ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT LIKUIDASI PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL NON DEVISA PERIODE 2005 – 2009.

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT
LIKUIDASI PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL NON DEVISA
PERIODE 2005 – 2009

SKRIPSI

Disusun oleh:
Pita Pratiwi
0813010155/FE/AK

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga tugas menyusun skripsi dengan judul : “Analisis Rasio
Keuangan Dalam Memprediksi Tingkat Likuidasi Pada Bank Umum Swasta Nasional
Non Devisa Periode 2005 – 2009” Dapat terselesaikan dengan baik. Adapun maksud
penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar
memperoleh gelar Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya. Sejak adanya ide sampai
tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, Mp, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Rahman Amrullah Suwaidi, M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5. Ibu Dr. Sri Trisna Ningsih, SE. M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Dra. Ec. Endah Susilowati, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingan dalam pengerjaan skripsi ini.
7. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
8. Para Staff dan Karyawan PT. Bursa Efek Indonesia, yang telah memberikan ijin
untuk mengadakan penelitian dan memberikan data yang dibutuhkan untuk
menyusun skripsi ini.
9. Buat ayahanda Suprapto dan Ibunda Asraudah yang tercinta, serta buat
saudaraku yang tersayang mbak nea, tiada kata yang bisa ananda ucapkan,
selain kata terima kasih yang sebanyak-banyaknya, karena merekalah yang
selama ini telah memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
10. Buat keponakanku tersayang Gladisya Agni Shakiena ”cower” yang sudah
memberikan semangat dan menghilangkan kejenuhan saat pengerjaan skripsi ini
dengan kelucuannya sampai skripsi ini selesai. Mbak pipit sayang didys...
11. Buat keluarga besarku yang tinggal di Gresik, Solo, Jakarta, dan Bogor terima

kasih atas bantuan kalian selama ini.
12. Buat Sahabatku Ayunda Terima kasih atas pertemanan yang tulus, motivasi dan
semangat yang kamu berikan selama aku kuliah di UPN, semoga kita tetap
menjadi friendship forever....

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13. Buat vira, refi dan kharis terimakasih atas bantuan selama dikampus dalam
pengerjaan skripsi ini dan pertemanannya.
14. Buat adik-adik kosku genk F4 : yesong, ellen, dan rio terimakasih atas doa,
support, semangat dan bantuan yang tidak bisa aku sebutin satu per satu,
semoga kalian cepat lulus...juga buat mbak santi yang selalu share tentang
kesehatan, pengalaman yang bisa menjadi pelajaran buat aku, buat mbak heny
yang selalu kasih makanan buat anak-anak kost...thx all....
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas smua bantuan yang telah
mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa terbatasnya pengalaman serta kemampuan,
memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada
kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Surabaya, 16 Mei 2012

Penulis

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI
TINGKAT LIKUIDASI PADA BANK UMUM
SWASTA NASIONAL NON DEVISA
PERIODE 2005 - 2009
Oleh :
PITA PRATIWI


Abstrak
Tingkat likuidasi bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu
sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank
yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan gambaran kinerja perusahaan.
Berdasarkan laporan itu akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang dijadikan
dasar penilaian tingkat likuidasi bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan
manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend
jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan
keuangan akan membantu menginterprestasikan berbagai hubungan kunci serta
kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi
keberhasilan perusahaan dimasa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan membuktikan secara empiris kegunaan Rasio keuangan CAR
(Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return on Assets),
BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional), dan LDR (Loan to Deposit
Ratio) dalam memprediksi tingkat likuidasi pada Bank Umum Swasta Nasional non
Devisa yang terdaftar di direktori Bank Indonesia periode 2005 sampai 2009.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 Bank Umum Swasta
Nasional non Devisa yang terdaftar di direktori Bank indonesia periode 2005 sampai
2009. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi

Logistic dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 19.0 For
Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan CAR dan ROA
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat likuidasi. Sedangkan variabel
NPL, BOPO, dan LDR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat
likuidasi pada sektor perbankan.
Keyword : CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA
(Return on Assets), BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan
Operasional), dan LDR (Loan to Deposit Ratio), Likuidasi, Regresi
Logistik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FINANCIAL RATIO ANALYSIS IN PREDICTING THE LIQUIDATION
OF BANKS NATIONAL NON PRIVATE FOREIGN EXCHANGE
PERIOD 2005 – 2009
By:PITA PRATIWI
Abstract
The level of bank liquidity can be assessed by several indicators. One of the

main sources of indicators against which the assessment is concerned bank financial
statements. The financial statements represent the company's performance. Based on
the report will be calculated a number of financial ratios are used as the basis of
assessment of the level of bank liquidation. Financial ratio analysis allows
management to identify major changes in the trend number, and relationship as well
as the reasons for such changes. The analysis of financial statements will help
interpret a variety of key relationships and trends that can provide basic
considerations regarding the potential success of the company's future. This study
aims to determine and prove empirically the usefulness of financial ratios CAR
(Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return on Assets),
BOPO (Operating Expenses / Operating Income), and LDR (Loan to Deposit Ratio)
in predicting the liquidation of the National Private Banks Foreign exchange nonlisted in the directory of Bank Indonesia from 2005 to 2009.
Samples used in this study were 30 non-Bank Foreign Exchange National
Private directories listed in the Bank Indonesia from 2005 to 2009. The data obtained
was analyzed using Logistic Regression Testing with computer tools, which use the
SPSS program. 19.0 For Windows.
The results showed that CAR financial ratios and ROA is negative and
significant effect on the liquidation. While the variables NPL, BOPO, and the LDR is
positive but not significant effect on the level of liquidity in the banking sector.
Keyword: CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA

(Return on Assets), BOPO (Operating Expenses / Operating Income),
and LDR (Loan to Deposit Ratio), Liquidation, Logistic Regression.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

J UDUL ..................................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJ UAN ...............................................................

ii

KATA PENGANTAR .............................................................................

v


DAFTAR ISI ......................................................................................... viii

BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................... 14
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................. 15
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................ 15

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA …………................................................ 17
2.1. Penelitian Terdahulu ......................................................... 17

2.2. Landasan Teori ................................................................. 20
2.2.1. Pengertian Bank ...................................................... 20
2.2.2. Laporan Keuangan Perbankan ................................... 22
2.2.3. Manfaat Laporan Keuangan ...................................... 29
2.2.4.Analisis Rasio Keuangan ............................................ 32
2.2.4.1. Capital Adequacy Rasio (CAR)........................ 33
2.2.4.2. Non Performing Loans (NPL)......................... 34
2.2.4.3. Return On Assets (ROA) ............................... 35
2.2.4.4.Biaya Operasi Dibanding Dengan
Pendapatan Operasi (BOPO) .............................. 36
2.2.4.5. Loans to Deposit Ratio (LDR) ………………... 38
2.2.5. Likuidasi ..................................................... ............ 39
2.2.5.1. Financial Distress ......................................... 40
2.3.

Kerangka Pemikiran ..................................................

42

2.3.1. Pengaruh CAR Terhadap Prediksi tingkat

likuidasi bank ..................................................... 42

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.2. Pengaruh NPL Terhadap Prediksi tingkat
likuidasi bank. .................................................

43

2.3.3. Pengaruh ROA Terhadap Prediksi tingkat
likuidasi bank...................................................

43

2.3.4. Pengaruh BOPO Terhadap Prediksi tingkat
Likuidasi bank..................................................

44

2.3.5. Pengaruh LDR Terhadap Prediksi tingkat
likuidasi bank ................................................

45

2.3.6.Teori atau konsep yang membahas pengaruh
variabel CAR, NPL, ROA, BOPO, LDR terhadap
tingkat likuidasi.................................................
2.4. Hipotesis .....................................................................

45
52

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 53
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................... 53
3.1.1. Definisi Operasional ................................................ 53
3.1.2. Pengukuran Variabel ................................................ 59
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penentuan Sampel ................. 59
3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 63
3.3.1. Jenis Data dan sumber Data ...................................... 63
3.3.2. Pengumpulan Data ................................................... 64
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ....................................... 64
3.4.1. Uji Serentak ............................................................ 65
3.4.2. Uji kesesuaian model ............................................... 66
3.4.3. Uji Hipotesis ........................................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 69
4.1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................. 69
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................

70

4.2.1. Deskripsi Likuidasi (Variabel Dependen) ..................

70

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.2. Statistik Deskripsi Variabel Independen ....................

71

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis ......................................

73

4.3.1. Uji Kelayakan Model (Goodness of fit) ....................

74

4.3.2. Uji Overal Model Fitt ..................................................

76

4.3.3. Uji Hipotesis ................................................................

79

4.3.4. Analisis Hasil Pengujian ..............................................

84

4.3.4.1. CAR (Capital Adequacy Rasio) ...........................

84

4.3.4.2. NPL (Non Performing Loan) ................................

85

4.3.4.3 ROA (Return On Assets) .......................................

85

4.3.4.4.BOPO (Biaya Opersional/Pendapatan Operasional)

86

4.3.4.5.LDR (Loan Deposit Ratio) ...................................

87

BAB V KESIMPULAN dan SARAN .....................................................

89

5.1. Kesimpulan ....................................................................... 89
5.2. Saran ................................................................................. 90
5.3. Keterbatasan ...................................................................... 91
5.4. Implikasi ............................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Seiring

dengan krisis

ekonomi

yang

menimpa Indonesia sejak

pertengahan tahun 1997 yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap
dolar Amerika Serikat telah menghancurkan perekonomian di Indonesia
termasuk pada sektor perbankan. Krisis moneter yang terus menerus
mengakibatkan krisis kepercayaan, akibatnya banyak bank dilanda masalah
krisis keuangan. Hal ini menyebabkan banyak bank yang berhenti kegiatannya
dalam mengembangkan sistem keuangan disebabkan kredit macet. (Almilia dan
Herdiningtyas, 2005).
Perkembangan sistem keuangan, khususnya industri perbankan, dalam
dekade terakhir dapat dikatakan cukup dramatis. Krisis perbankan beberapa
waktu

lalu disamping masih menyisakan trauma bagi pelaku ekonomi

khususnya dunia perbankan, juga telah memakan biaya rehabilitasi sistem yang
cukup signifikan (Tarmizi dan Willyanto, 2003) karena kinerja bank merosot
secara drastis. Di Indonesia akibat krisis ekonomi sebanyak 64 (25,78%) bank
telah dilikuidasi selama tiga tahun berturut-turut (1997-1999). Hal ini akan
berakibat buruk mengingat sektor perbankan mempunyai peranan yang cukup
dominan dalam menggerakkan sektor riil (Januarti, 2002).

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Jakarta pada tahun 1998 dalam seminar Prospek dan Skenario Pemulihan
Ekonomi dan Restrukturisasi Perbankan Pasca – SU MPR dengan pembicara
Megandosa Glenn Yusuf selaku kepala BPPN, (Nasser

dan Aryati, 2000)

disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara lain:
a. Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan.
b. Dampak likuidasi bank-bank 1 November 1997 yang mengakibatkan
turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah,
sehingga memicu penarikan dana secara besar-besaran.
c. Semakin turunnya permodalan bank-bank dan bahkan diantaranya
negative net worth, karena adanya kebutuhan pembentukan cadangan,
negative spread, unprofitable, dan lainnya.
d. Banyak bank tidak mampu menutup kewajibannya terutama karena
menurunnya nilai tukar rupiah.
e. Pelanggaran BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit).
f. Modal bank atau Capital Adequacy Ratio (CAR) belum mencerminkan
kemampuan riil untuk menyerap berbagai risiko kerugian.
g. Manejemen tidak professional.
h. Moral Hazard

Akibat

terjadinya krisis,

maka tingkat

kesehatan

perusahaan banyak mengalami penurunan dan dikhawatirkan akan
banyak mengalami kebangkrutan (Adnan dan Kurniasih, 2000).

2
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kebangkrutan akan cepat terjadi di negara yang sedang mengalami
kesulitan

ekonomi,

karena

cepatnya

kebangkrutan

kesulitan ekonomi

akan

memicu

semakin

perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit

kemudian semakin sakit dan bangkrut. Perusahaan yang belum sakit pun akan
mengalami kesulitan dalam pemenuhan dana untuk

kegiatan operasional

akibat adanya krisis ekonomi tersebut (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
Kebangkrutan (bankruptcy)

biasanya

diartikan

sebagai kegagalan

perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan
laba (Supardi dan Mastuti, 2003). Pernyataan kebangkrutan adalah masalah
hukum yang timbul karena kreditur atau pihak tertentu mengajukan gugatan
kebangkrutan (Tarmizi dan Willyanto, 2003).
Financial Distress terjadi

sebelum

kebangkrutan.

Model financial

distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi
financial distress
tindakan-tindakan

perusahaan
untuk

sejak

dini

diharapkan

dapat

dilakukan

mengantisipasi kondisi yang mengarah pada

kebangkrutan (Almilia dan Kristijadi,

2003).

Untuk

mengantisipasi

munculnya kesulitan keuangan pada bank, perlu disusun suatu sistem yang
dapat memberikan peringatan dini (early warning) adanya

problematik

keuangan yang mengancam operasional bank (Muliaman, dkk, 2004).
Sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Peraturan Bank Indonesia No.
6/10/PBI/2004 Tentang Sistem Penilaian Kesehatan Bank Umum yang
menyebutkan bahwa kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak

3
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang terkait baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank, dan
Bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank. Bank wajib memelihara
kesehatan bank sesuai ketentuan yang diperlukan Bank Indonesia (BI) dan
wajib melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Salah satu indikator
tingkat kesehatan bank adalah laporan keuangan bank.
Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari suatu proses kegiatan akuntansi
perusahaan yang dihasilkan oleh pihak manajemen memberikan informasi
mengenai prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar untuk
membuat proyeksi dan peramalan terhadap pengambilan kebijakan di masa
depan. Berdasarkan laporan tersebut akan dapat dihitung sejumlah rasio
keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Dengan
melakukan analisis rasio - rasio keuangan terhadap komponen laporan keuangan
dapat diketahui seberapa baik kinerja bank tersebut. Hal ini penting karena
penurunan kinerja bank dapat berakibat buruk (Peraturan Bank Indonesia No.
6/10/PBI/2004).
Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan lima
aspek penilaian, yaitu: 1) capital; 2) assets; 3) management; 4) earnings; 5)
liquidity yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio
keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan
untuk menilai tingkat kesehatan bank (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).
Sesuai dengan keputusan sekjen Bank Indonesia selaku pengawas
perbankan di Indonesia, CAMEL digunakan terkait dalam Peraturan Bank

4
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Indonesia No. 6/10/PBI/2004 yang mewajibkan setiap perusahaan perbankan
untuk mempublikasikan laporan keuangan bank yang terdiri dari aspek
penilaian kesehatan bank.
Setelah fungsi pengawasannya diambil alih oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) per Januari 2014, BI masih menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum pada tanggal 25 Oktober 2011. SE
bernomor 13/24/DPNP tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari Peraturan
Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum, yang diterbitkan pada 5 Januari 2011. Penilaian kesehatan bank
tersebut diberlakukan per Januari 2012 dengan menggunakan laporan keuangan
bank umum per Desember 2011. Peraturan BI tersebut adalah Profil risiko (risk
profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings), dan
Permodalan (capital), disingkat menjadi RGEC.
RGEC hanya mengelompokan dan pembobotan ulang terhadap faktor atau
dimensi penilaian yang dari segi cakupan relatif tidak banyak berubah. PBI
yang baru menggolongkan faktor penilaian menjadi hanya empat faktor yaitu
(1) Profil risiko atau risk profile, (2) Good Corporate Governance (GCG), (3)
Rentabilitas atau Earnings, dan (4) Permodalan atau Capital.
Profil risiko mencakup 8 jenis risiko yaitu (a) risiko kredit, (b) risiko
pasar, (c) risiko likuiditas, (d) risiko operasional, (e) risiko hukum, (f) risiko
strategi, (g) risiko kepatuhan, dan (h) risiko reputasi. Jadi beberapa indikator
pada CAMELS sebelumnya, ditata ulang dan dimasukkan ke faktor baru pada

5
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

RGEC. Jika dipetakan secara lengkap, faktor kualitas asset (A), likuiditas (L),
dan sensitivitas terhadap risiko pasar (S) pada pada Sistem CAMELS melebur
ke dalam faktor profil risiko (R) pada Sistem RGEC, sedangkan faktor
rentabilitas (E) dan permodalan (C) tetap ada pada sistem yang baru. Seolaholah ada faktor baru yaitu Good Corporate Governance (G) yang menggantikan
faktor Manajemen (M) pada sistem lama. Namun jika dicermati, kepatuhan
terhadap penerapan GCG sudah masuk pada faktor Manajemen (M) pada sistem
CAMELS yaitu dimasukkan pada komponen manajemen umum. Dua
komponen lainnya untuk faktor Manajemen pada sistem CAMELS yaitu
Penerapan Sistem Manajemen Risiko dan Kepatuhan Bank, sebagian besar
indikatornya diperkirakan masuk ke profil risiko pada sistem RGEC.
Akhirnya tinggal GCG yang tersisa dalam faktor Manajemen. Jadilah
GCG sebagai faktor tersendiri dalam sistem yang baru. Faktor GCG pada sistem
baru pasti akan diperkaya terlebih dahulu oleh BI dengan beberapa model,
prinsip atau praktek yang terbaru sesuai dengan perubahan atau perkembangan
kondisi dan situasi terkini. Sebenarnya BI sudah mengeluarkan PBI Nomor
8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank
Umum, sebagaimana telah diubah menjadi PBI Nomor 8/14/PBI/2006, dengan
teknis pelaksanaannya tercantum pada SE Nomor 9/12/DPNP. Namun PBI
terbaru tersebut baru berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2012. Bank-bank di
Indonesia diberikan waktu sekitar satu tahun untuk menggunakan sistem
penilaian yang baru. Secara umum PBI tersebut tidak berubah drastis seperti

6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ketika penilaian tingkat kesehatan bank umum metode CAMEL.
Meski setiap bank di Indonesia diawasi oleh Bank Indonesia dengan
penilaian yang menggunakan ukuran rasio keuangan model CAMEL dan
sekarang menggunakan RGEC, serta laporan

keuangannya

setiap

tahun

dipublikasikan di media cetak, namun masih terdapat beberapa bank yang
kinerjanya buruk sehingga harus dilikuidasi. Dan yang menjadi pertanyaan
adalah apakah laporan keuangan bank yang dipublikasikan tersebut dapat
digunakan

untuk

memprediksi

tingkat

kesehatan

bank

termasuk

kemungkinan kebangkrutannya (Wilopo, 2001).
Penelitian ini mengacu pada penelitian Tarmizi dan Willyanto (2003)
dan Yudhi, dkk (2002) yang menggunakan bank persero dan bank umum
swasta nasional pada penelitiannya di mana kegiatan bank-bank umum
mempengaruhi sistem perekonomian nasional, dan menjadi sasaran program
rekapitalisasi perbankan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia (Wimboh,
2004).
Menurut Chen (1981) menyebutkan bahwa rasio keuangan banyak
dipakai oleh berbagai penelitian karena rasio keuangan terbukti berperan
penting dalam evaluasi kinerja keuangan dan dapat digunakan untuk
memprediksi kelangsungan usaha baik yang sehat maupun yang tidak sehat
(Gamayuni, 2006). Rasio merupakan

pedoman

yang

bermanfaat

dalam

mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan mengadakan
perbandingan

dengan

hasil-hasil

dari

tahun-tahun

sebelumnya atau

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

perusahaan-perusahaan lain (Gamayuni, 2006).
Secara umum kinerja perbankan yang diukur dari rasio CAR, NPL,
BOPO, ROA, dan LDR mengalami perbaikan setelah melalui masa krisis
ekonomi. Akan tetapi tidak semua bank menunjukkan kinerja yang sama
dalam rasio keuangan tersebut. Sesuai penelitian Diamond dan Rajan
(2002) dalam Poerwoko (2008) bahwa antara masing-masing bank secara
individual terkait satu dengan lainnya sehingga memburuknya kesehatan
salah satu bank berpotensi menjalar ke bank-bank lainnya.
Murtanto dan Arfiana (2002) mengemukakan penurunan profitabilitas
dapat diartikan sebagai penurunan kinerja perusahaan. Penurunan kinerja bank
baik secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya financial distress
yaitu keadaan yang

sangat

sulit

bahkan

dapat

dikatakan

mendekati

kebangkrutan yang apabila tidak segera diselesaikan akan berdampak besar
pada bank-bank tersebut dengan hilangnya

kepercayaan dari para nasabah

(Wilopo,2001).
Berbagai
manfaat

macam

informasi

penelitian

analisis

telah

keuangan

dilakukan
yang

untuk

menggunakan

mengetahui
rasio-rasio

keuangan. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana
rasio-rasio keuangan dapat menjelaskan fenomena-fenomena ekonomi, antara
lain meneliti tentang penggunaan

rasio-rasio keuangan untuk memprediksi

kebangkrutan suatu perusahaan.

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Herdiningtyas (2005)
terhadap 16 bank sehat, 2 bank yang mengalami kebangkrutan, dan 6
bank yang mengalami kondisi kesulitan keuangan menunjukkan bahwa hanya
rasio keuangan CAR dan BOPO yang secara statistik signifikan untuk
memprediksi

kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan pada sektor

perbankan. Sedangkan rasio CAR,

APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM, dan

BOPO secara statistik berbeda untuk kondisi bank bangkrut dan mengalami
kesulitan keuangan dengan bank yang tidak bangkrut dan tidak mengalami
kondisi kesulitan keuangan.
Penelitian juga dilakukan oleh Nasser (2000) terhadap 8 bank sehat
BUSN devisa dan 9 bank gagal BUSN non devisa pada periode 1995 sampai
dengan 1998. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel yang signifikan.
Untuk data empat tahun sebelum bangkrut adalah EATAR dan OPM
sedangkan variabel lain ternyata tidak signifikan.
Yudhi,

dkk

(2002)

juga

melakukan

penelitian

terhadap

model

prediksi kebangkrutan bank go public dan bank non go public di
Indonesia, dimana menggunakan data 28 bank go public dan 71 bank non go
pulic. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa lk2, LnAss, dan
BMPK secara statistik signifikan dalam kegagalan bank go public, sementara
CAR dan lk2 secara statistik signifikan dalam kegagalan bank non go public.
Tarmizi dan Willyanto (2003) melakukan penelitian terhadap prediksi
potensi kebangkrutan perbankan di Indonesia, di mana menggunakan sampel

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25 bank terdiri dari Bank Umum Swasta Nasional devisa dan Bank Umum
Swasta Nasional non devisa. Dari penelitian tersebut dijelaskan bahwa rasio
keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap kebangkrutan adalah rasio
yang

berhubungan dengan permodalan,

rentabilitas, dan likuiditas yang

diproksikan dengan CAR, ROA, dan LDR.
Aryati dan Manao (2002) juga melakukan penelitian mengenai prediksi
bank

bermasalah di Indonesia dengan menggunakan rasio

keuangan

terhadap 29 bank yang gagal dan 60 bank yang sukses. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel CAR, RORA, ROA, LQ1,
dan LQ2 yang signifikan. sedangkan variabel NPM dan BOPO tidak
signifikan.
Penelitian Beaver (1966), termasuk salah satu penelitian yang sering
dijadikan acuan utama dalam penelitian tentang corporate failure. Beaver
menggunakan 30 jenis rasio keuangan yang digunakan pada 79 pasang
perusahaan yang pailit dan tidak pailit. Memakai univariate discriminant
anlysis sebagai alat uji statistik, Beaver menyimpulkan bahwa rasio working
capital funds flo to total asset dan net incom to total assets mampu
membedakan perusahaan yang akan pailit dengan yang tidak pailit secara tepat
masing-masing sebesar 90% dan 88% dari sampel yang digunakan.
Altman (1968), melakukan penelitian pada topik yang sama seperti topik
penelitian

yang

dilakukan oleh

Beaver

tetapi Altman

menggunakan

teknik multivariate discriminant analysis dan menghasilkan model dengan 7

10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

rasio keuangan. Dalam penelitiannya, Altman menggunakan sampel 33 pasang
perusahaan yang pailit dan tidak pailit dan model yang disusunnya secara tepat
mampu mengidentifikasikan 90% kasus kepailitan pada satu tahun sebelum
kepailitan terjadi.
Penelitian dengan topik

kebangkrutan/kepailitan perusahaan terus

dilakukan oleh para peneliti, perkembangan terakhir penelitian dengan topik
kebangkrutan atau kepailitan terletak pada alat uji statistiknya. Ohlson (1980)
adalah peneliti pertama yang menggunakan analisa logit untuk memprediksi
kepailitan. Pada penelitiannya, Ohlson menggunakan 105 perusahaan yang
pailit dan 2058 perusahaan yang tidak pailit serta menemukan bahwa 7 rasio
keuangan mampu mengidentifikasikan perusahaan yang akan pailit dengan
tingkat ketepatan yang mendekati hasil penelitian Altman.
Berdasarkan penelitian diatas banyak digunakan sample Bank Umum
Swasta Nasional devisa dan Bank Umum Swasta Nasional non devisa. BUSN
devisa merupakan bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melayani transaksi
dalam negeri dan luar negeri, sedangkan BUSN non devisa hanya dapat
melayani transaki-transaksi di dalam negeri (domestik). (kasmir, 2004: 10)
Penilaian kuantitaf atas tingkat kesehatan dan kegagalan pada bank BUSN
Non Devisa perlu

dilakukan mengingat bahwa bank tersebut secara segi

kepemilikannya dimiliki oleh pihak swasta nasional (Kasmir, 2004: 22), di
samping itu kegiatan bank BUSN Non Devisa mempengaruhi
perekonomian

nasional,

dan

menjadi

sasaran

program

sistem

rekapitalisasi

11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

perbankan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia (Wimboh, 2004).
Penilaian tersebut dapat dilakukan dengan jalan menganalisis rasio-rasio
keuangan yang terdapat pada laporan keuangan bank pada tiap periode
pelaporan, karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai
pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaan (Nurhidayati & Harahap,
2004).
Saat survey pendahuluan peneliti memilih populasi BUSN non devisa.
Dalam statistika Bank Indonesia periode 2005 – 2009 BUSN non Devisa selama
5 tahun berturut-turut paling banyak mengalami likuidasi, yaitu 6 bank. Selain
itu dilihat dari segi ukuran kemampuan bank non devisa dalam melayani
masyarakat baik dari jumlah produk, modal sendiri, pangsa pasar dan jumlah
kantor di Indonesia lebih kecil dibanding dengan bank persero, bank umum
swasta nasional devisa, bank campuran dan bank asing. Sedangkan untuk
variabel berdasarkan penelitian terdahulu terdapat beberapa rasio keuangan
seperti CAR, ROA, NPL, BOPO dan LDR yang adanya perbedaan hasil. Hal ini
membuat penulis ingin meneliti kembali rasio keuangan tersebut untuk
memprediksi kondisi kebangkrutan bank pada Bank Umum Swasta Nasional
non devisa.
Penelitian ini dipilih 30 Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa di
Indonesia sebagai sampel, yaitu Perusahaan Perbankan umum swasta nasional
non devisa yang beroperasi di Indonesia. Bank umum swasta nasional non
devisa yang mempublikasikan laporan keuangan selama periode penelitian yaitu

12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2005 – 2009, Perusahaan perbankan umum swasta nasional non devisa yang
mempublikasikan laporan keuangan tahun buku yang berakhir 31 Desember
2005 – 2009 dan tersedia rasio-rasio keuangan yang mendukung penelitian,
Bank Umum Swasta non devisa yang tidak melakukan marger dan akuisisi
selama periode penelitian 2005 – 2009.
Peneliti memilih 5 periode karena hal itu cukup signifikan, sehingga
dipilih laporan keuangan publikasi bank per 31 desember dari 2005-2009 karena
pada tanggal 31-03-2010 BI mengeluarkan pedoman peraturan publikasi
laporan keuangan bank yang baru yaitu Surat Edaran Bank Indonesia
No.12/11/DPNP - Perubahan Kedua atas SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14
Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan
Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia,
sehingga itu membuat data peneliti tidak sama, selain hal tersebut pada tahun
2010, 2011 dan 2012 direktorat BI banyak mengeluarkan peraturan baru seperti
yang telah diuraikan diatas sehingga dipilih periode tahun 2005-2009 dengan
pedoman SE BI No.7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005.
Maka berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Rasio
Keuangan dalam memprediksi tingkat likuidasi pada Bank Umum Swasta
Nasional Non Devisa Periode 2005 – 2009 ”.

13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka dapat disusun
suatu rumusan masalah, yaitu apakah

rasio

keuangan

CAR

(Capital

Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return on Assets),
BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional) dan LDR (Loan to Deposit
Ratio) berpengaruh terhadap prediksi tingkat likuidasi pada Bank Umum
Swasta Nasional non devisa periode 2005 – 2009?

1.3. Tujuan Penelitan
Tujuan penelitian ini adalah menguji secara empiris untuk mengetahui
variabel-variabel rasio keuangan yang berpengaruh terhadap prediksi tingkat
likuidasi pada sektor perbankan. Secara rinci tujuannya adalah Menganalisis
rasio keuangan CAR (Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing
Loan), ROA (Return on Assets), BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan
Operasional), dan LDR (Loan to Deposit Ratio) Dalam memprediksi tingkat
likuidasi pada Bank Umum Swasta Nasional non devisa periode 2005 – 2009.

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Investor
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam membuat keputusan investasi.

14
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Pihak bank
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dan menjadi bahan
referensi dalam melakukan evaluasi kinerja perbankan.
3. Dunia akademis
Untuk memperluas wacana dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan perkembangan dunia perbankan nasional serta Menambah
wawasan ilmu pengetahuan dengan hasil yang ditemukan selama penelitian
dan sebagai perbandingan bagi pembaca yang akan melakukan penelitian pada
topik yang sama di masa yang akan datang.
4. Bagi Peneliti
Memperluas pola pikir, wawasan dan pengetahuan tentang Rasio Keuangan
dalam memprediksi tingkat likuidasi bank yang terdaftar di direktori bank
indonesia, serta sebagai sarana dalam mengaplikasikan teori empiris yang di
dapat oleh peneliti selama ini.

15
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian ini. Penelitian-penelitian terdahulu ini akan digunakan sebagai
bahan acuan atau pembanding dengan penelitian ini.
Santoso

(1996),

meneliti

dengan

judul

“faktor–faktor

yang

mempengaruhi bank bermasalah di Indonesia”. Data panel kuartalan dari 231
bank sejak Maret 1989 sampai dengan September 1995 digunakan Santoso
untuk mengindikasikan risiko perbankan dengan variabel CAR, IRR dan LDR
dengan mengunakan logit model. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa
CAR, IRR dan LDR sangat signifikan.
Januarti (2002) melakukan penelitian yang berjudul “Variabel Proksi
CAMEL dan Karakteristik Bank Lainnya untuk Memprediksi Kebangkrutan
Bank di Indonesia”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Equity, Loanta, NIM, ROA, Uncollected, Core, Insider, Overhead, Logsize,
Holding, dan Go-public dengan menggunakan metode/alat analisis uji
univariate dan uji multivariate. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
variabel NIM dan Core yang secara konsisten mempunyai kesamaan tanda
yang diprediksikan untuk 3 tahun berturut-turut. Equity, Loanta, NIM, ROA,

16
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Core dan Insider berbeda antara bank yang bangkrut dan tidak bangkrut. Tipe
kesalahan secara konsisten lebih banyak pada kesalahan tipe II yaitu bank
yang diprediksi bangkrut ternyata tidak bangkrut.
Yudhi Herliansyah (2002) melakukan penelitian yang berjudul “Model
Prediksi Kebangkrutan Bank Go

Public Dan Bank Non Go Public di

Indonesia”. Data yang digunakan terdiri dari 28 bank go public dan 71 bank
non go public. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR,
RORA, NPM, ROA, BOPO, Lk1, Lk2, LnAss, KRLC, BMPK. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa Lk2, LnAss, dan BMPK secara statistik
signifikan dalam prediksi kebangkrutan bank go public di Indonesia,
sedangkan CAR dan Lk2 secara statistik signifikan dalam prediksi
kebangkrutan bank non go publik di Indonesia. Metode/ alat analisis yang
digunakan adalah uji univariate dan uji multivariate.
Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005) melakukan
penelitian yang berjudul “Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi
Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002” dengan sampel
penelitian yang terdiri dari 16 bank sehat, 2 bank yang mengalami
kebangkrutan, dan 6 bank yang mengalami kondisi kesulitan keuangan.
Dalam penelitian ini digunakan kondisi bermasalah suatu bank sebagai
variabel dependen sedangkan variabel independennya menggunakan rasio
keuangan CAMEL (CAR, ATTM, APB, NPL, PPAPAP, PPAP, ROA, ROE,
NIM, BOPO, dan LDR). Penelitian ini menggunakan model analisis regresi

17
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

logistik dan penentuan sampel digunakan metode purposive sampling. Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini adalah rasio CAR, APB, NPL, PPAPAP,
ROA, NIM, dan BOPO secara statistik berbeda untuk kondisi bank bangkrut
dan mengalami kesulitan keuangan dengan bank yang tidak bangkrut dan
tidak mengalami kondisi kesulitan keuangan. Penelitian ini juga memberikan
bukti bahwa hanya rasio keuangan CAR dan BOPO yang secara statistik
signifikan untuk memprediksi kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan
pada sektor perbankan. Ringkasan penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel
2.1 pada lampiran 5.
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas ada beberapa hal yang
berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan. Hal-hal yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah :
1. Variabel yang digunakan
Pada penelitian ini akan menggunakan variabel Capital Adequancy
Ratio (CAR), Net Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA),
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan
Loan to Deposite Ratio (LDR) dimana variabel-variabel tersebut masih
terjadi perbedaan hasil dalam penelitian-penelitian sebelumnya yang
menggunakan sampel selain bank umum swasta nasional non devisa.
2. Objek dalam penelitian
Studi kasus dalam penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional
Non Devisa yang terdaftar dalam Direktori Bank Indonesia.

18
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Tahun yang digunakan
Data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Bank Umum
Swasta Non Devisa yang terdaftar dalam Direktori Bank Indonesia pada
tahun 2005 sampai dengan 2009. (www.bi.go.id)

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Bank
Menurut PSAK No.31 per 1 juli 2009 revisi 2000 tentang Akuntansi
Perbankan, Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak pihak yang memiliki kelebihan
dana (surplus unit) dengan pihak pihak yang memerlukan dana (deficit unit),
serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat.
Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari
masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan serta deposito
berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.
Jenis jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara
lain (Kasmir,2008: 20) :
1. Dilihat dari segi jenisnya
Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari:
a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

19
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya, dibagi menjadi:
a. Bank Milik Pemerintah
merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintahpula.
b. Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula
pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Dalam bank swasta
milik nasional termasuk pula bank bank yang dimiliki oleh badan usaha
yang berbentuk koperasi.
c. Bank Milik Asing
Merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta
asing maupun pemerintah suatu negara.
d. Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing
dan pihak swasta nasional. Di mana kepemilikan sahamnya secara
mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.

20
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Dilihat dari segi statusnya
a. Bank Devisa
merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
b. Bank Non Devisa
merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperti halnya bank devisa.
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga
a. Bank berdasarkan prinsip konvensional
b.Bank berdasarkan prinsip syariah
2.2.2. Laporan Keuangan Perbankan
Berdasarkan peraturan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS
tanggal 9 Desember 2005, dalam rangka peningkatan transparansi kondisi
keuangan, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan
bentuk dan cakupan yang terdiri dari:
1. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan
Adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun
waktu satu tahun.
2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar
akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.

21
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Laporan
Bulanan Bank Umum yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia
dan dipublikasikan setiap bulan.
4. Laporan Keuangan Konsolidasi
Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau
memiliki Anak Perusahaan, wajib menyusun laporan keuangan
konsolidasi berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagai mana diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia.
Laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Khusus
Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Prinsip Akuntansi Perbankan
Indonesia (PAPI) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Menurut PSAK No.31 per 1 juli 2009 revisi 2000 tentang Akuntansi Perbankan,
laporan keuangan bank terdiri atas:
1. Neraca
Bank menyajikan aset dan kewajiban dalam neraca berdasarkan
karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi bank menyajikan secara terperinci unsur pendapatan
dan beban, serta membedakan antara unsur unsur pendapatan dan beban
yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional.

22
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aset
bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan
prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam
laporan keuangan.
5. Catatan atasLaporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
2.2.3.

Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan
tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
keputusan investasi dan pendanaan (Almilia dan Kristijadi, 2003). Hal ini sesuai
dengan pernyataan dalam SFAC No. 1 bahwa laporan keuangan harus
memberikan informasi: (1) untuk keputusan investasi dan kredit, (2) mengenai
jumlah dan timing arus kas, (3) mengenai aktiva dan kewajiban, (4) mengenai
kinerja perusahaan, (5) mengenai sumber dan penggunaan kas, (6) penjelas dan
interpretif, serta (7) untuk menilai stewardship.
Informasi yang disediakan oleh laporan keuangan berupa informasi
akuntansi. (Belkaoui,2000: 63) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai
informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk

23
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pengambilan keputusan ekonomi dalam menetukan pilihan pilihan di antara
alternatif alternatif tindakan. Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak
manajemen perusahaan mempunyai beberapa karakteristik kualitatif yang harus
dimiliki. Karakteristik tersebut dapat membedakan antara informasi yang
bermanfaat dengan yang kurang bermanfaat. Dalam pemilihan metode
akuntansi yang akan digunakan perusahaan, karakteristik tersebut haruslah
menjadi salah satu dasar pertimbangan pemilihan metode akuntansi yang akan
digunakan.
Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik
Kualitatif dari informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Relevan maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong suatu
keputusan

apabila

dimanfaatkan oleh

pemakai untuk

kepentingan

memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan
sekarang. Ada tiga karakteristik utama yaitu:
a. Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan
para pemaka sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam
pengambilan keputusan.
b. Nilai prediktif (predictive value),yaitu informasi dapat membantu
pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian
yang lalu, sekarang dan masa depan .
c. Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang
memungkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya

24
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh