PENGARUH OLAH RAGA ARUNG JERAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK.

(1)

PENGARUH OLAH RAGA ARUNG JERAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Oleh

SONA YOGA PURNAMA 0907287

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERBANDINGAN OLAHRAGA ARUNG JERAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK

Oleh

Sona Yoga Purnama

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Sport Science pada Program Studi Ilmu

Keolahragaan

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sona Yoga Purnama Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

SONA YOGA PURNAMA

PENGARUH OLAHRAGA ARUNG JERAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing 1

Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd. NIP. 195301111980031002

Pembimbing 2

Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 196708122001121001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi,

Agus Rusdiana, M.Sc., Ph.D. NIP. 197608122001121001


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A.Tinjauan Kecemasan (Anxiety) Secara Umum ... 7

1. Kecemasan Anak Sebelum Melakukan Arung Jeram ... 10

2. Kecemasan Anak Ketika Melakukan Arung Jeram ... 17

3. Kecemasan Anak Setelah Melakukan Arung Jeram ... 19

B. Arung Jeram (Rafting) Sebagai Kegiatan Aktifitas Rekreasi . 22

1. Tinjauan Arung Jeram Secara Umum... 22

2. Perkembangan Arung Jeram ... 24

3. Peralatan Arung Jeram ... 26

4. Sungai ... 31

5. Manfaat Arung Jeram ... 34

6. Arung Jeram di Ciater SPA Resort ... 36


(5)

D.Posisi Teoritis Peneliti yang Berkenaan dengan Masalah yang

Diteliti ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Desain Penelitian ... 43

B. Parisipan ... 45

C. Populasi dan sampel ... 45

D. Instrumen penelitian ... 45

E. Posedur Penelitian ... 47

F. Analisis Data ... 52

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 54

1. Uji Normalitas ... 54

2. Uji Homogenitas ... 55

3. Analisis Inferensi ... 56

B. Diskusi Temuan ... 63

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(6)

ABSTRAK

PENGARUH PERBANDINGAN OLAHRAGA ARUNG JERAM TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK

Sona Yoga Purnama 0907287

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Nurlan Kusmaedi 1 Sumardiyanto 2

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menelaah tingkat kecemasan anak sebelum, selama dan sesudah melakukan pengarungan. Sampel diambil sebanyak 20 orang anak dengan rincian 10 orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan berusia 11-12 tahun atau kisaran kelas 5-6 SD, menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket sebelum, selama dan sesudah serta tambahan penghitungan denyut nadi menggunakan Polar FT7. Penghitungan statistik menggunakan gabungan, manual dan SPSS dengan sub menu Explore juga Statistik Non-Parametrik Uji Kruskal Wallis Test. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kecemasan anak sebelum melakukan pengarungan adalah 627, termasuk kriteria kecemasan tinggi, rata-rata denyut nadi 128,9 BPM (Tinggi). Tingkat kecemasan anak selama melakukan pengarungan adalah 498, termasuk kriteria kecemasan rendah, tidak dihitung denyut nadi karena tidak memungkinkan melakukannya saat pengarungan. Dan tingkat kecemasan anak sesudah melakukan pengarungan adalah 586 termasuk kriteria kecemasan sedang, rata-rata denyut nadi 105,8 BPM (Normal). Diperoleh pula nilai p<0,05. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan anak sebelum, selama dan sesudah melakukan pengarungan.

Kata Kunci : Kecemasan, Anak, Arung Jeram, Angket (Sebelum, Selama &


(7)

ABSTRACT

A COMPARASION STUDY OF RAFTING SPORT ON THE ANXIETY LEVEL OF CHILDREN

Sona Yoga Purnama 0907287 Sport Sciene

Faculty Of Sport and Health Indonesia University Of Education

Nurlan Kusmaedi 1 Sumardiyanto 2

The aim of the study is to examine the anxiety level of children in rafting activity, either before, during or after. This study took sample of 20 children of 11-12 years old by purposife sampling technique. The instrument used in collecting yhe data is questionnaire and polar FT7 to check the pulse rate. This statistic calculation used mixed calculation , manual SPSSwith explore sub menu and Non-Parametric Statistic, kruskal walls test. The data analysis shows that the anxiety level of children before rafting is 627, considered as high anxiety level, with average pulse rate 128,9 BPM (high). Furthermore, the anxiety level of children during rafting is 498, considered as low anxiety level, however is was not possible to rate the pulse during rafting. Moreover, the anxiety level of children after rafting is 586 considered as medium anxiaty level with average pulse rate is 105,8 BPM (Normal). And the result is p<0,05. To conclude this study found thatthere is significant difference of the anxiety level of children, either before, during or after rafting.


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang sangat bermanfaat bagi anak, karena itu para orang tua harus mengenalkan olahraga sejak dini kepada anak-anaknya. Beberapa manfaat olahraga untuk anak diantaranya untuk memaksimalkan keterampilan motoriknya (misalnya berjalan, berlari dan melompat), tumbuh kembang yang sehat (kesehatan jantung, paru-paru tulang dan otot), mendorong sportivitas, kecerdasan bersosialisasi, dan juga bermanfaat untuk mencegah obesitas pada anak.

Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain bagi anak akan mengembangkan berbagai kemampuan, seperti kemampuan motorik dimana anak cepat untuk bergerak, berlari dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya (prayitno,2003).

Menurut Abu Ahmadi (1991, hlm. 69), Permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas tanpa paksaan dengan bertujuan untuk memperoleh kesenangan pada waktu mengadakan keadaan tersebut.

Sedangkan menurut Singgih D. Gunarsa (1986, hlm.55), permainan merupakan kegiatan yang dicari dan dilakukan oleh seseorang demi kegiatan itu sendiri, karena kegiatan tersebut memberikan kesenangan. Kesibukan tersebut dicari demi kesibukan itu dan bukan mempunyai tujuam lain diluar kesibukan itu. Apabila dalam bermain diharapkan tujuan lain, maka sebenarnya itu bukan merupakan permainan yang murni.

Permainan cukup penting bagi perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu perlu kiranya bagi anak-anak untuk diberi kesempatan dan sarana di dalam kegiatan permainannya. Secara fungsional kegiatan bermain dan bekerja mengandung perbedaan yang cukup mendasar, sebab bekerja itu lebih diarahkan kepada hasil yang akan dicapai, disamping adanya keterikatan yang lebih ketat daripada sebuah permainan.


(9)

Ϯ

Olahraga arum jeram termasuk dalam olahraga jenis outbond atau olahraga yang dilakukan di alam bebas. Setiap olahraga yang dilakukan di alam bebas tentu menggunakan safety prosedur yang telah teruji karena hal ini menyangkut keamanan seseorang yang langsung berhadapan dengan alam. Fenomena outbond kini memang menjadi alternatif karena jarangnya sarana olahraga di kota maka banyak yang melampiskan hasrat berolahraga masyarakat pada olahraga-olahraga outbond seperti arum jeram.

Tak terkecuali bagi anak yang dalam hal ini butuh sarana untuk mengoptimalkan gerak motorik serta kreatifitas bermainnya, maka wahana outbond arum jeram di ciater spa resort selalu penuh oleh pengunjung khususnya pada waktu libur sekolah tiba. Dimana dalam hal ini selalu ada anak yang antusias ingin melakukannya dan ada pula yang sudah takut dengan melihat sungainya saja dan tidak berani untuk mencobanya.

Karena aktivitas olahraga yang menuntut fokus, konsentrasi dan fisik secara bersamaan, maka faktor psikologi sangat berperan pada diri seseorang khususnya pada tingkat kecemasan orang tersebut. Hal ini tak terkecuali bagi seorang anak, apalagi dalam hal psikologi biasanya anak akan lebih labil dan mudah goyah jika dibandingkan dengan orang dewasa.

Tingkat kecemasan anak-anak selama kegiatan olahraga tidak selalu lebih tinggi daripada kegiatan lainnya. Menurut simon dan martens (1979) yang mengukur tingkat kecemasan pada anak laki-laki berusia 9-14 tahun, antara anak yang aktif pada kegiatan olahraga dan anak-anak yang aktif dalam kegiatan sosial seperti band, dan musik lainnya. Level yang ditunjukan dalam kompetisi olahraga tidak menunjukan peningkatan yang lebih tinggi daripada aktivitas lainnya, tingkat kecemasan kecemaan menuingkat dalam kompetisi daripada latihan akantetapi perubahan ini tidak drastis.

Kecemasan berhubungan dengan sesuatu yang mengancam ataupun dirasa mengancam. Kecemasan terkadang tidak jelas objeknya, mengapa seseorang bisa menjadi cemas. Seseorang sering cemas terhadap sesuatu, dapat mengembangkan kepribadian yang “pencemas” (apapun akan disikapi dengan kecemasan) sehingga akan menimbulkan gangguan.


(10)

ϯ

Mengenai perasaan takut dan cemas pada diri anak dapar kami nyatakan sebagai berikut: perasaan takut dan cemas itu merupakan unsur utama dari kehidupan-kehidupan perasaan yang latent. Dan merupakan naluri yang memperingatkan manusia akan adanya bahaya, agar manusia bersiap sedia untuk melindungi dan mempertahankan diri dari suatu ancaman.

Rasa takut dan cemas ini bukanlah gejala abnormal pada diri anak. Sebab anak secara instinktif memang merasa takut pada hal-hal yang belum dikenalnya, yang masih samar-samar dan hal-hal yang sandi atau mengandung rahasia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pengertian anak, kurang adanya kepercayaan diri. Juga oleh kesadaran diri anak, bahwa dia masih lemah dan bodoh. Lagipula fantasi anak sering memutarbalikan dan membesar-besarkan realitas, sehingga anak melihat bentuk-bentuk bahaya yang sebetulnya tidak ada. Memang perlu ada unsur waktu dan insinght untuk belajar menilai semua benda dengan wajar, dan menempatkan semua peristiwa pada perspektif yang wajar. Anak harus belajar mengatasi ketakutan tersebut, tanpa menimbulkan akibat efek yang buruk.

Anak-anak yang sangat muda memang seringkali merasa cemas. Terutama merasa cemas kalau-kalau ia kehilangan kasih sayang, perhatian dan dukungan orang tuanya. Ia merasa takut kalau-kalau ayah ibunya bersikap acuh tak acuh terhadap dirinya, dan lebih mencintai saudara-saudara, kakak atau adik-adiknya. Ia cemas sekali kalau-kalau relasi yang mesra dengan ibunya terputus oleh kehadiran adik bayi atau pribadi lain.

Untuk mengatasi perasaan-perasaan takut pada diri anak ini, diperlukan sikap orang dewasa yang tenang dan bijaksana. Tuntunan dan pemberian keyakinan akan tuangan kasih sayang orang tua akan menguatkan unsur kepercayaan pada diri anak.

Kepercayaan ini akan menumbuhkan rasa aman, rasa kepercayaan diri dan harga diri. Seorang anak dalam periode menjelajah dunia sekitar selalu akan menengok pada ibunya untuk mendapatkan kepastian terhadap setiap langkah dan tindakannya. Anak yang lebih tua, akan selalu mengharapkan support-moril orang tuanya dalam setiap usahanya mencari pengalaman baru.


(11)

ϰ

Cinta kasih dan dorongan orang tua akan menambah kepercayaan diri dalam setiap tingkah laku anak.

Tingkat kecemasan anak yang cenderung labil dan sulit dikontrol mengakibatkan mereka kurang fokus dan mudah pesimis, sedangkan dalam olahraga khususnya arum jeram dengan resiko tinggi maka anak dituntut untuk bersikap setenang mungkin meski sudah dibekali pengaman dan didampingi guide sekalipun. Karena sikap cemas yang berlebihan ini ditakutkan akan berakibat buruk pada anak tersebut.

Kecemasan seorang anak tidak selalu berakibat buruk karena terkadang juga anak memang perlu sedikit cemas agar tetap waspada. Namun cemas yang berlebihan justru buruk dan berbahaya bagi anak tersebut. Maka alangkah baiknya jika setiap anak dapat mengontrol tingkat kecemasannya dengan tetap merasa tenang, waspada tapi juga dengan perasaan senang dan bahagia. Karena pada dasarnya olahraga outbond memang di desain untuk meningkatkan gerak melalui berolahraga dengan asik dan santai.

Namun demikian, dari tingginya tingkat kecemasan sebelum melakukan olahraga arum jeram tidak selalu berdampak negatif. Karena justru dari fenomena yang ada, tak jarang kecemasan yang tinggi sebelum melakukan arum jeram justru malah menghadirkan euforia tinggi dan perasaan ingin mengulanginya lagi setelah melakukan arum jeram. Hal ini dikarenakan apa yang mereka (anak) khawatirkan sebelumnya tidak terjadi sehingga mereka kecanduan untuk ingin mencoba kembali. Tentu ada juga yang tidak mau lagi dan langsung takut. Semua ini tergantung bagaimana si anak mengontrol tingkat kecemaan mereka.

Dari uraian di atas tentang faktor-faktor kecemasan anak di olahraga outbond khususnya arum jeram, maka peneliti tergugah untuk mengetahui “tingkat kecemasan seorang anak sebelum dan sesudah melakukan olahraga arum jeram”.


(12)

ϱ

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka timbulah pertanyaan sebagai berikut :

1. seberapa besarkah perbandingan olahraga arung jeram terhadap tingkat kecemasan anak sebelum melakukan olahraga arung jeram?

2. Seberapa besar perbandingan olahraga arung jeram terhadap tingkat kecemasan anak ketika melakukan olahraga arung jeram? 3. seberapa besarkah perbandingan olahraga arung jeram terhadap

tingkat kecemasan anak setelah melakukan olahraga arung jeram? 4. apakah terdapat perbedaan perbandingan olahraga arung jeram terhadap tingkat kecemasan anak sebelum, ketika dan sesudah melakukan olahraga arung jeram?

C. Tujuan Penlitian

Adapun tujuan penelitian tersebut yaitu :

1. menelaah seberapa besar perbandingan olahraga arung jeram terhadap tingkat kecemasan anak sebelum melakukan olahraga arung jeram.

2. Menelaah seberapa besar perbandingan olahraga arung jeram terhadap tingkat kesemasan anak ketika melakukan olahraga arung jeram.

3. menelaah seberapa besar perbandingan olahraga arung jeram terhadap tingkat kecemasan anak setelah melakukan olahraga arung jeram.

4. menelaah perbandingan perbandingan olahraga arung jeram terhadap tingkat kecemasan anak sebelum, ketika dan sesudah melakukan olahraga arung jeram.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti-bukti empiris mengenai tingkat kecemasan anak


(13)

ϲ

sebelum dan sesudah melakukan olahraga arum jeram.

1. Peneliti

Menjadikan sumber informasi keilmuan yang mengkaji disiplin ilmu mengenai psikologi (kejiwaan) dan anxiety (kecemasan). Selain itu dapatmenjadi peluang kepada peneliti lain, untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam.

2. Lembaga FPOK-IKOR

Menjadikan hasil penelitian ini sebagai tambahan referensi bagi seluruh civitas akademik di fpok-ikor, dan dapat pula dijadikan sebagai bahan pembelajaran atau research mengenai kajian studi sport pshycology.

3. Lembaga outdoor arum jeram

Menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain program dan atau peraturan pada orangtua yang membawa anak-anak melakukan olahraga arum jeram ini.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Adapun prosedur penelitiannya seperti berikut ini :

Gambar 3.1 Desain Penelitian (sumber : Sugiono)

Keterangan X : Arung jeram

Y1 : kecemasan anak sebelum melakukan olahraga arung jeram Y2 : kecemasan anak ketika melakukan olahraga arung jeram Y3 : kecemasan anak sesudah melakukan olahraga arung jeram

Menurut kerlinger, 1973 (sugiyono, 2011: 38) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Menurut Sutrisno Hadi (Arikunto, 2010: 159) variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi. Berdasarkan permasalahan yang ada, variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel bebas / Independen ( X )

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

X

Y3

Y2

Y1


(15)

ϰϰ

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabeldependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan anak. Tingkat kecemasan anak dalam penelitian ini yang terdiri dari sebelum dan sesudah.

2. Variabel terikat / dependen ( Y )

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Khusus dalam penelitian ini tidak terdapat variabel terikat-nya.

Penelitian ini sendiri termasuk penelitian deskriptif kuantitatif yang bersifat komparasi/komparatif. Berikut penjelasan metode deskriptif kuantitatif menurut Sugiono (2013, hlm 37)

1. Deskriptif : adalah judul penelitian yang bermaksud menggambarkan keadaan satu atau lebih variabel secara mandiri. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriftif. Penelitian deskriftis adalah penelitian pada level yang terendah.

2. Kuantitatif : Metode kuantatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasiatau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3. Komparatif : adalah judul penelitian yang bermaksud membangdingkan nilai satu atau lebih variabel mandiri pada dua atau lebih populasi, sampel atau waktu yang berbeda atau gabungan semuanya. Penelitian komparatif kesulitannya lebih tinggi daripada deskriftif.


(16)

ϰϱ

B. Partisipan

Partisipan yang terdapat dalam penelitian ini adalah pengunjung anak-anak berusia 10-12 tahun. Karakteristiknya tidak terikat atau boleh laki-laki maupun perempuan yang penting berusia 10-12 tahun, sehat jasmani dan pengunjung yang mau melakukan arung jeram di Ciater SPA Resort.

C. Populasi dan sampel

Populasi dan sampel yang akan diambil peneliti yaitu pengunjung anak-anak berusia 10-12 tahun yang akan melakukan olahraga arung jeram. Harus anak berusia 10-12 tahun ini dikarenakan judul peneliti yang lebih spesifik ingin mengetahui dan meneliti tingkat kecemasan anak saat melakukan olahraga arung jeram. Tidak boleh dibawah umur 10 tahun karena usia 10 tahun adalah minimal usia yang dibolehkan oleh pihak Ciater SPA Resort melakukan arung jeram, hal tersebut juga dikhawatirkan akan berbahaya bagi anak jika melakukan arung jeram dengan usia dibawah 10 tahun karena masih belum bisa mengontrol kecemasannya dengan baik. Peneliti juga tidak memasukan usia diatas 13 tahun karena usia tersebut sudah mau masuk usia dewasa dan lebih bisa mengontrol kecemasannya dibanding anak-anak usia 10-12 tahun. Jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 20 orang anak dengan rincian 10 orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat antar fenomena yang diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah metode survei. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Oleh sebab itu, metode penelitian sangat penting dalam pelaksanaan, pengumpulan dan analisis data. Sedangkan teknik


(17)

ϰϲ

pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket. Cara menyampaikan angket, angket diisi oleh sampel kemudian dikumpulkan kembali kepada peneliti. Jenis pertanyaan tertutup dengan kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu dan sampel tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain sehingga anak diminta memilih salah satu jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tujuan Metode kuantitatif survei adalah membuktikan hipotesis dalam kondisi alamiah (Sugiono 2013).

Metode survei menurut Sugiono (2013, hlm 24) adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapa, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.

Metode survei menurut Neuman W Lawrence dalam Sugiono (2013) penelitian survei adalah penelitian kuantitatif. Dalam penelitian survei, peneliti menanyakan ke beberapa orang (yang disebut dengan responden) tentang keyakinan, pendapat, karakteristik suatu obyek dan perilaku yang telah lalu atau sekarang. Penelitian survei berkenaan dengan pertanyaan tentang keyakinan dan perilaku dirinya sendiri.

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian


(18)

ϰϳ

E. Prosedur Penelitian

Mengumpulkan data dari sampel penelitian dibutuhkan adanya alat yang disebut instrumen. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat ukur untuk memperoleh data dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Hasil dari pengolahan data ini kemudian akan dijadikan sebagai sebuah kesimpulan dari hasil penelitian, dan akan menjawab permasalahan yang ada. Penelitian ini termasuk penelitian survey dengan menggunakan instrumen angket untuk meminta tanggapan dari responden.

Angket atau questionnaire adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan responsesuai dengan permintaan penggunaan. Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dan keadaan dirinya. Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator-indikator dan pertanyaan-pertanyaan. Butir-butir pertanyaan tersebut merupakan gambaran tentang tingkat kecemasan anak sebelum, selama dan sesudah melakukan olahraga arung jeram.

Untuk memudahkan dalam penyusunan angket haruslah disusun dengan sistematis, maka langkah-langkah menyusun angket sebagai berikut :

1. Melakukan Spesifikasi Data

Cara ini dilakukan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Agar lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka peneliti tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang mengacu pada penjelasan seperti berikut :

a. Menurut Weinberg dan Gould (1988) dalam Satiadarma (2000 hlm 95), kecemasan adalah “keadaan emosi negatif yang ditandai oleh adanya perasaan khawatir, was-was, dan disertai dengan peningkatan gugah system kebutuhan”.


(19)

ϰϴ

b. Menurut Greist (1986) dalam Gunarsa (1996, hlm 39) menyatakan bahwa gejala kecemasan bermacam-macam bentuk dan kompleksitasnya, namun biasanya cukup mudah dikenal.

Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung untuk terus menerus merasa khawatir akan keadaan yang buruk yang akan menimpa dirinya. Biasanya, seorang yang mengalami kecemasan cenderung tidak sabar, mudah tersinggung, sering mengeluh, sulit berkonsentrasi, dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami kesulitan untuk tidur. Penderita kecemasan sering mengalami gejala-gejala seperti: berkeringat berlebihan (walaupun udara tidak panas dan bukan pada saat setelah berolahraga), jantung berdegup terlalu keras, dingin pada kaki atau tangan, mengalami gangguan pencernaan, merasa mulut kering, merasa tenggorokan kering, tampak pucat, sering buang air kecil melebihi batas kewajaran dan lain -lain. Mereka juga sering mengeluh sakit persendian, kaku otot, cepat meras lelah, tidak mampu rileks, sering terkejut, dan adakalanya disertai gerakan-gerakan wajah atau anggota tubuh dengan intensitas dan frekuensi berlebihan, misalnya: pada saat duduk terus menerus menggoyangkan kaki, meregang regangkan leher, mengernyitkan dahi, dan lain-lain.

Selain angket penelitian ini juga menggunakan instrumen polar sebagai alat ukur denyut nadi. Polar sendiri banyak digunakan untuk mengukur bentuk-bentuk penelitian yang berhubungan dengan kondisi fisik, kapasitas maksimal paru (Vo2Max) dan denyut nadi manusia (Nelson 2005). Peneliti menggunakan instrumen polar pada sampel pada sebelum dan sesudah melakukan pengarungan arung jeram.

Dari penjelasan diatas, peneliti membuat pertanyaan pada sampel penelitian dan hasil jawaban pertanyaan tersebut digambarkn dalam kisi-kisi sebagai berikut ;

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Tingkat Kecemasan Anak

Sebelum, Selama dan Sesudah Melakukan Olahraga Arung Jeram (Dalam Bara, 2013)

Variabel Sub Variabel Indikator

No Soal & Jenis Pertanya

an

+ -

Anxiety ( Singgih D.

Gunarsa, dkk

1. Sebelum Melakukan olahraga arung jeram a. Gejala Fisik


(20)

ϰϵ

1989) & (Orlick,

1998). - Antusias

b. Gejala Psikis - Khawatir - Motivasi

- Emosi

2. Selama Melakukan olahraga arung jeram a. Gejala Fisik

- Gelisah

- Motivasi/Antusias

b. Gejala Psikis - Khawatir

- Emosi

3. Sesudah Melakukan olahraga arung jeram a. Gejala Fisik

- Efek pengarungan

olahraga arung jeram - Tertawa girang sebelum

melakukan arung jeram - Merasa antusias untuk segera

memakai pelampung sebelum melakukan arung jeram - Ingin menjadi yang pertama

naik ke perahu

- Air yang deras membuat takut untuk naik perahu

- Merasa senang melakukan arung jeram bersama teman -teman

- Merasa malas melakukan arung jeram

- Menangis karena takut akan jatuh dari perahu

- Gemetar saat melakukan arung jeram

- Memegang erat-erat perahu karena takut terjatuh

- Berteriak karena senang saat melakukan arung jeram - Tertawa senang saat terjatuh

dari perahu

- Merasa takut saat melihat teman terjatuh

- Menangis saat terjatuh dari perahu

- Badan menggigil kedinginan

1 3 4 6 1 3 5 7 8 2 4 6 5 1


(21)

ϱϬ

- Perubahan tingkah laku

b. Gejala Psikis - Motivasi

setelah melakukan arung jeram - Luka jatuh setelah melakukan

arung jeram membuat trauma - Merasa pusing setelah

melakukan arung jeram

- Perut mual setelah melakukan arung jeram

- Merasa gembira dan antusias ingin melakukan arung jeram lagi

- Akan mengajak keluarga untuk bermain arung jeram jika liburan sekolah tiba - Malas dan tidak mau lagi

melakukan arung jeram

5 6 4 2 3 7

Mengenai jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala Linkert. Setiap pernyataan itu memiliki lima alternatif jawaban sebagai berikut:

a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S)

c. Ragu-Ragu (R) d. Tidak Setuju (TS)

e. Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk setiap pernyataan memiliki nilai/skor skala sikap masing-masing, yang dapat dilihat dalam tabel 3.2

Tabel 3.2

Kategori penyekoran alternatif jawaban

Arah Pernyataan

(SS) (S) (R) (TS) (STS)

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Adapun alasan dalam menggunakan skala linkert ini yaitu: a. Metodenya sederhana dan tidak berbelit-belit


(22)

ϱϭ

tingkat persetujuan dan intensitas responden

c. Skala Linkert mempunyai realibilitas yang tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu

d. Dalam pengkonstruksiannya lebih menghemat tenaga dan biaya Sebelum angket diberikan kepada sampel penelitian, wajib diuji validitas dan realibilitas instrumen. Validitas dalam bahasa sederhana digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu tes untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur. Reliabilitas secara sederhana adalah alat untuk menguji konsistensi dari waktu ke waktu. Validitas diuji dengan scale realibility dan realibilitas diuji dengan alpha cronbach.

Adapun hasil uji validitas realibilitas angket peneliti yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3

Uji Coba Angket Kecemasan Momen Butir

Soal Corrected Item-Total Correlation Keterangan S E B E L UM

s1 0,291 Valid s2 0,368 Valid s3 0,522 Valid

s4 0,123 Tidak Valid

s5 0,317 Valid

s6 0,142 Tidak Valid

s7 0,195 Tidak Valid

s8 0,385 Valid s9 0,554 Valid s10 0,47 Valid s11 0,334 Valid

S

E

L

AM

A

s12 0,432 Valid s13 0,522 Valid s14 0,382 Valid s15 0,253 Valid s16 0,565 Valid

s17 -0,03 Tidak Valid

s18 0,44 Valid

s19 0,005 Tidak Valid

s20 0,172 Tidak Valid

S

E

S

U

DAH

s21 0,048 Tidak Valid


(23)

ϱϮ

s23 0,54 Valid s24 0,242 Valid s25 0,347 Valid s26 0,687 Valid s27 0,525 Valid s28 0,484 Valid

Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan nilai Corrected Item-Total Correlation hasil dari analisis Reability Scale. Menurut, Nisfiannor Muhammad (2009: 229), “bahwa untuk menyatakan butir item valid atau tidak valid

digunakan patokan 0,200”. Terlihat pada tabel diatas memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation diatas 0,200, yang berarti tes tersebut dinyatakan Valid. Sedangkan untuk melihat tingkat reliabilitas tes ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.4 Statistik Realibilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.849 21

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan penghitungan nilai Cronbach Alpha, bila nilainya diatas 0,600 maka dinyatakan reliabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen angket kecemasan telah memenuhi standar reliabilitas, karena memiliki nilai Cronbach Alpha = 0,849 > 0,600.

F. Analisis Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for windows karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya (Sugianto, 2007 hlm 1).


(24)

ϱϯ

1. Deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai Tingkat Kecemasan Anak Sebelum, Selama dan Sesudah Melakukan Pengarungan. Analisis menggunakan descriptive statistiks dengan sub menu explore.

2. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui setiap variabel yang akan dianalisis atau data yang diperoleh berdistribusi normal. Peneliti menggunakan teknik analisis dengan menggunakan Kolomogrov Smirnov Z untuk mengetahui normalitas data. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Apabila data tidak berdistribusi normal maka disarankan pengolahan data menggunakan statistik non parametrik.

3. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis One Way Anova . Asumsi yang mendasari dalam analisis varian. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama. 4. Analisis menggunakan statistik parametrik sub menu, One Way Anova untuk menguji perbedaan lebih dari tiga variabel, yaitu tingkat kecemasan sebelum, selama dan sesudah melakukan pengarungan. Jika uji normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi. Atau menggunakan statistik non parametric menggunakan Uji Kruskal Wallis Test.


(25)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Tingkat kecemasan anak sebelum melakukan pengarungan sebesar 627 termasuk dalam kategori kecemasan tinggi. Dan rata-rata denyut nadi sebelum melakukan pengarungan adalah 128 BPM termasuk klasifikasi cepat atau takikardi..

2. Tingkat kecemasan anak selama melakukan pengarungan sebesar 498 termasuk dalam kategori kecemasan rendah. Namun peneliti tidak menghitung denyut nadi selama melakukan pengarungan dikarenakan kondisi yang sulit dan tidak kondusif jika dilakukan selama melakukan arung jeram atau menghentikan pengarungan ditengah perjalanan.

3. Tingkat kecemasan anak sesudah melakukan pengarungan sebesar 586 termasuk dalam kategori kecemasan rendah. Dan rata-rata denyut nadi sesudah memimpin pertandingan adalah 105 BPM termasuk klasifikasi normal.

4. Terdapat perbedaan tingkat kecemasan anak sebelum, selama dan sesudah melakukan pengarungan. Tingkat kecemasa anak sebelum melakukan pengarungan lebih tinggi dibanding sesudah melakukan pengarungan. Dan denyut nadi sebelum melakukan pengarungan lebih tinggi dari denyut nadi setelah melakukan pengarungan


(26)

66

B. SARAN

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan literatur tambahan bagi pelaku olahraga arung jeram khususnya bagi institusi pariwisata yang menyediakan wahana arung jeram :

1. Peneliti berharapsetiap anak yang akan melakukan arung jeram kiranya diberi semangat dan masukan positif bahwasanya mereka akan baik-baik saja namun harus tetap waspada pada segala kemungkinan yang akan terjadi.

2. Peneliti berharap kepada instruktur arung jeram atau skeeper agar berkonsentrasi penuh agar anak bisa aman dan selamat samapi tujuan tanpa mengalami luka apalagi menimbulkan trauma mendalam pada anak. 3. Peneliti berharap kepada psikolog olahraga, konselor olahraga dan pelatih

menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain program tentang tingkat kecemasan anak untuk menjadi acuan atau bekal terhadap pelaku institusi pariwisata yang menyediakan wahana arung jeram.

4. Penelitian ini terbatas pada gambaran tingkat kecemasan saja, hanya pada variabel tunggal. Peneliti menyarankan pula kepada peneliti berikutnya untuk meneliti mengenai aspek yang lebih luas lagi.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV Maulana Media Grafik.

Amritpreet S. & Vishauw G. (2011). “A Study of Pre-Competitive and Post Competitive Anxiety Level of Inter-collegiate Volleyball Players”. International Journal of Sport Science and Engineering. 05, (04), 237-241

Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia

Apriliandi, A. (2010). Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum dan Selama Memimpin Pertandingan Sepak Bola. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Arian, A. (2011). Hubungan Antara Terseianya Wahana Arung Jeram dengan Mnat dan Tingkat Kepuasan Pengunjung Ciater SPA Resort. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bara, Y. (2013). Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, selama dan Sesudah Memimpin Pertandingan. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Dokter Muda. [Online]. Catatan Dokter Muda Tentang Tanda Vital. Tersedia : http://www.id.wikibooks.org [9 Juni 2013]

Hanafi, I. (2008). Psikologi Olahraga. [Online]. Tersedia: http://mihape.blogspot.com [28 Mei 2013]

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma

Hidayat, Y. (2010). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung : CV Bintang WarliArtika

Irwan Wicaksono (Mei,2012) Gangguan Kecemasan (Anxiety). Tersedia :

http://irwan-wicaksono.blogspot.com/2012/05/gangguan-kecemasan -anxiety-disorders.html#.VCGFSMGXrpA. [8 Oktober 2014]

Mohamad, Nafis & Tri (2012). “Korelasi Denyut Nadi Istirahat dan Kapasitas Vital Paru Terhadap Kapasitas Aerobik”. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation. 01, (04), 162-164


(28)

68

Nisfiannor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika

Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI

Peralatan Arung jeram [Online]. Tersedia :

http://raftingjatim.wordpress.com/pengertian-rafting/

http://www.kiranagroup.com/arung-jeramrafting/peralatan-arung -jeramrafting.html [2010]

Perawat Psikiatri. [Online]. Pengertian Kecemasan Menurut Para Ahli. Tersedia : http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html. [23 Oktober 2012]

Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI.

Setyobroto, Sudibyo. (1989). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Jakarta : Anem Kosong Anem.

Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.


(29)

Lampiran 4

ANGKET KECEMASAN ANAK SEBELUM MELAKUKAN ARUNG

JERAM dan KUISONER TINGKAT KECEMASAN

NO

PERNYATAAN

JAWABAN

SS S

R

TS

STS

1

Saya tertawa girang sebelum melakukan arung

jeram

2

Badan saya gemeteran sebelum melakukan

arung jeram

3

Saya antusias untuk segera memakai

pelampung sebelum melakukan arung jeram

4

Saya ingin menjadi yang pertama naik ke

perahu

5

Air yang deras membuat saya takut untuk naik

perahu

6

Saya merasa senang melakukan arung jeram

bersama teman-teman saya

7

Saya malas melakukan arung jeram

8

Saya menangis karena takut akan jatuh dari


(30)

76

Lampiran 4

(Lanjutan)

ANGKET KECEMASAN ANAK KETIKA MELAKUKAN ARUNG

JERAM

NO

PERNYATAAN

JAWABAN

SS S

R

TS

STS

1

Saya berteriak karena senang saat melakukan

aryng jeram

2

Saya terdiam gemetar saat melakukan arung

jeram

3

Saya tertawa senang saat jatuh dari perahu

4

Saya memegang erat-erat perahu karena takut

terjatuh

5

Saya menangis saat terjatuh dari perahu

6

Saya merasa takut saat melihat teman saya

terjatuh dari perahu

ANGKET KECEMASAN ANAK SETELAH MELAKUKAN ARUNG

JERAM

NO

PERNYATAAN

JAWABAN

SS S

R

TS

STS

1

Badan saya menggigil kedinginan setelah

melakukan arung jeram

2

Saya merasa pusing setelah melakukan arung

jeram

3

Perut saya mual setelah melakukan arung jeram

4

Luka jatuh setelah melakukan arung jeram

membuat saya trauma

5

Saya merasa gembira dan merasa antusias ingin

melakukan arung jeram lagi

6

Akan saya ajak keluarga saya untuk bermain

arung jeram jika liburan sekolah nanti

7

Saya malas dan tidak mau melakukan arung


(31)

77

Lampiran 4

(Lanjutan)

Kuisioner tingkat kecemasan

1.

Identitas koresponden

Nama : ...

Usia : ...

2.

Petunjuk

Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan apa yang anda rasakan,

dengan memberi tanda ( X ) pada kolom jawaban yang tersedia, yaitu :

SS

: jika pernyataan tersebut SANGAT SESUAI dengan yang anda

rasakan

S

: jika pernyataan tersebut SESUAI dengan yang anda rasakan

R

: jika pernyataan tersebut RAGU-RAGU dengan yang anda

rasakan

TS

: jika pernyataan tersebut TIDAK SETUJU dengan yang anda

rasakan

STS : jika pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SETUJU dengan yang

anda rasakan.

3.

Denyut nadi normal

:

Denyut nadi sebelum arung jeram

:

Denyut nadi setelah arung jeram

:


(1)

66

B. SARAN

Setelah mengetahui hasil penelitian yang telah diperoleh selanjutnya peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pemahaman dan literatur tambahan bagi pelaku olahraga arung jeram khususnya bagi institusi pariwisata yang menyediakan wahana arung jeram :

1. Peneliti berharapsetiap anak yang akan melakukan arung jeram kiranya diberi semangat dan masukan positif bahwasanya mereka akan baik-baik saja namun harus tetap waspada pada segala kemungkinan yang akan terjadi.

2. Peneliti berharap kepada instruktur arung jeram atau skeeper agar berkonsentrasi penuh agar anak bisa aman dan selamat samapi tujuan tanpa mengalami luka apalagi menimbulkan trauma mendalam pada anak. 3. Peneliti berharap kepada psikolog olahraga, konselor olahraga dan pelatih

menjadikan hasil penelitian ini sebagai indikator untuk membuat desain program tentang tingkat kecemasan anak untuk menjadi acuan atau bekal terhadap pelaku institusi pariwisata yang menyediakan wahana arung jeram.

4. Penelitian ini terbatas pada gambaran tingkat kecemasan saja, hanya pada variabel tunggal. Peneliti menyarankan pula kepada peneliti berikutnya untuk meneliti mengenai aspek yang lebih luas lagi.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2009). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: CV Maulana Media Grafik.

Amritpreet S. & Vishauw G. (2011). “A Study of Pre-Competitive and Post Competitive Anxiety Level of Inter-collegiate Volleyball Players”.

International Journal of Sport Science and Engineering. 05, (04), 237-241

Anwar, D. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amelia

Apriliandi, A. (2010). Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum dan Selama Memimpin

Pertandingan Sepak Bola. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak

diterbitkan.

Arian, A. (2011). Hubungan Antara Terseianya Wahana Arung Jeram dengan

Mnat dan Tingkat Kepuasan Pengunjung Ciater SPA Resort. Skripsi

FPOK UPI. UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bara, Y. (2013). Tingkat Kecemasan Wasit Sebelum, selama dan Sesudah

Memimpin Pertandingan. Skripsi FPOK UPI. UPI Bandung : tidak

diterbitkan.

Dokter Muda. [Online]. Catatan Dokter Muda Tentang Tanda Vital. Tersedia :

http://www.id.wikibooks.org [9 Juni 2013]

Hanafi, I. (2008). Psikologi Olahraga. [Online]. Tersedia: http://mihape.blogspot.com [28 Mei 2013]

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma

Hidayat, Y. (2010). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung : CV Bintang WarliArtika

Irwan Wicaksono (Mei,2012) Gangguan Kecemasan (Anxiety). Tersedia : http://irwan-wicaksono.blogspot.com/2012/05/gangguan-kecemasan

-anxiety-disorders.html#.VCGFSMGXrpA. [8 Oktober 2014]

Mohamad, Nafis & Tri (2012). “Korelasi Denyut Nadi Istirahat dan Kapasitas

Vital Paru Terhadap Kapasitas Aerobik”. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation. 01, (04), 162-164


(3)

68

Nisfiannor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika

Nurhasan & Cholil, H. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI

Peralatan Arung jeram [Online]. Tersedia :

http://raftingjatim.wordpress.com/pengertian-rafting/

http://www.kiranagroup.com/arung-jeramrafting/peralatan-arung

-jeramrafting.html [2010]

Perawat Psikiatri. [Online]. Pengertian Kecemasan Menurut Para Ahli. Tersedia :

http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/teori-kecemasan.html.

[23 Oktober 2012]

Rusli, I. & Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung : FPOK-UPI.

Setyobroto, Sudibyo. (1989). Psikologi Kepelatihan Olahraga. Jakarta : Anem Kosong Anem.

Singgih, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, A., Damayanti, I dan Rahayu N.I., (2012). Penulisan Karya Ilmiah

untuk Mahasiswa Ilmu Keolahragaan. Bandung : FPOK-UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.


(4)

Lampiran 4

ANGKET KECEMASAN ANAK SEBELUM MELAKUKAN ARUNG

JERAM dan KUISONER TINGKAT KECEMASAN

NO

PERNYATAAN

JAWABAN

SS S

R

TS

STS

1

Saya tertawa girang sebelum melakukan arung

jeram

2

Badan saya gemeteran sebelum melakukan

arung jeram

3

Saya antusias untuk segera memakai

pelampung sebelum melakukan arung jeram

4

Saya ingin menjadi yang pertama naik ke

perahu

5

Air yang deras membuat saya takut untuk naik

perahu

6

Saya merasa senang melakukan arung jeram

bersama teman-teman saya

7

Saya malas melakukan arung jeram

8

Saya menangis karena takut akan jatuh dari

perahu


(5)

76

Lampiran 4

(Lanjutan)

ANGKET KECEMASAN ANAK KETIKA MELAKUKAN ARUNG

JERAM

NO

PERNYATAAN

JAWABAN

SS S

R

TS

STS

1

Saya berteriak karena senang saat melakukan

aryng jeram

2

Saya terdiam gemetar saat melakukan arung

jeram

3

Saya tertawa senang saat jatuh dari perahu

4

Saya memegang erat-erat perahu karena takut

terjatuh

5

Saya menangis saat terjatuh dari perahu

6

Saya merasa takut saat melihat teman saya

terjatuh dari perahu

ANGKET KECEMASAN ANAK SETELAH MELAKUKAN ARUNG

JERAM

NO

PERNYATAAN

JAWABAN

SS S

R

TS

STS

1

Badan saya menggigil kedinginan setelah

melakukan arung jeram

2

Saya merasa pusing setelah melakukan arung

jeram

3

Perut saya mual setelah melakukan arung jeram

4

Luka jatuh setelah melakukan arung jeram

membuat saya trauma

5

Saya merasa gembira dan merasa antusias ingin

melakukan arung jeram lagi

6

Akan saya ajak keluarga saya untuk bermain

arung jeram jika liburan sekolah nanti

7

Saya malas dan tidak mau melakukan arung

jeram lagi


(6)

Lampiran 4

(Lanjutan)

Kuisioner tingkat kecemasan

1.

Identitas koresponden

Nama : ...

Usia : ...

2.

Petunjuk

Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan apa yang anda rasakan,

dengan memberi tanda ( X ) pada kolom jawaban yang tersedia, yaitu :

SS

: jika pernyataan tersebut SANGAT SESUAI dengan yang anda

rasakan

S

: jika pernyataan tersebut SESUAI dengan yang anda rasakan

R

: jika pernyataan tersebut RAGU-RAGU dengan yang anda

rasakan

TS

: jika pernyataan tersebut TIDAK SETUJU dengan yang anda

rasakan

STS : jika pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SETUJU dengan yang

anda rasakan.

3.

Denyut nadi normal

:

Denyut nadi sebelum arung jeram

:

Denyut nadi setelah arung jeram

: