BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Tanaman Sayuran - BAB II MAULIDA AFIANA TI'14

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Tanaman Sayuran Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan

  yang biasanya mengandung kadartinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Istilah "sayuran" tidak bersifat ilmiah. Kebanyakan sayuran adalah bagian vegetatif dari tumbuhan, terutamuga beserta tangkainya, tetapi dapat pula batang yang masih muda, misalnya Terdapat pula sayuran yang berasal dari organ generatif seperti misalnya Meskipun bukan tumbuhan, bagian ang dapat dimakan juga digolongkan sebagai sayuran.

  Walaupun berkadar air tinggi,tidak dianggap sebagai sayur-sayuran karena biasanya dikonsumsi karena rasanya yang manis dan tidak cocok untuk disayur. Beberapa sayuran dapat pula menjadi bagian dari Sayuran dikonsumsi dengan cara yang sangat bermacam-macam, baik sebagai bagian dari menu utama maupun sebagai makanan sampingan. Kandungan nutrisi antara sayuran yang satu dan sayuran yang lain pun berbeda-beda, meski umumnya sayuran mengandung sedikit protein atau lemak, dengan jumlah vitamin, provitamin, mineral, fiber dan karbohidrat yang bermacam-macam. Beberapa jenis sayuran bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun.

  Namun, seringkali sayuran juga mengandung racun dan antinutrients seperti α-chaconine, enzim inhibitor dari cholinesterase, protease, amilase, sianida dan sianida prekursor, asam oksalat, dan banyak lagi.

  Tergantung pada konsentrasi, senyawa tersebut dapat mengurangi sifat dapat dimakan, nilai gizi, dan manfaat kesehatan dari diet sayuran. Cooking

  andor other processing may be necessary to eliminate or reduce them.

  Memasak dan atau pengolahan lainnya mungkin diperlukan untuk menghilangkan atau mengurangi mereka.

  Perlindungan tanaman meliputi segala kegiatan perlindungan tanaman terhadap kerusakan mulai dari tanam sampai produk mencapai konsumen.

  Begitu pentingnya serangga hama sebagai faktor pembatas produksi pertanian sehingga merupakan keharusan untuk menekan serangan tersebut bukan untuk menghilangkan keberadaan serangga pada agroekosistem yang merupakan suatu yang tidak mungkin. Di Negara maju yang telah menerapkan perlindungan tanaman secara intensif masih kehilangan hasil panen sampai 10% dan Negara berkembang masih mengalami kehilangan hasil panen 40-60% dan bahkan bisa mencapai 100% bila tidak dilakukan pengendalian (Triharso,1994).

  Namun merubah pola kebiasaan petani di Indonesia yang telah mengadopsi pertanian konvensional selama lebih kurang 25 tahun tidaklah mudah, untuk itu harus dilakukan pembinaan secara bertahap dan berkesinambungan melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi teknologi pertanian. Untuk tahap awal penekanan ke petani lebih kepada eliminasi penggunaan pestisida pada kegiatan LEISA (Low Exsternal Input Sustainable

  

Agriculture), karena dampak yang ditimbulkannya jauh lebih luas dan lebih

  berbahaya dibandingkan pupuk kimia yang dampaknya tidak secara langsung kepada pemakai. Sehingga diharapkan bahan pangan yang dihasilkan oleh petani secara pelan-pelan akan mulai bebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi serta memiliki nilai tambah.

  Sekarang banyak konsumen menginginkan buah dan sayuran yang bebas sama sekali dari serangga (zero tolerance) dan tidak akan mentoleransi adanya kontaminasi atau kerusakan sedikitpun karena serangga. Produsen telah ditekan oleh konsumen untuk menerapkan praktek pengendalian hama yang lebih keras sehingga dihasilkan komoditas yang diinginkannya. Konsumen tidak menyadari jika penggunaan pestisida yang intensif akan diikuti oleh resurgensi hama dan perkembangan hama sekunder karena tidak ada lagi musuh alaminya, serta munculnya hama resisten terhadap insektisida.Hal ini yang menjadi salah satu kendala utama dalam implemetasi pengelolaan hama terpadu (PHT). Produsen (petani) dan konsumen telah dirasuki penyakit yang disebut ENTOMOFOBIA (ketakutan yang berlebihan terhadap serangga).

  Berikut ini contoh penyakit tanaman tanaman sayuran: 1. Akar Gada

  Penyakit akar gada adalah penyakit jamur yang menyerang tanaman kubis,sawi dan merupakan penyakit yang umum di Indonesia yang menyebabkan kerugian signifikan terhadap hasil dan panen. Penyakitini disebabkan oleh patogen Plasmodiophora brassicae. Dengan olah tanah yang baik dengan cara pemakaian Pupuk Organik Nasa dan penggunaanAgensi Hayati Nasa yang berupaNatural Gliodan Corrin dari awal tanam telah banyak di buktikan oleh para petani mampu menekan angka pertumbuah patogen Plasmodiophora brassicaeyang merupakan peyebab dari penyakit akar gada tersebut.

  

Gambar 1. Akar Gada

  2. Antraknosa Cabai Penyakit antraknosa termasuk salah satu jenis penyakit penting yang menyerang tanaman cabe. Daya rusak penyakit ini sangat tinggi dan penularanya juga sangat cepat sehingga sangat merugikan petani/pengusaha agribisnis apabila tidak dikenali dan dikendalikan dengan tepat dan cepat. Bahkan yang paling ekstrem bisa menggagalkan usaha agribisnis ini.

  Penyebab penyakit antraknosa yang menyerang tanaman cabe ini adalah cendawan terutama cendawan Colletotrichum capsici Butl dan

  Gloesporium piperatum Ell.et Ev. Penyakit antraknosa ini biasanya menyerang tanaman cabe pada saat kondisi kelembaban yang tinggi (95%) pada suhu yang rendah berkisar 32 derajat celcius. Penyakit antraknosa juga menyerang tanaman cabe yang ditanam pada lahan dengan drainase yang tidak dikelola dengan baik, sehingga banyak genangan air di sekitar tanaman.

  Gambar 2. Antraknosa Cabai

  3. Becak Daun Bercak daun disebabkan Cercospora canencens ell. et Mart. Jamur ini juga disebut Isariopsis griseola sacc dan Phaeoisariopsis griserola.

  Jamur ini dapat betahan hidup sampai dua tahun pada sisa-sisa tanaman sakit di dalam biji. Kondisi lingkungan lembab dengan suhu o udara antara 20-24 C sangat cocok untuk berkembangnya jamur ini.

  Gambar 3. Bercak Daun 4.

  Bercak Ungu Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porimelalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih- kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya.

  Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Untuk mengendalikan penyakit bercak ungu secara efektif dapat digunakan fungisida,

  Gambar 4. Bercak Ungu

  5. Busuk Buah

  

Pada buah cabai mula-mula becak kecil kebasah-basahan,

berwarna hijau suram, yang meluas dengan cepat sehingga

meliputi seluruh buah.Buah mengering dengan cepat dan menjadi

mummi. Biji terserang, menjadi coklat dan keriput.

  

Gambar 5. Busuk Buah

  6. Busuk Daun Perkembangan penyakit busuk daun yang disebabkan oleh patogen

  Phytophthora Infestons(Mont) de Bary. Busukdaun sangat cepat

  perkembangannya pada musim penghujan. Hal tersebut disebabkankarena untuk perkecambahan sporangium memerlukan air di permukaan daun. Air juga diperlukan untuk pemencaran patogen dan perkembanganselanjutnya. Busuk daun terbatas perkembangannya di dataran tinggi ( > 800 m dpl ). Didataran medium dan rendah penyakit ini tidak menjadi masalah yang utama.

  Gambar 6. Busuk Daun

  7. Busuk Hitam Penyebab penyakit ini adalah bakteri, adapun gejala serangan penyakit ini dimulai dari bagian tepi daun yang terinfeksi berwarna kuning pucat, yang kemudian meluas ketengah. Bakteri ini berbentuk batang, ukuran 0,7 - 3,0 x 0,4 - 0,5 mm, membentuk rantai, berkapsula, tidak bersepora, bergerak dengan satu flagellum polar.

  Gambar 7. Busuk Hitam

  8. Layu Bakteri Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Ralstonia (Pseudomonas)

  solanacearum. Bakteri ini termasuk mikroorganisme patogen tular

  tanah atau dikenal dengan nama soil borne disease, dapat hidup bertahan dalam tanah dalam waktu yang relatif sangat lama (3-5 tahun).

  Serangan penyakit ini menyebabkan layunya daun-daun tanaman yang dimulai dari daun bagian atas. Tanaman tampak seolah-olah seperti kekurangan air. Setelah beberapa hari gejala kelayuan diikuti oleh layu yang tiba-tiba dan layu permanen seluruh tanaman, tetapi daun tetap berwarna hijau atau sedikit menguning.

  Gambar 8. Layu Bakteri 9.

  Layu Fusarium Penyakit layu fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum.

  Infeksi awal terjadi pada leher batang tanaman bagian bawah yang bersinggungan dengan tanah. Selanjutnya infeksi menjalar ke perakaran sehingga akar mengalami busuk basah. Gejala pada bagian tanaman di atas tanah adalah terjadinya kelayuan daun bagian bawah, yang selanjutnya menjalar ke atas, ke ranting-ranting muda dan akhirnya tanaman mati. Cendawan berada di dalam pembuluh kayu dan menyebabkan jaringan ini berwarna coklat.

  Gambar 9. Layu Fusarium 10.

  Mosaik Penyakit mosaik pada tanaman cabe dapat disebabkan oleh salah satu atau gabungan berbagai jenis virus seperti virus tomat mosaik (tomato mosaic virus = ToMV), virus mosaik tembakau (tobacco mosaic virus = TMV), virus mosaik mentimun (cucumber mosaic virus = CMV), virus kentang Y (potato virus Y = PVY) dan virus X kentang (potato virus X = PVX). Pertumbuhan tanaman yang terserang virus relatif lebih kerdil. Mula-mula tulang daun menguning atau terjadi jalur kuning sepanjang tulang daun. Daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil dan lebih sempit dari ukuran daun yang normal, atau menjadi seperti tali sepatu karena lembaran daun menghilang yang tinggal hanya tulang daun saja. Virus mosaik mentimun sering menyebabkan gejala bisul atau kutil pada buah.

  Virus masuk ke dalam jaringan melalui luka lalu memperbanyak diri dan menyebar ke seluruh jaringan tanaman secara sistemik. Jenis virus di atas dapat menular melalui persinggungan secara mekanik seperti TMV,

  ToMV dan PVX; melalui biji seperti ToMV dan TMV atau disebarkan oleh kutu daun seperti CMV dan PVY.

  

Gambar 10. Mosaik

B.

   Sistem Pendukung Keputusan

  Valverde (2011) menyatakan sebuah sistem pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem interaktif berbasis komputer yang dirancang untuk membantu para pengambil keputusan untuk memecahkan masalah tak terstruktur. Tujuan sistem ini lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. Sistem pendukung keputusan tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan keputusan, tetapi menyuguhkan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisa untuk melakukan analisa menggunakan model-model yang tersedia. Menurut Udayana, definisi mengenai sistem pendukung keputusan yang ideal yaitu:

  • Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem berbasis komputer dengan antar muka antara mesin/komputer dan pengguna.
  • Sistem pendukung keputusan ditujukan untuk membantu pembuat keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah dalam berbagai level manajemen dan bukan untuk mengganti posisi manusia sebagai pembuat keputusan.
  • Sistem pendukung keputusan mampu memberi alternatif solusi bagi masalah semi/tidak terstruktur baik bagi perseorangan atau kelompok dan dalam berbagai macam proses dan gaya pengambilan keputusan.
  • Sistem pendukung keputusan menggunakan data, basis data dan analisa model-model keputusan.
  • Sistem pendukung keputusan bersifat adaptif, efektif, interaktif, easy to use dan fleksibel.
  • Sistem pendukung keputusan menyediakan akses terhadap berbagai macam format dan tipe sumber data (data source).

C. Simple Additive Weighting (SAW)

  Metode SAW (Simple Additive Weighting)sering dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW (Simple Additive

  

Weighting)adalah mencari pemjumlahan terbobot dari rating kinerja pada

  setiap alternative pada semua atribut.Metode SAW disarankan untuk menyelesaikan masalah penyeleksian dalam sistem pengambilan keputusan multi-proses.Metode SAW merupakan metode yang banyak digunakan dalam pengambilan keputusan yang memiliki banyak atribut (Mojahed, 2010).

  Pada metode SAW, ada kriteria yang dipersepsikan sebagai kriteria ‘benefit’ dan ‘cost’. Kategori kriteria ‘benefit’ atau keuntungan, jika kriteria tersebut mempunyai nilai semakin besar maka semakin baik, sedangkan kriteria ‘cost’ atau biaya semakin kecil nilainya maka semakin baik. Besar dan kecilnya nilai tersebut dilihat dari keterkaitannya dengan permasalahan yang dianalisa. Contoh Kasus:

  Bagian kemahasiswaan telah membuat pengumuman tentang dibukanya kesempatan memperoleh beasiswa.Beasiswa ini diperuntukkan untuk tiga Mahasiswa.Jumlah pendaftar sampai pada tanggal terakhir terkumpul 50 mahasiswa.

  Tugas Kita adalah “Membangun Sistem Pendukung Keputusan untuk menentukan calon penerima beasiswa bagi mahasiswa”.

  Langkah-Langkah: Masalah “ seleksi calon penerima beasiswa“

  Kriteria Usia, jumlah penghasilan orangtua, semester, jumlah tanggungan orangtua, dan jumlah saudara kandung.

  Penentuan kriteria yang dapat digolongkan ke dalam kriteria benefit

  • Jumlah tanggungan orangtua,
  • Jumlah saudara kandung, dan

  • IPK Penentuan kriteria yang dapat digolongkan ke dalam kriteria cost
  • Usia • Jumlah penghasilan orangtua
  • Semester Pembuatan table

  Tabel 1. Rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria

  No KRITERIA KETERANGAN

  1 C 1 Usia

  2 C 2 Jumlah Penghasilan Orangtua

  3 C 3 Semester

  4 C 4 Jumlah Tanggungan Orangtua

  5 C 5 Jumlah saudara kandung

  6 C 6 IPK Kriteria dan Pembobotan

  Teknik pembobotan pada criteria dapat dilakukan dengan beragai macam cara dan metode yang abash. Pase ini dikenal dengan istilah pra-proses. Namun bisa juga dengan cara secara sederhana dengan memberikan nilai pada masing- masing secara langsung berdasarkan persentasi nilai bobotnya. Sedangkan untuk yang lebih lebih baik bisa digunakan fuzzy logic. Penggunaan Fuzzy logic, sangat dianjurkan bila kritieria yang dipilih mempunyai sifat yang relative, misal umur, panas, tinggi, baik atau sifat lainnya. Contoh pembobotan kriteria

  Gambar 11. Pembobotan Kriteria

  0.10

  0.15 Total

  6 C 6

  0.10

  5 C 5

  0.20

  4 C 4

  3 C 3

  Pembobotan (W)

  0.30

  2 C 2

  0.15

  1 C 1

  No KRITERIA Nilai bobot

  

Tabel 2.Pembobotan

  1 Keterangan A : Calon yang diseleksi C : Kriteria Diubah ke dalam matriks keputusan sebagai berikut:

  Gambar 12. Matriks Keputusan

  Penghitungan Normalisasi Untuk normalisai nilai, jika faktor kriteria cost digunakan rumusan

  R ii = ( min{X ij } / X ij )

  Maka nilai-nilai normalisasi cost menjadi: R 11 = min{1;0.75;0.5} / 1 = 0.5 / 1 = 0.5

  R 21 = min{1;0.75;0.5} / 0.75 = 0.5 / 0.75 = 0.67 R 31 = min{1;0.75;0.5} / 1 = 0.5 / 0.5 = 1

  R 12 = min{0.5;0.5;0.5} / 0.5 = 0.5 / 0.5 = 1 R 22 = min{0.5;0.5;0.5} / 0.5 = 0.5 / 0.5 = 1 R 32 = min{0.5;0.5;0.5} / 0.5 = 0.5 / 0.5 = 1 R 13 = min{0.8;0.6;0.6} / 0.8 = 0.6 / 0.8 = 0.75

  R 23 = min{0.8;0.6;0.6} / 0.6 = 0.6 / 0.6 = 1 R 33 = min{0.8;0.6;0.6} / 0.6 = 0.6 / 0.6 = 1

  Untuk normalisai nilai, jika faktor kriteria benefit digunakanan rumusan

  R ii = ( X ij / max{X ij })

  Maka nilai-nilai normalisasi benefit menjadi: R 14 = 1.00 / max{1; 0.5;0.25} = 1 / 1 = 1

  R 24 = 0.50 / max{1; 0.5;0.25} = 0.5 / 1 = 0.5 R 34 = 0.25 / max{1; 0.5;0.25} = 0.25 / 1 = 0.25

  R 15 = 1.00 / max{1; 0.5;0.25} = 1 / 1 = 1 R 25 = 0.50 / max{1; 0.5;0.25} = 0.5 / 1 = 0.5

  R 35 = 0.25 / max{1; 0.5;0.25} = 0.25 / 1 = 0.25 R 16 = 0.50 / max{0.5; 0.75;0.25} = 0.5 / 0.75 = 0.67

  R 26 = 0.75 / max{0.5; 0.75;0.25} = 0.75 / 0.75 = 1 R 36 = 0.25 / max{0.5; 0.75;0.25} = 0.25 / 0.75 = 0.33

  Faktor ternormalisasi

  Gambar 13. Faktor Ternomalisasi

  Perangkingan

  Gambar 14. Perangkingan

  Keterangan: V i = rangking untuk setiap alternatif w j = nilai bobot dari setiap kriteria r ij = nilai rating kinerja ternormalisasi

  V 1 = 0,8505 V = 0,8005 2 V = 0,6745 3 Kesimpulan:

  Berdasarkan nilai perankingan maka dapat direkomendasikan prioritas calon penerima beasiswa adalah V , V , dan V . 1 2 3 D.

   PHP

  PHP atau kependekan dari Hypertext Preprocessor adalah salah satu bahasa pemrograman open source yang sangat cocok atau dikususkan untuk pengembangan website dan dapat ditanamkan pada sebuah skrip HTML.PHP diciptakan untuk mempermudah pengembang website dalam menulis halaman website dinamis dengan cepat, bahkan lebih dari itu kita dapat mengkolaborasi hal-hal yang luar biasa dengan php.Sehingga dengan demikian PHP sangat cocok untuk atau bagi para pemula, menengah maupun expert sekalipun.

  PHP begitu cepat popular dan berkembang begitu cepat karena PHP mempunyaibeberapa keunggulan, yaitu: a.

  Cepat, karena ditempelkan di dalam kode HTML, sehingga waktu tanggap menjadi pendek.

  b.

  Tidak mahal, pada kenyataannya PHP adalah gratis dan bisa mendapatkannya tanpa harus membayarnya.

  c.

  Mudah digunakan, PHP berisi beberapa fitur khusus dan fungsi yang dibutuhkan untuk membuat halaman website dinamis. Bahasa PHP dirancang untuk dimasukkan dengan mudah di dalam file HTML.

  d.

  Berjalan pada beberapa sistem operasi, berjalan pada sistem operasi yang beragam, Windows, Linux, Mac OS, dan kebanyakan variasi dari Unix.

  e.

  Dukungan teknis tersedia secara luas, karena PHP menyediakan dukungan gratis via daftar diskusi e-mail.

  f.

  Aman, pengguna tidak melihat kode PHP, karena kode yang ditampilkan pada browser adalah kode HTML.

  Dirancang untuk mendukung database, PHP meliputi kemampuan yangdirancang untuk berinteraksi dengan database tertentu (Pramono dan Syafii, 2006).

  E.

   Database

  Hariyanto (2004) menyatakan database adalah kumpulan data (elementer) yang secara logika berkaitan dalam mempresentasikan fenomena/fakta secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu. Basisdata adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang merefleksikan fakta-fakta yang terdapat di organisasi.

  Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstuktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya, penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data dan hubungan diantara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema atau memodelkan struktur basis data ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional yang menurut istilah layanan mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

  Basis data sendiri memiliki peranan penting dalam suatu organisasi, dan dimanfaatkan untuk sejumlah tujuan yang mendukung tujuan utama organisasi. Peranan utama basis data antara lain sebagai berikut: a.

  Ketersediaan (availability): basis data harus diorganisasi sedemikian rupa sehingga data selalu tersedia ketika diperlukan, walaupun secara fisik penyimpanan file-file datanya tidak harus berada pada satu lokasi, tetapi dengan teknologi jaringan komputer file-file data ini secara logis tersedia bagi penggunanya.

  b.

  Kecepatan dan kemudahan (speed): basis data harus bisa menjamin bahwa data dapat diakses dengan mudah dan cepat ketika diperlukan.

  c.

  Kelengkapan (completeness): data yang tersimpan dalam basis data harus lengkap, dengan kata lain dapat melayani semua kebutuhan penggunanya, walaupun kata lengkap adalah relatif terhadap kebutuhan setiap orang, namun basis data menjamin kemudahan dalam mengoleksi data, menjamin kemudahan dalam memodifikasi struktur data seperti penambahan field-field data.

  d.

  Keakuratan (accuracy): data dalam file-file database diorganisasi sedemikian rupa sehingga dapat menekan kesalahan-kesalahan pada saat pemasukan (data entry) dan pada penyimpanan (data store).

  e.

  Keamanan (security): sistem basis data yang baik pasti menyediakan fasilitas pengamanan data sehingga data tidak dapat diakses, dimodifikasi, diubah, atau dihapus oleh orang yang tidak diberi hak. Sistem basis data harus bisa menentukan siapa yang boleh mengakses data siapa yang tidak boleh, dengan demikian data dapat diamankan. f.

  Pemakaian bersama (data sharing): basis data umumnya dirancang agar dapat digunakan oleh berbagai unit kerja, dan tidak terbatas pada satu pemakai, pada satu lokasi, atau satu aplikasi saja.

  g.

  Effisiensi penyimpanan (space/storage efficiency): organisasi basis data dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghindari duplikasi data (redundancy), karena duplikasi data memperbesar ruang penyimpanan. Sistem pengkodean dan relasi data yang diterapkan pada basis data dapat menghemat ruang penyimpanan.

F. MySQL MySQL adalah salah satu database server yang cukup dikenal saat ini.

  MySQL keluaran T.c.X Data ConsultAB, sebuah perusahaan IT Swedia, yang menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan database server lainnya, yaitu: 1.

  Mampu menangani jutaan user dalam waktu yang bersamaan.

  2. Mampu menampung lebih dari 50.000 record.

  3. Sangat cepat dalam mengeksekusi perintah.

  Selain itu MySQL juga menyediakan dukungan open source.Setiap pengguna MySQL diizinkan untuk mengubah source untuk keperluan pengembangan atau menyelaraskan spesifikasi database sesuai kebutuhan.

  MySQL dan PHP bila dipasangkan akan didapatkan beberapa keuntungan, yaitu:

  1. Mereka gratis (free) sehingga efektif biaya.

  2. Mereka berorientasi Web (Web oriented). Keduanya dirancang secara khusus untuk penggunaan websites. Keduanya mempunyaisekumpulan fitur yang difokuskan pada pembangunan website dinamis.

  3. Mereka mudah digunakan (easy to use). Keduanya dirancang untuk membangun website dengan cepat.

  4. Cepat, Keduanya dirancang dengan kecepatan sebagai tujuan utama.

  Mereka bersama-sama menyediakan salah satu cara kecepatan untuk mengirimkan halaman website untuk pengguna. Mereka berkomunikasi baik dengan satu sama lain.

  5. PHP mempunyai fitur yang builtin untuk komunikasi dengan MySQL.

  6. Dukungan yang luas tersedia. Keduanya berdasar pada pengguna yang besar. Keduanya sering digunakan bersama-sama. Banyak orang bersedia untuk membantu, termasuk pada daftar diskusi email, siapa saja yang berpengalaman menggunakan MySQL dan PHP.

  Mereka customizable. Keduanya open source, sehingga mengijinkan pemrogram untuk memodifikasi software PHP dan MySQL pada lingkungan yang cocok untuk mereka sendiri (Darma, 2009).

G. HTML

  HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa pendiskripsi halaman yang menciptakan dokumen-dokumen hypertext atau

  hypermedia.HTML memasukkan kode-kode pengendali dalam sebuah

  dokumen pada berbagai point yang dapat di spesifikasikan, yang dapat menciptakan hubungan (hyperlink) dengan bagian lain dari dokumen tersebut atau dengan dokumen lain yang berada di World Wide Web.

  Sebuah halaman website minimal mempunyai empat buah tag, yaitu: 1.

  <HTML> sebagai tanda awal dokumen HTML.

  2.

  <HEAD> sebagai informasi pada header. Di dalam tag ini kita bisa meletakkan tagTITLE, BASE, LINK, SCRIPT, STYLE& META.

  3.

  <TITLE> sebagai title atau judul halaman. Kalimat yang terletak di dalam tag iniakanmuncul pada bagian paling atas. Browser anda (pada title

  bar).

  4.

  <BODY> sebagai isi yang nampak pada halaman website, dapat berupa teks,grafik,dan lain-lain.

  Untuk membuat kode HTML kita dapat menggunakan editor notepad dan menyimpannya dengan ekstensihtm atau html(Darma, 2009).

H. Penelitian Sejenis 1. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Obat Sakit Kepala Menggunakan Metode Simple Additive Wieghting (SAW) (Sofiyudin, 2013).

  Telah berhasil dibangunnya Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Obat Sakit Kepala menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW).Metode Simple Additive Wieghting (SAW) merupakan metode yang dapat digunakan untuk pemilihan obat sakit kepala, karena metode tersebut dapat memberikan solusi dalam penelitian obat sakit kepala terbaik.Pemilihan obat berdasarkan penjumlahan terbobot dari rating kecocokan pada setiap alternative pada setiap atribut.

  2. Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Jenis Ikan Air Tawar Di Kabupaten Banyumas Menggunakan Metode Simple Additive Wieghting (SAW) (Triyadi, 2013).

  Metode Simple Additive Wieghting(SAW) merupakan metode yang dapat digunakan dalam menentukan jenis ikan air tawar di daerah Kabupaten Banyumas. Aplikasi dengan metode Simple Additive Wieghting (SAW) dapat mempermudah para petani ikan dalam menentukan jenis ikan air tawar di Kabupaten Banyumas.

  3. Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Karyawan Terbaik

Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) (Studi Kasus

di Pamella Swalayan) (Ariyanto, 2012).

  Berdasarkan kegiatanyang telah dilakukan oleh penulis selama perancangan sampai implementasi sistem pendukung keputusan pemilihan karyawan terbaik ini, maka telah berhasil dibuat sistem pendukung keputusan pemilihan karyawan terbaik dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) di Pamella Swalayan.Sistem memberikan solusi rekomendasi karyawan terbaik kepada pegawai (user) sesuai dengan kriteria dan bobot yang ditentukan diawal sebelum perhitungan.