PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI POKOK ASAM BASA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA
PADA MATERI POKOK ASAM BASA
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
oleh
Nunung Fika Amalia
4301410045
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
(2)
(3)
(4)
iv
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar1 Rahman: 16)
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (QS. Ar1Rahman: 60) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al1Insyirah: 516)
Apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia (QS. Yasin: 82)
Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarrah, niscaya ia akan melihat balasan(Nya) (QS. Az1Zalzalah:7)
Be useful for others
Persembahan:
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memanjatkan do’a dan mencurahkan kasih sayang yang tulus;
2. Kakakku Mas Falah;
3. Keluarga Besar bani H. Bintoro Abbas; 4. My Bestie (Cuil, Maprezt, Dundun dan
Cyuduz), thanks for everything & miss you so much dan New Geng (Mba Wid & Bu Des), makasih untuk do’a dan semangatnya.
5. “Frendsium” Gengster, terima kasih atas persahabatan tulus dan indah yang selama ini kalian berikan;
6. Teman1teman RoTi Pia ‘10
7. Kawan 1 kawan seperjuangan Pendidikan Kimia ‘10
(5)
v
ridho, berkah dan rahmat1Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan penuh kerendahan hati, Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam bentuk apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang.
4. Dr. Endang Susilaningsih, MS selaku dosen pembimbing, terima kasih untuk waktu, tenaga, pikiran, ilmu, semangat, perhatian dan motivasi yang senantiasa diberikan selama penyusunan skripsi ini. Teriring do’a semoga Allah membalas dengan kebaikan yang lebih.
5. Drs. Ersanghono Kusumo, M.S selaku dosen penguji I dan Dr. Edy Cahyono, M.Si selaku dosen penguji II, terima kasih atas masukan, arahan dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah SMA N 1 Ambarawa yang telah memberikan izin dan kemudahan saat melakukan penelitian.
7. Drs. Meibiyanto dan Dwi Hartati, S.Pd, guru bidang studi kimia SMA Negeri 1 Ambarawa atas waktu dan bimbingannya dalam membantu penulis melaksanakan penelitian.
8. Seluruh guru dan pegawai SMA Negeri 1 Ambarawa yang telah bersedia bekerja sama dalam penelitian skripsi ini.
9. Siswa1siswi SMA Negeri 1 Ambarawa yang telah bersedia bekerja sama dalam penelitian skripsi ini.
10. Bapak, Ibu dan Mas Falah atas do’a, kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan bantuannya baik moril maupun materiil.
(6)
vi
kebersamaan, warna serta pembelajaran hidup yang sangat berarti. We are best friends forever.
13. Kos Lumintu 22, Maprezt, Mbahe dan Erin, atas kebersamaannya dan pengertiannya selama 2 tahun, semoga bisa berlanjut sampai nanti.
14. Teman1teman PPL SMANEGA, Luthfi dan Ersa, atas doa, bantuan dan semangatnya.
15. Teman1teman KKN Kelurahan Jomblang ‘13, Ima, Cendul, Kak Didi, Mak’e, Farid, Bu Dian, 10 Juli, Eka dan Yuwono atas do’a, kebersamaan, pengertian, dan bantuannya selama ini. We are Keluarga Kecil Ngangenin.
16. Teman1teman seperjuangan di RoTi PiA ‘10.
17. Teman1teman pendidikan Kimia angkatan 2010.
18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan, bahasa dan isi. Oleh karena itu masukan berupa saran, pendapat dan kritikan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan di masa yang akan datang. Hanya ucapan terima kasih dan doa, semoga apa yang telah diberikan tercatat sebagai amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam kemajuan dunia pendidikan dan secara umum kepada semua pihak
Semarang, Juni 2014
(7)
vii
Amalia, Nunung, Fika. 2014. Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Materi Asam Basa. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Endang Susilaningsih, M. S.
Kata kunci: Instrumen penilaian, keterampilan berpikir kritis, asam basa.
Penelitian pendahuluan yang dilakukan menemukan bahwa, instrumen penilaian yang digunakan di sekolah SMA Negeri 1 Ambarawa belum berorientasi pada keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan studi literatur, ditinjau dari hakikat kimia, tujuan pendidikan nasional dan perkembangan jaman menuntut keterampilan berpikir kritis. Siswa dipersiapkan tidak hanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi juga menyelesaikan tantangan dan masalah1masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari1hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh inovasi instrumen penilaian asam basa, dan memperoleh instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis siswa yang memenuhi kriteria valid dan reliabel. Jenis penelitian ini adalah Research and Development. Prosedur pengembangan produk melalui tahap penelitian pendahuluan dan pengembangan. Pada tahap pendahuluan terbagi menjadi dua, yaitu studi lapangan dan studi literatur. Tahap pengembangan, melalui beberapa bagian, yaitu 1) menyusun jenis instrumen, 2) validasi ke pakar, 3) uji coba skala terbatas 4) uji coba skala luas dan 5) implementasi produk. Hasil dari penelitian ini adalah jenis instrumen yang digunakan di sekolah memiliki tingkatan taksonomi kognitif C1 sampai C2, kadang digunakan C3. Instrumen penilaian yang dikembangkan adalah tes esai analisis, lembar aktivitas siswa, dan tes problem solving yang berorientasi pada keterampilan berpikir kritis siswa. Instrumen dinyatakan valid dan reliabel. Instrumen tersebut dapat mengukur rerata hasil belajar siswa, mengukur proporsi ketuntasan dan mengukur aktivitas siswa.
(8)
viii
PRAKATA... v
ABSTRAK... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan Masalah... 6
1.3 Batasan Masalah... 6
1.4 Tujuan... 7
1.5 Manfaat Penelitian... 8
2. TINJAUAN PUSTAKA... 9
2.1 Keterampilan Berpikir Kritis... 9
2.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis... 10
2.3 Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis... 11
2.4 Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis... 12
2.5 Validitas dan Reliabilitas... 14
2.6 Asam Basa... 17
2.7 Kerangka Berpikir... 25
3. METODE PENELITIAN... 26
3.1 Desain Penelitian... 26
3.2 Objek Penelitian... 29
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 29
3.4 Pengambilan Data... 29
3.5 Analisis Data... 32
3.6 Keefektifan Instrumen... 39
(9)
ix
4.3 Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir
Kritis... 48
4.4 Hasil Penelitian Tahap Pengembangan... 52
4.5 Uji Keefektifan Instrumen... 74
4.6 Kepraktisan Produk... 84
4.7 Pembahasan Produk Akhir... 86
5 SIMPULAN DAN SARAN... 93
5.1 Simpulan... 93
5.2 Saran... 94
DAFTAR PUSTAKA... 95
(10)
x
1.1 Rata1rata Nilai dan Proporsi Ketuntasan Hasil Ulangan Harian
Tahun Ajaran 2012/2013... 1
2.1 Perubahan Kertas Lakmus... 21
2.2 Nilai Derajat Keasaman... 22
2.3 Trayek Perubahan Warna dari Berbagai Indikator... 23
3.1 Interpretasi Reliabilitas Soal... 34
4.1 Jenis Imstrumen di SMA Negeri 1 Ambarawa... 41
4.2 Data Alasan Pengembangan Instrumen Penilaian... 43
4.3 Hasil Normalitas... 47
4.4 Penilaian Aktivitas Siswa... 64
4.5 Petunjuk Skoring Aktivitas Siswa... 65
4.6 Indikator Aktivitas Siswa... 66
4.7 Skor Validator Tes Esai Analisis... 67
4.8 Kriteria Instrumen Tes Esai Analisis... 68
4.9 Skor Validator Tes Problem Solving... 68
4.10 Kriteria Instrumen Tes Problem Solving... 69
4.11 Skor Validator Angket Respon Siswa... 69
4.12 Kriteria Instrumen Angket Respon Siswa... 70
4.13 Skor Validator Lembar Aktivitas Siswa... 70
4.14 Kriteria Instrumen Lembar Aktivitas Siswa... 71
4.15 Proporsi Ketuntasan Belajar... 82
4.16 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran... 83
4.17 Respon Siswa Terhadap Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa... 84
(11)
xi
2.1 Kerangka Berpikir Pengembangan Instrumen Penilaian... 25 3.1 Desain Pengembangan Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis... 28 4.1 Soal Ulangan Harian Kimia Materi Asam Basa di SMA Negeri 1
Ambarawa... 45 4.2 Soal Ulangan Tengah Semester 2 di SMA Negeri 1 Ambarawa... 46
(12)
xii Bagian
1. HASIL OBSERVASI
1.1 Daftar nilai ulangan asam basa kelas XI IPA 3 tahun ajaran
2012/2013... 98
1.2 Uji normalitas data awal... 99
1.3 Soal ulangan pilihan ganda... 100
1.4 Soal isian singkat... 102
1.5 Gambar sarana dan prasarana... 103
1.6 Indikator keterampilan Berpikir Kritis Ennis 1985 ... 104
2. TES ESAI ANALISIS 2.1 Kisi – kisi soal tes esai analisis... 107
2.2 Instrumen penilaian tes esai analisis... 110
2.3 Panduan penilaian tes esai analisis... 115
2.4 Rubrik validasi tes esai analisis... 122
2.5 Lembar validasi tes esai analisis... 125
3. TES PROBLEM SOLVING 3.1 Kisi1kisi soal tes problem solving... 133
3.2 Instrumen penilaian tes problem solving... 135
3.3 Panduan penilaian tes problem solving... 139
3.4 Rubrik validasi tes problem solving... 144
3.5 Lembar validasi tes problem solving... 148
4. LEMBAR AKTIVITAS SISWA 4.1 Indikator lembar aktivitas siswa... 156
4.2 Lembar aktivitas siswa... 157
4.3 Petunjuk skoring lembar aktivitas siswa... 159
4.4 Rubrik validasi lembar aktivitas siswa... 161
4.5 Lembar validasi aktivitas siswa... 163
5. ANGKET RESPON 5.1 Indikator angket respon siswa... 165
(13)
xiii
5.4 Lembar validasi angket respon siswa... 171
5.5 Angket respon guru... 173
6. PRA UJI COBA 6.1 Data nilai hasil pra uji coba... 175
6.2 Perhitungan reliabilitas tes esai analisis... 176
6.3 Perhitungan reliabilitas tes problem solving... 178
7. UJI COBA SKALA TERBATAS 7.1 Data nilai hasil uji coba skala kecil... 179
7.2 Perhitungan reliabilitas tes esai analisis... 180
7.3 Perhitungan reliabilitas tes problem solving... 181
7.4 Perhitungan reliabilitas lembar aktivitas siswa... 182
7.5 Perhitungan analisis per aspek lembar aktivitas siswa... 183
7.6 Perhitungan reliabilitas angket respon siswa... 184
8. UJI COBA SKALA LUAS 8.1 Data nilai hasil uji coba skala luas... 185
8.2 Perhitungan reliabilitas tes esai analisis... 186
8.3 Perhitungan reliabilitas tes problem solving... 188
8.4 Perhitungan reliabilitas lembar aktivitas siswa... 189
8.5 Perhitungan reliabilitas angket respon siswa... 190
9. IMPLEMENTASI 9.1 Data nilai hasil tahap implementasi... 191
9.2 Data nilai kelas XI IPA 3... 192
9.3 Uji normalitas data hasil tes esai analisis... 193
9.4 Uji normalitas data hasil tes problem solving... 194
9.5 Uji normalitas data hasil TEA dan TPS... 195
9.6 Uji normalitas data hasil ulangan harian... 196
9.7 Uji normalitas data hasil mid semester... 197
9.8 Perhitungan reliabilitas tes esai analisis... 198
9.9 Perhitungan reliabilitas tes problem solving... 200
(14)
xiv
9.13 Perhitungan analisis per aspek lembar aktivitas siswa... 206 9.14 Perhitungan reliabilitas angket respon siswa... 209 10. Surat ijin penelitian Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Semarang... 210 11. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian... 211 12. Dokumentasi penelitian... 212
(15)
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar
siswa serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi siswa pada semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh
pemerintah dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu
dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi (Saptorini,
2012: 34).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti,
didapatkan data teruji pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Rata1rata Nilai dan Proporsi Ketuntasan Hasil Ulangan Harian Tahun Ajaran 2012/2013
Kelas Asam Basa Larutan
Penyangga Hidrolisis
Ksp
XI IPA 3 68,22 62,08 67,91 67,5
Proporsi Ketuntasan
16
36 3 36 15 36 16 36
XI IPA 4 72,65 70,57 69,14 63,71
Proporsi Ketuntasan
19
(16)
Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai ulangan harian pada materi
asam basa dari kedua kelas terlihat paling tinggi yaitu kelas XI IPA 3 sebesar
68,22 dengan proporsi ketuntasan 16 dari 36 siswa, sedangkan pada kelas XI
IPA 4 yaitu sebesar 72,65 dengan proporsi ketuntasan sebesar 19 dari 35 siswa.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata1rata ulangan
harian materi asam basa menunjukkan rata1rata paling tinggi dengan proporsi
ketuntasan paling tinggi dibandingkan dengan materi yang lain. Penjelasan dari
data tersebut menginspirasi peniliti untuk mengembangkan instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis dengan materi asam basa.
Berdasarkan analisis soal asam basa yang digunakan untuk penilaian
adalah sebagai berikut: (1) soal tidak mengalami perubahan yang berarti dari
tahun ke tahun, (2) soal yang digunakan hanya berkisar pada jenjang C11C3,
yang hanya mengukur hafalan dan pemahaman konsep saja, dan (3) soal
kurang inovatif, sehingga belum bisa mengukur keterampilan berpikir kritis.
Hasil penelitian Reta (2012:4) menyatakan bahwa Pendidikan berpikir
di sekolah saat ini khususnya di SMA belum ditangani dengan baik. Guru
hanya berupaya meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Akibatnya
kecakapan berpikir lulusan SMA masih relatif rendah. Menurut Rofi’udin,
sebagaimana dikutip oleh Reta (2012:4), bahwa terjadi keluhan tentang
rendahnya keterampilan berpikir kritis kreatif lulusan sekolah dasar sampai
perguruan tinggi di Indonesia, karena pendidikan berpikir belum ditangani
(17)
Pada kondisi masyarakat yang selalu berubah, pendidikan hendaknya
melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di
masa yang akan datang. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak
hanya mempersiapkan para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi, tetapi juga untuk menyelesaikan tantangan dan masalah1
masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari1hari. Tantangan dan
permasalahan inilah yang akan memerlukan keterampilan berpikir kritis agar
siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
SMA merupakan bagian dari pendidikan dasar yang berfungsi
membekali para siswa dengan pengetahuan sains. Ciri pembekalan
pengetahuan sains dalam kerangka tersebut adalah pengetahuan sains untuk
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari1hari. Dalam pencapaian tersebut
pembelajaran sains bukan ditekankan pada pemahaman konsep sains semata,
melainkan lebih diarahkan pada efek iringan pembelajaran yang salah satunya
adalah keterampilan berpikir. Keterampilan tersebut sangat penting
dikembangkan, karena akan mengarahkan pola bertindak setiap individu dalam
masyarakatnya kelak.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Redhana & Liliasari
(2008: 106) menyatakan bahwa, pembelajaran berpikir kritis yang merupakan
pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi memberikan peluang kepada
siswa melatihkan sejumlah keterampilan berpikir, terutama keterampilan
berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis sangat penting dilatihkan karena
(18)
melatihkan keterampilan berpikir kritis adalah untuk menyiapkan siswa
menjadi seorang pemikir kritis (critical thinker), mampu memecahkan masalah (problem solver), dan menjadi pemikir independen (independent thinker) sehingga mereka dapat menghadapi kehidupan, menghindarkan dirinya dari
indokrinasi, penipuan, pencucian otak, mengatasi setiap permasalahan yang
dihadapi, dan membuat keputusan dengan tepat dan bertanggung jawab.
Instrumen penilaian merupakan bagian integral dari suatu proses
penilaian dalam pembelajaran, apa yang hendak diukur dalam pembelajaran
terkait dengan ketersediaan alat ukur yang dikembangkan. Demikian juga, apa
yang akan diukur dalam pembelajaran juga menentukan kualitas pembelajaran.
Pencapaian tujuan pembelajaran kimia yang sebenarnya membutuhkan
penggunaan instrumen penilaian yang tidak hanya mencakup hafalan dan
pemahaman tetapi juga dibutuhkan suatu penilaian yang melatihkan
keterampilan berpikir kritis sehingga siswa dapat cakap, kritis dan mandiri saat
dihadapkan pada suatu masalah. Selain itu, menghadapi perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan kemampuan dalam
menyeleksi informasi, kemampuan memutuskan suatu tindakan, kemampuan
memecahkan masalah, kemampuan menyimpulkan dan kemampuan lain yang
terkait dalam keterampilan berpikir kritis. Oleh karena itu pengembangan
instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis penting dilakukan.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prasasti et al. (2012: 2) menyatakan bahwa Instrumen penilaian meliputi tes dan sistem penilaian.
(19)
didik setelah mempelajari suatu kompetensi. Oleh karena itu, instrumen
penilaian yang dirancang dengan baik dan sesuai dengan tingkatan kemampuan
berpikir dapat meningkatkan daya berpikir siswa. Berkaitan dengan pentingnya
keterampilan berpikir khususnya berpikir kritis, pengembangan instrumen
penilaian digunakan sebagai alat untuk mengungkap kemampuan berpikir kritis
siswa. Instrumen penilaian berpikir kritis merupakan suatu alat penilaian yang
digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa yang diwujudkan
dalam bentuk tes yang memperhatikan tingkatan keterampilan berpikir kritis.
Penelitian pengembangan instrumen penilaian keterampilan berpikir
kritis menghasilkan suatu produk yang berbeda dengan instrumen penilaian
umum yang guru gunakan. Siswa merupakan target utama dari penelitian ini
karena siswa bukan hanya membutuhkan kemampuan kognitif hafalan dan
pemahaman saja tetapi analisis, sintesis dan aplikasi juga dibutuhkan dalam
menyelesaikan masalah. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu model
instrumen penilaian bagi guru untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
Instrumen penilaian yang dimodifikasi dengan keterampilan berpikir kritis
pada suatu sekolah dapat menjadi daya tarik dan ciri khas sekolah di mata
masyarakat, sehingga dapat meningkatkan nilai jual sekolah.
Instrumen tes yang dikembangkan mengacu pada indikator
keterampilan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Ennis (1985) karena
kerincian teorinya. Sedangkan materi pokok pada tahun 2012 menyatakan
bahwa yang dipilih sebagai konten ialah materi asam basa yang belum banyak
(20)
(2012: 46) menyatakan bahwa, “Salah satu pokok bahasan kimia di Sekolah
Menengah Atas adalah materi asam basa. Materi ini merupakan materi yang
sarat dengan konsep dan berkaitan untuk materi selanjutnya yaitu Hidrolisis,
Buffer, Ksp, sehingga perlu penanaman konsep yang utuh dan benar karena
materi ini penting sebagai awal dari konsep siswa untuk memahami konsep
kimia pada materi berikutnya.”Selain itu, materi pokok ini dipilih karena
berdasarkan rincian indikator yang terdapat dalam silabus kimia KTSP (2006)
materi asam basa dapat memenuhi kesebelas indikator keterampilan berpikir
kritis yang akan dikembangkan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu dilakukan
penelitian tentang pengembangan keterampilan berpikir kritis pada materi
pokok asam basa bagi siswa kimia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengembangan instrumen penilaian keterampilan berpikir
kritis siswa?
2. Instrumen penilaian berpikir kritis yang seperti apakah yang dapat
mengukur keterampilan berpikir kritis siswa?
3. Apakah instrumen penilaian berpikir kritis yang dikembangkan telah
memenuhi kriteria valid dan reliabel?
1.3 Batasan Masalah
Supaya masalah yang diteliti tidak terlalu luas dan arah penelitian
menjadi jelas, maka peneliti membatasi penelitian ini dengan batasan masalah
(21)
1. Bahan kajian yang dijadikan bahan penelitian adalah asam basa yang
dipelajari di kelas XI semester 2.
2. Jenis instrumen yang dikembangkan adalah instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis pada materi pokok asam basa.
3. Indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis (1985) yang
dikembangkan terfokus pada kelompok: memfokuskan pertanyaan, bertanya
dan menjawab pertanyaan, mengidentifikasi asumsi1asumsi, menganalisis
argumen, mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan suatu definisi,
mempertimbangkan sumber apakah dapat dipercaya atau tidak, membuat
dan menentukan hasil pertimbangan, mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi, menentukan suatu tindakan,
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan berinteraksi dengan
orang lain.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengkaji proses pengembangan instrumen penilaian keterampilan berpikir
kritis.
2. Memperoleh inovasi instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis yang
baru yang dapat mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.
3. Memperoleh instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis yang dapat
mengukur keterampilan berpikir kritis siswa yang memenuhi kriteria valid
(22)
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Instrumen evaluasi yang dikembangkan dapat dijadikan satu alternatif
contoh alat evaluasi untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran asam basa.
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat memandu guru
untuk menggunakan dan mengembangkan sendiri instrumen evaluasi
penilaian khususnya dalam pembelajaran kimia materi pokok asam basa.
3. Segala persoalan yang dikembangkan dalam tes evaluasi ini, diharapkan
dapat lebih memotivasi dan menantang siswa sehingga dapat meningkatkan
keterampilan berpikir.
4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar masukan bagi peneliti lain
untuk mengembangkan instrumen tes keterampilan berpikir kritis pada
(23)
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah aktivitas terampil yang bisa dilakukan dengan
lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi
beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi,
dan lain1lain (Fisher, 2009:13)
Berpikir secara umum dianggap sebagai proses kognitif, tindakan
mental untuk memperoleh pengetahuan. Penekanan dalam ketrampilan berpikir
menegaskan penalaran (reasoning) sebagai fokus utama kognitif. Berpikir kritis adalah cara berpikir seseorang mengenai suatu masalah dimana pemikir
meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil
struktur1struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar1
standar intelektual padanya (Nitko, A.J & Brookhart, 2007). Dengan kata lain,
berpikir kritis merupakan proses mental yang terorganisasi dengan baik dan
berperan dalam proses mengambil keputusan untuk memecahkan masalah
dengan menganalisis dan menginterpretasi data dalam kegiatan inkuiri ilmiah.
Ennis mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal
dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau
dilakukan (Fisher, 2009: 4). Selain itu, Fisher & Scriven mengungkapkan pula
(24)
terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan
argumentasi (Fisher & Scriven, 1997: 21).
Dalam kegiatan pendidikan, proses berpikir kritis dapat mempersiapkan
peserta didik menuju pemenuhan sendiri akan kebutuhan intelektualnya.
Selanjutnya dalam pembelajaran, pengembangan keterampilan berpikir kritis
melibatkan peserta didik sebagai pemikir ketimbang seseorang yang belajar
secara verbalistik. Agar keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan, maka
diperlukan perpaduan antara penalaran logis dan pengalaman empiris. Salah
satu cara mengembangkan keterampilan berpikir kritis adalah dengan
melakukan penilaian berbasis keterampilan berpikir kritis. Tes keterampilan
berpikir kritis dapat dikembangkan berdasarkan indikator1indikator
keterampilan berpikir kritis.
2.2
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Ennis (1985: 55156) mengklasifikasikan keterampilan berpikir kritis
menjadi lima kelompok yang diturunkan menjadi dua belas indikator. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1 Bagian 6 Halaman 104.
Teori yang diungkapkan Ennis di atas tampak sangat rinci dan lengkap,
namun dalam pelaksanaannya untuk melakukan penelitian pengembangan
instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan semua
indikator itu tidaklah mudah, tentunya banyak kendala yang dihadapi, selain itu
indikator1indikator tersebut tidak selalu cocok untuk setiap materi dan model
pembelajaran, oleh karena itu penulis mengambil beberapa indikator yang
(25)
tes yang digunakan yang dianggap dapat mewakili indikator1indikator tes
keterampilan berpikir kritis adalah tes tertulis. Adapun indikator yang
dikembangkan pada penelitian pengembangan instrumen penilaian ini adalah
sebagai berikut:
1. Memfokuskan pertanyaan
2. Menganalisis argumen
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan
4. Mempertimbangkan sumber apakah dapat dipercaya atau tidak
5. Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
6. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi
7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
8. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan
9. Mengidentifikasi asumsi1asumsi
10. Menentukan suatu tindakan
11. Berinteraksi dengan orang lain
2.3
Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis tidak hanya dikembangkan dalam pembelajaran saja,
tetapi juga harus didukung dengan adanya evaluasi yang menyatu dengan
pembelajaran di kelas. Tolok ukur pendidikan dapat diketahui dengan adanya
evaluasi. Artinya jika siswa diharapkan memiliki ketermpilan berpikir kritis,
maka jenis1jenis evaluasi yang diberikan juga harus mampu melatih
keterampilan berpikir kritis sesuai yang diperoleh siswa selama pembelajaran
(26)
Instrumen penilaian yang dikembangkan dalam mengukur kemampuan
berpikir kritis dapat berbentuk tes pilihan ganda, chekboxes dan juga essay
(www.csuchico.edu/phil/cc/ct1assess.htm). Tes dapat dipilah1pilah ke dalam
berbagai kelompok. Bila dilihat konstruksinya maka tes dapat diklasifikan
sebagai berikut: (a) Menurut bentuknya, secara umum ada dua bentuk tes, yaitu
butir tes bentuk uraian (essay test) dan butir tes bentuk objektif (objective test). Dua bentuk tes ini dapat dipilah lagi ke dalam berbagai tipe, (b) Menurut
bentuknya, butir tes uraian dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu tes
uraian terbatas (restricted essay) dan tes uraian bebas (extended essay).
Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, maka perlu
dilakukan pengembangan instrumen penilaian keterampilan kritis, sesuai
dengan pernyataan berikut yaitu tes esai berpikir kritis, lebih komprehensif
daripada tes yang lain. Selain itu, butuh waktu yang lebih banyak atau biaya
yang lebih dibandingkan dengan tes pilihan ganda untuk mencapai tujuan
tersebut. Masalahnya harus serius dalam pengerjaan tes. Sampai saat ini belum
ada tes yang menguji keterampilan berpikir kritis yang mudah dan murah.
Penelitian dan pengembangan yang dibutuhkan di sini.(Ennis, 1993: 184)
2.4
Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis
Instrumen penilaian yang digunakan di sekolah SMA Negeri sebagian
besar belum berorientasi pada keterampilan berpikir kritis. Hakikat dari kimia,
tujuan pendidikan nasional dan perkembangan jaman menuntut keterampilan
berpikir kritis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis instrumen
(27)
keterampilan berpikir kritis dan menguji efektivitas serta kepraktisan
instrumen.
Ada empat cara dalam menilai alat ukur yaitu: (1) meneliti secara jujur
soal1soal yang sudah di susun, kadang1kadang dapat diperoleh jawaban tentang
ketidakjelasan perintah atau bahasa, taraf kesukaran, dan lain1lain keadaan soal
tersebut, (2) dengan mengadakan analisis soal (item analysis). Analisis soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi1
informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun, (3)
mengadakan checking validitas. Validitas yang paling penting dari tes buatan
guru adalah validitas kurikuler (content validity), (4) dengan mengadakan checking reliabilitas. Salah satu indikator untuk tes yang mempunyai
reliabilitas yang tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal1soal tes itu
mempunyai daya pembeda yang tinggi. (Suharsimi, 2007: 2051206).
Mardapi (2008) menyatakan bahwa terdapat sembilan langkah yang
perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil atau prestasi belajar, yaitu: (1)
menyusun spesifikasi tes meliputi: konstruk atau definisi teoritis, definisi
opersional, menyususn kisi1kisi tes yang terdiri atas standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, jumlah butir, lama tes, menentukan tujuan tes,
menentukan bentuk tes, dan menentukan panjang tes, (2) menulis soal tes, (3)
menelaah soal tes, (4) melakukan uji coba tes, (5) menganalisis butir soal, (6)
memperbaiki tes, (7) merakit tes, (8) melaksanakan tes, dan (9) menafsirkan
(28)
2.5
Validitas dan Reliabilitas
2.5.1 Validitas
Validitas atau kesahihan menunjuk pada derajat bukti dan teori
mendukung penafsiran skor tes sebagai tujuan penggunaan tes (Standard,
1999:9). Apabila tujuan tes untuk mengukur kemampuan matematika, maka
penafsiran hasil tes harus berdasarkan teori yang digunakan, yaitu definisi
tentang kemampuan matematika. Proses validasi merupakan pengumpulan
bukti1bukti untuk memberi dasar saintifik penafsiran skor tes. Jadi, validitas
merupakan hal penting dalam pengembangan instrumen baik tes maupun
nontes. (Mardapi, 2012: 37)
Koefisien validitas hanya punya makna apabila mempunyai harga yang
positif. Walaupun semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti suatu tes
semakin valid hasil ukurnya namun pada kenyataannya suatu koefisien
validitas tidak pernah mencapai 1,00. Koefisien validitas yang tinggi lebih sulit
dicapai daripada koefisien reliabilitas yang tinggi. Sebutan validitas tes
diartikan sebagai validitas hasil pengukuran yang diperoleh tes tersebut.
Cronbach (1971) menekankan bahwa proses validasi sebenarnya tidak
bertujuan untuk melakukan validasi tes akan tetapi melakukan validasi
terhadap interpretasi data yang diperoleh dalam prosedur tertentu. Ketepatan
interpretasi atau penafsiran hasil suatu tes berdasarkan buktu1bukti yang
mendukung. (Mardapi, 2012: 39)
Estimasi validitas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
(29)
statistika. Tipe validitas yang berbeda menghendaki cara analisis yang berbeda
pula. Berdasarkan cara estimasinya yang disesuaikan dengan sifat dan fungsi
setiap tes, tipe validitas pada umumnya digolongkan dalam tiga kategori, yaitu
content validity (validitas isi), construct validity (validitas konstrak), dan criterion,related validity (validitas berdasar kriteria). Namun, dalam hal ini hanya digunakan content validity (validitas isi).
Validitas isi berkaitan dengan pertanyaan “sejauh mana item tes
mencakup keseluruhan materi atau bahan yang ingin diukur”. Sejauhmana
suatu tes memiliki bukti valditas ini ditetapkan menurut analisis rasional
terhadap isi tes, yang penilaiannya didasarkan atas pertimbangan subjektif
individual. Walaupun subjektif, namun yang terlibat adalah beberapa pakar
pada bidang yang diukur dalam suatu forum diskusi sehingga hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan (Mardapi, 2008:18). Hasil panel pakar ini merupakan
bukti untuk menunjukkan bahwa isi tes sesuai dengan materi yang ingin diukur
atau diujikan.
Salah satu cara yang praktis untuk melihat apakah validitas isi telah
terpenuhi adalah dengan melihat item1item dalam tes telah ditulis sesuai
dengan spesifikasi tes yang telah sesuai dengan batasan domain ukur yang
telah ditetapkan semula dan memeriksa apakah masing1masing item telah
(30)
Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi, untuk
memperoleh validitas instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis
menggunakan validasi pakar (expert judgement).
2.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas atau keandalan merupakan koefisien yang menunjukkan
tingkat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran suatu tes. Konsisten hasil
pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sama untuk orang yang
berbeda atau pada waktu yang berbeda tetapi kondisi yang sama. Konsistensi
berkaitan dengan tingkat kesalahan hasil suatu tes yang berupa skor. Tes yang
digunakan di berbagai tempat dengan tujuan yang sama, seperti tes hasil
belajar, hasilnya yang berupa skor harus dapat dibandingkan antartempat. Hasil
tes ini juga harus dapat dibandingkan antarwaktu untuk mengetahui
perkembangan hasil belajar yang dicapai. (Mardapi, 2012: 51)
Gronlund (1985) mengemukakan ada empat faktor yang dapat
mempengaruhi reliabilitas, yaitu “panjang tes, sebaran skor, tingkat kesukaran,
dan objektivitas”.
Panjang tes ( ) menunjukkan banyaknya soal tes. Terdapat
kecenderungan, semakin panjang suatu tes akan lebih tinggi tingkat reliabilitas
suatu tes, karena semakin banyak soal, maka akan semakin banyak sampel
yang diukur dan proporsi jawaban yang benar semakin banyak, sehingga faktor
tebakan (guessing) akan semakin rendah.
Sebaran Skor ( ). Besarnya sebaran skor akan
(31)
lebih besar diperoleh ketika peserta didik tetap pada posisi yang relatif sama
dalam satu kelompok pengujian ke pengujian berikutnya. Dengan kata lain,
peluang selisih dan perubahan posisi dalam kelompok dapat memperbesar
koefisisen reliabilitas.
Tingkat Kesukaran ( ). Tingkat kesukaran soal yang
ideal untuk meningkatkan koefisien reliabilitas adalah soal yang menghasilkan
sebaran skor berbentuk kurva normal.
Objektifitas ( ), menunjukkan skor tes kemampuan yang
sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik lainnya. Objektivitas
prosedur tes yang tinggi akan memperoleh reliabilitas hasil tes yang tidak
dipengaruhi oleh prosedur penskoran. Tes yang reliabel adalah apabila
koefisien reliabilitasnya tinggi dan kesalahan baku pengukurannya (standard error of measurement) rendah.
Reliabilitas instrumen penilaian dalam penelitian ini menggunakan
formula Cronbach Alpha, karena instrumen penelitian berupa lembar angket, tes esai analisis, tes problem solving, dan lembar aktivitas berpikir siswa.
2.6
Asam Basa
2.6.1 Teori Asam dan Basa
Teori mengenai laruatan asam basa telah dikemukakan oleh berbagai
ahli kimia sejak jaman dahulu. Salah satunya adalah teori Svante Arrhenius
(1884) yang menyatakan bahwa asam adalah zat yang dapat meningkatkan
(32)
air dapat meningkatkan konsentrasi ion hidroksida, OH1. Secara umum,
reaksinya sebagai berikut :
HA (aq) ⇄ H+(aq) + A1(aq) Asam ion hidrogen
BOH (aq) ⇄ B+(aq) + OH1(aq)
Basa ion hidroksida
Teori yang diungkapkan oleh Arrhenius masih memiliki keterbatasan
yaitu hanya memandang aspek reaksi asam basa di dalam pelarut air dan jika
suatu reaksi tidak membentuk OH1 atau H+ tidak dapat dikatakan sebagai basa.
Oleh karena itu, Johanes Bronsted dan Thomas1Lowry mengungkapkan sebuah
teori yang menyatakan bahwa asam adalah pemberi/donor proton (H+) dan basa
adalah penerima/akseptor proton (H+). Teori ini dikenal dengan nama teori
asam basa Bronsted1Lowry. Teori ini mampu menjelaskan reaksi asam basa
dengan pelarut bukan air.
Jika suatu asam memberi proton, maka sisa asam tersebut mempunyai
kemampuan untuk menerima proton atau bertindak sebagai basa. Sisa asam
tersebut dinamakan basa konjugasi dari asam semula. Demikian pula, jika
suatu basa menerima proton, maka basa yang terbentuk mempunyai
kemampuan untuk melepas proton tersebut atau bertindak sebagai asam. Asam
yang terbentuk ini disebut sebagai asam konjugasi dari basa semula. Pasangan
asam dengan basa konjugasinya masing1masing disebut juga pasangan asam
(33)
Berikut adalah contoh reaksi asam basa:
NH4+ + NH21 ⇄ NH3 + NH3
Asam (1) Basa (2) Asam (2) Basa (1)
Asam (1) kehilangan proton dan menjadi basa (1). Basa (2) mendapat
proton dan menjadi asam (2). Basa (1) disebut sebagai basa konjugat dari asam
(1), sedangkan asam (2) adalah asam konjugat dari basa (2). NH3(pelarut)
adalah basa konjugat dari asam NH4+ dan juga merupakan asam konjugat dari
basa NH21.
Kelemahan utama teori Bronsted1Lowry adalah bahwa untuk pelarut
yang tidak mengandung proton tidak dapat digunakan. Selain itu, sifat suatu zat
tidak pasti, sangat bergantung pada pasangan reaksinya. Misalnya air bersifat
basa jika bereaksi dengan CH3COOH dan bersifat asam jika bereaksi dengan
NH3.
Menurut Lewis, asam adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat
bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan elektron, sedangkan basa
adalah partikel (ion atau molekul) yang dapat bertindak sebagai pemberi
(donor) pasangan elektron. Reaksi asam1basa menurut teori Lewis berkaitan
dengan transfer pasangan elektron yang terjadi pada ikatan kovalen koordinasi.
Perhatikan reaksi berikut.
H
H
H N
+
H
+→ H N H
H
H
(34)
Berdasarkan reaksi tersebut, NH3 bertindak sebagai basa dan NH4+
bertindak sebagai asam. Perhatikan reaksi antara NH3 dan BF3 berikut ini.
Pada reaksi antara NH3 dan BF3, BF3 bertindak sebagai asam, sedangkan
NH3 bertindak sebagai basa.
Ikatan koordinasi terjadi karena adanya pasangan elektron dari satu
atom yang berikatan. Contohnya pada pembentukan ion kompleks, antara ion
logam transisi (penerima pasangan elektron) dan ion nonlogam (pemberi
pasangan elektron).
Perhatikan reaksi berikut ini.
Fe3+ + 6CN1 → [Fe(CN)6]31
Ion Fe3+ memiliki orbital kosong yang menerima pasangan elektron
dari ion CN1 . Jadi, ion Fe3+ bertindak sebagai asam, sedangkan ion CN1 sebagai
basa.
2.6.2 Sifat Asam dan Basa
Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa dapat
dilakukan dengan menggunakan indikator asam basa. Indikator dapat berasal
dari bahan alami dan berupa buatan (indikator sintesis). Indikator asam basa
alami dapat dijumpai pada berbagai tumbuhan diantaranya adalah bunga
(35)
kerak (lichen). Spesies lumut kerak yang berbentuk kertas dan larutan
dinamakan lakmus. Bentuk kertas lebih banyak digunakan karena sukar
teroksidasi, tahan lama, dan memberikan perubahan warna yang cukup jelas.
Tabel 2.1 Perubahan Kertas Lakmus
Kertas Lakmus Kertas lakmus merah Kertas lakmus biru
Asam Tidak berubah (merah) Merah
Basa Biru Tidak berubah (biru)
2.6.3 Kekuatan Asam dan basa
Kekuatan asam basa dinyatakan oleh tetapan kesetimbangannya, yakni
tetapan ionisasi asam (Ka) dan tetapan ionisasi basa (Kb). Kekuatan asam basa
ini ditentukan oleh banyak sedikitnya ion H+ dan OH1 yang dilepaskan
tergantung nilai derajat ionisasi/disosiasi (α).
! " # $ %
HA (aq) ⇄ H+ (aq) + A1 (aq) Tetapan ionisasi asam Ka dirumuskan sebagai berikut:
Ka =
Untuk asam kuat (α =1), hampir semua asam terurai menjadi ion1ionnya.
Dengan demikian, nilai Ka sangat besar.
! " # %
(36)
Tetapan ionisasi basa Kb dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kb =
Untuk basa kuat dengan α = 1, hampir semua basa terurai menjadi ion1ionnya.
Dengan demikian, nilai Kb sangat besar.
2.6.4 Konsep pH
Pada tahun 1909 ahli kimia bernama S. P. L. Sorenson mengusulkan
suatu konsep pH yang menyatakan derajat keasaman larutan sebagai fungsi
konsentrasi ion H untuk mempraktiskan penulisannya dengan rumus: pH = 1 log [H ]
Kw = [H ] OH
[H ] OH = 1,0 × 10 pKw = pH + pOH
pH + pOH = 14
Tabel 2.2 Nilai Derajat Keasaman
Jenis Larutan Konsentrasi ion H+ Derajat keasaman,
pH
Larutan asam [H ]> 1,0 × 10 M pH < 7
Larutan netral [H ]= 1,0 × 10 M pH = 7
Larutan basa [H ]< 1,0 × 10 M pH > 7
Indikator adalah zat1zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam
larutan asam, basa, dan netral. Suatu senyawa bersifat asam, basa, atau netral
dapat diketahui dengan menggunakan indikator universal berupa kertas lakmus
(37)
Tabel 2.3 Trayek Perubahan Warna dari Berbagai Indikator
Indikator Trayek perubahan warna Perubahan Warna Metil hijau 0,2 – 1,8 Kuning – Biru
Timol hijau 1,2 – 2,8 Kuning – Biru
Metil jingga 3,2 – 4,4 Merah – Kuning
Metil merah 4,0 – 5,8 Tidak berwarna – Merah
Metil ungu 4,8 – 5,4 Ungu – Hijau
Bromkresol ungu 5,2 – 6,8 Kuning – Ungu
Bromotimol biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru
Lakmus 4,7 – 8,3 Merah – Biru
Kresol merah 7,0 – 8,8 Kuning – Merah
Timol biru 8,0 – 9,6 Kuning – Biru
Fenolftalein 8,2 1 10,0 Tidak berwarna – Merah jambu
Timolftalein 9,4 – 10,6 Tidak berwarna – Biru
Alizarin kuning R 10,3 – 12,0 Kuning – Merah
Klayton kuning 12,2 – 13,2 Kuning – Kuning gading
Sumber: Chemistry (Brady), 2000
Seiring dengan kemajuan teknologi maka tingkat pencemaran pun
meningkat. Salah satunya adalah pencemaran udara, yaitu masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain sehingga
kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu. Hal ini menyebabkan udara
menjadi kurang dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran
udara terjadi karena adanya bentuk sampingan seperti aktivitas vulkanik,
pembusukan sampah, kebakaran dan kegiatan manusia sehari1hari. Salah satu
kegiatan manusia yang dapat menyebabkan pencemaran adalah penggunaan
(38)
hasil pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar. Gas1gas ini adalah Sox dan
Nox dilepas ke udara sehingga menimbulkan polusi. Gas1gas tersebut juga
larut dalam titik1titik air di awan sehingga membentuk larutan asam sulfat dan
asam nitrat. Ketika terjadi hujan, larutan1larutan ini bercampur dan turun
bersama hujan. Inilah yang dinamakan dengan hujan asam yang dapat
merugikan manusia dan lingkungan. Berikut adalah dampak yang ditimbulkan
oleh hujan asam:
a. Hujan asam dapat menyebabkan matinya tumbuhan dan ikan. Asam yang
terdapat dalam air hujan dapat bereaksi dengan mineral dalam tanah.
Tumbuhan menjadi kekurangan mineral sehingga mati atau tidak tumbuh
dengan baik. Hujan asam juga dapat melarutkan aluminium dari mineral
dalam tanah dan bebatuan, kemudian menghanyutkannya ke sungai
sehingga dapat meracuni ikan dan mahluk air lainnya.
b. Mobil, kapal laut, dan rangka bangunan akan lebih cepat berkarat jika
terkena hujan asam dalam waktu yang lama karena bahan penyusun
logamnya bereaksi dengan asam dari hujan asam yang bersifat korosif.
c. Hujan asam juga dapat merusak bangunan (gedung/rumah) yang terbuat dari
(39)
2.7
Kerangka Berfikir
Penggambaran alur pemikiran dalam penelitian pengembangan
instrumen penilaian keterampilan berfikir kritis ini dijelaskan melalui Gambar
2.1
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengembangan Instrumen Penilaian
Perumusan desain instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis
Implementasi desain instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis di SMA Negeri 1 Ambarawa
Analisis instrumen penilaian konvensional pada materi asam basa
Analisis kesulitan guru dalam menyusun instrumen penilaian berpikir kritis
Analisis tujuan pendidikan nasional dan orientasi pendidikan modern
Analisis kondisi sekolah, seperti lokasi, sarana dan prasarana
Analisis kondisi pembelajaran seperti penggunaan media, bahan ajar dan metode pembelajaran
Perumusan masalah tentang pengembangan instrumen penilaian
Revisi instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis Validasi pakar, ujicoba terbatas dan revisi desain instrumen penilaian
Instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis yang
disempurnakan dan teruji
Validasi pakar, ujicoba skala luas dan revisi desain instrumen penilaian
(40)
26
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian dimulai dengan studi pendahuluan yang terbagi
menjadi studi literatur dan studi lapangan, dilanjutkan dengan penyusunan
pengembangan instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis dan uji coba
instrumen. Berikut penjelasan desain penelitian yang akan dilakukan:
3.1.1 Pendefinisian
Pendefinisian dengan melakukan studi pendahuluan, terbagi menjadi
dua yaitu studi lapangan dan studi literatur. Pada studi lapangan dilakukan
analisis tentang kondisi sekolah, jenis penilaian yang biasa dilakukan di SMA
Negeri 1 Ambarawa dan proses pembelajaran kimia. Data dari studi lapangan
dikumpulkan dengan menggunakan studi dokumentasi dan observasi. Data
tentang kondisi sekolah tepatnya sarana dan prasarana sekolah dikumpulkan
untuk menjadi dasar penggunaan SMA Negeri 1 Ambarawa menjadi tempat
penelitian dan data instrumen baku sekolah dan proses pembelajaran kimia
yang konvensional digunakan untuk menjadi data awal kebutuhan
pengembangan. Studi literatur artinya kajian teoritis, dilakukan analisis pada
instrumen penilaian baku di sekolah dengan keterampilan berpikir yang
digunakan, kajian hakikat kimia, kajian tuntutan pendidikan, tantangan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kajian penelitian
(41)
3.1.2 Desain
Desain meliputi perencanaan dan penyusunan instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis, menggunakan indikator menurut Ennis (1985).
Setelah itu, diuji validasi isi dengan judgement validasi oleh pakar pendidikan,
penilaian, dan kimia.
3.1.3 Pengembangan
Pengembangan meliputi uji coba instrumen penilaian keterampilan
berpikir kritis dilakukan dengan dua tahap yaitu uji coba skala terbatas dengan
uji coba skala luas. Uji coba skala terbatas dilakukan pada 9 anggota
ekstrakurikuler olimpiade kimia SMA Negeri 1 Ambarawa pada bulan Januari.
Uji coba skala luas dilakukan pada 40 siswa kelas XI IPA 4.
3.1.4 Implementasi
Desain ini dilakukan pada kelas XI IPA 3. Revisi merupakan perbaikan
penggunaan bahasa pada instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis yang
(42)
Gambar 3.1 Desain Pengembangan Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Desaian awal instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis MASALAH (Hasil kajian pustaka dan studi) lapangan PERENCANA1 AN DAN PENYUSU1 NAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPI1 LAN BERPIKIR KRITIS UJI COBA DESAIN AWAL SKALA LUAS a. Implementasi instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis dari uji coba terbatas di SMA Negeri 1 Ambarawa
b. Evaluasi dan revisi instrumen penilaian
STUDI PENDAHULUAN
STUDI LAPANGAN a. Menganalisis instrumen penilaian
kimia konvensional di SMAN 1 Ambarawa
b. Mengkaji sarana prasarana sekolah, dan proses pembelajaran
STUDI LITERATUR a. Tujuan pendidikan nasional b. Teori tentang berpikir kritis c. Penelitian terdahulu yang
terkait
DESAIN AWAL a. Mengidentifikasi penilaian
konvensional dari materi asam basa b. Mengkaji materi asam basa c. Menentukan jenis penilaian dan
indikator keterampilan berpikir kritis d. Mengembangkan instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis
VALIDASI DESAIN Validasi desain ke pakar penelitian pendidikan, keterampilan berpikir kritis, dan kimia
SKALA TERBATAS a. Implementasi instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis dari validasi pakar di SMA Negeri 1 Ambarawa
b. Evaluasi dan revisi instrumen penilaian Desain instrumen yang telah diuji coba Revisi PENDEFINI9 SIAN DESAIN PENGEMBA9 NGAN IMPLEMENTASI
(43)
3.2
Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa1siswi kelas XI IPA 3
dan XI IPA 4 SMA Negeri 1 Ambarawa, tahun akademik 2013/2014. Alasan
penulis memilih SMA Negeri 1 Ambarawa sebagai objek penelitian adalah
untuk kemajuan berpikir tingkat tinggi bagi siswa siswinya, karena
sebagaimana yang dipaparkan pada latar belakang penelitian adalah produk ini
ditujukan bagi siswa kelas XI SMA yang sudah mempelajari materi asam basa.
Yang mana siswa siswi SMA merupakan pembelajar yang tepat untuk
mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
3.3
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ambarawa. Waktu
penelitian dilakukan selama tiga bulan terhitung sejak bulan Januari sampai
dengan bulan Maret 2014. Dalam waktu tersebut sudah mencakup penelitian
dari tahap awal penelitian yaitu konsep pembuatan produk sampai dengan
tahap akhir penelitian yaitu penulisan laporan.
Konsep rancangan dan produk serta penulisan laporan dilaksanakan
dari bulan November sampai dengan bulan Maret 2014. Uji coba skala kecil,
uji coba skala besar, dan implementasi produk beserta angket yang berupa
kuesioner dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2014.
3.4
Pengambilan Data
Tujuan penelitian ini, yaitu memperoleh data yang sesuai, maka
dibutuhkan alat pengumpulan data yang disebut instrumen penelitian.
(44)
dalam pengumpulan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah.
Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian sangat diperlukan
karena data yang diambil oleh peneliti tidak hanya terfokus pada satu sumber
sebagai acuan, namun terdiri dari beberapa sumber. Berdasarkan pertimbangan
kebutuhan data yang harus diperoleh dalam penelitian ini, penulis
mengumpulkan informasi dan data dengan menggunakan cara yaitu:
3.4.1 Angket
Angket digunakan pada tahap pengembangan produk untuk
mendapatkan data keterbacaan dan kepraktisan penggunaan instrumen
penilaian keterampilan berpikir kritis. Pemberian angket dilakukan pada guru
kimia, objek uji coba skala terbatas dan uji coba skala luas. Jenis angket yang
digunakan adalah jenis angket tertutup dengan 12 pertanyaan. Pemberian
angket dilakukan pada akhir tahapan uji coba dan implementasi.
3.4.2 Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan pada tahap studi pendahuluan baik pada
studi lapangan maupun studi literatur. Instrumen yang digunakan dalam studi
dokumentasi adalah lembar cheklist. Data yang didapatkan dari studi
dokumentasi adalah jenis instrumen penilaian yang digunakan di sekolah dan
kondisi sekolah. Pengambilan data langsung dilakukan oleh peneliti di SMAN
(45)
3.4.3 Observasi Aktivitas Siswa
Observasi dilakukan pada tahap uji coba skala terbatas, skala luas dan
tahap implementasi instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis. Tujuan
observasi adalah memonitoring aktivitas siswa yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan masing1masing 1 kali untuk
uji coba skala terbatas dan uji coba skala luas, sedangkan untuk tahap
implementasi observasi dilakukan sebanyak 3 kali. Instrumen yang digunakan
dengan menggunakan lembar observasi skala. Observer yang digunakan
melibatkan 3 orang pengmat yaitu mahasiswa kimia, guru kimia dan peneliti.
Kerja dari masing1masing observer memberi cheklist pada lembar observasi
skala apabila siswa melakukan aktivitas yang tertera pada lembar observasi
tersebut.
3.4.4 Tes Esai Analisis dan Tes & $ '
Bentuk tes dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu tes esai analisis dan
tes problem solving. Tes esai merupakan tes dengan pertanyaan terbuka yang digunakan untuk pengambilan data keterampilan berpikir kritis siswa. Tes ini
dilakukan selama satu kali, yaitu setelah pembelajaran. Tes kedua yaitu tes problem solving yang digunakan untuk melatih kecakapan siswa dalam menyelesaikan masalah. Sama halnya dengan tes esai analisis tes ini juga
dilakukan satu kali yaitu setelah pembelajaran, bentuk tes problem solving adalah penyajian kasus1kasus yang dikaitkan dengan materi penelitian. Kedua
tes tersebut diuji cobakan pada skala terbatas dan skala luas, serta
(46)
3.4.5 Validasi Pakar
Validasi pakar atau ahli ini dilakukan untuk menilai dan meningkatkan
validitas isi dari instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis, dan
instrumen penelitian seperti angket, dan lembar observasi. Instrumen yang
digunakan adalah lembar validasi dengan menggunakan lembar skala
penilaian. Pakar atau ahli yang dilibatkan dalam validasi ini adalah ahli
penilaian, pendidikan dan kimia.
3.5
Analisis Data
Data penelitian yang terkumpul, kemudian diolah dengan pengkajian
secara mendalam dengan melihat jenis data penelitian. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu: (a)
analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif sesuai dengan hasil angket,
dokumentasi, dan observasi. Pada uji coba terbatas dan uji coba luas analisis
data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dalam rangka evaluasi terhadap
desain materi untuk mengkaji kelemahan dan kekurangan sebagai bentuk revisi
untuk memperbaiki desain materi dan mengkaji ketercapaian implementasi
desain penilaian keterampilan berpikir kritis. (b) analisis kuantitatif digunakan
untuk mengetahui pengaruh penerapan instrumen penilaian terhadap hasil
belajar dan respon positif dari siswa dan guru terhadap instrumen penilaian
keterampilan berpikir kritis.
Pengujian mutu instrumen dilakukan pada angket, lembar observasi, tes
(47)
Pengujian tersebut berupa validitas dan reliabilitas. Berikut dijelaskan
pengujian mutu instrumen dan analisis data penelitian yang dilakukan.
3.5.1 Analisis Instrumen Penelitian
" # ( ) # & $ '
Instrumen tes esai analisis dan problem solving sebelum digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan analisis reliabilitas dan validitas.
3.5.1.1.1 Validitas Isi
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat1tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi, 2002:144). Uji
validitas yang dilakukan terbagi menjadi dua, yaitu validitas pakar dan
validitas isi. Validasi pakar digunakan untuk menguji validitas logis atau isi
dan konstruk. Tujuan validasi pakar adalah untuk menguji instrumen penilaian
dalam hal kesesuaian antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator
keterampilan berpikir kritis, taksonomi kognitif dan materi yang digunakan
dengan soal. Selain itu juga divalidasi bahasa dan penulisan serta keterbacaan
soal.
Validasi isi digunakan untuk menguji validitas isi, sehingga apabila
didapatkan koefisien korelasi dengan kriteria cukup sampai sangat tinggi maka
soal dapat dinyatakan mampu mengukur keterampilan berpikir kritis.
3.5.1.1.2 Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu alat ukur dalam
mengukur apa yang diukur. Artinya kapanpun alat ukur tersebut digunakan
(1)
I
II III
RAT A -R A T AI
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
1 IM 1 001 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 3 3 3 3,0 2 3 3 2,7 2 3 3 2,7 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 2 2 2,33 2 2 2 2 23,3 CUKUP
2 IM 1 002 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 2 2 2,33 20,7 CUKUP
3 IM 1 003 2 2 3 2,3 2 2 3 2,3 3 3 2 2,7 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 3 3 3 3,0 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 1 2 1,67 2 2 2 2 22,7 CUKUP
4 IM 1 004 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 2 2 2 3 3 2,67 22,0 CUKUP
5 IM 1 005 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 1 2 1,67 3 3 3 3 22,0 CUKUP
6 IM 1 006 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 1 2 2 1,67 3 3 3 3 20,7 CUKUP
7 IM 1 007 3 2 3 2,7 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 3 3 3 3,0 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 2 3 2,67 23,3 CUKUP
8 IM 1 008 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 1 1,7 2 2 1 1,7 1 2 2 1,7 2 2 2 2,0 1 1 1 1 2 2 2 2 18,0 CUKUP
9 IM 1 009 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 3 2,3 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 3 2 2,33 21,3 CUKUP
10 IM 1 010 2 3 2 2,3 2 2 3 3,0 3 2 2 2,3 3 2 3 2,7 2 3 2 2,3 3 3 2 2,7 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 3 3 24,7 TINGGI
11 IM 1 011 2 3 3 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 3 3 2 2,7 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 2 2,67 22,7 CUKUP
12 IM 1 012 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 1 1,7 2 2 1 1,67 2 2 2 2 19,3 CUKUP
13 IM 1 013 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 1 1,7 2 2 1 1,7 1 2 2 1,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 1 2 1,67 2 2 2 2 18,7 CUKUP
14 IM 1 014 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 1 2 2 1,7 1 1 2 1,3 2 1 2 1,67 2 2 2 2 18,7 CUKUP
15 IM 1 015 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 3 2 2,33 21,0 CUKUP
16 IM 1 016 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 2 3 2,33 20,3 CUKUP
17 IM 1 017 3 2 3 2,7 2 2 3 2,3 3 3 2 2,7 3 3 2 2,7 2 3 2 2,3 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 2 3 2,33 23,3 CUKUP
18 IM 1 018 3 2 3 2,7 3 2 2 2,3 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 3 3 2,7 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 3 3 24,0 TINGGI
19 IM 1 019 3 2 3 2,7 3 2 2 2,3 3 3 2 2,7 3 3 2 2,7 3 3 3 3,0 3 3 2 2,7 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 3 2,33 2 3 2 2,33 25,0 TINGGI
20 IM 1 020 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 2 3 2,67 21,3 CUKUP
21 IM 1 021 3 2 3 2,7 2 2 2 2,0 3 3 2 2,7 3 3 3 3,0 2 3 3 2,7 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 2 3 2,33 23,7 CUKUP
22 IM 1 022 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 1 1,7 1 2 1 1,33 3 3 2 2,67 20,3 CUKUP
23 IM 1 023 2 2 3 2,3 1 2 2 1,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 1 1,7 1 2 1 1,33 2 2 2 2 19,0 CUKUP
24 IM 1 024 3 2 2 2,3 2 2 3 2,3 3 3 2 2,7 3 3 2 2,7 2 2 2 2,0 3 2 3 2,7 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 3 3 2,67 23,7 CUKUP
25 IM 1 025 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 1 1,7 2 2 1 1,7 2 1 2 1,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 1 2 1,7 2 1 1 1,33 2 3 2 2,33 18,3 CUKUP
26 IM 1 026 3 2 2 2,3 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 3 3 22,7 CUKUP
27 IM 1 027 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 1 1,67 2 3 3 2,67 20,3 CUKUP 28 IM 1 028 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,33 2 3 2 2,33 21,7 CUKUP
29 IM 1 029 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 3 2 1 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 2 2,67 21,0 CUKUP
30 IM 1 030 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 2 3 2,33 20,3 CUKUP
31 IM 1 031 2 3 3 2,7 2 2 3 2,3 3 3 3 3,0 3 3 3 3,0 3 2 2 2,3 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 2 2 2,33 24,0 TINGGI 32 IM 1 032 3 2 3 2,7 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 3 3 2 2,7 2 3 2 2,3 2 2 1 1,67 2 2 3 2,33 22,3 CUKUP
33 IM 1 033 2 2 2 2,0 1 1 2 1,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 1 2 1,7 1 2 2 1,67 2 2 2 2 18,7 CUKUP
34 IM 1 034 2 3 3 2,7 3 2 2 2,3 3 3 2 2,7 3 3 2 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 3 2 2 2,3 1 1 2 1,33 2 2 3 2,33 22,7 CUKUP 35 IM 1 035 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 1 1,67 3 2 2 2,33 20,3 CUKUP
36 IM 1 036 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 1 1,7 2 2 1 1,7 2 2 1 1,7 3 2 2 2,3 2 1 2 1,7 2 1 2 1,67 2 2 2 2 19,0 CUKUP
37 IM 1 037 2 2 3 2,3 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 2 2 2 21,0 CUKUP
38 IM 1 038 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 3 3 2,67 21,7 CUKUP
39 IM 1 039 2 3 3 2,7 2 3 3 2,7 3 3 3 3,0 2 3 2 2,3 3 3 2 2,7 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 1 2 1,67 3 2 3 2,67 24,0 TINGGI 40 IM 1 040 2 3 3 2,7 2 3 2 2,3 3 3 2 2,7 3 3 2 2,7 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 3 2,3 2 2 2 2 3 3 2 2,67 24,0 TINGGI
2,3 2,2 2,4 2,3 2 2,1 2,2 2,1 2,4 2,4 2 2,3 2,4 2,4 2,2 2,3 2,1 2,2 2,1 2,1 2,3 2,2 2 2,2 2,1 2,1 2,1 2,1 2 1,9 2 2,0 1,9 1,8 1,8 1,83 2,4 2,5 2,5 2,43 21,5 CUKUP
C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P K U R A N G C U K U P K U R A N G K U R A N G K U R A N G K U R A N G K U R A N G C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P
RAT A1RAT A KRIT ERIA
N
O
KODE
SI SWA
8
9
10
JUM-LAH SKOR RATA-RATA
6
7
REKAPITULASI DATA NILAI AKTIVITAS SISWA
TAHAP IMPLEMENTASI
PERTEMUAN KE - 2
ASPEK
K
R
IT
E
R
IA
(2)
I
II III
RAT A -R A T AI
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
I
II III
RAT A -R A T A
1 IM 1 001 2 2 3 2,3 2 3 2 2,3 3 3 2 2,7 3 2 2 2,3 2 3 2 2,3 3 2 3 2,7 2 2 3 2,3 2 3 3 2,7 3 2 2 2,33 2 3 3 2,67 24,7 TINGGI
2 IM 1 002 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 3 2 3 2,7 3 2 3 2,7 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 2 2,67 23,0 CUKUP
3 IM 1 003 3 3 2 2,7 3 2 3 2,7 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 2 2 3 2,3 3 2 2 2,3 2 2 3 2,3 2 3 2 2,3 3 3 1 2,33 2 3 2 2,33 24,0 TINGGI
4 IM 1 004 3 3 2 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 2 1 1,67 3 2 3 2,67 22,0 CUKUP
5 IM 1 005 2 2 3 3,0 2 2 3 2,3 3 3 2 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 3 3 3,0 2 3 2 2,3 3 2 3 2,7 2 2 1 1,67 3 3 2 2,67 24,3 TINGGI
6 IM 1 006 2 2 2 2,0 2 2 1 1,7 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 1 2 1,67 3 3 3 3 21,0 CUKUP
7 IM 1 007 3 3 3 3,0 3 3 2 2,7 3 2 2 2,3 2 3 3 2,7 2 3 3 2,7 3 2 2 2,3 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 3 3 25,0 TINGGI
8 IM 1 008 2 2 2 2,0 2 1 1 1,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 1 2 2 1,67 3 3 2 2,67 20,3 CUKUP
9 IM 1 009 2 2 3 2,3 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 3 2,7 2 2 1 1,67 3 3 3 3 22,0 CUKUP
10 IM 1 010 3 3 3 3,0 2 2 3 2,3 3 3 3 3,0 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 2 3 2 2,3 2 3 3 2,7 2 3 2 2,3 2 2 1 1,67 3 3 2 2,67 24,7 TINGGI 11 IM 1 011 3 3 3 3,0 3 3 3 3,0 2 3 3 2,7 3 3 3 3,0 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 2 2 1 1,7 2 2 1 1,67 3 2 2 2,33 24,3 TINGGI
12 IM 1 012 3 2 2 2,3 3 2 2 2,3 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 2 2,67 22,7 CUKUP
13 IM 1 013 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 3 3 2 2,7 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 1 2 1,7 2 2 2 2,0 2 1 2 1,7 1 2 1 1,33 3 2 2 2,33 20,7 CUKUP
14 IM 1 014 3 3 2 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 3 2 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 1 2 2 1,7 2 2 2 2,0 1 2 2 1,67 2 2 2 2 20,7 CUKUP
15 IM 1 015 3 3 3 3,0 2 2 1 1,7 3 3 3 3,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 1 2 1,7 2 1 1 1,33 3 3 3 3 22,0 CUKUP
16 IM 1 016 3 3 2 2,7 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 2 3 3 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 1 1,67 3 2 2 2,33 22,3 CUKUP
17 IM 1 017 3 3 2 2,7 3 3 2 2,7 2 3 3 2,7 3 2 2 2,3 2 2 3 2,3 3 2 3 2,7 2 2 2 2,0 3 2 3 2,7 2 2 1 1,67 3 3 3 3 24,7 TINGGI
18 IM 1 018 2 3 3 2,7 2 2 2 2,0 3 3 2 2,7 3 2 3 2,7 2 3 2 2,3 3 3 2 2,7 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 2 2 2 2 3 3 3 3 24,7 TINGGI
19 IM 1 019 3 3 3 3,0 3 3 3 3,0 3 3 2 2,7 3 2 2 2,3 2 2 3 2,3 3 2 3 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 3 3 25,0 TINGGI
20 IM 1 020 3 3 3 3,0 3 2 3 2,7 3 3 2 2,7 3 3 2 2,7 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 3 2,33 3 2 2 2,33 24,3 TINGGI 21 IM 1 021 3 2 3 2,7 3 2 3 2,7 3 3 3 3,0 3 3 3 3,0 2 3 2 2,3 3 3 2 2,7 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 1 1,67 3 3 2 2,67 25,0 TINGGI
22 IM 1 022 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 1 1,67 3 3 3 3 21,3 CUKUP
23 IM 1 023 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 3 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 2 2 2 2 3 2,33 21,7 CUKUP
24 IM 1 024 3 3 3 3,0 2 2 3 2,3 3 3 2 2,7 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 3 3 2,7 2 3 2 2,3 2 2 2 2 3 3 2 2,67 24,3 TINGGI
25 IM 1 025 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 1 1 1,33 3 2 3 2,67 20,7 CUKUP
26 IM 1 026 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 3 3 3 3,0 3 2 3 2,7 2 2 3 2,3 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 3 2 2 2,3 2 3 1 2 3 3 2 2,67 24,0 TINGGI
27 IM 1 027 2 2 3 2,3 3 3 3 3,0 3 3 3 3,0 2 3 2 2,3 3 2 2 2,3 2 2 3 2,3 3 2 3 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 3 3 25,0 TINGGI
28 IM 1 028 3 2 2 2,3 3 3 3 3,0 3 3 3 3,0 2 2 3 2,3 2 3 2 2,3 3 2 2 2,3 3 3 2 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 3 3 25,0 TINGGI
29 IM 1 029 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 3 2 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 3 3 2 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 3 2 2,33 22,3 CUKUP
30 IM 1 030 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 3 2 2 2,3 3 3 2 2,7 3 2 2 2,3 2 3 3 2,7 3 3 2 2,7 2 2 2 2,0 1 2 2 1,67 2 2 2 2 22,7 CUKUP
31 IM 1 031 3 3 2 2,7 3 3 3 3,0 3 3 3 3,0 3 2 2 2,3 3 2 3 2,7 3 2 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 3 3 25,3 TINGGI
32 IM 1 032 3 2 2 2,3 2 3 2 2,3 3 3 2 2,7 3 3 2 2,7 2 3 3 2,7 3 2 3 2,7 3 2 2 2,3 2 2 3 2,3 2 3 2 2,33 3 2 2 2,33 24,7 TINGGI
33 IM 1 033 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 2 3 2 2,33 21,0 CUKUP
34 IM 1 034 2 2 2 2,0 3 2 3 2,7 3 3 2 2,7 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 3 2,3 2 2 2 2,0 2 2 3 2,3 2 2 2 2 2 3 2 2,33 23,0 CUKUP
35 IM 1 035 2 2 2 2,0 2 3 3 2,7 3 3 3 3,0 3 3 3 3,0 3 3 2 2,7 3 2 3 2,7 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2 3 3 2 2,67 24,7 TINGGI
36 IM 1 036 2 3 2 2,3 3 3 2 2,7 3 2 2 2,3 3 3 3 3,0 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 2 2 3 2 3 2,67 23,7 CUKUP
37 IM 1 037 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 3 2 2,7 2 3 3 2,7 2 3 3 2,7 3 2 2 2,3 3 2 2 2,3 2 3 2 2,3 2 2 2 2 3 3 2 2,67 23,7 CUKUP
38 IM 1 038 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 2 3 2,7 3 2 3 2,7 2 3 3 2,7 3 3 2 2,7 3 2 2 2,3 2 2 2 2,0 2 3 2 2,33 2 3 2 2,33 23,7 CUKUP
39 IM 1 039 2 2 2 2,0 2 2 2 2,0 3 3 3 3,0 3 3 2 2,7 3 3 2 2,7 2 3 3 2,7 3 3 3 3,0 2 2 3 2,3 2 2 2 2 3 3 3 3 25,3 TINGGI
40 IM 1 040 2 3 2 2,3 2 3 2 2,3 2 3 3 2,7 3 2 2 2,3 2 3 3 2,7 3 2 3 2,7 2 2 3 2,3 3 2 3 2,7 3 2 2 2,33 3 3 3 3 25,3 TINGGI
2,4 2,5 2,4 2,5 2,3 2,3 2,4 2,3 2,6 2,7 2,4 2,5 2,5 2,5 2,4 2,4 2,2 2,4 2,4 2,3 2,5 2,3 2,3 2,3 2,2 2,3 2,3 2,3 2,1 2,2 2,3 2,2 2 2 1,7 1,89 2,8 2,7 2,5 2,65 23,4 CUKUP
C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P K U R A N G C U K U P K U R A N G K U R A N G C U K U P C U K U P C U K U P C U K U P
RAT A1RAT A KRIT ERIA
NO
KODE
SI SWA
8
9
10
JUMLAH SKOR RATA-RATA
6
7
REKAPITULASI DATA NILAI AKTIVITAS SISWA
TAHAP IMPLEMENTASI
PERTEMUAN KE - 3
ASPEK
K
R
IT
E
R
IA
(3)
Lampiran 9.14
NO
NAMA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
JUMLAH RESPON SI SWA
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 I M-001
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
4
35 TI NGGI
1
1225
9
9
9
9
9
1
9
9
9
9
9
16
2 I M-002
3
2
2
2
2
3
3
1
3
3
2
3
29 CUKUP
2
841
9
4
4
4
4
9
9
1
9
9
4
9
3 I M-003
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
4
34 TI NGGI
3
1156
9
9
9
9
9
9
4
4
9
9
4
16
4 I M-004
0
3
3
3
3
3
1
2
3
3
3
3
30 CUKUP
4
900
0
9
9
9
9
9
1
4
9
9
9
9
5 I M-005
2
2
3
1
1
3
2
2
1
1
1
1
20 RENDAH
5
400
4
4
9
1
1
9
4
4
1
1
1
1
6 I M-006
3
3
3
3
3
4
2
3
3
2
3
4
36 TI NGGI
6
1296
9
9
9
9
9
16
4
9
9
4
9
16
7 I M-007
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
26 CUKUP
7
676
4
4
4
4
4
4
4
4
9
4
4
9
8 I M-008
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
3
32 TI NGGI
8
1024
9
9
9
9
9
4
4
4
9
4
9
9
9 I M-009
0
3
3
3
3
3
1
2
3
3
3
3
30 CUKUP
9
900
0
9
9
9
9
9
1
4
9
9
9
9
10 I M-010
2
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
1
26 CUKUP
10
676
4
9
9
4
9
4
4
4
4
4
4
1
11 I M-011
1
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
25 CUKUP
11
625
1
4
4
4
4
4
9
9
4
4
4
4
12 I M-012
3
3
3
3
3
3
1
2
3
3
3
1
31 TI NGGI
12
961
9
9
9
9
9
9
1
4
9
9
9
1
13 I M-013
2
2
3
1
1
3
2
2
1
1
1
1
20 RENDAH
13
400
4
4
9
1
1
9
4
4
1
1
1
1
14 I M-014
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
33 TI NGGI
14
1089
4
9
9
9
9
9
9
4
9
4
9
9
15 I M-015
3
3
3
3
3
3
2
1
2
3
3
3
32 TI NGGI
15
1024
9
9
9
9
9
9
4
1
4
9
9
9
16 I M-016
4
2
4
3
4
2
2
2
3
3
2
3
34 TI NGGI
16
1156
16
4
16
9
16
4
4
4
9
9
4
9
17 I M-017
2
3
4
4
4
3
2
2
3
3
3
3
36 TI NGGI
17
1296
4
9
16
16
16
9
4
4
9
9
9
9
18 I M-018
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
35 TI NGGI
18
1225
9
9
9
9
9
9
9
4
9
9
9
9
19 I M-019
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
4
33 TI NGGI
19
1089
4
4
9
9
9
4
4
9
9
9
9
16
20 I M-020
3
3
3
3
3
4
2
2
4
4
4
4
39 TI NGGI
20
1521
9
9
9
9
9
16
4
4
16
16
16
16
21 I M-021
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
46 SANGAT TINGGI
21
2116
16
16
16
16
16
16
9
9
16
16
16
16
22 I M-022
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
2
32 TI NGGI
22
1024
9
9
9
9
4
9
9
4
9
4
9
4
23 I M-023
3
3
3
2
3
4
2
1
2
2
2
2
29 CUKUP
23
841
9
9
9
4
9
16
4
1
4
4
4
4
24 I M-024
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
38 TI NGGI
24
1444
9
9
9
9
9
16
9
9
16
9
9
9
25 I M-025
2
3
3
4
4
4
2
2
4
3
3
4
38 TI NGGI
25
1444
4
9
9
16
16
16
4
4
16
9
9
16
26 I M-026
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
39 TI NGGI
26
1521
9
9
9
9
9
9
9
9
9
16
16
16
27 I M-027
2
3
3
2
2
1
3
2
2
2
2
1
25 CUKUP
27
625
4
9
9
4
4
1
9
4
4
4
4
1
28 I M-028
3
3
3
3
3
4
2
2
3
3
4
2
35 TI NGGI
28
1225
9
9
9
9
9
16
4
4
9
9
16
4
29 I M-029
3
3
3
3
3
3
1
1
2
3
3
3
31 TI NGGI
29
961
9
9
9
9
9
9
1
1
4
9
9
9
30 I M-030
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
34 TI NGGI
30
1156
9
9
9
9
9
9
4
4
9
9
9
9
31 I M-031
3
4
4
3
3
4
3
2
3
3
3
4
39 TI NGGI
31
1521
9
16
16
9
9
16
9
4
9
9
9
16
32 I M-032
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
37 TI NGGI
32
1369
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
16
33 I M-033
2
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
32 TI NGGI
33
1024
4
9
9
4
9
4
4
9
9
9
9
9
34 I M-034
4
2
4
4
4
3
2
2
3
2
4
3
37 TI NGGI
34
1369
16
4
16
16
16
9
4
4
9
4
16
9
35 I M-035
4
4
4
4
4
3
2
2
3
4
4
4
42 SANGAT TINGGI
35
1764
16
16
16
16
16
9
4
4
9
16
16
16
36 I M-036
3
3
3
4
3
4
2
2
3
3
3
4
37 TI NGGI
36
1369
9
9
9
16
9
16
4
4
9
9
9
16
37 I M-037
2
4
4
3
3
3
2
2
3
3
4
4
37 TI NGGI
37
1369
4
16
16
9
9
9
4
4
9
9
16
16
38 I M-038
3
3
4
4
4
3
2
2
3
4
3
2
37 TI NGGI
38
1369
9
9
16
16
16
9
4
4
9
16
9
4
39 I M-039
2
3
3
3
2
2
2
1
1
1
2
2
24 CUKUP
39
576
4
9
9
9
4
4
4
1
1
1
4
4
40 I M-040
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
4
4
38 TI NGGI
40
1444
9
9
9
9
9
9
9
4
9
16
16
16
104
116
125
116
117
117
89
84
112
110
115
118
1323
45011 302 348 401 358 363 367 213 190 334 328 355 388
10816 13456 15625 13456 13689 13689 7921
7056 12544 12100 13225 13924 1750329
S2t135,88
S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S210 S211 S212 S2iR11
0,9715
1,37 1,088 1,195 1,311 1,307 1,396
0,82 0,738 1,228 1,314 1,358 1,746
14,8711
ANALISIS ANGKET RESPON SISWA DAN PERHITUNGAN RELIABILITAS
TERHADAP INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
(4)
(5)
(6)