PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN NYATA, VIRTUAL, DAN GABUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD.

(1)

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN NYATA, VIRTUAL, DAN GABUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI

TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Prodi Pendidikan Dasar, Konsentrasi IPA

Oleh

RIF’AT SHAFWATUL ANAM 1101256

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

============================================================== PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN NYATA, VIRTUAL, DAN

GABUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

Oleh

Rif’at Shafwatul Anam S.Pd UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Dasar (Konsentrasi IPA)

© Rif’at Shafwatul Anam 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN NYATA, VIRTUAL, DAN GABUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI

TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

DI SETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. Phil Ari Widodo, M. Ed. 196705271992031001

Pembimbing II,

Dr. Andi Suhandi, M. Si. 196908171994031003

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Dasar

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M. Pd. 196510011998022001


(4)

ii

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN NYATA, VIRTUAL, DAN GABUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI

TERHADAP PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

Rif’at Shafwatul Anam 1101256

ABSTRAK

Kelistrikan merupakan materi yang umum dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Namun, materi ini sulit untuk dipahami pada setiap tingkatan pendidikan karena karakteristiknya yang abstrak. Penggunaan metode ceramah membuat materi ini tetap sulit untuk dipahami. Agar lebih mudah dipahami dan dapat melatihkan keterampilan proses sains siswa materi ini sebaiknya dilakukan dengan metode eksperimen baik dengan eksperimen nyata, virtual, maupun gabungan. Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan perbandingan penggunaan metode Eksperimen Nyata-Virtual (ENV), Eksperimen Virtual (EV), dan Eksperimen Nyata (EN) dalam pembelajaran IPA berbasis inkuiri di Sekolah Dasar (SD) terhadap pencapaian kemampuan kognitif dan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa pada materi kelistrikan. Untuk mengetahui pencapaian kemampuan kognitif dan KPS siswa pada masing-masing kelas eksperimen baik ENV, EV, dan EN maka dilakukan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan metode penelitian Randomized Pretest-Postest Comparison Group Design. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI (enam) SD di Kota Bandung yang berjumlah 75 orang siswa yang terbagi dalam 3 kelas masing-masing berjumlah 25 orang siswa. Perlakuan (treatment) dilakukan sebanyak dua pertemuan pada setiap kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes berbentuk pilihan ganda baik untuk kemampuan kognitif maupun KPS siswa. Berdasarkan hasil perhitungan persentase skor rata-rata posttest pada kemampuan kognitif kelas ENV sebesar 78,6%; EV sebesar 79,3%; dan EN sebesar 72,9% ketiga hasil postest ini termasuk ke dalam pencapaian kategori sedang. Hasil perhitungan statistik parametrik dengan one-way Anova menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan. Dan untuk KPS didapatkan peresentase skor rata-rata posttest pada kelas ENV sebesar 73,3%; EV sebesar 73,1%; dan EN sebesar 72,7% yang ketiganya termasuk ke dalam pencapaian kategori sedang. Melalui uji statistik non parametrik dengan Kruskall Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ketiga kelas eksperimen memiliki pengaruh dan perbandingan yang sama baik pada kemampuan kognitif maupun keterampilan proses sains siswa.

Kata kunci: model inkuiri, eksperimen nyata-virtual, kemampuan kognitif, dan keterampilan proses sains.


(5)

vi

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN………. i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL…... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Rumusan Masalah……….. 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian……... 8

E. Asumsi dan Hipotesis Penelitian……… 8

F. Definisi Operasional………... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri………... 13

a. Definisi Inkuiri………... 14

b. Jenis-jenis Inkuiri………... 17

c. Tahapan Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri………... 18

B. Metode Eksperimen………... 20

a. Eksperimen Virtual……… 23

b. Eksperimen Nyata……….. 28

C. Kemampuan Kognitif……… 30

D. Keterampilan Proses Sains………. 35

E. Hubungan Antara Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri dengan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Proses Sains dalam Tiap Tahap Pembelajaran... 38

F. Deskripsi Materi Pokok Bahasan Kelistrikan……... 39

1. Konduktor dan Isolator Listrik……….. 39

2. Rangkaian Listrik………... 39

G. Keterkaitan Karakteristik Materi Kelistrikan dengan Metode Eksperimen Nyata, Virtual, dan Gabungan dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri... 41

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian……… 46

B. Subjek Penelitian……… 47

C. Instrumen Penelitian………... 47


(6)

vii

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tes Kemampuan Proses Sains………... 48

3. Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran………... 49

D. Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes……….. 49

1. Validitas Butir Soal………... 49

2. Reliabilitas Tes……….. 50

3. Tingkat Kemudahan Butir Soal………. 51

4. Daya Pembeda Butir Soal………. 52

E. Prosedur Penelitian………. 53

F. Teknik Analisis Data……….. 55

G. Hasil Judgment Instrumen……….. 59

H. Hasil Uji Coba Instrumen………... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kemampuan Kognitif Siswa……….. 66

1. Pengaruh Pembelajaran dengan Metode Eksperimen Nyata-Virtual (ENV), Eksperimen Virtual (EV), dan Eksperimen Nyata (EN) terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Siswa... 66

2. Perbandingan Pencapaian Kemampuan Kognitif... 67

3. Analisis Skor Rata-Rata Posttest Tiap Ranah Kognitif……….... 71

B. Keterampilan Proses Sains Siswa... 76

1. Pengaruh Pembelajaran dengan Metode Eksperimen Nyata-Virtual (ENV), Eksperimen Virtual (EV), dan Eksperimen Nyata (EN) terhadap Pencapaian Keterampilan Proses Sains Siswa... 76

2. Perbandingan Pencapaian Keterampilan Proses Sains (KPS)... 77

3. Analisis Skor Rata-Rata Posttest Tiap Aspek KPS... 81

C. Pembahasan……….... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN/REKOMENDASI A. Kesimpulan……… 96

B. Saran/Rekomendasi……….... 97

DAFTAR PUSTAKA………... 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

viii

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

1.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar... 12

2.1. Perbandingan Eksperimen Nyata dan Eksperimen Virtual……... 29

2.2. Taksonomi Bloom yang Telah direvisi Anderson dan Krathwohl….... 31

2.3. Jenis dan Indikator Keterampilan Proses Sains………. 37

2.4. Hubungan Antara Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri dengan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Proses Sains yang Dilatihkan dalam Proses Pembelajaran... 38

3.1. Skema Randomized Pretest-postest Comparison Group Design ……. 47

3.2. Martikulasi Soal Kemampuan Kognitif Kelistrikan………. 48

3.3. Martikulasi Soal Kemampuan Proses Sains Kelistrikan………... 48

3.4. Kategori Reliabilitas Tes... 51

3.5. Kategori Tingkat Kemudahan... 52

3.6. Kategori Daya Pembeda... 52

3.7. Interpretasi Rentang Nilai………...……… 55

3.8. Kriteria Keterlaksanaan Model……….. 56

3.9. Hasil Judgment Instrumen Tes Kemampuan Kognitif………. 59

3.10. Hasil Judgment Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains………….. 60

3.11. Hasil Ujicoba Soal Tes Kemampuan Kognitif………. 61

3.12. Hasil Ujicoba Soal Tes Keterampilan Proses Sains……….. 62

4.1. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran... 65

4.2. Rekapitulasi Analisis Statistik serta Peninjauan Normalitas, Homogenitas, dan Hipotesis Hasil Pretest Kemampuan Kognitif Ketiga Kelas Eksperimen ………... 68

4.3. Rekapitulasi Analisis Statistik serta Peninjauan Normalitas, Homogenitas, dan Hipotesis Hasil Postest Kemampuan Kognitif Ketiga Kelas Eksperimen ………... 69

4.4. Skor Rata-Rata Posttest Tiap Ranah Kognitif ………... 71

4.5. Rekapitulasi Analisis Statistik serta Peninjauan Normalitas, Homogenitas, dan Hipotesis Hasil Pretest KPS Ketiga Kelas Eksperimen ………... 78

4.6. Rekapitulasi Analisis Statistik serta Peninjauan Normalitas, Homogenitas dan Hipotesis Hasil Postest KPS Ketiga Kelas Eksperimen ...… 79


(8)

ix

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Eksperimen Virtual Menggunakan Program Phet………. 26

2.2. Eksperimen Nyata Menggunakan KIT Listrik... 29

2.3. Rangkaian Seri... 40

2.4. Rangkaian paralel... 41

4.1. Skor Pretes dan Posttest Kemampuan Kognitif Ketiga kelas Eksperimen... 66

4.2. Perbandingan Rata-rata Skor Postest untuk setiap Ranah Kognitf... 72

4.3. Skor Pretes dan Posttest Keterampilan Proses Sains Ketiga kelas Eksperimen... 76


(9)

x

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Perangkat Pembelajaran 2. Instrumen Penelitian

3. Data dan Analis Uji Coba Instrumen 4. Surat Keterangan Penelitian


(10)

1 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan kajian kuikulum pada pelajaran IPA, materi kelistrikan merupakan materi yang senantiasa muncul dan dipelajari oleh setiap tingkatan satuan pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menegah Atas (SMA). Salah satu alasan mengapa materi ini selalu dibahas/diajarkan pada setiap satuan pendidikan dikarenakan berkaitan erat dengan kehidupan siswa atau bersifat kontekstual.

Walaupun materi kelistrikan adalah topik ilmu yang umum dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Namun, materi ini sulit untuk dipahami, menurut Jaakola, et al (2005) kesulitan mengenai materi kelistrikan ini dialami oleh setiap tingkatan pendidikan. Sejumlah penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada materi ini memiliki banyak kesalahpahaman meskipun melalui metode dan pembelajaran yang berbeda. Hal ini bisa terjadi karena konsep listrik merupakan konsep yang abstrak sehingga sulit untuk dipahami oleh siswa (Baser dan Durmus, 2010). Dalam menguasai konsep-konsep kelistrikan yang abstrak tentu membutuhkan proses pembelajaran ideal yang dapat menanamkan pemahaman konsep secara utuh dan membekali siswa dengan keterampilan proses (BSNP, 2006).


(11)

2 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tidak terstruktur terhadap guru IPA di salah satu SD Negeri di kota Bandung utara menunjukkan bahwa 1).Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih dominan adalah metode ceramah, sedangkan metode eksperimen jarang sekali dilakukan; 2) Guru merasa kesulitan dalam menanamkan konsep IPA kepada siswa; 3) Siswa pun beranggapan bahwa pelajaran IPA merupakan pelajaran yang mengharuskannya untuk menghafal dan tidak berkaitan dengan kehidupannya; serta 4) Pada umumnya untuk materi kelistrikan siswa mengalami kesulitan dalam memahami karakteristik rangkaian listrik.

Anak usia Sekolah Dasar (SD) pada umumnya masih berfikir secara kongkret/nyata. Maka diperlukan pengalaman belajar yang bersifat konkret, karena pada usia ini anak belum mampu berpikir secara abstrak (Arifin, 2011). Sehingga jika anak hanya diberi sebuah pengetahuan saja tanpa melalui proses eksperimen maka hasil pembelajaran tersebut akan sulit untuk dimengerti oleh siswa terlebih pada materi kelistrikan. Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Musnira (2012) yang menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan pelajaran IPA yang terkait dengan materi kelistrikan terutama pada bagian rangkaian listrik seri dan paralel. Hal ini terjadi karena proses belajar mengajar hanya berupa penyampaian informasi dari konsep-konsep kelistrikan tanpa adanya percobaan/eksperimen sehingga menyebabkan hasil pembelajaran kurang


(12)

3 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maksimal, walaupun sudah diajarkan tapi konsep-konsep mengenai kelistrikan tersebut tetap abstrak bagi siswa.

Salah satu solusi yang dapat ditawarkan dalam permasalahan tersebut adalah penggunaan metode eksperimen melalui pembelajaran IPA berbasis inkuiri. Metode eksperimen dapat membuat siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Mereka dapat melakukan percobaan, mengamati sesuatu, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek/keadaan. Metode eksperimen paling tepat untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau penemuan. Eksperimen dapat dilakukan di dalam laboratorium atau diluar laboratorium, dan pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan dalam metode pembelajaran (Rustaman, et al. 2005).

Menurut Depdiknas (2006) pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah, sehingga Pembelajaran inkuiri dengan menggunakan metode eksperimen diprediksi mampu memfasilitasi peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa.


(13)

4 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun, dalam kenyataan melakukan metode eksperimen memiliki beberapa hambatan diantaranya terbatasnya alat, bahan, dan waktu yang diperlukan dalam melakukan metode eksperimen. Penelitian yang dilakukan Widodo dan Vidia (2006) mengemukakan bahwa alasan terbanyak yang dipaparkan guru-guru terkait dengan kegiatan praktikum adalah kurangnya waktu yang dibutuhkan untuk mengelola sebuah praktikum, alat-alat yang belum tersedia, terlalu merepotkan dan kurang terampilnya guru dalam melakukan pengelolaan waktu yang mengakibatkan kegiatan praktikum/eksperimen jarang dilakukan di sekolah-sekolah. Padahal menurut Rustaman et al (2005) eksperimen merupakan metode pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memperkenalkan, membiasakan, dan melatihkan siswa untuk melaksanakan langkah-langkah ilmiah dan pengetahuan prosedural.

Pada saat ini kita mengetahui bahwa teknologi berkembang dengan sangat pesat. Masyarakat pun otomatis akan mengikuti perkembangan teknologi untuk mempermudah kehidupannya serta dapat mempercepat arus informasi yang relatif lebih mudah untuk didapatkan. Perkembangan teknologi juga terjadi pada bidang pendidikan, khususnya pendidikan IPA, teknologi juga dapat membantu proses pembelajaran baik siswa maupun guru. Bagi siswa teknologi dapat mengembangkan suatu pemahaman yang lebih baik serta untuk melatihnya terampil dalam menggunakan teknologi. Sedangkan bagi guru teknologi berguna untuk mengganti situasi sebenarnya yang tidak mungkin dihadirkan dalam kelas


(14)

5 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau laboratorium karena tidak tersediaannya alat, bahan dan dapat mempersingkat waktu pelaksanaan prakitkum Finkelstein dalam Saepuzaman (2011).

Salah satu dampak dari kemajuan teknologi pada bidang pendidikan adalah penggunaan virtual manipulatif dalam eksperimen. Penggunaan virtual manipulatif dapat digunakan untuk eksperimen bila laboratorium nyata tidak tersedia, terlalu mahal, percobaannya berbahaya, teknik eksperimental terlalu rumit, atau ada kendala waktu yang berat. Ini menjelaskan bahwa eksperimen dengan virtual manipulatif dapat dianggap sebagai pengganti/pelengkap dari eksperimen yang dilakukan secara nyata.

Penemuan/pembahasan berdasarkan penelitian mengenai eksperimen virtual telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya, Wiyono (2009) menunjukkan bahwa model pembelajaran multimedia interaktif relativitas khusus secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains dan berpikir kritis siswa SMA dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional; Laporan Mulyani (2009) yakni model pembelajaran berbasis teknologi informasi pada materi sistem saraf secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains dan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, Zacharia dan Anderson (2003) yang menyatakan bahwa simulasi komputer (virtual) dapat membantu siswa memprediksi secara tepat dari fenomena dalam


(15)

6 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

percobaan sebelumnya untuk diaplikasikan pada percobaan berikutnya, memberikan penjelasan yang benar dari perbedaan antara prediksi dan observasi mereka, serta meningkatkan pemahaman konsep dibandingkan siswa yang menggunakan eksperimen nyata. Namun berbeda dengan yang ditemukan dalam penelitian Beichner (1990) Ia mengungkapkan bahwa dalam penelitian eksperimen yang dilakukannya tidak memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan eksperimen konvensional, hal tersebut disebabkan program yang dibuatnya kurang dirancang secara baik.

Melalui hasil penelitian tersebut maka peneliti selanjutnya melaksanakan proses pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi lebih optimal bagi siswa. Penelitian yang berkaitan dengan pengembangan eksperimen virtual adalah menggabungkan antara ekpserimen nyata (EN) dan eksperimen virtual (EV). Penggabungan ini dilakukan dalam upaya melengkapi dan saling mengisi kekurangan yang ada diantara kedua eksperimen tersebut sehingga pembelajaran akan lebih optimal.

Beberapa hasil penelitian dengan menggunakan pengabungan eksperimen nyata dan virtual yaitu Saepuzaman (2011) yang menemukan bahwa kelompok yang menggunakan pengabungan eksperimen nyata (EN) dan eksperimen virtual (EV) lebih baik dalam meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa dengan kelompok yang menggunakan EV atau EN saja. Senada dengan Saepuzaman penelitian yang dilakukan oleh Zacharia (2007); Olympiou


(16)

7 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan Zacharia (2008); serta Jaakola et al (2005) juga menemukan bahwa kelompok yang menggunakan pengabunggan kedua eksperimen menunjukan hasil yang lebih baik dari pemahaman konsep dibanding kelompok lain.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah dijabarkan, dapat dilihat bahwa penelitian-penelitian tersebut menunjukkan dampak positif dari pengabungan EN dan EV dalam proses pembelajaran yang dapat meningkat kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa. Maka dari itu peneliti akan merancang penelitian untuk mengetahui pengaruh dan perbandingan penggunaan eksperimen gabungan, virtual, dan nyata dalam pembelajaran IPA berbasis inkuiri pada siswa Sekolah Dasar (SD) guna mengetahui pencapaian kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada materi kelistrikan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi pelaksanaan penelitian tersebut dapat diuraikan menjadi pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah pengaruh penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen nyata-virtual (ENV), metode eksperimen virtual (EV), dan metode eksperimen nyata (EN) terhadap pencapaian kemampuan kognitif siswa pada materi kelistrikan?

b. Bagaimanakah perbandingan pencapaian kemampuan kognitif pada materi kelistrikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode


(17)

8 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen nyata-virtual (ENV), metode eksperimen virtual (EV), dan metode eksperimen nyata (EN)?

c. Bagaimanakah pengaruh penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen nyata-virtual (ENV), metode eksperimen virtual (EV), dan metode eksperimen nyata (EN) terhadap pencapaian keterampilan proses sains siswa pada materi kelistrikan?

d. Bagaimanakah perbandingan pencapaian keterampilan proses sains pada materi kelistrikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode eksperimen nyata-virtual (ENV), metode eksperimen virtual (EV), dan metode eksperimen nyata (EN)?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas. Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

a. Mendapatkan gambaran pengaruh penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen nyata-virtual (ENV), metode eksperimen virtual (EV), dan metode eksperimen nyata (EN) terhadap pencapaian kemampuan kognitif siswa pada materi kelistrikan.

b. Mendapatkan gambaran perbandingan pencapaian kemampuan kognitif pada materi kelistrikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode eksperimen nyata-virtual (ENV), metode eksperimen virtual (EV), dan metode eksperimen nyata (EN).


(18)

9 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mendapatkan gambaran pengaruh penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen nyata-virtual (ENV), metode eksperimen virtual (EV), dan metode eksperimen nyata (EN) terhadap pencapaian keterampilan proses sains siswa pada materi kelistrikan.

d. Mendapatkan gambaran perbandingan pencapaian keterampilan proses sains pada materi kelistrikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode eksperimen nyata-virtual (ENV), metode eksperimen virtual (EV), dan metode eksperimen nyata (EN).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada akademisi sebagai bahan pertimbangan, pembanding dan dapat menjadi bahan rujukan hasil-hasil penelitian dalam bidang kajian yang sama untuk digunakan oleh berbagai pihak terkait atau yang memiliki kepentingan dengan hasil penelitian ini diantaranya guru, praktisi pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan, peneliti, dan lainnya.

E. Asumsi dan Hipotesis Penelitian

Asumsi yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah:

Model pembelajaran inkuiri dengan penggabungan eksperimen nyata-virtual dapat membantu siswa untuk memperkuat kelemahan yang ada jika hanya menggunakan eksperimen vitual atau eksperimen nyata saja. Dengan metode penggabungan ini akan lebih dapat memfasilitasi siswa dalam kemampuan


(19)

10 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kognitif dan keterampilan proses sains (Saepuzaman, 2011; Olympiou dan Zacharia, 2008; Jaakola et al, 2005).

Model pembelajaran inkuiri dengan eksperimen virtual dapat membantu siswa dalam menjelaskan sesuatu fenomena yang tidak tampak pada eksperimen nyata dan dapat lebih menarik perhatian siswa. Karena belajar (praktikum) dengan memggunakan media komputer merupakan sebuah pengalaman menarik sehingga dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains (Zacharia dan Anderson, 2003).

Berdasarkan asumsi tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Pencapaian kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran IPA berbasis inkuiri dengan menggunakan metode eksperimen gabungan nyata-virtual secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode eksperimen virtual dan nyata saja. Serta pencapaian kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran IPA berbasis inkuiri dengan menggunakan eksperimen virtual secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode eksperimen nyata.

HA1 : >

>

>

2. Pencapaian keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA berbasis inkuiri dengan menggunakan metode eksperimen gabungan nyata-virtual secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode


(20)

11 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen virtual dan nyata saja. Serta pencapaian keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA berbasis inkuiri dengan menggunakan eksperimen virtual secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode eksperimen nyata.

HB1 : >

>

>

F. Definisi Operasional

Agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu meluas, maka batasan masalah dalam penelitian yang akan dilakukan adalah:

1.

Model pembelajaran inkuiri yang dimaksud dalam penelitian ini ialah model pembelajaran inkuiri menurut Gulo (2002) dengan tahapan pembelajaran dimulai dari mengajukan pertanyaan (permasalahan), merumuskan hipotesis, mengumpulkan data (eksperimen), analisis data, dan diakhiri dengan membuat kesimpulan. Dalam proses penelitian keterlaksanaan proses pembelajaran ini akan dilakukan dengan observasi langsung oleh observer di kelas tempat penelitian dengan panduan lembar observasi yang telah disiapkan.

2. Metode eksperimen yang akan dilakukan dalam pembelajaran terdapat tiga jenis yaitu eksperimen nyata, eksperimen virtual dan eksperimen nyata-virtual. Eksperimen nyata dilakukan dengan mengggunakan peralatan listrik/KIT listrik. Eksperimen virtual menggunakan simulasi rangkaian listrik satu arah dengan menggunakan program Phet Simulation (dikembangkan oleh


(21)

12 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Universitas of Colorado) yang didalamnya telah disesuiakan dengan tahapan anak, penelitian ini memilih jenjang elementary sehingga sesuai dengan kemampuan siswa SD. Eksperimen nyata-virtual atau penggabungan dilakukan dengan eksperimen nyata terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan menggunakan eksperimen virtual.

3. Kemampuan kognitif siswa pada penelitian ini berdasarkan kepada kemampuan kognitif Bloom yang direvisi Anderson dan Krathwohl (2001). Dari enam ranah kognitif yang diklasifikasikan oleh Bloom terdapat lima ranah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu ingatan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), dan evaluasi (C5) yang diukur menggunakan tes objektif yang mengacu pada masing-masing ranah. Pencapaian penguasaan konsep siswa dihitung berdasarkan hasil posttest yang dilakukan setelah adanya perlakuan (treatment).

4. Keterampilan proses sains yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan menurut Rustaman, et al (2005). Dari sembilan aspek yang diklasifikasikan oleh Rustaman terdapat enam aspek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bertanya, mengklasifikasi, meramalkan (prediksi), merencanakan percobaan atau penyelidikan, berkesimpulan dan menerapkan konsep atau prinsip. Keterampilan proses sains siswa diukur dengan menggunakan tes objektif yang memuat masing-masing aspek keterampilan


(22)

13 Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses sains. Pencapaian keterampilan proses sains siswa dihitung berdasarkan hasil posttest yang dilakukan setelah adanya perlakuan (treatment)

5. Konsep kelistrikan yang dibahas dalam penelitian ini menjadi dua pertemuan. Pertemuan pertama membahas tentang ”Konduktor dan Isolator Listrik” dan pertemuan kedua ”Rangkaian Listrik Seri dan Rangkaian Listrik Paralel”. Materi ini mengacu pada Standar Kompontesi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada pada dalam pedoman pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di jenjang Sekolah Dasar.

Tabel 1.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

7. Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi

7.2Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik


(23)

46

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode eksperimen semu (quasi experiment). Metode ini memiliki karakteristik yaitu mengkaji keadaan praktis suatu objek, yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali variabel-variabel yang diteliti (Panggabean, 1996). Metode ini dipandang cocok untuk penelitian pendidikan, mengingat banyak faktor yang diprediksi berpengaruh terhadap hasil penelitian yang tidak dapat atau sulit untuk dikontrol.

Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Pretest-postest Comparison Group Design (Sukmadinata, 2007). Dalam Desain ini, sample akan dibagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas eksperimen 1, eksperimen 2, dan eksperimen 3. Kelas pertama menggunakan eksperimen gabungan (ENV), kelas kedua menggunakan eksperimen virtual (EV) dan kelas ketiga menggunakan eksperimen nyata (EN). Berikut skema desain penelitian yang dilaksanakan.


(24)

47

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1. Skema Randomized Pretest-postest Comparison Group Design

Kelas Pretest Treatment Postest

Eksperimen 1 T1 X1 T2

Eksperimen 2 T1 X2 T2

Eksperimen 3 T1 X3 T2

Keterangan: T1 = Pretest T2 = Posttest

X1 = Kegiatan Eksperimen secara nyata kemudian virtual

X2 = Kegiatan Eksperimen secara virtual X3 = Kegiatan Eksperimen secara nyata

B.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI di SDPN Setiabudhi, sebab pada penelitian ini dibutuhkan tiga kelas dan di SD tersebut pun hanya memiliki tiga kelas sehingga seluruh kelas digunakan dalam penelitian.

C.Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa: 1) Tes Kemampuan Kognitif

Instrumen kemampuan kognitif digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa mengenai konsep kelistrikan, yang meliputi konduktor dan isolator listrik serta rangkaian listrik. Instrumen kemampuan kognitif meliputi dua puluh dua (22) pertanyaan berbentuk pilihan ganda (tes objektif). Matrikulasi komposisi soal tes kemampuan kognitif dapat dilihat pada Tabel 3.2.


(25)

48

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Martikulasi Soal Kemampuan Kognitif Kelistrikan

Sub Konsep Ranah Kognitif Jumlah

C1 C2 C3 C4 C5

Konduktor dan Isolator

1, 2, 3 4, 6 5 - 7 7

Rangkaian Listrik

8, 9, 10 11, 12 13, 14, 15 16, 17, 18, 19 20, 21, 22 15

Jumlah Total 6 4 4 4 4 22

2) Tes Kemampuan Proses Sains (KPS)

Instrumen kemampuan proses sains digunakan untuk mengetahui penguasaan keterampilan proses sains siswa. Instrumen KPS terdiri dari dua puluh lima (25) pertanyaan berbentuk pilhan ganda tes objektif). Matrikulasi komposisi soal tes KPS dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Martikulasi Soal Kemampuan Proses Sains Kelistrikan

Sub Konsep

KPS Jumlah

Bertanya Klasifikasi Prediksi Menerapkan Konsep Merencanakan Percobaan Kesimpulan Konduktor dan Isolator

1 4, 8 5 7 2, 3 6 8

Rangkaian Listrik

9, 14, 18, 22

17 20, 23 13, 16, 25 10, 11, 19 12, 15, 21,

24

17

Jumlah Total


(26)

49

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Observasi keterlaksanaan model pembelajaran, dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri pada ketiga kelas eksperimen. Baik itu eksperimen nyata, eksperimen virtual, maupun gabungan keduanya (eksperimen nyata dan virtual).

D.Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes

Pengembangan instrumen kemampuan kognitif dan keterampilan proses dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1) menyusun kisi-kisi soal, 2).meminta pertimbangan dosen ahli, 3).melakukan uji coba instrumen, dan 4).melakukan analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan dengan cara uji coba instrumen untuk menguji tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas soal. Secara umum, data hasil uji coba instrumen dianalisis melalui:

1. Validitas Butir Soal

Sugiono (2010) mengemukakan bahwa validitas tes merupakan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes, tes yang valid adalah tes yang benar-benar


(27)

50

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengukur apa yang hendak diukur. Jadi, dapat dikatakan bahwa analisis validitas tes merupakan analisis yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen tes dalam mengukur sasaran yang hendak diukur.

Validitas butir soal dalam penelitian ini diambil berdasarkan pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selajutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli dimintai pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Mereka yang akan memberi keputusan tentang instrumen yaitu: istrumen digunakan tanpa ada perbaikan, ada perbaikan, dan dirombak total (Sugiono, 2010). Jumlah penjudgment pada penelitian ini adalah 4 orang dosen dan 1 orang guru.

2. Reliabilitas Tes

Pengujian relibilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang hasil diperoleh, dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian tersebut mengunakan rumus reliabilitas Kuder Richardson (KR 21): (Sugiono, 2010)

{

}

………….(3.1) Keterangan: = reliabilitas internal seluruh instrumen

k = jumlah item dalam instrumen M = mean skor total


(28)

51

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= varians total

Harga adalah nilai reliabilitas internal seluruh instrumen, yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus KR 21. Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas ( ), digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J. P. Guilford, seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Kategori Reliabilitas Tes Koefisien reliabilitas Kategori

ri≤ 0,20 Sangat rendah

0,20 < ri ≤ 0,40 Rendah

0,40 < ri ≤ 0,60 Cukup (sedang) 0,60 < ri ≤ 0,80 Tinggi 0,80 < ri≤ 1,00 Sangat tinggi

3. Tingkat Kemudahan Butir Soal

Tingkat kemudahan adalah bilangan yang menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal. Besarnya indeks kemudahan berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Soal dengan indeks kemudahan 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkan masalah. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat


(29)

52

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Indeks kemudahan diberi simbol „P‟ (proporsi) yang dapat dihitung dengan rumus: (Arikunto, 2005)

B P

JS

...(3.2)

Keterangan: P = indeks kemudahan

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk mengklasifikasi indeks kemudahan dapat digunakan pedoman kategori tingkat kemudahan seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kategori Tingkat Kemudahan Indeks kemudahan Kategori soal

0,00 ≤ P < 0,30 Sukar

0,30 ≤ P < 0,70 Sedang

0,70 ≤ P ≤ 1,00 Mudah

4. Daya Pembeda Butir Soal

Pengertian daya pembeda dari sebuah butir soal adalah seberapa jauh butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang memiliki kemampuan tinggi dengan testi yang memiliki kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menghitung indeks diskriminasi suatu tes dapat digunakan persamaan: (Arikunto, 2005)

A B

A B

A B

B B

DP P P

J J

   


(30)

53

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan: J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Untuk mengklasifikasi indeks daya pembeda dapat digunakan pedoman kategori daya pembeda seperti pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Kategori Daya Pembeda Indeks daya pembeda Kategori

D ≤ 0,20 Kurang

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup 0,40 < D ≤ 0,70 Baik 0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali E.Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1) Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :

a) Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji.

b) Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.

c) Membuat dan menyusun instrumen penelitian.


(31)

54

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Menguji coba instrumen penelitian.

f) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian (analisis realibilitas, tingkat kesulitan dan daya pembeda) dan kemudian melakukan revisi terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai.

g) Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Skenario Pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran inkuiri dengan bantuan eksperimen nyata dan eksperimen virtual.

h) Observasi awal, dilakukan untuk mengetahui kondisi awal populasi dan sampel (kelas yang akan diuji coba).

2) Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi :

a) Memberikan tes awal (pre test) di ketiga kelas eksperimen untuk mengukur kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa sebelum diberi perlakuan.

b) Memberikan perlakuan (treatment) yaitu di kelas eksperimen 1 berupa model pembelajaran inkuiri dengan bantuan penggabungan eksperimen nyata-virtual, di kelas eksperimen 2 berupa model pembelajaran inkuiri dengan bantuan eksperimen virtual dan di kelas eksperimen 3 berupa model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan eksperimen nyata. Pada saat treatment observer mengamati keberlangsungan proses pembelajaran.


(32)

55

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Memberikan tes akhir (post test) untuk mengukur kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa setelah diberi perlakuan.

d) Mengolah data hasil pre test dan post test serta menganalisis instrumen tes. e) Membandingkan hasil analisis data instrumen tes antara ketiga kelas

eksperimen untuk mengetahui perbandingan pencapaian kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa.

3) Tahap Akhir

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain :

a) Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang dipeoleh dari pengolahan data.

b) Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang sesuai dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

F. Teknik Analisis Data

Data yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisis. Adapun teknik analisis yang dilakukan secara kuantitatif. Langkah-langkah untuk melaksanakan analisis data:

1. Pemberian Skor Pretest dan Posttest

Pemberian skor kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa sama-sama mengacu pada metode rights only. Skor untuk setiap jawaban benar adalah +1 sedangkan untuk jawaban salah adalah 0.


(33)

56

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pencapaian pembelajaran yang dilakukan baik dalam kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains didapatkan dari hasil perhitungan posttest siswa setelah dilakukannya perlakuan (treatment). Tinggi, sedang, atau pun rendahnya pencapaian pembelajaran dapat dilihat dari kategori berikut (Depdiknas, 2007):

Tabel 3.7 Interpretasi Rentang Nilai Rentang Nilai

Pencapaian Skala 100 Skala 10

80 – 100 8,0 – 10,0 Tinggi 60 – 79 6,0 – 7,9 Sedang 40 – 59 4,0 – 5,9 Rendah

3. Pengolahan Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Data mengenai pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran inkuiri merupakan data yang diambil dari observasi. Pengolahan data dilakukan dengan cara mencari persentase keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri. Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk mengolah data tersebut adalah dengan:

a. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format observasi keterlaksanaan pembelajaran

b. Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan persamaan berikut:

observer menjawab ya atau tidak

% Keterlaksanaan Model = 100%

observer seluruhnya 


(34)

57

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri yang dilakukan oleh guru dan siswa, dapat diinterpretasikan dengan kriteria yang dikembangkan oleh peneliti seperti pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Kriteria Keterlaksanaan Model

KM (%) Kriteria

0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 - 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 26 - 49 Hampir setengah kegiatan terlaksana

50 Setengah kegiatan terlaksana 51 - 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 76 - 99 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

100 Seluruh kegiatan terlaksana

4. Analisis Pengujian Kesamaan Mean

Pada dasarnya pengujian rata-rata (mean) dari sampel adalah untuk mempertanyakan ada tidaknya perbedaan rata-rata apabila diukur pada kondisi yang berbeda. Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis kerja yang diajukkan dalam penelitian. Sebelum diuji, data pretest dan posttest harus melalui uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat uji analisis selanjutnya. Jika data yang diuji terdistribusi normal dan memiliki homogenitas varian yang sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis statistik parametrik. Jika tidak, analisis pengujian dilakukan dengan analisis statistik non parametrik.


(35)

58

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengingat data yang diperoleh berasal dari tiga sampel, uji hipotesis untuk rata-rata yang dilakukan menggunakan analysis of varians (ANOVA) jika data berasal dari distribusi normal dan homogen. Jika uji prasyarat tidak terpenuhi maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Kruskall Wallis. Beberapa teknik pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Teknik uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program statistik minitab 16. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui distribusi atau sebaran skor data kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa. Uji normalitas data menggunakan Anderson Darling dengan taraf signifikansi 5%. Jika p-value yang diperoleh dengan analisis tersebut lebih besar dari 5% , hal tersebut menunjukkan data terdistribusi normal dan sebaliknya.

b. Uji Homogenitas

Teknik uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program statistik minitab 16. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui homogenitas varian, baik untuk skor data kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa. Uji homogenitas data menggunakan Levene’s tets dengan taraf signifikansi 5%. Jika p-value yang diperoleh dengan analisis tersebut lebih besar dari 5% , hal tersebut menunjukkan data memiliki varians yang homogen.


(36)

59

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji ANOVA digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata yang berasal dari tiga atau lebih sampel. Uji ini merupakan perluasan dari student’s test yang biasa digunakan untuk menguji dua rata-rata. Penghitungan ANOVA dalam penelitian ini dihitung dengan program minitab 16. Taraf signifikansi yang dipilih adalah 5%. Jika p-value yang diperoleh dari analisis tersebut kurang dari 5%, hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan diantara rata-rata sampel.

Perbandingan lanjutan diantara dua rata-rata sampel dapat dilakukan uji post hoc. Uji post hoc yang dipilih dalam penelitian ini adalah Tukey’s HSD test. Teknik penghitungan yang digunakan dilakukan dengan menggunakan minitab 16. Tarat signifikansi yang dipilih adalah 5%. Perbedaan dua rata-rata memiliki perbedaan yang signifikan ketika interval kepercayaan dari perbedaan dua rata-rata tidak mengandung nilai nol.

d. Uji Kruskall Wallis

Uji Kruskall Walls termasuk statistika non parametrik yang merupkan alternative ANOVA. Uji ini digunakan dalam penelitian ini ketika data yang berasal dari tiga sampel tidak memenuhi uji normalitas dan homogenitas. Dalam penelitian ini uji Kruskall Wallis dihitung dengan menggunakan program minitab 16. Interpretasi uji ini di ketahui dengan melihat p-value dan nilai average rank (H) dari data. Jika p-value lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu 5% , dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara data sampel yang di uji. Untuk melihat


(37)

60

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

signifikansi antara perbandingan masing-masing data dapat dilihat dari nilai average rank. Jika nilai ini sangat berbeda dibandingkan dengan average rank keseluruhan dapat diinterpretasi bahwa data median sampel tersebut berbeda dibanding median sampel lainnya.

G.Hasil Judgement Instrumen

Validitas instrumen pada penelitian ini didapatkan dari hasil judgment ahli. Instrumen dikatakan valid jika menurut ahli terdapat kesesuaian antara soal dan indikator soal yang dijadikan instrumen (hasil judgment terperinci tertera pada Lampiran 6.1). Hasil judgment instrumen kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains dapat dilihat pada Tabel 3.9 dan Tabel 3.10.

Tabel 3.9. Hasil Judgment Instrumen Tes Kemampuan Kognitif No

Soal

Kesesuaian soal dengan

indkator soal Ket No

Soal

Kesesuaian soal dengan

indkator soal Ket

Penjudgment Penjudgment

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 √ √ √ √ √ Valid 12 √ √ √ √ √ Valid

2 √ √ √ √ √ Valid 13 √ √ √ √ √ Valid

3 √ √ √ √ √ Valid 14 √ √ √ √ √ Valid

4 √ √ √ √ √ Valid 15 √ √ √ √ √ Valid

5 √ √ √ √ √ Valid 16 √ √ √ √ √ Valid

6 √ √ √ √ √ Valid 17 √ √ √ √ √ Valid

7 √ √ √ √ √ Valid 18 √ √ √ √ √ Valid

8 √ √ √ √ √ Valid 19 √ √ √ √ √ Valid

9 √ √ √ √ √ Valid 20 √ √ √ √ √ Valid

10 √ √ √ √ √ Valid 21 √ √ √ √ √ Valid


(38)

61

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10. Hasil Judgment Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains No

Soal

Kesesuaian soal dengan

indkator soal Ket No

Soal

Kesesuaian soal dengan

indkator soal Ket

Penjudgment Penjudgment

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 √ √ √ √ √ Valid 14 √ √ √ √ √ Valid

2 √ √ √ √ √ Valid 15 √ √ √ √ √ Valid

3 √ √ √ √ √ Valid 16 √ √ √ √ √ Valid

4 √ √ √ √ √ Valid 17 √ √ √ √ √ Valid

5 √ √ √ √ √ Valid 18 √ √ √ √ √ Valid

6 √ √ √ √ √ Valid 19 √ √ √ √ √ Valid

7 √ √ √ √ √ Valid 20 √ √ √ √ √ Valid

8 √ √ √ √ √ Valid 21 √ √ √ √ √ Valid

9 √ √ √ √ √ Valid 22 √ √ √ √ √ Valid

10 √ √ √ √ √ Valid 23 √ √ √ √ √ Valid

11 √ √ √ √ √ Valid 24 √ √ √ √ √ Valid

12 √ √ √ √ √ Valid 25 √ √ √ √ √ Valid

13 √ √ √ √ √ Valid

Berdasarkan hasil jugdment ahli melalui konsulasi pada setiap butir soal instrumen penelitian baik itu soal kemampuan kognitif maupun soal keterampilan proses sains mereka menyatakan bahwa indikator soal dan soal dinyatakan sesuai atau valid. Sehingga instrumen bisa diujicobakan sebelum digunakan dalam penelitian.


(39)

62

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H.Hasil Uji Coba Instrumen

Ujicoba instrumen tes kemampuan kognitif dilakukan kepada siswa di sekolah yang berbeda dan sudah mendapatkan materi pelajaran yang akan diuji cobakan. Data hasil uji coba kemudian dianalisis meliputi uji daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas seperti yang dibahas sebelumnya. Hasil uji coba terperinci tertera pada Lampiran 3.1.

Hasil uji coba soal kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pokok bahasan kelistrikan dapat dilihat pada Tabel 3.11 dan Tabel 3.12.

Tabel 3.11. Hasil Ujicoba Soal Tes Kemampuan Kognitif Nomor

Soal

Tingkat kesukaran

Daya Pembeda Keputusan Reliabilitas Soal Nilai Kategori Nilai Kategori

1 0,91 Mudah 0,17 Jelek Dibuang

0,83 Kategori:

Sangat Tinggi

2 0,91 Mudah 0,10 Jelek Dibuang

3 0,95 Mudah 0.03 Jelek Dibuang

4 0,76 Mudah 0,34 Cukup Digunakan

5 0,71 Mudah 0,45 Baik Digunakan

6 0,84 Mudah 0,17 Jelek Dibuang

7 0,74 Mudah 0,24 Cukup Digunakan

8 0,67 Sedang 0,24 Cukup Digunakan

9 0,62 Sedang 0,48 Baik Digunakan

10 0,67 Sedang 0,38 Cukup Digunakan

11 0,41 Sedang 0,34 Cukup Digunakan

12 0,69 Sedang 0,28 Cukup Digunakan

13 0,38 Sedang 0,21 Cukup Digunakan

14 0,24 Sukar 0,21 Cukup Digunakan

15 0,62 Sedang 0,34 Cukup Digunakan


(40)

63

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji coba soal tes kemampuan kognitif pada pokok bahasan kelistrikan terdiri dari 22 soal berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 17 soal yang digunakan dan 5 soal yang dibuang. Sehingga jumlah soal yang digunakan untuk penelitian (pretest dan posttest) berjumlah 17 soal.

Tabel 3.12. Hasil Ujicoba Soal Tes Keterampilan Proses Sains

17 0,76 Mudah 0,21 Cukup Digunakan

18 0,43 Sedang 0,31 Cukup Digunakan

19 0,62 Sedang 0,21 Cukup Digunakan

20 0,29 Sukar -0,03 Sangat jelek Dibuang

21 0,36 Sedang 0,24 Cukup Digunakan

22 0,52 Sedang 0,34 Cukup Digunakan

Nomor Soal

Tingkat kesukaran

Daya Pembeda Keputusan Reliabilitas Soal Nilai Kategori Nilai Kategori

1 0,62 Sedang 0,14 Jelek Dibuang

2 0,66 Sedang 0,21 Cukup Digunakan

3 0,45 Sedang 0,07 Jelek Dibuang

4 0,74 Mudah 0,38 Cukup Digunakan

5 0,59 Sedang 0,48 Baik Digunakan

6 0,79 Mudah 0,34 Cukup Digunakan

7 0,62 Sedang 0,07 Jelek Dibuang

8 0,86 Mudah 0,28 Cukup Digunakan

9 0,50 Sedang 0,52 Baik Digunakan

10 0,48 Sedang 0,34 Cukup Digunakan

11 0,55 Sedang 0,48 Baik Digunakan

12 0,71 Mudah 0,38 Cukup Digunakan


(41)

64

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji coba soal tes keterampilan proses sains siswa pada pokok bahasan kelistrikan terdiri dari 25 soal berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil uji coba, terdapat 18 soal yang digunakan dan 7 soal yang dibuang. Sehingga jumlah soal yang digunakan untuk penelitian (pretest dan posttest) berjumlah 18 soal. Berdasarkan reliabilitasnya, instrumen tes ini memiliki nilai 0,83 dengan kategori sangat tinggi.

14 0,45 Sedang 0,41 Baik Digunakan

0,83 Kategori:

Sangat Tinggi 15 0,57 Sedang 0,31 Cukup digunakan

16 0,38 Sedang 0,28 Cukup Digunakan

17 0,36 Sedang 0,31 Cukup Digunakan

18 0,60 Sedang 0,17 Jelek Dibuang

19 0,59 Sedang 0,55 Baik Digunakan

20 0,62 Sedang 0,34 Cukup Digunakan

21 0,64 Sedang 0,1 Jelek Dibuang

22 0,66 Sedang 0,34 Cukup Digunakan

23 0,52 Sedang 0,28 Cukup Digunakan

24 0,48 Sedang 0,34 Cukup Digunakan


(42)

96

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN/REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: a).Pengunaan metode Eksperimen Nyata-Vitual (ENV), Eksperimen Virtual (EV), dan Eksperimen Nyata (EN) dalam pembelajaran IPA berbasis Inkuiri berpengaruh terhadap pencapaian kemampuan kognitif siswa, pencapaian setiap kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang yakni ENV sebesar 78,6%; EV sebesar 79,3%; dan EN sebesar 72,9%; b) Tidak terdapat perbedaan pencapaian kemampuan kognitif secara signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode ENV, EV dan EN dalam pembelajaran IPA berbasis inkuiri; c) Pengunaan metode ENV, EV, dan EN dalam pembelajaran IPA berbasis Inkuiri berpengaruh terhadap pencapaian keterampilan proses sains siswa, pencapaian setiap kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang yakni ENV sebesar 73,3%; EV sebesar 73,1%; dan EN sebesar 72,7%; dan d) Tidak terdapat perbedaan pencapaian keterampilan proses sains secara siginifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode ENV, EV dan EN dalam pembelajaran IPA berbasis inkuiri.


(43)

97

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran/Rekomendasi

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat di ajukan beberapa saran/rekomendasi, antara lain: 1) Penggunaan metode eksperimen gabungan, eksperimen virtual, maupun eksperimen nyata memiliki pengaruh yang sama pada materi kelistrikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Sehingga guru dapat memilih salah satu dari ketiga metode eksperimen tersebut. 2) Penggunaan media virtual dalam eksperimen gabungan dan eksperimen virtual akan lebih optimal jika pada materi yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi baik dari segi konsep maupun dalam melakukan eksperimen. 3) Perlu adanya soal (instrumen) yang dapat mengukur kelebihan-kelebihan dari penggunaan eksperimen yang dilakukan secara virtual yang tidak bisa dihadirkan oleh eksperimen nyata berupa hal-hal yang bersifat mikroskopik seperti pergerakan elektron, pergerakan partikel, dan lain sebagainya. 4) Pelaksanaan kegiatan eksperimen pada kelas yang menggunakan metode gabungan hendaknya terdapat perbedaan antara eksperimen yang pertama dengan eksperimen kedua baik itu berupa konten, tujuan, maupun isi eksperimen. Agar pengabungan eksperimen bukan hanya merupakan pengulangan namun sebuah penguatan dari eksperimen sebelumnya.


(44)

98

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Adisyahputra, M.S.; Ernawati.; dan Zachrias A.H. (1992). Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Amin, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan

Metode”Discovery” dan “Inquiry”. Bagian I. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Pendidikan Tinggi

Anderson, O. W. dan Krathwohl, D. R. (2001). A taxonomy for learning, teaching and assessing. New York: Longman

Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara Baser, M. dan Durmus, S. (2010). “The Effectiveness of Computer Supported Versus

Real Laboratory Inquiry Learning Environments on the Understanding of Direct Curren Electricity among Pre-Service Elementary School Teachers”. Eurasia Journal Of Mathematics, Science and technology Education. 6, (1): 47-61. Beichner, R. J. (1990). “The Effect Of Simultaneous Motion Presentation And Graph

Generation In A Kinematics Lab”. Journal Of Research in Science Teaching. 27, (8), 803-815.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan KTSP. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas.(2006). Kurikulum 2006 Sains SD dan MI. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2008) Strategi pembelajaran MIPA. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Druxes, H. (1986). Kompendium Didaktik Fisika. Bandung: Remadja Karya Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta


(45)

99

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Ismail, A. (2011). Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis), Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep, Multimedia Dan Pokok Bahasan Fluida. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Jaakkola, T., Nurmi, S., & Lehtinen, E. (2005). In quest of understanding electricity – Binding simulation and laboratory work together. [Online]. Tersedia: http://users.utu.fi/samnurm/Understanding_electricity.pdf (22 April 2013)

Mulyani, A. (2009). Pembelajaran Sistem Saraf Berbasis Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains, Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Musnira. (2012). Penggunaan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Rangkaian Listrik Sederhana dalam Pembelajaran IPA SD Di SD Negeri 2 Greged Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon. Skripsi pada PGSD Bumi Siliwangi Bandung: Tidak diterbitkan

Olympiou, G. and Zacharia, Z. C. (2008). “Implementing a blended combination of physical and virtual laboratory manipulatives to enhance students’ learning through experimentation in the domain of Light and Color”. American Journal of Physics, 76, 425 – 430.

Panggabean, L. P. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Panggabean, L. P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia

Puskur. (2007). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta Depdiknas Roestiyah N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Rustaman, N. Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto. A. S., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintawati, D., Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press


(46)

100

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rustaman, N. Y.(2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pembelajaran Sains. [online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032 -NURYANI_RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf (21 April 2013)

Saepuzaman, D. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kombinasi Eksperimen Nyata-Virtual Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Sma. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Salovaara, H. (2005). “An exploration of students' strategy use in inquiry-based computer-supported collaborative learning”. Journal of Computer Assisted Learning, 21, (1), 39–52.

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group

Setiawan, A. (2006). Pemanfaatan Teknologi Komputer untuk Pembelajaran Fisika Abad ke-21. UPI-UPSI Joint Internasional Seminar. UPI 8-9 Agustus 2006 Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Syakir, A. (2010). Penggunaaan Komputer untuk Pembelajaran Matematika. [online]. Tersedia: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/tarbiyah/article/-download/1439/pdf. (21 April 2013).

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda

Triona, L. M & Klahr, D. (2007). “Point and Click or Grab and Heft: Comparing the Influence of Physical and Virtual Instructional Materials on Elementary School Students’ Ability to Design Experiments”. Cognition and Instruction, 21, (2), 149–173.

Widodo, A. dan Vidia R. (2006). “Analisis Kegiatan Praktikum Dengan Menggunakan Video”, dalam Jurnal Metalogika: Bidang Kependidikan MIPA Winataputra, U.S. (1992). Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Depdikbud.


(47)

101

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wartono. (2003). Strategi Belajar Mengajar Fisika. Bandung: JICA UNM

Wiyono, K. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains Dan Berpikir Kritis Siswa Sma Pada Topik Relativitas Khusus. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Zacharia, Z. C. and Anderson, O. R. (2003). “The effects of an interactive computer-based simulations prior to performing a laboratory inquiry-computer-based experiments on students’ conceptual understanding of physics”. American Journal of Physics, 71, (6), 618 – 629.

Zacharia, Z. C. (2007). “Comparing and Combining Real and Virtual Experimentation: an Effort to Enhance Students’ Conceptual Understanding of Electric circuits”. Journal of Research in Science Teaching. 23, (2), 120-132. Zacharia, Z. C., Olympiou, G., & Papaevripidou, M. (2008). “Effects of

experimenting with physical and virtual manipulatives on students’ conceptual understanding in heat and temperature”. Journal of Research in Science Teaching, 45, (9), 1021 – 1035


(1)

96

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN/REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a).Pengunaan metode Eksperimen Nyata-Vitual (ENV), Eksperimen Virtual (EV), dan Eksperimen Nyata (EN) dalam pembelajaran IPA berbasis Inkuiri berpengaruh terhadap pencapaian kemampuan kognitif siswa, pencapaian setiap kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang yakni ENV sebesar 78,6%; EV sebesar 79,3%; dan EN sebesar 72,9%; b) Tidak terdapat perbedaan pencapaian kemampuan kognitif secara signifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode ENV, EV dan EN dalam pembelajaran IPA berbasis inkuiri; c) Pengunaan metode ENV, EV, dan EN dalam pembelajaran IPA berbasis Inkuiri berpengaruh terhadap pencapaian keterampilan proses sains siswa, pencapaian setiap kelas eksperimen termasuk dalam kategori sedang yakni ENV sebesar 73,3%; EV sebesar 73,1%; dan EN sebesar 72,7%; dan d) Tidak terdapat perbedaan pencapaian keterampilan proses sains secara siginifikan antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode ENV, EV dan EN dalam pembelajaran IPA berbasis inkuiri.


(2)

97

B. Saran/Rekomendasi

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat di ajukan beberapa saran/rekomendasi, antara lain: 1) Penggunaan metode eksperimen gabungan, eksperimen virtual, maupun eksperimen nyata memiliki pengaruh yang sama pada materi kelistrikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Sehingga guru dapat memilih salah satu dari ketiga metode eksperimen tersebut. 2) Penggunaan media virtual dalam eksperimen gabungan dan eksperimen virtual akan lebih optimal jika pada materi yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi baik dari segi konsep maupun dalam melakukan eksperimen. 3) Perlu adanya soal (instrumen) yang dapat mengukur kelebihan-kelebihan dari penggunaan eksperimen yang dilakukan secara virtual yang tidak bisa dihadirkan oleh eksperimen nyata berupa hal-hal yang bersifat mikroskopik seperti pergerakan elektron, pergerakan partikel, dan lain sebagainya. 4) Pelaksanaan kegiatan eksperimen pada kelas yang menggunakan metode gabungan hendaknya terdapat perbedaan antara eksperimen yang pertama dengan eksperimen kedua baik itu berupa konten, tujuan, maupun isi eksperimen. Agar pengabungan eksperimen bukan hanya merupakan pengulangan namun sebuah penguatan dari eksperimen sebelumnya.


(3)

98

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Adisyahputra, M.S.; Ernawati.; dan Zachrias A.H. (1992). Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Amin, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan

Metode”Discovery” dan “Inquiry”. Bagian I. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Pendidikan Tinggi

Anderson, O. W. dan Krathwohl, D. R. (2001). A taxonomy for learning, teaching and assessing. New York: Longman

Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara Baser, M. dan Durmus, S. (2010). “The Effectiveness of Computer Supported Versus

Real Laboratory Inquiry Learning Environments on the Understanding of Direct Curren Electricity among Pre-Service Elementary School Teachers”. Eurasia Journal Of Mathematics, Science and technology Education. 6, (1): 47-61. Beichner, R. J. (1990). “The Effect Of Simultaneous Motion Presentation And Graph

Generation In A Kinematics Lab”. Journal Of Research in Science Teaching. 27, (8), 803-815.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan KTSP. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas.(2006). Kurikulum 2006 Sains SD dan MI. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. (2008) Strategi pembelajaran MIPA. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Druxes, H. (1986). Kompendium Didaktik Fisika. Bandung: Remadja Karya Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta


(4)

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Ismail, A. (2011). Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis), Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep, Multimedia Dan Pokok Bahasan Fluida. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Jaakkola, T., Nurmi, S., & Lehtinen, E. (2005). In quest of understanding electricity – Binding simulation and laboratory work together. [Online]. Tersedia: http://users.utu.fi/samnurm/Understanding_electricity.pdf (22 April 2013)

Mulyani, A. (2009). Pembelajaran Sistem Saraf Berbasis Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains, Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Musnira. (2012). Penggunaan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Rangkaian Listrik Sederhana dalam Pembelajaran IPA SD Di SD Negeri 2 Greged Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon. Skripsi pada PGSD Bumi Siliwangi Bandung: Tidak diterbitkan

Olympiou, G. and Zacharia, Z. C. (2008). “Implementing a blended combination of physical and virtual laboratory manipulatives to enhance students’ learning through experimentation in the domain of Light and Color”. American Journal of Physics, 76, 425 – 430.

Panggabean, L. P. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Panggabean, L. P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia

Puskur. (2007). Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta Depdiknas Roestiyah N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Rustaman, N. Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto. A. S., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintawati, D., Nurjhani, M. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press


(5)

100

Rif’at Shafwatul Anam, 2013

Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata,Virtual,Dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rustaman, N. Y.(2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri

dalam Pembelajaran Sains. [online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032 -NURYANI_RUSTAMAN/PenPemInkuiri.pdf (21 April 2013)

Saepuzaman, D. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Kombinasi Eksperimen Nyata-Virtual Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Sma. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Salovaara, H. (2005). “An exploration of students' strategy use in inquiry-based computer-supported collaborative learning”. Journal of Computer Assisted Learning, 21, (1), 39–52.

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media Group

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group

Setiawan, A. (2006). Pemanfaatan Teknologi Komputer untuk Pembelajaran Fisika Abad ke-21. UPI-UPSI Joint Internasional Seminar. UPI 8-9 Agustus 2006 Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Syakir, A. (2010). Penggunaaan Komputer untuk Pembelajaran Matematika. [online]. Tersedia: http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/tarbiyah/article/-download/1439/pdf. (21 April 2013).

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda

Triona, L. M & Klahr, D. (2007). “Point and Click or Grab and Heft: Comparing the Influence of Physical and Virtual Instructional Materials on Elementary School Students’ Ability to Design Experiments”. Cognition and Instruction, 21, (2), 149–173.

Widodo, A. dan Vidia R. (2006). “Analisis Kegiatan Praktikum Dengan Menggunakan Video”, dalam Jurnal Metalogika: Bidang Kependidikan MIPA Winataputra, U.S. (1992). Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Depdikbud.


(6)

Wartono. (2003). Strategi Belajar Mengajar Fisika. Bandung: JICA UNM

Wiyono, K. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains Dan Berpikir Kritis Siswa Sma Pada Topik Relativitas Khusus. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Zacharia, Z. C. and Anderson, O. R. (2003). “The effects of an interactive computer-based simulations prior to performing a laboratory inquiry-computer-based experiments on students’ conceptual understanding of physics”. American Journal of Physics,

71, (6), 618 – 629.

Zacharia, Z. C. (2007). “Comparing and Combining Real and Virtual Experimentation: an Effort to Enhance Students’ Conceptual Understanding of Electric circuits”. Journal of Research in Science Teaching. 23, (2), 120-132. Zacharia, Z. C., Olympiou, G., & Papaevripidou, M. (2008). “Effects of

experimenting with physical and virtual manipulatives on students’ conceptual understanding in heat and temperature”. Journal of Research in Science Teaching, 45, (9), 1021 – 1035