PENGEMBANGAN DAN INOVASI KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA BERBASIS KOMPETENSI.

Lafirpirsn

I

I,EMB,/rR

IIT$L PENILAIA}I SEJNWAT SEBID.{NG ATAU PEF;R RE'IE'Y
KARYA ILMAH : PROSIDING NASIONAL
: Prngcmbangan

Judul artikel

dan

Inolsri Kudkulum Psndldiknn Indonceis Bcrbacis

Kompetcnsl
Penulis h,{akalah

:


Identitas }dakalah

:

Kategori Publikasi i\dakalah
(beri /pada kategori yang te'pat)
Hasil Penilaian Pesr Review

trVeslyHutabarat
a. Judul Prosiding

Kr:rikulum Berbasis Kompetensi

b.ISBN
c. Td*rn Te,rbit
d. Pene$it

30 Septernbcr 2004
Lenrbega Pengnbdisn Kepada


e. Jumiahhaiatran

i2

n

@

P r o si ding Forum

}&ryerakd Unimsd

halaman

Ilmiah ir{ernasional

P ro si ding Forum llmiah Nasional

:


Nilat Mihrtnal Prosldlns
Komponen YangDtnilat

Fls

t
.,

J.
4.

Intrrna*lonal

tl

Kelengftapan r.nrsru isi artikel (lV/o)
Ruang

tinghp


w

F[aslonal

Ntlai Akhlr
Yang
Dlpercleh

q1^

dsn kedalaman penrbahasan (3tP;)

Lf ?*

Kccukupan rlan kcmutahiftm daia/inforrnasi dan
metodoloei $U/o\
Kelengkapar un$s dslkualites penerbit (3&6)

2sA


uz
7t7"

Total = {lfi}%}

7,q

Medaqtrseptember ?015
Rer,riwer

-

I

KW
Prof. Dr. Ritha F. Dalimmtlp SE. M,Si.
NIP 19621024 198d01 2001.
Ltnit keda : Gwu Besar USU Medan

Larryirm


I

IJ,MBAR
r{,,I$II- PENIL^IAN SSIAWAT SEBID,/T}IG ATAUPEEN RE'IEW
IL,LRYA ILMAH : PROSIDING NASIONAL

. Pcngcmbrngln

Judul artikel

dnn Inolrsi Knrik*lum Pc*didiknn Indan*sin Berbsris

Kompetensl
D--"liI\,/r-L^l-L
t LlrULt
lvlreaill
T,{-*+i+^tuvtlLf@

f.


lYesly Hutabarst

if^!,^1^L

a. Judul Prosiding
b. isBN
c. Tahun Tetttit
d. Penerbit

lvl.Goql

e. Jumiahhalaman

Kategori Publikasi i\dakalah
Seri /pada kategori yangtepat)
Hasil Penilaian Peer Re'iiew

: Itt I
fr


Kurikulum Berbasis Kompctensi
3O Se.nfemher ?.OO4
- - --f

tembep Penpbdian Kepsds h{Bsysrakat lhi$ed
12helffian

ProsidingForumilmiahlntemssional
Prosiding Forum flmiah Nasional

:

Nilsi Makdsnl Prcsidina

Hompn*n farrgDinilnl

11tl

Internasisnal


Nasional

tl

W

I

Kelenglapan unsur isi artikel (lW/o)

2.

Ruang hngkup dan kedalsnan pambahasan i307o)

{zT,

5-

Kecukupan &rr ktmuiahirdn tlsta/infurma.si rlln

metodolosi (30?.o)
Kelengkryan ur$n dan ku$lits$ pnerbit (30y0)

21%

4.

@AHL}&
NIKfi{IDN:
191006/01 25080660I
1

I 60

Yang
Dipctulclr

qT^

L?X

?{%

Total = fl$l%)
Mengetahui
Unirr..HKBP Nomensen Medail

NilaiAklrir

?,6

Meds$#septenrber 2015
Rewiwer- 2

_4

Frof. Dr. Monang-Sitonts. M.Si

NIIffNIDN:

I I 21tX)110109046201

Ltnit kErja : Grxu BEsar Univ. HKBP
NomensEnMedan

Lampiran 7

LEMBAR PENILAIAI{ SEJAWAT SEBII}ANG ATATT PBER REVIEW
KARYA ILMIAH: SENIII\AR ILMIAH
Judul Makalah

:

Penulis Makalah

:

Identitas Seminar

: a. Jurnal Semionar

Pengembangan dan Inovasi
Kompetensi

:

Serninar Nasional

Kurikuhul Berbasis Kompetensi

b.Nomor/Volume

:-

e. Tahun Terbit

: 20 $eptember 2004

d. Penerbit

: Lembaga Penelitian Kepada Masyarakat Unimed

e. Jurnlah Halaman

:

lkniah

: W
(beri { padakategori yang tepaf) :
t:

12 halarnan

:Nasional

Seminar Ilmiah Nasional

Seminar Ilmiah Internasional

Hasil Penilaian Peer Review

Nilai Maksimal
No

Komponen Yang Dinilai

Nasin*l

2

Kelengkapan unsur isi (10o/o)

q"l

Ruang lingkup dan kedalaman
oembahasan i30o,6)

J?z

Kecuknpan dan kemutahiran
4

data/infomrasi dan metodolosi f 30%)

2?%

Kelengkapan unsur dan kualitas
penerbit {30o/o\

A?%

t:]

q,/

%%

Total {100%}

Nilai Akhir yang
dineraleh

Internasional

u

1

Berbasis

Wesly Hutabarat,

f. Kategori Seminm
Kategori Publikasi

Kurikulum Pendidiksn Indonesia

Medaapepternber, 2015
Reviwer 3

Prof. Dr. Benjamin Situmorane. M.Pd

1031001

MP.:

19540615 19820 I 100

I

i

ii

iii

1

PENGEMBANGAN DAN INOVASI
KURIKULUM PENDIDIKAN INDONESIA
BERBASIS KOMPETENSI
Wesly Hutabarat
Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
Abstrak
Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Kompetensi didasarkan pada perubahan pasal 31 UUD 1945
tentang Pendidikan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 22 tahun
1999 tentang Otonomi Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Daerah sebagai Daerah Otonom untuk menentukan kompetensi siswa; kurikulum dan
materi pokok; penilaian nasional; dan kalender pendidikan, Garis-garis Besar Haluan Negara tahun
1999. Dengan terbentuknya otonomi daerah maka pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dapat
dilaksanakan sesuai kebutuhan sekolah dan stakeholder guna membina siswa menjadi manusia yang
mandiri dan berbekal keterampilan hidup sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa.
Kata kunci: Pendidikan Berbasis Kompetensi, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pengajaran Berbasis
Kompetensi

pendidikan. Oleh karena itu Indonesia
1.1. Pendahuluan
Filosofi yang mendasari terjadinya
perubahan kurikulum 1994 ke dalam
kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
adalah pentingnya peserta didik dibekali
dengan kompetensi daar yang meliputi
kemampuan, keterampilan, sikap dan
perilaku dasar dalam mengausasi materi
pokok

dan indikator pencapaian hasil

belajar.

melalui

penutakhiran

inovasi

kurikulum

pendidikan

disemua

perlu

dan

jenjang

memperhatikan

keterkaitan di\dunia teknologi informatika
ke dalam dunia pendidikan. Perubahan
kurikulum guna menyelaraskan beban
mata pelajaran dengan permintaan pasar
maka

dipandang

perlu

melakukan

perubahan kurikulum sesuai permintaan
pasar.

Dengan terjadinya perkembangan
dan perubahan kehidupan masyarakat
Indonesia

sebagai

perkembangan

dunia

akibat

dari

teknologi

yang

begitu cepat, maka dunia pendidikan
Indonesia

kurikulum

perlu

mendapay

perhatian

serius guna mengantisipasi masuknya
teknologi baru internet ke dalam dunia

Dengan

penyesuaian

kurikulum

sesuai permintaan pasar atau stakeholder
maka

dunia

pendidikan

harus

memperhatikan kompetensi anak didik
setelah menyelesaikan studinya. Dengan
demikian maka penyesuaian kurikulum
perlu

dikembangkan

sesuai

dengan

2

kompetensi siswa. Untuk itu kurikulum

menentukan:

diselaraskan

kurikulum dan materi pokok; penilaian

berbasis

Perkembangan

kompetensis.

kurikululm

dimaksud

kompetensi

siswa;

nasional; dan kalender pendidikan.

yang

5. Garis-garis Besar Haluan Negara tahun

mencakup aspek-aspek moral, akhlak,

1999 yang antara lain; perlu dilakukan

budi pekerti, pengetahuan, keterampilan,

penyempurnaan sistem pendidikan dan

seni,

penyempurnaan

berdasarkan

kompetensi

olahraga,

Perkembangan

siswa

dan

bidang

perilaku.

moral

harus

kutikulum

serta

diversifikasi.

diselaraskan dengan peningkatan dan

6. Gerakan peningkatan mutu pendidikan

pengembangan kecakapan hidup atau

oleh Presiden (Depdiknas. 2003a: 8)

lebih dikenal dengan istilah life skills.

Berdasarkan

pertimbangan

pada

Kecakapan life skills dimaksudkan agar

landasan hukum di atas maka pelaksanaan

siswa

pengembangan

dapat

mencapai

kompetensi

kurikulum

berbasis

kecakapan hidup yang kemudian dapat di

kompetensi perlu segera dilakukan guna

implementasikan dalam kehidupan siswa

meningkatkan

sehari-hari

dunia

dapat menyelaraskannya dengan dunia

kehidupan masyarakat dewasa, sehingga

pendidikan internasional. Beberpa tahun

dapat menciptakan lapangan kerja sendiri

belakngan

untuk bertahan hidup (Putrayasa. 2003).

hanya

apabila

memasuki

Perwujudan pelaksanaan kurikulum

mutu

pendidikan

agar

ini pelaksanan pendidikan

terfokus

kognitif

pada

perkembangan

sehingga

seolah-olah

berbasis kompetensi di dasarkan pada

mengabaikan

kebiajkan Nasional

akhlak dan budi pekerti peserta didik.

1. Perubahan Pasal 31 UUD 1945

Sehingga

tentang Pendidikan.
2. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang
GBHN
3. Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional.
4. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999
tentang Otonomi Daerah

perkembangan

menyebabkan

kesenjangan

antara

moral,

terjadinya

perilaku

dan

pertimbangan moral di dalam kehidupan
bermasyarakat.
anggota

Kehidupan

masyarakat

perlu

sebagai
dijamin

sehinggan tatanan kehiupan bangsa dapat
berlangsung dengan baik. Untuk itu perlu
dikembangkannya

kemampuan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun

keterampilan hidup sejak dini sehingga

2000 tentang Kewenangan Pemerintah

anak didik dapat berkembang dan mampu

dan Daerah sebagai Daerah Otonom

mengembangkan

diri

setelah mereka

3

baik

keputusan sesuai dengan Undang-undang

disekolah lanjutan atas maupun setelah

Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi

menyelesaikan perkuliahan di perguruan

Daerah. Dengan demikian kewenangan

tinggi (Depdiknas. 2003a).

pengambilan

menyelesaikan

pendidikannya

keputusan

tentang

bahwa

1.Penetapan standar kompetensi peserta

hampir semua Negara di seluruh Dunia

didik dan warga belajar. 2. Pengaturan

berusaha mengembangkan pendidikannya

kurikulum nasional. 3. Penilaian hasil

dengan

memberlakukan

belajar secara nasional. 4. Penyusunan

berbasis

kompetensi

Sebagaimana

diketahui

kurikulum

untuk

dapat

pedoman

pelaksanaan.

5.

Penetapan

menningkatkan motivasi belajar siswa dan

standar materi pelajaran pokok, penetapan

sekaligus

kalender pendidikan dan jumlah jam

memberikan

mereka

keterampilan hidup untuk masa depannya

belajar

(Putrayasa. 2003).

pendidikan dasar, menengah, dan luar

Dengan terjadinya

efektif

setiap

bagi

perkembangan dunia teknologi yang telah

sekolah

merasuk ke dalam dunia kehidupan

pemerintah daerah. Selanjutnya, UU No.

masyarakat

22 tahun 1999 dan pp No. 25 tahun 2000

menyebabkan

dipertimbangkan
kurikulum

dampak

memberikan

kebijaksanaan pengelolaan

sejajar

dengan

pendidikan

terpusat ke desentralisasi.

dan

Hal ini ditujukan untuk memberdayakan

memberikan

pemerintah daerah dan sekolah dalam

Teknologi

sehingga

positip

ke

tatanan

Dunia

stakeholder

diserahkan

perubahan

yang

perkembangan

perlunya

sebahagian

tahun

terhadap

kehidupan

peningkatan

mutu

pendidikan

secara

masyarakat. Oleh karena itu pemerintah

berkelanjutan, terarah dan menyeluruh

Indonesia sejak tahun 1966 telah berusaha

karena daerah dianggap lebih mengetahui

keras

mutu

kebutuhan siswa agar sesuai dengan

pendidikan melalui perubahan kurikulum

kebutuhan stakeholder dan masyarakat.

guna mendukung pemintaan stakeholder

Sehingga pembuatan silabus diserahkan

dan masyarakat, sehingga mendukung

kepada sekolah dan daerah (Depdiknas.

kehidupan masyarakat. Dengan adanya

2003a: Depdiknas. (2003b).

untuk

meningkatkan

kebijakan pmerintah yang dinyatakan
dalam pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi
terpusat

dari
ke

desentralisasi

sistim
sistim

dalam

1.2. Pengertian

pendidikan

Kompetensi

pendidikan

Pendidikan

pengambilan

Pendidikan

Berbsis

Berbasis

Kompetensi

(PBK) dengan pendekatan pengajaran dan

4

pembelajaran telah banyak diperhatikan

mencapai

dan dukungan dalam profesi guru dewasa

khusus

ini. Tetapi, dengan berbagai konsep yang

mempunyai

baru lahir, tidak ada definisi umum yang

pengetahuan yang sesuai, keterampilan

digunakan tapi ada elemen yang sama.

dan perilaku yang langsung berhubungan

Elemen yang paling utama adalah bahwa

dengan kompetetnsi kurikulum dan hasil

peserta didik harus terlibat dan aktif

belajar yang diharapkan dari seorang guru

dalam semua askpek untuk mencapai

bantu yang berkualitas.

yang

diperlukan

untuk

belajar.

bagi

guru

domain

Kompetensi

bantu

adalah

kompetensi

dan

Kompetensi ini juga mengijinkan

pengetahuan, keterampilan dan perilaku
professional

hasil

penilaian

criterion-

berdasarkan

menunjukkan keterampilan dalam suatu

referenced untuk seluruh program, untuk

disiplin

menghilangkan

ilmu.

Dengan

kata

lain,

bias

penilaian

guru.

kompetensi

Aspek lain dari pendidikan berbasis

menggunakan strategi pengajaran dan

kompetensi adalah meliputi perhatian atas

pembelajaran

kebutuhan

pendidikan

berbasis

hasil

belajar

dan

pola

yang

memfasilitasi

dan

kemampuan

kedewasaan, memberikan waktu yang

kompetensi peserta didik (Mulyasa, 2002).

dibutuhkan bagi siswa untk mencapai dan

Elemen

secara

perkembangan

lainnya,

kebutuhan

untuk

adalah

meliputi

mencapai

definisi

terus-menerus

kompetensi

yang

menunjukkan

diharapkan

bedasarkan bukti hasil pembelajaran yang

pengetahuan,

dapat ditunjukkan dari kinerja dari sudut

professional dan menciptakan lingkungan

peran

yang mendukung pembelajaran.

professional

yaitu

kmpoetensi

skil,

Seluruh

khusus. Kejelasan ini perlu kepada guru

dan

yaitu

profesi

guru

harus

social

untuk

dan siswa karena hal itu menunjukkan

mempunyai

hasil belajar yang diharapkan tanpa ada

memberikan pelayanan yang dibutuhkan

sesuatu yang tersembunyi. Menentukan

ke peserta didik dan oleh karena itu perlu

hasil

banyak

melibatkan akuntabilitas sosial di dalam

pengalaman tapi sangat berharga bagi

proses pendidikan yaitu relevansi, biaya

guru dan siswa.

efektif, ekuiti dan kualitas.

belajar

Definisi

membutuhkan

pendidikan

mandat

perilaku

Pendidikan

berbasis

dicapai

berbasis
melalui

kompetensi

kompetensi dalam mempersiapkan guru

dapat

berbagai

yang berkualitas adalah kurikulum atau

pendekatan desain kurikulum. Akan tetapi

program studi yang bertujuan untuk

apapun desainnya, semua kurikulum perlu

5

berdasarkan pada bukti dan fokus pada

Atribut pengajaran berbasis kompetsni

outcome dan semua strategi pembelajaran

adalah:

perlu

disesuaikan

domain

dengan

pembelajaran yakni psikomotor, afektif

1.Memahami Bagaimana Siswa Belajar.
2. Menyesuaikan Prinsip Belajar dan
Mengajar

dan kognitif.
Secara rngkas pendidikan berbasis
kompetensi secara definisi memerlukan
guru sebagai seorang ahli dibidangnya

3. Memfasilitasi Ketimbang Mengontrol
Pembelajaran.
4. Model

Berpikir

Kritis,

Respek,

yang dinyatakan dengan kompetensi yang

Kompetensi dan Peduli Setiap Saat

diperlukan dalam pelaksanaan sebagai

5. Mendukung Pencapaian Pengetahuan,

yang

Skil dan Perilaku Prodfesional dalam

diperlukan. Kompetensi khusus bagi guru

Semua Aspek Domain Pembelajaran

bantu

(Kognitif, Psikomotor, dan Afektif)

guru

bantu

dalam

menurut

kualifikai

pendidikan

berbasis

kompetensi

adalah

semua

siswa

mempunyai

pilihan

terbatas

dalam

kebutuhan kompetensi yang akan dimiliki.

6. Mempromosikan dan Mengaharpkan
Akuntabilitas Pembelajaran
7. Menyediakan

waktu,

Balikan

Tetapi siswa mempunyai pilihan dalam

Spesifik atas Progres Siswa Dimulai

bagaimana

dari Peniliaian Diri Sendiri Siswa

mereka

belajar

untuk

mencapai pengetahuan yang diperlukan,

8. Pembelajaran

Individual

Sesuai

Kebutuhan

skill, dan perilaku profesional

9. Mengharapkan
1.3. Pengertian Pengajaran Berbasis

Pertumbuhan

Kompelksitas sesuai dengan Proges

Kompetensi

Peserta Didik dalam Seluruh Program

Pengajaran Berbasis Kompetensi

(Springer dan Creedy. 1992).

membutuhkan

pembelajaran

berbasis

kompetensi. Adapun pengajaran berbasis

1.4. Strategi Penbelajaran Berbasis

kompetensi meliputi karakteristik berikut.

Kompetensi

Karakteristik guru dan harapan yang

Adapun strategi pembelajaran yang

mendukung keberhasilan siswa (Springer

sesuai

dengan

pendidikan

berbasis

dan Creedy. 1992).. Guru juga harus

kompetensi adalah strategi pembelajaran

menunjukkan tanggung jawab bersama

yang sesuai dengan domain pembelajaran

dengan siswa untuk mencapai tujuan

dan kurikulum (Springer dan Creedy.

kompotensi.

1992)..

Beberapa strategi pembelajaran

6

efefktif di dalam kurikulum berbasis

mempengaruhi

kompetensi

untuk

didasarkan

pada

atribut

kemampuan

memberikan

seseorang

kepedulian

guru.

pengajaran berbasis kompetensi meliputi

Susun waktu sesuai dengan ras yang

domain psikomotor berikut. Menunjukkan

berbeda, suku, atau statu ekonomi sosial

cara-cara

untuk bekerjasama denag kelompok siswa

yang

melakukan

suatu

Mengijinkan
seketika

diharapkan

siswa

dan

keterampilan.
melaksanakannya

kemudian

melakukannya

untuk

kembali

meminta

keterampilan

untuk mendiskusikan

nilai-nilai dan

keyakinan yang berbeda, terutama hal-hal
yang

berkenaan

pengetahuan

dengan

praktis

(Springer

dan

Menciptakan

alat

tersebut. Menentukan sebuah model atau

Creedy.

menciptakan pelatihan simulasi di dalam

penilaian yang valid dan reliable untuk

laboratorium

dalam

digunakan dalam menentukan praktek

mengiulanginya kembali dengan teman

keterampilan meliputi integritas, respek

kerjanya atau dengan guru dan supervisor.

untuk semua orang, dan menyimpan

Merancang pengalaman praktek yang

rahasia (Springer dan Creedy. 1992).

cukup

dimana

dan

siswa

memerlukan

keterampilan

1992).

keyakinan

kinerja

dengan siswa di bawah

supervisor langsung. Membuat penilaian

1.4.2. Domain Kogntip.
Kembangkan sebuah studi kasus

menentukan

dari praktek lapangan yang berdasarkan

keterampilan yang dilakukan (Springer

masalah (problem-based learning) untuk

dan Creedy. 1992).

menentukan

yang

reliable

dalam

yang

paling

sesuai,

pendekatan berdasarkan bukti
kepedulian guru.

1.4.1. Domain Afektif.
Membuat nilai-nilai penilain yang

atas

Pusatkan pada studi

kasus awal atas praktek kerja, berikan

jelas untuk nilai personal (Springer dan

dukungan

atas

seminar

Creedy . 1992). Membuat suatu kerangka

jalannya

debat

dalam

kerja untuk analisis tertulis dari guru

pelaksanaan

bantu sesuai kode etik guru atau kode etik

Selalu diminta agar siswa memberikan

siswa.

alasan atas

Kesempatan

terstruktur

untuk

praktek

terhadap pertanyaan

dari

rencana

yang

berbeda

dan

atur

menjalankan

yang

kompleks.

jawaban yang diberikan

bermain peran membutuhkan pengakuan
nilai-nilai

siswa,

pelaksanaan

pengetahuan atau
kerja

kelompok

keyakinan, dengan waktu diskusi tentang

maupun mandiri. Hindari untuk menjawab

bagaimana

semua pertanyaan siswa, terutama ketika

perbedaan

itu

dapat

7

mereka mengetahui atau harus tahu

Gunakan proses peduli kerja sebagai

jawabannya. Strategi lain adalah dengan

kerangka kerja untuk pengajaran klinis

memberikan modul belajar sendiri (self-

dan

study

mengumpulkan data dan bergerak melalui

modules)

dengan

memberikan

penilaian,

mulai

dengan

dapat

setiap tahap proses tersebut. Dalam hal ini

diselesaikan siswa berdasarkan kerjasama

siswa dituntun untuk pengumpulan data

interaksi siswa dan guru (Springer dan

secara

Creedy. 1992)..

keputusan,

kegiatan

pembelajarn

Sangat

yang

penting

bila

guru

lengkap

rencana

dan

sebelum

membuat

kemudian

membuat

kepedulian

atas

pembuatan

dan

kebutuhan

memberikan waktu yang cukup untuk

keputusan

diskusi atau dialog dan klarifikasi konsep-

memperhatikan rencana terebut.

siswa,

Setiap strategi pembelajaran ini

konsep yang akan dipelajari. Para guru
juga perlu mendorong dan membantu

ditujukan

siswa menggunakan pengetahuan dan

perkembangan berpikir siswa tentang apa

idenya untuk mencari tahu kemungkinan

yang mereka pelajari, mendorong mereka

solusi atas situasi klinis. Salah satu

dalam mendapatkan pengetahuan baru

strategi pembelajaran yang paling efektif

dan keterampilan dengan menggunakan

untuk mengarahkan siswa menemukan

berpikir kritis dan mendukung usaha

bagaimana

mereka

memulai

atau

bertindak

disebut pertanyaan Socratic.
utama

pertanyaan

pertanyaan

tingkat

Tujuan

Socratic
tinggi

atau
adalah

untuk

untuk

membantu

cara

mengintegrasikan

pengetahuan baru ini ke dalam praktek di
laboratorium

(Springer

dan

Creedy.

1992).

menantang

Guru bertindak sebagai pelatih/tutor

berpikir, apa yang

pembelajaran daripada sebagai seorang

mereka pikirkan, dan revisi apa yang

guru yang maha tahu yang memberitahu

mereka pikirkan yang akan mengarah ke

siswa

tujuan untuk menjadi seorang siswa yang

bagaimana belajar, dan apa yang harus

kompeten. Semua domain pembelajaran

dilakukan dengan pelajaran baru tersebut.

mendorong

suswa

bagaimana mereka

untuk

apa

yang

harus

dipelajari,

selama praktek kerja dilakukan dengan:
memilih tempat kerja yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dan tingkat kinerja pada
waktu tertentu.

1.5.Pengertian Pembelajaran Berbasis
Kompetensi
Pembelajaran berbasis kompetensi
(PBK) dapat dipandang sebagai kegiatan

8

mengatur aktivitas pembelajaran sehingga
individu

siswa

dapat

mencapai

telah

ditentukan

kompetensi

yang

sebelumnya.

Diketahui

bahwa

atau gaya belajar. Sangat penting bagi
untuk

pembelajaran

mengenal
berbasis

berlangsung (Frost. 1996: Springer
dan Creedy. 1992).

siswa

dewasa mempunyai ragam cara belajar

siswa

8. Bertekat pada pelajaran yang sedang

bahwa
kompetensi

1.6. Kegiatan dalam Pembelajaran
berbasis Kompetensi
Sebagaumana

diketahui

ada

beberap

kegiatan yang efektif dilakukan dalam

menggambarkan apa yang sebenarnya

mengembangkan

mereka kerjakan atau lakukan, daripada

berkualitas berbasis kompetensi. Sebagai

belajar

contoh kegiatan yang dapat dilakukan

refleksi

dari
dan

pengamatan.

Observasi,

mendengarkan

adalah

merupakan kegiatan pembelajaran yang

adalah

pendidikan

berkenaan

dengan

siswa

domain

pembelajaran.

penting, tetapi demonstrasi kompetensi
merupakan hasil yang diharapkan bagi

1.6.1. Domain

pendidikan seorang siswa.

(Psychomotor domain): meliputi reviu

Brikut ini dapat dilihat atribut inti

penjelasan tertulis keterampilan tertentu
(text, handouts). Lakukan beberpa kali

pembelajaran berbasis kompetensi:
1. Mengerti bagaimana gaya belajar

praktek

keterampilan

laboratorium

terbaik seseorang.
2. Mengerti dengan benar hasil belajar

model,

dengan

atau

simulasi

(skill)

di

menggunakan
atau

dengan

pasangan siswa didukung dengan guru

apa yang diharapkan
3. Bertanggung jawab atas pembelajaran

sehingga

memahami

keterampilan

tersebut

seseorang
4. Memotivasi

Psikomotor

untuk

belajar

berorientasi tujuan
5. Jadilah seorang pribadi dan praktisi
yang etis

1.6.2. Domain

afektip

(Affective

domain):
Riviu isi teks atas definisi nilainilai. ikutserta dalam klarifikasi pelatihan

6. Berpikir kritis

nilai-nilai tertentu atas nilai-nilai personal

7. Menilai kinerja dan pembelajaran

yang diberikan guru (self-study or group

sendiri

work). Tuliskan analisis kode etik siswa
(local or international)
dengan teman kerja dan

dan berbagi
guru-guru.

9

Refleksikan

bagaimana

nilai

pribadi

dan

praktek.

seseorang mempengaruhi kemampuannya

kognitip

untuk menjadikan peduli kerja

mengikuti

dari

Kegiatan

lainnya

pembelajaran

menciptakan

rencana

dan

pembelajarn

berbagai budaya atau ras atau mereka

individual, membaca secara mandiri dan

yang tidak peduli kerjanya.

menyelesaikan kegiatan yang dianjurkan
yang

1.6.3. Domain

Kognitip

(Cognitive

akan

menambah

pengetahuan

seseorang yang berdasarkan pengalaman,
dan menggunakan jaringan internet dan

domain):
Pembelajaran berbasis kompetensi

intranet secara mandiri. Persiapkan untuk

memerlukan tingkat berpikir tinggi kritis

diskusi seminar dan pertahankan sebuah

dan reflekssi (metacognition – thinking

jurnal

about

pembelajaran.

thinking).

Keterampilan

itu

atau

tetap

pada

kemajuan

dipelajari dengan baik dengan sejumlah
bentuk pembelajaran berbasis kompetensi.
Tujuan

discovery

pembelajarn

problem-based

learning

atau

1.7.Peran KBK dalam Pengembangan
dan Inovasi Pendidikan

meliputi

Pendidikan berdasarkan kompetensi

membantu siswa karena pertisipasi aktip

dapat dopandang sebagai suatu proses

di dalam dan bertanggung jawab atas

institusional

pembelajrannya,

pendidikan dengan memusatkan pada

perkembangan

mendorong
berpikir

kritis

dengan

yang

menggerakkan

kebutuhkan para lulusan untuk diketahui

mendukung usaha siswa untuk mengambil

menurut guru ke pada

dan mempertahankan pengetahuan dan

dibutuhkan peserta didik untuk diketahui

menggunakannya

dan

dan untuk dapat melakukannya di dalam

menciptakan siwa yang mengembangkan

situasi yang berbeda dan kompleks.

kebiasaan pembelajarn seumur hidup

Pendidikan berdasakan kompetensi (PBK)

untuk tetap dalam kegiatan praktek masa

(Competency-based

kini.

memusatkan pada hasil belajar siswa yang
Teman

penting

dalam

kerja

praktek

adalah

pembelajaran

komponen
sebagaimana

kegiatan pembelajarn terstruktur untuk
kelompok siswa bekerja sama untuk

dihubungkan dengan

apa yang

education)

kebutuhan tenaga

kerja sesuai profesi (Frost M. 1996:
Springer dan Creedy. 1992). .
Hasil akhir pendidikan berdasarkan

menemukan solusi terbaik atas kebutuhan

kompetensi

terus

tertentu atau masalah dalam kerja teoritis

alamiah,dibanding

meningkat

secara

pendidikan

10

berdasarkan tujuan pendidikan tingkat

Penulisan tujuan perilaku diarahkan ke

rendah.

mengahsilkan

hasil belajar dalam bentuk yang lebih

penilaian yang lebih kompleks, meliputi

operasional yang dapat diamati dengan

portofolio, penilaian pengalaman belajar,

menggunakan proses pengamatan yang

demonstrasi di berbagai konteks dan

konsisten

bermain peran, rangkaian keterampilan

interpretasi

yang

mencapai reliabilitas ini,

PBK

besar

kompetensi
urutan

sering

dipecahkan

ke

dalam

yang mempunyai tingkat
pemahaman.

Kompetensi

dan

tidak membutuhkan

(Bloom,

1971).
kata

Untuk
kerja

perilaku dari daftar kata kerja perilaku
(yaitu

menyatakan

pernyataan,

menguatkan satu sama lain dari dasar ke

mendaftarkan, menyebutkan, mengenal,

tingkat

lanjut

berlangsung,

ketika

pembelajaran

menjelaskan,

menghitung,

dampak

pertumbuhan

menggambarkan,

mensintesis

dan

kompetensi sejajar dan secara keseluruhan

menganalisis) diperlukan untuk menilai

lebih besar dari jumlah komponennya.

secara

Tantangannya adalah kompetensi mana

Keterbatasan ini mengarah pada kritik

yang dapat

atas pendekatan ini yang berakibat pada

disatukan bersama untuk

obyektif

memberikan kelomppok optimal dalam

tujuan

ganda

menjalankan tugas-tugas.

menyeimbangkan

(Bloom,

1971)..

perilaku

yang

tidak

tenaga

kerja

siswa

adalah

secara fungsional. Hubungan kompetensi

yang

terhadap misi sekolah dan program,

mendukung siswa ketika mereka belajar

pembelajaran dan tujuan pembelajaran

dan menggunakan kompetensi ini dalam

sebagai tambahan terhadap penjelasan

konteks yang berbeda (Mulyasa. 2002).

hasil

Pemulusan

dihubungkan dengan

Tantangan
mendesain

lainnya

pengalaman

kompetensi

belajar

secara

terus

belajar

siswa

sebagaimana

kebutuhan tenaga

peningkatan

kerja dan ekspektasi, kompetensi sangat

kinerja dalam berbagai konyeks dapat

kritis untuk dihubungkan dengan tujuan

ditentukan. Intinya, PBK adalah suatu

pembelajaran

proses bukan produk. PBK lebih dari

instruksional. Kriteria yang diperlukan

usaha atau daftar pendidikan dan tujuan

adalah menyatakan misi yang didukung

perilaku.

oleh

menerus

perlu

shingga

tujuan

dan

terhadap

instruksional

tujuan

untuk

Penekanan awal terhadap perilaku

pembelajaran, pelayanan dan penelitian.

tujuan belajar atas pengamatan yang

Tujuan dinyatakan dalam pernyataan yang

reliabel dan penilaian perlu dilakukan.

luas

tentang

bagaimana

usaha

11

pembelajaran dilakukan, pelayanan dan

stakeholder. Oleh karena itu pemberian

instruksi mengarah kepada pernyataan

tanggung jawab perlu diberikan kepada

misi. Tujuan harus didukung oleh tujuan

sekolah dalam menentukan kurikulum

khusus yang lebih spesifik, pernyataan

sekolah sehingga siswa dan guru dapat

yang

yang

bekerjasama

dinyatakan dalam rencana pembelajaran

ketrampilan

untuk

lingkungan belajar siswa. Oleh karena itu

dapat

mengukur

mencapai

pelayanan

hasil

dan

apa

pembelajaran,

instruksional.

Tujuan

untuk

dalam

mengembangkan

hidup

berdasarkan

mengantisipasi

perkembangan

pembelajaran adalah tahapan pernyataan

dunia teknologi dan informatika, maka

yang terukur yang mengarah pada tujuan

sangat

pengajaran (Bloom, 1971). Tujuan harus

tujuan

mencakup

kompetensi siswa yang diperlukan dalam

pemahaman

yang

akan

mengimplementasikan misi pendidikan.
Tujuan

pembelajaran

penting

menyesuaikan

pendidikan

berdasarkan

lingkungan kehidupannya.
Daftar Buku Bacaan

harus

mencerminkan derajat pencapaian yang

untuk

1. Bloom,

harus dicapai (Bloom, 1971).

B.

S.

(1971).

Mastery

learning. In J. H. Block (Ed.),

KBK dapat dipandang sebaggai

Mastery

learning:

Theory

and

suatu pembentukan dan pengembangan

practice. New York: Holt, Rinehart &

kompetensi bagi siswa secara dini agar

Winston

para lulusan kelak dapat mandiri setelah

2. Depdiknas.

mereka menyelesaikan studinya dan dapat

Profesional

mengaplikasikannya

Kurikulum

bermasyarakat

dalam

melalui

kehidupan
keterampilan

Jakarta,

hidup yang ditanamkan pada diri siswa.

Pelayanan

Kurikulum
Berbasis
http:/

weebly.com/
9622279/

2004.

Kompetensi.

/mau

sekolah.

uploads/

9/6/2/2/

kurikulum

-berbasis-

kompetensi. pdf

1.8.Kesimpulan
Berdasrkan diskusi di atas dapat
disimpulkan

(2003a).

bahwa

pendidikan

dan

3.

Depdiknas. (2003b). Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun

pengajaran berdasarkan kompetensi hanya

2003

dapat berhail guna bilamana ditunjang

Nasional.

Jakarta:

dengan kurikulum berbasis kompetensi

http://www

.fti.

yang dapat dilaksanakan berbasarkan

content/uploads /2015/ 06/ UU-No-

kebutuhan

20-Tahun-2003-Sisdiknas.pdf

siswa

dan

sekolah

serta

tentang

Sistem

Pendidikan
Depdiknas.

itb.ac.

id/wp-

12

4. Frost M. (1996). An analysis of the

9.

Undang-Undang Republik Indonesia

scope and value of problem based

Nomor 22 Tahun 1999, Tentang

learning in the education of health

Pemerintahan Daerah. http:// prokum.

care

esdm .go.id/uu/1999/uu-22-1999.pdf

professionals.

Journal

of

Advanced Nursing 6 (4): 1996, pp.
1047-1053.
5. Mulyasa,
Berbasis

E.

(2002).

Kurikulum

Kompetensi:

Karakteristik,

dan

Konsep,

Implementasi.

Bandung: Rosdakarya.
6. Peraturan

Pemerintah

Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2000
Tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah
Otonom. http://ditpolkom. Bappenas
.go.id/

basedir

/Peraturan%

20

Perundang -Undangan/ 1)%20 Bidang
%

20

Politik%

20

Dalam

%

20Negeri/3)%20 Otonomi %20 Daerah
/PP%20No.25%20Tahun%202000.pdf
7. Putrayasa, I. B. (2003). Kurikulum
Berbasis

Kompetensi

(KBK):

Ancangan

dalam

Pengimplementasiannya.

Jurnan

Pendidikan

dan

Pengajaran

IKIP

Singaraja, edisi khusus. TH XXXVI.
Desember 2003.
8. Springer

dan

Problem-based

Creedy
learning

D
in

(1992).
nurse

education: An Australian view. Journal
of Advanced Nursing 17: 1992, pp.
723-727.