Uji efikasi gel sunscreen endapan dan filtrat perasan wortel [Daucus carota] untuk mengurangi inflamasi setelah paparan sinar UV. - USD Repository

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN

WORTEL ( Daucus carota, L ) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI

SETELAH PAPARAN SINAR UV

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

  

Oleh :

Yosephin Buyunda Elasfrihira

NIM : 048114067

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  

i

UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN

WORTEL ( Daucus carota, L ) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI

  

SETELAH PAPARAN SINAR UV

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Yosephin Buyunda Elasfrihira

  

NIM : 048114067

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN

WORTEL ( Daucus carota, L ) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI

SETELAH PAPARAN SINAR UV

  Yang diajukan oleh : Yosephin Buyunda Elasfrihira

  NIM : 048114067 Telah disetujui oleh: Tanggal : 5 Agustus 2008 Tanggal : 5 Agustus 2008

  

ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PENGESAHAN

Pengesahan Skripsi Berjudul

  UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN WORTEL ( Daucus carota, L ) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI

  SETELAH PAPARAN SINAR UV Oleh :

  Yosephin Buyunda Elasfrihira NIM : 048114067

  Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 31 Juli 2008 iii

  

iv

Kupersembahkan skripsi ini

  Sebagai tanda cinta dan terima-kasihku Atas semua rancangan indah Allah Bapaku di Surga Ibu dan Bapak untuk bekal kearifan alam dalam hidupku Untuk Tako dan Dena yang selalu dapat kuandalkan

  Untuk Lolo yang selalu menggoyangkan ekornya saat aku pulang Untuk Wewe’, Tere, Nana “cacing” atas semua kegilaan masa muda kita

Untuk “rumahku” yang selalu mengijinkanku “ pulang” kapan pun aku mau

Untuk teman, sahabat, anak-anak Wortel, yang tidak pernah berhenti

  “mengolokku” dan menyayan giku

Untuk Almamaterku tercinta yang turut membentukku selama ini

’’De ng a n itu se mua a ku a da da n be rta ha n hing g a titik ini’’

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 5 Agustus 2008 Penulis,

  Yosephin Buyunda Elasfrihira

  

v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yosephin Buyunda Elasfrihira Nomor Mahasiswa : 048114067

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN WORTEL (Daucus carota,L) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI SETELAH PAPARAN SINAR UV

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 11 Agustus 2008 Yang menyatakan, Yosephin Buyunda Elasfrihira

  v i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

  Atas semua kemurahan Bapa di Surga dan perencanaan-Nya yang sangat sempurna, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN WORTEL (Daucus carota, L) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI SETELAH PAPARAN SINAR UV “. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) program studi Ilmu Farmasi.

  Penyusunan skripsi ini dapat selesai tanpa terlepas dari bantuan banyak pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Christine Patramurti, M.Si., Apt., selaku Kepala Program Studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  3. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing pertama atas bimbingan dan perhatian yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.

  4. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing kedua yang mau memberikan kepercayaan penuh, bimbingan, pengarahan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini kepada seorang Ella. 5. drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D, yang mau berbagi ilmunya dengan penulis.

  6. Dra. A. Nora Iska Harnita, M.Si., Apt., yang telah memberikan masukan, kritik, kepedulian dan sarannya.

  7. Team Wortel Miracle: Desi, Cipi, Dian K., Budi A, Ine, Finza dan Ian atas keindahan dan kebersamaan melewati siang dan malam di laboratorium.

  

v ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8. Segenap Staf Laboratorium: Pak Yuwono, Pak Musrifin, Pak Sigit, Pak Wagiran, Pak Agung, Pak Iswandi, Pak Otto, Pak Heru, Pak Sarwanto, Pak Parlan, Pak Kunto dan Pak Andri atas bantuan dan kerjasamanya.

  9. Pak Satpam: Mas Tri, Mas Agus, Mas Sani dan semua penjaga keamanan saat lembur kerja malam hari.

  10. Kakak-kakakku di MAPASADHA yang tak pernah berhenti menyemangatiku dengan cara yang unik tapi mujarab.

  11. Teman-teman angkatan 2004 atas keindahan masa praktikum dan kuliah kita.

  12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk semua dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Demikian karya tulis skripsi ini disusun. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca naskah skripsi ini.

  Yogyakarta,

  5 Agustus 2008 Dengan hormat,

  Penulis

  v iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

INTISARI

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek formula optimum gel sunscreen dengan zat aktif endapan dan filtrat perasan wortel (Daucus carota, L) dalam mengurangi inflamasi setelah paparan sinar UV. Penilaian efikasi formula optimum yang diuji menggunakan metode uji efikasi secara in vivo. Metode penelitian ini menggunakan hewan uji mencit dari galur BALB/C berjenis kelamin jantan yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Rambut di bagian punggung hewan uji dicukur hingga terlihat kulit punggung mencit. Formula gel yang akan diuji dioleskan secara merata pada bagian kulit punggung hewan uji. Setelah itu, hewan uji dipapar sinar UV dengan dengan dosis berulang sebanyak tiga kali.

  Pengukuran inflamasi yang terjadi dilakukan 24 jam setelah paparan sinar ultraviolet. Inflamasi yang terjadi diamati sebagai peningkatan ketebalan lipatan kulit (skinfold-thickness) punggung hewan uji. Skinfold-thickness hewan uji yang dioles formula gel dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pengujian perbedaan peningkatan skinfold-thickness antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dilakukan dengan analisis statistik ANOVA.

  Hasil pengujian menunjukkan perbedaan bermakna rata-rata peningkatan

  

skinfold-thickness antara kelompok kontrol negatif dan kelompok yang diberi

  perlakuan menggunakan formula gel endapan perasan wortel. Dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa formula gel optimum dengan endapan perasan wortel memberikan perlindungan untuk mengurangi inflamasi lebih baik dibandingkan formula gel optimum dengan bahan aktif filtrat perasan wortel.

  Kata kunci : Uji antiinflamasi, gel, Daucus carota L, beta karoten

ix

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  This research was conducted in order to know the effect of sunscreen optimum gel with filtrate and sediment of squeezed carrot active substance (Daucus carota,L) in reducing the inflammation after ultraviolet exposure. The effect measurement of tested optium formula uses in vivo test method. This research’s method uses strain experimented male-mice of BALB/C which comes from pharmachology and clinical pharmacy laboratory of Gadjah Mada University, Yogyakarta. The lower part hairs of the experimented mice were shaved until the skin of the back appeared. The gel formula that was going to be tested was smeared entirely on it. Then, the experimented mice were rayed in the UV with frequent dose for three times.

  The measurement of the inflammatory effect was done in 24 hours after UV radiation. The inflammation which happened was observed as the skin fold- thickness increase of the mid-dorsal. The experimented mice’s skinfold-thickness which smeared by the gel formula was compared with the control group, a number of mice which were not being tested as means of comparison to the tested one.

  The research of the skin fold-thickness difference augmentation between the experimented group and the control group was conducted by using ANOVA statistic analysis.

  There was a significant difference of skinfold-thickness’s mean between the experimented mice group which smeared by the gel formula with sediment of squeezed carrot compared with the control group. From the research, there could be known whether optimum gel formula with sediment of squeezed carrot had better protection effect in reducing inflammation after UV irradiation than optimum gel formula with filtrate of squeezed carrot.

  Key words : anti-inflammation test, gel, Daucus carota L, beta carotene

x

  

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................i

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................vi

  

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

xii

  

  

  

  

  

LAMPIRAN .........................................................................................................48

BIOGRAFI PENULIS.........................................................................................66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL

  

  

  

  xiii

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

  

  

  

xiv

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  xv

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB

  I PENGANTAR

A. Latar Belakang

  Kulit merupakan perlindungan tubuh yang utama dari zat-zat eksogen berbahaya. Paparan sinar matahari yang berlebih dapat merusak kulit. Perhatian para ilmuwan dan masyarakat luas terhadap bahaya paparan yang berlebih dari sinar matahari semakin meningkat seiring semakin menipisnya lapisan ozon.

  Ultraviolet A dan B merupakan radiasi berbahaya dari sinar matahari (Lee and Watson, 2001). Ultraviolet B (290-320 nm) mempunyai kemampuan untuk merusak lapisan terluar dari kulit, yaitu lapisan epidermis, sehingga menyebabkan kulit menjadi kemerahan, bengkak, mengelupas. Ketiga gejala ini merupakan gejala inflamasi yang muncul di kulit sebagai akibat paparan sinar ultraviolet B yang berlebihan. Sinar ultraviolet A (320-400 nm) mempunyai kemampuan untuk merusak jaringan kulit yang lebih dalam, menyebabkan kulit kehilangan elastisitasnya, dan kemampuan untuk memperbaiki sel-sel kulit yang rusak (Cohen and Wood, 2000).

  Senyawa beta karoten mempunyai manfaat sebagai antioksidan dan dapat mengurangi pengaruh buruk dari sinar matahari (Lee and Watson, 2001). Akan tetapi, sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan, belum ditemukan penggunaan beta karoten secara topikal untuk menangkal pengaruh buruk sinar

  2

  ultraviolet. Selama ini, beta karoten dibuat dalam bentuk sediaan untuk penggunaan oral.

  Wortel (Daucus carota,L) merupakan salah satu sayuran yang mengandung senyawa beta karoten. Penelitian skripsi sebelumnya mengenai wortel (Daucus carota,L), membuktikan bahwa ampas wortel dengan penggunaan secara topikal mempunyai khasiat untuk mengurangi inflamasi (Kristama, 2007).

  Dengan demikian, diharapkan kandungan beta karoten perasan wortel dalam sedian gel mempunyai khasiat yang sama, yaitu mengurangi inflamasi akibat paparan ultraviolet, dan mempunyai tampilan fisik yang lebih dapat diterima konsumen.

  Apakah formula gel hasil optimasi yang mengandung endapan dan filtrat perasan wortel (Daucus carota,L) yang diuji mempunyai khasiat untuk mengurangi inflamasi akibat paparan sinar ultraviolet ? 2.

   Keaslian Penelitian

  Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian penggunaan wortel (Daucus carota,L) untuk mengurangi inflamasi akibat paparan sinar ultraviolet A dengan penggunaan secara topikal pernah dilakukan sebelumnya oleh Kristama (2007). Pada penelitian tersebut, digunakan ampas wortel. Efek inflamasi ampas wortel ditandai dengan penurunan skala eritema dan perubahan histopatologis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Perumusan Masalah

  3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pada kulit punggung kelinci yang diradangkan dengan radiasi sinar UV A pada panjang gelombang 352 nm.

  Penelitian “ Uji Efikasi Formula Optimum Gel Sunscreen Endapan dan Filtrat Perasan Wortel (Daucus carota,L) untuk Mengurangi Inflamasi setelah Paparan Sinar UV “, yang dilakukan penulis berbeda dengan penelitian oleh Kristama (2007). Perbedaan tersebut terletak pada bentuk sediaan wortel yang diujikan dan metode uji yang dilakukan. Bentuk sediaan yang mengandung filtrat dan endapan perasan wortel pada penelititan yang dilakukan penulis adalah gel. Bentuk sediaan tersebut mempunyai kelebihan tampilan fisik dan kemudahan penggunaan oleh konsumen yang lebih baik dibandingkan ampas wortel. Efek sediaan gel yang mengandung endapan dan filtrat perasan wortel untuk mengurangi inflamasi diukur sebagai perubahan

  skinfoldthickness kulit punggung hewan uji mencit galur BALB/C.

   Manfaat 3.

  Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang farmasi, mengenai efikasi endapan dan filtrat perasan wortel (Daucus carota,L) yang mengandung senyawa beta karoten untuk mengurangi inflamasi akibat sinar UV dengan penggunaan secara topikal. Secara aplikatif, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk mengembangkan produk kosmetik pelindung terhadap

  4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sinar UV dengan zat aktif endapan dan filtrat perasan wortel (Daucus carota,L) yang digunakan secara topikal.

  

Tujuan

B.

  1. Tujuan umum : Memperoleh bentuk sediaan topikal yang berkhasiat untuk mengurangi inflamasi setelah paparan sinar UV.

  2. Tujuan khusus : Membuktikan khasiat formula optimum gel sunscreen filtrat dan endapan perasan wortel (Daucus carota,L) untuk mengurangi inflamasi setelah paparan sinar UV. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Beta Karoten Beta karoten merupakan salah satu dari 600 karotenoid yang ada di alam.

  Beta karoten mempunyai dua peran, yaitu sebagai prekursor vitamin A dan antioksidan. Beta karoten yang terdapat pada wortel, pepaya, sayur mayur yang berwarna kemerahan dan minyak kelapa sawit (Anonim, 2004). Selain terdapat dalam sayuran, senyawa beta karoten juga terdapat dalam epidermis manusia (Antille, Tran, Sorg, dan Saurat, 2004). Beta karoten berkhasiat antioksidan spesifik untuk menetralkan oksigen singlet reaktif dan mencegah pembentukan radikal peroxyl akibat peroksidasi lipida (Tjay dan Rahardja, 2002). Beta karoten yang mengabsorpsi oksigen dari udara menjadi senyawa inaktif dan tidak berwarna. Panjang gelombang absorpsi maksimal senyawa beta karoten tergantung pada pelarut yang digunakan. Larutan beta karoten dalam kloroform mempunyai panjang gelombang absorpsi maksimal pada 497,466 nm (Anonim, 1989) dan larutan beta karoten dalam pelarut aseton-heksan (1:9) mempunyai

  b panjang gelombang maksimum pada 436 nm (Anonim, 1995 ).

  Beta karoten mampu menangkap oksigen reaktif dan radikal peroksil (Paiva dan Russel, 1999) lalu menetralkannya, menghambat oksidasi asam arakhidonat menjadi endoperoksida dan menurunkan aktivitas enzim lipoksigenase (Lieber dan Leo, 1999). Apabila oksidasi asam arakidonat dapat dihambat maka tidak terbentuk oksigen reaktif yang dapat menyebabkan inflamasi

  

5

  6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sehingga proses inflamasi dapat dihambat. Penurunan aktivitas enzim lipoksigenase menyebabkan tidak terbentuknya leukotrien yang dapat mengaktivasi leukosit yang memacu terjadinya peradangan (Lieber dan Leo, 1999).

  Gambar 1. Struktur kimia all-trans β-karoten(Anonim, 1989)

B. Spektrofotometri Sinar Tampak

  Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi, spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 1990). Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-sinar tampak karena mengandung elektron, baik berpasangan maupun tunggal, yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih tinggi. Panjang gelombang pada mana absorpsi itu terjadi, bergantung pada berapa kuat elektron tersebut terikat dalam molekul itu. Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat dengan kuat, dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang

  7

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  gelombang pendek untuk eksitasinya. Kebanyakan penerapan spektrofotometri UV dan sinar tampak pada senyawa organik didasarkan pada transisi n-

  π* ataupun π- π* dan karenanya memerlukan gugus kromofor dalam molekul itu. Transisi ini terjadi dalam daerah spektrum (sekitar 200nm ke 700 nm) yang nyaman untuk digunakan dalam eksperimen (Day Jr. dan Underwood, 1996).

  Kromofor adalah gugus pengabsorpsi sinar pada molekul. Molekul yang mengandung kromofor disebut dengan kromogen. Gugus auksokrom tidak dapat menyerap radiasi dengan sendirinya, tetapi keberadaan gugus ini dalam suatu molekul dapat meningkatkan absorpsi dari gugus kromofor dalam molekul tersebut atau menyebabkan pergeseran panjang gelombang absorpsi. Perubahan spektra dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Pergeseran batokromik, yaitu absorpsi maksimum bergeser pada panjang gelombang yang lebih panjang.

  b. Pergeseran hipsokromik, yaitu absorpsi maksimum bergeser pada panjang gelombang yang lebih pendek.

  c. Hiperkromisme, yaitu peningkatan kemampuan absorpsi molar.

  d. Hipokromisme, yaitu penurunan kemampuan absorpsi molar.

  (Christian, 2004) Pergeseran batokromik oleh gugus kromofor terjadi karena adanya

  overlapping pada orbital

  π sehingga menurunkan perbedaan energi antara orbital yang saling berdekatan. Pergeseran batokromik akan meningkatkan intensitas.

  8

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Semakin banyak rantai konjugasi suatu molekul, semakin besar pergeseran yang terjadi (Christian, 2004).

  

Gambar 2. Spektra UV-Vis Beta Karoten

a

  (Anonim, 2007 )

  

Antioksidan

C.

  Proses terjadinya fotooksidasi diawali dengan keberadaan oksigen. Oksigen ini ditemukan pada semua jaringan yang terpapar radiasi. Reactive

  

Oxygen Species (ROS), seperti oksigen singlet atau radikal lipid perokxyl yang

terbentuk akan merusak fungsi dari molekul biologis (Sies dan Stahl,2004).

  Antioksidan adalah substrat dalam konsentrasi rendah, dibandingkan dengan substrat lain yang dapat teroksidasi, dapat mencegah terjadinya oksidasi (Young dan Lowe, 2000). Oksidasi terjadi pada ikatan konjugasi dalam suatu molekul yang mempunyai ikatan tidak jenuh. Keberadaan senyawa tidak jenuh pada suatu sistem, dapat memicu reaksi oksidasi berantai dalam sistem tersebut (Anonim, 1957).

  9

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Mekanisme kerja antioksidan dibagi menjadi dua, yaitu :

  a. Mencegah pengambilan oksigen oleh senyawa yang rentan teroksidasi

  b. Melindungi suatu senyawa dengan menambahkan senyawa lain yang lebih rentan teroksidasi Antioksidan dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu tipe fenolik, tipe quinon, tipe amina, tipe alkohol dan asam-asam organik, tipe asam-asam inorganik dan bentuk garamnya. Sorbitol, yang biasa digunakan sebagai humektan dalam sediaan kosmetik, termasuk dalam kelompok antioksidan tipe asam-asam organik dan alkhol. Sorbitol terletak dalam satu golongan dengan asam askorbat (Anonim, 1957).

D. Sediaan Topikal

  Salap, krim, dan gel merupakan sediaan semisolid yang ditujukan untuk penggunaan secara topikal. Sediaan topikal dapat digunakan untuk memberikan efek lokal maupun sistemik. Absorpsi obat yang dapat memberikan efek sistemik harus diperhatikan ketika menggunakan bentuk sediaan topikal, terutama untuk pasien yang sedang hamil dan menyusui karena dapat berpengaruh pada janin yang dikandung atau bayi yang disusui (Allen, Popovich, dan Ansel, 2005).

  Produk topikal dermatologis diperuntukkan untuk menghantarkan obat pada kulit yang bermasalah. Kulit yang bermasalah tersebut merupakan tempat kerja obat. Hal ini berbeda dengan definisi produk transdermal. Produk transdermal diperuntukkan untuk menghantarkan obat melalui kulit (secara

  10

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI absorpsi perkutan) agar obat mencapai sirkulasi sistemik dan memberikan efek.

  Pada produk transdermal, kulit bukan merupakan tempat kerja obat (Allen, dkk., 2005). Penggunaan antioksidan secara topikal dapat mengontrol kelebihan radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif akibat paparan sinar ultraviolet (Levin dan Maibach, 2002; Podhaisky dan Wohlrab,2002, cit Morquio, Rivera-Megret, Dajas, 2005).

  

Gel

E.

  Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh

  a

  suatu cairan (Anonim, 1995 ). Gel fase tunggal merupakan gel dengan partikel mikromolekul yang tersebar merata di seluruh bagian fase cair dan tidak tampak adanya ikatan antara molekul mikro yang terdispersi dan cairan. Apabila tampak adanya partikel yang tersebar dalam gel tersebut disebut sebagai gel sistem dua fase (Allen, dkk., 2005).

  Hidrogel merupakan sistem gel di mana air terjebak dalam polimer yang tidak terlarut. Hidrogel memiliki sifat yang sesuai dengan jaringan biologis.

  Polimer khusus yang digunakan pada hidrogel dapat didegradasi oleh tubuh. Polimer tersebut akan terhidrolisis secara perlahan dan melepaskan zat aktif yang terjebak di dalamnya. Gel dapat digunakan untuk sediaan topikal jika tidak memungkinkan adanya bentuk sediaan lain yang sesuai (Lieberman, Rieger, dan Banker, 1996).

  11

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Radiasi Ultraviolet

  Radiasi ultraviolet (UV) berada pada kisaran panjang gelombang 100 – 400 nm dan sering dibagi menjadi tiga berdasarkan daerah panjang gelombang, yaitu:

  a) UVA (315-400 nm), sering disebut gelombang panjang “black light

  b) UVB (280-315 nm), sering disebut gelombang medium “medium

  wave

  c) UVC (100-280 nm), sering disebut gelombang pendek “short wave

  b

  (Anonim, 2007 ) Sinar UV yang mengenai kulit mempunyai panjang gelombang paling pendek antara 290 nm-300 nm dan energi dari sinar UV B berkisar 1 : 10 hingga

  1: 20 terhadap UV A (Anonim, 1997). Radiasi UV A, UV B, dan UV C mempunyai energi yang berbeda-beda dan dapat menyebabkan reaksi eritema pada interval waktu yang berbeda setelah paparan disesuaikan dengan energi yang dimiliki. Untuk menyebabkan terbentuknya reaksi eritema pada kulit, dibutuhkan

  • 2

  radiasi UV A sebesar 20-50 J. cm (intensitas maksimal dicapai sekitar 72 jam

  • 2

  setelah paparan) atau 20-50 mJ. cm UV B (intensitas maksimal dicapai sekitar 6- 24 jam setelah paparan), sedangkan UV C mempunyai energi sebesar 5-20 mJ.

  • 2

  cm . Lebih lanjut lagi, perbedaan energi tersebut juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan seperti waktu pemaparan, musim, kelembaban udara, dan keadaan atmosfer (Alexander, dkk.,1982).

  12

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Mekanisme perusakan jaringan kulit oleh sinar ultraviolet secara umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : a. Kerusakan DNA

  Sinar ultraviolet, terutama UV B merupakan sumber radiasi yang berpotensi besar menyebabkan kerusakan DNA. Kerusakan DNA yang diinduksi oleh sinar matahari juga melibatkan singlet oksigen sebagai radikal bebas. Radiasi ultraviolet akan mengubah bentuk basa DNA menjadi 7,8-dihidro-8-oxoguanine (8-OHdG) yang kurang peka terhadap enzim Formamido–pirimidin DNA glikosilase (FPG), sebuah DNA repair enzim.

  b. Menekan respon imun, termasuk di dalamnya : inflamasi, disfungsi sistem imun sel, dan disregulasi sitokin.

  Sel lagerhans pada epidermis kulit normal merupakan sel pengenal antigen yang penting. Radiasi sinar ultraviolet B akan mengurangi kemampuan epidermis kulit yang mengandung sel langerhans untuk menstimulasi proliferasi dari sel T.

  13

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3. Struktur epidermis kulit

  Secara sistemik, efek paparan ultraviolet diperantarai oleh produksi cis-

  

urocanic acid (cis-UCA) dan immunosupresi sitokin seperti Tumor Necrosis

Factor (TNF-

  α) dan interleukin-10 (IL-10), yang menekan respon Delayed-type

  

Hypersensitivity (DTH) terhadap antigen dengan menurunkan fungsi sel pengenal

antigen dan menurunkan keberadaan sel T (Lee dan Watson, 2001).

  

Minimal Erythema Dose (MED) dan Minimum Edematous Dose (MEdD)

G.

  Respon akut setelah paparan sinar UV berbeda pada tiap-tiap individu.

  

Minimal Erythema Dose (MED) adalah nilai yang digunakan untuk mengukur

  sensitivitas akut pada individu terhadap sinar UV. MED mengindikasikan dosis minimal sinar UV yang dibutuhkan untuk menimbulkan reaksi kemerahan (eritema) ketika seseorang dipapar sinar ultraviolet. Dengan kata lain, individu yang mempunyai sensitivitas tinggi terhadap sinar ultraviolet akan mempunyai nilai MED yang rendah karena hanya dibutuhkan dosis paparan sinar UV yang kecil (Anonim, 1997). Waktu pemaparan untuk menemukan dosis MED tergantung pada tipe kulit yang dipapar dan sumber radiasi yang digunakan (Rialdi, 2004). Pengukuran MED pada manusia biasa digunakan sebagai

  14

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  parameter eritema atau kemerahan pada kulit dan untuk mengetahui tipe kulit tiap individu (Byrne, Spinks, dan Halliday, 2002).

  Minimum Edematous Dose (MEdD) adalah dosis paparan ultraviolet

  terkecil yang dapat menyebabkan edema. Hewan uji yang digunakan adalah mencit dari galur BALB/C. Pengukuran Minimal Erythema Dose (MED) pada kulit punggung hewan uji kurang tepat dilakukan karena kulit normal hewan uji berwarna merah muda. Perubahan warna kulit akibat terjadinya eritema pada mencit akan sulit dideteksi. Oleh sebab itu, seperti pada eritema, edema sebagai salah satu komponen sunburn biasa digunakan untuk pengukuran sunburn pada mencit (Byrne, dkk. , 2002). Inflammation associated edema diukur sebagai tebal lipatan kulit punggung mecit (Widyarini, Spinks, Husband,dan Reeve, 2001).

  

Inflamasi

H.

  Inflamasi merupakan reaksi imun bawaan sejak lahir. Inflamasi yang tampak pada kulit berupa area kulit yang tampak kemerahan, terasa panas, bengkak ( Silverthorn, 2007 ).

  Secara sederhana, proses terjadinya inflamasi dapat digambarkan sebagai berikut :

  15

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Noksius Emigrasi leukosit Kerusakan sel

  Pembebasan bahan mediator Proliferasi Gangguan Eksudasi Perangsangan sirkulasi lokal reseptor nyeri

  Panas

Pemerahan Pembengkakan Gangguan Nyeri

fungsi

  

Gambar 4. Patogenesis dan gejala suatu peradangan (Mutschler, 1986)

  Epidermis pada kulit merupakan perlindungan pertama tubuh manusia terhadap radikal bebas karena mengandung antioksidan secara alami (Lee dan Watson, 2001). Kulit secara alami menggunakan L-ascorbic acid untuk melindungi bagian yang mengandung cairan dan menggunakan

  α-tocopherol untuk melindungi stuktur lipid, termasuk membran. Pada umumnya, L-ascorbic acid dan

  α-tocopherol bekerja secara sinergis pada sistem biologis. Jika vitamin E pada membran teroksidasi oleh radikal bebas, vitamin C akan menggantikan fungsinya (Lin, dkk., 2003).

  Radiasi ultraviolet dapat menyebabkan kemerahan pada kulit (eritema) terkait inflamasi, pigmentasi, dan imunomodulasi. Sinar ultraviolet menginduksi terjadinya ROS (Reactive Oxygen Species) yang berperan penting dalam proses penuaan kulit dan terjadinya penyakit kulit. Oksigen reaktif dan radikal peroksil menyebabkan oksidasi asam arakhidonat menjadi endoperoksida sehingga

  16

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  aktivitas enzim lipoksigenase meningkat. Peningkatan enzim lipoksigenase menyebabkan terbentuknya leukotrien yang mengaktivasi leukosit untuk memacu peradangan (Lieber dan Leo, 1999).

  Eritema, edema, dan hiperplasia merupakan reaksi awal dari inflamasi akibat radiasi ultraviolet pada kulit mamalia, yang melibatkan histamin dan proinflamasi prostaglandin. Reaksi tersebut disebabkan adanya radikal bebas dan dapat dicegah oleh antioksidan, baik yang bersifat eksogen dan endogen.

  Kerusakan utama dapat memperparah inflamasi yang terjadi sehingga mengarah pada kerusakan DNA epidermal. Reaksi inflamasi akut pada kulit akibat paparan sinar matahari dapat berpotensi menyebabkan terjadinya fotokarsinogenesis (Widyarini, dkk., 2001).

  Edema merupakan salah satu gejala utama dari inflamasi. Inflamasi terkait edema (bengkak) pada mencit diukur sebagai ketebalan lipatan kulit punggung sebelum dan sesudah pemaparan sinar ultraviolet (Widyarini, dkk., 2001).

I. Hipotesis

  Penelitian ini bersifat eksperimental untuk memperoleh bukti secara ilmiah efek filtrat dan endapan perasan wortel dalam sediaan gel hasil optimasi untuk mengurangi inflamasi akibat paparan UV. Kandungan beta karoten dalam perasan wortel berkhasiat untuk menangkal pengaruh buruk akibat paparan sinar ultraviolet dari matahari (Sies dan Stahl, 2004). Sediaan gel hasil optimasi yang akan diuji mengandung endapan dan filtrat perasan wortel. Penetapan kadar

  17

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kandungan beta karoten filtrat dan endapan perasan wortel sesuai dengan prosedur AOAC untuk penetapan kadar beta karoten pada sayuran segar.

  Pada penelitian ini, sediaan gel hasil optimasi diujikan pada hewan uji mencit galur BABL/C. Rambut bagian punggung hewan uji dicukur sehingga kulit bagian punggungnya terlihat (Byrne, dkk., 2002). Sediaan gel yang akan diuji dioleskan secara merata pada kulit punggung hewan uji sebelum dipapar sinar ultraviolet. Pengolesan dilakukan sebelum pemaparan sinar ultraviolet untuk melihat kemampuan sediaan dalam mengurangi inflamasi yang ditimbulkan oleh paparan ultraviolet. Respon positif diperoleh dengan ketebalan lipatan kulit yang lebih rendah pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Kedua kelompok ini dipapar dengan sinar UV dari lampu UV dengan panjang gelombang 365 nm. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan rancangan eksperimental. Variabel Penelitian B.

1. Variabel utama

  a. Variabel bebas Komposisi formula yang dioleskan pada kulit punggung hewan uji.

  b. Variabel tergantung Peningkatan skinfold-thickness kulit punggung mencit yang diukur pada 24 jam setelah dipapar UV.

   Variabel pengacau 2.

  a. Variabel pengacau terkendali

  1. Galur mencit : BALB/C

  2. Jenis kelamin mencit : jantan

  3. Umur mencit : 10 – 12 minggu

  4. Kekuatan lampu UV : 115-116 lux

  5. Kadar beta karoten dalam filtrat dan endapan perasan wortel

  b. Variabel pengacau tak terkendali

  1. Keadaan patologis hewan uji

  2. Gerakan hewan uji selama penyinaran dengan sinar UV

  

18

  19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Definisi Operasional

  a. Perasan wortel adalah kandungan cairan (sari) dari umbi wortel (Daucus carota, L ) yang diperoleh menggunakan juicer.

  b. Filtrat perasan wortel adalah supernatan dari perasan wortel yang telah disaring tiga kali dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit.

  c. Endapan perasan wortel adalah endapan dari perasan wortel yang telah disaring tiga kali dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit.

  d. 1 Dosis Minimal Erythema-associated Udema (MED-associated udema) adalah lama penyinaran minimal menggunakan lampu UV A yang mengakibatkan peningkatan skinfold-thickness punggung hewan uji sebesar dua kali skinfold-thickness kulit punggung awal hewan uji tersebut. Hasil optimasi 1 dosis Minimal Erythema-associated Udema adalah 20 menit.

  e. Sediaan gel sunscreen yang diuji mempunyai aktivitas anti inflamasi bila tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara rata-rata skinfold-

  thickness kulit punggung hewan uji yang diolesi sediaan terhadap rata-rata skinfold-thickness kulit punggung kelompok kontrol negatif, pada

  pengukuran 24 jam setelah dipapar sinar UV.

  f. Kelompok kontrol negatif adalah kelompok hewan uji yang tidak diberi perlakuan pengolesan kulit punggung menggunakan basis gel atau sediaan gel pada saat pemaparan sinar ultraviolet.

  20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Bahan dan Alat

  1. Bahan

  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah endapan dan filtrat perasan wortel (Daucus carota, L), n-heksan (kualitas p.a), aseton (kualitas p.a), aquadest, formula basis gel optimum, formula gel optimum yang mengandung endapan dan filtrat perasan wortel (Daucus carota, L).

  2. Alat

  Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut Lampu UV A dengan kekuatan 115-116 lux (hasil pengujian di Laboratorium Analisis Pusat Universitas Sanata Dharma), Glasswares (PYREX-

  TM

  GERMANY), jangka sorong digital, Spectrophotometer UV Genesis 10,

  Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis Lambda 20, lemari pendingin

  (Refrigerator Toshiba), dan juicer

  3. Hewan uji

  Hewan uji yang digunakan adalah mencit galur BALB/C dengan usia 10-12 minggu, yang diperoleh dari laboratorium Farmakologi dan Farmasi klinik Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

  21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Tata Cara Penelitian

  

1. Penetapan kadar beta karoten dalam filtrat dan endapan perasan wortel

(Daucus carota, L) Preparasi sampel a.

  Wortel (Daucus carota, L) dibersihkan dan dipotong kecil agar dapat dimasukkan dalam juicer. Potongan wortel yang sudah bersih ditimbang + 1 kg kemudian dijus sehingga diperoleh perasan segar. Perasan wortel disaring sebanyak tiga kali. Hasil saringan dipisahkan menggunakan sentrifuge berkecepatan 4000 rpm selama 15 menit.

  Pisahkan filtrat dan endapan perasan wortel yang diperoleh.

   Ekstraksi beta karoten dari filtrat perasan wortel b.

  Sampel filtrat perasan wortel yang didapat kemudian ditimbang secara seksama 2,00 g. Cuci sampel dengan 2 x 25 ml aseton, kemudian dengan 25 ml heksan. Hilangkan fase aseton dari ekstrak dengan pencucian menggunakan 5 x 100 ml aquadest. Ambil lapisan paling atas (fraksi heksan), kemudian masukkan dalam labu ukur 25 ml dan ditambahkan pelarut (aseton : heksan = 1: 9) sampai tanda.

  Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.

   Ekstraksi beta karoten dari endapan perasan wortel c.

  Sampel endapan perasan wortel yang didapat kemudian ditimbang secara seksama 0,20 gram. Cuci sampel dengan 2 x 25 ml aseton, kemudian dengan 25 ml heksan. Hilangkan fase aseton dari ekstrak

  22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan pencucian menggunakan 5 x 100 ml aquadest. Ambil lapisan paling atas (fraksi heksan), kemudian masukkan dalam labu ukur 25 ml dan ditambahkan pelarut (aseton:heksan = 1:9) sampai tanda. Homogenkan. Pipet 5 ml larutan dan masukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Tambahkan pelarut hingga tanda.

  Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.

  

Scanning panjang gelombang serapan maksimum beta karoten

d.

  Scaning dilakukan dengan menggunakan 3 seri larutan baku

  max

  λ (2, 6, 10 ppm). Profil kromatogram ketiga seri larutan baku tersebut dibandingkan kurva serapannya untuk menentukan panjang gelombang serapan maksimum larutan baku beta karoten.

   Pengukuran absorbansi seri larutan baku beta karoten e.

  Seri larutan baku (2; 4; 6; 8; 10 ppm) diukur aborbansi pada

  max

  λ yang diperoleh dari hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum. Kemudian dibuat persamaan regresi linier antara konsentrasi dengan absorbansi.

   Penetapan kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel f.

  Ukur absorbansi sampel filtrat perasan wortel pada panjang gelombang serapan maksimum beta karoten. Kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel dihitung berdasarkan persamaan kurva baku yang didapat.

  23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

g. Penetapan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel

  Ukur absorbansi sampel endapan perasan wortel pada panjang gelombang serapan maksimum beta karoten. Kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel dihitung berdasarkan persamaan kurva baku yang didapat.

  2. Persiapan Hewan Uji

  a. Hewan uji yang digunakan berjenis kelamin jantan dan berusia 10-12 minggu. Jumlah hewan uji yang dibutuhkan untuk uji yang dilakukan sebanyak 37 ekor.

  b. Tiap-tiap hewan uji, dihilangkan rambut di bagian punggungnya menggunakan produk depilatoris.

  c. Diamkan 24 jam setelah penghilangan rambut untuk menghilangkan efek dari depilatoris yang kemungkinan dapat membiaskan hasil pengamatan.

  3. Perlakuan terhadap hewan uji

  a. Hewan uji dibagi menjadi 5 (lima) kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri atas 5 (lima) ekor mencit.

  b. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol negatif, yaitu kelompok yang tidak diberi perlakuan pengolesan kulit punggung mencit menggunakan basis atau formula gel optimum.

  24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Kelompok kedua diberi perlakuan dengan formula basis gel endapan perasan wortel .

  Kelompok ketiga diolesi dengan formula gel endapan perasan wortel yang akan diuji.

  Kelompok empat diberi perlakuan dengan formula basis gel filtrat perasan wortel.

  Kelompok lima diberi perlakuan dengan formula gel filtrat perasan wortel.

  c. Tiap-tiap mencit dioles dengan 0,5 g bahan uji. Pengolesan dilakukan pada area punggung mencit yang dicukur, yaitu + 4 cm x 3 cm. Diamkan selama 15 menit.

  d. Letakkan mencit pada wadah yang sudah disediakan dan papari dengan sinar UV. Ketinggian lampu UV 15 cm dari tempat pijakan mencit.

  e. Penyinaran dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Lama penyinaran tiap harinya 20 menit dan dilakukan pada jam yang sama. Formula yang diuji dioles setiap kali sebelum penyinaran.

Dokumen yang terkait

Optimasi formula gel UV protection endapan perasan umbi wortel [Daucus carota, L.] : tinjauan terhadap humektan propilen glikol dan sorbitol.

1 9 97

Optimasi formula gel Uv protection endapan perasan wortel [Daucus carota, Linn.] tinjauan terhadap humektan gliserol dan propilen glikol.

0 5 117

Optimasi formula sediaan gel UV protection filtrat perasan wortel [Daucus carota, Linn.] : tinjauan terhadap gliserol dan propilenglikol.

1 9 96

Optimasi formula sedia gel uv protection filtrat perasan umbi wortel [Daucus carota, L.] : tinjauan terhadap sorbitol dan gliserol.

0 1 90

Optimasi formula sediaan gel uv protection filtrat perasan umbi wortel [Daucus carota, Linn.] : tinjauan terhadap sorbitol, gliserol, dan propilenglikol.

3 8 118

Efek anti inflamasi ampas wortel [Daucus Carota L.] pada kelinci putih betina.

0 3 116

Optimasi formula sediaan gel uv protection filtrat perasan umbi wortel [Daucus carota, Linn.] : tinjauan terhadap sorbitol, gliserol, dan propilenglikol - USD Repository

0 0 117

Optimasi formula sedia gel uv protection filtrat perasan umbi wortel [Daucus carota, L.] : tinjauan terhadap sorbitol dan gliserol - USD Repository

0 0 88

Optimasi formula sediaan gel UV protection filtrat perasan wortel [Daucus carota, Linn.] : tinjauan terhadap gliserol dan propilenglikol - USD Repository

0 0 94

Optimasi formula gel Uv protection endapan perasan wortel [Daucus carota, Linn.] tinjauan terhadap humektan gliserol dan propilen glikol - USD Repository

0 1 115