UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Di Tk Kridawita Klaten Tahun 2012-2013.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI
METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B
DI TK KRIDAWITA KLATEN TAHUN 2012-2013

DISUSUN OLEH

SUHARNI
NIM. A53B090047
Tahun 2012

0

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI
METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B
DI TK KRIDAWITA KLATEN TAHUN 2012-2013
Oleh:

SUHARNI
Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode bermain peran pada
anak Kelompok B TK Kridawita Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013. Subjek
dalam penelitian ini adalah anak Kelompok B TK Kridawita Klaten yang
berjumlah 18 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru
kelas, dan kepala sekolah. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi,
wawancara, dokumentasi dan pengukuran kemampuan anak. Data dianalisis
secara deskriptif kuantitatif, dengan dua siklus, dimana setiap siklusnya dilakukan
dua kali pertemuan.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
berbahasa pada anak Kelompok B TK Kridawita Klaten melalui metode bermain
peran.. Sebelum tindakan, kemampuan berbahasa hanya dimiliki oleh 6 anak
(33,33%). Setelah dilakukan tindakan yang telah disepakati yaitu menerapkan
metode bermain peran pada siklus I kemampuan berbahasa meningkat menjadi 9
anak (50%), dan siklus II meningkat menjadi 15 anak (83,33%). Berdasarkan
hasil analisis data pada penelitian ini, hipotesis yang menyatakan “Diduga dengan
penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbahasa
pada anak kelompok B di TK Kridawita Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013”
terbukti dan dapat diterima kebenarannya.
Kata Kunci : metode bermain peran, kemampuan berbahasa


1

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak/ di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Klaten,

Oktober 2012

Yang menyatakan

Suharni
NIM. A53B090047


2

3

Pendahuluan

Anak-anak yang masuk Tana Kanak-Kanak mempunyai kemampuan yang
lebih tinggi dibanding dengan anak-anak yang lain dalam hal kemandirian
kognitifnya, seni dan bahasa. Untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan di
atas ketrampilan guru sangat diperlukan. Bahasa mempunyai peranan penting bagi
kehidupan manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi dengan orang lain,
melalui bahasa orang dapat mengungkapkan keinginannya, baik bahasa lisan,
tulisan maupun bentuk bahasa lainnya.
Pengembangan berbahasa Indonesia anak usia dini khususnya dalam
keterampilan berbicara perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, baik
perhatian oleh orang tua anak itu sendiri maupun orang lain yang memiliki
kepedulian untuk membimbing anak di rumah dan di Taman Kanak-Kanak.
Pengembangan bicara itu sangat penting dan sangat diperlukan anak karena
pengembangan bicara itu berguna sekali bagi anak untuk memperlancar

kemampuan/keterampilan berbicara anak itu sendiri. Pengembangan berbicara
anak yaitu usaha meningkatkan kemampuan anak untuk berkomunikasi secara
lisan sesuai dengan situasi yang dimasukinya.
Pengembangan kemampuan berkomunikasi lisan khususnya berbicara anak,
pada dasarnya merupakan program kemampuan berpikir logis sistematis dan
analisis dengan menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan
gagasannya Ketrampilan berbahasa (language skill) dalam Tarigan (1985:1)
terdapat empat komponen, yaitu ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara,
ketrampilan menulis dan ketrampilan membaca. Keempat komponen tersebut
saling berkaitan satu sama lain. Kemampuan berbahasa sangat penting bagi anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya, hal ini sangat berguna sekali agar dalam
berkomunikasi dengan orang lain baik dengan anak-anak yang lain maupun
dengan orang dewasa dapat dipahami.
Supaya anak-anak tidak kehilangan keberaniannya dalam hal berbahasa,
maka mereka perlu mendapat rangsangan yang dapat meningkatkan kemampuan

4

bahasanya Semestinya, kemampuan bahasa itu ditumbuhkembangkan semenjak
kecil, bahkan ketika anak masih bayi. Dalam kenyataan, untuk meningkatkan

kemampuan bahasa pada anak tidak mudah, hal ini terjadi pula di TK Kridawita
Klaten.
Bermain peran adalah merupakan salah satu cara bercerita untuk anak
berbeda dengan cerita untuk orang dewasa melalui bermain peran, yang
mencerminkan masalah-masalah kini karena bagi anak-anak dalam kebidupannya
masih berfokus pada masa kini, masih sukar bagi anak membayangkan masa lalu
dari masa depan, masa lalu belum banyak dan belum terbayang dengan jelas.
Masa lalunya baru terbatas pada kemarin belum sampai pada dahulu, masa
depannya baru sampai pada besok belum sampai pada kelak (Taringan 1995 : 5).
Berdasarkan pengamatan peneliti dan diskusi dengan para guru, diperoleh
data awal bahwa kemampuan berbicara anak kelompok B, di TK Kridawita
Klaten sangat rendah sehingga diperlukan metode pembelajaran yang dapat
merangsang anak untuk latihan berbicara, dengan rangsangan media diharapkan
anak akan merespon pembelajaran yang disampaikan guru.
Bermain peran adalah merupakan salah satu cara bercerita untuk anak
berbeda dengan cerita untuk orang dewasa melalui bermain peran, yang
mencerminkan masalah-masalah kini karena bagi anak-anak dalam kebidupannya
masih berfokus pada masa kini, masih sukar bagi anak membayangkan masa lalu
dari masa depan, masa lalu belum banyak dan belum terbayang dengan jelas,.
Masa lalunya baru terbatas pada kemarin belum sampai pada dahulu, masa

depannya baru sampai pada besok belum sampai pada kelak (Taringan 1995 : 5).
Berdasarkan hasil pengamatan di TK Kridawita Klaten Tengah, dari 18 anak
terdapat 5 anak yang sudah berani mengungkapkan dan berbicara sementara 13
anak belum berani mengungkapkan atau berbicara menceritakan kejadian
meskipun secara sederhana.
Supaya perkembangan berbahasa anak dapat berkembang secara baik maka
sangat diperlukan pemulihan metode pembelajaran yang tepat. Hal tersebut akan

5

sangat mempengaruhi hasil dalam proses pembelajarannya. Agar proses
pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik serta anakpun dapat mengikuti
semua kegiatan dengan senang dan tanpa merasa terpaksa, kreatifitasnya guru
sangat diperlukan terutama dalam mengemas pembelajaran. TK Kridawita
Kecamatan Klaten Tengah Klaten dalam mengembangkan atau meningkatkan
kemampuan berbahasa guru paling dominan atau yang aktif sementara murid
pasif. Sebagai upaya untuk mengatasi hal tersebut diatas, peneliti membuat sebuah
tindakan perbaikan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan Kemampuan
Berbahasa Melalui Metode Bermain Peran di TK Kridawita Klaten.


Metode Penelitian
TK Kridawita Klaten yang beralamatkan di Jalan Seruni No. 8 Tonggalan,
Klaten merupakan lokasi penelitian tindakan kelas ini, subjek dalam penelitian ini
adalah kelas B TK Kridawita Klaten sebanyak 18 anak yang terdiri dari 10 lakilaki dan 8 perempuan, sedangkan jumlah guru kelompok B terdiri dari 2 orang
guru yang dijadikan sebagai mitra kolaborasi.
Penelitian ini merupakan desain penelitian tindakan kelas, dimana PTK
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Desain
penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat 4 (empat) tahapan yang
dilaksanakan, yaitu : tahap 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan
4) refleksi. Model penelitian Tindakan kelas yang digunakan mengacu pada model
penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart yang mudah
dipahami dan diterapkan, tahap pelaksanaan dan observasi pada penelitian ini
akan dilaksanakan secara bersamaan.
Penelitian ini menggunakan bentuk siklus. Tahapan siklus direncanakan
sampai dengan siklus II tetapi apabila pada siklus II masih belum mencapai
standar keberhasilan maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

6


Adapun prosedur penelitian ini dimulai dari kegiatan pra siklus, pra siklus
dilakukan oleh peneliti dengan mengobservasi awal untuk mengetahui keadaan
awal anak didik kelompok B di TK Kridawita Klaten. Pra siklus mempunyai
tujuan untuk mengidentifikasi kegiatan pembelajaran serta respon siswa dalam
proses pembelajaran sehari-hari sehingga peneliti mendapatkan gambaran yang
sesungguhnya sebagai bahan perbandingan, untuk mengetahui dan mengukur
perubahan anak didik sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pada siklus. Dari
pelaksanaan pra siklus ini peneliti melakukan observasi proses pembelajaran
sehari-hari dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak
Kegiatan Siklus terdiri dari empat kegiatan yaitu sebagai berikut:
(1) Perencanaan tindakan,

dengan kegiatan mempersiapkan alat peraga dan

media lain yang akan digunakan, peneliti memilih, menentukan dan menyiapkan
alat peraga yang sesuai dengan cerita yang akan dimainkan, mempersiapkan
waktu pelaksanaan kegiatan, membuat rencana pembelajaran dan menyiapkan
instrument; (2) Pelaksanaan tindakan, tindakan dilaksanakan berdasarkan
perencanaan namun tindakan ini bersifat fleksibel dan siap diubah sesuai dengan
kondisi yang ada sebagai usaha ke arah perbaikan. Peneliti ini dilakukan dalam 2

siklus: siklus pertama 3 pertemuan, siklus kedua 3 pertemuan. Penelitian
dilaksanakan secara kolaboratif antara kepala sekolah dengan guru kelas. Saat
pelaksanaan guru kelas sebagai pelaksana dibantu dengan peneliti dan mengamati
proses pembelajaran dan melakukan observasi. Pada kegiatan pelaksanaan siklus
peneliti dan guru menata seting yang akan digunakan sesuai dengan isi cerita,
guru memberikan kepada anak tentang cerita yang akan dilaksanakan dalam
bermain peran. Guru menawarkan kepada anak siapa yang ingin menjadi tokoh
pemeran dalam cerita tersebut. Guru menawarkan peran pemilihan peran
berdasarkan dengan pemilihan anak supaya anak tidak tertekan dalam
melaksanakan kegiatan peran tersebut. Anak melaksanakan kegiatan bermain
peran. Pada kegiatan ini peneliti dan guru bertindak sebagai pengamat dan
memberikan dorongan, bantuan kepada anak dalam dialog atau adegan yang akan
dilakukan; (3) Pengamatan atau Observasi, peneliti akan melakukan pengamatan

7

atau observasi terhadap kegiatan pengembangan bahasa. Pengamatan ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses kegiatan pengembangan bahasa
setelah peneliti menerapkan penggunaan metode bermain peran. Tahapan ini
peneliti akan melakukan pencatatan yang berguna untuk pengambilan data

peningkatan kemampuan berbahasa setelah diterapkan metode bermain peran
dengan pedoman penelitian, penilaian berupa check list; (4) Refleksi, setelah
kegiatan pelaksanan tindakan hasil observasi dikumpulkan untuk dianalisis
kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan siklus sebelumnya.
Hasil refleksi digunakan untuk menentukan tindak lanjut untuk mencapai tujuan.
Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 10 september 2012, siklus I tanggal 11
September 2012 sampai dengan 13 September 2012, siklus II tangal 19 September
2012 sampai 21 September 2012. Adapun materi pengembangan kemampuan
berbahasa diantaranya adalah; (1) Menjawab pertanyaan sederhana; (2)
Berkomunikasi; (3) Bicara runtut (4) Menjawab pertanyaan sederhana; (5) Lancar
berbicara; (6) Membedakan suara (7) Memberi jawaban yang sesuai.
Sumber data dalam penelitian adalah “subjek dari mana data diperoleh”.
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian yaitu dari narasumber atau
informan (Arikunto (2006:129). Data penelitian yang dikumpulkan berupa
informasi tentang kemampuan bahasa anak melalui metode bermain peran di TK
Kridawita Klaten. Wawancara dilakukan terhadap guru kelas mengenai
kemampuan berbahasa anak, kemudian observasi juga dilakukan untuk
pengumpulan data baik anak maupun guru dalam pelaksanaan tindakan.
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencatat atau untuk
mendapatkan data yang diperlukan yang dibuat oleh peneliti. Dalam penelitian ini

alat atau insrtumen yang digunakan berupa; (1) Lembar observasi peningkatan
kemampuan berbahasa yang berisi tentang hasil pelaksanaan kegiatan mengenai
perilaku anak yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai; (2) Lembar
observasi penerapan metode bermain peran, yang berisi tentang catatan
pelaksanaan metode bermain peran dalam upaya meningkatkan kemampuan

8

berbahasa, kemponen yang penelitian dalam penerapan metode bermain peran,
antara lain: pendahuluan, pelaksanaan inti, penggunaan media, penutup;
(3) Lembar catatan lapangan, lembar ini digunakan untuk mencatat kejadian yang
terjadi di luar perencanaan atau pencatat masalah-masalah yang muncul pada
waktu kegaitan.
Pada waktu pembelajaran berlangsung prosedur penyusunan dan pengisian
lembar penerapan metode bermain peran sebagai berikut: (1) Menentukan
komponen kegiatan pembelajaran; (2) Menjabarkan setiap komponen ke dalam
aspek kegiatan yang dilakukan guru saat melakukan pembelajaran; (3) Melakukan
pencatatan hasil observasi dengan memberi tanda cek list (v) pada kolom Y jika
dilakukan guru dan pada kolom T jika aspek itu tidak dilakukan oleh guru.
Analisis Data dilakukan dengan berbagai langkah yaitu: (1) Memberi nilai
atau skor. Langkah dalam memberi nilai atau skor pada setiap butir amatan yang
terdapat tanda check ( ) harus sesuai ketentuan yang sudah ditentukan
sebelumnya; (2) Membuat Tabulasi skor, yaitu membuat tabulasi skor observasi
tentang kemampuan bahasa anak dengan metode bermain peran yang terdiri dari
nomor, nama anak, butir amatan, jumlah skor atau nilai butir amatan yang
dikuasai anak; (3) Menghitung Hasil Data, yaitu menghitung hasil data tentang
kemampuan bahasa anak dengan menerapkan metode bermain peran dalam
persentase; (4) Membandingkan Hasil Persentase, yaitu membandingkan hasil
persentase pencapaian setiap anak, dengan skor maksimum pada setiap siklus
yang telah ditentukan oleh peneliti. Penelitian pada setiap siklus akan berhasil jika
75% anak di kelas sudah mencapai skor minimum yang telah ditentukan.
Untuk menjamin kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat oleh peneliti
maka digunakan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas yang
diperoleh. Penelitian ini menggunakan dua macam triangulasi, yaitu pertama
triangulasi sumber data yang berupa informasi dari guru dan anak tentang
tindakan yang diterapkan. Kedua triangulasi teknik atau metode pengumpulan
dari hasil observasi dan wawancara.

9

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal yang dilakukan oleh peneliti
didapatkan fakta-fakta sebagai berikut: (1) Kemampuan berbahasa anak masih
rendah, dapat dilihat dari nilai anak yang mencapai target pencapaian minimal
sebesar 75% hanya sebanyak 6 anak (33,33%) dari seluruh siswa kelompok B.
Berdasarkan wawancara dengan siswa, mereka mengatakan bahwa mereka cepat
bosan dengan pembelajaran berbahasa yang biasa dilakukan guru, karena kurang
minatnya siswa pada pembelajaran; (2) Guru kesulitan dalam membangkitkan
minat

belajar

siswa,

berdasarkan

pengamatan

peneliti

selama

proses

pembelajaran, anak-anak kurang menunjukkan sikap yang peduli terhadap proses
pembelajaran yang sedang berlangsung. Sikap guru pun sibuk dalam
membangkitkan minat berlatih para siswa, selain itu terdapat beberapa anak yang
mengalihkan perhatiannya pada saat pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran sebelum tindakan masih terdapat beberapa kelemahan antara
lain; (1) banyak anak yang kemampuan berbicara maupun mengungkapkan bahasa
masih rendah; (2) penjelasan mengenai materi berbahasa yang hendak
disampaikan

tidak

disampaikan

secara

menyenangkan;

(3)

penerapan

pembelajaran pemberian tugas kurang bisa dipahami oleh anak.
Pada siklus I dapat diperoleh data antara lain: (1) Kemampuan berbahasa
anak pada siklus I adalah sebanyak 9 anak (50%); (2) Pada saat pembelajaran,
tidak semua siswa aktif dalam kegiatan tersebut. Masih banyak siswa yang
bersenda gurau terutama yang tidak di kontrol oleh guru; (3 Terdapat beberapa
anak masih pasif saat pembelajaran berlangsung. Setelah diadakan pelaksanaan
tindakan sesuai dengan perencaan pembelajaran siklus I, maka didapatkan data
nilai kemampuan berbahasa kelompok B TK Kridawita Klaten. Hasil pengamatan
kemampuan berbahasa pada siklus I tersebut bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan metode
bermain peran yang telah di rencanakan sebelumnya, kemudian data dievaluasi
dan direfleksi sehingga dilakukan tindakan perbaikan selanjutnya pada siklus II.

10

Pada siklus II diperoleh data antara lain: (1) Anak yang menunjukkan
kemampuan berbahasa yang baik (tuntas) adalah sebesar 15 anak (83,33%);
(2) Pada saat pembelajaran, semua siswa aktif dalam kegiatan tersebut, anak yang
bersenda gurau sudah berkurang. Setelah diadakan pelaksanaan tindakan sesuai
dengan perencaan pembelajaran siklus II, maka didapatkan data nilai kemampuan
berbahasa kelompok B TK Kridawita Klaten rata-rata sebesar 83,33%.
Berdasarkan tabel hasil peningkatan kemampuan berbahasa anak dari
sebelum tindakan, siklus I dan II di atas dapat dikatakan terdapat peningkatan
yang signifikan. Peningkatan kemampuan berbahasa anak dalam observasi,
sebelum tindakan sejumlah 6 anak (33,33%) menjadi 9 anak (50%), dan pada
siklus II sejumlah 15 anak (83,33%). Pencapaian ketuntasan kemampuan
berbahasa anak melalui metode bermain peran sampai pada siklus II dapat
dikatakan telah berhasil karena target ketuntasan kemampuan anak sebesar 75%
dapat dicapai oleh 83,33% anak.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
perkembangan kemampuan berbahasa anak setelah diterapkannya penggunaan
metode bermain peran dalam pembelajaran di TK Kridawita Klaten Tahun
Ajaran 2012/2013 mengalami peningkatan yang signifikan. Oleh karena itu
metode bermain peran dapat diterapkan untuk pembelajaran pengembangan
berbahasa pada aspek mengungkapkan bahasa anak.

Penutup
Setelah dilakukan pembelajaran berbahasa anak menggunakan metode
bermain peran, dampak positif bagi anak adalah menjadikan anak lebih banyak
latihan berbicara atau mengungkapkan bahasa pada kegiatan pengembangan
bahasa, tertarik mengikuti pembelajaran pengembangan bahasa dan akhirnya
kemampuan anak dalam hal berbahasa juga meningkat, Penggunaan metode
bermain peran, proses kegiatan pengembangan bahasa efektif dan lebih berhasil
meningkatkan kemampuan berbahasa anak.

11

Langkah-langkah penerapan metode bermain peran yang berhasil adalah
sebagai berikut: (1) Sediakan variasi alat-alat dan media pendukung yang
memerikan aspirasi, anak akan bermain dan bereksplorasi mengguanka mainanmainan tersebut sesuai dengan

peran yang dibawakannya; (2) Berikan

kesempatan dan waktu yang luas untuk bebas anak bereksplorasi, terutama di
sentra bermain drama; (3) Mendukung tindakan anak dengan memberikan
komentar atau pertanyaan pancingan dari guru; (4) Mendampingi dan bermain
bersama anak; (5) Mengguankan musik; (6) Menggunaka boneka dan wayang;
(7) Teka-teki dan story telling; (8) Meniru/ mimetics yaitu latihan fisik dengan
meniru gerakan yang sudah dikenal tanpa peralatan yang biasa dipakai untuk
aktivitas tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kemampuan berbahasa anak setelah diterapkannya metode bermain peran dalam
pembelajaran di kelompok B TK Kridawita Klaten Tahun Ajaran 2012/2013
mengalami peningkatan. Oleh karena itu bermain peran dapat diterapkan untuk
pembelajaran

pengembangan

bahasa

dalam

aspek

berbahasa

yaitu

mengungkapkan bahasa atau berbicara.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Bina Aksara.
Azwar, Saifuddin. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Depdikbud. 1995. Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud.
Dhieni, Nurbiana dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Erdina, Maria Sinta. 2004. Pengembangan Keterampilan Berbahasa Anak Usia
Pra Sekolah. Bandung : Depdiknas.
Hiladayani, Rini dkk. 2004. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Iswati, Erna. 2008. Mendidik Anak Dengan Bermain. Yogyakarta : Arti Bumi
Intaran.

12

Moeshchateen. 1999. Metode Pengajaran di TamanKanak-kanak. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Montolalu, B.E.F dkk. 2009. Bermain Dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Nugraha, Ali dkk. 2009. Kurikulum Dan Belajar TK. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Sumanini, Tini dkk. 2009. Model Pembelajaran Interaktif di TK. Bandung.
Depdiknas.
Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang : Yuma Pustaka.
Usman, Uzer. 2005. Standar Kompetensi Mengajar. Bandung : Depdiknas.
Yusuf, Syamsu dkk. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Raja
Grafindo Perseda.

13

Dokumen yang terkait

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Didik Kelompok B Semester Gasal TK PERTIWI 1 Dawung K

0 1 16

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK Upaya Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Didik Kelompok B Semester Gasal TK PERTIWI 1 Dawung K

0 1 11

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Di TK 01 Nglebak Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPERSONAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Interpersonal Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Di TK 01 Nglebak Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 12

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Banaran, Delanggu, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Banaran, Delanggu, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Tk Pertiwi I Pandeyan Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2012/

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Bero Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Di Tk Kridawita Klaten Tahun 2012-2013.

0 1 15

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B Di Tk Kridawita Klaten Tahun 2012-2013.

0 1 6