TEKNIK KOMUNIKASI GURU DALAM MEMBENTUK PERILAKU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Studi Pada Guru Kelas Tunagrahita di Sekolah Dasar Luar Biasa Bhakti Luhur Malang

(1)

TEKNIK KOMUNIKASI GURU DALAM MEMBENTUK

PERILAKU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Studi Pada Guru Kelas Tunagrahita di Sekolah Dasar Luar Biasa Bhakti Luhur Malang

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

SKRIPSI

Disusun oleh

TEGUH SETIAWAN HUDORI PUTRA NIM. 08220414

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Teguh Setiawan Hudori Putra

NIM : 08220414

Konsentrasi : Public Relations Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik

Judul Skripsi : Teknik Komunikasi Guru dalam Membentuk Perilaku Anak Berkebutuhan Khusus

(Studi pada Guru Kelas Tunagrahita di Sekolah Dasar Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Himawan Sutanto Richwan, M.Si Roziana Febrianita, S.Sos

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Teguh Setiawan Hudori Putra

NIM : 08220414

Konsentrasi : Public Relations Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik

Judul Skripsi : Teknik Komunikasi Guru dalam Membentuk Perilaku Anak Berkebutuhan Khusus

(Studi pada Guru Kelas Tunagrahita di Sekolah Dasar Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

dan dinyatakan LULUS

pada hari Kamis tanggal 19 Juli 2012 bertempat di Ruang 605 Mengesahkan,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji

1. Nurudin, S.Sos., M.Si : Penguji I ( ) 2. Novin Setyo Wibowo, S.Sos : Penguji II ( ) 3. Himawan Sutanto Richwan,M.Si : Penguji III ( ) 4. Roziana Febrianita, S.Sos : Penguji IV ( )


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda di bawah ini,

Nama : Teguh Setiawan Hudori Putra Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 23 Januari 1988 Nomor Induk Mahasiswa : 08220414

Konsentrasi : Public Relations

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Menyata bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

TEKNIK KOMUNIKASI GURU DALAM MEMBENTUK PERILAKU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

(Sudi pada Guru Kelas Tunagrahita di Sekolah Dasar Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)

adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruh, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari terdapat masalah berkaitan dengan kaya tulis ilmiah (skripsi) ini, saya bersedia untuk mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 23 Juli 2012


(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Teguh Setiawan Hudori Putra

NIM : 08220414

Konsentrasi : Public Relations Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik

Judul Skripsi : Teknik Komunikasi Guru dalam Membentuk Perilaku Anak Berkebutuhan Khusus

(Studi pada Guru Kelas Tunagrahita di Sekolah Dasar Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)

Pembimbing : 1. Himawan Sutanto Richwan, M.Si 2. Roziana Febrianita, S.Sos

Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan

Pembimbing I Pembimbing II

15 Maret 2012 Acc. Judul

27 Maret 2012 Proposal

4 April 2012 Seminar Proposal

25 April 2012 Acc. Bab I – III

10 Juli 2012 Acc. Bab IV – VI

11 Juli 2012 Acc. Seluruh Naskah

Malang, 23 Juli 2012

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II


(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul :

TEKNIK KOMUNIKASI GURU DALAM MEMBENTUK PERILAKU ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

(Studi Pada Guru Kelas Tunagrahita di Sekolah Dasar Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)

Tidak sedikit kesulitan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan dorongan dari bebagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dan dorongan baik secara moral maupun materiil sehingga terselesaikannya skripsi ini, kepada:

1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

2. Kedua orang tuaku, ayahanda Hudori dan ibunda Rasmiati, serta adik-adikku (Siti Islamiyah, Ayu Sukma Cahyani dan Bagus Arif Setiawan) tercinta yang telah senantiasa tidak ada henti untuk mendoakan, memotivasi dan memberikan kasih sayang yang melimpah hingga skripsi ini selesai.


(7)

3. Bapak Himawan Sutanto Richwan, M.Si selaku dosen pembimbing I dan ibu Roziana Febrianita, S.Sos selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam menyampaikan ilmu, memberikan pencerahan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan. Kepada bapak Nurudin, M.Si dan bapak Novin Farid Styo Wibowo, S.Sos yang telah memberikan pemahaman tambahan untuk menyempurnakan skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan staff Jurusan Ilmu Komunikasi maupun Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu dalam bentuk sumbangan pemikiran tentang hal-hal yang terkait dalam skripsi ini, serta telah memberikan motivasi dan bantuan sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan.

5. Seluruh penulis buku, artikel dan jurnal yang telah menjadi sumber inspirasi dan membantu dalam memberikan ilmu pengetahuan, wawasan serta pemahaman tentang segala hal yang terkandung dalam penulisan skripsi ini. 6. Kepada sahabatku Alfianur Haris, Mustiawan, M. Miftah Nugraha, Teddy

Oktavianto, Dian Budi Wijaksono dan Rosi Diah Pradita yang telah menjadi teman diskusi serta memberikan bantuan berupa sumbangan pemikiran dan pinjaman buku-bukunya serta memberikan semangat maupun dukungan. Kepada sahabatku Harris Syahjohan, Muhammad Zainal dan Diah Ayu Fitayani yang telah menjadi teman seperjuangan dalam pengerjaan skripsi ini. 7. Serta kepada seluruh sahabat-sahabatku dan pihak lain yang juga turut

memberikan bantuan dan belum sempat saya sebutkan satu-persatu, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka.


(8)

Akhir kata dengan segala kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya serta mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki penulisan skripsi ini. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Malang, 23 Juli 2012


(9)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ……… ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Berita Acara Bimbingan ... iv

Motto ……….. v

Halaman Persembahan ……….... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xiii

Daftar Lampiran ………. xvi

Daftar Tabel ……….... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ……….. 9

C. Tujuan Penelitian ………... 9

D. Manfaat Penelitian ………... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teknik Komunikasi ………... 12

A.1 Komunikasi Persuasif ……….... 13

A.2 Komunikasi Informatif ….………. 19

A.3 Komunikasi Instruktif .………... 21


(10)

B. Komunikasi Dua-Orang (Antarpersonal) ….………. 23

C. Anak Berkebutuhan Khusus ……….. 24

D. Tunagrahita (Retardasi Mental) ………. 27

D.1 Kepribadian Anak Tunagrahita ……….. 31

D.2 Hambatan-hambatan yang Dihadapi Anak Tunagrahita ………… 33

E. Perilaku Anak ………. 35

F. Fokus Penelitian ………. 42

G. Kerangka Pemikiran ………... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………. 45

B. Teknik Sampling ……… 45

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ………. 46

D. Teknik Pengumpulan Data ……….... 46

E. Teknik Analisa Data ……….. 48

F. Teknik Keabsahan Data ………. 50

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Profil Yayasan Bhakti Luhur ... 51

B. Pendidikan Luar Biasa Bhakti Luhur Malang ... 53

C. Visi, Misi dan Tujuan PLB Bhakti Luhur Malang ... 54

D. Struktur Organisasi SDLB Bhakti Luhur Malang ... 56

BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian ... 57

A.1 Profil Subjek Penelitian ... 57

B. Pembahasan ... 60


(11)

B.2 Penggunaan Teknik Komunikasi Persuasif ... 71

B.3 Penggunaan Teknik Komunikasi Informatif ... 78

B.4 Penggunaan Teknik Komunikasi Instruktif ... 81

B.5 Penggunaan Teknik Komunikasi Koersif ... 85

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 92

B.1 Saran Akademis ... 92

B.2 Saran Praktis ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 94 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran Draf Wawancara 2. Lampiran Transkrip Wawacara 3. Lampiran Transkrip Observasi

4. Lampiran Dokumentasi Papan Nama SLB Bhakti Luhur Malang

5. Lampiran Dokumentasi Struktur Organisasi SDLB Bhakti Luhur Malang 6. Lampiran Dokumentasi Visi, Misi dan Tujuan SLB Bhakti Luhur Malang 7. Lampiran Dokumentasi Pembelajaran Individu

8. Lampiran Dokumentasi Observasi dan Penelitian 9. Lampiran Dokumentasi Kegiatan di dalam Kelas


(13)

DARTAR TABEL

1. Tabel 1. Jumlah Ruang Kelas SLB Bhakti Luhur Malang ……....…………. 53


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

_____________. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Rajagrafiindo Persada.

Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam Setting Pendidikan Inklusi. Bandung: Refika Aditama.

_____________. 2006. Pembelajaran anak Tunagrahita: Suatu Pengantar dalam Pendidikan Inklusi (Child Whit Development Impairment). Bandung: Refika Aditama.

Effendi, Onong U. 1992. Kepemimpinan dan Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.

_____________. 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. _____________. 2002. Hubungan Masyarakat: Suatu Studi Komunikologis.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Emzir. 2010. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Irwanto. 2002. Psikologi Umum: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Prenhallindo.

Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purnawan. 2002. Dynamic Persuasion: Persuasi Efektif dengan Bahasa Hipnotis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ritonga, M. Jamiluddin. 2005. Tipologi Pesan Persuasif. Jakarta: Indeks.

Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suprapto, Tommy dan Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan dalam Teori dan Praktek. Arti Bumi Intaran.


(15)

Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss. Diterjemahkan oleh Deddy Mulyana dan Gembirasari. 2005. Human Communication: Prinsip-prinsip Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta. Woolfolk, Anita E. & Lorraine. Mendidik Anak-anak Bermasalah: Psikologi

Pembelajaran II. Depok: Inisiasi Press.

Sumber Lain

Anonim. Tentang Kami [online]. Diakses pada tanggal 16 Maret 2012. Pukul 15.46 WIB. Didapat dari: <http://www.bhaktiluhur.org>

Bina Husada. 2010. Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bagi Petugas Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Ghosali, Endang W. 1983. Retardasi Mental. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran Nomor 29, 54-58.

Heru. 2007. Tunagrahita di Indonesia Capai 6,6 Juta Orang [online]. Diakses pada tanggal 13 Maret 2012. Pukul 19.27 WIB. Didapat dari: <http://www.antaranews.com>

Ishartiwi. 2010. Identifikasi Bentuk Intervensi Pembelajaran dan Perilaku Belajar Anak Retardasi Mental. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, Volume 3 Nomor 1, 1-15.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap kehidupan kita tidak pernah terlepas dari komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal, serta melakukan komunikasi intra personal, antar personal, dalam kelompok, dalam organisasi, komunikasi massa dan lain sebagainya. Seperti yang diungkapkan para pakar dengan istilah “we can’t not communicate” yang menunjukkan bahwa kita selalu berkomunikasi. Didukung dengan sejumlah penelitian yang menyatakan 75% dari waktu kita dipakai untuk berkomunikasi (Tubbs dan Moss, 2005:3). Karena seringnya melakukan komunikasi itu membuat banyak orang menganggap komunikasi itu ‘enteng’ yang berarti mudah dilakukan. Padahal kenyataannya tidak demikian, banyak fenomena yang merugikan akibat dari kesalahan berkomunikasi. Contoh umum yang sering terjadi adalah pertengkaran antara suami istri dalam rumah tangga yang berujung pada perceraian akibat dari kesalahpahaman. Hal itu merupakan salah satu contoh kecil akibat dari kesalahan komunikasi yang berdampak buruk terhadap kehidupan seseorang.

Peristiwa di atas menunjukkan bahwa seringkali orang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain atau sekelompok


(17)

orang. Apalagi jika belum mengenal lawan bicara kita, maka akan timbul rasa takut, malu, tegang dan khawatir sehingga tidak dapat berkomunikasi secara baik, jelas dan lancar. Padahal komunikasi itu penting bagi kehidupan, terlebih lagi untuk membina hubungan yang merupakan salah satu kebutuhan sosial. Psikolog terkenal Abraham Maslow menyebutkan bahwa salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan sosial untuk memperoleh rasa aman lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Hal tersebut ada kaitannya dengan komunikasi. Apabila kita dapat berkomunikasi dengan baik, jelas, lancar dan mampu menarik perhatian lawan bicara, maka dapat memberikan dampak atau efek yang baik kepadanya. Mereka akan merasa senang bergaul dan mau menerima kita serta mengakui keberadaan kita. Dengan demikian, kita dapat menjalin hubungan baik antar sesama yang mampu menciptakan rasa aman. Itulah mengapa komunikasi juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Di samping menjalin suatu hubungan baik, kita temukan bahwa seseorang juga melakukan komunikasi untuk tujuan lain. Sering kali tujuan itu adalah untuk mengubah pola pikir dan tingkah laku lawan bicaranya. Sesuai dengan pernyataan Carl I. Hovland bahwa komunikasi biasanya dilakukan untuk mengubah tingkah laku orang lain. Untuk mewujudkan tujuannya tersebut, seorang komunikator harus mendesain pesan-pesan komunikasi itu sedemikian rupa agar mudah dipahami dan


(18)

diterima oleh komunikan. Selain itu, cara penyampaian pesan pun harus secara jelas, baik dan benar untuk mendapatkan efek dan hasil yang baik sesuai dengan yang diharapkan. Agar dapat menyampaikan pesan dengan baik dan benar sehingga menimbulkan dampak dan efek yang diharapkan dalam berkomunikasi, tentu ada teknik-tekniknya sendiri. Secara tidak sengaja ataupun sengaja, setiap orang yang berkomunikasi menggunakan teknik tersebut (walaupun terkadang ia tidak banyak mengetahui tentang teknik komunikasi). Mempelajari dan mengetahui teknik komunikasi itu sendiri merupakan hal yang bermanfaat agar dapat menerapkannya dengan benar dalam kehidupan. Ketika seseorang mempelajari dan mengetahui teknik komunikasi tersebut, maka ia akan mampu melakukan komunikasi dengan baik dan mudah sehingga dapat mencapai komunikasi yang efektif.

Onong Uchjana Effendi menyebutkan bahwa ada beberapa teknik komunikasi, diantaranya adalah komunikasi persuasif, komunikasi informatif, komunikasi instruktif, komunikasi koersif. Setiap teknik komunikasi tersebut memiliki fungsi dan manfaat sendiri-sendiri. Teknik komunikasi ini dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja ketika melakukan komunikasi. Baik itu dalam hal bisnis, kegiatan sosial, kegiatan belajar mengajar, perdagangan, organisasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada teknik komunikasi yang digunakan oleh guru selama kegiatan belajar mengajar. Khususnya untuk membentuk perilaku siswa.


(19)

Guru sering kali menggunakan teknik komunikasi ini dalam kegiatan belajar mengajar. Baik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah umum maupun di sekolah khusus untuk anak-anak penyandang cacat yang biasanya dikenal dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Meneliti siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan sesuatu yang menarik karena siswa yang dididik bukanlah siswa normal seperti kebanyakan, melainkan siswa yang memiliki kelainan atau bekebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus memiliki kemampuan, perkembangan dan prilaku unik serta memiliki ciri khas yang berbeda dengan anak normal pada umumnya. Sehingga penanganan siswa berkebutuhan khusus berbeda dengan penanganan siswa normal pada umumnya.

Tidak semua orang tua mampu mendidik anak dan menangani anak berkebutuhan khusus. Bahkan mereka yang memiliki anak berkelainan seringkali tidak memiliki gambaran tentang masa depan anaknya. Di sisi lain, anak berkelainan ini mengalami kesulitan beradaptasi di sekolah umum karena kemampuannya yang kurang, serta tidak semua sekolah umum mau menerima anak berkelainan. Oleh karena itu, orang tua mereka cenderung lebih mempercayakan anaknya ke sekolah khusus yang memang merupakan sekolah khusus untuk anak penyandang cacat. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 2 tahun 1989 (dalam pasal 11 ayat 4 dan pasal 38) serta dipertegas kembali dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional


(20)

nomor 20 tahun 2003 dalam pasal 32 ayat (1) yang menyatakan “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa” (Delphie, 2006:55).

Dari beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada, penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bhakti Luhur Malang. Karena selain memiliki sistem pendidikan yang legal juga memiliki guru yang berkompeten dalam menangani siswa berkebutuhan khusus sehingga dapat mendukung penelitian ini. Di samping itu, sekolah ini memiliki kelas yang telah diklasifikasi berdasarkan jenis kecacatan yang diderita siswa, sehingga guru akan lebih mudah mendidik siswa sesuai dengan kekurangan mereka miliki. Bhakti Luhur yang merupakan yayasan sosial ini memiliki sekolah umum dan sekolah khusus untuk anak berkebutuhan khusus yaitu Pendidikan Luar Biasa (PLB). Yayasan yang berdiri pada 5 Agustus 1959 ini menampung anak-anak cacat seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, tunaganda, epilepsy dan lain sebagainya (Sumber: www.bhaktiluhur.org). Mereka menampung dan mendidik anak-anak berkebutuhan khusus agar mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan iramanya masing-masing. Menurut mereka anak berkebutuhan khusus juga berhak mendapatkan perlindungan dan pendidikan untuk berkembang, serta mendapatkan layanan kesehatan yang selayaknya.


(21)

Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.4 tahun 1997, tentang Penyandang Cacat, yang menyatakan bahwa penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan. Hak tersebut diperjelas dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang menegaskan bahwa semua anak termasuk anak penyandang cacat mempunyai hak untuk kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi serta hak untuk didengar pendapatnya. Juga didukung oleh Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomis dan bermartabat. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi penyandang cacat untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis (Bina Husada, 2010:2).

Dengan demikian, penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Bhakti Luhur, karena Sekolah Dasar (SD) merupakan pendidikan awal yang baik dalam membentuk perilaku anak berkebutuhan khusus. Dari berbagai macam jenis anak berkebutuhan khusus yang ada di SDLB Bhakti Luhur, penelitian ini difokuskan pada anak tunagrahita yang lazim disebut dengan retardasi mental (RM), karena anak tunagrahita atau retardasi mental mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial.


(22)

Anak tunagrahita lemah dalam merespon orang lain serta kurang mampu memahami ucapan atau pesan yang disampaikan oleh orang lain,

sehingga kurang mampu dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya IQ mereka yang tergolong di bawah rata-rata, yaitu IQ di bawah 70. Selain memiliki tingkatan kemampuan intelektual yang kurang, anak tunagrahita juga mengalami hambatan terhadap perilaku adaptif selama perkembangan hidupnya. Kurangnya kemampuan intelektual dan perilaku adaptif untuk menyesuaikan diri itu menyebabkan mereka sulit bergaul dengan teman-teman sebayanya, kurang cepat tanggap dalam berkomunikasi serta kurang bisa bergurau, sehingga sering dipencilkan dari pergaulan teman-teman seumurnya. Bahkan juga ada yang sering mendapat perlakuan tidak selayaknya oleh masyarakat karena mungkin dianggap ‘gila’ atau tidak mendapat perawatan yang tepat sehingga mereka dikucilkan. Akibat dari itu, mereka bergaul atau bermain dengan teman-teman yang lebih muda atau mengurangi kegiatannya, bahkan hingga menarik diri dari pergaulan. Anak tunagrahita umumnya tidak dapat memelihara dirinya sendiri dan cenderung bergantung pada orang lain terutama orang tua dan keluarga. Oleh karena itu, anak tunagrahita memerlukan perhatian dan perawatan yang khusus. Apabila masyarakat tidak menerima atatu tidak turut membantu mereka, maka tumbuh kembang anak tunagrahita akan terhambat. Dan Kondisi ini akan memperparah kondisi anak tersebut.


(23)

Layaknya anak normal, anak berkebutuhan khusus akan berkembang sesuai dengan didikan yang ia terima. Jika mendapat didikan yang baik, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang baik pula, ataupun sebaliknya. Begitu juga dengan anak tunagrahita. Tetapi kurang cepat tanggap dalam berkomunikasi dan memahami pesan, mengakibatkan anak tunagrahita sulit untuk menerima didikan dari orang lain, baik dari orang tua maupun dari guru. Sehingga guru yang mengajar di SLB pun harus bekerja keras untuk mendidik dan membentuk perilakunya. Bahkan juga diperlukan penanganan dan perhatian ekstra. Oleh karena itu, tidak semua orang mampu mengurus, mendidik, dan menangani anak berkebutuhan khusus ini. Fenomena tersebut menimbulkan sebuah pertanyaan yang signifikan, yaitu: “Bagaimana cara mendidik dan membentuk perilaku anak berkebutuhan khusus agar bisa diterima oleh lingkungannya?”.

Dengan demikian, skripsi ini dikhususkan untuk meneliti tentang teknik komunikasi guru di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), dengan fokus penelitian pada kelas tunagrahita. Atas dasar itulah dalam penelitian ini diangkat judul tentang “Teknik Komunikasi Guru Dalam Membentuk Perilaku Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Pada Guru Kelas Tunagrahita di Sekolah Dasar Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)”.


(24)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini, yaitu “Apakah teknik komunikasi yang digunakan oleh guru dalam membentuk perilaku siswa berkebutuhan khusus di SDLB Bhakti Luhur?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan cara menjalin hubungan dan pendekatan yang dilakukan guru kepada siswa berkebutuhan khusus agar kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi efektif dan dapat diterima oleh siswa.

2. Untuk mendeskripsikan sikap guru dalam membentuk perilaku siswa berkebutuhan khusus selama kegiatan belajar mengajar agar mereka dapat diterima oleh lingkungannya.

3. Untuk mendeskripsikan cara berkomunikasi guru dengan siswa berkebutuhan khusus selama kegiatan belajar mengajar, seperti penyusunan dan penyampaian pesan untuk siswanya.

4. Untuk mendeskripsikan efek atau dampak yang timbul pada siswa berkebutuhan khusus di SDLB Bhakti Luhur Malang.


(25)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap mahasiswa, masyarakat, lembaga pendidikan luar biasa dan perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Malang secara umum. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi maupun peneliti selanjutnya, yaitu tentang teknik komunikasi di bidang pendidikan atau kegiatan belajar mengajar, khususnya pada anak berkebutuhan khusus.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana dalam menambah pengetahuan dan pengalaman terutama dalam bidang ilmu komunikasi baik secara verbal maupun non verbal, serta mempelajari dan mengetahui cara berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus.

b. Bagi Orang Tua

Bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan informasi ataupun dapat memberikan gambaran dalam menerapkan teknik komunikasi dan


(26)

pendekatan yang digunakan untuk mendidik anaknya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

c. Bagi Guru

Guru merupakan pengganti orang tua di Sekolah Luar Biasa (SLB). Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pengetahuan sehingga diharapkan guru dapat membantu orang tua dalam membimbing anak berkebutuhan khusus dengan tepat.

d. Bagi Masyarakat

Memberikan sumbangan pemikiran serta gambaran bahwasanya anak-anak berkebutuhan khusus masih dapat dididik dan dibentuk perilakunya agar menjadi anak yang baik. Dengan demikian, diharapkan timbul sikap positif dari masyarakat dan mau menerima keberadaan anak berkebutuhan khusus tersebut. Serta dapat membantu perkembangan mereka sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang secara positif dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.


(1)

Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.4 tahun 1997, tentang Penyandang Cacat, yang menyatakan bahwa penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan. Hak tersebut diperjelas dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang menegaskan bahwa semua anak termasuk anak penyandang cacat mempunyai hak untuk kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi serta hak untuk didengar pendapatnya. Juga didukung oleh Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomis dan bermartabat. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi penyandang cacat untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomis (Bina Husada, 2010:2).

Dengan demikian, penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Bhakti Luhur, karena Sekolah Dasar (SD) merupakan pendidikan awal yang baik dalam membentuk perilaku anak berkebutuhan khusus. Dari berbagai macam jenis anak berkebutuhan khusus yang ada di SDLB Bhakti Luhur, penelitian ini difokuskan pada anak tunagrahita yang lazim disebut dengan retardasi mental (RM), karena anak tunagrahita atau retardasi mental mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial.


(2)

Anak tunagrahita lemah dalam merespon orang lain serta kurang mampu memahami ucapan atau pesan yang disampaikan oleh orang lain, sehingga kurang mampu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya IQ mereka yang tergolong di bawah rata-rata, yaitu IQ di bawah 70. Selain memiliki tingkatan kemampuan intelektual yang kurang, anak tunagrahita juga mengalami hambatan terhadap perilaku adaptif selama perkembangan hidupnya. Kurangnya kemampuan intelektual dan perilaku adaptif untuk menyesuaikan diri itu menyebabkan mereka sulit bergaul dengan teman-teman sebayanya, kurang cepat tanggap dalam berkomunikasi serta kurang bisa bergurau, sehingga sering dipencilkan dari pergaulan teman-teman seumurnya. Bahkan juga ada yang sering mendapat perlakuan tidak selayaknya oleh masyarakat karena mungkin dianggap ‘gila’ atau tidak mendapat perawatan yang tepat sehingga mereka dikucilkan. Akibat dari itu, mereka bergaul atau bermain dengan teman-teman yang lebih muda atau mengurangi kegiatannya, bahkan hingga menarik diri dari pergaulan. Anak tunagrahita umumnya tidak dapat memelihara dirinya sendiri dan cenderung bergantung pada orang lain terutama orang tua dan keluarga. Oleh karena itu, anak tunagrahita memerlukan perhatian dan perawatan yang khusus. Apabila masyarakat tidak menerima atatu tidak turut membantu mereka, maka tumbuh kembang anak tunagrahita akan terhambat. Dan Kondisi ini akan memperparah kondisi anak tersebut.


(3)

Layaknya anak normal, anak berkebutuhan khusus akan berkembang sesuai dengan didikan yang ia terima. Jika mendapat didikan yang baik, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang baik pula, ataupun sebaliknya. Begitu juga dengan anak tunagrahita. Tetapi kurang cepat tanggap dalam berkomunikasi dan memahami pesan, mengakibatkan anak tunagrahita sulit untuk menerima didikan dari orang lain, baik dari orang tua maupun dari guru. Sehingga guru yang mengajar di SLB pun harus bekerja keras untuk mendidik dan membentuk perilakunya. Bahkan juga diperlukan penanganan dan perhatian ekstra. Oleh karena itu, tidak semua orang mampu mengurus, mendidik, dan menangani anak berkebutuhan khusus ini. Fenomena tersebut menimbulkan sebuah pertanyaan yang signifikan, yaitu: “Bagaimana cara mendidik dan membentuk perilaku anak berkebutuhan khusus agar bisa diterima oleh lingkungannya?”.

Dengan demikian, skripsi ini dikhususkan untuk meneliti tentang teknik komunikasi guru di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), dengan fokus penelitian pada kelas tunagrahita. Atas dasar itulah dalam penelitian ini diangkat judul tentang “Teknik Komunikasi Guru Dalam Membentuk Perilaku Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Pada Guru Kelas Tunagrahita di Sekolah Dasar Luar Biasa Bhakti Luhur Malang)”.


(4)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini, yaitu “Apakah teknik komunikasi yang digunakan oleh guru dalam membentuk perilaku siswa berkebutuhan khusus di SDLB Bhakti Luhur?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan cara menjalin hubungan dan pendekatan yang dilakukan guru kepada siswa berkebutuhan khusus agar kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi efektif dan dapat diterima oleh siswa.

2. Untuk mendeskripsikan sikap guru dalam membentuk perilaku siswa berkebutuhan khusus selama kegiatan belajar mengajar agar mereka dapat diterima oleh lingkungannya.

3. Untuk mendeskripsikan cara berkomunikasi guru dengan siswa berkebutuhan khusus selama kegiatan belajar mengajar, seperti penyusunan dan penyampaian pesan untuk siswanya.

4. Untuk mendeskripsikan efek atau dampak yang timbul pada siswa berkebutuhan khusus di SDLB Bhakti Luhur Malang.


(5)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap mahasiswa, masyarakat, lembaga pendidikan luar biasa dan perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Malang secara umum. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi akademisi maupun peneliti selanjutnya, yaitu tentang teknik komunikasi di bidang pendidikan atau kegiatan belajar mengajar, khususnya pada anak berkebutuhan khusus.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana dalam menambah pengetahuan dan pengalaman terutama dalam bidang ilmu komunikasi baik secara verbal maupun non verbal, serta mempelajari dan mengetahui cara berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus.

b. Bagi Orang Tua

Bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan informasi ataupun dapat memberikan gambaran dalam menerapkan teknik komunikasi dan


(6)

pendekatan yang digunakan untuk mendidik anaknya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

c. Bagi Guru

Guru merupakan pengganti orang tua di Sekolah Luar Biasa (SLB). Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan pengetahuan sehingga diharapkan guru dapat membantu orang tua dalam membimbing anak berkebutuhan khusus dengan tepat.

d. Bagi Masyarakat

Memberikan sumbangan pemikiran serta gambaran bahwasanya anak-anak berkebutuhan khusus masih dapat dididik dan dibentuk perilakunya agar menjadi anak yang baik. Dengan demikian, diharapkan timbul sikap positif dari masyarakat dan mau menerima keberadaan anak berkebutuhan khusus tersebut. Serta dapat membantu perkembangan mereka sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang secara positif dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.