PENGELOLAAN DANA MODAL PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) DI DESA GEDEGAN KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG MENURUT PERMENTAN NO.16 TAHUN 2008 - Test Repository

  

PENGELOLAAN DANA MODAL PENGEMBANGAN USAHA

AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

DI DESA GEDEGAN KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN

TEMANGGUNG

MENURUT PERMENTAN NO.16 TAHUN 2008

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh:

  

Pupung Denadaningrum

NIM : 21414059

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

  Bahagia itu karena ikhlas dan selalu bersyukur

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk : 1. Allah SWT Yang telah memberikan nikmat dan karuninya di dunia ini.

  2. Kedua orang tuaku Bapak Kabul dan Ibu Ning Sulastri tercinta, yang telah mendoakan dan memberikan support dalam hal apapun

  3. Adikku Isabella Puspitaningrum yang telah menjadi teman curhatku 4. Keluargabesar yang tidak hentinya memberikan dukungan dan doa kepadaku.

  5. Rasan2_Squad ( Dianita, Wulan, Erza, Intan, Vivi, Esha, Ummah, Wilda ) terimakasih kalian adalah teman gila.

  6. Teman-teman HES 2014 terimakasih untuk empat tahun ini, kalian memberikan semangat dan pengalaman yang tidak terlupakan.

  7. Untuk semua orang yang disekitarku yang tidak bias kusebutkan satu persatu, terimakasih atas doa kalian.

KATA PENGANTAR

  Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat- Nya Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapakan. Penulis juga beryukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh- Nya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi ini.

  Sholawat dan salam semoga tercurahkan untuk Nabi kita,Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiyah menuju era kemenangan, beserta segenap keluarga dan para sahabat- sahabatnya.

  Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, dengan Judul PENGELOLAAN DANA MODAL USAHA PUAP DIDESA

  GEDEGAN KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG MENURUT PERMENTAN NO 16 TAHUN 2008 .

  Penulis mengakui bahwa dalam menyusun Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi- tingginya, ungkapan terimakasih kadang tak bias mewakili kata- kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selakuRektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari ‟ah

  IAIN Salatiga.

3. Ibu Heni Satar N, SH., MSI selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah IAIN Salatiga.

  4. Bapak Farkhani, SH., MH, selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk selalu melakukan yang terbaik.

  5. Ibu Dra Siti Muhtamiroh M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran, pengarahan, dan masukan sehingga skripsi dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

  6. Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2014 IAIN Salatiga, yang selalu mendukung penulis dalam menuntut ilmu.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan maghfiroh, di lingkupi rahmat dan cinta- Nya. Amin.

  Akhirnya, peneliti berharap semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

  Salatiga, 17 September 2018 Penulis

  Pupung Denadaningrum 21414059 ABSTRAK Denadaningrum, Pupung. 2018. Pengelolaan Dana Modal Usaha PUAP Di

  

Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung Menurut

Permentan No 16 Tahun 2008 Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan. Hukum

  Ekonomi Syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Muhtamiroh M.Si. Kata Kunci : PUAP, Gapoktan, Modal Usaha.

  PUAP merupakan program kementerian pertanian bagi petani di perdesaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk para petani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani yang dikoordinasi oleh Gapoktan dan dikelola oleh LKM-A melalui pinjaman bergulir yang digunakan untuk modal pembiayaan usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik pengelolaan dana modal usaha PUAP apakah sudah sesuai dengan Permentan No 16 Tahun 2008.

  Penelitian ini menggunakan metode field research dengan pendekatan yuridis. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah Gapoktan dan para petani anggota yang melalukan pinjamn terhadap dana modal usaha PUAP.

  Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan dana modal usaha PUAP dari pemerintah yang dikoordinasi oleh gapoktan dan dikelola LKM-A melalui pinjaman bergulir kepada petani anggota gapoktan yang digunakan untuk pembiayaan modal usaha dalam penyalurnya baik mekanisme, persyaratan dan realisasi pinjaman sudah terlaksana sesuai dengan tujuan adanya program PUAP yaitu adanya kepastian modal bagi petani, sehingga dengan adanya bantuan modal usaha PUAP petani bisa mencukupi kebutuhan modal sebelum memulai masa tanam, dengan begitu pengelolaan dana modal PUAP sudah sesuai dengan Permentan No16 Tahun 2008.

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Dokumentasi Wawancara

  2. Riwayat hidup

  DAFTAR ISI

  

  F.

   G.

   H. Analisis Data ............................................................................................. 12 I. Tahap Penelitian ....................................................................................... 13 J.

  

  

   RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang

  dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Tidak perlu diragukan lagi bahwa Indonesia adalah negara dengan potensi agraris yang sempurna, memberikan ruang seluas-luasnya untuk memanfaatkan potensi pertanian tersebut. Ketergantungan kita pada pertanian sangat tinggi sebab hampir seluruh kegiatan perekonomian kita berpusat di sektor terbesar itu.

  Kebanyakan petani memiliki kendala atas sumberdaya manusia yang dimiliki. Terlihat dari rendahnya pendidikan yang dimiliki petani. Ini terjadi karena masih adanya stigma atau pandangan yang berkembang di tengah masyarakat bahwa menjadi petani adalah karena pilihan terakhir dikarenakan tidak memperoleh tempat di sektor lain. Faktor penyebab lainnya adalah pemerintah yang berpihak pada sektor industri dari pada sektor pertanian yang berdampak pada semakin menyempitnya lahan yang dimiliki oleh petani akibat konversi lahan menjadi lahan industri maupun pemukiman. Masalah paling dasar bagi sebagian besar petani Indonesia adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Masalah modal tersebut di antaranya adalah sebagian besar petani mengalami kekurangan modal untuk berusaha dan memenuhi kebutuhan hidupnya.

  Salah satu kendala peningkatan peranan kelompok tani dalam mengembangkan usaha anggotanya dalam bidang agribisnis menurut Pambudy (2006) adalah kurangnya akses petani dalam mendapatkan bantuan kredit dari bank, serta kurangnya kesadaran petani akan fungsi dan peran kelompok tani dalam peningkatan posisi tawar petani yang akan bermasalah pada pengembangan usaha petani.

  Untuk mengatasi masalah modal yang menjadi keluhan kebanyakan petani maka pemerintah memberikan solusi yaitu dengan peluncuran dana PUAP ( Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ). Dana PUAP akan dibagikan kesuluruh desa dan akan di kelola oleh Gapoktan ( Gabungan Kelompok Tani ). Sebagai kelembagaan tani pelaksana PUAP tentunya menjadi salah satu penentu sekaligus indikator bagi keberhasilan program PUAP itu sendiri. Pelaksanaan PUAP diharapkan dapat menjadi jalan tumbuh dan berkembangnya Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) yang dimiliki dan dikelola oleh Gapoktan di pedesaan. LKM merupakan unit usaha gapoktan yang fungsi utamanya adalah mendorong kegiatan menabung dan fasilitasi pembiayaan atau permodalan usaha kelompok tani atau petani anggota.

  PUAP merupakan program kementerian pertanian bagi petani di perdesaan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota Gapoktan. Struktur PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani sehingga memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. Tujuan dilaksanakannya PUAP ( Permentan No 06 tahun 2015 ) adalah :

  1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah 2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus

  Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani, Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis 3. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan

  4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan

  Dengan diluncurkannya dana PUAP, diharapkan para petani dapat dengan mudah melaksanakan kegiatan pertanian sebagaimana mestinya tanpa adanya hambatan modal selain itu dengan adanya dana PUAP, diharapkan kesejahteraan petani semakin meningkat, serta menjadikan dana bantuan dari pemerintah ini dikembangkan dan menjadi dampak yang positif bagi masyarakat dan usaha tani yang maju.

  Pelaksanaan penyaluran dana bantuan langsung masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP) dilakukan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Namun bukan berarti bahwa dana tersebut ditunjukkan untuk Gapoktan dan dimanfaatkan untuk keperluan organisasi Gapoktan. Dana tersebut harus disalurkan kepada rumah tangga miskin yang merupakan rumah tangga sasaran program PUAP. Gapoktan melalui LKM-A hanya berperan sebagai pengelola dana BLM-PUAP yaitu sebagai penyalur dana tersebut kepada rumah tangga miskin dan mengendalikan pemanfaatannya yaitu usaha agribisnis. Pendistribusian dana PUAP yaitu dengan cara kerja sama dalam bentuk pinjaman atau utang yang di berikan oleh Gapoktan kepada para petani, baik petani penggarap ataupun petani pemilik tanah.

  Pada pemberian pinjaman, pengelola dana ( Pengurus Gapoktan ) disebut debitur dan para petani peminjam disebut kreditur. Para kreditur akan meminjam sejumlah dana dengan waktu pengembalian yaitu 10 ( sepuluh ) bulan paling lambat adalah selama 12 ( dua belas ) bulan, dengan cara dikredit setiap bulannya. Penggunaan dana ini diprioritaskan untuk modal dalam pertanian. Sehingga sebelum masuk masa tanam para petani sudah memiliki modal dan rencana untuk kegiatan bertani tersebut.

  Dari uraian tersebut, penulis mencoba menelusuri tentang pengelolaan dana modal usaha PUAP yang diberikan dalam bentuk pinjam meminjam di kelola oleh gapoktan melalui LKM-A apakah pengelolaan tersebut sudah sesuai dengan ketentuan dari peraturan mentri pertanian Dengan itu penulis tertarik untuk melakukan pene litian mengenai “PENGELOLAAN DANA MODAL USAHA PUAP DI DESA GEDEGAN KECAMATAN TLOGOMULYO KABUPATEN TEMANGGUNG MENURUT PERMENTAN NO 16 TAHUN 2008

  “ B.

   Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas, penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan dana modal usaha PUAP yang dikelola oleh gapoktan melalui LKM-A menurut Permentan No. 16 Tahun 2008.

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis mengemukakan tujuan penulisan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dana modal usaha PUAP yang dikelola oleh gapoktan melalui LKM-A menurut Permentan No. 16 Tahun 2008.

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang mekanisme pendistribusian dana modal usaha yang dikelola oleh PUAP melalui LKM-A yang baik dan benar sesuai peratutan pemerintah yang berlaku, sehingga dapat dijadikan informasi bagi pembaca.

  2. Manfaat praktis, Dengan adanya penelitian diharapkan bisa menjadi gambaran bagi para pembaca tentang adanya program pengembangan usaha agribisnis pedesaan yang di berikan oleh pemerintah kepada gapoktan dan dikelola oleh LKM-A yang bertujuan untuk memberikan bantuan modal kepada para petani.

  E. Penegasan istilah

  Untuk menghindari pembahasan yang meluas dan menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami istilah yang di pakai dalam proposal ini , maka dibuat penjelasan istilah, yaitu : 1.

  Pengelolaan dana adalah segala bentuk administratif yang dilakukan dalam beberapa tahapan meliputi perencanaan, penyimpanan, penggunaan, pencatatan serta pengawasan yang kemudian diakhiri dengan pertanggungjawaban ( pelaporan ) terhadap siklus keluar masuknya dana pada sebuah organisasi dalam kurun waktu tertentu ( Wikipedia ).

  2. Modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok ( induk ) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya. Harta benda ( uang, barang, dan sebagainya ) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan ( KBBI ).

  3. PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha Gabungan Kelompok Tani dalam menumbuh kembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran (Permentan, 2008)

F. Tinjauan Pustaka

  Kajian pustaka ini bertujuan untuk mengetahui validitas penelitian. Penelitian terdahulu menjadi suatu pijakan awal, agar terhindar dari plagiarism. Adapun skripsi tersebut adalah : 1.

  Skripsi Latifa Siswanti, tahun 2016 yang berjudul pengaruh dana PUAP terhadap pendapatan anggota kelompok pada Gapoktan di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, peneliti mengungkapkan bahwa Kelurahan Rejosari merupakan Kelurahan yang terbilang masih rendah dari segi pendapatan, sehingga adanya Program PUAP di anggap tepat sasaran dan di anggap cukup membantu dalam masalah permodalan, warga Desa tersebut menggunakan dana modal pada bidang pertanian dan peternakan. Dari penelitian ini di temukan bahwa adanya modal PUAP berjalan secara efektif, karena terdapat kenaikan pendapatan keluarga pada setiap tahunnya melalui bantuan modal tersebut, selain itu adanya modal PUAP dianggap mampu memberikan kesejahteraan bagi para petani peminjam.

  2. Skripsi Gilbarto Frofika Zanzes, tahun 2015 yang berjudul Analisis Efektivitas Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan serta Dampak Terhadap Tingkat Pendapatan Kelompok Tani, mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan pada masyarakat terutama para petani yang bergabung menjadi Gapoktan sebelum dan sesudah adanya bantuan modal usaha PUAP, sebelum adanya modal PUAP banyak petani yang belum melakukan usaha karena ketiadaan modal namun setelah adanya Program PUAP sudah hampir semua petani telah melakukan usaha, selain itu tingkat keberhasilan program PUAP dapat dipengaruhi oleh kinerja pengurus Gapoktan.

  3. Skripsi Rothmadani, tahun 2016, yang berjudul Analisis Efektivitas Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dengan Pinjaman Modal Pada Gapoktan Tri Tunggal di Kecamatan Pasar Muara Bunga, peneliti mengunkapkan bahwa Program PUAP di Kecamatan Muarabunga berjalan secara efektif, faktor penentu tingkat efektivitas pelaksanaan program PUAP adalah sistem pengolahan dana yang digunakan tepat sasaran, yaitu digunakan sebagai modal usaha, selain itu adanya pendamping lapangan juga dianggap penting terhadap keberhasilan para petani, sehingga program PUAP sangat berpengaruh terhadap pendapatan usaha tani di Gapoktan Tri Tunggal.

  Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kedekatan judul dengan judul penelitian yang penulis lakukan, namun penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian yang sudah di teliti oleh peneliti terdahulu. Letak perbedaan ada pada titik tekan yang penulis fokuskan.

  Penulis menitikberatkan pada bagaimana pengelolaan dana usaha modal PUAP di Desa Gedegan sudah sesuai dengan permentan No.16 Tahun 2008 atau belum.

G. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Pendekatan Penelitian Untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap pada hasil penelitian nanti, jenis penelitian yang penyusun lakukan adalah menggunakan penelitian lapangan (field research) , yang merupakan penelitian secara rinci pada subjek dan objek penelitian. Ide pentingnya adalah bahwa penelitian ini berangkat dari lapangan untuk mengamati atau mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan. Adapun penelitian ini mengambil lokasi di Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung.

  Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Yuridis artinya mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau fakta sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat ( Utsman. 2014 : 3 ).

2. Sumber Data

  Sumber data ialah tempat atau orang dimana data tersebut di peroleh. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ( Azwar. 1998 : 91 ) sebagai berikut : a.

  Data primer Sumber data primer adalah sumber yang dapat memberikan informasi secara langsung, serta sumber data tersebut memiliki hubungan dengan masalah pokok penelitian sebagai bahan informasi yang di cari. Dengan demikian, data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari sumber pertama berupa hasil wawancara langsung dengan pengurus Gapoktan dan para petani meminjam dana modal PUAP.

  b.

  Data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber yang menjadi bahan penunjang dan melengkapi dalam suatu analisis, selanjutnya data ini disebut data tidak langsung. Sedangkan data yang termasuk data sekunder pada penelitian ini adalah data yang berasal dari dokumen yang berkenaan dengan Program PUAP.

3. Metode Pengumpulan Data

  Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

  a. ) Observasi ( pengamatan

  Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian ( Sujarweni. 2014 : 75 ). Dalam observasi, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap tempat yang dijadikan obyek penelitian yaitu di Desa Gedegan Kec. Tlogomulyo Kab. Temanggung.

  b.

  Wawancara ( interview ) Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data scara lisan ( Sujarweni. 2014 : 74 ). Wawancara yang peneliti lakukan untuk melengkapi pengumpulan data yang diperlukan, selain melakukan observasi langsung peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada pengurus PUAP dan juga kepada para nasabah, yang dianggap dapat memberikan informasi kepada penulis yang berhubungan dengan penelitian. c.

  Dokumentasi ( pengumpulan data ) Merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi (

  Sujarweni. 2014 : 33 ). Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap data.

H. Analisa Data

  Proses analisa data merupakan suatu proses penelaahan data secara mendalam. Menurut Lexy J. Moleong proses analisa data dapat dilakukan pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan data meskipun pada umumnya dilakukan setelah data terkumpul ( Moleong. 2005 : 103 ).

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan, menyajikan, dan menyimpulkan data, maka dalam penelitian ini menggunakan metode analisa deskritif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang mendeskripsikan suatu situasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat ( Danim. 2002 : 21 ).

  Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Metode ini merupakan metode analisa data dengan cara menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Dalam penelitian ini, pertama peneliti menjelaskan terlebih dahulu mengenai PUAP dan seluk beluknya, kemudian menghubungkan dengan proses pengembalian dengan sistem cicilan atau kredit setiap bulan. Sebagai langkah penutup adalah pengambilan kesimpulan, yang mana pengambilan kesimpulan itu merupakan akhir proses dari sebuah penelitian, dari pengambilan kesimpulan ini akhirnya akan terjawab pertanyaan ada dalam rumusan masalah didalam latar belakang masalah.

I. Tahap Penelitian

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif, yaitu : 1. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan surat ijin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

  2. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data melalui pengamatan dan wawancara terhadap nasabah mengenai faktor yang mempengaruhi sistem utang piutang dana modal usaha pada PUAP.

  3. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut dan mengambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada objek yang diteliti.

  4. Tahap penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan telah dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

  J. Sistematika Penulisan

  Adapun sistematika penulisan penelitian, yaitu :

  BAB I Pendahuluan, yang merupakan garis-garis besar pembahasan isi pokok penelitian yang terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah.

  BAB II Tinjauan Pustaka, yang bertujuan untuk mengetahui validitas penelitian terdahulu menjadi suatu pijakan awal suatu penelitian yang berhubungan dengan bahasan tentang latar belakang PUAP, sasaran PUAP, tujuan PUAP, penyaluran PUAP, gapoktan dan LKM-A.

  BAB III Metode Penelitian, yang berkaitan dengan pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, pengumpulan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, serta sistematika penulisan.

  BAB IV Bab ini merupakan inti dari penulisan penelitian, dimana peneliti mengemukakan hasil penelitian dan pembahasan, analisis tentang pinjaman dana modal usaha pada PUAP di Desa Gedegan Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung.

  BAB V Penutup yang merupakan bagian akhir dari isi pokok penelitian, yang terdiri dari pembahasan kesimpulan, dan saran.

BAB II PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN A. PUAP 1. Pengertian Menurut Departemen Pertanian PUAP merupakan bentuk fasilitasi

  bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam berusaha. Kebijakan tersebut dituangkan dalam bentuk program fasilitasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).

  Program BLM ini diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat yang mencakup bantuan modal untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi produktif, bantuan sarana dan prasarana dasar yang mendukung kegiatan sosial ekonomi, bantuan pengembangan sumberdaya manusia untuk mendukung penguatan kegiatan sosial ekonomi, bantuan penguatan kelembagaan untuk mendukung pengembangan proses hasil-hasil kegiatan sosial ekonomi secara berkelanjutan melalui penguatan kelompok masyarakat dan unit pengelola keuangan, dan bantuan pengembangan sistem pelaporan untuk mendukung pelestarian hasil-hasil kegiatan sosial ekonomi produktif .

  Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program Departemen Pertanian yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan,pengangguran, dan kesenjangan antar wilayah dan sektor. Untuk mendukung pelaksanaan PUAP diawali dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia sebagai pelaksana kegiatan PUAP di lapangan. PUAP merupakan program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di perdesaan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota gapoktan. Struktur PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT) sehingga dapat lebih memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

2. Tujuan PUAP

  Tujuan dilaksanakannya PUAP ( Permentan No.16 Tahun 2008 ) adalah : a.

  Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah. b.

  Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, Pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani, Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis .

  c.

  Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan .

  d.

  Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan Dengan diluncurkannya dana PUAP, diharapkan para petani dapat dengan mudah melaksanakan kegiatan pertanian sebagaimana mestinya tanpa adanya hambatan modal selain itu dengan adanya dana PUAP, diharapkan kesejahteraan petani semakin meningkat, serta menjadikan dana bantuan dari pemerintah ini dikembangkan dan menjadi dampak yang positif bagi masyarakat dan usaha tani yang maju.

3. Sasaran PUAP

  Adapun sasaran yang diharapkan dari program PUAP ( Permentan No.16 Tahun 2008 ) adalah : a.

  Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin atau tertinggal sesuai dengan potensi pertanian desa b.

  Berkembangnya Gapoktan atau Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani. c.

  Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani atau peternak (pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani.

  d.

  Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian, mingguan maupun musiman.

4. Prosedur pendistribusian dana modal PUAP

  Dana modal PUAP adalah bantuan modal yang diberikan oleh kementrian pertanian kepada Desa miskin, proses penyaluran dana modal PUAP tersebut melalui beberapa tahap (Permentan No.16 Tahun 2008) yaitu :

Tabel 1.1 a.

  Tim PUAP pusat, melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP melalui pertemuan regular dan kunjungan lapangn ke provinsi dan kabupaten/kota untuk menjamin pelaksanaan PUAP sesuai dengan kebijakan umum Menteri Pertanian dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan. b.

  Tim PUAP Tingkat Provinsi, Untuk mengendalikan pelaksanaan PUAP di tingkat provinsi, Gubernur diharapkan dapat membentuk operation room yang dikelola oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). BPTP sebagai sekretariat Tim Pembina PUAP Propinsi dapat memanfaatkan data base PUAP yang dikembangkan Departemen Pertanian sebagai bahan dalam penyusunan laporan Tim Pembina Provinsi kepada Gubernur dan Menteri Pertanian. Tim Pembina PUAP Provinsi melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP melalui pertemuan regular dan kunjungan lapangan ke kabupaten/kota dan kecamatan untuk menjamin pelaksanaan PUAP sesuai dengan kebijakan teknis Gubernur serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan.

  c.

  Tim PUAP tingkat Kabupaten, Tim Teknis PUAP Kabupaten/Kota melakukan pengendalian terhadap pelaksamaam PUAP melalui pertemuan regular dan kunjungan lapangan ke kecamatan dan desa untuk menjamin pelaksanaan PUAP sesuai dengan kebijakan teknis/Bupati/Walikota serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lapangan. Untuk mengendalikan pelaksanaan PUAP di tingkat Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota diharapkan dapat membentuk operation room yang dikelola oleh Sekretariat PUAP Kabupaten/Kota dengan memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer yang disiapkan oleh Departemen Pertanian.

  d.

  Tim PUAP tingkat Kecamatan, melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP melalui pertemuan regular dan kunjungan lapangan ke desa dan GAPOKTAN untuk menjamin pelaksanaan PUAP sesuai dengan kebijakan teknis Bupati/Walikota.

  Sebelum penyaluran dana modal PUAP dilaksanakan maka gapoktan calon penerima modal harus menyiapkan dokumen administrasi sebagai berikut :

  1) Usulan menjadi pelaksana PUAP (Formulir 1);

  2) Data dasar Gapoktan PUAP (Formulir 2) dan data dasar Anggota Gapoktan (Formulir 2A).

  3) Rekening bank yang masih aktif atas nama Gapoktan yang ditandatangani Ketua dan Bendahara.

  4) Perjanjian Kerjasama (PK) antara Direktorat Jenderal Prasarana dan

  Sarana Pertanian dengan Gapoktan yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dengan Ketua Gapoktan diatas materai Rp.6.000,-.

  5) Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

  Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian kepada

  Gapoktan penerima dana BLM-PUAP di atas materai Rp. 6.000,-. SPK ditandatangani PPK dan Ketua Gapoktan.

  6) Berita Acara Serah Terima Uang dana BLM-PUAP yang ditandatangani oleh PPK Direktorat Pembiayaan Pertanian Satuan Kerja Direktorat

  Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan ketua Gapoktan. 7)

  Pakta Integritas (PI) yang ditandatangani antara PPK Direktorat Pembiayaan Pertanian, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian selaku pengguna barang/jasa dengan ketua Gapoktan.

  8) Kuitansi/Bukti Pembayaran yang ditandatangani oleh ketua Gapoktan di atas materai

  ’ 9)

  Rp. 6.000,- sebesar dana BLM-PUAP yang diterima dan diketahui oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota serta disetujui oleh PPK Direktorat Pembiayaan Pertanian, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

  10) Surat Pernyataan Tanggungjawab Pelaksanaan (SPTPK) Kegiatan PUAP yang ditandatangani oleh Ketua Gapoktan di atas materai Rp. 6.000,.

  11) Foto copy KTP Pengurus Gapoktan (Ketua, Sekretaris dan Bendahara) yang masih berlaku, tidak dibenarkan surat keterangan domisili dan atau surat keterangan sejenis.

12) Foto copy buku tabungan Gapoktan.

  13) Surat konfirmasi validasi rekening Bank dari Bank setempat untuk menyatakan bahwa rekening Gapoktan tersebut.

  Setelah semua data terverifikasi maka Gapoktan akan menerima dana modal PUAP, pengurus Gapoktan akan melakukan pengelolaan terhadap dana bantuan tersebut melalui LKM-A yang dimiliki oleh gapoktan dan membagikannya kepada para anggota Gapoktan dalam bentuk pinjaman berupa uang tunai.

B. GAPOKTAN 1.

  Pengertian Menurut Mulyana (2000 : 11) Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

  Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.273/Kpts/OT.160/4/2007 kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/ pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

  Menurut Departemen Pertanian (2009), kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (pria atau wanita) maupun petani taruna (pemuda atau pemudi), yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama, kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

  Lebih lanjut dijelaskan bahwa kelompok tani dapat dikembangkan melalui kerjasama antar kelompok dalam membentuk Gapoktan.

  Pengembangan Gapoktan saat ini dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan aksesbilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran, lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber informasi.

  Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi selain itu diharapkan juga mampu dalam menjalankan fungsi-fungsi lainnya.

  Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi desa atau yang berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier.

  Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa pria atau wanita maupun petani taruna atau pemuda tani yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani (Setiana. 2005: 19).

  Menurut Syahyuti (2007: 36), Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan aksesibilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran, terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsi- fungsi lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian.

2. Dasar pembentukan gapoktan a.

  Kepentingan yang sama di antara para anggotanya.

  b.

  Berada pada kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama di antara para anggotanya.

  c.

  Mempunyai kader pengelola yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani d.

  Memilki kader atau pemimpin yang diterima oleh petani lainnya. e.

  Mempunyai kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar anggotanya.

  f.

  Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat.

3. Fungsi gapoktan

  Gabungan Kelompok Tani atau gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya. Gapoktan memiliki struktur organisasi yang pada tiap bagiannya memiliki fungsi yang berbeda, berikut adalah struktur organisasi gapoktan dalam bentuk tabel.

  Gapoktan mempunyai 5 (lima) fungsi, ( Kementrian Pertanian. 2014 ) yaitu sebagai berikut :

  a.

  Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha tani Guna mencapai Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha tani, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut: 1)

  Mengambil keputusan dalam menentukan pengembangan produksi usaha tani yang menguntungkan berdasarkan informasi yang tersedia (dalam bidang teknologi, sosial, permodalan, sarana produksi dan sumber daya alam lainnya).

  Menyusun rencana definitive Gapoktan dan melaksanakan kegiatan atas dasar pertimbangan efisiensi.

  3) Memfasilitasi penerapan teknologi (bahan, alat, cara) usaha tani anggota sesuai dengan rencana kegiatan Gapoktan.

  4) Menjalin kerjasama/kemitraan dengan pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan usaha tani.

  5) Mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam Gapoktan maupun dengan pihak lain.

  6) Mengevaluasi kegiatan bersama dan rencana kebutuhan Gapoktan, sebagai bahan rencana kegiatan yang akan datang.

  7) Meningkatkan kesinambungan produktivitas dan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

8) Mengelola administrasi secara baik.

  9) Merumuskan kesepakatan bersama, baik dalam memecahkan masalah maupun untuk kegiatan Gapoktan.

  10) Merencanakan dan melaksanakan pertemuan berkala baik di Gapoktan maupun dengan pihak lain.

  b.

  Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Pengolahan Agar Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha pengolahan, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut:

  1) Menyusun perencanaan kebutuhan peralatan pengolahan hasil usaha tani anggotanya.

  2) Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pengusaha pengolahan hasil-hasil pertanian dan dengan pihak penyedia peralatan-peralatan pertanian.

  3) Mengembangkan kemampuan petani anggota Gapoktan dalam pengolahan produk pertanian.

  4) Mengorganisasikan kegiatan produksi petani anggota Gapoktan ke dalam unit usaha pengolahan hasil pertanian. c.

  Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Sarana dan Prasarana Produksi Agar Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha sarana dan prasarana, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut:

1) Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana setiap anggotanya.

  2) Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pihak penyedia sarana dan prasarana produksi pertanian (pabrik, kios saprotan, dan lain-lain).

  3) Mengorganisasikan kegiatan penyedia sarana dan prasarana produksi pertanian dengan dinas terkait dan lembaga usaha sarana dan prasarana produksi pertanian.

  d.

  Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Pemasaran Untuk mencapai Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha pemasaran, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut:

  1) Mengidentifikasi serta menganalisis potensi dan peluang pasar berdasarkan sumber daya yang dimiliki untuk mengembangkan komoditi yang lebih menguntungkan.

  2) Merencanakan kebutuhan pasar dengan memperhatikan segmentasi pasar (tingkat kemampuan calon pembeli.

  3) Menjalin kerjasama/kemitraan usaha dengan pemasok kebutuhan pasar/hasil-hasil produksi pertanian.

  4) Mengembangkan penyediaan komoditi yang dibutuhkan pasar;

  Merencanakan kebutuhan pasar dengan memperhatikan segmentasi pasar (tingkat kemampuan calon pembeli).

  e.

  Gapoktan Berfungsi sebagai Unit Usaha Keuangan Mikro Untuk Gapoktan dapat berfungsi sebagai unit usaha keuangan mikro, peran penyuluh pertanian mengarahkan Gapoktan mempunyai kemampuan sebagai berikut:

  1) Menumbuh kembangkan kreativitas dan prakarsa anggota untuk memanfaatkan informasi dan akses permodalan yang tersedia.

  2) Meningkatkan kemampuan anggota untuk dapat mengelola keuangan mikro secara komersial dan menggali sumber-sumber usaha yang mampu meningkatkan permodalan.

  3) Mendorong dan mengadvokasi anggota agar mau dan mampu melaksanakan kegiatan simpan-pinjam guna memfasilitasi pengembangan modal usaha.

4. Ciri ciri gapoktan a.

  Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan b.

  Disusunannya rencana kerja Gapoktan secara bersama dan dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi c.

  Memiliki aturan/norma tertulis yang disepakati dan ditaati bersama d.

  Memiliki pencatatan/pengadministrasian setiap anggota organisasi yang rapih.

  e.

  Menfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir; f. Menfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar g.

  Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani umumnya dan anggota kelompok tani khususnya; h.

  Adanya jalinan kerjasama antara Gapoktan dengan pihak lain; i. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan Gapoktan.

5. Kriteria Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP adalah antara lain: a.

  Memiliki SDM untuk mengelola usaha agribisnis b.

  Mempunyai kepengurusan yang aktif dan dikelola oleh petani c. Pengurus Gapoktan adalah petani dan bukan aparat Desa/kelurahan d.

  Dikukuhkan dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota e. Tercatat sebagai Gapoktan Binaan dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).

C. LKM-A 1.

  Pengertian Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah Lembaga Keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan,maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

  Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) adalah salah satu unit usaha otonom yang didirikan dan dimiliki oleh Gapoktan penerima dana BLM-PUAP dalam bentuk LKM guna memecahkan masalah/kendala akses untuk mendapatkan pelayanan keuangan. LKM-A akan melaksanakan fungsi pelayanan kredit/pembiayaan dan simpanan di lingkungan petani dan pelaku usaha agribisnis sesuai dengan prinsip-prinsip LKM ( Kementrian Pertanian .

  2014 ) LKM-A merupakan lembaga yang dibentuk untuk mengelola dana

  PUAP. PUAP merupakan bantuan Pemerintah Pusat kepada petani yang tergabung dalam Gapoktan yang bersifat sebagai dana bergulir (revolving

  fund). Hal ini berarti dana PUAP yang diberikan kepada Gapoktan adalah

  sebagai modal kerja untuk menjalankan dan meningkatkan kegiatan usaha ekonomi produktif dan bukan dana bantuan yang secara Cuma-Cuma diberikan kepada petani tanpa disertai dengan kewajiban untuk mengembalikannya. Dengan demikian, petani pemanfaat dana PUAP memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana tersebut kepada LKMA untuk digulirkan kembali kepada petani lain di dalam Gapoktan yang bersangkutan.

  Fungsi LKM-A antara lain menggalang dana anggota dan calon anggota melalui simpanan dan menyalurkan kepada anggota dan calon anggota dalam bentuk modal kerja maupun investasi di lingkungannya melalui fasilitasi pembiayaan (Kementerian Pertanian.2014).

  Tujuan pembentukan LKM-A adalah untuk menyelesaikan persoalan pembiayaan petani skala mikro dan buruh tani yang jumlahnya cukup besar di perdesaan. Karena selama ini bank konvensional kurang akomodatif terhadap pembiayaan pertanian. Idealnya, keberadaan LKM-A harus menjadi solusi bagi petani anggota Gapoktan penerima dana PUAP dalam memperoleh permodalan untuk menjalankan usahataninya.Pada sisi inilah efektivitas LKM-A dalam pengembangan program PUAP akan terlihat setelah dikajikinerja LKM-A dalam pengembangan program PUAP.