Penilaian untuk Pembelajaran K13
Penilaian untuk Pembelajaran Abad
21
Belajar dari berbagai hasil penilaian
Nizam
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Information Age
21st Century
Learning
Neuroscience
Society
Society
Technology
Knowledge
knowledge society…
….creator…knowledge-worker
The future
70% urban dweller
Mega cities
Urban farming
Genomic medicine
Kecakapan Hidup Abad 21
21st Century learning:
• To know
• To do
Sp
irit
ua
• To be
l
• To live together
Critical thinking
Creativity
Communication
Collaboration
Learning
and
Innovatio
n Skills
So
sia
l
Kn
Information
Media, and
ICT literacy
Digital
literacy
Core
subjects
21st
Century
Context
ow
le
dg
e
Life and
career
skills
Flexibility
Sk
ills
Initiative
Leadership
Social-skills
Cross cultural
Productivity
Accountability
Life-long learner
Kerangka Kurikulum 2013
KONTEKS - SOCIAL CONSTRUCT
MATA PELAJARAN – KNOWLEDGE
CONTENT
M
P
ET
EN
S
I
er
t
ak si
r
Ka era
um si
N ra
s
ti e riti
L
K
r
i
ik
p
r t if
e
B ea si
a
Kr nik
u a
m
m
Ko sa
ja
r
Ke
KO
PJOK
Seni – Budaya
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Alam
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Matematika
PPKN
Pend Agama – Budi Pekerti
SDG
HAM
Demokrasi
Pancasila
Ke-Bhinnekaan
NKRI
Pengayaan Konteks & Kompetensi
Kemaritiman
Kesehatan
Reproduksi
Gender
mainstreaming
Ketahanan
Bencana
Bela Negara
Climate change
Anti Kekerasan
Bahaya Narkoba
Pengembangan Kecakapan Abad 21
Q
Questions: about
nature/human being
Inquiry & discovery
Proposed Explanations
HOW
WHAT
P
Problems: in adapting to the
environment
Design & invention strategies
Proposed solution
R
S T
Query-based learning
WHY
Problem/Project-based
learning
Student-centerd Reasoning
learning
Critical thinking
Creativity
Communication
Science
Collaboration
Collaborative
learning
Technology
Nizam, 2016
How learning works – membangun kompetensi abad 21
7 Research-based principles for smart teaching
Sekolah
aman
menyenangkan
menantang
Evaluasi diri
& refleksi
Course
Climate
Self directed
Learners
Comprehensive
assessment
knowledge
Assessment
Develop
Mastery
Pre-test
Prior
Knowing
&
organizin
g
Motivation
factors
Mind-mapping
Authentic assessment
Values
expectation
Adapted from: Ambrose, et.al, 2010
Tahapan mastery
MASTERY
KNOW
PRACTICE
ACQUIRE
integrating
skills
When to
apply
skills
CONSCIOUS
Competence
Component
skills
1
2
UNCONSCIOUS
Competence
3
CONSCIOUS
Incompetence
4
Adapted from: Ambrose et.al, 2010
UNCONSCIOUS
Incompetence
Pre-test
Prior knowledge
Formative Assessments
Assessment for & as learning
Summative Assessments
Acquired competency
Kerangka Sistem Penilaian Pendidikan
Sp
irit
•
•
•
•
ua
l
So
sia
Kompetensi dasar
l
• Sumatif
Kelas 4, 9
• Kelas 9, 12
Survei
• Sensus
PISA, TIMSS
• Oleh pemerintah
Benchmark
Internasional
Ujian
Terstand
ar
Nasional
Penilaia
n Kelas
• Formatif – diagnostik
• Harian oleh guru
• Penekanan qualitative feedback
Ke
tra
mp
siswa
ila
SK
L
21st cs
Penilaia
n
eksterna
l
AKSI/INA
P
•
•
•
•
•
n
• Formatif
• Summative
Pe
• Semua kelas
n
g
Penilaia
et•aSemesteran
n
hu tahun
• Akhir
an
Sekolah
• Akhir
jenjang
• Oleh sekolah
• PTK 4,8,11
Progress monitoring & evaluasi
Kelas 4,8,11
Survey atau sensus
Tahunan
Oleh pemerintah
PISA Framework
The Content
The PISA 2015 survey focused on science, with
reading, mathematics and collaborative problem
solving as minor areas of assessment. PISA 2015 also
included an assessment of young people’s financial
literacy, which was optional for countries and
economies.
PISA assesses not only whether students can
reproduce knowledge, but also whether they can
extrapolate from what they have learned and apply
their knowledge in new situations. It emphasizes the
mastery of processes, the understanding of
concepts, and the ability to function in various types
of situations.
PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Rerata
410
2009
2012
2015
403
402
400
396
390
386
380
370
397
383
382
375
371
360
350
Matematika
Membaca
Sains
Kenaikan mean pada matematika dan sains cukup menggembirakan, laju peningkatan
urutan ke-4. Bila terus dipertahankan pada 2030 capaian akan = negara-negara OECD
PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Median
370
2009
2012
359
2015
350
350
337
335
327
330
318
310
295
290
275
270
250
263
Matematika
Membaca
Sains
Untuk sistem yang sedang mengalami ekspansi (perluasan wajar 9 tahun, 12 tahun)
kenaikan median secara konsisten yang lebih cepat dari mean menunjukkan perbaikan
mutu pada sekolah-sekolah dengan kualitas rendah
Bias Sampel
Sebaran Rerata Sekolah
Internasional
95th
90th
75th
50th
25th
10th
5th
Thailand
Singapura
Indonesia
300
350
400
450
500
550
600
650
700
18.00
% Sekolah dengan rerata UN
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
3.65
4.00
1.65
2.00
0.00
0.81
0.18
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 55.0 60.0 65.0 70.0 75.0 80.0 85.0 90.0 95.0100.0
Rerata Nilai UN
Hanya 236 sekolah
dari 90.000
SMP/MTs/SMA/MA/S
MK Indonesia yang
disurvei.
Sekolah Indonesia
dengan capaian
PISA terbaik berada
di percentile 93
berdasarkan hasil
UN, artinya
terdapat 1397
SMA/SMK/MA
yang setara atau
LEBIH baik.
Note: jumlah
secondary school
di singapore hanya
163
61
SMP
MTs
SMA
MA
SMK
Sampel
2282
834
1581
521
1295
%
35%
13%
24%
8%
20%
Sains
384
368
429
410
403
Matematika
362
348
423
400
393
Membaca
375
373
434
416
404
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan akses dan kualitas
pendidikan yang inklusif
Kesimpulan
• Meski peningkatan capaian Indonesia cukup
signifikan, namun capaian secara umum masih
di bawah rerata OECD
• Bila peningkatan ini terus kita pertahankan,
maka pada tahun 2030 capaian kita akan
menyamai OECD
• Hal yang terpenting adalah bagaimana kita
melakukan tindak lanjut berdasar diagnosa
yang dihasilkan dari survei diagnostik PISA
• Siswa harus dibiasakan dengan soal-soal
kecakapan berpikir orde tinggi (HOTS)
TIMSS Framework
• Indonesia mengikuti grade-4 TIMSS
Math
Science
Content Domain
Percentage
Content Domain
Percentage
Life Science
45%
Number
50%
Physical Science
35%
Geometric Shapes & Measures
35%
Earth Science
20%
Data Display
20%
Cognitive
Domain
Knowing
Applying
Reasoning
Percentage
40%
40%
20%
Cognitive Domain
Percentage
Knowing
40%
Applying
40%
Reasoning
20%
TIMSS 2015: IPA & Matematika kelas
IV SD
Skor IPA
4 dari bawah
700
600
421
500
400
Singapore
Korea, Rep. of
Japan
Russian Federation
Hong Kong SAR
Chinese Taipei
Finland
Kazakhstan
Poland
United States
Slovenia
Hungary
Sweden
Norway (5)
Bulgaria
England
Czech Republic
Croatia
Ireland
Lithuania
Germany
Denmark
Serbia
Canada
Australia
Northern Ireland
Slovak Republic
Spain
Netherlands
Italy
Belgium (Flemish)
Portugal
New Zealand
TIMSS Scale Centerpoint
France
Turkey
Cyprus
Chile
Bahrain
United Arab Emirates
Georgia
Qatar
Oman
Iran, Islamic Rep. of
Indonesia
Saudi Arabia
Morocco
Kuwait
300
Skor Matematika
Singapore
Hong Kong SAR
Korea, Rep. of
Chinese Taipei
Japan
Northern Ireland
Russian Federation
Norway (5)
Ireland
Belgium (Flemish)
England
Kazakhstan
Portugal
Denmark
United States
Poland
Finland
Lithuania
Netherlands
Hungary
Czech Republic
Bulgaria
Cyprus
Germany
Slovenia
Sweden
Serbia
Australia
Canada
Italy
Spain
Croatia
TIMSS Scale Centerpoint
Slovak Republic
New Zealand
France
Turkey
Georgia
Chile
United Arab Emirates
Bahrain
Qatar
Iran, Islamic Rep. of
Oman
Indonesia
Jordan
Saudi Arabia
Morocco
South Africa (5)
Kuwait
300
Tahun 2015
Indonesia
mengikuti
TIMSS untuk
kelas 4 SD
(sebelumnya
ikut TIMSS kelas
8)
6 dari bawah
425
400
500
600
700
Terdapat 6% SD/MI
yang mutunya
setara atau lebih
baik dari best
performers
Indonesia dlm
TIMSS, yang setara
dengan lebih dari
9000 SD/MI
Yang mempengaruhi capaian: peran orang tua
Yang mempengaruhi capaian: latar
belakang sosek
Yang mempengaruhi capaian: attitude siswa &
kualitas pembelajaran
Yang mempengaruhi capaian: kondisi sekolah dan
sarpras
K
Soal ini sederhana
dan masuk kategori
low benchmark
Siswa diminta untuk
menuliskan
lambang bilangan
dari angka
terbilang.
Hanya (59% ) siswa
Indonesia mampu
menjawab benar.
Terendah ke -3 dan
di bawah rerata
internasional (87%)
Siswa
Indonesia
Unggul dalam
mengerjakan
soal
matematika
yang bersifat
eksplisit/langs
ung.
Disajikan
persamaan
matematika,
siswa diminta
mencari hasil
hitung dari
persamaan
tersebut.
Hanya 19% siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
benar soal ini.
Soal ini mengukur
kompetensi
tentang bangun
datar, mengetahui
panjang sisi jika
diketahui keliling
bangun. Tidak
adanya ilustrasi
gambar
tampaknya
menjadi faktor
siswa Indonesia
kesulitan
menyelesaikan
soal tersebut.
Skor Biologi TIMSS 1999-2011
600
550
500
450
400
350
1999
2003
2007
2011
Skor Biologi Indonesia dalam studi TIMSS menurun dari
siklus ke siklus. Hal serupa ditunjukkan pula oleh thailand
dan malaysia
Indonesia
internasional
morocco
south africa
Iran
Turkey
finlandia
USA
australia
malaysia
thailand
singapore
korea
japan
250
chinese taipei
300
Kompetensi Biologi yang diukur melalui
TIMSS
Hal yang diukur oleh TIMSS
dalam Biologi
Skor Biologi TIMSS 1999-2011
600
550
500
450
400
350
1999
2003
2007
2011
Skor Biologi Indonesia dalam studi TIMSS
menurun dari siklus ke siklus. Hal serupa
ditunjukkan pula oleh Thailand dan Malaysia
Indonesia
internasional
morocco
south africa
Iran
Turkey
finlandia
USA
australia
malaysia
thailand
singapore
korea
japan
250
chinese taipei
300
Dalam jangka panjang, mana dari hal-hal berikut yang
dapat meningkatkan daya kekebalan tubuh terhadap
penyakit?
A. Antibiotika
B. Vitamin
C. Vaksin
D. Sel darah merah
Level knowing tentang
kesehatan
John menderita diabetes.
Mana dari makanan berikut yang harus dihindari John?
A. Daging sapi
B. Telor
C. Susu
36% benar,
D. Jus buah
Peringkat 2
terendah
Seorang petani menanam jagung di ladang. Gulma
mulai tumbuh di antara benih-benih jagung. Jelaskan
mengapa gulma perlu disiangi?
Sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari,
namun siswa kesulitan
menjelaskan/menalar alasan
mencabut belukar
Beberapa jenis burung makan keong. Suatu
spesies keong yang hidup di hutan memiliki
cangkang warna gelap . Spesies keong yang
sama yang hidup di ladang memiliki warna
cangkang terang. Jelaskan bagaimana
perbedaan tersebut membantu keong untuk
bertahan (survive).
Level applying,
mengenai keragaman makhluk
hidup, adaptasi dan seleksi alam.
Kategori Low Benchmark
Pada soal
kategori low
benchmark seperti
disamping, 81%
siswa Indonesia
menjawab dengan
benar;
diatas rerata
Internasional
(69%)
Kategori Low Benchmark
Pada soal kategori
low benchmark
seperti di
samping, 61%
siswa Indonesia
mampu
menjawab benar,
jumlah ini
dibawah rerata
Internasional
(86%)
Kategori Advance Benchmark
Pada soal kategori
Advance
benchmark
yang mengukur
kemampuan
reasoning, sedikit
sekali siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
dengan benar
(11%), terendah
dibandingkan
negara-negara
lainnya
Kesimpulan
• Hasil TIMSS tahun 2015 untuk siswa kelas IV SD masih belum
menggembirakan (meski posisi Indonesia tak lagi juru kunci)
• Faktor yang berpengaruh pada capaian: kurikulum,
pembelajaran, guru, orang tua/keluarga, sikap siswa, latar
belakang sosek, sarpras
• Dari sisi lama pembelajaran siswa SD dan jam pelajaran
matematika Indonesia termasuk paling lama di antara
negara lainnya, tetapi kualitas pembelajaran perlu
ditingkatkan
• Sekitar 75% item yang diujikan dalam TIMSS telah
diajarkan di kelas IV SD (lebih tinggi dibanding Korea
Selatan yang hanya 68%), namun kedalaman pemahaman
masih kurang
Ujian Nasional
• Merupakan ujian terstandar nasional untuk
mengukur capaian pembelajaran siswa pada
beberapa mata pelajaran tertentu
• Penggunaan: beragam, mulai dari laporan capaian
siswa/kredensial (SHUN), pemetaan, pembinaan,
dsb. Mulai 2015 tidak lagi dipakai untuk kelulusan
• Laporan tidak hanya capaian tapi juga tingkat
anomali/kemungkinan tidak obyektifnya
pelaksanaan ujian, melalui pengukuran Indeks
Integritas Ujian Nasional (IIUN)
Ringkasan Hasil UN - SMA/MA Tahun
2015/2016
NR >85: 0.91%
IPA: 793.938
70< NR < 85:
19.06%
55< NR < 70:
37.82%
Peserta UN SMA/MA
1.708.367
(19,962
sekolah)
NR < 55:42.20 %
Persentase yang belum
mencapai standar
masih tinggi
IPS: 844.910
Lainnya:
55.886
NR >85: 0.04 %
70< NR < 85:
10.61%
55< NR < 70:
35.40%
NR < 55: 53.95%
Dampak direleasenya IIUN th 2015
35%
Terjadi Peningkatan
IIUN
Direleasenya IIUN pada tahun 2015
mendorong sekolah makin jujur
dalam
ujian
•
Tahun lalu jenjang SMA
dengan IIUN>70 hanya
35%, tahun ini meningkat
menjadi 61%
•
IIUN mendorong sekolah
makin berintegritas dalam
menyelenggarakan UN
Catatan: IIUN mengukur kejujuran
dalam penyelenggaraan UN, TIDAK
MENGUKUR KEJUJURAN SEKOLAH!!
Meski hasil kajian lapangan
diperoleh fakta: sekolah dengan
IIUN tinggi memiliki budaya
kejujuran yang tinggi pula [UAD,
2016]
2015
30%
0
0
7
7
>50-70; 31%
35%
70-80; 19%
20%
>80; 15%
15%NA; 12%
25%
10%
5%
0%
UNBK; 1%
NA
50-70 >70-80
>80
2016
UNBK
61%
45%
>70-80; 40%
40%
35%
>50-70; 28%
30%
25%
20%
15%
>80; UNBK;
11% 10%
70-80
>80
UNBK
0
0
8
8
Siapa yang ikut UNBK 2016?
UNBK 2015; 11%
NA; 6%
80
• 52% SMA dengan IIUN
2015 80
• 58% SMA dengan IIUN
2015 80; 32%
IPA
>50-70; 20%
>70-80; 22%
UNBK 2015; 10%
NA; 5%
80; 27%
IPS
>50-70; 25%
>70-80; 22%
Validasi IIUN
Perubahan Capaian 2015-2016 SMA/MA jurusan IPA dari PBT-CBT berdasar IIUN
Dengan UNBK dihasilkan pengukuran capaian
yang lebih benar
•
•
•
75 75.09
Sekolah UNKP dengan IIUN
rendah di tahun 2015 yang
mengikuti UNBK tahun 2016
cenderung “terkoreksi”
nilainya.
Semakin rendah IIUN tahun
2015 semakin besar penurunan
nilai
setelah menggunakan UNBK
Terbukti IIUN mengukur tingkat
integritas dalam pelaksanaan
UN
UNBK meningkatkan kejujuran
ujian
70.27
70
67.85
-25,8
60
62.53
-16,9
55
-4.6
62.93
64.4
-7,8
54.75
50 49.24
50.96
Nilai
2015
45
40
69.02
-7,3
65
N
ilai U
NR
erataSek
olah(2015&2016
)
•
80
21
Belajar dari berbagai hasil penilaian
Nizam
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Information Age
21st Century
Learning
Neuroscience
Society
Society
Technology
Knowledge
knowledge society…
….creator…knowledge-worker
The future
70% urban dweller
Mega cities
Urban farming
Genomic medicine
Kecakapan Hidup Abad 21
21st Century learning:
• To know
• To do
Sp
irit
ua
• To be
l
• To live together
Critical thinking
Creativity
Communication
Collaboration
Learning
and
Innovatio
n Skills
So
sia
l
Kn
Information
Media, and
ICT literacy
Digital
literacy
Core
subjects
21st
Century
Context
ow
le
dg
e
Life and
career
skills
Flexibility
Sk
ills
Initiative
Leadership
Social-skills
Cross cultural
Productivity
Accountability
Life-long learner
Kerangka Kurikulum 2013
KONTEKS - SOCIAL CONSTRUCT
MATA PELAJARAN – KNOWLEDGE
CONTENT
M
P
ET
EN
S
I
er
t
ak si
r
Ka era
um si
N ra
s
ti e riti
L
K
r
i
ik
p
r t if
e
B ea si
a
Kr nik
u a
m
m
Ko sa
ja
r
Ke
KO
PJOK
Seni – Budaya
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Alam
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Matematika
PPKN
Pend Agama – Budi Pekerti
SDG
HAM
Demokrasi
Pancasila
Ke-Bhinnekaan
NKRI
Pengayaan Konteks & Kompetensi
Kemaritiman
Kesehatan
Reproduksi
Gender
mainstreaming
Ketahanan
Bencana
Bela Negara
Climate change
Anti Kekerasan
Bahaya Narkoba
Pengembangan Kecakapan Abad 21
Q
Questions: about
nature/human being
Inquiry & discovery
Proposed Explanations
HOW
WHAT
P
Problems: in adapting to the
environment
Design & invention strategies
Proposed solution
R
S T
Query-based learning
WHY
Problem/Project-based
learning
Student-centerd Reasoning
learning
Critical thinking
Creativity
Communication
Science
Collaboration
Collaborative
learning
Technology
Nizam, 2016
How learning works – membangun kompetensi abad 21
7 Research-based principles for smart teaching
Sekolah
aman
menyenangkan
menantang
Evaluasi diri
& refleksi
Course
Climate
Self directed
Learners
Comprehensive
assessment
knowledge
Assessment
Develop
Mastery
Pre-test
Prior
Knowing
&
organizin
g
Motivation
factors
Mind-mapping
Authentic assessment
Values
expectation
Adapted from: Ambrose, et.al, 2010
Tahapan mastery
MASTERY
KNOW
PRACTICE
ACQUIRE
integrating
skills
When to
apply
skills
CONSCIOUS
Competence
Component
skills
1
2
UNCONSCIOUS
Competence
3
CONSCIOUS
Incompetence
4
Adapted from: Ambrose et.al, 2010
UNCONSCIOUS
Incompetence
Pre-test
Prior knowledge
Formative Assessments
Assessment for & as learning
Summative Assessments
Acquired competency
Kerangka Sistem Penilaian Pendidikan
Sp
irit
•
•
•
•
ua
l
So
sia
Kompetensi dasar
l
• Sumatif
Kelas 4, 9
• Kelas 9, 12
Survei
• Sensus
PISA, TIMSS
• Oleh pemerintah
Benchmark
Internasional
Ujian
Terstand
ar
Nasional
Penilaia
n Kelas
• Formatif – diagnostik
• Harian oleh guru
• Penekanan qualitative feedback
Ke
tra
mp
siswa
ila
SK
L
21st cs
Penilaia
n
eksterna
l
AKSI/INA
P
•
•
•
•
•
n
• Formatif
• Summative
Pe
• Semua kelas
n
g
Penilaia
et•aSemesteran
n
hu tahun
• Akhir
an
Sekolah
• Akhir
jenjang
• Oleh sekolah
• PTK 4,8,11
Progress monitoring & evaluasi
Kelas 4,8,11
Survey atau sensus
Tahunan
Oleh pemerintah
PISA Framework
The Content
The PISA 2015 survey focused on science, with
reading, mathematics and collaborative problem
solving as minor areas of assessment. PISA 2015 also
included an assessment of young people’s financial
literacy, which was optional for countries and
economies.
PISA assesses not only whether students can
reproduce knowledge, but also whether they can
extrapolate from what they have learned and apply
their knowledge in new situations. It emphasizes the
mastery of processes, the understanding of
concepts, and the ability to function in various types
of situations.
PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Rerata
410
2009
2012
2015
403
402
400
396
390
386
380
370
397
383
382
375
371
360
350
Matematika
Membaca
Sains
Kenaikan mean pada matematika dan sains cukup menggembirakan, laju peningkatan
urutan ke-4. Bila terus dipertahankan pada 2030 capaian akan = negara-negara OECD
PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Median
370
2009
2012
359
2015
350
350
337
335
327
330
318
310
295
290
275
270
250
263
Matematika
Membaca
Sains
Untuk sistem yang sedang mengalami ekspansi (perluasan wajar 9 tahun, 12 tahun)
kenaikan median secara konsisten yang lebih cepat dari mean menunjukkan perbaikan
mutu pada sekolah-sekolah dengan kualitas rendah
Bias Sampel
Sebaran Rerata Sekolah
Internasional
95th
90th
75th
50th
25th
10th
5th
Thailand
Singapura
Indonesia
300
350
400
450
500
550
600
650
700
18.00
% Sekolah dengan rerata UN
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
3.65
4.00
1.65
2.00
0.00
0.81
0.18
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 55.0 60.0 65.0 70.0 75.0 80.0 85.0 90.0 95.0100.0
Rerata Nilai UN
Hanya 236 sekolah
dari 90.000
SMP/MTs/SMA/MA/S
MK Indonesia yang
disurvei.
Sekolah Indonesia
dengan capaian
PISA terbaik berada
di percentile 93
berdasarkan hasil
UN, artinya
terdapat 1397
SMA/SMK/MA
yang setara atau
LEBIH baik.
Note: jumlah
secondary school
di singapore hanya
163
61
SMP
MTs
SMA
MA
SMK
Sampel
2282
834
1581
521
1295
%
35%
13%
24%
8%
20%
Sains
384
368
429
410
403
Matematika
362
348
423
400
393
Membaca
375
373
434
416
404
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan akses dan kualitas
pendidikan yang inklusif
Kesimpulan
• Meski peningkatan capaian Indonesia cukup
signifikan, namun capaian secara umum masih
di bawah rerata OECD
• Bila peningkatan ini terus kita pertahankan,
maka pada tahun 2030 capaian kita akan
menyamai OECD
• Hal yang terpenting adalah bagaimana kita
melakukan tindak lanjut berdasar diagnosa
yang dihasilkan dari survei diagnostik PISA
• Siswa harus dibiasakan dengan soal-soal
kecakapan berpikir orde tinggi (HOTS)
TIMSS Framework
• Indonesia mengikuti grade-4 TIMSS
Math
Science
Content Domain
Percentage
Content Domain
Percentage
Life Science
45%
Number
50%
Physical Science
35%
Geometric Shapes & Measures
35%
Earth Science
20%
Data Display
20%
Cognitive
Domain
Knowing
Applying
Reasoning
Percentage
40%
40%
20%
Cognitive Domain
Percentage
Knowing
40%
Applying
40%
Reasoning
20%
TIMSS 2015: IPA & Matematika kelas
IV SD
Skor IPA
4 dari bawah
700
600
421
500
400
Singapore
Korea, Rep. of
Japan
Russian Federation
Hong Kong SAR
Chinese Taipei
Finland
Kazakhstan
Poland
United States
Slovenia
Hungary
Sweden
Norway (5)
Bulgaria
England
Czech Republic
Croatia
Ireland
Lithuania
Germany
Denmark
Serbia
Canada
Australia
Northern Ireland
Slovak Republic
Spain
Netherlands
Italy
Belgium (Flemish)
Portugal
New Zealand
TIMSS Scale Centerpoint
France
Turkey
Cyprus
Chile
Bahrain
United Arab Emirates
Georgia
Qatar
Oman
Iran, Islamic Rep. of
Indonesia
Saudi Arabia
Morocco
Kuwait
300
Skor Matematika
Singapore
Hong Kong SAR
Korea, Rep. of
Chinese Taipei
Japan
Northern Ireland
Russian Federation
Norway (5)
Ireland
Belgium (Flemish)
England
Kazakhstan
Portugal
Denmark
United States
Poland
Finland
Lithuania
Netherlands
Hungary
Czech Republic
Bulgaria
Cyprus
Germany
Slovenia
Sweden
Serbia
Australia
Canada
Italy
Spain
Croatia
TIMSS Scale Centerpoint
Slovak Republic
New Zealand
France
Turkey
Georgia
Chile
United Arab Emirates
Bahrain
Qatar
Iran, Islamic Rep. of
Oman
Indonesia
Jordan
Saudi Arabia
Morocco
South Africa (5)
Kuwait
300
Tahun 2015
Indonesia
mengikuti
TIMSS untuk
kelas 4 SD
(sebelumnya
ikut TIMSS kelas
8)
6 dari bawah
425
400
500
600
700
Terdapat 6% SD/MI
yang mutunya
setara atau lebih
baik dari best
performers
Indonesia dlm
TIMSS, yang setara
dengan lebih dari
9000 SD/MI
Yang mempengaruhi capaian: peran orang tua
Yang mempengaruhi capaian: latar
belakang sosek
Yang mempengaruhi capaian: attitude siswa &
kualitas pembelajaran
Yang mempengaruhi capaian: kondisi sekolah dan
sarpras
K
Soal ini sederhana
dan masuk kategori
low benchmark
Siswa diminta untuk
menuliskan
lambang bilangan
dari angka
terbilang.
Hanya (59% ) siswa
Indonesia mampu
menjawab benar.
Terendah ke -3 dan
di bawah rerata
internasional (87%)
Siswa
Indonesia
Unggul dalam
mengerjakan
soal
matematika
yang bersifat
eksplisit/langs
ung.
Disajikan
persamaan
matematika,
siswa diminta
mencari hasil
hitung dari
persamaan
tersebut.
Hanya 19% siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
benar soal ini.
Soal ini mengukur
kompetensi
tentang bangun
datar, mengetahui
panjang sisi jika
diketahui keliling
bangun. Tidak
adanya ilustrasi
gambar
tampaknya
menjadi faktor
siswa Indonesia
kesulitan
menyelesaikan
soal tersebut.
Skor Biologi TIMSS 1999-2011
600
550
500
450
400
350
1999
2003
2007
2011
Skor Biologi Indonesia dalam studi TIMSS menurun dari
siklus ke siklus. Hal serupa ditunjukkan pula oleh thailand
dan malaysia
Indonesia
internasional
morocco
south africa
Iran
Turkey
finlandia
USA
australia
malaysia
thailand
singapore
korea
japan
250
chinese taipei
300
Kompetensi Biologi yang diukur melalui
TIMSS
Hal yang diukur oleh TIMSS
dalam Biologi
Skor Biologi TIMSS 1999-2011
600
550
500
450
400
350
1999
2003
2007
2011
Skor Biologi Indonesia dalam studi TIMSS
menurun dari siklus ke siklus. Hal serupa
ditunjukkan pula oleh Thailand dan Malaysia
Indonesia
internasional
morocco
south africa
Iran
Turkey
finlandia
USA
australia
malaysia
thailand
singapore
korea
japan
250
chinese taipei
300
Dalam jangka panjang, mana dari hal-hal berikut yang
dapat meningkatkan daya kekebalan tubuh terhadap
penyakit?
A. Antibiotika
B. Vitamin
C. Vaksin
D. Sel darah merah
Level knowing tentang
kesehatan
John menderita diabetes.
Mana dari makanan berikut yang harus dihindari John?
A. Daging sapi
B. Telor
C. Susu
36% benar,
D. Jus buah
Peringkat 2
terendah
Seorang petani menanam jagung di ladang. Gulma
mulai tumbuh di antara benih-benih jagung. Jelaskan
mengapa gulma perlu disiangi?
Sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari,
namun siswa kesulitan
menjelaskan/menalar alasan
mencabut belukar
Beberapa jenis burung makan keong. Suatu
spesies keong yang hidup di hutan memiliki
cangkang warna gelap . Spesies keong yang
sama yang hidup di ladang memiliki warna
cangkang terang. Jelaskan bagaimana
perbedaan tersebut membantu keong untuk
bertahan (survive).
Level applying,
mengenai keragaman makhluk
hidup, adaptasi dan seleksi alam.
Kategori Low Benchmark
Pada soal
kategori low
benchmark seperti
disamping, 81%
siswa Indonesia
menjawab dengan
benar;
diatas rerata
Internasional
(69%)
Kategori Low Benchmark
Pada soal kategori
low benchmark
seperti di
samping, 61%
siswa Indonesia
mampu
menjawab benar,
jumlah ini
dibawah rerata
Internasional
(86%)
Kategori Advance Benchmark
Pada soal kategori
Advance
benchmark
yang mengukur
kemampuan
reasoning, sedikit
sekali siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
dengan benar
(11%), terendah
dibandingkan
negara-negara
lainnya
Kesimpulan
• Hasil TIMSS tahun 2015 untuk siswa kelas IV SD masih belum
menggembirakan (meski posisi Indonesia tak lagi juru kunci)
• Faktor yang berpengaruh pada capaian: kurikulum,
pembelajaran, guru, orang tua/keluarga, sikap siswa, latar
belakang sosek, sarpras
• Dari sisi lama pembelajaran siswa SD dan jam pelajaran
matematika Indonesia termasuk paling lama di antara
negara lainnya, tetapi kualitas pembelajaran perlu
ditingkatkan
• Sekitar 75% item yang diujikan dalam TIMSS telah
diajarkan di kelas IV SD (lebih tinggi dibanding Korea
Selatan yang hanya 68%), namun kedalaman pemahaman
masih kurang
Ujian Nasional
• Merupakan ujian terstandar nasional untuk
mengukur capaian pembelajaran siswa pada
beberapa mata pelajaran tertentu
• Penggunaan: beragam, mulai dari laporan capaian
siswa/kredensial (SHUN), pemetaan, pembinaan,
dsb. Mulai 2015 tidak lagi dipakai untuk kelulusan
• Laporan tidak hanya capaian tapi juga tingkat
anomali/kemungkinan tidak obyektifnya
pelaksanaan ujian, melalui pengukuran Indeks
Integritas Ujian Nasional (IIUN)
Ringkasan Hasil UN - SMA/MA Tahun
2015/2016
NR >85: 0.91%
IPA: 793.938
70< NR < 85:
19.06%
55< NR < 70:
37.82%
Peserta UN SMA/MA
1.708.367
(19,962
sekolah)
NR < 55:42.20 %
Persentase yang belum
mencapai standar
masih tinggi
IPS: 844.910
Lainnya:
55.886
NR >85: 0.04 %
70< NR < 85:
10.61%
55< NR < 70:
35.40%
NR < 55: 53.95%
Dampak direleasenya IIUN th 2015
35%
Terjadi Peningkatan
IIUN
Direleasenya IIUN pada tahun 2015
mendorong sekolah makin jujur
dalam
ujian
•
Tahun lalu jenjang SMA
dengan IIUN>70 hanya
35%, tahun ini meningkat
menjadi 61%
•
IIUN mendorong sekolah
makin berintegritas dalam
menyelenggarakan UN
Catatan: IIUN mengukur kejujuran
dalam penyelenggaraan UN, TIDAK
MENGUKUR KEJUJURAN SEKOLAH!!
Meski hasil kajian lapangan
diperoleh fakta: sekolah dengan
IIUN tinggi memiliki budaya
kejujuran yang tinggi pula [UAD,
2016]
2015
30%
0
0
7
7
>50-70; 31%
35%
70-80; 19%
20%
>80; 15%
15%NA; 12%
25%
10%
5%
0%
UNBK; 1%
NA
50-70 >70-80
>80
2016
UNBK
61%
45%
>70-80; 40%
40%
35%
>50-70; 28%
30%
25%
20%
15%
>80; UNBK;
11% 10%
70-80
>80
UNBK
0
0
8
8
Siapa yang ikut UNBK 2016?
UNBK 2015; 11%
NA; 6%
80
• 52% SMA dengan IIUN
2015 80
• 58% SMA dengan IIUN
2015 80; 32%
IPA
>50-70; 20%
>70-80; 22%
UNBK 2015; 10%
NA; 5%
80; 27%
IPS
>50-70; 25%
>70-80; 22%
Validasi IIUN
Perubahan Capaian 2015-2016 SMA/MA jurusan IPA dari PBT-CBT berdasar IIUN
Dengan UNBK dihasilkan pengukuran capaian
yang lebih benar
•
•
•
75 75.09
Sekolah UNKP dengan IIUN
rendah di tahun 2015 yang
mengikuti UNBK tahun 2016
cenderung “terkoreksi”
nilainya.
Semakin rendah IIUN tahun
2015 semakin besar penurunan
nilai
setelah menggunakan UNBK
Terbukti IIUN mengukur tingkat
integritas dalam pelaksanaan
UN
UNBK meningkatkan kejujuran
ujian
70.27
70
67.85
-25,8
60
62.53
-16,9
55
-4.6
62.93
64.4
-7,8
54.75
50 49.24
50.96
Nilai
2015
45
40
69.02
-7,3
65
N
ilai U
NR
erataSek
olah(2015&2016
)
•
80