Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi

  S Management Mutu

  Competitivenes Year book 2005

  Kompetensi kerja diberbagai bidang dan tingkat profesi perlu distandarkan agar ada tolak ukurnya.Pada dasarnya, setiap pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga kerja yang kompeten. Hidist Nabi Muhammad, SAW yang mengatakan, ”Apabila urusan di serahkan kepada bukan ahlinya, tunggulah kehancurannya”

  5.Kemampuan menghadapi perubahan dan perkembangan dunia kerja.

  4. Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja.

  3.Kemampuan menghadapi keadaan yang bersifat mendadak/ darurat.

  2.Kemampuan mengelola semua tugas jabatan/pekerjaan.

  1.Kemampuan melaksakan setiap tugas jabatan/pekerjaan.

  Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, keahlian, serta sikap kerja tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan . Kompetensi kerja merliputi 5 (lima) kemampuan sebagai berikut:

  ERTIFIKASI kerja yang dimaksudkan untuk menjamin bahwa suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh tanaga kerja yang betul-betul kompeten dibidangnya. Sertifikasi kompetensi yang dimaksud untuk memberi rekognisi yang proporsional kepada tenaga kerja yang kompeten. Dengan demikian, tenaga kerja baik mengguna jasa tenaga kerja yang diuntungkan dengan adanya sertifikasi kompetensi kerja.

  , Indonesia. Data BPS menunjukan peringkat kinerja Indonesia aspek bahwa dan 106 juta angkatan kerja ekonomi pada posisi nomor 59 dari 60 Indonesia misalnya pada tahun negara yang di survei. Untuk aspek 2006, sebanyak 52 persen lebih efesiensi bisnis pada posisi 59, aspek berpendidikan SD ke bawah. Tamatan efisiensi pemerintah di posisi 55 dan SLTP 20 pesen, tamatan SMA sekitar aspek produktivitas diposisi 59. 23 persen, dan Diploma besar 2 Peningkat daya saing tersebut persen SI ke atas sebesar 2,6 persen. kaitannya dengan tingkat produktifitas Jumlah angkatan kerja yang

  nomor dua Malaysia dengan nilai Daya saing Indonesia di US.22.112 dan nomor satu Singapura kancah persaingan global dengan nilai .US.7.975. masih harus diperkuat secara Rendahnya out-put per tenaga signifikan. Berdasarkan IMU World kerja rendah kualitasnya tenaga kerja

  Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi BNSP

  Nasional:

  Malaysia dengan nilai $US..13.915

  Kompetensi dan Daya Saing

  kesejahteraan. menunjukan, bahwa out-put tenaga Oleh karena itu, setiap pekerjaan kerja Indonesia di sektor ekonomis dan kewenangan , sebaiknya terpilih tahun 2005 berada di posisi diserahkan pelaksanaanya kepada nomor empat, yaitu sebesar US9,022. orang yang kompeten dibidangnya. Nomor tiga diduduki Thailand dengan ini nilai $.US.13..915 nomor dua

  Growth and Develoment Centre

  peningkatan daya saing dan

  Conference Board and Groninge

  bekerja secara produktif. Produktivitas tenaga kerja. Data dari The ini yang akan menjamin pertumbuhan

  Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikasi kompetensi yang dilahirkan secara sistematis dan obyektif, melalui uji kompetensi atau asesmen kopetensi yang mengacu pada standar kompetensi kerja. Standar kompetensi kerja tersebut dapat berupa Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), atau standar kompetensi yang berlaku secara internasional, atau stadar kompetensi yang mengacu khusus dan terbatas.

  Kompetensi memang erat kaitannya dengan kewenangan. Karena kompeten maka seseorang diberi kewenangan. Karena kompeten maka seseorang diberi kewenangan. Apabila yang terjadi maka kehancuranlah buahnya. Kompetensi juga erat kaitanya dengan produktivitas. Tenaga kerja yang kompeten dan profesional pasti dapat

  Management Mutu

BNSP

  Kompetensi dan profesionalisme tidak selalu paralel dengan tingkat pendidikan Walaupun pendidikan dengan relatif rendah, apabila yang bersangkutan kompeten dan profesional, akan menghasilkan produktifitas yang tinggi. Sebaliknya walaupun pendidikannya relatif tinggi, kalau yang bersangkutan tidak kompeten dan tidak profesional, tidak akan menghasilkan produktifitas dan bahkan dapat kontra produktif. Oleh karena itu, paradigma bangsa yang harus dikembangkan adalah ”Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi”.

  5. Standar Guru/Pelatih

  Diantaranya, melalaui notifikasi dan kerjasama saling pengakuan (Mutual Recognitionon). Berbagai forum kerjasama global maupun regional seperti WTO,AFTA, ASEAN,ASEAN PLUS THREE,ASEAN-EU, perlu dimanfaatkan secara optimal untuk harmonisasi yang dimaksud.***

  Apabila instruktur Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi seperti di atas telah terbentuk dan aplikasinya telah berjalan, maka perlu dikembangkan harmonisasinya dengan negara-negara lain, baik secara bilateral maupun secara multilateral.

  Lembaga pendidikan dan pelatihan dapat menerbitkan ijzah atau sertifikat diklat bagi lulusannya, tetapi untuk menjamin bahwa mereka telah memenuhi standar kompentensi yang ditetapkan, mereka harus lulus uji kompetensi/asesmen kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi kompetensi yang independen. Untuk itulah pemerintah membentuk Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

  Dalam konsepsi pengembangan SDM Berbasis Kompetensi, sertifikasi kompetensi yang dilakukan oleh lembaga independen . Artinya lembaga pendidikan dan pelatihan sebagai produsen kompetensi, dipisahkan dengan lembaga sertifikasi kompetensi sebagai penjamin mutu kompetensi. Hal ini penting untuk menghidarkan terjadinya konflik kepentingan dalam suatu lembaga.

  8. Standar Biaya Lembaga pendidikan dan pelatihan yang ingin melaksanakan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, perlu segera melakukan konsolidasi agar dapat menghasilkan kelulusan yang kompeten, sesuai dengan standar komptensi yang telah ditetapkan. Apabila hal tersebut tidak dilakukan , maka lembaga pendidikan dan pelatihan tersebut hanya akan menghasilkan lulusan berijazah, tetapi tidak atau sedikit menghasilkan lulusan bersertifikas kompetensi. Hal ini dapat terjadi karena sertifikasi kompetensi dilakukan oleh lembaga yang independen.

  7. Standar Manajemen

  6. Standar Fasilitas dan sarana

  3. Standar Proses Standar Asesmen/Penilaian

  Prisip Dasar Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi:

  besar, bagi Indonesia masih dirasakan sebagai beban, baik secara sosial maupun secara ekonomi. Cara pandang ini kiranya yang harus dirubah, jumlah angkatan kerja yang banyak harus kita pandang sebagai aset bangsa yang harus didayagunakan secara optimal. Caranya dengan memberikan kompetensi dan kesempatan untuk berkarya. Semakin banyak angkatan kerja yang bekerja semakin tinggi produktifitas kerjanya. Hal ini akan berdampak semakin tingginya pertumbuhan dan daya saing bangsa secara bersamaan akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

  1. Standar kelulusan

  Berdasarkan acuan dari Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) standar pendidikan dan pelatihan tersebut meliputi:

  Standar kompetensi yang telah disusun dak dikembangkan secara nasional, tidak optimal manfaatnya bila tidak digunakan untuk acuan dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan profesi. Oleh karena itu, standar kompetensi tersebut perlu dijabarkan dan standar pendidikan dan pelatihan.

  saja. Standar kompetensi, baik yang bersifast nasional (SKKNI) maupun yang bersifat international (SI), perlu mendapat kesepakatan bersama dari pemangku kepentingan dan regulator. Hal ini penting agar standar tersebut dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan. Legal Framework SKKNI ditetapkan dengan keputusan Menteri yang membidangi ketenagakerjaan dan aplikasinya secara wajib ditetapkan keputusan Menteri atau pimpinan instansi teknis sesuai dengan sektor masing-masing.

  www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011

  Standar kompetensi kerja di susun dan dikembangkan di berbagai bidang pekerjaan/ profesi oleh para pemangku kepentingan , terutama dikalangan dunia usaha dan asosiasi profesi. Standar kompetensi tersebut, disusun secara nasional dan diusahakan setara serta dibandingkan dengan standar negara-negara lainnya. Oleh karena itu, untuk bidang profesi yang secara Internasional sudah ada standar kompetensinya, tinggal dilakukan adopsi atau adaptasi

  Pengembangan SDM berbasis kompetensi bertumpu pada tiga pilar utama: Yakni adanya standar kompetensi kerja, adanya pendidikan dan pelatihan yang berbasis pada standar kompetensi kerja dan adanya sistem sertifikasi yang independen dan terpercaya menjamin mutu kompetensi sesuai dengan standar kompetensi.

  2. Standar Isi W www.bnsp.go.id

  Apakata Mereka BNSP

  Dra. Nurmaningsih, MBA (Ketua Komisi II. Harmonisasi dan Kelembagaan BNSP) Menuju SDM Unggul Melalui Sertifikasi Kompetensi

  menyadari tidak bisa bekerja dengan sendirian. Karena itu, kami berharap pemangku kebijakan dan stakeholder bisa bekerja sama guna menciptakan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan permintaan dunia usaha,”tutur Nurmaningsih di sela-sela kesibukannya di Hotel Bidakara.

  Dia optimis, bila instansi pemerintah terkait, lembaga mitra, dan dunia usaha merasa mempunyai tanggung jawab besar, dalam membina dan menciptakan SDM unggul melalui sertifikasi kompetensi, tegas Nurmaningsih, negara Indonesia akan berkembang pesat. “Saya sangat yakin Indonesia akan maju bila pemangku kepentingan bisa bersinergi dan bekerja sama dengan kami,”ujarnya bahwa workshop diadakan tidak lain guna mengharmonisasi program dan menyatukan aspirasi menuju SDM unggul di masa mendatang.*** bertujuan untuk mengharmonisasi para instansi pemerintah terkait, lembaga mitra dan para LSP sudah menjadi mitra kerja BNSP. Workshop yang mengambil tema Menuju SDM Unggul Melalui Sertifikasi Kompetensi juga diharapkan bisa mendukung program BNSP ke depan.

  “Kami akan terus melakukan sosialisasi kepada para instansi pemerintah terkait, lembaga mitra dan LSP-LSP,baik melalui investigasi langsung maupun melalui Workshop seperti ini,” ujar Ketua Komisi II, Harmonisasi dan Kelembagaan BNSP yang sekaligus ditunjuk sebagai Ketua Panitia Workshop.

  Sebagai Ketua Panitia, Nurmaningsih berharap, semua pemangku kebijakan dan stakeholder yang hadir mau bekerja sama dengan BNSP, agar permintaan dari dunia usaha mendapatkan tenaga kerja kompeten bisa terlayani. “Kami

  adan Nasional Sertifikasi berkunjung ke redaksi Majalah

  Profesi (BNSP) yang memiliki Sertifikasi di Jln MT. Haryono Kav 52 tugas melaksanakan sertifikasi

  Jakarta baru-baru ini. kompetensi kerja bagi tenaga

  Rachmad menceritakankan, kerja. Selain itu, BNSP juga bisa ketika itu ada salah satu orang yang melaksanakan tugasnya antara lain datang kepadanya untuk mengikuti memverifikasi standar kompetensi, uji kompetensi di LSP Hotel dan pemberian lisensi, pengaturan dan restauran. Orang tersebut, kata pengendalian pelaksanaan sertifikasi

  Rachmad, sengaja datang dari kompetensi serta mengembangkan luar negeri untuk mengiukuti uji sistem dan manajemen mutu. kompetensi. “BNSP harus menjadi lembaga

  Setelah lulus dan membawa otoritas yang terpercaya dalam sertifikat yang menyatakan dia menjamin kompetensi tenaga kerja kompeten di bidangnya, ketika fungsinya serta bisa membangun dengan stakeholder yang ada. “Kami berharap BNSP merupakan lembaga otoritas yang terpercaya di dalam menjamin kompetensi tenaga kerja tidak hanya di Indonesia, tapi hingga go internasional,”ujarnya ketika

  Foto: Warno

  orkshop Harmonisasi Penyusunan Program LSP yang baru diselenggarakan di Hotel Bidakara pada 27 Juli 2011

Rachmad Sugiyanto,MBA (Direktur LSP Hotel dan Restauran)

BNSP Go Internasional

  Apakata Mereka BNSP

Sri Sundari (Kepala PUSDIKLAT Industri)

Indonesia Menjadi Negara Industri Tangguh di Tahun 2025

  epala Pusdiklat, Kementerian tekun dan mudah menerima pelatihan, Perindustrian RI , Sri kemampuan didang operasional Sundari sangat optimis sudah berkembang dan kemampuan di tahun 2025 Indonesia akan bidang rancang bangun dan menjadi negara tangguh di bidang perekayasaan sudah berkembang. industri. Hal tersebut di dasari Tantangan global telah ditanda dengan pertumbuhan ekonomi tangani dengan lima pilar utama yang berkelanjutan, penciptaan stabilitas ekonomi yang kokoh dan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

  “Ciri Indonesia pada tahun

  Disampng itu, pihaknya dengan 2025 menjadi negara industri fokus prioritaskan industri pada RPJM 2010-2014 antara lain dengan penumbuhan populasi usaha industri, penguatan struktur industri dan peningkatan produktifitas usaha industri. “Ciri Indonesia pada tahun tehnologi menjadi ujung tombak antara sertifikat kompentensi (BNSP) belum semua industri di Indonesia mengakuinya, karena belum ada kesetaraan dengan luar negeri seperti sertifikat BNSP belum diakui di luar negeri, kurangnya Asesor untuk mendukung kegiatan verifikasi TUK, masih terbatasnya LSP di bidang industri, sosialisasi yang kurang, sehingga kesadaran akan pentingnya sertifikasi kompetensi yang minim serta kebijakan dari kementerian tekhnis terkait saling berbenturan, sehingga tidak terjalin harmonisasi.

  Harapan BNSP kedepan dapat berperan aktif dengan menjebatani kompetensi yang menghasilkan lembaga pendidikan dengan dunia usaha, sehingga terjadi link and match antara supply demand, mewujudkan Mutual Recognation Arragement (MRA) dengan WTO dan ASEAN Economic Comminity (AEC 2015), pengembangan kebijakan sistem sertifikasi nasional dengan memanfaatkan seluruh potensi nasional yang ada, penguatan pembangunan dan penguatan infrastruktur koompetansi, penguatan BNSP dengan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan serta membangun jaringan informasi database sertifikasi kompetensi dengan seluruh stakeholder.

  www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011

BNSP

Iftida Yusar (Wakil Sekretaris UMUM DPN APINDO)

Indonesia,”tutur Iftida

  Iftida membandingkan dengan negara Malaysia, Singapura, Thailand dan Jerman. Negara Malaysia kata Iftida, mampu mengembangkan industri pariwisata dengan motto Malaysia Trully Asia. “Walaupun tenaga kerja kasar tergantung dari Indonesia, tapi negara tersebut mampun membangun infrastruktur dan perkebunan kelapa sawit. Malaysia membangun negaranya dengan fokus pada pembangunan kompetensi SDM,” katanya.

  “Negara Jerman dengan kuatnya dukungan dari dunia usaha kepada APINDO, Jerman (BDA) Iuran keanggotaanya yang menjadi tulang punggung organisasi berasal dari berbagai Asosiasi,”jelasnya.

  Sedangkan Negara Thailand, tambahnya, juga mampu membangun industri pariwisata yang aman, nyaman, murah dan infrastruktur yang baik, serta dikenal sebagai negara penghasil produk pertanian, Thailand juga selalu menjadi negara pilihan tingkat Asean untuk menjadi tempat pertemuan ILO Internasional, bahkan kantor pusat ILO Asean. Thailand mampu membangun kompetensi SDM melalui OTOP One Tamboon One Product.

  kecil, lanjut Iftida, Singapura sebagai tempat semua pusat dunia. “Singapura mempunyai training center yang merupakan rujukan bagi perusahaan anggota dan bukan anggota dalam meningkatkan kompetensi SDM, bahkan Indonesia dan Negara ASEAN lainya juga belajar dari SNEF. Semua itu, kerja sama tripartit yang solid dalam membangun SDM yang kompeten,” ujarnya.

  “Singapura mempunyai training center yang merupakan rujukan bagi perusahaan anggota dan bukan anggota dalam meningkatkan kompetensi SDM, bahkan Indonesia dan negara Asean lainya juga belajar dari SNEF. Semua itu, kerja sama tripartit yang solid dalam membangun SDM yang kompeten,

  Sedangkan Singapura terkenal sebagai negara ahli dibidang insvestasi keuangan. Namun negara

  D www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011

  Apakata Mereka

  Dijelaskan, dampak dari masalah diatas terhadap harmonisasi hubungan Industrial mengakibatkan banyaknya terjadi konflik.

  “Semua itu karena kurangnya Mutual Regognigtion Arrangement (MRA) dan Standard Mutual Agreement dalam menentukan standard kompetensi profesi tingkat Asean dan China, sehingga tenaga kerja dari luar negeri menjadi ancaman , dibandingkan dengan kemampuan tenaga kerja

  perjanjian.

  Kompetensi SDM Kunci Sukses Membangun Kesejahteraan

  Sebagai Wakil Sekretaris Umum, Iftida Yasar menjelaskan, di mulainya perdagangan bebas tingkat Asean- China pada Desember 2008 (yang telah melalui berbagai pembahasan dan pertemuan sejak tahun 1991), tenaga kerja yang tidak terampil menjadi kekuatan Indonesia tidak termasuk sektor tenaga kerja yang dibebaskan bergerak dalam

  World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan Asean Free Trade Area (AFTA) di tingkat regional , kata Wakil Sekretaris Umum DPN APINDO dalam acara Workshop BNSP, merupakan indikasi signifikan globalisasi perdagangan dunia yang termasuk di dalamnya globalisasi tenaga kerja.

  i era perdagangan bebas yang telah melahirkan blok- blok perdagangan di tingkat global maupun regional. Dan lahirnya

  Menurut Iftida, kondisi saat ini disebabkan tingginya pengangguran karena suplay dan demand yang tidak seimbang. Disamping itu, juga redahnya produktivitas tanaga kerja ini disebabkan oleh rendahnya pendidikan dan kompetensi yang dimiliki oleh angkatan kerja, serta hubungan industrial yang tidak kondusif (upah, pesangon, outsourcing dan UU No 13 tahun 2003 dan lain sebagainya. M S www.bnsp.go.id

  Apakata Mereka BNSP

Mabes Polri Gandeng BNSP

  Selenggarakan Pelatihan Audit Investigasi Propam Polri edisi 1 I 2011 tanggungjawab jabatannya.

  Dijelaskan, dalam pelatihan Audit Investigasi diselenggarakan selama 4 hari melibatkan BPK, BNSP dan unsur pimpinan Mabes Polri untuk membangun sistem Audit internal dan pengembangan standar kompetensi

  Selain itu, tambahnya, juga untuk menyamakan visi, persepsi dan interpretasi dalam pelaksanaan pengawasan internal khususnya, Audit Investigasi terkait dengan penerapan kode etik profesi Polri dan disiplin anggota Polri, pada fungsi Reskrim, Brimob dan Lantas.***

  Dalam kesempatan yang sama, Brigadir Jenderal Polisi, Drs. Yotje Mende. M. Hum menambahkan, pelatihan audit investigasi diadakan bertujuan untuk menyamakan visi, persepsi dan interpretasi dalam pelaksanaan pengawasan internal khususnya, dibidang Audit Investigasi terkait dengan penerapan kode etik profesi Polri dan disiplin anggota Polri diibidang peraturan perundang undangan, tata laksana dan administrasi pengawasan serta penegakan hukum kode etik profesi Polri.

  yang akan dipergunakan sebagai acuan pelaksana audit secara nasional.

  Indonesia (Maber Polri) telah mengandeng Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) untuk membangun kerja sama. Kerja sama dalam bentuk pelatihan Audit Investigasi Propam Polri, diantaranya agar mandapatkan pemahaman tentang standarisasi, sertifikasi dan pelaksanaan akreditasi profesi di bidang audit investigasi Propam Polri. “Disamping itu juga akan mendapatkan peluang dan tantangan sertifikasi profesi di era globalisasi,”tutur Sugiyanto.

  Sebagai Ketua Renbang, BNSP, Sugiyanto mengatakan, Maber Polri sangat serius mengembangkan Jorgon Polri dengan “Memuliakan Profesi” yakni dengan memperdayakan devisi Propam untuk membangun Standar kompetensi di bidang audit internal terhadap dugaan pelanggaran kode etik profesi oleh anggota PNS Polri dalam melaksanakan tugas, wewenang dan

Konsultasi Anda

  Ketua Komisi I BNSP

  I Ir. Surono, M.Phil. Rubrik ini dibuka untuk umum dan diharapkan bisa memberi warna serta suport kinerja rekan-rekan anggota BNSP. Atau sebaliknya para pembaca arkas Besar Polisi Republik

  Dalam rubrik konsultasi yang diasuh langsung oleh Ketua Komisi

  BNSP yang rencana akan hadir di hadapan Anda setiap bulan sekali, kami dari Komisi Sertifikasi dan Lisensi BNSP, akan mengajak para pembaca budiman untuk bergabung atau memberi kritik membangun demi kemajuan kita bersama antara BNSP dan pera lembaga mitra, LSP dan stakeholder terkait.

  ingin mengetahui apa itu BNSP dan manfaatnya terhadap dunia industri.

  Anda ingin mengetahui lebih detail info seputar sertifikasi profesi BNSP atau ingin mendapatkan info tentang syarat-syarat dan jenis bidang apa yang bisa disertifikasi? Dan mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) silahkan hub alamat dibawah ini.

  Alamat Redaksi: Jl. MT. Haryono Kav. 52 Jakarta Selatan Email: surono@bnsp.go.id info@bnsp.go.id Website: www.bnsp.go.id

  ALAM hangat untuk pembaca Majalah Sertifikasi di seantero jagad. Seiring terbitnya majalah

  Diasuh oleh: Ir. Surono, M.Phil Event Event BNSP

  WORKSHOP BNSP BERSAMA STAKEHOLDERNYA

  epatnya pada tanggal 27 Juli

T

  2011, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) berkesempatan menyelenggarakan acara pertemuan dengan para stakeholder-nya di Hotel Bidakara. Acara yang dibuka secara resmi oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini berlangsung secara sukses dan meriah, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan terkait, seperti: pimpinan Lembaga Sertifikasi Profesi, pengurus asosiasi industri, para asesor sertifikasi, perwakilan berbagai kementrian, dan anggota BNSP periode lama maupun baru. Acara setengah hari ini mengambil tema “Melalui Sertifikasi Kompetensi Menuju SDM Unggul”, sesuai dengan misi utama yang

  Beliau juga secara tegas menjelaskan pentingnya

  dicanangkan oleh BNSP sebagai

  peranan BNSP meningkatkan kinerjanya dalam

  lembaga pemegang otoritas tertinggi

  mensertifikasi berbagai kompetensi kerja seperti

  sertifikasi kompetensi kerja tingkat nasional.

  dibutuhkan beragam sektor industri.

  Dalam pembukaannya Menakertrans menekankan

  Wahab Bangkonah dari Kementrian sumber daya manusia Indonesia, pentingnya keberadaan sertifikasi Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Ibu terutama dalam hal perlunya sertifikasi sebagai bagian dari manajemen Iftida Yasar dari APINDO, Bapak dalam menghadapi berbagai agenda mutu dan penjaminan kualitas Budisuharto dari KADIN, dan Bapak besar dunia seperti AFTA, WTO,

  SDM, terutama dalam menghadapi Adjat Daradjat selaku Ketua BNSP dan lain sebagainya. Ibu Sundari globalisasi. Beliau juga secara tegas Periode 2011-2016. menekankan perlunya dipersiapkan menjelaskan pentingnya peranan secara masif sumber daya manusia

  BNSP meningkatkan kinerjanya dalam yang kompeten atau berdaya mensertifikasi berbagai kompetensi saing di segala lini industri. Dalam

  

“Melalui Sertifikasi

  kerja seperti dibutuhkan beragam konteks ini disadari bahwa sertifikasi sektor industri. Di akhir sambutannya, merupakan salah satu cara untuk

  Menakertrans mengatakan perlunya menjamin terciptanya tenaga kerja

  

Kompetensi Menuju

  terjalin kerjasama yang intensif kompeten yang berkualitas karena

  

SDM Unggul”, sesuai

dengan misi utama

  antara BNSP dengan berbagai pihak dianggap telah memenuhi standar

  

yang dicanangkan oleh

  terkait, terutama LSP dan asosiasi yang berlaku. Namun sayangnya di

  

BNSP sebagai lembaga

  industry, agar proses sertifikasi dapat Indonesia memang belum semua

  

pemegang otoritas

  berjalan secara efektif dan BNSP industri mewajibkan sejumlah profesi menjadi lembaga nasional yang dapat unggulannya untuk melakukan usaha dipercaya dunia internasional. tertinggi sertifikasi sertifikasi sumber daya manusia

  Setelah rehat dan ramah tamah terkait. Sementara itu pak Wahab

  

kompetensi kerja

tingkat nasional.

  selama kurang lebih 30 menit, acara Bangkonah yang merupakan Direktur Jendral Binalatas Kemenakertrans dilanjutkan dengan talk show yang memandang perlunya keberpihakan dipandu oleh Prof. Richardus Eko pemerintah dalam mengelola sumber

  Indrajit (anggota BNSP periode daya manusia Indonesia, terutama

  2011-2016) dan Mila Rachmawati, Melalui paparan singkat dari dalam menghadapi serangan presenter RCTI. Diskusi serius kelima nara sumber tersebut, globalisasi yang begitu gencar terjadi. tapi santai ini menampilkan 5 terungkap sejumlah isu dan prinsip Diingatkan pula olehnya bahwa (lima) orang pembicara, masing- strategis yang saat ini dihadapi postur pemerintahan Indonesia saat masing adalah Ibu Sundari dari Kementrian Perindustrian, Bapak

BNSP

  www.bnsp.go.id edisi 1 I 2011

  Event Event

  ini adalah desentralisasi, berbasis otonomi daerah, sehingga diperlukan perubahan pola pikir dan pola tindak dalam mempersiapkan sumber daya manusianya.

  Pandangan pihak swasta yang disampaikan oleh Ibu Iftida Yaser pada dasarnya menekankan bahwa akhirnya pihak swasta-lah yang menjadi pengguna akhir dari tenaga kerja atau sumber daya manusia, sehingga pemerintah harus bekerjasama dan bermitra secara erat dengan sejumlah asosiasi industri yang mewakili berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu kerangka kerjasama yang dapat dipergunakan sebagai panduan adalah model Public Private Partnership.

  Sementara pak Budisuharto memberikan tekanan tambahan bahwa selain pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sebuah sertifikasi dianggap memiliki kualitas baik oleh kalangan industri apabila disokong dengan tingginya jam terbang atau pengalaman dari individu pemegang sertifikat. Paparan awal diakhiri dengan sejumlah pernyataan Pak Adjat Daradjat mengenai sejumlah hal prinsip terkait dengan proses sertifikasi. Yang bersangkutan berpendapat pula bahwa sertifikasi merupakan jalan alternatif yang patut diambil dan didukung penuh terbuka.

  Perhelatan perdana BNSP periode pengurus baru ini diakhiri dengan tanya jawab yang disampaikan secara langsung melalui dialog interaktif maupun tidak langsung via SMS. Dari dialog yang ada antara nara sumber dengan audiens, terlihat adanya suatu benang merah bersama yaitu disepakatinya perlu dilakukan kerjasama dan kolaborasi yang lebih intensif lagi antara BNSP, sektor industri, dan pemerintahan – agar usaha bersama untuk menciptakan sumber daya manusia nasional yang unggul dalam persaingan dapat terjadi.

  Terhadap berbagai isu, permasalahan, dan tantangan yang dihadapi, semua sepakat akan dapat tertangani dengan baik apabila jalur komunikasi, koordinasi, dan kooperasi di antara seluruh pemangku kepentingan terjadi secara efektif. Para pihak terkait menaruh harapan yang tinggi terhadap anggota BNSP Periode 2011-2015 untuk kiranya selaku pemegang otoritas tertinggi proses sertifikasi kompetensi kerja nasional dapat menjadi pelaku utama, pemercepat, sekaligus fasilitator dalam pencapaian cita-cita bangsa ini. Saat ini adalah waktu yang tepat bagi seluruh pihak untuk melihat ke depan, dengan belajar pada pengalaman masa lalu, dengan modal bersama yang telah dimiliki selama ini, saling bekerjasama bahu- membahu menjalankan tugas dan kewajibannya masing-masing demi terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang unggul, profesional, mandiri, bermartabat, dan menjadi kebanggaan tanah air tercinta. (REI) oleh dunia pendidikan dan tenaga kerja, terutama setelah melihat bahwa program “link and match” dianggap tidak berhasil dan masih jalan di tempat. Beliau juga mengatakan pentingnya pengendalian dalam proses sertifikasi agar benar- benar mencerminkan kualitas kompetensi kerja yang dibutuhkan industry. Oleh karena itulah maka

  

Perhelatan perdana BNSP

periode pengurus baru

ini diakhiri dengan tanya

jawab yang disampaikan

secara langsung melalui

dialog interaktif maupun

tidak langsung via SMS.

  pandangan bahwa proses sertifikasi harus berjalan secara “murah dan mudah” tidaklah tepat, karena seringkali demi tercapainya biaya yang “murah” dan proses yang “mudah”, sejumlah atribut kualitas dikorbankan. Dalam hal ini BNSP harus berani menjadi garda penjaga kualitas sumber daya manusia Indonesia yang akan memasuki masa-masa kritis pada tahun 2015, yaitu ketika terbentuknya Komunitas Ekonomi ASEAN, dimana sekat-sekat geografis sepuluh negara ASEAN akan “tumbang” dan aliran keluar masuk tenaga kerja antar negara akan berlangsung secara bebas dan

  

SISTEMSERTIFIKASIKOMPETENSIPR

Verifikasi Standar PENGEMBANGAN

  Perbaikan Kompetensi SKEMA SERTIFIKASI

Berlanjut PENERAPAN SKEMA SERTIFIKASI

  MRA

Nitifikasi