SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMBANTU CALON SISWA Sistem Pendukung Keputusan Untuk Membantu Calon Siswa Memilih Sekolah Menengah Lanjutan Di Surakarta.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
UNTUK MEMBANTU CALON SISWA
MEMILIH SEKOLAH MENENGAH LANJUTAN DI SURAKARTA
MAKALAH
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Komunikasi dan Informatika
Diajukan oleh :
Nuruddin Nova Sekti Aji
Agus Ulinuha, S.T., M.T., Ph.D.
Yusuf Sulistyo N, S.T., M.Eng
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Juli, 2012
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
UNTUK MEMBANTU CALON SISWA
MEMILIH SEKOLAH MENENGAH LANJUT DI SURAKARTA
Nuruddin Nova Sekti Aji, Agus Ulinuha, Yusuf Sulistyo Nugroho
Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-Mail : [email protected]
ABSTRACT
To be accepted in an ideal advanced high school or that is appropriate
with prospective student criteria after graduation from junior high school is
becoming hope of each student. How ever school information and reason to
decide, look for, and choose an ideal Public Schools is not easy. There are a
number of constraints and factors in every student to choose and find information
about schools which fit with student criteria or have a high chance to him to be
accepted. The Decision Support System to Assist Students in selecting Advanced
high school in Surakarta has been designed to help students to find out which
school is suitable for him.
The system using and developing the basic concept of the Analytical
Hierarchy Process (AHP) used as a theoretical basis for calculation of weighting
of each factor and the real criteria that exist in the real situation. The system is
built with PHP and MySQL as database.
This Decision support system was successfully constructed and tested in
accordance with the plan which already made. Based on the results of
experiments performed by the survey obtained by 11.76% said strongly agree and
58.82% agreed with the terms of the benefits and purpose. This proves that the
system can fill up the needs of potential user of this decision support system.
Keywords: An ideal Public Schools, Decision Support Systems, Analytical
Hierarchy Process
ABSTRAKSI
Mendapatkan sekolah menengah lanjutan idaman atau sesuai dengan
kriteria seorang calon siswa pasca kelulusan dari sekolah menengah pertama
adalah harapan setiap siswa. Namun informasi sekolah dan pemikiran untuk
memutuskan, mencari, dan memilih Sekolah Negeri yang ideal tidaklah mudah.
Berbagai kendala dan faktor dalam siswa memilih dan mencari informasi
mengenai sekolah mana yang sesuai dengan kriteria atau yang berpeluang tinggi
untuknya diterima. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Membantu Calon Siswa
1
Dalam Memilih Sekolah Menengah Lanjutan di Surakarta ini dibuat untuk
membantu siswa untuk mengetahui sekolah mana yang tepat untuknya.
Sistem ini menggunakan dan mengembangkan konsep dasar dari Analytical
Hierarchy Process (AHP) yang akan digunakan sebagai teori dasar untuk
melakukan perhitungan pembobotan dari tiap faktor dan kriteria nyata yang ada di
lapangan. Sistem ini dibangun dengan bahasa pemrograman PHP dan MySQL
sebagai basis data.
Sistem pendukung keputusan ini berhasil dibangun dan diuji coba sesuai
dengan rancangan yang telah dibuat. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan di
masyarakat diperoleh suara sebesar 11.76% yang menyatakan sangat setuju dan
58.82% menyatakan setuju dari segi manfaat dan tujuan. Hal ini membuktikan
bahwa sistem ini dapat memenuhi kebutuhan dari calon pengguna sistem
pendukung keputusan ini.
Kata kunci : Sekolah Negeri yang ideal, Sistem Pendukung Keputusan,
Analytical Hierarchy Process
PENDAHULUAN
Sekolah
merupakan
tempat
untuk bisa belajar di sekolah negeri
tujuan untuk belajar bagi seorang
anak
manapun.
Sekolah
lebih ketat.
yang
Setelah
siswa
mendapatkan
berkualitas dan berstatus Negeri
predikat
selalu menjadi incaran seorang orang
Menengah
tua dan calon siswa. Selain sudah
hendak
terbukti mempunyai kualitas yang
pendidikan sekolah menengah lanjut,
terpercaya, sekolah negeri sering kali
orang
lebih murah dan terjangkau untuk
mendapatkan
masalah
biaya.
bagi
sekolah menengah lanjutan yang di
seorang
siswa
berprestasi
idamkan. Beberapa orang tua dan
maupun yang kurang berprestasi dan
siswa terkadang kesulitan dalam
termasuk dalam keluarga menengah
memperoleh
kebawah maupun ke atas. Terlebih
sekolah menengah lanjut yang ada.
lagi ketika seorang siswa yang telah
Mereka harus bersusah payah dating
memasuki
sekolah
ke setiap sekolah untuk mendapatkan
menengah lanjutan pasti persaingan
informasi yang riil tentang sekolah
Terutama
yang
jenjang
ke
kelulusan
dari
Pertama
(SMP)
melanjutkan
tua
dan
Sekolah
ke
siswa
informasi
informasi
dan
jenjang
berhak
mengenai
tentang
tersebut. Mulai dari jarak tempuh dan
2
lokasi, fasilitas dari sekolah tersebut,
merupakan permasalan yang akan
biaya
dihadapi seorang siswa nanti dalam
SPP
Pengembangan
(Sumbangan
Pendidikan)
menuju
dan
sekolah
untuk
belajar.
uang gedung atau SPS (Sumbangan
Karena tak semua calon
Pengembangan Sekolah) dan yang
berasal dari daerah strategis yang
terpenting
informasi
terdapat transportasi untuk langsung
jangkauan rata-rata nilai DANEM
bisa sampai ke sekolah ataupun
(Daftar Nilai Hasil Evaluasi Belajar
dalam jarak yang jauh dari rumah
Tahap Akhir Nasional Murni ) batas
tentunya
minimal pada tiap sekolah guna
pertimbangan juga bagi calon siswa
menentukan
untuk memilih sekolah. Dan masih
lagi
adalah
probabilitas
diterima
akan
menjadi
siswa
sebuah
banyak permasalahan yang sering
tidaknya calon siswa tersebut.
kali
Masih seputar permasalahan
jadi
pertimbangan
untuk
yang dihadapi oleh orang tua dan
menentukan sekolah yang tepat bagi
calon siswa dalam memilih sekolah
calon siswa.
yang terbaik dan realistis untuk nya.
Berdasar latar belakang yang
Dimulai dari DANEM calon siswa
telah diuraikan, dalam menentukan
yang pas-pas an atau bagus sekiranya
sekolah menengah lanjutan idaman
sekolah mana yang bisa untuknya
dan tepat bagi calon siswa dari
mendaftar
tersebut.
sekian banyak kriteria dan bahkan
Kemudian untuk persoalan biaya,
multikriteria perlu dibuat sebuah
dalam hal ini dana pengembangan
sistem pendukung keputusan yang
instansi/ sekolah atau sering disebut
mampu
uang gedung dan juga iuran bulanan
menentukan pilihan dalam memilih
atau
sebuah
sekolah menengah dengan salah satu
pertanyaan bagi orang tua calon
metode dasar yang digunakan dalam
siswa
kalangan
Sistem Pendukung Keputusan. Yakni
menengah kebawah. Apakah biaya
Analytical Hierarchy Process (AHP)
nanti sesuai dengan pendapatannya
yang mampu menyederhanakan dan
ataupun
membantu
di
spp,
juga
terutama
tidak.
sekolah
menjadi
dari
Kemudian
untuk
masalah lokasi ataupun jarak tempuh
membantu
calon
mempercepat
siswa
proses
penentuan dari beberapa kriteria
3
yang
ada
dan
Metodologi penelitian yang
menghasilkan sebuah keputusan atau
dirasa tepat dan akan digunakan
sebuah pilihan
dalam
Tujuan
untuk
dari
diolah
penelitian
membangun
ini
pendukung
adalah membangun sebuah sistem
membantu
pendukung
sekolah
keputusan
dalam
sistem
keputusan
calon
siswa
menengah
untuk
memilih
lanjutan
di
menentukan pilihan sekolah yang
surakarta
diinginkan oleh calon siswa dan
menggunakan
mempunyai kemungkinan diterima
(Pressman,
untuknya.
diilustrasikan pada Gambar dibawah
adalah
metode
2005)
dengan
waterfall
seperti
yang
ini
METODOLOGI PENELITIAN
Mendefinisikan
kebutuhan
Analisis
kebutuhan
Desain sistem dan
software
coding
Pengujian sistem (verivikasi)
dan integrasi
Implementasi dan
maintenance
Gambar 1. Metode waterfall
Metode
waterfall
adalah
menunggu sampai dengan proses
metode perancangan berurutan yang
pada tahap tersebut selesai baru bisa
menggunakan
melanjutkan ke tahap berikutnya.
proses
pendekatan
secara sistematis mulai dari level
Namun
pendefinisian
sistem
kurang dalam iterasi pada setiap
sampai dengan maintenance. Setiap
level. Dalam pengembangan Sistem
tahapan pada Waterfall dilakukan
Pendukung Keputusan berbasis web,
secara
Waterfall memiliki kekakuan untuk
kebutuhan
berurutan
dan
harus
4
disayangkan
metode
ini
ke
iterasi
Sistem
sebelumnya.
Informasi
Sistem
dalam
Pendukung
akan didapatkan sebuah pembobotan
Dimana
dengan
bentuk
teknologi
Dalam
yang
pemberian
skala
perhitungan untuk tiap kriteria akan
ataupun
diberi
lingkungannya.
bobot
kepentingan
atau
prioritas yang berbeda satu dengan
Penelitian dalam pembuatan
sistem ini
kepentingan
berbeda-beda untuk tiap kriteria.
Keputusan
berbasis Web selalu berkembang
baik
nilai
yang lain. Untuk kriteria SPS atau
menggunakan konsep
dasar yang sering kali digunakan
uang
untuk menganalisis sebuah masalah
kemudian SPP diberi bobot 4, nilai
yang dihadapi dengan metode AHP
DANEM diberi bobot 3, dan untuk
(Analytical Hierarchy Process). AHP
kriteria akreditasi, sertifikasi dan
adalah salah satu teknik pengambilan
lokasi diberi bobot 1. Pemberian
keputusan yang digunakan dalam
bobot
analisis
sebelumnya
kebijaksanaan.
Dalam
gedung
diberi
bobot
kepentingan
sudah
5,
tersebut
diuji
nya
nilai
penelitian ini, penggunaan AHP
konsistensi
dengan
hanya sebagai teori dasar untuk
menggunakan perbandingan matriks
membantu dalam membentuk sebuah
berpasangan.
keputusan dari permasalahan yang
kepentingan tersebut tertera dalam
ada dengan melakukan perbandingan
tabel dibawah ini
Pengujian
bobot
kepentingan tiap kriteria. Kemudian
Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan
Perbandingan Berpasangan Kriteria
KRITERIA
UANG
GEDUNG
SPP
NILAI
AKREDITASI
SERTIFIKASI
LOKASI
Total
UANG
GEDUNG
SPP
1
2
3
5
5
5
0.379
0.5
0.33
0.2
0.2
0.2
2.43
1
0.33
0.2
0.2
0.2
3.93
3
1
0.33
0.33
0.33
7.99
5
3
1
1
1
16
5
3
1
1
1
16
5
3
1
1
1
17
0.292
0.149
0.060
0.060
0.060
NILAI AKREDITASI SERTIFIKASI LOKASI
5
PRIORITY
VECTOR
n = 6, Ri=1.24
Eigen value = (2.43*0.379) + (3.93*0.292) + (7.99*0.149) + (16*0.060)
+ (16*0.060) + (17*0.060 ) = 6.190
CI = (6.190 – 6) / 5 = 0.038
CR = CI/ Ri = 0.038/ 1.24
= 0.031 atau 3.10 %
Dalam
pemberian
1) 1 juta < SPS ≤ 1.5 juta (bobot
skala
perhitungan untuk tiap sub kriteria
= 4)
2) 1.5 juta < SPS ≤ 3 juta (bobot
akan diberi bobot 0 s/d 4 dengan
jumlah maksimal dari kriteria yang
= 2)
hanya berjumlah 3 sub kriteria.
3) SPS > 3 juta (bobot = 0)
Untuk sub kriteria yang sesuai
Untuk kriteria uang gedung
dengan realitanya memiliki potensi
SMK :
untuk mendapatkan nilai positif akan
1) 1 juta < SPS ≤ 1.5 juta (bobot
diberi
bobot
tertinggi
dan
= 4)
2) 1.5 juta < SPS ≤ 2.5 juta
kemungkinan untuk kriteria yang
memiliki
nilai
negative
akan
(bobot = 2)
diberikan bobot terendah.
3) SPS > 2.5 juta (bobot = 0)
Pembobotan yang diberikan
c.
SPP
(Sumbangan
untuk mengatahui hasil keputusan
Pengembangan Pendidikan)
akan sekolah mana yang berpeluang
Untuk kriteria SPP SMA :
tinggi atau ideal dengan kriteria
1) 125 ribu < SPP ≤ 175 ribu
(bobot = 4)
calon siswa adalah sebagai berikut
2) 175 < SPP ≤ 250 ribu (bobot
penilaiannya :
a.
= 2)
Nilai kelulusan (DANEM)
3) 250 < SPP ≤ 350 ribu (bobot
1) Nilai ≤74 (bobot = 4)
2) Nilai ≥ 75 (bobot = 0)
b.
SPS
= 0)
Untuk kriteria SPP SMK :
(Sumbangan
1) 140 < SPP ≤ 160 ribu (bobot
Pengembangan Sekolah)
= 4)
Untuk kriteria uang gedung
SMA :
6
2) 160 < SPP ≤ 180 ribu (bobot
Ketika
= 2)
telah
selesai dilakukan di dapatkan hasil
3) 180 < SPP ≤ 200 ribu (bobot
total skor dengan interval peluang
= 0)
d.
pembobotan
sekolah yang berbeda-beda dari tiap
Akreditasi
sekolah. Barikut adalah total skor
1) Akreditasi “A” (bobot = 4)
yang di dapat dari tiap sekolah.
2) Akreditasi “B” (bobot = 2)
a.
3) Akreditasi “C” (bobot = 0)
Total skor SMA
1) Total skor 6 diperoleh SMA 1
dan SMA 3
e.
Sertifikasi
2) Total skor 38 diperoleh SMA
1) RSBI ( bobot = 0)
7
2) SSN/ Reguler (bobot =4)
f.
3) Total skor 40 diperoleh SMA
Lokasi
2
1) Kecamatan banjarsari/ lokasi
4) Total skor 42 diperoleh SMA
A (bobot=4)
4 dan SMA 6
2) Kecamatan jebres/ lokasi B
5) Total skor 52 diperoleh SMA
(bobot=3)
5
3) Kecamatan serengan/ lokasi
6) Total skor 58 diperoleh SMA
D (bobot=2)
4) Kecamatan
8
pasar
kliwon/
b.
lokasi C (bobot=1)
g.
1) Total skor 20 diperoleh SMK
Prodi atau disiplin ilmu
5
2) Total skor 30 diperoleh SMK
Khusus untuk kriteria Prodi atau
2
Disiplin Ilmu tidak dimasukkan
kedalam
proses
bernilai
pembobotan
3) Total skor 39 diperoleh SMK
pembobotan
karena
didapatkannya
8
tidak
4) Total skor 40 diperoleh SMK
tingkatan
untuk
Total skor SMK
3 dan SMK 9
kategori
5) Total skor 46 diperoleh SMK
tersebut dan hanya digunakan
4 dan SMK 6
untuk pengecekan kondisi.
7
masuk ke SMA 5 dan SMA
6) Total skor 50 diperoleh SMK
8
7
6) Pada interval 56 < total skor
7) Total skor 57 diperoleh SMK
≤
1
akan
dibuat
berbeda-beda
tiap
peluang
6
peringkat
b.
berdasarkan nominal nilai akreditasi
yang
terdapat
masuk ke SMA 2 dan SMA
Dari total skor tiap sekolah
tersebut
60
Interval Peluang SMK
1) Pada interval 15 < total skor
sekolah
untuk menentukan peluang pertama
≤
25
terdapat
peluang
dan peluang kedua yang terdekat
masuk ke SMK 5 dan SMK
dengan total skor masing-masing
4
2) Pada interval 28 < total skor
sekolah. Berikut adalah interval total
skor tiap peluang sekolah.
≤
a.
Interval peluang SMA
masuk ke SMK 2 dan SMK
1) Pada interval 4 < total skor ≤
6
≤
ke SMA 1 dan SMA 3
terdapat
peluang
≤
peluang
≤
peluang
≤
peluang
54
terdapat
peluang
masuk ke SMK 7 dan SMK
5) Pada interval 46 < total skor
terdapat
terdapat
6) Pada interval 48 < total skor
4
54
48
6
masuk ke SMA 6 dan SMA
≤
peluang
masuk ke SMK 4 dan SMK
4) Pada interval 41 < total skor
terdapat
terdapat
5) Pada interval 42 < total skor
4
44
42
9
masuk ke SMA 2 dan SMA
≤
peluang
masuk ke SMK 3 dan SMK
3) Pada interval 39 < total skor
terdapat
terdapat
4) Pada interval 39 < total skor
2
41
39
2
masuk ke SMA 7 dan SMA
≤
peluang
masuk ke SMK 8 dan SMK
2) Pada interval 22 < total skor
39
terdapat
3) Pada interval 35 < total skor
12 terdapat peluang masuk
≤
32
peluang
1
8
membantu calon siswa memilih
7) Pada interval 54 < total skor
≤
60
terdapat
peluang
sekolah menengah lanjut dapat
masuk ke SMK 1 dan SMK
dilihat dalam Gambar dibawah ini
3
yang digambarkan dalam bentuk
ERD
Perancangan basis data sistem
pendukung
keputusan
Relationship
(Entity
Diagram).
untuk
Gambar 2. ERD (Entity Relationship Diagram) sistem.
HASIL
PENELITIAN
akan
DAN
memilih
lanjutan
PEMBAHASAN
Pengujian sistem pendukung
sebuah
untuknya.
DANEM,
sekolah
Mulai
SPS
dari
(sumbangan
keputusan pemilihan sekolah yang
pengembangan
dilakukan
user
(sumbangan
yakni siswa calon sekolah menengah
pendidikan),
lanjut
sejumlah
pendidikan, akreditasi dan sertifikasi.
pertanyaan yang berupa kriteria-
Hasil pemilihan dari tiap kriteria dan
kriteria
sub kriteria yang mempunyai nilai
kepada beberapa
dengan
umum
mengisi
yang
sering
di
tanyakan oleh seorang siswa ketika
dan
9
bobot
sekolah),
SPP
pengembangan
lokasi,
kepentingan
program
masing-
masing yang telah dipilih oleh user
kriteria dalam pemilihan sekolah
dijumlahkan
beserta
dan
kemudian
hasil
pemilihan
sekolah
dicocokkan dengan hasil sekolah
ditunjukkan pada Gambar dibawah
yang ada pada tiap interval peluang
ini
hasil sekolah. Tampilan pengisian
Gambar 3. Tampilan Form Pengisian Kriteria Pertanyaan Pemilihan Sekolah
Dari gambar 3 diatas setiap
penjumlahan tiap nilai dari sub
pertanyaan dan jawaban terdapat
kriteria dan dikalikan dengan bobot
bobot kepentingan dan nilai yang
kepentingan tiap kriteria. Kemudian
berbeda-beda pada tiap kriteria dan
poin 40 tersebut di cocokkan dengan
sub kriteria. Dari pengisian form
interval peluang sekolah yang ada.
kriteria tersebut user mendapatkan
Dan kemudian menampilkan hasil
poin
keputusan sekolah mana yang sesuai
40
yang
berasal
dari
10
dengan kriterianya yang diperoleh
kedua yang sesuai dan mendekati
dengan
dengan kriteria user yang telah
poin
tersebut.
Gambar
berikut menunjukkan hasil keputusan
dimasukkan.
berupa peluang sekolah pertama dan
Gambar 4. Tampilan Hasil Keputusan Pemilihan Sekolah
Pengujian sistem dilakukan
ada mengenai tujuan dan manfaat
dengan memberikan angket kuisioner
dan
kepada 17 user selaku siswa calon
sebuah prosentase rata-rata jawaban
sekolah menengah lanjut yang berisi
dari tiap pertanyaan. Dari hasil
beberapa pertanyaan seputar tujuan
pengujian
dan manfaat sistem dan tampilan
jawaban untuk tiap pertanyaan dapat
sistem.
ditunjukkan pada Gambar berikut
Dari 17 responden yang telah
diberikan kuisioner tersebut dan telah
mengisi dari tiap pertanyaan yang
11
tampilan
sistem
tersebut
didapatkan
prosentase
Gambar 5. Grafik Kuisioner Tentang Tujuan Dan Manfaat Sistem
Grafik
diatas
dan
menunjukan
tujuan
untuk
memenuhi
bahwa dari segi perolehan manfaat
kebutuhan calon pengguna sistem
dan
memenuhi
diperoleh suara sebanyak 11.76%
kebutuhan calon pengguna sistem
mengatakan sangat setuju, 58.82%
mayoritas menyatakan bahwa sistem
mengatakan
ini bermanfaat. Dari 17 responden
mengatakan tidak setuju dan 0%
yang ada dalam perolehan manfaat
mengatakan sangat tidak setuju.
tujuan
untuk
setuju,
29.41%
Gambar 6. Grafik Kuisioner Tentang Tampilan Sistem
Grafik
bahwa
dari
diatas
segi
menunjukan
tampilan
kemudahan penggunaan pada sisi
dan
interface untuk memenuhi kebutuhan
12
calon pengguna sistem mayoritas
Hierarchy Process (AHP) sebagai
menyatakan
dasar
menarik
bahwa
dan
sistem
mudah
ini
teori
menentukan
untuk
untuk
membantu
pembobotan
kriteria
digunakan. Dari 17 responden yang
telah selesai dibuat dan diuji coba di
ada dalam perolehan manfaat dan
masyarakat. Sistem ini telah dibuat
tujuan untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan analisis kebutuhan dan
calon pengguna sistem diperoleh
dibangun sesuai dengan rancangan
suara sebanyak 35.29% mengatakan
yang telah di utarakan oleh pembuat
sangat menarik, 64.71% mengatakan
sistem sesuai dengan tujuan awal.
menarik dan 0% mengatakan tidak
Mulai
menarik dan sangat tidak menarik.
informasi dan fasilitas yang terdapat
pada
sistem
dibuktikan
Pembuatan aplikasi berupa
pengujian
sistem pendukung keputusan untuk
calon
siswa
telah
manfaat,
diselesaikan
metode
berdasarkan
di
masyarakat
hasil
yang
memperoleh suara sebesar sebesar
memilih
11.76% yang menyatakan sangat
sekolah menengah lanjutan dengan
menggunakan
kegunaan,
dengan sebaik mungkin. Hal ini
KESIMPULAN
membantu
dari
setuju dan 58.82% menyatakan.
Analytical
DAFTAR PUSTAKA
Albert, Andreas, 2004 “Sistem informasi Pendidikan Nasional Sekolah Menengah
Umum dan Sederajat”. http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124592SP-88-Sistem%-20informasi-HA.pdf. Diakses tanggal 10 Oktober 2011,
pukul 13:19
Hardyansyah, Willis, 2010 “Penerapan Sistem Informasi Businnes Intelligence
Untuk Memudahkan Orang Tua Siswa Memilih Sekolah Menengah
Pertama
Yang
Berkualitas”.
http://www.slideshare.net/wilhardy/penerapan-sistem-informasi-businessintelligence-untuk-memudahkan-para-orang-tua-siswa-memilih-sekolahmenengah-pertama-yang-berkualitas-4400883. Diakses tanggal 9 Oktober
2011, pukul 21:05
13
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Andi,
Yogyakarta
Saaty, Thomas L. 2001. “Decision Making with Dependence and Feedback: The
Analytic Network Process”. Pittsburgh, PA: RWS Publications..
Sunarto, 2011. “Sistem Pendukung Keputusan pemilihan handphone metode
analytical
hierarchy process (AHP) berbasis PHP”.
http://repo.eepis-its.edu/229/. Diakses tanggal 11 Oktober 2011, pukul
13:25
14
UNTUK MEMBANTU CALON SISWA
MEMILIH SEKOLAH MENENGAH LANJUTAN DI SURAKARTA
MAKALAH
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Komunikasi dan Informatika
Diajukan oleh :
Nuruddin Nova Sekti Aji
Agus Ulinuha, S.T., M.T., Ph.D.
Yusuf Sulistyo N, S.T., M.Eng
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Juli, 2012
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
UNTUK MEMBANTU CALON SISWA
MEMILIH SEKOLAH MENENGAH LANJUT DI SURAKARTA
Nuruddin Nova Sekti Aji, Agus Ulinuha, Yusuf Sulistyo Nugroho
Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-Mail : [email protected]
ABSTRACT
To be accepted in an ideal advanced high school or that is appropriate
with prospective student criteria after graduation from junior high school is
becoming hope of each student. How ever school information and reason to
decide, look for, and choose an ideal Public Schools is not easy. There are a
number of constraints and factors in every student to choose and find information
about schools which fit with student criteria or have a high chance to him to be
accepted. The Decision Support System to Assist Students in selecting Advanced
high school in Surakarta has been designed to help students to find out which
school is suitable for him.
The system using and developing the basic concept of the Analytical
Hierarchy Process (AHP) used as a theoretical basis for calculation of weighting
of each factor and the real criteria that exist in the real situation. The system is
built with PHP and MySQL as database.
This Decision support system was successfully constructed and tested in
accordance with the plan which already made. Based on the results of
experiments performed by the survey obtained by 11.76% said strongly agree and
58.82% agreed with the terms of the benefits and purpose. This proves that the
system can fill up the needs of potential user of this decision support system.
Keywords: An ideal Public Schools, Decision Support Systems, Analytical
Hierarchy Process
ABSTRAKSI
Mendapatkan sekolah menengah lanjutan idaman atau sesuai dengan
kriteria seorang calon siswa pasca kelulusan dari sekolah menengah pertama
adalah harapan setiap siswa. Namun informasi sekolah dan pemikiran untuk
memutuskan, mencari, dan memilih Sekolah Negeri yang ideal tidaklah mudah.
Berbagai kendala dan faktor dalam siswa memilih dan mencari informasi
mengenai sekolah mana yang sesuai dengan kriteria atau yang berpeluang tinggi
untuknya diterima. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Membantu Calon Siswa
1
Dalam Memilih Sekolah Menengah Lanjutan di Surakarta ini dibuat untuk
membantu siswa untuk mengetahui sekolah mana yang tepat untuknya.
Sistem ini menggunakan dan mengembangkan konsep dasar dari Analytical
Hierarchy Process (AHP) yang akan digunakan sebagai teori dasar untuk
melakukan perhitungan pembobotan dari tiap faktor dan kriteria nyata yang ada di
lapangan. Sistem ini dibangun dengan bahasa pemrograman PHP dan MySQL
sebagai basis data.
Sistem pendukung keputusan ini berhasil dibangun dan diuji coba sesuai
dengan rancangan yang telah dibuat. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan di
masyarakat diperoleh suara sebesar 11.76% yang menyatakan sangat setuju dan
58.82% menyatakan setuju dari segi manfaat dan tujuan. Hal ini membuktikan
bahwa sistem ini dapat memenuhi kebutuhan dari calon pengguna sistem
pendukung keputusan ini.
Kata kunci : Sekolah Negeri yang ideal, Sistem Pendukung Keputusan,
Analytical Hierarchy Process
PENDAHULUAN
Sekolah
merupakan
tempat
untuk bisa belajar di sekolah negeri
tujuan untuk belajar bagi seorang
anak
manapun.
Sekolah
lebih ketat.
yang
Setelah
siswa
mendapatkan
berkualitas dan berstatus Negeri
predikat
selalu menjadi incaran seorang orang
Menengah
tua dan calon siswa. Selain sudah
hendak
terbukti mempunyai kualitas yang
pendidikan sekolah menengah lanjut,
terpercaya, sekolah negeri sering kali
orang
lebih murah dan terjangkau untuk
mendapatkan
masalah
biaya.
bagi
sekolah menengah lanjutan yang di
seorang
siswa
berprestasi
idamkan. Beberapa orang tua dan
maupun yang kurang berprestasi dan
siswa terkadang kesulitan dalam
termasuk dalam keluarga menengah
memperoleh
kebawah maupun ke atas. Terlebih
sekolah menengah lanjut yang ada.
lagi ketika seorang siswa yang telah
Mereka harus bersusah payah dating
memasuki
sekolah
ke setiap sekolah untuk mendapatkan
menengah lanjutan pasti persaingan
informasi yang riil tentang sekolah
Terutama
yang
jenjang
ke
kelulusan
dari
Pertama
(SMP)
melanjutkan
tua
dan
Sekolah
ke
siswa
informasi
informasi
dan
jenjang
berhak
mengenai
tentang
tersebut. Mulai dari jarak tempuh dan
2
lokasi, fasilitas dari sekolah tersebut,
merupakan permasalan yang akan
biaya
dihadapi seorang siswa nanti dalam
SPP
Pengembangan
(Sumbangan
Pendidikan)
menuju
dan
sekolah
untuk
belajar.
uang gedung atau SPS (Sumbangan
Karena tak semua calon
Pengembangan Sekolah) dan yang
berasal dari daerah strategis yang
terpenting
informasi
terdapat transportasi untuk langsung
jangkauan rata-rata nilai DANEM
bisa sampai ke sekolah ataupun
(Daftar Nilai Hasil Evaluasi Belajar
dalam jarak yang jauh dari rumah
Tahap Akhir Nasional Murni ) batas
tentunya
minimal pada tiap sekolah guna
pertimbangan juga bagi calon siswa
menentukan
untuk memilih sekolah. Dan masih
lagi
adalah
probabilitas
diterima
akan
menjadi
siswa
sebuah
banyak permasalahan yang sering
tidaknya calon siswa tersebut.
kali
Masih seputar permasalahan
jadi
pertimbangan
untuk
yang dihadapi oleh orang tua dan
menentukan sekolah yang tepat bagi
calon siswa dalam memilih sekolah
calon siswa.
yang terbaik dan realistis untuk nya.
Berdasar latar belakang yang
Dimulai dari DANEM calon siswa
telah diuraikan, dalam menentukan
yang pas-pas an atau bagus sekiranya
sekolah menengah lanjutan idaman
sekolah mana yang bisa untuknya
dan tepat bagi calon siswa dari
mendaftar
tersebut.
sekian banyak kriteria dan bahkan
Kemudian untuk persoalan biaya,
multikriteria perlu dibuat sebuah
dalam hal ini dana pengembangan
sistem pendukung keputusan yang
instansi/ sekolah atau sering disebut
mampu
uang gedung dan juga iuran bulanan
menentukan pilihan dalam memilih
atau
sebuah
sekolah menengah dengan salah satu
pertanyaan bagi orang tua calon
metode dasar yang digunakan dalam
siswa
kalangan
Sistem Pendukung Keputusan. Yakni
menengah kebawah. Apakah biaya
Analytical Hierarchy Process (AHP)
nanti sesuai dengan pendapatannya
yang mampu menyederhanakan dan
ataupun
membantu
di
spp,
juga
terutama
tidak.
sekolah
menjadi
dari
Kemudian
untuk
masalah lokasi ataupun jarak tempuh
membantu
calon
mempercepat
siswa
proses
penentuan dari beberapa kriteria
3
yang
ada
dan
Metodologi penelitian yang
menghasilkan sebuah keputusan atau
dirasa tepat dan akan digunakan
sebuah pilihan
dalam
Tujuan
untuk
dari
diolah
penelitian
membangun
ini
pendukung
adalah membangun sebuah sistem
membantu
pendukung
sekolah
keputusan
dalam
sistem
keputusan
calon
siswa
menengah
untuk
memilih
lanjutan
di
menentukan pilihan sekolah yang
surakarta
diinginkan oleh calon siswa dan
menggunakan
mempunyai kemungkinan diterima
(Pressman,
untuknya.
diilustrasikan pada Gambar dibawah
adalah
metode
2005)
dengan
waterfall
seperti
yang
ini
METODOLOGI PENELITIAN
Mendefinisikan
kebutuhan
Analisis
kebutuhan
Desain sistem dan
software
coding
Pengujian sistem (verivikasi)
dan integrasi
Implementasi dan
maintenance
Gambar 1. Metode waterfall
Metode
waterfall
adalah
menunggu sampai dengan proses
metode perancangan berurutan yang
pada tahap tersebut selesai baru bisa
menggunakan
melanjutkan ke tahap berikutnya.
proses
pendekatan
secara sistematis mulai dari level
Namun
pendefinisian
sistem
kurang dalam iterasi pada setiap
sampai dengan maintenance. Setiap
level. Dalam pengembangan Sistem
tahapan pada Waterfall dilakukan
Pendukung Keputusan berbasis web,
secara
Waterfall memiliki kekakuan untuk
kebutuhan
berurutan
dan
harus
4
disayangkan
metode
ini
ke
iterasi
Sistem
sebelumnya.
Informasi
Sistem
dalam
Pendukung
akan didapatkan sebuah pembobotan
Dimana
dengan
bentuk
teknologi
Dalam
yang
pemberian
skala
perhitungan untuk tiap kriteria akan
ataupun
diberi
lingkungannya.
bobot
kepentingan
atau
prioritas yang berbeda satu dengan
Penelitian dalam pembuatan
sistem ini
kepentingan
berbeda-beda untuk tiap kriteria.
Keputusan
berbasis Web selalu berkembang
baik
nilai
yang lain. Untuk kriteria SPS atau
menggunakan konsep
dasar yang sering kali digunakan
uang
untuk menganalisis sebuah masalah
kemudian SPP diberi bobot 4, nilai
yang dihadapi dengan metode AHP
DANEM diberi bobot 3, dan untuk
(Analytical Hierarchy Process). AHP
kriteria akreditasi, sertifikasi dan
adalah salah satu teknik pengambilan
lokasi diberi bobot 1. Pemberian
keputusan yang digunakan dalam
bobot
analisis
sebelumnya
kebijaksanaan.
Dalam
gedung
diberi
bobot
kepentingan
sudah
5,
tersebut
diuji
nya
nilai
penelitian ini, penggunaan AHP
konsistensi
dengan
hanya sebagai teori dasar untuk
menggunakan perbandingan matriks
membantu dalam membentuk sebuah
berpasangan.
keputusan dari permasalahan yang
kepentingan tersebut tertera dalam
ada dengan melakukan perbandingan
tabel dibawah ini
Pengujian
bobot
kepentingan tiap kriteria. Kemudian
Tabel 1. Matriks Perbandingan Berpasangan
Perbandingan Berpasangan Kriteria
KRITERIA
UANG
GEDUNG
SPP
NILAI
AKREDITASI
SERTIFIKASI
LOKASI
Total
UANG
GEDUNG
SPP
1
2
3
5
5
5
0.379
0.5
0.33
0.2
0.2
0.2
2.43
1
0.33
0.2
0.2
0.2
3.93
3
1
0.33
0.33
0.33
7.99
5
3
1
1
1
16
5
3
1
1
1
16
5
3
1
1
1
17
0.292
0.149
0.060
0.060
0.060
NILAI AKREDITASI SERTIFIKASI LOKASI
5
PRIORITY
VECTOR
n = 6, Ri=1.24
Eigen value = (2.43*0.379) + (3.93*0.292) + (7.99*0.149) + (16*0.060)
+ (16*0.060) + (17*0.060 ) = 6.190
CI = (6.190 – 6) / 5 = 0.038
CR = CI/ Ri = 0.038/ 1.24
= 0.031 atau 3.10 %
Dalam
pemberian
1) 1 juta < SPS ≤ 1.5 juta (bobot
skala
perhitungan untuk tiap sub kriteria
= 4)
2) 1.5 juta < SPS ≤ 3 juta (bobot
akan diberi bobot 0 s/d 4 dengan
jumlah maksimal dari kriteria yang
= 2)
hanya berjumlah 3 sub kriteria.
3) SPS > 3 juta (bobot = 0)
Untuk sub kriteria yang sesuai
Untuk kriteria uang gedung
dengan realitanya memiliki potensi
SMK :
untuk mendapatkan nilai positif akan
1) 1 juta < SPS ≤ 1.5 juta (bobot
diberi
bobot
tertinggi
dan
= 4)
2) 1.5 juta < SPS ≤ 2.5 juta
kemungkinan untuk kriteria yang
memiliki
nilai
negative
akan
(bobot = 2)
diberikan bobot terendah.
3) SPS > 2.5 juta (bobot = 0)
Pembobotan yang diberikan
c.
SPP
(Sumbangan
untuk mengatahui hasil keputusan
Pengembangan Pendidikan)
akan sekolah mana yang berpeluang
Untuk kriteria SPP SMA :
tinggi atau ideal dengan kriteria
1) 125 ribu < SPP ≤ 175 ribu
(bobot = 4)
calon siswa adalah sebagai berikut
2) 175 < SPP ≤ 250 ribu (bobot
penilaiannya :
a.
= 2)
Nilai kelulusan (DANEM)
3) 250 < SPP ≤ 350 ribu (bobot
1) Nilai ≤74 (bobot = 4)
2) Nilai ≥ 75 (bobot = 0)
b.
SPS
= 0)
Untuk kriteria SPP SMK :
(Sumbangan
1) 140 < SPP ≤ 160 ribu (bobot
Pengembangan Sekolah)
= 4)
Untuk kriteria uang gedung
SMA :
6
2) 160 < SPP ≤ 180 ribu (bobot
Ketika
= 2)
telah
selesai dilakukan di dapatkan hasil
3) 180 < SPP ≤ 200 ribu (bobot
total skor dengan interval peluang
= 0)
d.
pembobotan
sekolah yang berbeda-beda dari tiap
Akreditasi
sekolah. Barikut adalah total skor
1) Akreditasi “A” (bobot = 4)
yang di dapat dari tiap sekolah.
2) Akreditasi “B” (bobot = 2)
a.
3) Akreditasi “C” (bobot = 0)
Total skor SMA
1) Total skor 6 diperoleh SMA 1
dan SMA 3
e.
Sertifikasi
2) Total skor 38 diperoleh SMA
1) RSBI ( bobot = 0)
7
2) SSN/ Reguler (bobot =4)
f.
3) Total skor 40 diperoleh SMA
Lokasi
2
1) Kecamatan banjarsari/ lokasi
4) Total skor 42 diperoleh SMA
A (bobot=4)
4 dan SMA 6
2) Kecamatan jebres/ lokasi B
5) Total skor 52 diperoleh SMA
(bobot=3)
5
3) Kecamatan serengan/ lokasi
6) Total skor 58 diperoleh SMA
D (bobot=2)
4) Kecamatan
8
pasar
kliwon/
b.
lokasi C (bobot=1)
g.
1) Total skor 20 diperoleh SMK
Prodi atau disiplin ilmu
5
2) Total skor 30 diperoleh SMK
Khusus untuk kriteria Prodi atau
2
Disiplin Ilmu tidak dimasukkan
kedalam
proses
bernilai
pembobotan
3) Total skor 39 diperoleh SMK
pembobotan
karena
didapatkannya
8
tidak
4) Total skor 40 diperoleh SMK
tingkatan
untuk
Total skor SMK
3 dan SMK 9
kategori
5) Total skor 46 diperoleh SMK
tersebut dan hanya digunakan
4 dan SMK 6
untuk pengecekan kondisi.
7
masuk ke SMA 5 dan SMA
6) Total skor 50 diperoleh SMK
8
7
6) Pada interval 56 < total skor
7) Total skor 57 diperoleh SMK
≤
1
akan
dibuat
berbeda-beda
tiap
peluang
6
peringkat
b.
berdasarkan nominal nilai akreditasi
yang
terdapat
masuk ke SMA 2 dan SMA
Dari total skor tiap sekolah
tersebut
60
Interval Peluang SMK
1) Pada interval 15 < total skor
sekolah
untuk menentukan peluang pertama
≤
25
terdapat
peluang
dan peluang kedua yang terdekat
masuk ke SMK 5 dan SMK
dengan total skor masing-masing
4
2) Pada interval 28 < total skor
sekolah. Berikut adalah interval total
skor tiap peluang sekolah.
≤
a.
Interval peluang SMA
masuk ke SMK 2 dan SMK
1) Pada interval 4 < total skor ≤
6
≤
ke SMA 1 dan SMA 3
terdapat
peluang
≤
peluang
≤
peluang
≤
peluang
54
terdapat
peluang
masuk ke SMK 7 dan SMK
5) Pada interval 46 < total skor
terdapat
terdapat
6) Pada interval 48 < total skor
4
54
48
6
masuk ke SMA 6 dan SMA
≤
peluang
masuk ke SMK 4 dan SMK
4) Pada interval 41 < total skor
terdapat
terdapat
5) Pada interval 42 < total skor
4
44
42
9
masuk ke SMA 2 dan SMA
≤
peluang
masuk ke SMK 3 dan SMK
3) Pada interval 39 < total skor
terdapat
terdapat
4) Pada interval 39 < total skor
2
41
39
2
masuk ke SMA 7 dan SMA
≤
peluang
masuk ke SMK 8 dan SMK
2) Pada interval 22 < total skor
39
terdapat
3) Pada interval 35 < total skor
12 terdapat peluang masuk
≤
32
peluang
1
8
membantu calon siswa memilih
7) Pada interval 54 < total skor
≤
60
terdapat
peluang
sekolah menengah lanjut dapat
masuk ke SMK 1 dan SMK
dilihat dalam Gambar dibawah ini
3
yang digambarkan dalam bentuk
ERD
Perancangan basis data sistem
pendukung
keputusan
Relationship
(Entity
Diagram).
untuk
Gambar 2. ERD (Entity Relationship Diagram) sistem.
HASIL
PENELITIAN
akan
DAN
memilih
lanjutan
PEMBAHASAN
Pengujian sistem pendukung
sebuah
untuknya.
DANEM,
sekolah
Mulai
SPS
dari
(sumbangan
keputusan pemilihan sekolah yang
pengembangan
dilakukan
user
(sumbangan
yakni siswa calon sekolah menengah
pendidikan),
lanjut
sejumlah
pendidikan, akreditasi dan sertifikasi.
pertanyaan yang berupa kriteria-
Hasil pemilihan dari tiap kriteria dan
kriteria
sub kriteria yang mempunyai nilai
kepada beberapa
dengan
umum
mengisi
yang
sering
di
tanyakan oleh seorang siswa ketika
dan
9
bobot
sekolah),
SPP
pengembangan
lokasi,
kepentingan
program
masing-
masing yang telah dipilih oleh user
kriteria dalam pemilihan sekolah
dijumlahkan
beserta
dan
kemudian
hasil
pemilihan
sekolah
dicocokkan dengan hasil sekolah
ditunjukkan pada Gambar dibawah
yang ada pada tiap interval peluang
ini
hasil sekolah. Tampilan pengisian
Gambar 3. Tampilan Form Pengisian Kriteria Pertanyaan Pemilihan Sekolah
Dari gambar 3 diatas setiap
penjumlahan tiap nilai dari sub
pertanyaan dan jawaban terdapat
kriteria dan dikalikan dengan bobot
bobot kepentingan dan nilai yang
kepentingan tiap kriteria. Kemudian
berbeda-beda pada tiap kriteria dan
poin 40 tersebut di cocokkan dengan
sub kriteria. Dari pengisian form
interval peluang sekolah yang ada.
kriteria tersebut user mendapatkan
Dan kemudian menampilkan hasil
poin
keputusan sekolah mana yang sesuai
40
yang
berasal
dari
10
dengan kriterianya yang diperoleh
kedua yang sesuai dan mendekati
dengan
dengan kriteria user yang telah
poin
tersebut.
Gambar
berikut menunjukkan hasil keputusan
dimasukkan.
berupa peluang sekolah pertama dan
Gambar 4. Tampilan Hasil Keputusan Pemilihan Sekolah
Pengujian sistem dilakukan
ada mengenai tujuan dan manfaat
dengan memberikan angket kuisioner
dan
kepada 17 user selaku siswa calon
sebuah prosentase rata-rata jawaban
sekolah menengah lanjut yang berisi
dari tiap pertanyaan. Dari hasil
beberapa pertanyaan seputar tujuan
pengujian
dan manfaat sistem dan tampilan
jawaban untuk tiap pertanyaan dapat
sistem.
ditunjukkan pada Gambar berikut
Dari 17 responden yang telah
diberikan kuisioner tersebut dan telah
mengisi dari tiap pertanyaan yang
11
tampilan
sistem
tersebut
didapatkan
prosentase
Gambar 5. Grafik Kuisioner Tentang Tujuan Dan Manfaat Sistem
Grafik
diatas
dan
menunjukan
tujuan
untuk
memenuhi
bahwa dari segi perolehan manfaat
kebutuhan calon pengguna sistem
dan
memenuhi
diperoleh suara sebanyak 11.76%
kebutuhan calon pengguna sistem
mengatakan sangat setuju, 58.82%
mayoritas menyatakan bahwa sistem
mengatakan
ini bermanfaat. Dari 17 responden
mengatakan tidak setuju dan 0%
yang ada dalam perolehan manfaat
mengatakan sangat tidak setuju.
tujuan
untuk
setuju,
29.41%
Gambar 6. Grafik Kuisioner Tentang Tampilan Sistem
Grafik
bahwa
dari
diatas
segi
menunjukan
tampilan
kemudahan penggunaan pada sisi
dan
interface untuk memenuhi kebutuhan
12
calon pengguna sistem mayoritas
Hierarchy Process (AHP) sebagai
menyatakan
dasar
menarik
bahwa
dan
sistem
mudah
ini
teori
menentukan
untuk
untuk
membantu
pembobotan
kriteria
digunakan. Dari 17 responden yang
telah selesai dibuat dan diuji coba di
ada dalam perolehan manfaat dan
masyarakat. Sistem ini telah dibuat
tujuan untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan analisis kebutuhan dan
calon pengguna sistem diperoleh
dibangun sesuai dengan rancangan
suara sebanyak 35.29% mengatakan
yang telah di utarakan oleh pembuat
sangat menarik, 64.71% mengatakan
sistem sesuai dengan tujuan awal.
menarik dan 0% mengatakan tidak
Mulai
menarik dan sangat tidak menarik.
informasi dan fasilitas yang terdapat
pada
sistem
dibuktikan
Pembuatan aplikasi berupa
pengujian
sistem pendukung keputusan untuk
calon
siswa
telah
manfaat,
diselesaikan
metode
berdasarkan
di
masyarakat
hasil
yang
memperoleh suara sebesar sebesar
memilih
11.76% yang menyatakan sangat
sekolah menengah lanjutan dengan
menggunakan
kegunaan,
dengan sebaik mungkin. Hal ini
KESIMPULAN
membantu
dari
setuju dan 58.82% menyatakan.
Analytical
DAFTAR PUSTAKA
Albert, Andreas, 2004 “Sistem informasi Pendidikan Nasional Sekolah Menengah
Umum dan Sederajat”. http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124592SP-88-Sistem%-20informasi-HA.pdf. Diakses tanggal 10 Oktober 2011,
pukul 13:19
Hardyansyah, Willis, 2010 “Penerapan Sistem Informasi Businnes Intelligence
Untuk Memudahkan Orang Tua Siswa Memilih Sekolah Menengah
Pertama
Yang
Berkualitas”.
http://www.slideshare.net/wilhardy/penerapan-sistem-informasi-businessintelligence-untuk-memudahkan-para-orang-tua-siswa-memilih-sekolahmenengah-pertama-yang-berkualitas-4400883. Diakses tanggal 9 Oktober
2011, pukul 21:05
13
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Andi,
Yogyakarta
Saaty, Thomas L. 2001. “Decision Making with Dependence and Feedback: The
Analytic Network Process”. Pittsburgh, PA: RWS Publications..
Sunarto, 2011. “Sistem Pendukung Keputusan pemilihan handphone metode
analytical
hierarchy process (AHP) berbasis PHP”.
http://repo.eepis-its.edu/229/. Diakses tanggal 11 Oktober 2011, pukul
13:25
14