LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT RE-TRAINING TB CARE PADA KADER SSR AISYIYAH KECAMATA SEMPOR DAN GOMBONG

  

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

RE-TRAINING TB CARE PADA KADER SSR AISYIYAH KECAMATA

SEMPOR DAN GOMBONG

  Pengabdian Pada Masyarakat Tahun Anggaran 2016/2017 Dibayai oleh Lembaga Pengembangan Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat

  STIKES Muhammadiyah Gombong OLEH :

  Isma Yuniar, M.Kep Rina Saraswati, M.Kep

  Tri Sumarsih, MNS Mahasiswa Profesi Ners

  

PROGRAM STUDI NERS

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

2017

  KATA PENGANTAR

  Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah mengijinkan kami

untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, yang merupakan salah satu kewajiban tri dharma

perguruan perguruan tinggi. Pengabdian masyarakat ka mi yang berjudul “Re Training TB Care bagi Kader SSR Aisyiyah Kecamatan Sampang dan Sempor ” merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat khususnya kader tentang penanganan TB, mengingat peran kader sangat besar

dalam upaya meningkatkan kesembuhan pasien TB serta mengurangi insiden penyakit TB Paru

  Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu dalam kesempatan kami menyampaikan terima kasih kepada Ketua STIKES Muhammadiyah

Gombong, Pimpinan LP3M serta semua pihak yang telah membantu pengabdian masyarakat ini. Kegiatan

pengabdian masyarakat ini masih belum mencapai target ideal karena keterbatasan waktu dan dana yang

tersedia. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, menurut kami perlu kiranya dilakukan kegiatan

pengabdian masyarakat di lain waktu sebagai kelanjutan kegiatan tersebut. Namun demikian, besar

harapan kami semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat. Amien.

DAFTAR ISI

  Kata Pengantar Lembar Pengesahan Daftar Isi A.

  Pendahuluan……………………………………………………………………………..1

  B. Tujuan Kegiatan ………………………………………………………………………….1 C. Landasan Teori ………………………………………………………………………….3 D. Laporan Kegiatan ………………………………………………………………………….6 E. Rencana Tindak Lanjut ………………………………………………………………….8 F. Personalia …………………………………………………………………………………8 G. Rencana Anggaran ……………………………………………………………………..10

A. PENDAHULUAN

  Menurut Word Health Organisation (WHO), Tuberkulosis paru merupakan penyebab kematian ketiga terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan saluran pernafasan, serta merupakan penyakit nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi (Depkes, 2008). Kasus Tuberkulosis Paru terutama terjadi pada usia produktif kerja, yaitu kelompok umur 15 sampai 49 tahun yang berdampak pada sumber daya manusia, sehingga bisa mengganggu perekonomian keluarga, masyarakat dan Negara.

  Indonesia merupakan negara dengan pasien Tuberkulosis terbanyak ke-5 di dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria (WHO, 2009). Diperkirakan jumlah jumlah pasien Tuberkulosis di dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 429.730 pasien Tuberkulosis di Indonesia sekitar 5,8% dari total kasus baru dan kematian 62.246 orang. Insidensi kasus Tuberkulosis BTA positif sekitar 102 per 100.000 penduduk (Depkes, 2011).

  Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten Kebumen sebagaimana yang termaktub dalam

  • – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kebumen tahun 2010 2015 adalah:

  “Mewujudkan Kebumen Sehat 2015 melalui pelayanan yang terjangkau dan berkualitas, didukung lingkungan sehat dan kemandirian masyarakat”. Selanjutnya dalam rangka mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen selama kurun waktu 2010

  • –2015 tersebut, maka ditetapkan Misi, salah satunya adalah Mendorong terwujudnya kondisi lingkungan sehat dan perilaku hidup sehat dalam mengendalikan dan mencegah penyakit serta penanggulangan kejadian luar biasa, bencana dan masalah kesehatan.

  Salah satu isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan maupun masyarakat Kabupaten Kebumen adalah angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular masih tinggi. Penyakit-penyakit menular/infeksi sampai saat ini belum semua dapat diatasi, disisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit tidak menular dan degeratif cenderung meningkat. Hal tersebut juga diperparah dengan kondisi rendahnya kualitas dan cakupan kesehatan lingkungan masyarakat. Cakupan sanitasi dasar seperti cakupan jamban keluarga, cakupan sarana pembuangan air limbah rendah, serta proporsi rumah sehat masih rendah.

  Permasalahan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khusus TB pada umumnya berkaitan dengan isu utama antara lain pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap TB masih rendah, terbatasnya kualitas fasilitas maupun pelayanan yang memadai bagi masyarakat, pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan belum digarap dengan optimal, terbatasnya kemampuan manajemen kesehatan, meliputi pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan.

  Menurut laporan Analisa Situasi TB di Kabupaten Kebumen tahun 2015 menggambarkan 1) Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB Paru BTA + Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 masih rendah yaitu sebesar 51,88%. Jika dibandingkan dengan standar MDGs yaitu sebesar 85% maka angka tersebut masih jauh, 2) Succes rate di Kabupaten Kebumen berdasarkan data yang diperoleh pada tiga tahun terakhir masih di bawah standar yang ditetapkan yaitu sebesar 87%, 3) dan Angka kematian akibat TB Paru di Kabupaten Kebumen menunjukan tren meningkat. Pada tahun 2011 sebesar 1,43/ 100.000 penduduk, pada tahun 2012 sebesar 2,06/100.000 penduduk dan pada tahun 2013 sebesar 2,63/100.000 penduduk.

  Pada permasalahan masih rendahnya jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB, didapatkan hasil analisa menggunakan metode Root Cause Analisis (RCA) adalah tenaga kesehatan yang masih terbatas, sedangkan masih rendahnya Succes rate di Kabupaten Kebumen salah satu factor yang mempengaruhi adalah peran kader yang kurang optimal

  Peran kader yang kurang optimal karena keterbatasan sumber daya yang ada baik secara kualitas maupun kuantitas. Selama ini kader yang telah bekerjasama dengan pemerintah dalam penanganan TB di daerah adalah SSR dari Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Kebumen dan kader posyandu. Saat ini kader (relawan) aktif dari SSR memiliki 72 orang, 2.087 posyandu aktif. Secara operasional bersama-sama petugas kesehatan dari puskesmas mereka melakukan penanganan secara langsung baik secara promotif, preventif maupun kuratif adalah Puskesmas.

  Kabupaten Kebumen memiliki 35 puskesmas yang tersebar di 26 kecamatan. Dari 26 kecamatan tersebut memiliki sejumlah 460 desa/kelurahan. Relawan yang berasal dari SSR masing-masing membawahi atau beroperasi rata-rata pada 6 sampai dengan 7 desa/kelurahan. Mereka berkomitmen untuk terlibat mulai dari proses penanganan TB secara promotif dan preventif (bekerjasama dengan kader posyandu atau pemerintah desa dan petugas kesehatan setempat), maupun kuratif sampai sembuh (bekerjasama dengan petugas yankes). Memberikan pelatihan PMO pasien TB. Dari segi kuantitas dan kualitas, setiap petugas maupun relawan memiliki tugas yang cukup berat. Selama ini tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat belum terlibat secara aktif.

  Berdasarkan data SSR Aiyaiyah Kabupaten kebumen jumlah kader di Kecamatan sempor 10 orang dan di Kecamatan Gombong sebanyak 5 Sebagian besar dari kader sudah pernah mengikuti pelatihan dasar tentang TB Care, tetapi tingkat pengetahuan dan keterampilan kader dirasakan masih minimal. Berdasarkan uraian diatas, perlu kiranya dilakukan Re Training TB Care pada Kader SSR Aisyiyah Kecamatan Sempor dan Gombong B.

TUJUAN KEGIATAN

1. Tujuan Umum

  Meningkatakan kemampuan kader SSR Aisyiyah tentang TB Care 2.

  TujuanKhusus a. Meningkatkan kemampuan pengetahuan kader tentang TB Paru b.

  Meningkatkan kemampuan psikomotor kader tentang pengambilan sampel dahak c. Meningkatkan kemampuan komunikasi pada kader C.

LANDASAN TEORI

  Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Tuberkulosi menyerang paru tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya.(Depkes RI, 2008) . Gejala utama pasien tuberculosis adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu ahak bercampur arah, sesak nafas, badan lemas, napsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih satu bulan. Gejala-gejala tersebut di atas dapat dijumpai pula paa penyakit paru selain tuberculosis, seperti bronkiektasis, bronchitis kronis, asma, kanker paru dan lain-lain. Mengingat prevalensi tuberculosis di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke pelayanan kesehatan dengan gejala tersebut di atas sudah dianggap sebagai tersangka (suspek) pasien tuberculosis dan perlu dilaksanakan pemeriksaan dahak secara mikrokopis langsung (Kurniawan, 2005)

  Resiko penularan tergantung dari tingkat pajanan dengan percik dahak.Pasien Tuberkulosis paru dengan BTA positip memberikan kemungkinan resiko penularan lebih besar dari pasien Tuberkulosis paru dengan BTA negative. Resiko penularan setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang beresiko terinfeksi Tuberkulosis selama satu tahun. ARTI sebesar 1% berarti sepuluh orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun. ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3% (Depkes R1, 2008). Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien tuberculosis adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya adalah infeksi HIV/AIDS dan gizi buruk (Depkes RI, 2008)

  Sumber penularan adalah pasien Tuberkulosis paru dengan BTA positip, yaitu pada waktu pasien batuk atau bersin dapat menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan ludah (droplet). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan dan daya tahan tubuh seseorang dalam keadaan lemah pula (Guyton, 2008).

  Daya penularan ari seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari dalam paru-parunya. Makin tinggi derajat positip dari hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis makin muah untuk menularkan. Bila hasil pemeriksaan dahak negatip maka pasien tersebut tidak menular, dari seseorang yang terinfeksi ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut (Mansjoer, 2001)

  Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri

  

Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah

  terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.

  Cakupan CDR di Kabupaten Kebumen dari tahun 2011 sampai dengan 2013 mengalami penurunan yaitu : 60,44% (2011), 59,95% (2012) dan 51,88% (2013). Kondisi yang demikian belum dianggap memenuhi target kabupaten. Adapun target kabupaten yang ditetapkan adalah 65%. Sedangkan berdasarkan angka kesembuhan (succes rate) pasien pada tahun 2011 adalah 85,64%. Kondisi ini sudah melebihi target 85% yang ditetapkan oleh kabupaten. Namun pada tahun 2012 dan 2013 angkanya menjadi 81,54% dan 84,54%, hal ini terjadi karena adanya pasien yang Drop Out (DO) atau penyebab lainnya.

  Angka insiden TB Paru di Kabupaten Kebumen pada tahun 2011 adalah 59,41/100,000 penduduk. Angka insiden TB Paru di Kabupaten Kebumen pada tahun 2012 adalah 63,94/100,000 penduduk. Angka prevalensi TB Paru di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 adalah 55,51/100,000 penduduk.

  Angka prevalensi TB Paru di Kabupaten Kebumen pada tahun 2011 adalah 60,77/100,000 penduduk. Angka tertinggi prevalensi TB Paru di Kecamatan Gombong (143,5/100,000 penduduk) dan terendah ada di Kecamatan Prembun (7/100,000 penduduk).

  Angka prevalensi TB Paru di Kabupaten Kebumen pada tahun 2012 adalah 66,52/100,000 penduduk. Angka tertinggi prevalensi TB Paru di Kecamatan Kutowinangun (79,3/100,000 penduduk) dan terendah ada di Kecamatan Sruweng (13,/100,000 penduduk). Angka prevalensi TB Paru di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 adalah 58,06/100,000 penduduk. Angka tertinggi prevalensi TB Paru di Kecamatan Gombong (106,95/100,000 penduduk) dan terendah ada di Kecamatan Padureso, Sruweng (7,5/100,000 penduduk).

  Angka Insiden, Prevalensi, Kematian, Kasus Klinis, BTA+, Pengobatan, CDR dan Succes Rate TB Paru di Kabupaten Kebumen tahun 2011, 2012, 2013

  D.

  No Indikator 2011 2012 2013

  1 Angka insiden TB Paru 59,41/100,000 63,94/100,000 55,51/100,000 penduduk penduduk penduduk

  2 Angka prevalensi TB Paru 60,77/100,000 66,52/100,000 58,06/100,000 penduduk penduduk penduduk

  3 Angka kematian akibat TB Paru 1,43/100,000 2,06/100,000 2,63/100,000 penduduk penduduk penduduk

  4 Jumlah kasus klinis 701 905 1.024

  5 Jumlah BTA (+) 748 744 655

  6 Pengobatan lengkap 24 (3,2%) 24 (3,19%) 17 (2,28%)

  7 Angka penemuan kasus TB Paru (CDR)- dari perkiraan kasus baru 60,44% 59,95% 51,88%

  8 Succes rate TB Paru 85,64% 81,54% 84,54%

  Sumber Data: Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen 2011-2013

E. LAPORAN KEGIATAN

  Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan bekerjasama dengan SSR Aisyiyah Kabupaten Kebumen. Diawali dengan adanya studi pendahuluan bersama SSR Aisyiyah untuk mengetahui base line kader SSR Aisyiyah di Kecamatan Gombong dan seitarnya. Serta melakukan pengkajian terhadap kegiatan kader dan kinerja kadernya selama ini. Setelah melakukan studi pendahuluan kegiatan dilanjutkan dengan rapat dan diskusi untuk pembuatan proposal kegiatan.

  Setelah proposal disetujui, tim pengabdian masyarakat melakukan perijinan ke ke SSR Aisyiyah Kebumen dan perwakilan kader dari daerah gombong, sempor, kuwarasan, buayan, karanggayam, dan puring

  Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan acara pembukaan yang dihadiri oleh Ketua SSR Aisyiyah Kabupaten Kebumen, Ibu Sri Hadi. Dalam sambutannya beliau menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak Stikes Muhammadiyah Gombong yang telah bekerjasama denga SSR Aisyiyah dalam rangka meningkatkan pengetahuan kepada kader SSR Aisyiyah. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kader bisa meningkatkan kompetensinya dalam mencari pasien suspek TB dan dapat mendampingi pasien TB secara tuntas sembuh dari penyakitnya. Dalam acara pembukaan ini, pihak stikes diwakili oleh Ketua Pengabdian Masyarakatnya yaitu Isma Yuniar, M.Kep

  Kegiatan Re Training ini dihadiri oleh perwakilan kader dari daerah gombong, sempor, kuwarasan, puring, karanggayam, buayan, rowokele jumlah seluruh peserta yang hadir adalah 15 kader. Dengan narasumber dari SSR Ibu Nurhayati Darojah, SIP dan narasumber dari Stikes Muhammadiyah Gombong yaitu Tri Sumarsih MNS, dan Isma Yuniar, M.Kep

  Kegiatan Re Training ini diawali dengan pre test . Topik pre test yang diberikan adalah pengetahuan terkait dengan TB, komunikasi bagi kader dan peran kader di masyarakat. Hasil pre test dibanding post test mengalami peningkatan, dengan rata-rata pre tes adalah 54 ddengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 70

  Materi pertama yang diberikan adalah tentang Teknik Komunikasi, diberikan selama 60 menit. Materi ini diberikan dengan ceramah dan dilanjutkan dengan teknik praktek (role play). Materi ini mengajarkan tentang cara berkomunikasi secara efektif. Seorang kader diharapkan mempunyai kemampuan ini sehingga dapat diterima oleh masyarakat dan dapat berkoordinasi dengan baik dengan tim kesehatan. Hali ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulina (2015) yang menyatakan adanya hubungan antara komunikasi dan koordinasi kader terhadap kelancaran pelaksanaan posbindu di wilayah Aceh Timur. Setelah dilakukan pemberian materi, perwakilan peserta melakukan role play komunikasi terapetik yang dievaluasi oleh narasumber.

  Materi tentang TB Care diberikan oleh narasumber dari SSR Ibu Nurhayati Darojah, materi ini menjelaskan tentang penyakit TB, Screening TB di masyarakat serta cara pelaporan TB untuk kader SSR. Materi ini disampaikan dengan ceramah serta simulasi (pengisian form) pelaporan suspek TB. Hasil evaluasi menunjukkan sebagian besar peserta memahmi tentang penyakit TB dan bisa melakukan pendokumentasian pelaporan TB untuk kader SSR Aisyiyah.

  Materi terakhir yang diberikan adalah tentang peran kader kesehatan, yang diberikan oleh narasumber Isma Yuiar M.Kep. Materi ini diberikan dengan metode ceramah serta pemutaran video tentang film kader kesehatan di pelosok negeri, yang bertujuan untuk meningkatkan semangat dan motivasi sebagai kader kesehatan.

  Sesi terakhir dari pelatihan ini adalah post test, didapatkan hasil rata-rata adalah 62. Nilai ini meningkat dari rata-rata pre tes 54 menjadi 62. Hal ini menjelaskan bahwa adanya peningkatan pengetahuan kader tentang TB Care, komunikasi efektif dan peran kader kesehatan.

  Adapun rincian kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : No Waktu Materi Metode PJ

  Wawancara Tim

  1 Juni 2017 Studi Pendahuluan pelaksana

  2 Juli 2017 Permohonan ijin ke SSR Koordinasi Tim Aisyiyah pelaksana

  3 Agustus 2017 Persiapan kegiatan dan Koordinasi Tim menetapkan jumlah pelaksana peserta.

  4 September 2017 Penyampaian materi : Ceramah Tim Komunikasi Terapetik Role Play pelaksana

  5 September 2017 Penyampaian materi : Ceramah, Tim

  TB Care dan tanya jawab pelaksana

  6 September 2017 Penyampaian materi : Peran kader kesehatan

  Ceramah, pemutaran video

  Tim pelaksana

  7 September 2017 Evaluasi pelaksanaan program pengabdian kerjasama dengan SSR

  Monitoring dan evaluasi Tim pelaksana

  8 Oktober 2017 Pelaporan Pendokumen tasian Tim pelaksana F.

RENCANA TINDAK LANJUT

  Program pe ngabdian masyarakat “ Re Training TB Care pada kader SSR Aisyiyah Kebumen telah berjalan dengan baik, dan para kader telah mampu menunjukkan adanya perubahan pengetahuan dalam melakukan perannya sebagai kader SSR dalam melakukan pendampingan terhadap pasien TB.

  Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar pasien TB dapat tuntas dalam pengobatan serta tidak menularkan kepada orang lain. Apabila kader dapat berperan secara maksimal maka angka sukses rate TB dapat meningkat dan insiden TB dapat menurun. Sebagai rencana tindak lanjut dari kegiatan ini adalah adanya kerjasama yang berkelanjutan dengan mengikutsertakan tim pengabdian stikes muhammadiyah gombong dalam kegiatan monitoring evaluasi SSR Aisyiyah yang dilakukan setiap semester ( enam bulan sekali).

G. PERSONALIA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 1.

  Ketua Pengabdian

  a. Nama Lengkap : Isma Yuniar, M.Kep

  b. Golongan : Penata Muda / III A

  c. Jabatan Fungsional : Dosen d. Program Studi : S1 Keperawatan

  2. Anggota I

  a. Nama Lengkap : Rina Saraswati, M.Kep

  b. Golongan : Penata Muda / III A

  c. Jabatan Fungsional : Dosen

  d. Program Studi : S1 Keperawatan

  3. Anggota II

  a. Nama Lengkap : Tri Sumarsih, MNS

  b. Golongan : Penata Muda / III A

  c. Jabatan Fungsional : Dosen

  d. Program Studi : S1 Keperawatan

  3. Mahasiswa

  a. Nama : Susi Dwi Lestari : Sri Astuti

  250,000

  H.

   Rencana Anggaran NO KEGIATAN Frek Nominal Jumlah

  1 PERENCANAAN

  a. Survey Lapangan 1 100,000 100,000

  b. Pembuatan Proposal 1 100,000 100,000

  d. Penggandaan Proposal 2 25,000 50,000

  2 PELAKSANAAN

  a. Ceramah TB Care oleh Puskesmas 1 200,000 200,000

  b. Simulasi pengambilan sample 1 250,000 250,000

  c. Ceramah, praktek komunikasi dasar (internal)

  • d. Konsumsi (konsumsi dan makan siang)

  25 25,000 625,000

  e. Honor fasilitator 2 50,000 100,000

  f. Honor kader 20 25,000 500,000

  g. Honor pencarian suspek 20 15,000 300,000

  h. ATK 1 100,000 100,000

  3 LAPORAN HASIL

  a. Penggandaan Laporan 2 25,000 50,000

  b. Publikasi 1 200,000 200,000

  c. Honorarium (30%) 1 900,000 900,000

  d. Cadangan 1 100,000 100,000

JUMLAH 3,575,000 TOTAL

  

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013. Buku Saku Kesehatan Triwulan 3 Tahun 2013.

  Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2013. Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2014. Harry Budiman. 2011. Analisis Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial dalam Pengendalian Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2011. http://www.pasca.unand.ac.id

  Kemenkes RI, 2011. Rencana Aksi Nasional Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2011- 2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Kemenkes RI, 2011. Rencana Aksi Nasional Publik Private Mix Pengendalian Tuberkulosis

  2011-2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Makalah pelatihan Analisa Situasi, 2013, Bappenas-Pimpinan Pusat Muhammadiyah Moleong, 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan – Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Rikesdas. 2010. Tuberkulosis. http://www.tbcindonesia.or.id Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kebumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kebumen

  Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013. Buku Saku Kesehatan Triwulan 3 Tahun 2013. Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen 2011. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2013. Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun 2014. Harry Budiman. 2011. Analisis Pelaksanaan Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial dalam Pengendalian Tuberkulosis di Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2011. http://www.pasca.unand.ac.id Kemenkes RI, 2011. Rencana Aksi Nasional Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis 2011- 2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Kemenkes RI, 2011. Rencana Aksi Nasional Publik Private Mix Pengendalian Tuberkulosis 2011-2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Makalah pelatihan Analisa Situasi, 2013, Bappenas-Pimpinan Pusat Muhammadiyah Moleong, 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan – Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Rikesdas. 2010. Tuberkulosis. http://www.tbcindonesia.or.id Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kebumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kebumen