PENGARUH METODE APPLIED BEHAVIOR ANALISYS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN ANAK AUTIS Pengaruh Metode Applied Behaviour Analisys Terhadap Tingkat Kepatuhan Anak Autis Di Pusat Layanan Autis Sragen.

PENGARUH METODE APPLIED BEHAVIOR ANALISYS
TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN ANAK AUTIS
DI PUSAT LAYANAN AUTIS SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Akhir Dalam
Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi

Disusun Oleh
GUSWIYAMTO
NIM J 120 131 018

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH METODE APPLIED BEHAVIOR ANALISYS

TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN ANAK AUTIS
DI PUSAT LAYANAN AUTIS SRAGEN

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:
GUSWIYAMTO
J 120 131 018

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Agus Widodo, S.Fis.,M.Fis

i

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH METODE APPLIED BEHAVIOR ANALISYS

TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN ANAK AUTIS
DI PUSAT LAYANAN AUTIS SRAGEN

Oleh:
GUSWIYAMTO
J 120 131 018
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Sabtu, 06 Februari 2016
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan penguji:
(……………)

1. Agus Widodo, S.Fis.,M.Fis
(Ketua Dewan Penguji)
2. Isnaini Herawati, S.Fis.,M.Sc
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dwi Rossella K, S.Fis.,M.Fis
(Anggota II Dewan Penguji)


(……………)
(……………)

Dekan,

(Dr. Suwaji, M.Kes)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.


Surakarta, 11 Agustus 2016

GUSWIYAMTO
J 120 131 018

iii

ABSTRAK
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SKRIPSI, Agustus 2015
Guswiyamto, AMF/J 120131 018
PENGARUH METODE APPLIED BEHAVIOR ANALISYS
TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN ANAK AUTIS
DI PUSAT LAYANAN AUTIS SRAGEN
V BAB, 48 Halaman, 2 Gambar, 6 Tabel
(Dibimbing oleh: AgusWidodo, SFis.,MKes dan Umi Budi Rahayu,SFis.,MKes)
Latar Belakang: Kompleksitas permasalahan pada saat tumbuh kembang janin
sampai dengan usia bayidi bawah tigatahun memang memerlukan pengawasan dan

monitoring yang cukup pelik baik oleh orang tua maupun masyarakat di sekitarnya
dalam hal ini anggota keluarga selain orang tua dan tim medis. Masa sekarang
banyak sekali ditemukan kelainan kemampuan fisik, emosi dan prilaku anak batita
maupun balita sehingga diperkenalkan istilah anak berkebutuhan khusus dimana salah
satunya adalah anak autis. Mereka adalah masa depan kita sehingga tatalaksana
terapi dan pembiasaan prilaku akan sangat berpengaruh baginya di masa yang akan
datang.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode
Applied Behaviour Analysis (ABA) terhadap tingkat kepatuhan anak autis di Pusat
Layanan Autis Sragen.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode pre experimental dengan
rancangan one-group-pre test-post test design. Pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling. Jumlah populasi 34 anak dan sampel yang memenuhi
kriteria inklusi 10 anak, 5 perempuan dan 5 laki-laki. Usia antara 2 sampai dengan
10 tahun. Aplikasi tatalaksana autis menggunakan metode Applied Behaviour
Analysis (ABA) dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 1 bulan, setiap sesi latihan
selama 45 menit dilakukan oleh terapis dan orang tuanya. Penelitian dilaksanakan
selama 1 bulan yaitu pada bulan Juli 2015. Pengukuran hasil asesmen menggunakan
form dari metode Applied Behaviour Analysis (ABA). Uji data menggunakan
Wilcoxon test.

Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh hasil pengukuran asesmen
p = 0,05 dimana p < 0,05 yang bermakna Ha diterima yaitu bahwa metode asesmen
Applied Behaviour Analysis (ABA) berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan anak
autis di Pusat Layanan Autis Sragen.
Kesimpulan: Metode asesmen Applied Behaviour Analysis (ABA) berpengaruh
terhadap tingkat kepatuhan anak autis di Pusat Layanan Autis Sragen.
Kata Kunci: ABA, Autis, tingkat kepatuhan.

1

ABSTRACK
GRADUATES STUDIES PROGRAM OF PHYSIOTHERAPY
FACULTY OF HEALTH
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
THESIS, August 2015
GUSWIYAMTO, AMF/J 120 131 018
“THE EFFECT OF APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS FOR CHILDREN
WITH AUTISM ON THE COMPLIANCE LEVEL”
V BAB, 48 Pages, 2 Pictures, 6 Tables
(Supervised by Agus Widodo, SFis.,MKes and Umi Budi Rahayu, SFis.,MKes)

Background: The complexity of handicap on based grow concept for fetus until baby
under 3th years old must be monitoring and evaluation of two parents, family and
medical team. Because of these can be predicted as teh condition of behaviour,
compliance, IQ and etc. So remember a few years latest many terms of dissability on
growth of baby can be detected. One of them is autism, that was as the igoring
spectrum dissability on behaviour thatcan makedisturb physic and psychys of babies.
One of method that can be prepare was applied behavior analysis for compliance
level on baby with autism.
Objective: This study aimed to know applied behavior analysis can prepare for
compliance level on baby with autism.
Methods: This study was pre experimental, research design with pre test post test one
group design. Technique of sampling is purposive sampling. Number of population
34 respondens and get sample 10 respondens with autism in PLA Sragen. Number of
men was 5 patients and women 5 patients, that’s range of age 2-10 years old. All of
10 respodens given assesment with form of applied behavior analysis, pre and post do
the ABA. Statistic test by the Wilcoxon Signed Ranks Test. The research at July
2015 (one month).
Results: Based on statistical tested of Wilcoxon Signed Ranks Test get significancy
result 0.005 where p < 0.05. It’s mean Ha is accepted. The ABA can give compliance
level babies with autism.

Conclusions: There is a significant the ABA can give compliance level babies with
autism.
Keywords: The ABA, autism, compliance level

2

PENDAHULUAN
Autis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis
gangguan perkembangan pervasif anak yang mengakibatkan gangguan keterlambatan
pada bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial, sehingga
mempengaruhi perkembangan anak, baik fisik maupun mental. Apabila tidak
dilakukan intervensi secara dini dengan tatalaksana yang tepat, perkembangan yang
optimal pada anak tersebut sulit diharapkan.
Keberadaan pendamping yaitu fisioterapi, orang tua, keluarga, dan masyarakat
bagi anak berkebutuhan khusus memiliki makna yang berarti bagi proses
perlindungan dan tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, pengetahuan dan
peningkatan kapasitas pendamping dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus
sejak dini akan memberikan dampak signifikan dalam merawat, memelihara,
mendidik dan meramu bakat atau potensi yang dimiliki setiap anak berkebutuhan
khusus. Kesiapan dan kesiagaan orang tua serta keluarga yang memiliki anak

berkebutuhan khusus merupakan kunci sukses dalam penanganan. Selain itu
dukungan dari masyarakat dan pemerintah dalam menyediakan lingkungan serta
fasilitas yang memadai untuk anak berkebutuhan khusus sangat memepengaruhi
dalam proses keberhasilan tatalaksana anak yang berkebutuhan khusus, salah satunya
adalah anak Autis.
Metode Applied Behaviour Analisys (ABA) dipilih sebagai media berdasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan bahwa : (1) komunikasi dua arah yang aktif, (2)
sosialisasi ke dalam lingkungan yang umum, (3) menghilangkan atau menimimalkan
perilaku yang tidak wajar, (4) mengajarkan perilaku yang akademik, (5) kemampuan
bantu diri atau bina diri dan ketrampilan lain.
Penggunaan metode Applied Behaviour Analisys (ABA) yang efektif
menunjuk pada pengertian memiliki pengaruh yang baik dalam membangun
pemahaman anak autis melalui akses-akses visual. Akses visual ini membentuk
pemahaman anak autis mengenai isi teks bacaan sehingga dapat meningkatkan
pemahaman anak autis mengenai kalimat, hubungan kalimat dan urutan kalimat.
Kejelasan hubungan dan urutan kalimat akan meningkatkan pemahaman anak autis
terhadap teks bacaan secara keseluruhan. Dengan ini tingkat pemahaman anak autis
akan meningkat.
Salah satu bentuk pendampingan anak Autis tentang kepatuhan berasal dari
kata “patuh” yang berarti taat, mau menurut ataupun disiplin. Kepatuhan menurut

Trostle dalam Simamora (2012), adalah tingkat perilaku dalam mengambil suatu
tindakan perintah, misalnya dalam intruksi duduk, berdiri, lihat, buka dan lain lain.
3

Kepatuhan (compliance) juga dikenal ketaatan (adeherence) merupakan
derajad dimana anak dengan autis dapat atau mampu mengikuti ajuran klinis dari
dokter yang mengobatinya. Hayne (1979) mendefinisikan kepatuhan sebagai derajad
dimana prilaku seseorang sesuai dengan ajuran medis atau tenaga kesehatan yang
disarankan. Prilaku kepatuhan tergantung pada situasi klinis tertentu, sifat penyakit
dan program pengobatan dan terapi lainnya (Kaplan et al, 1994).
Permasalahan yang sering dialami anak autis (Puspaningrum, 2010) antara
lain:
1. Gangguan Komunikasi
Munculnya kualitas komunikasi yang tidak normal ditunjukkan
a) Kemampuan wicara tidak berkembang atau mengalami keterlambatan
b) Pada anak tidak tampak usaha untuk berkomunikasi dengan lingkungan
sekitar.
c) Tidak mampu untuk memulai suatu pembicaraan yang melibatkan komunikasi
dua arah dengan baik.
d) Anak tidak imajinatif dalam hal permainan atau cenderung monoton.

e) Bahasa yang tidak lazim yang selalu diulang-ulang atau stereotipik.
2. Gangguan Interaksi Sosial
Timbulnya gangguan kualitas interaksi sosial yaitu:
a) Anak mengalami kegagalan untuk bertatap mata, menunjukkan wajah yang
tidak berekspresi.
b) Ketidakmampuan untuk secara spontan mencari teman untuk berbagi
kesenangan dan melakukan sesuatu bersama-sama.
c) Ketidakmampuan anak untuk berempati dan mencoba membaca emosi yang
dimunculkan orang lain.
3. Gangguan Perilaku
Aktivitas, perilaku dan ketertarikan anak terlihat sangat terbatas. Banyak
penggulangan terus-menerus seperti:
a) Adanya suatu kelekatan pada rutinitas atau ritual yang tidak berguna.
b) Adanya suatu preokupasi yang sangat terbatas pada sutu pola perilaku yang
tidak normal.
c) Adanya gerakan-gerakan motorik aneh yang diulang-ulang, seperti
menggoyang-goyang badan dan geleng-geleng kepala.
4. Gangguan Sensoris
a) Sangat sensitif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk.
b) Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga.
c) Senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda.
4

d) Tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut.
5. Gangguan Pola Bermain
a) Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya.
b) Tidak suka bermain dengan anak sebayanya.
c) Tidak bermain sesuai fungsi mainan.
d) Menyenangi benda-benda yang berputar.
e) Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan
dibawa kemana-mana.
6. Gangguan Emosi
a) Sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa dan menangis
tanpa alasan.
b) Temper tantrum (mengamuk tak terkendali) jika dilarang.
c) Kadang suka menyerang dan merusak, berperilaku yang menyakiti dirinya
sendiri, serta tidak mempunyai empati dan
d) Tidak mengerti perasaan orang lain.
TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Metode ABA
terhadap tingkat kepatuhan anak autis di Pusat Layanan Autis.
METODE
Metode penelitian ini menggunakan metode Pre Eksperimental dengan desain
yang digunakan dalam penelitian dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan
One group pre test and post test design.
PEMBAHASAN
Tabel 4.1. Deskripsi Jenis Kelamin
Distribusi Frekuensi
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
5
50
Perempuan
5
50
Total
10
100
Sumber: Hasil Olah Data, 2015
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa prevalensi penderita autis lebih banyak ditemukan pada laki-laki
dibandingkan perempuan (4:1). Hal ini berkaitan dengan produksi hormon. Laki-laki
5

lebih banyak memproduksi hormon testosteron sedangkan perempuan lebih banyak
memproduksi hormon estrogen. Kedua hormon tersebut memiliki efek bertolak
belakang terhadap suatu gen pengatur fungsi otak yang disebut retinoic acid related
orphan receptor alpha atau RORA.
Tabel 4.2. Deskripsi Umur
Distribusi Frekuensi
Tingkat Umur
Frekuensi
Persentase
2-4 tahun
4
40
5-7 tahun
4
40
8-10 tahun
2
20
Total
10
100
Sumber: Hasil Olah Data, 2015
Prevalensi anak autis sekitar 2-5 kasus per 10.000 anak-anak dibawah 12
tahun (Edi, 2003)
Tabel 4.3. Analisis Deskriptif Data
Pre Test
Post Test
Minimum
0
20,83
Maksimum
25
96.67
Rerata
14
68,93
Std. Deviasi
7,378
29,522
Sumber: Hasil Olah Data, 2015
Tabel 4.4. Pengaruh Metode Applied Behaviour Analisys (ABA) terhadap
Tingkat Kepatuhan Anak Autis
Mean
SD
Z
Sig.(2-tailed)
Pre Test
14,00
7,378
-2,803
0,005
Post Test
68,93
29,522
Sumber: Hasil Olah Data, 2015
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap kesepuluh subjek
penelitian anak autis didapatkan hasil bahwa terapi Metode Applied Behaviour
Analisys (ABA) terhadap Tingkat Kepatuhan Anak Autis dapat meminimalisir
perilaku anak. Hal tersebut sesuai dengan tujuan terapi yang diungkapkan oleh
Handojo (2006:50) bahwa ada 5 tujuan menerapi anak dengan kebutuhan khusus
yaitu:
a. Membantu anak melakukan komunikasi dua arah yang aktif
6

b. Membantu anak bersosialisasi ke dalam lingkungan yang umum
c. Menghilangkan atau meminimalkan perilaku yang tidak wajar
d. Mengajarkan perilaku akademik
e. Membantu anak untuk mandiri
KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat pengaruh yang signifikan metode Applied BehaviourAnalisys (ABA)
terhadap tingkat kepatuhananakautis di Pusat Layanan Autis (PLA) Sragen.
Dalam penelitian ini ada beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti antara
lain:
1. Bagi Pusat Terapi Layanan Autis (PLA) di Sragen.
a) Terapi Applied Behaviour Analisys (ABA)
perlu ditingkatkan dan
dipertahankan.
b) Pemberian terapi Applied Behaviour Analisys (ABA) sebaiknya dilakukan
setiap hari agar hasil yang dicapai dapat maksimal dan pemberian terapi
Applied Behaviour Analisys (ABA) sebaiknya sesuai dengan porsi antara
gangguan yang diderita anak dengan materi yang diberikan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya terutama yang meneliti mengenai terapi Applied
Behaviour Analisys (ABA) pada penderita anak autis, diharapkan
mempertimbangkan waktu dan proses pemberian terapi agar hasil yang dicapai
dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Alter, Mark D. Autisme And Increased Patenal Age Related Changes In Global
Levels Of Expession Regulation. Publik Library Of Science One Jurnal.
Febuari 2013. At hhtp//www.plos.org diakses pada tanggal 30 september 2013
American Psychiatric Association, Diagnostik and Statistical Manual of Mental
Disorders, Washington DC.: American Psychiatric Association Publisher.
Degresi. 2005. Ilmu perilaku manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Fadhli, Aulia. 2010. Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Anggrek
Handojo, Y. 2004. Autism Petunjuk Praktis dan Pedoman Praktis Untuk Mengajar
Anak Normal, Autis dan Perilaku Lain. Jakarta : Buana Ilmu Popular
Kelompok Gramedia.

7

Handojo, Y. 2006. Autisma (Petunjuk Praktis dan Pedoman Materi untuk
Mengajar Anak Normal, Autis dan Perilaku Lain). Jakarta:PT. Bhuana
Ilmu Populer

Handojo, Y. 2009. Autisme pada anak. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer
Handojo. 2008. Autisma. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Ika, W. 2002. Autisme pada Masa Kanak-kanak. Makalah Seminar lokakarya pola
layanan pendidikan bagi anak autism di cipayung bogor. Bogor: Depdiknas
Dirjen dikdasmen direktorat PLB.
Jessica Kingley. 2006. Applied Behavior Analysis. Jakarta: Gramedia.
Mudjito, AK., Harizal., Supena, A., dan Ramadhan, A. 2014. Layanan pendidikan
transisi anak autis. Direktorat pembinaan pendidikan khusus dan layanan
khusus. Direktorat jenderal pendidikan dasar. Kementerian pendidikan dan
kebudayaan
____________________________________________. 2014. Layanan intervensi
terpadu anak autis. Direktorat pembinaan pendidikan khusus dan layanan
khusus. Direktorat jenderal pendidikan dasar. Kementerian pendidikan dan
kebudayaan
Mustofa, I. I. 2010. Penanganan sekolah khusus autistik Fajar Nugraha Yogyakarta
terhadap anak autis dalam bersosialisas. Fakultas Dakwah. Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Notoatmojo, S., 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Pranoto. 2007. Ilmu kebidanan. Yogyakarta . Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Puspaningrum, C. 2010. Landasan konseptual perencanaan dan perancanan pusat
terapi ank autis di Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas teknik Universitas atma
jaya Yogyakarta.
Rahayu, S.M. 2014 . Deteksi dini pada anak autis. Jurnal Pendidikan anak, volume
III, ED 1, juni 2014. Slb Pamardi Putra, Bantul.

8

Veskarisyanti, G.A. 2008. Terapi Autis Paling Efektif dan Hemat. Yogyakarta :
Pustaka Anggrek
World

Health
Organization.
2002.
MMR
and
autism.
http://www.who.int/vaccine_safety/committee/tmi’iuopics/mmr/Dec_2002/en/
. 6 Juni 2015

9