BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Banjarnegara - Sinung Hanitya Daniswara BAB II

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Banjarnegara Menurut Biro Humas Jateng (2016), Kabupaten Banjarnegara adalah

  sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kabupaten Banjarnegara terletak di antara 7° 12' - 7° 31' LS dan 109° 29' - 109° 45'50" BT. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 Ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di sebelah Utara, Kabupaten Wonosobo di sebelah Timur, Kabupaten Kebumen di sebelah Selatan, serta Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di sebelah Barat.

  Bentang alam berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : Zona Utara, adalah kawasan pegunungan yang merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, Pegunungan Serayu Utara. Daerah ini memiliki relief yang curam dan bergelombang.Di perbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang terdapat beberapa puncak, seperti Gunung Rogojembangan dan Gunung Prahu.Beberapa kawasan digunakan sebagai obyek wisata, dan terdapat pula pembangkit listrik tenaga panas bumi. Zona sebelah utara meliputi kecamatan Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Pagentan, Pejawaran, Batur, Karangkobar, Madukara Zona Tengah, merupakan zona Depresi Serayu yang cukup subur. Bagian wilayah ini meliputi kecamatan Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Wanadadi, Banjarmangu, Rakit Zona Selatan, merupakan bagian dari Pegunungan Serayu, merupakan daerah pegunungan yang memiliki relief curam meliputi kecamatan Pagedongan,

  .

  Banjarnegara, Sigaluh, Mandiraja, Susukan, Bawang

  B. Sistem Informasi Geografis (SIG)

  Sistem Informasi Geografis adalah gabungan dari 3 unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografis. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu sistem informasi yang menekankan pada unsur “informasi geografis” (Budianto, 2010).

  C. Android

  Menurut Safaat (2012), Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencangkup sistem operasi, dan aplikasi. Android menyediakan platform terbuka bagi para

  middleware

  pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka. Google Inc. membeli Android Inc. yang merupakan pendatang baru peranti lunak untuk ponsel.

  Untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T- Mobile, dan Nvidia.

  Saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Google merilis kode

  • –kode Android
di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler.

  Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar –benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD).

  Pada Juli 2005, Google bekerjasama dengan Android Inc., perusahaan yang berada di Palo Alto, California Amerika Serikat. Para pendiri Android Inc. bekerja pada Google, di antaranya Andy Rubin, Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White. Saat itu banyak yang menganggap fungsi Android Inc. hanyalah sebagai perangkat lunak pada telepon seluler, sejak saat itu muncul rumor bahwa Google hendak memasuki pasar telepon seluler. Di perusahaan Google, tim yang dipimpin Rubin bertugas mengembangkan program perangkat seluler yang didukung oleh kernel Linux. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa Google sedang bersiap menghadapi persaingan dalam pasar telepon seluler.

D. Java

  Menurut Haryanto (2011), Java merupakan bahasa pemrograman modern yang yang diciptakan Sun Microsystem pada tahun 1995. Hampir semua perusahaan perangkat lunak bersatu mendukung dan mengembangkan sistem berbasis Java. Bahasa Java tidak mensyaratkan platform tertentu. Aplikasi yang dibuat dengan Java dapat dijalankan di platform manapun yang sangat beragam.

  E. Tanah Longsor

  Tanah longsor terjadi karena proses alami dalam perubahan struktur muka bumi, yakni adanya gangguan kestabilan pada tanah atau batuan penyusunnya. Gangguan kestabilan ini dipengaruhi oleh kondisi geomorfologi terutama faktor ketinggian dataran, kondisi batuan ataupun tanah penyusunnya, dan kondisi hidrologi atau tata air pada lereng. Meskipun longsor merupakan gejala fisik alami, namun beberapa hasil aktifitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam juga dapat menjadi faktor penyebab ketidakstabilan lereng yang dapat mengakibatkan terjadinya longsor, yaitu ketika aktifitas manusia ini beresonansi dengan kerentanan dari kondisi alam. Faktor-faktor aktifitas manusia ini antara lain pola tanam, pemotongan lereng, pencetakan kolam, drainase, konstruksi bangunan, kepadatan penduduk dan usaha mitigasi (Irman, 2012)

  F. Daerah Rawan Longsor

  Berdasarkan keputusan menteri pekerjaan umum, NO.22/PRT/M/2007 :

  1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

  2. Bencana longsor adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh proses perpindahan masa tanah atau batuan dengan arah tegak, mendatar, miring dari kedudukan semula, karena pengaruh gravitasi, arus air dan beban.

  3. Daerah rawan bencana longsor adalah kawasan lindung atau kawasan budi daya yang meliputi zona-zona berpotensi longsor.

  4. Zona berpotensi longsor adalah daerah dengan kondisi terrain dan geologi yang sangat peka terhadap gangguan luar, baik bersifat alami maupun aktifitas manusia sebagai faktor pemicu gerakan tanah, sehingga berpotensi longsor.

  5. Klasifikasi tipe zona berpotensi longsor adalah pengelompokan tipe-tipe zona berpotensi longsor berdasarkan tingkat kerawanannya yang menghasilkan tipe-tipe zona dengan tingkat kerawanan tinggi, sedang, dan rendah.

  6. Tingkat kerawanan adalah ukuran yang menyatakan tinggi rendahnya kemungkinan terjadinya longsor yang diindikasikan oleh faktor-faktor kemiringan lereng, kondisi tanah, batuan penyusun lereng, curah hujan, keairan lereng dan faktor manusia.

  G.

   Web Service

  Menurut Lucky (2008), Web Service berbeda dengan website, perbedaanya adalah web service tidak memiliki tampilan (user interface) sedangkan website memiliki tampilan (user interface). Web service dibuat untuk menyediakan service atau layanan. Layanan tersebut akan dipanggil oleh aplikasi yang memanggil. Dengan demikian yang menjadi interface adalah aplikasi yang memanggil web service tersebut. Web service dapat dipanggil menggunakan bantuan HTTP (Hypertext Transfer Protocol). Web service merupakan aplikasi yang dibuat agar dipanggil atau diakses oleh aplikasi lain melalui intranet maupun internet dengan menggunakan xml sebagai format pesan.

  H.

   JavaScript Object Notation (JSON)

  Menurut Kasman (2013), XML bukanlah satu-satunya sarana untuk pertukaran data, kini telah hadir JSON sebagai format baru untuk pertukaran data, XML mungkin lebih dulu populer dibanding JSON, tapi sebenarnya jika diadu, JSON lebih unggul dari XML. Mulai dari kecepatan, penulisan yang lebih gampang dan coding untuk parsing yang lebih ringkas dan sederhana.

  JSON sendiri adalah format pertukaran data yang ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate) oleh komputer. Format ini dibuat berdasarkan bagian dari Bahasa Pemrograman JavaScript, Standar ECMA-262 Edisi ke-3 – Desember 1999. JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemrograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript, Perl, Phyton dan lain-lain. Oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON ideal sebagai bahas petukaran data.

I. PHP

  Menurut Nugroho (2005), PHP adalah bahasa program yang digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web (Website, blog, atau, aplikasi web). PHP termasuk bahasa pemrograman yang hanya bisa berjalan di sisi server, atau sering disebut Side Server Language. Jadi program yang dibuat dengan kode PHP tidak bisa berjalan kecuali apabila dijalankan pada server web, tanpa adanya server web yang terus berjalan aplikasi tidak akan bisa dijalankan.

  J.

   Model Waterfall Model Waterfall adalah salah satu model dalam pengembangan sistem.

  Model Waterfall menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau teturut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support) (Rosa dan Shalanuddin, 2013).

  1. Analisis kebutuhan perangkat lunak Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user.

  Kebutuhan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori sebagai berikut (Rosa dan Shalanuddin, 2013):

  a.

   Functional requirement

  Kebutuhan yang terkait dengan fungsi produk, misalnya sistem informasi harus mampu mencetak laporan, sistem informasi harus mampu menampilkan grafik, dan lain-lain.

  b.

   Development requirement

  Kebutuhan yang terkait tools untuk pengembangan sistem informasi baik perangkat keras maupun perangkat lunak.

  c.

   Deployment requirement

  Kebutuhan terkait dengan lingkungan di mana sistem informasi akan digunakan baik perangkat lunak maupun perangkat keras.

  d.

   Performance requirement

  Kebutuhan yang terkait dengan ukuran kualitas maupun kuantitas, khususnya terkait dengan kecepatan, skalabilitas, dan kapasitas.

  e.

   Documentation requirement

  Kebutuhan ini terkait dengan dokumen apa saja yang akan disertakan pada produk akhir. Dokumen yang biasanya dihasilkan pada tahap akhir pengembangan sistem informasi antara lain dokumen teknis (mulai dari dokumen perencanaan proyek, analisis, desain, sampai pengujian), user manual, dan dokumen pelatihan.

  f.

   Support requirement

  Kebutuhan yang terkait dukungan yang diberikan setelah sistem informasi digunakan. Dukungan teknis tersebut misalnya adanya pelatihan bagi calon pengguna.

  g.

   Miscellaneous requirement

  Kebutuhan ini adalah kebutuhan-kebutuhan tambahan lainnya yang belum tercakup pada beberapa kategori kebutuhan yang telah terdefinisi di atas.

  2. Desain

  Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean.

  3. Pembuatan kode program Desain harus ditranslasikan ke dalam kode program perangkat lunak.

  Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.

  4. Pengujian Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logika dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai yang diinginkan.

  Ada berbagai macam pengujian sistem, salah satunya yaitu pengujian black box. Pengujian black box juga disebut pengujian perilaku, berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Teknik pengujian black box memungkinkan untuk membuat beberapa kumpulan kondisi masukan yang sepenuhnya akan melakukan semua kebutuhan fungsional untuk program (Pressman, 2012).

  5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance) Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.

  K. MySQL

  MySQL merupakan program database yang bersifat jaringan, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multi user (banyak pengguna). MySQL menggunakan bahasa query (permintaaan) standar SQL (Structured Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan terstruktur, SQL telah distandarkan untuk semua program pengakses database seperti oracle, Postgre SQL, SQL Server (Supriyanto, 2010).

  L. Google Maps dan Google Maps API

1. Google Maps

  Google Maps adalah layanan aplikasi peta online yang disediakan oleh Google secara gratis. Layanan peta Google Maps secara resmi dapat diakses melalui sit(Google Maps, 2015). Google Map menawarkan peta dan gambar satelit untuk seluruh dunia. Layanan ini dibuat interaktif, karena di dalamnya peta dapat digeser sesuai keinginan pengguna, mengubah level zoom, serta mengubah tampilan jenis peta. Fasilitas lain yang disediakan antara lain adalah pencarian lokasi dengan memasukkan kata kunci, kata kunci yang dimaksud seperti nama tempat, kota, atau jalan, fasilitas lainnya yaitu perhitungan rute perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya.

  Google Maps dibuat dengan menggunakan kombinasi dari gambar peta, database, serta obyek-obyek interaktif yang dibuat dengan bahasa pemrograman HTML, Javascript dan AJAX, serta beberapa bahasa pemrograman lainnya. Gambar yang muncul pada peta merupakan hasil komunikasi dengan database pada web server Google untuk menampilkan gabungan dari potongan-potongan gambar yang diminta. Keseluruhan citra yang ada diintegrasikan ke dalam database pada Google Server, yang dapat dipanggil sesuai kebutuhan permintaan. Bagian- bagian gambar map merupakan gabungan dari potongan gambar-gambar bertipe PNG yang disebut tile yang berukuran 256 x 256 pixel seperti 0.

  Gambar 1. Pembagian gambar peta 256x256 pixel pada Google Maps Tiap-tiap potongan pada gambar 1 mewakili gambar tertentu dalam

  , latitude dan zoom level tertentu. Kode Javascript yang digunakan

  longitude

  untuk menampilkan peta Google Maps diambil dari link URL. Jadi untuk menampilkan peta suatu lokasi yang diinginkan, dapat dengan cara mengirimkan URL yang diinginkan.

2. Google Maps API

  Google Maps API merupakan aplikasi interface yang dapat diakses lewat javascript agar Google Maps dapat ditampilkan pada aplikasi yang sedang dibangun (Google Maps, 2012). Untuk dapat mengakses Google Maps, API key harus didaftarkan terlebih dahulu dalam bentuk nama domain web. API atau Application Programming Interface merupakan suatu dokumentasi yang terdiri dari interface, fungsi, kelas, struktur dan sebagainya untuk membangun sebuah perangkat lunak. Dengan adanya API ini, maka memudahkan programer untuk membongkar suatu software, kemudian dapat dikembangkan atau diintegrasikan dengan perangkat lunak yang lain. API dapat dikatakan sebagai penghubung suatu aplikasi dengan aplikasi lainnya yang memungkinkan programer menggunakan sistem

  function . Proses ini dikelola melalui sistem operasi. Keunggulan dari API

  ini adalah memungkinkan suatu aplikasi dengan aplikasi lainnya dapat saling berhubungan dan berinteraksi. Bahasa pemrograman yang digunakan oleh Google Maps yang terdiri dari HTML, Javascript dan AJAX serta XML, memungkinkan untuk menampilkan peta Google Map di website lain.

  M. Keyhole Markup Language (KML)

  Menurut DEPHUT (2010), KML adalah XML yang berfokus pada visualisasi geografis, termasuk anotasi peta dan citra. Visualisasi geografisnya mencakup tidak hanya penyajian data grafik di peta dunia tetapi juga dalam hal navigasi kendali dalam mengarahkan pengguna saat menggunakan peta.

  KML mempunyai suatu set struktur berupa tempat, foto, polygon, model 3D, teks keterangan, dan lain-lain untuk ditampilkan di dalam Google Earth, Google Maps, dan mobile. Setiap tempat memiliki bujur dan lintang. Dari data XML inilah dapat dipetakan ke dalam Google Maps menjadi sebuah layer KML.

  N. Kajian yang Sudah Dilaksanakan

  

1. Aplikasi Google Maps API untuk Sistem Informasi Geografis. Tujuan dari

  penelitian ini adalah untuk merancang sistem informs geografis dengan memanfaatkan Google Maps API. Untuk mempermudah pengumpulan data, penyimpanan data, pengolahan data, analisis data dan fenomena yang terjadi yang berkaitan dengan geografis. (Sholeh, dkk., 2011).

  

2. Sistem Informasi Geografis Cabang dan Ranting Muhammadiyah Berbasis

Android Mobile dengan Layanan berbasis Lokasi di Wilayah Purwokerto.

  Sistem ini bertujuan untuk membantu masyarakat dan memudahkan serta mempercepat pencarian informasi mengenai Lokasi cabang dan ranting muhammadiyah dengan menggunakan SIG berbasis android dan dapat menjadi acuan Lembaga pengembangan cabang dan ranting untuk memperbaiki fasilitas yang tersedia. (Nuari, 2013)

  

3. Analisis Potensi Bahaya Tanah Longsor Menggunakan Sistem Informasi

  Gografis di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali menjelaskan tentang faktor-faktor yang paling dominan dalam menentukan bahaya tanah longsor (Rudiyanto, 2010).