ISOLASI NANOSELULOSA DARI BIOMASSA BATANG PISANG MENGGUNAKAN CAIRAN IONIK CIS-OLEIL-IMIDAZOLINIUM ASETAT.

(1)

Isolasi Nanoselulosa dari Biomassa Batang Pisang Menggunakan Cairan Ionik cis-Oleil-Imidazolinium Asetat

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh :

RADEN MUHAMMAD NASHRULLAH ABDUL ROZZAQ 0905635

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

ISOLASI NANOSELULOSA DARI BIOMASSA BATANG PISANG MENGGUNAKAN CAIRAN IONIK CIS-OLEIL-IMIDAZOLINIUM ASETAT

Oleh

Raden Muhammad Nashrullah Abdul Rozzaq

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Raden Muhammad Nashrullah Abdul Rozzaq 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

RADEN MUHAMMAD NASHRULLAH ABDUL ROZZAQ

ISOLASI NANOSELULOSA DARI BIOMASSA BATANG PISANG MENGGUNAKAN CAIRAN IONIK CIS-OLEIL-IMIDAZOLINIUM ASETAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing II

H. Budiman Anwar, S. Si., M. Si. NIP. 197003131997031004

Pembimbing I

Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir, M. Si. NIP. 196611211991031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir, M. Si. NIP. 196611211991031002


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan material nanoselulosa dengan memanfaatkan bahan baku lokal menggunakan cairan ionik dengan metode yang sederhana, murah dan ramah lingkungan. Bahan utama yang digunakan adalah limbah batang pisang sebagai sumber selulosa dan cairan ionik cis-oleil imidazolinium asetat sebagai pelarut. Tahap penelitian yang dilakukan adalah sintesis cairan ionik, isolasi nanoselulosa dan karakterisasi fisikokimia nanoselulosa. Garam imidazolinium disintesis melalui reaksi alkilasi/protonasi-kuartenerisasi dan pergantian anion terhadap senyawa fatty imidazolin berbasis asam lemak. Keberhasilan isolasi material diuji dengan melakukan karakterisasi menggunakan metode spektroskopi inframerah (FTIR), spektroskopi difraksi sinar-X (XRD) dan uji morfologi menggunakan analisis scanning mikroskop elektron (SEM). Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan keberhasilan sintesis cairan ionik cis-oleil imidazolinium asetat dan isolasi nanoselulosa. Data FTIR menunjukkan bahwa struktur nanoselulosa yang didapatkan adalah selulosa II. Hasil karakterisasi SEM menunjukkan nanoselulosa yang didapat memiliki morfologi spheres dengan aglomerasi terbaik pada perbandingan massa batang pisang dan cairan ionik 8:2. Hasil karakterisasi XRD pada rasio 8:2 mendapatkan puncak khas dari selulosa yaitu pada 2θ=22o dengan indeks kristalinitas 63% dan ukuran kristal 52,68 nm.


(5)

ABSTRACT

This research was conducted to obtain material nanocellulose by utilizing local raw materials using ionic liquids with a method that is simple, inexpensive and environmentally friendly. The main materials used are waste banana stems as a source of cellulose and the ionic liquid cis-oleyl imidazolinium acetate as solvent. Phase of the research is the synthesis of ionic liquids, nanocellulose isolation and physicochemical characterization of nanocellulose. Imidazolinium salt synthesized by the reaction of alkylation / protonation-quaternization and anion change of fatty imidazoline compounds based on fatty acids. Result of isolation material had been characterized by infrared spectroscopy (FTIR), X-ray diffraction spectroscopy (XRD) and the morphology test using scanning electron microscopy (SEM). FTIR characterization results showed the success of the ionic liquid synthesis of cis-oleyl imidazolinium acetate and nanocellulose isolation. FTIR data showed that the nanocellulose structure was obtained is cellulose II. SEM characterization results showed nanocellulose morphology is spheres by best agglomeration on banana stem mass ratio and ionic liquids 8:2. XRD characterization results at a ratio of 8:2 showed peaks that is identically of cellulose at 2θ = 22o with 63% of crystallinity index and crystal size was 52.68 nm.

Keywords : cellulose, banana stems, ionic liquid, cis-oleyl imidazolinium acetate, nanocellulose.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah . ... 4

1.3 Batasan Masalah Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Biomassa Batang Pisang sebagai Sumber Selulosa ... 6

2.2 Nanoselulosa ... 7

2.3 Cairan Ionik sebagai Pelarut dan Agen Hidrolisis Selulosa ... 9

2.4 Metode Sintesis Cairan Ionik ... 10

2.4.1 Reaksi Kuartenerisasi ... 11

2.4.2 Reaksi Pergantian Anion ... 11

2.5 Fatty Imidazolinium ... 12


(7)

BAB III METODE PENELITIAN ... 14

3.1Lokasi Penelitian ... 14

3.2 Sistematika Penelitian ... 14

3.2.1 Alat dan Bahan ... 15

3.2.2 Prosedur Penelitian ... 16

3.2.2.1 Sintesis Cairan Ionik cis-Oleil-Imidazolinium Asetat ... 16

3.2.2.2 Preparasi Biomassa Batang Pisang ... 18

3.2.2.3 Isolasi Nanoselulosa Batang Pisang ... 18

3.2.3 Karakterisasi Serat Biomassa Batang Pisang... 19

BAB IV PEMBAHASAN ... 21

4.1 Sintesis dan Karakterisasi Cairan Ionik Fatty Imidazolinium ... 21

4.1.1 Sintesis Cairan Ionik Fatty Imidazolinium ... 21

4.1.1.1 Sintesis Cairan Ionik cis-Oleil-Imidazolina ... 21

4.1.1.2 Sintesis Cairan Ionik cis-Oleil-Imidazolinium Iodida ... 22

4.1.1.3 Sintesis Cairan Ionik cis-Oleil-Imidazolinium Asetat ... 23

4.1.2 Karakterisasi Struktur Cairan Ionik Fatty Imidazolinium ... 25

4.1.2.1 Karakterisasi Struktur cis-Oleil-Imidazolina ... 25

4.1.2.2 Karakterisasi Struktur cis-Oleil-Imidazolinium Iodida ... 26

4.1.2.3 Karakterisasi Struktur cis-Oleil-Imidazolinium Asetat ... 27

4.2 Studi Isolasi Nanoselulosa Biomassa Batang Pisang ... 28

4.2.1 Analisis Menggunakan Instrument FTIR ... 28

4.2.2 Analisis Menggunakan Instrumen SEM ... 32


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1 Kesimpulan ... 39

5.2 Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

LAMPIRAN ... 44


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Kation Imidazolium A dan fatty imidazolinium B ... 4

Gambar 2.1 (a) Pohon Pisang dan (b) Batang Pisang ... 7

Gambar 2.2 Rantai Selulosa, Unit D – Glukosa dalam Ikatan β – 1,4 ... 7

Gambar 2.3 Mekanisme Hidrolisis Selulosa oleh Asam Kuat ... 8

Gambar 2.4 Reaksi Metatesis pada imidazolinium ... 12

Gambar 2.5 Struktur Kation (a) Imidazolium dan (b) fatty imidazolinium ... 12

Gambar 2.6 Mekanisme Pelarutan Selulosa Menggunakan Cairan Ionik ... 13

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ... 15

Gambar 4.1 Reaksi Sintesis cis-Oleil-Imidazoline ... 21

Gambar 4.2 cis-Oleil-Imidazoline ... 22

Gambar 4.3 Reaksi Metilasi-Kuartenerisasi pada cis-Oleil-Imidazoline ... 23

Gambar 4.4 cis-Oleil-Imidazolinium Iodida ... 23

Gambar 4.5 Reaksi Metatesis pada cis-Oleil-imidazolinium Iodida ... 24

Gambar 4.6 cis-Oleil-Imidazolinium Asetat ... 24

Gambar 4.7 Spektra FTIR DETA, Asam Oleat-cis dan cis-Oleil-Imidazolina. 25 Gambar 4.8 Persamaan Reaksi Uji Anion Iodida ... 26

Gambar 4.9 Spektra FTIR cis-Oleil-Imidazolina dan cis-Oleil-Imidazolinium Iodida ... 27

Gambar 4.10 Persamaan Reaksi Metatesis cis-Oleil-Imidazolinium Iodida ... 27

Gambar 4.11 Spektra FTIR cis-Oleil-Imidazolinium Iodida dan cis-Oleil-Imidazolinium Asetat ... 28

Gambar 4.12 Spektra FTIR Batang Pisang Sebelum Treatment ... 29


(10)

Gambar 4.14 Spektra FTIR Residu Hasil Treatment ... 30

Gambar 4.15 Struktur Lignin ... 30

Gambar 4.16 Spektra FTIR Filtrat Hasil Treatment ... 31

Gambar 4.17 Struktur Selulosa II ... 31

Gambar 4.18 Gambar SEM Hasil Treatment Menggunakan Cairan Ionik ... 32

Gambar 4.19 Mekanisme Hidrolisis Selulosa Batang Pisang ... 33

Gambar 4.20 Gambar SEM pada berbagai perbandingan massa ... 33

Gambar 4.21 Pembentukan Interaksi Ikatan Hidrogen Nanoselulosa ... 35


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Panen Pisang Indonesia (dalam Ha) ... 1

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil: Randemen dan Titik Leleh... 22


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Spektra FTIR DETA, Asam Oleat dan cis-Oleil-Imidazolina...44

Lampiran 2. Spektra FTIR cis-Oleil Imidazoline... 45

Lampiran 3. Spektra FTIR cis-Oleil imidazolinium Iodida... 46

Lampiran 4. Spektra FTIR cis-Oleil-Imidazolinium Asetat... 47

Lampiran 5. Spektra FTIR Batang Pisang... 48

Lampiran 6. Spektra FTIR Residu Hasil Treatment... 49

Lampiran 7. Spektra FTIR Filtrat Hasil Treatment... 50

Lampiran 8. Gambar SEM Retakan pada Serat Batang Pisang……….……... 51

Lampiran 9. Gambar SEM Pada Perbandingan Massa 1:8 …………... 52

Lampiran 10. Gambar SEM Pada Perbandingan Massa 1:4... 53

Lampiran 11. Gambar SEM Pada Perbandingan Massa 1:2... 54

Lampiran 12. Gambar SEM Pada Perbandingan Massa 2:2... 55

Lampiran 13. Gambar SEM Pada Perbandingan Massa 8:2... 56

Lampiran 14. Difraktogram XRD Batang Pisang... 57


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara agraris telah menjadi salah satu negara di dunia yang berkontribusi dalam produksi cocok tanam, seperti buah pisang. Sejumlah propinsi di Indonesia memproduksi pisang dalam jumlah yang sangat besar pertahunnya. Berikut merupakan tabel luas panen perkebunan pisang di 16 provinsi di Indonesia.

Tabel1.1 Luas Panen Pisang Indonesia (dalam Ha)

No Propinsi

Tahun

2000 2001 2002 2003 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Selatan Lampung Riau Jawa Timur Jawa Barat Jawa Tengah Banten Bali Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Maluku Utara 1096 1526 1434 3155 3659 867 10265 22899 11046 - 1886 1118 711 569 4158 - 708 1705 1523 2911 4824 787 10515 19591 9380 3686 2311 1464 936 883 4281 98 562 2368 1032 2382 5833 829 10141 16347 8643 4362 2314 635 1380 928 4027 911 1790 3118 715 2760 7587 1242 15727 15446 7981 3532 2524 1448 2039 1271 2881 6984 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Bina Produksi

Hortikultura, 2005

Dengan luas panen yang besar akan memberikan jumlah limbah batang pisang yang besar, karena setelah pemanenan maka akan dilakukan pemotongan


(14)

2

batang pisang hingga setinggi satu meter di atas permukaan tanah agar tunas dapat tumbuh kembali.

Telah dilakukan berbagai usaha untuk mengolah limbah batang pisang tersebut, seperti diolah menjadi pakan ternak, pupuk organik dan serat digunakan sebagai benang. Batang pisang memiliki kandungan selulosa sebesar 63-64 %, hemiselulosa 20%, lignin 5 %, dan 11-12% penyusun lainnya (Roliadi dan Anggraini, 2010). Karena itu, limbah batang pisang dapat diolah tidak hanya sekedar menjadi pakan ternak ataupun pupuk organik. Dengan kadar selulosa yang cukup besar batang pisang dapat dijadikan sebagai sumber selulosa.

Selulosa merupakan salah satu jenis polimer yang sangat melimpah di alam dan memiliki sifat yang dapat diperbaharui juga biodegradable. Polimer ini dapat dengan mudah ditemukan didalam kayu, kapas, rami, jerami, ampas tebu dan berbagai jenis bahan yang berasal dari tanaman (Habibi, et.al., 2010). Aplikasi dari selulosa banyak digunakan sebagai serat, kertas, film, membran dan di dalam berbagai industri polimer lainnya (Li, et.al., 2012).

Untuk meningkatkan sifat selulosa seperti modulus elastisitas, optik, luas area dan yang lainnya, maka ukuran kristalit selulosa perlu diperkecil menjadi skala nano yang dikenal dengan nanoselulosa (Peng, et.al., 2011). Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengisolasi nanoselulosa baik dengan menggunakan cara mekanik maupun kimia. Beberapa peneliti telah melakukan beberapa metoda mekanik seperti high-pressure homogenization (Li, et.al., 2012), cryocrushing (Ahola,et.al., 2008; Chakraborty, et.al., 2005) dan grinding (Okamura,et.al., 1998). Metoda kimia yang telah dikembangkan meliputi hidrolisis menggunakan asam kuat yang diawali dengan pre-treatment oleh senyawa alkali dan peroksida (Krishnamachari, et.al., 2011; Hasani, et.al., 2008; Zuluaga, et.al., 2009), hidrolisis menggunakan enzim (George, et.al., 2011; Ahola, et.al., 2008; Zang, et.al., 2012), dan menggunakan cairan ionik (Man, et.al., 2011; Murakami, et.al., 2007).

Penggunaan hidrolisis asam kuat, seperti H2SO4 dan HBr, dengan proses


(15)

3

senyawa alkali dan peroksida, seperti NaOH dan H2O2, untuk mendapatkan

nanoselulosa telah banyak dilakukan (Rosa, et.al., 2009; Zhang, et.al., 2012; Sadeghifar, et.al., 2011). Penggunaan metode tersebut memiliki beberapa kekurangan pada bahan kimia yang digunakan, yaitu: (i) tidak ramah lingkungan, (ii) beracun, dan (iii) tidak dapat digunakan kembali. Penggunaan metode hidrolisis asam kuat ini membutuhkan waktu dan langkah kerja yang cukup banyak sehingga tidak efisien bahan dan waktu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penggunaan cairan ionik digunakan sebagai pelarut untuk mendapatkan nanoselulosa menjadi jalan alternatif.

Cairan ionik, Ionic Liquids (IL’s), merupakan pelarut selulosa yang kini menjadi perhatian peneliti karena merupakan green solvent yang memiliki sifat renewable, biodegradable, tidak beracun, tidak mudah terbakar dan tidak mudah menguap (Sun, 2010). Isolasi selulosa menggunakan IL juga tidak memerlukan tahap pre-treatment sehingga lebih lebih efisien baik waktu maupun bahan (Frone, 2011). Telah dilaporkan beberapa penelitian isolasi selulosa dengan menggunakan cairan ionik yang berbeda (Swatloski,et.al., 2002; Zhu, et.al., 2006; Kilpelainen, et.al., 2007). Ning Sun (2010) melaporkan bahwa kelarutan selulosa di dalam cairan ionik dipengaruhi oleh jenis kation dan anion yang menyusunnya. Semakin kecil viskositas, ukuran, dan semakin besarnya kepolaran dari kation pada cairan ionik semakin meningkatkankan kelarutan selulosa. Pada kation yang sama, jenis anion yang dapat melarutkan selulosa lebih baik adalah anion asetat [OAc]-. Beberapa jenis IL telah dilaporkan untuk mengisolasi nanocelluose seperti butilmetilimidazolium sulfat, bmimHSO4 (Man, et.al., 2011) dan

butilmetilimidazolium klorida, bmimCl (Li, et.al., 2012).

Jenis cairan ionik yang kini sedang berkembang untuk mengisolasi nanoselulosa adalah cairan ionik berbasis garam imidazolium. Cairan ionk ini memiliki kekurangan dalam segi ekonomis (Hardian, 2010), karena proses sintesisnya cukup rumit. Cairan ionik berbasis imidazolium memiliki kemampuan hidrolisis yang sangat kuat, sehingga dapat memecah selulosa kedalam bentuk monomernya yaitu glukosa pada suhu ruang (Amarasekara dan Owereh, 2009).


(16)

4

Fatty imidazolinium yang memiliki struktur sangat mirip dengan imidazolium digunakan sebagai agen pelarut dan penghidrolisis alternatif. Perbedaan fatty imidazolinium dengan imidazolium (gambar 1.1) adalah tidak adanya ikatan rangkap dan gugus substituen pada N3 merupakan gugus asam lemak. Keberadaan

gugus asam lemak ini akan menyebabkan fatty imidazolinium menjadi lebih ruah dibandingkan dengan imidazolium dan tidak adanya ikatan rangkap diduga akan menyebabkan lebih terlokasinya muatan positif kation. Kedua faktor ini diduga akan menyebabkan kemampuan fatty imidazolinium melarutkan selulosa akan sebanding dengan imidazolium. Walaupun jika kemampuannya memecah selulosa menjadi monomer glukosa diduga tidak sekuat imidazolium, tetapi masih cukup kuat untuk memecah ukuran partikel menjadi lebih kecil.

4

3 2 1

N

C R X -N

CH2-CH2-NH-C-R

O

CH3

N

C R X -N R CH3 1 2 3 3

A B

Gambar 1.1 Struktur Kation Imidazolium A dan fatty imidazolinium B

Penelitian sebelumnya telah melakukan studi isolasi nanoselulosa dengan cairan ionik menggunakan material dasar mikroselulosa (Man, et.al., 2011; Murakami, et.al., 2007; Li, et.al., 2012). Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi nanoselulosa dari biomassa limbah batang pisang menggunakan cis-oleil imidazolinium asetat tanpa proses pre-treatment atau mengubahnya kedalam bentuk mikroselulosa terlebih dahulu.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:


(17)

5

1. Apakah cairan ionik cis-oleil imidazolinium asetat dapat mengisolasi nanoselulosa secara langsung dari biomassa limbah batang pisang?

2. Bagaimana mekanisme isolasi nanoselulosa secara langsung dari biomassa limbah batang pisang menggunakan cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat?

3. Bagaimana karakteristik nanoselulosa yang didapat berdasarkan interpretasi data FTIR, XRD dan SEM?

1.3Pembatasan Masalah Penelitian

Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai dan untuk menghindari adanya perluasan masalah, maka perlu dijelaskan tentang pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang terdapat dalampenelitian ini adalah: 1. Variabel yang digunakan adalah perbandingan massa antara batang pisang

dengan cairan ionik.

2. Karakteristik yang diuji adalah struktur, morfologi dan ukuran dari nanoselulosa.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendapatkan material nanoselulosa dari biomassa limbah batang pisang menggunakan cairan ionik. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui kemampuan cairan ionik cis-oleil imidazolinium asetat sebagai pelarut untuk mengisolasi nanoselulosa dari biomassa limbah batang pisang.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan dalam teknologi isolasi nanoselulosa dari biomasa limbah batang pisang dengan metode yang murah, mudah dan ramah lingkungan.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Januari sampai Mei 2013. Sintesis cairan ionik dan studi isolasi nanoselulosa dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Analisis menggunakan metode spektroskopi infra merah (Fourier Transform Infrared, FTIR) dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Analisis menggunakan scanning electron microscopy (SEM) dan X-ray diffraction (XRD) dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi dan Kelautan Bandung (PPP GL).

3.2 Sistematika Penelitian

Secara garis besar sistematika penelitian dibagi menjadi empat tahap yaitu preparasi (sintesis) cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat, karakterisasi cairan ionik, studi pelarutan dan rekonstitusi selulosa batang pisang dalam cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat dan tahap karakterisasi selulosa batang pisang sebelum dan setelah dilarutkan dalam cairan ionik cis oleil-imidazolinium asetat.

Secara keseluruhan penelitian dapat digambarkan seperti bagan alir berikut:


(19)

16

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

3.2.1. Alat dan Bahan Alat

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain: microwave Elecrolux 850W, alat-alat gelas, satu set alat refluks, corong Buchner, termometer raksa, Magnetic Stirrer, pemanas listrik, pompa vakum, satu set alat rotary evaporator, neraca analitik, aluminium foil, Penyaring 100 mesh, kertas saring Whattman 41. Alat-alat untuk karakterisasi hasil yang didapat digunakan instrument FTIR (SHIMADZU, FTIR-8400), XRD (PANalatycal, X’Pert PRO PW3040) dan SEM (JEOL JSM-6360LA).

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan untuk sintesis cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat dan proses isolasi nanoselulosa antara lain asam oleat-cis ekstrak pure (Merck), metil iodida p.a (Aldrich), dietilenatriamina p.a (Aldrich), metilen klorida teknis (Bratachem), etil asetat teknis (Bratachem), metanol teknis

 Rekonstitusi  Studi Isolasi

Batang Pisang

Nanoselulosa Batang Pisang

Sintesis Cairan Ionik FTIR

XRD FTIR

FTIR SEM XRD


(20)

17

(Bratachem), dan perak asetat p.a. (CV. Agung Menara), membrane selulosa-nitrat 0.45µm (Schleicher & Schuell).

3.2.2. Prosedur Penelitian

3.2.2.1Sintesis Cairan Ionik cis-Oleil-Imidazolinium Asetat Sintesis cis-Oleil-Imidazolinium Asetat

Sintesis cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat dibagi ke dalam tiga tahap diantaranya sintesis cis-oleil-Imidazolina, metilasi-kuartenerisasi dan reaksi metatesis. Dalam sintesis cis-oleil-Imidazolina digunakan metode microwave dan cis-oleil-imidazolinium iodida (metilasi-kuatenerisasi) digunakan metode refluks (Bajpai dan Tyagi, 2008).

Sintesis cis-Oleil-Imidazolina

Ke dalam gelas kimia pyrex ukuran 500 mL, dimasukkan 20 mmol dietilenatriamina, 40 mmol asam lemak (asam oleat-cis) dan diaduk hingga merata. Kemudian campuran pereaksi diiradiasi menggunakan microwave dengan daya 800W selama 30 detik.

Campuran reaksiyang didapat, selanjutnya didinginkan hingga mencapai suhu ruangan. Kemudian campuran dipindahkan ke dalam labu dasar bulat leher tiga. Etilasetat ditambahkan sebanyak 80 mL dan campuran kemudian dipanaskan sampai mendekati titik didih etilasetat (40°C), kurang lebih selama 30 menit. Campuran yang didapat kemudian disaring dalam keadaan panas menggunakan corong buchner yang dihubungkan dengan pompa vakum dan dilanjutkan dengan


(21)

18

pemekatan menggunakan evaporator untuk memisahkan pelarut etil asetat. Hasil dikarakterisasi menggunakan instrument FTIR.

Sintesis cis-Oleil-Imidazolinium Iodida

Sebanyak 1 mol cis-oleil-Imidazolina ditambahkan metilen klorida hingga larut dan kemudian dimasukkan ke dalam labu dasar bulat leher tiga yang telah dilapisi dengan alumunium foil. Kemudian ditambahkan 2 mol metil iodida kedalam labu dasar bulat dan direfluks pada suhu konstan 40oC sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer kurang lebih selama 4 jam. Kemudian hasil yang didapatkan didinginkan hingga mencapai suhu ruangan dan dilakukan pemekatan menggunakan evaporator pada suhu 80oC, selanjutnya dilakukan pengeringan didalam lemari asam dan karakterisasi menggunakan instrument FTIR.

Sintesis Cairan Ionik cis-Oleil-Imidazolinium Asetat

Sebanyak 0,01 mol cis-oleil imidazolinium iodida dimasukkan ke dalam gelas kimia yang telah dibungkus oleh alumunium foil kemudian dilarutkan dalam 100 mL metanol dan ditambahkan 0,01 mol AgCH3COO. Larutan diaduk

menggunakan magnetic stirrer selama 4 jam. Hasil yang diperoleh didekantasi, disaring menggunakan membran selulosa-nitrat dan diuapkan pada lemari asam hingga jenuh. Hasil yang diiperoleh dikarakterisasi menggunakan instrument FTIR.


(22)

19

3.2.2.2 Preparasi Biomassa Batang Pisang

Limbah batang pisang diambil dari perkebunan pisang, di Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia. Batang pisang yang didapat dicuci terlebih dahulu yang kemudian dikeringkan dibawah terik matahari. Setelah kering, serat selulosa dihaluskan menggunakan blender dan disaring menggunakan penyaring berukuran 100 mesh. Serat dikarakterisasi menggunakan metode spektroskopi FTIR dan XRD.

3.2.2.3Isolasi Nanoselulosa Batang Pisang

Pada bagian ini digunakan perbandingan massa batang pisang dan cairan ionik sebagai variabel bebas. Perbandingan massa yang digunakan adalah 1:8, 1:4, 1:2, 2:2 dan 8:2. Pelarutan dilakukan dengan pemanasan campuran batang pisang dan cairan ionik menggunakan microwave 100W selama 30 menit (setiap sepuluh menit distirring dengan kecepatan 115 rpm pada suhu 60oC). Kemudian, ditambahkan 5 mL metanol dan distirring 1000 rpm selama 5 menit dan dilakukan pengendapan selama 10 menit. Selanjutnya, dilakukan penyaringan dengan kertas saring sehingga didapatkan bagian residu dan filtratnya Hasil yang diperoleh kemudian dikarakterisasi menggunakan instrument FTIR, SEM dan XRD.


(23)

20

3.2.3 Karakterisasi Serat Biomassa Batang Pisang Sebelum dan Setelah Proses Isolasi

Kajian isolasi nanoselulosa dari biomassa batang pisang dibatasi pada struktur, morfologi, ukuran kristalin dan indeks kristalinitas. Struktur permukaan nanoselulosa dianalisa menggunakan alat SEM, kristalinitas nanoselulosa menggunakan alat XRD dan gugus fungsi menggunakan alat FTIR

Indeks kristalinitas dan ukuran kristalin dari nanoselulosa dapat diketahui dari hasil pengukuran menggunakan XRD . Penentuan indeks kristalinitas dengan menggunakan persamaan Segal:

dengan CrI adalah indeks kristalinitas dalam persen, dan adalah intensitas pada daerah puncak kristalin dan amorf (Yue, 2007). Untuk menentukan ukuran kristalin dengan menggunakan persamaan Scherrer:

dengan t adalah ukuran kristalin (nm), K adalah faktor koreksi (0,9), λ adalah panjang gelombang yang digunakan (nm), β merupakan sudut koreksi pada setengah luas daerah puncak maksimum (radian) dan θ adalah sudut difraksi (Yue, 2007).


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan hal-hal berikut:

1. Cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat mampu mengisolasi nanoselulosa dari biomassa batang pisang secara langsung.

2. Mekanisme isolasi nanoselulosa diketahui bahwa cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat mengganggu interaksi ikatan hidrogen intra- dan inter-molekul monomer glukosa dalam selulosa sehingga larut dalam cairan ionik. Kation cis-oleil-imidazolinium berinteraksi dengan ikatan glikosidik selulosa sehingga menyebabkan hidrolisis pada molekul selulosa membentuk selulosa dalam ukuran yang lebih kecil. Antar molekul selulosa yang telah terhidrolisis kemudian terjadi interaksi ikatan hidrogen kembali sehingga beraglomerasi dan membentuk nanospheres selulosa.

3. Nanoselulosa yang didapat bermofologi speheres dengan struktur selulosa II memiliki indeks kristalinitas 63% dan ukuran kristalin 52,68 nm.

5.2 Saran

Perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui perbandingan massa batang pisang dengan cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat yang optimal. Selain itu, karakterisasi lebih lanjut seperti kestabilan nanoselulosa terhadap


(25)

39

suhu, sifat elastisitas, regangan dan sifat optik perlu dipelajari lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik nanoselulosa lebih dalam. Juga perlu dilakukan penelitian aplikasi dari nanoselulosa yang didapat.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Ahola, S., Sterberg, O., Laine, J. (2008). Cellulose nanofibrils adsorption with poly(amideamine) epichlorohydrin studied by QCM-D and application as a paper strenth additive. Cellulose, 15, 303-314. Ahola, S., Turon, X., Laine, J., Rojas, O. J. (2008). Enzymatic Hydrolysis of

Native Cellulose Nanofibrils and Other Cellulose Model Films: Effect of Surface Structure. Langmuir, 24, 11592-11599.

Amarasekara, A. S., Owereh, O. S. (2009). Hydrolysis and Decomposition of Cellulose in Bronsted Acidic Ionic Liquids Under Mild Conditions. Ind. Eng. Chem. Res., 48, 10152-10155.

Chakraborty, A., Sain, M., Kortschot, M. (2005). Cellulose microfibrils: A novel method of preparation using high shear refining and cryocrushing. Holzforschung, 59, 102-107.

Cherian, B. M., Pothan, L. A., Nguyen-Chung, T., Menning, G., Kottaisamy, M., Thomas, S. (2008). A Novel Method for the Synthesis of Cellulose Nanofibril Whiskers from Banana Fibers and Characterization. J. Agric. Food Chem, 56, 5617–5627

Dee, S. J. and Bell, A. T. (2011). A Study of the Acid-Catalyzed Hydrolysis of Cellulose Dissolved in Ionic Liquids and the Factors Influencing the Dehydration of Glucose and the Formation of Humins. ChemSusChem, 4, 1166-1173.

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. (2005). Road Map Pisang Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pisang. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Indonesia.

Divya, B. dan Tyagi, V. K., (2008), Microwave Synthesis of Cationic Fatty Imidazolines and their Characterization. AOCS.

Frone, A. N., Panaitescu, D. M., Donescu, D. (2011). Some Aspects Concerning The Isolation Of Cellulose Micro- and Nano- Fibers. U.P.B. Sci. Bull, 73, 133-151

Forsstrom, U. (2012). From Nanocellulose Science towards Applications. TAPPI International Conference (pp. 1-31). Canda: TAPPI

Fahrurrozie A.,Sunarya, Y., Mudzakir, A. (2010). Efisiensi Inhibisi Cairan Ionik Turunan Imidazolin Sebagai Inhibitor Korosi Baja Karbon Dalam Larutan Elektrolit Jenuh Karbon Dioksida. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 20, 100-111.

George, J., Ramana, K. V., Bawa, A. S., Siddaramaiah (2011). Bacterial cellulose nanocrystals exhibiting high thermal stability and their polymer


(27)

41

nanocomposites. International Journal of Biological Macromolecules, 48, 50-57.

Gordon, C. M., 2003. Synthesis and Purification of Ionic Liquid, dalam Ionic Liquid in Synthesis. P. Wasserscheid dan T. Welton (Eds.), Wiley Verlag, Frankfurt.

Habibi, Y., Lucia, L. A., Rojas, O. J. (2010). Cellulose Nanocrystals: Chemistry, Self-Assembly, and Applications. Chemical Reviews, 10, 3479-3500.

Hardian, A., Mudzakir, A., Sumarna, O. (2010). Sintesis dan karakterisasi kristal cair ionik berbasis garam fatty imidazolinium sebagai elektrolit redoks pada sel surya tersensitisasi zat warna. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 1, 7-16.

Hasani, M., Cranston, E. D., Westman, G., Gray, D. G. (2008). Cationic surface functionalization of cellulose nanocrystals. The Royal Society of Chemistry, 4, 2238–2244.

Iskandar, F. (2009). Komposit Ganggang Hijau-Fatty Imidazolinium-Grafit sebagai Komponen Bifungsional Elektroda-Elektrolit. Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI.

Kilpelainen, I., Xie, H., King, A., Granstrom, M., Heikkinen, S., Argyopoulos, D. S. (2007). Dissolution of Wood in Ionic Liquids. J. Agric. Food Chem., 55, 9142-9148.

Krishnamachari, P., Hashaikeh, R., Chiesa, M., Gad el Rab, R. M. (2011). Effects of Acid Hydrolysis Time on Cellulose nanocrystals Properties: Nanoindentation and Thermogravimetric Studies. Cellulose Chemistry and Technology, 46, 13-18.

Li, J., Wei, X., Wang, X., Chen, J., Chang, G., Kong, L., Su, J., (2012). Homogeneous isolation of nanocellulose from sugarcane bagasse by high pressure homogenization. Carbohydrate Polymers, 90, 1609-1613.

Man, Z., Muhammad, N., Sarwono, A., Bustam, M. A., Kumar, M. V., Rafiq, S. (2011). Preparation of Cellulose Nanocrystals Using an Ionic Liquid. J. Polym. Environ., 19, 726–731.

Murakami, M., Kaneko, Y., Kadokawa, J. (2007). Preparation of cellulose-polymerized ionic liquid composite by in-situ polymerization of polymerizable ionic liquid in cellulose-dissolving solution. Carbohydrate Polymers, 69, 378–381.


(28)

42

Nuraini, L. (2010). The Utilization of Banana Stem (Musa sp.) As a Fiberboard Raw Material with Thermo-mechanical Treatment. Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado.

Okamura, Taniguchi, T., Keizo (1998). New films produced from microfibrillated natural fibres. Polymer International, 47, 291-294.

Peng, B. L., Dhar, N., Liu, H. L., Tam, K. C. (2011). Chemistry and Applications of Nanocrystalline Cellulose and its Derivatives: a Nanotechnology Perspective. CHEMICAL ENGINEERING, 9999, 1-16.

Roliadi, H. and Anggraini, D. (2010). Manufacturing of Fancy Paperboard from the Mixture of Empty Fruit Bunches (EFB) Pulp, Paper-Mill Sludge, and Banana Stem Pulp. J. Penerbit. Has. Hut , 28, 305-321. Rosa, M. F., Medeiros, E. S., Malmonge, J. A., Wood, D. F., Orts, W. J., Imam, S. H. (2009). Cellulose nanocrystals from coconut fiber: Preparation and Characterization. International Conference on Advanced Materials (p. 1). Rio de Jenerio: ICAM.

Sadeghifar, H., Filpponen, I., Clarke, S. P., Brougham, D. F., Argyopoulos, D. S. (2011). Production of cellulose nanocrystals using hydrobromic acid and click reactions on their surface. J Mater Sci, 1-12.

Sun, N. (2010). Dissolution And Processing of Cellulosic Materials With Ionic Liquids: Fundamentals and Application. Tuscaloosa: University of Alabama.

Swatloski, R. P., Spear, S. K., Holbrey, J. D., Rogers, R. D. (2002). Dissolution of Cellose with Ionic Liquids. J. AM. CHEM. SOC., 124, 4974-4975. Tyagi,R., Tyagi, V., Pandey, S. K. (2007). Imidazoline and Its Derivates : An

Overreview. Journal of Oleo Science, 5, 211-222.

Wahyuningrum, D., Achmad, S., Syah, Y. M., Buchari, Ariwahjoedi, B. (2008). The Synthesis of Imidazoline Derivative Compounds as Corrosion Inhibitor towards Carbon Steel in 1% NaCl Solution. ITB J. Sci., 40 A, 33-48.

Yue, Y. (2007). A Comparative Study of Cellulose I and II Fibers and Nanocrystals. Louisiana: Heilongjiang Institute of Science and Technology.

Zang, Y., Xue, G., Zhang, X., Zhao, Y. (2012). Enzymatic Preparation of Nanocrystalline Cellulose from Bamboo Fibers. Advanced Materials Research, 441, 754-758.

Zhang, Y., Lu, X. B., Gao, C., Lv, W. J., Yao, J. M. (2012). Preparation and Characterization of Nano Crystalline Cellulose from Bamboo Fibers by Controlled Cellulase Hydrolysis. Journal of Fiber Bioengineering & Informatics, 263-271.


(29)

43

Zhu, S., Wu, Y., Chen, Q., Yu, Z., Wang, C., Jin, S., Ding, Y., Wu, G. (2006). Dissolution of cellulose with ionic liquids and its application: a mini-review. Green Chemistry, 8, 325-327.

Zuluaga, R., Putaux, J. L., Cruz, J., Vélez, J., Mondragon, I., Gañán, P. (2009). Cellulose microfibrils from banana rachis: Effect of alkaline treatments on structural and morphological features. Carbohydrate Polymers, 76, 51-59.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan hal-hal berikut:

1. Cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat mampu mengisolasi nanoselulosa dari biomassa batang pisang secara langsung.

2. Mekanisme isolasi nanoselulosa diketahui bahwa cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat mengganggu interaksi ikatan hidrogen intra- dan inter-molekul monomer glukosa dalam selulosa sehingga larut dalam cairan ionik. Kation cis-oleil-imidazolinium berinteraksi dengan ikatan glikosidik selulosa sehingga menyebabkan hidrolisis pada molekul selulosa membentuk selulosa dalam ukuran yang lebih kecil. Antar molekul selulosa yang telah terhidrolisis kemudian terjadi interaksi ikatan hidrogen kembali sehingga beraglomerasi dan membentuk nanospheres selulosa.

3. Nanoselulosa yang didapat bermofologi speheres dengan struktur selulosa II memiliki indeks kristalinitas 63% dan ukuran kristalin 52,68 nm.

5.2 Saran

Perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui perbandingan massa batang pisang dengan cairan ionik cis-oleil-imidazolinium asetat yang optimal.


(2)

39

suhu, sifat elastisitas, regangan dan sifat optik perlu dipelajari lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik nanoselulosa lebih dalam. Juga perlu dilakukan penelitian aplikasi dari nanoselulosa yang didapat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahola, S., Sterberg, O., Laine, J. (2008). Cellulose nanofibrils adsorption with poly(amideamine) epichlorohydrin studied by QCM-D and application as a paper strenth additive. Cellulose, 15, 303-314. Ahola, S., Turon, X., Laine, J., Rojas, O. J. (2008). Enzymatic Hydrolysis of

Native Cellulose Nanofibrils and Other Cellulose Model Films: Effect of Surface Structure. Langmuir, 24, 11592-11599.

Amarasekara, A. S., Owereh, O. S. (2009). Hydrolysis and Decomposition of Cellulose in Bronsted Acidic Ionic Liquids Under Mild Conditions. Ind. Eng. Chem. Res., 48, 10152-10155.

Chakraborty, A., Sain, M., Kortschot, M. (2005). Cellulose microfibrils: A novel method of preparation using high shear refining and cryocrushing. Holzforschung, 59, 102-107.

Cherian, B. M., Pothan, L. A., Nguyen-Chung, T., Menning, G., Kottaisamy, M., Thomas, S. (2008). A Novel Method for the Synthesis of Cellulose Nanofibril Whiskers from Banana Fibers and Characterization. J. Agric. Food Chem, 56, 5617–5627

Dee, S. J. and Bell, A. T. (2011). A Study of the Acid-Catalyzed Hydrolysis of Cellulose Dissolved in Ionic Liquids and the Factors Influencing the Dehydration of Glucose and the Formation of Humins. ChemSusChem, 4, 1166-1173.

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. (2005). Road Map Pisang Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pisang. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Indonesia.

Divya, B. dan Tyagi, V. K., (2008), Microwave Synthesis of Cationic Fatty Imidazolines and their Characterization. AOCS.

Frone, A. N., Panaitescu, D. M., Donescu, D. (2011). Some Aspects Concerning The Isolation Of Cellulose Micro- and Nano- Fibers. U.P.B. Sci. Bull, 73, 133-151

Forsstrom, U. (2012). From Nanocellulose Science towards Applications. TAPPI International Conference (pp. 1-31). Canda: TAPPI

Fahrurrozie A.,Sunarya, Y., Mudzakir, A. (2010). Efisiensi Inhibisi Cairan Ionik Turunan Imidazolin Sebagai Inhibitor Korosi Baja Karbon Dalam Larutan Elektrolit Jenuh Karbon Dioksida. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 20, 100-111.


(4)

41

nanocomposites. International Journal of Biological

Macromolecules, 48, 50-57.

Gordon, C. M., 2003. Synthesis and Purification of Ionic Liquid, dalam Ionic Liquid in Synthesis. P. Wasserscheid dan T. Welton (Eds.), Wiley Verlag, Frankfurt.

Habibi, Y., Lucia, L. A., Rojas, O. J. (2010). Cellulose Nanocrystals: Chemistry, Self-Assembly, and Applications. Chemical Reviews, 10, 3479-3500.

Hardian, A., Mudzakir, A., Sumarna, O. (2010). Sintesis dan karakterisasi kristal cair ionik berbasis garam fatty imidazolinium sebagai elektrolit redoks pada sel surya tersensitisasi zat warna. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 1, 7-16.

Hasani, M., Cranston, E. D., Westman, G., Gray, D. G. (2008). Cationic surface functionalization of cellulose nanocrystals. The Royal Society of Chemistry, 4, 2238–2244.

Iskandar, F. (2009). Komposit Ganggang Hijau-Fatty Imidazolinium-Grafit sebagai Komponen Bifungsional Elektroda-Elektrolit. Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI.

Kilpelainen, I., Xie, H., King, A., Granstrom, M., Heikkinen, S., Argyopoulos, D. S. (2007). Dissolution of Wood in Ionic Liquids. J. Agric. Food Chem., 55, 9142-9148.

Krishnamachari, P., Hashaikeh, R., Chiesa, M., Gad el Rab, R. M. (2011). Effects of Acid Hydrolysis Time on Cellulose nanocrystals Properties:

Nanoindentation and Thermogravimetric Studies. Cellulose

Chemistry and Technology, 46, 13-18.

Li, J., Wei, X., Wang, X., Chen, J., Chang, G., Kong, L., Su, J., (2012). Homogeneous isolation of nanocellulose from sugarcane bagasse by high pressure homogenization. Carbohydrate Polymers, 90, 1609-1613.

Man, Z., Muhammad, N., Sarwono, A., Bustam, M. A., Kumar, M. V., Rafiq, S. (2011). Preparation of Cellulose Nanocrystals Using an Ionic Liquid. J. Polym. Environ., 19, 726–731.

Murakami, M., Kaneko, Y., Kadokawa, J. (2007). Preparation of cellulose-polymerized ionic liquid composite by in-situ polymerization of polymerizable ionic liquid in cellulose-dissolving solution. Carbohydrate Polymers, 69, 378–381.


(5)

Nuraini, L. (2010). The Utilization of Banana Stem (Musa sp.) As a Fiberboard Raw Material with Thermo-mechanical Treatment. Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado.

Okamura, Taniguchi, T., Keizo (1998). New films produced from microfibrillated natural fibres. Polymer International, 47, 291-294.

Peng, B. L., Dhar, N., Liu, H. L., Tam, K. C. (2011). Chemistry and Applications of Nanocrystalline Cellulose and its Derivatives: a Nanotechnology Perspective. CHEMICAL ENGINEERING, 9999, 1-16.

Roliadi, H. and Anggraini, D. (2010). Manufacturing of Fancy Paperboard from the Mixture of Empty Fruit Bunches (EFB) Pulp, Paper-Mill Sludge, and Banana Stem Pulp. J. Penerbit. Has. Hut , 28, 305-321. Rosa, M. F., Medeiros, E. S., Malmonge, J. A., Wood, D. F., Orts, W. J., Imam, S. H. (2009). Cellulose nanocrystals from coconut fiber: Preparation and Characterization. International Conference on Advanced Materials (p. 1). Rio de Jenerio: ICAM.

Sadeghifar, H., Filpponen, I., Clarke, S. P., Brougham, D. F., Argyopoulos, D. S. (2011). Production of cellulose nanocrystals using hydrobromic acid and click reactions on their surface. J Mater Sci, 1-12.

Sun, N. (2010). Dissolution And Processing of Cellulosic Materials With Ionic Liquids: Fundamentals and Application. Tuscaloosa: University of Alabama.

Swatloski, R. P., Spear, S. K., Holbrey, J. D., Rogers, R. D. (2002). Dissolution of Cellose with Ionic Liquids. J. AM. CHEM. SOC., 124, 4974-4975. Tyagi,R., Tyagi, V., Pandey, S. K. (2007). Imidazoline and Its Derivates : An

Overreview. Journal of Oleo Science, 5, 211-222.

Wahyuningrum, D., Achmad, S., Syah, Y. M., Buchari, Ariwahjoedi, B. (2008). The Synthesis of Imidazoline Derivative Compounds as Corrosion Inhibitor towards Carbon Steel in 1% NaCl Solution. ITB J. Sci., 40 A, 33-48.

Yue, Y. (2007). A Comparative Study of Cellulose I and II Fibers and Nanocrystals. Louisiana: Heilongjiang Institute of Science and Technology.

Zang, Y., Xue, G., Zhang, X., Zhao, Y. (2012). Enzymatic Preparation of

Nanocrystalline Cellulose from Bamboo Fibers. Advanced

Materials Research, 441, 754-758.

Zhang, Y., Lu, X. B., Gao, C., Lv, W. J., Yao, J. M. (2012). Preparation and Characterization of Nano Crystalline Cellulose from Bamboo Fibers


(6)

43

Zhu, S., Wu, Y., Chen, Q., Yu, Z., Wang, C., Jin, S., Ding, Y., Wu, G. (2006). Dissolution of cellulose with ionic liquids and its application: a mini-review. Green Chemistry, 8, 325-327.

Zuluaga, R., Putaux, J. L., Cruz, J., Vélez, J., Mondragon, I., Gañán, P. (2009). Cellulose microfibrils from banana rachis: Effect of alkaline treatments on structural and morphological features. Carbohydrate Polymers, 76, 51-59.