PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA.
Tiar Sugiarti NIM: 0905868
Pembimbing I: Dr. Ida Kaniawati, M.Si Pembimbing II: Lina Aviyanti, M.Si
ABSTRAK
Hasil studi pendahuluan memperlihatkan bahwa kegitan penilaian mata pelajaran fisika disekolah tidak melatihkan keterampilan berpikir kritis. Instrumen penilaian yang digunakanpun hanya mengukur aspek kognitif rendah. Seharusnya, keterampilan berpikir kritis dilatihkan dalam kegitan penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh karakteristik serta mengetahui kualitas instrumen keterampilan berpikir kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan penelitian pengembangan sebagai desain penelitiannya. Peserta penelitian yang dilibatkan yaitu 35 siswa pada uji coba terbatas dan 188 siswa pada uji coba lebih luas yang berasal dari 3 SMA Negeri di Kabupaten Ciamis pada strata atas. Pengumpulan data dilakukan melalui validasi ahli, tes dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis, yaitu soal uraian open-ended dengan indikator menganalisis argumen, deduksi, induksi serta menampilkan informasi berupa skenario, teks, grafik dan tabel. Sementara itu, pengolahan data melalui program Anates V4 menunjukkan reabilitas instrumen penilaian sebesar 0,67 dengan interpretasi tinggi dan validitas soal sebesar 0,47 dengan interpretasi cukup. Dengan demikian, instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis berupa soal uraian open-ended memenuhi kriteria kualitas tes yang baik sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur keterampilan beripikir kritis.
Kata kunci : keterampilan berpikir kritis, instrumen penilaian, soal uraian
open-ended.
ABSTRACT
Development of Assessment Instrument of Critical Thinking Skill in Physics at Senior High School
The result of preliminary study shows that the assessment of physics in school did not train students’ critical thinking skill. The assessment instrument just measured low cognitive aspects. Supposedly, critical thinking skill is trained in the assessment activity. The study aims to determine the characteristics and the quality of critical thinking skill instrument. It employs descriptive-qualitative method with research and development as the research design. The research participants are 35 students involved in the limited trial and 188 students in the wider trial from three public senior high school in Ciamis which in high level school. The data was collected through expert validation, tests and interviews. The results indicate that the characteristics of the assessment instrument of critical thinking skill is open-ended. The instrument fulfills some indicators namely analyzing argument, deduction, induction, and displaying information in the form of scenario, text, graphic and table. In addition, the data processing through V4 Anates program shows that the instrument reliability achieves 0.67 with high interpretation of 0.67 and the validity is 0.47 with enough interpretation. Thus, the assessment instrument of critical thinking skill in the form of open-ended essay meets the criteria of quality test,so it can use as instrument of assessment critical thinking skill.
(2)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode dan Desain Penelitian
Menurut Sukmadinata (2009:167), dalam pelaksanaan penelitian ada beberapa metode yang digunakan salah satunya adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mengkaji bentuk, aktifitas, karakteristik, hubungan, kesamaan dan perbedaan suatu fenomena. Maka pada penelitian ini digunakan metode deskriptif kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis.
Masih menurut Sukmadinata (2009:167), penelitian deskriptif tersebut dapat diterapkan dalam penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa instrumen penilaian Keterampilan Berpikir Kritis (KBK) pada mata pelajaran fisika SMA. Penelitian ini menggunakan desain research and development atau penelitian pengembangan. Sukmadinata (2009: 164) menyatakan bahwa “ penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan”. ini didasarkan pada langkah-langkah penelitian yang berbentuk siklus, setiap langkah yang akan dilakukan mengacu pada hasil sebelumnya yang sudah diperbaiki dan dikembangkan, sehingga akhirnya diperoleh suatu produk penelitian yang diharapkan meningkatkan kualitas pendidikan. Research and development dapat digunakan dalam pendidikan, akan tetapi dalam penyusunan tesis atau skripsi, Sukmadinata (2009: 187) menyatakan:
Kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dihentikan sampai dihasilkan draft final, tanpa pengujian hasil. Hasil atau dampak dari penerapan model sudah ada, baik pada uji terbatas maupun uji coba lebih luas, karena selama pelaksanaan pembelajaran ada tugas-tugas yang dilakukan siswa juga ada tes akhir pokok bahasan. Hasil penelitian tugas dan tes akhir pokok bahasan bisa dipandang sebagai hasil atau dampak dari penerapan model.
(3)
Prosedur penelitian menggunakan research and development dapat merujuk pada teori Borg and Gall (Sukmadinata, 2009:169) yang mengemukakan 10 langkah yang harus ditempuh dalam penelitian dan pengembangan, yaitu:
1. Perencanaan dan pengumpulan data ( research and information) 2. Perencanaan (planning )
3. Pengembangan draft produk (develop preliminary form of product) 4. Uji coba lapangan awal ( preliminary field testing)
5. Revisi hasil uji coba terbatas (revisi produk awal) 6. Uji coba lapangan (main field testing)
7. Penyempurnaan produksi hasil uji lapangan (operasional product revision )
8. Uji pelaksanaan lapangan ( operasional field testing) 9. Penyempurnaan produk ( final product revision)
10. Desiminasi dan Implementasi ( Dissemination and implementation)
Dalam penelitian ini tidak semua tahapan diikuti, dengan melaksanakan sampai ketujuh tahap sudah bisa memberikan gambaran mengenai karakteristik instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis. Kesepuluh langkah tersebut dapat dimodifikasi menjadi tiga tahapan oleh Sukmadinata (2009: 184- 185) yaitu studi pendahuluan, pengembangan instrumen dan uji produk. Penelitian ini dilaksanakan sampai dengan tahapan kedua yaitu tahap pengembangan instrumen. Alur penelitian dengan menggunakan metode ini dapat dilihat pada gambar 3.1.
B.Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri di Kabupaten Ciamis. Peserta penelitian adalah siswa pada sekolah strata atas, penentuan strata berdasarkan jumlah siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Lebih spesifiknya peserta penelitian pada uji coba terbatas yaitu siswa kelas X MIA di salah satu SMA Negeri Ciamis dengan jumlah 35 orang yang dipilih secara purposive
sampling. Sedangkan peserta penelitian pada uji coba lebih luas adalah 188 siswa
dari 3 SMA Negeri di kabupaten Ciamis. Berikut adalah keterangan jumlah peserta penelitian dari masing-masing sekolah.
(4)
Tabel 3.1. Jumlah Sampel Penelitian
Nama Sekolah Jumlah Siswa Sampel yang diambil
SMA N 1 Ciamis 240 orang 75orang
SMA N 2 Ciamis 200 orang 63orang
SMA N 1 Kawali 160 orang 50 orang
Jumlah 600 orang 188 Orang
C.Definisi Operasional 1)Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berpikir kritis yang dikemukakan oleh Ennis (1996), berpikir kritis adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya dan dilakukan. Keterampilan berpikir kritis terdiri dari enam aspek, keenam aspek tersebut yaitu: a. melibatkan penjelasan dasar (involve elementary clarification)
b. dasar untuk membuat keputusan (the bases for decision) c. menyimpulkan (inferences)
d. menjelaskan lebih lanjut (advanced clarification)
e. perkiraan dan penggabungan (supposition and integration)
f. keterampilan tambahan (auxiliary abilities)
Pada penelitian ini hanya di ukur 2 aspek yaitu melibatkan penjelasan dasar (involve elementary clarification) dengan indikator menganalisis argumen dan aspek menyimpulkan (inferences) dengan indikator deduksi dan induksi. Berpikir kritis ini diukur melalui tes tertulis, berupa soal uraian. Rubrik penskoran yang digunakan untuk menganalisis jawaban menggunakan rubrik analitik.
2) Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan soal uraian open-ended yang mencakup tiga indikator keterampilan berpikir kritis.
Open-ended adalah pertanyaan atau masalah yang memungkinkan siswa
menjawab dengan berbagai jawaban dan mengharuskan siswa memberikan alasan atau argumen terhadap jawabanya. Ennis (2001) membagi soal uraian open-ended menjadi tiga jenis soal berdasarkan kompleksitas informasi yang diberikan yaitu
(5)
stuktur tinggi (high structure), stuktur sedang (mediun structure) dan minimal stuktur (minimal structure). Soal open-ended yang dikembangkan dalam penelitian ini mencakup soal uraian open-ended high structure dan medium
structure. Soal uraian open-ended ini diuji validitas isi oleh tiga orang dosen dan
wawancara keterbacaan soal oleh siswa. 3) Kualitas tes
Analisis kualitas tes merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes, baik secara keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut (Arifin: 2012: 246). Kualitas instrumen pada penelitian ini akan menggunakan analisis validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
4) Mata pelajaran Fisika SMA
Mata pelajaran fisika SMA dalam penelitian ini mencakup topik suhu kalor.
D. Instrumen Penelitian 1) Lembar validitas instrumen
Validitas konstruk (construct validity) atau disebut juga lembar judgement merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menilai isi atau konstruksi dari soal keterampilan berpikir kritis. Uji validitas konstruk butir soal KBK pada mata pelajaran fisika SMA dilakukan oleh tiga orang dosen ahli dalam hal keterampilan berpikir kritis, evaluasi pembelajaran dan konten mata pelajaran fisika. Aspek yang dinilai dalam lembar validitas instrumen yaitu kesesuaian soal yang digunakan dengan indikator KBK, kesesuaian jawaban dengan soal, informasi yang disajikan bermanfaat bagi siswa dalam menjawab soal, rubrik penskoran dapat mengukur jawaban siswa, bahasa yang digunakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2) Instrumen tes keterampilam berpikir kritis
Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis. Tes bentuk ini digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa dalam memecahkan permasalahan fisika. Bentuk tes yang dikembangkan berupa tes tertulis tipe uraian bebas (open- ended
(6)
problem), dimana tiap butir soal yang dikembangkan mengacu pada aspek-aspek
keterampilan berpikir yang dikemukakan oleh Ennis (Brookhart: 2007). Instrumen tes diberikan pada siswa saat uji coba instrumen, baik uji coba terbatas maupun uji coba lebih luas.
3)Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi berkenaan keterbacaan instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis yang dikerjakan oleh siswa.
E.Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, yang dimaksud teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data-data empiris yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1) Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Tes tertulis berupa soal-soal yang digunakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
2) Wawancara
Melalui wawancara peneliti mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai kejelasan informasi dalam soal serta kejelasan pertanyaan instrumen tes yang dikembangkan. Hasil wawancara ini digunakan sebagai pertimbangan revisi butir soal instrumen penelitian keterampilan berpikir kritis. Wawancara dilakukan kepada siswa setelah mengerjakan instrumen penelitian keterampilan berpikir kritis, wawancara hanya dilakukan pada sebagian siswa yang dipilih secara acak.
F.Teknik Analisis Data
Pada tahap pengembangan dilakukan dengan analisis lembar uji validitas berdasarkan hasil penilaian dari 3 orang dosen. Sedangkan dalam uji instrumen,
(7)
pada uji coba terbatas maupun uji coba lebih luas dilakukan melalui analisis butir soal hasil tes KBK. Aspek penting yang tercakup dalam syarat suatu alat ukur adalah validitas dan reabilitas, adapun analisis lain yang dilakukan terhadap soal yaitu daya pembeda (D) dan taraf kesukaran (P).
1) Analisis validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen, yaitu:
2 2
2
2
Y Y N X X N Y X XY N rxy
………(3.2) (Arikunto, 2019: 81) Keterangan :rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.
X : skor tiap butir soal. Y : skor total tiap butir soal. N : jumlah siswa.
Besar validitas dapat dinterpretasikan sesuai dengan kriteria pada tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2. Interpretasi Validitas Instrumen
Nilai r Kriteria validitas
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
(8)
2) Analisis reliabilitas instrumen
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda tes ulang (test- retest method). Metode tes ulang dilakukan untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dengan menggunakan metode ini penyelenggara tes hanya memiliki satu seri tes tapi dicobakan dua kali (Arikunto:2008). Kemudian hasil dari kedua kali tes tersebut dihitung korelasinya dengan menggunakan rumus korelasi product moment seperti pada rumus 3.2 dengan X skor total tes pertama dan Y skor total tes kedua.
Pada uji coba lebih luas reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus alpha, karena bentuk tesnya adalah uraian. Rumus alpha tersebut adalah sebagai berikut:
= − 1 −∑ ��
� ……… (3.3)
(Arikunto, 2008) : realibilitas yang dicari
∑ �� : jumlah varians skor tiap-tiap item
�� : varians total
Besar realibilitas yang didapat kemudian diinterpretasikan sesuai dengan kriteria tabel 3.3 dibawah ini:
Tabel 3.3. Interpretasi Reliabilitas Instrumen Koefisien korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
(9)
3) Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.
Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal digunakan langkah-langkah berikut (Arifin, 2009:135)
1) Menghitung rata-rata skor tiap butir soal dengan rumus :
� � − � � = � �ℎ � �ℎ � � � �� �� � � ……….(3.4) 2) Menghitung rata-rata skor tiap butir soal dengan rumus :
� � � � � � = � � − � �
� � �� � … … … . 3.
3) Membandingkan tingkat kesukaran dengan kriteria.
Besar indeks kesukaran yang telah didapat kemudian diinterpretasikan sesuai dengan tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3.4. Tabel Tingkat Kesukaran Butir Soal
P Kriteria
0,00 – 0,30 Soal sukar 0,31 – 0, 70 Soal sedang 0,71 – 1,00 Soal mudah
(Arifin, 2009 : 135) 4) Analisis daya pembeda (D)
Untuk menentukan daya pembeda D tes keterampilan berpikir kritis dihitung dengan menggunakan rumus 3.6 (Arifin,2009 : 133)
= (�� + ��� ) … … … 3.
Dengan,
XKA : Skor rata-rata kelompok atas XKB : Skor rata-rata kelompok bawah.
(10)
Indeks koefisien daya pembeda berkisar antara +1,0 sampai -1,0. Daya pembeda +1,0 artinya bahwa seluruh anggota kelompok atas menjawab dengan benar butir soal itu, sedangkan semua anggota kelompok bawah menjawab dengan salah butir soal itu. Sebaliknya daya pembeda -1,0 artinya bahwa seluruh anggota kelompok atas menjawab dengan salah butir soal itu, sedangkan semua anggota kelompok bawah menjawab dengan benar butir soal itu. Berikut ini adalah tabel 3.5 yang mencantumkan interpretasi daya pembeda:
Tabel 3.5. Interpretasi Daya Pembeda
D Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Sangat Baik (Arikunto, 2008 : 218)
G.Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini menjadi dua tahapan, yaitu tahap studi pendahuluan dan tahap pengembangan yang meliputi serangkaian uji coba instrumen.
1. Tahap Studi Pendahuluan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan survey lapangan dengan menganalisis soal-soal evaluasi mata pelajaran fisika yang digunakan di sekolah, dan melakukan wawancara guru dan siswa mengenai penggunaan instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis.
b. Melakukan studi literatur mengenai keterampilan berpikir kritis dan pengembangan soal tes open-ended untuk mengukur keterampilan berpikir kritis.
c. Menganalisis kurikulum fisika SMA sesuai dengan kurikulum 2013 dan menganalisis Kompetensi Dasar (KD) serta materi yang dapat dijadikan topik untuk penyusunan instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis. d. Menyusun kisi-kisi soal keterampilan berpikir kritis sesuai dengan
(11)
e. Merancang soal keterampilan berpikir kritis pada topik suhu kalor dengan mengacu kisi-kisi yang telah disusun.
f. Melakukan validitas isi oleh dosen sebelum dilakukan uji coba instrumen. g. Melakukan revisi I
Proses revisi I dilakukan setelah medapatkan hasil uji validitas isi dari dosen. Hasil validitas isi dari para ahli dianalisis kemudian diperbaiki. proses revisi berdasarkan penilaian yang diberikan dosen. Butir soal yang telah direvisi siap untuk diujikan pada uji coba terbatas.
2. Tahap Pengembangan (Uji Coba Instrumen)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Melakukan uji coba terbatas
Uji coba terbatas dilakukan pada satu kelas X MIA di SMAN Ciamis di yang telah mendapatkan materi suhu kalor. Uji coba terbatas dilakukan untuk mendapatkan validitas empiris, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
b. Melakukan wawancara keterbacaan soal.
c. Melakukan perhitungan untuk mengetahui kualitas butir soal meliputi validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
d. Menganalisis data hasil uji coba terbatas e. Melakukan revisi II
Setelah dilakukan uji coba terbatas, dilakukan revisi kedua berdasarkan analisis butir soal dan keterbacaan soal. Butir tes yang telah direvisi diujikan kembali pada uji coba lebih luas.
f. Melakukan uji coba lebih luas
Butir soal yang telah direvisi kemudian digunakan untuk uji coba lebih luas, uji coba diberikan kepada siswa kelas X program MIA di tiga SMA Negeri di Ciamis yang berbeda dari siswa yang mengerjakan uji coba terbatas.
g. Melakukan wawancara keterbacaan soal
h. Melakukan perhitungan untuk mengetahui kualitas hasil butir soal yang meliputi validitas, realibitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
(12)
i. Menganalisis data hasil uji coba lebih luas
j. Melakukan revisi ketiga, jika hasil analisis data menunjukan perlu ada butir soal yang direvisi.
k. Melakukan analisis dan membahas data secara keseluruhan
l. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data. Berikut ini adalah tabel 3.6. yang mencantumkan jadwal penelitian:
Tabel 3.6. Jadwal Penelitian
Uji Coba Instrumen Tanggal Pelaksanaan Sekolah
Terbatas 1 17 Mei 2014 SMA N 1 Ciamis
Terbatas 2 24 Mei 2014 SMA N 1 Ciamis
Lebih luas 28 Mei 2014 SMA N 1 Kawali
Lebih luas 31 Mei 2014 SMA N 2 Ciamis
Lebih luas 10 Juni 2014 SMA N 1 Ciamis
(13)
TAHAP STUDI PENDAHULUAN
Kajian Literatur Instrumen Keterampilan Berpikir Survey Lapangan
tentang Instrumen penilaian Mata
Analisis Materi Fisika SMA kelas X
Penyusunan Kisi- Kisi
Penyusunan Butir Soal
Validasi oleh dosen ahli
Revisi I
TAHAP PENGEMBANGAN
Uji Coba Terbatas
Evaluasi & Revisi II
Wawanca ra
Uji Coba Lebih Luas
Pengolahan Data
Wawancara
Analisis Data Revisi III
Hasil dan Pembahasan
(14)
Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda
Arikunto, Suharsimi. (2008).Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Amalia, Suci Nurani. (2012). Pengembangan Soal Esai Berpikir Kritis dan Profil
Pencapaianya di SMA Negeri Kota Bandung Pada Tema Sistem Organ. Tesis Sekolah
Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Asriana, Hera. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasih Masalah Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa SMA. Skripsi.
UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Azizah, Yuliani Nur. (2013). Pengembangan dan Analisis Soal Open-Ended Problem
Dalam Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif pada Materi Minyak Bumi. Skripsi
UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Belajardenganhendri.wordpress.com.(2011).Atmosfer. [Online]. Tersedia: http://belajargeodenganhendri.wordpress.com/2011/04/12/atmosfer-2/. [12 Februari 2014]
Brookhart & Nikto. (2007).Educational Assesment of Student. United States of America: Pearson Education.
Ennis, R.H. (2001). Critical Thinking Assessment. [Online]. Tersedia: http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFiles/file/Ennis%20Critical%20Thinking%20Assessme nt.pdf [ 26 Juni 2013]
Ennis, R.H (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline pf Critical Thinking
Disposition and Abilities. [Online].
Facione, A. Peter (2007). “ The Delhpi Report, Critical Thinking: A statement of
Expert Concencus for Purposes of Educational Assesment”. [Online]. Tersedia:
http://assessment.aas.duke.edu/documents/Delphi_Report.pdf. [26 Juni 2013]. Giancoli, Douglas (2001). Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga
(15)
Investigasi sains untuk Meningkatkan Kemampuan Menarik Kesimpulan Siswa SMA.
Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hawker Brownlow Education (2011). How To Assess High-Order Thinking In Your
Classroom. [Online] Tersdia: http://files.hbe.com.au/samplepages/109111.pdf [28 Juni
2013]
Hove, G. (2011). Developving Critical thinking Skill in the High School English
classroom. [Online]. Tersedia: http://www.uwstout.edu [27 Juni 2013]
Kartimi (2013). Pengembangan Alat Ukur Keterampilan Berpikir Kritis Kimia Untuk
Siswa SMA. Disertasi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Lai, R. Emily. (2011). Critical Thinking: A Literature Review. Pearson [Online] Tersedia:http://images.pearsonassessments.com/images/tmrs/CriticalThinkingReviewFI NAL.pdf. [20 September 2013]
Liliasari. (2005). Membangun Keterampilan Berpikir Manusia Indonesia Melalui
Pendidikan Sains (Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap IPA). Bandung: UPI
Mahmudi, Ali . (2008). Mengembangkan Soal Terbuka (Open-Ended Problem) Dalam
Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta: UNY
Mulyatiningsih, E (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfa Beta
Novikimiapasca.wordpress.com. Kelimpahan Unsur di Alam. [Online] Tersedia: http://noviakimiapasca.wordpress.com/kelas-xii/kimia-unsur/materi/kelimpahan-unsur-di-alam/. [12 Februari 2014]
Peraturan Pemerintah No 19. (2005). Standar Nasional Pendidikan. Pemerintah Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah No 69. (2013). Kerangka Dasar dan Stuktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Pemerintah Republik Indonesia
(16)
Pearson Education.
Rodrigues, A. & Olivera, M. (2008). The Role of Critical Thinking in Physics Learning. [Online].Tersedia:http://lsg.ucy.ac.cy/girep2008/papers/THE%20ROLE%20OF%20CRI TICAL%20THINKING.pdf. [26 Juni 2013]
Rusyati, Lilit. (2012). Pengembangan Soal Pilihan Ganda Berpikir Kritis Inch dan
Profil Pencapaianya di SMA negeri Kota Bandung Pada Tema Penyakit Manusia. Tesis
Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Stiggins, R.J (1994). Student-Center Classroom Assessment. New York: Macmillan Publishing Company.
Stobaugh, R. (2013). Assessing Critical Thinking in Middle and High School Meeting
the Common Core. New York: Routledge
Sugiyono .(2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N.S. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Universitas Terbuka Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda
Surapranata, Sumarna. (2007). Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Rosdakarya Tuncay, O. & Salih, C. (2006). Relation Between Science Teacher’s Assessment Tools
and Student’ Cognitive Development. Academic Journal
Undang-Undang No 20 (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Pemerintah Republik Indonesia
Wijana, dkk. Pembelajaran Sains Melalui Pendekatan Ergonomi Mengurangi Keluhan
Muskulokeletal, Kebosanan dan kelelahan Serta Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SD 1 Sangsing Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng [Online].
(1)
Tiar Sugiarti, 2014
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Merancang soal keterampilan berpikir kritis pada topik suhu kalor dengan mengacu kisi-kisi yang telah disusun.
f. Melakukan validitas isi oleh dosen sebelum dilakukan uji coba instrumen. g. Melakukan revisi I
Proses revisi I dilakukan setelah medapatkan hasil uji validitas isi dari dosen. Hasil validitas isi dari para ahli dianalisis kemudian diperbaiki. proses revisi berdasarkan penilaian yang diberikan dosen. Butir soal yang telah direvisi siap untuk diujikan pada uji coba terbatas.
2. Tahap Pengembangan (Uji Coba Instrumen)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: a. Melakukan uji coba terbatas
Uji coba terbatas dilakukan pada satu kelas X MIA di SMAN Ciamis di yang telah mendapatkan materi suhu kalor. Uji coba terbatas dilakukan untuk mendapatkan validitas empiris, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
b. Melakukan wawancara keterbacaan soal.
c. Melakukan perhitungan untuk mengetahui kualitas butir soal meliputi validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
d. Menganalisis data hasil uji coba terbatas e. Melakukan revisi II
Setelah dilakukan uji coba terbatas, dilakukan revisi kedua berdasarkan analisis butir soal dan keterbacaan soal. Butir tes yang telah direvisi diujikan kembali pada uji coba lebih luas.
f. Melakukan uji coba lebih luas
Butir soal yang telah direvisi kemudian digunakan untuk uji coba lebih luas, uji coba diberikan kepada siswa kelas X program MIA di tiga SMA Negeri di Ciamis yang berbeda dari siswa yang mengerjakan uji coba terbatas.
g. Melakukan wawancara keterbacaan soal
h. Melakukan perhitungan untuk mengetahui kualitas hasil butir soal yang meliputi validitas, realibitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
(2)
Tiar Sugiarti, 2014
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i. Menganalisis data hasil uji coba lebih luas
j. Melakukan revisi ketiga, jika hasil analisis data menunjukan perlu ada butir soal yang direvisi.
k. Melakukan analisis dan membahas data secara keseluruhan
l. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data. Berikut ini adalah tabel 3.6. yang mencantumkan jadwal penelitian:
Tabel 3.6. Jadwal Penelitian
Uji Coba Instrumen Tanggal Pelaksanaan Sekolah
Terbatas 1 17 Mei 2014 SMA N 1 Ciamis
Terbatas 2 24 Mei 2014 SMA N 1 Ciamis
Lebih luas 28 Mei 2014 SMA N 1 Kawali
Lebih luas 31 Mei 2014 SMA N 2 Ciamis
Lebih luas 10 Juni 2014 SMA N 1 Ciamis
(3)
Tiar Sugiarti, 2014
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TAHAP STUDI
PENDAHULUAN
Kajian Literatur Instrumen Keterampilan Berpikir Survey Lapangan
tentang Instrumen penilaian Mata
Analisis Materi Fisika SMA kelas X
Penyusunan Kisi- Kisi
Penyusunan Butir Soal
Validasi oleh dosen ahli
Revisi I
TAHAP PENGEMBANGAN
Uji Coba Terbatas
Evaluasi & Revisi II
Wawanca ra
Uji Coba Lebih Luas
Pengolahan Data
Wawancara
Analisis Data Revisi III
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
(4)
Tiar Sugiarti, 2014
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda
Arikunto, Suharsimi. (2008).Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Amalia, Suci Nurani. (2012). Pengembangan Soal Esai Berpikir Kritis dan Profil
Pencapaianya di SMA Negeri Kota Bandung Pada Tema Sistem Organ. Tesis Sekolah
Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Asriana, Hera. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasih Masalah Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa SMA. Skripsi.
UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Azizah, Yuliani Nur. (2013). Pengembangan dan Analisis Soal Open-Ended Problem
Dalam Mengukur Keterampilan Berpikir Kreatif pada Materi Minyak Bumi. Skripsi
UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Belajardenganhendri.wordpress.com.(2011).Atmosfer. [Online]. Tersedia: http://belajargeodenganhendri.wordpress.com/2011/04/12/atmosfer-2/. [12 Februari 2014]
Brookhart & Nikto. (2007).Educational Assesment of Student. United States of America: Pearson Education.
Ennis, R.H. (2001). Critical Thinking Assessment. [Online]. Tersedia: http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFiles/file/Ennis%20Critical%20Thinking%20Assessme nt.pdf [ 26 Juni 2013]
Ennis, R.H (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline pf Critical Thinking
Disposition and Abilities. [Online].
Facione, A. Peter (2007). “ The Delhpi Report, Critical Thinking: A statement of
Expert Concencus for Purposes of Educational Assesment”. [Online]. Tersedia: http://assessment.aas.duke.edu/documents/Delphi_Report.pdf. [26 Juni 2013].
(5)
Tiar Sugiarti, 2014
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gumilar, Gilang. (2012). Penerapan Interaksi Kelas Co- Constructive Berbasis
Investigasi sains untuk Meningkatkan Kemampuan Menarik Kesimpulan Siswa SMA.
Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Hawker Brownlow Education (2011). How To Assess High-Order Thinking In Your
Classroom. [Online] Tersdia: http://files.hbe.com.au/samplepages/109111.pdf [28 Juni
2013]
Hove, G. (2011). Developving Critical thinking Skill in the High School English
classroom. [Online]. Tersedia: http://www.uwstout.edu [27 Juni 2013]
Kartimi (2013). Pengembangan Alat Ukur Keterampilan Berpikir Kritis Kimia Untuk
Siswa SMA. Disertasi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan
Lai, R. Emily. (2011). Critical Thinking: A Literature Review. Pearson [Online] Tersedia:http://images.pearsonassessments.com/images/tmrs/CriticalThinkingReviewFI NAL.pdf. [20 September 2013]
Liliasari. (2005). Membangun Keterampilan Berpikir Manusia Indonesia Melalui
Pendidikan Sains (Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap IPA). Bandung: UPI
Mahmudi, Ali . (2008). Mengembangkan Soal Terbuka (Open-Ended Problem) Dalam
Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta: UNY
Mulyatiningsih, E (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfa Beta
Novikimiapasca.wordpress.com. Kelimpahan Unsur di Alam. [Online] Tersedia: http://noviakimiapasca.wordpress.com/kelas-xii/kimia-unsur/materi/kelimpahan-unsur-di-alam/. [12 Februari 2014]
Peraturan Pemerintah No 19. (2005). Standar Nasional Pendidikan. Pemerintah Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah No 69. (2013). Kerangka Dasar dan Stuktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Pemerintah Republik Indonesia
(6)
Tiar Sugiarti, 2014
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Popham, W.J. (2011). Classroom Assessment: What Teacher Need To Know. Boston: Pearson Education.
Rodrigues, A. & Olivera, M. (2008). The Role of Critical Thinking in Physics Learning. [Online].Tersedia:http://lsg.ucy.ac.cy/girep2008/papers/THE%20ROLE%20OF%20CRI TICAL%20THINKING.pdf. [26 Juni 2013]
Rusyati, Lilit. (2012). Pengembangan Soal Pilihan Ganda Berpikir Kritis Inch dan
Profil Pencapaianya di SMA negeri Kota Bandung Pada Tema Penyakit Manusia. Tesis
Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Stiggins, R.J (1994). Student-Center Classroom Assessment. New York: Macmillan Publishing Company.
Stobaugh, R. (2013). Assessing Critical Thinking in Middle and High School Meeting
the Common Core. New York: Routledge
Sugiyono .(2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N.S. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Universitas Terbuka Sukmadinata, N.S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda
Surapranata, Sumarna. (2007). Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Rosdakarya Tuncay, O. & Salih, C. (2006). Relation Between Science Teacher’s Assessment Tools
and Student’ Cognitive Development. Academic Journal
Undang-Undang No 20 (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Pemerintah Republik Indonesia
Wijana, dkk. Pembelajaran Sains Melalui Pendekatan Ergonomi Mengurangi Keluhan
Muskulokeletal, Kebosanan dan kelelahan Serta Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SD 1 Sangsing Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng [Online].