FASILITAS AGROWISATA TERINTEGRASI DENGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI AGA DI DESA SUKAWANA, KINTAMANI, BANGLI.

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016

FASILITAS AGROWISATA TERINTEGRASI
DENGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI AGA
DI DESA SUKAWANA, KINTAMANI, BANGLI

Oleh :
I PUTU ARYS WIRA WICAKSANA
1204205004

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
2016

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR


Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Periode Februari 2016

FASILITAS AGROWISATA TERINTEGRASI
DENGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI AGA
DI DESA SUKAWANA, KINTAMANI, BANGLI

Oleh :
I PUTU ARYS WIRA WICAKSANA
1204205004

Dosen Pembimbing:
1. Dr. Eng. I Wayan Kastawan, ST., MA.
2. Ir. Evert Edward Moniaga

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER)
2016


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR
Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali
 (0361) 703384, 703320 Fax : 703384
www.ar.unud.ac.id

PERNYATAAN

Judul Tugas Akhir

Nama
NIM
Program Studi
Periode

: Fasilitas Agrowisata Terintegrasi dengan
Permukiman Tradisonal Bali Aga di Desa

Sukawana, Kintamani, Bangli
: I Putu Arys Wira Wicaksana
: 1204205004
: Arsitektur
: Pebruari 2016

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak terdapat karya pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan di dalam daftar pustaka.

Denpasar, 13 Juni 2016

I Putu Arys Wira Wicaksana
NIM. 1204205004

ABSTRAK

ABSTRACT

Agrotourism is a part of tourism which gives an interesting experience in
travelling since its field has natural background and many kinds of plant.
Agrotourism also can relate with many aspects such as culture, customs,
architecture, and other aspects. Traditional residence can be used as a tourism
which is integrated with agrotourism itself and it can be seen from some potential
influences in that location and site. Sukawana is one village which has them.
People in Sukawana village have large plantation field and many kind of
commodities such as orange, coffe, and clove. Sukawana village also has
characteristics in its architecture which can be seen in its unique and typical
traditional house. Shape of the house adjusts with the hilly condition site which
has hulu teben concept. Shape of saddle roof made from bamboo. House in
Sukawana also has different interior which is caused by its people activity.
However, there are some problem there such as bad sanitation and polluted air.
The total of registered population in Sukawana village are 117 families with 100
houses.
Keywords: residence, traditional, agrotourism, house, sukawana

ABSTRAK
Agrowisata merupakan bagian daripada wisata yang memberikan sebuah
pengalaman berwisata yang sangat menarik dikarenakan bidangnya

tersebut memiliki latar belakang alam yang luas dan berbagai macam
tumbuh tumbuhan. Agrowisata juga dapat dikaitkan dengan berbagai
macam bagian seperti halnya budaya, adat istiadat, arsitekturnya dan
bermacam macam hal lainnya. Permukiman tradisional juga dapat
dijadikan sebuah wisata yang terintegrasi dengan agrowisata itu sendiri
hal itu juga di lihat dari berbagai macam pengaruh potensi daripada lokasi
dan site tersebut. Sukawana merupakan salah satu desa yang memiliki hal
tersebut. Dimana penduduk daripada desa Sukawana memiliki lahan
perkebunan yang luas dan bermacam komoditi seperti jeruk, kopi, cengkeh.
i

Desa Sukawana juga memiliki karakteristik di bidang arsitektur yaitu
memiliki rumah tradisional yang unik dengan ke khasannya. Dimana bentuk
rumah yang menyesuaikan dengan keadaan tapak yang berbukit dengan
konsep huluteben. Bentuk atap plana dengan penutup bambu. Rumah
sukawana juga memiliki interor yang berbeda ini dikarenakan aktifitas dari
masyarakatnya. Namun terdapat juga masalah yaitu dimana kurangnya
sanitasi yang baik, dan udara yang sedikit tercemar.Adapun data penduduk
yang terdapat di desa sukawana yaitu 117 kk dengan kurang lebih terdapat
100 rumah warga.

Kata Kunci: permukiman, tradisional, agrowisata, rumah, sukawana

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Seminar Tugas Akhir ini dengan
judul “Fasilitas Agrowisata Terintegrasi dengan Permukiman Tradisional Bali Aga
di Desa Sukawana, Kintamani, Bangli” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan

laporan Seminar Tugas Akhir ini sebagai dasar dalam proses

perancangan selanjutnya dan merupakan salah satu proses yang harus dilalui sebagai
bagian dari mata kuliah Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana, yang diajukan untuk memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik.
Pada kesempatan ini, disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan dan
penyelesaian laporan ini. Secara khusus terima kasih diucapkan kepada :
1. Bapak Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Udayana.
2. Ibu Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik, Univeritas Udayana.
3. Bapak Ir. I Ketut Muliawan Salain, MT., selaku Dosen Pembimbing Akademik
4. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah
Seminar Tugas Akhir.
5. Bapak DR. Eng. I Wayan Kastawan, ST., MA. selaku Dosen Pembimbing I Mata
Kuliah Seminar Tugas Akhir.
6. Bapak Ir. Evert Edward Moniaga selaku Dosen Pembimbing II Mata Kuliah Seminar
Tugas Akhir.
7. Seluruh Staf Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Udayana yang telah
memberikan pengetahuan dan arahan selama perkuliahan
8. Bapak Drs. I Ketut Nonog selaku Kepala Desa Sukawana yang telah memberikan
banyak informasi mengenai Desa Sukawana.
9. Studio PT. Bikarma yang telah memberikan waktu dan tempatnya di dalam
penyelesaian Seminar Tugas Akhir ini.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana iii

10. Rekan-rekan kuliah, terutama mahasiswa Seminar TA periode 2015-2016 serta

mahasiswa arsitektur angkatan 2012 yang telah sangat banyak memberikan bantuan
selama proses perkuliahan.
11. Keluarga terutama kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan yang
sangat banyak baik dari segi moril maupun materiil.
12. Dan semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tak langsung dalam
penyusunan tugas ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Akhir kata mohon maaf atas kesalahan maupun kekeliruan yang terjadi, baik
pada saat mengumpulkan informasi terkait laporan ini maupun dalam penyusunannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat memenuhi fungsinya.

Denpasar, Mei 2016
Penulis,

I Putu Arys Wira Wicaksana
NIM. 1204205004

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana iv

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................
SURAT REVISI ..............................................................................................................
SURAT PERNYATAAN ................................................................................................
ABSTRAK ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 5
1.4 Metode Penelitian................................................................................................ 5
BAB

II

PEMAHAMAN


TERHADAP

“FASILITAS

AGROWISATA

TERINTEGRASI DENGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL”

2.1 Pengertian Agrowisata ........................................................................................ 7
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Agrowisata................................................. 10
2.1.2 Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Agrowisata .......................... 11
2.1.3 Jenis Klasifikasi Agrowisata .................................................................. 12
2.1.4 Tanaman yang Dibudidayakan .............................................................. 13
2.2 Permukiman Tradisional .................................................................................. 16
2.2.1 Hubungan Agrowisata dengan Permukiman Tradisional................... .. 18
2.3 Studi Banding .................................................................................................... 19
2.3.1 Bagus Agro Pelaga ................................................................................. 20
2.3.2 Aloevera Bali Agrowisata ...................................................................... 22
2.3.3 Permukiman Tradisional Desa Penglipuran,Kubu,Bangli, Bali ............ 24
2.4 Spesifikasi Umum Proyek ................................................................................. 24

2.4.1 Pengertian ............................................................................................ 24
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. v

2.4.2 Tujuan ................................................................................................... 25
2.4.3 Lingkup Kegiatan................................................................................... 25
2.4.4 Pelaku Kegiatan ..................................................................................... 26
2.4.5 Fungsi ..................................................................................................... 26
2.4.6 Fasilitas .................................................................................................. 27
2.4.7 Persyaratan ............................................................................................. 28
BAB III STUDI PERANCANGAN FASILITAS AGROWISATA
TERINTEGRASI DENGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI AGA DI
DESA SUKAWANA, KINTAMANI, BANGLI
3.1 Potensi Desa Sukawana Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli

29

3.1.1 Kondisi Fisik

29

3.1.2 Kondisi Non Fisik

38

3.2 Analisis SWOT

42

3.2.1 Strategi

44

3.2.2 Kesimpulan

46

3.3 Spesifikasi Khusus Proyek

46

BAB IV TEMA DAN PROGRAM PERENCANAAN
4.1. Tema

52

4.1.1. Penentuan Tema

53

4.1.2. Penjelasan Tema

54

4.1.3. Perwujudan Tema

54

4.2. Program Fungsional

55

4.2.1. Jenis Kegiatan

55

4.2.2. Pelaku Kegiatan dan Proses Kegiatan

57

4.2.3. Kebutuhan Ruang

61

4.2.4. Kapasitas Ruang

67

4.3. Program Performansi

69

4.3.1. Sifat, Suasana dan Persyaratan Ruang

69

4.3.2. Persyaratan Ruang

70

4.4. Program Arsitektural
4.4.1. Penentuan Besaran Ruang

72
72

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. vi

4.4.2. Hubungan Ruang

79

4.4.3. Pengelompokan Ruang

82

4.4.4. Sirkulasi Ruang

85

4.4.5. Organisasi Ruang

86

4.5. Program Tapak

87

4.5.1. Kebutuhan Luas Tapak

87

4.5.2. Penentuan Luas Tapak

87

4.5.3. Analisa Pemilihan Tapak

89

4.5.4. Analisis Tapak

92

4.5.5. Analisis Karakteristik Tapak

101

BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Perancangan Tapak ............................................................................ 102
5.1.1 Konsep Zoning Pada Tapak ................................................................. 102
5.1.2 Konsep Entrance Tapak ....................................................................... 104
5.1.3 Konsep Bentuk Massa Pada Tapak ...................................................... 106
5.1.4 Konsep Pola Massa Pada Tapak .......................................................... 109
5.1.5 Konsep Orientasi Massa Pada Tapak ................................................... 110
5.1.6 Konsep Sirkulasi Pada Tapak .............................................................. 111
5.1.7 Konsep Parkir....................................................................................... 112
5.1.8 Konsep Ruang Luar ............................................................................. 113
5.2 Konsep Perancangan Bangunan ...................................................................... 115
5.2.1 Konsep Zoning Bangunan.................................................................... 115
5.2.2 Konsep Entrance Bangunan ................................................................. 116
5.2.3 Konsep Sirkulasi Dalam Bangunan ..................................................... 117
5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan ................................................................ 119
5.2.5 Konsep Ruang Dalam .......................................................................... 122
5.2.6 Konsep Struktur Bangunan .................................................................. 126
5.2.7 Konsep Utilitas..................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. vii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh Agrowisata Di Kota Batu Malang .................................................. 7
Gambar 2.2 Contoh Agrowisata Ruangan Terbuka ....................................................... 8
Gambar 2.3 Contoh Agrowisata Ruangan Terbuka Buatan ............................................ 8
Gambar 2.4 Jeruk ......................................................................................................... 11
Gambar 2.5 Kopi ........................................................................................................... 12
Gambar 2.6 Cengkeh ..................................................................................................... 12
Gambar 2.7 Pengaplikasian Material Kayu .................................................................. 14
Gambar 2.8 Pengaplikasian Material Bambu pada Bangunan ..................................... 14
Gambar 2.9 Pengaplikasian Material Alang-alang pada Bangunan.............................. 15
Gambar 2.10 Pengaplikasian Material Batu Alam pada Bangunan ............................. 15
Gambar 2.11 Permukiman Tradisional Bali Aga .......................................................... 17
Gambar 2.12 Bentuk dan Pola Permukiman Tradisional .............................................. 18
Gambar 2.13 Suasana Pemandangan Bagus Agro Plaga .............................................. 19
Gambar 2.14 Siteplan Kasar Bagus Agro Plaga Agrowisata ........................................ 20
Gambar 2.15 Aloevera Bali Agrowisata ....................................................................... 21
Gambar 2.16 Siteplan Kasar Alovera Bali Agrowisata ................................................ 22
Gambar 2.17 Desa Penglipuran..................................................................................... 23
Gambar 2.18 Site Plan Desa Penglipuran ..................................................................... 24
Gambar 3.1 Peta Kabupaten Bangli dan Kecamatan Kintamani ................................. 30
Gambar 3.2 Komiditi di Kecamatan Kintamani ........................................................... 32
Gambar 3.3 Rumah Tradisional Pada Desa Bali Aga di Kecamatan Kintamani .......... 32
Gambar 3.4 Peta Desa Sukawana.................................................................................. 33
Gambar 3.5 Rumah Tradisional Desa Sukawana Br.Paketan dan Pola Permukiman ... 35
Gambar 3.6 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangli ............................. 36
Gambar 3.7 Rumah Tradisional Desa Sukawana, Kintamani, Bangli

42

Gambar 4.1 Proses Kegiatan Pengunjung yang Datang untuk Berekreasi

57

Gambar 4.2 Proses Kegiatan Pengunjung yang Datang untuk Membeli Produk

58

Gambar 4.3 Proses Kegiatan Pengunjung yang Datang untuk Menikmati Hidangan 58
Gambar 4.4 Proses Kegiatan Pengunjung yang Datang untuk Menginap

59

Gambar 4.5 Proses Kegiatan Pengelola Bidang Administrasi

59

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. viii

Gambar 4.6 Proses Kegiatan Penelola Bidang Service/Operasional

60

Gambar 4.7 Proses Kegiatan Distributor

61

Gambar 4.8 Hubungan Ruang Makro

79

Gambar 4.9 Hubungan Ruang Mikro Pengunjung

79

Gambar 4.10 Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Rekreasi

80

Gambar 4.11 Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Perdagangan

80

Gambar 4.12 Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Pelayanan Makanan dan Minuman 80
Gambar 4.13 Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Hunian

81

Gambar 4.14 Hubungan Ruang Mikro Pengelola Bidang Administrasi

81

Gambar 4.15 Hubungan Ruang Mikro Pengelola Bidang Service

81

Gambar 4.16 Hubungan Ruang Mikro Fasilitas Staff dan Karyawan

81

Gambar 4.17 Sirkulasi Ruang Pada Fasilitas Agrowisata

85

Gambar 4.18 Organisasi Ruang Pada Fasilitas Agrowisata

86

Gambar 4.19 Peta Desa Sukawana Beserta Alternatif Lokasi Site

88

Gambar 4.20 Lokasi Alternatif Site dilihat dari Google Maps

90

Gambar 4.21 Site Terpilih

91

Gambar 4.22 Potongan Site Fasilitas Agrowisata

93

Gambar 4.23 Analisa Klimatologi

94

Gambar 4.24 Analisa Kebisingan

95

Gambar 4.25 Analisa Vegetasi

96

Gambar 4.26 Analisa Utilitas

97

Gambar 4.27 Analisa BUA,KDB,Sempadan

98

Gambar 4.28 Analisa View

99

Gambar 4.29 Karakteristik Tapak Site

101

Gambar 5.1 Analisa Kontur Pada Tapak (alternatif 1) ............................................... 103
Gambar 5.2 Zoning Pada Tapak(alternatif 2) ............................................................. 103
Gambar 5.3 Zoning Pada Tapak.................................................................................. 104
Gambar 5.4 Letak Entrance Pada Tapak ..................................................................... 104
Gambar 5.5 Konsep Entrance Pada Tapak .................................................................. 105
Gambar 5.6 Konsep Bentuk Massa Faslitas Makan dan Minum Pada Tapak ............ 106
Gambar 5.7 Konsep Bentuk Massa Fasilitas Rekreasi Pada Tapak ............................ 107
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. ix

Gambar 5.8 Konsep Bentuk Massa Fasilitas Hunian Pada Tapak .............................. 107
Gambar 5.9 Konsep Bentuk Massa Fasilitas Umum Pada Tapak ............................... 108
Gambar 5.10 Konsep Bentuk Massa Fasilitas Pengelola Pada Tapak ........................ 108
Gambar 5.11 Pola Massa Pada Tapak ......................................................................... 109
Gambar 5.12 Orientasi Massa Fasilitas Hunian Pada Tapak ...................................... 110
Gambar 5.13 Sirkulasi Pada Tapak ............................................................................. 111
Gambar 5.14 Analisa Konsep Parkir Pada Tapak ....................................................... 112
Gambar 5.15 Pedestrian Pada Ruang Luar Fasilitas Agrowisata ................................ 113
Gambar 5.16 Selasar dan Rest Area Pada Fasilitas Agrowisata ................................. 114
Gambar 5.17 Gazebo Pada Fasilitas Ruang Luar ....................................................... 114
Gambar 5.18 Konsep Zoning Bangunan .................................................................... 116
Gambar 5.19 Konsep Entrance Pada Bangunan ......................................................... 117
Gambar 5.20 Sirkulasi Dalam Bangunan Pada Fasilitas Makan dan Minum ............. 118
Gambar 5.21 Sirkulasi Dalam Bangunan Pada Fasilitas Umum................................. 118
Gambar 5.22 Sirkulasi Dalam Bangunan Pada Fasilitas Pengelola ............................ 118
Gambar 5.23 Sirkulasi Dalam Bangunan Pada Fasilitas Hunian ................................ 119
Gambar 5.24 Sirkulasi Dalam Bangunan Pada Fasilitas Rekreasi .............................. 119
Gambar 5.25 Konsep Tampilan Bangunan Fasilitas Pelayanan Makan dan Minum . 120
Gambar 5.26 Konsep Tampilan Bangunan Fasilitas Hunian ..................................... 121
Gambar 5.27 Konsep Ruang Dalam Pada Fasilitas Hunian ........................................ 123
Gambar 5.28 Suasana Pada Fasilitas Pelayanan Makanan dan Minuman ................. 124
Gambar 5.29 Konsep Ruang Dalam Fasilitas Makan dan Minum ............................. 125
Gambar 5.30 Pondasi Telapak Pada Sub Structure ..................................................... 126
Gambar 5.31 Rangka Balok dan Kolom Pada Super Structure .................................. 127
Gambar 5.32 Rangka Bidang Pada Upper Structure ................................................. 127
Gambar 5.33 Sistem Penghawaan Cross Ventilation .................................................. 128
Gambar 5.34 Sistem Pencahayaan Alami ................................................................... 129
Gambar 5.35 Sistem Pencahayaan Buatan ................................................................. 129
Gambar 5.36 Sistem Penyedian Sumber Listrik ......................................................... 130
Gambar 5.37 Sistem Penyaluran Air Bersih ............................................................... 131
Gambar 5.38 Sistem Pembuangan Sampah ................................................................ 132
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. x

Gambar 5.39 Sistem Pemadam Kebakaran ................................................................ 133
Gambar 5.40 Sistem Penangkal Petir .......................................................................... 134

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Sukawana Berdasarkan Jenis Kelamin Bulan Agustus
2015 ............................................................................................................................... 38
Tabel 3.2 Jumlah Rumah Tangga Usaha di Desa Sukawana, Kecamatan Kintamani . 39
Tabel 3.3 Jumlah Data Kunjungan Wisnus dan Wisman Kurun waktu tahun 2014 ..... 40
Tabel 3.4 Hubungan Kekuatan,Kelemahan,Peluang,Tantangan .................................. 44
Tabel 3.5 Tanaman Buah .............................................................................................. 47
Tabel 3.6 Paket Fasilitas .............................................................................................. 50
Tabel 4.1 Kebutuhan Jenis Ruang ................................................................................ 61
Tabel 4.2 Jumlah Pengelola ......................................................................................... 68
Tabel 4.3 Persyaratan Ruang ........................................................................................ 70
Tabel 4.4 Besaran ruang ............................................................................................... 73
Tabel 4.5 Pengelompokan Ruang Bedasarkan Sifat, Jenis dan Tuntutan ..................... 82
Tabel 4.6 Pengelompokan Ruang Berdasarkan Fungsi Ruang ..................................... 83

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. xi

BAB I
PENDAHULUAN
Pada BAB I Pendahuluan ini, penulis akan memaparkan mengenai latar
belakang, rumusan masalah, tujuan serta metode penulisan dalam skripsi yang
berjudul Fasilitas Agrowisata Terintegrasi dengan Permukiman Tradisional Bali
Aga di Desa Sukawana, Kintamani, Bangli.

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan garis pantai yang luas dan sumber daya
laut yang melimpah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki tanah
serta lahan pertanian dan perkebunan yang subur membentang. Indonesia sebagai
negeri yang dilalui oleh garis khatulistiwa yang menjadikan negara ini dikaruniai
kekayaan alam. Berdasarkan letak Indonesia yang dilalui oleh garis khatulistiwa
tersebut menyebabkan Indonesia termasuk dalam zona iklim tropis dengan curah
hujan yang tinggi dan hanya terdapat dua musim di Indonesia yaitu musim hujan
dan musim kemarau. Indonesia dikenal juga sebagai negara agraris, karena
sebagian penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Dari survei di
lapangan jumlah tenaga di bidang pertanian pada tahun 2014 yaitu mencapai angka
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana . 1

35,76 juta atau 30,27 %. Data tersebut baru di dapatkan dari sektor pertanian primer
saja belum dari sektor pertanian sekunder ataupun tresier.
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor yang penting dikarenakan banyak
wisata alam yang disediakan oleh negara ini. Dan ini memungkinkan dimana
kedatangan tamu wisatawan mancanegara di Indonesia semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Kekayaan alam adalah komponen penting dalam pariwisata di
Indonesia. Sebagai negara agraris Indonesia tidak terlepas dari adanya
perkembangan pada hasil perkebunan dan pertanian. Pariwisata dan pertanian
merupakan dua hal yang saling berkaitan, dimana kedua hal tersebut dapat saling
mengisi dan menunjang dalam meningkatkan daya saing produk pariwisata dan
produk pertanian.
Kombinasi dengan permukiman tradisional yang menjadikan sebuah wisata
alam tersebut menjadi hidup dengan segala yang terdapat di dalamnya seperti
adanya aktifitas dari masyarakat itu sendiri bagaimana mereka mengelola dan
menjaga alam agar tetap asri dan indah kemudian bagaimana mereka menjadikan
alam tersebut sebagai sumber penghidupan mereka dan didapatkan juga timbal
balik daripada hal tersebut yaitu keuntungan dari dua pihak antara alam dan
lingkunganya tersebut.
Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia. Bali memiliki keindahan alam
yang tersebar hampir diseluruh pelosok daerahnya. Jumlah kedatangan wisatawan
mancanegara ke Bali semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bali juga tidak pernah
lepas dari arsitektur tradisional yang di milikinya, masyarakat mancanegara
berbondong bondong datang untuk melihat bagaimana masyarakat Bali beraktifitas
di dalam lingkungan tradisionalnya. Mulai dari awal mereka beraktifitas hingga
beristirahat. Kemudian adanya integrasi antara permukiman tradisional dengan
sektor perkebunan dan pertanian merupakan salah satu hal yang sangat berkaitan
dan ini merupakan hal baru yang dapat di bangun. Dalam data yang terdapat dalam
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, masih banyak yang menggantungkan
perekonomian utama dalam sektor pertanian. Tercatat jumlah yaitu 388.909 untuk
petani laki-laki dan 196.255 untuk petani perempuan di bidang sektor pertanian
belum lagi di bidang lainya seperti holtikultura, perkebunan , perikanan dll.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana . 2

Desa Sukawana merupakan desa yang berada di Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli. Luas wilayah dari Desa Sukawana secara keseluruhan adalah
3361 hektar dan merupakan daerah utara dari Kabupaten Bangli. Desa Sukawana
termasuk kedalam desa tradisional Bali Aga. Keadaan suhu yang dingin
memberikan potensi yang baik di bidang perkebunan dan kemudian masyarakat
juga dapat menikmati hasil dari pada perkebunan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana spesifikasi dari perencanaan agrowisata yang terintegrasi dengan
permukiman tradisional ?
2. Bagaimana pengadaan dan tema perencanaan dari agrowisata yang terintegrasi
dengan permukiman tradisional ?
3. Bagaimana program perencanaan yang dibutuhkan dalam merencanakan
agrowisata yang terintegrasi dengan permukiman tradisional?
4. Bagaimana konsep perancangan yang sesuai dengan agrowisata yang
terintegrasi dengan permukiman tradisional?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan Fasilitas Agrowisata Terintegrasi dengan Permukiman
Tradisional Bali Aga di Desa Sukawana, Kintamani, Bangli ini ialah sebagai
berikut:
1. Menjabarkan pengertian dan spesifikasi dari Fasilitas Agrowisata Terintegrasi
dengan Permukiman Tradisional Bali Aga di Desa Sukawana, Kintamani,
Bangli,
2. Mampu mengangkat potensi lokal sebagai Fasilitas Agrowisata Terintegrasi
dengan Permukiman Tradisional Bali Aga di Desa Sukawana, Kintamani,
Bangli,
3. Menjabarkan program perencanaan dari Fasilitas Agrowisata Terintegrasi
dengan Permukiman Tradisional Bali Aga di Desa Sukawana, Kintamani,
Bangli,

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana . 3

4. Mendapatkan konsep perancangan dari Fasilitas Agrowisata Terintegrasi dengan
Permukiman Tradisional Bali Aga di Desa Sukawana, Kintamani, Bangli yang
nantinya digunakan dalam tahap perancangan.
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu
teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan pemrograman.
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikelompokkan terdiri dari:
a. Interview/wawancara
Mengadakan wawancara dengan para ahli pihak-pihak terkait untuk
memperoleh data-data yang digunakan untuk pendekatan dan penganalisisan
data.
b. Survei Instansional
Pengumpulan data dari instansi-instansi pemerintah terkait yang berhubungan
dengan proyek yang akan dibuat, baik itu berupa peraturan atau kebijakan
maupun data-data lain yang dibutuhkan.
c. Studi Banding
Studi banding dilakukan pada fasilitas sejenis dengan pengamatan langsung
maupun melalui media lainnya (internet) dengan maksud untuk mendapatkan
gambaran mengenai fasilitas-fasilitas apa saja yang harus ada.
d. Dokumentasi
Melakukan pengumpulan arsip serta foto-foto yang menunjang penyusunan
konsep programatik seperti dokumentasi mengenai tapak bangunan dan
lingkungan di sekitarnya.
e. Studi literatur
Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses
perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal, koran,
internet, dan lain-lain.
2. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan terdiri dari:
a. Kompilasi data

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana . 4

Data yang telah dikumpulkan dikelompokkan dengan kriteria data masingmasing yang kemudian dicari kaitannya antara yang satu dengan yang
lainnya.
b. Analisis data
Berdasarkan

kompilasi

data,

dilakukan

analisis

dengan

berbagai

pertimbangan. Teknik analisis dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Kualitatif, yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data dan
membuat digramatik seperti menyimpulkan beberapa studi banding dan lainlain.
2) Kuantitatif, yaitu menganalisis data dengan cara perhitungan matematis.
Analisis Data yang akan digunakan di dalam proses perancangan ini adalah
dengan menyederhanakan seluruh data yang telah dikumpulkan, kemudian
menyajikannya secara sistematis. Selanjutnya, data-data tersebut diolah,
ditafsirkan dan kemudian digunakan dalam setiap proses perancangan yang
dilakukan.
c. Sintesis
Mengintegrasikan setiap permasalahan yang ada ke dalam kelompokkelompok beserta faktor pengaruhnya sebagai jalan keluar terbaik untuk
memecahkan permasalahan.
3. Teknik Penyimpulan Data
Pemrograman yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu:
a. Program Fungsional
Membahas mengenai suatu tahap penerjemahan secara sistematik, tujuan dan
sasaran organisasi kelompok atau perseorangan ke dalam hubungan antara
kegiatan dan civitasnya.
b. Program Performansi
Membahas mengenai persyaratan sebuah ruang baik dari segi pencahayaan,
penghawaan, sifat ruang, tuntutan ruang maupun persyaratan khusus yang
dimiliki setiap ruang tersebut.
c. Program Arsitektural
Membahas mengenai besaran ruang, hubungan ruang, sirkulasi ruang dan
organisasi ruang dari setiap ruang tersebut.
Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana . 5

BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP “FASILITAS AGROWISATA
TERINTEGRASI DENGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL”

Pada BAB II Pemahaman Terhadap Fasilitas Agrowisata Terintegrasi
dengan Permukiman Tradisional ini, penulis akan menjelaskan pengertian
mengenai Agrowisata, Sejarah Perkembangan Agrowisata di Indonesia, Faktorfaktor yang berhubungan dengan Agrowisata, Permukiman Tradisional, Tanaman
yang dibudidayakan, Hubungan Arsitektur dengan lingkungan, Hubungan
Arsitektur dengan Permukiman Tradisional,

serta contoh studi banding yang

menjelaskan tempat-tempat sejenis yang sudah ada sebelumnya.
2.1 Pengertian Agrowisata
Agrowisata adalah sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi
khusus pariwisata di usaha tani rumah tangga yang dapat berdampak ganda
terhadap aspek ekonomi dan aspek sosial dan permukaan (landscape) areal
pedesaan.
Agrowisata juga berarti pariwisata di bidang pertanian yang bertujuan
memberikan ilmu dan pengetahuan pengalaman mengenai wisata kebun dan

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 6

pertanian. Dimana pada Agrowisata tersebut juga terdapat fasilitas pertunjukan
didalam perternakan, perkebunan dan pertanian.
Agrowisata atau Agroturisme di Indonesia di definisikan sebagai sebuah
bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai
objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi
dan hubungan usaha di bidang pertanian dan perkebunan. Agrowisata merupakan
bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek
wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi,
dan hubungan usaha dibidang pertanian dan meningkatkan sumber daya alam yang
terdapat di dalamnya. Melalui pengembangan Agrowisata yang menonjolkan
budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan
pendapatan petani dan mensejahterakan masyarakat sekitar sambil melestarikan
sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous
knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya
(Deptan, 2005). Contoh Agrowisata dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 : Contoh Agrowista di Kota Batu Malang
Sumber :q-ec.bstatic.com diakses 6 Oktober 2015

Pada era ini, manusia di bumi hidupnya dipenuhi dengan kejenuhan, rutinitas
dan segudang kesibukan. Pengembangan Agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk
ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka (taman atau lansekap), atau
kombinasi antara keduanya. Tampilan Agrowisata ruangan tertutup dapat berupa
koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi
sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Sedangkan
Agrowisata Terbuka lebih kepada bagaimana menyaksikan alam.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 7

Selanjutnya Agrowisata ruangan terbuka dapat dikembangkan dalam dua
versi/pola, yaitu alami dan buatan, yang dapat dirinci sebagai berikut:
1. Agrowisata Ruang Terbuka Alami

Gambar 2.2: Contoh Agrowisata di Ruang Terbuka
Sumber :kabarindonesia.com diakses 6 Oktober 2015

Objek Agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada areal di mana
kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai
dengan kehidupan keseharian mereka seperti yang terlihat pada Gambar 2.2. Disini
masyarakat melakukan kegiatan apa yang mereka ingin kerjakan. Untuk
memberikan suasana kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang
dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai
estetika alaminya. Contoh Agrowisata terbuka alami adalah kawasan, Suku
Tengger di Jawa Timur, Bali dengan teknologi subaknya, dan Papua dengan
berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budi daya umbi-umbian.
2. Agrowisata Ruang Terbuka Buatan

Gambar 2.3: Contoh Agrowisata di Ruang Terbuka Buatan
Sumber : 3.bp.blogspot.com diakses 6 Oktober 2015

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 8

Kawasan Agrowisata ruang terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasankawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat.
Contoh Agrowisata ruang terbuka buatan dapat dilihat pada Gambar 2.3. Tata ruang
peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas pertanian
yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Demikian pula teknologi
yang diterapkan diambil dari budaya masyarakat lokal yang ada, diramu sedemikian
rupa sehingga dapat menghasilkan produk atraksi agrowisata yang menarik.
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Agrowisata
Agritourism bermula dari ecotourism. Ecotourism adalah yang paling cepat
bertumbuh diantara model pengembangan pariwisata yang lainnya di seluruh dunia,
dan memperoleh sambutan yang sangat serius. Ecotourism dikembangkan di negara
berkembang sebagai sebuah model pengembangan yang potensial untuk
memelihara sumber daya alam dan mendukung proses perbaikan ekonomi
masyarakat lokal. Ecotourism dapat menyediakan alternatif perbaikan ekonomi ke
aktivitas pengelolaan sumber daya, dan untuk memperoleh pendapatan bagi
masyarakat lokal.
Agritourism telah berhasil dikembangkan di Switzerland, Selandia Baru,
Australia, dan Austria. Sedangkan di USA baru tahap permulaan, dan baru
dikembangkan di California. Beberapa keluarga petani sedang merasakan bahwa
mereka dapat menambah pendapatan mereka dengan menawarkan pemondokan
bermalam, menerima manfaat dari kunjungan wisatawan (Rilla, 1999).
Pengembangan Agritourism merupakan kombinasi antara pertanian dan dunia
wisata untuk liburan di desa.
Objek agrowisata umumnya masih berupa hamparan suatu areal usaha
pertanian dari perusahaan-perusahaan besar yang dikelola secara modern dengan
nuansa barat dengan orientasi objek keindahan alam dan belum menonjolkan
atraksi keunikan/spesifikasi dari aktivitas lokal masyarakat.
Pengembangan pariwisata alam harus benar-benar dilakukan dengan penuh
kehati-hatian dan pengelolaan yang cermat, tidak terjebak dan tergiur pada
keuntungan ekonomi jangka pendek, tetapi harus berkembang secara berkelanjutan.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 9

2.1.2 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Agrowisata
Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan suatu Agrowisata
dalam kaitannya dengan atraksi yang ditawarkan sebagai objek wisata, menurut
Spillane (1994) untuk dapat mengembangkan suatu kawasan menjadi kawasan
pariwisata (termasuk juga Agrowisata) ada lima unsur yang harus dipenuhi seperti
dibawah ini:
1. Attractions
Dalam konteks pengembangan Agrowisata, atraksi yang dimaksud adalah,
hamparan kebun/lahan pertanian, keindahan alam, keindahan taman, budaya
petani tersebut serta segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas pertanian
tersebut.
2. Facilities
Fasilitas yang diperlukan mungkin penambahan sarana umum, telekomunikasi,
hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar.
3. Infrastructure
Infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk sistem pengairan, jaringan
komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal pengangkutan, sumber listrik dan
energi, system pembuangan kotoran/pembuangan air, jalan raya dan system
keamanan.
4. Transportation
Transportasi umum, bis-terminal, system keamanan penumpang, system
informasi perjalanan, tenaga kerja, kepastian tarif, peta kota/objek wisata.
5. Hospitality
Keramah-tamahan masyarakat akan menjadi cerminan keberhasilan sebuah
sistem pariwisata yang baik. Agrowisata juga disebut wisata yang memiliki kategori
aktif. Dimana dijelaskan di sini bahwa wisata aktif adalah wisata yang terlibat atau
bersentuhan langsung dengan daya tarik wisata. Pariwisata ini adalah wisata yang
dimana pelaku terlibat langsung di dalam peristiwa. Keterlibatan langsung para
wisatawan memberikan suasana khas bagi pariwisata, dan tentu saja menuntut
penanganan yang berbeda apalagi bila keterlibatan tersebut mengandung resiko
tinggi.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 10

Sedangkan untuk pemilihan lokasi wilayah pertanian yang akan dijadikan objek
Agrowisata perlu dipertimbangkan, di antaranya mempertimbangkan kemudahan
mencapai lokasi, karakteristik alam, sentra produksi pertanian, dan adanya kegiatan
Agroindustri.
2.1.3 Tanaman Yang Dibudidayakan
1.

Jeruk

Gambar 2.4: Jeruk
Sumber: sukawanabali.blogspot.co.id diakses 7 Oktober 2015

Jeruk umumnya di ambil dikarenakan rasa yang manis dan memiliki manfaat
dimana terdapat vitamin c yang melimpah, kemudian tanaman ini juga tumbuh di
perkebunan yang memiliki suhu udara yang sejuk dan biasanya terdapat di dataran
tinggi. Dapat diliht pada Gambar 2.4 Adapun karakteristik jeruk keprok:
a. Daun dan Batang, daunnya duduk saling berhadapan satu-satu, kecuali golongan
Poncirus yang terdapat tiga-tiga (trifoliata). Daunnya beraroma spesifik karena
mengandung minyak asiri (minyak terbang).
b. Akar, pohom jeruk memiliki akar tunggang bercabang besar panjang dan
memiliki beberapa akar rambut. Akar tunggang bila mencapai tanah keras atau
tanah berair akan berhenti. Namun bila tanah gembur dapat mencapai 4 m.
c. Bunga, bunga ke luar setelah berbentuk trubus (tunas muda) pada ujung-ujung
cabang secara tunggal. Warna mahkota bunga putih, pada ujungnya bercanggap
seperti bintang. Tanaman dapat berbunga sepanjang tahun, asalkan kondisi
ekosistemnya memenuhi syarat pembungaan.
d. Buah, buah matang 4-6 bulan setelah berbunga, biasanya terjadi pada bulan MeiJuni. Untuk jeruk besar, musim buah utama pada bulan Juni-September. Buah
jeruk tergolong berbiji banyak dan kulit buahnya banyak mengandung minyak
asiri. Buah jeruk umumnya berbentuk bulat.

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 11

e. Agroekologi, tanaman jeruk dapat ditanam di daerah dataran rendah hingga
dataran tinggi pada suhu 20-30 C. Jeruk keprok baik ditanam di ketinggian 1001.300m dpl dengan iklim relatif kering dan berada di tempat terbuka.
2. Kopi
Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan
ekstraksi biji tanaman kopi. Tanaman kopi dapat dilihat pada Gambar 2.5. Secara
umum terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika dan robusta. Biji kopi dapat diolah
menjadi minuman kopi yang memiliki rasa dan aroma yang menarik, kopi juga
dapat menurunkan resiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu dan
berbagai penyakit jantung.

Gambar 2.5: Kopi
Sumber: www.bali-bisnis.com diakses 7 Oktober 2015

Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik.
Sebagian besar kopi yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini.
Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis.
Kopi arabika tumbuh pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman
ini dapat tumbuh hingga 3 m bila kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh
optimalnya adalah 18-260C. Biji kopi yang dihasilkan berukuran cukup kecil dan
berwarna hijau hingga merah gelap.
1. Cengkeh

Gambar 2.6: Cengkeh
Sumber:sukawanabali.blogspot.co.id diakses 7 Oktober 2015

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 12

Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai
ekonominya. Baik sebagai rempah-rempah, bahan campuran rokok kretek atau
bahan dalam pembuatan minyak atsiri. Dalam proses pengolahan cengkeh,
sebelumnya perlu dijemur agar kering kurang lebih selama 4 sampai 5 hari. Dari
awal bibit ditanam hingga untuk mendapatkan hasil panen yang pertama
membutuhkan waktu 3 bulan, kemudian untuk panen-panen selanjutnya dapat
dipanen setiap tahun sekali. Harga jual dari cengkeh ini adalah Rp.50.000 sampai
Rp.100.000 per kilogramnya. Dapat dilihat pada Gambar 2.6 dimana cengkeh yang
sudah dikeringkan dan yang belum.
2.1.4 Hubungan Arsitektur dan Lingkungan
Atas dasar hubungan antara arsitektur dan lingkungannya maka perhatian
kepada

arsitektur

diahlihkan

kepada

arsitektur

kemanusiaan

yang

memperhitungkan juga keselarasan dengan alam maupun kepentingan manusia
penghuninya. Pembangunan menurut kebutuhan manusia itu dinamakan
pembangunan secara biologis atau arsitektur biologis. Biologis berasal dari kata
bios yang berarti alam kehidupan/alam tumbuh-tumbuhan dan logos berarti dunia
teratur atau dunia berakal. Istilah arsitektur biologis tersebut memperlihatkan
hubungan erat antara manusia dan lingkungan atau alam sekitar. Berikut dipaparkan
berbagai jenis bahan yang sesuai dengan konsep agrowisata diantaranya yaitu :
1. Kayu
Pilihan atas suatu bahan bangunan tergantung pada sifat-sifat biologis, teknis,
ekonomis dan keindahan. Kayu sebagai bahan bangunan biologis, maka perlulah
diketahui sifat-sifatnya sepenuhnya. Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan
dibutuhkan manusia. Diperkirakan abad-abad yang akan datang, kayu semakin
lama semakin dibutuhkan (Frick, 1991). Dari segi manfaatnya bagi kehidupan
manusia, kayu sebagai bahan bangunan biologis mempunyai sifat-sifat utama
antara lain:
a. Kayu merupakan sumber daya alam yang tidak akan habis apabila dikelola
dengan cara yang baik.
b. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses dan dijadikan barang lain.
c. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan-bahan
lain. Kayu dapat diolah menjadi berbagai material bangunan dalam bangunan,

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 13

yang membuat bangunan tersebut terkesan alami dan biologis. Pengaplikasian
material kayu dapat dilihat seperti pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 : Pengaplikasian Material Kayu
Sumber:www.karyakukusen.com diakses 6 Oktober 2015

2. Bambu
Pada umumnya bambu sebagai bahan bangunan biologis didapatkan hampir
di seluruh Indonesia. Bambu adalah bahan ramuan yang penting, sebagai pengganti
kayu. Bambu harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua dan berbintik putih
pada pangkalnya, berserat padat dengan permukaan yang mengkilap. Yang
termasuk jenis bambu tahan lama antara lain : bambu petung dan bambu gombong
untuk jenis besar, bambu andong dan bambu temen untuk jenis sedang, bambu apus
dan bambu tali untuk jenis kecil. Pengaplikasian material bambu dapat dilihat
seperti pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8: Pengaplikasian Material Bambu pada Bangunan
Sumber : www.designboom.com diakses 6 Oktober 2015

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 14

3. Alang-alang
Alang-alang adalah jenis rumput yang banyak ditemukan di daerah tropis. Akar
rimpangnya yang sulit dihancurkan, merusak tanaman-tanaman pertanian. Bijinya
sangat mudah disebarkan angin, sehingga dalam waktu singkat dapat menguasai
daerah yang luas. Atap alang-alang dibuat seperti atap rumbia. Rumput tersebut
dikeringkan terlebih dahulu. Oleh karena alang-alang kurang panjang daripada
rumbia, maka jalon berukuran lebih kecil. Pengaplikasian material alang-alang
dapat dilihat seperti pada Gambar 2.9.

Gambar2.9: Pengaplikasian Material Alang-alang pada Bangunan
Sumber : csglobe.com diakses 6 Oktober 2015

4. Batu Alam
Batu alam seperti bahan alam yang lain, tercipta dan terkandung dalam suatu
peredaran alam yang tertutup. Batu alam cocok untuk membuat dinding batu
sebagai dinding dari bahan biologis, terutama dinding batu alam yang kering.
Pengaplikasian material batu alam dapat dilihat seperti pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 : Pengaplikasian Material Batu Alam pada Bangunan
Sumber : bakoelbata.com diakses 6 Oktober 2015

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 15

Perencanaan arsitektur biologis dengan bahan bangunan biologis merupakan
suatu lintas ilmu yang melibatkan banyak ahli. Kerja sama yang baik antara ahli
yang terlibat akan memungkinkan optimalisasi dalam perencanaan. Yang
terpenting pada prinsip ini ialah ide sebagai dasar perencanaan meskipun terdapat
kesulitan-kesulitan, misalnya bahan bangunan, letak site, iklim, keuangan dan
sebagainya.
2.2

Permukiman Tradisional
Permukiaman dapat dikatakan sama seperti sarang dimana pada sarang

mahkluk hidup tumbuh dan berkembang kemudian mengetahui daerah sekitarnya ,
beradaptasi dengan lingkungannya. Dan lingkungannya disini dinamakan habitat
dimana habitat merupakan tempat makluk hidup berorganisasi melakukan segala
aspek yaitu dari aspek sosial, ekonomi, politik dan sebagainya. Dari analogi diatas
didapatkan bahwa permukiman diartikan sebagai perumahan atau kumpulan tempat
tinggal dengan segala unsur serta kegiatan yang berkaitan dan ada didalam
permukiman tersebut.
Kemudian menurut Charles Abram beliau mengartikan bahwa permukiman
tidak hanya tempat berlindung melainkan bagian daripada kehidupan komunitas
dan keseluruhan lingkungan sosial. Permukiman juga diartikan kumpulan dari
beberapa rumah dan manusioa yang menempatinya. Hal ini menandakan bahwa
permukiman telah ada sejak adanya masyarakat yang berbudaya. Terhadap pola
permukiman dapat dicatat adanya pendekatan ekologi yaitu, proses terbentuknya
relung (niche) dan gheto dalam proses biologiv yang mencoba menerangkan
terbentuknya pola permukiman. Dari susunan pola rumah yang di bentuk oleh
masyarakat bali aga juga memiliki keunikan ruang yaitu dimana setiap ruang
memiliki bentuk dan fungsi yang sangat focus di peruntukan.
2.2.1 Hubungan Agrowisata dengan Permukiman Tradisional
Agrowisata adalah kegiatan wisata yang memberikan pengalaman dan
pengetahuan dibidang perkebunan dan pertanian, dimana disini wisata yang
disajikan yaitu berkaitan dengan alam di sektor perkebunan dan pertanian adapun
hal ini dikarenakan pada desa tradisional merupakan desa yang memiliki potensi
agrowisata di sektor perkebunan dan pertanian ini dikarenakan demografi daripada

Seminar Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. 16

desa trad