Hubungan antara persepsi mahasiswa psikologi Universitas Sanata Dharma terhadap profesi psikolog dengan motif berprestasi - USD Repository
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA TERHADAP PROFESI PSIKOLOG DENGAN MOTIF BERPRESTASI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Program Studi Psikologi
Oleh:
V. Anindita Wedhasmara NIM : 029114063
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
Motto Tariklah napas Hembuskan Tariklah napas sekali lagi Tersenyumlah Santailah Sampailah Dimana engkau berada Bersikaplah alami Terbukalah terhadap ketidakberdayaan Untuk menjadi Dan bukan melakukan Tinggalkan segalanya Biarkan pergi Nikmati sebentar Kenikmatan meditasi yang menakjubkan ini
Lama Surya Das Hal yang paling berbahaya di dunia ini Adalah mengira bahwa engkau memahami sesuatu
Lao Tsu
Skripsi dengan Judul
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA PSIKOLOGI
TERHADAP PROFESI PSIKOLOG DENGAN MOTIF
BERPRESTASI
Saya persembahkan kepada
:
Bapa di Surga
Bunda Maria
Bapak B. Widjokongko
Ibu Sri Budiastuti
Saudaraku Budi Baskara
Dan Malaikat kecilku Thea Novena
Serta semua nabi, mesias, avatar, budha dan sufi
yang telah menebarkan benih-benih kasih ke seluruh
penjuru dunia ini
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Hubungan
Antara Persepsi Mahasiswa Psikologi Terhadap Profesi Psikolog Dengan Motif
Berprestasi” ini tidak memuat karya atau sebagian karya orang lain kecuali yang
telah saya sebut dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya
ilmiah Yogyakarta, 15 November 2007 Penulis,V. Anindita Wedhasmara
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama :V. Anindita Wedhasmara Nomor Mahasiswa : 029114063
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Terhadap Profesi
Psikolog Dengan Motif Berprestasi beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 28 Februari 2008 Yang menyatakan ( V. Anindita Wedhasmara )
ABSTRAK
V. Anindita Wedhasmara (2007). Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa
Psikologi Terhadap Profesi Psikolog Dengan Motif Berprestasi. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Persepsi adalah cara individu dalam melihat, mengerti dan menafsirkandunia, berdasarkan kebutuhan dan pengalamannya masing-masing. Penafsiran
atau interpretasi yang dilakukan ini, pada akhirnya akan sangat mempengaruhi
individu dalam berperilaku dan mengambil keputusan. Berpijak dari kenyataan
tersebut, peneliti ingin melihat apakah persepsi mahasiswa psikologi terhadap
profesi psikolog akan berhubungan dengan motif mahasiswa tersebut untuk
berprestasi dengan lebih baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi
mahasiswa psikologi terhadap profesi psikolog dengan motif berprestasinya.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Jogjakarta, yang berjumlah 60 orang. Metode yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan skala, yaitu skala
persepsi terhadap profesi psikolog dan skala motif berprestasi, yang dibuat sendiri
oleh peneliti. Uji kesahihan butir dan reliabilitas skala penelitian menghasilkan
koefisien reliabilitas sebesar 0,952 untuk skala persepsi terhadap profesi psikolog,
dan sebesar 0,914 untuk skala motif berprestasi. Dari hasil tersebut terlihat bahwa
kedua skala penelitian ini valid dan reliabel.Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa sebaran data yang ada normal dan
mengikuti fungsi linier, sehingga data penelitian dapat dianalisis dengan
menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Koefisien korelasi
yang diperoleh adalah sebesar 0,706 dengan p = 0,000 atau p < 0,01. Dengan
demikian hipotesis penelitian ini, yang menyatakan bahwa ada hubungan positif
yang signifikan antara persepsi mahasiswa psikologi terhadap profesi psikolog
dengan motif berprestasinya, dapat diterima.Kata Kunci: Motif Berprestasi, Profesi Psikolog, Persepsi Mahasiswa Psikologi
ABSTRACT
V. Anindita Wedhasmara (2007). The Relationship between Psychology Student Perceptions in Psychologist Profession and the Achievement Motive.
Yogyakarta: Faculty of Psychology of The Sanata Dharma University The perception is the human individual way to see, to understand, and to
estimate world based on the needs and experience. The human explanation or
interpretation is highly influence to the human attitude mainly in decision making.
Based on those realities, researcher wants to know, the connection between
psychology student perceptions on profession with student’s motivation for better
achievement.The aim of this research was to found the relationship between psychology
student perceptions in psychologist profession with achievement motive. The
subject of this research were 60 students from the Faculty of Psychology, Sanata
Dharma University, Yogyakarta. The collecting data technique used two scales,
which were the perception scale for perception in psychology profession and
achievement motive scale made by the researcher. The test of validity point and
research scale reliability generated reliability coefficient as big as 0,952 for
perception scale and 0,914 for achievement motive scale, so both scales were
valid and reliable.The product of assumption test showed normal distribution and linier
function. Furthermore, the data can be analyzed by Pearson’s Product moment
correlation technique. The coefficient correlation was 0.706 (p = 0.000 or < 0.01).
So the hypotheses that highly positive correlation between psychology student
perceptions in psychologist profession with the achievement motive was accepted.
Key Word: Achievement Motive, Psychologist Profession, Psychology Student Perceptions
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Bapa di surga yang telah melimpahkan berkat kasih-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Tanpa
bimbingan-Nya, tentulah skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik.Penulisan skripsi ini merupakan pengalaman yang sangat luar biasa bagi
penulis, karena lewat penulisan ini penulis mendapatkan banyak sekali pelajaran
hidup yang sangat berharga. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan waktu, informasi, dan dukungan
hingga selesainya penyusunan skripsi ini, secara khusus kepada:
1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi kesempatan dalam penyusunan skripsi ini 2. Ibu Nimas Eki Suprawati, S.Psi, Psi selaku pembimbing skripsi, yang dengan teliti memeriksa dan senantiasa memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini 3. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi, M.Si dan Ibu P. Henrietta PDADS., S.Psi,M.Si yang telah memberikan masukan saat presentasi dan proses revisi.
4. Ibu Titik S.Psi, Bapak Carolus Adi Nugroho, S. Psi dan Ibu A. Tanti Arini, S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing akademik
5. Bapak Y Agung Santoso, S. Psi dan Bapak Heri Widodo, S. Psi., M. Psi
yang telah memberikan masukan saat proses penulisan skripsi ini6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi USD Yogyakarta; Ibu MB.
Rohaniwati, Mas Gandung Widiyantoro, Mas P. Mujiono, Mas Doni, dan
Bpk Giyono yang dengan setia senantiasa melayani kami para mahasiswa
7. Bapak B. Widjokongko, Ibu MTH. Sri Budiastuti serta adikku Ch. Budi
Baskara, yang senantiasa memberiku kasih dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini
8. Lebih dari siapapun, untuk Thea Novena, kekasih sekaligus sahabat
terbaikku, terimakasih untuk semuanya, semoga berkat dan kasih Bapa selalu membimbing setiap langkah hidupmu
9. Keluarga besar Gamelan Kidul; Bapak Andreas Tuwaji, Ibu Sri Susanti,
Mbak Lia dan Dik Theo terimakasih atas dukungan doa dan kasih yang besar, sehingga penulis dapat tetap bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini
10. Keluargaku di Jogja: Om Damar, Tante Ria, Tio dan Mbak Nem,
terimakasih untuk dukungan dan perhatiannya selama ini
11. Semua teman psikologi yang sudah meluangkan waktunya untuk mengisi
skala penelitian ini, terimakasih banyak12. Ibu Etik, Mba Endah, Mbak Lia dan Mas Andri, terimakasih atas bantuannya dalam pembuatan skala penelitian, Tuhan Memberkati
13. Mas Uki Sadewa, guru serta pembimbing spiritualku, terimakasih untuk percikan api kesadarannya
14. Teman-teman satu perjuangan di Asta Mistika: Nope, Ajenk, Asih, Aning, Wiwin, Usman, Nanok, Budi dan tak ketinggalan Ucil, kalian semua berkat bagiku, mari bersama berjalan menuju kesadaran! 15. Teman-teman di Alamanda: Gunawan, X-sun, Andimon, Ochin, Agus, Zoe, Tusta, Mas Anggi, Mas Snuwi dan Pak Kapten, Berkah Dalem
16. Temen-teman di Geng Banyak: Tyas, Elen, Tika, Barjo, Arba, Desta, Lisna, dan Dedy, kalian teman pertamaku di psikologi, terimakasih ya
17. Temen-temen psikologi ‘02: Lita, Fista, Mitha, Lia, Tanti, Ian, Sani, Dimas,
Roni, Ronald, dll, matur sembah nuwun
18. Galih, Fika, Cahya, Echa, serta semua anak bimbingannya bu Nimas yang
lain, maju terus!19. Temen-temen komunitas KRK: Sinug, Puri, Ajeng, Monik, dll, hidup KRK! 20.
Para sahabat di Solo: Somad, Bagus, Mia dan Jacob, kasih yang aku rasakan lewat kehadiran kalian begitu besar, terimakasih ya, Gusti Mberkahi
21. Pak Joko, Yayank Tika serta Kang Hari, terimakasih atas berbagai suntikan
informasinya22. de Mello, Khrisna, Robbins, Das, Nietzche, Marx, Freud, Rowling, Stroud, Brown, Dee, Utami, Ellis, Gunawan, Tallis, Goleman, Gardner, serta semua penulis yang telah membakar dunia ini dengan karyanya, terimakasih! Yogyakarta,
15 November 2007 Hormat saya,
V. Anindita Wedhasmara
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................................i
MOTTO ................................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................iv
ABSTRAK …........................................................................................................ v
ABSTRACT ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 11BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 12
A. Motif Berprestasi ...................................................................................... 121. Pengertian Motif ................................................................................ 12
d. Syarat-Syarat Terbentuknya Persepsi .......................................... 31 2. Profesi Psikolog ................................................................................. 32
C. Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Psikologi Terhadap Profesi Psikolog Dengan Motif Berprestasi .......................................................46 D. Hipotesis ................................................................................................ 50
b. Persepsi Mahasiswa Psikologi Terhadap Profesi Psikolog ..........39
Mahasiswa Psikologi ....................................................................37
3. Persepsi Mahasiswa Psikologi Terhadap Profesi Psikolog ...............37 a.
Pengertian Profesi Psikolog ......................................................... 35
a. Pengertian Profesi ........................................................................ 32 b.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ............................... 29
2. Pengertian Motif Berprestasi .............................................................14 3.
Aspek-Aspek yang Membentuk Persepsi .................................... 26
a. Pengertian Persepsi ...................................................................... 23 b.
Persepsi ............................................................................................. 23
B. Persepsi Mahasiswa Psikologi Terhadap Profesi Psikolog .................... 23 1.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motif Berprestasi ..................... 20
Ciri-Ciri Individu yang Memiliki Motif Berprestasi Tinggi ............. 16
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 52
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 52B. Variabel Penelitian ................................................................................. 52
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................... 531. Persepsi Terhadap Profesi Psikolog ................................................. 53
2. Motif Berprestasi .............................................................................. 53 D. Subyek Penelitian .................................................................................... 54
E. Metode dan Alat Pengumpul Data ......................................................... 55
1. Skala Persepsi Terhadap Profesi Psikolog....................................... 56 2.
Skala Motif Berprestasi.................................................................... 63
F. Pengujian Instrumen Penelitian.............................................................. 66
1.Uji Coba Alat Ukur ......................................................................... 66
2. Uji Kesahihan Item Skala ............................................................... 67
a. Skala Persepsi Terhadap Profesi Psikolog ................................ 67 b.
Skala Motif Berprestasi ............................................................. 69
3. Uji Reliabilitas ................................................................................. 70 G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 73
A. Orientasi Kancah Penelitian ................................................................... 73 B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 75C. Hasil Uji Asumsi .................................................................................... 75
1. Uji Normalitas .................................................................................. 752. Uji Linearitas .................................................................................... 76 D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 77
1. Data Penelitian ................................................................................... 77
2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 80 E. Pembahasan .............................................................................................. 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 90
A. Kesimpulan .............................................................................................. 90 B. Saran ........................................................................................................ 91DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
LAMPIRAN ......................................................................................................... 97
DAFTAR BAGAN 1.
Bagan 1: Bagan Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Psikologi Terhadap
Profesi Psikolog Dengan Motif Berprestasi .................................................. 51
DAFTAR TABEL 1.
Tabel 1: Distribusi Item Skala Persepsi Terhadap Profesi Psikolog Sebelum Uji Coba ................................................................................... 62
2. Tabel 2: Skor Skala Persepsi Terhadap Profesi Psikolog Berdasarkan Kategori Jawaban ............................................................... 63
3. Tabel 3: Distribusi Item Skala Motif Berprestasi Sebelum Uji Coba ..... 65
4. Tabel 4: Skor Skala Motif Berprestasi Berdasarkan Kategori Jawaban... 66
5. Tabel 5: Distribusi Item Skala Persepsi Terhadap Profesi Psikolog Setelah Uji Coba ...................................................................................... 68
6. Tabel 6: Distribusi Item Skala Motif Berprestasi Setelah Uji Coba ........ 70
7. Tabel 7: Data Penelitian ........................................................................... 77
8.Tabel 8: Norma Kategorisasi Persepsi Terhadap Profesi Psikolog Dan Motif Berprestasi .............................................................................. 78
9. Tabel 9: Norma Kategorisasi Persepsi Tehadap Profesi Psikolog ........... 79
10. Tabel 10: Norma Kategorisasi Motif Berprestasi ..................................... 80
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A : SKALA UJI COBA PENELITIAN ...................................97
A1 : Skala Motif Berprestasi ......................................................97A2 : Skala Persepsi Terhadap Profesi Psikolog ........................103
LAMPIRAN B : SKALA PENELITIAN .....................................................110
B1 : Skala Motif Berperstasi .....................................................110 B2 : Skala Persepsi Terhadap Profesi Psikolog .........................115
LAMPIRAN C : DATA UJI COBA PENELITIAN ....................................121
C1 : Data Motif Berprestasi .......................................................121 C2 : Data Persepsi Terhadap Profesi Psikolog ..........................126LAMPIRAN D : HASIL UJI RELIABILITAS .............................................131
D1 : Reliabilitas Motif Berprestasi ............................................131 D2 : Reliabilitas Persepsi Terhadap Profesi Psikolog ...............138
LAMPIRAN E : DATA PENELITIAN .........................................................146
E1 : Data Motif Berprestasi ........................................................146 E2 : Data Persepsi Terhadap Profesi Psikolog ...........................154LAMPIRAN F : HASIL UJI ASUMSI ..........................................................162
F1 : Uji Normalitas .....................................................................162 F2 : Uji Linearitas .......................................................................163
LAMPIRAN G : HASIL UJI HIPOTESIS ......................................................164
LAMPIRAN H : SURAT IJIN PENELITIANLAMPIRAN I : PROFESIONAL JUDGEMENT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Psikologi mempunyai sejarah perkembangan yang
cukup panjang. Pada mulanya disiplin ini menjadi satu dengan filsafat dan tidak
menjadi sebuah disiplin ilmu tersendiri sampai tahun 1879, ketika Wilhelm
Wundt mendirikan laboratorium psikologi yang pertama. Sebelumnya, setiap
observasi dan wawasan yang diasosiasikan dengan psikologi adalah bagian dari
ilmu filsafat. Pada akhir abad dua puluh kedua bidang ini terpisah, psikologi
keluar dari disiplin humaniora dan lebih memilih pindah ke disiplin ilmu sosial.
Era psikologi behaviorisme membuat garis pemisah yang semakin jelas antara
psikologi dan filsafat. Tokoh psikologi behaviorisme seperti John Watson dan B.
F. Skinner membawa segala pertanyaan mereka tentang kehidupan manusia ke
dalam laboratorium, lalu melakukan percobaan atasnya. Demikianlah akhirnya
psikologi secara resmi benar-benar terpisah dari filsafat, walau sebenarnya kedua
bidang tersebut tidak bisa dipisahkan secara mutlak karena keduanya mempunyai
objek pengamatan yang sama yaitu kodrat manusia (Marinoff, 2003).Setelah terpisah dari filsafat, psikologi mencoba mencari
jalannya sendiri, untuk menjawab pertanyaan mendasar tentang kodrat manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat berdampak juga
pada perkembangan ilmu psikologi. Psikologi telah banyak melahirkan teori-teori
tentang manusia. Ada tiga mazhab besar dalam psikologi, yaitu Psikoanalisis,
Behaviorisme dan Humanistik, yang masing-masing mempunyai cara pandang
berbeda tentang kodrat manusia (Rakhmat, 2001). Hal ini sebenarnya
menunjukkan kompleksitas manusia sebagai objek kajian psikologi. Terlebih di
era globalisasi seperti sekarang ini, permasalahan manusia menjadi semakin
kompleks. Ilmu pengetahuan bagaikan pisau bermata dua, karena disamping
membawa perubahan yang positif, kehadirannya juga menimbulkan banyak
permasalahan. Situasi seperti inilah yang semakin memicu perkembangan ilmu
psikologi sebagai salah satu alternatif solusi bagi permasalahan hidup manusia.Di Indonesia, psikologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang masih terus berkembang. Disiplin ini, berdasarkan sistem pendidikan yang diatur oleh negara (SK Mendikbud no. 18/D/O/1993), terbagi menjadi dua kelompok profesi. Yang pertama dikenal dengan sebutan ilmuwan psikologi,
yaitu mereka yang berhak memberikan jasa psikologi namun tidak berhak atau
tidak berwenang dalam melakukan praktek psikologi di Indonesia. Sedang yang kedua dikenal dengan sebutan psikolog, yaitu mereka yang berhak danberwenang menjalankan praktek psikologi di wilayah hukum negara Republik
Indonesia (Widyanto dan Suhartanto, 2004). Para profesional dari kedua kelompok profesi psikologi inilah yang akan menentukan arah perkembangan ilmu dan penerapan psikologi di Indonesia.Selain peran dari para profesional psikologi, perkembangan ilmu dan penerapan psikologi juga menjadi tugas bagi mahasiswa psikologi.
Kondisi profesi psikologi di masa yang akan datang akan sangat tergantung dari kualitas kinerja mahasiswa psikologi karena mahasiswa psikologi
merupakan calon psikolog atau ilmuwan psikologi itu sendiri. Demi
terwujudnya profesi psikologi yang berkualitas, maka setiap mahasiswa
psikologi harus memiliki motif berprestasi yang tinggi dalam dirinya. Motif
berprestasi merupakan usaha yang dilakukan individu untuk meraih sukses
atau prestasi yang berkualitas (Atkinson, 1957 dalam Jung, 1978). Motif
berprestasi menjadi penting karena tanpa adanya motif berprestasi yang tinggi
maka mahasiswa psikologi akan mengalami kesulitan untuk meraih
kesuksesan, baik itu dalam bidang akademik maupun dalam berbagai bidang
kehidupan yang lain.Dengan motif berprestasi yang tinggi, mahasiswa akan selalu
terdorong untuk terus belajar demi mencapai hasil yang optimal. Mereka tidak
akan ragu dalam menghadapi tantangan karena setiap tantangan akan
dipandang sebagai kesempatan untuk mengembangkan kualitas pribadi
mereka menjadi lebih baik. Di samping itu mahasiswa yang mempunyai motif
berprestasi tinggi biasanya juga memiliki ketertarikan yang besar terhadap
kompetisi, baik itu kompetisi dengan dirinya sendiri maupun kompetisi
dengan orang lain (McClelland, 1986). Semangat berkompetisi ini akan
mendorong para mahasiswa untuk memunculkan kemampuan terbaiknya,
sehingga prestasi belajar mereka juga akan semakin meningkat.Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa motif berprestasi
memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar atau kinerja
mahasiswa psikologi. Maka dari itu menjadi sangat penting bagi setiap
mahasiswa psikologi untuk mengembangkan motif berprestasi yang positif
dalam dirinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya motif
berprestasi adalah persepsi. Dalam konteks penelitian ini, peneliti ingin
melihat apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa psikologi terhadap
profesi psikolog dengan motif berprestasi mereka. Peneliti memilih untuk
memfokuskan perhatian pada persepsi terhadap profesi psikolog, dan bukan
persepsi terhadap profesi ilmuwan psikologi, karena berdasarkan wawancara
terhadap beberapa mahasiswa dan dosen terlihat bahwa saat ini minat utama
sebagian besar mahasiswa psikologi adalah pada profesi psikolog. Hal ini
disebabkan karena profesi psikolog dapat menyediakan lapangan pekerjaan
yang lebih luas bila dibandingkan dengan profesi ilmuwan psikologi, sehingga
memudahkan anggotanya untuk memperoleh penghasilan finansial yang lebih
besar.Namun sebelum membahas tentang persepsi mahasiswa psikologi
terhadap profesi psikolog, terlebih dahulu peneliti akan memberikan gambaran
tentang kondisi profesi psikolog di Indonesia. Hal ini penting karena kondisi
tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap terbentuknya
persepsi mahasiswa psikologi terhadap profesi psikolog. Profesi psikolog
merupakan profesi yang bergerak dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat, seperti industri, pendidkan dan kesehatan (klinis). Walaupun
setiap bidang tersebut memiliki kondisi khusus, yang mungkin berlainan satu
sama lain, namun secara umum kondisi tersebut dapat dibagi menjadi dua,
yaitu kondisi yang mendukung perkembangan profesi psikolog (aspek positif)
dan kondisi yang menghambat perkembangan profesi psikolog (aspek negatif). Pada pembahasan kali ini peneliti akan memberikan gambaran umum tentang berbagai aspek positif dan negatif yang dimiliki oleh masing-masing bidang profesi psikolog tersebut.
Salah satu aspek positif dari profesi psikolog di bidang industri adalah sudah semakin diakuinya peran psikolog dalam menangani masalah-
masalah ketenagakerjaan. Pemerintah sudah mulai memberikan kepercayaan
pada psikolog untuk membantu para calon tenaga kerja dalam memahami
potensi dirinya serta untuk memilih bidang pelatihan yang sesuai dengan
an aspek positif yang muncul
dalam bidang pendidikan adalah semakin banyaknya orang tua yang
menyadari peran penting psikolog dalam membantu mengatasi berbagai
permasalahan belajar anak. Pemahaman psikolog tentang kepribadian serta
modalitas belajar anak akan sangat membantu anak untuk dapat mencapai
prestasi belajar yang optimal. Sementara dalam bidang kesehatan,
perkembangan profesi psikolog sangat ditunjang oleh kondisi aktual seputar
kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Saat ini masyarakat Indonesia harusberhadapan dengan berbagai permasalahan hidup yang cukup berat, yang
dapat menjadi faktor pemicu munculnya berbagai gangguan psikologis padamasyarakat. Disinilah peran psikolog menjadi sangat dibutuhkan untuk
menjaga kesehatan mental masyarakat (Muhdi, dalam Kompas Maret 2007).Di samping berbagai aspek positif di atas, ada juga berbagai kondisi yang dapat menghambat perkembangan profesi psikolog di Indonesia.
Sebagai contohnya, dalam bidang industri sering terjadi persinggungan antara psikolog dengan pekerja profesional yang lain, seperti praktisi hukum ataupun manajemen, yang biasanya menjadi rekanan dalam satu kelompok Human Research Development (HRD). Demikian juga dalam bidang pendidikan,
persinggungan sering terjadi antara psikolog dengan guru bimbingan
konseling di sekolah-sekolah. Menurut beberapa psikolog yang peneliti
wawancarai, persinggungan terjadi karena memang batasan kewenangan dari profesi ini masih belum begitu jelas. Sementara dalam bidang kesehatan, masalah yang muncul adalah masih banyaknya ahli-ahli terapi bukan psikolog yang memberikan jasa pelayanan psikologi. Jasa pelayanan psikologi tersebut biasanya terwujud dalam bentuk terapi-terapi psikologi, seperti salah satu yang paling banyak diminati adalah hipnoterapi. Saat ini hipnoterapi sudahmenjadi sebuah bisnis yang dapat dipelajari maupun dipraktekkan dengan
mudah oleh setiap orang tanpa harus mendalami kajian keilmuan psikologi secara formal (Kompas, 10 Desember 2006). Kondisi tersebut bila tidak segera diatasi tentu akan merusak citra psikolog di mata masyarakat.Berbagai kondisi seputar profesi psikolog di atas sangat berperan dalam membentuk persepsi mahasiswa psikologi terhadap profesi ini. Persepsi
adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan
menginterpretasikan stimulus dan pola-pola yang ada di lingkungan sehingga menjadi lebih berarti bagi individu yang bersangkutan (Atkinson, 1983).Dengan kata lain persepsi adalah cara individu dalam memandang
lingkungannya, dimana individu berperan aktif untuk menginterpretasikanstimulus berdasarkan pengalaman dan sikap-sikap yang relevan dengan
stimulus tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi bersifat sangat
subjektif. Stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda oleh
individu yang berbeda. Demikian pula halnya dengan persepsi mahasiswa
terhadap profesi psikolog. Mahasiswa yang memilih untuk memfokuskan
perhatian pada aspek positif atau berbagai potensi yang dimiliki oleh profesi
psikolog untuk berkembang, tentu akan memiliki kecenderungan untuk
mempersepsikan profesi ini secara positif. Sebaliknya mahasiswa yang hanya
memfokuskan perhatian pada aspek negatif atau kelemahan-kelemahan yang
dimiliki oleh profesi psikolog, tentu akan memiliki kecenderungan untuk
mempersepsikan profesi ini secara negatif.Persepsi mahasiswa psikologi yang berbeda-beda terhadap profesi
psikolog ini akan berdampak pada terbentuknya motif berprestasi mereka
masing-masing. Hubungan antara persepsi dengan motif berprestasi itu sendiri
dijelaskan oleh McClallend dan Atkinson, yang menyatakan bahwa persepsi
individu terhadap suatu hal berperan dalam membentuk motif berprestasi
individu tersebut. McClallend dan Atkinson (1953, dalam Jung 1978)
menjelaskan bahwa persepsi dapat mempengaruhi motif berprestasi individu
karena persepsi sangat berperan dalam menentukan orientasi masa depan
individu tersebut. Dalam konteks penelitian ini persepsi mahasiswa psikologi
terhadap profesi psikolog akan sangat menentukan terbentuknya orientasi
masa depan mahasiswa tersebut, yaitu sebagai psikolog atau justru bukan
sebagai psikolog. Orientasi masa depan mahasiswa inilah yang pada akhirnya
akan berpengaruh terhadap terbentuknya motif berprestasinya.Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa secara teoritis persepsi
mahasiswa psikologi terhadap profesi psikolog sangat berpengaruh terhadap
terbentuknya motif berprestasi mereka. Berpijak dari logika berpikir ini,
peneliti melakukan wawancara dengan beberapa orang mahasiswa psikologi
untuk melihat gambaran umum persepsi mereka terhadap profesi psikolog dan
pengaruh persepsi tersebut terhadap motif berprestasi mereka. Hasil yang
didapat cukup bervariasi. Sebagian mahasiswa memiliki persepsi yang positif
terhadap profesi psikolog. Menurut mereka seiring dengan semakin
meningkatnya taraf kecerdasan masyarakat, penerimaan dan penghargaan
terhadap profesi psikolog juga akan semakin meningkat. Bahkan dalam jangka
waktu 5 – 10 tahun lagi terapi psikologi dapat menjadi bagian dari gaya hidup
masyarakat Indonesia.Persepsi yang positif terhadap profesi psikolog ini ternyata
berpengaruh terhadap meningkatnya motif berprestasi mahasiswa. Hasil
wawancara menunjukkan bahwa mahasiswa yang mempersepsikan profesi
psikolog secara positif menjadi lebih bersemangat dalam belajar maupun
dalam menyelesaikan tugas akhir mereka. Mahasiswa-mahasiswa tersebut
memiliki kemauan yang kuat untuk segera menyumbangkan ilmu yang mereka
miliki secara nyata di dunia kerja. Bahkan beberapa dari mereka sudah mulai
mencoba untuk menerapkan ilmunya dalam berbagai bidang pekerjaan yang
memang terkait dengan dunia psikologi.Sementara itu beberapa mahasiswa psikologi yang lain ternyata
memiliki persepsi yang negatif terhadap profesi psikolog. Menurut mereka
profesi psikolog kurang mempunyai nilai jual dalam dunia kerja. Seorang
mahasiswa mengatakan bahwa saat ini psikologi sudah menjadi objek kajian
yang populer, sehingga setiap orang merasa mampu mempelajari dan
menerapkan ilmu ini dengan mudah. Mahasiswa tersebut memberikan contoh
semakin banyaknya buku-buku bertemakan psikologi yang ditulis oleh orang-
orang yang bukan psikolog, seperti motivator, ahli-ahli agama ataupun pelaku-
pelaku bisnis. Hal tersebut sebenarnya positif, namun bila tidak diimbangi
dengan munculnya penulis-penulis dari profesi psikolog itu sendiri, maka
penghargaan masyarakat terhadap profesi ini akan semakin rendah.Persepsi yang negatif terhadap profesi psikolog ini membuat para
mahasiswa tersebut menjadi kurang berorientasi pada keberhasilan studinya.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa mahasiswa yang mempersepsikan
profesi psikolog secara negatif menjadi kurang bersemangat dalam meraih
kesuksesan. Padahal semangat untuk meraih kesuksesan merupakan salah satu
ciri dari individu yang mempunyai motif berprestasi tinggi, sehingga dapat
dikatakan bahwa para mahasiswa tersebut memiliki motif berprestasi yang
rendah (Harditono dalam Harahap, 2002). Beberapa mahasiswa malah dengan
sengaja menunda-nunda proses pengerjaan skripsi karena merasa bingung
dengan masa depan mereka setelah lulus nanti.Berdasarkan analisis teori maupun wawancara di atas terlihat jelas
bahwa persepsi mahasiswa psikologi terhadap profesi psikolog sangat
berperan dalam menentukan kualitas motif berprestasi mereka. Berpijak dari
kenyataan tersebut peneliti tertarik untuk melihat dengan lebih jelas, korelasi seperti apa yang muncul antara persepsi mahasiswa psikologi terhadap profesi psikolog dengan motif berprestasi mereka.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi terhadap profesi psikolog dengan motif berprestasi pada mahasiswa psikologi.
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara persepsi terhadap profesi psikolog dengan motif berprestasi pada mahasiswa psikologi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis a.
Menambah pengetahuan atau kepustakaan dalam bidang psikologi, khususnya yang menyangkut persepsi terhadap profesi psikolog dan hubungannya dengan motif berprestasi mahasiswa psikologi.
2. Manfaaat Praktis
a. Memberikan informasi atau pengetahuan bagi dosen psikologi akan pentingnya pembentukan persepsi yang positif terhadap profesi psikolog, demi meningkatkan motif berprestasi mahasiswa psikologi.
b. Memberikan dorongan bagi dosen psikologi untuk menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang dapat membuat persepsi mahasiswa psikologi terhadap profesi psikolog menjadi lebih positif.
BAB II LANDASAN TEORI A. Motif Berprestasi
1. Pengertian Motif
Setiap individu dalam bertingkah laku akan dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu yang menjadi sebab atau pendorong. Faktor pendorong inilah yang
disebut motif. Beberapa ahli memberikan pengertian yang berbeda antara motif
dan motivasi. Teevan dan Smith (1967, dalam Martaniah, 1984) menyatakan
bahwa motivasi adalah konstruksi yang mengaktifkan perilaku, sedangkan
komponen yang lebih spesifik dari motivasi yang berhubungan dengan tipe
perilaku tertentu disebutnya motif. Sedang Handoko (1992) mengartikan motif
sebagai suatu keadaan yang mengakibatkan individu bertingkah laku untuk
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan tertentu. Sementara motivasi
merupakan motif yang telah menjadi perilaku konkretSementara McClelland (1967, dalam Martaniah, 1984) menggunakan
istilah motif dan motivasi dalam arti yang sama. Menurut pendapatnya semua
motif diperoleh dari hasil belajar. Motif merupakan dorongan untuk berubah
dalam kondisi yang afektif, karena semua motif sebenarnya didasari oleh emosi.
McClelland berpendapat bahwa motif tidak dapat dilihat begitu saja dari perilaku,
karena motif tidak selalu seperti yang tampak, kadang-kadang malah berlawanan
dengan yang tampak.Menurut Martaniah (1982) motif selalu menjadi penyebab dari setiap
tingkah laku individu. Motif juga dikatakan sebagai sebuah konstruksi yang
potensial dan laten yang dibentuk oleh pengalaman-pengalaman yang secara