PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN : Studi Kualitatif tentang Pembinaan Kemampuan Profesional Guru dalam Proses Pembelajaran oleh Pengawas TK/SD Pada Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang.
PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU
DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
(Studi Kualitatif tentang Pembinaan Kemampuan
Profesional Guru dalam Proses Pembelajaran
oleh Pengawas TK/SD Pada Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum
4fc
Oleh
DIAN BUDIANA
NIM.
009691
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2002
HALAMAN
PERNYATAAN
TESTS
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul "
Pembinaan
Kemampuan
Profesional
Guru
dalam
Proses
Pembelajaran " ini beserta seluruh isinya adalah benarbenar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan
etika
keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,
saya siap
menanggung risiko/sangsi yang dijatuhkan kepada saya
apabila
dikemudian
ditemukan
adanya
pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang,
18 September 2002
Yang membuat pernyataan,
DIAN BUDIANA
NIM.
009691
LEMBARAN PENGESAHAN TESIS
DISETUJUI
DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc.
NIP.
130303756
Pembimbng II
Dr.
Ir.
NIP.
H
130809446
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum
Prof. Dr.
NIP.
H.
R.
130217573
Ibrahim, M.A.
ABSTRAK
Penelitian ini mengambil permasalahan tentang pembinaan
kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran yang
dilakukan oleh Pengawas TK/SD.
Tujuan
dari
penelitian
ini,
yaitu
untuk
mendeskripsikan,
menginterpretasikan,
dan
menganalisis
pelaksanaan pembinaan
kemampuan
profesional
guru
yang
dilakukan oleh Pengawas TK/SD, serta mengungkap kemampuan dan
motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah
mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
pendekatan kualitatif,
lebih
mudah
untuk
dengan alasan pendekatan kualitatif
menyesuaikan
dengan
kenyataan-kenyataan
yang ada di lapangan serta pendekatan ini menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden
sehingga dapat memahami dan memaknai kenyataan-kenyataan yang
terjadi di lapangan.
Lokasi penelitian ini bertempat di Kecamatan Cimanggung
Kabupaten Sumedang. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan
teknik random sampling purposive dengan snowball sampling
dengan sumber data atau subjek penelitian para Pengawas TK/SD
dan para guru Sekolah Dasar yang ada di lingkungan Kecamatan
Cimanggung Kabupaten Sumedang. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian
ini
menggunakan
wawancara,
observasi
dan
pengkajian dokumen.
Berdasarkan
hasil
analisis
data
yang
diperoleh
dari
lapangan, ditemukan bahwa pembinaan kemampuan profesional
guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas
TK/SD pada umumnya dapat memberikan kotribusi dan pengaruh
yang berarti terhadap peningkatan kemampuan profesional guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini tercermin
dari adanya peningkatan intensitas proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru serta meningkatnya motivasi guru
sebagai salah satu faktor pendorong dalam melaksanakan proses
pembelaj aran.
Namun,
apabila
ditinjau
dari
petunjuk
pelaksanaan
pembinaan masih jauh dari tujuan yang diharapkan,
pelaksanaan pembinaan ini lebih banyak dilakukan
karena
secara
kolektif
maupun
baik
melalui
pertemuan
secara
berkelompok
melalui penataran-penataran.
Hasil
temuan
dalam
penelitian
ini,
selanjutnya
direkomendasikan kepada pihak Dinas Pendidikan, para Pengawas
TK/SD,
serta
para
guru
sebagai
bahan
kajian
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
UCAPAN TERIMAKASIH
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB
1
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
11
C. Definisi Operasional
16
D. Pertanyaan Penelitian
18
E. Tujuan Penelitian
18
F. Manfaat Penelitian
_.. 20
BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PEMBINAAN
KEMAMPUAN
PROFESIONAL GURU
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
A. Guru sebagai Pengembang Kurikulum di Sekolah
23
23
l.Menentukan Tujuan Pendidikan
25
2.Menentukan Proses Pembelajaran
28
VI11
3. Menentukan Organisasi Kurikulum
30
4. Menentukan Cara Menilai Hasil Belajar
32
B. Konsep Tentang Pembinaan
33
C. Konsep Kemampuan Profesional
38
1. Kemampuan Profesional Guru
2. Guru Sebagai Pendidik Profesional
39
„
42
D. Pembinaan Kemampuan Profesional
oleh Pengawas TK/SD
49
E. Konsep Tentang Motivasi
53
F. Motivasi Guru dalam Proses Pembelajaran ..„
56
G. Hasil Penelitian yang Relevan
59
BAB
III
PROSEDUR PENELITIAN
61
A. Metode Penelitian
B. Instrumen Penelitian
61
„
_
62
C. Pengumpulan Data
63
D. Lokasi dan Subjek Penelitian
55
E. Teknik
67
Analisis Data
1. Reduksi Data
68
2. Penyajian Data
68
3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data ... 69
F. Tahap - tahap Pelaksanaan Penelitian
70
1. Tahap Orientasi
70
2. Tahap Eksplorasi
71
IX
3. Tahap Member Check
G. Keabsahan Hasil Penelitian
73
74
1.
Kredibilitas Data
74
2.
Transferabilitas Data
76
3.
Dependabilitas dan Konfirmabilitas Data
77
BAB IV DESKRIPSI, INTERPRETASI, DAN PEMBAHASAN
DATA HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Lokasi Penelitian
80
80
80
2. Proses Pembinaan kemampuan Profesional Guru
oleh Pengawas TK/SD
81
3. Kemampuan Guru Dalam Proses Pembelajaran
103
4. Motivasi Guru dalam Proses Pembelajaran
118
B. Interpretasi Data Hasil Penelitian
14 9
1. Interpretasi Data tentang Pembinaan Kemampuan
Profesional Guru oleh Pengawas TK/SD
14 9
2. Interpretasi Data tentang Kemampuan
Profesional Guru dalam Proses Pembelajaran ... 154
3. Interpretasi Data tentang Motivasi Guru
Dalam Proses Pembelajaran
C. Pembahasan Data Hasil Penelitian
157
163
1. Kualitas Pembinaan Kemampuan Profesional Guru
oleh Pengawas TK/SD
163
2. Kualitas Kemampuan Guru dalam Proses
Pembelaj aran
_
\ 69
„
3. Kualitas Motivasi Guru dalam Proses
Pembela jaran
BAB
V
_
_
_
171
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
_
_
177
_
_
177
B. Re komenda si
17 9
DAFTAR PUSTAKA
182
LAMPIRAN - LAMPIRAN
186
RIWAYAT HIDUP
187
XI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Peta Variabel Teoritis
14
Gambar 2 Peta Variabel Penelitian
15
Gambar 3 Bagan Tugas Guru
„
xn
_
34
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel I
Pembagian Tugas Pembinaan
Tabel II
Profil Keadaan SDN A
85
Tabel III Profil Keadaan SDN B
87
Tabel IV
Profil Keadaan SDN C
89
Tabel V
Profil Keadaan SDN D
92
Tabel VI
Profil Keadaan SDN E
96
Xlli
„.. 82
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan
nasional
di
bidang
pendidikan
merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan
terwujudnya
makmur,
kualitas
manusia
masyarakat
yang
Indonesia,
beriman,
sehingga
bertaqwa,
adil,
dan sejahtera.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan
wewenang
dan
pendidikan.
tanggung
jawab
Lembaga-lembaga
tri
pusat
tersebut
meliputi
keluarga,
pemerintah,
tersebut,
antara yang satu dengan yang lainnya saling
mempengaruhi
dalam
dan masyarakat.
lembaga
rangka
pembentukan
Ketiga lembaga
pribadi
anak.
Pemerintah menyelenggarakan pendidikan formal, keluarga
menyelenggarakan
pendidikan
informal,
dan
masyarakat
menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal.
Sebenarnya tanggung jawab pendidikan itu pertamatama ada pada orang tua, seperti
Tafsir (1994
: 160)
yang dikatakan Ahmad
bahwa:
Dilihat dari ajaran Islam, anak adalah amanat
Allah. Amanat wajib dipertanggungjawabkan.
Jelas
tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tidaklah
kecil. Secara umum inti dari tanggung jawab itu
ialah penyelenggaraan
dalam rumah tangga.
Jadi,
tanggung
jawab
kewajiban orang tua,
berbagai
kepada
yang
bagi
mendidik
anak
anak-anak
itu
adalah
tetapi karena adanya perkembangan
aspek kehidupan manusia,
dilimpahkan
lembaga
pendidikan
lembaga
memiliki
maka
yang
kesiapan
tugas mendidik
profesional
dan
yaitu
kemampuan
secara
praktis dan teoritis.
Walaupun
diserahkan
orang
tanggung
kepada
tua
dan
jawab
lembaga
masyarakat
mendidik
yang
tidak
anak
sudah
profesional,
terlepas
tetapi
begitu
saja
dari tanggung jawab mendidik. Maka wajarlah kalau orang
tua
dan
masyarakat
memberikan
dorongan,
pendidikan
serta pengajaran bagi anak-anak yang bersifat positif.
Menurut Nana Syaodih (1997 : 58) bahwa :
Pendidikan
mempersiapkan
generasi
muda
terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan
hanya untuk pendidikan,
tetapi memberikan
pengetahuan,
keterampilan serta nilai-nilai
hidup,
bekerja
dan mencapai
perkembangan
lanjut di masyarakat.
untuk
bukan
bekal
untuk
lebih
Dalam penyelenggaraan sistem pendidikan di sekolah
yang mampu mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke
lingkungan
sekali.
Hal
(2000 : 27)
pelaksanaan
masyarakat,
ini
sesuai
peranan
dengan
guru
sangat
pendapat
penting
Oemar Hamalik
yaitu sebagai berikut : " pada hakekatnya
pendidikan
di
sekolah
adalah
menjadi
tanggung
jawab
guru,
baik
selaku
tenaga profesional
maupun selaku tenaga non-profesional ".
Peranan
guru
yang
sangat
sentral
dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan di sekolah, terutama
dalam pelaksanaan proses pembelajaran,
bahwa
kualitas
pendidikan
di
mengisyaratkan
sekolah
itu
sangat
ditentukan oleh baik atau tidaknya kualitas kemampuan
guru
dalam
pelaksanaan
sistem pendidikan,
walaupun
masih ada faktor-faktor lain yang masih terkait.
Oleh
karena itu, kualitas kemampuan guru dalam melaksanakan
proses
pendidikan
ini
harus
lebih ditingkatkan
agar
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal.
Namun, dewasa ini sering muncul nada sumbang yang
masih disuarakan oleh sebagian masyarakat luas,
mempertanyakan tentang kualitas
kemampuan
yang
guru dalam
melaksanakan tugasnya. Rochman Natawidjaya (1992 : 11)
mengatakan
bahwa
:
"
kritik
masyarakat
terhadap
kualitas guru dalam melaksanakan tugasnya antara lain
disebabkan oleh kemampuan guru yang tidak memadai dalam
menyesuaikan
dirinya
terhadap
perubahan
dan
perkembangan yang terjadi di bidang pendidikan ".
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan diatas,
ternyata
untuk
mewujudkan
kualitas
pendidikan
itu
sangat ditunjang oleh kemampuan profesional guru, dalam
artian
guru
mampu
melaksanakan
tugasnya
sebagai
pendidik dan pengajar serta mampu menciptakan inovasi-
inovasi yang dapat menunjang pada peningkatan kualitas
pendidikan
secara
menyesuaikan
menyeluruh
dirinya
sehingga
terhadap
mampu
perubahan
dan
perkembangan yang terjadi di bidang pendidikan. Hal ini
sejalan dengan pendapat R. Ibrahim (1980 : 51), yaitu
sebagai berikut :
Inovasi pendidikan ialah suatu ide,
barang,
metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat)
diskoveri,
pendidikan
baik
yang
berupa
digunakan
atau
untuk
dengan
fenomena
hasil
untuk
invensi
mencapai
atau
tujuan
memecahkan
masalah
yang
terjadi
pendidikan.
Berkenaan
sedang
dalam dunia pendidikan kita, para guru perlu didorong
untuk berperan aktif dalam upaya menghadapi fenomena
tersebut. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya dengan
efisien dan efektif, sehingga dapat menemukan inovasi-
inovasi
yang
bermanpaat
guna
meningkatkan
kualitas
pendidikan di masa yang akan datang.
Dalam mewujudkan kemampuan guru yang profesional
yang dapat berperan sebagai pengajar dan pendidik serta
mampu melaksanakan proses pembelajaran secara efisien
dan efektif bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah,
dan
sudah
barang
tentu
memerlukan
pembinaan
yang
berkesinambungan.
Pada kenyataannya,
Pengawas
TK/SD
pembinaan yang dilakukan oleh
dan
Kepala
Sekolah
dalam
upaya
meningkatkan kemampuan profesional guru masih jauh dari
harapan.
Oleh
profesional
karena
guru
ini
itu,
pembinaan
harus mendapat
kemampuan
perhatian
yang
serius agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan
sebaik mungkin.
Salah satu sasaran pembinaan yang dilakukan oleh
Pengawas
TK/SD
profesional
guru
pembelajaran.
perhatian
adalah
untuk
dalam
Dengan demikian,
utama
pada
meningkatkan
kemampuan
melaksanakan
proses
pembinaan ini menaruh
upaya-upaya
yang
sifatnya
memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk berkembang
secara profesional sehingga mereka lebih mampu dalam
melaksanakan
meningkatkan
tugas
proses
pokoknya,
yaitu
pembelajaran
memperbaiki
sehingga
dan
dapat
mencapai tujuan dengan optimal. Dengan demikian, dapat
ditegaskan bahwa sasaran utama proses pembinaan ini
lebih difokuskan pada akontabilitas profesional guru
yang direfleksikan dalam kemampuan-kemampuan sebagai
berikut
:
1.
2.
3.
4.
Merencanakan kegiatan pembelajaran.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran
Menilai proses dan hasil pembelajaran.
Memanpaatkan hasil penilaian bagi penigkatan
layanan pembelajaran
5. Memberikan
umpan balik
secara
tepat,
teratur
dan terus-menerus kepada peserta didik.
6. Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam belajar.
7. Menciptakan
lingkungan
belajar
yang
menyenangkan.
8. Mengembangkan dan memapaatkan alat bantu dan
media
pembelajaran
9. Memanpaatkan
sumber-sumber
belajar
yang
tersedia.
10.Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi,
metode dan
ll.Melakukan
teknik) yang tepat.
penelitian
praktis
bagi
perbaikan
pembelajaran.
(Tim Tutor Bidang Pendidikan Dasar, 1997 : 4)
Selain
proses
pembinaan
yang
berkesinambungan,
masih ada sejumlah aspek yang terkait dengan pribadi
guru dalam upaya meningkatkan kemampuan profesionalnya,
seperti pendidikan,
kecerdasan,
pengetahuan,
ekonomi,
dan motivasi. Sedangkan aspek-aspek lain yang berada di
luar pribadi
guru,
seperti
pembinaan
Pengawas
TK/SD,
kurikulum,
gedung
sekolah,
pembinaan
pembinaan
Kepala
Kepala
organisasi
Dinas,
Sekolah,
sekolah,
dan
fasilitas yang dapat menujang pada pelaksanaan proses
pembelajaran.
dikemukakan
Diantara
di
atas,
aspek-aspek
dengan
yang
tidak
telah
bermaksud
menyepelekan aspek-aspek yang lainnya,
kiranya aspek
pembinaan
dalam
kemampuan
profesional
guru
proses
pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD serta
motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
merupakan aspek yang paling penting dalam menciptakan
proses pembelajaran yang efisien dan efektif.
Sebagaimana
adanya
telah
pembinaan
diungkapkan
kemampuan
di
atas,
profesional
bahwa
guru
oleh
Pengawas TK/SD dapat dianggap sebagai modal utama untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses
pembelajaran.
tidak
Namun,
memiliki
pembelajaran
walaupun
di
apabila
motivasi
tidak
yang
akan
lingkungan
guru yang bersangkutan
tinggi,
terlaksana
sekolah
itu
maka
proses
dengan
baik,
sudah
tersedia
fasilitas yang memadai, materi kurikulum yang relevan,
dan kemampuan guru yang profesional. Dalam hal ini,
Sujudi (1991 : 13) mengatakan bahwa : " persoalan mutu
pendidikan itu bersumber dari
disiplin dan motivasi
guru. Lebih Ianjut Nana Syaodih (1997 : 200) mengatakan
bahwa
: " implementasi
kurikulum hampir seluruhnya
tergantung kepada kreativitas, kecakapan, kesungguhan,
dan
ketekunan
menciptakan
guru
proses
".
Dengan
pembelajaran
demikian,
yang
efisien
untuk
dan
efektif, maka pembinaan kemampuan profesional guru yang
dilakukan
oleh
Pengawas
TK/SD
serta
kemampuan
dan
motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
setelah mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD
dikaji secara mendalam.
Untuk
memperkaya
melaksanakan
beberapa
rencana
wawasan
penelitian,
hasil
berikut
penelitian
penelitian
penuiis
yang
yang
akan
ini
dalam
diungkapkan
berhubungan
penuiis
dengan
laksanakan,
diantaranya : Anik Ghufron (1993) dalam tesisnya yang
berjudul " Motivasi Guru Sebagai
Pengembang Kurikulum
yang mengemukakan beberapa kesimpulan,
ada
dua
bentuk
motivasi
melaksanakan tugasnya.
melaksanakan
mendidik,
tugasnya
sedangkan
atau
Pertama,
didorong
yang
kedua
dorongan
diantaranya
guru
dalam
sebagian guru dalam
oleh
hanya
motivasi
untuk
sekedar
untuk
memenuhi tuntutan tugas dinasnya. Dari kedua kesimpulan
di atas, kebanyakan guru dalam melaksanakan tugasnya
lebih hanya sekedar memenuhi tuntutan sebagai aparatur
pemerintah
kelas,
dalam
mengimplementasikan
kurikulum
Barak Rosenshine dan Robert Stevens
di
(1988),
dalam penelitiannya mengungkap perilaku mengajar guru
yang efektif sebagai berikut ; memulai pelajaran dengan
kaji ulang pelajaran lalu, menjelaskan tujuan pelajaran
secara
singkat,
menyajikan
pelajaran
langkah
demi
langkah dan memberikan latihan praktis setelah setiap
langkah, memberikan instruksi dan rincian tugas yang
jelas,
memberikan
praktek
yang
banyak,
memberikan
berbagai pertanyaan dan kesempatan kepada semua siswa
untuk
mendemonstrasikan
pemahamannya,
membimbing
praktek siswa dengan keterampilan dan prosedur baru,
memberikan umpan balik dan perbaikan secara sistematis,
memberikan
instruksi
yang eksplisit untuk pekerjaan
siswa dan memantau kemajuannya,
mengungkapkan
tentang
efektif dengan
guru
perbedaan
yang
Kamala Arora
antara
tidak efektif,
(1978)
guru
yang
antar lain
sebagai berikut : memutuskan untuk menjadi guru sejak
kecil, berminat untuk menjadi guru karena menghargai
pekerjaan
guru,
memutuskan
kemauan
sendiri,
mendidik
selain
untuk menjadi
bersedia
mengajar,
guru
melaksanakan
berminat
atas
pekerjaan
untuk
mengikuti
pendidikan dalam jabatan, mendapatkan kepuasan tentang
pekerjaan sebagai guru,
kepuasan kerja bukan semata-
mata karena faktor finansial melainkan memperoleh hasil
kerja
dengan
yang baik,
rekan
meninggalkan
pergaulan
sejawat,
profesi
tidak
guru,
National
Education
siswa
berkeinginan
memiliki
terhadap guru dan profesinya.
20),
intim dengan
sikap
(Syaodih, Nana.
Association
(1988)
dan
untuk
positif
1983 :
dalam
penelitiannya menemukan 10 macam tugas guru yang harus
dilakukan dalam kaitannya dengan tugas guru sebagai
pelaksana kurikulum,
yaitu : menjaga agar siswa s
melaksanakan
tugasnya,
menyesuaikan
rencana
memantau
kegiatan
pelajaran,
sejawat,
kerja
di
respon
kehadiran
siswa,
kegiatan
kelas,
dalam
luar
mendiskusikan
memberikan
memberikan
mencatat
sekolah,
pekerjaan
penyeluhan
kepada
merencanakan
dengan
kepada
pertanyaan
rekan
siswanya,
kepala
sekolah,
mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa, menghadiri
rapat
guru
Rosita
(Natawidjaya,
(2001)
Pembinaan
Dasar",
1989
:
17),
Tita
dalam tesisnya yang berjudul " Dukungan
Kemampuan
Peningkatan
Rochman.
Kemampuan
menyimpulkan
Profesional
Kinerja
bahwa
Guru
Mengajar
sampai
Terhadap
di
saat
Sekolah
ini
target
pembinaan yang dilakukan oleh para pengelola pendidikan
belum maksimal.
Selanjutnya,
dasar
yang
harus
Depdikbud
merinci sepuluh kemampuan
dimiliki
guru
yang
profesional,
diantaranya :
1. Penguasaan
bahan
pelajaran
beserta
konsep-
konsep dasar keilmuannya.
2. Pengelolaan program belajar-mengajar.
3. Pengelolaan kelas.
4. Penggunaan media dan sumber pembelajaran.
5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6. Pengelolaan interaksi belajar-mengajar.
7. Penilaian prestasi siswa.
8. Pengenalan
penyuluhan.
fungsi
dan
program
bimbingan
dan
11
9. Pengenalan
dan
penyelenggaraan
administrasi
sekolah.
lO.Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil
penelitian
pendidikan
untuk
kepentingan
peningkatan mutu pengajaran.
(Syaodih, Nana. 1997 : 193)
Dalam
menjalankan
sepuluh
kompetensi
dasar
di
atas, harus ditunjang oleh motivasi guru yang tinggi
agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat mencapai
tujuan yang optimal.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penuiis
mengambil
kesimpulan
bahwa
pembinaan
kemampuan
profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD
serta kemampuan dan motivasi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting
dalam menciptakan proses pembelajaran yang efisien dan
efektif.
B.
Perumusan dan Pembatasan Masalah
Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang di
atas, bahwa pembinaan kemampuan profesional guru yang
dilakukan
oleh
Pengawas
TK/SD
serta
kemampuan
dan
motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
merupakan hal yang perlu dikaji secara mendalam.
Dalam
profesional
penelitian
guru
dalam
ini,
proses
pembinaan
kemampuan
pembelajaran
yang
12
dilakukan oleh Pengawas TK/SD, berkaitan dengan dua hal
pokok :
Pertama,
melalui
pembinaan yang
dilakukan
oleh
Pengawas TK/SD, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
profesional guru, yang meliputi : (a)
dalam
merencanakan
mengidentifikasi
pembelajaran
proses
kebutuhan
yang
tepat,
kemampuan guru
pembelajaran,
siswa,
dan
seperti
menentukan
menganalisis
model
materi
kurikulum yang akan dijabarkan dalam satuan pelajaran,
(b)
kemampuan
pembelajaran,
alat
atau
guru
seperti
dalam
pengelolaan
media
yang
dan
mampu
pembelajaran,
dapat
proses
kelas,
(c)
proses
penggunaan
memperlancar
menciptakan
pembelajaran yang kondusif,
mengevaluasi
melaksanakan
suasana
proses
proses
kemampuan guru dalam
pembelajaran,
seperti
membuat
kriteria penilaian, menentukan alat evaluasi yang tepat
dan mampu menganalisis hasil evaluasi tersebut untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Kedua,
pendukung
motivasi guru merupakan salah satu faktor
yang
tidak
dapat
terpisahkan
dari
unsur
kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran.
Hal
ini
sebagai
dapat
tercermin
berikut
: durasi
dari
indikator-indikator
kegiatan
frekuensi kegiatan yang meningkat,
yang meningkat,
tingkat aspirasi
13
guru yang tinggi,
keuletan dan ketabahan guru dalam
menghadapi berbagai rintangan dalam melaksanakan proses
pembelajaran,
serta cita-cita dan harapan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran (Syamsudin, A. Makmun,
2000 : 23) . Dari uraian indikator di atas, penelitian
ini memfokuskan pada motivasi guru dalam melaksanakan
pembelajaran
Pengawas
setelah
TK/SD,
mendapatkan
yang
pembinaan
lebih ditekankan
pada
dari
hal-hal
sebagai berikut : dorongan dalam melaksanakan proses
pembelajaran,
harapan
setelah
melaksanakan
proses
pembelajaran, serta keuletan mengatasi berbagai kendala
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
penelitian
tentang
Guru
ini
difokuskan
" Bagaimana
dalam Proses
Pengawas
TK/SD
".
pada
pokok
secara umum
permasalahan
Pembinaan kemampuan
Profesional
Pembelajaran yang dilakukan
Selanjutnya,
karena
oleh
kemampuan
profesional guru dalam proses pembelajaran ini tidak
terlepas dari motivasi guru itu sendiri,
maka dalam
penelitian ini dibahas mengenai motivasi guru setelah
mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD.
Untuk
permasalahan
lebih
dalam
mempermudah
penelitian
ini,
paradigma teoritis sebagai berikut :
menjawab
maka
pokok
digunakan
14
Pembinaan
Depdiknas
Pengawas
Kepala Sekolah
Guru
Variabel
Kemampuan guru
Motivasi guru
Perilaku guru
Disiplin guru
Ekonomi guru
Budaya guru
Fokus
Peningkatan
kemampuan
Proses
profesional
guru dalam
pembelajaran
yang efisien
dan efektif
proses
pembelajaran
Lingkungan
Siswa
Kemampuan siswa
Sosial
Karakter siswa
Politik
Perkembangan
Ekonomi
individu siswa
Budaya
Ekonomi siswa
Gambar 1.
Dengan
tidak
Peta Variabel Teoritis
bermaksud
mengecilkan
variabel-
variabel yang telah dipetakan di atas, penuiis mencoba
untuk membatasi penelitian ini pada variabel-variabel
sebagai berikut berikut : Pembinaan Pengawas TK/SD,
kemampuan profesional
guru,
proses
Adapun
pembelajaran.
dan motivasi guru dalam
hubungan
variabel tersebut adalah sebagai berikut :
dari
ketiga
15
Pembinaan
Pengawas TK/SD
Persepsi Pengawas
TK/SD
Aspek yang dibina
Mekanisme pembinaan
kemampuan
profesional guru
dalam proses
pembelaj aran
Proses
Pembelajaran
yang Efisien
dan Efektif
Peningkatan
Aktifitas
Profesional
Kemampuan
proses
pembelajaran
tinggi
Kemampuan Guru
Kemampuan guru dalam
merencanakan proses
pembelajaran
Kemampuan guru dalam
melaksanakan proses
pembelajaran
Kemampuan guru dalam
mengevaluasi proses
pembelajaran
Guru dalam
Proses
Pembelajaran
Suasana
proses
pembelajaran
Kemampuan
yang kondusif
guru dalam
menjabarkan
Daya serap
siswa yang
tinggi
terhadap
Keterampilan
kurikulum
intruksional
guru
materi
pelajaran
yang
disampaikan
oleh Guru
Kreatifitas
guru dalam
dalam proses
pembelajaran
Motivasi Guru
Dorongan
guru
melaksanakan
dalam
proses
pembelaj aran.
Harapan guru setelah
melaksanakan
proses
pembelajaran
Keuletan
guru
dalam
mengatasi
kendala
dalam
melaksanakan
proses pembelajaran
Gambar 2.
Peta Variabel Penelitian
C. Definisi Operasional
1. Pembinaan Pengawas TK/SD
Pengawas
yang
TK/SD
disiapkan
merupakan
untuk
tenaga
profesional
membantu
melaksanakan proses pembelajaran.
guru
dalam
Fungsi pembinaan
yang dilakukan Pengawas TK/SD, lebih dititikberatkan
kepada pengembangan potensi yang dimiliki oleh guru,
dan bukan semata-mata untuk mencari kesalahan guru.
Pelaksanaan
dalam
pembinaan
proses
pembelajaran
Pengawas
TK/SD,
persepsi
Pengawas
yang
kemampuan
meliputi
diembannya,
Pengawas TK/SD,
TK/SD
yang
hal
guru
dilakukan
oleh
sebagai
terhadap
aspek-aspek
profesional
berikut
tugas
yang
:
pembinaan
dibina
oleh
dan mekanisme pembinaan kemampuan
profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD.
2.
Kemampuan Profesional Guru
Kemampuan
pembelajaran
dengan
profesional
dalam
permasalahan
guru
dalam
penelitian
ini,
tentang
bagaimana
proses
berhubungan
kualitas
kemampuan guru setelah dibina oleh Pengawas TK/SD
dalam hal : (a) merencanakan proses pembelajaran,
seperti mengidentifikasi kebutuhan siswa, menentukan
metode yang tepat, dan menganalisis materi kurikulum
17
yang
(b)
akan
dijabarkan
melaksanakan
pengelolaan
proses
kelas,
pembelajaran,
dalam
satuan
pelajaran,
pembelajaran,
penggunaan
media
seperti
atau
alat
dan menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif, (c) mengevaluasi proses pembelajaran,
seperti menentukan kriteria penilaian, membuat alat
evaluasi yang tepat, dan menganalisis hasil evaluasi
sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang.
3. Motivasi
Motivasi
pendukung
yang
profesional
merupakan
tidak
guru
salah
terpisahkan
dalam
satu
dari
faktor
kemampuan
melaksanakan
proses
pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi, kemampuan
profesional
yang
dimiliki
dioptimalkan dengan baik.
oleh
guru
akan
Dalam hal ini,
mampu
motivasi
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah
mendapatkan
dari
pembinaan
Pengawas
TK/SD,
kemampuan
profesional
guru
meliputi
dorongan
dalam
melaksanakan proses pembelajaran,
harapan setelah
melaksanakan
dan
proses
pembelajaran,
keuletan
mengatasi berbagai kendala dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
tentang
inti
pembinaan
permasalahan
kemampuan
penelitian
profesional
guru
ini,
dalam
proses pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD,
maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut
:
1. Bagaimana
proses
pembinaan
kemampuan
profesional
guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh
Pengawas TK/SD ?
2. Bagaimana
dalam
peningkatan
proses
kemampuan
pembelajaran
profesional
setelah
guru
mendapatkan
pembinaan dari Pengawas TK/SD?
3. Bagaimana motivasi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran
setelah
mendapatkan
pembinaan
dari
Pengawas TK/SD ?
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum,
tujuan dari penelitian ini untuk
mengkaji proses pembinaan kemampuan profesional guru
yang
dilakukan
oleh
Pengawas
TK/SD
dalam
upaya
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses
pembelajaran, serta mengkaji kemampuan dan motivasi
guru
dalam
merencanakan,
melaksanakan,
dan
20
keuletan
guru mengatasi
berbagai
kendala
dalam
diharapkan
dapat
melaksanakan proses pembelajaran.
F.
Manfaat Penelitian
1.
Secara teoritis
Hasil
menjadi
dari
masukan
penelitian
dalam
ini
mengkaji
proses
pembinaan
kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran
yang
dilakukan
nantinya
oleh
diharapkan
pendidikan
secara
Pengawas
dapat
TK/SD,
sehingga
meningkatkan
menyeluruh.
Selain
kualitas
itu,
hasil
penelitian ini diharapkan menjadi alternatif solusi
dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam proses
pembinaan kemampuan profesional guru yang dilakukan
oleh Pengawas TK/SD di masa yang akan datang.
2. Secara praktis
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
memberikan
sumbangsih yang berarti bagi :
a. Pengawas TK/SD, sebagai bahan masukan dalam upaya
meningkatkan kemampuan managerial Pengawas TK/SD
dalam
melaksanakan
proses
pembinaan
kemampuan
profesional guru dalam proses pembelajaran.
b. Guru,
sebagai
bahan
masukan
dalam
upaya
meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam proses
19
mengevaluasi
proses
dilaksanakannya
pembelajaran
sebagai
tolak
yang
ukur
telah
keberhasilan
pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Tujuan Khusus
Secara
untuk
khusus,
tujuan
mendeskripsikan,
penelitian
ini
menginterpretasikan,
serta
menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan :
a. Proses pembinaan kemampuan profesional guru yang
dilakukan
oleh
Pengawas
TK/SD,
yang
meliputi
persepsi Pengawas TK/SD, aspek-aspek yang dibina
oleh Pengawas TK/SD, dan mekanisme pembinaan yang
dilakukan oleh Pengawas TK/SD.
b. Kemampuan
profesional
guru
dalam
proses
pembelajaran, yang meliputi kemampuan guru dalam
merencanakan,
proses
melaksanakan,
pembelajaran
yang
dan
telah
mengevaluasi
dilaksanakannya
sebagai umpan balik (feed back) bagi perbaikan di
masa yang akan datang.
c. Motivasi
guru
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan dari
Pengawas
TK/SD,
yang
meliputi
melaksanakan proses pembelajaran,
setelah
melaksanakan
proses
dorongan
dalam
harapan guru
pembelajaran,
dan
pembelajaran,
sehingga
dapat
mencapai
t?
pembelajaran dengan optimal,
c. Dinas Pendidikan Nasional, sebagai bahan masukan
dalam upaya mencari alternatif pemecahan masalah
yang berkaitan dengan peningkatan kualitas guru
dalam
proses
meningkatkan
pembelajaran,
kualitas
sehingga
pendidikan
dapat
secara
menyeluruh.
d. Program Studi
Pengembangan Kurikulum,
sebagai
bahan masukan bagi penelitian lebih Ianjut yang
berkaitan
dengan
kemampuan
profesional
pembelajaran.
permasalahan
guru
peningkatan
dalam
proses
BAB
III
METODOLOGI
A.
PENELITIAN
Metode Penelitian
Dalam penelitian
permasalahan
guru
dalam
Pengawas
ini,
penuiis
memfokuskan
tentang pembinaan kemampuan
proses
TK/SD
pembelajaran
yang
dalam
yang
pada
profesional
dilakukan
penelitiannya
oleh
menggunakan
pendekatan kualitatif.
Penggunaan
pendekatan
kualitatif
ini,
karena
pendekatan ini lebih mudah untuk menyesuaikan dengan
kenyataan-kenyataan
pendekatan
hubungan
ini
yang
ada
menyajikan
antara
di
secara
peneliti
dan
lapangan,
langsung
responden
serta
hakikat
(Lexi,
J.
Moleong, 1996 : 5). Oleh karena itu, pemahaman terhadap
kenyataan-kenyataan
sekaligus memaknai
yang
terjadi
di
lapangan
dan
kenyataan tersebut dapat diungkap
melalui pendekatan kualitatif.
Penelitian
ini
berusaha
mendeskripsikan,
menginterpretasikan, dan menganalisis proses pembinaan
kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas
TK/SD,
kemampuan profesional guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan dari
61
62
Pengawas
TK/SD,
dan motivasi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan dari
Pengawas TK/SD.
B.
Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang
menempatkan
peneliti
sebagai
instrumen
utama.
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan
instrumen
bantuan
berupa
pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai alat pengumpul data. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan Lexy.
j. Moleong (1996 : 4)
yaitu sebagai berikut : " dalam penelitian kualitatif,
peneliti
sendiri
atau
dengan
merupakan alat pengumpul data ".
& Miles
(1984
: 42)
bantuan
orang
lain
Lebih Ianjut Huberman
menjelaskan : " bahwa seorang
peneliti kualitatif melakukan penelitian berpegang pada
fokus dan pembatasan penelitian melalui kerangka kerja
konseptual,
penentuan
pertanyaan-pertanyaan
sampel
".
Ketiga
hal
penelitian,
di
atas
dan
merupakan
instrumen bantuan sebagai acuan yang dijadikan pedoman
dalam melaksanakan penelitian di lapangan.
bantuan
tersebut
digunakan
untuk
Instrumen
mengumpulkan
data
dengan cara melakukan pengamatan langsung ke lapangan,
melakukan observasi, wawancara, serta mengkaji dokumen
63
dan
data
yang
ada
di
lapangan
dengan
mengacu
pada
kerangka pertanyaan-pertanyan penelitian.
Instrumen bantuan dalam penelitian ini mempunyai
empat
kategori,
luwes
dan
diantaranya
longgar,
:
instrumennya
instrumennya
tidak
rinci, pendalaman kasus yang dikaji
bersifat
dibuat
secara
lebih diutamakan,
disesuaikan dengan kondisi di lapangan, dimulai dengan
beberapa pertanyaan awal yang disesuaikan dengan teknik
pengumpulan
pada
data
penelitian
longgar,
yang
digunakan.
kualitatif
tetapi
tetap
ini
Walaupun
bersifat
memperhatikan
instrumen
luwes
dan
aspek-aspek
keabsahan agar penelitian ini tidak keluar dari aturan.
C. Pengumpulan Data
Sesuai
atas,
dengan
rencana
informasi
utama
rumusan
pertanyaan
penelitian
ini
pada Pengawas
penelitian
menetapkan
di
sumber
TK/SD dan para guru.
Penelitian ini mencoba untuk mengumpulkan data mengenai
pelaksanaan pembinaan kemampuan profesional guru dalam
proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas TK/SD,
yang meliputi bagaimana pembinaan kemampuan profesional
guru
dalam
Pengawas
proses
TK/SD
profesional
?,
dalam
pembelajaran
yang
dilakukan
bagaimana
peningkatan
proses
pembelajaran
oleh
kemampuan
setelah
64
mendapatkan
bagaimana
pembinaan
motivasi
pembelajaran
dari
guru
setelah
Pengawas
dalam
TK/SD
?,
melaksanakan
mendapatkan
dan
proses
pembinaan
dari
penelitian
ini,
Pengawas TK/SD ?.
Untuk
mengumpulkan
data
dalam
digunakan beberapa metode pengumpulan data seperti :
1. Observasi,
untuk
pelaksanaan
dalam
pembinaan
proses
Pengawas
mendapatkan
kemampuan
pembelajaran
TK/SD,
kemampuan
yang
data
profesional
guru
dilakukan
oleh
profesional
melaksanakan proses pembelajaran,
mengenai
guru
dalam
dan motivasi guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2. Wawancara digunakan untuk memperoleh data mengenai
pelaksanaan
dalam
proses
Pengawas
TK/SD
pembinaan
kemampuan
pembelajaran
TK/SD,
terhadap
yang meliputi
tugas
Wawacara
guru
dilakukan
oleh
; persepsi
pembinaan
aspek-aspek yang dibina,
pembinaan.
yang
profesional
yang
dan mekanisme
ini
juga
Pengawas
diembannya,
pelaksanaan
dilakukan
secara
langsung kepada para guru dalam mengungkap kemampuan
profesional
guru
pembelajaran
setelah
Pengawas
TK/SD,
pembelajaran,
dalam
dalam
melaksanakan
mendapatkan
hal
proses
pembinaan
: merencanakan
dari
proses
melaksanakan proses pembelajaran,
dan
65
mengevaluasi
proses
pembelajaran
yang
dilaksanakannya. Selain itu wawacara ini juga untuk
mengungkap motivasi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran
setelah
Pengawas TK/SD,
melaksanakan
setelah
mendapatkan
dari
yang meliputi dorongan guru dalam
proses
pembelajaran,
melaksanakan
keuletan
pembinaan
guru
proses
dalam
harapan
guru
pembelajaran,
mengatasi
serta
kendala
dalam
mengetahui
data
melaksanakan proses pembelajaran.
3. Dokumentasi
tertulis,
digunakan
seperti
profesional
dilakukan
guru,
guru
oleh
dan
pedoman
dalam
Pengawas
satuan
untuk
pembinaan
proses
TK/SD,
pelajaran
kemampuan
pembelajaran
data
sebagai
yang
kepegawaian
pedoman
guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
D. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian
Cimanggung
penelitian
kursial,
ini
Kabupaten
ini
karena
dilaksanakan
Sumedang,
memerlukan
Kecamatan
di
dengan
pembenahan
Cimanggung
Kecamatan
alasan
lokasi
yang
cukup
ini
merupakan
salah satu kecamatan yang masih muda di lingkungan
Kabupaten Sumedang yang baru mengalami masa transisi
66
sistem
pengelolaan
pendidikan,
setelah
diadakannya
pemekaran dari Kecamatan Cikeruh.
Dalam
penelitian
ini,
penuiis
menjadikan
para
Pengawas TK/SD dan guru-guru Sekolah Dasar (SD)
yang
ada di Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang sebagai
subjek atau sampel penelitian. Adapun teknik penentuan
sampelnya, menggunakan teknik Purposive Sampling dengan
Snowball
Sampling.
Purposive
Sampling
yaitu
cara
memilih sampel berdasarkan tujuan dan data yang ingin
diperoleh. Sedangkan Snomball Sampling merupakan sampel
yang
dipilih
secara
bergelinding,
responden
yang
terpilih menunjuk lagi orang lain yang kira-kira dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Penentuan sampel dilakukan berdasarkan pada tujuan
penelitian
ini,
yaitu
untuk
mengungkap
pembinaan
kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran
yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD. Dalam mengungkap
permasalahan
tentang
pembinaan
kemampuan
profesional
yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD, maka digunakan dua
sumber data,
yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder.
Sumber
data
perbuatan
para
melakukan
pembinaan,
primer
Pengawas
TK/SD
sedangkan
adalah
selaku
sumber
perkataan
dan
subjek
yang
data
sekunder
adalah para guru selaku objek yang menerima pembinaan.
67
Begitu juga, untuk memperoleh data mengenai kemampuan
dan
motivasi
pembelajaran
guru
dalam
setelah
melaksanakan
mendapatkan
proses
pembinaan
dari
Pengawas TK/SD, digunakan dua sumber data, yaitu sumber
data
primer
dan
sumber
data
primer adalah perkataan
kemampuan
dan
dan motivasinya
sekunder.
perbuatan
Sumber
guru
data
tentang
dalam melaksanakan
proses
pembelajaran. Sedangkan sumber data sekunder didapatkan
dari
para
Pengawas
TK/SD
selaku
pembina
kemampuan
profesional guru dalam proses pembelajaran.
E.
Teknik Analisis Data
Data
yang
diperoleh
yang
berarti
apabila
Untuk
itu,
dilakukan
tidak
tidak
akan
memberikan
dianalisi
analisis
data
lebih
dengan
makna
lanjut.
teknik
analisis kualitatif secara induktif, yaitu dengan cara
membandingkan antara data yang terkumpul dari lapangan
dengan
teori
pembinaan,
teori
kemampuan
profesional
guru, dan teori motivasi guru dalam melaksanakan proses
pembelaj aran.
Pelaksanaan
analisis
data
dalam
penelitian
ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut :
ini
1.
Reduksi data
Kegiatan reduksi data merupakan langkah awal dalam
menganalisis
data suatu penelitian.
Kegiatan reduksi
data ini bertujuan untuk memudahkan seorang peneliti
dalam memahami
data
yang
terkumpul
dari
lapangan.
Kegiatan reduksi data ini dilakukan dengan pembuatan
rangkuman
terhadap
aspek-aspek
permasalahan
yang
diteliti, agar mudah untuk melakukan analisis data yang
lebuh
lanjut.
direduksi
Adapun
dalam
aspek-aspek
penelitian
ini
permasalahan
meliputi
yang
pembinaan
kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas
TK/SD,
dalam
kemampuan profesional guru,
melaksanakan
proses
dan motivasi guru
pembelajaran
setelah
mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD.
2. Penyajian data
Setelah
kegiatan
reduksi
data
ditempuh,
selanjutnya peneliti melakukan kegiatan penyajian data
secara jelas dan singkat agar mudah dipahami. Data-data
yang sudah direduksi, selanjutnya disajikan berdasarkan
pada aspek-aspek yang diteliti dan disusun berdasarkan
pada lokasi penelitian. Penyajian data secara singkat
dan jelas, memudahkan untuk dipahami mengenai gambaran
keseluruhan
atau
bagian-bagian
tertentu
dari
aspek-
69
aspek permasalahan yang diteliti. Hasil penyajian data
ini merupakan bahan untuk menafsirkan data sampai pada
kegiatan pengambilan kesimpulan.
3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data
Langkah selanjutnya, yaitu pengambilan kesimpulan
dan
verifikasi
data.
Pengambilan
kesimpulan
yang
dimaksudkan dalam tahap ini, yaitu memaknai data yang
sudah terkumpul dari lapangan.
dibuat
terlalu
pernyataan
difahami.
tentu
banyak,
singkat
dan
Pengambilan
harus
mengacu
diteliti,
karena
initisari
dari
tetapi
dibuat
jelas
sehingga
kesimpulan
pada
pokok
kesimpulan
data
Kesimpulan tidak usah
dalam
ini
mudah
sudah
permasalahan
yang
didapat
hasil penelitian
bentuk
untuk
barang
yang
merupakan
yang terkumpul
dari lapangan.
Pengambilan kesimpulan pada
tahap ini dilakukan
dengan beberapa tahap. Tahap pertama,
yaitu merumuskan
kesimpulan sementara yang berdasarkan pada data yang
terkumpul dari lapangan. Tahap kedua,
data,
karena
data
yang
yaitu verifikasi
terkumpul
dari
lapangan
jumlahnya semakin bertambah. Kegiatan verifikasi ini,
merupakan
mengkaji
kegiatan
ulang
untuk
data-data
mempelajari
yang
sudah
kembali
atau
terkumpul
dari
lapangan,
baik
itu data
yang
data yang sudah disajikan.
dilakukan
dengan
pihak-pihak
Kepala
cara
yang
Sekolah,
sudah
rft
Kegiatan verifikasi dapat
meminta
berkompeten,
dan Dosen
direduksi
pertimbangan
seperti
kepada
Kepala
Pembimbing,
Dinas,
agar kegiatan
verifikasi data ini lebih bermakna. Kedua kegiatan ini,
dilakukan
secara
terus-menerus
sampai
diperoleh
kesimpulan akhir.
F. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan
penelitian
ini
dilakukan
melalui
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap orientasi
Pada
tahap
orientasi,
peneliti
menentukan
permasalahan yang terjadi di lapangan. Adapun kegiatan
yang dilakukan berkenaan dengan penentuan permasalahan
yang terjadi di lapangan adalah
sebagai berikut
a. Mengamati berbagai permasalahan yang terjadi
pelaksanaan
dalam
pembinaan
proses
kemampuan
pembelajaran
yang
dalam
profesional
guru
dilakukan
oleh
Pengawas TK/SD.
b. Mengamati
berbagai
permasalahan
tentang
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
kemampuan
71
c. Mengamati
tentang
motivasi
guru
dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
d. Memilih lokasi penelitian yang akan dijadikan tempat
pelaksanaan penelitian.
e. Menyusun rancangan atau proposal penelitian sebagai
langkah awal menghadapi seminar desain.
f. Mengurus
yang
perizinan
akan
penelitian
dijadikan
ke berbagai
lembaga
penelitian,
seperti
lokasi
Kantor
Dinas
Cabang
Kecamatan sekolah yang bersangkutan.
g. Menyiapkan
Kabupaten
tenaga
Sumedang
bantuan
dan
untuk
penyebaran kuisioner kepada
Kantor
memudahkan
Dinas
dalam
responden yang menjadi
subjek penelitian.
h. Menyiapkan
meliputi
berbagai
pedoman
kuisioner,
perlengkapan
wawancara,
dan alat bantu
penelitian,
pedoman
lainnya
yang
observasi,
yang diperlukan
dalam penelitian ini.
2. Tahap Eksplorasi
Setelah melakukan kegiatan orientasi,
peneliti
melakukan
kegiatan
selanjutnya
pengumpulan
data.
Pelaksanaan pengumpulan data dimulai sejak bulan Maret
2002
sampai
dengan
bulan
Juni
2002,
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
yang
meliputi
72
a. Mengadakan wawancara dengan Pengawas TK/SD dan guru,
berkenaan
dengan
profesional
guru
pelaksanaan
dalam
pembinaan
proses
kemampuan
pembelajaran
yang
dilakukan oleh Pengawas TK/SD.
b. Mengadakan wawancara dengan guru dan Pengawas TK/SD
berkenaan
dengan
pembelajaran
kemampuan
setelah
guru
mendapatkan
dalam
proses
pembinaan
dari
Pengawas TK/SD.
c. Mengadakan wawancara dengan guru dan
mengenai
motivasi
guru
dalam
Pengawas TK/SD
proses
pembelajaran
setelah mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD.
.
d. Mengadakan observasi pelaksanaan pembinaan kemampuan
profesional
guru
dalam
proses
pembelajaran
yang
dilakukan oleh Pengawas TK/SD.
e. Mengadakan
guru
dalam
observasi mengenai
proses
kemampuan profesional
pembelajaran
setelah mendapatkan
pembinaan dari Pengawas TK/SD.
f. Mengadakan
proses
observasi
pembelajaran
mengenai
setelah
motivasi
guru
mendapatkan
dalam
pembinaan
dari Pengawas TK/SD.
g. Mengedarkan kuisioner kepada beberapa orang Pengawas
TK/SD
dan
guru-guru
Pendidikan Kecamatan
yang
merupakan
subjek
di
daerah
Cabang
Cimanggung Kabupaten
dalam
penelitian
Dinas
Sumedang
ini.
Dalam
73
hal ini,
dengan
subjek penelitian memberikan jawaban sesuai
kodisi
yang
sebenarnya
terjadi,
bukan
apa
yang diharapkan.
3. Tahap Member Check
Langkah
selanjutnya
member check.
yaitu
melakukan
kegiatan
Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan
informasi-informasi yang telah terkumpul melalui tahap
eksplorasi,
dipercaya
agar
data
hasil
keberadaannya.
selanjutnya
dipelajari
penelitian
Data-data
dan
dibuat
yang
ini
dapat
diperoleh,
laporannya
untuk
konfimasikan kepada responden untuk dibaca dan diteliti
kesesuaiannya dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi.
Selanjutnya, data-data yang dianggap kurang sesuai
dapat saja dirubah ataupun dihilangkan sepanjang tidak
mengurangi
makna
sehingga data
dari
data
yang
sudah
diperoleh
yang tersebut senantiasa diperbaiki
dan
disempurnakan kebenarannya.
Kegiatan member
check dilakukan
pada
pengumpulan data yang bersifat siklus,
data
yang
sudah
diperoleh
kemudian
saat tahap
maksudnya data-
diberikan
kembali
pada responden untuk dicek kembali kebenarannya,
selanjutnya
diperbaiki
dan
kebenarannya dapat dipercaya.
disempurnakan
yang
sampai
74
G.
Keabsahan Temuan Penelitian
Untuk
memperoleh
penelitian,
ada empat
keabsahan
suatu
temuan
hal yang harus diperhatikan dan
dilakukan oleh seorang peneliti kualitatif dalam upaya
menguji dan sekaligus sebagai kriteria dalam memperoleh
keabsahan
suatu
kredibilitas,
temuan
penelitian,
transferabilitas,
yang
meliputi
dependabilitas,
dan
konfirmabilitas (Moleong, J. L, 96 : 173)
1. Kredibilitas Data
Penerapan
kriteria
kredibilitas
pada
dasarnya
menggantikan konsep validitas internal dalam penelitian
kuantitatif
(Moleong,
kredibilitas
J.L,
terhadap
1996
suatu
:
173) .
Pemeriksaan
temuan
penelitian
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang seberapa
jauh keabsahan suatu temuan penelitian dapat dipercaya
kebenarannya.
Pencapaian
kriteria
kredibilitas
ini
dilaksanakan
agar temuan suatu penelitian dapat dipercaya oleh para
pembaca,
serta
hasil-hasil
peneliti
mempertunjukkan
penemuan
pada
dengan
kenyataan
ganda
derajat
jalan
yang
keterpercayaan
pembuktian
sedang
oleh
diteliti
(Moleong, J.L, 1996 : 173). Oleh karena itu, agar suatu
temuan
penelitian
yang
dihasilkan
seorang
peneliti
memenuhi
kriteria
kredibilitas,
maka
cara
yan
ditempuh adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan keterpercayaan pembaca terhadap kebenaran
suatu
temuan
pelaksanaan
penelitian,
penelitian,
seperti
memperpanjang
waktu
melakukan
pengamatan
secara
intensif dan kontinu pada saat pelaksanaan penelitian,
melakukan
sejawat,
triangulasi,
membicarakan
menganalisis
kasus
dengan
negatif,
rekan
memperkaya
referensi, dan mengadakan member check (Moleong,
J. L,
: 175)
Berkenaan
memperoleh
dengan
temuan
hal
suatu
di
atas,
penelitian
maka
yang
untuk
memenuhi
kriteria kredibilitas, maka peneliti menempuh cara-cara
sebagai berikut :
a. Melakukan penelitian dari bulan Maret 2002 sampai
dengan
bulan
Juni
pengumpulan data,
2002,
dengan
menggunakan
seperti observasi,
metode
wawancara,
dan
dokumentasi.
b. Membicarakan
sejawat
atau
data
hasil
pihak-pihak
penelitian
dengan
yang
dapat
yang
berkenaan
teman
memberikan
informasi yang relevan.
c. Mengkonsultasikan
hal-hal
penelitian ini pada dosen pembimbing.
dengan
76
d. Membandingkan
penelitian
data
ini
yang
dengan
diperoleh
dari
hasil-hasil
hasil
penelitian
sebelumnya.
e. Melakukan
pengecekan
data
kepada
responden
setelah
data terkumpul dan ditulis dalam bentuk field note.
2. Transferabilitas Data
Transferabilitas
dalam
penelitian
kualitatif
membicarakan tentang kegunaan temuan suatu penelitian,
apakah suatu temuan penelitian itu dapat digunakan atau
diterapkan pada situasi dan kondisi lain yang berkenaan
dengan
permasalahan
yang
sama.
Dalam
atau tidaknya temuan penelitian
diterapkan
urusan
yang
pada
peneliti,
ingin
situasi
tetapi
dan
S.
ini,
dapat
yang penuiis lakukan
kondisi
tergantung
menerapkannya.
hal
lain
pada
Nasution
bukanlah
pihak-pihak
(1996
;
118)
mengatakan : " bagi peneliti kualitatif transferability
bergantung pada si pemakai,
yakni hingga manakah hasil
penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dan
situasi
tertentu
peneliti
melainkan
diperoleh
sehingga
tidak
hanya
dari
".
usah
Hal
ini
memberi
berarti,
indek
mendeskripsikan
suatu
memungkinkan
penelitian
calon
bahwa
seorang
transferabilitas,
data
yang
pengguna
yang
telah
dilakukannya,
suatu
temuan
77
penelitian
temuan
dapat
membuat
penelitian
keputusan
tersebut
tentang
dapat
kelayakan
diterapkan
atau
tidaknya pada situasi dan kondisi yang dikehendaki.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
maka
suatu
temuan
penelitian kualitatif hendaknya mampu mendeskripsikan
data secara utuh dan rinci
Oleh
karena
itu,
(Nasution,
untuk
S. 1996 : 119) .
memenuhi
transferabilitas dalam penelitian
ini,
kriteria
maka peneliti
berusaha semaksimal mungkin untuk mendeskripsikan suatu
temuan penelitian ini secara rinci,
tentang
kegiatan-kegiatan
utuh,
Pengawas
dan lengkap
dalam
TK/SD
melaksanakan pembinaan kemampuan profesional guru dalam
proses pembelajaran,
guru
dalam
kemampuan profesional dan motivasi
melaksanakan
prose
DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
(Studi Kualitatif tentang Pembinaan Kemampuan
Profesional Guru dalam Proses Pembelajaran
oleh Pengawas TK/SD Pada Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum
4fc
Oleh
DIAN BUDIANA
NIM.
009691
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2002
HALAMAN
PERNYATAAN
TESTS
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul "
Pembinaan
Kemampuan
Profesional
Guru
dalam
Proses
Pembelajaran " ini beserta seluruh isinya adalah benarbenar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan
etika
keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,
saya siap
menanggung risiko/sangsi yang dijatuhkan kepada saya
apabila
dikemudian
ditemukan
adanya
pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang,
18 September 2002
Yang membuat pernyataan,
DIAN BUDIANA
NIM.
009691
LEMBARAN PENGESAHAN TESIS
DISETUJUI
DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING
Pembimbing I
Prof. Dr. Hj. Mulyani Sumantri, M.Sc.
NIP.
130303756
Pembimbng II
Dr.
Ir.
NIP.
H
130809446
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum
Prof. Dr.
NIP.
H.
R.
130217573
Ibrahim, M.A.
ABSTRAK
Penelitian ini mengambil permasalahan tentang pembinaan
kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran yang
dilakukan oleh Pengawas TK/SD.
Tujuan
dari
penelitian
ini,
yaitu
untuk
mendeskripsikan,
menginterpretasikan,
dan
menganalisis
pelaksanaan pembinaan
kemampuan
profesional
guru
yang
dilakukan oleh Pengawas TK/SD, serta mengungkap kemampuan dan
motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah
mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
pendekatan kualitatif,
lebih
mudah
untuk
dengan alasan pendekatan kualitatif
menyesuaikan
dengan
kenyataan-kenyataan
yang ada di lapangan serta pendekatan ini menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden
sehingga dapat memahami dan memaknai kenyataan-kenyataan yang
terjadi di lapangan.
Lokasi penelitian ini bertempat di Kecamatan Cimanggung
Kabupaten Sumedang. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan
teknik random sampling purposive dengan snowball sampling
dengan sumber data atau subjek penelitian para Pengawas TK/SD
dan para guru Sekolah Dasar yang ada di lingkungan Kecamatan
Cimanggung Kabupaten Sumedang. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian
ini
menggunakan
wawancara,
observasi
dan
pengkajian dokumen.
Berdasarkan
hasil
analisis
data
yang
diperoleh
dari
lapangan, ditemukan bahwa pembinaan kemampuan profesional
guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas
TK/SD pada umumnya dapat memberikan kotribusi dan pengaruh
yang berarti terhadap peningkatan kemampuan profesional guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini tercermin
dari adanya peningkatan intensitas proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru serta meningkatnya motivasi guru
sebagai salah satu faktor pendorong dalam melaksanakan proses
pembelaj aran.
Namun,
apabila
ditinjau
dari
petunjuk
pelaksanaan
pembinaan masih jauh dari tujuan yang diharapkan,
pelaksanaan pembinaan ini lebih banyak dilakukan
karena
secara
kolektif
maupun
baik
melalui
pertemuan
secara
berkelompok
melalui penataran-penataran.
Hasil
temuan
dalam
penelitian
ini,
selanjutnya
direkomendasikan kepada pihak Dinas Pendidikan, para Pengawas
TK/SD,
serta
para
guru
sebagai
bahan
kajian
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
UCAPAN TERIMAKASIH
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB
1
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah
11
C. Definisi Operasional
16
D. Pertanyaan Penelitian
18
E. Tujuan Penelitian
18
F. Manfaat Penelitian
_.. 20
BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PEMBINAAN
KEMAMPUAN
PROFESIONAL GURU
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
A. Guru sebagai Pengembang Kurikulum di Sekolah
23
23
l.Menentukan Tujuan Pendidikan
25
2.Menentukan Proses Pembelajaran
28
VI11
3. Menentukan Organisasi Kurikulum
30
4. Menentukan Cara Menilai Hasil Belajar
32
B. Konsep Tentang Pembinaan
33
C. Konsep Kemampuan Profesional
38
1. Kemampuan Profesional Guru
2. Guru Sebagai Pendidik Profesional
39
„
42
D. Pembinaan Kemampuan Profesional
oleh Pengawas TK/SD
49
E. Konsep Tentang Motivasi
53
F. Motivasi Guru dalam Proses Pembelajaran ..„
56
G. Hasil Penelitian yang Relevan
59
BAB
III
PROSEDUR PENELITIAN
61
A. Metode Penelitian
B. Instrumen Penelitian
61
„
_
62
C. Pengumpulan Data
63
D. Lokasi dan Subjek Penelitian
55
E. Teknik
67
Analisis Data
1. Reduksi Data
68
2. Penyajian Data
68
3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data ... 69
F. Tahap - tahap Pelaksanaan Penelitian
70
1. Tahap Orientasi
70
2. Tahap Eksplorasi
71
IX
3. Tahap Member Check
G. Keabsahan Hasil Penelitian
73
74
1.
Kredibilitas Data
74
2.
Transferabilitas Data
76
3.
Dependabilitas dan Konfirmabilitas Data
77
BAB IV DESKRIPSI, INTERPRETASI, DAN PEMBAHASAN
DATA HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Lokasi Penelitian
80
80
80
2. Proses Pembinaan kemampuan Profesional Guru
oleh Pengawas TK/SD
81
3. Kemampuan Guru Dalam Proses Pembelajaran
103
4. Motivasi Guru dalam Proses Pembelajaran
118
B. Interpretasi Data Hasil Penelitian
14 9
1. Interpretasi Data tentang Pembinaan Kemampuan
Profesional Guru oleh Pengawas TK/SD
14 9
2. Interpretasi Data tentang Kemampuan
Profesional Guru dalam Proses Pembelajaran ... 154
3. Interpretasi Data tentang Motivasi Guru
Dalam Proses Pembelajaran
C. Pembahasan Data Hasil Penelitian
157
163
1. Kualitas Pembinaan Kemampuan Profesional Guru
oleh Pengawas TK/SD
163
2. Kualitas Kemampuan Guru dalam Proses
Pembelaj aran
_
\ 69
„
3. Kualitas Motivasi Guru dalam Proses
Pembela jaran
BAB
V
_
_
_
171
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
_
_
177
_
_
177
B. Re komenda si
17 9
DAFTAR PUSTAKA
182
LAMPIRAN - LAMPIRAN
186
RIWAYAT HIDUP
187
XI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Peta Variabel Teoritis
14
Gambar 2 Peta Variabel Penelitian
15
Gambar 3 Bagan Tugas Guru
„
xn
_
34
DAFTAR
TABEL
Halaman
Tabel I
Pembagian Tugas Pembinaan
Tabel II
Profil Keadaan SDN A
85
Tabel III Profil Keadaan SDN B
87
Tabel IV
Profil Keadaan SDN C
89
Tabel V
Profil Keadaan SDN D
92
Tabel VI
Profil Keadaan SDN E
96
Xlli
„.. 82
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan
nasional
di
bidang
pendidikan
merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan
terwujudnya
makmur,
kualitas
manusia
masyarakat
yang
Indonesia,
beriman,
sehingga
bertaqwa,
adil,
dan sejahtera.
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan
wewenang
dan
pendidikan.
tanggung
jawab
Lembaga-lembaga
tri
pusat
tersebut
meliputi
keluarga,
pemerintah,
tersebut,
antara yang satu dengan yang lainnya saling
mempengaruhi
dalam
dan masyarakat.
lembaga
rangka
pembentukan
Ketiga lembaga
pribadi
anak.
Pemerintah menyelenggarakan pendidikan formal, keluarga
menyelenggarakan
pendidikan
informal,
dan
masyarakat
menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal.
Sebenarnya tanggung jawab pendidikan itu pertamatama ada pada orang tua, seperti
Tafsir (1994
: 160)
yang dikatakan Ahmad
bahwa:
Dilihat dari ajaran Islam, anak adalah amanat
Allah. Amanat wajib dipertanggungjawabkan.
Jelas
tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tidaklah
kecil. Secara umum inti dari tanggung jawab itu
ialah penyelenggaraan
dalam rumah tangga.
Jadi,
tanggung
jawab
kewajiban orang tua,
berbagai
kepada
yang
bagi
mendidik
anak
anak-anak
itu
adalah
tetapi karena adanya perkembangan
aspek kehidupan manusia,
dilimpahkan
lembaga
pendidikan
lembaga
memiliki
maka
yang
kesiapan
tugas mendidik
profesional
dan
yaitu
kemampuan
secara
praktis dan teoritis.
Walaupun
diserahkan
orang
tanggung
kepada
tua
dan
jawab
lembaga
masyarakat
mendidik
yang
tidak
anak
sudah
profesional,
terlepas
tetapi
begitu
saja
dari tanggung jawab mendidik. Maka wajarlah kalau orang
tua
dan
masyarakat
memberikan
dorongan,
pendidikan
serta pengajaran bagi anak-anak yang bersifat positif.
Menurut Nana Syaodih (1997 : 58) bahwa :
Pendidikan
mempersiapkan
generasi
muda
terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan
hanya untuk pendidikan,
tetapi memberikan
pengetahuan,
keterampilan serta nilai-nilai
hidup,
bekerja
dan mencapai
perkembangan
lanjut di masyarakat.
untuk
bukan
bekal
untuk
lebih
Dalam penyelenggaraan sistem pendidikan di sekolah
yang mampu mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke
lingkungan
sekali.
Hal
(2000 : 27)
pelaksanaan
masyarakat,
ini
sesuai
peranan
dengan
guru
sangat
pendapat
penting
Oemar Hamalik
yaitu sebagai berikut : " pada hakekatnya
pendidikan
di
sekolah
adalah
menjadi
tanggung
jawab
guru,
baik
selaku
tenaga profesional
maupun selaku tenaga non-profesional ".
Peranan
guru
yang
sangat
sentral
dalam
penyelenggaraan sistem pendidikan di sekolah, terutama
dalam pelaksanaan proses pembelajaran,
bahwa
kualitas
pendidikan
di
mengisyaratkan
sekolah
itu
sangat
ditentukan oleh baik atau tidaknya kualitas kemampuan
guru
dalam
pelaksanaan
sistem pendidikan,
walaupun
masih ada faktor-faktor lain yang masih terkait.
Oleh
karena itu, kualitas kemampuan guru dalam melaksanakan
proses
pendidikan
ini
harus
lebih ditingkatkan
agar
tujuan pendidikan dapat tercapai dengan optimal.
Namun, dewasa ini sering muncul nada sumbang yang
masih disuarakan oleh sebagian masyarakat luas,
mempertanyakan tentang kualitas
kemampuan
yang
guru dalam
melaksanakan tugasnya. Rochman Natawidjaya (1992 : 11)
mengatakan
bahwa
:
"
kritik
masyarakat
terhadap
kualitas guru dalam melaksanakan tugasnya antara lain
disebabkan oleh kemampuan guru yang tidak memadai dalam
menyesuaikan
dirinya
terhadap
perubahan
dan
perkembangan yang terjadi di bidang pendidikan ".
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan diatas,
ternyata
untuk
mewujudkan
kualitas
pendidikan
itu
sangat ditunjang oleh kemampuan profesional guru, dalam
artian
guru
mampu
melaksanakan
tugasnya
sebagai
pendidik dan pengajar serta mampu menciptakan inovasi-
inovasi yang dapat menunjang pada peningkatan kualitas
pendidikan
secara
menyesuaikan
menyeluruh
dirinya
sehingga
terhadap
mampu
perubahan
dan
perkembangan yang terjadi di bidang pendidikan. Hal ini
sejalan dengan pendapat R. Ibrahim (1980 : 51), yaitu
sebagai berikut :
Inovasi pendidikan ialah suatu ide,
barang,
metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal
yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat)
diskoveri,
pendidikan
baik
yang
berupa
digunakan
atau
untuk
dengan
fenomena
hasil
untuk
invensi
mencapai
atau
tujuan
memecahkan
masalah
yang
terjadi
pendidikan.
Berkenaan
sedang
dalam dunia pendidikan kita, para guru perlu didorong
untuk berperan aktif dalam upaya menghadapi fenomena
tersebut. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya dengan
efisien dan efektif, sehingga dapat menemukan inovasi-
inovasi
yang
bermanpaat
guna
meningkatkan
kualitas
pendidikan di masa yang akan datang.
Dalam mewujudkan kemampuan guru yang profesional
yang dapat berperan sebagai pengajar dan pendidik serta
mampu melaksanakan proses pembelajaran secara efisien
dan efektif bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah,
dan
sudah
barang
tentu
memerlukan
pembinaan
yang
berkesinambungan.
Pada kenyataannya,
Pengawas
TK/SD
pembinaan yang dilakukan oleh
dan
Kepala
Sekolah
dalam
upaya
meningkatkan kemampuan profesional guru masih jauh dari
harapan.
Oleh
profesional
karena
guru
ini
itu,
pembinaan
harus mendapat
kemampuan
perhatian
yang
serius agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan
sebaik mungkin.
Salah satu sasaran pembinaan yang dilakukan oleh
Pengawas
TK/SD
profesional
guru
pembelajaran.
perhatian
adalah
untuk
dalam
Dengan demikian,
utama
pada
meningkatkan
kemampuan
melaksanakan
proses
pembinaan ini menaruh
upaya-upaya
yang
sifatnya
memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk berkembang
secara profesional sehingga mereka lebih mampu dalam
melaksanakan
meningkatkan
tugas
proses
pokoknya,
yaitu
pembelajaran
memperbaiki
sehingga
dan
dapat
mencapai tujuan dengan optimal. Dengan demikian, dapat
ditegaskan bahwa sasaran utama proses pembinaan ini
lebih difokuskan pada akontabilitas profesional guru
yang direfleksikan dalam kemampuan-kemampuan sebagai
berikut
:
1.
2.
3.
4.
Merencanakan kegiatan pembelajaran.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran
Menilai proses dan hasil pembelajaran.
Memanpaatkan hasil penilaian bagi penigkatan
layanan pembelajaran
5. Memberikan
umpan balik
secara
tepat,
teratur
dan terus-menerus kepada peserta didik.
6. Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam belajar.
7. Menciptakan
lingkungan
belajar
yang
menyenangkan.
8. Mengembangkan dan memapaatkan alat bantu dan
media
pembelajaran
9. Memanpaatkan
sumber-sumber
belajar
yang
tersedia.
10.Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi,
metode dan
ll.Melakukan
teknik) yang tepat.
penelitian
praktis
bagi
perbaikan
pembelajaran.
(Tim Tutor Bidang Pendidikan Dasar, 1997 : 4)
Selain
proses
pembinaan
yang
berkesinambungan,
masih ada sejumlah aspek yang terkait dengan pribadi
guru dalam upaya meningkatkan kemampuan profesionalnya,
seperti pendidikan,
kecerdasan,
pengetahuan,
ekonomi,
dan motivasi. Sedangkan aspek-aspek lain yang berada di
luar pribadi
guru,
seperti
pembinaan
Pengawas
TK/SD,
kurikulum,
gedung
sekolah,
pembinaan
pembinaan
Kepala
Kepala
organisasi
Dinas,
Sekolah,
sekolah,
dan
fasilitas yang dapat menujang pada pelaksanaan proses
pembelajaran.
dikemukakan
Diantara
di
atas,
aspek-aspek
dengan
yang
tidak
telah
bermaksud
menyepelekan aspek-aspek yang lainnya,
kiranya aspek
pembinaan
dalam
kemampuan
profesional
guru
proses
pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD serta
motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
merupakan aspek yang paling penting dalam menciptakan
proses pembelajaran yang efisien dan efektif.
Sebagaimana
adanya
telah
pembinaan
diungkapkan
kemampuan
di
atas,
profesional
bahwa
guru
oleh
Pengawas TK/SD dapat dianggap sebagai modal utama untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses
pembelajaran.
tidak
Namun,
memiliki
pembelajaran
walaupun
di
apabila
motivasi
tidak
yang
akan
lingkungan
guru yang bersangkutan
tinggi,
terlaksana
sekolah
itu
maka
proses
dengan
baik,
sudah
tersedia
fasilitas yang memadai, materi kurikulum yang relevan,
dan kemampuan guru yang profesional. Dalam hal ini,
Sujudi (1991 : 13) mengatakan bahwa : " persoalan mutu
pendidikan itu bersumber dari
disiplin dan motivasi
guru. Lebih Ianjut Nana Syaodih (1997 : 200) mengatakan
bahwa
: " implementasi
kurikulum hampir seluruhnya
tergantung kepada kreativitas, kecakapan, kesungguhan,
dan
ketekunan
menciptakan
guru
proses
".
Dengan
pembelajaran
demikian,
yang
efisien
untuk
dan
efektif, maka pembinaan kemampuan profesional guru yang
dilakukan
oleh
Pengawas
TK/SD
serta
kemampuan
dan
motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
setelah mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD
dikaji secara mendalam.
Untuk
memperkaya
melaksanakan
beberapa
rencana
wawasan
penelitian,
hasil
berikut
penelitian
penelitian
penuiis
yang
yang
akan
ini
dalam
diungkapkan
berhubungan
penuiis
dengan
laksanakan,
diantaranya : Anik Ghufron (1993) dalam tesisnya yang
berjudul " Motivasi Guru Sebagai
Pengembang Kurikulum
yang mengemukakan beberapa kesimpulan,
ada
dua
bentuk
motivasi
melaksanakan tugasnya.
melaksanakan
mendidik,
tugasnya
sedangkan
atau
Pertama,
didorong
yang
kedua
dorongan
diantaranya
guru
dalam
sebagian guru dalam
oleh
hanya
motivasi
untuk
sekedar
untuk
memenuhi tuntutan tugas dinasnya. Dari kedua kesimpulan
di atas, kebanyakan guru dalam melaksanakan tugasnya
lebih hanya sekedar memenuhi tuntutan sebagai aparatur
pemerintah
kelas,
dalam
mengimplementasikan
kurikulum
Barak Rosenshine dan Robert Stevens
di
(1988),
dalam penelitiannya mengungkap perilaku mengajar guru
yang efektif sebagai berikut ; memulai pelajaran dengan
kaji ulang pelajaran lalu, menjelaskan tujuan pelajaran
secara
singkat,
menyajikan
pelajaran
langkah
demi
langkah dan memberikan latihan praktis setelah setiap
langkah, memberikan instruksi dan rincian tugas yang
jelas,
memberikan
praktek
yang
banyak,
memberikan
berbagai pertanyaan dan kesempatan kepada semua siswa
untuk
mendemonstrasikan
pemahamannya,
membimbing
praktek siswa dengan keterampilan dan prosedur baru,
memberikan umpan balik dan perbaikan secara sistematis,
memberikan
instruksi
yang eksplisit untuk pekerjaan
siswa dan memantau kemajuannya,
mengungkapkan
tentang
efektif dengan
guru
perbedaan
yang
Kamala Arora
antara
tidak efektif,
(1978)
guru
yang
antar lain
sebagai berikut : memutuskan untuk menjadi guru sejak
kecil, berminat untuk menjadi guru karena menghargai
pekerjaan
guru,
memutuskan
kemauan
sendiri,
mendidik
selain
untuk menjadi
bersedia
mengajar,
guru
melaksanakan
berminat
atas
pekerjaan
untuk
mengikuti
pendidikan dalam jabatan, mendapatkan kepuasan tentang
pekerjaan sebagai guru,
kepuasan kerja bukan semata-
mata karena faktor finansial melainkan memperoleh hasil
kerja
dengan
yang baik,
rekan
meninggalkan
pergaulan
sejawat,
profesi
tidak
guru,
National
Education
siswa
berkeinginan
memiliki
terhadap guru dan profesinya.
20),
intim dengan
sikap
(Syaodih, Nana.
Association
(1988)
dan
untuk
positif
1983 :
dalam
penelitiannya menemukan 10 macam tugas guru yang harus
dilakukan dalam kaitannya dengan tugas guru sebagai
pelaksana kurikulum,
yaitu : menjaga agar siswa s
melaksanakan
tugasnya,
menyesuaikan
rencana
memantau
kegiatan
pelajaran,
sejawat,
kerja
di
respon
kehadiran
siswa,
kegiatan
kelas,
dalam
luar
mendiskusikan
memberikan
memberikan
mencatat
sekolah,
pekerjaan
penyeluhan
kepada
merencanakan
dengan
kepada
pertanyaan
rekan
siswanya,
kepala
sekolah,
mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa, menghadiri
rapat
guru
Rosita
(Natawidjaya,
(2001)
Pembinaan
Dasar",
1989
:
17),
Tita
dalam tesisnya yang berjudul " Dukungan
Kemampuan
Peningkatan
Rochman.
Kemampuan
menyimpulkan
Profesional
Kinerja
bahwa
Guru
Mengajar
sampai
Terhadap
di
saat
Sekolah
ini
target
pembinaan yang dilakukan oleh para pengelola pendidikan
belum maksimal.
Selanjutnya,
dasar
yang
harus
Depdikbud
merinci sepuluh kemampuan
dimiliki
guru
yang
profesional,
diantaranya :
1. Penguasaan
bahan
pelajaran
beserta
konsep-
konsep dasar keilmuannya.
2. Pengelolaan program belajar-mengajar.
3. Pengelolaan kelas.
4. Penggunaan media dan sumber pembelajaran.
5. Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6. Pengelolaan interaksi belajar-mengajar.
7. Penilaian prestasi siswa.
8. Pengenalan
penyuluhan.
fungsi
dan
program
bimbingan
dan
11
9. Pengenalan
dan
penyelenggaraan
administrasi
sekolah.
lO.Pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil
penelitian
pendidikan
untuk
kepentingan
peningkatan mutu pengajaran.
(Syaodih, Nana. 1997 : 193)
Dalam
menjalankan
sepuluh
kompetensi
dasar
di
atas, harus ditunjang oleh motivasi guru yang tinggi
agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat mencapai
tujuan yang optimal.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penuiis
mengambil
kesimpulan
bahwa
pembinaan
kemampuan
profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD
serta kemampuan dan motivasi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting
dalam menciptakan proses pembelajaran yang efisien dan
efektif.
B.
Perumusan dan Pembatasan Masalah
Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang di
atas, bahwa pembinaan kemampuan profesional guru yang
dilakukan
oleh
Pengawas
TK/SD
serta
kemampuan
dan
motivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
merupakan hal yang perlu dikaji secara mendalam.
Dalam
profesional
penelitian
guru
dalam
ini,
proses
pembinaan
kemampuan
pembelajaran
yang
12
dilakukan oleh Pengawas TK/SD, berkaitan dengan dua hal
pokok :
Pertama,
melalui
pembinaan yang
dilakukan
oleh
Pengawas TK/SD, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
profesional guru, yang meliputi : (a)
dalam
merencanakan
mengidentifikasi
pembelajaran
proses
kebutuhan
yang
tepat,
kemampuan guru
pembelajaran,
siswa,
dan
seperti
menentukan
menganalisis
model
materi
kurikulum yang akan dijabarkan dalam satuan pelajaran,
(b)
kemampuan
pembelajaran,
alat
atau
guru
seperti
dalam
pengelolaan
media
yang
dan
mampu
pembelajaran,
dapat
proses
kelas,
(c)
proses
penggunaan
memperlancar
menciptakan
pembelajaran yang kondusif,
mengevaluasi
melaksanakan
suasana
proses
proses
kemampuan guru dalam
pembelajaran,
seperti
membuat
kriteria penilaian, menentukan alat evaluasi yang tepat
dan mampu menganalisis hasil evaluasi tersebut untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Kedua,
pendukung
motivasi guru merupakan salah satu faktor
yang
tidak
dapat
terpisahkan
dari
unsur
kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran.
Hal
ini
sebagai
dapat
tercermin
berikut
: durasi
dari
indikator-indikator
kegiatan
frekuensi kegiatan yang meningkat,
yang meningkat,
tingkat aspirasi
13
guru yang tinggi,
keuletan dan ketabahan guru dalam
menghadapi berbagai rintangan dalam melaksanakan proses
pembelajaran,
serta cita-cita dan harapan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran (Syamsudin, A. Makmun,
2000 : 23) . Dari uraian indikator di atas, penelitian
ini memfokuskan pada motivasi guru dalam melaksanakan
pembelajaran
Pengawas
setelah
TK/SD,
mendapatkan
yang
pembinaan
lebih ditekankan
pada
dari
hal-hal
sebagai berikut : dorongan dalam melaksanakan proses
pembelajaran,
harapan
setelah
melaksanakan
proses
pembelajaran, serta keuletan mengatasi berbagai kendala
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
penelitian
tentang
Guru
ini
difokuskan
" Bagaimana
dalam Proses
Pengawas
TK/SD
".
pada
pokok
secara umum
permasalahan
Pembinaan kemampuan
Profesional
Pembelajaran yang dilakukan
Selanjutnya,
karena
oleh
kemampuan
profesional guru dalam proses pembelajaran ini tidak
terlepas dari motivasi guru itu sendiri,
maka dalam
penelitian ini dibahas mengenai motivasi guru setelah
mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD.
Untuk
permasalahan
lebih
dalam
mempermudah
penelitian
ini,
paradigma teoritis sebagai berikut :
menjawab
maka
pokok
digunakan
14
Pembinaan
Depdiknas
Pengawas
Kepala Sekolah
Guru
Variabel
Kemampuan guru
Motivasi guru
Perilaku guru
Disiplin guru
Ekonomi guru
Budaya guru
Fokus
Peningkatan
kemampuan
Proses
profesional
guru dalam
pembelajaran
yang efisien
dan efektif
proses
pembelajaran
Lingkungan
Siswa
Kemampuan siswa
Sosial
Karakter siswa
Politik
Perkembangan
Ekonomi
individu siswa
Budaya
Ekonomi siswa
Gambar 1.
Dengan
tidak
Peta Variabel Teoritis
bermaksud
mengecilkan
variabel-
variabel yang telah dipetakan di atas, penuiis mencoba
untuk membatasi penelitian ini pada variabel-variabel
sebagai berikut berikut : Pembinaan Pengawas TK/SD,
kemampuan profesional
guru,
proses
Adapun
pembelajaran.
dan motivasi guru dalam
hubungan
variabel tersebut adalah sebagai berikut :
dari
ketiga
15
Pembinaan
Pengawas TK/SD
Persepsi Pengawas
TK/SD
Aspek yang dibina
Mekanisme pembinaan
kemampuan
profesional guru
dalam proses
pembelaj aran
Proses
Pembelajaran
yang Efisien
dan Efektif
Peningkatan
Aktifitas
Profesional
Kemampuan
proses
pembelajaran
tinggi
Kemampuan Guru
Kemampuan guru dalam
merencanakan proses
pembelajaran
Kemampuan guru dalam
melaksanakan proses
pembelajaran
Kemampuan guru dalam
mengevaluasi proses
pembelajaran
Guru dalam
Proses
Pembelajaran
Suasana
proses
pembelajaran
Kemampuan
yang kondusif
guru dalam
menjabarkan
Daya serap
siswa yang
tinggi
terhadap
Keterampilan
kurikulum
intruksional
guru
materi
pelajaran
yang
disampaikan
oleh Guru
Kreatifitas
guru dalam
dalam proses
pembelajaran
Motivasi Guru
Dorongan
guru
melaksanakan
dalam
proses
pembelaj aran.
Harapan guru setelah
melaksanakan
proses
pembelajaran
Keuletan
guru
dalam
mengatasi
kendala
dalam
melaksanakan
proses pembelajaran
Gambar 2.
Peta Variabel Penelitian
C. Definisi Operasional
1. Pembinaan Pengawas TK/SD
Pengawas
yang
TK/SD
disiapkan
merupakan
untuk
tenaga
profesional
membantu
melaksanakan proses pembelajaran.
guru
dalam
Fungsi pembinaan
yang dilakukan Pengawas TK/SD, lebih dititikberatkan
kepada pengembangan potensi yang dimiliki oleh guru,
dan bukan semata-mata untuk mencari kesalahan guru.
Pelaksanaan
dalam
pembinaan
proses
pembelajaran
Pengawas
TK/SD,
persepsi
Pengawas
yang
kemampuan
meliputi
diembannya,
Pengawas TK/SD,
TK/SD
yang
hal
guru
dilakukan
oleh
sebagai
terhadap
aspek-aspek
profesional
berikut
tugas
yang
:
pembinaan
dibina
oleh
dan mekanisme pembinaan kemampuan
profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD.
2.
Kemampuan Profesional Guru
Kemampuan
pembelajaran
dengan
profesional
dalam
permasalahan
guru
dalam
penelitian
ini,
tentang
bagaimana
proses
berhubungan
kualitas
kemampuan guru setelah dibina oleh Pengawas TK/SD
dalam hal : (a) merencanakan proses pembelajaran,
seperti mengidentifikasi kebutuhan siswa, menentukan
metode yang tepat, dan menganalisis materi kurikulum
17
yang
(b)
akan
dijabarkan
melaksanakan
pengelolaan
proses
kelas,
pembelajaran,
dalam
satuan
pelajaran,
pembelajaran,
penggunaan
media
seperti
atau
alat
dan menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif, (c) mengevaluasi proses pembelajaran,
seperti menentukan kriteria penilaian, membuat alat
evaluasi yang tepat, dan menganalisis hasil evaluasi
sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang.
3. Motivasi
Motivasi
pendukung
yang
profesional
merupakan
tidak
guru
salah
terpisahkan
dalam
satu
dari
faktor
kemampuan
melaksanakan
proses
pembelajaran. Dengan motivasi yang tinggi, kemampuan
profesional
yang
dimiliki
dioptimalkan dengan baik.
oleh
guru
akan
Dalam hal ini,
mampu
motivasi
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran setelah
mendapatkan
dari
pembinaan
Pengawas
TK/SD,
kemampuan
profesional
guru
meliputi
dorongan
dalam
melaksanakan proses pembelajaran,
harapan setelah
melaksanakan
dan
proses
pembelajaran,
keuletan
mengatasi berbagai kendala dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
tentang
inti
pembinaan
permasalahan
kemampuan
penelitian
profesional
guru
ini,
dalam
proses pembelajaran yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD,
maka diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut
:
1. Bagaimana
proses
pembinaan
kemampuan
profesional
guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh
Pengawas TK/SD ?
2. Bagaimana
dalam
peningkatan
proses
kemampuan
pembelajaran
profesional
setelah
guru
mendapatkan
pembinaan dari Pengawas TK/SD?
3. Bagaimana motivasi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran
setelah
mendapatkan
pembinaan
dari
Pengawas TK/SD ?
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum,
tujuan dari penelitian ini untuk
mengkaji proses pembinaan kemampuan profesional guru
yang
dilakukan
oleh
Pengawas
TK/SD
dalam
upaya
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam proses
pembelajaran, serta mengkaji kemampuan dan motivasi
guru
dalam
merencanakan,
melaksanakan,
dan
20
keuletan
guru mengatasi
berbagai
kendala
dalam
diharapkan
dapat
melaksanakan proses pembelajaran.
F.
Manfaat Penelitian
1.
Secara teoritis
Hasil
menjadi
dari
masukan
penelitian
dalam
ini
mengkaji
proses
pembinaan
kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran
yang
dilakukan
nantinya
oleh
diharapkan
pendidikan
secara
Pengawas
dapat
TK/SD,
sehingga
meningkatkan
menyeluruh.
Selain
kualitas
itu,
hasil
penelitian ini diharapkan menjadi alternatif solusi
dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam proses
pembinaan kemampuan profesional guru yang dilakukan
oleh Pengawas TK/SD di masa yang akan datang.
2. Secara praktis
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
memberikan
sumbangsih yang berarti bagi :
a. Pengawas TK/SD, sebagai bahan masukan dalam upaya
meningkatkan kemampuan managerial Pengawas TK/SD
dalam
melaksanakan
proses
pembinaan
kemampuan
profesional guru dalam proses pembelajaran.
b. Guru,
sebagai
bahan
masukan
dalam
upaya
meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam proses
19
mengevaluasi
proses
dilaksanakannya
pembelajaran
sebagai
tolak
yang
ukur
telah
keberhasilan
pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Tujuan Khusus
Secara
untuk
khusus,
tujuan
mendeskripsikan,
penelitian
ini
menginterpretasikan,
serta
menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan :
a. Proses pembinaan kemampuan profesional guru yang
dilakukan
oleh
Pengawas
TK/SD,
yang
meliputi
persepsi Pengawas TK/SD, aspek-aspek yang dibina
oleh Pengawas TK/SD, dan mekanisme pembinaan yang
dilakukan oleh Pengawas TK/SD.
b. Kemampuan
profesional
guru
dalam
proses
pembelajaran, yang meliputi kemampuan guru dalam
merencanakan,
proses
melaksanakan,
pembelajaran
yang
dan
telah
mengevaluasi
dilaksanakannya
sebagai umpan balik (feed back) bagi perbaikan di
masa yang akan datang.
c. Motivasi
guru
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan dari
Pengawas
TK/SD,
yang
meliputi
melaksanakan proses pembelajaran,
setelah
melaksanakan
proses
dorongan
dalam
harapan guru
pembelajaran,
dan
pembelajaran,
sehingga
dapat
mencapai
t?
pembelajaran dengan optimal,
c. Dinas Pendidikan Nasional, sebagai bahan masukan
dalam upaya mencari alternatif pemecahan masalah
yang berkaitan dengan peningkatan kualitas guru
dalam
proses
meningkatkan
pembelajaran,
kualitas
sehingga
pendidikan
dapat
secara
menyeluruh.
d. Program Studi
Pengembangan Kurikulum,
sebagai
bahan masukan bagi penelitian lebih Ianjut yang
berkaitan
dengan
kemampuan
profesional
pembelajaran.
permasalahan
guru
peningkatan
dalam
proses
BAB
III
METODOLOGI
A.
PENELITIAN
Metode Penelitian
Dalam penelitian
permasalahan
guru
dalam
Pengawas
ini,
penuiis
memfokuskan
tentang pembinaan kemampuan
proses
TK/SD
pembelajaran
yang
dalam
yang
pada
profesional
dilakukan
penelitiannya
oleh
menggunakan
pendekatan kualitatif.
Penggunaan
pendekatan
kualitatif
ini,
karena
pendekatan ini lebih mudah untuk menyesuaikan dengan
kenyataan-kenyataan
pendekatan
hubungan
ini
yang
ada
menyajikan
antara
di
secara
peneliti
dan
lapangan,
langsung
responden
serta
hakikat
(Lexi,
J.
Moleong, 1996 : 5). Oleh karena itu, pemahaman terhadap
kenyataan-kenyataan
sekaligus memaknai
yang
terjadi
di
lapangan
dan
kenyataan tersebut dapat diungkap
melalui pendekatan kualitatif.
Penelitian
ini
berusaha
mendeskripsikan,
menginterpretasikan, dan menganalisis proses pembinaan
kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas
TK/SD,
kemampuan profesional guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan dari
61
62
Pengawas
TK/SD,
dan motivasi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran setelah mendapatkan pembinaan dari
Pengawas TK/SD.
B.
Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang
menempatkan
peneliti
sebagai
instrumen
utama.
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan
instrumen
bantuan
berupa
pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai alat pengumpul data. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan Lexy.
j. Moleong (1996 : 4)
yaitu sebagai berikut : " dalam penelitian kualitatif,
peneliti
sendiri
atau
dengan
merupakan alat pengumpul data ".
& Miles
(1984
: 42)
bantuan
orang
lain
Lebih Ianjut Huberman
menjelaskan : " bahwa seorang
peneliti kualitatif melakukan penelitian berpegang pada
fokus dan pembatasan penelitian melalui kerangka kerja
konseptual,
penentuan
pertanyaan-pertanyaan
sampel
".
Ketiga
hal
penelitian,
di
atas
dan
merupakan
instrumen bantuan sebagai acuan yang dijadikan pedoman
dalam melaksanakan penelitian di lapangan.
bantuan
tersebut
digunakan
untuk
Instrumen
mengumpulkan
data
dengan cara melakukan pengamatan langsung ke lapangan,
melakukan observasi, wawancara, serta mengkaji dokumen
63
dan
data
yang
ada
di
lapangan
dengan
mengacu
pada
kerangka pertanyaan-pertanyan penelitian.
Instrumen bantuan dalam penelitian ini mempunyai
empat
kategori,
luwes
dan
diantaranya
longgar,
:
instrumennya
instrumennya
tidak
rinci, pendalaman kasus yang dikaji
bersifat
dibuat
secara
lebih diutamakan,
disesuaikan dengan kondisi di lapangan, dimulai dengan
beberapa pertanyaan awal yang disesuaikan dengan teknik
pengumpulan
pada
data
penelitian
longgar,
yang
digunakan.
kualitatif
tetapi
tetap
ini
Walaupun
bersifat
memperhatikan
instrumen
luwes
dan
aspek-aspek
keabsahan agar penelitian ini tidak keluar dari aturan.
C. Pengumpulan Data
Sesuai
atas,
dengan
rencana
informasi
utama
rumusan
pertanyaan
penelitian
ini
pada Pengawas
penelitian
menetapkan
di
sumber
TK/SD dan para guru.
Penelitian ini mencoba untuk mengumpulkan data mengenai
pelaksanaan pembinaan kemampuan profesional guru dalam
proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengawas TK/SD,
yang meliputi bagaimana pembinaan kemampuan profesional
guru
dalam
Pengawas
proses
TK/SD
profesional
?,
dalam
pembelajaran
yang
dilakukan
bagaimana
peningkatan
proses
pembelajaran
oleh
kemampuan
setelah
64
mendapatkan
bagaimana
pembinaan
motivasi
pembelajaran
dari
guru
setelah
Pengawas
dalam
TK/SD
?,
melaksanakan
mendapatkan
dan
proses
pembinaan
dari
penelitian
ini,
Pengawas TK/SD ?.
Untuk
mengumpulkan
data
dalam
digunakan beberapa metode pengumpulan data seperti :
1. Observasi,
untuk
pelaksanaan
dalam
pembinaan
proses
Pengawas
mendapatkan
kemampuan
pembelajaran
TK/SD,
kemampuan
yang
data
profesional
guru
dilakukan
oleh
profesional
melaksanakan proses pembelajaran,
mengenai
guru
dalam
dan motivasi guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2. Wawancara digunakan untuk memperoleh data mengenai
pelaksanaan
dalam
proses
Pengawas
TK/SD
pembinaan
kemampuan
pembelajaran
TK/SD,
terhadap
yang meliputi
tugas
Wawacara
guru
dilakukan
oleh
; persepsi
pembinaan
aspek-aspek yang dibina,
pembinaan.
yang
profesional
yang
dan mekanisme
ini
juga
Pengawas
diembannya,
pelaksanaan
dilakukan
secara
langsung kepada para guru dalam mengungkap kemampuan
profesional
guru
pembelajaran
setelah
Pengawas
TK/SD,
pembelajaran,
dalam
dalam
melaksanakan
mendapatkan
hal
proses
pembinaan
: merencanakan
dari
proses
melaksanakan proses pembelajaran,
dan
65
mengevaluasi
proses
pembelajaran
yang
dilaksanakannya. Selain itu wawacara ini juga untuk
mengungkap motivasi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran
setelah
Pengawas TK/SD,
melaksanakan
setelah
mendapatkan
dari
yang meliputi dorongan guru dalam
proses
pembelajaran,
melaksanakan
keuletan
pembinaan
guru
proses
dalam
harapan
guru
pembelajaran,
mengatasi
serta
kendala
dalam
mengetahui
data
melaksanakan proses pembelajaran.
3. Dokumentasi
tertulis,
digunakan
seperti
profesional
dilakukan
guru,
guru
oleh
dan
pedoman
dalam
Pengawas
satuan
untuk
pembinaan
proses
TK/SD,
pelajaran
kemampuan
pembelajaran
data
sebagai
yang
kepegawaian
pedoman
guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
D. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian
Cimanggung
penelitian
kursial,
ini
Kabupaten
ini
karena
dilaksanakan
Sumedang,
memerlukan
Kecamatan
di
dengan
pembenahan
Cimanggung
Kecamatan
alasan
lokasi
yang
cukup
ini
merupakan
salah satu kecamatan yang masih muda di lingkungan
Kabupaten Sumedang yang baru mengalami masa transisi
66
sistem
pengelolaan
pendidikan,
setelah
diadakannya
pemekaran dari Kecamatan Cikeruh.
Dalam
penelitian
ini,
penuiis
menjadikan
para
Pengawas TK/SD dan guru-guru Sekolah Dasar (SD)
yang
ada di Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang sebagai
subjek atau sampel penelitian. Adapun teknik penentuan
sampelnya, menggunakan teknik Purposive Sampling dengan
Snowball
Sampling.
Purposive
Sampling
yaitu
cara
memilih sampel berdasarkan tujuan dan data yang ingin
diperoleh. Sedangkan Snomball Sampling merupakan sampel
yang
dipilih
secara
bergelinding,
responden
yang
terpilih menunjuk lagi orang lain yang kira-kira dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Penentuan sampel dilakukan berdasarkan pada tujuan
penelitian
ini,
yaitu
untuk
mengungkap
pembinaan
kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran
yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD. Dalam mengungkap
permasalahan
tentang
pembinaan
kemampuan
profesional
yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD, maka digunakan dua
sumber data,
yaitu sumber data primer dan sumber data
sekunder.
Sumber
data
perbuatan
para
melakukan
pembinaan,
primer
Pengawas
TK/SD
sedangkan
adalah
selaku
sumber
perkataan
dan
subjek
yang
data
sekunder
adalah para guru selaku objek yang menerima pembinaan.
67
Begitu juga, untuk memperoleh data mengenai kemampuan
dan
motivasi
pembelajaran
guru
dalam
setelah
melaksanakan
mendapatkan
proses
pembinaan
dari
Pengawas TK/SD, digunakan dua sumber data, yaitu sumber
data
primer
dan
sumber
data
primer adalah perkataan
kemampuan
dan
dan motivasinya
sekunder.
perbuatan
Sumber
guru
data
tentang
dalam melaksanakan
proses
pembelajaran. Sedangkan sumber data sekunder didapatkan
dari
para
Pengawas
TK/SD
selaku
pembina
kemampuan
profesional guru dalam proses pembelajaran.
E.
Teknik Analisis Data
Data
yang
diperoleh
yang
berarti
apabila
Untuk
itu,
dilakukan
tidak
tidak
akan
memberikan
dianalisi
analisis
data
lebih
dengan
makna
lanjut.
teknik
analisis kualitatif secara induktif, yaitu dengan cara
membandingkan antara data yang terkumpul dari lapangan
dengan
teori
pembinaan,
teori
kemampuan
profesional
guru, dan teori motivasi guru dalam melaksanakan proses
pembelaj aran.
Pelaksanaan
analisis
data
dalam
penelitian
ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut :
ini
1.
Reduksi data
Kegiatan reduksi data merupakan langkah awal dalam
menganalisis
data suatu penelitian.
Kegiatan reduksi
data ini bertujuan untuk memudahkan seorang peneliti
dalam memahami
data
yang
terkumpul
dari
lapangan.
Kegiatan reduksi data ini dilakukan dengan pembuatan
rangkuman
terhadap
aspek-aspek
permasalahan
yang
diteliti, agar mudah untuk melakukan analisis data yang
lebuh
lanjut.
direduksi
Adapun
dalam
aspek-aspek
penelitian
ini
permasalahan
meliputi
yang
pembinaan
kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Pengawas
TK/SD,
dalam
kemampuan profesional guru,
melaksanakan
proses
dan motivasi guru
pembelajaran
setelah
mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD.
2. Penyajian data
Setelah
kegiatan
reduksi
data
ditempuh,
selanjutnya peneliti melakukan kegiatan penyajian data
secara jelas dan singkat agar mudah dipahami. Data-data
yang sudah direduksi, selanjutnya disajikan berdasarkan
pada aspek-aspek yang diteliti dan disusun berdasarkan
pada lokasi penelitian. Penyajian data secara singkat
dan jelas, memudahkan untuk dipahami mengenai gambaran
keseluruhan
atau
bagian-bagian
tertentu
dari
aspek-
69
aspek permasalahan yang diteliti. Hasil penyajian data
ini merupakan bahan untuk menafsirkan data sampai pada
kegiatan pengambilan kesimpulan.
3. Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data
Langkah selanjutnya, yaitu pengambilan kesimpulan
dan
verifikasi
data.
Pengambilan
kesimpulan
yang
dimaksudkan dalam tahap ini, yaitu memaknai data yang
sudah terkumpul dari lapangan.
dibuat
terlalu
pernyataan
difahami.
tentu
banyak,
singkat
dan
Pengambilan
harus
mengacu
diteliti,
karena
initisari
dari
tetapi
dibuat
jelas
sehingga
kesimpulan
pada
pokok
kesimpulan
data
Kesimpulan tidak usah
dalam
ini
mudah
sudah
permasalahan
yang
didapat
hasil penelitian
bentuk
untuk
barang
yang
merupakan
yang terkumpul
dari lapangan.
Pengambilan kesimpulan pada
tahap ini dilakukan
dengan beberapa tahap. Tahap pertama,
yaitu merumuskan
kesimpulan sementara yang berdasarkan pada data yang
terkumpul dari lapangan. Tahap kedua,
data,
karena
data
yang
yaitu verifikasi
terkumpul
dari
lapangan
jumlahnya semakin bertambah. Kegiatan verifikasi ini,
merupakan
mengkaji
kegiatan
ulang
untuk
data-data
mempelajari
yang
sudah
kembali
atau
terkumpul
dari
lapangan,
baik
itu data
yang
data yang sudah disajikan.
dilakukan
dengan
pihak-pihak
Kepala
cara
yang
Sekolah,
sudah
rft
Kegiatan verifikasi dapat
meminta
berkompeten,
dan Dosen
direduksi
pertimbangan
seperti
kepada
Kepala
Pembimbing,
Dinas,
agar kegiatan
verifikasi data ini lebih bermakna. Kedua kegiatan ini,
dilakukan
secara
terus-menerus
sampai
diperoleh
kesimpulan akhir.
F. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan
penelitian
ini
dilakukan
melalui
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap orientasi
Pada
tahap
orientasi,
peneliti
menentukan
permasalahan yang terjadi di lapangan. Adapun kegiatan
yang dilakukan berkenaan dengan penentuan permasalahan
yang terjadi di lapangan adalah
sebagai berikut
a. Mengamati berbagai permasalahan yang terjadi
pelaksanaan
dalam
pembinaan
proses
kemampuan
pembelajaran
yang
dalam
profesional
guru
dilakukan
oleh
Pengawas TK/SD.
b. Mengamati
berbagai
permasalahan
tentang
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
kemampuan
71
c. Mengamati
tentang
motivasi
guru
dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
d. Memilih lokasi penelitian yang akan dijadikan tempat
pelaksanaan penelitian.
e. Menyusun rancangan atau proposal penelitian sebagai
langkah awal menghadapi seminar desain.
f. Mengurus
yang
perizinan
akan
penelitian
dijadikan
ke berbagai
lembaga
penelitian,
seperti
lokasi
Kantor
Dinas
Cabang
Kecamatan sekolah yang bersangkutan.
g. Menyiapkan
Kabupaten
tenaga
Sumedang
bantuan
dan
untuk
penyebaran kuisioner kepada
Kantor
memudahkan
Dinas
dalam
responden yang menjadi
subjek penelitian.
h. Menyiapkan
meliputi
berbagai
pedoman
kuisioner,
perlengkapan
wawancara,
dan alat bantu
penelitian,
pedoman
lainnya
yang
observasi,
yang diperlukan
dalam penelitian ini.
2. Tahap Eksplorasi
Setelah melakukan kegiatan orientasi,
peneliti
melakukan
kegiatan
selanjutnya
pengumpulan
data.
Pelaksanaan pengumpulan data dimulai sejak bulan Maret
2002
sampai
dengan
bulan
Juni
2002,
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
yang
meliputi
72
a. Mengadakan wawancara dengan Pengawas TK/SD dan guru,
berkenaan
dengan
profesional
guru
pelaksanaan
dalam
pembinaan
proses
kemampuan
pembelajaran
yang
dilakukan oleh Pengawas TK/SD.
b. Mengadakan wawancara dengan guru dan Pengawas TK/SD
berkenaan
dengan
pembelajaran
kemampuan
setelah
guru
mendapatkan
dalam
proses
pembinaan
dari
Pengawas TK/SD.
c. Mengadakan wawancara dengan guru dan
mengenai
motivasi
guru
dalam
Pengawas TK/SD
proses
pembelajaran
setelah mendapatkan pembinaan dari Pengawas TK/SD.
.
d. Mengadakan observasi pelaksanaan pembinaan kemampuan
profesional
guru
dalam
proses
pembelajaran
yang
dilakukan oleh Pengawas TK/SD.
e. Mengadakan
guru
dalam
observasi mengenai
proses
kemampuan profesional
pembelajaran
setelah mendapatkan
pembinaan dari Pengawas TK/SD.
f. Mengadakan
proses
observasi
pembelajaran
mengenai
setelah
motivasi
guru
mendapatkan
dalam
pembinaan
dari Pengawas TK/SD.
g. Mengedarkan kuisioner kepada beberapa orang Pengawas
TK/SD
dan
guru-guru
Pendidikan Kecamatan
yang
merupakan
subjek
di
daerah
Cabang
Cimanggung Kabupaten
dalam
penelitian
Dinas
Sumedang
ini.
Dalam
73
hal ini,
dengan
subjek penelitian memberikan jawaban sesuai
kodisi
yang
sebenarnya
terjadi,
bukan
apa
yang diharapkan.
3. Tahap Member Check
Langkah
selanjutnya
member check.
yaitu
melakukan
kegiatan
Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan
informasi-informasi yang telah terkumpul melalui tahap
eksplorasi,
dipercaya
agar
data
hasil
keberadaannya.
selanjutnya
dipelajari
penelitian
Data-data
dan
dibuat
yang
ini
dapat
diperoleh,
laporannya
untuk
konfimasikan kepada responden untuk dibaca dan diteliti
kesesuaiannya dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi.
Selanjutnya, data-data yang dianggap kurang sesuai
dapat saja dirubah ataupun dihilangkan sepanjang tidak
mengurangi
makna
sehingga data
dari
data
yang
sudah
diperoleh
yang tersebut senantiasa diperbaiki
dan
disempurnakan kebenarannya.
Kegiatan member
check dilakukan
pada
pengumpulan data yang bersifat siklus,
data
yang
sudah
diperoleh
kemudian
saat tahap
maksudnya data-
diberikan
kembali
pada responden untuk dicek kembali kebenarannya,
selanjutnya
diperbaiki
dan
kebenarannya dapat dipercaya.
disempurnakan
yang
sampai
74
G.
Keabsahan Temuan Penelitian
Untuk
memperoleh
penelitian,
ada empat
keabsahan
suatu
temuan
hal yang harus diperhatikan dan
dilakukan oleh seorang peneliti kualitatif dalam upaya
menguji dan sekaligus sebagai kriteria dalam memperoleh
keabsahan
suatu
kredibilitas,
temuan
penelitian,
transferabilitas,
yang
meliputi
dependabilitas,
dan
konfirmabilitas (Moleong, J. L, 96 : 173)
1. Kredibilitas Data
Penerapan
kriteria
kredibilitas
pada
dasarnya
menggantikan konsep validitas internal dalam penelitian
kuantitatif
(Moleong,
kredibilitas
J.L,
terhadap
1996
suatu
:
173) .
Pemeriksaan
temuan
penelitian
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang seberapa
jauh keabsahan suatu temuan penelitian dapat dipercaya
kebenarannya.
Pencapaian
kriteria
kredibilitas
ini
dilaksanakan
agar temuan suatu penelitian dapat dipercaya oleh para
pembaca,
serta
hasil-hasil
peneliti
mempertunjukkan
penemuan
pada
dengan
kenyataan
ganda
derajat
jalan
yang
keterpercayaan
pembuktian
sedang
oleh
diteliti
(Moleong, J.L, 1996 : 173). Oleh karena itu, agar suatu
temuan
penelitian
yang
dihasilkan
seorang
peneliti
memenuhi
kriteria
kredibilitas,
maka
cara
yan
ditempuh adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan keterpercayaan pembaca terhadap kebenaran
suatu
temuan
pelaksanaan
penelitian,
penelitian,
seperti
memperpanjang
waktu
melakukan
pengamatan
secara
intensif dan kontinu pada saat pelaksanaan penelitian,
melakukan
sejawat,
triangulasi,
membicarakan
menganalisis
kasus
dengan
negatif,
rekan
memperkaya
referensi, dan mengadakan member check (Moleong,
J. L,
: 175)
Berkenaan
memperoleh
dengan
temuan
hal
suatu
di
atas,
penelitian
maka
yang
untuk
memenuhi
kriteria kredibilitas, maka peneliti menempuh cara-cara
sebagai berikut :
a. Melakukan penelitian dari bulan Maret 2002 sampai
dengan
bulan
Juni
pengumpulan data,
2002,
dengan
menggunakan
seperti observasi,
metode
wawancara,
dan
dokumentasi.
b. Membicarakan
sejawat
atau
data
hasil
pihak-pihak
penelitian
dengan
yang
dapat
yang
berkenaan
teman
memberikan
informasi yang relevan.
c. Mengkonsultasikan
hal-hal
penelitian ini pada dosen pembimbing.
dengan
76
d. Membandingkan
penelitian
data
ini
yang
dengan
diperoleh
dari
hasil-hasil
hasil
penelitian
sebelumnya.
e. Melakukan
pengecekan
data
kepada
responden
setelah
data terkumpul dan ditulis dalam bentuk field note.
2. Transferabilitas Data
Transferabilitas
dalam
penelitian
kualitatif
membicarakan tentang kegunaan temuan suatu penelitian,
apakah suatu temuan penelitian itu dapat digunakan atau
diterapkan pada situasi dan kondisi lain yang berkenaan
dengan
permasalahan
yang
sama.
Dalam
atau tidaknya temuan penelitian
diterapkan
urusan
yang
pada
peneliti,
ingin
situasi
tetapi
dan
S.
ini,
dapat
yang penuiis lakukan
kondisi
tergantung
menerapkannya.
hal
lain
pada
Nasution
bukanlah
pihak-pihak
(1996
;
118)
mengatakan : " bagi peneliti kualitatif transferability
bergantung pada si pemakai,
yakni hingga manakah hasil
penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dan
situasi
tertentu
peneliti
melainkan
diperoleh
sehingga
tidak
hanya
dari
".
usah
Hal
ini
memberi
berarti,
indek
mendeskripsikan
suatu
memungkinkan
penelitian
calon
bahwa
seorang
transferabilitas,
data
yang
pengguna
yang
telah
dilakukannya,
suatu
temuan
77
penelitian
temuan
dapat
membuat
penelitian
keputusan
tersebut
tentang
dapat
kelayakan
diterapkan
atau
tidaknya pada situasi dan kondisi yang dikehendaki.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
maka
suatu
temuan
penelitian kualitatif hendaknya mampu mendeskripsikan
data secara utuh dan rinci
Oleh
karena
itu,
(Nasution,
untuk
S. 1996 : 119) .
memenuhi
transferabilitas dalam penelitian
ini,
kriteria
maka peneliti
berusaha semaksimal mungkin untuk mendeskripsikan suatu
temuan penelitian ini secara rinci,
tentang
kegiatan-kegiatan
utuh,
Pengawas
dan lengkap
dalam
TK/SD
melaksanakan pembinaan kemampuan profesional guru dalam
proses pembelajaran,
guru
dalam
kemampuan profesional dan motivasi
melaksanakan
prose