HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

  

HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR

TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI

KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

  

Derajat Sarjana Keperawatan

Diajukan Oleh

Fellayati

  

A11200784

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MUHAMMADIYAH GOMBONG

  

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya ajukan tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

  

Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Kebumen, April 2016 Fellayati

HALAMAN PERSETUJUAN

  

Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini Menyatakan Bahwa

Skripsi Yang Berjudul:

HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR

TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI

KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN

  

Disusun Oleh:

Fellayati

A11200784

Telah disetujui dan dinyatakan

telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.

Pembimbing I Pembimbing II

  (Isma Yuniar, M.Kep) (Sarwono, S.KM)

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

  

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

  

HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR

TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI

KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN

Disusun Oleh:

Fellayati

  

A11200784

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 2 April 2016

Susunan Dewan Penguji:

  

1. H. M. Basirun Al Ummah, S. Pd, M. Kes (Penguji I) ....................................

  

2. Isma Yuniar, M.Kep (Penguji II) ....................................

  

3. Sarwono, S.KM (Penguji III) ....................................

  

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul

“Hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian ISPA

pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”.

  

Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad

SAW sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan Skripsi ini.

  Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  

1. M. Madkhan Anis, S.Kep, Ns, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah

Gombong.

  

2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

  

3. Sarwono, S.KM, selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan

bimbingan dan pengarahan.

  

4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan

terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

  Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan

mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada

gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata

semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

  Kebumen, April 2016 Penulis

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

  Skripsi, April 2016

HUBUNGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI LOKASI INDUSTRI KAPUR

TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA REDISARI

KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN

xii + 39 pages + 2 figures + 6 tables + 6 appendices

  1) 2) 3)

Fellayati Isma Yuniar Sarwono

  

ABSTRAK

Latar Belakang : Industri pengolahan kapur memberikan dampak negatif

terhadap kesehatan masyarakat salah satunya ISPA. Industri kapur menghasilkan

asap yang jika terhirup balita akan merasakan sesak di pernapasan. Adapun data

yang di peroleh dari Puskesmas Rowokele selama tahun 2015 sudah menangani

2882 balita terkena ISPA. Desa Redisari merupakan salah satu daerah industri

pengolahan kapur.

  

Tujuan : Mengetahui hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur

terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele

Kabupaten Kebumen.

  

Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasional dengan

pendekatan cross sectional.Sampel berjumlah 66 yang diambil secara purposive

sampling . Data dianalisa menggunakan analisa deskriptif dan korelatif

menggunakan uji chi square.

  

Hasil : Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa sebagian besar balita berumur

3-5 tahun (59.1%), dan ibu berumur 20-35 tahun (66.7%). Jarak tempat tinggal

balita dari lokasi industri kapur kategori dekat (50%) dan jarak tempat tinggal

balita dari lokasi industri kapur kategori jauh (50%). Balita yang mengalami ISPA

kategori ringan (48.5%), berat (27.3%), dan sedang (24.2%). Ada hubungan jarak

tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian ISPA pada balita di

Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen dengan p=0,000

(<0,05).

  Kata Kunci : jarak tempat tinggal, industri kapur, ispa, balita

BACHELOR OF NURSING PROGRAM MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG

  Minithesis, April 2016

CORRELATION BETWEEN THE DISTANCE OF HOUSE AND

LIMESTONE INDUSTRY AND THE INCIDENCE OF ACUTE

RESPIRATORY TRACT INFECTION OF UNDER FIVE YEARS OLD IN

REDISARI, ROWOKELE, KEBUMEN

  xii + 39 pages + 2 figures + 6 tables + 6 appendices 1) 2) 3)

  

Fellayati Isma Yuniar Sarwono

ABSTRACT

Background: Industry of limestone processing result in negative impacts on

public health such as acute respiratory tract infection. The industry produces

smoke that can be inhalated by under five years old and cause them difficult to

take breath. Public health center of Rowokele reported that there were 2882 under

five years old who had acute respiratory tract infection in 2015. Redisari village is

one of the limestone processing industry.

  

Objective: To determine correlation between the distance of house and limestone

industry and the incidence of acute respiratory tract infection of under five years

old in Redisari, Rowokele, Kebumen.

  

Methods: This study used a correlational analytical method with cross sectional

approach. There were 66 samples taken by purposive sampling technique. Data

were analyzed using descriptive and correlative analysis by chi square test.

  

Results: The majority of respondents were 3-5 years old (59.1%), and their

mothers aged 20-35 years (66.7%). The distance of house and limestone industry

were 50% as near category and the rest was also 50% as far category. The under

five years old who suffered from acute respiratory tract infection were mild

(48.5%), severe (27.3%), and mediocre (24.2%) categories. There were significant

correlation between the distance of house and limestone industry and the

incidence of acute respiratory tract infection of under five years old in Redisari,

Rowokele, Kebumen with p value = 0.000 (<0.05).

  

Keywords: the distance of house, limestone industry, acute respiratory tract

infection, under five years old

  

MOTTO

A dream doesn’t become reality through magic, it takes sweat,

determination and hard work (Colin Powell)

  

Jalur terbentuk saat kita melangkah (Aldi Fadlan Cers)

Take small steps everyday and you will get there one day (Andrie

Wongso)

Antara mimpi dan kenyataan, ada yang namanya kerja keras (Merry

  

Riana)

Apapun yang terjadi terima dengan jiwa besar, jika kita memang ingin

mengubah keadaan itu, ubahlah dengan cara yang positif (Merry Riana)

When you focus on problems, you’ll have more problems. When you

focus on possibilities, you have more opportunities. (Zig Ziglar)

Optimis yang dibiasakan akan menjadi kekuatan. Optimis yang

dikembangkan akan berubah kebaikan dan berujung pada kemenangan

(Andrie Wongso)

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk

Kedua orangtuaku bapak Sugeng dan ibu Krisnaningsih,

kakakku tercinta Ika Tofika Rini,

teman-teman Prodi S1 Keperawatan angkatan 2012.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... vii

MOTTO............................................................................................................ viii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

  1 A. Latar Belakang ............................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ........................................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................

  5 D. Manfaat Penelitian .......................................................................

  5 E. Keaslian Penelitian ......................................................................

  6 BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................

  9 A. Tinjauan Pustaka .........................................................................

  9 1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)................................

  9

  2. Pencemaran Udara ................................................................ 15

  3. Batu Kapur ............................................................................ 19

  4. Balita ..................................................................................... 20

  B. Kerangka Teori ........................................................................... 22

  C. Kerangka Konsep......................................................................... 22

  D. Hipotesa Penelitian ...................................................................... 23

  A. Desain Penelitian ....................................................................... 24

  B. Populasi dan Sampel ................................................................... 24

  C. Variabel Penelitian ....................................................................... 25

  D. Definisi Operasional .................................................................... 26

  E. Instrumen Penelitian .................................................................. 26

  F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ................................................. 27

  G. Pengambilan Data ...................................................................... 29

  H. Teknik Analisa Data .................................................................. 29

  I. Etika Penelitian ......................................................................... 30

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 31

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 31 B. Pembahasan ................................................................................ 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 38

A. Kesimpulan ............................................................................... 38 B. Saran ........................................................................................... 38 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 22Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... . 22

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................. 26Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kejadian ISPA Pada Balita ...................... 27Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen .................................................................. 31Tabel 4.2 Jarak Tempat Tinggal Dari Lokasi Industri Kapur di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen .............................. 31Tabel 4.3 Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen .................................................................. 32Tabel 4.4 Hubungan Jarak Tempat Tinggal Dari Lokasi Industri Kapur Terhadap Kejadian ISPA Pada Balita di Desa Redisari Kecamatan

  Rowokele Kabupaten Kebumen ................................................. 32

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Lampiran 3. Lembar Kuesioner Lampiran 4. Hasil Uji Statistik Lampiran 5. Tabulasi Penelitian Lampiran 6. Lembar Konsultasi Pembimbing

  1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (2000) menyatakan pergeseran kematian akibat

  penyakit tidak menular sudah melanda negara-negara berkembang. WHO melaporkan sebanyak 55.694.000 kematian, ternyata 59% akibat kecelakaan dan sisanya akibat penyakit lain. Menurut World Health Report 2000 oleh WHO menyatakan bahwa 5 penyakit paru utama merupakan 17,4% dari seluruh kematian yang ada di dunia yang meliputi penyakit infeksi paru 7,4%, Penyakit Paru Obstruksi Kronik 4,8%, tuberkulosis 3%, kanker paru/trakea/bronkus 2,1% dan asma 0,3%. Sementara itu Bank Dunia menyatakan bahwa 13,3% dari seluruh Disability Adjusted Life Years (DALY) disebabkan oleh kelima penyakit tersebut.

  Menurut WHO (2012) sebesar 78% balita yang berkunjung ke pelayanan kesehatan adalah akibat ISPA. Infeksi pernapasan akut (ISPA) atau acute respiratory infection adalah infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan. Organ saluran pernapasan yang dimulai dari hidung sampai alveoli. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh (immunoligi) menurun. Bayi dibawah 5 tahun adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit (Prabowo, 2012).

  ISPA lebih banyak terjadi di negara berkembang dibandingkan negara maju dengan presentase masing-masing sebesar 25%-30% dan 10%-15%. Kematian balita akibat ISPA di Asia Tenggara sebanyak 2,1 juta balita tahun 2004 (Fitri, 2012). India, Bangladesh, Indonesia, dan Myanmar merupakan negara dengan kasus kematian balita akibat ISPA terbanyak (Usman, 2012).

  Di Indonesia kasus Infeksi saluran Pernafasan Akut (ISPA) selalu menempati urutan pertama penyebab 32,1% kematian bayi pada tahun 2009, serta penyebab 18,2% kematian pada balita pada tahun 2010 dan 38,8% tahun

  2

di rumah sakit. Berdasarkan data dari P2 program ISPA tahun 2009 cakupan

penderita ISPA melampaui target 13,4%, hasil yang di peroleh 18.749 kasus

sementara target yang ditetapkan hanya 16.534 kasus. Survey moralitas yang

dilakukan di subdit ISPA tahun 2010 menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai

penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari

seluruh kematian balita ( Kemenkes RI, 2011).

  Hasil RISKESDAS propinsi Jawa Tengah tahun 2011 menunjukan

bahwa penanganan kasus ISPA pada balita masih jauh dari target. Hal ini

ditunjukkan data kasus pneumonia pada balita yang ditangani baru 25,5%

dari 66.702 kasus pneumonia pada balita. Berdasarkan laporan rutin bulanan

puskesmas Ayah 1 selama tahun 2007 penyakit ISPA sebanyak 590 (30,8%)

kasus dan sepanjang tahun 2008 sebanyak 1167 (58%) kasus. Salah satu

penyebabnya yaitu dari pencemaran yang sering terjadi di wilayah desa

Jatijajar adalah asap pembuatan atau pengolahan batu kapur yang tersebar

diantara perumahan warga. Pada tahun 2009 terdapat 115 balita di wilayah

Jatijajar terdapat 92 balita menderita ISPA. (Khatifah, 2010)

  Menurut Athanasia Budi Astuti, et al (2011) Faktor lingkungan

merupakan faktor risiko penting dalam ISPA terutama masalah polusi udara

yang dapat mempermudah timbulnya ISPA pada anak. Polusi udara dapat

terjadi dimana-mana, baik dalam ruangan (in door pollution) seperti di dalam

ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi

dan polusi udara bebas (out door pollution) seperti letusan gunung berapi,

pembusukan kegiatan industri, asap kendaraan, dan lain-lain (Katifah, 2010).

  Polusi udara berpengaruh dalam timbulnya gangguan pada saluran

napas. Faktor itu antara lain adalah faktor debu yang meliputi ukuran partikel,

bentuk, konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi, serta lama paparan.

Penilaian paparan pada manusia perlu dipertimbangkan antara lain sumber

paparan, lamanya paparan, paparan dari sumber lain, aktifitas fisik dan faktor

penyerta yang potensial seperti umur, gender, etnis, kebiasaan merokok,

faktor allergen (Suwadji, 2014).

  3 Menurut Suwadji (2014), di pedesaan atau pedalaman pencemaran

udara terjadi karena eksploitasi sumber daya alam, baik secara tradisional

maupun modern. Pembakaran batu kapur merupakan salah satu kegiatan di

pedesaan yang kontribusinya terhadap pencemaran udara cukup besar. Batu

kapur atau limestone, adalah sedimen yang banyak mengandung organisme

laut yang telah mati yang berubah menjadi kalsium karbonat. Batuan ini

merupakan hasil penumpukan dan sedimentasi ribuan tahun yang lalu,

membentuk bebatuan masif berwarna putih kekuningan sampai kecoklatan.

Mineral murni batu kapur mengandung CaCO3 sebagai kalsit (calcite).

  Adanya industri pengolahan kapur sangat berpengaruh terhadap

masyarakat setempat. Baik kondisi sosial, pendapatan, maupun kesehatan

masyarakat. Namun hal yang perlahan tapi pasti dengan adanya pabrik

pengolahan kapur ini sangat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan

masyarakat, misalnya meningkatnya penyakit radang tenggorokan, ISPA,

paru-paru, ginjal bahkan pneumonia pada anak usia dini dapat menyebabkan

kematian. Hal ini disebabkan oleh pencemaran dari pabrik pengolahan

tersebut yang memberikan dampak negatif terhadap kualitas udara serta

lingkungan daerah setempat.

  Menurut hasil pemeriksaan kesehatan pekerja tambang batu kapur Desa

Karangdawa tahun 2005 yang dilaksanakan Puskesmas Margasari penyakit

  

ISPA menempati peringkat pertama sebanyak 46 orang (64 %). Hasil

pemeriksaan kapasitas fungsi paru pekerja pembakaran batu kapur di Desa

Karangdawa oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2006, sebanyak

102 orang (49,76%) kapasitas fungsi parunya tidak normal.

  Berdasarkan penelitian Yulaekah (2007) menyatakan Industri batu

kapur umumnya merupakan industri informal. Industri informal biasanya

dikelola oleh masyarakat dengan teknologi masih sederhana tanpa banyak

disentuh peraturan perundangan, sehingga segala peraturan yang berkaitan

dengan perlindungan kesehatan dan keselamatan terhadap tenaga kerja serta

masyarakat sekitarnya kurang mendapat perhatian.

  4 Penambangan kapur adalah suatu tempat pertambangan dengan kadar pencemaran udara yang dapat mengganggu kesehatan. Di Desa Redisari

  Kabupaten Kebumen merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak tobong kapur. Sebagian besar tobong-tobong pembakaran batu kapur berada ditengah-tengah pemukiman, sehingga jarak antara rumah ke rumah dengan tobong kapur tidak terlalu jauh. Dampak yang paling dirasakan secara langsung adalah pencemaran dari cerobong asap tobong pembakar kapur. Apalagi bahan bakar yang digunakan untuk membakar kapur kebanyakan menggunakan blotong atau ersit, yaitu residu dari sisa-sisa proses pabrik kimia. Dampak ini langsung dirasakan ketika kita menghirup asapnya, berupa rasa perih di mata, sesak di pernapasan, dan bila bahan tersebut tersentuh kulit secara langsung, akan terasa terbakar.

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Rowokele, ISPA merupakan peringkat satu dari 10 besar penyakit yang ditangani. Selama tahun 2015, Puskesmas Rowokele sudah menangani 2882 pasien ISPA. survei keadaan lingkungan tempat tinggal yang penulis lakukan terhadap 5 balita yang pernah mengalami ISPA di Desa Redisari mengindikasikan adanya kaitan antara keadaan lingkungan tempat tinggal dengan kejadian

  ISPA. Berdasarkan hasil pengamatan, kebanyakan balita yang pernah menderita ISPA rumahnya dekat dengan lokasi industri kapur. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian “Hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian

  ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah ada hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen ?

  5

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan jarak tempat tinggal dari lokasi industri kapur terhadap kejadian ISPA pada

balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.

2. Tujuan khusus

  a. Mengetahui jarak tempat tinggal balita dari lokasi industri kapur di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.

  b. Mengetahui kejadian ISPA pada balita di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Pengembangan Ilmu

  a. Institusi Pendidikan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi mengenai bahaya paparan debu kapur terhadap kesehatan manusia yang berada di kawasan industri kapur serta memberi manfaat khususnya untuk

menambah referensi perpustakaan bagi peneliti selanjutnya.

  b. Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perawat untuk selalu memberikan pelayanan kesehatan khususnya meminimalisir balita supaya kejadian ISPA pada balita menurun.

  2. Bagi Praktisi

  a. Bagi Puskesmas Sebagai masukan kepada pihak pelayanan kesehatan khususnya puskesmas untuk memberikan informasi dalam upaya meminimalisir balita supaya kejadian ISPA pada balita menurun dan angka kesakitan

  ISPA dapat dikurangi.

  6 b. Bagi Peneliti Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang penelitian khususnya tentang lingkungan di daerah kapur dengan kejadian ISPA pada balita.

  c. Bagi Masyarakat Sebagai bahan pengetahuan tentang pengaruh pembakaran batu kapur dengan kejadian ISPA pada balita.

E. Keaslian Penelitian

  Penelitian ini serupa sudah pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya antara lain:

  1. Marhamah (2012) melakukan penelitian dengan judul “Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Desa Bontang, Kabupaten Enrekang

  ”. Tujuan penelitian untuk mengetahui Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Desa Bontang, Kabupaten Enrekang. Penelitian menggunakan metode Obsservasional analitik dengan desain cross sectional study. Populasi dan sampel penelitian adalah seluruh balita yang berusia 12-59 bulan di Desa Bontang yang tercatat di buku register posyandu Puskesmas Baraka tahun 2012 yaitu 127 balita. Analisa data dilakukan dengan CI=95% serta menggunakan uji Chi Square deng an α=0.05. Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi balita ISPA sebesar 44.9%, status imunisasi lengkap sebesar 70.9%, pemberian kapsul vitamin A sebesar 82.7%, pengetahuan ibu cukup sebesar 57.5%, ventilasi rumah memenuhi syarat kesehatan sebesar 22.8%, dan terpapar asap rokok sebesar 62.2%. Persamaan penelitian ini adalah variabel kejadian ISPA pada balita. Perbedaan penelitian ini yaitu pada variabel Faktor-faktor Kejadian ISPA.

  2. Hartanto (2012) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Perbandingan Luas Ventilasi dan Luas Lantai Rumah dengan Kejadian

  ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sruweng, Kabupaten

  7 dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 300 balita. Sampel yang diambil 30 balita dengan menggunakan random sampling . Analisa data menggunakan teknik analisis chi square dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan kejadian ISPA di dapatkan 15 (50.0%) balita tidak terkena ISPA. Berdasarkan perbandingan luas ventilasi dan luas lantai rumah di dapatkan 12 (40.0%) tidak memenuhi syarat dan 18 (60.0%) rumah responden yang memenuhi syarat. Berdasarkan hasil analisis chi square diperoleh hasil sebesar 0,246 dengan p: 0,132 (P>0,05). Maka Ha ditolak dan Ho diterima. Persamaan penelitian ini pada variabel kejadian ISPA pada balita. Perbedaan penelitian yaitu pada variabel Perbandingan Luas Ventilasi dan Luas Lantai Rumah.

  3. Rerung (2012) melakukan penelitian dengan judul “Faktor yang

Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Lembang Batu Sura

”. Metode penelitian menggunakan observasional dengan desain cross . Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh balita sectional study yang yang berusia 12-59 bulan di Lembang Batu Sura yang pernah berkunjung ke Puskesmas Batu Sura selama tahun 2012 yaitu 96 balita.

  Analisa data dilakukan dengan CI-95% secara univariat dan bivariat serta menggunakan uji Chi Square dengan ∝=0.05. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi balita ISPA sebesar 59.4%, perilaku merokok anggota keluarga dalam rumah sebesar 49.0%, penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar dalam rumah tangga (p=0,000) berhubungan dengan kejadian ISPA pada Balita, sedangkan status imunisasi (p=0,144), BBLR (p=0,436), dan umur (p=0,061) tidak berhubungan secara signifikan dengan kejadian ISPA pada balita. Persamaan penelitian pada subjek yang akan diteliti. Perbedaan penelitian pada variabel faktor-faktor kejadian

  ISPA pada balita di Lembang Batu Sura.

  4. Widhiyanti (2015) melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Jarak

  8 Paru Penduduk di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen

  ”. Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah

penduduk desa Kedawung. Sampel berjumlah 94 orang. Analisa data

dilakukan secara univariat dan bivariat (Chi Square). Hasil penelitian ini

adalah ada perbedaan antara jarak tempat tinggal dari lokasi industri

genteng terhadap penurunan fungsi paru penduduk di Desa Kedawung

Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen (p=0,001). Persamaan

penelitian pada Jarak tempat tinggal dari lokasi industri. Perbedaan

penelitian pada variabel Penurunan fungsi paru dan lokasi industri genteng

di Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen.

DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul Hidayat. (2008). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis

  Data. Jakarta: Salemba Medika

Arya Wardana, Wisnu. (2011). Dampak pencemaran lingkungan.Yogyakarta.

  Penerbit Andi. Arikunto, Suharsimi. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Benih (2008). Pengobatan dan Penanggulangan ISPA. Jakarta: Majalah

  Kesehatan

Breck. W.G, (2006). Chemistry for Science and Enginering. Mc. Graw Hill

International Book Company. Daesusi, Ruspeni (2009). Studi kadar debu dan SO 2 sekitar industri kapur dan kaitannya dengan status faal paru penduduk desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik.

  Laporan Penelitian

Departemen Kesehatan RI. (2010). Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA untuk

Penanggulangan Pneumonia pada Balita dalam Pelita IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Dinas Pertambangan dan Energi. (2005). Laporan Akhir Bimbingan Teknik

Pembuatan Tungku Pembakaran Batu Kapur Dengan Batu Bara di Kabupaten Grobogan, Wonogiri dan Tegal . Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Semarang.

Hugo, M., Emillia, O., Sitaresmi, M.N. (2014). Pajanan Asap dalam Rumah

Terhadap Kejadian ISPA Nonpneumonia Pada Anak Balita di

  Kabupaten Kapuas. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Vol. 1 No. 1 (2014).

Kemenkes RI. (2011)a. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

  1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah .Jakarta : Kemenkes RI.

  

Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Narendra, et al. (2012). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung

Seto Nelson. (2013). Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC.

  

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

  1 Munir, M. (2010). Faktor-faktor yang melatarbelakangi ISPA pada balita usia 1-5

Tahun di Puskesmas Tuban. Skripsi. Tuban: Stikes NU Tuban.

Prayudi, T & Susanto, J.P. (2011). Kualitas Debu dalam Udara Sebagai Dampak

  Industri Pengecoran Logam Ceper. Skripsi. Jurnal Teknologi Lingkunan Vol. 2 No. 2.

  

Probowo, Sony. (2012). Penyakit yang Paling Umum pada Anak. Jakarta:

Majalah Kesehatan

Rahman & Abdur. (2014). Analisis Kualitas Lingkungan, Laboratorium

Kesehatan Lingkunan. Depok: FKMUI. Riwidikdo. (2008). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Bina Pustaka.

Said M. (2010). Pengendalian Pneumonia Anak Balita dalam Rangka

Pencapaian, MDG 4 . Jakarta. Soedomo M. (2009). Pencemaran Udara. Bandung: ITB Soetjiningsih (2005). Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta Suraatmaja Sudaryat., ed. (2005). Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto

Suma’mur, P.K (2009). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT

  Toko Gunung Agung.

Setiawan, A. dan saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kebidanan. Nuha

Medika. Jakarta Sugiono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suwadji (2014). Hubungan Paparan Debu Kapur Dengan Penurunan Fungsi

  Paru Pada Tenaga Kerja PT. Putri Indah Pertiwi Desa Pule, Gedong, Pracimantoro, Wonogiri. Publikasi Ilmiah. Program Studi Kesehatan Masyarakat

  • – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Taisir. (2005). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada

  balita di Kelurahan Lhok Bengkuang Kecamatan Tapaktuan Aceh Selatan Tahun 2005. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara

Tarini, Ni Wayan Dewi (2009). Efektifitas Menyusui Satu Jam Pertama

  Dilanjutkan Dengan ASI Eksklusif Terhadap Kejadian Penyakit Diare Dan ISPA Pada Bayi.

  WHO. 2012a. Under- Five Mortality

WHO. 2008. Penanganan ISPA Pada Anak di Rumah Sakit Kecil Negara

  2 Yunus, F. (2007). Dampak Debu Industri pada Paru Pekerja dan Pengendaliannya. Cermin Dunia Kedokteran No. 115.

  1 Hasil Uji Validitas Kejadian ISPA Pada N

  20 Balita Item15 Pearson Correlation .630(**)

  Correlations Sig. (2-tailed) .003 N

  20 Total Item16 Pearson Correlation .781(**) Item1 Pearson Correlation .763(**)

  Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

  N

  20 N

  20 Item17 Pearson Correlation .612(**) Item2 Pearson Correlation .871(**) Sig. (2-tailed)

  .004 Sig. (2-tailed) .000 N

  20 N

  20 Item18 Pearson Correlation .651(**) Item3 Pearson Correlation .778(**)

  Sig. (2-tailed) .002 Sig. (2-tailed) .000

  N

  20 N

20 Total Pearson Correlation

  1 Item4 Pearson Correlation .741(**) Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed)

  .000 N

  20 N

  20

  • Correlation is significant at the 0.01 level Item5 Pearson Correlation .707(**) (2-tailed).

  Sig. (2-tailed) .000

  • Correlation is significant at the 0.05 level N 20 (2-tailed).

  Item6 Pearson Correlation .656(**) Sig. (2-tailed) .002 N

  20 Item7 Pearson Correlation .750(**) Sig. (2-tailed) .000 N

  20 Item8 Pearson Correlation .815(**) Sig. (2-tailed) .000 N

  20 Item9 Pearson Correlation .763(**) Sig. (2-tailed) .000 N

  20 Item10 Pearson Correlation .623(**) Sig. (2-tailed) .003 N

  20 Item11 Pearson Correlation .690(**) Sig. (2-tailed) .001 N

  20 Item12 Pearson Correlation .690(**) Sig. (2-tailed) .001 N

  20 Item13 Pearson Correlation .889(**) Sig. (2-tailed) .000 N

  20 Item14 Pearson Correlation .723(**) Sig. (2-tailed)

  Hasil Uji Reliabilitas Kejadian ISPA Pada Balita Reliability

Warnings

  The space sav er method is used. That is , the covariance matrix is not c alculated or us ed in the analysis.

  Cas e Proce ss ing Sum m ary 20 100.0 .0 20 100.0 V alid

  Ex cluded a

  Total Cases N % Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure.

  a.

  Reliability Statis tics .948

  18 Cronbac h's A lpha N of Items Item -Total Statis tics

  12.2000 32.379 .726 .945 12.1500 31.924 .850 .943 12.1500 32.450 .745 .945 12.1500 32.661 .703 .945 12.0500 33.313 .671 .946 12.2000 33.011 .607 .947 12.0500 33.103 .718 .945 12.1500 32.239 .787 .944 12.2000 32.379 .726 .945 12.0500 33.734 .579 .947 12.1000 33.147 .648 .946 12.1000 33.147 .648 .946 12.1500 31.818 .871 .942 12.1500 32.766 .683 .946 12.1500 33.292 .580 .948 12.2000 32.274 .746 .945 12.1500 33.397 .560 .948 12.1000 33.358 .605 .947

  Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18

  Scale Mean if Item Deleted Scale V arianc e if

  Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation

  Cronbach's A lpha if Item Deleted

  1 Frequencies Statis tics

  Umur Balita Umur Ibu N Valid

  66

66 Mis sing

  Frequency Table Um ur Balita Cumulativ e Frequenc y Percent Valid Percent Percent

  Valid <1 Tahun

  10

  15.2

  15.2

  15.2 2-3 Tahun

  17

  25.8

  25.8

  40.9 3-5 Tahun

  39

  59.1 59.1 100.0 Total

66 100.0 100.0

  Um ur Ibu Cumulativ e Frequenc y Percent Valid Percent Percent

  Valid <20 Tahun

  3

  4.5

  4.5

  4.5 20-35 Tahun

  44

  

66.7

  66.7

  71.2 >35 Tahun

  19

  

28.8

28.8 100.0 Total 66 100.0 100.0

  2 Frequencies Statistics

  Jarak Tempat Tinggal Dari Lokas i Kejadian Ispa Industri Kapur Pada Balita

  N Valid

  66

  66 Mis sing Frequency Table Jarak Te m pat Tinggal Dari Lokasi Indus tri Kapur

  Cumulativ e

Frequenc y Percent Valid Percent Percent

Valid Dekat

  33

  50.0

  50.0

  50.0 Jauh

  33

  50.0 50.0 100.0 Total 66 100.0 100.0

  Kejadian Is pa Pada Balita Cumulativ e Frequenc y Percent Valid Percent Percent

  Valid Ringan

  32

  48.5

  48.5

  48.5 Sedang

  16

  24.2

  24.2

  72.7 Berat

  18

  27.3 27.3 100.0 Total

66 100.0 100.0

  3 Crosstabs Cas e Proce ss ing Sum m ary

  Cases V alid Mis sing Total N Percent N Percent N Percent Jarak Tempat Tinggal

  Dari Lokas i Industri

66 100.0% .0%

66 100.0% Kapur * Kejadian Ispa

  Pada Balita Jarak Te m pat Tinggal Dari Lokas i Indus tri Kapur * Ke jadian Ispa Pada Balita Cros s tabulation

  Kejadian Ispa Pada Balita Ringan Sedang Berat Total Jarak Tempat Dekat Count

  6

  11

  16

  33 Tinggal Dari Lokasi % w ithin Jarak Industri Kapur Tempat Tinggal Dari 18.2% 33.3% 48.5% 100.0%

  Lokas i Indus tri Kapur % of Total 9.1% 16.7% 24.2% 50.0% Jauh Count

  26

  5

  2

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORI AKUT (IRA) PADA BALITA DENGAN JARAK TEMPAT TINGGAL DARI PUSAT SEMBURAN LUMPUR LAPINDO SIDOARJO

0 22 24

PENGARUH KEADAAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENGARUH KEADAAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA - repository perpustakaan

0 1 8

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI DESA WONOHARJO KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

0 0 44

HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA CIJATI KECAMATAN CIMANGGU KABUPATEN CILACAP - repository perpustakaan

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA JALAN KAKI PAGI DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI DESA BUMIREJO KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

0 1 51

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK DI DESA JATISARI KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

0 0 41

TINDAKAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN - Elib Repository

0 0 49

PENERAPAN STIMULASI PUTING SUSU TERHADAP KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI PUSKESMAS ROWOKELE KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017 - Elib Repository

1 1 42

HUBUNGAN KEBIASAAN MINUM TERHADAP KEJADIAN BATU SALURAN KEMIH DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN KEBUMEN

0 0 58