ASPEK HUKUM TERHADAP AKUN TWITTER YANG MENDISTRIBUSIKAN TAUTAN MENUJU DOKUMEN ELEKTRONIK YANG BERMUATAN PORNOGRAFI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRO.
ASPEK HUKUM TERHADAP AKUN TWITTER YANG
MENDISTRIBUSIKAN TAUTAN MENUJU DOKUMEN ELEKTRONIK
YANG BERMUATAN PORNOGRAFI BERDASARKAN UNDANGUNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN
TRANSAKSI ELEKTRONIK
Andhika Dwi Putranto
110111100134
ABSTRAK
Perkembangan teknologi dalam masyarakat mengakibatkan
perubahan tatanan kehidupan dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Meski mempunyai dampak positif bagi kehidupan manusia, namun disisi
lain juga memberikan efek negatif yaitu dengan berkembangnya kejahatan
dunia maya atau cyber crime. Cyber crime pada dasarnya merupakan
jenis kejahatan konvensional yang dilakukan dengan menggunakan
teknologi tertentu, yang dimana salah satu kejahatan konvensional yang
kental ditemukan di dunia maya adalah masalah pornografi. Kasus
pornografi yang berkembang saat ini sudah melibatkan pihak ketiga, yaitu
twitter yang merupakan salah satu media jejaring sosial terbesar yang
digunakan di Indonesia. Oleh karena itu dipandang perlu bagi pemerintah
untuk melakukan upaya penyelesaian terkait masalah pornografi twitter.
Selain itu patut mendapat perhatian pula permasalahan yurisdiksi terkait
penanganan masalah yang terjadi dalam twitter tersebut mengingat twitter
merupakan media internasional.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif. Data-data yang relevan dengan penelitian ini lebih
difokuskan pada data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan
yang selanjunya dianalisis secara deskriptif – analisis.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemerintah
melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 dan Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2008 dapat melakukan upaya khusus terhadap twitter
selaku penyedia layanan dengan membuat pelaporan khusus untuk
melakukan sebuah penyesuaian aturan dan penindakan bagi siapa saja
yang melanggar ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
Indonesia terkait pornografi. Selain itu pemerintah juga perlu meminta
sebuah layanan filterisasi secara yurisdiksi bagi Indonesia untuk menjaga
agar konten-konten bermuatan pornografi yang berasal dari luar wilayah
yurisdiksi Indonesia juga tidak bisa diakses oleh masyarakat Indonesia.
iv
LEGAL ASPECTS OF THE TWITTER ACCOUNT THAT DISTRIBUTE
THE ELECTRONIC DOCUMENT LINK TO PORNOGRAPH MATERIAL
BASED ON LAW NUMBER 11 YEAR 2008 REGARDING
INFORMATION AND ELECTRONIC TRANSACTIONS
Andhika Dwi Putranto
110111100134
ABSTRACT
The development of technology in society lead to changes in the
social life of the life of society. Although it has a positive impact on human
life, but on the other hand also have negative effects, namely the
development of cyber crime or cyber crime. Cyber crime is basically a
conventional type of crime committed with the use of a particular
technology, which is where one of the viscous conventional crime is found
in the virtual world is the issue of pornography. Growing pornography
cases now involve a third party, namely twitter which is one of the largest
social networking media used in Indonesia. Therefore, it is necessary for
the government to make efforts related to the settlement of the problem of
pornography twitter. In addition it also deserves attention jurisdiction
issues related to the handling problems that occur in the twitter twitter
considering the international media.
The approach used in this research is normative juridical. The data
relevant to this study is focused on secondary data obtained through the
study of literature that selanjunya analyzed descriptively - analysis.
The conclusion from this study is the government through Law No.
11 of 2008 and Law No. 44 of 2008 can make a special effort to twitter as
a service provider to make a special report to make an adjustment of rules
and enforcement for anyone who violates the provisions of in Indonesian
legislation related to pornography. In addition, the government also needs
to ask for a filtering service in the jurisdiction for Indonesia to keep the
content pornographic contents from outside the Indonesian jurisdiction can
not be accessed by the people of Indonesia.
v
MENDISTRIBUSIKAN TAUTAN MENUJU DOKUMEN ELEKTRONIK
YANG BERMUATAN PORNOGRAFI BERDASARKAN UNDANGUNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN
TRANSAKSI ELEKTRONIK
Andhika Dwi Putranto
110111100134
ABSTRAK
Perkembangan teknologi dalam masyarakat mengakibatkan
perubahan tatanan kehidupan dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Meski mempunyai dampak positif bagi kehidupan manusia, namun disisi
lain juga memberikan efek negatif yaitu dengan berkembangnya kejahatan
dunia maya atau cyber crime. Cyber crime pada dasarnya merupakan
jenis kejahatan konvensional yang dilakukan dengan menggunakan
teknologi tertentu, yang dimana salah satu kejahatan konvensional yang
kental ditemukan di dunia maya adalah masalah pornografi. Kasus
pornografi yang berkembang saat ini sudah melibatkan pihak ketiga, yaitu
twitter yang merupakan salah satu media jejaring sosial terbesar yang
digunakan di Indonesia. Oleh karena itu dipandang perlu bagi pemerintah
untuk melakukan upaya penyelesaian terkait masalah pornografi twitter.
Selain itu patut mendapat perhatian pula permasalahan yurisdiksi terkait
penanganan masalah yang terjadi dalam twitter tersebut mengingat twitter
merupakan media internasional.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yuridis normatif. Data-data yang relevan dengan penelitian ini lebih
difokuskan pada data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan
yang selanjunya dianalisis secara deskriptif – analisis.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pemerintah
melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 dan Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2008 dapat melakukan upaya khusus terhadap twitter
selaku penyedia layanan dengan membuat pelaporan khusus untuk
melakukan sebuah penyesuaian aturan dan penindakan bagi siapa saja
yang melanggar ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
Indonesia terkait pornografi. Selain itu pemerintah juga perlu meminta
sebuah layanan filterisasi secara yurisdiksi bagi Indonesia untuk menjaga
agar konten-konten bermuatan pornografi yang berasal dari luar wilayah
yurisdiksi Indonesia juga tidak bisa diakses oleh masyarakat Indonesia.
iv
LEGAL ASPECTS OF THE TWITTER ACCOUNT THAT DISTRIBUTE
THE ELECTRONIC DOCUMENT LINK TO PORNOGRAPH MATERIAL
BASED ON LAW NUMBER 11 YEAR 2008 REGARDING
INFORMATION AND ELECTRONIC TRANSACTIONS
Andhika Dwi Putranto
110111100134
ABSTRACT
The development of technology in society lead to changes in the
social life of the life of society. Although it has a positive impact on human
life, but on the other hand also have negative effects, namely the
development of cyber crime or cyber crime. Cyber crime is basically a
conventional type of crime committed with the use of a particular
technology, which is where one of the viscous conventional crime is found
in the virtual world is the issue of pornography. Growing pornography
cases now involve a third party, namely twitter which is one of the largest
social networking media used in Indonesia. Therefore, it is necessary for
the government to make efforts related to the settlement of the problem of
pornography twitter. In addition it also deserves attention jurisdiction
issues related to the handling problems that occur in the twitter twitter
considering the international media.
The approach used in this research is normative juridical. The data
relevant to this study is focused on secondary data obtained through the
study of literature that selanjunya analyzed descriptively - analysis.
The conclusion from this study is the government through Law No.
11 of 2008 and Law No. 44 of 2008 can make a special effort to twitter as
a service provider to make a special report to make an adjustment of rules
and enforcement for anyone who violates the provisions of in Indonesian
legislation related to pornography. In addition, the government also needs
to ask for a filtering service in the jurisdiction for Indonesia to keep the
content pornographic contents from outside the Indonesian jurisdiction can
not be accessed by the people of Indonesia.
v