euphorbia hirta L.). The research method is real laboratory experimental with Complete Randomized Design (CRD) using 24 Swiss Webster mice which were divided into 4 test groups. Before treatment, the mice were first administered by DPT vaccine intramuscularly to induce fever. The first group was then given Turmeric (Curcuma longa L.) extract, the second group was given Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) extract, the third group was the comparison control group and given paracetamol, and the fourth group was the control positive group and given only aquades. The data that is measured is mice body temperature in oC via rectal every 15 minutes until 120 minutes since fever induction. Data analysis using one way ANOVA and continued with Post Hoc Tukey HSD with α= 0,05.

The research result showed that the body temperature of mice which was given Turmeric extract (36,37oC) and Patikan kebo extract (36,50oC) dropped significant compared to the control positive group (37,90oC) with p< 0,05 on mice which was inducted fever with DPT vaccine. The body temperature of mice which was given Turmeric (Curcuma longa L.) extract dropped non-significantly compared to the mice which was given Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) extract with p> 0,05 on mice which was inducted fever with DPT vaccine.

The conclusion of this research is Turmeric (Curcuma longa L.) extract and Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) extract have the same antipyretic potential as well as the paracetamol does.


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1 Maksud Penelitian ... 2

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Suhu Tubuh dan Panas Tubuh ... 6


(4)

ix

2.2.1 Termal Aferen ... 12

2.2.2 Regulasi Sentral ... 13

2.2.3 Respon Eferen ... 14

2.2.4 Respon Vasomotor ... 14

2.2.4.1 Respon Terhadap Dingin ... 16

2.2.4.2 Respon Terhadap Panas ... 17

2.3 Mekanisme Pengontrolan Demam ... 19

2.4 Kunyit ... 21

2.4.1 Klasifikasi Kunyit ... 21

2.4.2 Morfologi Tumbuhan Kunyit ... 22

2.4.3 Kandungan Kunyit ... 22

2.4.4 Kunyit Sebagai Antipiretik ... 22

2.4.5 Khasiat Lain Kunyit ... 23

2.4 Patikan Kebo ... 24

2.4.1 Klasifikasi Patikan Kebo ... 25

2.4.2 Morfologi Tumbuhan Patikan Kebo ... 25

2.4.3 Kandungan Patikan Kebo ... 26

2.4.4 Patikan Kebo Sebagai Antipiretik ... 26

2.4.5 Khasiat Lain Patikan Kebo ... 27

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 28

3.1.1 Alat-alat Penelitian ... 28

3.1.2 Bahan-bahan Penelitian ... 28

3.1.3 Subjek Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Metode Penelitian ... 29

3.3.1 Desain Penelitian ... 29

3.3.2 Variabel Penelitian ... 29

3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 29


(5)

x

3.3.3 Perhitungan Besar Sampel ... 30

3.3.4 Prosedur Kerja ... 30

3.3.4.1 Pengumpulan dan Persiapan Bahan Uji ... 30

3.3.4.2 Persiapan Hewan Coba ... 30

3.3.4.3 Prosedur Penelitian ... 31

3.3.4.4 Metode Analisis ... 32

3.4 Aspek Etik Penelitian ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Hasil Penelitian ... 33

4.2 Pembahasan ... 35

4.3 Uji Hipotesis ... 36

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 38

5.1 Simpulan ... 38

5.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

LAMPIRAN ... 40


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Respon Tubuh Terhadap Suhu ... 15

Gambar 2.2 Skema Mekanisme Peningkatan Suhu Tubuh ... 17

Gambar 2.3 Skema Mekanisme Penurunan Suhu Tubuh ... 18

Gambar 2.4 Patogenesis Demam ... 20

Gambar 2.5 Kunyit ... 21

Gambar 2.6 Skema Mekanisme Kerja Kurkumin Sebagai Antipiretik ... 23

Gambar 2.7 Patikan Kebo ... 24


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Lokasi Pengukuran Suhu Tubuh ... 6 Tabel 4.1 Suhu Mencit Sebelum Diinduksi Demam ... 33 Tabel 4.2 Rerata Suhu Tubuh Mencit yang Diinduksi Demam

Setelah Pemberian Bahan Uji ... 34 Tabel 4.3 Hasil Uji Lanjut Perbedaan Suhu Pada Tiap Kelompok


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Form Etik ... 40

Lampiran 2 Perhitungan Dosis ... 41

Lampiran 3 Hasil Data Pengukuran Suhu Mencit ... 42

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik ... 44

Lampiran 5 Gambar ... 46


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Demam adalah suhu tubuh di atas batas normal, yang dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu (Guyton and Hall, 2011). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi (Fauci, et al., 2008). Demam merupakan salah satu masalah yang paling sering ditemui di kehidupan masyarakat saat ini. Sebagai upaya menurunkan demam, masyarakat sering kali menggunakan obat-obatan yang mudah dibeli di apotek maupun warung yang memiliki kandungan parasetamol dan berfungsi sebagai penurun demam. Penggunaan obat memiliki efek samping terhadap tubuh manusia terutama pada penggunaan jangka panjang, misalnya kerusakan hati. Oleh karena itu pengembangan obat yang berasal dari tumbuhan terus dilakukan hingga saat ini, salah satunya menggunakan tumbuhan obat seperti Kunyit (Curcuma longa L.) dan Patikan kebo (Euphorbia hirta L.).

Kunyit (Curcuma longa L.) adalah termasuk salah satu tumbuhan rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tumbuhan ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia, bahkan Afrika. Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae, dan merupakan salah satu bahan yang sering digunakan dalam makanan. Kunyit (Curcuma longa L.) bermanfaat dalam pengobatan diabetes, hemorrhoid, anemia, ikterus, batuk, asma, penyembuhan luka, kolik, gout, batu ginjal, keracunan, kelainan kulit ,dan kelainan saraf (Kirtikar & Basu, 1980). Kunyit (Curcuma longa L.) juga dapat berfungsi anti-inflamasi, anti-human immunodeficiency virus, anti-bakteri, dan antioksidan (Araujo & Leon, 2001). Efek antipiretik pada Kunyit (Curcuma longa L.) disebabkan adanya kandungan kurkumin yang bersifat anti-inflamasi.


(10)

2

Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) adalah tumbuhan tropis yang diduga berasal dari India. Tumbuhan ini banyak digunakan sebagai tumbuhan obat di India, yang merupakan suatu negara yang terkenal dengan pengobatan Ayurvedic. Tumbuhan ini dapat bersifat anti-inflamasi, anxiolytic, analgesik, antipiretik, anticancer, antiamoebic, dan antispasmodik. Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) banyak digunakan masyarakat sebagai pengobatan gangguan pencernaan (diare, disentri, intestinal parasitosis), gangguan pernafasan (asma, bronkitis, hay fever), dan konjungtivitis (Kumar, et al., 2010). Efek antipiretik pada Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) disebabkan adanya kandungan flavonoid yang bersifat anti-inflamasi.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menilai efek Kunyit (Curcuma longa L.) dan Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) terhadap suhu tubuh pada hewan coba mencit Swiss Webster.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) berefek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

2. Apakah ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) berefek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

3. Apakah ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki potensi yang sama sebagai antipiretik pada mencit Swiss Webster.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh obat alternatif untuk mengatasi demam.


(11)

3

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai:

1. Efek ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) terhadap suhu tubuh pada mencit Swiss Webster.

2. Efek ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) terhadap suhu tubuh pada mencit Swiss Webster.

3. Potensi ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dibandingkan dengan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) sebagai antipiretik pada mencit Swiss Webster.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan mengenai farmakologi tumbuhan obat khususnya Kunyit (Curcuma longa L.) dan Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) sebagai antipiretik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Kunyit (Curcuma longa L.) dan Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dapat menjadi obat alternatif untuk menurunkan demam bila sudah dilakukan uji klinis dan diharapkan memiliki efek samping yang minimal dibanding dengan obat sintetis lain sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Pirogen adalah substansi yang dapat menyebabkan demam. Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien yang biasanya berupa produk mikroba, toksin, atau keseluruhan mikroba tersebut. Endotoksin adalah molekul pirogen yang paling kuat pada manusia. Selain pirogen eksogen, tubuh juga memproduksi pirogen yaitu IL-1, IL-6, tumor necrosis factor (TNF), ciliary neurotropic factor (CNTF), dan interferon-α (IFN-α). (Fauci, et al., 2008)


(12)

4

Sitokin pirogen dilepaskan dari sel dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Sitokin tersebut akan menginduksi sintesis dari prostaglandin E2 (PGE2), kemudian PGE2 tersebut akan mencapai hipotalamus melalui arteri carotis interna. Peningkatan PGE2 di dalam otak akan mengaktifkan proses peningkatan set point hipotalamus. Peningkatan set point hipotalamus akan meningkatkan produksi panas sehingga mengakibatkan terjadinya demam. (Fauci, et al., 2008)

Kunyit (Curcuma longa L.) mengandung senyawa yang berkhasiat obat yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpendan sesquiterpen. Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsiri sebanyak 6%, yang terdiri dari golongan senyawa monoterpendan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa-turmeron, dan beta-turmeron), zat warna kuning yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin sekitar 50-60%, monodesmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi, serta vitamin C. (Sumiati & Adnanya, 2004)

Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) mengandung senyawa yang berkhasiat obat yaitu flavonoid, afzelin, quercitrin, dan myricitrin yang diisolasi dari ekstrak metanol. Selain itu juga terdapat euphorbin, beta-amyrin, beta-sitosterol, camphol, shikmic acid, quercitol, eufosterol, heptacosane, chtolphenolic acid. (Kumar, et al., 2010)

Kurkumin dan flavonoid dapat dipilih sebagai agen anti-inflamasi, secara spesifik yaitu sebagai antipiretik, karena kedua zat ini bekerja melalui penghambatan produksi PGE2 yang diinduksi oleh lipopolisakarida (LPS) pada sel makrofag dengan menghambat perubahan asam arakhidonat menjadi PGE2. Hal ini dilakukan oleh enzim siklooksigenase-2 (COX-2). Penurunan PGE2 akan menyebabkan penurunan cyclic AMP yang selanjutnya akan menyebabkan penurunan setpoint hipotalamus sehingga tubuh akan melakukan mekanisme penurunan suhu tubuh dan suhu tubuh kembali normal (Sumiati & Adnanya, 2004; Kumar, et al., 2010).


(13)

5

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) memiliki efek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

2. Ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki efek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

3. Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki potensi yang sama sebagai antipiretik pada mencit Swiss Webster.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik sungguhan, bersifat komparatif dengan hewan coba mencit Swiss Webster. Pada penelitian ini suhu tubuh mencit diinduksi demam dengan vaksin DPT. Data yang diukur adalah suhu tubuh mencit dalam derajat Celsius (oC) setelah pemberian ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan Patikan kebo (Euphorbia hirta L.). Metode analisis menggunakan ANAVA satu arah dengan uji lanjut Post Hoc Tukey HSD dengan = 0,05.


(14)

38

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

1. Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) memiliki efek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

2. Ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki efek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

3. Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki potensi yang sama sebagai antipiretik pada mencit Swiss Webster.

5.1Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efek ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) pada manusia. 2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis optimal ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.).

3. Perlu penelitian mengenai toksisitas ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.).


(15)

39

DAFTAR PUSTAKA

Araujo, C. C., & Leon, L. L. (2001, July). Biological Activities of Curcuma longa L. Retrieved from NCBI: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11500779 Fauci, A. S., Braunwald, E., Kasper, D. L., Hauser, S. L., Longo, D. L., Jameson,

J. L., et al. (2008). Harrison's Principles of Internal Medicine (17th Edition ed., Vol. I). New York: McGraw-Hill.

Ganong, W. F. (2003). Review of Medical Physiology (21 ed.). San Fransisco: McGraw-Hill.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Textbook of Medical Physiology (12 ed.). Philadelphia: Elsevier Saunders.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Dalam: Rancangan Percobaan Aplikatif:Aplikasi Kondisional Bidang

pertamanan, Peternakan, Industri dan Hayati. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, h 1-17.

Kirtikar, K. R., & Basu, B. D. (1980). Indian Medicinal Plants (2nd Edition ed.). (E. Blatter, J. F. Caius, & K. S. Mhaskar, Eds.) Dehra Dun, India: Bishen Singh Mahendra Pal Singh.

Kumar, S., Malhotra, R., & Kumar, D. (2010, July 10). Euphorbia hirta: Its chemistry, traditional and medicinal uses, and pharmacological activities. PubMed Central , 1-8.

Myers, R. D. (1984). Neurochemistry of Thermoregulation. The Physiologist. Neha, S., Ranvir, G. D., & Jangade, C. R. (2009). Analgesic and antipyretic

activities of Curcuma longa rhizome extracts in Wister Rats. Veterinary World , II, 304-306.

Sherwood, L. (2010). Human Physiology From Cells to Systems. Canada: Brooks/Cole, Cengage Learning.

Sumiati, T., & Adnanya, I. K. (2004). Kunyit, Si Kuning yang Kaya Manfaat. Retrieved Maret 3, 2005, from http://www.pikiran-rakyat.com/ Tjitrosoepomo, G. (2001). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada


(1)

Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) adalah tumbuhan tropis yang diduga berasal dari India. Tumbuhan ini banyak digunakan sebagai tumbuhan obat di India, yang merupakan suatu negara yang terkenal dengan pengobatan Ayurvedic. Tumbuhan ini dapat bersifat anti-inflamasi, anxiolytic, analgesik, antipiretik, anticancer, antiamoebic, dan antispasmodik. Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) banyak digunakan masyarakat sebagai pengobatan gangguan pencernaan (diare, disentri, intestinal parasitosis), gangguan pernafasan (asma, bronkitis, hay fever), dan konjungtivitis (Kumar, et al., 2010). Efek antipiretik pada Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) disebabkan adanya kandungan flavonoid yang bersifat anti-inflamasi.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menilai efek Kunyit (Curcuma longa L.) dan Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) terhadap suhu tubuh pada hewan coba mencit Swiss Webster.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) berefek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

2. Apakah ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) berefek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

3. Apakah ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki potensi yang sama sebagai antipiretik pada mencit Swiss Webster.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh obat alternatif untuk mengatasi demam.


(2)

3

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai:

1. Efek ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) terhadap suhu tubuh pada mencit Swiss Webster.

2. Efek ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) terhadap suhu tubuh pada mencit Swiss Webster.

3. Potensi ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dibandingkan dengan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) sebagai antipiretik pada mencit Swiss Webster.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan mengenai farmakologi tumbuhan obat khususnya Kunyit (Curcuma longa L.) dan Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) sebagai antipiretik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Kunyit (Curcuma longa L.) dan Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) dapat menjadi obat alternatif untuk menurunkan demam bila sudah dilakukan uji klinis dan diharapkan memiliki efek samping yang minimal dibanding dengan obat sintetis lain sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran

Pirogen adalah substansi yang dapat menyebabkan demam. Pirogen eksogen adalah pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien yang biasanya berupa produk mikroba, toksin, atau keseluruhan mikroba tersebut. Endotoksin adalah molekul pirogen yang paling kuat pada manusia. Selain pirogen eksogen, tubuh juga memproduksi pirogen yaitu IL-1, IL-6, tumor necrosis factor (TNF), ciliary neurotropic factor (CNTF), dan interferon-α (IFN-α). (Fauci, et al., 2008)


(3)

Sitokin pirogen dilepaskan dari sel dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Sitokin tersebut akan menginduksi sintesis dari prostaglandin E2 (PGE2), kemudian PGE2 tersebut akan mencapai hipotalamus melalui arteri carotis interna. Peningkatan PGE2 di dalam otak akan mengaktifkan proses peningkatan set point hipotalamus. Peningkatan set point hipotalamus akan meningkatkan produksi panas sehingga mengakibatkan terjadinya demam. (Fauci, et al., 2008)

Kunyit (Curcuma longa L.) mengandung senyawa yang berkhasiat obat yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpendan sesquiterpen. Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah diketahui yaitu minyak atsiri sebanyak 6%, yang terdiri dari golongan senyawa monoterpendan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa-turmeron, dan beta-turmeron), zat warna kuning yang disebut kurkuminoid sebanyak 5% (meliputi kurkumin sekitar 50-60%, monodesmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi, serta vitamin C. (Sumiati & Adnanya, 2004)

Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) mengandung senyawa yang berkhasiat obat yaitu flavonoid, afzelin, quercitrin, dan myricitrin yang diisolasi dari ekstrak metanol. Selain itu juga terdapat euphorbin, beta-amyrin, beta-sitosterol, camphol, shikmic acid, quercitol, eufosterol, heptacosane, chtolphenolic acid. (Kumar, et al., 2010)

Kurkumin dan flavonoid dapat dipilih sebagai agen anti-inflamasi, secara spesifik yaitu sebagai antipiretik, karena kedua zat ini bekerja melalui penghambatan produksi PGE2 yang diinduksi oleh lipopolisakarida (LPS) pada sel makrofag dengan menghambat perubahan asam arakhidonat menjadi PGE2. Hal ini dilakukan oleh enzim siklooksigenase-2 (COX-2). Penurunan PGE2 akan menyebabkan penurunan cyclic AMP yang selanjutnya akan menyebabkan penurunan setpoint hipotalamus sehingga tubuh akan melakukan mekanisme penurunan suhu tubuh dan suhu tubuh kembali normal (Sumiati & Adnanya, 2004; Kumar, et al., 2010).


(4)

5

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) memiliki efek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

2. Ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki efek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

3. Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki potensi yang sama sebagai antipiretik pada mencit Swiss Webster.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik sungguhan, bersifat komparatif dengan hewan coba mencit Swiss Webster. Pada penelitian ini suhu tubuh mencit diinduksi demam dengan vaksin DPT. Data yang diukur adalah suhu tubuh mencit dalam derajat Celsius (oC) setelah pemberian ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan Patikan kebo (Euphorbia hirta L.). Metode analisis menggunakan ANAVA satu arah dengan uji lanjut Post Hoc Tukey HSD dengan = 0,05.


(5)

38 5.1Simpulan

1. Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) memiliki efek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

2. Ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki efek antipiretik pada mencit Swiss Webster.

3. Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) memiliki potensi yang sama sebagai antipiretik pada mencit Swiss Webster.

5.1Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efek ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.) pada manusia. 2. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis optimal ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.).

3. Perlu penelitian mengenai toksisitas ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak Patikan kebo (Euphorbia hirta L.).


(6)

39

DAFTAR PUSTAKA

Araujo, C. C., & Leon, L. L. (2001, July). Biological Activities of Curcuma longa L. Retrieved from NCBI: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11500779

Fauci, A. S., Braunwald, E., Kasper, D. L., Hauser, S. L., Longo, D. L., Jameson, J. L., et al. (2008). Harrison's Principles of Internal Medicine (17th Edition ed., Vol. I). New York: McGraw-Hill.

Ganong, W. F. (2003). Review of Medical Physiology (21 ed.). San Fransisco: McGraw-Hill.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2011). Textbook of Medical Physiology (12 ed.). Philadelphia: Elsevier Saunders.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Prinsip Percobaan dan Perancangannya. Dalam: Rancangan Percobaan Aplikatif:Aplikasi Kondisional Bidang

pertamanan, Peternakan, Industri dan Hayati. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, h 1-17.

Kirtikar, K. R., & Basu, B. D. (1980). Indian Medicinal Plants (2nd Edition ed.). (E. Blatter, J. F. Caius, & K. S. Mhaskar, Eds.) Dehra Dun, India: Bishen Singh Mahendra Pal Singh.

Kumar, S., Malhotra, R., & Kumar, D. (2010, July 10). Euphorbia hirta: Its chemistry, traditional and medicinal uses, and pharmacological activities. PubMed Central , 1-8.

Myers, R. D. (1984). Neurochemistry of Thermoregulation. The Physiologist. Neha, S., Ranvir, G. D., & Jangade, C. R. (2009). Analgesic and antipyretic

activities of Curcuma longa rhizome extracts in Wister Rats. Veterinary World , II, 304-306.

Sherwood, L. (2010). Human Physiology From Cells to Systems. Canada: Brooks/Cole, Cengage Learning.

Sumiati, T., & Adnanya, I. K. (2004). Kunyit, Si Kuning yang Kaya Manfaat. Retrieved Maret 3, 2005, from http://www.pikiran-rakyat.com/ Tjitrosoepomo, G. (2001). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada