Tabel 7.1 Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Purwakarta
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
BAB 7
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
7.1
Pengembangan Permukiman
Permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan (UU No.
1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan
terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta
desa tertinggal.
7.1.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Rencana pengembangan permukiman di kabupaten harus dapat menjawab dan
menyelesaikan berbagai isu dan permasalahan saat ini. Berbagai isu strategis nasional
yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini di antaranya:
Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim;
Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumahtangga
kumuh perkotaan;
Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang
tertuang dalam MP3EI dan MP3KI;
Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi
Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan;
Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin;
Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan
yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya
kawasan kumuh;
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun;
Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam
pengembangan kawasan permukiman; dan
Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan
permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas
sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi
standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang
terangkum secara nasional. Selain isu-isu di atas, di Kabupaten Purwakarta juga terdapat
beberapa isu strategis dalam pengembangan permukiman. Penjabaran isu-isu strategis ini
difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di perkotaan, dan
mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis pengembangan permukiman
di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No
1
2
3
4
5
6
7
Tabel 7.1 Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Purwakarta
Isu Strategis
Keterangan
Berkembangnya penguasaan lahan skala besar oleh banyak pihak
tidak disertai dengan kemampuan untuk membangun atau
merealisasikan pada waktunya
Pemberian ijin penguasaan lahan untuk kawasan perumahan dan
permukiman yang umumnya belum dilandaskan pada kerangka
penataan ruang wilayah yang lebih menyeluruh
Belum terorganisasikannya perencanaan dan pemrogaman
pembangunan perumahan dan permukiman yang dapat saling
mengisi antara ketersediaan sumber daya dan kebutuhan yang
berkembang di masyarakat
Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman, yang
nampaknya belum menjadi prioritas bagi banyak pemerintah daerah,
karena berbagai sebab dan keterbatasan.
Belum tertampungnya aspirasi dan kepentingan masyarakat yang
memerlukan rumah, termasuk hal untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman
Penyediaan tanah, prasarana dan sarana, teknologi bahan bangunan,
konstruksi dan kelembagaan yang masih memerlukan pengaturan
yang dapat mengakomodasikan muatan dan kapasitas lokal
Belum terselesaikannya masalah ketidak seimbangan pembangunan
desa kota yang telah menumbuhkan berbagai kesenjangan sosioekonomi. Akibatnya desa menjadi kurang menarik dan dianggap tidak
cukup prospektif untuk dihuni, sedang kota semakin padat dan tidak
nyaman untuk dihuni.
Sumber : RTRW, Kajian Fasilitas Lingkungan Perumahan, RP2KP Kabupaten Purwakarta
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Kabupaten Purwakarta yang secara geografis terletak diantara tiga Pusat Kegiatan yaitu
DKI Jakarta, Bandung dan Cirebon serta dilalui jalan negara yang menghubungkan ketiga
kota tersebut, memiliki daya tarik terhadap berkembangnya berbagai aktivitas perkotaan
seperti tumbuhnya kawasan industri, kawasan perumahan skala besar dan lingkungan
permukiman baik perkotaan maupun perdesaan.
Kawasan permukiman perkotaaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama non
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi. Ciri utama wilayah ini adalah merupakan pusat pelayanan jasa, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi perkotaan, serta jumlah penduduk yang relatif padat tetapi dengan
luasan lahan yang relatif kecil. Arahan dalam pengembangan kawasan permukiman
perkotaan yakni:
1. Pengarahan dan pembatasan kegiatan permukiman perkotaan terutama di
sepanjang jalan dalam kaitan dengan pengendalian pemanfaatan ruang.
2. Pemanfaatan ruang perkotaan berpola konsentris dibandingkan linear sebagai
upaya meningkatkan efisiensi pelayanan kota.
3. Penyusunan rencana tata ruang kota pada kawasan yang menunjukkan
kecenderungan perkembangan pesat serta ibukota kecamatan.
4. Pengembangan permukiman untuk mendukung perkembangan zona industri di
Kecamatan .
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
5.
Peningkatan sarana dan prasaranan permukiman terutama sarana air bersih,
drainase, limbah, persampahan, listrik, dan telekomunikasi pada beberapa pusat
permukiman perkotaan.
Secara umum intensitas pemanfaatan lahan Kabupaten Purwakarta didominasi oleh
permukiman dan perumahan, hal ini menunjukan sebagian besar wilayah ini telah bersifat
urban. Penggunaan lahan untuk kegiatan perumahan dan permukiman termasuk
penggunaan yang paling dominan dalam pemanfaatan lahan terbangun kegiatannya
dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
Perumahan/permukiman yang tumbuh dan berkembang tidak tertata dalam skala
ruang yang relatif kecil atau yang lazim disebut perkampungan. Perumahan
penduduk secara individual ini tersebar, dari bentuk, ukuran kapling, sempadan
bangunan maupun lokasinya. Penempatan perumahan individual relatif kurang ada
kesamaan. sehingga terkesan tidak teratur.
Perumahan yang tumbuh dan berkembang dibangun secara masal oleh
perusahaan atau lembaga pengembang dalam skala ruang yang relatif besar
dengan berbagai kelengkapan prasarana, sarana dan utilitas yang umumnya
disebut kompleks perumahan.
Masing-masing kegiatan perumahan mempunyai pola sebaran berbeda. Untuk
perkampungan yang berada di sekitar pusat kota pada umumnya menunjukkan pola
sebaran menerus merapat, Orientasi akses perumahan penduduk umumnya
memanfaatkan jaringan jalan utama kota. Perumahan di kawasan pusat kota relatif banyak
terkelompok pada kawasan ‘dalam’ dengan jaringan jalan penghubung atau jalan
lingkungan yang relatif sempit dan berupa gang, serta kepadatannya sudah relatif tinggi.
Kondisi orientasi akses yang tetap memanfaatkan jalan utama kota sebagai akses
pergerakan lokal memudahkan timbulnya kemacetan lalu lintas di jalan utama. Sedangkan
kompleks perumahan pada umumnya pola pengembangannya tidak menerus dan
menyesuaikan terhadap luas dan bentuk lahan yang berhasil dibebaskan.
Sebaran perumahan yang terdapat di Kabupaten Purwakarta, sebagian besar berada di
Kecamatan Purwakarta dan penyebarannya cukup besar seperti di Kelurahan Nagrikaler,
Kelurahan Munjuljaya, Kelurahan Ciseureuh, Kelurahan Tegalmunjul dan Desa Citalang.
Pembangunan dan pengembangan perumahan di Kecamatan Purwakarta masih terus
berlangsung sampai saat ini, baik yang di kerjakan oleh pengembang besar maupun yang
berskala kecil.
Adanya developer yang telah membebaskan tanahnya akan tetapi belum membangunnya
menjadikan lahan-lahan yang ada tidak efektif , lahan ini dinamakan lahan tidur contohnya
di Kelurahan Ciseureuh dan Munjuljaya. Aparat Dinas terkait hendaknya memberikan
perhatian dan peringatan bagi para pengembang tersebut, dan harus di periksa kembali
apakah izin lokasinya masih berlaku atau tidak. Karena izin lokasi tersebut harus
diperbaharui setiap tahun apabila luas lahannya 50 ha.
Apabila izin tersebut tidak pernah diperbaharui maka lahan tersebut dapat berpindah
tangankan, izin tersebut dapat di cek di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau di
Dinas BPPT.
Tabel 7.2 Penyebaran Perumahan Pengembang di Kecamatan Purwakarta Tahun 2011
No.
Nama
Komplek Perumahan
Lokasi
Luas Lahan
(Desa/Kelurahan)
(Ha)
Rumah
( Unit )
1
Oesman Singawinata
Nagrikaler
4.80
406
2
Munjul Jaya Permai
Munjuljaya
8.02
-
3
BTN Munjul (lama)
Munjuljaya
-
-
4
Pondokjaya Indah
Munjuljaya
10.79
952
Keterangan
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
No.
Nama
Komplek Perumahan
Lokasi
Luas Lahan
(Desa/Kelurahan)
(Ha)
Rumah
( Unit )
5
Griya Jaya
Munjuljaya
-
-
6
PT Yasa Patria Perkasa dan
PT Yala
Munjuljaya
14.5
-
Keterangan
Perkasa Internasional
7
Citalang Indah Permai
Munjuljaya
4.30
413
8
Perumnas Hegarmanah
Ciseureuh
1.50
50
9
Grya Asri
Ciseureuh
20.52
1,483
10
Sadang Sari
Ciseureuh
4.96
-
11
Perum POJ
Ciseureuh
-
-
12
Bumi Hegar Asih
Ciseureuh
11.42
-
13
Dian Anyar
Ciseureuh
22.28
1,602
14
Asrama Polisi
Ciseureuh
-
-
15
Brimob
Ciseureuh
-
-
16
Puskopad (Sukamulya
Permai)
Ciseureuh
2.51
190
17
Bukit Panorama Indah
Ciseureuh,
Munjuljaya Dan
Nagrikaler
27.06
2,307
18
Ciwangi Permai
Ciwangi
-
-
19
Purna Yudha
Ciwangi
-
-
20
Asrama Armed 2
Ciwangi
-
-
21
Perumnas Cimaung
Ciseureuh
6.50
500
22
Ganda Sari
Cigelam
-
1,200
23
Buana Indah
Mulyamekar
-
-
24
Graha Citalang Permai
Citalang
5.81
317
25
Griya Mukti
Ciwareng
-
-
153.39
9,367
TOTAL
Sedang
Dibangun
Sumber : RDTR Kawasan Perkotaan Purwakarta 2013-2032
Tabel 7.3 Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Purwakarta
No
Lokasi
Rusunawa
Tahun
Pembangunan
Pengelola
Jumlah
Penghuni
Kondisi
1
Ciwareng
2014
-
-
-
Prasarana
CK yang
ada
-
Permukiman Kumuh
Berdasarkan kondisi dan permasalahan Iingkungan permukiman, kawasan permukiman
kumuh dapat dibedakan dalam 3 (tiga) tipologi. Tipologi permukiman kumuh tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial ekonomi. Ini merupakan
permukiman kumuh yang terletak di sekitar pusat-pusat aktifitas sosial-ekonomi.
Seperti halnya lingkungan industri, sekitar pasar tradisional, pertokoan, lingkungan
pendidikan/kampus, sekitar obyek-obyek wisata dan pusat-pusat pelayanan sosialekonomi lainnya.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.
3.
Permukiman kumuh pusat kota Merupakan permukiman kumuh yang terletak di
tengah kota (urban core), yang sebagai permukiman lama atau kuno atau
tradisional. Permukiman yang dimaksud disini adalah permukiman yang dahulu
merupakan permukiman yang diperuntukkan bagi hunian kalangan menengah ke
bawah.
Permukiman kumuh pinggiran kota Merupakan permukiman kumuh yang berada di
luar pusat kota (urban fringe), yang ada pada umumnya merupakan permukiman
yang tumbuh dan berkembang di pinggiran kota sebagai konsekuensi dari
perkembangan kota, perkembangan penduduk yang sangat cepat serta tingkat
perpindahan penduduk dari desa ke kota yang sangat tinggi.
Kawasan kumuh di Kawasan Perkotaan Purwakarta:
1. Cipaisan (Desa Sukarata)
2. Sindangkasih (Kelurahan Bojong- berbatasan dengan stasiun)
3. Munding Tengah (berpotensi banjir juga)
Kawasan kumuh di Kabupaten Purwakarta:
1. Kecamatan Wanayasa
2. Kecamatan Plered
3. Kecamatan Bojong
4. Kecamatan Pasawahan
Kawasan berpotensi genangan air dan genangan baru (karena system drainase)
1. Pertigaan perhutani
2. Ciseureuh daerah PLK
3. Dekat kantor BPPN
4. Cikopo
Permasalahan permukiman kumuh di Kabupaten Purwakarta tersebar di Kecamatan
Pasawahan, Tegalwaru, Maniis, dan Jatiluhur. Dimana jumlah keseluruhan rumah keluarga
yang berada pada permukiman kumuh sebanyak 5.463 KK. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7.4 Data Kawasan Teridentifikasi Kumuh di Kabupaten Purwakarta
No
Lokasi
Nama
Lingkup Administrasi
Luas
(Ha)
KK
RT/RW
Kel/Desa
Kec
1
Purwamekar
Sukamekar
0.80
192
RW.03
Purwamekar
Purwakarta
2
Cipaisan
Sukarata
8.20
853
RW.05 & RW.06
Cipaisan
Purwakarta
3
Nagrikaler
Beringin
5.10
RW 08
Nagrikaler
Purwakarta
Kp Bojongsono
6.90
RT 01-05 RW 01
Nagrikaler
Purwakarta
4
Nagrikidul
Bebesaran
3.40
RT 37/RW 07
Nagrikidul
Purwakarta
Sukamaju
0.60
RT 34/ RW 06
Nagrikidul
Purwakarta
Cigedogan
2.00
RT 49/RW 10
Sindangkasih
Purwakarta
Purnawarman Selatan
2.30
RT 42/RW 08
Sindangkasih
Purwakarta
Cigedogan Timur
1.20
RT 29,48,55/ RW 14
Sindangkasih
Purwakarta
Sarimulya
0.80
RT 02 ,03,04 / RW 06
Tegalmunjul
Purwakarta
Sukamaju
2.30
RW 07
Ciseureuh
Purwakarta
Sukamulya
0.60
RW 06
Ciseureuh
Purwakarta
Ciselang
4.00
Munjul
0.80
Wangunjaya
7.30
Mekarsari
0.70
5
Sindangkasih
6
Tegalmunjul
7
Ciseureuh
8
Munjuljaya
9
Citalang
663
311
975
38
1.124
446
363
RW 05
Munjuljaya
Purwakarta
RT 18 / RW 06
Munjuljaya
Purwakarta
RT 13,14,15/RW 03
Citalang
Purwakarta
RT 16,17,18 / RW 04
Citalang
Purwakarta
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
No
10
Lokasi
Nagritengah
Nama
Luas
(Ha)
Lingkup Administrasi
KK
Babakanbaru
2.00
498
Total
49
5.463
RT/RW
Kel/Desa
Kec
RT 11/RW 10
Nagritengah
Purwakarta
Sumber : Inventarisasi Kawasan Kumuh Kabupaten Purwakarta 2014
Kawasan Permukiman Perdesaan
Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan
permukiman perdesaan lokasinya menyebar dalam bentuk pusat-pusat permukiman desa.
Dalam kawasan perdesaan paling tidak terdapat kegiatan berupa:
1. Pusat pelayanan jasa sosial ekonomi, seperti pasar, peribadatan, pendidikan.
2. Lahan usaha pertanian, seperti: sawah irigasi teknis, sawah irigasi semi teknis,
tegalan, perkebunan dan kebun campuran.
Pengembangan pusat permukiman harus dikaitkan secara serasi, selaras dan saling
menguatkan dengan sistem kota dan pengembangan kawasan-kawasan produksi dan
prasarana wilayah.
Dalam rangka memadukan perkembangan desa dan kota perlu dipilih pusat-pusat desa
yang merupakan desa-desa yang mempunyai keterkaitan dengan desa-desa lain dan
pusat-pusat permukiman kota. Arahan kebijakan pengembangan perdesaan yakni:
1. Perbaikan sistem dan mekanisme budidaya pertanian antara lain melalui
perbaikan prasarana produksi, peningkatan panyuluhan bagi petani dan
pemberian insentif (berupa kredit) dalam memacu produksi petani.
2. Peningkatan prasarana perhubungan dan pemasaran antar desa dan kota.
Tabel 7.5 Indikator Meningkatnya Kualitas Tempat Tinggal Kabupaten Purwakarta
Indikator Kinerja
Rasio Permukiman
Layak Huni
Rumah Tinggal
Bersanitasi
Rasio Tempat
Pemakaman Umum
/ Satuan Penduduk
Satuan
Hasil Th
2011
Hasil Th
2012
Hasil Th
2013
Target
Th 2013
Tercapai/
Tidak
Target
Akhir
RPJMD
Persen
50,82
45
89,67
15,00
√
70
Persen
57,76
50
57,76
85,00
▲
90
Persen
15,98
47,12
47,12
10,00
√
10
Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan
Ket: √ = mencapai target, X = tidak mencapai target, ▲ = tidak mencapai target tetapi ada peningkatan dibandingkan
kinerja tahun lalu.
Kawasan Permukiman Khusus
Permukiman pada kawasan bencana di Kabupaten Purwakarta meliputi 6.291 wilayah
permukiman yang tersebar banyak di Kecamatan Pasawahan, Pondoksalam,dan Sukatani.
Kecamatan yang memiliki permukiman rawan longsor yang cukup tinggi adalah:
Kecamatan Pasawahan. Kecamatan yang memiliki permukiman rawan banjir yang cukup
tinggi adalah: Kecamatan Purwakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 7.6 Keluarga yang Tinggal di Lokasi Rawan Bencana di Kabupaten Purwakarta
Nama
Keluarga Rawan Keluarga Rawan
Keluarga Rawan
No
Kecamatan
Longsor
Banjir
Bencana Lain
1
Plered
158
255
0
2
Tegalwaru
97
57
0
3
Maniis
17
0
102
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
No
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama
Kecamatan
Jatiluhur
Sukasari
Sukatani
Darangdan
Bojong
Kiarapedes
Pasawahan
Babakancikao
Cibatu
Bungursari
Total
Keluarga Rawan
Longsor
0
64
2
41
92
236
31
3
5
0
746
Keluarga Rawan
Banjir
5
0
0
0
0
20
32
90
0
0
459
Keluarga Rawan
Bencana Lain
0
0
0
0
0
0
0
310
0
109
521
Pada tahun 2011, jumlah penduduk yang berada di bantaran sungai sebesar 460 KK
dengan jumlah bangunan sebesar 435 unit. Dimana sebarannya terdapat di 10 kecamatan
di Kabupaten Purwakarta. Sedangkan untuk penduduk yang berada di bawah jaringan
listrik tegangan tinggi yaitu sebanyak 730 KK dengan jumlah bangunan sebesar 673
bangunan yang tersebar di 9 kecamatan.
Tabel 7.7 Keluarga yang Tinggal di Bantaran Sungai dan di Bawah Tegangan Tinggi di
Kabupaten Purwakarta
Bantaran Sungai
Dibawah Tegangan Tinggi
No
Kecamatan
Keluarga
Bangunan
Keluarga
Bangunan
1
Plered
63
58
107
87
2
Pondoksalam
0
0
13
14
3
Tegalwaru
100
100
30
30
4
Maniis
36
36
155
158
5
Jatiluhur
0
0
177
23
6
Sukasari
66
66
23
24
7
Sukatani
7
7
30
0
8
Darangdan
16
14
0
0
9
Bojong
0
0
0
0
10
Wanayasa
2
2
0
2
11
Kiarapedes
42
42
165
149
12
Pasawahan
0
0
0
0
13
Purwakarta
38
38
30
30
14
Babakancikao
90
72
0
0
15
Campaka
0
0
0
0
16
Cibatu
0
0
0
0
17
Bungursari
0
0
0
0
Total
460
435
730
673
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Pengembangan permukiman senantiasa dihadapkan pada berbagai permasalahan dan
tantangan. Permasalahan dan tantangan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
permasalahan dan tantangan tingkat nasional maupun tingkat kabupaten. Permasalahan
pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga
dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur
yang masih terbatas;
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil,
daerah terpencil, dan kawasan perbatasan; dan
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
Sementara itu tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta
Karya sektor Pengembangan Permukiman;
3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk di dalamnya pencapaian ProgramProgram Pro Rakyat (Direktif Presiden);
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya
khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah;
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan
infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota; dan
6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPI2JM bidang Cipta
Karya pada Kabupaten/Kota.
Tabel 7.8 Rekapitulasi Realisasi Anggaran Urusan Perumahan pada Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang
Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
TOTAL
REALISASI
ANGGARAN
REALISASI ANGGARAN (Rp,00)
No.
1.
2.
3.
URAIAN
Program
Pengembangan
Perumahan
Program
Lingkungan
Sehat
Perumahan
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
JUMLAH
2008
2009
2010
2011
2012*)
1.487.104.350
840.920.700
691.664.450
240.760.500
61.909.100
3.322.359.100
-
23.562.500
-
-
-
23.562.500
-
2.427.308.200
11.984.647.900
16.227.482.913
791.440.600
31.430.879.613
1.487.104.350
3.291.791.400
12.676.312.350
16.468.243.413
853.349.700
34.776.801.213
Sumber: Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta
Data Tahun 2008-2011 (Hasil Audit BPK)
*) Data sampai dengan semester I tahun 2012 (Unaudited)
Sebagaimana isu strategis, di Kabupaten Purwakarta terdapat permasalahan dan
tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum tentu djumpai di
kabupaten/kota lain. Permasalahan dan tantangan tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut.
Tabel 7.9 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Kabupaten Purwakarta
No Permasalahan Pengembangan Permukiman
Tantangan Pengembangan
1
Aspek Teknis
Target SPM 0% kawasan kumuh pada
Belum terorganisasikannya
tahun 2019
perencanaan dan pemrogaman
Belum adanya SK kawasan kumuh di
pembangunan perumahan dan
Kabupaten Purwakarta yang dapat
permukiman yang dapat saling mengisi
dijadikan acuan untuk mencapai target
antara ketersediaan sumber daya dan
0% kumuh
kebutuhan yang berkembang di
Keterbatasan lahan yang berdampak
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
No
2
3
4
5
Permasalahan Pengembangan Permukiman
masyarakat.
Penyediaan tanah, prasarana dan
sarana, teknologi bahan bangunan,
konstruksi dan kelembagaan yang
masih memerlukan pengaturan yang
dapat mengakomodasikan muatan dan
kapasitas lokal.
Aspek Kelembagaan
Pemberian ijin penguasaan lahan untuk
kawasan perumahan dan permukiman
yang umumnya belum dilandaskan
pada kerangka penataan ruang wilayah
yang lebih menyeluruh.
Belum terorganisasikannya
perencanaan dan pemrogaman
pembangunan perumahan dan
permukiman yang dapat saling mengisi
antara ketersediaan sumber
daya dan kebutuhan yang berkembang
di masyarakat
Penyediaan tanah, prasarana dan
sarana, teknologi bahan bangunan,
konstruksi dan kelembagaan yang
masih memerlukan pengaturan yang
dapat mengakomodasikan muatan dan
kapasitas lokal.
Masih banyaknya perumahan yang
belum serah terima
Aspek Pembiayaan
Berkembangnya penguasaan lahan
skala besar oleh banyak pihak tidak
disertai dengan kemampuan untuk
membangun atau merealisasikan pada
waktunya.
Aspek Peran Serta Masyakat/Swasta
Belum tertampungnya aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang
memerlukan rumah, termasuk hal untuk
ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan perumahan dan
permukiman
Tantangan Pengembangan
pada tingginya harga lahan untuk
permukiman, tingginya pemukim di
kawasan ilegal (bantaran sungai)
Kebijakan otonomi daerah yang makin
menciptakan kemandirian wilayah,
kemandirian sektoral yang terkadang
kontraproduktif terhadap perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan yang
menciptakan konflik dan inkonsistensi
dalam pelaksanaan program
pembangunan perumahan
permukiman.
Arah pembangunan permukiman
secara nyata nampak dalam
pembangunan perumahan pada
kawasan baru yang diprakarsai oleh
swasta developer sedangkan
pembangunan permukiman yang
bersifat rehabilitasi, penanganan
lingkungan (mis: peremajaan kota)
menjadi tidak populer dan kurang
mendapatkan prioritas, dan harus
ditangani oleh pemerintah sendiri
karena swasta sulit untuk dilibatkan.
Dengan keterbatasan dana pemerintah
maka program semacam itu menjadi
tidak berjalan sebagai mana mestinya.
Pendanaan melalui sumber pembiayaan
komersial (swasta) hanya dapat melayanai
kebutuhan non MBR (golongan masyarakat
menengah keatas), sedangkan untuk MBR
perlu dibiayai oleh pemerintah.
Pandangan masyarakat yang masih
menganggap bencana banjir
merupakan rutinitas, karena seringnya
masalah tersebut muncul.
Keterbatasan kemampuan developer/
pemerintah dalam memperluas
jangkauan pembangunan rumah
Aspek Lingkungan Permukiman
Belum terselesaikannya masalah
ketidak seimbangan pembangunan
desakota yang telah menumbuhkan
berbagai kesenjangan sosioekonomi.
Akibatnya desa menjadi kurang menarik
dan dianggap tidak cukup prospektif
untuk dihuni, sedang kota semakin
padat dan tidak nyaman untuk dihuni.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
7.2
Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus
dicapai. Arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang
Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun
di tingkat kabupaten/kota, di antaranya RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan
proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
pengurangan luasan kawasan kumuh sebesar 10% pada tahun 2014 dan pengurangan
kawasan kumuh menjadi 0% kawasan kumuh pada tahun 2019, arahan MP3EI dan MP3KI,
arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 20102014. Sementara itu arahan di tingkat kabupaten meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten
Purwakarta, dan Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut merupakan dasar analisis
kebutuhan pengembangan permukiman.
Tabel 7.10 Perkiraan Kebutuhan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Purwakarta
untuk 5 Tahun
No
JUMLAH PENDUDUK (JIWA)
Kecamatan
BACKLOG (UNIT)
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
1
Jatiluhur
66,611
67,397
68,193
68,997
69,812
-
-
-
-
2
Sukasari
15,104
15,107
15,110
15,113
15,116
-
-
-
-
-
3
Maniis
33,575
33,978
34,386
34,799
35,216
499
600
701
805
909
4
Tegalwaru
48,697
49,573
50,466
51,374
52,299
-
-
-
-
-
5
Plered
75,335
75,772
76,211
76,653
77,098
1,817
1,926
2,036
2,146
2,257
6
Sukatani
67,490
67,868
68,248
68,630
69,015
315
409
504
600
696
7
Darangdang
63,197
63,538
63,881
64,226
64,573
-
-
-
-
-
8
Bojong
46,999
47,102
47,206
47,310
47,414
521
547
572
598
624
9
Wanayasa
41,034
41,190
41,347
41,504
41,662
6,195
6,234
6,273
6,312
6,351
10
Kiarapedes
25,477
25,706
25,937
26,171
26,406
-
-
-
-
-
11
Pasawahan
43,153
43,499
43,847
44,197
44,551
1,144
1,231
1,318
1,405
1,494
12
Pondoksalam
28,636
29,009
29,386
29,768
30,155
571
664
758
854
951
13
Purwakarta
183,173
186,470
189,827
193,244
196,722
19,142
19,967
20,806
21,660
22,530
14
Babakancikao
50,881
51,593
52,315
53,048
53,790
-
-
-
-
144
15
Campaka
44,652
45,456
46,274
47,107
47,955
1,100
1,301
1,505
1,714
1,926
16
Cibatu
28,526
28,668
28,812
28,956
29,100
-
-
-
-
-
17
Bungursari
54,637
55,347
56,066
56,795
57,534
289
467
647
829
1,013
Kabupaten
917,176
927,273
937,511
947,892
958,417
31,592
33,344
35,120
36,923
38,895
-
Sumber: Hasil Analisa dan Perbandingan Penyusunan Rencana Program Perumahan Daerah Kabupaten Purwakarta
Sesuai dengan kebutuhan perumahan dan permukiman yang ada didalam dokumen
RP2KP Kabupaten Purwakarta, maka dirumuskan kebutuhan-kebutuhan terkait kebutuhan
Penyediaan Perumahan Formal, Kebutuhan Penyediaan Hunian Vertikal dan Kebutuhan
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Kawasan Perkotaan Kabupaten Purwakarta sebagai
berikut:
A. Kawasan Perkotaan Cikopo-Purwakarta
Kebutuhan dan Target Penyediaan Perumahan Formal pada Kawasan
Pengembangan Baru di Kawasan Perkotaan Cikopo Purwakarta diuraikan
sebagai berikut.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Sedangkan alokasi Hunian Vertikal pada kawasan perkotaan Cikopo - Purwakarta
= 5% dari demand Kawasan perkotaan Cikopo – Purwakarta sehingga kebutuhan
RUSUN : 19 Twin Blok dengan Arahan Lokasi : Cluster Purwakarta (Babakancikao,
Purwakarta, Ciganea).
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Adapun kebutuhan dan Target Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Kawasan
Perkotaan Cikopo - Purwakarta di uraikan sebagai berikut.
Berdasarkan
dasar
kebutuhan
tersebut,
kebutuhan
perumusan
strategi
untuk
pengembangan kawasan
perkotaan
Cikopo
–
Purwakarta
dapat
diindikasikan
sebagai
berikut:
Strategi
untuk
pengembangan
hunian
Vertikal
bersubsidi bagi MBR
dan buruh pekerja
industri;
Strategi
untuk
pemenuhan rumah formal akibat demand metropolitan dengan memperhatikan
tata ruang dan kaidah lingkungan;
Strategi untuk menangani kawasan kumuh perkotaan;
Strategi untuk penguatan citra dan identitas kawasan pusat kota melalui
revitalisasi dan peremajaan kawasan; dan
Strategi untuk meningkatkan kualitas rumah tidak layak huni.
B. Kawasan Perkotaan Plered
Target Penyediaan perumahan formal untuk memenuhi demand lokal pada PKL
Plered:
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Kebutuhan integrasi
Kawasan Plered.
lingkungan permukiman dangan lingkungan industri di
Berdasarkan permasalahan dan pertimbangan tersebut, kebutuhan perumusan
strategi untuk pengembangan PKL Plered dapat diindikasikan sebagai berikut :
Strategi untuk mendukung penyediaan infrastruktur bagi rumah sehat
sederhana;
Strategi untuk meningkatkan kualitas rumah tidak layak huni.
Strategi keterpaduan unduk memperkuat linkage antara sektor industri,
pariwisata secara kreatif dalam kerangka pengembangan kawasan
permukiman perkotaan;
Strategi untuk pengembangan perumahan formal bagi pemenuhan demand
lokal.
C. Pengembangan Kawasan Permukiman Pada Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru
Secara Produktif dan Berkelanjutan
Kebutuhan Pembangunan Permukiman di Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Kebutuhan
dan
Target
Perbaikan Rumah Tidak Layak
Huni Pada Pusat – Pusat
Pertumbuhan Baru.
Kebutuhan Pengembangan berdasarkan karakter Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Berdasarkan permasalahan dan pertimbangan tersebut, kebutuhan perumusan
strategi untuk pengembangan kawasan permukiman pada pusat-pusat
pertumbuhan baru secara produktif dan berkelanjutan dapat diindikasikan sebagai
berikut:
Strategi untuk pengembangan kota hijau;
Strategi untuk pemenuhan kebutuhan hunian bagi pekerja industri;
Strategi untuk fasilitasi peningkatan akses infrastruktur perkotaan dan
pebaikan rumah tidak layak huni.
7.3
Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Pengembangan
dan Permukiman
Berdasarkan lokasi pelaksanaan, program-program sektor pengembangan permukiman
dapat digolongkan ke dalam 2 jenis program/kegiatan, yaitu program/kegiatan untuk
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk
pembangunan Rusunawa dan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Program/kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perkotaan dapat berupa:
1. Infrastruktur kawasan permukiman kumuh;
2. Infrastruktur permukiman RSH; dan
3. Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya.
Sementara pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan
permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan
bencana, serta perbatasan dan pulau kecil; pengembangan kawasan pusat pertumbuhan
dengan program PISEW (RISE); dan desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Program/kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perdesaan dapat berupa:
1. Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/ Minapolitan)
2. Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
3.
4.
5.
6.
Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil
Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
Infrastruktur perdesaan PPIP
Infrastruktur perdesaan RIS PNPM
Pelaksanaan program/kegiatan pengembangan permukiman sangat bergantung pada
kesiapan pemerintah. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam mengukur
tingkat kesiapan pemerintah kabupaten untuk pelaksanaan pengembangan permukiman
di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
2. Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.
3. Kesiapan lahan (sudah tersedia).
4. Sudah tersedia DED.
5. Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK,
Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
6. Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk
pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
7. Ada unit pelaksana kegiatan.
8. Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
Kriteria-kriteria di atas termasuk ke dalam kriteria kesiapan umum. Selain kriteria tersebut di
atas terdapat pula beberapa kriteria khusus sesuai dengan program/kegiatan yang akan
dilaksanakan.
No
1
2
3
4
Tabel 7.11 Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Khusus
Program/Kegiatan
Kriteria Kesiapan
Rusunawa Kesediaan Pemda untuk penandatanganan MoA
Dalam Rangka penanganan Kawasan Kumuh
Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air
Minum, dan PSD lainnya
Ada calon penghuni
RIS PNPM Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.
Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.
Tingkat kemiskinan desa >25%.
Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan
BOP minimal 5% dari BLM.
PPIP Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI
Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum
ditangani program Cipta Karya lainnya
Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik
Tingkat kemiskinan desa >25%
PISEW Berbasis pengembangan wilayah
Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang
mendukung (i) transportasi, (ii) produksi pertanian, (iii)
pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v)
pendidikan, serta (vi) kesehatan
Mendukung komoditas unggulan kawasan
Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Purwakarta, kriteria kesiapan daerah
yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi dokumen RP2KP Kabupaten
Purwakarta.
7.4
Usulan Pogram dan Kegiatan Pengembangan dan Permukiman
Usulan program dan kegiatan terdiri dari program dan kegiatan yang diusulkan untuk
sektor pengembangan permukiman beserta pembiayaannya.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 17
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Program dan kegiatan yang diusulkan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan
permukiman di masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan
target yang ingin dicapai. Akan tetapi usulan program dan kegiatan terbatas oleh waktu
dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota sehingga untuk jangka waktu
perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan
prioritas dari tahun pertama hingga kelima.
Tabel 7.12 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten
Purwakarta
NO
1
2
2.a.
RINCIAN KEGIATAN
LAPORAN PEMBINAAN
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Masterplan tempat pemakaman
umum (TPU)
INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN
INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN KUMUH
Penanganan kawasan kumuh
perkotaan di Kab. Purwakarta
Pembangunan Rumah Tidak Layak
Huni
Pembangunan Rumah Tidak Layak
Huni
VOLUME
SATUAN
BIAYA
(Rp x Juta)
LOKASI
KESIAPAN
800,000
10
kawasan
1,860,000
25
Unit
375,000
25
Unit
375,000
Jalan Hotmix
14000
m2
1,750,000
Jalan Hotmix
10000
m2
1,250,000
Jalan Hotmix
8000
m2
1,000,000
1
paket
2,500,000
1
paket
750,000
1
paket
700,000
1
paket
1,000,000
Bantuan Perkim Pada Kawasan RSH
2.b.
RUSUNAWA BESERTA
INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA
Perbaikan Jalan dan Saluran Akses
Rusunawa
Pembangunan Sumur Dalam
Rusunawa
Pembangunan Emplacement
Rusunawa
Pembangunan Pagar Rusunawa
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
RSH YANG MENINGKAT
KUALITASNYA
Pondok Jaya
Indah
Griya Utami
Bukit Soeryo
Residence
Perencanaan Teknis (DED)
4
4.a.
DED PSD Perkim Bagi RSH
INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN PERDESAAN
INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN PERDESAAN
POTENSIAL YANG MENINGKAT
KUALITASNYA ]
Manajemen Pengendalian
- Pendampingan PIP untuk
operasional dan pengawasan
Pemberdayaan Masyarakat dalam
rangka Pembangunan Infrstruktur
Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan
PSD Perkim pada Kawasan
200,000
40,000
20 Desa ( Se Kab.
Purwakarta )
2,000,000
5
paket
200,000
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
NO
RINCIAN KEGIATAN
VOLUME
SATUAN
BIAYA
(Rp x Juta)
LOKASI
KESIAPAN
Perdesaan
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan
Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan Maniis
5000
m2
1,500,000
Jalan Lingkungan
2000
m2
360,000
14000
m'
1,400,000
7000
m2
2,100,000
Kecamatan
Tegalwaru
3000
m2
540,000
Ds. Sukahaji
20000
m2
2,000,000
Ds. Karoya
(Hinterland)
paket
3,540,000
15450
12500
10000
14500
m2
m2
m2
m2
1,158,750
937,500
750,000
1,087,500
Kel. Ciseurueh
Kel. Nagri Kaler
Kel. Cipaisan
Kel. Munjul Jaya
4670
m2
1,033,000
Kec.
Pondoksalam
14880
m2
1,488,000
Kec. Wanayasa
7366
m2
736,600
Kec. Pasawahan
Saluran (Kanan-kiri)
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan
Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan
Tegalwaru
Jalan Lingkungan
Saluran (Kanan-Kiri)
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan
Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
(KTP2D) di Kec. Tegalwaru
Bantuan PSD Perkim Pada
Infrastruktur Perkotaan
a. jl. Lingkungan Kel. Ciseurueh
b. Jl. Lingkungan Kel. Nagri Kaler
e. Jl. Lingkungan Kel. Cipaisan
f. Jl. Lingkungan Kel. Munjul Jaya
Bantuan PSD Perkim Pada
Infrastruktur Perdesaan
a. Jl. Lingkungan Desa Salam Mulya
Kec. Pondoksalam
b. Jl. Lingkungan Desa Wanayasa
Kec. Wanayasa
c. Jl. Lingkungan Desa Pasawahan
Kec. Pasawahan
1
Kecamatan Maniis
Ds. Tegal Datar
(DPP)
Ds. Gunung
Karung
(Hinterland)
B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Berdasarkan usulan program dan kegiatan pengembangan dapat diidentifikasi
kemungkinan sumber pembiayaan baik dari APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN,
maupun dari masyarakat dan swasta, sesuai dengan kemampuan pembiayaan pemerintah
Kabupaten Purwakarta. Usulan pembiayaan pembangunan permukiman di Kabupaten
Purwakarta dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.13 Usulan Pembiayaan Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Purwakarta
NO
1
2
RINCIAN KEGIATAN
LAPORAN
PEMBINAAN
PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN
Masterplan tempat
pemakaman umum
(TPU)
INFRASTRUKTUR
KAWASAN
PERMUKIMAN
APBN
(Rp x Juta)
APBD PROV.
(Rp x Juta)
APBD KAB
(Rp x Juta)
SWAST
A
Masyara
kat
CSR
800,000
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 19
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
NO
RINCIAN KEGIATAN
APBN
(Rp x Juta)
APBD PROV.
(Rp x Juta)
APBD KAB
(Rp x Juta)
SWAST
A
Masyara
kat
CSR
PERKOTAAN
2.a.
2.b.
4
4.a.
INFRASTRUKTUR
KAWASAN
PERMUKIMAN
KUMUH
Penanganan kawasan
kumuh perkotaan di
Kab. Purwakarta
Pembangunan Rumah
Tidak Layak Huni
Pembangunan Rumah
Tidak Layak Huni
Bantuan Perkim Pada
Kawasan RSH
Jalan Hotmix
Jalan Hotmix
Jalan Hotmix
RUSUNAWA
BESERTA
INFRASTRUKTUR
PENDUKUNGNYA
Perbaikan Jalan dan
Saluran Akses
Rusunawa
Pembnagunan Sumur
Dalam Rusunawa
Pembangunan
Emplacement
Rusunawa
Pembangunan Pagar
Rusunawa
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN RSH
YANG MENINGKAT
KUALITASNYA
Perencanaan Teknis
(DED)
- DED PSD Perkim
Bagi RSH
INFRASTRUKTUR
KAWASAN
PERMUKIMAN
PERDESAAN
INFRASTRUKTUR
KAWASAN
PERMUKIMAN
PERDESAAN
POTENSIAL YANG
MENINGKAT
KUALITASNYA ]
- Pendampingan PIP
untuk operasional dan
pengawasan
Pemberdayaan
Masyarakat dalam
rangka Pembangunan
Infrstruktur Perdesaan
1,860,000
375,000
375,000
1,750,000
1,250,000
1,000,000
2,500,000
750,000
700,000
1,000,000
200,000
40,000
1,000,000
700,000
300,000
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
NO
RINCIAN KEGIATAN
Supervisi Pengawasan
Pelaksanaan PSD
Perkim pada Kawasan
Perdesaan
Bantuan PSD Perkim
Pada Kawasan
Perdesaan
Jalan Poros Desa
Kecamatan Maniis
Jalan Lingkungan
Saluran (Kanan-kiri)
Bantuan PSD Perkim
Pada Kawasan
Perdesaan
Jalan Poros Desa
Kecamatan Tegalwaru
Jalan Lingkungan
Saluran (Kanan-Kiri)
Infrastruktur Kawasan
Permukiman
Perdesaan
- Penyediaan
Infrastruktur
Permukiman Kawasan
Perdesaan (KTP2D) di
Kec. Tegalwaru
Bantuan PSD Perkim
Pada Infrastruktur
Perkotaan
a. jl. Lingkungan Kel.
Ciseurueh
b. Jl. Lingkungan Kel.
Nagri Kaler
e. Jl. Lingkungan Kel.
Cipaisan
f. Jl. Lingkungan Kel.
Munjul Jaya
Bantuan PSD Perkim
Pada Infrastruktur
Perdesaan
a. Jl. Lingkungan Desa
Salam Mulya Kec.
Pondoksalam
b. Jl. Lingkungan Desa
Wanayasa Kec.
Wanayasa
c. Jl. Lingkungan Desa
Pasawahan Kec.
Pasawahan
APBN
(Rp x Juta)
APBD PROV.
(Rp x Juta)
APBD KAB
(Rp x Juta)
SWAST
A
Masyara
kat
CSR
200,000
1,500,000
700,000
300,000
500,000
60,000
200,000
500,000
600,000
40,000
200,000
2,100,000
1,200,000
3,300,000
240,000
1,000,000
158,750
750,000
187,500
750,000
1,000,000
1,000,000
87,500
750,000
283,000
400,000
88,000
736,600
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 21
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Tabel 7.14 Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan Permukiman Kabupaten Purwakarta
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO
RINCIAN KEGIATAN
1
1
1.a.
2
LOKASI
3
VOLUME
4
SATUAN
5
2.a.
6
APBN
Rp.
MURNI
7
PHLN
8
DAK
APBD
PROV.
APBD
KAB
BUMD
SWASTA
Masyarakat
CSR
9
10
11
12
13
14
15
LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
Masterplan tempat pemakaman umum (TPU)
2
TAHUN
2015
800,000
INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN
INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
KUMUH
Penanganan kawasan kumuh perkotaan di Kab.
Purwakarta
10
kawasan
2016
1,860,000
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
25
Unit
2015
375,000
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
25
Unit
2016
375,000
Bantuan Perkim Pada Kawasan RSH
Jalan Hotmix
Pondok Jaya Indah
14000
m2
2016
1,750,000
Jalan Hotmix
Griya Utami
10000
m2
2016
1,250,000
Jalan Hotmix
Bukit Soeryo Residence
8000
m2
2016
1,000,000
Perbaikan Jalan dan Saluran Akses Rusunawa
1
paket
2015
2,500,00
0
Pembnagunan Sumur Dalam Rusunawa
1
paket
2015
750,000
Pembangunan Emplacement Rusunawa
1
paket
2015
700,000
Pembangunan Pagar Rusunawa
1
paket
2015
1,000,00
0
RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR
PENDUKUNGNYA
RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR
PENDUKUNGNYA
2.b.
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG
MENINGKAT KUALITASNYA
- DED PSD Perkim Bagi RSH
4
INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
PERDESAAN
4.a.
INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT
KUALITASNYA ]
2015
200,000
Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor | 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOLUME
SATUAN
TAHUN
1
2
3
4
5
6
APBN
Rp.
PHLN
MURNI
7
8
DAK
APBD
PROV.
APBD
KAB
BUMD
SWASTA
Masyarakat
CSR
9
10
11
12
13
14
15
Manajemen Pengendalian
Pendampingan PIP untuk operasional dan
pengawasan
20 Desa ( Se Kab.
Purwakarta )
2015
Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka
Pembangunan Infrstruktur Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
40,000
2016
1,000,000
700,000
300,000
300,000
60,000
500,000
200,000
500,000
40,000
600,000
200,000
5
paket
2016
200,000
Kecamatan Maniis
5000
m2
2015
1,500,000
Ds. Tegal Datar (DPP)
2000
m2
2015
Ds. Gunung Karung
(Hinterland)
14000
m'
2015
700,000
Kecamatan Tegalwaru
7000
m2
2016
2,100,000
Ds. Sukahaji
3000
m2
2016
Ds. Karoya (Hinterland)
20000
m2
2016
1,200,000
1
paket
2015
3,300,000
240,000
1,000,000
158,750
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan Maniis
Jalan Lingkungan
Saluran (Kanan-kiri)
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan Tegalwaru
Jalan Lingkungan
Saluran (Kanan-Kiri)
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
- Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kawasan
Perdesaan (KTP2D) di Kec. Tegalwaru
Bantuan PSD Perkim Pada Infrastruktur Perkotaan
a. jl. Lingkungan Kel. Ciseurueh
Kel. Ciseurueh
15450
m2
2015
b. Jl. Lingkungan Kel. Nagri Kaler
Kel. Nagri Kaler
12500
m2
2015
750,000
Kel. Cipaisan
10000
m2
2016
750,000
Kel. Munjul Jaya
14500
m2
2016
Kec. Pondoksalam
4670
m2
2015
b. Jl. Lingkungan Desa Wanayasa Kec. Wanayasa
Kec. Wanayasa
14880
m2
2015
c. Jl. Lingkungan Desa Pasawahan Kec. Pasawahan
Kec. Pasawahan
7366
m2
2015
e. Jl. Lingkungan Kel. Cipaisan
f. Jl. Lingkungan Kel. Munjul Jaya
1,000,000
187,500
87,500
Bantuan PSD Perkim Pada Infrastruktur Perdesaan
a. Jl. Lingkungan Desa Salam Mulya Kec.
Pondoksalam
1,000,000
750,000
283,000
400,000
88,000
736,600
Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor | 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
7.5
Penataan Bangunan dan Lingkungan
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai
bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik
bangunan gedung dan lingkungannya.
7.5.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
Penataan bangunan dan lingkungan di kabupaten tentu harus mengacu pada berbagai
arahan dan target peraturan pada skala nasional dan provinsi seperti undang-undang,
peraturan pemerintah, dan peraturan menteri. Di Kabupaten Purwakarta sendiri, belum
terdapat peraturan daerah/peraturan gubernur/peraturan bupati/peraturan lainnya terkait
penataan bangunan dan lingkungan.
A. Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan
Isu strategis tingkat nasional dalam sektor penataan bangunan dan lingkungan sangat
dipengaruhi oleh berbagai agenda pembangunan seperti Agenda Habitat, Isu Pemanasan
Global, MDGs, PNPM Mandiri, serta SPM biang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Berdasarkan hasil tinjauan terhadap agenda-agenda tersebut dapat dirumuskan isu
strategis penataan bangunan dan lingkungan tingkat nasional adalah sebagai berikut:
1) Penataan Lingkungan Permukiman
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;
c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di
perkotaan;
d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan
bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi
lokal;
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal;
f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan
bangunan dan lingkungan.
2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan
gedung di kab/kota;
c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal
dan mengacu pada isu lingkungan/berkelanjutan;
d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah
negara;
e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah
Negara.
3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau
sekitar 11,96% dari total penduduk Indonesia;
b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash
sesuai MoU PAKET;
c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan.
Selain berbagai isu di atas, terdapat pula beberapa isu strategis terkait penataan
bangunan dan lingkungan di Kabupaten Purwakarta, di antaranya seperti tercantum pada
tabel berikut ini.
Bab 7 Rencana pembangunan Infrastruktur | 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Tabel 7.15 Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Purwakarta
No
Kegiatan Sektor PBL
1.
Penataan Lingkungan
Permukiman
2.
Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Rumah Negara
3.
Pemberdayaan Komunitas
dalam Penanggulangan
Kemiskinan
Isu Strategis Sektor PBL
Masih adanya permukiman kumuh di Kabupaten
Purwakarta
Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman
tradisional dan bangunan bersejarah yang memiliki
potensi wisata.
Terjadinya degradasi kawasan strategis yang memiliki
potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota
Sarana lingkungan hijau/open space atau public space,
sarana olah raga dan lain-lain kurang diperhatikan
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan
dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada
daerah-daerah rawan bencana.
Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang
tidak berfungsi dan kurang mendapatkan perhatian
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan
Gedung di Daerah serta rendahnya kualitas pelayanan
publik dan perijinan
Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum
memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan
kenyamanan.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
kurang tertib dan efisien
Masih
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
BAB 7
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
7.1
Pengembangan Permukiman
Permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan (UU No.
1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan
terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta
desa tertinggal.
7.1.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
Rencana pengembangan permukiman di kabupaten harus dapat menjawab dan
menyelesaikan berbagai isu dan permasalahan saat ini. Berbagai isu strategis nasional
yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini di antaranya:
Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan
adaptasi terhadap perubahan iklim;
Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumahtangga
kumuh perkotaan;
Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang
tertuang dalam MP3EI dan MP3KI;
Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi
Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan;
Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin;
Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan
yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya
kawasan kumuh;
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun;
Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam
pengembangan kawasan permukiman; dan
Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan
permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas
sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi
standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang
terangkum secara nasional. Selain isu-isu di atas, di Kabupaten Purwakarta juga terdapat
beberapa isu strategis dalam pengembangan permukiman. Penjabaran isu-isu strategis ini
difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di perkotaan, dan
mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis pengembangan permukiman
di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No
1
2
3
4
5
6
7
Tabel 7.1 Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Purwakarta
Isu Strategis
Keterangan
Berkembangnya penguasaan lahan skala besar oleh banyak pihak
tidak disertai dengan kemampuan untuk membangun atau
merealisasikan pada waktunya
Pemberian ijin penguasaan lahan untuk kawasan perumahan dan
permukiman yang umumnya belum dilandaskan pada kerangka
penataan ruang wilayah yang lebih menyeluruh
Belum terorganisasikannya perencanaan dan pemrogaman
pembangunan perumahan dan permukiman yang dapat saling
mengisi antara ketersediaan sumber daya dan kebutuhan yang
berkembang di masyarakat
Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman, yang
nampaknya belum menjadi prioritas bagi banyak pemerintah daerah,
karena berbagai sebab dan keterbatasan.
Belum tertampungnya aspirasi dan kepentingan masyarakat yang
memerlukan rumah, termasuk hal untuk ikut berpartisipasi dalam
kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman
Penyediaan tanah, prasarana dan sarana, teknologi bahan bangunan,
konstruksi dan kelembagaan yang masih memerlukan pengaturan
yang dapat mengakomodasikan muatan dan kapasitas lokal
Belum terselesaikannya masalah ketidak seimbangan pembangunan
desa kota yang telah menumbuhkan berbagai kesenjangan sosioekonomi. Akibatnya desa menjadi kurang menarik dan dianggap tidak
cukup prospektif untuk dihuni, sedang kota semakin padat dan tidak
nyaman untuk dihuni.
Sumber : RTRW, Kajian Fasilitas Lingkungan Perumahan, RP2KP Kabupaten Purwakarta
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Kabupaten Purwakarta yang secara geografis terletak diantara tiga Pusat Kegiatan yaitu
DKI Jakarta, Bandung dan Cirebon serta dilalui jalan negara yang menghubungkan ketiga
kota tersebut, memiliki daya tarik terhadap berkembangnya berbagai aktivitas perkotaan
seperti tumbuhnya kawasan industri, kawasan perumahan skala besar dan lingkungan
permukiman baik perkotaan maupun perdesaan.
Kawasan permukiman perkotaaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama non
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi. Ciri utama wilayah ini adalah merupakan pusat pelayanan jasa, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi perkotaan, serta jumlah penduduk yang relatif padat tetapi dengan
luasan lahan yang relatif kecil. Arahan dalam pengembangan kawasan permukiman
perkotaan yakni:
1. Pengarahan dan pembatasan kegiatan permukiman perkotaan terutama di
sepanjang jalan dalam kaitan dengan pengendalian pemanfaatan ruang.
2. Pemanfaatan ruang perkotaan berpola konsentris dibandingkan linear sebagai
upaya meningkatkan efisiensi pelayanan kota.
3. Penyusunan rencana tata ruang kota pada kawasan yang menunjukkan
kecenderungan perkembangan pesat serta ibukota kecamatan.
4. Pengembangan permukiman untuk mendukung perkembangan zona industri di
Kecamatan .
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
5.
Peningkatan sarana dan prasaranan permukiman terutama sarana air bersih,
drainase, limbah, persampahan, listrik, dan telekomunikasi pada beberapa pusat
permukiman perkotaan.
Secara umum intensitas pemanfaatan lahan Kabupaten Purwakarta didominasi oleh
permukiman dan perumahan, hal ini menunjukan sebagian besar wilayah ini telah bersifat
urban. Penggunaan lahan untuk kegiatan perumahan dan permukiman termasuk
penggunaan yang paling dominan dalam pemanfaatan lahan terbangun kegiatannya
dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :
Perumahan/permukiman yang tumbuh dan berkembang tidak tertata dalam skala
ruang yang relatif kecil atau yang lazim disebut perkampungan. Perumahan
penduduk secara individual ini tersebar, dari bentuk, ukuran kapling, sempadan
bangunan maupun lokasinya. Penempatan perumahan individual relatif kurang ada
kesamaan. sehingga terkesan tidak teratur.
Perumahan yang tumbuh dan berkembang dibangun secara masal oleh
perusahaan atau lembaga pengembang dalam skala ruang yang relatif besar
dengan berbagai kelengkapan prasarana, sarana dan utilitas yang umumnya
disebut kompleks perumahan.
Masing-masing kegiatan perumahan mempunyai pola sebaran berbeda. Untuk
perkampungan yang berada di sekitar pusat kota pada umumnya menunjukkan pola
sebaran menerus merapat, Orientasi akses perumahan penduduk umumnya
memanfaatkan jaringan jalan utama kota. Perumahan di kawasan pusat kota relatif banyak
terkelompok pada kawasan ‘dalam’ dengan jaringan jalan penghubung atau jalan
lingkungan yang relatif sempit dan berupa gang, serta kepadatannya sudah relatif tinggi.
Kondisi orientasi akses yang tetap memanfaatkan jalan utama kota sebagai akses
pergerakan lokal memudahkan timbulnya kemacetan lalu lintas di jalan utama. Sedangkan
kompleks perumahan pada umumnya pola pengembangannya tidak menerus dan
menyesuaikan terhadap luas dan bentuk lahan yang berhasil dibebaskan.
Sebaran perumahan yang terdapat di Kabupaten Purwakarta, sebagian besar berada di
Kecamatan Purwakarta dan penyebarannya cukup besar seperti di Kelurahan Nagrikaler,
Kelurahan Munjuljaya, Kelurahan Ciseureuh, Kelurahan Tegalmunjul dan Desa Citalang.
Pembangunan dan pengembangan perumahan di Kecamatan Purwakarta masih terus
berlangsung sampai saat ini, baik yang di kerjakan oleh pengembang besar maupun yang
berskala kecil.
Adanya developer yang telah membebaskan tanahnya akan tetapi belum membangunnya
menjadikan lahan-lahan yang ada tidak efektif , lahan ini dinamakan lahan tidur contohnya
di Kelurahan Ciseureuh dan Munjuljaya. Aparat Dinas terkait hendaknya memberikan
perhatian dan peringatan bagi para pengembang tersebut, dan harus di periksa kembali
apakah izin lokasinya masih berlaku atau tidak. Karena izin lokasi tersebut harus
diperbaharui setiap tahun apabila luas lahannya 50 ha.
Apabila izin tersebut tidak pernah diperbaharui maka lahan tersebut dapat berpindah
tangankan, izin tersebut dapat di cek di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau di
Dinas BPPT.
Tabel 7.2 Penyebaran Perumahan Pengembang di Kecamatan Purwakarta Tahun 2011
No.
Nama
Komplek Perumahan
Lokasi
Luas Lahan
(Desa/Kelurahan)
(Ha)
Rumah
( Unit )
1
Oesman Singawinata
Nagrikaler
4.80
406
2
Munjul Jaya Permai
Munjuljaya
8.02
-
3
BTN Munjul (lama)
Munjuljaya
-
-
4
Pondokjaya Indah
Munjuljaya
10.79
952
Keterangan
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
No.
Nama
Komplek Perumahan
Lokasi
Luas Lahan
(Desa/Kelurahan)
(Ha)
Rumah
( Unit )
5
Griya Jaya
Munjuljaya
-
-
6
PT Yasa Patria Perkasa dan
PT Yala
Munjuljaya
14.5
-
Keterangan
Perkasa Internasional
7
Citalang Indah Permai
Munjuljaya
4.30
413
8
Perumnas Hegarmanah
Ciseureuh
1.50
50
9
Grya Asri
Ciseureuh
20.52
1,483
10
Sadang Sari
Ciseureuh
4.96
-
11
Perum POJ
Ciseureuh
-
-
12
Bumi Hegar Asih
Ciseureuh
11.42
-
13
Dian Anyar
Ciseureuh
22.28
1,602
14
Asrama Polisi
Ciseureuh
-
-
15
Brimob
Ciseureuh
-
-
16
Puskopad (Sukamulya
Permai)
Ciseureuh
2.51
190
17
Bukit Panorama Indah
Ciseureuh,
Munjuljaya Dan
Nagrikaler
27.06
2,307
18
Ciwangi Permai
Ciwangi
-
-
19
Purna Yudha
Ciwangi
-
-
20
Asrama Armed 2
Ciwangi
-
-
21
Perumnas Cimaung
Ciseureuh
6.50
500
22
Ganda Sari
Cigelam
-
1,200
23
Buana Indah
Mulyamekar
-
-
24
Graha Citalang Permai
Citalang
5.81
317
25
Griya Mukti
Ciwareng
-
-
153.39
9,367
TOTAL
Sedang
Dibangun
Sumber : RDTR Kawasan Perkotaan Purwakarta 2013-2032
Tabel 7.3 Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Purwakarta
No
Lokasi
Rusunawa
Tahun
Pembangunan
Pengelola
Jumlah
Penghuni
Kondisi
1
Ciwareng
2014
-
-
-
Prasarana
CK yang
ada
-
Permukiman Kumuh
Berdasarkan kondisi dan permasalahan Iingkungan permukiman, kawasan permukiman
kumuh dapat dibedakan dalam 3 (tiga) tipologi. Tipologi permukiman kumuh tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial ekonomi. Ini merupakan
permukiman kumuh yang terletak di sekitar pusat-pusat aktifitas sosial-ekonomi.
Seperti halnya lingkungan industri, sekitar pasar tradisional, pertokoan, lingkungan
pendidikan/kampus, sekitar obyek-obyek wisata dan pusat-pusat pelayanan sosialekonomi lainnya.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
2.
3.
Permukiman kumuh pusat kota Merupakan permukiman kumuh yang terletak di
tengah kota (urban core), yang sebagai permukiman lama atau kuno atau
tradisional. Permukiman yang dimaksud disini adalah permukiman yang dahulu
merupakan permukiman yang diperuntukkan bagi hunian kalangan menengah ke
bawah.
Permukiman kumuh pinggiran kota Merupakan permukiman kumuh yang berada di
luar pusat kota (urban fringe), yang ada pada umumnya merupakan permukiman
yang tumbuh dan berkembang di pinggiran kota sebagai konsekuensi dari
perkembangan kota, perkembangan penduduk yang sangat cepat serta tingkat
perpindahan penduduk dari desa ke kota yang sangat tinggi.
Kawasan kumuh di Kawasan Perkotaan Purwakarta:
1. Cipaisan (Desa Sukarata)
2. Sindangkasih (Kelurahan Bojong- berbatasan dengan stasiun)
3. Munding Tengah (berpotensi banjir juga)
Kawasan kumuh di Kabupaten Purwakarta:
1. Kecamatan Wanayasa
2. Kecamatan Plered
3. Kecamatan Bojong
4. Kecamatan Pasawahan
Kawasan berpotensi genangan air dan genangan baru (karena system drainase)
1. Pertigaan perhutani
2. Ciseureuh daerah PLK
3. Dekat kantor BPPN
4. Cikopo
Permasalahan permukiman kumuh di Kabupaten Purwakarta tersebar di Kecamatan
Pasawahan, Tegalwaru, Maniis, dan Jatiluhur. Dimana jumlah keseluruhan rumah keluarga
yang berada pada permukiman kumuh sebanyak 5.463 KK. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 7.4 Data Kawasan Teridentifikasi Kumuh di Kabupaten Purwakarta
No
Lokasi
Nama
Lingkup Administrasi
Luas
(Ha)
KK
RT/RW
Kel/Desa
Kec
1
Purwamekar
Sukamekar
0.80
192
RW.03
Purwamekar
Purwakarta
2
Cipaisan
Sukarata
8.20
853
RW.05 & RW.06
Cipaisan
Purwakarta
3
Nagrikaler
Beringin
5.10
RW 08
Nagrikaler
Purwakarta
Kp Bojongsono
6.90
RT 01-05 RW 01
Nagrikaler
Purwakarta
4
Nagrikidul
Bebesaran
3.40
RT 37/RW 07
Nagrikidul
Purwakarta
Sukamaju
0.60
RT 34/ RW 06
Nagrikidul
Purwakarta
Cigedogan
2.00
RT 49/RW 10
Sindangkasih
Purwakarta
Purnawarman Selatan
2.30
RT 42/RW 08
Sindangkasih
Purwakarta
Cigedogan Timur
1.20
RT 29,48,55/ RW 14
Sindangkasih
Purwakarta
Sarimulya
0.80
RT 02 ,03,04 / RW 06
Tegalmunjul
Purwakarta
Sukamaju
2.30
RW 07
Ciseureuh
Purwakarta
Sukamulya
0.60
RW 06
Ciseureuh
Purwakarta
Ciselang
4.00
Munjul
0.80
Wangunjaya
7.30
Mekarsari
0.70
5
Sindangkasih
6
Tegalmunjul
7
Ciseureuh
8
Munjuljaya
9
Citalang
663
311
975
38
1.124
446
363
RW 05
Munjuljaya
Purwakarta
RT 18 / RW 06
Munjuljaya
Purwakarta
RT 13,14,15/RW 03
Citalang
Purwakarta
RT 16,17,18 / RW 04
Citalang
Purwakarta
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
No
10
Lokasi
Nagritengah
Nama
Luas
(Ha)
Lingkup Administrasi
KK
Babakanbaru
2.00
498
Total
49
5.463
RT/RW
Kel/Desa
Kec
RT 11/RW 10
Nagritengah
Purwakarta
Sumber : Inventarisasi Kawasan Kumuh Kabupaten Purwakarta 2014
Kawasan Permukiman Perdesaan
Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian
termasuk pengolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan
permukiman perdesaan lokasinya menyebar dalam bentuk pusat-pusat permukiman desa.
Dalam kawasan perdesaan paling tidak terdapat kegiatan berupa:
1. Pusat pelayanan jasa sosial ekonomi, seperti pasar, peribadatan, pendidikan.
2. Lahan usaha pertanian, seperti: sawah irigasi teknis, sawah irigasi semi teknis,
tegalan, perkebunan dan kebun campuran.
Pengembangan pusat permukiman harus dikaitkan secara serasi, selaras dan saling
menguatkan dengan sistem kota dan pengembangan kawasan-kawasan produksi dan
prasarana wilayah.
Dalam rangka memadukan perkembangan desa dan kota perlu dipilih pusat-pusat desa
yang merupakan desa-desa yang mempunyai keterkaitan dengan desa-desa lain dan
pusat-pusat permukiman kota. Arahan kebijakan pengembangan perdesaan yakni:
1. Perbaikan sistem dan mekanisme budidaya pertanian antara lain melalui
perbaikan prasarana produksi, peningkatan panyuluhan bagi petani dan
pemberian insentif (berupa kredit) dalam memacu produksi petani.
2. Peningkatan prasarana perhubungan dan pemasaran antar desa dan kota.
Tabel 7.5 Indikator Meningkatnya Kualitas Tempat Tinggal Kabupaten Purwakarta
Indikator Kinerja
Rasio Permukiman
Layak Huni
Rumah Tinggal
Bersanitasi
Rasio Tempat
Pemakaman Umum
/ Satuan Penduduk
Satuan
Hasil Th
2011
Hasil Th
2012
Hasil Th
2013
Target
Th 2013
Tercapai/
Tidak
Target
Akhir
RPJMD
Persen
50,82
45
89,67
15,00
√
70
Persen
57,76
50
57,76
85,00
▲
90
Persen
15,98
47,12
47,12
10,00
√
10
Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan
Ket: √ = mencapai target, X = tidak mencapai target, ▲ = tidak mencapai target tetapi ada peningkatan dibandingkan
kinerja tahun lalu.
Kawasan Permukiman Khusus
Permukiman pada kawasan bencana di Kabupaten Purwakarta meliputi 6.291 wilayah
permukiman yang tersebar banyak di Kecamatan Pasawahan, Pondoksalam,dan Sukatani.
Kecamatan yang memiliki permukiman rawan longsor yang cukup tinggi adalah:
Kecamatan Pasawahan. Kecamatan yang memiliki permukiman rawan banjir yang cukup
tinggi adalah: Kecamatan Purwakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 7.6 Keluarga yang Tinggal di Lokasi Rawan Bencana di Kabupaten Purwakarta
Nama
Keluarga Rawan Keluarga Rawan
Keluarga Rawan
No
Kecamatan
Longsor
Banjir
Bencana Lain
1
Plered
158
255
0
2
Tegalwaru
97
57
0
3
Maniis
17
0
102
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
No
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama
Kecamatan
Jatiluhur
Sukasari
Sukatani
Darangdan
Bojong
Kiarapedes
Pasawahan
Babakancikao
Cibatu
Bungursari
Total
Keluarga Rawan
Longsor
0
64
2
41
92
236
31
3
5
0
746
Keluarga Rawan
Banjir
5
0
0
0
0
20
32
90
0
0
459
Keluarga Rawan
Bencana Lain
0
0
0
0
0
0
0
310
0
109
521
Pada tahun 2011, jumlah penduduk yang berada di bantaran sungai sebesar 460 KK
dengan jumlah bangunan sebesar 435 unit. Dimana sebarannya terdapat di 10 kecamatan
di Kabupaten Purwakarta. Sedangkan untuk penduduk yang berada di bawah jaringan
listrik tegangan tinggi yaitu sebanyak 730 KK dengan jumlah bangunan sebesar 673
bangunan yang tersebar di 9 kecamatan.
Tabel 7.7 Keluarga yang Tinggal di Bantaran Sungai dan di Bawah Tegangan Tinggi di
Kabupaten Purwakarta
Bantaran Sungai
Dibawah Tegangan Tinggi
No
Kecamatan
Keluarga
Bangunan
Keluarga
Bangunan
1
Plered
63
58
107
87
2
Pondoksalam
0
0
13
14
3
Tegalwaru
100
100
30
30
4
Maniis
36
36
155
158
5
Jatiluhur
0
0
177
23
6
Sukasari
66
66
23
24
7
Sukatani
7
7
30
0
8
Darangdan
16
14
0
0
9
Bojong
0
0
0
0
10
Wanayasa
2
2
0
2
11
Kiarapedes
42
42
165
149
12
Pasawahan
0
0
0
0
13
Purwakarta
38
38
30
30
14
Babakancikao
90
72
0
0
15
Campaka
0
0
0
0
16
Cibatu
0
0
0
0
17
Bungursari
0
0
0
0
Total
460
435
730
673
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Pengembangan permukiman senantiasa dihadapkan pada berbagai permasalahan dan
tantangan. Permasalahan dan tantangan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
permasalahan dan tantangan tingkat nasional maupun tingkat kabupaten. Permasalahan
pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga
dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur
yang masih terbatas;
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil,
daerah terpencil, dan kawasan perbatasan; dan
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
Sementara itu tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat;
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta
Karya sektor Pengembangan Permukiman;
3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk di dalamnya pencapaian ProgramProgram Pro Rakyat (Direktif Presiden);
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya
khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah;
5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan
infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota; dan
6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPI2JM bidang Cipta
Karya pada Kabupaten/Kota.
Tabel 7.8 Rekapitulasi Realisasi Anggaran Urusan Perumahan pada Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang
Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2012
TOTAL
REALISASI
ANGGARAN
REALISASI ANGGARAN (Rp,00)
No.
1.
2.
3.
URAIAN
Program
Pengembangan
Perumahan
Program
Lingkungan
Sehat
Perumahan
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
JUMLAH
2008
2009
2010
2011
2012*)
1.487.104.350
840.920.700
691.664.450
240.760.500
61.909.100
3.322.359.100
-
23.562.500
-
-
-
23.562.500
-
2.427.308.200
11.984.647.900
16.227.482.913
791.440.600
31.430.879.613
1.487.104.350
3.291.791.400
12.676.312.350
16.468.243.413
853.349.700
34.776.801.213
Sumber: Dinas Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Purwakarta
Data Tahun 2008-2011 (Hasil Audit BPK)
*) Data sampai dengan semester I tahun 2012 (Unaudited)
Sebagaimana isu strategis, di Kabupaten Purwakarta terdapat permasalahan dan
tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum tentu djumpai di
kabupaten/kota lain. Permasalahan dan tantangan tersebut di antaranya adalah sebagai
berikut.
Tabel 7.9 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Kabupaten Purwakarta
No Permasalahan Pengembangan Permukiman
Tantangan Pengembangan
1
Aspek Teknis
Target SPM 0% kawasan kumuh pada
Belum terorganisasikannya
tahun 2019
perencanaan dan pemrogaman
Belum adanya SK kawasan kumuh di
pembangunan perumahan dan
Kabupaten Purwakarta yang dapat
permukiman yang dapat saling mengisi
dijadikan acuan untuk mencapai target
antara ketersediaan sumber daya dan
0% kumuh
kebutuhan yang berkembang di
Keterbatasan lahan yang berdampak
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
No
2
3
4
5
Permasalahan Pengembangan Permukiman
masyarakat.
Penyediaan tanah, prasarana dan
sarana, teknologi bahan bangunan,
konstruksi dan kelembagaan yang
masih memerlukan pengaturan yang
dapat mengakomodasikan muatan dan
kapasitas lokal.
Aspek Kelembagaan
Pemberian ijin penguasaan lahan untuk
kawasan perumahan dan permukiman
yang umumnya belum dilandaskan
pada kerangka penataan ruang wilayah
yang lebih menyeluruh.
Belum terorganisasikannya
perencanaan dan pemrogaman
pembangunan perumahan dan
permukiman yang dapat saling mengisi
antara ketersediaan sumber
daya dan kebutuhan yang berkembang
di masyarakat
Penyediaan tanah, prasarana dan
sarana, teknologi bahan bangunan,
konstruksi dan kelembagaan yang
masih memerlukan pengaturan yang
dapat mengakomodasikan muatan dan
kapasitas lokal.
Masih banyaknya perumahan yang
belum serah terima
Aspek Pembiayaan
Berkembangnya penguasaan lahan
skala besar oleh banyak pihak tidak
disertai dengan kemampuan untuk
membangun atau merealisasikan pada
waktunya.
Aspek Peran Serta Masyakat/Swasta
Belum tertampungnya aspirasi dan
kepentingan masyarakat yang
memerlukan rumah, termasuk hal untuk
ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan perumahan dan
permukiman
Tantangan Pengembangan
pada tingginya harga lahan untuk
permukiman, tingginya pemukim di
kawasan ilegal (bantaran sungai)
Kebijakan otonomi daerah yang makin
menciptakan kemandirian wilayah,
kemandirian sektoral yang terkadang
kontraproduktif terhadap perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan yang
menciptakan konflik dan inkonsistensi
dalam pelaksanaan program
pembangunan perumahan
permukiman.
Arah pembangunan permukiman
secara nyata nampak dalam
pembangunan perumahan pada
kawasan baru yang diprakarsai oleh
swasta developer sedangkan
pembangunan permukiman yang
bersifat rehabilitasi, penanganan
lingkungan (mis: peremajaan kota)
menjadi tidak populer dan kurang
mendapatkan prioritas, dan harus
ditangani oleh pemerintah sendiri
karena swasta sulit untuk dilibatkan.
Dengan keterbatasan dana pemerintah
maka program semacam itu menjadi
tidak berjalan sebagai mana mestinya.
Pendanaan melalui sumber pembiayaan
komersial (swasta) hanya dapat melayanai
kebutuhan non MBR (golongan masyarakat
menengah keatas), sedangkan untuk MBR
perlu dibiayai oleh pemerintah.
Pandangan masyarakat yang masih
menganggap bencana banjir
merupakan rutinitas, karena seringnya
masalah tersebut muncul.
Keterbatasan kemampuan developer/
pemerintah dalam memperluas
jangkauan pembangunan rumah
Aspek Lingkungan Permukiman
Belum terselesaikannya masalah
ketidak seimbangan pembangunan
desakota yang telah menumbuhkan
berbagai kesenjangan sosioekonomi.
Akibatnya desa menjadi kurang menarik
dan dianggap tidak cukup prospektif
untuk dihuni, sedang kota semakin
padat dan tidak nyaman untuk dihuni.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
7.2
Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus
dicapai. Arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang
Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun
di tingkat kabupaten/kota, di antaranya RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan
proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
pengurangan luasan kawasan kumuh sebesar 10% pada tahun 2014 dan pengurangan
kawasan kumuh menjadi 0% kawasan kumuh pada tahun 2019, arahan MP3EI dan MP3KI,
arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 20102014. Sementara itu arahan di tingkat kabupaten meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten
Purwakarta, dan Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut merupakan dasar analisis
kebutuhan pengembangan permukiman.
Tabel 7.10 Perkiraan Kebutuhan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Purwakarta
untuk 5 Tahun
No
JUMLAH PENDUDUK (JIWA)
Kecamatan
BACKLOG (UNIT)
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
1
Jatiluhur
66,611
67,397
68,193
68,997
69,812
-
-
-
-
2
Sukasari
15,104
15,107
15,110
15,113
15,116
-
-
-
-
-
3
Maniis
33,575
33,978
34,386
34,799
35,216
499
600
701
805
909
4
Tegalwaru
48,697
49,573
50,466
51,374
52,299
-
-
-
-
-
5
Plered
75,335
75,772
76,211
76,653
77,098
1,817
1,926
2,036
2,146
2,257
6
Sukatani
67,490
67,868
68,248
68,630
69,015
315
409
504
600
696
7
Darangdang
63,197
63,538
63,881
64,226
64,573
-
-
-
-
-
8
Bojong
46,999
47,102
47,206
47,310
47,414
521
547
572
598
624
9
Wanayasa
41,034
41,190
41,347
41,504
41,662
6,195
6,234
6,273
6,312
6,351
10
Kiarapedes
25,477
25,706
25,937
26,171
26,406
-
-
-
-
-
11
Pasawahan
43,153
43,499
43,847
44,197
44,551
1,144
1,231
1,318
1,405
1,494
12
Pondoksalam
28,636
29,009
29,386
29,768
30,155
571
664
758
854
951
13
Purwakarta
183,173
186,470
189,827
193,244
196,722
19,142
19,967
20,806
21,660
22,530
14
Babakancikao
50,881
51,593
52,315
53,048
53,790
-
-
-
-
144
15
Campaka
44,652
45,456
46,274
47,107
47,955
1,100
1,301
1,505
1,714
1,926
16
Cibatu
28,526
28,668
28,812
28,956
29,100
-
-
-
-
-
17
Bungursari
54,637
55,347
56,066
56,795
57,534
289
467
647
829
1,013
Kabupaten
917,176
927,273
937,511
947,892
958,417
31,592
33,344
35,120
36,923
38,895
-
Sumber: Hasil Analisa dan Perbandingan Penyusunan Rencana Program Perumahan Daerah Kabupaten Purwakarta
Sesuai dengan kebutuhan perumahan dan permukiman yang ada didalam dokumen
RP2KP Kabupaten Purwakarta, maka dirumuskan kebutuhan-kebutuhan terkait kebutuhan
Penyediaan Perumahan Formal, Kebutuhan Penyediaan Hunian Vertikal dan Kebutuhan
Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Kawasan Perkotaan Kabupaten Purwakarta sebagai
berikut:
A. Kawasan Perkotaan Cikopo-Purwakarta
Kebutuhan dan Target Penyediaan Perumahan Formal pada Kawasan
Pengembangan Baru di Kawasan Perkotaan Cikopo Purwakarta diuraikan
sebagai berikut.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Sedangkan alokasi Hunian Vertikal pada kawasan perkotaan Cikopo - Purwakarta
= 5% dari demand Kawasan perkotaan Cikopo – Purwakarta sehingga kebutuhan
RUSUN : 19 Twin Blok dengan Arahan Lokasi : Cluster Purwakarta (Babakancikao,
Purwakarta, Ciganea).
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Adapun kebutuhan dan Target Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Kawasan
Perkotaan Cikopo - Purwakarta di uraikan sebagai berikut.
Berdasarkan
dasar
kebutuhan
tersebut,
kebutuhan
perumusan
strategi
untuk
pengembangan kawasan
perkotaan
Cikopo
–
Purwakarta
dapat
diindikasikan
sebagai
berikut:
Strategi
untuk
pengembangan
hunian
Vertikal
bersubsidi bagi MBR
dan buruh pekerja
industri;
Strategi
untuk
pemenuhan rumah formal akibat demand metropolitan dengan memperhatikan
tata ruang dan kaidah lingkungan;
Strategi untuk menangani kawasan kumuh perkotaan;
Strategi untuk penguatan citra dan identitas kawasan pusat kota melalui
revitalisasi dan peremajaan kawasan; dan
Strategi untuk meningkatkan kualitas rumah tidak layak huni.
B. Kawasan Perkotaan Plered
Target Penyediaan perumahan formal untuk memenuhi demand lokal pada PKL
Plered:
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Kebutuhan integrasi
Kawasan Plered.
lingkungan permukiman dangan lingkungan industri di
Berdasarkan permasalahan dan pertimbangan tersebut, kebutuhan perumusan
strategi untuk pengembangan PKL Plered dapat diindikasikan sebagai berikut :
Strategi untuk mendukung penyediaan infrastruktur bagi rumah sehat
sederhana;
Strategi untuk meningkatkan kualitas rumah tidak layak huni.
Strategi keterpaduan unduk memperkuat linkage antara sektor industri,
pariwisata secara kreatif dalam kerangka pengembangan kawasan
permukiman perkotaan;
Strategi untuk pengembangan perumahan formal bagi pemenuhan demand
lokal.
C. Pengembangan Kawasan Permukiman Pada Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru
Secara Produktif dan Berkelanjutan
Kebutuhan Pembangunan Permukiman di Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Kebutuhan
dan
Target
Perbaikan Rumah Tidak Layak
Huni Pada Pusat – Pusat
Pertumbuhan Baru.
Kebutuhan Pengembangan berdasarkan karakter Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Berdasarkan permasalahan dan pertimbangan tersebut, kebutuhan perumusan
strategi untuk pengembangan kawasan permukiman pada pusat-pusat
pertumbuhan baru secara produktif dan berkelanjutan dapat diindikasikan sebagai
berikut:
Strategi untuk pengembangan kota hijau;
Strategi untuk pemenuhan kebutuhan hunian bagi pekerja industri;
Strategi untuk fasilitasi peningkatan akses infrastruktur perkotaan dan
pebaikan rumah tidak layak huni.
7.3
Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Pengembangan
dan Permukiman
Berdasarkan lokasi pelaksanaan, program-program sektor pengembangan permukiman
dapat digolongkan ke dalam 2 jenis program/kegiatan, yaitu program/kegiatan untuk
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan
perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk
pembangunan Rusunawa dan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Program/kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perkotaan dapat berupa:
1. Infrastruktur kawasan permukiman kumuh;
2. Infrastruktur permukiman RSH; dan
3. Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya.
Sementara pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan
permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan
bencana, serta perbatasan dan pulau kecil; pengembangan kawasan pusat pertumbuhan
dengan program PISEW (RISE); dan desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Program/kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perdesaan dapat berupa:
1. Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/ Minapolitan)
2. Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
3.
4.
5.
6.
Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil
Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
Infrastruktur perdesaan PPIP
Infrastruktur perdesaan RIS PNPM
Pelaksanaan program/kegiatan pengembangan permukiman sangat bergantung pada
kesiapan pemerintah. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam mengukur
tingkat kesiapan pemerintah kabupaten untuk pelaksanaan pengembangan permukiman
di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.
2. Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.
3. Kesiapan lahan (sudah tersedia).
4. Sudah tersedia DED.
5. Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK,
Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
6. Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk
pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.
7. Ada unit pelaksana kegiatan.
8. Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
Kriteria-kriteria di atas termasuk ke dalam kriteria kesiapan umum. Selain kriteria tersebut di
atas terdapat pula beberapa kriteria khusus sesuai dengan program/kegiatan yang akan
dilaksanakan.
No
1
2
3
4
Tabel 7.11 Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Khusus
Program/Kegiatan
Kriteria Kesiapan
Rusunawa Kesediaan Pemda untuk penandatanganan MoA
Dalam Rangka penanganan Kawasan Kumuh
Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air
Minum, dan PSD lainnya
Ada calon penghuni
RIS PNPM Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.
Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.
Tingkat kemiskinan desa >25%.
Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan
BOP minimal 5% dari BLM.
PPIP Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI
Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum
ditangani program Cipta Karya lainnya
Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik
Tingkat kemiskinan desa >25%
PISEW Berbasis pengembangan wilayah
Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang
mendukung (i) transportasi, (ii) produksi pertanian, (iii)
pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v)
pendidikan, serta (vi) kesehatan
Mendukung komoditas unggulan kawasan
Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Purwakarta, kriteria kesiapan daerah
yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi dokumen RP2KP Kabupaten
Purwakarta.
7.4
Usulan Pogram dan Kegiatan Pengembangan dan Permukiman
Usulan program dan kegiatan terdiri dari program dan kegiatan yang diusulkan untuk
sektor pengembangan permukiman beserta pembiayaannya.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 17
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Program dan kegiatan yang diusulkan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan
permukiman di masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan
target yang ingin dicapai. Akan tetapi usulan program dan kegiatan terbatas oleh waktu
dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota sehingga untuk jangka waktu
perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan
prioritas dari tahun pertama hingga kelima.
Tabel 7.12 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten
Purwakarta
NO
1
2
2.a.
RINCIAN KEGIATAN
LAPORAN PEMBINAAN
PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Masterplan tempat pemakaman
umum (TPU)
INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN
INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN KUMUH
Penanganan kawasan kumuh
perkotaan di Kab. Purwakarta
Pembangunan Rumah Tidak Layak
Huni
Pembangunan Rumah Tidak Layak
Huni
VOLUME
SATUAN
BIAYA
(Rp x Juta)
LOKASI
KESIAPAN
800,000
10
kawasan
1,860,000
25
Unit
375,000
25
Unit
375,000
Jalan Hotmix
14000
m2
1,750,000
Jalan Hotmix
10000
m2
1,250,000
Jalan Hotmix
8000
m2
1,000,000
1
paket
2,500,000
1
paket
750,000
1
paket
700,000
1
paket
1,000,000
Bantuan Perkim Pada Kawasan RSH
2.b.
RUSUNAWA BESERTA
INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA
Perbaikan Jalan dan Saluran Akses
Rusunawa
Pembangunan Sumur Dalam
Rusunawa
Pembangunan Emplacement
Rusunawa
Pembangunan Pagar Rusunawa
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
RSH YANG MENINGKAT
KUALITASNYA
Pondok Jaya
Indah
Griya Utami
Bukit Soeryo
Residence
Perencanaan Teknis (DED)
4
4.a.
DED PSD Perkim Bagi RSH
INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN PERDESAAN
INFRASTRUKTUR KAWASAN
PERMUKIMAN PERDESAAN
POTENSIAL YANG MENINGKAT
KUALITASNYA ]
Manajemen Pengendalian
- Pendampingan PIP untuk
operasional dan pengawasan
Pemberdayaan Masyarakat dalam
rangka Pembangunan Infrstruktur
Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan
PSD Perkim pada Kawasan
200,000
40,000
20 Desa ( Se Kab.
Purwakarta )
2,000,000
5
paket
200,000
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
NO
RINCIAN KEGIATAN
VOLUME
SATUAN
BIAYA
(Rp x Juta)
LOKASI
KESIAPAN
Perdesaan
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan
Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan Maniis
5000
m2
1,500,000
Jalan Lingkungan
2000
m2
360,000
14000
m'
1,400,000
7000
m2
2,100,000
Kecamatan
Tegalwaru
3000
m2
540,000
Ds. Sukahaji
20000
m2
2,000,000
Ds. Karoya
(Hinterland)
paket
3,540,000
15450
12500
10000
14500
m2
m2
m2
m2
1,158,750
937,500
750,000
1,087,500
Kel. Ciseurueh
Kel. Nagri Kaler
Kel. Cipaisan
Kel. Munjul Jaya
4670
m2
1,033,000
Kec.
Pondoksalam
14880
m2
1,488,000
Kec. Wanayasa
7366
m2
736,600
Kec. Pasawahan
Saluran (Kanan-kiri)
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan
Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan
Tegalwaru
Jalan Lingkungan
Saluran (Kanan-Kiri)
Infrastruktur Kawasan Permukiman
Perdesaan
Penyediaan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Perdesaan
(KTP2D) di Kec. Tegalwaru
Bantuan PSD Perkim Pada
Infrastruktur Perkotaan
a. jl. Lingkungan Kel. Ciseurueh
b. Jl. Lingkungan Kel. Nagri Kaler
e. Jl. Lingkungan Kel. Cipaisan
f. Jl. Lingkungan Kel. Munjul Jaya
Bantuan PSD Perkim Pada
Infrastruktur Perdesaan
a. Jl. Lingkungan Desa Salam Mulya
Kec. Pondoksalam
b. Jl. Lingkungan Desa Wanayasa
Kec. Wanayasa
c. Jl. Lingkungan Desa Pasawahan
Kec. Pasawahan
1
Kecamatan Maniis
Ds. Tegal Datar
(DPP)
Ds. Gunung
Karung
(Hinterland)
B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Berdasarkan usulan program dan kegiatan pengembangan dapat diidentifikasi
kemungkinan sumber pembiayaan baik dari APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN,
maupun dari masyarakat dan swasta, sesuai dengan kemampuan pembiayaan pemerintah
Kabupaten Purwakarta. Usulan pembiayaan pembangunan permukiman di Kabupaten
Purwakarta dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7.13 Usulan Pembiayaan Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Purwakarta
NO
1
2
RINCIAN KEGIATAN
LAPORAN
PEMBINAAN
PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN
Masterplan tempat
pemakaman umum
(TPU)
INFRASTRUKTUR
KAWASAN
PERMUKIMAN
APBN
(Rp x Juta)
APBD PROV.
(Rp x Juta)
APBD KAB
(Rp x Juta)
SWAST
A
Masyara
kat
CSR
800,000
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 19
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
NO
RINCIAN KEGIATAN
APBN
(Rp x Juta)
APBD PROV.
(Rp x Juta)
APBD KAB
(Rp x Juta)
SWAST
A
Masyara
kat
CSR
PERKOTAAN
2.a.
2.b.
4
4.a.
INFRASTRUKTUR
KAWASAN
PERMUKIMAN
KUMUH
Penanganan kawasan
kumuh perkotaan di
Kab. Purwakarta
Pembangunan Rumah
Tidak Layak Huni
Pembangunan Rumah
Tidak Layak Huni
Bantuan Perkim Pada
Kawasan RSH
Jalan Hotmix
Jalan Hotmix
Jalan Hotmix
RUSUNAWA
BESERTA
INFRASTRUKTUR
PENDUKUNGNYA
Perbaikan Jalan dan
Saluran Akses
Rusunawa
Pembnagunan Sumur
Dalam Rusunawa
Pembangunan
Emplacement
Rusunawa
Pembangunan Pagar
Rusunawa
INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN RSH
YANG MENINGKAT
KUALITASNYA
Perencanaan Teknis
(DED)
- DED PSD Perkim
Bagi RSH
INFRASTRUKTUR
KAWASAN
PERMUKIMAN
PERDESAAN
INFRASTRUKTUR
KAWASAN
PERMUKIMAN
PERDESAAN
POTENSIAL YANG
MENINGKAT
KUALITASNYA ]
- Pendampingan PIP
untuk operasional dan
pengawasan
Pemberdayaan
Masyarakat dalam
rangka Pembangunan
Infrstruktur Perdesaan
1,860,000
375,000
375,000
1,750,000
1,250,000
1,000,000
2,500,000
750,000
700,000
1,000,000
200,000
40,000
1,000,000
700,000
300,000
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
NO
RINCIAN KEGIATAN
Supervisi Pengawasan
Pelaksanaan PSD
Perkim pada Kawasan
Perdesaan
Bantuan PSD Perkim
Pada Kawasan
Perdesaan
Jalan Poros Desa
Kecamatan Maniis
Jalan Lingkungan
Saluran (Kanan-kiri)
Bantuan PSD Perkim
Pada Kawasan
Perdesaan
Jalan Poros Desa
Kecamatan Tegalwaru
Jalan Lingkungan
Saluran (Kanan-Kiri)
Infrastruktur Kawasan
Permukiman
Perdesaan
- Penyediaan
Infrastruktur
Permukiman Kawasan
Perdesaan (KTP2D) di
Kec. Tegalwaru
Bantuan PSD Perkim
Pada Infrastruktur
Perkotaan
a. jl. Lingkungan Kel.
Ciseurueh
b. Jl. Lingkungan Kel.
Nagri Kaler
e. Jl. Lingkungan Kel.
Cipaisan
f. Jl. Lingkungan Kel.
Munjul Jaya
Bantuan PSD Perkim
Pada Infrastruktur
Perdesaan
a. Jl. Lingkungan Desa
Salam Mulya Kec.
Pondoksalam
b. Jl. Lingkungan Desa
Wanayasa Kec.
Wanayasa
c. Jl. Lingkungan Desa
Pasawahan Kec.
Pasawahan
APBN
(Rp x Juta)
APBD PROV.
(Rp x Juta)
APBD KAB
(Rp x Juta)
SWAST
A
Masyara
kat
CSR
200,000
1,500,000
700,000
300,000
500,000
60,000
200,000
500,000
600,000
40,000
200,000
2,100,000
1,200,000
3,300,000
240,000
1,000,000
158,750
750,000
187,500
750,000
1,000,000
1,000,000
87,500
750,000
283,000
400,000
88,000
736,600
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur | 21
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Tabel 7.14 Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan Permukiman Kabupaten Purwakarta
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO
RINCIAN KEGIATAN
1
1
1.a.
2
LOKASI
3
VOLUME
4
SATUAN
5
2.a.
6
APBN
Rp.
MURNI
7
PHLN
8
DAK
APBD
PROV.
APBD
KAB
BUMD
SWASTA
Masyarakat
CSR
9
10
11
12
13
14
15
LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN
STRATEGI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
Masterplan tempat pemakaman umum (TPU)
2
TAHUN
2015
800,000
INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN
INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
KUMUH
Penanganan kawasan kumuh perkotaan di Kab.
Purwakarta
10
kawasan
2016
1,860,000
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
25
Unit
2015
375,000
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
25
Unit
2016
375,000
Bantuan Perkim Pada Kawasan RSH
Jalan Hotmix
Pondok Jaya Indah
14000
m2
2016
1,750,000
Jalan Hotmix
Griya Utami
10000
m2
2016
1,250,000
Jalan Hotmix
Bukit Soeryo Residence
8000
m2
2016
1,000,000
Perbaikan Jalan dan Saluran Akses Rusunawa
1
paket
2015
2,500,00
0
Pembnagunan Sumur Dalam Rusunawa
1
paket
2015
750,000
Pembangunan Emplacement Rusunawa
1
paket
2015
700,000
Pembangunan Pagar Rusunawa
1
paket
2015
1,000,00
0
RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR
PENDUKUNGNYA
RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR
PENDUKUNGNYA
2.b.
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN RSH YANG
MENINGKAT KUALITASNYA
- DED PSD Perkim Bagi RSH
4
INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
PERDESAAN
4.a.
INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN
PERDESAAN POTENSIAL YANG MENINGKAT
KUALITASNYA ]
2015
200,000
Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor | 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO
RINCIAN KEGIATAN
LOKASI
VOLUME
SATUAN
TAHUN
1
2
3
4
5
6
APBN
Rp.
PHLN
MURNI
7
8
DAK
APBD
PROV.
APBD
KAB
BUMD
SWASTA
Masyarakat
CSR
9
10
11
12
13
14
15
Manajemen Pengendalian
Pendampingan PIP untuk operasional dan
pengawasan
20 Desa ( Se Kab.
Purwakarta )
2015
Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka
Pembangunan Infrstruktur Perdesaan
Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim
pada Kawasan Perdesaan
40,000
2016
1,000,000
700,000
300,000
300,000
60,000
500,000
200,000
500,000
40,000
600,000
200,000
5
paket
2016
200,000
Kecamatan Maniis
5000
m2
2015
1,500,000
Ds. Tegal Datar (DPP)
2000
m2
2015
Ds. Gunung Karung
(Hinterland)
14000
m'
2015
700,000
Kecamatan Tegalwaru
7000
m2
2016
2,100,000
Ds. Sukahaji
3000
m2
2016
Ds. Karoya (Hinterland)
20000
m2
2016
1,200,000
1
paket
2015
3,300,000
240,000
1,000,000
158,750
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan Maniis
Jalan Lingkungan
Saluran (Kanan-kiri)
Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perdesaan
Jalan Poros Desa Kecamatan Tegalwaru
Jalan Lingkungan
Saluran (Kanan-Kiri)
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
- Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kawasan
Perdesaan (KTP2D) di Kec. Tegalwaru
Bantuan PSD Perkim Pada Infrastruktur Perkotaan
a. jl. Lingkungan Kel. Ciseurueh
Kel. Ciseurueh
15450
m2
2015
b. Jl. Lingkungan Kel. Nagri Kaler
Kel. Nagri Kaler
12500
m2
2015
750,000
Kel. Cipaisan
10000
m2
2016
750,000
Kel. Munjul Jaya
14500
m2
2016
Kec. Pondoksalam
4670
m2
2015
b. Jl. Lingkungan Desa Wanayasa Kec. Wanayasa
Kec. Wanayasa
14880
m2
2015
c. Jl. Lingkungan Desa Pasawahan Kec. Pasawahan
Kec. Pasawahan
7366
m2
2015
e. Jl. Lingkungan Kel. Cipaisan
f. Jl. Lingkungan Kel. Munjul Jaya
1,000,000
187,500
87,500
Bantuan PSD Perkim Pada Infrastruktur Perdesaan
a. Jl. Lingkungan Desa Salam Mulya Kec.
Pondoksalam
1,000,000
750,000
283,000
400,000
88,000
736,600
Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor | 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
7.5
Penataan Bangunan dan Lingkungan
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai
bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik
bangunan gedung dan lingkungannya.
7.5.1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
Penataan bangunan dan lingkungan di kabupaten tentu harus mengacu pada berbagai
arahan dan target peraturan pada skala nasional dan provinsi seperti undang-undang,
peraturan pemerintah, dan peraturan menteri. Di Kabupaten Purwakarta sendiri, belum
terdapat peraturan daerah/peraturan gubernur/peraturan bupati/peraturan lainnya terkait
penataan bangunan dan lingkungan.
A. Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan
Isu strategis tingkat nasional dalam sektor penataan bangunan dan lingkungan sangat
dipengaruhi oleh berbagai agenda pembangunan seperti Agenda Habitat, Isu Pemanasan
Global, MDGs, PNPM Mandiri, serta SPM biang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Berdasarkan hasil tinjauan terhadap agenda-agenda tersebut dapat dirumuskan isu
strategis penataan bangunan dan lingkungan tingkat nasional adalah sebagai berikut:
1) Penataan Lingkungan Permukiman
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;
c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di
perkotaan;
d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan
bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi
lokal;
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal;
f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan
bangunan dan lingkungan.
2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan
gedung di kab/kota;
c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal
dan mengacu pada isu lingkungan/berkelanjutan;
d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah
negara;
e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah
Negara.
3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau
sekitar 11,96% dari total penduduk Indonesia;
b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash
sesuai MoU PAKET;
c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam
penanggulangan kemiskinan.
Selain berbagai isu di atas, terdapat pula beberapa isu strategis terkait penataan
bangunan dan lingkungan di Kabupaten Purwakarta, di antaranya seperti tercantum pada
tabel berikut ini.
Bab 7 Rencana pembangunan Infrastruktur | 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
KABUPATEN PURWAKARTA 2015-2019
Tabel 7.15 Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Purwakarta
No
Kegiatan Sektor PBL
1.
Penataan Lingkungan
Permukiman
2.
Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Rumah Negara
3.
Pemberdayaan Komunitas
dalam Penanggulangan
Kemiskinan
Isu Strategis Sektor PBL
Masih adanya permukiman kumuh di Kabupaten
Purwakarta
Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman
tradisional dan bangunan bersejarah yang memiliki
potensi wisata.
Terjadinya degradasi kawasan strategis yang memiliki
potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota
Sarana lingkungan hijau/open space atau public space,
sarana olah raga dan lain-lain kurang diperhatikan
Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan
dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada
daerah-daerah rawan bencana.
Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang
tidak berfungsi dan kurang mendapatkan perhatian
Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan
Gedung di Daerah serta rendahnya kualitas pelayanan
publik dan perijinan
Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum
memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan
kenyamanan.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
kurang tertib dan efisien
Masih