MANAJEMEN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PROGRAM GUGUS KENDALI MUTU (GKM) DI KOTA TANGERANG

  

MANAJEMEN DINAS PERINDUSTRIAN DAN

PERDAGANGAN DALAM PROGRAM GUGUS

KENDALI MUTU (GKM) DI KOTA TANGERANG

  SKRIPSI

  

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Kompetensi pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Administrasi Publik

  Oleh Suryacita Maylisa Lidyawati

  NIM 6661121751

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2018

  

ABSTRAK

Suryacita Maylisa Lidyawati. 6661121751. Manajemen Dinas Perindsutrian

dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota

Tangerang. Program Studi Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I Anis Fuad,

S.Sos, M.Si. Pembimbing II Drs. Hasuri Waseh, S.E, M.Si.

  Penelitian ini mengenai Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang. Masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah Sosialisasi yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang mengenai gugus kendali mutu kepada perusahaan masih kurang optimal, Masih kurangnya jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam kegiataan sosialisasi program gugus kendali mutu dan Tidak adanya sanksi yang diberikan kepada perusahaan yang tidak menerapkan gugus kendali mutu di Kota Tangerang. Peneliti menggunakan teori Fungsi-Fungsi Manajemen dari Luther Gullick: perencanaan, pengorganisasian, penyusunan pegawai, pengarahan, pengkoordinasian, pelaporan, pembuatan anggaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen Dinas Perindsutrian dan Perdagangan dalam Program Gugus Kendali Mutu di Kota Tangerang sudah baik, namun masih perlu pembenahan dalam berbagai aspek. Pada aspek perencanaan sudah baik tetapi dalam hal penetapan industri yang terlibat hanya mengundang industri besar di Kota Tangerang saja. Pada aspek penyusunan pegawai, dalam hal Penetapan ketua pelaksana (bertanggung jawab) sudah baik. Namun dalam hal penetapan jumlah pegawai yang terlibat dalam program gugus kendali mutu di bidang perindustrian hanya 3 orang saja. Pada aspek koordinasi sudah baik namun dalam hal sosialisasi yang diberikan setiap tahunnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang hanya memberikan informasi-informasi secara lisan berupa sosialisasi saja kepada para peserta gugus kendali mutu tanpa adanya kunjungan lapangan dan realisasinya di dalam perusahaan.

  Kata Kunci : Gugus Kendali Mutu, Industri, Manajemen,

  

ABSTRACT

Suryacita Maylisa Lidyawati. 6661121751. Management of the Department of

Industry and Trade at Program Quality Control Circle (QCC) in Tangerang

City. Public Administration Department. Social and Politik Fakulty. Sultan

Ageng Tirtayasa University. First Advisor Anis Fuad, S.Sos, M.Si. Second

Advisor Drs. Hasuri Waseh, S.E, M.Si.

  

This research about Management of the Department of Industry and Trade at

Program Quality Control Circle (QCC) in Tangerang City. The problem

indetification in this research is sosialisation to do Department of Industry and

Trade at Program Quality Control Circle toward company still less of optimal,

still lack of human resources existing in the Department of Industry and Trade in

sosialisation activity of program quality control circle and nothing sanction that

given toward company which not apply quality control circle in Tangerang City.

Researchers used the theory Functions of Luther Gullick management: Planning,

Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting and Budgeting. The

method used is descriptive method with qualitative approach. The results of this

research is Management of the Department of Industry and Trade at Program

Quality Control Circle in Tangerang City is already good, but it still needs

improvements in various aspects. On the aspect of planning is good but in terms

of determination of the industry involved only invite big industry in tangerang city

only. On aspect of the preparation of employees, in terms of the establishment of

the chief executor (responsible) is good. But in terms of determining the number

of employees only 3 people only. On the aspect of coordination is good but in

terms of socialization given every year the Department of Industry and Trade

Tangerang City only provide information orally in the form of socialization of the

partnership to the participants of the quality control circle the field visits and

realization in the company.

  Keywords : Quality Control Circle, Industry, Management,

  

Motto dan Lembar Persembahan

La Tahzan Innallaha Ma’ana “Jangan Bersedih, Sesungguhnya ALLAH Bersama Kita”

  Hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha

Buat tujuan, mimpi, harapan dan cita-cita setinggi mungkin dan

jangan pernah berhenti untuk mendapatkannya

  “ Skripsi ini aku persembahkan untuk apih, mamah, mamih dan adikku yang tercinta serta keluarga dan teman- temanku yang tersayang”

Terima Kasih atas Motivasi yang telah diberikan selama ini

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Manajemen Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam Program

  Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang ”.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapakan gelar Sarjana Administrasi Publik (S.AP) pada konsentrasi manajemen publik program studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Skripsi ini tidak akan mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil demi kelancaran skripsi ini. Untuk itu tepat kiranya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

  3. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

  4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si. Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

  5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si. Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

  6. Ibu Listyaningsih, S.Sos, M.Si. Ketua Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

  7. Bapak Dr. Arenawati, M.Si. Sekretaris Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

  8. Bapak Anis Fuad, S.Sos, M.Si. Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah memberikan segala bimbingan, motivasi, penghargaan maupun dukungannya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya ucapakan terima kasih banyak.

  9. Bapak Drs. Hasuri Waseh, S.E , M.Si. Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah memberikan segala bimbingan, motivasi, penghargaan maupun dukungannya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya ucapakan terima kasih banyak.

  10. Ibu Titi Stiawati, S.Sos, M.Si. Ketua Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran atas skripsi yang telah dibuat oleh peneliti, agar hasil skripsinya menjadi lebih baik. Saya ucapakan terima kasih banyak.

  11. Bapak Drs. H. Oman Supriyadi, M.Si. Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran atas skripsi yang telah dibuat oleh peneliti, agar hasil skripsinya menjadi lebih baik. Saya ucapakan terima kasih banyak.

12. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Prodi

  Administrasi Publik yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan menjadi fasilitator selama perkuliahan.

  13. Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang yang telah menjadi informan dan memberikan banyak informasi dan data yang saya butuhkan selama penyusunan skripsi.

  14. Tim GKM PT. Mayora Indah Tbk dan PT. Duta Abadi Primantara yang telah menjadi informan dan memberikan banyak informasi dan data yang saya butuhkan selama penyusunan skripsi.

  15. Kedua Orang tua yang tiada hentinya memberikan doa, dukungan, motivasi dan bantuan yang diberikan baik bersifat moril maupun materil. Saya ucapakan terima kasih sedalam-dalamnya. Dengan dukungan kalian sangat begitu berarti bagi saya sampai kapan pun.

  16. Adik saya, Adela Elita Aryani yang selalu memberikan semangat atas dukungan dan motivasinya kepada saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya ucapkan terima kasih.

  17. Untuk orang yang selalu spesial di hati, Firman Hidayat yang selalu memberikan semangat atas dukungan dan motivasinya kepada saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya ucapkan terima kasih.

  18. Untuk Cewe Rempong, Virna Anggraini, Desti Candra Kurniasari, Wahyu Dewi Ratna Sari dan Melia Hindayang. Terimakasih untuk semangat dan dukungannya.

  19. Untuk Borjuis, Windha Sri Harnita, Gina Prameswari, Mey Gita, Frisca Wulandari, Sinta Rahmayanti dan Fauziah Ulya. Terimakasih untuk semangat dan dukungnya ya perempuan-perempuan hebat.

  20. Untuk teman-teman seperjuangan Mahasiswa Administrasi publik 2012, Khususnya teman-teman Administrasi Negara Kelas B.

  21. Keluarga KKM Kelompok 119 Desa Nyapah Kecamatan Walantaka untuk waktu sebulan yang penuh makna dan pengalaman.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya, yang semata-mata muncul karena keterbatasan wawasan penulis. Untuk itu, demi kesempurnaaan skripsi ini, dengan senang hati penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran dari pembaca sepenuhnya guna membangunan yang dapat memberikan input kepada penulis untuk dapat membuat karya tulis selanjutnya yang lebih baik lagi.

  Akhir kata, penulis berharap semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dan dapat menambah wawasan bagi mereka yang membacanya.

  Serang, 2018 Suryacita Maylisa Lidyawati

  

DAFTAR ISI

  1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 17

  2.1.4 Tujuan Manajemen ........................................................................ 26

  2.1.3 Fungsi Manajemen ......................................................................... 23

  2.1.2 Asas-asas Manajemen .................................................................... 21

  2.1.1 Definisi Manajemen ....................................................................... 19

  2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 19

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

  1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 17

  Halaman HALAMAN JUDUL ABSTRAK

  1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 17

  1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 16

  1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 16

  1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

  BAB I PENDAHULUAN

  PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ v DAFTAR TABEL ..............................................................................................viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

  ABSTRACT

  2.1.5 Prinsip Pengelolaan dalam Manajemen ......................................... 26

  2.1.6.1 Definisi Gugus Kendali Mutu ............................................... 28

  2.1.6.2 Asas-Asas Pokok GKM ....................................................... 29

  2.1.6.3 Tujuan Umum GKM ............................................................ 32

  2.1.6.4 Manfaat GKM ...................................................................... 33

  2.1.6.5 Perangkat GKM ................................................................... 34

  2.1.6.6 Alur Kerja GKM .................................................................. 37

  2.1.6.7 Ketentuan GKM ................................................................... 39

  2.1.6.8 Metode Pemecahan Masalah dalam GKM .......................... 39

  2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 40

  2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 43

  2.4 Asumsi Dasar Penelitian ......................................................................... 45

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................ 46

  3.2 Fokus Penelitian ..................................................................................... 47

  3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................... 48

  3.4 Variabel Penelitian/Fenomena yang diaamati ........................................ 48

  3.4.1 Definisi Konsep ............................................................................. 48

  3.4.2 Definisi Operasional ...................................................................... 49

  2.1.3.1 Perencanaan ........................................................................ 50

  2.1.3.2 Pengorganisasian ................................................................. 50

  2.1.3.3 Penyusunan Personalia ........................................................ 51

  2.1.3.4 Pengarahan .......................................................................... 51

  2.1.3.5 Koordinasi ........................................................................... 51

  2.1.3.6 Pelaporan ............................................................................. 51

  2.1.3.7 Pembuatan Anggaran .......................................................... 51

  3.5 Instrumen Penelitian .............................................................................. 52

  3.6 Informan Penelitian .............................................................................. 53

  3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 55

  3.7.1 Teknik Pengolahan Data ............................................................... 55

  3.7.2 Analisis Data ................................................................................. 61

  3.9 Jadual Penelitian .................................................................................... 65

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian .................................................................... 67

  4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Tangerang ................................ 67

  4.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah Kota Tangerang ........................ 71

  4.1.3 Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang ..................................................................................... 73

  4.1.3.1 Gambaran Umum Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang ........................................... 74

  4.1.3.2 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang .............. 75

  4.1.4 Gambaran Umum PT Mayora Indah Tbk ...................................... 82 4.1.4.1 Visi dan Misi PT Mayora Indah Tbk .................................

  84

  4.1.5 Gambaran Umum PT. Duta Abadi Primantara .............................. 89

  4.1.5.1 Visi dan Misi PT. Duta Abadi Primantara ......................... 89

  4.2 Deskripsi Data .......................................................................................... 92

  4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian .............................................. 92

  4.2.2 Data Informan Penelitian ...................................................... 95

  4.3 Deskripsi dan Data Temuan Lapangan .................................................... 96

  4.4 Manajemen Gugus Kendali Mutu di Kota Tangerang ............................. 98

  4.4.1 Perencanaan / Planning.................................................................. 98

  4.4.2 Pengorganisasian / Organizing ....................................................110

  4.4.3 Penyusunan Personalia / Staffing .................................................114

  4.4.4 Pengarahan / Directing ................................................................119

  4.4.5 Pengkoordinasian / Coordinating ................................................122

  4.4.6 Pelaporan / Reporting ..................................................................126

  4.4.7 Pembuatan Anggaran / Budgeting ...............................................129

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan ...........................................................................................139

  5.2 Saran .....................................................................................................140

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 1.1 Data Industri Besar Kota Tangerang .................................................... 10Tabel 3.1 Informan Penelitian .............................................................................. 54Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Penelitian .......................................................... 57Tabel 3.3 Jadual Penelitian .................................................................................. 66Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Tangerang ............................................................. 68Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Wilayah Kota Tangerang ................................... 69Tabel 4.3 Spesifikasi Informan Penelitian ............................................................ 96Tabel 4.4 Daftar Hadir Peserta Kegiatan Konvensi Gugus Kendali Mutu

  (GKM) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Tahun 2016 .........................................................................................106

Tabel 4.5 Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kegiatan Gugus Kendali

  Mutu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Tahun 2017 .........................................................................................132

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Penelitian .................................................................133

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 2.1 Alur Kerja Gugus Kendali Mutu ...................................................... 38Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................ 44Gambar 3.1 Aktifitas Dalam Analisis Data........................................................... 62Gambar 4.1 Peta Wilayah Kota Tangerang .......................................................... 70Gambar 4.2 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

  Tangerang ........................................................................................... 81 Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT Mayora Indah tbk ........................................

  88 Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT. Duta Abadi Primantara ...............................

  91

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 (Undang

  • – Undang) Lampiran 2 (Surat Ijin Penelitian) Lampiran 3 (Pedoman Wawancara) Lampiran 4 (Member Check) Lampiran 5 (Hasil Wawancara) Lampiran 6 (Dokumentasi)

  Lampiran 7 (Data Pendukung) Lampiran 8 (Catatan Bimbingan) Lampiran 9 (Daftar Riwayat Hidup)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Globlalisasi terus berlangsung dengan laju yang semakin cepat didorong oleh kemajuan teknologi. Perkembangan zaman pada saat ini membawa banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada tatanan negara-negara yang ada diseluruh dunia ini. Kini negara-negara maju dan kaya bukan lagi identik dengan Benua Eropa maupun Negara Amerika tetapi sekarang tertuju kepada negara-negara yang berada di Benua Asia, karena berhasil memajukan roda perekonomiannya yang begitu pesat. Salah satu negara di Asia yang perekonomiannya sangat baik adalah China dari tahun ke tahun semakin meningkat. Negara tersebut menjadi pemain yang tangguh dalam penekanan biaya produksi, peningkatan teknologi dan jasa, serta memiliki pertahanan yang kuat dalam memajukan negara dan pertumbuhan ekonominya.

  Melihat keberhasilan Negara China yang sudah lebih dulu unggul dalam bidang perekonomiannya dan kemajuan di berbagai bidang lainnya membuat Negara-negara di Asia Tenggara juga ingin merubah keadaan perekonomiannya menjadi lebih baik serta negaranya dapat berkembang dan maju seperti halnya negara tersebut. Bentuk kerjasama diantara negara-negara Asia Tenggara pun mulai dilakukan demi kemajuan dan kesejahteraan bersama yaitu dengan membentuk ASEAN (Association of South East Asian Nation).

  2 Dalam rangka menetapkan langkah dan kebijakan ASEAN, maka diselenggarakanlah Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang dihadiri oleh seluruh kepala negara atau kepala pemerintahan ASEAN. Konferensi Tingkat Tinggi atau yang disingkat KTT untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia tepatnya di Bali pada tanggal 23-24 Februari tahun 1976. Kemudian pada tanggal 4-5 Agustus tahun 1977, KTT diselenggarakan di Kuala Lumpur dimana para pemimpin ASEAN akhirnya memutuskan untuk melakukan pengubahan ASEAN dengan menjadi suatu kawasan makmur, stabil dan sangat bersaing dalam perkembangan ekonomi yang berlaku adil dan dapat mengurangi kesenjangan serta kemiskinan social ekonomi. Konferensi Tingkat Tinggi kemudian diselenggarakan di Singapura pada tanggal 27-29 Januari 1992 dimana para pemimpin ASEAN sepakat untuk membentuk ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan perjanjian untuk meningkatkan kerjasama ekonomi ASEAN.

  Lalu pada tanggal 7-8 Oktober tahun 2003 KTT dilanjutkan di Bali, para pemimpin ASEAN meluncurkan inisiatif pembentukan integrasi kawasan ASEAN

  

Vision 2020 dan mengeluarkan pernyataan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN

  atau MEA akan menjadi sebuah tujuan dari perilaku integrasi ekonomi regional di tahun 2020. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) hadir untuk menggantikan AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang sudah ada sejak tahun 2003. Seluruh pihak diharapkan agar dapat bekerja sama secara kuat dalam membangun komunitas ASEAN di tahun 2020.

  Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah hasil dari penegasan komitmen para pemimpin ASEAN dalam membentuk ASEAN Economic

  3 Community (AEC). MEA menjadi integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN. Pembentukan MEA ini dilandaskan pada empat pilar. Pertama, menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang. Keempat, mengintegrasi ke ekonomi global. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing kawasan, mendorong pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan dan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat ASEAN. Dengan dimulainya MEA maka setiap negara anggota ASEAN harus meleburkan batas dalam sebuah pasar bebas karena MEA akan menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal.

  Indonesia yang merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang tergabung kedalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), untuk menghadapi integrasi pereknomian dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN Indonesia perlu mempersiapkan diri dalam menyambut Masyarakat Eknomi ASEAN (MEA). Bagi Indonesia sendiri, MEA menjadi kesempatan yang baik karena kawasan perekonomian Indonesia bertambah luas.

  Hal ini ditandai dengan dibentuknya pasar tunggal yang memungkinkan Indonesia menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara Asia Tenggara, peluang bisnis terbuka lebar, adanya peningkatan ekspor yang pada akhirnya dapat meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia.

  Diperlukan strategi agar Indonesia bias berkontribusi dengan baik dalam pasar tunggal ASEAN sehingga Indonesia menjadi pemasok barang dan jasa ke

  4 negara-negara Asia Tenggara, bukan menjadi negara sasaran pemasaran mereka.

  Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya MEA ini maka tingkat daya saing antara negara di Asia Tenggara semakin tinggi. Dalam upaya meningkatkan daya saing nasional dan mempersiapkan diri menghadapi pelaksanaan MEA yang akan dimulai akhir 2015 pada 1 September tahun 2014 pemerintah pusat membuat Intruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hal ini merupakan langkah awal untuk menunjukkan diri bahwa Indonesia dapat bersaing dengan Negara Asia lainnya.

  Kehadiran Masyarakan Ekonomi ASEAN (MEA) ini akan menciptakan sebuah sistem liberalisasi ekonomi dan persaingan antar negara-negara yang berada di kawasan ASEAN dimana barang dan jasa bebas keluar masuk ke negara lainnya dan terjadi hampir disemua sektor, khususnya di sektor industri baik Industri kecil, menengah maupun besar yang berpengaruh terhadap perekonomian negara. Oleh sebab itu MEA ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri di dalam negeri dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

  Peningkatan daya saing industri kecil, menengah dan besar itu pun sudah tertuang dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian.

  Menurut pasal 72 butir 1 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 bahwa pemerintah atau pemerintah daerah melalukan pembangunan dan pemberdayaan industri kecil, menengah dan besar yang berdaya saing, berperan signifikan dalam pengaturan struktur industri nasional, berperan dalam pengentasan kemiskinan

  5 melalui perluasan kesempatan kerja dan menghasilkan barang dan jasa industri untuk diekspor.

  Langkah yang harus diambil kini oleh pemerintah Indonesia adalah membuat suatu langkah strategis dan langkah strategis yang sudah diambil pemerintah untuk menghadapi MEA itu sendiri yaitu tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 20 14 tentang “Peningkatan Daya Saing Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” yang menginstruksikan khususnya kepada Gubernur dan Walikota/Bupati untuk mengambil langkah- langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk melakukan daya saing nasional dan melalukan persiapan pelaksanaan MEA.

  Dalam Industri Presiden Nomor 6 Tahun 2014 berisi tentang peningkatan daya saing khususnya bidang Industri kecil, menengah dan besar yang berpedoman pada strategi pengembangan Industri Nasional yang berfokus pada: 1.

  Pengembangan industri prioritas dalam rangka memenuhi pasar ASEAN 2. Pengembangan industri dalam rangka mengamankan pasar dalam negeri

3. Pengembangan industri kecil, menengah dan besar 4.

  Pengembangan sumber daya manusia dan penelitian 5. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)

  Industri kecil, menengah dan besar menjadi perhatian pemerintah Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) itu sendiri.

  Oleh karena itu intruksi kepada lembaga pemerintah yang berwenang untuk

  6 meningkatkan daya saing industri kecil, menengah dan besar tersebut harus dilaksanakan segera untuk memajukan dan mendorong industri dikancah perekonomian ASEAN karena Industri adalah salah satu dari sekian sektor atau bidang akan menjadi kunci kesuksesan dan keberhasilan negara Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

  Awalnya undang-undang yang membahas mengenai perindustrian diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang perindustrian yang menyatakan,

  “Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

  ” Menurut UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, perindustrian diselenggarakan dengan tujuan:

  “Pertama, membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja. Kedua, mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat serta mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan masyarakat. Ketiga, mewujudkan industri yang maju, berdaya saing, dan mandiri serta industri hijau. Keempat, memperkuat dan memperkokoh ketahanan nasional, serta mewujudkan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia. Kelima, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.

  ”

  7 Undang-Undang No 5 Tahun 1984 kemudian disempurnakan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian pasal 3, bahwa perindustrian diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut;

  “Pertama, mewujudkan industri nasional sebagai pilar dan penggerakan perekonomian nasional. Kedua, mewujudkan kedalam dan kekuatan struktur Industri. Ketiga, mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju serta industri hijau. Keempat, mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaaan Industri oleh satu kelompok atau perorangan yang merugikan masyarakat. Kelima, membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja. Keenam, mewujudkan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional.Ketujuh, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.

  ” Kementerian Perindustrian kini telah memiliki landasan hukum yang kuat dalam membangun industri nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

  3 Tahun 2014 tentang Perindustrian telah mengamanatkan kepada kita bahwa untuk mengembangkan industri, diantaranya dengan melakukan pembangunan sumber daya manusia industri yang mampu mengolah sumber daya alam dengan melakukan pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri yang dikembangkan dalam suatu wilayah pembangunan industri yang hendak

  8 dikembangkan. Pembinaan kepada Industri atau perusahaan utamanya membangun wirausaha industri yang berkarakter dan bermental kewirausahaan serta mempunyai kompetensi teknis, manajerial dan mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi.

  Sejalan dengan itu kebijakan pengembangan industri atau perusahaan, diantaranya melaksanakan program revitalisasi dan pengembangan mutu, salah satunya yaitu melalui menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM) di lingkungan industri atau perusahaan. Tentu mengharap agar industri atau perusahaan secara konsisten dan berkelanjutan menerapkan GKM ini di perusahaannya. Hal ini dimaksud agar industri atau perusahaan sebagai komponen pengisi pembangunan di daerah Kota atau Kabupaten secara totalitas mampu memperkuat struktur serta penguatan daya saing industri nasional.

  Dalam upaya meningkatkan daya saing dan dengan banyaknya jumlah industri di kota tangerang baik industri kecil, menengah maupun besar dari berbagai macam jenis usaha yang sangat potensial di pasar local maupun nasional salah satu cara peningkatan mutu produk yaitu dengan menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM) secara konsisten di perusahaan. Perlu diketahui bahwa GKM adalah konsep baru untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kerja.

  GKM ini adalah untuk mendayagunakan seluruh asset yang dimiliki perusahaan atau instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dan produktivitas, nilai tambah serta meningkatkan keuntungan semua pihak termasuk produsen, karyawan, konsumen maupun pemerintah. GKM ini memiliki peran yang cukup penting bagi perusahaan yaitu

  9 berperan sebagai pelaksana operasional yang berpegang pada azas kerja, mampu berinisiatif, kreatif & inovatif menangani masalah perusahan yang dihadapi untuk produktivitas kinerja. Karena masalah mutu secara keseluruhan akan tercermin pada semua segi dari suatu usaha, maka tiap perbaikan usaha, berapa pun kecilnya akan merupakan sumbangan yang bermakna bagi upaya peningkatan mutu secara keseluruhan.

  Kota Tangerang merupakan salah satu kota dari delapan kabupaten dan kota di Provinsi Banten yang saat ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat. Kota Tangerang sebagai daerah penyangga Ibu Kota dan sebagai daerah industri, perdagangan dan jasa yang sangat potensial dengan jumlah industri 2.333 perusahaan baik industri kecil, menengah dan besar dan berbagai jenis komoditi tentunya harus mendapat perhatian dan pembinaan yang berkelanjutan dari instansi terkait.

  10

  9 Larangan

  14

  10

  17

  78

  10 Neglasari

  45

  2

  5

  3

  25

  4

  6

  1 13 284

  4

  20

  22

  18

  35

  37

  41

  95

  8 Karawaci

  47

  3

  1

  14

  4

  7 1 135

  24

  2

  48 75 2333

  Jumlah 681 236 526 330 189 90 158

  2 1 131

  3

  1

  9

  23

  9

  83

  13 Tangerang

  64

  2

  1

  11 Periuk

  3

  19

  5

  32

  12 Pinang

  4 11 274

  16

  16

  26

  47

  34

  47

  73

  5

  7 Karang Tengah

Tabel 1.1 Data Industri Kecil, Menengah dan Besar Kota Tangerang Tahun 2016

  20

  6

  26

  14

  12

  32

  2 Benda

  28 28 291

  47

  10

  34

  55

  17

  52

  4 2 101

  1 Batu Ceper

  IA

  IM

  IK

  IA

  IM

  IK

  IA

  IM

  IK

  Jumlah

  Industri Kecil Industri Menengah Indutri Besar

  No Kecamatan

  5

  3 Cibodas

  10 7 373

  5 Cipondoh

  46

  18

  78

  95

  15

  41

  63

  6 Jitiuwung

  1 1 347

  2

  8

  44 7 284

  38

  80

  1

  2

  13

  3

  19

  4 Cileduk

  2 6 203

  7

  6

  19

  37

  21

  25

  Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang

  11 Berdasarkan tabel 1.1 diatas diketahui bahwa jumlah industri kecil, menengah dan besar yang ada di Kota Tangerang tahun 2016 adalah 2.333 industri. Industri kecil di Kota Tangerang berjumlah 1.433 industri, Industri menengah di Kota Tangerang berjumlah 609 industri sedangkan Industri besar di Kota Tangerang berjumlah 281 indsutri. Industri-industri ini terdiri dari industri makanan dan minuman, logam, kimia, tekstil, keramik, dan lain-lain. Dimana kawasan industri di Kota Tangerang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Tangerang seperti Kecamatan Batu Ceper, Benda, Cibodas, Cileduk, Cipondoh, Jatiuwung, Karang Tengah, Karawaci, Larangan, Neglasari, Periuk, Pinang dan Tangerang.

  Pada Tahun 2014 Pemerintah Kota Tangerang mulai melakukan penerapan manajemen GKM pada perusahaan atau industri di Kota Tangerang, sehingga tanggung jawab pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang pada bulan Juli dengan melakukan kegiatan kegiatan Pengembangan Kapasitas Pranata Pengukuran, Standariasasi, Pengujian dan Kualitas melalui Gugus Kendali Mutu (GKM).

  Pada tahun 2015, Pemerintah Kota Tangerang memberikan tanggung jawab kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang melalui bidang perindustrian di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pengembangan kapasitas pranata, pengukuran, standarisasi pengujian dan kualitas melalui pembentukan gugus kendali mutu yang diadakan pada bulan Juli dengan

  12 harapkan mampu untuk membantu para pengusaha untuk memecahkan permalahan yang terdapat di dalam suatu perusahaan di Kota Tangerang.

  Dalam rangka sebagai salah satu upaya menggalakan inovasi pada perusahaan, Dinas Perindustrian dam Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang menggelar konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) tingkat Kota Tangerang tahun 2016. Dalam kegiatan program ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang mengundang 70 Peserta dan yang mempresentasikan mengenai penerapan gugus kendali mutu di perusahaannya terdapat 5 perusahaan saja. Ini sebagai ajang perusahaan unjuk gigi dalam hal berinovasi meningkatkan kualitas produksi serta efisiensi yang nantinya akan bertanding pada tingkat provinsi dan nasional mengenai konvensi gugus kendali mutu ini.

  Dalam rangka memotivasi industri atau perusahaan melaksanakan peningkatan mutu yang berkelanjutan, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan program pemberian penghargaan tertinggi dari Pemerintah bagi industri atau perusahaan yang melakukan perbaikan mutu berkelanjutan itu serta telah memperlihatkan kinerjanya yang semakin lebih baik, yaitu berupa Tropi Penghargaan “GKM-IKM TERBAIK” yang diserahkan oleh Menteri Perindustrian. GKM-IKM TERBAIK adalah suatu bentuk penghargaan dari Menteri Perindustrian kepada perusahaan yang telah menerapkan gugus kendali mutu yang terbaik.

  Mengingat fungsi dan peran sektor industri bagi pengembangan perekonomian daerah maupun nasional sangatlah penting, hal ini dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja, meningkatnya pendapatan masyarakat baik formal

  13 maupun non formal, meningkatnya sektor ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari instansi pembina terutama dalam rangka membantu pengusaha meningkatkan daya saing di pasaran lokal, nasional maupun global melalui peningkatan mutu produk. Perlu diketahui bahwa Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah konsep baru untuk mutu dan produktivitas kerja industri atau jasa.

  Penerapan gugus kendali ini sudah terlihat di negara-negara maju dimana tingkat keberhasilan industrialisasinya terlihat sangat pesat. Gugus kendali mutu dalam suatu perusahaan meliputi SDM, mesin/peralatan, bahan baku/material metode dan lingkungan.

  Bahwa masalah dalam penerapan GKM ini adalah Sosialisasi yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang terkait pentingnya Gugus Kendali Mutu (GKM) di dalam perusahaan masih kurang optimal, masih kurangnya jumlah pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dalam kegiataan sosialisasi program Gugus Kendali Mutu (GKM) dan tidak adanya sanksi yang dikenakan kepada perusahaan yang tidak menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM) di Kota Tangerang. (Hal ini didukung oleh wawancara dengan Kepala Bidang Perindustrian Disindag Kota Tangerang).

  Diperlukan rencana-rencana strategis dalam mengembangkan Gugus Kendali Mutu (GKM) ini agar industri dapat menghasilkan produk yang kreatif dan dapat bersaing di pasar lokal maupun nasional. Namun berdasarkan hasil observasi awal dimana peneliti melihat langsung kegiatan Pembinaan Gugus Kendali Mutu (GKM) yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang dan wawancara secara tidak terstruktur kepada pegawai Dinas

  14 Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang di bidang industri, maka peneliti masih menemukan kendala atau masalah yang mendukung untuk penelitian kali ini, yaitu :

  Pertama, Sosialisasi yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang mengenai Gugus Kendali Mutu (GKM) kepada perusahaan masih kurang optimal. Hal ini dibuktikan pada saat sosialisasi, setiap tahunnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang hanya memberikan informasi- informasi secara lisan berupa sosialisasi saja kepada para peserta Gugus Kendali Mutu (GKM) tanpa adanya kunjungan lapangan dan realisasinya di dalam perusahaan. Oleh karena itu para peserta Gugus Kendali Mutu (GKM) tidak terlalu memahami pentingnya penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) itu sendiri di dalam perusahannya. Padahal Gugus Kendali Mutu (GKM) ini bila diterapkan ke dalam perusahaan sangat memiliki banyak manfaat di dalam perusahaan diantaranya untuk meningkatkan daya saing di pasar lokal maupun nasional, menciptakan kualitas mutu produk yang berkualitas dan dapat mengurangi banyaknya barang yang reject/rusak pada saat produksi. Hal ini juga terlihat dari setiap kegiatan sosialisasi Gugus Kendali Mutu (GKM) ini berlangsung hanya sebagian perusahaan saja yang hadir untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan perwakilan dari perusahaan sulit untuk membagi tugas antara tugasnya di perusahaan dan mengikuti kegiatan pembentukan Gugus Kendali Mutu (GKM) ini yang berlangsung selama 3 hari karena adanya audit dadakan dari perusahaan yang tidak bisa didelegasikan kepada pegawai lainnya.

  15 (Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Bapak Agus Suryana di PT. Duta Abadi Primantara pada Bulan Mei 2017).