PENGEMBANGAN DAN INOVASI KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA BERBASIS KOMPETENSI.
Lafirpirsn
I
I,EMB,/rR
IIT$L PENILAIA}I SEJNWAT SEBID.{NG ATAU PEF;R RE'IE'Y
KARYA ILMAH : PROSIDING NASIONAL
: Prngcmbangan
Judul artikel
dan
Inolsri Kudkulum Psndldiknn Indonceis Bcrbacis
Kompetcnsl
Penulis h,{akalah
:
Identitas }dakalah
:
Kategori Publikasi i\dakalah
(beri /pada kategori yang te'pat)
Hasil Penilaian Pesr Review
trVeslyHutabarat
a. Judul Prosiding
Kr:rikulum Berbasis Kompetensi
b.ISBN
c. Td*rn Te,rbit
d. Pene$it
30 Septernbcr 2004
Lenrbega Pengnbdisn Kepada
e. Jumiahhaiatran
i2
n
@
P r o si ding Forum
}&ryerakd Unimsd
halaman
Ilmiah ir{ernasional
P ro si ding Forum llmiah Nasional
:
Nilat Mihrtnal Prosldlns
Komponen YangDtnilat
Fls
t
.,
J.
4.
Intrrna*lonal
tl
Kelengftapan r.nrsru isi artikel (lV/o)
Ruang
tinghp
w
F[aslonal
Ntlai Akhlr
Yang
Dlpercleh
q1^
dsn kedalaman penrbahasan (3tP;)
Lf ?*
Kccukupan rlan kcmutahiftm daia/inforrnasi dan
metodoloei $U/o\
Kelengkapar un$s dslkualites penerbit (3&6)
2sA
uz
7t7"
Total = {lfi}%}
7,q
Medaqtrseptember ?015
Rer,riwer
-
I
KW
Prof. Dr. Ritha F. Dalimmtlp SE. M,Si.
NIP 19621024 198d01 2001.
Ltnit keda : Gwu Besar USU Medan
Larryirm
I
IJ,MBAR
r{,,I$II- PENIL^IAN SSIAWAT SEBID,/T}IG ATAUPEEN RE'IEW
IL,LRYA ILMAH : PROSIDING NASIONAL
. Pcngcmbrngln
Judul artikel
dnn Inolrsi Knrik*lum Pc*didiknn Indan*sin Berbsris
Kompetensl
D--"liI\,/r-L^l-L
t LlrULt
lvlreaill
T,{-*+i+^tuvtlLf@
f.
lYesly Hutabarst
if^!,^1^L
a. Judul Prosiding
b. isBN
c. Tahun Tetttit
d. Penerbit
lvl.Goql
e. Jumiahhalaman
Kategori Publikasi i\dakalah
Seri /pada kategori yangtepat)
Hasil Penilaian Peer Re'iiew
: Itt I
fr
Kurikulum Berbasis Kompctensi
3O Se.nfemher ?.OO4
- - --f
tembep Penpbdian Kepsds h{Bsysrakat lhi$ed
12helffian
ProsidingForumilmiahlntemssional
Prosiding Forum flmiah Nasional
:
Nilsi Makdsnl Prcsidina
Hompn*n farrgDinilnl
11tl
Internasisnal
Nasional
tl
W
I
Kelenglapan unsur isi artikel (lW/o)
2.
Ruang hngkup dan kedalsnan pambahasan i307o)
{zT,
5-
Kecukupan &rr ktmuiahirdn tlsta/infurma.si rlln
metodolosi (30?.o)
Kelengkryan ur$n dan ku$lits$ pnerbit (30y0)
21%
4.
@AHL}&
NIKfi{IDN:
191006/01 25080660I
1
I 60
Yang
Dipctulclr
qT^
L?X
?{%
Total = fl$l%)
Mengetahui
Unirr..HKBP Nomensen Medail
NilaiAklrir
?,6
Meds$#septenrber 2015
Rewiwer- 2
_4
Frof. Dr. Monang-Sitonts. M.Si
NIIffNIDN:
I I 21tX)110109046201
Ltnit kErja : Grxu BEsar Univ. HKBP
NomensEnMedan
Lampiran 7
LEMBAR PENILAIAI{ SEJAWAT SEBII}ANG ATATT PBER REVIEW
KARYA ILMIAH: SENIII\AR ILMIAH
Judul Makalah
:
Penulis Makalah
:
Identitas Seminar
: a. Jurnal Semionar
Pengembangan dan Inovasi
Kompetensi
:
Serninar Nasional
Kurikuhul Berbasis Kompetensi
b.Nomor/Volume
:-
e. Tahun Terbit
: 20 $eptember 2004
d. Penerbit
: Lembaga Penelitian Kepada Masyarakat Unimed
e. Jurnlah Halaman
:
lkniah
: W
(beri { padakategori yang tepaf) :
t:
12 halarnan
:Nasional
Seminar Ilmiah Nasional
Seminar Ilmiah Internasional
Hasil Penilaian Peer Review
Nilai Maksimal
No
Komponen Yang Dinilai
Nasin*l
2
Kelengkapan unsur isi (10o/o)
q"l
Ruang lingkup dan kedalaman
oembahasan i30o,6)
J?z
Kecuknpan dan kemutahiran
4
data/infomrasi dan metodolosi f 30%)
2?%
Kelengkapan unsur dan kualitas
penerbit {30o/o\
A?%
t:]
q,/
%%
Total {100%}
Nilai Akhir yang
dineraleh
Internasional
u
1
Berbasis
Wesly Hutabarat,
f. Kategori Seminm
Kategori Publikasi
Kurikulum Pendidiksn Indonesia
Medaapepternber, 2015
Reviwer 3
Prof. Dr. Benjamin Situmorane. M.Pd
1031001
MP.:
19540615 19820 I 100
I
i
ii
iii
1
PENGEMBANGAN DAN INOVASI
KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA
BERBASIS KOMPETENSI
Wesly Hutabarat
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
Abstrak
Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Kompetensi didasarkan pada perubahan pasal 31 UUD 1945
tentang Pendidikan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 22 tahun
1999 tentang Otonomi Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Daerah sebagai Daerah Otonom untuk menentukan kompetensi siswa; kurikulum dan
materi pokok; penilaian nasional; dan kalender pendidikan, Garis-garis Besar Haluan Negara tahun
1999. Dengan terbentuknya otonomi daerah maka pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dapat
dilaksanakan sesuai kebutuhan sekolah dan stakeholder guna membina siswa menjadi manusia yang
mandiri dan berbekal keterampilan hidup sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa.
Kata kunci: Pendidikan Berbasis Kompetensi, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pengajaran Berbasis
Kompetensi
pendidikan. Oleh karena itu Indonesia
1.1. Pendahuluan
Filosofi yang mendasari terjadinya
perubahan kurikulum 1994 ke dalam
kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
adalah pentingnya peserta didik dibekali
dengan kompetensi daar yang meliputi
kemampuan, keterampilan, sikap dan
perilaku dasar dalam mengausasi materi
pokok
dan indikator pencapaian hasil
belajar.
melalui
penutakhiran
inovasi
kurikulum
pendidikan
disemua
perlu
dan
jenjang
memperhatikan
keterkaitan di\dunia teknologi informatika
ke dalam dunia pendidikan. Perubahan
kurikulum guna menyelaraskan beban
mata pelajaran dengan permintaan pasar
maka
dipandang
perlu
melakukan
perubahan kurikulum sesuai permintaan
pasar.
Dengan terjadinya perkembangan
dan perubahan kehidupan masyarakat
Indonesia
sebagai
perkembangan
dunia
akibat
dari
teknologi
yang
begitu cepat, maka dunia pendidikan
Indonesia
kurikulum
perlu
mendapay
perhatian
serius guna mengantisipasi masuknya
teknologi baru internet ke dalam dunia
Dengan
penyesuaian
kurikulum
sesuai permintaan pasar atau stakeholder
maka
dunia
pendidikan
harus
memperhatikan kompetensi anak didik
setelah menyelesaikan studinya. Dengan
demikian maka penyesuaian kurikulum
perlu
dikembangkan
sesuai
dengan
2
kompetensi siswa. Untuk itu kurikulum
menentukan:
diselaraskan
kurikulum dan materi pokok; penilaian
berbasis
Perkembangan
kompetensis.
kurikululm
dimaksud
kompetensi
siswa;
nasional; dan kalender pendidikan.
yang
5. Garis-garis Besar Haluan Negara tahun
mencakup aspek-aspek moral, akhlak,
1999 yang antara lain; perlu dilakukan
budi pekerti, pengetahuan, keterampilan,
penyempurnaan sistem pendidikan dan
seni,
penyempurnaan
berdasarkan
kompetensi
olahraga,
Perkembangan
siswa
dan
bidang
perilaku.
moral
harus
kutikulum
serta
diversifikasi.
diselaraskan dengan peningkatan dan
6. Gerakan peningkatan mutu pendidikan
pengembangan kecakapan hidup atau
oleh Presiden (Depdiknas. 2003a: 8)
lebih dikenal dengan istilah life skills.
Berdasarkan
pertimbangan
pada
Kecakapan life skills dimaksudkan agar
landasan hukum di atas maka pelaksanaan
siswa
pengembangan
dapat
mencapai
kompetensi
kurikulum
berbasis
kecakapan hidup yang kemudian dapat di
kompetensi perlu segera dilakukan guna
implementasikan dalam kehidupan siswa
meningkatkan
sehari-hari
dunia
dapat menyelaraskannya dengan dunia
kehidupan masyarakat dewasa, sehingga
pendidikan internasional. Beberpa tahun
dapat menciptakan lapangan kerja sendiri
belakngan
untuk bertahan hidup (Putrayasa. 2003).
hanya
apabila
memasuki
Perwujudan pelaksanaan kurikulum
mutu
pendidikan
agar
ini pelaksanan pendidikan
terfokus
kognitif
pada
perkembangan
sehingga
seolah-olah
berbasis kompetensi di dasarkan pada
mengabaikan
kebiajkan Nasional
akhlak dan budi pekerti peserta didik.
1. Perubahan Pasal 31 UUD 1945
Sehingga
tentang Pendidikan.
2. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang
GBHN
3. Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional.
4. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999
tentang Otonomi Daerah
perkembangan
menyebabkan
kesenjangan
antara
moral,
terjadinya
perilaku
dan
pertimbangan moral di dalam kehidupan
bermasyarakat.
anggota
Kehidupan
masyarakat
perlu
sebagai
dijamin
sehinggan tatanan kehiupan bangsa dapat
berlangsung dengan baik. Untuk itu perlu
dikembangkannya
kemampuan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun
keterampilan hidup sejak dini sehingga
2000 tentang Kewenangan Pemerintah
anak didik dapat berkembang dan mampu
dan Daerah sebagai Daerah Otonom
mengembangkan
diri
setelah mereka
3
baik
keputusan sesuai dengan Undang-undang
disekolah lanjutan atas maupun setelah
Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi
menyelesaikan perkuliahan di perguruan
Daerah. Dengan demikian kewenangan
tinggi (Depdiknas. 2003a).
pengambilan
menyelesaikan
pendidikannya
keputusan
tentang
bahwa
1.Penetapan standar kompetensi peserta
hampir semua Negara di seluruh Dunia
didik dan warga belajar. 2. Pengaturan
berusaha mengembangkan pendidikannya
kurikulum nasional. 3. Penilaian hasil
dengan
memberlakukan
belajar secara nasional. 4. Penyusunan
berbasis
kompetensi
Sebagaimana
diketahui
kurikulum
untuk
dapat
pedoman
pelaksanaan.
5.
Penetapan
menningkatkan motivasi belajar siswa dan
standar materi pelajaran pokok, penetapan
sekaligus
kalender pendidikan dan jumlah jam
memberikan
mereka
keterampilan hidup untuk masa depannya
belajar
(Putrayasa. 2003).
pendidikan dasar, menengah, dan luar
Dengan terjadinya
efektif
setiap
bagi
perkembangan dunia teknologi yang telah
sekolah
merasuk ke dalam dunia kehidupan
pemerintah daerah. Selanjutnya, UU No.
masyarakat
22 tahun 1999 dan pp No. 25 tahun 2000
menyebabkan
dipertimbangkan
kurikulum
dampak
memberikan
kebijaksanaan pengelolaan
sejajar
dengan
pendidikan
terpusat ke desentralisasi.
dan
Hal ini ditujukan untuk memberdayakan
memberikan
pemerintah daerah dan sekolah dalam
Teknologi
sehingga
positip
ke
tatanan
Dunia
stakeholder
diserahkan
perubahan
yang
perkembangan
perlunya
sebahagian
tahun
terhadap
kehidupan
peningkatan
mutu
pendidikan
secara
masyarakat. Oleh karena itu pemerintah
berkelanjutan, terarah dan menyeluruh
Indonesia sejak tahun 1966 telah berusaha
karena daerah dianggap lebih mengetahui
keras
mutu
kebutuhan siswa agar sesuai dengan
pendidikan melalui perubahan kurikulum
kebutuhan stakeholder dan masyarakat.
guna mendukung pemintaan stakeholder
Sehingga pembuatan silabus diserahkan
dan masyarakat, sehingga mendukung
kepada sekolah dan daerah (Depdiknas.
kehidupan masyarakat. Dengan adanya
2003a: Depdiknas. (2003b).
untuk
meningkatkan
kebijakan pmerintah yang dinyatakan
dalam pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi
terpusat
dari
ke
desentralisasi
sistim
sistim
dalam
1.2. Pengertian
pendidikan
Kompetensi
pendidikan
Pendidikan
pengambilan
Pendidikan
Berbsis
Berbasis
Kompetensi
(PBK) dengan pendekatan pengajaran dan
4
pembelajaran telah banyak diperhatikan
mencapai
dan dukungan dalam profesi guru dewasa
khusus
ini. Tetapi, dengan berbagai konsep yang
mempunyai
baru lahir, tidak ada definisi umum yang
pengetahuan yang sesuai, keterampilan
digunakan tapi ada elemen yang sama.
dan perilaku yang langsung berhubungan
Elemen yang paling utama adalah bahwa
dengan kompetetnsi kurikulum dan hasil
peserta didik harus terlibat dan aktif
belajar yang diharapkan dari seorang guru
dalam semua askpek untuk mencapai
bantu yang berkualitas.
yang
diperlukan
untuk
belajar.
bagi
guru
domain
Kompetensi
bantu
adalah
kompetensi
dan
Kompetensi ini juga mengijinkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku
professional
hasil
penilaian
criterion-
berdasarkan
menunjukkan keterampilan dalam suatu
referenced untuk seluruh program, untuk
disiplin
menghilangkan
ilmu.
Dengan
kata
lain,
bias
penilaian
guru.
kompetensi
Aspek lain dari pendidikan berbasis
menggunakan strategi pengajaran dan
kompetensi adalah meliputi perhatian atas
pembelajaran
kebutuhan
pendidikan
berbasis
hasil
belajar
dan
pola
yang
memfasilitasi
dan
kemampuan
kedewasaan, memberikan waktu yang
kompetensi peserta didik (Mulyasa, 2002).
dibutuhkan bagi siswa untk mencapai dan
Elemen
secara
perkembangan
lainnya,
kebutuhan
untuk
adalah
meliputi
mencapai
definisi
terus-menerus
kompetensi
yang
menunjukkan
diharapkan
bedasarkan bukti hasil pembelajaran yang
pengetahuan,
dapat ditunjukkan dari kinerja dari sudut
professional dan menciptakan lingkungan
peran
yang mendukung pembelajaran.
professional
yaitu
kmpoetensi
skil,
Seluruh
khusus. Kejelasan ini perlu kepada guru
dan
yaitu
profesi
guru
harus
social
untuk
dan siswa karena hal itu menunjukkan
mempunyai
hasil belajar yang diharapkan tanpa ada
memberikan pelayanan yang dibutuhkan
sesuatu yang tersembunyi. Menentukan
ke peserta didik dan oleh karena itu perlu
hasil
banyak
melibatkan akuntabilitas sosial di dalam
pengalaman tapi sangat berharga bagi
proses pendidikan yaitu relevansi, biaya
guru dan siswa.
efektif, ekuiti dan kualitas.
belajar
Definisi
membutuhkan
pendidikan
mandat
perilaku
Pendidikan
berbasis
dicapai
berbasis
melalui
kompetensi
kompetensi dalam mempersiapkan guru
dapat
berbagai
yang berkualitas adalah kurikulum atau
pendekatan desain kurikulum. Akan tetapi
program studi yang bertujuan untuk
apapun desainnya, semua kurikulum perlu
5
berdasarkan pada bukti dan fokus pada
Atribut pengajaran berbasis kompetsni
outcome dan semua strategi pembelajaran
adalah:
perlu
disesuaikan
domain
dengan
pembelajaran yakni psikomotor, afektif
1.Memahami Bagaimana Siswa Belajar.
2. Menyesuaikan Prinsip Belajar dan
Mengajar
dan kognitif.
Secara rngkas pendidikan berbasis
kompetensi secara definisi memerlukan
guru sebagai seorang ahli dibidangnya
3. Memfasilitasi Ketimbang Mengontrol
Pembelajaran.
4. Model
Berpikir
Kritis,
Respek,
yang dinyatakan dengan kompetensi yang
Kompetensi dan Peduli Setiap Saat
diperlukan dalam pelaksanaan sebagai
5. Mendukung Pencapaian Pengetahuan,
yang
Skil dan Perilaku Prodfesional dalam
diperlukan. Kompetensi khusus bagi guru
Semua Aspek Domain Pembelajaran
bantu
(Kognitif, Psikomotor, dan Afektif)
guru
bantu
dalam
menurut
kualifikai
pendidikan
berbasis
kompetensi
adalah
semua
siswa
mempunyai
pilihan
terbatas
dalam
kebutuhan kompetensi yang akan dimiliki.
6. Mempromosikan dan Mengaharpkan
Akuntabilitas Pembelajaran
7. Menyediakan
waktu,
Balikan
Tetapi siswa mempunyai pilihan dalam
Spesifik atas Progres Siswa Dimulai
bagaimana
dari Peniliaian Diri Sendiri Siswa
mereka
belajar
untuk
mencapai pengetahuan yang diperlukan,
8. Pembelajaran
Individual
Sesuai
Kebutuhan
skill, dan perilaku profesional
9. Mengharapkan
1.3. Pengertian Pengajaran Berbasis
Pertumbuhan
Kompelksitas sesuai dengan Proges
Kompetensi
Peserta Didik dalam Seluruh Program
Pengajaran Berbasis Kompetensi
(Springer dan Creedy. 1992).
membutuhkan
pembelajaran
berbasis
kompetensi. Adapun pengajaran berbasis
1.4. Strategi Penbelajaran Berbasis
kompetensi meliputi karakteristik berikut.
Kompetensi
Karakteristik guru dan harapan yang
Adapun strategi pembelajaran yang
mendukung keberhasilan siswa (Springer
sesuai
dengan
pendidikan
berbasis
dan Creedy. 1992).. Guru juga harus
kompetensi adalah strategi pembelajaran
menunjukkan tanggung jawab bersama
yang sesuai dengan domain pembelajaran
dengan siswa untuk mencapai tujuan
dan kurikulum (Springer dan Creedy.
kompotensi.
1992)..
Beberapa strategi pembelajaran
6
efefktif di dalam kurikulum berbasis
mempengaruhi
kompetensi
untuk
didasarkan
pada
atribut
kemampuan
memberikan
seseorang
kepedulian
guru.
pengajaran berbasis kompetensi meliputi
Susun waktu sesuai dengan ras yang
domain psikomotor berikut. Menunjukkan
berbeda, suku, atau statu ekonomi sosial
cara-cara
untuk bekerjasama denag kelompok siswa
yang
melakukan
suatu
Mengijinkan
seketika
diharapkan
siswa
dan
keterampilan.
melaksanakannya
kemudian
melakukannya
untuk
kembali
meminta
keterampilan
untuk mendiskusikan
nilai-nilai dan
keyakinan yang berbeda, terutama hal-hal
yang
berkenaan
pengetahuan
dengan
praktis
(Springer
dan
Menciptakan
alat
tersebut. Menentukan sebuah model atau
Creedy.
menciptakan pelatihan simulasi di dalam
penilaian yang valid dan reliable untuk
laboratorium
dalam
digunakan dalam menentukan praktek
mengiulanginya kembali dengan teman
keterampilan meliputi integritas, respek
kerjanya atau dengan guru dan supervisor.
untuk semua orang, dan menyimpan
Merancang pengalaman praktek yang
rahasia (Springer dan Creedy. 1992).
cukup
dimana
dan
siswa
memerlukan
keterampilan
1992).
keyakinan
kinerja
dengan siswa di bawah
supervisor langsung. Membuat penilaian
1.4.2. Domain Kogntip.
Kembangkan sebuah studi kasus
menentukan
dari praktek lapangan yang berdasarkan
keterampilan yang dilakukan (Springer
masalah (problem-based learning) untuk
dan Creedy. 1992).
menentukan
yang
reliable
dalam
yang
paling
sesuai,
pendekatan berdasarkan bukti
kepedulian guru.
1.4.1. Domain Afektif.
Membuat nilai-nilai penilain yang
atas
Pusatkan pada studi
kasus awal atas praktek kerja, berikan
jelas untuk nilai personal (Springer dan
dukungan
atas
seminar
Creedy . 1992). Membuat suatu kerangka
jalannya
debat
dalam
kerja untuk analisis tertulis dari guru
pelaksanaan
bantu sesuai kode etik guru atau kode etik
Selalu diminta agar siswa memberikan
siswa.
alasan atas
Kesempatan
terstruktur
untuk
praktek
terhadap pertanyaan
dari
rencana
yang
berbeda
dan
atur
menjalankan
yang
kompleks.
jawaban yang diberikan
bermain peran membutuhkan pengakuan
nilai-nilai
siswa,
pelaksanaan
pengetahuan atau
kerja
kelompok
keyakinan, dengan waktu diskusi tentang
maupun mandiri. Hindari untuk menjawab
bagaimana
semua pertanyaan siswa, terutama ketika
perbedaan
itu
dapat
7
mereka mengetahui atau harus tahu
Gunakan proses peduli kerja sebagai
jawabannya. Strategi lain adalah dengan
kerangka kerja untuk pengajaran klinis
memberikan modul belajar sendiri (self-
dan
study
mengumpulkan data dan bergerak melalui
modules)
dengan
memberikan
penilaian,
mulai
dengan
dapat
setiap tahap proses tersebut. Dalam hal ini
diselesaikan siswa berdasarkan kerjasama
siswa dituntun untuk pengumpulan data
interaksi siswa dan guru (Springer dan
secara
Creedy. 1992)..
keputusan,
kegiatan
pembelajarn
Sangat
yang
penting
bila
guru
lengkap
rencana
dan
sebelum
membuat
kemudian
membuat
kepedulian
atas
pembuatan
dan
kebutuhan
memberikan waktu yang cukup untuk
keputusan
diskusi atau dialog dan klarifikasi konsep-
memperhatikan rencana terebut.
siswa,
Setiap strategi pembelajaran ini
konsep yang akan dipelajari. Para guru
juga perlu mendorong dan membantu
ditujukan
siswa menggunakan pengetahuan dan
perkembangan berpikir siswa tentang apa
idenya untuk mencari tahu kemungkinan
yang mereka pelajari, mendorong mereka
solusi atas situasi klinis. Salah satu
dalam mendapatkan pengetahuan baru
strategi pembelajaran yang paling efektif
dan keterampilan dengan menggunakan
untuk mengarahkan siswa menemukan
berpikir kritis dan mendukung usaha
bagaimana
mereka
memulai
atau
bertindak
disebut pertanyaan Socratic.
utama
pertanyaan
pertanyaan
tingkat
Tujuan
Socratic
tinggi
atau
adalah
untuk
untuk
membantu
cara
mengintegrasikan
pengetahuan baru ini ke dalam praktek di
laboratorium
(Springer
dan
Creedy.
1992).
menantang
Guru bertindak sebagai pelatih/tutor
berpikir, apa yang
pembelajaran daripada sebagai seorang
mereka pikirkan, dan revisi apa yang
guru yang maha tahu yang memberitahu
mereka pikirkan yang akan mengarah ke
siswa
tujuan untuk menjadi seorang siswa yang
bagaimana belajar, dan apa yang harus
kompeten. Semua domain pembelajaran
dilakukan dengan pelajaran baru tersebut.
mendorong
suswa
bagaimana mereka
untuk
apa
yang
harus
dipelajari,
selama praktek kerja dilakukan dengan:
memilih tempat kerja yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan tingkat kinerja pada
waktu tertentu.
1.5.Pengertian Pembelajaran Berbasis
Kompetensi
Pembelajaran berbasis kompetensi
(PBK) dapat dipandang sebagai kegiatan
8
mengatur aktivitas pembelajaran sehingga
individu
siswa
dapat
mencapai
telah
ditentukan
kompetensi
yang
sebelumnya.
Diketahui
bahwa
atau gaya belajar. Sangat penting bagi
untuk
pembelajaran
mengenal
berbasis
berlangsung (Frost. 1996: Springer
dan Creedy. 1992).
siswa
dewasa mempunyai ragam cara belajar
siswa
8. Bertekat pada pelajaran yang sedang
bahwa
kompetensi
1.6. Kegiatan dalam Pembelajaran
berbasis Kompetensi
Sebagaumana
diketahui
ada
beberap
kegiatan yang efektif dilakukan dalam
menggambarkan apa yang sebenarnya
mengembangkan
mereka kerjakan atau lakukan, daripada
berkualitas berbasis kompetensi. Sebagai
belajar
contoh kegiatan yang dapat dilakukan
refleksi
dari
dan
pengamatan.
Observasi,
mendengarkan
adalah
merupakan kegiatan pembelajaran yang
adalah
pendidikan
berkenaan
dengan
siswa
domain
pembelajaran.
penting, tetapi demonstrasi kompetensi
merupakan hasil yang diharapkan bagi
1.6.1. Domain
pendidikan seorang siswa.
(Psychomotor domain): meliputi reviu
Brikut ini dapat dilihat atribut inti
penjelasan tertulis keterampilan tertentu
(text, handouts). Lakukan beberpa kali
pembelajaran berbasis kompetensi:
1. Mengerti bagaimana gaya belajar
praktek
keterampilan
laboratorium
terbaik seseorang.
2. Mengerti dengan benar hasil belajar
model,
dengan
atau
simulasi
(skill)
di
menggunakan
atau
dengan
pasangan siswa didukung dengan guru
apa yang diharapkan
3. Bertanggung jawab atas pembelajaran
sehingga
memahami
keterampilan
tersebut
seseorang
4. Memotivasi
Psikomotor
untuk
belajar
berorientasi tujuan
5. Jadilah seorang pribadi dan praktisi
yang etis
1.6.2. Domain
afektip
(Affective
domain):
Riviu isi teks atas definisi nilainilai. ikutserta dalam klarifikasi pelatihan
6. Berpikir kritis
nilai-nilai tertentu atas nilai-nilai personal
7. Menilai kinerja dan pembelajaran
yang diberikan guru (self-study or group
sendiri
work). Tuliskan analisis kode etik siswa
(local or international)
dengan teman kerja dan
dan berbagi
guru-guru.
9
Refleksikan
bagaimana
nilai
pribadi
dan
praktek.
seseorang mempengaruhi kemampuannya
kognitip
untuk menjadikan peduli kerja
mengikuti
dari
Kegiatan
lainnya
pembelajaran
menciptakan
rencana
dan
pembelajarn
berbagai budaya atau ras atau mereka
individual, membaca secara mandiri dan
yang tidak peduli kerjanya.
menyelesaikan kegiatan yang dianjurkan
yang
1.6.3. Domain
Kognitip
(Cognitive
akan
menambah
pengetahuan
seseorang yang berdasarkan pengalaman,
dan menggunakan jaringan internet dan
domain):
Pembelajaran berbasis kompetensi
intranet secara mandiri. Persiapkan untuk
memerlukan tingkat berpikir tinggi kritis
diskusi seminar dan pertahankan sebuah
dan reflekssi (metacognition – thinking
jurnal
about
pembelajaran.
thinking).
Keterampilan
itu
atau
tetap
pada
kemajuan
dipelajari dengan baik dengan sejumlah
bentuk pembelajaran berbasis kompetensi.
Tujuan
discovery
pembelajarn
problem-based
learning
atau
1.7.Peran KBK dalam Pengembangan
dan Inovasi Pendidikan
meliputi
Pendidikan berdasarkan kompetensi
membantu siswa karena pertisipasi aktip
dapat dopandang sebagai suatu proses
di dalam dan bertanggung jawab atas
institusional
pembelajrannya,
pendidikan dengan memusatkan pada
perkembangan
mendorong
berpikir
kritis
dengan
yang
menggerakkan
kebutuhkan para lulusan untuk diketahui
mendukung usaha siswa untuk mengambil
menurut guru ke pada
dan mempertahankan pengetahuan dan
dibutuhkan peserta didik untuk diketahui
menggunakannya
dan
dan untuk dapat melakukannya di dalam
menciptakan siwa yang mengembangkan
situasi yang berbeda dan kompleks.
kebiasaan pembelajarn seumur hidup
Pendidikan berdasakan kompetensi (PBK)
untuk tetap dalam kegiatan praktek masa
(Competency-based
kini.
memusatkan pada hasil belajar siswa yang
Teman
penting
dalam
kerja
praktek
adalah
pembelajaran
komponen
sebagaimana
kegiatan pembelajarn terstruktur untuk
kelompok siswa bekerja sama untuk
dihubungkan dengan
apa yang
education)
kebutuhan tenaga
kerja sesuai profesi (Frost M. 1996:
Springer dan Creedy. 1992). .
Hasil akhir pendidikan berdasarkan
menemukan solusi terbaik atas kebutuhan
kompetensi
terus
tertentu atau masalah dalam kerja teoritis
alamiah,dibanding
meningkat
secara
pendidikan
10
berdasarkan tujuan pendidikan tingkat
Penulisan tujuan perilaku diarahkan ke
rendah.
mengahsilkan
hasil belajar dalam bentuk yang lebih
penilaian yang lebih kompleks, meliputi
operasional yang dapat diamati dengan
portofolio, penilaian pengalaman belajar,
menggunakan proses pengamatan yang
demonstrasi di berbagai konteks dan
konsisten
bermain peran, rangkaian keterampilan
interpretasi
yang
mencapai reliabilitas ini,
PBK
besar
kompetensi
urutan
sering
dipecahkan
ke
dalam
yang mempunyai tingkat
pemahaman.
Kompetensi
dan
tidak membutuhkan
(Bloom,
1971).
kata
Untuk
kerja
perilaku dari daftar kata kerja perilaku
(yaitu
menyatakan
pernyataan,
menguatkan satu sama lain dari dasar ke
mendaftarkan, menyebutkan, mengenal,
tingkat
lanjut
berlangsung,
ketika
pembelajaran
menjelaskan,
menghitung,
dampak
pertumbuhan
menggambarkan,
mensintesis
dan
kompetensi sejajar dan secara keseluruhan
menganalisis) diperlukan untuk menilai
lebih besar dari jumlah komponennya.
secara
Tantangannya adalah kompetensi mana
Keterbatasan ini mengarah pada kritik
yang dapat
atas pendekatan ini yang berakibat pada
disatukan bersama untuk
obyektif
memberikan kelomppok optimal dalam
tujuan
ganda
menjalankan tugas-tugas.
menyeimbangkan
(Bloom,
1971)..
perilaku
yang
tidak
tenaga
kerja
siswa
adalah
secara fungsional. Hubungan kompetensi
yang
terhadap misi sekolah dan program,
mendukung siswa ketika mereka belajar
pembelajaran dan tujuan pembelajaran
dan menggunakan kompetensi ini dalam
sebagai tambahan terhadap penjelasan
konteks yang berbeda (Mulyasa. 2002).
hasil
Pemulusan
dihubungkan dengan
Tantangan
mendesain
lainnya
pengalaman
kompetensi
belajar
secara
terus
belajar
siswa
sebagaimana
kebutuhan tenaga
peningkatan
kerja dan ekspektasi, kompetensi sangat
kinerja dalam berbagai konyeks dapat
kritis untuk dihubungkan dengan tujuan
ditentukan. Intinya, PBK adalah suatu
pembelajaran
proses bukan produk. PBK lebih dari
instruksional. Kriteria yang diperlukan
usaha atau daftar pendidikan dan tujuan
adalah menyatakan misi yang didukung
perilaku.
oleh
menerus
perlu
shingga
tujuan
dan
terhadap
instruksional
tujuan
untuk
Penekanan awal terhadap perilaku
pembelajaran, pelayanan dan penelitian.
tujuan belajar atas pengamatan yang
Tujuan dinyatakan dalam pernyataan yang
reliabel dan penilaian perlu dilakukan.
luas
tentang
bagaimana
usaha
11
pembelajaran dilakukan, pelayanan dan
stakeholder. Oleh karena itu pemberian
instruksi mengarah kepada pernyataan
tanggung jawab perlu diberikan kepada
misi. Tujuan harus didukung oleh tujuan
sekolah dalam menentukan kurikulum
khusus yang lebih spesifik, pernyataan
sekolah sehingga siswa dan guru dapat
yang
yang
bekerjasama
dinyatakan dalam rencana pembelajaran
ketrampilan
untuk
lingkungan belajar siswa. Oleh karena itu
dapat
mengukur
mencapai
pelayanan
hasil
dan
apa
pembelajaran,
instruksional.
Tujuan
untuk
dalam
mengembangkan
hidup
berdasarkan
mengantisipasi
perkembangan
pembelajaran adalah tahapan pernyataan
dunia teknologi dan informatika, maka
yang terukur yang mengarah pada tujuan
sangat
pengajaran (Bloom, 1971). Tujuan harus
tujuan
mencakup
kompetensi siswa yang diperlukan dalam
pemahaman
yang
akan
mengimplementasikan misi pendidikan.
Tujuan
pembelajaran
penting
menyesuaikan
pendidikan
berdasarkan
lingkungan kehidupannya.
Daftar Buku Bacaan
harus
mencerminkan derajat pencapaian yang
untuk
1. Bloom,
harus dicapai (Bloom, 1971).
B.
S.
(1971).
Mastery
learning. In J. H. Block (Ed.),
KBK dapat dipandang sebaggai
Mastery
learning:
Theory
and
suatu pembentukan dan pengembangan
practice. New York: Holt, Rinehart &
kompetensi bagi siswa secara dini agar
Winston
para lulusan kelak dapat mandiri setelah
2. Depdiknas.
mereka menyelesaikan studinya dan dapat
Profesional
mengaplikasikannya
Kurikulum
bermasyarakat
dalam
melalui
kehidupan
keterampilan
Jakarta,
hidup yang ditanamkan pada diri siswa.
Pelayanan
Kurikulum
Berbasis
http:/
weebly.com/
9622279/
2004.
Kompetensi.
/mau
sekolah.
uploads/
9/6/2/2/
kurikulum
-berbasis-
kompetensi. pdf
1.8.Kesimpulan
Berdasrkan diskusi di atas dapat
disimpulkan
(2003a).
bahwa
pendidikan
dan
3.
Depdiknas. (2003b). Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun
pengajaran berdasarkan kompetensi hanya
2003
dapat berhail guna bilamana ditunjang
Nasional.
Jakarta:
dengan kurikulum berbasis kompetensi
http://www
.fti.
yang dapat dilaksanakan berbasarkan
content/uploads /2015/ 06/ UU-No-
kebutuhan
20-Tahun-2003-Sisdiknas.pdf
siswa
dan
sekolah
serta
tentang
Sistem
Pendidikan
Depdiknas.
itb.ac.
id/wp-
12
4. Frost M. (1996). An analysis of the
9.
Undang-Undang Republik Indonesia
scope and value of problem based
Nomor 22 Tahun 1999, Tentang
learning in the education of health
Pemerintahan Daerah. http:// prokum.
care
esdm .go.id/uu/1999/uu-22-1999.pdf
professionals.
Journal
of
Advanced Nursing 6 (4): 1996, pp.
1047-1053.
5. Mulyasa,
Berbasis
E.
(2002).
Kurikulum
Kompetensi:
Karakteristik,
dan
Konsep,
Implementasi.
Bandung: Rosdakarya.
6. Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2000
Tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah
Otonom. http://ditpolkom. Bappenas
.go.id/
basedir
/Peraturan%
20
Perundang -Undangan/ 1)%20 Bidang
%
20
Politik%
20
Dalam
%
20Negeri/3)%20 Otonomi %20 Daerah
/PP%20No.25%20Tahun%202000.pdf
7. Putrayasa, I. B. (2003). Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK):
Ancangan
dalam
Pengimplementasiannya.
Jurnan
Pendidikan
dan
Pengajaran
IKIP
Singaraja, edisi khusus. TH XXXVI.
Desember 2003.
8. Springer
dan
Problem-based
Creedy
learning
D
in
(1992).
nurse
education: An Australian view. Journal
of Advanced Nursing 17: 1992, pp.
723-727.
I
I,EMB,/rR
IIT$L PENILAIA}I SEJNWAT SEBID.{NG ATAU PEF;R RE'IE'Y
KARYA ILMAH : PROSIDING NASIONAL
: Prngcmbangan
Judul artikel
dan
Inolsri Kudkulum Psndldiknn Indonceis Bcrbacis
Kompetcnsl
Penulis h,{akalah
:
Identitas }dakalah
:
Kategori Publikasi i\dakalah
(beri /pada kategori yang te'pat)
Hasil Penilaian Pesr Review
trVeslyHutabarat
a. Judul Prosiding
Kr:rikulum Berbasis Kompetensi
b.ISBN
c. Td*rn Te,rbit
d. Pene$it
30 Septernbcr 2004
Lenrbega Pengnbdisn Kepada
e. Jumiahhaiatran
i2
n
@
P r o si ding Forum
}&ryerakd Unimsd
halaman
Ilmiah ir{ernasional
P ro si ding Forum llmiah Nasional
:
Nilat Mihrtnal Prosldlns
Komponen YangDtnilat
Fls
t
.,
J.
4.
Intrrna*lonal
tl
Kelengftapan r.nrsru isi artikel (lV/o)
Ruang
tinghp
w
F[aslonal
Ntlai Akhlr
Yang
Dlpercleh
q1^
dsn kedalaman penrbahasan (3tP;)
Lf ?*
Kccukupan rlan kcmutahiftm daia/inforrnasi dan
metodoloei $U/o\
Kelengkapar un$s dslkualites penerbit (3&6)
2sA
uz
7t7"
Total = {lfi}%}
7,q
Medaqtrseptember ?015
Rer,riwer
-
I
KW
Prof. Dr. Ritha F. Dalimmtlp SE. M,Si.
NIP 19621024 198d01 2001.
Ltnit keda : Gwu Besar USU Medan
Larryirm
I
IJ,MBAR
r{,,I$II- PENIL^IAN SSIAWAT SEBID,/T}IG ATAUPEEN RE'IEW
IL,LRYA ILMAH : PROSIDING NASIONAL
. Pcngcmbrngln
Judul artikel
dnn Inolrsi Knrik*lum Pc*didiknn Indan*sin Berbsris
Kompetensl
D--"liI\,/r-L^l-L
t LlrULt
lvlreaill
T,{-*+i+^tuvtlLf@
f.
lYesly Hutabarst
if^!,^1^L
a. Judul Prosiding
b. isBN
c. Tahun Tetttit
d. Penerbit
lvl.Goql
e. Jumiahhalaman
Kategori Publikasi i\dakalah
Seri /pada kategori yangtepat)
Hasil Penilaian Peer Re'iiew
: Itt I
fr
Kurikulum Berbasis Kompctensi
3O Se.nfemher ?.OO4
- - --f
tembep Penpbdian Kepsds h{Bsysrakat lhi$ed
12helffian
ProsidingForumilmiahlntemssional
Prosiding Forum flmiah Nasional
:
Nilsi Makdsnl Prcsidina
Hompn*n farrgDinilnl
11tl
Internasisnal
Nasional
tl
W
I
Kelenglapan unsur isi artikel (lW/o)
2.
Ruang hngkup dan kedalsnan pambahasan i307o)
{zT,
5-
Kecukupan &rr ktmuiahirdn tlsta/infurma.si rlln
metodolosi (30?.o)
Kelengkryan ur$n dan ku$lits$ pnerbit (30y0)
21%
4.
@AHL}&
NIKfi{IDN:
191006/01 25080660I
1
I 60
Yang
Dipctulclr
qT^
L?X
?{%
Total = fl$l%)
Mengetahui
Unirr..HKBP Nomensen Medail
NilaiAklrir
?,6
Meds$#septenrber 2015
Rewiwer- 2
_4
Frof. Dr. Monang-Sitonts. M.Si
NIIffNIDN:
I I 21tX)110109046201
Ltnit kErja : Grxu BEsar Univ. HKBP
NomensEnMedan
Lampiran 7
LEMBAR PENILAIAI{ SEJAWAT SEBII}ANG ATATT PBER REVIEW
KARYA ILMIAH: SENIII\AR ILMIAH
Judul Makalah
:
Penulis Makalah
:
Identitas Seminar
: a. Jurnal Semionar
Pengembangan dan Inovasi
Kompetensi
:
Serninar Nasional
Kurikuhul Berbasis Kompetensi
b.Nomor/Volume
:-
e. Tahun Terbit
: 20 $eptember 2004
d. Penerbit
: Lembaga Penelitian Kepada Masyarakat Unimed
e. Jurnlah Halaman
:
lkniah
: W
(beri { padakategori yang tepaf) :
t:
12 halarnan
:Nasional
Seminar Ilmiah Nasional
Seminar Ilmiah Internasional
Hasil Penilaian Peer Review
Nilai Maksimal
No
Komponen Yang Dinilai
Nasin*l
2
Kelengkapan unsur isi (10o/o)
q"l
Ruang lingkup dan kedalaman
oembahasan i30o,6)
J?z
Kecuknpan dan kemutahiran
4
data/infomrasi dan metodolosi f 30%)
2?%
Kelengkapan unsur dan kualitas
penerbit {30o/o\
A?%
t:]
q,/
%%
Total {100%}
Nilai Akhir yang
dineraleh
Internasional
u
1
Berbasis
Wesly Hutabarat,
f. Kategori Seminm
Kategori Publikasi
Kurikulum Pendidiksn Indonesia
Medaapepternber, 2015
Reviwer 3
Prof. Dr. Benjamin Situmorane. M.Pd
1031001
MP.:
19540615 19820 I 100
I
i
ii
iii
1
PENGEMBANGAN DAN INOVASI
KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA
BERBASIS KOMPETENSI
Wesly Hutabarat
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
Abstrak
Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Kompetensi didasarkan pada perubahan pasal 31 UUD 1945
tentang Pendidikan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 22 tahun
1999 tentang Otonomi Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Daerah sebagai Daerah Otonom untuk menentukan kompetensi siswa; kurikulum dan
materi pokok; penilaian nasional; dan kalender pendidikan, Garis-garis Besar Haluan Negara tahun
1999. Dengan terbentuknya otonomi daerah maka pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dapat
dilaksanakan sesuai kebutuhan sekolah dan stakeholder guna membina siswa menjadi manusia yang
mandiri dan berbekal keterampilan hidup sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa.
Kata kunci: Pendidikan Berbasis Kompetensi, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pengajaran Berbasis
Kompetensi
pendidikan. Oleh karena itu Indonesia
1.1. Pendahuluan
Filosofi yang mendasari terjadinya
perubahan kurikulum 1994 ke dalam
kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
adalah pentingnya peserta didik dibekali
dengan kompetensi daar yang meliputi
kemampuan, keterampilan, sikap dan
perilaku dasar dalam mengausasi materi
pokok
dan indikator pencapaian hasil
belajar.
melalui
penutakhiran
inovasi
kurikulum
pendidikan
disemua
perlu
dan
jenjang
memperhatikan
keterkaitan di\dunia teknologi informatika
ke dalam dunia pendidikan. Perubahan
kurikulum guna menyelaraskan beban
mata pelajaran dengan permintaan pasar
maka
dipandang
perlu
melakukan
perubahan kurikulum sesuai permintaan
pasar.
Dengan terjadinya perkembangan
dan perubahan kehidupan masyarakat
Indonesia
sebagai
perkembangan
dunia
akibat
dari
teknologi
yang
begitu cepat, maka dunia pendidikan
Indonesia
kurikulum
perlu
mendapay
perhatian
serius guna mengantisipasi masuknya
teknologi baru internet ke dalam dunia
Dengan
penyesuaian
kurikulum
sesuai permintaan pasar atau stakeholder
maka
dunia
pendidikan
harus
memperhatikan kompetensi anak didik
setelah menyelesaikan studinya. Dengan
demikian maka penyesuaian kurikulum
perlu
dikembangkan
sesuai
dengan
2
kompetensi siswa. Untuk itu kurikulum
menentukan:
diselaraskan
kurikulum dan materi pokok; penilaian
berbasis
Perkembangan
kompetensis.
kurikululm
dimaksud
kompetensi
siswa;
nasional; dan kalender pendidikan.
yang
5. Garis-garis Besar Haluan Negara tahun
mencakup aspek-aspek moral, akhlak,
1999 yang antara lain; perlu dilakukan
budi pekerti, pengetahuan, keterampilan,
penyempurnaan sistem pendidikan dan
seni,
penyempurnaan
berdasarkan
kompetensi
olahraga,
Perkembangan
siswa
dan
bidang
perilaku.
moral
harus
kutikulum
serta
diversifikasi.
diselaraskan dengan peningkatan dan
6. Gerakan peningkatan mutu pendidikan
pengembangan kecakapan hidup atau
oleh Presiden (Depdiknas. 2003a: 8)
lebih dikenal dengan istilah life skills.
Berdasarkan
pertimbangan
pada
Kecakapan life skills dimaksudkan agar
landasan hukum di atas maka pelaksanaan
siswa
pengembangan
dapat
mencapai
kompetensi
kurikulum
berbasis
kecakapan hidup yang kemudian dapat di
kompetensi perlu segera dilakukan guna
implementasikan dalam kehidupan siswa
meningkatkan
sehari-hari
dunia
dapat menyelaraskannya dengan dunia
kehidupan masyarakat dewasa, sehingga
pendidikan internasional. Beberpa tahun
dapat menciptakan lapangan kerja sendiri
belakngan
untuk bertahan hidup (Putrayasa. 2003).
hanya
apabila
memasuki
Perwujudan pelaksanaan kurikulum
mutu
pendidikan
agar
ini pelaksanan pendidikan
terfokus
kognitif
pada
perkembangan
sehingga
seolah-olah
berbasis kompetensi di dasarkan pada
mengabaikan
kebiajkan Nasional
akhlak dan budi pekerti peserta didik.
1. Perubahan Pasal 31 UUD 1945
Sehingga
tentang Pendidikan.
2. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang
GBHN
3. Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional.
4. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999
tentang Otonomi Daerah
perkembangan
menyebabkan
kesenjangan
antara
moral,
terjadinya
perilaku
dan
pertimbangan moral di dalam kehidupan
bermasyarakat.
anggota
Kehidupan
masyarakat
perlu
sebagai
dijamin
sehinggan tatanan kehiupan bangsa dapat
berlangsung dengan baik. Untuk itu perlu
dikembangkannya
kemampuan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun
keterampilan hidup sejak dini sehingga
2000 tentang Kewenangan Pemerintah
anak didik dapat berkembang dan mampu
dan Daerah sebagai Daerah Otonom
mengembangkan
diri
setelah mereka
3
baik
keputusan sesuai dengan Undang-undang
disekolah lanjutan atas maupun setelah
Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi
menyelesaikan perkuliahan di perguruan
Daerah. Dengan demikian kewenangan
tinggi (Depdiknas. 2003a).
pengambilan
menyelesaikan
pendidikannya
keputusan
tentang
bahwa
1.Penetapan standar kompetensi peserta
hampir semua Negara di seluruh Dunia
didik dan warga belajar. 2. Pengaturan
berusaha mengembangkan pendidikannya
kurikulum nasional. 3. Penilaian hasil
dengan
memberlakukan
belajar secara nasional. 4. Penyusunan
berbasis
kompetensi
Sebagaimana
diketahui
kurikulum
untuk
dapat
pedoman
pelaksanaan.
5.
Penetapan
menningkatkan motivasi belajar siswa dan
standar materi pelajaran pokok, penetapan
sekaligus
kalender pendidikan dan jumlah jam
memberikan
mereka
keterampilan hidup untuk masa depannya
belajar
(Putrayasa. 2003).
pendidikan dasar, menengah, dan luar
Dengan terjadinya
efektif
setiap
bagi
perkembangan dunia teknologi yang telah
sekolah
merasuk ke dalam dunia kehidupan
pemerintah daerah. Selanjutnya, UU No.
masyarakat
22 tahun 1999 dan pp No. 25 tahun 2000
menyebabkan
dipertimbangkan
kurikulum
dampak
memberikan
kebijaksanaan pengelolaan
sejajar
dengan
pendidikan
terpusat ke desentralisasi.
dan
Hal ini ditujukan untuk memberdayakan
memberikan
pemerintah daerah dan sekolah dalam
Teknologi
sehingga
positip
ke
tatanan
Dunia
stakeholder
diserahkan
perubahan
yang
perkembangan
perlunya
sebahagian
tahun
terhadap
kehidupan
peningkatan
mutu
pendidikan
secara
masyarakat. Oleh karena itu pemerintah
berkelanjutan, terarah dan menyeluruh
Indonesia sejak tahun 1966 telah berusaha
karena daerah dianggap lebih mengetahui
keras
mutu
kebutuhan siswa agar sesuai dengan
pendidikan melalui perubahan kurikulum
kebutuhan stakeholder dan masyarakat.
guna mendukung pemintaan stakeholder
Sehingga pembuatan silabus diserahkan
dan masyarakat, sehingga mendukung
kepada sekolah dan daerah (Depdiknas.
kehidupan masyarakat. Dengan adanya
2003a: Depdiknas. (2003b).
untuk
meningkatkan
kebijakan pmerintah yang dinyatakan
dalam pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi
terpusat
dari
ke
desentralisasi
sistim
sistim
dalam
1.2. Pengertian
pendidikan
Kompetensi
pendidikan
Pendidikan
pengambilan
Pendidikan
Berbsis
Berbasis
Kompetensi
(PBK) dengan pendekatan pengajaran dan
4
pembelajaran telah banyak diperhatikan
mencapai
dan dukungan dalam profesi guru dewasa
khusus
ini. Tetapi, dengan berbagai konsep yang
mempunyai
baru lahir, tidak ada definisi umum yang
pengetahuan yang sesuai, keterampilan
digunakan tapi ada elemen yang sama.
dan perilaku yang langsung berhubungan
Elemen yang paling utama adalah bahwa
dengan kompetetnsi kurikulum dan hasil
peserta didik harus terlibat dan aktif
belajar yang diharapkan dari seorang guru
dalam semua askpek untuk mencapai
bantu yang berkualitas.
yang
diperlukan
untuk
belajar.
bagi
guru
domain
Kompetensi
bantu
adalah
kompetensi
dan
Kompetensi ini juga mengijinkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku
professional
hasil
penilaian
criterion-
berdasarkan
menunjukkan keterampilan dalam suatu
referenced untuk seluruh program, untuk
disiplin
menghilangkan
ilmu.
Dengan
kata
lain,
bias
penilaian
guru.
kompetensi
Aspek lain dari pendidikan berbasis
menggunakan strategi pengajaran dan
kompetensi adalah meliputi perhatian atas
pembelajaran
kebutuhan
pendidikan
berbasis
hasil
belajar
dan
pola
yang
memfasilitasi
dan
kemampuan
kedewasaan, memberikan waktu yang
kompetensi peserta didik (Mulyasa, 2002).
dibutuhkan bagi siswa untk mencapai dan
Elemen
secara
perkembangan
lainnya,
kebutuhan
untuk
adalah
meliputi
mencapai
definisi
terus-menerus
kompetensi
yang
menunjukkan
diharapkan
bedasarkan bukti hasil pembelajaran yang
pengetahuan,
dapat ditunjukkan dari kinerja dari sudut
professional dan menciptakan lingkungan
peran
yang mendukung pembelajaran.
professional
yaitu
kmpoetensi
skil,
Seluruh
khusus. Kejelasan ini perlu kepada guru
dan
yaitu
profesi
guru
harus
social
untuk
dan siswa karena hal itu menunjukkan
mempunyai
hasil belajar yang diharapkan tanpa ada
memberikan pelayanan yang dibutuhkan
sesuatu yang tersembunyi. Menentukan
ke peserta didik dan oleh karena itu perlu
hasil
banyak
melibatkan akuntabilitas sosial di dalam
pengalaman tapi sangat berharga bagi
proses pendidikan yaitu relevansi, biaya
guru dan siswa.
efektif, ekuiti dan kualitas.
belajar
Definisi
membutuhkan
pendidikan
mandat
perilaku
Pendidikan
berbasis
dicapai
berbasis
melalui
kompetensi
kompetensi dalam mempersiapkan guru
dapat
berbagai
yang berkualitas adalah kurikulum atau
pendekatan desain kurikulum. Akan tetapi
program studi yang bertujuan untuk
apapun desainnya, semua kurikulum perlu
5
berdasarkan pada bukti dan fokus pada
Atribut pengajaran berbasis kompetsni
outcome dan semua strategi pembelajaran
adalah:
perlu
disesuaikan
domain
dengan
pembelajaran yakni psikomotor, afektif
1.Memahami Bagaimana Siswa Belajar.
2. Menyesuaikan Prinsip Belajar dan
Mengajar
dan kognitif.
Secara rngkas pendidikan berbasis
kompetensi secara definisi memerlukan
guru sebagai seorang ahli dibidangnya
3. Memfasilitasi Ketimbang Mengontrol
Pembelajaran.
4. Model
Berpikir
Kritis,
Respek,
yang dinyatakan dengan kompetensi yang
Kompetensi dan Peduli Setiap Saat
diperlukan dalam pelaksanaan sebagai
5. Mendukung Pencapaian Pengetahuan,
yang
Skil dan Perilaku Prodfesional dalam
diperlukan. Kompetensi khusus bagi guru
Semua Aspek Domain Pembelajaran
bantu
(Kognitif, Psikomotor, dan Afektif)
guru
bantu
dalam
menurut
kualifikai
pendidikan
berbasis
kompetensi
adalah
semua
siswa
mempunyai
pilihan
terbatas
dalam
kebutuhan kompetensi yang akan dimiliki.
6. Mempromosikan dan Mengaharpkan
Akuntabilitas Pembelajaran
7. Menyediakan
waktu,
Balikan
Tetapi siswa mempunyai pilihan dalam
Spesifik atas Progres Siswa Dimulai
bagaimana
dari Peniliaian Diri Sendiri Siswa
mereka
belajar
untuk
mencapai pengetahuan yang diperlukan,
8. Pembelajaran
Individual
Sesuai
Kebutuhan
skill, dan perilaku profesional
9. Mengharapkan
1.3. Pengertian Pengajaran Berbasis
Pertumbuhan
Kompelksitas sesuai dengan Proges
Kompetensi
Peserta Didik dalam Seluruh Program
Pengajaran Berbasis Kompetensi
(Springer dan Creedy. 1992).
membutuhkan
pembelajaran
berbasis
kompetensi. Adapun pengajaran berbasis
1.4. Strategi Penbelajaran Berbasis
kompetensi meliputi karakteristik berikut.
Kompetensi
Karakteristik guru dan harapan yang
Adapun strategi pembelajaran yang
mendukung keberhasilan siswa (Springer
sesuai
dengan
pendidikan
berbasis
dan Creedy. 1992).. Guru juga harus
kompetensi adalah strategi pembelajaran
menunjukkan tanggung jawab bersama
yang sesuai dengan domain pembelajaran
dengan siswa untuk mencapai tujuan
dan kurikulum (Springer dan Creedy.
kompotensi.
1992)..
Beberapa strategi pembelajaran
6
efefktif di dalam kurikulum berbasis
mempengaruhi
kompetensi
untuk
didasarkan
pada
atribut
kemampuan
memberikan
seseorang
kepedulian
guru.
pengajaran berbasis kompetensi meliputi
Susun waktu sesuai dengan ras yang
domain psikomotor berikut. Menunjukkan
berbeda, suku, atau statu ekonomi sosial
cara-cara
untuk bekerjasama denag kelompok siswa
yang
melakukan
suatu
Mengijinkan
seketika
diharapkan
siswa
dan
keterampilan.
melaksanakannya
kemudian
melakukannya
untuk
kembali
meminta
keterampilan
untuk mendiskusikan
nilai-nilai dan
keyakinan yang berbeda, terutama hal-hal
yang
berkenaan
pengetahuan
dengan
praktis
(Springer
dan
Menciptakan
alat
tersebut. Menentukan sebuah model atau
Creedy.
menciptakan pelatihan simulasi di dalam
penilaian yang valid dan reliable untuk
laboratorium
dalam
digunakan dalam menentukan praktek
mengiulanginya kembali dengan teman
keterampilan meliputi integritas, respek
kerjanya atau dengan guru dan supervisor.
untuk semua orang, dan menyimpan
Merancang pengalaman praktek yang
rahasia (Springer dan Creedy. 1992).
cukup
dimana
dan
siswa
memerlukan
keterampilan
1992).
keyakinan
kinerja
dengan siswa di bawah
supervisor langsung. Membuat penilaian
1.4.2. Domain Kogntip.
Kembangkan sebuah studi kasus
menentukan
dari praktek lapangan yang berdasarkan
keterampilan yang dilakukan (Springer
masalah (problem-based learning) untuk
dan Creedy. 1992).
menentukan
yang
reliable
dalam
yang
paling
sesuai,
pendekatan berdasarkan bukti
kepedulian guru.
1.4.1. Domain Afektif.
Membuat nilai-nilai penilain yang
atas
Pusatkan pada studi
kasus awal atas praktek kerja, berikan
jelas untuk nilai personal (Springer dan
dukungan
atas
seminar
Creedy . 1992). Membuat suatu kerangka
jalannya
debat
dalam
kerja untuk analisis tertulis dari guru
pelaksanaan
bantu sesuai kode etik guru atau kode etik
Selalu diminta agar siswa memberikan
siswa.
alasan atas
Kesempatan
terstruktur
untuk
praktek
terhadap pertanyaan
dari
rencana
yang
berbeda
dan
atur
menjalankan
yang
kompleks.
jawaban yang diberikan
bermain peran membutuhkan pengakuan
nilai-nilai
siswa,
pelaksanaan
pengetahuan atau
kerja
kelompok
keyakinan, dengan waktu diskusi tentang
maupun mandiri. Hindari untuk menjawab
bagaimana
semua pertanyaan siswa, terutama ketika
perbedaan
itu
dapat
7
mereka mengetahui atau harus tahu
Gunakan proses peduli kerja sebagai
jawabannya. Strategi lain adalah dengan
kerangka kerja untuk pengajaran klinis
memberikan modul belajar sendiri (self-
dan
study
mengumpulkan data dan bergerak melalui
modules)
dengan
memberikan
penilaian,
mulai
dengan
dapat
setiap tahap proses tersebut. Dalam hal ini
diselesaikan siswa berdasarkan kerjasama
siswa dituntun untuk pengumpulan data
interaksi siswa dan guru (Springer dan
secara
Creedy. 1992)..
keputusan,
kegiatan
pembelajarn
Sangat
yang
penting
bila
guru
lengkap
rencana
dan
sebelum
membuat
kemudian
membuat
kepedulian
atas
pembuatan
dan
kebutuhan
memberikan waktu yang cukup untuk
keputusan
diskusi atau dialog dan klarifikasi konsep-
memperhatikan rencana terebut.
siswa,
Setiap strategi pembelajaran ini
konsep yang akan dipelajari. Para guru
juga perlu mendorong dan membantu
ditujukan
siswa menggunakan pengetahuan dan
perkembangan berpikir siswa tentang apa
idenya untuk mencari tahu kemungkinan
yang mereka pelajari, mendorong mereka
solusi atas situasi klinis. Salah satu
dalam mendapatkan pengetahuan baru
strategi pembelajaran yang paling efektif
dan keterampilan dengan menggunakan
untuk mengarahkan siswa menemukan
berpikir kritis dan mendukung usaha
bagaimana
mereka
memulai
atau
bertindak
disebut pertanyaan Socratic.
utama
pertanyaan
pertanyaan
tingkat
Tujuan
Socratic
tinggi
atau
adalah
untuk
untuk
membantu
cara
mengintegrasikan
pengetahuan baru ini ke dalam praktek di
laboratorium
(Springer
dan
Creedy.
1992).
menantang
Guru bertindak sebagai pelatih/tutor
berpikir, apa yang
pembelajaran daripada sebagai seorang
mereka pikirkan, dan revisi apa yang
guru yang maha tahu yang memberitahu
mereka pikirkan yang akan mengarah ke
siswa
tujuan untuk menjadi seorang siswa yang
bagaimana belajar, dan apa yang harus
kompeten. Semua domain pembelajaran
dilakukan dengan pelajaran baru tersebut.
mendorong
suswa
bagaimana mereka
untuk
apa
yang
harus
dipelajari,
selama praktek kerja dilakukan dengan:
memilih tempat kerja yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan tingkat kinerja pada
waktu tertentu.
1.5.Pengertian Pembelajaran Berbasis
Kompetensi
Pembelajaran berbasis kompetensi
(PBK) dapat dipandang sebagai kegiatan
8
mengatur aktivitas pembelajaran sehingga
individu
siswa
dapat
mencapai
telah
ditentukan
kompetensi
yang
sebelumnya.
Diketahui
bahwa
atau gaya belajar. Sangat penting bagi
untuk
pembelajaran
mengenal
berbasis
berlangsung (Frost. 1996: Springer
dan Creedy. 1992).
siswa
dewasa mempunyai ragam cara belajar
siswa
8. Bertekat pada pelajaran yang sedang
bahwa
kompetensi
1.6. Kegiatan dalam Pembelajaran
berbasis Kompetensi
Sebagaumana
diketahui
ada
beberap
kegiatan yang efektif dilakukan dalam
menggambarkan apa yang sebenarnya
mengembangkan
mereka kerjakan atau lakukan, daripada
berkualitas berbasis kompetensi. Sebagai
belajar
contoh kegiatan yang dapat dilakukan
refleksi
dari
dan
pengamatan.
Observasi,
mendengarkan
adalah
merupakan kegiatan pembelajaran yang
adalah
pendidikan
berkenaan
dengan
siswa
domain
pembelajaran.
penting, tetapi demonstrasi kompetensi
merupakan hasil yang diharapkan bagi
1.6.1. Domain
pendidikan seorang siswa.
(Psychomotor domain): meliputi reviu
Brikut ini dapat dilihat atribut inti
penjelasan tertulis keterampilan tertentu
(text, handouts). Lakukan beberpa kali
pembelajaran berbasis kompetensi:
1. Mengerti bagaimana gaya belajar
praktek
keterampilan
laboratorium
terbaik seseorang.
2. Mengerti dengan benar hasil belajar
model,
dengan
atau
simulasi
(skill)
di
menggunakan
atau
dengan
pasangan siswa didukung dengan guru
apa yang diharapkan
3. Bertanggung jawab atas pembelajaran
sehingga
memahami
keterampilan
tersebut
seseorang
4. Memotivasi
Psikomotor
untuk
belajar
berorientasi tujuan
5. Jadilah seorang pribadi dan praktisi
yang etis
1.6.2. Domain
afektip
(Affective
domain):
Riviu isi teks atas definisi nilainilai. ikutserta dalam klarifikasi pelatihan
6. Berpikir kritis
nilai-nilai tertentu atas nilai-nilai personal
7. Menilai kinerja dan pembelajaran
yang diberikan guru (self-study or group
sendiri
work). Tuliskan analisis kode etik siswa
(local or international)
dengan teman kerja dan
dan berbagi
guru-guru.
9
Refleksikan
bagaimana
nilai
pribadi
dan
praktek.
seseorang mempengaruhi kemampuannya
kognitip
untuk menjadikan peduli kerja
mengikuti
dari
Kegiatan
lainnya
pembelajaran
menciptakan
rencana
dan
pembelajarn
berbagai budaya atau ras atau mereka
individual, membaca secara mandiri dan
yang tidak peduli kerjanya.
menyelesaikan kegiatan yang dianjurkan
yang
1.6.3. Domain
Kognitip
(Cognitive
akan
menambah
pengetahuan
seseorang yang berdasarkan pengalaman,
dan menggunakan jaringan internet dan
domain):
Pembelajaran berbasis kompetensi
intranet secara mandiri. Persiapkan untuk
memerlukan tingkat berpikir tinggi kritis
diskusi seminar dan pertahankan sebuah
dan reflekssi (metacognition – thinking
jurnal
about
pembelajaran.
thinking).
Keterampilan
itu
atau
tetap
pada
kemajuan
dipelajari dengan baik dengan sejumlah
bentuk pembelajaran berbasis kompetensi.
Tujuan
discovery
pembelajarn
problem-based
learning
atau
1.7.Peran KBK dalam Pengembangan
dan Inovasi Pendidikan
meliputi
Pendidikan berdasarkan kompetensi
membantu siswa karena pertisipasi aktip
dapat dopandang sebagai suatu proses
di dalam dan bertanggung jawab atas
institusional
pembelajrannya,
pendidikan dengan memusatkan pada
perkembangan
mendorong
berpikir
kritis
dengan
yang
menggerakkan
kebutuhkan para lulusan untuk diketahui
mendukung usaha siswa untuk mengambil
menurut guru ke pada
dan mempertahankan pengetahuan dan
dibutuhkan peserta didik untuk diketahui
menggunakannya
dan
dan untuk dapat melakukannya di dalam
menciptakan siwa yang mengembangkan
situasi yang berbeda dan kompleks.
kebiasaan pembelajarn seumur hidup
Pendidikan berdasakan kompetensi (PBK)
untuk tetap dalam kegiatan praktek masa
(Competency-based
kini.
memusatkan pada hasil belajar siswa yang
Teman
penting
dalam
kerja
praktek
adalah
pembelajaran
komponen
sebagaimana
kegiatan pembelajarn terstruktur untuk
kelompok siswa bekerja sama untuk
dihubungkan dengan
apa yang
education)
kebutuhan tenaga
kerja sesuai profesi (Frost M. 1996:
Springer dan Creedy. 1992). .
Hasil akhir pendidikan berdasarkan
menemukan solusi terbaik atas kebutuhan
kompetensi
terus
tertentu atau masalah dalam kerja teoritis
alamiah,dibanding
meningkat
secara
pendidikan
10
berdasarkan tujuan pendidikan tingkat
Penulisan tujuan perilaku diarahkan ke
rendah.
mengahsilkan
hasil belajar dalam bentuk yang lebih
penilaian yang lebih kompleks, meliputi
operasional yang dapat diamati dengan
portofolio, penilaian pengalaman belajar,
menggunakan proses pengamatan yang
demonstrasi di berbagai konteks dan
konsisten
bermain peran, rangkaian keterampilan
interpretasi
yang
mencapai reliabilitas ini,
PBK
besar
kompetensi
urutan
sering
dipecahkan
ke
dalam
yang mempunyai tingkat
pemahaman.
Kompetensi
dan
tidak membutuhkan
(Bloom,
1971).
kata
Untuk
kerja
perilaku dari daftar kata kerja perilaku
(yaitu
menyatakan
pernyataan,
menguatkan satu sama lain dari dasar ke
mendaftarkan, menyebutkan, mengenal,
tingkat
lanjut
berlangsung,
ketika
pembelajaran
menjelaskan,
menghitung,
dampak
pertumbuhan
menggambarkan,
mensintesis
dan
kompetensi sejajar dan secara keseluruhan
menganalisis) diperlukan untuk menilai
lebih besar dari jumlah komponennya.
secara
Tantangannya adalah kompetensi mana
Keterbatasan ini mengarah pada kritik
yang dapat
atas pendekatan ini yang berakibat pada
disatukan bersama untuk
obyektif
memberikan kelomppok optimal dalam
tujuan
ganda
menjalankan tugas-tugas.
menyeimbangkan
(Bloom,
1971)..
perilaku
yang
tidak
tenaga
kerja
siswa
adalah
secara fungsional. Hubungan kompetensi
yang
terhadap misi sekolah dan program,
mendukung siswa ketika mereka belajar
pembelajaran dan tujuan pembelajaran
dan menggunakan kompetensi ini dalam
sebagai tambahan terhadap penjelasan
konteks yang berbeda (Mulyasa. 2002).
hasil
Pemulusan
dihubungkan dengan
Tantangan
mendesain
lainnya
pengalaman
kompetensi
belajar
secara
terus
belajar
siswa
sebagaimana
kebutuhan tenaga
peningkatan
kerja dan ekspektasi, kompetensi sangat
kinerja dalam berbagai konyeks dapat
kritis untuk dihubungkan dengan tujuan
ditentukan. Intinya, PBK adalah suatu
pembelajaran
proses bukan produk. PBK lebih dari
instruksional. Kriteria yang diperlukan
usaha atau daftar pendidikan dan tujuan
adalah menyatakan misi yang didukung
perilaku.
oleh
menerus
perlu
shingga
tujuan
dan
terhadap
instruksional
tujuan
untuk
Penekanan awal terhadap perilaku
pembelajaran, pelayanan dan penelitian.
tujuan belajar atas pengamatan yang
Tujuan dinyatakan dalam pernyataan yang
reliabel dan penilaian perlu dilakukan.
luas
tentang
bagaimana
usaha
11
pembelajaran dilakukan, pelayanan dan
stakeholder. Oleh karena itu pemberian
instruksi mengarah kepada pernyataan
tanggung jawab perlu diberikan kepada
misi. Tujuan harus didukung oleh tujuan
sekolah dalam menentukan kurikulum
khusus yang lebih spesifik, pernyataan
sekolah sehingga siswa dan guru dapat
yang
yang
bekerjasama
dinyatakan dalam rencana pembelajaran
ketrampilan
untuk
lingkungan belajar siswa. Oleh karena itu
dapat
mengukur
mencapai
pelayanan
hasil
dan
apa
pembelajaran,
instruksional.
Tujuan
untuk
dalam
mengembangkan
hidup
berdasarkan
mengantisipasi
perkembangan
pembelajaran adalah tahapan pernyataan
dunia teknologi dan informatika, maka
yang terukur yang mengarah pada tujuan
sangat
pengajaran (Bloom, 1971). Tujuan harus
tujuan
mencakup
kompetensi siswa yang diperlukan dalam
pemahaman
yang
akan
mengimplementasikan misi pendidikan.
Tujuan
pembelajaran
penting
menyesuaikan
pendidikan
berdasarkan
lingkungan kehidupannya.
Daftar Buku Bacaan
harus
mencerminkan derajat pencapaian yang
untuk
1. Bloom,
harus dicapai (Bloom, 1971).
B.
S.
(1971).
Mastery
learning. In J. H. Block (Ed.),
KBK dapat dipandang sebaggai
Mastery
learning:
Theory
and
suatu pembentukan dan pengembangan
practice. New York: Holt, Rinehart &
kompetensi bagi siswa secara dini agar
Winston
para lulusan kelak dapat mandiri setelah
2. Depdiknas.
mereka menyelesaikan studinya dan dapat
Profesional
mengaplikasikannya
Kurikulum
bermasyarakat
dalam
melalui
kehidupan
keterampilan
Jakarta,
hidup yang ditanamkan pada diri siswa.
Pelayanan
Kurikulum
Berbasis
http:/
weebly.com/
9622279/
2004.
Kompetensi.
/mau
sekolah.
uploads/
9/6/2/2/
kurikulum
-berbasis-
kompetensi. pdf
1.8.Kesimpulan
Berdasrkan diskusi di atas dapat
disimpulkan
(2003a).
bahwa
pendidikan
dan
3.
Depdiknas. (2003b). Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun
pengajaran berdasarkan kompetensi hanya
2003
dapat berhail guna bilamana ditunjang
Nasional.
Jakarta:
dengan kurikulum berbasis kompetensi
http://www
.fti.
yang dapat dilaksanakan berbasarkan
content/uploads /2015/ 06/ UU-No-
kebutuhan
20-Tahun-2003-Sisdiknas.pdf
siswa
dan
sekolah
serta
tentang
Sistem
Pendidikan
Depdiknas.
itb.ac.
id/wp-
12
4. Frost M. (1996). An analysis of the
9.
Undang-Undang Republik Indonesia
scope and value of problem based
Nomor 22 Tahun 1999, Tentang
learning in the education of health
Pemerintahan Daerah. http:// prokum.
care
esdm .go.id/uu/1999/uu-22-1999.pdf
professionals.
Journal
of
Advanced Nursing 6 (4): 1996, pp.
1047-1053.
5. Mulyasa,
Berbasis
E.
(2002).
Kurikulum
Kompetensi:
Karakteristik,
dan
Konsep,
Implementasi.
Bandung: Rosdakarya.
6. Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2000
Tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah
Otonom. http://ditpolkom. Bappenas
.go.id/
basedir
/Peraturan%
20
Perundang -Undangan/ 1)%20 Bidang
%
20
Politik%
20
Dalam
%
20Negeri/3)%20 Otonomi %20 Daerah
/PP%20No.25%20Tahun%202000.pdf
7. Putrayasa, I. B. (2003). Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
(KBK):
Ancangan
dalam
Pengimplementasiannya.
Jurnan
Pendidikan
dan
Pengajaran
IKIP
Singaraja, edisi khusus. TH XXXVI.
Desember 2003.
8. Springer
dan
Problem-based
Creedy
learning
D
in
(1992).
nurse
education: An Australian view. Journal
of Advanced Nursing 17: 1992, pp.
723-727.