PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII D DI SMP N 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017

  

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI

SISWA KELAS VIII D DI SMP N 9 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  Di Susun Oleh :

SUSI FITRIYANTI NIM: 121-14-001

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) SALATIGA

2017

  

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI

SISWA KELAS VIII D DI SMP N 9 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  Di Susun Oleh :

SUSI FITRIYANTI NIM: 121-14-001

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) SALATIGA

2017

  

MOTTO

      

...

  

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...”

  (Al-Baqarah: 286)

  

PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena

  atas berkah, karunia serta rahmat-Nya penulisa dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assiste

  

Individualization ) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII di

  SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017”. Sholawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang kita nantikan syafa’atnya dihari kiamat nanti. Aamiin

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung, membimbing dan mengarahkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.

  4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag., selaku Wakil Dekan II sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik.

  5. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil., selaku Wakil Dekan I sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah memberi bimbingan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya selama proses perkuliahan kepada penulis.

  7. Bapak Ngadiman, M.Or., selaku Kepala Sekolah SMP N 9 Salatiga yang telah membantu dalam memberi izin dalam penelitian ini.

  8. Ibu Dra. Muniroh selaku guru mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP N 9 Salatiga yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

  9. Orang tua, saudara serta kerabat yang selalu memberi motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

  10. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan pertolongan kepada penulis.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kesalahan yang tentu bersumber dari penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadikan skripsi ini lebih baik dan lebih sempurna.

  Demikian ucapan terima kasih penulis sampaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiru dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

  Salatiga, 19 Agustus 2017 Penulis, Susi Fitriyanti NIM: 121-14-001

  

ABSTRAK

  Fitriyanti, Susi. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

  (Team Assisted Individualization) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017 .

  Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.

  Kata Kunci: Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

  Penelitian ini merupakan sebuah upaya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

  

Individualization ) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP N

  9 Salatiga. Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan metode kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas VIII di SMP N 9 Salatiga tahun ajaran 2016/2017?.

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek pada penelitian adalah siswa kelas VIII D di SMP N 9 Salatiga yang berjumlah 29 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti melakukan 3 kegiatan yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II.

  Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai presentase nilai siswa mulai dari pra siklus sampai siklus II, yaitu: pada pra siklus siswa yang tuntas mencapai nilai KKM berjumlah 1 siswa atau sebesar 3,4%. Memasuki siklus I siswa yang tuntas mencapai nilai KKM berjumlah 14 siswa atau 48,2% yang menunjukan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebayak 13 siswa dari pra siklus. Kemudian pada siklus II siswa yang tuntas mencapai nilai KKM bejumlah 28 siswa atau 96,6% yang menunjukan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa dari siklus I. Jadi, hasil akhir dapat diperoleh bahwa persentase ketuntasan siswa dalam penelitian ini adalah: pra siklus 3,4%, siklus I 48,2%, dan siklus II 96,6%. Penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatan prestasi belajar siswa secara signifikan.

  DAFTAR ISI SAMPUL ................................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO .......................................................................... ii

JUDUL ................................................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................ vi

MOTTO ................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN .................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ........................................................................... ix

ABSTRAK ............................................................................................. xi

DAFTAR ISI .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................... 4 E. Manfaat Penelitian .................................................................... 5 F. Penegasan Istilah ....................................................................... 5 G. Metode Penelitian ..................................................................... 7 1. Rancangan Penelitian ........................................................... 7 2. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................... 7 3. Langkah-langkah Penelitian ................................................. 7 4. Instrumen Penelitian ............................................................. 9 5. Pengumpulan Data ............................................................... 10 6. Analisis Data ........................................................................ 10 H. Sistematika Penulisan ............................................................... 12

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar....................................................................... 14 B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI ............................ 22 C. Pendidikan Agama Islam ....................................................... 25 D. Materi PAI Kelas VIII ........................................................... 31 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 9 Salatiga ..................................... 35 B. Deskripsi Pra Siklus ............................................................... 42 C. Deskripsi Siklus I ................................................................... 43 D. Deskripsi Siklus II.................................................................. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................... 49 B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 53 1. Pra Siklus........................................................................... 53 2. Siklus I............................................................................... 60 3. Siklus II ............................................................................. 67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 76 B. Saran ....................................................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tenaga Guru SMP N 9 Salatiga .............................................. 40Tabel 3.2 Tenaga Administrasi SMP N 9 Salatiga ................................. 40Tabel 3.3 Siswa Kelas VIII D ................................................................. 41Tabel 4.1 Nilai Ulangan Pra Siklus ......................................................... 49Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I............................................................. 51Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II ........................................................... 52Tabel 4.4 Data Presentase Ketuntasan Pra Siklus ................................... 53Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Pra Siklus ......................................... 55Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Pra Siklus ........................................ 57Tabel 4.7 Data Ketuntasan Siklus I ........................................................ 60Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ............................................. 62Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ............................................ 64Tabel 4.10 Data Ketuntasan Siswa Siklus II ........................................... 67Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Guru Siklus II .......................................... 69

  Tebel 4.12 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ........................................ 71

Tabel 4.13 Perbandingan Nilai KKM Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ......................................................................... 75

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Tahap-tahap Pelaksanaan PTK.............................................. 8 Gambar 2. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus ......... 55 Gambar 3. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ............. 61 Gambar 4. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ............ 68 Gambar 5. Diagram Batang Perbandingan Presentase Ketuntasan

  Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II .............................. 75

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadikan manusia mencapai keselamatan dan

  kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan sebuah upaya sadar dan terencana utuk menjadikan peserta didik menjadi manusia yang memiliki kecerdasan, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, berakhlak mulia dan keterampilan untuk megembangkan kemampuan dan potensi diri. Tujuan dari pedidikan menjadikan manusia berbeda dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Manusia diciptakan dengan bentuk sebaik- baiknya dan dianugrahi akal oleh Allah. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan akal untuk kepentingan dirinya, kepentingan orang lain dan kepentingan berbangsa dan bernegara. Inti dari pendidikan yaitu memanusiakan manusia.

  Menurut Marimba, pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Tafsir, 2014: 46). Abdul Fattah Jalal mengungkapkan tujuan dari pendidikan Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi, menurut Islam pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadikan manusia yang menghamakan diri atau selalu beribadah kepada Allah (Tafsir: 2014: 46).

  Sudah jelas bahwa peran pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia yang akan membawa manusia menuju ke arah taqwa dan perdamaian baik dalam kehidupan di dunia yang hidup berdampingan dengan makhluk lain, maupun menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan selalu beriman kepada Allah. Tidak hanya pendidikan secara umum saja yang penting, namun Pendidikan Agama Islam di sekolah tidak kalah penting terutama di sekolah- sekolah umum.

  Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu mata pelajaran wajib bagi seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Pendidikan Agama Islam dalam sistem pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting karena melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam inilah siswa dapat mengetahui agama Islam lebih jauh. Karena memiliki peran yang penting, maka dari itu perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar di mana siswa akan merasa senang dan tidak merasa bosan dalam penyampaian materi pelajaran secara maksimal dan siswa dapat memahami materi yang diberikan.

  Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik kurang termotivasi untuk belajar agama karena proses pembelajaran yang kurang inovasi dan hanya menggunakan metode pembelajaran yang monoton. Peserta didik kurang tertarik dan termotivasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga materi kurang dipahami oleh peserta didik.

  Untuk menumbuhkan semangat motivasi peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, harus ada pembelajaran yang aktif, kreatif, menarik dan tidak membosankan. Peneliti memilih untuk menerapkan metode kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) yang merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasi pembelajaran dengan perbedaaan individu siswa secara akademik.

  Penggunaan TAI dapat mendukung praktik-praktik ruang kelas, seperti pengelompokkan siswa, pengelompokkan siswa di dalam kelas, pengajaran terprogram dan pengajaran berbasis komputer. Dalam penggunaan metode ini dapat meningkatkan interaksi dan kerjasama antar siswa untuk bersama-sama meningkatkan hasil belajar dan komunikasi umum dalam kelas.

  Dari pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

  Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI pada Siswa Kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah penerapan metode kooperatif tipe TAI (team assisted

  individualization ) dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas

  VIII di SMP N 9 Salatiga tahun ajaran 2016/2017?” C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan prestasi belajar PAI pada siswa kelas

  VIII di SMP N 9 Salatiga tahun ajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara tehadap masalah yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa, 2011: 63). Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan (Kunandar, 2011: 90). Jadi suatu hipotesis akan diterima jika disertai dengan fakta-fakta yang membenarkan.

  Setelah menelaah berbagai sumber, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi Binatang Halal dan Haram pada siswa kelas VIII D di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017.” 2.

   Indikator Keberhasilan

  Penerapan metode kooperatif tipe TAI (Team Assisted

  Individualization ) dapat dikatakan berhasil apabila indikator yang

  diharapkan tercapai. Adapun indikator yang penulis rumuskan adalah jika prestasi belajar siswa telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 76 dan banyaknya siswa yang memperoleh nilai 76 adalah 85%.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis dan teoritis.

  1. Manfaat Praktis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi atau acuan penerapan metode kooperatif tipe TAI (team assisted

  individualization ) dalam pembelajaan PAI.

  2. Manfaat Teoritis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan teori pembelajaran melalui metode kooperatif tipe TAI (team assisted individualization).

F. Penegasan Istilah

  Agar mempermudah pemahaman serta untuk menentukan arah yang jelas dalam menyusun penelitian ini, maka penulis memberikan penegasan dan maksud penulisan judul berikut: 1.

   Model Pembelajaran Koopeatif

  Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yeng mengutamakan kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda- beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yeng berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Model pemebelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pemebelajaran (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 241).

  2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

  Model pembelajaan kooperatif tipe TAI adalah sebuah program paedagogik yang berusaha mengadaptasi pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akedemik (Huda, 2013: 200). Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individu. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran lebih banyak digunakan untuk memecahkan masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual mempelajari materi yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individu kemudian dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan secara besama-bersama (Daryanto dan Muljo Rahardjo, 2012: 246-247).

  3. Prestasi Belajar

  Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pestasi belajar adalah penguasaan keterampilan atau pengetahuan yang dikembangan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2007: 895).

  4. Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan Agama Islam adalah sebuah mata pelajaran yang dilaksanakan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaan atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam secara keseluruhan terliput dalam lingkup al-Quran dan al-Hadits, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT., diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan (Majid, 2012: 13).

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

  Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Arikunto, Peneltian Tindakan Kelas merupakan pencermatan dalam bentuk tindakan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010: 18). Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan kelas mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP N 9 Salatiga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pretasi belajar siswa.

  2. Lokasi dan Subjek Penelitian

  Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP N 9 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017 yang bejumlah 29 siswa.

  3. Langkah-langkah Penelitian

  adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam penelitian dapat dilihat dari bagan di bawah ini :

  Gambar 1. Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK

  Perencanaan Refleksi Pelaksanaan

  

SIKLUS I

Pelaksanaan

  Pengamatan Perencanaan

  Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan

  ?

  Penjelasan gambar 1.1 : a.

  Perencanaan Langkah pertama dalam penelitian tindakan kelas adalah perencanaan. Dalam tahap ini peneliti memperisapkan materi, membuat silabus, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, menyusun perangkat tugas yang akan diberikan kepada siswa dan menyusun alat untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran. b.

  Pelaksanaan Tindakan Pelaksaan tindakan adalah penerapan rencana yang telah disusun di kelas yang menjadi sasaran penelitian. Kegiatan awal dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu guru menjelaskan meteri pelajaran yang akan dikembangkan, kemudian kegiatan intinya adalah guru memandu penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI.

  c.

  Pengamatan (Observasi) Pengamatan dilakukan untuk menelaah seberapa jauh pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI mengenai sasaran. Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperlukan.

  d.

  Refleksi Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Dalam hal ini peneliti melakukan pengecakan sehingga tampak kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan penelitian (Suyadi, 2010: 64).

  Data yang diperoleh dalam proses observasi kemudian dikumpulkam lalu dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut, guru dapat membuat refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat diambil landasan untuk pelaksanaan kegiatan di siklus selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

  Instrumen yang diguanakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan Pembelajaran, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

  (RPP), Materi Pembelajaran, Soal Tes, Lembar Observasi Siswa, Lembar Observasi Guru dan sebagainya.

  5. Pengumpulan Data a.

  Tes Metode pengumpulan data dengan teknik tes yaitu peneliti menggunakan soal-soal yang diberikan guru kepada siswa untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa terhadap materi yang diberikan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI.

  b.

  Metode Observasi Observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Suyadi, 2010: 63). Metode observasi dilakukan untuk melihat pelaksanaan kegiatan di lapangan dan mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi berkaitan dengan tujuan penelitian.

  c.

  Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1997: 206). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil dokumentasi saat pembelajaran untuk mengetahui pengalaman pelaksanaan metode kooperatif tipe TAI pada mata pelajaran PAI khususnya pada materi sesuai dengan RPP.

  6. Analisis Data

  Analisis data adalah menganalisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Menurut Suharsimi Arikunto, dalam Penelitian Tindakan Kelas analisis data menggunakan dua jenis data sebagai berikut: a.

  Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini biasanya untuk mencari nilai rerata dan mencari presentase keberhasilan belajar dengan rumus sebagai berikut: 1)

  Rumus mencari nilai rerata

  

M

X =

  Keterangan: M X = Mean (nilai rata-rata). ∑x = Jumlah semua nilai siswa.

  N = Jumlah siswa (Sudijono, 2010: 83) 2)

  Rumus mencari presentase keberhasilan belajar

  P =

  % Keterangan: P = Angka Presentase f = Frekuensi siswa yang tuntas belajar.

  N = Jumlah siswa (Sudijono, 2010: 43).

  b.

  Data kualitatif yaitu peneliti dihadapkan langsung pada responden atau lingkungan sedemikian insentif sehingga peneliti dapat menangkap dan merefleksikan dengan cermat apa yang diucapkan dan dilakukan oleh responden (Arikunto, 1997: 14). Informasi yang diperoleh berupa kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, respon dalam pelajaran, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya dapat dianalisis secara deskriptif.

H. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah pembahasan dalam memahami isi dari penelitian ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut:

  BAB I: Pendahuluan, memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II: Kajian Pustaka, merupakan bagian yang mejelaskan landasan teori yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa, menjelaskan tentang metode pembelajaran kooperatif tipe TAI dan menjelaskan tentang ruang lingkup mata pelajaran pendidikan agama Islam

  BAB III: Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini peneliti akan menguraikan proses pelaksanaan penelitian yang dimulai dari siklus awal hingga akhir.

  BAB IV: Hasil Penelitian Dan Pembahasan, pada bab ini akan diuraikan hasil dari penelitian mulai dari tahap awal hingga akhir siklus penelitian dan pembahasan.

  BAB V: Penutup, berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sumbangan pemikiran berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah diperoleh dan daftar pustaka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), prestasi belajar

  adalah penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2007: 895). Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran yang pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa juga menunjukkan kemampuannya dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentansfer hasil belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 243).

  Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belaja yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 119). Prestasi belajar seseorang dapat dilihat secara nyata dengan adanya laporan hasil belajar yang berbentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang menjelaskannya.

  Dalam penilaian prestasi belajar, seseorang atau siswa harus mampu melampaui standar nilai minimal yang telah ditentukan, sehingga dapat dilihat sejauh mana pestasi belajar siswa.

  Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebetuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Kemudian ciri- ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut:

  1. Perubahan yang terjadi secara sadar.

  2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

  3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

  4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

  5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah.

  6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 1991: 2-4).

  Proses belajar siswa berpengaruh terhadap perilaku dan prestasi siswa dalam pembelajaran. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dilihat dari segi perubahan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, tingkat prestasi siswa dapat dilihat dari tingkah lakunya yang menuju pada tingkah laku positif, terarah dan kontinu.

  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

  Pencapaian prestasi yang baik merupakan usaha yang tidak mudah, karena prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 119), di antaranya adalah: a.

  Faktor intern 1)

  Faktor jasmaniah Faktor jasmaniah berkaitan erat dengan kondisi badan seseorang seperti kesehatan dan cacat tubuh. Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

  Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang teganggu, selain itu juga orang tersebut akan cepat lelah yang menyebabkan kurangnya konsentrasi belajar. Cacat tubuh yang diderita seseorang juga dapat berpengaruh dalam proses belajarnya. Cacat tubuh adalah seseutu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu, jika hal ini terjadi, hendaklah siswa belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu untuk mengurangi pengaruh kecacatannya itu (Slameto, 1991: 56- 57).

  2) Faktor psikologis

  Faktor psikologis seseoang juga berpengaruh terhadap proses belajar. Cakupan faktor psikologis di sini adalah: a)

  Intelegensi, yaitu suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 245).

  b) Perhatian, menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka diusahakan bahan pelajaran selalu menarik perhaitian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

  c) Minat, yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberpa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.

  d) Bakat, yaitu kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu beruakan terealisasi menjadi kecapakan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

  e) Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.

  f) Kematangan, yaitu suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

g) Kesiapan, yaitu kesedian untuk memberi respon atau beresaksi.

  Kesedian itu timbul dari diri seseorang dan juga berhubungan erat dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecapakan (Slameto, 1991: 57-61). 3)

  Faktor kelelahan Kelelahan yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa berupa kelelahan secara jasmani dan rohani. Kelelahan secara jasmani dapat dilihat dari kondisi tubuh yang lemah lunglai dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kebosanan dan kelesuan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Agar siswa dapat belajar dengan baik, perlulah diusahakan kondisi siswa agar tidak mengalami kelelahan (Slameto, 1991: 61- 62). b.

  Faktor ekstern 1)

  Fakto keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

  2) Faktor sekolah

  Aktivitas belajar dapat meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan faktor ekstern belajar. Guru yang berpean sebagai pendidikan harus memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan belajar tersebut merupakan emansipasi diri siswa. Kemudian, untuk menunjang kebangkitan belajar siswa pihak sekolah juga harus menyediakan sarana dan prasaana yang menunjang dan baik (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 247-250).

  Faktor lain dari sekolah yang mempengaruhi belajar yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

  3) Faktor masyarakat

  Lingkungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar. Lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkambangan pribadi anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasan-kebiasan lingkungannya. Jika faktor masyarakat tersebut dirinci, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: a)

  Kegiatan siswa dalam masyarakat yang menjadi bagian dalam hidupnya.

  b) Mass media yang semakin berkembang.

  c) Teman bergaul yang semakin banyak.

  d) Bentuk kehidupan masyarakatn (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012: 134-136).

2. Jenis-jenis Belajar

  Belajar memiliki bermacam-macam kegiatan yang mempunyai corak berbeda antara satu dengan yang lainnya baik dalam aspek materi dan maetodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Kebergaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan hidup manusia yang juga bermacam-macam. Jenis-jenis belajar tersebut di antaranya: a.

  Belajar abstrak Belajar abstrak adalah belaja yang menggunakan cara berfikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata, misalnya belajar matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.

  b.

  Belajar keterampilan Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan- gerakan motorik, yakni yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot (neuromuscular). Tujuannya adalah untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu, misalnya belajar musik, olahraga, musik, menari melukis dan sebagian materi bidang studi agama seperti ibadah shalat dan haji.

  c.

  Belajar sosial Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah- masalah dan teknik-teknik memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok dan masyarakat.

  d.

  Belajar pemecahan masalah Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode- metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti.

  Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas.

  Menurur Lawson (1991), hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar pemecahan masalah seperti matematika dan IPA. e.

  Belajar rasional Menurut Reber (1988), belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir secara logis dan rasional atau sesuai dengan akal sehat. Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah.

  f.

  Belajar kebiasaan Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).

  g.

  Belajar apresiasi Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective

  skills ) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, musik dan sebagainya.

  h.

  Belajar pengetahuan Menurut Reber (1998), belajar pengetahuan (studi) adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga tentu dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen. Tujuan belajar pengetahuan adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasa lebih rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dalam pembelajaran bidang fisika mengenai gerak menurut hukum Newton I (Islamuddin, 2012: 169-173).

B. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted

  Individualization) 1.

   Metode Pembelajaran Kooperatif

  Secara bahasa, kooperatif berasal dari kata cooperative yang berarti mengerjakan sesuatu secara bersama-sama, yaitu dengan saling membantu satu sama lain sebagai sebuah tim. Dengan cooperative learning (pembelajaran kooperatif), siswa dilatih untuk bekerja sama dengan temannya secara sinergis, integral, dan kombinatif. Melalui kerjasama, para siswa dapat menyerap kebijaksanaan orang lain sehingga siswa dapat belajar bertoleransi dan mengasihi teman-temannya.

  Sejarah munculnya cooperative learning memang tidak mudah untuk dilacak. Namun demikian, pada tahun 1916 John Dewey menulis sebuah konsep pendidikan yang menyatakan bahwa kelas seharusnya merupakan cermin masyarakat yang lebih besar dan berfungsi sebagai laboratorium untuk mempelajari kehidupan nyata.

  Pada tahun 1954, Herbert Thelan mangungkapkan bahwa kelas merupakan laboratorium yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Cooperative learning merupakan suatu model pengajaran di mana siswa belajar dalm kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu dalam memahami suatu bahan pelajaran (Asmani, 2016: 37-39).

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

  a) Pengertian metode pembelajaran koopeatif tipe TAI

  Pembelajaran kooperatif ini dikembangkan oleh Robert Slavin pada tahun 1984 yang merupakan sebuah program pedagogik yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan perbedaan individual siswa secara akademik. Pengembangan TAI dapat mendukung pratik-paktik ruang kelas, seperti pengelompokan siswa, pengelompokan kemampuan di dalam kelas, pengajaran terprogram, dan penagajaran berbasis komputer. Tujuan TAI adalah untuk meminimalisir pembelajan individual yang terbukti kurang efektif. Selain itu juga, ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan serta motivasi siswa dengan belajar kelompok (Huda, 2013: 200).

  Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya lebih digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar matei pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individu dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan dibahas oleh anggota kelompok (Daryanto dan Rahardjo, 2012: 264). b) Manfaat Pembelajaran kooperatif tipe TAI

  Menurut Slavin, ada beberapa manfaat dari pembelajaran kooperatif tipe TAI ini, di antaranya: 1)

  Meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.

  2) Melibatkan guru untuk mengajar kelompok-kelompok kecil yang heterogen.

  3) Memudahkan siswa untuk melaksanakanya karena teknik operasional yang cukup sederhana.

  4) Memotivasi siswa untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat.

  5) Memungkinkan siswa untuk bekerja dengan siswa siswa lain yang berbeda sehingga tercipta sikap positif di antara mereka (Huda,

  2013: 200).

  c) Langkah-langkah pelaksanaan metode kooperatif tipe TAI

  Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut: 1)

  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari meteri pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.

  2) Guru memberikan kuis kepada individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.

  3) Guru membentuk beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah). Bahkan bila perlu anggota kelompok terdiri dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender.

  4) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok.

  Dalam diskusi kelompok setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompoknya.

  5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

  6) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual. 7)

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TAI (Team Assisted Individualization) DENGAN MEDIA TIRUAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI 1 KLAMPIS BANGKALAN

1 4 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 51

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION ( TAI ) SISWA KELAS VI SDN 5 MERAK BATIN

0 9 45

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TAI DI SMP

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SISWA KELAS VIII D SMP N 1 PLERET

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 8 8

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

1 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII B SMP NEGERI 18 PALU Sinta Afriana

0 2 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP MUHAMMADIYAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED IND

0 1 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA KITAB ALLAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KAUMAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 - Test Repository

0 0 135