Identifikasi Penyebab Dormansi Biji Flamboyan [Delonix regia (Hook) Raf.] : Ultrastruktur Watergap, Profil Hormon Endogen, dan Aktivitas Enzim Pemecah Endosperm (Endo-β-Mannanase).

(B. MIPA Sains)
Identifikasi Penyebab Dormansi Biji Flamboyan [Delonix regia (Hook) Raf.] : Ultrastruktur
Watergap, Profil Hormon Endogen, dan Aktivitas Enzim Pemecah Endosperm (Endo-βMannanase)
Kata kunci : Delonix regia, dormansi, biji, hormon, endo-β-mannanase
Solichatun; Pitoyo, Ari; Setyawan, Ahmad Dwi
Fakultas MIPA UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Fundamental, 2012
Biji memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan tumbuhan. Biji merupakan modal awal
perbanyakan reproduktif yang memunculkan adanya individu baru. Keberhasilan biji untuk berkecambah
menjadi hal yang menentukan keberhasilan suatu jenis tumbuhan untuk mempertahankan
keberadaannya di muka bumi. Bagi manusia, biji memiliki arti ekonomis yang penting pula karena
sebagian besar sumber pangan berasal dari biji-bijian. Salah satu tumbuhan yang mengalami dormansi
biji adalah flamboyan [Delonix regia (Hook) Raf.]. Flamboyan masuk dalam The IUCN Red List of
Threatened Species Version 2011.2 dengan status rawan (vulnerable). Dormansi dan perkecambahan biji
merupakan kejadian yang sangat kompleks, melibatkan banyak gen, dan masih banyak mekanisme yang
belum dipahami. Peningkatan pengetahuan akan dormansi dan pemecahannya diyakini akan sangat
bermanfaat dalam perkembangan teknologi biji dan peningkatan kualitas biji melalui modifikasi genetik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kulit biji flamboyan memiliki jaringan makrosklereid dan
osteosklereid yang menyebabkan kulit biji keras. Pengamatan dengan scanning electron microscope
memperlihatkan bahwa struktur strophiol (lens) mengalami perubahan akibat pemberian perlakuan
pematahan dormansi. Perlakuan pematahan dormansi yang memberikan persentase perkecambahan
tertinggi (93%) adalah perlakuan perendaman biji dalam air panas bersuhu 98 oC selama 5 menit.

Perlakuan pemberian hormon asam giberelat (GA) dapat meningkatkan persentase perkecambahan biji
flamboyan, sedangkan pemberian asam absisat (ABA) menghambat perkecambahan biji flamboyan.
Aktivitas enzim pemecah endosperm (endo-β-mannanase) meningkat selama proses imbibisi biji.