Formulasi emulgel minyak cengkeh (Oleum caryophylli) sebagai anti bau kaki pengaruh carbopol 940 dan sorbitol terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

FORMULASI EMULGEL MINYAK CENGKEH (Oleum caryophylli)
SEBAGAI ANTI BAU KAKI:
PENGARUH CARBOPOL 940 DAN SORBITOL TERHADAP
SIFAT FISIK DAN STABILITAS FISIK

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Lani Agustina
NIM : 098114099


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN
~ Filipi 4:6~
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang
apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala
hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur
~ Kolose 3:23~
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah
dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan

dan bukan untuk manusia
~ Yesaya 55:8~
Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu,
dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah
firman Tuhan
~ Anonim~
Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras dan
belajar dari kegagalan

iv

Karyaini kupersembahkanuntuk:
Bapaku, TuhanYesusKristus;
Orangtuaku;
Ci Fani, Felix, danWelli;
Sahabat-sahabatku;
danAlmamaterku.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat, dan
penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Formulasi Emulgel Minyak Cengkeh (Oleum caryophylli) Sebagai Anti Bau
Kaki: Pengaruh Carbopol 940 dan Sorbitol Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas
Fisik” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama proses perkuliahan, penelitian, penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan doa, dukungan, semangat, saran
dan kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Orang tua atas doa, cinta, kasih sayang, perhatian, kebersamaan, kesabaran,
inspirasi, motivasi, saran, dan kritik yang diberikan kepada penulis.
2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu C. M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt., selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan waktu, bimbingan, diskusi, kritik, dan saran kepada
penulis mulai dari proposal, penelitian, penyusunan hingga penyelesaian
skripsi ini.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Dr. Enade Perdana Istyastono, Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya
meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta memberikan
pengarahan, saran, dan kritik kepada penulis.
5. Ibu Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya
meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta memberikan
pengarahan, saran, dan kritik kepada penulis.

6. Dra. Lily Widjaja, M.Phs., Apt., yang telah membantu dalam pengadaan
minyak cengkeh dan memberikan masukan kepada penulis.
7. Ibu Maria Dwi Budi Jumpowati, S.Si., yang banyak memberikan masukan,
saran, dan kritik yang membangun kepada penulis.
8. Ir. Ignatius Aris Dwiatmoko, M.Sc., selaku dosen statistika yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan masalah terkait data skripsi.
9. Jenny Marina, Lia Susanti, Selvia, Melisa Silvia Angelina Wijaya, dan Tri
Pamulatsih sebagai teman satu tim penelitian atas kerja sama, bantuan, dan
kebersamaan selama proses skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku : Elisabeth Adelia Widjaja dan Melissa Septina Ismanto
atas semangat, dukungan, dan doa yng diberikan kepada penulis.
11. Theresia Nindyati Krisantini, Maria Quincy Pang, Vincentia Adelina
Haryanto, Agnes Mutiara Kurniawan, Sylvia Agustina, Sheilla Ardhistia, dan
teman-teman kos Dewi 2 atas kebersamaan dan motivasi yang diberikan
kepada penulis selama proses skripsi ini.
12. Teman-teman FST A dan B 2009 atas kebersamaannya baik selama proses
perkuliahan maupun praktikum.

viii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13. Bapak Musrifin, Bapak Mukminin, Mas Ottok, Bapak Heru, Bapak Parjiman,
Mas Darto, Bapak Yuwono, Bapak-bapak satpam dan seluruh laboran serta
karyawan lain di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
banyak membantu penulis selama penelitian.
14. Semua pihak yang telah banyak membantu selama proses skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis sadar bahwa memiliki keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di
bidang farmasi.

Penulis


ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................

ii


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

iv

PRAKATA ...................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...........................................

ix

DAFTAR ISI ................................................................................................

x


DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
INTISARI ..................................................................................................... xx
ABSTRACT ................................................................................................... xxi
BAB I. PENGANTAR ..................................................................................

1

A. Latar Belakang .........................................................................................

1

1. Perumusan masalah .............................................................................

4

2. Keaslian penelitian...............................................................................

4

3. Manfaat penelitian ...............................................................................

5

B. Tujuan Penelitian .....................................................................................

6

1. Tujuan umum .......................................................................................

6

2. Tujuan khusus ......................................................................................

6

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ...........................................................

7

A. Bau Kaki dan Staphylococcus epidermidis ...............................................

7

B. Minyak Cengkeh ......................................................................................

8

1. Deskripsi .............................................................................................

8

2. Kandungan kimia.................................................................................

8

3. Sifat fisik dan kimia .............................................................................

9

4. Manfaat ...............................................................................................

9

C. Emulgel.................................................................................................... 10
D. Komposisi Emulgel .................................................................................. 11
1. Carbopol 940 ....................................................................................... 11
2. Triethanolamine (TEA) ....................................................................... 12
3. Sorbitol ................................................................................................ 12
4. Emulsifying agent (tween 80 dan span 80) ........................................... 13
5. Parafin cair .......................................................................................... 15
6. Pengawet (metil paraben dan propil paraben) ....................................... 15
7. Aquadest .............................................................................................. 17
E. Iritasi Primer ........................................................................................... 17
F. Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Emulgel .................................................... 18
1. Viskositas ............................................................................................ 18
2. Daya sebar ........................................................................................... 19
G. Uji Potensi Antimikroba ........................................................................... 20
1. Metode difusi ....................................................................................... 20
2. Metode dilusi ....................................................................................... 20

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

H. Landasan Teori......................................................................................... 21
I. Hipotesis .................................................................................................. 22
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 23
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 23
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional............................................ 23
1. Variabel penelitian ............................................................................... 23
2. Definisi operasional ............................................................................. 24
C. Bahan Penelitian ...................................................................................... 25
D. Alat Penelitian .......................................................................................... 25
E. Tata Cara Penelitian ................................................................................. 26
1. Verifikasi sifat fisik minyak cengkeh ................................................... 26
a. Verifikasi indeks bias minyak cengkeh ............................................ 26
b. Verifikasi bobot jenis minyak cengkeh ............................................ 26
2. Formulasi emulgel ............................................................................... 27
a. Pengembangan carbopol 940 .......................................................... 27
b. Pembuatan emulsi .......................................................................... 28
c. Pembuatan sediaan emulgel ........................................................... 28
3. Pengujian pH emulgel .......................................................................... 28
4. Iritasi primer ........................................................................................ 28
5. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh ................... 29
a. Uji viskositas ................................................................................. 29
b. Uji daya sebar ................................................................................ 29

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Pengujian potensi antibakteri emulgel terhadap Staphylococcus
epidermidis .......................................................................................... 29
a. Pembuatan stok bakteri .................................................................. 29
b. Pembuatan suspensi bakteri............................................................ 30
c. Pembuatan kontrol media steril ...................................................... 30
d. Kontrol pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus epidermidis ........ 30
e. Uji potensi antibakteri sediaan emulgel .......................................... 31
F. Analisis Hasil ........................................................................................... 31
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 34
A. Identifikasi dan Verifikasi Sifat Fisik Minyak Cengkeh ............................ 34
B. Formulasi Emulgel ................................................................................... 35
C. Pengujian pH Emulgel.............................................................................. 43
D. Iritasi Primer ............................................................................................ 44
E. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Emulgel .............................................. 45
F. Pengaruh Carbopol 940 dan Sorbitol Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas
Fisik Emulgel ........................................................................................... 50
1. Viskositas ............................................................................................ 50
2. Daya sebar ........................................................................................... 52
3. Pergeseran viskositas ........................................................................... 55
G. Pengujian Potensi Antibakteri Emulgel Terhadap Staphylococcus
epidermidis .............................................................................................. 57

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 61
A. Kesimpulan .............................................................................................. 61
B. Saran ........................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62
LAMPIRAN ................................................................................................. 66
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 83

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I.

Kandungan eugenol dalam minyak cengkeh .............................

8

Tabel II.

Perbedaan sifat fisik dan kimia minyak cengkeh .......................

9

Tabel III.

Sistem penilaian metode Draize ................................................ 18

Tabel IV.

Interpretasi nilai Primary Irritation Index (PII) ......................... 18

Tabel V.

Hasil modifikasi dari formula standar untuk pembuatan
emulgel sebanyak 200 g ........................................................... 27

Tabel VI.

Hasil verifikasi minyak cengkeh CV Indaroma Yogyakarta ...... 34

Tabel VII.

Hasil orientasi sifat fisik emulgel dengan variasi carbopol 940 . 39

Tabel VIII. Hasil orientasi sifat fisik emulgel dengan variasi sorbitol .......... 41
Tabel IX.

Hasil pengujian viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas
emulgel .................................................................................... 45

Tabel X.

Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk untuk respon viskositas ........ 50

Tabel XI.

Hasil uji Wilcoxon-two sample untuk melihat pengaruh variasi
carbopol 940 pada respon viskositas ......................................... 50

Tabel XII.

Hasil uji Wilcoxon-two sample untuk melihat pengaruh variasi
sorbitol pada respon viskositas ................................................. 51

Tabel XIII. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk untuk respon daya sebar....... 52
Tabel XIV. Hasil uji Wilcoxon-two sample untuk melihat pengaruh variasi
carbopol 940 pada respon daya sebar ........................................ 53
Tabel XV.

Hasil uji Wilcoxon-two sample untuk melihat pengaruh variasi
sorbitol pada respon daya sebar ................................................ 54

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel XVI. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk untuk respon pergeseran
viskositas.................................................................................. 55
Tabel XVII. Hasil uji Wilcoxon-two sample untuk melihat pengaruh variasi
carbopol 940 pada respon pergeseran viskositas ....................... 55
Tabel XVIII. Hasil uji Wilcoxon-two sample untuk melihat pengaruh variasi
sorbitol pada respon pergeseran viskositas ............................... 56
Tabel XIX. Rata-rata diameter zona hambat setelah emulgel disimpan
selama satu bulan ..................................................................... 59
Tabel XX.

Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk rata-rata diameter zona
hambat ..................................................................................... 59

Tabel XXI. Hasil uji normalitas Wilcoxon-two sample rata-rata diameter zona
hambat untuk melihat potensi antibakteri terhadap Staphylococcus
epidermidis............................................................................... 60

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Unit monomer asam akrilat dalam polimer carbopol ................. 11

Gambar 2.

Struktur triethanolamine (TEA)................................................ 12

Gambar 3.

Struktur sorbitol ....................................................................... 13

Gambar 4.

Struktur Polysorbate 80 (tween 80) .......................................... 14

Gambar 5.

Struktur Sorbitan monooleate (span 80).................................... 15

Gambar 6.

Struktur metil paraben .............................................................. 16

Gambar 7.

Struktur propil paraben ............................................................. 16

Gambar 8.

Skematik droplet minyak dalam emulsi O/W, menunjukkan
orientasi molekul tween dan span pada antarmuka .................... 37

Gambar 9.

Carbopol dalam bentuk coiled (kiri) dan uncoiled (kanan) ........ 38

Gambar 10. Profil kurva variasi carbopol 940 terhadap viskositas................ 40
Gambar 11. Profil kurva variasi carbopol 940 terhadap daya sebar .............. 40
Gambar 12. Profil kurva variasi sorbitol terhadap viskositas ........................ 41
Gambar 13. Profil kurva variasi sorbitol terhadap daya sebar ....................... 42
Gambar 14. Pemberian emulgel sebanyak 3 kali replikasi (A, B, C), basis (D)
pada punggung kelinci dan kulit normal (E) sebagai kontrol
negatif ...................................................................................... 44
Gambar 15. Hasil uji iritasi primer emulgel dan basis pada punggung
kelinci (pengamatan 72 jam)..................................................... 45

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 16. Perbandingan antara emulgel setelah penyimpanan selama 48
jam (gambar A) dan emulgel setelah penyimpanan selama satu
bulan (gambar B)...................................................................... 48
Gambar 17. Kontrol yang digunakan yaitu kontrol media (A) dan kontrol
pertumbuhan bakteri (B) ........................................................... 58
Gambar 18. Zona hambat pada uji potensi antibakteri .................................. 58

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) minyak daun cengkeh ................. 66
Lampiran 2. Sertifikat hasil uji Staphylococcus epidermidis ATCC 1228 ..... 67
Lampiran 3. Verifikasi minyak cengkeh ....................................................... 68
Lampiran 4. Hasil uji sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel .......................... 69
Lampiran 5. Hasil pengolahan data dengan Software R2.14.1 ....................... 70
Lampiran 6. Dokumentasi sediaan emulgel minyak cengkeh ........................ 76
Lampiran 7. Dokumentasi hasil uji iritasi primer .......................................... 78
Lampiran 8. Hasil uji potensi antibakteri emulgel minyak cengkeh
terhadap Staphylococcus epidermidis ....................................... 79
Lampiran 9. Dokumentasi penelitian ............................................................ 82

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh sebagai anti bau
kaki dapat dipengaruhi oleh gelling agent dan humectant. Penelitian ini bertujuan
untuk membuktikan signifikansi pengaruh dari carbopol 940 dan sorbitol pada
level yang diteliti terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh.
Penelitian eksperimental ini dirancang menggunakan desain faktorial 22,
meliputi level rendah (1 g) dan level tinggi (5 g) carbopol 940 sebagai gelling
agent serta level rendah (2 g) dan level tinggi (10 g) sorbitol sebagai humectant.
Viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas merupakan respon yang diuji.
Data dianalisis secara statistik menggunakan software R2.14.1 dengan taraf
kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa carbopol 940 berpengaruh
signifikan baik pada sorbitol level rendah maupun tinggi terhadap respon
viskositas dan daya sebar, sedangkan sorbitol berpengaruh signifikan terhadap
respon daya sebar dan pergeseran viskositas pada level tinggi carbopol 940.
Formula emulgel minyak cengkeh yang memenuhi kriteria sifat fisik adalah
formula a dan formula ab, serta tidak ada formula yang memenuhi kriteria
stabilitas fisik yang diinginkan.
Kata kunci : emulgel, minyak cengkeh, carbopol 940, sorbitol.

xx

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Physical properties and physical stability of clove oil emulgel as anti foot
odor can be affected by the gelling agent and humectant. This research aimed to
prove the effect of carbopol 940 and sorbitol at levels studied on physical
properties and physical stability of clove oil emulgel.
This experimental research was designed by using 22 factorial design,
involving low level (1 g) and high level (5 g) of carbopol 940 as the gelling agent,
as well as low level (2 g) and high level (10 g) of sorbitol as humectant. Viscosity,
spreadability, and viscosity shift were selected the observed responses. The data
were analysed statistically by using R2.14.1 open-source software with 95%
confidence interval.
The results showed that carbopol 940 had significant effects in both low
and high levels sorbitol in terms of viscosity and spreadability responses, while
sorbitol has significant effects on the spreadability and the viscosity shift
responses at high level of carbopol 940. The formula which met the criteria of
physical properties are formula a and formula ab, and there is no formula that met
the criteria of physical stability.
Keywords: emulgel, clove oil, carbopol 940, sorbitol.

xxi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang
Kaki merupakan salah satu area tubuh yang jarang mendapatkan
perhatian dari pemiliknya, baik dari segi kebersihan, kesehatan, maupun
keindahannya. Oleh karena itu, banyak masalah yang sering muncul sebagai
akibat kurangnya perhatian pada kaki, seperti bau kaki. Bau kaki disebabkan oleh
adanya keringat bercampur dengan bakteri pada kulit. Salah satu bakteri tersebut
adalah Staphylococcus epidermidis, yang merupakan bakteri flora normal kulit.
Staphylococcus epidermidis menguraikan leusin yang terkandung pada keringat
dengan bantuan enzim leusin dehidrogenase untuk memproduksi isovaleric acid.
Isovaleric acid merupakan senyawa asam lemak rantai pendek. (Ara, Hama,
Akiba, Koike, Okisaka, Hagura, Kamiya, and Tomita, 2006). Senyawa ini paling
banyak diproduksi oleh bakteri pada saat metabolisme yang mengakibatkan bau
kaki (Caroprese, Gabbanini, Beltramini, Lucchi, and Valgimigli, 2009). Menurut
penelitian Ara et al. (2006), isovaleric acid yang menyebabkan bau kaki sebesar
2,3% (Ara et al., 2006).
Cengkeh (Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.) merupakan salah satu
jenis rempah-rempah yang terdapat di Indonesia. Minyak atsiri pada cengkeh
memiliki kandungan utama yaitu eugenol. Tingkat kandungan eugenol yang tinggi
dapat berperan sebagai antibakteri (Bhuiyan, Begum, Nandi, and Akter, 2010).
Kandungan eugenol ini tersebar pada bagian kuncup, batang, dan daun (Alma,

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Ertas, Nitz, and Kollmannsberger, 2007). Minyak cengkeh dapat menghambat
beberapa pertumbuhan bakteri, salah satunya adalah Staphyloccocus epidermidis
(Joseph and Sujatha, 2011). Hasil penelitian Kusuma (2010) menyatakan bahwa
konsentrasi minyak cengkeh 15% sudah dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphyloccocus epidermidis. Range rata-rata diameter zona hambat yang
dihasilkan sebesar 17,27-20,73 mm (Kusuma, 2010). Menurut Davis dan Stout
(1971), diameter zona hambat yang dihasilkan tersebut masuk ke dalam kategori
kuat (Davis and Stout, 1971). Berdasarkan hasil penelitian Kusuma (2010), maka
minyak cengkeh dapat diformulasikan menjadi sediaan topikal yang berfungsi
sebagai anti bau kaki.
Emulgel adalah suatu sediaan emulsi baik tipe oil in water (O/W) maupun
water in oil (W/O) yang dibuat dalam bentuk gel dengan adanya penambahan
gelling agent. Keuntungan bentuk emulgel yaitu adanya kandungan emulsi dapat
memiliki kemampuan penetrasi yang tinggi (Singla, Saini, Joshi, and Rana, 2012).
Emulgel dapat menjadi salah satu alternatif bentuk sediaan anti bau kaki dengan
acceptability yang tinggi. Hal ini dikarenakan emulgel merupakan salah satu
pembawa yang baik bagi zat aktif yang bersifat hidrofobik, dimana zat aktif
tersebut akan lebih sulit apabila diformulasikan ke dalam suatu bentuk sediaan
yang mengandung banyak air, misalnya gel.
Kualitas emulgel minyak cengkeh dapat dilihat dari viskositas dan daya
sebarnya. Viskositas merupakan suatu tahanan untuk mengalir. Viskositas
berperan penting dalam meningkatkan stabilitas emulgel minyak cengkeh. Daya
sebar akan mempengaruhi efikasi terapi topikal. Konsistensi formula yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

optimum dapat memastikan dosis yang sesuai untuk diaplikasikan ke tempat
target. Oleh karena itu, konsistensi sediaan dan kualitas daya sebar perlu
dipertimbangkan dalam formulasi emulgel minyak cengkeh agar dapat
menghasilkan sediaan dengan sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik.
Secara umum, formula emulgel mengandung gelling agent dan
humectant. Carbopol 940 sebagai gelling agent dapat membentuk matriks untuk
menjebak droplet-droplet minyak dari emulsi yang ada dalam sistem emulgel.
Semakin banyak jumlah carbopol 940, viskositas pun akan semakin meningkat.
Adanya peningkatan viskositas tersebut dapat membatasi pergerakan dropletdroplet minyak sehingga terjadinya penggabungan droplet-droplet minyak
(coalescence) dapat diminimalkan. Sorbitol sebagai humectant bersifat inert dan
compatible dengan banyak eksipien. Sebagai humectant, sifat mengikat lembab
(moisture-binding) pada sorbitol dapat membantu mengurangi penguapan air dari
formulasi suatu sediaan sehingga dengan penggunaan sorbitol pada tingkat yang
cukup dapat meningkatkan ketahanan suatu emulgel. Sifat higroskopis sorbitol
lebih rendah dibandingkan dengan gliserin. Jadi, baik carbopol 940 maupun
sorbitol berpengaruh dalam suatu formulasi emulgel.
Desain faktorial merupakan rancangan untuk menentukan pengaruh
beberapa faktor secara simultan dan interaksi dari faktor-faktor tersebut. Carbopol
940 sebagai gelling agent dan sorbitol sebagai humectant merupakan faktor
penting yang berpengaruh dalam sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel. Dengan
demikian, melalui desain faktorial dapat menentukan faktor mana yang dominan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

berpengaruh serta mengetahui ada atau tidaknya interaksi antar faktor yang
diteliti.
1. Perumusan masalah
a. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari variasi carbopol 940 dan
sorbitol pada level yang diteliti terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel
minyak cengkeh? Jika ada, bagaimana pengaruhnya terhadap respon yang diteliti?
b. Formula emulgel minyak cengkeh manakah yang memenuhi kriteria
sifat fisik dan stabilitas fisik yang diinginkan?
2. Keaslian penelitian
Penelitian terkait yang pernah dilakukan oleh Kusuma (2010) adalah
membandingkan daya antibakteri antara krim antiacne minyak cengkeh dan
emulgel

antiacne

minyak

cengkeh

dalam

menghambat

pertumbuhan

Staphylococcus epidermidis. Penelitian tersebut menyatakan bahwa konsentrasi
minyak

cengkeh

15%

sudah

dapat

menghambat

pertumbuhan

bakteri

Staphyloccocus epidermidis dengan menghasilkan range rata-rata diameter zona
hambat sebesar 17,27-20,73 mm dan diperoleh kesimpulan bahwa baik krim
antiacne minyak cengkeh maupun emulgel antiacne minyak cengkeh memiliki
kemampuan yang tidak berbeda dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus
epidermidis.
Joseph dan Sujatha (2011) melakukan penelitian dengan judul Bioactive
Compounds and its Autochthonous Microbial Activities of Extract and Clove Oil
(Syzygium aromaticum L.) on some Food Borne Pathogens. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa secara in vitro minyak cengkeh memiliki aktivitas

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

antijamur dan antibakteri yang lebih baik dibandingkan ekstrak kering dari
tanaman cengkeh dan sorbic acid propionate (pengawet makanan). Salah satu
bakteri yang diuji adalah Staphylococcus epidermidis dan minyak cengkeh dapat
menghambat bakteri tersebut dengan menghasilkan zona hambat sebesar 21 mm.
Menurut penelitian Suryarini (2011) mengenai pengaruh tween 80 dan
span 80 sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel
antiacne minyak cengkeh (Oleum caryophylli) menggunakan aplikasi desain
faktorial menunjukkan hasil bahwa semua formula dalam penelitian ini optimum
karena semua respon yang dihasilkan dari penelitian ini (viskositas, daya sebar,
dan pergeseran viskositas) masuk ke dalam range viskositas, daya sebar, dan
pergeseran viskositas yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti. Penelitian
ini juga menyimpulkan bahwa tween 80 merupakan faktor yang paling signifikan
dalam menentukan respon viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas
emulgel.
Namun, sejauh pengetahuan dan penelusuran beberapa pustaka yang
dilakukan oleh penulis, penelitian tentang “Formulasi Emulgel Minyak Cengkeh
(Oleum caryophylli) Sebagai Anti Bau Kaki: Pengaruh Carbopol 940 dan Sorbitol
Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik” belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoretis. Menyumbangkan pengetahuan mengenai pengaruh
carbopol 940 sebagai gelling agent dan sorbitol sebagai humectant terhadap sifat
fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

b. Manfaat praktis. Menghasilkan suatu formulasi emulgel minyak
cengkeh dengan sifat fisik dan stabilitas fisik yang baik sehingga bermanfaat bagi
masyarakat.

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menghasilkan emulgel minyak cengkeh dengan sifat fisik yaitu
viskositas dan daya sebar serta stabilitas fisik yaitu pergeseran viskositas yang
memenuhi kriteria.
2. Tujuan Khusus
a. Membuktikan signifikansi pengaruh dari carbopol 940 dan sorbitol
pada level yang diteliti terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak
cengkeh. Selain itu, melihat pengaruhnya apakah meningkatkan atau menurunkan
respon yang diteliti.
b. Mengetahui kualitas formula emulgel minyak cengkeh yang
memenuhi kriteria sifat fisik dan stabilitas fisik yang diinginkan secara kualitatif
dan kuantitatif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

A. Bau Kaki dan Staphylococcus epidermidis
Bau kaki merupakan suatu masalah kesehatan. Setiap bagian tubuh
manusia memiliki bakteri-bakteri yang berfungsi sebagai flora normal kulit,
termasuk kaki. Salah satu contoh bakteri tersebut adalah Staphylococcus
epidermidis. Apabila kaki berkeringat, maka pertumbuhan Staphylococcus
epidermidis akan mengalami peningkatan. Di dalam keringat terdapat kandungan
asam amino, seperti leusin, valin, dan isoleusin. Staphylococcus epidermidis akan
mendegradasi leusin dengan bantuan enzim leusin dehidrogenase menghasilkan
isovaleric acid. Isovaleric acid merupakan suatu senyawa asam lemak rantai
pendek (Ara et al., 2006). Hasil penelitian Caroprese et al. (2009) menyatakan
bahwa isovaleric acid merupakan senyawa utama yang berperan dalam
menyebabkan bau kaki (Caroprese et al., 2009).
Staphylococcus epidermidis adalah strain bakteri gram positif yang
merupakan flora normal kulit (Brooks, Carroll, Butel, and Morse, 2007) dan
menjadi target dari sediaan anti bau kaki (Ara et al., 2006). Koloni
Staphylococcus epidermidis berwarna abu-abu sampai putih pada isolasi primer.
Banyak koloni yang berkembang menjadi pigmen hanya pada saat inkubasi
jangka panjang (Brooks, et al., 2007).

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

B. Minyak Cengkeh
1. Deskripsi
Cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry) merupakan tanaman
rempah yang sejak lama digunakan dalam industri rokok, makanan, minuman dan
obat-obatan. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan industriindustri tersebut adalah bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh (Taufik,
Triatmojo, Erwanto, Santoso, dan Kristanti, 2012).
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang diperoleh dari tanaman
cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry). Minyak atsiri ini dapat
diperoleh dari bunga, gagang, dan daun tanaman cengkeh. Kualitas minyak atsiri
yang dihasilkan dievaluasi berdasarkan kandungan eugenolnya (Hidayati, 2003).
Minyak daun cengkeh merupakan minyak yang dihasilkan dengan cara
penyulingan dari daun tanaman cengkeh yang telah luruh. Hal ini menyebabkan
minyak daun cengkeh paling ekonomis apabila dibandingkan dengan minyak
bunga cengkeh dan minyak gagang cengkeh (Hidayati, 2003).
2. Kandungan kimia
Kandungan utama dalam minyak cengkeh adalah eugenol. Kadar eugenol
dan kualitas minyak cengkeh dipengaruhi oleh asal minyaknya. Minyak bunga
dan gagang cengkeh dapat menghasilkan kadar eugenol paling banyak dan
kualitas paling baik, sedangkan kadar eugenol dan kualitas minyak daun cengkeh
hanya sedikit lebih rendah dibawahnya (Hidayati, 2003).
Tabel I. Kandungan eugenol dalam minyak cengkeh (Hidayati, 2003)
Asal Minyak
Kadar Eugenol
Bunga
90 - 95 %
Gagang
83 - 95 %
Daun
82 - 87 %

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Berdasarkan penelitian Ayoola et al. (2008), senyawa yang terkandung
dalam minyak bunga cengkeh, antara lain caryophyllene, eugenol acetate dan
alpha-humelene, dan eugenol yang merupakan senyawa terbanyak (Ayoola,
Lawore, Adelowotan, Aibinu, Adenipekun, Coker, and Odugbemi, 2008). Minyak
gagang cengkeh mengandung eugenol, eugenyl acetate, β-caryophyllene, dan
alpha-humulene (Lis-Balchin, 2006). Komponen minyak daun cengkeh dibagi
menjadi dua kelompok yaitu senyawa fenolat berupa eugenol dan senyawa nonfenolat, meliputi β-kariofilen, α-kububen, α-kopaen, humulen, δ-kadien dan
kadina 1,3,5-trien (Hidayati, 2003).
3. Sifat fisik dan kimia
Minyak atsiri yang diperoleh dari bunga, gagang, dan daun tanaman
cengkeh memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda, seperti pada tabel
berikut :
Tabel II. Perbedaan sifat fisik dan kimia minyak cengkeh (Reineccius, 1999)
Minyak bunga
Minyak gagang
Minyak daun
Sifat
cengkeh
cengkeh
cengkeh
sangat pucat, warna
tidak berwarna kuning - cokelat tua
Warna
jerami
kuning pucat
1,038 - 1,060
1,048 - 1,056
1,036 - 1,046
Bobot jenis
1,527 - 1,535
1,534 - 1,538
1,531 - 1,535
Indeks bias
Kelarutan dalam
2 vol
2 vol
2 vol
etanol 70%
v
v
minimum 85%, /v
89 - 95%, /v
84 - 88%, v/v
Total eugenol

4. Manfaat
Minyak cengkeh juga memiliki efek terapi, seperti antiradang,
antimuntah, analgesik, antispasmodik, antikarminatif, penguatan ginjal, dan
antiseptik. Kandungan eugenol yang tinggi pada minyak cengkeh memiliki
aktivitas antimikroba (Bhuiyan et al., 2010). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Joseph dan Sujatha (2011), minyak cengkeh dapat menghambat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

pertumbuhan beberapa spesies bakteri, antara lain Bacillus subtilis, B. cereus,
Staphy. faecalis, S. aureus, S. epidermidis, Micrococcus luteus, K. Pneumoniae,
E. Coli, dan Salmonell sp. serta spesies jamur, seperti Paeciliomyces, Aspergillus
flavus, Aspergillus niger, Penicillium sp., Rhizopus sp., dan Rhizomucor sp.
(Joseph and Sujatha, 2011).

C. Emulgel
Emugel merupakan suatu bentuk sediaan emulsi dan gel yang digunakan
secara kombinasi. Pada penggunaan dermatologis, emulgel memiliki sifat-sifat
menguntungkan. Sifat-sifat tersebut, antara lain tiksotropi, dapat melembabkan,
mudah penyebarannya, mudah dihilangkan, larut dalam air, dan dapat bercampur
dengan eksipien lain (Singla et al., 2012).
Banyak obat-obatan yang bersifat hidrofobik tidak dapat bergabung
dalam sistem gel karena masalah kelarutan. Oleh karena itu, emulgel dapat
digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Emulgel
membantu obat-obatan yang bersifat hidrofobik bergabung dalam fase minyak,
kemudian droplet-droplet minyak akan terdispersi dalam fase air menghasilkan
emulsi tipe oil in water (O/W). Selanjutnya, emulsi ini yang akan dicampur dalam
basis gel. Hal ini dapat meningkatkan stabilitas dan pelepasan obat (Panwar,
Upadhyay, Bairagi, Gujar, Darwhekar, and Jain, 2011).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

D. Komposisi Emulgel
1. Carbopol 940
Carbopol 940 merupakan salah satu contoh dari gelling agent. Gelling
agent adalah suatu zat hidrokoloid organik ataupun hidrofilik inorganik yang
digunakan sebagai bahan pembentuk gel (Collet and Aulton, 1990). Syarat gelling
agent untuk sediaan farmasi dan kosmetik harus inert, aman, dan tidak bereaksi
dengan komponen lain dalam formula (Zatz and Kushla, 1996).

Gambar 1. Unit monomer asam akrilat dalam polimer carbopol
(Rowe, Sheskey, and Quinn, 2009)

Carbopol 940 lebih dikenal dengan nama carbomer 940. Range
konsentrasi carbopol 940 sebagai gelling agent yaitu (0,5-2)%. Secara kimia,
carbopol ini merupakan polimer sintetik dari asam akrilat dengan bobot molekul
tinggi (Rowe et al., 2009). Carbopol 940 berbentuk serbuk halus berwarna putih,
memiliki bau asam yang ringan, pH 2,5-3 dalam 1% larutan dan stabil pada suhu
di atas 75oC (LibrawPharma, 2008).
Carbopol 940 memiliki viskositas 40.000-60.000 cP pada 0,5% larutan
dengan pH 7,5. Hal ini menunjukkan sifat carbopol 940 yaitu kemampuan
thickening paling baik pada viskositas yang tinggi. Pada formulasi gel topikal
hidroalkoholik, carbopol 940 ini menghasilkan warna yang jernih (Allen, 2002).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

2. Triethanolamine (TEA)

Gambar 2. Struktur triethanolamine (TEA) (Rowe et al., 2009)

Triethanolamine (TEA) merupakan hasil dari reaksi antara amoniak dan
etilen oksida. Triethanolamine (TEA) mempunyai kemampuan menguap yang
rendah pada suhu ruangan, berbau amoniak, dan dapat berbentuk solid atau liquid
tergantung pada suhu dan nilai kemurniannya (Arak Petrochemical Company,
2013).
Beberapa sifat lain dari TEA yaitu memiliki pH 10,5 dalam 0,1 N larutan,
sangat higroskopis, berwarna cokelat apabila terpapar udara dan cahaya.
Triethanolamine (TEA) digunakan sebagai agen pembasa dan dapat juga
digunakan sebagai emulsifying agent (Rowe et al., 2009).
3. Sorbitol
Humectant adalah bahan dalam produk kosmetik yang bertujuan untuk
mencegah hilangnya lembab dari produk dan meningkatkan jumlah air
(kelembaban) pada lapisan kulit terluar saat produk diaplikasikan (Barel, Paye,
and Maibach, 2009). Humectant membantu menjaga kelembaban kulit dengan
mekanisme yaitu menjaga kandungan air pada lapisan stratum korneum serta
mengikat air dari lingkungan ke kulit (Leyden and Rawlings, 2002).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

Gambar 3. Struktur sorbitol (Rowe et al., 2009)

Sorbitol merupakan salah satu contoh humectant yang dapat juga
berfungsi sebagai plasticizer, agen penstabil, agen pemanis, bahan pengisi pada
tablet dan kapsul. Sorbitol memiliki pH 4,5-7 dalam 10% w/v larutan (Rowe et al.,
2009). Sorbitol mudah larut dalam air, tetapi sukar larut dalam etanol, dalam
metanol, dan dalam asam asetat (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan RI, 1995). Range konsentrasi sorbitol sebagai humectant yaitu (0,515)%. Sifat higroskop sorbitol lebih rendah dibandingkan dengan gliserin (Barel,
Paye, and Maibach, 2009). Viskositas sorbitol pada suhu 25oC adalah 190 cP
(Smith and Hong, 2003).
4. Emulsifying agent (tween 80 dan span 80)
Emulsifying agent merupakan suatu bahan yang berperan dalam
kestabilan emulsi dengan menurunkan tegangan antar muka dan kemudian
menjaga pemisahan droplet pada fase dispersi dengan membentuk barrier. Syarat
emulsifying agent yang ideal yaitu tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau,
tidak toksik dan tidak mengiritasi, serta dapat memproduksi emulsi pada
konsentrasi rendah. Emulsifying agent dikatakan efektif apabila memiliki dua
gugus yaitu gugus polar yang bersifat hidrofilik dan gugus non-polar yang bersifat
lipofilik. Keseimbangan antara sifat hidrofilik dan lipofilik pada emulsifying agent
akan mempengaruhi tipe emulsi yang dihasilkan. Emulsifying agent sintetis yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

bersifat non-ionik cenderung akan memiliki sifat hidrofilik dan lipofilik yang
seimbang. Contoh emulsifying agent tersebut adalah tween 80 dan span 80 (Collet
and Aulton, 1990).

Gambar 4. Struktur Polysorbate 80 (tween 80) (Nair, Stephens, Vincent, Raghavan, and
Sand, 2003)

Polysorbate 80 merupakan nama lain dari tween 80. Polysorbate
merupakan surfaktan hidrofilik non-ionik yang mengandung 20 unit oksietilena
dan digunakan sebagai emulsifying agent pada emulsi tipe oil in water (O/W).
Penggunaan tween 80 secara kombinasi sebagai emulsifying agent hidrofilik
memiliki range konsentrasi sebesar (1-10)%. Nama kimia untuk tween 80 adalah
polyoxyethylene 20 sorbitan monooleate dengan rumus kimia C64H124O26,
berbentuk cairan berminyak berwarna kuning (Rowe et al., 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

Gambar 5. Struktur Sorbitan monooleate (span 80) (Wu et al., 2010)

Sorbitan monooleate merupakan nama lain dari span 80. Sorbitan ester
digunakan secara luas untuk kosmetik, produk makanan, dan sebagai emulsifying
agent lipofilik. Range konsentrasi penggunaan span 80 secara kombinasi sebagai
emulsifying agent lipofilik sebesar (1-10)%. Nama kimia untuk span 80 adalah
(Z)-sorbitan mono-9-octadecenoate dengan rumus kimia C24H44O6, berbentuk
cairan kental berwarna kuning (Rowe et al., 2009).
5. Parafin cair
Parafin cair merupakan suatu campuran hidrokarbon yang diperoleh dari
minyak mineral. Parafin cair berbentuk cairan kental, transparan, hampir tidak
berbau (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979).
Parafin merupakan salah satu contoh bahan yang memiliki sifat emolien.
Emolien merupakan suatu bahan yang dapat membantu menjaga kulit agar tetap
lembut dan halus. Fungsi dari emolien yaitu sebagai lubrikan pada permukaan
kulit, mengurangi pengelupasan pada kulit, serta meningkatkan penampilan kulit.
Beberapa emolien menunjukkan sifat lipofilik yang kuat sehingga sering disebut
bahan oklusif. Bahan oklusif yaitu bahan berminyak untuk menghambat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

penguapan air pada permukaan kulit sehingga kadar airnya meningkat (Barel et
al., 2009).
6. Pengawet (metil paraben dan propil paraben)

Gambar 6. Struktur metil paraben (Rowe et al., 2009)

Metil paraben berbentuk serbuk kristal, berwarna putih dan tidak berbau.
Nama kimia metil paraben adalah methyl-4-hydroxybenzoate dengan rumus kimia
C8H8O3. Range konsentrasi yang digunakan dalam sediaan topikal yaitu (0,020,3)% (Rowe et al., 2009).

Gambar 7. Struktur propil paraben (Rowe et al., 2009)

Propil paraben merupakan serbuk kristal yang berwarna putih dan tidak
berbau. Nama kimia metil paraben adalah propyl-4-hydroxybenzoate dengan
rumus kimia C10H12O3. Range konsentrasi yang digunakan dalam sediaan topikal
yaitu (0,01-0,6)% (Rowe et al., 2009).
Metil paraben dan propil paraben berfungsi sebagai pengawet
antimikroba. Keduanya memiliki aktivitas antimikroba pada pH 4-8. Kombinasi
paraben dapat meningkatkan aktivitasnya sebagai pengawet karena aktivitas
antimikroba meningkat seiring dengan meningkatnya panjang rantai alkil. Oleh

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

karena itu, kombinasi metil-, etil-, propil-, dan butil paraben sering digunakan
bersama, contohnya metil paraben dan propil paraben (Rowe et al., 2009).
7. Aquadest
Menurut Farmakope Indonesia III, aquadest yaitu cairan jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Nama lain aquadest adalah air
suling. Aquadest dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum. Fungsi
aquadest sebagai pelarut. Rumus kimia dari aquadest adalah H2O dengan berat
molekul 18,02 (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1979).

E. Iritasi Primer
Iritasi kulit adalah proses peradangan pada kulit yang tidak dimediasi
oleh sistem imun (limfosit atau antibodi). Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi
kulit baik pada paparan pertama maupun paparan berulang. Apabila paparan
berulang terjadi pada area yang sama, maka bahan kimia tersebut akan merusak
kulit dengan segera yang dapat mengakibatkan kematian jaringan kulit dan
pembentukan bekas luka (Benson and Watkinson, 2012).
Edema atau yang sering disebut dropsy, merupakan suatu pembengkakan
yang disebabkan oleh terakumulasinya sejumlah cairan pada sel-sel tubuh.
Kondisi ini sering terjadi pada pergelangan kaki, wajah, dan tangan (Ehrlich,
2010). Eritema merupakan kondisi kulit yang kemerahan dan menimbulkan ruam.
Jenis eritema yaitu fotosensitivitas, erythema multiforme, dan erythema nodusum.
Fotosensitivitas dikarenakan peningkatan sensitivitas pada radiasi ultraviolet.
Erythema multiforme ditandai dengan munculnya bercak pada kulit karena reaksi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

obat, infeksi atau penyakit. Erythema nodusum dikenal dengan adanya benjolan di
bawah lutut karena suatu penyakit tertentu (Ehrlich, 2010).
Metode Draize digunakan untuk menguji iritasi kulit. Hewan uji yang
digunakan adalah kelinci. Draize menggunakan sistem penilaian secara visual
untuk menghitung Primary Irritation Index (PII) (Benson and Watkinson, 2012).
No

1

2

Tabel III. Sistem penilaian metode Draize (Benson and Watkinson, 2012)
Reaksi Kulit
Skor
Eritema dan Pembentukan Kerak
Tanpa eritema
0
Eritema sangat sedikit (hampir tidak nampak)
1
Eritema berbatas jelas
2
Eritema moderat sampai berat
3
Eritema berat (merah bit) sampai sedikit membentuk kerak (luka dalam)
4
Pembentukan edema
Tanpa edema
0
Edema sangat sedikit (hampir tidak nampak)
1
Edema sedikit (tepi daerah berbatas jelas)
2
Edema moderat (tepi naik kira-kira 1 mm)
3
Edema berat (naik lebih dari 1 mm dan meluas keluar daerah pajanan)
4

Primary Irritation Index (PII) dihitung dengan cara merata-rata nilai eritema dan
edema yang terjadi pada semua bagian. Selanjutnya, kedua hasil rata-rata tersebut
dijumlahkan. Nilai PII yang dihasilkan diinterpretasikan berdasarkan Tabel IV
(Benson and Watkinson, 2012).
Tabel IV. Interpretasi nilai Primary Irritation Index (PII) (Benson and Watkinson, 2012)
Primary Irritation Index (PII)
Interpretasi mengenai bahan uji
5
Iritasi berat

F. Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Emulgel
1. Viskositas
Viskositas merupakan suatu tahanan dari suatu cairan untuk mengalir.
Semakin kental suatu cairan, semakin besar tahanannya, sehingga dibutuhkan
energi lebih besar untuk membuat cairan tersebut mengalir pada kecepatan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

tertentu (Sinko, 2006). Viskositas memiliki peranan penting pada beberapa bentuk
sediaan. Viskositas merupakan faktor penting dalam menjaga obat bentuk
suspensi, meningkatkan stabilitas emulsi, mengubah kecepatan pelepasan obat
pada tempat aplikasi, membuat suatu bentuk sediaan mudah diaplikasikan.
Seorang farmasis akan mempertimbangkan viskositas untuk meningkatkan
stabilitas bentuk sediaan yang diformulasikan (Allen, 2002). Pengujian viskositas
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis viskometer berdasarkan
kebutuhan formulator (Garg, Aggarwal, Garg, and Singla, 2002).
2. Daya sebar
Efikasi terapi topikal dipengaruhi oleh daya sebar formulasi pada tempat
target dengan dosis standar. Konsistensi formula yang optimum membantu
memas

Dokumen yang terkait

Formulasi gel ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai penangkal radikal bebas : pengaruh carbopol 940 dan sorbitol terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik.

2 9 131

Perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh (oleum caryophylli) sebagai obat jerawat dengan variasi suhu dan lama pencampuran.

1 3 108

Optimasi formula emulgel minyak daun cengkeh sebagai penghilang bau kaki dengan carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humectant.

1 3 114

Formulasi emulgel minyak cengkeh (Oleum caryophylli) sebagai anti bau kaki : pengaruh carbopol 940 dan sorbitol terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik.

1 11 106

Pengaruh kecepatan putar dan suhu pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh ( Oleum caryophylli).

0 1 107

Formulasi emulgel minyak cengkeh (Oleum caryophylli): pengaruh lama dan kecepatan putar pada proses pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik.

0 3 111

Pengaruh tween 80 dan span 80 sebagai emulsifying agent terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel antiacne minyak cengkeh (Oleum caryophill) aplikasi desain faktorial.

3 4 98

Pengaruh kecepatan putar dan suhu pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh ( Oleum caryophylli)

0 0 105

Perbedaan sifat fisik dan stabilitas fisik emulgel minyak cengkeh (oleum caryophylli) sebagai obat jerawat dengan variasi suhu dan lama pencampuran

0 0 106

Formulasi emulgel minyak cengkeh (Oleum caryophylli): pengaruh lama dan kecepatan putar pada proses pencampuran terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik - USD Repository

0 0 109