TINJAUAN YURIDIS PEMBERIAN MAHAR DALAM PERKAWINAN ADAT DI KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH MENURUT HUKUM ISLAM.

ABSTRAK
Mahar dalam perkawinan di Masyarakat Kalimantan Tengah dikenal
dengan istilah Palaku. Palaku menurut etimologi diartikan sebagai mas
kawin. Mas kawin ini dapat berupa suatu harta ataupun benda yang
diberikan oleh mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan pada saat
atau sebelum prosesi perkawinan. Pemberian Palaku dalam suatu
perkawinan, menjadikan hal tersebut sebagai sebuah jalan hadat atau syarat
guna mencapai suatu tujuan yaitu pernikahan yang ideal. Palaku memegang
suatu peranan penting di dalam adat masyarakat Kotawaringin, karena
adanya suatu kewajiban yang dibebankan kepada calon suami. Penelitian ini
ditujukan untuk memahami praktik pemberian mahar perkawinan adat di
Kotawaringin Barat menurut Hukum Islam dan untuk mengetahui keabsahan
pemberian mahar yang telah ditentukan dalam perkawinan adat di
Kotawaringin Barat.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah secara yuridis
normatif yang menitik beratkan pada penggunaan data sekunder dengan
spesifikasi deskriptif analitis yaitu memaparkan tentang peraturan perundangundangan yang berlaku serta teori hukum yang perlu untuk diterapkan dalam
mencapai kepastian hukum terhadap permasalahan yang diangkat penulis.
Analisis data yang digunakan menggunakan metode yuridis kualitatif.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa praktik penentuan dan
keabsahan mahar dalam Perkawinan adat di Kotawaringin Barat Kalimantan

Tengah, tidaklah menyalahi aturan yang tercantum pada hukum Islam Quran
Surat an-Nisa’:4 dan Pasal 31 Kompilasi Hukum Islam, akan tetapi adanya
penyimpangan dalam penentuan mahar secara adat oleh masyarakat Dayak
Kotawaringin Barat dari ketentuan Hukum Islam. Keabsahan Hukum
pemberian mahar di kotawaringin ini menjadi salah satu yang sangat prinsipil
mengingat palaku ini menjadi suatu kewajiban yang dibebankan kepada
calon suami, namun jika dilihat dari segi Hukum Islam maka hal tersebut tidak
berdampak pada pelanggaran syariat yang telah ditentukan.

ii