BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Kesetaraan Gender Dalam Akses Pendidikan (Studi Kasus Di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen)

  1 BAB I

PENDAHULUAN A.

  

Latar Belakang Masalah

  Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa. Selain itu pendidikan juga mempunyai peran penting dalam membentuk sumber daya manusia yang produktif, inovatif, dan berkepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai budaya masyarakatnya. Begitu pentingnya pendidikan maka terpenuhinya hak atas pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia, sehingga manusia bebas memperoleh pendidikan untuk mempersiapkan masa depan dan meningkatkan kualitas sumber dayanya.

  Negara telah menjamin warganya dalam mendapatkan persamaan hak untuk memperoleh pendidikan baik bagi penduduk laki-laki maupun perempuan, seperti yang tertuang dalam UUD 1945 terutama Pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa” Setiap warga negara berhak atas pendidikan”. Rumusan itu mengandung makna bahwa setiap warga negara baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Selama ini, dalam konteks budaya, laki- laki selalu identik dengan pendidikan tinggi, cerdas, dan bersetatus sosial tinggi. Sementara perempuan tidak perlu sekolah tinggi, karena hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Ungkapan hal di atas menunjukkan bahwa terdapat adanya tradisi yang buruk di masyarakat.

  Secara normatif, Restitusi No.7 Tahun 1984 tentang “Konvensi

  Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan ”, juga manjadi landasan hukum yang kuat dan mengikat semua pihak untuk berupaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di berbagai bidang termasuk dalam bidang pendidikan

  ”. Disamping itu, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

  Pendidikan Nasional menetapkan bahwa“sistem pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan”. Pada pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak

  

commit to user diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.

  Menurut Undang-undang No 39 Tahun 1999 dalam pasal 12 menyatakan bahwa : Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, berahlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia. Pasal di atas menekankan bahwa setiap manusia yang hidup di dunia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan dari pemerintah atas pengembangan pribadinya untuk memperoleh pendidikan, karena dengan pendidikan tersebut akan meningkatkan kualitas hidup dan derajat seseorang sehingga menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab dan hidup bahagia sesuai dengan hak asasinya.

  Untuk memperoleh hak pendidikan pada tataran Internasional, telah disepakati kebijakan “Education for All” di Dakar Senegal, menurut Murniati (2010)di unduh tanggal 12 September 2013 jam 9.00 WIB dengan salah satu komponennya adalah Kesetaraan Gender bidang pendidikan, yaitu : a.

  Meningkatkan dan memajukan pendidikan usia dini khususnya bagi anak yang rentan dan kurang beruntung.

  b.

  Memastikan di tahun 2015 semua anak, khususnya perempuan, anak yang berada dalam keadaan sulit dan mereka yang berasal dari etnis minoritas memiliki akses dan menyelesaikan WAJAR yang bebas biaya dan bermutu baik.

  c.

  Memastikan kebutuhan belajar semua pemuda dan dewasa dipenuhi melalui akses ke program keterampilan hidup dan pembelajaran yang tepat.

  d.

  Mencapai kemajuan 50% di tingkat keaksaraan dewasa di tahun 2015, khususnya bagi perempuan dan akses setara pada pendidikan dasar

  

commit to user e.

  Menghapus disparitas gender pada pendidikan dasar dan menengah di tahun 2005 dan meraih kesetaraan gender di tahun 2015, dengan fokus memastikan akses penuh dan setara dan pencapaian pendidikan dasar bagi perempuan.

  f.

  Meningkatkan semua aspek mutu pendidikan dan menjamin semuanya baik sehingga hasil pembelajaran yang dapat dikenali dan diukur dapat dicapai oleh semua, khususnya dalam keaksaraan, keangkaan dan keterampilan hidup yang penting.

  Walaupun sudah ada aturan hukum, tetapi kenyataannya masih ada kesenjangan gender dalam memperoleh hak pendidikan terutama pendidikan untuk kaum perempuan di Dukuh Randu kuning. Hal ini dapat dilihat pada tabel data pendidikan terakhir menurut Umur (7-24) dan jenis kelamin Dukuh Randu Kuning Tahun 2012. Tabel 1 . Data Pendidikan Terakhir menurut Umur (7-24) dan Jenis kelamin Dukuh Randu Kuning Tahun 2012.

  Jenis Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT Kelamin Laki-Laki

  9

  2

  24

  8 Perempuan

  12

  35

  5

  1 (Sumber : Data dari hasil observasi di Dukuh Randu Kuning Tahun 2012)

  Data di atas menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan pendidikan antara anak laki-laki dan perempuan, sehingga pihak perempuan mendapat perbedaan dalam pemenuhan hak pendidikannya, dimana anak perempuan hanya diperbolehkan sekolah sampai Sekolah Menengah Pertama, sedangkan anak laki- laki memperoleh pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas bahkan sampai

  

commit to user perempuan tidak dapat menikmati hasil pembagunan dan mengembangkan bakat dan cita- citanya.

  Dengan demikian kesetaraan gender dalam akses pendidikan di dukuh Randu kuning dirasa peneliti belum terealisasikan di masyarakat sesuai dengan tujuan Education for All, sehingga masih terjadi kesenjangan gender terutama pada bidang pendidikan. Maka dari itu kita harus memperlakukan manusia secara adil, sehingga mereka mendapatkan kedudukan yang setara dalam memperoleh haknya.

  Atas dasar fenomena yang nampak, yaitu banyaknya perempuan yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah Menengah Atas dan itu menjadi suatu masalah maka penulis tertarik dan berusaha untuk mengungkap lebih dalam lagi mengenai “KESETARAAN GENDER DALAM AKSES PENDIDIKAN”

  (Studi kasus di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran

  Kabupaten Sragen) B.

  

Rumusan Masalah

  Perumusan masalah dalam suatu penelitian sangatlah penting karena akan menjadi pedoman dan akan mempermudah dalam pembahasan masalah yang akan diteliti sehingga sasaran yang hendak dicapai jelas, tegas, dan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut ini: 1.

  Bagaimana kondisi kesetaraan gender dalam mendapatkan hak pendidikan yang sama di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesenjangan gender dalam mendapatkan hak pendidikan yang sama di Dukuh Randu Kuning Desa

  Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen? 3. Bagaimanakah upaya pemerintah desa dan masyarakat dalam mengatasi kesenjangan gender di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan

  Masaran Kabupaten Sragen?

  

commit to user

C. Tujuan Penelitian

  

commit to user

  Suatu penelitian tentu akan mempunyai arah yang akan ditetapkan tanpa tujuan, maka penelitian yang dilakukan tidak akan memberikan manfaat dan penyelesaian dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai, antara lain :

  1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana kondisi kesetaraan gender dalam mendapatkan hak pendidikan yang sama di Dukuh Randu kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesenjangan gender dalam mendapatkan hak pendidikan yang sama di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.

  3. Untuk mengetahui bagaimana upaya pemerintah desa dan masyarakat dalam mengatasi kesenjangan gender di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen.

D. Manfaat Penelitian

  Suatu penelitian tidak akan mempunyai arti jika tidak mempunyai suatu kemanfaatan, oleh karena itu suatu penelitian akan berharga apabila memiliki kemanfaatan, baik manfaat praktis maupun teoritis. Adapun manfaat penelitian ini secara terperinci adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis a.

  Hasil penelitian ini semoga bisa memberikan sumbangan bagi bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam mengimplementasikan mata kuliah Negara Hukum dan HAM, kemudian penelitian ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya nilai- nilai keadilan.

  b.

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi siapa saja yang ingin mengkaji permasalahan tersebut lebih dalam lagi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

  1) Digunakan sebagai penelitian untuk mengembangkan pengetahuan yang mendalam tentang kesetaraan gender dalam akses pendidikan.

  2) Digunakan sebagai acuan dalam misi sosial, supaya masyarakat

  Dukuh Randu Kuning terbuka pola pikirnya khususnya dalam memberikan pendidikan yang sama kepada anak-anaknya.

  b. Bagi Orang tua

  Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat mengubah pola pikir atau cara pandang orang tua terhadap gender dan pendidikan sehingga anak-anak mereka khususnya perempuan mendapatkan akses yang sama dalam memperoleh pendidikan.

  c. Bagi Masyarakat

  Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat merubah pola pikir masyarakat dan diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada diri pribadi tentang pentingnya pendidikan khususnya bagi anak perempuan.

  commit to user

Dokumen yang terkait

Aspek Kejiwaan Tokoh Dalam Cerbung Watesing Kasabaran Karya Tiwiek Sa (Suatu Tinjauan Psikologi Sastra)

0 0 20

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Antara Iklim Sekolah Dan Harga Diri Dengan Perilaku Kekerasan Pada Siswa Kelas Xi Sma Negeri Karangpandan

0 0 14

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pelaksanaan Pengawasan Dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Oleh Badan Lingkungan Hidup Di Daerah Istimewa Yogyakarta

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Desain Interior Hotel Butik Di Kotagede Yogyakarta (Dengan Pendekatan Revitalisasi Bangunan Heritage)

0 0 13

PEMILIHAN KODE DALAM MASYARAKAT BILINGUAL PADA MASYARAKAT MELAYU SAMBAS DI KOTA PONTIANAK DALAM LINGKUNGAN PENDIDIKAN (Studi Kasus dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK Al-Madani Pontianak, Kalimantan Barat)

0 1 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Peran Stakeholders Dalam Penanggulangan Hiv/Aids Bagi Wanita Pekerja Seks (Wps) Di Kota Semarang

0 0 13

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum - Estimasi Matriks Asal Tujuan Perjalanan Menggunakan Model Gravity Dengan Fungsi Hambatan Tanner Di Kota Surakarta

0 0 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak, Luas, dan Batas - Analisis Lokasi Terhadap Kinerja Terminal Kartasura Tahun 2012

1 0 67

Analisis Instrumen Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran IPA (Fisika) di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kabupaten Ngawi

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Disertai Teams Games Tournament ( Tgt ) Terhadap Hasil Belajar Siswa

0 0 7