KORELASI KAPASITAS FUNGSIONAL UJI JALAN 6 MENIT DENGAN TAMPILAN HEMODINAMIK NON INVASIF PADA GAGAL JANTUNG.

UNIVERSITAS ANDALAS

KORELASI KAPASITAS FUNGSIONAL UJI JALAN 6 MENIT
DENGAN TAMPILAN HEMODINAMIK NON INVASIF
PADA GAGAL JANTUNG

TESIS

KINO
1023123004

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

i

ABSTRAK


Nama

: Kino

Program Studi : Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Judul

: Korelasi Kapasitas Fungsional Uji Jalan 6 Menit Dengan
Tampilan Hemodinamik Non Invasif Pada Gagal Jantung

Latar Belakang: Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks yang timbul
akibat kelainan struktur dan atau fungsi jantung. Gangguan fungsi ventrikel kiri
tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi kapasitas fungsional pada uji
jalan 6 menit. Data yang memperlihatkan korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6
menit dengan fungsi ventrikel kiri belum ada, sehingga diperlukan suatu penelitian
untuk menilai dan membuktikan hal tersebut.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik korelatif
dengan desain potong lintang. Subjek penelitian adalah pasien gagal jantung di
Instalasi Pusat Jantung RS. Dr. M. Djamil Padang dari bulan Maret hingga April
2014. Pasien gagal jantung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang

diambil secara konsekutif dilakukan pemeriksaan uji jalan 6 menit dan tampilan
hemodinamik non invasif segera setelah uji jalan 6 menit. Uji statistik korelasi
Pearson digunakan untuk menganalisa korelasi kapasitas fungsional dengan fraksi
ejeksi ventrikel kiri, volume sekuncup, curah jantung, cardiac index, dan resistensi
vaskular sistemik.
Hasil Penelitian: Sebanyak 67 pasien gagal jantung, pasien yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi terdapat sebanyak 22 pasien. Data Dasar dan demografi
memperlihatkan bahwa usia rerata subjek penelitian adalah 58.36 ± 8.37 tahun. Uji
jalan 6 menit yang dilakukan pada subjek penelitian memperlihatkan bahwa rerata
jarak tempuh uji jalan 6 menit adalah 328.09 ± 55.85 meter, dengan rerata kapasitas
fungsional 5.70 ± 1.03 mets. Analisis bivariat memperlihatkan hasil korelasi fraksi
ejeksi ventrikel kiri, volume sekuncup, curah jantung, cardiac index, dan resistensi
vaskular sistemik dengan kapasitas fungsional uji jalan 6 menit tidak bermakna
secara statistik, dengan nilai koefisien korelasi masing-masing sebesar -0.368 (p
0.092), 0.134 (p 0.552), -0.011 (p 0.962), -0.082 (p 0.718), dan -0.054 (p 0.812).
Kesimpulan: Tidak terdapat korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6 menit dengan
fraksi ejeksi ventrikel kiri, volume sekuncup, curah jantung, cardiac index, dan
resistensi vaskular sistemik pada gagal jantung.
Kata Kunci: Kapasitas fungsional uji jalan 6 menit, fraksi ejeksi ventrikel kiri,
volume sekuncup, curah jantung, cardiac index, resistensi vaskular sistemik.


viii

ABSTRACT

Name

: Kino

Study program : Cardiology and Vascular Medicine
Title

: Correlation of Six Minute Walking Test Functional Capacity
With Non Invasive Hemodynamic Performance In Heart failure

Background: Heart failure is a complex clinical syndrome arising from or
structural abnormalities and cardiac function. Impaired left ventricular function
indirectly affect the functional capacity of the 6 minute walking test. Data showing
the correlation of 6 minutes walking test functional capacity with no left ventricular
function, so we need a study to assess and prove it.

Methods: This study is an analytic correlative with cross sectional design. Subjects
were patients with diagnosis heart failure in Heart Center Installation of Dr. M.
Djamil General Hospital Padang from March to April 2014. Patients with heart
failure who meet the inclusion and exclusion criteria were taken consecutively
performed 6 minute walking test examination and non-invasive hemodynamic
performance immediately after the 6 minute walking test. Pearson correlation test
was used to analyze the functional capacity correlation with left ventricular ejection
fraction, stroke volume, cardiac output, cardiac index, and systemic vascular
resistance.
Results: A total of 67 patients with heart failure, patients who met the inclusion
and exclusion criteria are as many as 22 patients. Basic demographic data and
showed that the mean age of study subjects was 58.36 years ± 8.37. Six minute
walking test conducted on the subject showed that the mean distance of 6 minutes
walking test was 328.09 ± 55.85 meters, with a mean of functional capacity was
5.70 ± 1.03 mets. Bivariate analysis showed correlation results in left ventricular
ejection fraction, stroke volume, cardiac output, cardiac index , and systemic
vascular resistance to functional capacity of 6 minutes walking test was not
statistically significant, with a correlation coefficient of -0.368, respectively (p
0.092), 0.134 (p 0.552), -0.011 (p 0.962), -0.082 (p 0.718 ), and -0.054 (p 0.812).
Conclusions: There was no correlation of 6 minute walking test functional capacity

with left ventricular ejection fraction, stroke volume, cardiac output, cardiac index,
and systemic vascular resistance in heart failure.
Key words: Functional Capacity of 6 minute walking test, left ventricular ejection
fraction, stroke volume, cardiac output, cardiac index, systemic vascular resistance.

ix

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks yang timbul akibat
kelainan struktur dan atau fungsi jantung yang mengganggu kemampuan ventrikel
kiri dalam mengisi atau memompakan darah untuk memberikan oksigen pada
tingkat metabolisme jaringan.1,2
Kejadian gagal jantung semakin lama semakin meningkat seiring dengan
peningkatan usia pada populasi dan semakin banyaknya pasien dengan infark
miokard yang bertahan hidup.3 Gagal jantung terjadi sekitar 1-2 % dari populasi
orang dewasa di negara maju, dengan prevalensi yang meningkat hingga ≥10 %
pada pasien usia 70 tahun atau lebih. Hampir setengah dari pasien dengan gagal

jantung memiliki penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri. Prevalensi gagal jantung di
dunia terus meningkat, tiap tahunnya terdapat sekitar 750.000 kasus baru gagal
jantung.4,5,6 Data dari Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE)
Indonesia tahun 2006 menemukan 1687 kasus dalam satu tahun dirawat di 5 rumah
sakit di Indonesia. Data dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita tahun 2008
menunjukkan angka kematian di rumah sakit akibat gagal jantung 6-12% dan
perawatan rumah sakit berulang sekitar 29%.7 Gagal jantung merupakan penyebab
seringnya pasien dirawat di rumah sakit dan pasien dengan gejala memiliki angka
mortalitas satu tahun mendekati 45%.8
Pada gagal jantung kiri terdapat perubahan hemodinamik berupa
penurunan curah jantung, volume sekuncup, dan fraksi ejeksi. Perubahan tersebut
akan menyebabkan terjadinya gejala berupa sesak napas, fatique, dan intoleransi
latihan fisik. Pada gagal jantung, berkurangnya toleransi latihan merupakan faktor
utama penurunan fungsi sosial dan fisik serta kualitas hidup.8,9
Pada latihan fisiologis, ambilan oksigen (VO2) berhubungan langsung
dengan curah jantung yang menggambarkan korelasi antara kemampuan otot

1

rangka yang terlibat dalam latihan untuk mengekstraksi oksigen dalam darah dan

jumlah darah yang dipompakan jantung setiap menit. Secara tidak langsung
kemampuan tubuh dalam membawa dan menggunakan oksigen berhubungan
dengan kemampuan jantung untuk memompakan darah setiap menit. Peningkatan
kebutuhan oksigen pada latihan akan meningkatkan kemampuan jantung untuk
memompakan darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigenasi dan nutrisi
yang meningkat. Pada gagal jantung, gangguan kontraktilitas jantung akan
dikompensasi dengan perubahan denyut jantung, volume sekuncup dan resistensi
perifer, sehingga ambilan oksigen maksimal dan perubahan fisiologis yang terjadi
pada saat latihan menggambarkan kemampuan jantung dalam memompakan darah
keseluruh tubuh.10
Abnormalitas patofisiologi gagal jantung berhubungan dengan penurunan
kapasitas aerobik. Penelitan Arena R dkk memperlihatkan hubungan yang
signifikan antara curah jantung selama latihan dan VO2 maksimal pada populasi
gagal jantung. Secara rata-rata, VO2 maksimal menurun + 50% lebih rendah pada
pasien gagal jantung dibandingkan dengan orang sehat. Lebih lanjut, VO2 maksimal
ditemukan lebih rendah 25% pada pasien gagal jantung dibandingkan dengan
penyakit jantung koroner.11
Uji jalan 6 menit yang merupakan tipe latihan submaksimal dapat
digunakan untuk menilai kapasitas fungsional pada pasien dengan kelainan jantung
atau paru. Penilaian terhadap kemampuan berjalan sejauh mungkin selama 6 menit

merupakan uji yang bersifat sederhana, objektif, dan murah. Uji tersebut juga
mengindikasikan kemampuan aktifitas sehari-hari dan dapat dilakukan oleh pasien
usia lanjut, pasien gagal jantung dan penyakit paru.9 Pollentier B dkk menemukan
bahwa uji jalan 6 menit dapat memprediksi VO2 maksimal dan kapasitas fungsional
secara moderat pada pasien dengan gagal jantung yang dapat berjalan kurang dari
490 meter, dengan akurasi prediksi sebesar 83%-91%.12 Ross RM dkk melakukan
penelitian untuk menilai hubungan antara VO2 maksimal dengan jarak tempuh pada
uji jalan 6 menit. Penelitian ini menemukan hubungan keduanya yang terlihat dari
formulasi yang dapat memprediksikan VO2 puncak berdasarkan jarak tempuh pada

2

uji jalan 6 menit. Korelasi antara VO2 puncak dengan uji jalan 6 menit sebesar
0.59.13
Keterbatasan dalam kapasitas fungsional yang dinilai dengan uji jalan 6
menit pada gagal jantung berhubungan dengan dissinkronisasi global ventrikel
kiri.14 Gangguan fungsi ventrikel kiri tersebut akan mempengaruhi kemampuan
tubuh dalam membawa dan menggunakan oksigen, yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi kapasitas fungsional pada uji jalan 6 menit. Namun demikian, data
yang memperlihatkan korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6 menit dengan fungsi

ventrikel kiri belum ada, sehingga diperlukan suatu penelitian untuk menilai dan
membuktikan hal tersebut.

1.2. Rumusan Masalah
Apakah terdapat korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6 menit dengan
tampilan hemodinamik non invasif pada gagal jantung?

1.3. Hipotesis Penelitian
Terdapat korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6 menit dengan tampilan
hemodinamik non invasif pada gagal jantung.

1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6 menit dengan
tampilan hemodinamik non invasif pada gagal jantung.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6 menit dengan fraksi
ejeksi ventrikel kiri pada gagal jantung
2. Mengetahui korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6 menit dengan volume
sekuncup pada gagal jantung


3

3. Mengetahui korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6 menit dengan curah
jantung pada gagal jantung
4. Mengetahui korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6 menit dengan cardiac
index pada gagal jantung
5. Mengetahui korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6 menit dengan resistensi
vaskular sistemik pada gagal jantung

1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Akademik
Memberi informasi mengenai korelasi kapasitas fungsional uji jalan 6
menit dengan tampilan hemodinamik non invasif ventrikel kiri pada pasien gagal
jantung yang meliputi fraksi ejeksi ventrikel kiri, volume sekuncup, curah jantung,
cardiac index, dan resistensi sistemik.
1.5.2. Klinik
Sebagai pedoman dalam memperkirakan tampilan hemodinamik ventrikel
kiri pasien gagal jantung berdasarkan pemeriksaan kapasitas fungsional uji jalan 6
menit.

1.5.3. Masyarakat dan Pemerintah
Sebagai dasar pertimbangan bagi masyarakat dan pemerintah dalam
memperkirakan tampilan hemodinamik ventrikel kiri pasien gagal jantung
berdasarkan pemeriksaan kapasitas fungsional uji jalan 6 menit yang bersifat
sederhana, objektif, dan murah sehingga dapat dilakukan pada semua tingkat
pelayanan kesehatan primer.

4

1.6. Kerangka Konsep Penelitian

Gagal Jantung

Penurunan respon vasodilatasi
terhadap latihan

Peningkatan sistem
simpatis dan RAAS

Penurunan
kontraktilitas
miokardium

Penurunan respon β
adrenergik

Peningkatan resistensi
sistemik vaskular

Penurunan kemampuan meningkatkan EDV
dan menurunkan ESV

Denyut jantung
maksimal yang
rendah

Gangguan peningkatan
Volume sekuncup

Gangguan peningkatan
Curah Jantung

Peningkatan aliran
darah balik

Peningkatan kontraktilitas
jantung
Peningkatan denyut
jantung

Penurunan respon
parasimpatis

Vasodilatasi

Peningkatan respon
simpatis

Stimulasi mekano dan kemoreseptor

Medulla

Peningkatan aktifitas dan
metabolisme otot

Central Command

Uji Jalan 6 Menit

Gambar 1.1. Kerangka konsep penelitian gagal jantung dan uji jalan 6 menit.
RAAS: Renin Angiotensinogen, EDV: End Diastolic Volume, ESV: End Systolic
Volume.

5