BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - STUDI ANALISIS IDDAH MENURUT PANDANGAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT (Studi Kasus Di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara) - UNISNU Repository

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang mengakui adanya hubungan antara hukum adat dan hukum Islam. Hanya yang diperselisihkan mengenai sejauh mana hubungan itu telah

  terjadi dan sejauh mana pula yang mungkin akan terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Untuk itu perlu mengetahui bahwa terjadi hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam. Kendati demikian tidak semua hukum adat itu bisa diterima ke dalam hukum Islam. Hanya saja kita perlu mencermati apakah hukum adat itu bisa dimasukkan dan diterima kedalam hukum Islam atau tidak. Karena selama hukum adat itu tidak bertentangan dengan Al-

  Qur’an dan As-Sunnah maka hukum adat itu bisa diterima ke dalam hukum Islam. Hubungan antara hukum adat dengan hukum Islam itu bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : 1.

  Adat itu dapat diterima oleh perasaan sehat dan diakui oleh pendapat umum 2. Tidak ada persetujuan lain antara kedua belah pihak

  1 3.

  Tidak bertentangan dengan nash, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

  Sebagaimana Iddah telah dijelaskan secara eksplisit oleh nash al- Qur’an maupun Sunnah. Akan tetapi ketika iddah tersebut dihadapkan pada suatu tradisi hukum adat yang berlaku didaerah tertentu, maka iddah tersebut menjadi sebuah

  2 masalah yang membutuhkan pengkajian secara cermat. Sebenarnya masalah iddah secara umum adalah sesuatu yang sudah disepakati oleh para ulama selain juga telah dijelaskan secara eksplisit oleh nash al-

  Qur‟an maupun Sunnah. Iddah memang merupakan suatu persoalan yang sangat krusial di kalangan pemikir-pemikir zaman sekarang maupun dahulu.

  Selain dinilai sebagai bias gender sehingga banyak mengundang para cendekiawan mengkaji esensi dari iddah ini, para ulama‟ terutama ulama‟ fiqh juga masih memperdebatkan masalah iddah karena adanya perkembangan permasalahan fiqh. Hal ini tak luput dari adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

  3

  teknologi. Bila rahim perempuan itu telah berisi sel yang akan menjadi anak, dalam beriddah itu akan kelihatan tandanya. Itulah sebabnya ia diharuskan

  

4

  menunggu dalam masa yang ditentukan. Hitungan iddah itu telah ditentukan sehingga wajib bagi setiap muslim untuk mengikuti ketentuan itu. Seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 228 :

                                            

    3

  ) ٢٢٢ :ةارقبما( Departemen Agama, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka ( menunggu) tiga kali quru’. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan Hari Akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Tetapi para suami, mempunyai kelebihan diatas mereka. Dan

  5 Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. Al-Baqarah: 228).

  Allah Ta’ala juga menjelaskan tentang masalah-masalah rumah tangga, khususnya adalah bagi seorang istri yang suaminya meninggal dunia, apa yang harus dia lakukan setelahnya dan berapa lama masa I ddahnya. Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-baqarah ayat 234:

  

  

 

 

   

   

   

 

  

     ) ٢٣٤ :ةا رقبما(

  Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.

  6 (Al-Baqarah: 234).

  Iddah ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bersihnya rahim seorang perempuan apakah ketika berlangsung perceraian si istri dalam keadaan hamil ataupun tidak sehingga tidak tercampur antara keturunan suami yang pertama dan suami setelah perceraian, yang kedua yaitu untuk memberi 5 kesempatan kepada suami-istri yang berpisah untuk kembali kepada kehidupan semula jika mereka menganggap hal tersebut baik, dan yang terakhir adalah untuk menjunjung tinggi masalah perkawinan yaitu agar dapat menghimpunkan orang- orang yang arif untuk mengkaji masalahnya dan memberikan tempo berpikir panjang. Jika tidak diberikan kesempatan demikian, ia tak ubahnya seperti anak- anak kecil bermain sebentar disusun sebentar dirusak lagi. Jika terjadi sesuatu yang mengharuskan putusnya ikatan tersebut, untuk mewujudkan tetap terjaganya kelanggengan tersebut maka harus diberi tempo beberapa saat untuk

  7

  memikirkannya dan mempertimbangkannya . Hal itu sesuai dengan hadist nabi muhammad saw yang diriwayatkan oleh Ummu Athiyah ra:

  ٍث َلَ ث َ َقْوَف ٍتِّيَم َلىَع ٌةَأَرْمِا َّدَِتَ َلَ ( :َلاَق لمسو هيلع الله لىص ِ َّللََّا َلو ُسَر َّنَأ ;َةَّي ِطَع ِّمُأ ْنَعَو َلََو ,ْلِحَتْكَت َلَ َو , ٍب ْصَع َبْوَث َّلَِا ,اًغوُب ْصَم ًبًْوَث ْسَبْلَث َلََو ,اً ْشَْعَو ٍرُه ْشَأ َةَعَبْرَأ ٍجْوَز َلىَع َّلَِا

  ) )ىراخبما هجرخا .ٍراَف ْظَأ ْوَأ ٍط ْسُق ْنِم ًةَذْبُه ْتَرُهَط اَذِا َّلَِا ,اًبيِط َّسَمَث

  Dari Ummu Athiyyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seorang perempuan berkabung atas kematian lebih dari tiga hari, kecuali atas kematian suaminya ia boleh berkabung empat bulan sepuluh hari, ia tidak boleh berpakaian warna-wanri kecuali kain 'ashob, tidak boleh mencelak matanya, tidak menggunakan wangi-wangian, kecuali jika telah suci, dia boleh menggunakan sedikit sund dan adhfar (dua macam wewangian yang biasa digunakan perempuan untuk

  8

  membersihkan bekas haidnya (.

  Oleh sebab itulah permasalahan iddah ini merupakan suatu issue yang wajib dipahami oleh seluruh umat Islam baik laki-laki maupun perempuan, karena selain mengandung beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perempuan iddah juga menyuruh laki-laki untuk menunaikan kewajibannya. Seperti contoh dalam hal nafkah laki-laki wajib memenuhi nafkah istri yang sedang melaksanakan iddah.

  Berbicara mengenai kewajiban laki-laki dan perempuan dalam masa iddah sebagaimana yang peneliti ketahui bahwa banyak sekali para janda di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara yang mayoritas masyarakatnya adalah pesisir yang tidak melaksanakan kewajibannya untuk beriddah setelah dicerai suaminya baik karena cerai hidup ataupun cerai mati, karena ketidakfahaman mereka mengenai maksud dan tujuan iddah itu sendiri, selain itu para janda tersebut juga tidak pernah mendapatkan haknya ketika masa iddah dan itupun karena mereka tidak mengetahui ataupun tidak memintanya, seperti hak dan kewajiban mereka dalam masa iddah serta batas waktu Padahal sebagaimana penjelasan di atas bahwa iddah merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan bagi umat Islam karena bersumber dari Al- Qur’an dan Al-Hadits.

  Sekedar memberikan wawasan mengenai bentuk kehidupan masyarakat pesisir dimana, secara sosiologis, karakter masyarakat dipengaruhi oleh etnik yang tergambar dalam serangkaian tata nilai dan budaya. Psikologi memandang adanya pengaruh lingkungan dalam membentuk karakter masyarakat. Jadi dari dua sudut pandang tersebut peneliti simpulkan, bahwa karakteristik para janda khususnya yang ada di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara adalah karakter jawa dan pesisir. Masyarakat pesisir secara sosio-kultural merupakan masyarakat yang mempunyai budaya pada maritim laut, pantai dan berorientasi pasar. Tradisi ini berkembang menjadi budaya dan sikap hidup yang

  9 kosmopolitan, inklusivistik, egaliter, dinamis dan pluralistik .

  Perbedaan mendasar masyarakat pesisir dan masyarakat agraris adalah pada akses terhadap sumberdaya Alam. Laut merupakan sumberdaya Alam yang bersifat open acces sehingga siapapun dapat mengaksesnya. Hal ini sangat berbeda dengan sumberdaya alam pada masyarakat agraris. Sumberdaya yang bersifat terbuka ini menyebabkan persaingan antar nelayan menjadi semakin keras. Tidak mengherankan nelayan atau penduduk pesisir pada umumnya memiliki karakter yang keras dan kasar. Nur Syam mengungkapkan tentang orang pesisir atau yang biasa disebut nelayan bahwa orang nelayan itu berbantal ombak dan berselimut langit. Ungkapan ini menggambarkan betapa kerasnya kehidupan

  10 seorang nelayan .

  Keadaan ini semakin diperparah dengan resiko pekerjaan yang tinggi baik dalam keselamatan jiwa maupun ekonomi. Etnis jawa lebih dikenal sebagai masyarakat agraris dibanding masyarakat pesisir. Jadi kesan jawa yang “halus dan alon- alon waton kelakon”, tertutup oleh kesan pesisir-nya. Pun demikian “kekerasan dan kekasaran” ala pesisir, tertutup oleh jawa-nya.

  Adanya kehidupan yang keras itulah yang memaksa para janda di sana untuk harus cepat menjalankan pekerjaan ketika mereka mengalami masa perceraian baik karena ditinggal mati suaminya ataupun karena dicerai untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Antara janda yang satu dengan janda yang lain memiliki banyak perbedaan dalam memahami iddah, karena alasan 9 pendidikan, banyak diantara mereka yang tidak mengetahui konsep iddah yang sebenarnya bahkan tidak jarang dari mereka yang tidak memahami maksud dan tujuan iddah.

  Untuk lebih jelas peneliti mengambil contoh dari kehidupan janda karena ditinggal mati suaminya, berdasarkan pada ketentuan syari’ah seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya harus melaksanakan iddah dirumah suaminya dan tidak boleh keluar rumah dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, dan yang demikian inilah yang sering disalahfahami dan tidak dilakukan oleh para janda di Desa Telukawur tersebut. Begitu pula para janda yang diceraikan suaminya, tidak jarang dari mereka yang hilang pada saat iddah dalam artian bahwa setelah terjadi perceraian mereka tidak memberikan kesempatan kepada suami yang akan merujuknya karena mereka telah berada jauh dari tempat tinggal. Karena pengaruh lingkungan sehingga mereka mengikuti trend untuk bekerja jauh seperti halnya menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) keluar negeri, merantau ke kota dan lain sebagainya, hal ini dilakukan karena untuk menghilangkan sakit hati dan mengobati rasa sedih yang mereka rasakan setelah dicerai suaminya.

  Berdasarkan hasil observasi pendahuluan, peneliti menemukan beberapa faktor penyebab dari pelaksanaan iddah yang kurang efektif dan kurang dipahami oleh para Janda khususnya janda masyarakat pesisir Desa Telukawur. Faktor- faktor yang menyebabkan ketidakefektifan pelaksanaan iddah dan pemahaman di Masyarakat Pesisir Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara adalah: 1) pendidikan, 2) Faktor ekonomi, dan 3). Faktor lingkungan.

  Banyaknya ketidafahaman para janda mengenai semua hal yang berhubungan dengan iddah tersebut maka peneliti beranggapan penelitian ini patut untuk diteliti. Oleh Karena itulah peneliti mengangkat permasalahan tersebut dalam sebuah skripsi berjudul

  “Studi Analisis Iddah Menurut Pandangan

  Hukum Islam Dan Hukum Adat (Studi Kasus Di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara)

  ”, merupakan suatu penelitian yang patut untuk diteliti mengingat bahwa banyak sekali hak-hak perempuan yang terabaikan karena keterbatasan pemahaman dari perempuan itu sendiri. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat diketahui tentang faktor- faktor yang menyebabkan ketidakfahaman tersebut dan bagaimana tindakan mereka setelah diadakan penelitian ini.

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman, maka penulis memberikan interpretasi terhadap judul di atas sebagai berikut:

  1. Studi Analisis Iddah

  11 Studi ialah penyelidikan. analisis adalah mengamati atau mengkaji secara

  12 rinci.

  Iddah ialah masa menanti yang diwajibkan atas perempuan yang diceraikan suaminya ( cerai hidup atau cerai mati), gunanya supaya diketahui

  13 kandungannya berisi atau tidak.

11 John M. Echols dan Hasan Shadaily, Kamus Inggris-Indonesia, ( Jakarta: Ithaca,

  1998), hlm.563 12

  Sehingga yang dimaksud dengan Studi Analisis Iddah adalah penyelidikan dengan mengamati dan mengkaji secara rinci tentang masa menanti yang diwajibkan atas perempuan yang diceraikan suaminya ( cerai hidup atau cerai mati), gunanya supaya diketahui kandungannya berisi atau tidak.

2. Pandangan Hukum Islam Dan Hukum Adat

  Pandangan yang dimaksud disini adalah ialah melihat sesuatu agak

  14

  lama. Yang maksud penulis adalah pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan yang merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

  Hukum Islam adalah kehendak Allah untuk mengatur perbuatan- perbuatan manusia dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan

  15 bermasyarakat.

  Hukum adat ialah hukum yang tidak bersumber pada peraturan-

  16

  peraturan. Hukum adat mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dan elastis karena peraturan-peraturannya tidak tertulis. Dalam hukum adat dikenal juga Masyarakat Hukum adat yaitu sekumpulan orang yang di ikat oleh tatanan hukum/ peraturan adat sebagai warga bersama dalams satu persekutuan hukum yang tumbuh karena dasar keturunan ataupun kesamaan lokasi tempat tinggal.

  Sehingga yang dimaksud Pandangan Hukum Islam Dan Hukum Adat adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, dan 14 15 Imam Taufik, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Bandung: Ganeca, 2010), hlm.819 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Adat Bagi Umat Islam, (Yogyakarta: Fakultas Hukum arahan dari ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah SWT dan dari peraturan tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang hanya ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan.

  Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis deskripsikan bahwa yang dimaksud dengan judul Analisis iddah menurut pandangan hukum islam dan hukum adat ialah mengkaji secara rinci terhadap masa menanti yang diwajibkan atas perempuan yang diceraikan suaminya (cerai hidup atau cerai mati) menurut pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, dan arahan dari ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah SWT dan dari peraturan tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang hanya ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan.

C. Rumusan Masalah

  Untuk melakukan proses penelitian, agar penelitian yang dilakukan tidak keluar dari jalur pembahasan maka peneliti membatasinya dalam hal sebagai berikut: 1.

  Bagaimana pemahaman para janda di lingkungan Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara mengenai iddah? 2. Apakah faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melaksanakan iddah para janda di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten ?

D. Tujuan Penulisan

  Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pemahaman para janda di lingkungan Desa Telukawur

  2. Untuk mengetahui Apakah faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melaksanakan iddah para janda di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan Kabupaten.

E. Manfaat Penulisan

  1.Secara teoritis penelitian ini dilakukan untuk: a.

  Mengetahui lebih jelas mengenai bagaimana konsep iddah menurut hukum Islam.

  b.

  Mengetahui berapa banyak masyarakat yang melaksanakan iddah sesuai dengan yang diajarkan agama Islam.

  2. Secara praktis penelitian ini dilakukan untuk: a.

  Memberikan motivasi kepada sejumlah masyarakat yang belum sepenuhnya melaksanakan iddah.

  b.

  Memberikan pemahaman kepada janda pada khususnya, dan seluruh masyarakat desa Telukawur pada umumnya.

F. Metode Penelitian

  Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid, maka peneliti akan menerangkan beberapa metode yang dipergunakan dalam skrispsi ini:

1. Jenis dan Pendekatan

  a) Jenis Penelitian

  Jenis peneliti menggunakan jenis penelitian deskriftif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau

  17 menghubungkan antara variabel, satu dengan variabel yang lain.

  Penelitian ini berusaha menjawab pertannyaan-pertannyaan apakah dan mendeskripsikan hasil penelitian. Dengan demikian, peneliti akan memberikan kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan.

  b) Pendekatan Penelitian

  Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

  Menurut Bogman dan Tailor yang dikutif Lexi J. Moeleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku

  18 yang diamati.

  Kegunaan Metode Kualitatif menurut Lexi J. Moeleong seperti yang di kutif Nur Khoiri adalah : 1)

  Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah 2)

  Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden 3)

  Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak

  19 penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

  17 18 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, ( Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 11

2. Waktu dan tempat penelitian.

  Penelitian ini dilakukan di Desa Telukawur Kecamatan Tahunan yang dimulai tanggal 25 Februari sampai dengan 26 Maret 2014.

  3. Subyek Penelitian Adapun subyek penelitian ini adalah sebagai berikut:

  a) Kepala KUA Kecamatan Tahunan

  Kepala KUA disini sebagai orang yang mempunyai wewenang dalam menentukan kebijakan di wilayahnya terkait dengan masalah Pernikahan dan status hukumnya.

  b) Petugas Pencatat Nikah ( PPN) atau Modin

  Petugas Pencatat Nikah atau Modin merupakan orang yang melaksanakan akad nikah di desa Desa Telukawur . Maka dari itu, peran Petugas Pencatat Nikah sangat penting dalam penelitian ini, serta sebagai sumber data primer dalam penelitian ini.

  c) Tokoh Masyarakat

  Tokoh masyarakat dalam hal ini sebagai unsur yang juga memiliki peran penting guna tercapainya tujuan penelitian. Tokoh masyarakat sebagai subyek dalam memberikan Pandangan terhadap iddah dalam pandangan hukum islam dan hukum adat.

  4. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui lebih jelas mengenai bagaimana konsep iddah menurut hukum Islam. b.

  Mengetahui berapa banyak masyarakat yang melaksanakan iddah sesuai dengan yang diajarkan agama Islam.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Data yang ada dalam penelitian ini adalah data kepustakaan (Library

  research ), data merupakan teori-teori dari para ahli yang berhubungan dengan penelitian ini, data yang diperoleh dengan cara peneliti terjun kelapangan.

  Untuk mempermudah memperoleh data di lapangan, penulis menggunakan beberapa Teknik, yaitu: a)

  Wawancara Merupakan alat informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

  20 Teknik

  wawancara menghendaki komunikasi langsung antara penyelidikan subjek atau responden. Berdasarkan strukturnya, pada penelitian kualitatif ada 2 jenis wawancara yaitu: 1)

  Wawancara relatif tertutup, wawancara format ini difokuskan pada topik khusus atau umum, panduan dibuat rinci, namun nara sumber tetap terbuka dalam berfikir. 2)

  Wawancara terbuka, peneliti memberi kebebasan diri kepada nara sumber untuk berbicara secara luas dan mendalam, pada wawancara ini, subjek peneliti lebih kuat pengaruhnya dalam menentukan isi wawancara.

  21 Teknik ini digunakan untuk menggali data tentang profil Desa Telukawur , keadaan umum Desa Telukawur dan pelaksanaan Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Pandangan masyarakat Desa Telukawur terhadap Iddah.

  a) Observasi

  Observasi adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu

  22

  obyek dengan menggunakan seluruh alat indra. Teknik ini juga digunakan untuk mengetahui pengelolaan secara keseluruhan, letak geografis serta untuk mengembangkan data-data yang terkait dengan hukum yang berlaku di desa Telukawur.

  b) Dokumentasi

  Teknik Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

  23

  prasasti, notulen, monografi desa, agenda dan sebagainya. Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang keadaan dan situasi umum Desa Telukawur serta data-data lain yang bersifat dokumen.

6. Teknik Keabsahan Data

  Pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat kriteria, yaitu (a) kredibelitas, (b) transferabilitas, (c) dependibilitas, dan

  24 (d)konfirmabilitas.

  a.

  Kredibilitas 22 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

  Rineka Cipta, 1998), hlm.199 23 Ibid, hlm. 201.

  Kredibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan dunia nyata serta terjadi sebenarnya.

  Untuk mencapai nilai kredibilitas digunakan teknik triangulasi sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, diskusi teman sejawat, pengamatan secara terus-menerus dan pengecekan kecukupan referensi b.

  Transferabilitas Teknik pengujian data ini merupakan standart pengujian yang dilakukan dengan cara memperkaya deskripsi tentang latar dan konteks focus penelitian. Penjelasan yang detail tentang latar dan konteks

  25 obyek penelitian, akan menambah valid hasil penelitian ini.

  c. Dependibilitas Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dependebilitas oleh auditor independen guna mengkaji kegiatan yang dilakukan peneliti. Dalam penelitian ini sebagai auditor adalah dosen pembimbing.

  d. Konfirmabilitas Konfirmabilitas digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data, informasi, dan interpretasinya dikonfirmasikan denganberbagai pihak guna ikut meriview proses penelitian, agar temuan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui

  26 proses uji keakuratan perolehan penelitian.

7. Teknik Analisis dan metode

  Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi wawancara dan lainnya guna meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menjadikannya sebagai teman bagi orang lain. Sedangkan demi meningkatkan pemahaman tersebut

  27 analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna.

  Pola analisis penelitian ini menggunakan pola pikir induktif yaitu mengangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus tersebut dipelajari dan dianalisis sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan generalisasi yang bersifat umum.

  Sedangkan teknik yang digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alasan yang berbeda dalam penelitian kualitatif hal itu dapat dicapai dengan beberapa jalan, diantaranya: a.

  Membandingkan data hasil pengamatan dan hasil wawancara.

  b.

  Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 26 c.

  Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknis pengumpulan data dan d.

  Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan Teknik yang

  28 sama.

  Analisis data yang digunakan yaitu analisis nonstatistik yaitu menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian-

  29 uraian.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Agar skripsi ini lebih mudah untuk dimengerti dan difahami sebelum membaca secara keseluruhan, maka penulis memberikan sistematika pembahasan sebagai berikut : 1.

  Bagian Depan Skripsi.

  Pada bagian ini memuat beberapa halaman yaitu: Halaman Judul, Halaman Persetujuan Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Motto dan Persembahan, Halaman Abstraksi, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar Lampiran.

2. Bagian Isi.

  Pada bagian ini memuat lima bab yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI MELIPUTI: A. Talak, berisi tentang Pengertian talak, Syarat-syarat talak, Rukun talak, Macam-macam talak, Hukum talak B. Iddah membahas tentang Definisi iddah menurut hukum islam

  dan hukum adat, Dasar hukum iddah, Macam-macam iddah, Hak dan kewajiban perempuan dalam masa iddah, Hikmah iddah.

C. Hukum islam dan hukum adat di Desa Telukawur

BAB III : KAJIAN OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi umum tentang Desa Telukawur Kecamatan Tahunan kabupaten Jepara. Menjelasakan tentang letak geogtrafis, asal-usul sejarah desa Desa Telukawur, keadaan sarana-prasarana,Visi dan Misi, demonografi Desa Telukawur . B. Data Khusus

1. Pandangan hukum islam terhadap iddah 2.

  Pandangan Masyarakat Desa Telukawur Terhadap Iddah

  BAB

  IV : PEMBAHASAN TENTANG

  IDDAH MENURUT PANDANGAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT ( STUDI KASUS DI DESA TELUKAWUR KECAMATAN TAHUNAN KABUPATEN JEPARA)

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Kesetaraan Gender Dalam Akses Pendidikan (Studi Kasus Di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen)

1 4 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan - PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA ( Studi Kasus Pelaku Poligami di Desa Suruh Kec. Suruh Kab. Semarang 2011) - Test Repository

0 0 66

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - KESADARAN HUKUM BERJILBAB STUDI KOMPARASI MAHASISWI STAIN KUDUS DAN UNISNU JEPARA (ANGKATAN 2013) - STAIN Kudus Repository

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - PRAKTIK GADAI POHON CENGKEH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Sumberjaya Kecamatan Way Ratai Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - JUAL BELI TANAH WAKAF PEMAKAMAN DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM (Studi Di Pekon Pajajaran Kecamatan Kotaagung Barat KabupatenTanggamus) - Raden Intan Repository

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN WALIMAH AL ‘URS SEBELUM TERJADINYA AKAD NIKAH (Studi Kasus di Desa Margorejo Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - KONSEP ADIL DALAM POLIGAMI MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF - Raden Intan Repository

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN - HIBAH SEBAGAI UPAYA MENGHINDARI WARIS DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Kertasana Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran) - Raden Intan Repository

0 0 14

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF - STUDI KOMPARATIF TENTANG ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF - Raden Intan Repository

0 0 6

IMPLIKASI PERNIKAHAN PASSAMPO SIRI TERHADAP STATUS ANAK DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT (Studi Kasus Di Desa Awota Kecamatan Keera Kabupaten Wajo)

0 0 85