PENINGKATAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MEDIA PHOTOGRAPHY.
PENINGKATAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MEDIA
PHOTOGRAPHY
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-3 SMP Negeri 16 Bandung )
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh :
IMAM NAIL SIDIK NIM. 1104239
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
PENINGKATAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MEDIA
PHOTOGRAPHY
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-3 SMP Negeri 16 Bandung)
Oleh : Imam Nail Sidik
1104239
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial
©Imam Nail Sidik 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Lembar Pengesahan dari Dosen Pembimbing I, II dan Ketua Prodi yang telah di scan.
(4)
(5)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“PENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF SISWA MELALUI
PENERAPAN MEDIA PHOTOGRAPHY DALAM PEMBELAJARAN IPS
( Penelitian Tindakan Kelas Di SMPN 16 Bandung Kelas VII-3) Oleh : Imam Nail Sidik (1104239)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi siswakelas VII.3 SMPN 16 Bandung tidak mandiri dalam berpikir, Siswa kurang berani mengelaborasi pendapatnya, siswa tidak berpikir secara holistic (menyeluruh), siswa tidak bisa berpikir dan memandang dari berbagai aspek dan berbagai pendekatan padahal IPS adalah kajian yang begitu luas. Sebagian besar siswa mengakui “takut salah”. Pernyataan permasalahan diatas merupakan indikasi bahwa kemampuan daya berpikir kreatif siswa masih relative rendah. Melihat fenomena tersebut, perlu diterapkan media photography dalam pembelajaran dalam IPS untuk meningkatkan daya berpikir kreatif siswa. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menerapkan media photography dalam pembelajaran IPS. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi aktifitas siswa dalam proses pembelajaran IPS berbasis photography dan catatan lapangan. Untuk pengumpulan data digunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, sedangkan dalam proses pengolahan data dan analisis data menggunakan kualitaif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan, pertama pembelajaran dimulai dengan menentukan materi yang digunakan, yaitu materi tentang “Global warming” dan Ekonomi Kreatif. Kedua penerapan media photography dalam pembelajaran IPS kepada siswa dengan menggunakan model “Group Investigation” ke lapangan. Penugasan tersebut melibat sekuruh siswa yang dibentuk secara kelompok dan mempunyai tugas memotret, mengobservasi, dan membuat album kreatif photography dalam pembelajaran IPS, ketiga dengan diterapkanya media photography dari siklus 1 sampai siklus III tersebut telah nampak sebuah peningkatan berpikir siswa yaitu peningkatan berpikir kreatif siswa dengan ditandai tercapainya setiap indicator-indikator berpikir kreatif. Keempat terdapat kendala dalam penerapan media photography ini yaitu fasilitas sekolah yang belum memadai dan masih terbatas karena penerapan media photography memerlukan fasilitas yang cukup ideal. maka upaya untuk mengatasi tersebut degan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 dan setiap kelompok kecil tersebut guru menyediakan fasilitas seperti kamera, atau gadget yang ideal. Kesimpulan hasil penelitian dari mulai siklus 1 sampai siklus 3 bahwa penerapan media photography ini telah berhasil meningkatkan daya berpikir kreatif siswa di kelas VII.3 SMPN 16 Bandung. Saran bagi peneliti selanjutnya, agar dapat meneruskan penelitian ini dalam rangka meningkatkan daya berpikir kreatif siswa di sekolah,
(6)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“THE IMPROVEMENT OF STUDENTS’ CREATIVE
THINKING THROUGH THE USE OF PHOTOGRAPHY AS
MEDIA IN IPS COURSE”
(A Classroom Action Research at VII-3 Class of 16 Junior High School in Bandung)
By : Imam Nail Sidik (1104239) ABSTRACT
The background of this research is based on the characters of students at VII-3 Class in 16 Junior High School Bandung. Most of students do not have independent ways of thinking, it can be seen from their less motivation to explore and elaborate their opinion. In addition, the students do not think in holistic way, or in other words, they cannot think in various aspects. This finding inversely proportional to IPS course that has various perspective in looking at an issue. Those problems is an indication of the low frequency of students’ creative thinking. Based on the phenomenon above, an interesting media, which is photography used in this research in order to improve students’ creative thinking with classroom action research as the methodology. Besides, the aims of this study is to improve the students’ creative thinking in IPS course. The researcher uses two instruments in this research, those are observation sheets of students’ activity in learning process, and field collecting. Furthermore, in collecting data, the researcher uses observation, interview, and study documentation. Next, in analysing the data, the researcher uses qualitative and quantitative method. There researcher do some steps in conducting this study. Firstly, the teacher chooses two topics in the classroom, those are “global warming” and “creative economy”. Secondly, the researcher uses “group investigation” as a model toward the use photography as a media. Group investigation model requires the students to act several steps, those are; make a group, take several photos, observation, and create a creative photography album in IPS course. Then, thirdly, the application of photography as a media in cycle 1 to cycle 3 show an improvement of students’ creative thinking. The finding shows that the students successfully reached every indicators in creative thinking way. Lastly, absolutely the application of photography media needs specific facility such as a camera. This creates a problem, because the school does not provide that facility. Based on that reason, the teacher should create smalls groups that consist of 5 to 6 students, then every group should provide camera or any gadget to facilitate themselves. Finally, the conclusion of this research show that the application of photography as a media is successfully improve the students’ creative thinking at VII-3 in 16 Junior High School in Bandung. The researcher also gives recommendation for school and teachers to continue this method in order to improve students’ creative thinking in the school.
(7)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
(8)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK……… i
KATA PENGANTAR………ii
UCAPAN TERIMA KASIH………..iii
DAFTAR ISI………....…v
DAFTAR TABEL………..……viii
DAFTAR GAMBAR………..…ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….1
B. Rumusan Masalah ………,,…12
C. Tujuan Penelitian………... 13
D. Manfaat Penelitian ………..…..13
E. Sistematika Penulisan……….... 14
BAB II LANDASAN TEORITIK/TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Berpikir Kreatif……….16
1. Definisi Berpikir………..…16
2. Berpikir kreatif dan berpikir kritis ………..…..…17
3. Perbedaan Berpikir kreatif dan berpikir kritis……….…19
4 Ciri-ciri Berpikir Kreatif ……….….20
5. Manfaat Berpikir Kreatif ………22
B. Hubungan Berpikir Kreatif dan Pembelajaran IPS di SMP………..…23
C. Media Photography ………...24
1. Definisi Media ……….………..24
2. Tujuan Media ………24
(9)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Fungsi Media………..26
5. Definisi Photography………..…27
6. Jenis-jenis Photography………..29
7. Keuntungan dan Kelemahan Photography……….32
8. Karakteristik Photography sebagai pembela...33
9. Kriteria dalam memilih gambar fotografi……….34
10. Prinsip-prinsip Pemakaian Gambar Photography………35
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 37
B. Pendekatan, Desain, dan MetodePeneltian………37
1. Pendekatan Penelitian………. 37
2. Desain penelitian………....... 38
a. Perencanaan……….………39
b. Tindakan…………..……….…40
c. Observasi………...…40
d. Refleksi………..40
3. Metode Penelitian………...…44
C. Fokus Penelitian……….…46
1. Berpikir Kreatif………...46
2. Media Photography……….47
D. Instrumen Penelitian………..49
1. Lembar Observasi………....49
2. Lembar Catatan lapangan………..49
3. Pedoman Wawancara………..49
E. Teknik Pengumpulan Data………50
1. Observasi………..50
2. Penilaian………..50
3. Wawancara………..51
(10)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis ……… 51
1. Reduksi Data……….52
2. Penyajian Data………52
3. Kesimpulan dan Verifikasi………..52
G. Analisis Data………53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian……….…….…….55
1. Deskripsi Sekolah………..……….55
2. Deskripsi Profil Guru Mitra………..……56
3. Data Siswa di Sekolah………....57
4. Deskripsi untuk Penelitian Tindakan Kelas………58
B. Deskripsi Hasil Tindakan Kelas………..….58
1. Kegiatan Pra Tindakan……….…59
a. Refleksi Awal………...….59
b. Studi Pendahuluan……….….60
2. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus I……....60
a. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I……...60
b. Pelaksanaan Tindakan………..……..62
c. Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus I……….71
d. Refleksi Tindakan Siklus I……….…………83
e. Revisi Perencanaan ………..…..84
3. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus II….….85 a. Perencanaan Tindakan Pembelajaran siklus Ke -II…..…85
b. Pelaksanaan Tindakan I Pembelajaran Siklus ke II…….86
c. Pelaksanaan Tindakan II Pembelajaran Siklus ke II……87
d. Pelaksanaan Tindakan III Pembelajaran Siklus ke II…..95
e. Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus II…………..95
(11)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Revisi Perencanaan………,…107
4. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus III….,109 a. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus ke -III….,.109 b. Pelaksanaan Tindakan I Siklus ke III………109
c. Pelaksanaan Tindakan II Siklus ke III………,,…………110
d. Pelaksanaan Tindakan III Siklus ke III………,,,,…124
e. Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus III………,,,.124
f. Refleksi Tindakan Siklus III………...…135
g. Revisi Perencanaan……….….136
C. Deskripsi Data Hasil Wawancara……….……..136
D. Deskripsi Data Hasil Catatan Lapangan……….……….139
E. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian………141
1. Perencanaan………...141
2. Pelaksanaan………....143
3. Hasil Penelitian Siklus I, II, III……….………145
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………...157
B. Saran………...159
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(12)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif menurut
Klasifikasi Huitt’s (1992)………..……...20
Tabel 3.1 Klasifikasi tentang Skor………..53
Tabel 4.1 Daftar Nama-Nama Siswa Kelas VIII-B SMPN 29 Bandung…….57
Tabel 4.2 Daftar Nama Kelompok Kelas VII-3 SMPN 16 Bandung……...…64
Tabel 4.3. Rubrik Pencapaian Berpikir Kreatif Siswa Dengan Menggunakan Media Photography……….….72
Tabel 4.4. Penilaian Hasil Berpikir Kreatif Siswa pada Siklus I………...…..75
Tabel 4.5. Hasil Observasi Pada Siswa di Siklus I………...…….77
Tabel 4.6 Hasil Observasi Pada Guru di Siklus I……….80
Tabel 4.7 Rubrik Pencapaian Berpikir Kreatif Siswa Dengan Menggunakan Media Photography………..……….95
Tabel 4.8 Penilaian Hasil Berpikir Kreatif Siswa pada Siklus II………98
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pada Siswa di Siklus II………..101
Tabel 4.10 Hasil Observasi Pada Guru di Siklus II………...…103
Tabel 4.11 Penilaian Hasil Berpikir Kreatif Siswa pada Siklus III……..…128
(13)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.13. Hasil Observasi Pada Guru di Siklus III………133
Tabel 4.14 Hasil Penilaian Peningkatan Berpikir Kreatif Siklus I,II,III.…146 Table 4.15 Hasil Persentase Aktivitas Siswa Siklus I,II,III……..……….…148
Tabel 4.16 Hasil Persentase Aktivitas Guru Siklus I,II,III………150
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart……..39
Gambar 4.1 Denah Kelas VII-3 SMPN 16 Bandung………..……..63
Gambar 4.2 Makalah kreatif Tindakan I Siklus I………66
Gambar 4.3 Presentasi kelompok………..…….66
Gambar 4.4 Situasi kelas dalam Persentasi Tindakan II siklus 1………...…67
Gambar 4.5 Gambar Media Photography Dampak “Globalwarming” Tindakan II Siklus I………..68
Gambar 4.6 Gambar Media Photography “Penyebab Globalwarming” Tindakan I1 siklus I……….…….69
Gambar 4.7 Situasi dalam kelas Tindakan I Siklus I………..…………70
Gambar 4.8 Media Photography Siswa-siswi Kelas VII.3…………...………87
Gambar 4.9 Gambar Media Photography (‘LI’)………..89
Gambar 4.10 Media Photography Berinisial (‘SK’)………89
Gambar 4.11 Media Photography (‘AA’)………..90
(14)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.13 Media Photography (‘YP’)………..…………91
Gambar 4.14 Media Photography (‘BR’)………..91
Gambar 4.15 Media Photography (‘AN’)………..92
Gambar 4.16 Media Photography (‘HR’)………..93
Gambar 4.17 Media Photrography (‘IN’)……….93
Gambar 4.18 Media Photography (‘MA’)……….94
Gambar 4.19 Media Photography (‘RR’)………..…95
Gambar 4.20 Album Photography Siklus III………..110
Gambar 4.21 Media Photography (‘HR’)………111
Gambar 4.22 Media Photography (‘LI’)………111
Gambar 4.23 Media Photography (‘SP’)……….112
Gambar 4.24 Media Photography (‘AH’)………....113
Gambar 4.25 Media Photography (‘MA’)………...……114
Gambar 4.26 Media Photography (‘AA’)……….…..……….114
Gambar 4.27 Media Photography (‘WS’)………115
Gambar 4.28 Media Photography (‘IN’)………..…...115
Gambar 4.29 Media Photography (‘RD’)……….……….…..116
Gambar 4.30 Media Photography (‘RN’)……….……….…..116
Gambar 4.31 Media Photography (‘RR’)………..….….117
(15)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.33 Media Photography (‘FAl’)….……….…….…118
Gambar 4.34 Media Photography (‘MY’)……….………..119
Gambar 4.35 Media Photography (‘AH’)………120
Gambar 4.36 Media Photography (‘FS’)………...…..120
Gambar 4.37 Media Photography (‘NK’)………121
Gambar 4.38 Media Photography (‘PO’)………....122
Gambar 4.39 Media Photography (‘SA’)………123
Gambar 4.40 Media Photography (‘TM’)……….….123
Gambar Grafik 4.41 Peningkatan Berpikr Kreatif siswa dari Siklus I sampai Siklus III ………147
Gambar Grafik 4.42 Grafik Aktifitas Belajar dari siklus I sampai SiklusIII………....149
Gambar Grafik 4.43 Peningkatan Aktivitas Guru Siklus I sampai Siklus III………150
(16)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
(17)
1
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah peneliti melakukan beberapa kali observasi di SMP NEGERI 16 KOTA BANDUNG Kelas VII.3, peneliti menemukan banyak sekali permasalahan. diantaranya yaitu, siswa kurang kolaboratif antar sesama temanya, kemudian kurang memiliki rasa empati terhadap sesamanya. Buktinya ketika ada beberapa siswa yang sedang sakit selama lebih dari empat hari tidak ada satupun siswa yang berinisiatif hal ini mengindikasikan lemahnya sikap empati siswa. Sebagian siswa memiliki kecerdasan sosial yang kurang ditandai dengan lemahnya tenggangrasa terhadap temanya. Permasalahan selanjutnya tentang lemahnya pemahaman akan ekoliterasi siswa, siswa tidak peduli dengan lingkungan sekitar yang kotor. Namun ada satu permasalahan yang begitu mencolok dan tidak lari dari perhatian peneliti yaitu lemahnya daya berpikir kreatif siswa. Hal ini dibuktikan ketika peneliti menggunakan model pembelajaran isu-isu controversial, siswa cenderung tidak mandiri dalam berpikir. Siswa cenderung ingin „disuap‟, siswa kurang berani mengelaborasi pendapatnya, siswa tidak berpikir secara holistic (menyeluruh), siswa tidak bisa berpikir dan memandang dari berbagai aspek dan berbagai pendekatan padahal IPS adalah kajian yang begitu luas. Kemudian siswa kurang bebas dalam berpikir dan bertindak. Buktinya ketika dimintai pendapat sebagian besar siswa mengakui “takut salah”. Pernyataan permasalahan diatas merupakan indikasi bahwa kemampuan daya berpikir kreatif siswa masih relative rendah. Karena orang memiliki daya berpikir kreatif tinggi tidak menyebutkan
(18)
2
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
salah/benar, melainkan memandang relative terhadap sebuah objek/permasalahan.
Menurut Denny dan Davis (1982) orang yang memiliki daya berpikir kreatif itu cenderung memiliki ciri-ciri : fleksibel, tidak konvensional, eksentrik (aneh), bersemangat, bebas, berpusat pada diri sendiri, bekerja keras, berdedikasi dan inteligen. Sedangkan menurut Woolfolk dan Nicolich (1984) menjelaskan bahwa orang yang berpikir kreatif itu :
menunjukkan ciri-ciri adanya sikap kreativitas dalam arti luas, termasuk tujuannya, nilainya, serta sejumlah sifat kepribadian yang mendukung orang untuk berpikir bebas, fleksibel, dan imajinatif. Peneliti ingim mengerucutkan permasalahan dan focus terhadap permasalahan lemahnya daya berpikir kreatif siswa.
Jika membandingkan atau merefleksikan antara pendapat para ahli diatas dengan kenyataan yang diperoleh setelah beberapa kali observasi, maka, peneliti menyimpulkan bahwa penyakit-penyakit atau permasalahan-permasalahan tersebut sangat bertolak belakang dengan pendapat menurut para ahli tersebut dan berarti mengindikasikan bahwa daya berpikir kreatif siswa masih relative rendah. Berpikir merupakan proses dalam sebuah pembelajaran dan pendidikan. Tanpa berpikir mustahil manusia bisa belajar. Karena berpikir merupakan proses rangkaian dalam belajar. Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu (1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku, (2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.
Peneliti menyimpulkan bahwa dalam setiap individu manusia pasti memiliki salah satu kemampuan akan daya berpikir kreatif dan kritis. Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan termasuk
(19)
3
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memerdayakan salahsatu kemampuan otak tersebut sesuai. Kedua hal tersebut bisa ditentukan oleh kebiasaan, latian, passion, dorongan intuitif, maupun lingkungan yang membentuknya.
Berpikir kreatif hartus ditingkatkan karena yang pertama, berpikir kreatif sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Yang kedua, Berpikir Kreatif harus dikembangkan dan ditingkatkan karena mengingat melihat tujuan dari berpikir kreatif adalah untuk merangsang keingintahuan dan mempromosikan perbedaan. Yang
ketiga, Dengan berpikir kreatif siswa dapat membuka
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, sehingga siswa juga memiliki alternatif-alternatif cara menghadapi dimasa depannya. Yang
keempat, Berpikir kreatif perlu ditingkatkan karena, proses berpikir kreatif
merupakan proses berpikir secara bebas, berani holistic, kontekstual. Sebuah daya berpikir yang melibatkan menciptakan sesuatu yang baru atau asli, melibatkan keterampilan fleksibilitas, orisinalitas, kefasihan, elaborasi, brainstorming, modifikasi, citra, pemikiran asosiatif, daftar atribut, berpikir metaforis, serta hubungan yang kuat.
Berpikir kreatif itu adalah cara berpikir yang harus dan perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup siswa karena berpikir kreatif adalah cara berpikir tingkat tinggi. Seperti yang dikemukakan Munandar (2004) dan Suharnan (2005) bahwa:
Berpikir kreatif sebagai operasi mental yang menuntut penggunaan, meliputi kelancaran, kelenturan, orisionalitas, dan elaborasi dan kolaborasi. Artinya seseorang dikatakan berpikir divergen dalam memecahkan masalah jika memenuhi empat kriteria sebagai berikut: kelancaran berpikir, keluwesan, originalitas, dan elaborasi. Berpikir kreatif merupakan bagian dari proses berpikir yang dapat mengembangkan atau mengasah kemampuan siswa dalam berpikir.
(20)
4
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berfikir Kreatif adalah menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak berhubungan. Dalam kenyataan teknik modern timbul semboyan yang menarik (jargon) atau istilah khas yang menjadi bahasa golongan tertentu. Begitu pula tak terkecuali Berfikir Kreatif yang memiliki empat kata khas yaitu imajinatif. tidak dapat diramalkan, divergen dan lateral.
Penyebab lemahnya berpikir kreatif siswa kelas VII.3 ini adalah yang
pertama, siswa kurang dekat dengan permasalahan-permasalahan yang
terjadi dilingkungan sekitarnya yang berujung siswa menjadi apatis tidak peduli terhadap permasalahan yang menimpa selain dirinya. Sikap apatis tersebut tidak menjadikan siswa menjadi peduli dan berempati terhadap fenomena dilingkungan sekitar siswa. Kemudian berujung terhadap aspek kognitif siswa dalam memandang permasalahan tersebut. Sehingga siswa tidak mempunyai pengalaman belajar penemuanr. Akhirnya siswa takut salah dalam berpendapat karena tidak memiliki pengalaman belajar penemuan secara langsung. Yang kedua, lemahnya mental belajar siswa ditandai dengan kurangnya keberanian atau kurang percayadiri akbiat dari “takut salah”. Hal ini berawal dari lemahnya aspek kognitif siswa yang kurang mempunya pengalaman belajar penemuan. Menurut Mayer, “Belajar sebagai proses perubahan yang terus-menerus pada diri manusia yang menyangkut pengetahuan maupun perilaku yang dihasilkan oleh pengalaman”. Kesimpulanya untuk memperbaiki kognitif siswa adalah menambah pengalaman siswa. Yang ketiga, setelah dilakukan wawancara sebenarnya siswa kurang memiliki motivasi untuk belajar IPS. Menurut beberapa siswa yang diwawancarai pada saat observasi, mereka cenderung tidak menyukai pembelajaran IPS. Kemudian siswa mengaku bahwa matapelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang terlalu banyak materi. Sehingga untuk membacanya dan mengikuti pembelajaran dikelas terlalu menjenuhkan. Jika kita melihat hakekat IPS yang sebenernya dapat
(21)
5
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disimpulkan bahwa IPS bukanlah mata pelajaran yang selalu menghapalkan materi, tetapi menerapkan materi tersebut didalam kehidupan sehari-hari para siwa.
Yang keempat, adalah lemahnya mental belajar pada siswa dan sikap
apatis khususnya dalam mempelajari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Rasa “takut salah” dalam melontarkan pendapat adalah salah satu ciri lemahnya mental belajar siswa. Pada dasarnya berpikir itu adalah proses pembelajaran, dan hakikat dari pembelajaran adalah suatu proses komunikasi. Proses komunikasi (proses penyampaian pesan) harus diciptakan atau diwujudkan melalui kegiatan penyampaian dan tukar menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta didik. Yang dimaksud dengan pesan atau informasi dapat berupa pengetahuan, keahlian, skill, ide, pengalaman, dan sebagainya.
Yang kelima, siswa kurang dilatih yang berakibat siswa kurang memiliki
daya berpikir kreatif yang baik, sebab daya berpikir kreatif adalah kemampuan otak kanan, sedangkan kemampuan otak baik otak kiri dan otak kanan bisa dilatih. Guru cenderung menggunakan metode-metode, model-model bahkan media yang monoton dan terlalu Teacher center, sehingga kemampuan siswa kurang dieksplorasi dan membentuk siswa yang pasif. Berpikir Kreatif itu bisa dilatih melalui proses belajar. Menurut Mayer, “Belajar sebagai proses perubahan yang terus-menerus pada diri manusia yang menyangkut pengetahuan maupun perilaku yang dihasilkan oleh pengalaman”. Definisi tersebut menyangkut tiga komponen belajar
Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proes belajar dan berpikir. Hal ini diperkuat oleh Gagne (dalam Komalasari, 2010, Hlm.2) proses belajar adalah proses perubahan tingkahlaku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat,atau nilai dan perubahan kemampuanya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).
(22)
6
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan, Menurut sunaryo dalam Komalasari (2010, Hlm. 2) belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkalakun yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sedangkan Menurut Komalasari proses belajar itu adalah :
perubahan-perubahan yang dihasilkan dari proses belajar bukan hanya pengetahuan, tetapi juga keterampilan untuk hidup (lifeskill) bermasyarakat meliputi keterampilan berpikir (memcahkan masalah) dan keterampilan sosial, juga yang tidak kalah pentingnya yaitu nilai dan sikap.
Bishop dalam Pehkonen (1997) menjelaskan bahwa seseorang memerlukan dua model berpikir berbeda, yaitu yaitu berpikir kreatif yang bersifat intuitif dan berpikir analitik yang bersifat logis. Pandangan ini lebih melihat berpikir kreatif sebagai suatu pemikiran yang intuitif daripada yang logis. Sedangkan menurut Klasifikasi Huitt‟s (1992) Berpikir Kreatif adalah hasil dari sintesa atau cara kerja otak kanan (kreatifitas, global, paralel, emosional, dan subjektif) manusia. Sedangkan sebaliknya berpikir kritis adalah cara kerja otak kiri (analitik, berseri, logis, dan objektif) manusia.
Peneliti menyimpulkan bahwa mengapa berpikir kreatif adalah cara berpikir yang harus dominan karena Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan.
Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli tersebut, bahwa keterampilan untuk hidup bermasyarakat yang meliputi keterampilan berpikir (memecahkan masalah), keterampilan sosial, nilai dan sikap adalah bagian dari kinerja otak kanan dan otak kananlah yang mengembangkan berpikir kreatif. Hal ini diperkuat oleh Klasifikasi Huitt‟s (1992) bahwa Berpikir Kreatif adalah hasil dari sintesa atau cara kerja otak kanan pada manusia (kreatifitas, global, paralel, emosional, dan subjektif).
(23)
7
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam membentuk hasil belajar dan perubahan dari proses belajar bisa diperoleh karena individu yang bersangkutan berusaha untuk belajar. Belajar dan pembelajaran adalah dua dimensi yang tidakbisa dipisahkan. Definisi pembelajaran menurut Komalasari (2010. Hlm. 6) adalah suatu system proses membelajarkan subjek didik/pembelajaran yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/ pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.pembelajaran dipandang sebagai suatu system, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan). Proses pembhelajaran yang paling efektif adalah pembelajaran kotekstual yang menitik beratkan terhadap pengalam siswa.
Menurut Johnson dalam Komalasari (2002. Hlm.6) “contextual teaching and the immediate context of their daily lives to discover meaning” yang berarti pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa menghubungkan isi materi dengan konteks kehidupan sehari-hariuntuk menemukan makna. Sedangkan menurut Berns dan Erickson dalam Komalasari (2010.hlm, 6) mendefinisikan :
“Contextual teaching and learning is a conception of teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to real world situations, and motivates students to make connections between knowledge and its applications totheior lives as family members, citizens, and workers and angage in the hardwork tah learning requires”.
Dengan demikian pembelajaran kontextual merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa
(24)
8
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mreka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan pekerja.
Menurut Bern dan Erickson (dalam Komalasari, 2010, hlm. 23) mengemukakan lima strategi :
Dalam mengimplementasikan pembelajaran kontekstual, yaitu : Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pembelajaran kelompok (cooperative learning), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), pemebelajaran pelayanan (service learning), dan pembelajaran berbasis kerja (work-based learning) Pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik yang khas salah satunya itu menurut Johnson (dalam Komalasari, 2010, hlm 7) yaitu :
(a) Making meaningful connections (membuat hubungan penuh makna), (b) Doing significant work (melakukan pekerjaan penting), (c) Self-regulated learnig(belajar mengatur sendiri), (d) collaborating (kerjasama), (e) critical and creative thingking (berpikir krtitis dan berpikir kreatif), (f) nurturing the individual (memelihara individual), (g) Reaching high standards (mencapai standar tinggi), (h) Using authentic assessment (mencapai standar tinggi,
Dapat disimpulkan dari pendapat Johnson diatas bahwa mengembangkan berpikir kreatif adalah bagian dari karakterisitik pembelajaran kontekstual.
Pembelajaran IPS merupakan bagian dari pembelajaran kotekstual. Menurut Sumaatmadja dalam Rismayanti (2009:5), hakekat pembelajaran IPS adalah mempelajari, menelaah dan mengkaji system kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkahlaku dan kebutuhanya dipermukaan bumi ini. Dengan demikian, pembelajaran IPS dikelas haruslah menjadi pembelajaran yang kontekstual. pembelajaran yang mengajak siswa untuk melihat, mempalajari, menalaah, dan ,mengkaji bagaimana tingkah laku manusia. Dimana, dalam menjalankan kehidupanya, manusia memiliki beragam masalah yang dapat dikaji oleh siswa sehingga tidak dialami oleh mereka. Dalam mengkaji permasalahan-permasalahan tersebut, siswa tentu harus melakukan proses berpikir yang
(25)
9
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih tinggi. Mereka diharuskan menganalisis, mengsintesis hingga mengevaluasi permasalahan tersebut sehingga muncul alternative solusi yang variatif dan dapat diterapkan oleh siswa. Berpikir kreatif adalah salah satu berpikir tingkat tinggi yang harus dimiliki setiap siswa dalam melakukan proses pembelajaran, karena berpikir kreatif adalah cara berpikir yang mencakup itu semua, sehingga proses pembelajaran bisa dimaknai secara luas dan mendalam.
Untuk mendukung pembelajaran IPS yang mampu mengembangkan keterampilan siswa, diperlukan guru yang professional. Guru sebagai pendidik memiliki kewajiban untuk melayani dan mendidik siswa dalam mencapai tujuan pendidikan juga mengembangkan sikap dan karakter pada diri siswa. Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan mengembangkan model, metode, stategi dan media pembelajaran demi tercapainya sebuah tujuan dari sebuah pendidikan.
Dengan demikian pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan anatara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolh, masyarakat maupun warganegara dengan tujuan utuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupanya.
Selain model pembelajaran, media juga sangat penting dalam proses pembelajaran karna akan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut santoso dalam Rohani (2008, Hlm. 2) media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu
(26)
10
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sampai pada penerima. Sedangkan menurut AECT dalam Rohani (2008, Hlm. 2) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Dengan demikian, keberhasilan, pendidikan tidak bissa hanya dilihat dari hasil yang diperoleh, tetapi juga ditentukan oleh proses pembelajaran yang tepat tetapi juga ditentukan oleh media pembelajaran, Karna Media adalah alat untuk mempermudah proses belajar.
Media Photography sangatlah cocok untuk membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan daya berpikir kreatif siswa. Hal ini diperkuat oleh Sudjana (2010 : 70) yaitu :
Photography Membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi gambar sebagai interpretasi dari rasa peduli dan peka terhadap kejadian-kejadian di lingkungan sekitar siswa, pernyataan kreatif dalam penulisan, melukis, dan menggambar, serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ngingat isi materi bacaan dari buku teks.
Daya berpikir kreatif siswa itu bisa dilatih dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang kontekstual yang menuntut hasil karya dan memiliki banyak gagasan. Menurut Suryabrata (1990. Hlm, 249) menjelaskan arti belajar sebagai berikut : “Belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral change, aktual, maupun potensial) yang pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru karena adanya usaha yang disengaja”. Belajar adalah suatu proses yang kompleks, yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu bila pada dirinya telah terjadi perubahan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemaknaan gambar fotografi sebagai media pembelajaran yang begitu luas membuat orang memiliki interpretasi dan pendapat yang berbeda-beda sehingga membutuhkan kreatifitas dan
(27)
11
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daya berpikir kreatif yang begitu tinggi. Selain itu media photography menuntut siswa membuat photo sendiri yang berkaitan dengan materi/kehidupan sosial siswa, kemudian membuat argument dan deskripsi sesuai pemahaman, kreasi, pemikiran mereka masing-masing. selain itu siswa dituntut membuat album photo dengan kreatifitasnya masing-masing. Maka media fotografi bisa menstimulus, memacu dan memicu perkembangan daya berpikir kreatif siswa.
Penerapan media photography adalah akan dijadikan sebuah model pembelajaran berbasis proyek dengan jenis Group Investigation. Menurut Sharan dalam Komalasari (2010) proyek Group Investigation ini mempelajarai sebuah permasalahan dengan cara menginvestigasi kelapangan. Maka, dalam proyek investigasi dengan menggunakan media photography ini mereka bisa mempermudah proses investigasi untuk menyelesaikan projek tersebut. Kemudian dari hasil investigasi dengan menggunakan media photography tersebut siswa diharapkan membuat sebuah karya photo tentang permasalahan yang telah disesuaikan, dan membuat album photo sebagai hasil output terakhir kemudian hasilnya dipresentasikan dengan teman-teman sekelasnya.
Kesimpulanya, berpikir kreatif harus ditingkatkan, karena menurut Johnson dalam Komalasari (2010, Hlm. 7) mengembangkan proses berpikir kreatif adalah salahsatu karakteristik Pembelajaran Kontekstual. Kemudian Menurut Bern dan Erickson dalam Komalasari (2010, hlm. 23) mengemukakan lima strategi dalam mengimplementasikan pembelajaran kontekstual salahsatunya yaitu, Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning). maka pembelajaran berbasis proyek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Group Inverstigation. Untuk mendukung model pembelajaran berbasis proyek ini maka dibutuhkan media yang tepat dan cocok untuk mempermudah projek siswa tersebut, maka, media Photography adalah sebuah media yang tepat.
(28)
12
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peniliti berhipotesa dan memiliki anggapan bahwa dengan mengasah otak kanan dan daya berpikir kreatif siswa, maka, siswa akan bisa mengatasi dengan mandiri dan peka terhadap permasalahan-permasalahan yang ada dikelasnya seperti lemahnya berempati. Dengan kecerdasan berpikir tingkat tinggi atau berpikir kreatif (otak kanan/emosi) siswa akan tahu apa yang harus dia lakukan, diperbuat dalam menghadapi temanya yang sakit dan akan mudah berempati terhadap temanya. Kemudian siswa akan lebih memahami tentang ekoliterasi dan lebih mencintai lingkunganya. Serta siswa yang telah diasah emosi/otak kanan/kreatifitasnya akan bisa lebih memahami oranglain. Dengan model pembelajaran projek yang mengutamakan kerjasama maka siswa lebih dilatih untuk kooperatif dengan sesamanya. Maka peneliti beranggapan awal utama untuk memperbaiki permasalahan dikelas VII.3 yang begitu majemuk adalah memperbaiki atau meningkatkan daya berpikir tingkat tinggi siswa yaitu daya berpikir kreatif siswa.
Dari pendapat para ahli dan pendekatan-pendekatan ilmiah diatas terciptalah sebuah kerangka pemikiran yang saling terhubung, adanya keterkaitan dan sinkronisasi antara variable-variabel yang disebutkan seperti pembelajaran IPS dan model membelajaran berbasis proyek Group Investigation dan media photography untuk meningkatkan daya berpikir kreatif siswa. Maka, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan
kelas dengan judul “PENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF SISWA
MELALUI PENERAPAN MEDIA PHOTOGRAPHY DALAM PEMBELAJARAN IPS ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMPN 16 BANDUNG KELAS VII-3).
(29)
13
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitisn ini dituangkan dalam beberapa pertanyaan peneliti sebagai berikut:
1. Bagaimana merencanakan dan merancang persiapan pembelajaran dengan menggunakan media Photography dalam meningkatkan daya bepikir kreatf siswa?
2. Bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Media Photography dalam mengembangkan dalam meningkatkan daya bepikir kreatf siswa?
3. Bagaimana daya berpikir kreatif siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Media Photography?
4. Bagaimana kendala dan upaya ketika diterapkanya pengguanaan Media Photography untuk meningkatkan daya bepikir kreatf siswa?
C. Tujuan Masalah
Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, peneliti membagi tujuan penelitian ini adalah :
1. Menjelaskan bagaimana perencanaan persiapan pembelajaran menggunakan Media Photography
2. Mendeskripsikan langkah-langkah yang ditempuh pendidik dalam menerapkan dan mengembangkan Media Photography
3. Mengidentifikasi upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam mengatasi hambatan yang ditemui saat diterapkanya Photography
(30)
14
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Mengidentifikasi perkembangan sikap pesertadidik setelah diterapkannya Media Photography
D. Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini adalah 1. Manfaat Teoretis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, terutama mengenai media Photography untuk meningkatkan rasa peduli siswa terhadap lingkungan social siswa sebagai referensi peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Praktis a. Bagi pendidik
Dapat dijadikan media pembelajaran yang variatif dalam pembelajaran yang aktif, partisipatif dalam mengembangkan rasa peduli siswa terhadap lingkungan social siswa.
b. Siswa
Sebagai upaya untuk mengembangkan rasa peduli siswa terhadap lingkungan social.
c. Sekolah
Member informasi tentang kemampuan pendidik dalam memvariasikan bentuk pelayanan kepada siswa dalam pembelajaran IPS.
d. Peneliti
Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan pengethauan dan pemahaman penulis mengenai pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa dengan metode debat.
(31)
15
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Sistematika Penelitian
BAB I membahaas pendahuluan. Bab ini menguraikan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan latar belakang masalah, focus masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan dan maksud dari penelitian dan manfaat penelitian dari pemilihan masalah tersebut.
BAB II membahas tinjauan pustaka. Bab ini peneliti memaparkan kajian yang akan dipakai serta dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Kajian pustaka ini meliputi Kajian teori tentang Berpikir dan Berpikir Kreatif, hubungan IPS dengan Berpikir dan Berpikir kreatif, kajian teori tentang model pembelajaran berbasis proyek, kajian tentang media pembelajaran, kajian teori tentang Photography.
BAB III membahas metode penelitian. Bab ini menguraikan tentang metode yang akan digunkan dalam penulisan skripsi ini, yaitru penelitian kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti akan melakukan pengamatan seecara langsung dalam proses penelitian dengan melakukan kolaborasi dengan guru mitra yang mengajar di SMPN 16 Bandung. Selain itu, peneliti akan melakukan analisis dokumentasi berupa hasil yang ditemukan dilapangan yang sesuai pada penelitian tindakan kelas yang diharapkan.
BAB IV membahas pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian yang akan dideskripsikan antaralain perencanaan tindakan pembelajaran, dseskripsi pelaksanaan siklus dan tindakan pembelajaran, observasi tindakan siklus, dan tindakan pembelajaran, observasi tindakan siklus, deskripsi data angket, wawancara dan refleksi hasil penelitian tindakan.
BAB V membahas kesimpulan. Bab ini akan menguraikan secara singkat hail temuan yang dihasilkan oleh penliti sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian yang berkenaan dengan peningkatan daya berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran berbasis proyek. Proses
(32)
16
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran dilakukan mulai dari perencanaan, langkah-langkah, sampai kepada kendala-kendala yang ditemukan oleh penliti pada saat penelitian.
(33)
37
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Tempat yang dijadikan sebagai Lokasi Penelitian aalah SMP Negeri 16 Bandung yang berada di Jl. P.H.H Mustafa No. 53 Kota Bandung. Sekolah tersebut berada dilokasi yang strategis yaitu pusat perkotaan. Selain itu. Daerah tersebut dikenal sebagai kawasan pendidikan kota bandung karena mengingat pada jalur tersebut banyak lembaga pendidikan. Dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Kemudian SMPN 16 ini didukung oleh beberapa tenaga pendidik dan kependidikan yang professional, sarana dan prasarana yang cukup memadai sehingga cocok untruk dijadikan sebagai tempat penelitian..
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.3 Semster Genap SMPN 16 Bandung. Tahun Pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang. Pemilihan subjek ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kelas tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus. Dan permasalahan yang diambil dan ditemukan sangat begitu krusial sehingga kelas VII atau pada usia 12 tahun adalah usia yang baik untuk mengembangkan potensi siswa salahsatunya berpikir kreatif.
B. Pendekatan, Desain, dan Metode Peneltian 1. Pendekatan Penelitian
(34)
38
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian, dikenal ada dua paradigm yang sering digunakan yaitu kualitatif. Pendekatan penelitian dilakukan sebagai langkah awal dalam menyusun rencana penelitian agar dapat berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, peneliti memutuskan untuk melakukan pendekatan peneltian secara kualitatif.. Menurut Nasution (2003, hlm. 5) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut :
Pendekatan kualitatif adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, bagaimana cara mereka berinteraksi dengan oranglain dengan memahami bahasa dan tafsiram mereka tentang dunia disekitarnya
Sedangkan, menurut Moloeng (2005, Hlm. 6) menjelaskan bahwa :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tujuannya untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian secara naturalistic dan holistic yang digambarkan melalui deskripsi kata-kata bukan diukur dengan angka.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwasanya pendekatan kualitatif disini merupakan pendekatan yang mengamati segala tingkah laku siswa sebagai subjek penelitian dengan keadaan sebenernya. Dari pengertian tersebut, peneliti memutuskan menggunakan pendekatan kualitatif. Karena, peneliti berkeinginan untuk meneliti dalam keadaan yang naturalistik dan dengan data lapangan yang sifatnya kontekstual. Akan tetapi, peneliti juga menggunakan data kuantitatif yang sifatnya hanya pengukuran sederhana. Hal ini dilakukan karena beberapa alat evaluasi menggunakan test yang hasil evaluasi menggunakan test yang hasil evaluasinya berupa angka.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian yang mengacu pada model PTK berbentuk siklus yang mengacu pada model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart, yang terdiri dari tahap
(35)
39
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observe),dan refleksi (reflect). Menurut model Kemmis dan Taggart berbentuk spiral seperti yang ditunjukan gambar berikut :
Gambar 3.1.
Model Siklus Spiral PTK oleh Kemmis dan Mc Taggart
Secara mendetail Kemmis dan Taggart (dalam Hopkins, 1993. hlm. 48) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya. Permasalahan penelitian di fokuskan kepada strategi bertanya kepada siswa dalam pembelajaran sains agar siswa lebih berpikir kritis. Alasan peneliti menggunakan desain Kemmis dan Taggart, karena desain ini merupakan komponen dasar yang sesuai dalam penelitian. Proses dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart merupakan langkah yang efektif dan ideal dalam penelitian yang akan dilakukan. Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut
(36)
40
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a) Rencana (Planning)
Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Pada tahap perencanaan dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Rancangan yang akan dilaksanakan mengacu pada media pembelajaran menggunakan poster dalam pembelajaran IPS. Pada tahap ini pelaksanaan penelitian tindakan kelas dipersiapkan mulai dari bahan ajar, rencana pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, serta instrument penelitian untuk membantu dalam penelitian tindakan kelas.
b) Tindakan (Action)
Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi dari perencanaan yang telah di susun sebelumnya. Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan yang telah direncanakan yakni menggunakan media poster sebagai media pembelajaran.
c) Observasi (Observation)
Observasi merupakan pengamatan tindakan sebagai upaya mengetahui jalannya pembelajaran. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan observasi adalah untuk mengetahui apakah kegiatan pembelajaran menggunakan media poster dapat berjalan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai.
(37)
41
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru bersama-sama peneliti melihat segala kekurangan dan kelebihan dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk kemudian dicari solusi untuk memperbaiki kelemahannya. Alasan peneliti menggunakan model siklus Kemmis dan Mc, Taggert karena sesuai tema dan tujuan dari penelitian. Dengan tema yaitu peningkatan berpikir kreatif siswa melalui media photography dalam pembelajaran IPS membutuhkan proses yang tidak mudah dalam menumbuhkan berpikir kreatif siswa, karena dalam proses menumbuhkan berpikir kreatif siswa membiasakan siswa meningkatkan pemikiran-pemikiran kreatif atas permasalahan-permasalahan yang terdapat pada materi pembelajaran IPS, yaitu dengan media Photography sebagai pembelajaran, siswa melihat permasalahan dengan cara memotret permasalahan yang ada dilingkungan siswa dengan cara memotret lalu menafsirkan photo tersebut melalui deskripsi atau gagasan atau pendapat sendiri baik secara lisan ataupun tulisan sebagai indikat.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini, sebagai berikut :
a) Identifikasi Masalah
Ide peneliti untuk mengidentifikasi masalah yang terdapat dikelas yaitu meningkatkan berpikir kreatif siswa di dalam pembelajaran IPS dan hal ini menjadi suatu tindakan pemecahan masalah yang ada di kelas VII-3 SMPN 16 Bandung. Permasalahan yang ditemukan dilapangan bahwa siswa kurang memiliki wawasan tentang permasalahan yang ada disekitar lingkungan siswa, kemudian siswa kurang mampu mampu berpendapat atau mengkritisi permasalahan yang ada dalam materi pembelajaran IPS, dan siswa kurang berani berpendapat. Hal ini bertolak belakang dengan cirri-ciri orang kreatif menurut para ahli. Dengan menggunakan media photographyr, diharapkan siswa mampu mengembangkan tingkat berpikir tentunya berpikir kreatif siswa dikelas dalam
(38)
42
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran IPS. Penelitian awal yaitu melihat permaslahan di dalam kelas agar dapat melaksanakan penelitian dan menentukan cara pembelajaran serta memperbaiki permasalahan yang ada pada siswa. Penelitian ini memfokuskan peneliti yaitu peningkatan berpikir kritis siswa melalui media poster dalam pembelajaran IPS. Karena dengan menggunakan media poster akan terkesan menarik dan mudah di pahami siswa sehingga siswa dapat mengkritisi gambar yang terdapat dalam poster tersebut.
b) Perencana (plan)
Rencana merupakan serangkaian tindakan untuk memperbaiki serta meningkatkan apa yang terjadi. Pada tahap perencanaan, peneliti bekerjasama dengan mitra peneliti untuk menyusun rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilaksanakan, guna mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang diperoleh saat melakukan pra observasi. Rencana tindakan dalam PTK, harus berorientasi ke depan dan bersifat fleksibel. Tahap ini merupakan tahap awal dalam pelaksanaan PTK yang dilakukan oleh peneliti. Adapun rencana yang disusun dalam penelitian adalah sebagai berikut:
(1) Memastikan kelas yang akan menjadi tempat penelitian
(2) Melakukan pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan untuk penelitian.
(3) Menyusun waktu yang tepat untuk melaksanakan penelitian
(4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yanag akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Tentunya RPP yang dapat mencapai indicator Berpikir kreatif siswa.
(5) Membuat dan menyusun langkah-langkah model pemebelajaran IPS berbasis proyek grup investigasi dengan menggunakan media photography
(6) Merencanakan penilaian yang akan digunakan dalam proses KBM sehingga dapat mengukur daya berpikir kreatif siswa.
(39)
43
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(7) Menyusun intrumen yang akan digunakan dalam penelitian yaitu instrument terkait dengan berpikir kreatif siswa.
(8) Merencanakan diskusi yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mitra juga observer
(9) Mengolah data dari hasil penelitian.
c) Pelaksanaan Tindakan (act)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dalam melakukan suatu penelitian dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan yang hendak dilakukan oleh peneliti dijabarkan sebagai berikut:
(1) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama guru mitra dan observer.
(2) Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP
(3) Pemberian tugas kelompok kepada siswa berupa model pembelajaran berbasis proyek grup investigasi melalui media photography. Kemudian Pada pertemuan berikutnya siswa mempresentasikan hasil penemuan/hasil karyanya secara berkelompok
(4) Mempersiapkan instrument penilaian berupa rubric penilaian pembuatan proyek yang disesuaikan dengan tugas yang diberikan. (5) Melakukan penilaian berdasarkan rubric dan objektifitas.
(6) Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra dan observer berupa evaluasi dalam menerapkan model pembelajaran berbasis proyek grup investigasi melalui media photography
(7) Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya.
(40)
44
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d) Pengamatan (observe)
Kegiatan observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui permasalahan yang bterjadi dikelas, dan memberikan solusi sebvagai tindakan awal untuk mengatsai permasalahan yang terjadi dikelas tersebut, sehingga peneliti dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk melengkapi hasil penlitian. Hasil observasi merupakan dasar refleksi bagi tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyusunan tindakan selanjutnya pada tahap ini, observasi yang dilakukan meliputi kegiatan :
(1) Melakukan observasi terhadap kelas yang akan diteliti.
(2) Pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar (KBM)
(3) Pengamatan kesesuaian materi yang sijaikan peneliti pada saat KBM dengan tujuan yang ingin dicapai.
(4) Pengamatan tentang daya berpikir kreatif mereka selama KBM berupa Pengamatan partisipasi siswa baik bertanyam berpendapat atau berkomentar.
(5) Pengamatan terhadap tugas proyek yang diberikan kepada siswa. (6) Penilaian kegiatan siswa dengan menggunakan lembar kegiatan siswa (7) Mengamati perubahan tumbuh dan berkembang meningkatnya daya
berpikir kreatif siswa dengan menggunakan media photography dalam pembelajaran IPS
e) Refleksi (reflect)
Tahap refleksi berusaha untuk melakukan suatu pengkajian kembali akan suatu tindakan yang telah dilakukan, terhadap subjek penelitian dan telah dicatat berdasarkan pengamatan. Tahapan ini merupakan tahap terakhir, dimana peneliti dan mitranya melakukan evaluasi serta diskusi balikan. Tujuannya yaitu, untuk melihat hasil dari pelaksanaan tindakan dan mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran. Selanjutnya, mengoreksi rencana pembelajaran menuju arah yang lebih baik. Setelah itu
(41)
45
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merefleksikan diskusi balikan untuk perbaikan pelaksanaan siklus selanjutnya. Refleksi penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan:
a. Melakukan diskusi dengan mitra peneliti dan siswa setelah dilakukan tindakan;
b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau dilanjutkan kesiklus selanjutnya.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Unaradjan (2000, hlm. 5) adalah semua asas, peraturan dan teknik tertentu yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam usaha pengumpulan data dan analisis untuk memecahkan masalah dibidang ilmu pengetahuan. Dapat diketahui, bahwa metode penelitian meliputi serangkaian prosedur dan tahapan dalam melaksanaan kegiatan penelitian berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara ilmiah yang mana pengamatannya dilakukan secara tepat dan terpadu dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencari jawaban terhadap suatu masalah. Pada proses kegiatan penelitian, agar kegiatan penelitian tersebut dapat berjalan lancar, dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka harus dilakukan dengan sistematis, terencana dan mengikuti konsep ilmiah.
Berdasarkan pernyataan di atas, serta berdasarkan pada kajian dari permasalahan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK. Dimana metode PTK merupakan ragam kegiatan penelitian tindakan yang tergolong dalam penelitian kualitatif. Peneliti memilih metode PTK karena beranggapan bahwa perlu adanya perbaikan tindakan pada permasalahan dalam penelitian ini, yaitu, memperbaiki praktek-praktek pembelajaran yang dinilai kurang sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan pendidikan nasional.
PTK menurut Arikunto (2006, hlm. 3) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
(42)
46
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran di kelas. Hopkins (dalam Muslich, 2009, hlm. 8) berpendapat bahwa PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya, dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Jika ditinjau dari pendapat Wiriaatmadja (2012, hlm.3) menyatakan bahwa :
“Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasi kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu”.
Dengan demikian, PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi yang nyata. PTK juga merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi saat menjalankan tugasnya). Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012 hlm. 25) mengemukakan karaktersistik PTK, bahwa PTK bersifat emansipatoris dan membebaskan (liberating), karena penelitian ini mendorong kebebasan berpikir dan berargumen, meneliti dan menggunakan kearifan dalam mengambil suatu keputusan atau judgement.
Tujuan PTK meliputi tiga hal, yaitu peningkatan praktik, pengembangan profesional, dan peningkatan situasi tempat praktik berlangsung. PTK juga dikatakan sebagai kajian yang melihat sebuah situasi sosial untuk memperbaiki pelaksanaan praktek belajar - mengajar yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas. Alasan pemilihan metode PTK dalam penelitian ini, karena PTK merupakan jenis penelitian pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas serta sesuai dengan tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan berusaha untuk menciptakan kondisi
(43)
47
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran di kelas yang lebih baik, kondusif dan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam pembelajaran.
C. Fokus Penelitian
Fokus pengetahuan yang perlu digunakan dalam penelitian dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dalam memahami maksud peneliti. Untuk itu penulis akan mendefinisikan beberapa kata yang dianggap penting oleh penulis
1. Berpikir Kreatif
Pehkonen (1997) memandang berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam suatu praktik pemecahan masalah, maka pemikiran divergen yang intuitif menghasilkan banyak ide. Hal ini akan berguna dalam menemukan penyelesaiannya
Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Sedangkan Evans (1991) menjelaskan bahwa berpikir kreatif yaitu Suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan (conections) yang terus menerus (kontinu), sehingga ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampai seseorang itu menyerah. Asosiasi kreatif terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau melalui pemikiran analogis. Asosasi ide-ide membentuk ide-ide baru. Jadi, berpikir kreatif mengabaikan hubungan-hubungan yang sudah mapan, dan menciptakan hubungan-hubungan-hubungan-hubungan tersendiri.
Guilford (2007) ahli yang banyak berkecimpung dalam penelitian penelitian tentang inteligensi menjelaskan kemampuan orang yang kreatif melalui beberapa Indikator :
(44)
48
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Adanya kelancaran (fluency), kesigapan, dan kemampuan menghasilkan banyak gagasan.
b. Adanya fleksibilitas / keluwesan (flekxibility), yaitu kemampuan untuk menggunakan berbagai pendekatan dalam mengatasi masalah.
c. Adanya keaslian (organilaty), yaitu kemampuan menghasilkan gagasan yang asli.
d. Adanya pengembangan (elaborate/elaborasi), yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail dan terinci.
e. Adanya perumusan kembali (modification), yaitu kemampuan untuk merumuskan pengertian dengan cara dan dari sudut pandang yang berbeda.
2. Media Photography
Photography menurut Sulaeman (1981. Hlm, 94) mengatakan bahwa Photography berasal dari kata Fos dan Grafo yang masing-masing kata tersebut mempunyai arti Fos artinya cahaya dan Grafos artinya melukis. jadi arti fotografi secara keseluruhan adalah melukis dengan bantuan cahaya, atau lebih dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya.
Photo-Journalism menurut Norman (1981. Hlm, 183), dipahami sebagai mencakup kombinasi gambar-gambar(ilustrasi) dan cerita (story). fotografi pers merupakan pekerjaan memperoleh bahan gambar-gambar bagi pemakai editorial dalam surat kabar, majalah dan penerbitan lainnya, sudah ada pada pers Indonesia. Pekerjaan press fotographer adalah memperoleh gambar-gambar yang akan melukiskan berita, memperkuat cerita yang ditulis oleh reporter dan menyajikan berita secara visual.
Adapun Indikator photo Menurut Sudjana (2010, Hlm. 73) Dalam memilih gambar fotografi ada lima criteria untuk tujuan pengajaran, yaitu :
(45)
49
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. harus memadai untuk tujuan pengajaran artinya pantas untuk tujuan pengajaran yaitu harus menampilkan gagasan dan realistic
b. Kualtitas/artistic, kejelasan dan ukuran yang cukup, validitas serta menarik. Komposisi yang baik,
1) Pewarnaan yang efektif, berarti pemakaian warna warni secara harmonis merupakan cirri yang kedua dari kualitas artistic suatu gambar.
2) Teknik merupakan cirri yang ketiga dari gambar yang baik untuk tujuan pengajaran. Teknik pemotretan yang unggul bernilai lebih dari komposisi dan pewarnaan.
c. gambar fotografi untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas.
d. validitas gambar itu mengenai representative yang menampilkan pesan atau kebenaran dari sebuah gambar. Gambar-gambar fotografi yang melukiskan suasana dramatis atau mencekam, adegan yang ideal, lebih pantas dipajang daripada untuk tujuan pengajaran.
e. memikat perhatian pada anak-anak.
D. Instrument Penelitian
Untuk memperoleh kebenaran dalam pengumpulan data,maka diperlukan instrument yang tepat dan sesuai sehingga masalah yang diteliti akan terpecahkan dengan baik. Instrument yang digunakan dalam penelitin ini adalah :
1. Lembar Observasi
Lembar pbservasi diperlukan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran dengan peningkatan daya berpikir kreatif peserta didik dalam pembelajar IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek melalui media Photography. Untuk meningkatkan daya
(1)
158
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kedua, peningkatan daya berpikir kreatif dides melalui penerapan media photography siswa kelas VII.3 SMPN 16 Bandung dimulai dengan menghubungkan materi dengan kejadian nyata di lingkungan siswa yaitu materi “Globalwarming” menghubungkan kejadian nyata yang terjadi dilingkungan sekeliling siswa. Pada tahap ini para siswa masih terlihat belum paham betul terkait apa yang mereka pahami dalam materi, akan tetapi setelah guru memberikan penugasan investigasi lapangan dengan memotret fenomena sosial siswa mulai sedikit memahami. Siswa dituntut untuk menggunakan pandangan kreatif terhadap fenomena nyata dilapangan. Akan tetapi masih banyak kekurangan dimulai dari segi berpendapat, segi memotret, dan kerangka berpikir siswa, maka perlu dimaksimalkan kembali.
Ketiga, peningkatan berpikir kreatif siswa melalui penerapan media photography ini mencapai 3 siklus, yang dimana sikjlus pertama terdiri atas 2 tindakan, dan siklus 2 dan 3 terdiri atas 1 tindakan. Tindakan yang dilakukan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan signifikan ini bisa dilihat dari hasil pencapaian siswa dari siklus pertama menuju siklus kedua. Pada siklus pertama kerangka berpikir kreatif siswa masih sangat lemah akan tetapi pada siklus kedua terjadi peningkatan secara drastis kerangka berpikir kreatif siswa. Sedangkan pada siklus ke-3 kerangka berpikir kreatif siswa sangat stabil yaitu hamper seluruh siswa mengalami peningkatan daya berpikir kreatif .
Keempat, Kendala terbesar selama proses penelitian ini bahwa implementasi Media Photography sebagai inovasi pembelajaran harus mendapatkan dukungan yang penuh dari berbagai elemen baik guru-guru sebagai partner dan pengadopsi. Dan Sekolah harus menunjang fasilitas untuk menerapkan media photography untuk meningkatkan daya berpikir kreatif siswa.
Kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan peneliti ini telah berhasil. Media Photography bisa memberikan solusi sebagai peningkatan
(2)
159
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpikir kreatif siswa. Hal ini bisa dilihat dari semua pencapaian indicator berpikir kreatif siswa yang telah dicapai secara baik oleh siswa. Maka dengan demikian penelitian ini sesuai dengan harapan peneliti.
B. Saran
Pada bagian ini, ada beberapa saran dari peneliti bagi beberapa pihak yang terkait dengan penelitian ini. Berikut beberapa saran berdasarkan pengalaman peneliti selama melakukan penelitian tentang peningkatan daya berpikir kreatif siswa melalui pnerapan media photography dikelasa VII.3 SMPN 16 Bandung adalah :
1. Bagi pihak sekolah, jika menemukan kasus yang sama yaitu rendahnya berpikir kreatif siswa hendak menambah fasilitas untuk mengembangkan daya berpikir kreatif siswa.
2. Bagi pihak guru, kepekaan guru terhadap daya berpikir kreatif siswa sebaiknya guru mengembangkan metode, model bahkan media pembelajaran untuk siswa. Karena mengingat mata pelajaran IPS adalahmata pelajaran yang fleksibel yaitu menuntut siswa untuk merefleksikan materi yang ada dalam buku dengan kehidupan nyata. Karena dengan berpikir kreatiflah mereka bisa memandang dengan bijak yterhadap fenomena- fenomea yang terjadisecara nyata di lingkungan siswa. 3. Bagi siswa, perlu diketahui bahwa mekanisme berpikir adalah sebuah
elemen berpikir yang sangat krusial yang harus dimiliki setiap manusia. Jika salah satu dari mekanisme berpikir itu adalah berpikir kreatif maka berpikir kreatif itulah adalah subelemen yang harus diolah oleh seluruh siswa dinegeri ini. Dengan berpikir kreatif siswa dapat memandang permasalahan dari sisi lain, mencari solusi dari berbagai sis bayhkan
(3)
160
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA D ALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MED IA PHOTOGRAPHY
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkreasi mencipatakan sesuatu dengan cara sendiri dengan hasil yang berbeda.
4. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap akan ada peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian yang bertema tentang peningkatan daya berpikir kreatif ini karena peneliti yakin ribuan siswa harus dimatangkan cara berpikirnya. Media photography adalah sebuah inovasi untuk meningkatkan penyakit tresebut. Juga, media photography adalah bagian ari perkembanga teknologi maka tiada salah teknologi ini kita buat sebagai hal positif untuk mengembangkan dunia pendidikan kita baik TK, SD,SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Oleh karena itu peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan perencanaan yang sangat matang agar kendala-kendala yang terjadi ketika proses penelitian bisa diminimalisir.
(4)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MEDIA PHOTOGRAPHY
UniversitasPendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Tindakan Praktik. Jakarta Rineka Cipta
Ayunawat. E. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berempatianak taman kanak-kanak melalui Penerapan Metode Bercerita. SKRIPSI.FIP UPI Bandung. Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Maha Satya Ibung (2009). Membentuk nilai moral pada anak. Jakarta : Media komputindo Izzati, N. (2009),Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya Pada Peserta Didik. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Bandung 19 Desember 2009, hal. 49-60
Kesuma, D. (2001). Pendidikan Karakter. Bandung : Rosda
Mulyasa, E. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Ralingson J.G, 1997, Berfikir Kreatif dan Brain Storming, Jakarta : Erlangga Riani, Asri Laksmi., dkk. 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Surakarta : UPT
Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)
Rohani, A. (2008). Media Intruksional Edukatif. Jakarta : Rineka cipta
Sambas, Syukriadi, Mantik Kaidah Berpikir Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Sapriya. (2014). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sudjana, N. (2010). Media Pengajaran. Bndung : Algensindo
(5)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MEDIA PHOTOGRAPHY
UniversitasPendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wiriaatmadja, Rochiati. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Zubaidi, R. (2011) Desain Pendidikan Karakter. Jakarta : kencana
Online
Desawarna. (2012). Macam-macam foto jurnalistik menurut bentuknya (diakses pada 10 desember 2014) tersedia :
http.//desawarna.wordpress.com/20121/01/30/macam-macam-foto-jurnalist-menurut-bentuk-nya-fotografi
Kurniawan, Y. (2011). Pengenalan Jenis-jenis foto dan teknik dasar pemotretan (diakses pada 10 desember 2014) tersedia : http//fotografiyuda.
Wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-teknis-dasar-pemotretan [
Syarbini. A (2013) Karakter orang kreatif (diakses pada 10 desember 2014) https://dedomasje.wordpress.com/2013/01/14/berpikir-kritis-dan-berpikir-kreatif-menurut-para-ahli/
(6)
Imam Nail Sidik , 2015
PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MEDIA PHOTOGRAPHY