HUBUNGAN TERPAAN LAGU ORANG DEWASA DENGAN PUBERTAS PRECOX PADA ANAK-ANAK DI SURABAYA (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Lagu Orang Dewasa tentang “Percintaan” Dengan Pubertas Precox pada Anak-Anak di Surabaya).

HUBUNGAN TERPAAN LAGU ORANG DEWASA DENGAN
PUBERTAS PRECOX PADA ANAK-ANAK DI SURABAYA
(Studi Korelasional Hubungan Terpaan Lagu Orang Dewasa tentang
“Percintaan” Dengan Pubertas Precox pada Anak-Anak di Surabaya)

SKRIPSI

Oleh :
MARTHA YULIANA SIMANJ UNTAK
NPM. 0943010096

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


HUBUNGAN TERPAAN LAGU ORANG DEWASA DENGAN PUBERTAS PRECOX PADA
ANAK-ANAK DI SURABAYA
(Studi Korelasional Hubungan Terpaan Lagu Orang Dewasa tentang “Percintaan” Dengan Pubertas
Precox pada Anak-Anak di Surabaya)
SKRIPSI

Oleh :
MARTHA YULIANA SIMANJ UNTAK
NPM. 0943010096

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2013

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

HUBUNGAN TERPAAN LAGU ORANG DEWASA DENGAN PUBERTAS PRECOX PADA ANAKANAK DI SURABAYA
(Studi Korelasional Hubungan Terpaan Lagu Orang Dewasa tentang “Percintaan” Dengan Pubertas
Precox pada Anak-Anak di Surabaya)

Disusun Oleh:
Martha Yuliana Simanjuntak
NPM. 0943010096

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra.Dyva Clar etta,Msi
NPT. 3 6601 94 00251

Mengetahui

DEKAN

Dra. Hj. Suparwati,Msi
NIP. 195507081983022001

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

HUBUNGAN TERPAAN LAGU ORANG DEWASA DENGAN PUBERTAS PRECOX PADA ANAKANAK DI SURABAYA
(Studi Korelasional Hubungan Terpaan Lagu Orang Dewasa tentang “Percintaan” Dengan Pubertas
Precox pada Anak-Anak di Surabaya)

Oleh:
Martha Yuliana Simanjuntak
NPM. 0943010096

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada tanggal 27 September 2013

Pembimbing Utama

Tim Penguji:
1. Ketua

Dra. Dyva Claretta, M.Si

Dra. Sumardjijati, M.Si

NPT. 3 6601 94 00251

NIP. 196220323 199309 2001
2. Sekretaris

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 196412251993092001
3. Anggota


Dra. Dyva Claretta, M.Si
NPT. 3 6601 94 00251
Mengetahui,
DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195507081983022001
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat anugerah dan kebaikanNya
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul “Hubungan Terpaan
Lagu Orang Dewasa tentang “Percintaan” Dengan Pubertas Precox Pada Anak-Anak di Sur abaya”.
Penulisan laporan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa Universitas Pembangunan
Nasional “ Veteran “ Jawa Timur, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam rangka memenuhi
tugas akademik guna melengkapi syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana.
Hasil laporan proposal ini bukanlah kemampuan dari penulis semata, namun terwujud karena
bantuan dan bimbingan dari Ibu Dra. Dyva Claretta, MSi selaku dosen pembimbing. Selain itu, penulis juga

ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
skripsi ini :
1.

Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

2.

Bapak Juwito, MSi sebagai Ketua Progdi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “
Veteran “ Jawa Timur.

3.

Bapak dan Ibu Dosen Progdi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan dalam materi
perkuliahan.

4.

Mamak dan Bapak yang selalu memberi support dan dukungan doa. My sister (Lina&Chrz) yang tidak

bosan-bosan mengingatkan saya untuk segera lulus serta my brother (Paul&B’Ronald) yang selalu bikin
emosi tetapi selalu memberikan doa dan dukungan. Louph u so much

5.

Seluruh hamba Tuhan&jemaat di GPI Surabaya. Serta Thomson yang selalu memberi dukungan baik
dalam doa, materi, waktu, perhatian. Louph u all

6.

Semua teman-teman saya Ikom’09 terkhusus buat Made&Rezita,ayuuk lebih semangat dalam
menyelesaikan skripsi biar bisa wisuda bareng

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Biarlah Tuhan Yesus Kristus memberikan kasih karunia kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan laporan skripsi ini masih jauh

dari sempurna dan masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Harapan penulis semoga dengan terselesainya laporan skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak. Amin.
Surabaya, September 2013

Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJ UAN UJ IAN SKRIPSI .........................................

ii


HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI .........................................

iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................

iv

DAFTAR ISI ..............................................................................................

vi

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1


Latar Belakang ......................................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ...............................................................

13

1.3

Tujuan Penelitian ..................................................................

13

1.4

Kegunaan Penelitian .............................................................


13

KAJ IAN PUSTAKA ....................................................................

14

2.1

Penelitian Terdahulu ..............................................................

14

2.2

Landasan Teori ......................................................................

16

2.2.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa ..................

16

2.2.2 Radio Sebagai Media Komunikasi Massa .....................

19

2.2.3 Efek Kehadiran Media Massa .......................................

20

2.2.4 Terpaan Media (Media Exposure) ................................

22

2.2.5 Lagu Orang Dewasa .....................................................

23

2.2.6 Pubertas Precox ...........................................................

23

2.2.7 Anak-Anak ..................................................................

28

2.2.8 Teori Peniruan .............................................................

32

2.2.9 Teori S – O – R ............................................................

32

Kerangka Berpikir ................................................................

35

BAB II

2.3

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4

Hipotesis ...............................................................................

36

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................

38

3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .....................

38

31.1 Definisi Operasional .....................................................

38

3.1.2 Pengukuran Variabel ....................................................

42

Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ..................

48

3.2.1 Populasi .......................................................................

48

3.2.2 Sampel .........................................................................

48

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel .............................................

49

3.3

Teknik Pengumpulan Data ....................................................

50

3.4

Metode Analisis Data ............................................................

51

BAB IV Hasil dan Pembahasan .................................................................

54

3.2

4.1

4.2

Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................

54

4.1.1 Gambaran Umum Pubertas Precox ...............................

54

4.1.2 Gambaran Umum Surabaya .........................................

55

Penyajian Data dan Analisa ..................................................

57

4.2.1 Identitas Responden .....................................................

57

4.2.1.1 Karakteristik Berdasarkan Usia ..........................

58

4.2.1.2 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ...........

59

4.2.1.3 Karakteristik Berdasarkan Media ......................

60

4.2.2 Terpaan Lagu Orang Dewasa tentang “Percintaan” .......

61

4.2.2.1 Frekuensi ...........................................................

61

4.2.2.2 Durasi ................................................................

63

4.2.3 Pubertas Precox pada Anak-Anak di Surabaya ...........

65

4.2.3.1 Aspek Kognitif ..................................................

66

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3

4.4

BAB V

4.2.3.2 Aspek Afektif ....................................................

76

4.2.2.3 Aspek Konatif ...................................................

85

4.2.3.4 Aspek Secara Keseluruhan ................................

94

Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...................................

95

4.3.1 Analisis Data ................................................................

95

4.3.2 Pengujian Hipotesis ......................................................

97

Interpretasi Hasil ..................................................................

99

Kesimpulan dan Saran ................................................................

101

5.1

Kesimpulan ..........................................................................

101

5.2

Saran ....................................................................................

102

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

104

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
MARTHA YULIANA SIMANJ UNTAK. 0943010096. HUBUNGAN
TERPAAN LAGU ORANG DEWASA DENGAN PUBERTAS PRECOX PADA
ANAK-ANAK DI SURABAYA
(Studi Korelasional Hubungan Terpaan Lagu Orang Dewasa
“Percintaan” Dengan Pubertas Precox Pada Anak-Anak di Surabaya)

Tentang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan
terpaan lagu orang dewasa tentang “percintaan” dengan pubertas precox pada
anak-anak di Surabaya. Dimana usia akhir anak-anak sekarang terlihat sudah
mengalami pubertas dini khususnya dalam hal sensualitas. Dari lagu-lagu yang di
expose media, mengajarkan anak-anak untuk mengenal percintaan dari usia dini.
Landasan teori yang dipakai yaitu S-O-R. Menurut teori ini efek yang
ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang
dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada
pihak penerima sebagai akibat dari ilmu komunikasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak yang berdomisili di
Surabaya dan berusia 6-13 tahun. Alasan memilih anak-anak karena menurut ahli
psikologi, anak-anak pada umur tersebut akan meniru pakaian dan perilaku anak
yang lebih tua dan mengikuti peraturan kelompok sekalipun bertentangan dengan
peraturan dirinya, keluarga dan sekolah. Teknik penarikan sampel yang digunakan
adalah Sampling Kebetulan. Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu
kuisioner yang dikumpulkan langsung dari responden dan data sekunder yang
dikumpulkan dari BPS (Badan Pusat Statistik), buku literatur, internet.
Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terpaan lagu orang
dewasa tentang “percintaan” memiliki hubungan yang sedang dengan pubertas
precox pada anak-anak di Surabaya. Artinya, lagu-lagu orang dewasa tentang
“percintaan” yang di expose media massa dapat membuat anak-anak mengalami
pubertas precox khususnya dalam sensualitas. Namun tidak sepenuhnya
dipengaruhi oleh hal tersebut, sebagian lainnya dapat dipengaruhi oleh lingkungan
eksternal yang kurang mendidik, video porno yang dengan mudah di upload dan
masih banyak lagi.
Kata kunci: Lagu Orang Dewasa tentang “Percintaan”, Pubertas Precox, AnakAnak Usia Akhir

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
MARTHA YULIANA SIMANJ UNTAK. 0943010096. HUBUNGAN
TERPAAN LAGU ORANG DEWASA DENGAN PUBERTAS PRECOX PADA
ANAK-ANAK DI SURABAYA
(Studi Korelasional Hubungan Terpaan Lagu Orang Dewasa
“Percintaan” Dengan Pubertas Precox Pada Anak-Anak di Surabaya)

Tentang

The purpose of this study is to determine how the relationship of exposure
adult song " romance " with Pubertas Precox children in Surabaya . Where, in the
end of the age of the children are now seen already experiencing early puberty ,
especially in terms of sensuality . The songs in the media expose , teach children
to recognize from an early age romance.
Theoretical basis used is the S - O - R . According to this theory the effect
is specific reactions to specific stimuli , so one can expect and estimate the fit
between the message and the reaction communicant . Moreover , this theory
describes the effect that occurs on the receiving end as a result of science
communication.
The population in this study were children who live in Surabaya and 6-13
years old . The reason for choosing children because according to psychologists ,
children at that age will mimic the dress and behavior of older children and follow
the rules of the group even if contrary to the rules themselves , family and school .
The sampling technique used was Accidental Sampling . Type of data used is
primary data that is collected directly from the questionnaire respondents and
secondary data collected from BPS (Badan Pusat Statistik) , literature books , and
internet .
The conclusion of this study indicate that exposure to adult song about "
romance " has a moderate relationship with Pubertas Precox children in Surabaya
. That is, adult songs of " romance " which expose the mass media can make
children experiencing puberty precox especially in sensuality . But not completely
affected by it , while others can be influenced by the external environment are less
educated , porn video uploads easily and much more .
Keywords : Adult song of " Love " , Puberty Precox , End -Aged Children

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi komunikasi saat ini mendapatkan perhatian khusus
dari masyarakat, membuat mereka mempunyai rasa ingin tahu untuk
mengkonsumsinya. Sehingga kebutuhan khalayak akan media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, internet semakin meningkat. Fungsi dari media
massa itu sendiri meliputi: sebagai pemberi informasi, sebagai pengambil
keputusan, sebagai pendidik, dan masih banyak lagi fungsi positif yang
diberikan media massa kepada masyarakat.
Dan pada saat ini televisi merupakan salah satu media massa yang
paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, baik itu dari kalangan anak-anak
hingga orangtua. Zaman dahulu televisi merupakan kebutuhan sekunder
namun sekarang berubah menjadi kebutuhan primer. Sehingga hampir setiap
keluarga baik dipedesaan hingga perkotaan telah memiliki televisi masingmasing. Dengan adanya televisi mempermudah khalayak untuk memperoleh
informasi dan hiburan dari setiap program televisi yang ada tanpa
mengeluarkan pengorbanan yang besar untuk mengkonsumsinya.
Dibandingkan dengan media yang lainnya, televisi disebut sebagai
primadona media karena memberikan imbas yang begitu besar bagi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
dan menyebutkan sumber.
1

2

kehidupan masyarakat. Karena kehadiran televisi dapat memberikan dampak
positif maupun dampak negatif untuk mempengaruhi perilaku dan pola pikir
khalayak secara cepat terutama bagi anak-anak. Dikarenakan usia anak-anak
belum sepenuhnya memahami untuk menyeleksi program siaran yang ada di
televisi. Sehingga apa yang mereka lihat di televisi, akan dengan mudah
untuk ditiru oleh anak-anak.
Apalagi televisi merupakan salah satu media massa hiburan yang
sangat digemari oleh anak-anak. Banyak penelitian yang telah membuktikan
bahwa

anak-anak

merupakan

kelompok

usia

yang

paling

banyak

menghabiskan waktu di depan televisi. Mereka menghabiskan waktunya
menonton

televisi

rata-rata

20

sampai

25

jam

perminggu

(Kuswandi,1996:62).
Keunggulan televisi adalah memiliki kemampuan untuk membius,
membohongi, dan melarikan khalayak dari kenyataan-kenyataan kehidupan
disekelilingnya. Dibandingkan dengan media lain, televisi memiliki
kemampuan manipulatif untuk menghibur. Dikarenakan keunggulan dari
televisi yang tidak dimiliki oleh media lain adalah pada audio visual sehingga
mampu membuat orang pada umumnya mengingat dari apa yang mereka lihat
dan dengar dilayar televisi walaupun hanya sesekali ditayangkan.
Menurut

Prof.Dr.R.Mar’at,

acara

televisi

pada

umumnya

mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton, ini
merupakan hal yang wajar. Jadi, jika ada hal-hal yang mengakibatkan terharu,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

terpesona atau latah bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu
pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan menghipnotis penonton
sehingga penonton tersebut terhanyutkan dalam suasana pertunjukkan televisi
(Effendi, 2003:192).
Dijelaskan terdapat tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi
terhadap pemirsa, yaitu:
1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk
menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang
melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Contoh: acara kuis di televisi
2. Dampak peniruan yaitu pemirsa diharapkan pada trendi aktual yang
ditayangkan televisi. Contoh: model pakaian, rambut,dll.
3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang
telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa
sehari-hari.
(Kuswandi, 1996:100).
Menurut Teori Peniruan (Modeling Theoris), individu dipandang secara
otomatis cenderung berempati dengan perasaan orang-orang yang diamatinya
dan meniru perilakunya. Kita membandingkan perilaku kita dengan orang
yang kita amati, yang berfungsi sebagai model. Komunikasi massa
menampilkan berbagai model untuk ditiru oleh khalayaknya. Media piktorial
seperti televisi, film, dan komik secara dramatis mempertontonkan idola

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

mereka. Melalui televisi, orang meniru perilaku idola mereka. (Rakhmat,
2012:214).
Selain televisi, radio pun termasuk salah satu media massa yang
digemari oleh khalayak. Berbeda dengan televisi yang memiliki keunggulan
pada audiovisual (dapat di dengar dan di lihat), sedangkan radio hanya bisa
didengarkan melalui audio (suara) saja. Suara dalam radio yang dimaksud
dapat merupakan salah satu perpaduan dari kata-kata (voice), musik dan
sound effect. Kata-kata adalah ucapan yang mengandung arti. Voice adalah
semacam kata-kata bertutur monolog. Musik adalah perpaduan bunyi-bunyian
yang teratur dengan ritme tertentu.
Walaupun televisi mempunyai keunggulan lebih dibandingkan dengan
radio, namun kehadiran radio pada saat ini yang semakin banyak
gelombangnya dan dapat dijangkau secara luas sehingga tidak luput dari
perhatian anak-anak. Dalam mengisi waktu luang, biasanya anak-anak lebih
sering mendengarkan musik di radio, selain itu radio dianggap dapat
menemani mereka disaat belajar tanpa mengganggu konsentrasi.
Disadari atau tidak, motif utama khalayak menonton televisi dan
mendengar radio adalah untuk mencari hiburan atau informasi. Karena saat
ini beraneka ragam acara yang disajikan dari berbagai stasiun televisi
nasional maupun swasta (seperti: sinetron, infotaiment, variaty show, reality
show, kartun, dan masih banyak lagi) dan berbagai gelombang radio yang
bisa dijangkau hingga jarak yang lumayan jauh (contoh: Ebs fm, Gen fm,
Merdeka fm, Istara fm, M_Radio, Dj fm, dan masih banyak lagi).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Dan pada saat ini, di dunia industri musik Indonesia sedang ramai
akan kedatangan grup band (seperti: ungu, noah, seventeen, armada, nidji,
slank, gigi, dan masih banyak lagi) ,boy band dan girl band (seperti: smash,
cherrybelle, coboy junior, princess, dan masih banyak lagi), penyanyi solo
(seperti: Cakra Khan, Rossa, Rumor, dan masih banyak lagi). Kehadiran
mereka tidak lepas dari peran media massa (khususnya televisi dan radio)
yang membantu mempopulerkan band dan lagu mereka ke khalayak. Apalagi
saat ini banyak program acara variaty show di berbagai stasiun televisi.
Pengertian dari variaty show itu sendiri adalah suatu acara yang menunjukkan
keragaman hiburan sesuai dengan tema yang diangkat oleh acara tersebut.
Dan salah satu yang termasuk kategori acara variaty show adalah acara musik
yang selalu menampilkan bintang tamu seperti Dahsyat, Inbox, Eat Bulaga,
dan masih banyak lagi. Sehingga beberapa grup band, boy band dan girl band
sering tampil sebagai bintang tamu. Selain itu dengan adanya siaran radio
yang sekarang semakin banyak dan luas sehingga mudah untuk dijangkau,
membuat lagu mereka sering diputar dan dapat di dengar di berbagai
kalangan usia baik di mana pun dan kapan pun.
Munculnya grup band, boy band dan girl band yang rata-rata usia
mereka sudah beranjak remaja hingga dewasa sehingga kebanyakan lagu
yang mereka populerkan bertemakan tentang kehidupan orang dewasa yang
identik dengan percintaan, patah hati, pernikahan, perselingkuhan. Dan
membuat lagu mereka lebih populer dibandingkan lagu yang dibawakan oleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

anak-anak yang biasanya identik dengan cinta kasih, ada unsur Tuhan,
orangtua dan tanah air.
Salah satu dasar mengapa lagu orang dewasa menjadi pilihan peneliti
karena saat ini jika dilihat lebih banyak dijumpai lagu orang dewasa yang di
expose di media (televisi dan radio) dibandingkan lagu anak-anak. Sehingga
membuat anak-anak sekarang lebih menyukai dan hafal akan lagu-lagu yang
dibawakan oleh orang dewasa. Beberapa lagu yang dipilih oleh peneliti
sebagai acuan dalam pembuatan kuisioner: “Empat Mata” dipopulerkan oleh
D’Bagindas, “Pupus” dipopulerkan oleh Dewa, “Sempurna” dipopulerkan
oleh Andra&The Backbone, “Aku Yang Tersakiti” dipopulerkan oleh Judika,
dan “Janji Suci” dipopulerkan oleh Yovie&Nuno. Alasan peneliti dalam
memilih lagu tersebut karena sering di expose di media massa sehingga hits
dikalangan masyarakat. Selain itu, beberapa lagu tersebut (Dewa dan
Andra&The Backbone) di aransemen untuk dinyanyikan oleh penyanyi lain.
Mungkin makna dari lagu tersebut tidak dimengerti sepenuhnya oleh
anak-anak. Mereka hanya mengikuti lagu yang sedang hits di televisi atau
radio. Dan tidak tahu apakah lagu itu pantas atau tidak dinyanyikan oleh anak
seumurannya. Namun sesungguhnya hal ini dapat mengubah mainset orang
yang mendengarkan khususnya anak-anak untuk memahami makna lagu yang
dinyanyikan dan menirukannya.
Apalagi saat ini penyanyi cilik yang membawakan lagu anak-anak
sangat minim jika dibandingkan dengan zaman dahulu yang masih banyak
penyanyi cilik yang membawakan lagu anak-anak, seperti: (Ibu Pertiwi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Takana Jo Kampuang yang dinyanyikan oleh Chikita Meidi), (Andai Aku
Tlah Dewasa yang dinyanyikan oleh Sherina), (Bolo-Bolo yang dinyanyikan
oleh Tina Toon), (Aku Cinta Rupiah yang dinyanyikan oleh Cindy Cenora),
(Air, Cici Cuicit yang dinyanyikan oleh Johsua), (Libur T’lah tiba yang
dinyaynyikan oleh Tasya).

Zaman sekarang lebih banyak dijumpai penyanyi cilik menyanyikan
lagu orang dewasa sehingga tidak sesuai dengan karakter mereka. Salah
satunya ada pada boy band cilik coboy junior. Lagu-lagu yang mereka
bawakan lebih mengarah pada lagu yang diperuntukkan bagi orang dewasa,
seperti pada lagu Eeeaa dan Kamu. Dalam lagu Kamu terdapat lirik “Sejak
pertama aku bertanya facebook mu apa, nomor mu berapa”. Dari lirik lagu
tersebut mengajarkan anak-anak untuk memiliki handphone pribadi agar
dengan mudah berkomunikasi dengan temannya. Sehingga jika dilihat pada
saat ini, anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar pun sudah di
fasilitasi handphone oleh orangtua. Bahkan handphone yang mereka miliki
lebih canggih dibandingkan handphone orangtuanya (terdapat fasilitas
internet, kamera, video, dan masih banyak lagi). Namun terkadang orangtua
hanya memfasilitasi saja tanpa adanya pantauan langsung ke anak, bagaimana
mereka mempergunakan handphone tersebut. Padahal dari handphone pun
anak-anak bisa dengan leluasa untuk berkomunikasi atau berkenalan dengan
teman lawan jenisnya (bisa melalui SMS, telepon maupun chatting),
mendownload video atau lagu orang dewasa, mendownload video-video

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

porno, dan masih banyak lagi yang bisa mereka lakukan dengan adanya
handphone yang canggih.

http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/20/bahaya-untuk-anak-di-balik-lagucoboy-junior-479307.html

Padahal Comate (sebutan untuk fans Coboy Junior) lebih di dominasi pada
anak-anak. Sehingga tidak heran, apabila dilihat anak-anak sekarang yang
masih duduk di bangku Sekolah Dasar sudah mengenal cinta lewat lagu.
Walaupun pengertian cinta yang mereka rasakan masih tergolong cinta
monyet.

http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/01/anak-sd-mengenal-cinta-lewatlagu-497746.html

Jika dilihat dari lirik lagu yang dinyanyikan oleh orang dewasa saat ini
sangat mudah dinyanyikan dan diingat, sehingga akan dengan mudah anakanak dapat melafalkan tiap lirik lagu dengan baik. Berbeda dengan zaman
dulu, lagu orang dewasa sedikit susah untuk dinyanyikan oleh anak-anak.
Dari lagu tersebut, anak-anak diajarkan untuk mengerti akan percintaan, patah
hati, rasa cemburu, perselingkuhan, dan masih banyak lagi.
Selain itu dengan semakin banyak acara yang disajikan di televisi dan
salah satunya acara reality show, seperti: Idola Cilik, Happy Song Kids
sehingga dapat membantu anak-anak mengerti dan hafal akan lagu-lagu orang
dewasa. Karena anak-anak yang menjadi pesertanya selalu membawakan lagu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

orang dewasa. Sehingga tidak sesuai dengan acara yang bertemakan untuk
anak-anak. Padahal jika diamati lagu anak-anak tidak kalah menarik dengan
lagu orang dewasa, namun saja dengan perkembangan zaman yang ada
membuat lagu anak-anak menjadi punah. Selain itu, minat anak-anak
sekarang untuk membawakan lagu anak-anak sangat kecil karena mereka
lebih tertarik untuk membawakan lagu orang dewasa. Hal ini yang membuat
pemikiran, sikap, perilaku mereka mengalami pubertas precox atau pubertas
sebelum waktunya dalam hal sensualitas..
Adapun teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori S – O –
R, merupakan singkatan dari Stimulus, Organism, Response. Stimulus atau
pesan yang disampaikan kepada komunikan, mungkin akan diterima atau
ditolak. Artinya teori ini nantinya berguna untuk memberikan gambaran
tentang efek media yakni menjelaskan bagaimana terpaan lagu orang dewasa
tentang “percintaan” di televisi dan radio dapat menimbulkan pubertas precox
pada anak-anak.
Pada polling mengenai gaya pacaran yang surveynya dilakukan oleh
Jawa Pos, Deteksi pada usia 11-13tahun sedikitnya 18,6% pernah melakukan
ciuman bibir terhadap pasangannya dengan alasan agar terlihat romantis
(Jawa Pos, Deteksi, 14 Februari 2013 hal 31). Sebagai warga Indonesia, kita
diajarkan tentang kebudayaan yang kental seperti adanya norma-norma
kesopanan yang harus ditaati. Mencium kening atau pipi saudara, orangtua
masih

lazim

dikebudayaan

kita.

Namun

karena

beriring

dengan

perkembangan zaman, sehingga saat ini ciuman bibir pun menjadi hal yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

biasa dikalangan anak-anak sekarang. Selain itu dengan munculnya lagu dan
sinetron yang lebih dominan untuk orang dewasa dimungkinkan akan
berpengaruh bagi anak-anak untuk menirunya. Sehingga saat ini banyak
ditemukan anak-anak yang sudah melakukan gaya berpacaran, style yang
berlebihan, cara berpikir terlalu jauh yang biasanya dilakukan oleh orang
dewasa.
Contoh kasus pada penelitian ini, terdapat dua anak perempuan yang
masih berstatus pelajar Sekolah Dasar di Temanggung melakukan hubungan
seks bebas hingga hamil. Sedangkan pasangan yang menghamili mereka
adalah pacarnya sendiri, pelajar dari sebuah Sekolah Menengah Pertama.
Setelah melakukan penelitian di daerah tersebut terdapat pelajar SD yang
mencapai 7,5%, 65% pelajar SMP dan 80% pelajar SMA atau sederajat
pernah melakukan hubungan seks.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/04/01/114148/
Anak-SD-pun-Melakukan-Seks-Bebas-

Contoh kasus lainnya yang baru-baru ini terdengar berita di berbagai
media massa. Yaitu anak yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah
Pertama menjadi mucikari di Surabaya. Ironisnya, salah satu dari korban
adalah kakak kandung tersangka sendiri. Menurut polisi yang meyelidiki
kasus ini, tersangka sudah cukup berpengalaman menjalankan bisnis mucikari
yang digelutinya sejak enam bulan silam dan diduga tersangka bekerja

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

sendiri. Tersangka sudah berpengalaman dalam menjalani bisnis ini
dikarenakan ia pernah menjadi korban perdagangan anak.

http://id.berita.yahoo.com/siswi-smp-jadi-mucikari-kakak-kandung-pun-ikut105835312.html

Contoh lainnya, pada tanggal 20 Januari 2013 di Bengkulu tepatnya di
Kabupaten Kepahiang , bocah usia 10 tahun nekat melakukan percobaan
bunuh diri dengan memanjat tower Telkomsel setinggi 100 meter. Alasan
bocah tersebut melakukan percobaan bunuh diri karena ditolak cintanya
oleh teman sebayanya sendiri. Korban mau turun karena dibujuk oleh sang
pujaan hati http://bengkuluekspress.com/cinta-ditolak-bocah-panjat-tower/.

Dari contoh di atas, terlihat adanya pubertas precox yang mengarah
pada sensualitas (berpacaran) yang dilakukan oleh anak-anak. Faktor mereka
melakukan perbuatan asusila karena di stimuli oleh program acara di televisi.
Hasil survey yang dilakukan oleh Hotline Pendidikan bekerjasama dengan
Yayasan Embun Surabaya, Telepon Sahabat Anak (TESA) dan Lembaga
Perlindungan Anak Jatim pada bulan Juli-September 2012 menunjukkan
bahwa rujukan para pelajar untuk melakukan aktivitas seksual mereka adalah
tontonan di televisi dengan presentase sebesar 57%, teman 53%, Handphone
dan internet sebanyak 28%, radio 23% dan media cetak 22%.
(http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982
962a05e3092f6d3b2754829af16a6ebeeb5).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Padahal jika dilihat dari usia mereka, masa anak-anak adalah masa
dimana mereka mempunyai semangat belajar yang tinggi untuk menggapai
cita-cita, menemukan jati diri mereka, bermain selayaknya umur mereka, dan
aktif dalam kegiatan-kegiatan yang positif karena nantinya mereka yang akan
menjadi penerus bangsa ini. Namun berbanding terbalik dengan kenyataan
yang ada.
Sehubungan dengan durasi dan frekuensi melihat dan mendengarkan
akankah terpaan lagu orang dewasa tentang “percintaan” mempengaruhi
pubertas precox pada anak-anak di Surabaya. Anak-anak yang akan dijadikan
acuan dari penelitian ini adalah dengan usia (6-13tahun) di Surabaya.
Alasan Surabaya dijadikan tempat penelitian karena menurut data dari
BKKBN 2010 didapatkan 54% anak-anak hingga remaja yang pernah
melakukan seks pranikah. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Medan
(52%), Jabodetabek (51%), dan Bandung (47%).
http://kepri.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=130.
Selain itu dengan adanya pemberitaan anak yang masih duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama menjadi mucikari memperkuat kota Surabaya
banyak ditemukan anak-anak yang mengalami pubertas precox dalam hal
sensualitas.
Berkaitan dengan itu maka peneliti ingin mengetahui hubungan terpaan
lagu orang dewasa tentang “percintaan” dengan pubertas precox pada anakanak di Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar

belakang diatas maka perumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah Hubungan Terpaan Lagu Orang Dewasa tentang
“Percintaan” Dengan Pubertas Precox Pada Anak-Anak di Surabaya?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan
terpaan lagu orang dewasa tentang “percintaan” dengan pubertas precox pada
anak-anak di Surabaya
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis dan praktis.
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
mengembangkan ilmu komunikasi dibidang media massa yaitu televisi
dan radio sebagai bahan yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara praktis, memberikan evaluasi terhadap televisi agar kedepannya
dapat memberikan tayangan yang sesuai dengan kepentingan khalayak
dan menjadi pengawasan bagi orangtua juga.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu
1.

Asrul M. (2004), jurusan Ilmu Komunikasi. Penelitian berjudul
“Hubungan Penggunaan Media dan Partisipasi Politik”. Penelitian ini
berbicara tentang bulan April 2004 dilaksankan Pemilihan Umum
sistem baru, yang diikuti oleh 24 partai politik untuk memperebutkan
kursi di legislatif, baik tingkat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
maupun Provinsi. Kemudian pada 5 Juli 2004 dilakukan pemilihan
presiden dengan sistem langsung oleh masyrakat peserta pemilu.
Singkatnya, kampanye yang dilakukan dilaksanakan secara langsung
kepada masyarakat dan juga menggunakan media massa (baik media
cetak maupun elektronik). Media bersaing dengan kampanye langsung
dalam menarik perhatian khalayak akan kampanye, sementara antar
media pun bersaing untuk memperoleh perhatian khalayak.
Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori uses and
gratifications. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2001, 2002, 2003.
Teknik

pengambilan

sampel

menggunakan

multistage cluster

sampling. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kredibilitas yang
sedang lebih memperlihatkan hubungan dengan konsumsi acara dialog
14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

interaktif TV seperti diperlihatkan dalam durasi menonton TV;
daripada mengkonsumsi isi TV secara umum maupun media non TV.
Jadi kesimpulannya, penggunaan media berhubungan langsung
dengan partisipasi politik.
2.

Puasini Apriliyantini (2011), jurusan Ilmu Komunikasi. Penelitian
berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pemilihan Program
Televisi”. Penelitian ini berbicara tentang semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kesempatan dia untuk
mengakses

informasi

sehingga

kebutuhan

untuk

memperoleh

informasi pun berbeda dengan latar belakang pendidikan yang lebih
rendah. Salah satu sumber informasi adalah televisi yang umumnya
mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan rasa penasaran para
penonton.
Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori uses and
gratifications dan teori perbedaan individual. Populasi dan sampel
dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling nonprobabilitas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan seseorang dengan kepuasan memilih program mata acara
di televisi.
Berdasarkan uraian diatas bahwa pada penelitian sekarang yang
dilakukan memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian terdahulu.
Perbedaan terletak pada teori, sampel, analisis karena penelitian terdahulu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

dengan sekarang menggunakan objek yang berbeda. Penelitian terdahulu
lebih pada teori uses and gratifications dan teori perbedaan individual.
Teknik

pengambilan

populasi

menggunakan

purposive

sampling

nonprobabilitassedangkan pada penelitian sekarang menggunakan teknik
Sampling

Kebetulan

(Accidental

Sampling).

Penelitian

terdahulu

menggunakan analisis Chi Khuadrat.
Pada penelitian sekarang yang meneliti hubungan terpaan lagu
Orang Dewasa tentang“Percintaan” dengan pubertas precox pada anak di
Surabaya. Persamaan terletak pada penggunaan media yakni televisi.
Sebenarnya analisis data yang digunakan antara Chi Kuadrat, Rank
Spearman, Product Moment itu sama-sama menganalisis tentang hubungan
antara variabel satu dengan yang lain. Hanya saja dalam penelitian
sekarang peneliti lebih tertarik menggunakan metode analisis Rank
Spearman.

2.2

Landasan Teori

2.2.1 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa
Proses komunikasimenggunakan media massa disebut komunikasi
massa. Pengertian komunikasi massa menurut Tan dan Wright dalam
Liliweri 1991 merupakan bentuk komunikasi yang menggunakansaluran
(media) dalammenghubungkan komunikator dan komunikan secaramassal,
berjumlahbanyak,

bertempat

tinggalyang

jauh

(terpencar),

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

sangat

17

heterogen dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004:3). Televisi
adalah salah satu media massa yang merupakan paduan radio
(broadcast)dan film (moving picture). Televisi terdiri dari istilah “tele”
yang berarti

jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Segi jauh

dihasilkan dengan prinsip radio, sedangkan segi penglihatan oleh gambar.
Televisi mempunyai daya tarik yang sangat kuat melebihi media
massa lainnya. Kalau radio mempunyai dayatarik yangkuat disebabkan
unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect sedangkan televisi selain
ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar (Effendy,
2003:177).
Dibandingkan dengan radio siaran yang hanya bisa dinikmati
dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah hanya bisa dinikmati
dengan indra penglihatan. Televisi memiliki karakteristik tersendiri, antara
lain:
1. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat
dilihat (audiovisual). Karena sifatnya yang audiovisual maka acara
siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar seperti foto dan
gambar peta (still picture) maupun film berita yakni rekaman peristiwa
yang menjadi topik berita. Jadi penayangan film berita dalam siaran
berita,

selainuntukmemanfaatkan karakteristiktelevisi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

juga agar

18

penonton memperoleh gambaran yang lengkap tentang berita yang
disiarkan serta mempunyai keyakinan akan kebenaran berita.
2. Berpikir dalam gambar
Pihak yang bertanggungjawab atas kelancaran acara televisi adalah
pengarah acara. Bila ia membuat naskahacaraataumembaca naskah
acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture). Ada 2 tahap
yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah
visualisasi yaknimenerjemahkankata-kata yang mengandung gagasan
yang menjadi gambar secara individual. Kedua, adalah penggambaran
yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa
sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih
kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan
acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita
dapat melibatkan 10 orang. Seperti: produser, pengarah acara,
pengarah teknik, pengarah studio, pemandu gambar, juru kamera, juru
video, juru audio, juru rias, juru suara. Peralatan yang digunakan pun
banyak dan mengoperasikannya harus dilakukan oleh orang-orang
yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih
mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran.
(Ardianto, 2004:128-130)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Media televisi bukan hanya menjadi media hiburan saja, tetapi juga
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pemirsanya. Televisi
sebagai jendela besar dunia karena realitas sosial yang ditayangkannya dan
mengingat pada dasarnya manusia memiliki keingintahuan yang besar
terhadap sesuatu diluar dirinya. Untuk itu media televisi menjawabnya
dengan model suara gambar bergerak yang mampu menyentuh aspek
psikologis manusia dimanapun (Kuswandi, 1996: 16).
2.2.2 Radio Sebagai Media Komunikasi Massa
Radio merupakan salah satu dari bentuk dari media massa selain
televisi. Berbeda dengan televisi yang memiliki karakteristik audiovisual.
Radio memiliki karakteristik yang khas, yaitu hanya dapat didengarkan
melalui audio (suara) saja. Suara dalam radio yang dimaksud dapat
merupakan salah satu perpaduan dari kata-kata (voice), music dan sound
effect. Kata-kata adalah ucapan yang mengandung arti yang disampaikan
oleh manusia. Voice adalah suara manusia yang teratur, semacam katakata bertutur monolog maupun percakapan atau dialog. Musik adalah
perpaduan bunyi-bunyian yang teratur dengan ritme tertentu dan harmonis
sehingga enak didengar baik dengan maupun tanpa syair lagu yang
didendangkan oleh penyanyi. Sementara sound effect adalah suara-suara
tidak beraturan maupun efek suara alam.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.3 Efek Kehadiran Media Massa
Teori

McLuhan,

disebut

teori

perpanjangan

alat

indera

(senseextension theory) menyatakan bahwa media adalah perluasan dari
alat indra manusia; telepon adalah perpanjangan telinga dan televisi adalah
perpanjangan mata.
Menurut Steven H. Chaffee, dengan kehadiran media massa
menimbulkan lima efek, yaitu:
1. Efek ekonomis
Kehadiran media massa menggerakkan berbagai usaha, seperti:
produksi, distribusi, dan konsumsi “jasa” media massa. Contoh:
kehadiran surat kabar menghidupkan pabrik yang mensuplai kertas
koran, menyuburkan pengusaha percetakan dan grafika, pencari iklan.
Sedangkan kehadiran televisi dapat memberi nafkah pada juru kamera,
juru rias, pengarah acara dan belasan profesi lainnya.
2. Efek sosial
Efek sosial berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi
sosial akibat kehadiran media massa. Dipedesaan, televisi telah
membentuk jaringan-jaringan interaksi sosial yang baru. Pemilik
televisi sekarang menjadi pusat jaringan sosial, yang menghimpun
disekitarnya tetangga dan penduduk desa seideologi. Televisi telah
menjadi sarana untuk menciptakan hubungan patronclient yang baru.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

3. Efek pada penjadwalan kegiatan
Sebelum ada televisi masyarakat biasanya tidur pada malam hari jam 8
dan bangun pagi sekali karena harus berangkat kerja. Namun setelah
ada televisi, banyak diantara mereka terutama muda mudi sering
menonton televisi sampai malam dan mengubah kebiasaan rutin
mereka. Sehingga banyak ditemukan anak-anak menjadi lebih malas
dan lebih sukar bekerja atau berangkat ke sekolah pada waktu dini.
4. Efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu
Selain

untuk

memuaskan

kebutuhan

psikologis,

orang

juga

menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tidak enak,
misalnya:kesepian,marah,kecewa,dan sebagainya. Media dipergunakan
tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikannya. Contoh: gadis
yang kesepian memutar radio tanpa mempersoalkan program siaran
yang disiarkan.
5. Efek pada perasaan orang terhadap media
Setiap orang memiliki perasaan positif atau negatif pada media
tertentu. Di Indonesia, penelitian penulis pada tokoh-tokoh politik
membuktikan buku sebagai media terpercaya, disusul radio dan surat
kabar, dan yang paling tidak dapat dipercaya adalah televisi.
Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu
mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media
massa tersebut; boleh jadi faktor isi pesan mula-mula amat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan,
apapun yang disiarkannya (Rakhmat, 2012:217-220).
2.2.4 Terpaan Media (Media Exposure)
Terpaan

media

berusaha

mencari

data

khalayak

tentang

penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi
penggunaan (longevity). Penggunaan jenis media meliputi media
audiovisual, media audio, media cetak. Terpaan (exposure) merupakan
dampak media massa yang akan timbul secara kuat dan cepat apabila
sebagian besar khalayak memang telah terekspos oleh media massa
(Rakhmat, 2004: 221).
Terpaan menunjukkan seberapa sering dan seberapa lama audiens
diterpa oleh sebuah tayangan atau program disebuah media. Bisa media
cetak maupun media elektronik.
a.

Frekuensi adalah berapa kali anggota audiens sasaran terpaparkan oleh
media tertentu (bukan iklan) selama periode waktu yang relevan.

b.

Durasi adalah berapa lama anggota audience sasaran terpaparkan oleh
media tertentu (termasuk iklan) selama periode waktu yang relevan.
Semakin lama audiens terpaparkan oleh media tersebut bisa media
cetak maupun media elektronik, maka akan dapat memberikan
dampak kepada perubahan sikap atau perilaku (Sutisna, 2003:294).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.5 Lagu Orang Dewasa

Lagu merupakan ubahan seni, nada atau suara dalam urutan,
kombinasi, dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik).
Untuk menghasilkan ubahan musik yang mempunyai kesatuan dan
kesinambungan (mengandung irama). Ragam nada atau suara yang
berirama disebut juga dengan lagu.

Lagu dapat dinyanyikan secara solo, berdua (duet), bertiga (trio)
atau dalam beramai-ramai (koor). Perkataan dalam lagu biasanya
berbentuk puisi berirama, namun ada juga yang bersifat keagamaan
ataupun prosa bebas. Lagu dapat dikategorikan pada banyak jenis, antara
lain: lagu nasional, lagu daerah, lagu anak-anak, lagu orang dewasa, lagu
pop, lagu dangdut, lagu rock dan masih banyak lagi.

Yang dimaksud dengan lagu orang dewasa adalah lagu yang
dinyanyikan oleh orang dewasa, ditujukan untuk orang dewasa dengan
lirik lagu yang diangkat biasanya berkaitan dengan kisah kehidupan orang
dewasa (percintaan).

http://id.wikipedia.org/wiki/Lagu

2.2.6 Pubertas Precox
Pubertas berasal dari bahasa latin, yang artinya pubus (bulu-bulu
halus). Yang dimaksud dengan masa puber adalah masa periode yang unik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

dan khusus yang ditandai oleh perubahan-perubahan perkembangan
tertentu yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang
kehidupan. Masa puber dianggap sebagai masa periode tumpang tindih
karena mencakup tahun-tahun awal masa remaja. Sampai anak matang
secara seksual, ia dikenal sebagai “anak puber”. Setelah matang secara
seksual, anak dikenal sebagai “remaja” atau “remaja muda”. Biasanya
anak perempuan menjadi matang antara 12,5 dan 14,5 tahun dengan
kematangan rata-rata berusia 13 tahun. Sedangkan pada anak laki-laki
menjadi matang secara seksual antara usia 14 dan 15,5 tahun.Kepribadian
anak pada usia puber masih bersifat kekanak-kanakan, namun kepribadian
anak mulai tumbuh dan berkembang sehingga timbul kepercayaan diri dan
mulai menemukan jati dirinya. Masa puber merupakan periode Strum Und
Drang (masa penuh badai d

Dokumen yang terkait

Hubungan keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual pada akhir masa anak-anak.

0 5 179

Hubungan keterpaparan lagu dewasa lirik percintaan dengan perilaku seksual pada akhir masa anak anak

0 4 177

HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DENGAN KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA (Studi Korelasional Pemberitaan Kekerasan Seksual Pada Anak di Televisi Dengan Kecemasan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 133

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 2 114

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Orang Tua dengan Swamedikasi Obat Demam pada Anak-Anak IMG 20151123 0001

1 1 1

Peran Orang Tua Dalam Masa Pubertas Anak

0 0 3

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MENDAMPINGI ANAK DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWA DI SDN MENAYU I KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Peran Orang Tua dalam Mendampingi Anak dengan Kesiapan Anak Menghadapi Pu

0 0 10

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 31

HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DENGAN KECEMASAN IBU RUMAH TANGGA (Studi Korelasional Pemberitaan Kekerasan Seksual Pada Anak di Televisi Dengan Kecemasan Ibu Rumah Tangga di Surabaya) SKRIPSI

0 0 43

HUBUNGAN TERPAAN LAGU ORANG DEWASA DENGAN PUBERTAS PRECOX PADA ANAK-ANAK DI SURABAYA (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Lagu Orang Dewasa tentang “Percintaan” Dengan Pubertas Precox pada Anak-Anak di Surabaya)

0 0 24