Aplikasi Penghitungan Harta Warisan pada Perangkat Seluler Berbasis Symbian Menggunakan QT SDK (Software development Kit).

APLIKASI PENGHITUNGAN HARTA WARISAN
PADA PERANGKAT SELULAR BERBASIS SYMBIAN
MENGGUNAKAN QT SDK
(SOFTWARE DEVELOPMENT KIT)

SKRIPSI

Oleh :

DIO DEDI UTAMA
0834010133

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


APLIKASI PENGHITUNGAN HARTA WARISAN PADA
PERANGKAT SELULAR BERBASIS SYMBIAN
MENGGUNAKAN QT SDK
(SOFTWARE DEVELOPMENT KIT)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

DIO DEDI UTAMA
0834010133

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN

APLIKASI PENGHITUNGAN HARTA WARISAN
PADA PERANGKAT SELULAR BERBASIS SYMBIAN
MENGGUNAKAN QT SDK
(SOFTWARE DEVELOPMENT KIT)
Disusun oleh :

DIO DEDI UTAMA
0834010133
Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan
Gelombang I Tahun Akademik 2012 / 2013

Pembimbing II

Pembimbing I


Pr of. Dr. Ir. Sr i Rejeki, MT
NPT. 19570314 198603 2 001

Chr ystia Aji Putra, S.Kom
NPT. 3 85610 10 0296 1

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Dr . Ir . Ni Ketut Sari, M.T
NPT. 19650731 199203 2001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
APLIKASI PENGHITUNGAN HARTA WARISAN PADA
PERANGKAT SELULAR BERBASIS SYMBIAN

MENGGUNAKAN QT SDK
(SOFTWARE DEVELOPMENT KIT)
Disusun Oleh :

DIO DEDI UTAMA
0834010133
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Pr ogram Studi Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 19 J uli 2012
Pembimbing :
1.

Tim Penguji :
1.

Pr of. Dr . Ir . Sr i Rejeki, MT
NPT. 19570314 198603 2 001

Ir. Sutiyono, MT

NIP. 19600713 198703 1001

2.

2.

Chr ystia Aji Putra, S.Kom
NPT. 3 85610 10 0296 1

Bar r y Nuqoba, S.Si,M.Kom
NPT. 19570314 198603 2 001
3.

Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom

NPT. 3 77122 08 0168 1
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur


Ir . SUTIYONO, MT
NIP. 19600713 198703 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang teramat dalam kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah berkenan memelihara dan membimbing kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan pengerjaan Tugas Akhir untuk mencapai jenjang strata
1 pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Universitas

Pembangunan Nasional.
Laporan ini disusun untuk Tugas Akhir saya, dengan judul : Aplikasi
Penghitungan Har ta War isan pada Per angkat Seluler Ber basis Symbian

Menggunakan QT SDK (Software development Kit).
Ucapan terima kasih juga tak luput saya persembahkan sebagai
perwujudan rasa syukur atas terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan
terima kasih ini saya tujukan kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan berkah-Nya kami dapat
menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini hingga selesai.
2. Kedua orang tua saya masing-masing, ibu yang banyak memberikan Doa,
Kasih Sayang, Cinta, Kesabaran sejak kami dalam kandungan serta
bimbingan, dan semangat sampai saya menjadi sekarang ini, terima kasih
banyak untuk semuanya dan terima kasih karena selalu menjadi orang tua
dan teman yang baik buat saya.
3. Prof.Dr.Ir. Teguh Sudarto, MP Selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Ir. Sutiyono, MT Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.

i

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


5. Ibu Dr.Ir. Ni Ketut Sari, MT Selaku Kepala Jurusan Teknik Informatika.
FTI, UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Prof. Dr. Ir. Sri Rejeki, MT selaku Dosen Pembimbing 1 Tugas Akhir
yang telah meluangkan begitu banyak waktu, tenaga dan pikiran serta
dengan sabar membimbing penulis dari awal hingga Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
7. Chrystia Aji Putra S.Kom Dosen Pembimbing 2 Tugas Akhir, juga yang
telah bersama meluangkan begitu banyak waktu, tenaga dan pikiran serta
dengan sabar membimbing penulis dari awal hingga Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
8. Pak Mahaputra S.Kom yang telah banyak membantu saya selama
pengerjaan Tugas Akhir ini.
9. Terima kasih spesial buat Dian Naela yang selama penulis membuat
laporan

selalu

ditemani


maupun

memberikan

semangat

untuk

terselesaikannya laporan tugas akhir ini.
10. Buat teman – teman dikos yang memberikan semangat dan hiburan,
terutama Emir Akalila saya ucapkan banyak terima kasih.
11. Kawan-kawan diantaranya Fahmi terima kasih atas bantuan HP-nya juga
Warrior : Rasuko, Bintana, Danieli, Luxiana, Candra, Hamzah, Jay,
Yunus, Adi Wijayanti, dan Lalie. Serta teman kampus yang kasih support
diantaranya Marie Karunia Sari terima kasih.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


Semoga Allah SWT senantiasa melindungi, merahmati, dan melimpahkan
karunianya kepada semua pihak atas bantuan, saran dan kritik yang telah
diberikan kepada Penulis. Sehingga dapat terselesaikannya penulisan ilmiah ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengalaman dan kemampuan yang
dimiliki, sudah tentu terdapat kekurangan dalam segi teknis maupun penyajian
bahannya serta masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis tidak menutup diri dan
mengharapkan adanya saran serta kritik dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun dan menyempurnakan penulisan ilimiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga penulisan ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang bersangkutan, khusunya bagi penulis
dan umumnya bagi para pembaca.

Surabaya, Juni 2012

Penulis

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI……. ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2

Perumusan Masalah ............................................................................. 2

1.3

Batasan Masalah .................................................................................. 3

1.4

Tujuan ................................................................................................. 4

1.5

Manfaat ............................................................................................... 4

1.6

Metodologi Penelitian……………………….…...……………………. 4

1.7

Sistematika Penulisan .......................................................................... 6

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Ayat-Ayat Waris Dalam Al-Qur’an ..................................................... 8

2.2

Definisi Hukum Waris ........................................................................ 11
2.2.1

Definisi Peninggalan............................................................ 11

2.3

Bentuk-bentuk Waris .......................................................................... 12

2.4

Sebab-sebab Adanya Hak Waris ……………………...………….. … 12

2.5

Rukun Waris ………………………………………………..……….. 13

2.6

Syarat Waris ...................................................................................... 13

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.7

Ashhaabul Furuudh ........................................................................... 15
2.7.1

2.8

Daftar ahli waris yang ditetapkan........................................... 17

Ashabah ............................................................................................. 20
2.8.1

Al-Hujub............................................................................... 21

2.8.2

Macam-Macam Al-Hujub ..................................................... 22

2.8.3

Ahli Waris yang Tidak Terkena Hujub Hirman .................... 23

2.8.4

Ahli Waris yang Dapat Terkena Hujub Hirman .................... 23

2.9

Cara Perhitungan Faraid .................................................................... 26

2.10

Teknologi QT-SDK ............................................................................ 27

2.11

Fitur dari QT ...................................................................................... 28

2.12

Antar Muka dari QT ........................................................................... 33
2.12.1

Modus Edit……………………………….………….……...34

2.12.2

Toolbar Editor…………………………………….……...... 35

2.12.3

Browsing Project Contens…..……………………………... 36

2.12.4

Build Issues / Debugger…………………………..………... 37

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1

Analisa Sistem ................................................................................... 39

3.2

Gambaran Umum Sistem ................................................................... 39
3.2.1

Spesifikasi Perangkat Keras…………………….................... 40

3.2.2

Spesifikasi Perangkat Keras Nokia E7……………................ 40

3.2.3

Spesifikasi Perangkat Lunak…………………………………42

3.3

Perancangan Sistem ........................................................................... 42

3.4

Flow Chart ........................................................................................ 43

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.5

3.6

BAB IV

Unifed Modeling Language (UML) .................................................... 45
3.5.1

Use Case Diagram ............................................................... 46

3.5.2

Class Diagram………………….…………………………… 49

3.5.1

Activity Diagram……………………………….……….…....50

Desain Interface……………………………………………….…...… 52
3.6.1

Tampilan Halaman Utama…………………………….……..52

3.6.2

Tampilan Halaman Ayat-Ayat Waris…………………….…. 53

3.6.3

Tampilan Halaman Panduan………..…………………….…. 53

3.6.4

Tampilan Halaman Perhitungan Waris………………........…54

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1

Implementasi ..................................................................................... 59

4.2

Kebutuhan Sistem .............................................................................. 59

4.3

Implementasi Sistem .......................................................................... 60
4.3.1

Halaman Utama .................................................................... 60

4.3.2

Halaman Ayat-Ayat Waris………………………………….. 61

4.3.3

Halaman Panduan………………………………………….... 61

4.3.4

Halaman Perhitungan Waris……………………………........ 62

4.3.5

Halaman Menu Suami………………………………………. 63
A. Halaman Suami Punya Anak…………………………… 64
B. Halaman Suami Punya Anak Laki-Laki Tunggal…….... 65
C. Halaman Suami Punya Anak Perempuan Tunggal…….. 66
D. Halaman Suami Tunggal Tidak Punya Anak…………... 67

4.3.6

Halaman Menu Istri…………………………………………. 68

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

A. Halaman Istri Punya Anak……………………………... 68
B. Halaman Istri Punya Anak Laki-laki Tunggal…………. 69
C. Halaman Istri Punya Anak Perempuan Tunggal……….. 70
D. Halaman Istri Tunggal Tidak Punya Anak……………... 71

BAB V
5.1

UJ I COBA DAN EVALUASI
Uji Coba ............................................................................................ 72
5.1.1

Halaman Utama……………………………………………...72

5.1.2

Halaman Ayat-Ayat Waris………………………………….. 74

5.1.3

Halaman Panduan…………………………………………… 75

5.1.4

Halaman Perhitungan Waris……………………………........ 76
A. Halaman Menu Suami………………………………….. 77
B. Halaman Menu Istri……………………………………. 78
C. Perhitungan Harta Waris dan Uji Coba Studi Kasus…... 79

5.1.5

BAB VI

Button hasil dan reset………...……………………………. 104

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1

Kesimpulan ...................................................................................... 105

6.2

Saran................................................................................................ 106

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Judul

: Aplikasi Penghitungan Harta Warisan pada Perangkat Seluler Berbasis
Symbian Menggunakan QT SDK (Software development Kit).

Pembimbing I
Pembimbing II
Penyusun

: Prof. Dr. Ir. Sri Rejeki, MT
: Chrystia Aji Putra, S.Kom
: Dio Dedi Utama

ABSTRAK
Persoalan harta warisan sering kali menjadi masalah bahkan memicu
pertikaian dan menimbulkan keretakan hubungan keluarga. Penyebab utama sifatsifat dasar manusia yang tidak lain karena keserakahan dan ketamakan untuk
memiliki sebagian besar harta warisan atau mungkin lebih yaitu ingin memiliki
secara penuh harta waris yang telah ditinggalkan pemiliknya (pewaris).
Hukum pembagian harta warisan menurut syariat islam disebut faraid. Di
dalam ayat-ayat Al-Qur’an surat An-nisaa’ (4) 7-14, disebutkan Allah SWT telah
mengatur pembagian waris secara lengkap. Disini untuk memudahkan masyarakat
yang memerlukan masalah waris, penulis mencoba membuat suatu aplikasi mobile
dengan tujuan utama untuk mengembangkan dalam hal memudahkan dalam
perhitungan warisan. Jika masalah yang ada dibutuhkan saat itu pula, tanpa harus
membuka ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an dan membuka hukum waris
Islam terlebih dahulu.
Diharapkan aplikasi yang ada nantinya bermanfaat untuk masyarakat juga
kedepannya dapat mengurangi ketidak tahuan mereka terhadap perhitungan
pembagian hukum waris. Qt SDK (Software Development Kit) merupakan suatu
pengembangan aplikasi mobile dengan konsep dan fundamental dari Qt SDK
untuk mengembangkan aplikasi mobile untuk target platform Symbian dan
MeeGo. Disana nantinya aplikasi tersebut diharapkan mampu mengatasi
permasalahan pembagian harta warisan.

Kata Kunci : Faraidh, Ayat-Ayat waris, Perhitungan Waris, Qt-SDK Mobile

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang.
Di zaman modern sekarang segala bidang pada aspek masyarakat semakin

berkembang cepat khususnya teknologi, hal ini memerlukan pengembangan dari
teori yang ada dimudahkan dalam bentuk aplikasi dikehidupan nyata. Persoalan
harta warisan terkadang sering kali dapat menjadi masalah yang penting bahkan
memicu pertikaian dan menimbulkan keretakan hubungan keluarga. Penyebab
utamanya tentu sifat-sifat dasar manusia yang tidak lain karena keserakahan dan
ketamakan untuk memiliki sebagian besar harta warisan atau mungkin lebih yaitu
ingin memiliki secara penuh harta waris yang telah ditinggalkan pemiliknya.
Hukum pembagian harta warisan menurut syariat islam disebut Faraid. Di
dalam ayat-ayat Al-Qur’an surat An-nisaa’ (4) 7-14, disebutkan Allah SWT telah
mengatur pembagian waris secara lengkap. Disini untuk memudahkan masyarakat
yang memerlukan masalah waris dicoba membuat suatu aplikasi mobile dengan
tujuan utama untuk mengembangkan dalam hal memudahkan dalam perhitungan
warisan jika masalah yang ada dibutuhkan saat itu pula, tanpa harus membuka
ayat yang terkandung dalam Al-Qur’an dan membuka hukum waris Islam terlebih
dahulu. Diharapkan aplikasi yang ada nantinya bermanfaat untuk masyarakat juga
kedepannya dapat mengurangi ketidak tahuan mereka terhadap perhitungan
pembagian hukum waris. Aplikasi yang akan dibuat dan sebelum di
implementasikan kedalam kehidupan nyata benar-benar akan diuji kelayakan
dengan melakukan serangkaian berbagai percobaan dalam kehidupan yang nyata.

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Menurut Erick Kurniawan 2011, Qt SDK (Software Development Kit)
merupakan suatu pengembangan aplikasi mobile dengan konsep dan fundamental
dari Qt SDK untuk mengembangkan aplikasi mobile

untuk target platform

Symbian dan MeeGo. Qt SDK sudah lama digunakan untuk mengembangkan
aplikasi lintas platform yang sangat bagus. Qt SDK mempunyai koleksi Class
Library

yang lengkap dan konsisten, didukung oleh dokumentasi yang

komprehensif. Disana nantinya aplikasi tersebut diharapkan mampu mengatasi
permasalahan pembagian harta warisan. Class Library tersebut berisi semua
fungsi yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi. Aplikasi ini bersifat open
source atau free dapat dan mudah beroperasi pada OS Windows, vista, linux,
MAC, & Windows 7.
Aplikasi yang akan dibuat dan sebelum di implementasikan kedalam
kehidupan nyata benar-benar akan diuji kelayakan dengan melakukan serangkaian
skenario antara lain : menú-menu perhitungan Faraid, menú

data yang

dimasukkan ayat-ayat yang terkandung dalam Al-qur’an, dan hasil / output yang
ditampilkan. Untuk mengetahui hasil harta waris yang diperoleh dari data yang
masukkan. User hanya dengan mengimputkan nama pewaris, jumlah harta yang
diwariskan, jumlah ahli waris, nama ahli waris dan kedudukan ahli waris. Hasil
dari inputan tadi akan muncul pembagian harta warisan yang sesuai dengan Ayat
Al-Qur’an disetiap kedudukan sesuai inputan user sebelumnya.

1.2.

Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat

beberapa permasalahan yang akan diangkat dalam tugas akhir ini, antara lain :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

a.

Bagaimana masyarakat umum dapat memperoleh informasi dan
pengetahuan tentang hukum waris islam dengan lebih mudah.

b.

Bagaimana mengimplementasikan aplikasi QT-SDK untuk membantu
masyarakat dalam menyelesaikan perhitungan pembagian harta
warisan dengan ketentuan syariat islam.

c.

Bagaimana mengimplementasikan aplikasi QT-SDK kedalam mobile /
telepon selluler pada permasalahan pembagian harta warisan.

1.3.

Batasan Masalah.
Dalam perancangan dan pembuatan aplikasi QT-SDK Symbian mobile

untuk studi kasus pembagian perhitungan harta warisan batasan permasalahan
antara lain yaitu sebagai berikut :
a.

Aplikasi ini bersifat fasilitator untuk masyarakat pada permasalahan
Faraid dengan topik utama “Ashhaabul Furuudh” ahli waris yang
haknya telah ditetapkan, kecuali untuk saudara perempuan sekandung
dan saudara perempuan seayah yang tidak masuk dalm perhitungan
rumus Faraidh.

b.

Permasalahan pokok utama dari sudut pandang suami atau istri
sebagai pewaris dan untuk bapak juga ibu sebagai variabel utama ahli
warisnya.

c.

Harta yang dimasukkan kedalam perhitungan hanya berupa nominal
mata uang, bukan berupa lahan tanah, bangunan, benda ataupun
perhiasan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

d.

Bahasa pemrograman yang digunakan adalah object oriented C++
pada QT SDK mobile dengan pengembangan dari platform Symbian
dan MeeGo.

e.

Penggunaan aplikasi ini hanya ditunjukkan pada HP merk berbasis
Symbian yang mendukung aplikasi qt.

1.4.

Tujuan.
Tujuan yang ingin dicapai pada pengerjaan tugas akhir ini adalah membuat

aplikasi berbasis QT-SDK mobile

dalam membantu proses perhitungan

pembagian harta warisan berdasarkan syariat islam.

1.5.

Manfaat.
Adapun manfaat yang ingin dicapai dan diperoleh dari pengerjaan tugas

akhir ini adalah :
a.

Membantu masyarakat dalam perhitungan pembagian harta warisan.

b.

Memudahkan masyarakat yang ingin mempelajari dan menggunakan
hukum waris menurut syariat islam dalam membagi harta peninggalan
pewaris kepada ahli warisnya.

c.

Ikut serta dalam pengembangan mobile

Symbian yang di masa

sekarang kurang begitu digemari masyarakat, dengan menciptakan
aplikasi perhitungan pembagian harta warisan.

1.6 Metodelogi Penelitian
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, metode yang digunakan adalah sebagai
berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

a.

Studi Literatur
Dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi secara riset
keperpustakaan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi.

b.

Analisis
Pada tahap ini dilakukan identifikasi dan evaluasi permasalahan yang
terjadi, serta mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah tahap
analisis selesai dilakukan, dibuat perancangan desain sistem secara
keseluruhan.

c.

Metode Observasi
Merupakan aktivitas melakukan pengamatan dan analisis terhadap
kondisi sebenarnya dilapangan kemudian akan diberikan solusinya.

d.

Pembuatan program & hasil pembahasan
Pada tahap ini dilakukan implementasi terhadap sistem berdasarkan
hasil dari perancangan sistem yang sesuai dengan kebutuhan,
diantaranya :


Akuisi

pengetahuan

proses

untuk

memperoleh,

mengorganisasikan, dan mempelajari pengetahuan yang terkait
di bidang mawaris yang didapat dari seorang pakar dan buku.


Design proses secara menyeluruh untuk membangun struktur
dan mengorganisasikan sistem sekaligus mendefinisikan
metode yang digunakan untuk mempresentasikan sistem.



Pengembangan aplikasi sistem yang telah dibangun dalam
bentuk program yang siap digunakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

e.

Uji Coba Program
Uji coba program dapat dilakukan pada akhir dari tahap-tahap analisa
sistem, desain sistem dan tahap penerapan sistem atau implementasi
sistem. Sasaran uji coba program adalah untuk menemukan kesalahankesalahan dari program yang mungkin terjadi sehingga dapat
diperbaiki.

f.

Penyusunan Laporan
Dalam bagian akhir tugas akhir ini adalah dibuatnya laporan dari awal
sampai akhir pengerjaan dengan tujuan agar lebih mudah dipelajari
oleh orang lain sistem yang telah kita buat.

1.7.

Sistematika Penulisan.
Dalam laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam enam bab

dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, dan metodelogi serta sistematika
penulisan dalam pembuatan tugas akhir ini.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah
yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam
pembuatan tugas akhir ini.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini membahas tentang perancangan system yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

digunakan untuk mengolah sumber data yang dibutuhkan sistem
antara lain : Flowchart, UML (Unifed Modeling Languange)
meliputi, Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram,
User Interface.
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini dijelaskan tentang implementasi dari program yang
telah dibuat meliputi lingkungan implementasi, implementasi
proses, dan implementasi interface.
BAB V

UJ I COBA DAN EVALUASI
Pada bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan uji coba dan
evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang dibuat agar
bisa diketahui system tersebut terdapat troble atau tidak.

BAB VI PENUTUP
Pada bab ini dibahas mengenai uraian kesimpulan tentang sistem
yang telah dibuat beserta saran yang dapat digunakan untuk
penyempurnaan dan pengembangan sistem.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur
yang digunakan dalam pembutan laporan ini.
LAMPIRAN
Pada bagian ini berisi tentang keseluruhan konfigurasi pada
pembuatan sistem.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Ayat-Ayat War is dalam Al-Qur ’an.
Menurut tafsir Dr. H. Tarmizi 1995, Allah SWT berfirman :

Surat an-Nisa' 11 :

"Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anakanakmu. Yaitu, bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang
anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka
bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu
seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak
bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang
meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai
anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga;
jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat
seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat
yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

9

anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa diantara mereka yang lebih dekat
(banyak)

manfaatnya

bagimu.

Ini

adalah

ketetapan

dari

Allah.

SesungguhnyaAllah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (an-Nisa': 11)

Surat an-Nisa' 12 :

"Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh
istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai
anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah
dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. Para
istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak
mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang
kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu. Jika seseorang mati, baik
laki-laki maupun perempuan, yang tidak meninggalkan ayah dan tidak
meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari
kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu
lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah
dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar utangnya dengan tidak
memberi mudarat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu
sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Penyantun." (an-Nisa': 12)

Surat an-Nisa' 176 :

"Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: 'Allah
memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meningal dunia,
dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi
saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan
saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika
ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka
bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal.
Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara laki-laki dan perempuan,
maka bagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (an-Nisa': 176)

2.2

Definisi Hukum War is Islam
Jurnal Fiqh Ass Sayyid Sabid 1988, menyatakan bahwa al-miirats, dalam

bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsu-irtsanmiiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari seseorang
kepada orang lain', atau dari suatu kaum kepada kaum lain. Pengertian menurut
bahasa ini tidaklah terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan harta, tetapi
mencakup harta benda dan non harta benda. Ayat-ayat Al-Qur'an banyak
menegaskan hal ini, demikian pula sabda Rasulullah saw.. Di antaranya Allah
berfirman:
"Dan Sulaiman telah mewarisi Daud ..." (an-Naml: 16)
"... Dan Kami adalah pewarisnya." (al-Qashash: 58)
Selain itu kita dapati dalam hadits Nabi saw.:
'Ulama adalah ahli waris para nabi'.
Sedangkan makna al-miirats menurut istilah yang dikenal para ulama ialah
berpindahnya hak kepemilikan dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya
yang masih hidup, baik yang ditinggalkan itu berupa harta (uang), tanah, atau apa
saja yang berupa hak milik legal secara syar'i.

2.2.1 Definisi Peninggalan
Pengertian peninggalan yang dikenal di kalangan fuqaha ialah segala
sesuatu yang ditinggalkan pewaris, baik berupa harta (uang) atau lainnya. Jadi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

pada prinsipnya segala sesuatu yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal
dinyatakan sebagai peninggalan. Termasuk di dalamnya bersangkutan dengan
utang piutang, baik utang piutang itu berkaitan dengan pokok hartanya (seperti
harta yang berstatus gadai), atau utang piutang yang berkaitan dengan kewajiban
pribadi yang mesti ditunaikan (misalnya pembayaran kredit atau mahar yang
belum diberikan kepada istrinya).

2.3

Bentuk-Bentuk War is
a. Hak waris secara fardh (yang telah ditentukan bagiannya).
b. Hak waris secara 'ashabah (kedekatan kekerabatan dari pihak ayah).
c. Hak waris secara tambahan.
d. Hak waris secara pertalian rahim.

2.4

Sebab-sebab Adanya Hak War is
Ada tiga sebab yang menjadikan seseorang mendapatkan hak waris:
1. Kerabat hakiki (yang ada ikatan nasab), seperti kedua orang tua, anak,
saudara, paman, dan seterusnya.
2. Pernikahan, yaitu terjadinya akad nikah secara legal (syar'i) antara seorang
laki-laki dan perempuan, sekalipun belum atau tidak terjadi hubungan
intim (bersanggama) antar keduanya. Adapun pernikahan yang batil atau
rusak, tidak bisa menjadi sebab untuk mendapatkan hak waris.
3. Al-Wala, yaitu kekerabatan karena sebab hukum. Disebut juga wala al-'itqi
dan wala an-ni'mah. Yang menjadi penyebab adalah kenikmatan
pembebasan budak yang dilakukan seseorang. Maka dalam hal ini orang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

yang membebaskannya mendapat kenikmatan berupa kekerabatan (ikatan)
yang dinamakan wala al-'itqi. Orang yang membebaskan budak berarti
telah mengembalikan kebebasan dan jati diri seseorang sebagai manusia.
Karena itu Allah SWT menganugerahkan kepadanya hak mewarisi
terhadap budak yang dibebaskan, bila budak itu tidak memiliki ahli waris
yang hakiki, baik adanya kekerabatan (nasab) ataupun karena adanya tali
pernikahan.

2.5

Rukun Waris
Rukun waris ada tiga:
1. Pewaris, yakni orang yang meninggal dunia, dan ahli warisnya berhak
untuk mewarisi harta peninggalannya.
2. Ahli waris, yaitu mereka yang berhak untuk menguasai atau menerima
harta peninggalan pewaris dikarenakan adanya ikatan kekerabatan (nasab)
atau ikatan pernikahan, atau lainnya.
3. Harta warisan, yaitu segala jenis benda atau kepemilikan yang
ditinggalkan pewaris, baik berupa uang, tanah, dan sebagainya.

2.6

Syar at War is
Syarat-syarat waris juga ada tiga:
1. Syarat Pertama : Meninggalnya pewaris
Yang dimaksud dengan meninggalnya pewaris baik secara hakiki
ataupun secara hokum ialah bahwa seseorang telah meninggal dan
diketahui oleh seluruh ahli warisnya atau sebagian dari mereka, atau vonis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

yang ditetapkan hakim terhadap seseorang yang tidak diketahui lagi
kebedaannya. Sebagai contoh, orang yang hilang yang keadaannya tidak
diketahui lagi secara pasti, sehingga hakim memvonisnya sebagai orang
yang telah meninggal.
Hal ini harus diketahui secara pasti, karena bagaimanapun
keadaannya, manusia yang masih hidup tetap dianggap mampu untuk
mengendalikan seluruh harta miliknya. Hak kepemilikannya tidak dapat
diganggu gugat oleh siapa pun, kecuali setelah ia meninggal.
2. Syarat Kedua : Masih hidupnya para ahli waris
Maksudnya, pemindahan hak kepemilikan dari pewaris harus kepada
ahli waris yang secara syariat benar-benar masih hidup, sebab orang yang
sudah mati tidak memiliki hak untuk mewarisi.
Sebagai contoh, jika dua orang atau lebih dari golongan yang berhak
saling mewarisi meninggal dalam satu peristiwa atau dalam keadaan yang
berlainan tetapi tidak diketahui mana yang lebih dahulu meninggal maka
di antara mereka tidak dapat saling mewarisi harta yang mereka miliki
ketika masih hidup. Hal seperti ini oleh kalangan fuqaha digambarkan
seperti orang yang sama-sama meninggal dalam suatu kecelakaan
kendaraan, tertimpa puing, atau tenggelam. Para fuqaha menyatakan,
mereka adalah golongan orang yang tidak dapat saling mewarisi.
3. Syarat Ketiga: Diketahuinya posisi para ahli waris
Dalam hal ini posisi para ahli waris hendaklah diketahui secara pasti,
misalnya suami, istri, kerabat, dan sebagainya, sehingga pembagi
mengetahui dengan pasti jumlah bagian yang harus diberikan kepada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

masing-masing ahli waris. Sebab, dalam hukum waris perbedaan jauhdekatnya kekerabatan akan membedakan jumlah yang diterima. Misalnya,
kita tidak cukup hanya mengatakan bahwa seseorang adalah saudara sang
pewaris. Akan tetapi harus dinyatakan apakah ia sebagai saudara kandung,
saudara seayah, atau saudara seibu. Mereka masing-masing mempunyai
hukum bagian, ada yang berhak menerima warisan karena sebagai ahlul
furudh, ada yang karena 'ashabah, ada yang terhalang hingga tidak
mendapatkan warisan (mahjub), serta ada yang tidak terhalang.

2.7

Ashhaabul Furuudh
Ashabul furudh adalah para ahli waris yang nilai haknya telah ditetapkan

secara langsung dan mendapatkan harta waris terlebih dahulu.
a. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat Setengah :
Ashhabul furudh yang berhak mendapatkan separo dari harta waris
peninggalan pewaris ada lima, satu dari golongan laki-laki dan empat
lainnya perempuan. Kelima ashhabul furudh tersebut ialah suami, anak
perempuan, anak laki-laki, saudara kandung perempuan, dan saudara
perempuan seayah.
Dalilnya sama dengan Butir 4 (an-Nisa': 176), dan hal ini telah
menjadi kesepakatan ulama.
b. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat Seperempat :
Adapun kerabat pewaris yang berhak mendapat seperempat (1/4)
dari harta peninggalannya hanya ada dua, yaitu suami dan istri.
c. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat Seperdelapan :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Dari sederetan ashhabul furudh yang berhak memperoleh bagian
seperdelapan (1/8) yaitu istri. Istri, baik seorang maupun lebih akan
mendapatkan seperdelapan dari harta peninggalan suaminya, bila suami
mempunyai anak atau cucu, baik anak tersebut lahir dari rahimnya atau
dari rahim istri yang lain. Dalilnya adalah firman Allah SWT:
"... Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuh, wasiat
yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu ..." (an-Nisa':
12).
d. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat Dua Per Tiga :
Ahli waris yang berhak mendapat bagian dua per tiga (2/3) dari harta
peninggalan pewaris ada tiga, dan semuanya terdiri dari wanita:
1. anak perempuan (kandung) atau lebih.
2. saudara kandung perempuan atau lebih.
3. Dua orang saudara perempuan seayah atau lebih.
e. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat Sepertiga :
Adapun ashhabul furudh yang berhak mendapatkan warisan
sepertiga bagian hanya dua, yaitu ibu dan dua saudara (baik laki-laki
ataupun perempuan) yang seibu.
f. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat Seperenam :
Adapun asbhabul furudh yang berhak mendapat bagian seperenam
ada tujuh orang. Mereka adalah ayah, kakek asli (bapak dari ayah), ibu,
saudara perempuan seayah, nenek asli, saudara laki-laki dan perempuan
seibu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.7.1

Daftar Ahli Waris yang Telah Ditetapkan (Ashhaabul Furuudh)
a.

Suami.
Ketentuan
1.

:

Suami akan mendapatkan seperdua dari harta yang diwariskan
jika tidak mempunyai keturunan.

2.

Suami akan mendapatkan warisan seperempat harta jika ada
keturunan yang mewarisi.

b.

Anak perempuan.
Ketentuan

c.

:

1.

Mendapatkan setengah jika tidak mempunyai saudara (tunggal).

2.

Duapertiga jika memiliki saudara perempuan.

3.

Mendapatkan 2 : 1 jika memiliki saudara laki-laki.

Anak Laki-laki.
Ketentuan
1.

:

Mendapatkan warisan penuh jika tidak ada yang memiliki
saudara.

2.
d.

Mendapatkan 2 : 1 jika memiliki saudara perempuan.

Saudara perempuan sekandung dan seayah.
Ketentuan
1.

:

Mendapatkan seperenam untuk satu orangnya, baik laki-laki
maupun perempuan.

2.

Mendapatkan sepertiga bersekutu untuk dua orang atau lebih, baik
laki-laki maupun perempuan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

f.

Istri.
Ketentuan
1.

:

Seperempat jika tidak memiliki keturunan yang mewarisi dari
dirinya.

2.

Seperdelapan jika memiliki keturunan dari besar waris yang
diterima.

g.

Ibu.
Ketentuan
1.

:

Mendapatkan

seperenam,

bila

bersama

dengan

memiliki

keturunan anak laki-laki maupun anak perempuan secara mutlak
dari pewaris.
2.

Mendapatkan sepertiga jika tidak memiliki keturunan anak lakilaki maupun anak perempuan secara mutlak dari pewaris.

3.

Mendapatkan sepertiga dari sisa harta dari yang disebutkan diatas
(ashabah).

h.

Ayah / Bapak.
Ketentuan
1.

:

Seorang ayah akan mendapat seperenam jika memiliki keturunan
laki-laki maupun perempuan.

2.

Jika tidak memiliki keturunan maka ayah akan mendapatkan
semua peninggalan sendirian.

3.

Mengambil bagian sepertiga dari hasil pembagian ‘ashabah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

i.

Kakek.
Ketentuan
1.

:

Mendapatkan seperenam jika pewaris tidak memiliki keturunan
dan hasil dari pembagian ‘ashabah.

2.

Tidak mendapatkan apa-apa penghalang dari ayah jika pewaris
memiliki bapak / ayah.

3. Jika tidak memiliki ibu dan bapak maka kakek tersebut
mendapatkan sepertiga.
j.

Nenek.
Ketentuan

:

1.

Seperenam jika tidak ada penghalah dari ayah dan ibu.

2.

Tetap mendapatkan bagian seperenam jika memiliki keturunan
dari pewaris kecuali terdapat penghalang.

3.

Jika ayah dan ibu ada, maka tidak memperoleh apa-apa karena
mahjub.

k.

Saudara laki-laki / perempuan seibu.
Ketentuan
1.

:

Mendapatkan seperenam untuk satu orangnya, baik laki-laki
maupun perempuan.

2.

Mendapatkan sepertiga bersekutu untuk dua orang atau lebih, baik
laki-laki maupun perempuan.

3.

Jika ayah dan ibu ada, maka tidak memperoleh apa-apa karena
mahjub.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.8

‘Ashabah
'Ashabab dalam bahasa Arab berarti kerabat seseorang dari pihak bapak.

Disini ialah mereka yang mendapatkan sisa sesudah Ashhaabul Furuudh dan
mengambil baian yang telah ditentukan. Disebut demikian, dikarenakan mereka
yakni kerabat bapak menguatkan dan melindungi. Dalam kalimat bahasa Arab
banyak digunakan kata 'ushbah sebagai ungkapan bagi kelompok yang kuat.
Demikian juga di dalam Al-Qur'an, kata ini sering kali digunakan, di antaranya
dalam firman Allah berikut:
"Mereka berkata: 'Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami
golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang
yang merugi.'" (Yusuf: 14)
Maka jika dalam ashhabul furudh kerabat diistilahkan dengan 'ashabah
hal ini disebabkan mereka melindungi dan menguatkan. Inilah pengertian
'ashabah dari segi bahasa.
Sedangkan pengertian 'ashabah menurut istilah para fuqaha ialah ahli
waris yang tidak disebutkan banyaknya bagian di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah
dengan tegas. Sebagai contoh, anak laki-laki, cucu laki-laki keturunan anak lakilaki, saudara kandung laki-laki dan saudara laki-laki seayah, dan paman (saudara
kandung ayah). Kekerabatan mereka sangat kuat dikarenakan berasal dari pihak
ayah.
Pengertian 'ashabah yang sangat masyhur di kalangan ulama ashhabul
furudh ialah orang yang menguasai harta waris karena ia menjadi ahli waris
tunggal. Selain itu, ia juga menerima seluruh sisa harta warisan setelah ashhabul
furudh menerima dan mengambil bagian masing-masing.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Dibawah ini macam-macam dari ‘Ashabah :
1. 'ashabah nasabiyah (karena nasab)
2. 'ashabah sababiyah (karena sebab)
Sedangkan ‘Ashabah nasabiyah terbagi tiga, yaitu :
1. 'ashabah bin nafs (nasabnya tidak tercampur unsur wanita)
2. 'ashabah bil ghair (menjadi 'ashabah karena yang lain)
3. 'ashabah ma'al ghair (menjadi 'ashabah bersama-sama dengan
yang lain)

2.8.1 Penghalang Hak War is (Al-Hujub)
Al-hujub dalam bahasa Arab bermakna 'penghalang' atau 'penggugur'.
Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman:
"Sekali-kali tidak sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar
terhalang dari (melihat) Tuhan mereka" (al-Muthaffifin: 15)
Yang dimaksud oleh ayat ini adalah kaum kuffar yang benar-benar akan
terhalang, tidak dapat melihat Tuhan mereka di hari kiamat nanti.
Selain itu, dalam bahasa Arab juga kita kenal kata hajib yang bermakna 'tukang
atau penjaga pintu', disebabkan ia menghalangi orang untuk memasuki tempat
tertentu tanpa izin guna menemui para penguasa atau pemimpin.
Jadi, bentuk isim fa'il (subjek) untuk kata hajaba adalah hajib dan bentuk
isim maf'ul (objek) ialah mahjub. Maka makna al-hajib menurut istilah ialah
orang yang menghalangi orang lain untuk mendapatkan warisan, dan al-mahjub
berarti orang yang terhalang mendapatkan warisan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Adapun pengertian al-hujub menurut kalangan ulama ashhabul furudh
adalah menggugurkan hak ahli waris untuk menerima waris, baik secara
keseluruhannya atau sebagian saja disebabkan adanya orang yang lebih berhak
untuk menerimanya.

2.8.2 Macam-Macam Al-Hujub
Al-hujub bil washfi berarti orang yang terkena hujub tersebut terhalang
dari mendapatkan hak waris secara keseluruhan, misalnya orang yang membunuh
pewarisnya atau murtad. Hak waris mereka menjadi gugur atau terhalang.
Al-hujub bi asy-syakhshi yaitu gugurnya hak waris seseorang dikarenakan
adanya orang lain yang lebih berhak untuk menerimanya. Al-hujub bi asysyakhshi terbagi dua: Hujub Hirman dan hujub nuqshan. Hujub Hirman yaitu
penghalang yang menggugurkan seluruh hak waris seseorang. Misalnya,
terhalangnya hak waris seorang kakek karena adanya ayah, terhalangnya hak
waris cucu karena adanya anak, terhalangnya hak waris saudara seayah karena
adanya saudara kandung, terhalangnya hak waris seorang nenek karena adanya
ibu, dan seterusnya.
Adapun hujub nuqshan (pengurangan hak) yaitu penghalangan terhadap
hak waris seseorang untuk mendapatkan bagian yang terbanyak. Misalnya,
penghalangan terhadap hak waris ibu yang seharusnya mendapatkan sepertiga
menjadi seperenam disebabkan pewaris mempunyai keturunan (anak). Demikian
juga seperti penghalangan bagian seorang suami yang seharusnya mendapatkan
setengah menjadi seperempat, sang istri dari seperempat menjadi seperdelapan
karena pewaris mempunyai anak, dan seterusnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Satu hal yang perlu diketahui di sini, dalam dunia ashhabul furudh apabila
kata al-hujub disebutkan tanpa diikuti kata lainnya, maka yang dimaksud adalah
Hujub Hirman. Ini merupakan hal mutlak dan tidak akan dipakai dalam
pengertian hujub nuqshan.

2.8.3 Ahli War is yang Tidak Terkena Hujub Hirman
Ada sederetan ahli waris yang tidak mungkin terkena Hujub Hirman.
Mereka terdiri dan enam orang yang akan tetap mendapatkan hak waris. Keenam
orang tersebut adalah anak kandung laki-laki, anak kandung perempuan, ayah,
ibu, suami, dan istri.

2.8.4 Ahli War is yang Dapat Terkena Hujub Hirman
Sederetan ahli waris yang dapat terkena Hujub Hirman ada enam belas,
sebelas terdiri dari laki-laki dan lima dari wanita. Adapun ahli waris dari laki-laki
sebagai berikut:
1. Kakek (bapak dari ayah) akan terhalang oleh adanya ayah, dan juga oleh
kakek yang lebih dekat dengan pewaris.
2. Saudara kandung laki-laki akan terhalang oleh adanya ayah, dan keturunan
laki-laki (anak, cucu, cicit, dan seterusnya).
3. Saudara laki-laki seayah akan terhalang dengan adanya saudara kandung
laki-laki, juga terhalang oleh saudara kandung perempuan yang menjadi
'ashabah ma'al Ghair, dan terhalang dengan adanya ayah serta keturunan
laki-laki (anak, cucu, cicit, dan seterusnya). Saudara laki-laki dan
perempuan yang seibu akan terhalangi oleh pokok (ayah, kakek, dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

seterusnya) dan juga oleh cabang (anak, cucu, cicit, dan seterusnya) baik
anak laki-laki maupun anak perempuan.
4. Cucu laki-laki keturunan anak laki-laki, akan terhalangi oleh adanya anak
laki-laki. Demikian juga para cucu akan terhalangi oleh cucu yang paling
dekat (lebih dekat).
5. Keponakan laki-laki (anak saudara kandung laki-laki) akan terhalangi
dengan adanya ayah dan kakek, anak laki-laki, cucu kandung laki-laki,
serta oleh saudara laki-laki seayah.
6. Keponakan laki-laki (anak dari saudara laki-laki seayah) akan terhalangi
dengan adanya orang-orang yang menghalangi keponakan (dari anak
saudara kandung laki-laki), ditambah dengan adanya keponakan (anak
laki-laki dari keturunan saudara kandung laki-laki).
7. Paman kandung (saudara laki-laki ayah) akan terhalangi oleh adanya anak
laki-laki dari saudara laki-laki, juga terhalangi oleh adanya sosok yang
menghalangi keponakan laki-laki dari saudara laki-laki seayah.
8. Paman seayah akan terhalangi dengan adanya sosok yang menghalangi
paman kandung, dan juga dengan adanya paman kandung.
9. Sepupu kandung laki-laki (anak paman kandung) akan terhalangi oleh
adanya paman seayah, dan juga oleh sosok yang menghalangi paman
seayah.
10. Sepupu laki-laki (anak paman seayah) akan terhalangi dengan adanya
sepupu laki-laki (anak paman kandung) dan dengan adanya sosok yang
menghalangi sepupu laki-laki (anak paman kandung).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Sedangkan lima ahli waris dari kelompok wanita adalah:
1. Nenek (baik ibu dari ibu ataupun dari bapak) akan terhalangi dengan
adanya sang ibu.
2. Cucu perempuan (keturunan anak laki-laki) akan terhalang oleh adanya
anak laki-laki, baik cucu itu hanya seorang ataupun lebih. Selain itu, juga
akan terhalangi oleh adanya dua orang anak perempuan atau lebih, kecuali
jika ada 'ashabah.
3. Saudara kandung perempuan akan terhalangi oleh adanya ayah, anak,
cucu, cicit, dan seterusnya (semuanya laki-laki).
4. Saudara perempuan seayah akan terhalangi dengan adanya saudara
kandung perempuan jika ia menjadi 'ashabah ma'al ghair. Selain itu, juga
terhalang oleh adanya ayah dan keturunan (anak, cucu, cicit, dan
seterusnya, khusus kalangan laki-laki) serta terhalang oleh adanya dua
orang saudara kandung perempuan bila keduanya menyempurnakan
bagian dua per tiga (2/3), kecuali bila adanya 'ashabah.
5. Saudara perempuan seibu akan terhalangi oleh adanya sosok laki-laki
(ayah, kakek, dan seterusnya) juga oleh adanya ca