PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA KITAB ALLAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KAUMAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 - Test Repository
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA
KITAB ALLAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KAUMAN KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN 2013
SKRIPSI
Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
Oleh
ATIK LESTARI
11509011
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013
i
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433
Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id
Email:administrasi@stainsalatiga.ac.id
NOTA PEMBIMBING
Lamp
: 4 Eks
Hal
: Naskah Skripsi
Saudari Atik Lestari
Kepada
Yth: Ketua STAIN Salatiga
di – Salatiga
ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama
: Atik Lestari
NIM
: 11509011
Jurusan
: Tarbiyah/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA
KITAB ALLAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KAUMAN KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN 2013.
Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
WASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB.
Salatiga, 14 Desember 2013
Pembimbing
Fatchurrahman, M.Pd
NIP: 197103092000031001
ii
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA KITAB ALLAH MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION) KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2
KAUMAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
DISUSUN OLEH
ATIK LESTARI
NIM: 11509011
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Januari
2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1
Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: H. Agus Waluyo. M.Ag
Sekretaris Penguji
: Muh. Hafidz. M.Ag
Penguji I
: Rasimin. M.Pd
Penguji II
: Eni Titikusumawati. M.Pd
Penguji III
: Fatchurrahman. M.Pd
Salatiga, 30 Januari 2014
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M. Ag.
NIP 19580827 198303 1002
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Atik Lestari
NIM
: 11509011
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 9 Desember 2013
Yang menyatakan
Atik Lestari
NIM.11509011
iv
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah
turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang
siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya” (An-Nisa 136).
v
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur, skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Orang tuaku dan keluarga yang tiada henti menberikan do’a restu, yang
senantiasa mencurahkan kasih sayang dan memotivasiku.
2. Suamiku tercinta ( Hendri Adi Wibowo S.H) yang selalu membimbing,
memberikan dukungan dan do’a.
3. Adikku Didik Setyawan yang selalu memberikan dukungan dan do’a.
4. Teman-teman saya PGMI 2009 yang selalu memberikan dukungan dan
do’a.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi
guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
STAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal
hidup kita di dunia dan akhirat kelak.
Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaikbaiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan.
Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan
skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun
akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd, selaku ketua program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
3. Ibu Miftachur Rif’ah, M.Ag, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
4. Bapak Fatchurrahman, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan
kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
vii
5. Segenap bapak dan ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
6. Bapak Setu Biyanto S.pd, selaku kepala SD Negeri 2 Kauman, Kemusu,
Boyolali yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di Sekolah yang beliau pimpin.
7. Bapak/Ibu guru dan Karyawan SD Negeri 2 Kauman, Kemusu, Boyolali
yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di SD tersebut.
8. Murid-murid kelas V SD Negeri 2 Kuman, Kemusu, Boyolali yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan
dukungan demi keberhasilan penulis.
10. Teman seperjuangan, PGMI 2009, yang selama ini telah berjuang
bersama.
11. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih atas dukungan kalian.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia
maupun di akhirat.
Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 10 Desember 2013
Penulis,
Atik Lestari
viii
ABSTRAK
Lestari, Atik. 2013. Peningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Materi Iman Kepada Kitab-kitab Allah Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kauman Kabupaten Boyolali Tahun
2013. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Dosen Pembimbing : Fatchurrahman M.pd
Kata Kunci : Hasil belajar, pendidikan agama islam, iman kepada kitab-kitab
Allah, dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata
pelajaran pendidikan agama islam materi iman kepada kitab-kitab Allah dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) kelas
V SD Negeri 2 Kauman kemusu semester 1 tahun 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga siklus yang masingmasing siklus memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planing), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif
kuantitatif,karena data yang diperoleh akan di analisis adalah berbentuk kata-kata
atau penjelasan dan berbentuk angka-angka.
Penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar dari tolok ukur pencapaian
KKM ≥70 terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara bertahap,
temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran
kooperatif tipe TAI yang tepat mampu meningkatkan hasil belajar. Dalam
penelitian ini hasil belajar siswa dapat meningkat, dilihat dari hasil tes formatif
pada setiap siklus yaitu siklus I 27,78%, siklus II 72,22% dan siklus III 94,44%
Mengacu pada hasil penelitian peneliti menyarankan kepada para guru atau calon
guru untuk selalu meningkatkan inovasi pembelajarannya dengan menggunakan
media, metode dan teknik yang bervariasi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran PAI
pada SD Negeri 2 Kauman Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Semester 1
tahun 2013/2014.
ix
DAFTAR ISI
JUDUL .........................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................
iv
MOTTO .......................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
D. Hipotesis Tindakan .................................................................
6
E. Manfaat Penelitian .................................................................
6
x
BAB II
F. Definisi Operasional ...............................................................
7
G. Metodologi Penelitian ............................................................
8
H. Sistematika Penulisan .............................................................
13
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ...........................................................................
15
1. Jenis-jenis belajar................................................................
17
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar........................
20
B. Pembelajaran kooperatif .........................................................
26
1. Pembelajaran kooperatif ................................................
26
a. Pengertian pembelajaran kooperatif .......................... .
26
b.Tujuan pembelajaran kooperatif................................ ..
28
c. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif............................... ..
30
d.Unsur-unsur pembelajaran kooperatif....................... ...
30
e.Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif ..
32
2. TAI (Team Assisted Individualization) .............................
35
a.Pengertian TAI (Team Assisted Individualization)... ....
35
b.Unsur-unsur TAI (Team Assisted Individualization). ...
39
c.Kelebihan dan kelemahan TAI (Team
Assisted Individualization)..........................................
40
C. Pendidikan agama islam .........................................................
40
D. Iman kepada kitab-kitab Allah.................................................
42
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
a.
Subjek Penelitian ................................................................
46
1. Gambaran sekolah ..........................................................
46
2. Waktu penelitian ............................................................
46
3. Keadaan siswa dan guru ................................................
47
xi
b.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus ..............................................
49
1. Siklus I ...........................................................................
49
2. Siklus II ..........................................................................
52
3. Siklus III .........................................................................
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan deskripsi penelitian ..................................................
61
1. Siklus I ........................................................................
61
2. Siklus II.......................................................................
65
3. Siklus III .....................................................................
69
B. Hasil Rekapitulasi ..................................................................
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
75
B. Saran .......................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Daftar nama siswa kelas V SD N 2 kauman, kecamatan kemusu,
kabupaten boyolali 2011/2012. ........................................................ 47
Tabel 1.2. Daftar nama guru SD N 2 Kauman, kecamatan kemusu,
kabupaten boyolali Tahun 2011/2012.............. ................................ 48
Tabel 2.1 Hasil tes formatif pada siklus I.. ....................................................... 61
Tabel 2.2 Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I .............................................................................................. 63
Tabel 2.3. Hasil tes formatif pada siklus II ....................................................... 65
Tabel 2.4. Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus II ............................................................................................ 67
Tabel 2.5. Hasil tes formatif pada siklus III ...................................................... 69
Tabel 2.6. Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus III ............................................................................................ 71
Tabel 2.7. Hasil rekapitulasi tentang hasil belajar siswa ................................... 74
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 2
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 3
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
Lampiran 4
Lembar test formatif siklus I
Lampiran 5
Lembar test formatif siklus II
Lampiran 6
Lembar test formatif siklus III
Lampiran 7
Hasil tes formatif siswa pada siklus I
Lampiran 8
Hasil tes formatif siswa pada siklus II
Lampiran 9
Hasil tes formatif siswa pada siklus III
Lampiran 10 Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I
Lampiran 11 Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II
Lampiran 12
Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus III
Lampiran 13
Lampiran dokumentasi
Lampiran 14 Lampiran dokumentasi
Lampiran 15 Surat tugas pembimbing
Lampiran 16 Lembar konsultasi skripsi
Lampiran 17 Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 18 Nilai SKK mahasiswa
Lampiran 19 Riwayat hidup penulis
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi
tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik peserta didik. Tindak
mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk
dapat berkembang menjadi mandiri, siswa harus belajar (Dimyati dan
Mudjiono, 2002:5).
Menurut S. Nasution (1982:8) mengajar adalah suatu aktivitas
mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya dan hubungannya dengan anak
sehingga terjadi proses belajar.
Sedangkan belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:10) adalah
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,
melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Agar kegiatan ini
dapat diterima oleh para siswa, guru perlu berusaha membangkitkan kemauan
siswa untuk belajar. Kemauan siswa dalam belajar dapat dibangkitkan melalui
proses belajar mengajar yang efektif, yaitu keadaan belajar mengajar dimana
siswa dapat berperan aktif dan dapat menyerap materi yang diberikan oleh
guru. Kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap materi yang
diberikan kepada guru biasanya ditunjukan dengan kemampuan menjawab
pertanyaan dari guru. Pertanyaan yang diberikan oleh guru dan jawaban dari
1
siswa dapat dipakai untuk mengetahui sejauh mana materi yang diberikan
dapat diterima siswa.
Langkah guru dalam menetapkan model penbelajaran yang tepat untuk
menyampaikan materi pelajaran di kelas merupakan salah satu penentu
keberhasilan, sehingga peningkatan hasil belajar siswa dapat dicapai.
Pemilihan model pembelajaran sangat menentukan kualitas pengajaran dalam
proses belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan penagajaran diperlukan
penggunaan model pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran kooperatif yang digunakan peneliti adalah tipe TAI (Team
Assisted Individualization). Metode TAI merupakan model pengajaran secara
kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai
asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang
mampu dalam suatu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai
fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup
menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya.
Pada pengajaran TAI akan memotivasi siswa saling membantu anggota
kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetensi.
PAI (Pendidikan Agama Islam), dapat melatih keterampilan berpikir
religius, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat
menemukan dan memecahkan masalah baru mengenai metode ilmiah dan
sebagainya. Proses pembelajaran PAI di SD Negeri 2 Kauman belum
memperoleh hasil yang memuaskan, yaitu nilai siswa masih dibawah KKM
2
(=70). Hal tersebut perlu ditingkatkan melalui implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif tipe TAI.
Permasalahan dalam peneletian adalah nilai pendidikan agama islam
kelas V SD Negeri 2 Kauman Kabupten Boyolali tahun ajaran 2013/2014
belum mencapai nilai KKM (70). Peneliti mengadakan penelitian untuk
mengetahui apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Kauman Kabupaten
Boyolali tahun ajaran 2013/2014?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Kauman Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran
2013/2014.
Menurut Robert E. Slavin (2009:1) keberadaan metode-metode
pembelajaran kooperatif yang efektif kini sebenarnya akan hadir untuk
berbagai keperluan pengajaran yang ada. Banyaknya pengaruh pembelajaran
kooperatif yang efektif, khususnya untuk mencapai prestasi. Kini menjadi
mungkin bagi para guru memilih metode yang sesuai dari sekian banyak
metode kooperatif untuk diterapkan pada keperluan yang berbeda, dan untuk
menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai skema pengorganisasian utama
dalam pengajaran di kelas, dan bukan hanya untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki
jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasar penelitian dasar
yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
pencapaian prestasi dan kemandirian para siswa, dan juga akibat-akibat positif
3
yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap
teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa
harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya kedasaran bahwa para siswa perlu
belajar.
Manusia tumbuh dan berkembang dari bayi yang tak berdaya dan dalam
segala kebutuhannya bergantung pada orang lain menjadi manusia yang dapat
menyesuaikan diri dengan berbagai corak ragam dari masyarakat, dari yang
sedehana sampai yang modern dan kompleks. Untuk menjelaskan bagaimana
proses belajar itu berlangsung, timbul berbagai teori. Menurut Nasution:1982
ada teori belajar yang didasarkan atas sosiasi, ada pula atas insight, dan
prinsip yang satu tak dapat diadukan yang lain.
Robert M. Gagne membedakan 8 type belajar yakni: signal learning
(belajar isyarat), stimulus response (belajar stimulus respon), chaining
(rantai), verbal association (diskriminasi), concept (konsep), rule learning
(belajar aturan), problem solving (memecahkan masalah).
Alasan peneliti mengangkat masalah tersebut untuk memperbaiki nilai
siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru belum menunjukkan
hasil yang maksimal yaitu masih terdapat 10 siswa yang belum memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM=70). Sedangkan yang sudah mencapai
hasil yang maksimal ada 8 siswa. Selain itu, alasan dijadikan Penelitian
Tindakan Kelas, yakni : 1) Menggunakan metode ceramah kurang mampu
membangkitkan semangat siswa dalam belajar; 2) Jika disajikan dengan
model TAI, akan lebih menarik dan mampu melatih kemampuan motorik
4
siswa; 3) Model TAI melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan
memberikan komentar terhadap suatu masalah; 4) Siswa yang kurang mampu
dalam akademik dapat diterima di dalam kelompok.
Selain itu kegiatan guru sebagai usaha perbaikan pembelajaran melalui
penggunaan model TAI, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dalam
mata pelajaran PAI. Sehingga pada proses pembelajaran siswa antusias dan
fokus pada materi yang diajarkan guru. Maka berdasarkan analisa di atas,
penulis
dalam
melakukan penelitian akan mengangkat
judul
yaitu
:”PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION) KELAS V SD NEGERI 2 KAUMAN KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN 2013
B. RUMUSAN MASALAH
Merujuk pada latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini bagaimana pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan
prestasi hasil belajar PAI pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kauman Kabupaten
Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014?
5
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa PAI pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kauman
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014.
D. HIPOTESIS
Menurut Arikunto (1982:63) hipotesis adalah suatu jawaban sementara
terhadap permasalahan yang dirumuskan. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat
meningkatkan prestasi hasil belajar PAI pada siswa kelas V SD Negeri 2
Kauman Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian dapat dijadikan suatu tambahan ilmu pengetahuan
dalam dunia pendidikan.
b. Membangkitkan motivasi dan kemandirian belajar siswa guna
meningkatkan hasil belajar saiwa.
c. Sebagai masukan dalam perbaikan mutu pendidikan.
6
2. Manfaat Praktis
sebagai variasi dalam belajar siswa dan untuk melatih siswa
bekerjasama guna meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Supaya tidak terjadi perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama
penulisan dalam penggunaan kata pada judul, maka akan dijelaskan dalam
definisi operasional sebagai berikut:
1. Prestasi Belajar
Menurut Abu Ahmadi (1988:21) prestasi belajar adalah hasil
belajar yang telah dicapai dalam suatu usaha dalam kegiatan belajar dan
perwujudan prestasinya dapat dilihat dari nilai yang setiap mengikuti tes.
2. Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan
pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan
ajaran islam (Zuhairani, 1983:27).
3. Pembelajaran kooperatif tipe TAI
Model
pembelajaran
kooperatif
merupakan
strategi
yang
mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui
ketrampilan proses (Henny, 2003:20). Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok
kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda
7
untuk saling membantu terhadap siswa yanh mebutuhkan bantuan
(Suyitno, 2002:9)
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang diterapkan dalam penelitian tindakan
kelas. Istilah penelitian tindakan kelas diartikan sebagai bentuk penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat (Arikunto, 2006:91). Dalam penelitian tindakan kelas, tiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Siklus tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki
prestasi belajar siswa.
2. Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Kauman
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014. Yang berjumlah 18
siswa. Dasar pertimbangan pemilihan subyek yaitu kelas V dianggap
sudah mampu untuk berfikir secara alamiah dibandingkan dengan
kelas bawah.
8
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 2 Kauman Kabupaten
Boyolali dengan pertimbangan bahwa selain karena permasalahan
yang ada, lokasi tersebut belum pernah untuk penelitian.
c. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan kurang lebih selama kurang lebih 3 minggu, dari
tanggal 16 september 2013 sampai dengan tanggal 4 oktober 2013.
3. Siklus penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus untuk
melihat peningkatan hasil belajar PAI. Masing-masing siklus terdiri dari:
1)
Perencanaan
a) Peneliti menetapkan penggunaan pembelajaran kooparatif tipe
TAI
b) Peneliti
menbuat
skenario
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan prestasi belajar dengan meminta masukan dari
guru
c) Menyiapkan alat pelajaran
d) Membuat
lembar
observasi
guru
tentang
pelaksanaan
pembelajaran
2)
Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah
dirancang.
9
3)
Observasi
Pengamatan dilakukan bersama dengan tindakan, keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Kegiatan ini bertujuan untuk
memperoleh dan menggali data yang akurat bagi perbaikan siklus
berikutnya.
Observasi
dilakukan
terhadap
guru
dan
siswa.
Pengamatan yang dilakukan guru adalah mengamati kegiatan peserta
didik ketika proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang
diamati yaitu keaktifan siswa dalam menemukan konsep yang
terkandung dalam materi pembelajaran, membangun hubungan
antara konsep dengam materi lain sehingga siswa menemukan
makna yang terkandung di dalam materi yang dipelajari.
4)
Refleksi
Refleksi
dilakukan
untuk
mengevaluasi
kegagalan
atau
keberhasilan tiap siklus. Kemudian direfleksikan hasil analisis yang
telah dikerjakan.
a) Apakah terjadi peningkatan kualitas belajar setelah diterapkan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) ?
b) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) diterapkan berjalan efektif ?
c) Berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan prestasi
belajar?
10
d) Sudahkah mencapai target yang diinginkan sesuai dengan yang
diharapkan guru?
e) Sudahkah guru mengadakan pendekaan pada siswa dengan baik
dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualy) sesuai dengan yang diharapkan?
4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suyadi (2010:84) teknik pengumpulan data adalah metode
yang digunakan peneliti dalam merekam data (informasi) yang
dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti adalah:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengukur atau menilai hasil dan proses
belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku
guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa
dalam mengikuti pelajaran.
b. Tes
Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini
mengukur penguasan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru
atau dipelajari oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa memperoleh
sejumlah materi
sebelumnya
dan pengujian dilakukan untuk
mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Tes yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah dengan cara mengadakan tes tertulis
11
berbentuk
pilihan
keberhasilan
ganda
siswa
untuk
setelah
mengetahui
mengikuti
kemampuan
pembelajaran
dan
dengan
menggunakan model pembelajaran tipe TAI.
c. Dokumentasi
Dokumentasi
diperoleh data siswa dan foto selama kegiatan
berlangsung.
5. Instrumen Penelitian
a. Pedoman Pengamatan
Menurut Mulyasa (2000:68) penelitian tindakan kelas selalu
berhubungan dengan data kualitatif dan kuantitatif, baik yang
menyangkut aktivitas dan kreativitas peserta didik, maupun kinerja
guru dalam pembelajaran. Penelitian tidakan kelas merupakan suatu
rangkaian langkah-langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah
terdiri dari empat tahap. Pelaksanaan tiap siklus dalam penelitian ini
merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari tiga siklus dan masingmasing siklus memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planing),
tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
b. Tes
Peneliti menggunakan instrumen soal yang berkaitan dengan materi
yang dipilih peneliti guna untuk mengetahui hasil belajar siswa.
12
c. Studi Dokumentasi
Peneliti
menggunakan
instrumen
studi
dokumentasi
untuk
mengumpulkan data yang bersifat dokumen atau kejadian-kejadian
yang telah berlangsung
6. Analisis data
Setelah data terkumpul guna mengetahui keberhasilan belajar siswa
maka peneliti menganalisis data dengan menggunakan data kuantitatif dan
data kualitatif dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dengan menggunakan deskriftif prosentase nilai
siswa yang kemudian di rata-rata untuk mengetahui keberhasilan
siswa.
b. Data Kualitatif
Data yang berbentuk kata-kata atau penyataan-pernyataan yang
diperoleh dari observasi atau pengamatan digunakan sebagai dasar
untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam pembuatan skripsi penulis memulai dengan halaman sampul,
lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,
pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, selanjutnya dimulai
dengan bab-bab.
13
BAB I berisi pendahuluan terdiri dari latar belakang Masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, definisi
operasional, metodologi penelitian, sistematika penulisan.
BAB II berisi kajian pustaka mencakup:
hasil belajar, pembelajaran
kooperatif meliputi pengertian pembelajaran kooperatif, tujuan pembelajaran
kooperatif , unsur-unsur pembelajarn kooperatif, ciri-ciri pembelajaran
kooperatif, kelemahan dan kelebihan pembelajaran kooperatif, TAI (Team
Assisted Individualyization) meliputi Pengertian TAI (Team Assisted
Individualyization), unsur-unsur TAI (Team Assisted Individualyization),
kelebihan dan kelemahan TAI (Team Assisted Individualyization), pedidikan
agama islam.
BAB III berisi pelaksanaan penelitian, meliputi subyek penelitian, meliputi
gambaran sekolah, waktu penelitian, keadaan siswa dan guru, deskripsi
pelaksanaan persiklus mencakup, siklus I meliputi perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi, siklus II meliputi perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi dan siklus III meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.
BAB IV berisi hasil penelitian yang akan memamparkan tentang, deskripsi
persiklus, dan hasil rekapitulasi.
BAB V tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Bagian akhir memuat: daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup
penulis.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2010) hasil belajar merupakan pencapaian
tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.
Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga
hasil belajar yang diukur sangat tergantung pada tujuannya.
Surayin (2007) Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu
kemampuan yang berupa keterampilan dan prilaku baru sebagai akibat
dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan
Briggs mengidentifikasi hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh
seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Sam’s, 2010: 33).
Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan
pertimbangan atau nilai berdasarkan penilaian tertentu. Proses belajar dan
mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam
rumusan
tingkah
laku
yang
diharapkan
dimiliki
siswa
setelah
menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil yang diperoleh dari penilaian
dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh sebab itu tindakan atau
kegiatan tersebut dinamakan penilaian hasil belajar. (Sudjana,2010)
Taksonomi bloom (Hasan, dkk, 1991) membagi hasil belajar atas
tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berpikir, ranah efektif dengan
15
kemampuan
perasaan,
sikap,
dan
kepribadian,
sedangkan
ranah
psikomotor berhubungan dengan persoalan ketrampilan motorik yang
dikendalikan oleh kematangan psikologis.
Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh mengenai hasil belajar,
penulis mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah bukti dari
keberhasilan seseorang dalam belajar. Hasil belajar ini biasanya
diwujudkan dalam bentuk angka, nilai, maupun huruf. Semakin tinggi
hasil belajar yang dipeoleh siswa, maka berhasillah tujuan belajar yang
dilakukan siswa tersebut. Dalam penelitian ini penulis memberikan
pembatasan hasil belajar pada aspek kognitif saja, hasil belajar tersebut
dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.
1. Jenis-jenis Belajar
Menurut (Slameto, 1995: 5) dalam bukunya mengatakan jenisjenis belajar ada 11 macam, yaitu:
a. Belajar bagian (Part Learning, Fractioned Learning)
Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia
dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif,
misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris
seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh
materi pelajaran menjadi bagian-bagian satu sama lain berdiri
sendiri.
16
b. Belajar dengan wawasan (Learning By Insight)
Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang
tokoh Psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu
konsep, wawasan (insight) ini merupakan pokok utama dalam
pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Meskipun W.
Kohler sendiri dalam menerangkan wawasan berorientasi pada data
yang bersifat tingkah laku (perkembangan yang lembut dalam
menyelesaikan suatu persoalan dan kemudian secara tiba-tiba
terjadi reorganisasi tingkah laku) namun tidak urung wawasan ini
merupakan konsep yang secara prinsipil ditentang oleh penganut
aliran neo-behaviorisme.
c. Belajar diskriminatif (Discriminative Learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk
memilih
beberapa
sifat
situasi/stimulus
dan
kemudian
menjadikanya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dengan
pengertian
ini
maka
dalam
eksperimen,
subjek
diminta
untukberespon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang
berlainan.
d. Belajar global/keseluruhan (Global Whole Learning)
Di sini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhaan
berulang sampai pelajar menguasainya, lawan dari belajar bagian.
Metode belajar ini sering juga disebut metode Gestalt.
17
e. Belajar incidental (Incidental Learning)
Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar
itu selalu berarah-tujuan (intensional). Sebab dalam belajar
incidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk
belajar. Atas dasar ini maka untuk kepentingan penelitian, disusun
perumusan operasional sebagai berikut: belajar disebut incidental
bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan pada individu
mengenai materi belajar yang akan diujikan kelak.
f. Belajar instrumental (Instrumental Learning)
Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang siswa
yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada
apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil
atau gagal. Oleh karena itu capat atau lambatnya seseorang belajar
dapat diatur dengan jalan memberikan penguat (rein-forcement)
atas dasar tingkat-tingkat kebutuhan.
g. Belajar intensional (Intensional Learning)
Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar
incidental, yang akan dibahas lebih luas pada bagian berikut.
h. Belajar laten (Laten Learning)
Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku
yang terlihat tidak terjadi secara segera, oleh karena itu disebut
laten.
18
i. Belajar mental (Mental Learning)
Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi disini
tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses
kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Ada tidaknya belajar
mental ini sangat jelas terlihat pada tugas-tugas yang sifatnya
motoris.
j. Belajar produktif
R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif
sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah
mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari
satu situasi ke situasi yang lain. Belajar disebut produktif bila
individu mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan
dalam satu situasi ke situasi lain.
k. Belajar verbal (Verbal Learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal
dengan melalui latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal
diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari Ebbinghaus.
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut uraian H.C. Witherington dan lee J. Cronbach Bapemsi,
faktor-faktor serta kondisi-kondisi yang mendorong perbuatan belajar bisa
diringkas (Mustaqim, 2004: 69-70) sebagai berikut:
19
1. Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman
dasar).
2. Penguasaan alat-alat intelektual.
3. Latihan-latihan yang terpancar.
4. Penggunaan unit-unit yang berarti.
5. Latihan yang aktif.
6. Kebaikan bentuk dan system.
7. Efek penghargaan (reward) dan hukuman.
8. Tindakan-tindakan pedagogis.
9. Kapasitas dasar.
Dari poin diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Situasi belajar
a. Kesehatan jasmani
Kekurangan gizi biasanya mempunyai pengaruh terhadap
keadaan jasmani, mudah mengantuk, lekas lelah, lesu dan
sejenisnya terutama bagi anak-anak yang usianya masih
muda, pengaruh ini sangat menonjol.
b. Keadaan psikis
Bila menengok kembali kepada perubahan jenis-jenis
belajar, nampak dengan jelas belajar lebih banyak
berhubungan dengan aktivitas jiwa, dengan kata lain
faktor-faktor psikis memang memiliki peran yang sangat
menentukan di dalam belajar.
20
Faktor psikis antara lain:
1) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada
suatu objek atau banyak sdikitnya kesadaran yang
menyertai aktivitas yang dilakukan.
2) Kognitif
a. Pengamatan
Secara umum manusia mengenal dunia nyata
melalui
pengamatan
yaitu
dengan
melihat,
membau, mencecap, dan meraba.
b. Tanggapan dan fantasi
Tanggapan adalah bayangan yang tinggal dalam
ingatan setelah melakukan pengamatan. Sedangkan
daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru
berdasarkan tanggapan-tanggapan yang sudah ada
dinamakan fantasi.
c. Ingatan
Batasan ingatan yang terbanyak diutarakan ahli
jiwa adalah mencamkan kesan-kesan, menyimpan
dan memprokdusikan.
d. Berfikir
Berfikir adalah aktivitas jiwa dengan arah yang
ditentukan oleh masalah yang dihadapi.
21
3) Faktor afektif
Afektif meliputi perasaan, emosi dan suasana hati.
Misalnya takut, marah, bingung, putus asa atau sangat
gembira. Secara garis besar bisa dibedakan menjadi
suasana perasaan riang dan suasana peraan murung.
4) Faktor motivasi
Keadaan
jiwa
individu
yang mendorong
untuk
melakukan suatu perbuatan guna mencapai suatu
tujuan.
2. Penguasaan alat-alat intelektual
Menurut HC. Witherington adalah pengertian kwantitatif
tingkat tinggi, mengarang bahasa asing dan logika. Alat-alat ini
sangat membantu dalam belajar.
3. Latihan-latihan yang terpancar
Belajar akan lebih efektif
apabila periode latihan disusun
terpancar, belajar 6 jam sehari akan lebih baik dipendekkan
menjadi 3 hari, tiap hari 2 jam.
4. Penggunaan unit-unit yang berarti
Dalam belajar dikendaki adanya pola sambutan, pola ini harus
mengandung arti dan dapat pula berarti dalam kehidupan
sehari-hari.
22
5. Latihan yang aktif
Faktor pembantu untuk mempertinggi efesiensi belajar aktif
adalah peta gambar, globe, alat-alat visuallainya yang sejenis.
6. Kebaikan bentuk dan system
Misalnya
setiap
individu
sangat
merasakan
enaknya
mempelajari suatu buku yang disusun secara sistematis, bab I
disusul bab II dengan isi yang tidak terbalik.
7. Efek penghargaan (reward) dan hukuman
Penghargaan atau hukuman perlu dipilih oleh pendidik
meskipun hanya merupakan motif yang kurang murni. Rahasia
yang diketahui oleh semua pendidik dalam hal penghargaan
dan hukuman adalah mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan-keinginan mereka.
8. Tindakan-tindakan pedagogis
Hal-hal yang dianggap bisa menghambat antara lain, merusak
motif belajar yang sudah ada dengan merubah rencana si anak
yang memang sesuai dengan minat dan bakatnya.
9. Kapasitas dasar
Dengan kapasitas dasar yang berbeda, mereka berjalan dengan
kecepatanyamasing-masing dan mereka menangkap fakta-fakta
dengan luas dan sempitnya daerah yang mereka miliki.
23
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pembelajaran kooperatif
a. Pengertian pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran
kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau tim.
Secara sederhana kata kooperatif berarti mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu tim. Jadi, pembelajaran kooperatif dapat
diartikan belajar bersama-sama, saling membantu antara satu
dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap
orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah
ditentukan sebelumnya (Isjoni, 2010)
Pembelajaran kooperatif pertama kali muncul dari para
filosofis di awal abad Masehi yang mengemukakan bahwa dalam
belajar seseorang harus memiliki pasangan atau teman sehingga
teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan suatu masalah.
Menurut Anita Lie (2004), model pembelajaran kooperatif atau
disebut juga dengan pembelajaran gotong-royong merupakan
sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik
24
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang terstruktur.
Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam
dunia pendidikan. Pembelajaran kooperatif pertama kali muncul
dari para filosofis di awal abad Masehi yang mengemukakan
bahwa dalam belajar seseorang harus memiliki pasangan atau
teman sehingga teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan
suatu masalah.
Menurut Slavin (1985), pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok – kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal
dan
Hans
(2000)
mengemukakan
pembelajaran
kooperatif
merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaiaan strategi yang
khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik
agar bekerjasama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl
(1994) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong
dalam perilaku sosial ( Isjoni 2010).
Jonhson
&
Johnson
(1994)
mengatakan
bahwa
pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam
kelas kedalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama
25
dengan
kemampuan
maksimal
yang
mereka
miliki
dan
mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut (Isjoni, 2010)
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan
membagi
siswa
ke
dalam
kelompok
kecil
yang tingkat
kemampuannya berbeda-beda dengan tujuan setiap siswa anggota
kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami
materi
pelajaran
dan
menyelesaikan
tugas
kelompoknya. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik
untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan saling
tolong menolong mengatasi tugas yang dihadapi.
Belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk
memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai
pendapat teman, dan saling memberikan pendapat. Selain itu dalam
belajar biasanya siswa dihadapkan pada latihan soal-soal atau
pemecahan masalah. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif
sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama
dan saling tolong menolong mengatasi tugas yang dihadapinya.
Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif
memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah
berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunaan
pembelajaran kooparatif untuk meningkatkan prestasi para siswa,
dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan
hubunngan antarkelompok, Penerimaan terhadap teman sekelas
26
yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga
diri (slavin, 2009:8).
Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Hasil belajar
individual dibawa kekelompok untuk didiskusikan dan saling
dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok
bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung
jawab bersama.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan
membagi
siswa
ke
dalam
kelompok
kecil
yang tingkat
kemampuannya berbeda-beda dengan tujuan setiap siswa anggota
kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami
materi
pelajaran
dan
menyelesaikan
tugas
kelompoknya. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik
untuk dilaksanakan.
b. Tujuan pembelajaran kooperatif
Menurut Muslimin Ibrahim, (Isjoni, 2010) terdapat tiga
tujuan
instruksional
penting
yang
dapat
dicapai
dengan
pembelajaran kooperatif yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keragaman, pengembangan keterampilan sosial.
27
1) Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam
tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas
akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa
model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsepkonsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan
bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan
norma yang berhubungan dengan hasil belajar pembelajaran
kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa
kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas Akademik.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah
penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang
bagi siswa dari bebagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan
melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling
menghargai satu sama lain.
28
3) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran koperatif adalah
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan
kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki oleh
siswa, karena kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam
mengatasi masalah – masalah sosial yang semakin kompleks,
serta tantangan bagi peserta didik supaya mampu dalam
menghadapi persaingan global.
c. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif
Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif menurut Stahl
(Isjoni,2010)adalah; (1) belajar bersama dengan teman, (2) selama
proses belajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling
mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4) belajar
dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok
kecil, (6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat,
(7) keputusan tergantung pada siswa sendiri, (8) siswa aktif.
Beberapa ciri dari pembelajaran koope
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA
KITAB ALLAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KAUMAN KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN 2013
SKRIPSI
Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
Oleh
ATIK LESTARI
11509011
JURUSAN TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013
i
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433
Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id
Email:administrasi@stainsalatiga.ac.id
NOTA PEMBIMBING
Lamp
: 4 Eks
Hal
: Naskah Skripsi
Saudari Atik Lestari
Kepada
Yth: Ketua STAIN Salatiga
di – Salatiga
ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama
: Atik Lestari
NIM
: 11509011
Jurusan
: Tarbiyah/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA
KITAB ALLAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KAUMAN KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN 2013.
Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
WASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB.
Salatiga, 14 Desember 2013
Pembimbing
Fatchurrahman, M.Pd
NIP: 197103092000031001
ii
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA KITAB ALLAH MELALUI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION) KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2
KAUMAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013
DISUSUN OLEH
ATIK LESTARI
NIM: 11509011
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Januari
2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1
Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: H. Agus Waluyo. M.Ag
Sekretaris Penguji
: Muh. Hafidz. M.Ag
Penguji I
: Rasimin. M.Pd
Penguji II
: Eni Titikusumawati. M.Pd
Penguji III
: Fatchurrahman. M.Pd
Salatiga, 30 Januari 2014
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M. Ag.
NIP 19580827 198303 1002
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Atik Lestari
NIM
: 11509011
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, 9 Desember 2013
Yang menyatakan
Atik Lestari
NIM.11509011
iv
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah
turunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang
siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya” (An-Nisa 136).
v
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur, skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Orang tuaku dan keluarga yang tiada henti menberikan do’a restu, yang
senantiasa mencurahkan kasih sayang dan memotivasiku.
2. Suamiku tercinta ( Hendri Adi Wibowo S.H) yang selalu membimbing,
memberikan dukungan dan do’a.
3. Adikku Didik Setyawan yang selalu memberikan dukungan dan do’a.
4. Teman-teman saya PGMI 2009 yang selalu memberikan dukungan dan
do’a.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi
guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
STAIN Salatiga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal
hidup kita di dunia dan akhirat kelak.
Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaikbaiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan.
Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan
skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun
akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuannya, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd, selaku ketua program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
3. Ibu Miftachur Rif’ah, M.Ag, selaku sekretaris Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah STAIN Salatiga.
4. Bapak Fatchurrahman, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan
kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
vii
5. Segenap bapak dan ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program
studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
6. Bapak Setu Biyanto S.pd, selaku kepala SD Negeri 2 Kauman, Kemusu,
Boyolali yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di Sekolah yang beliau pimpin.
7. Bapak/Ibu guru dan Karyawan SD Negeri 2 Kauman, Kemusu, Boyolali
yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di SD tersebut.
8. Murid-murid kelas V SD Negeri 2 Kuman, Kemusu, Boyolali yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang, doa dan
dukungan demi keberhasilan penulis.
10. Teman seperjuangan, PGMI 2009, yang selama ini telah berjuang
bersama.
11. Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih atas dukungan kalian.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia
maupun di akhirat.
Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Salatiga, 10 Desember 2013
Penulis,
Atik Lestari
viii
ABSTRAK
Lestari, Atik. 2013. Peningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Materi Iman Kepada Kitab-kitab Allah Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Kauman Kabupaten Boyolali Tahun
2013. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Dosen Pembimbing : Fatchurrahman M.pd
Kata Kunci : Hasil belajar, pendidikan agama islam, iman kepada kitab-kitab
Allah, dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata
pelajaran pendidikan agama islam materi iman kepada kitab-kitab Allah dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) kelas
V SD Negeri 2 Kauman kemusu semester 1 tahun 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga siklus yang masingmasing siklus memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planing), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif
kuantitatif,karena data yang diperoleh akan di analisis adalah berbentuk kata-kata
atau penjelasan dan berbentuk angka-angka.
Penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar dari tolok ukur pencapaian
KKM ≥70 terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara bertahap,
temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran
kooperatif tipe TAI yang tepat mampu meningkatkan hasil belajar. Dalam
penelitian ini hasil belajar siswa dapat meningkat, dilihat dari hasil tes formatif
pada setiap siklus yaitu siklus I 27,78%, siklus II 72,22% dan siklus III 94,44%
Mengacu pada hasil penelitian peneliti menyarankan kepada para guru atau calon
guru untuk selalu meningkatkan inovasi pembelajarannya dengan menggunakan
media, metode dan teknik yang bervariasi. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran PAI
pada SD Negeri 2 Kauman Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali Semester 1
tahun 2013/2014.
ix
DAFTAR ISI
JUDUL .........................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................
iv
MOTTO .......................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
D. Hipotesis Tindakan .................................................................
6
E. Manfaat Penelitian .................................................................
6
x
BAB II
F. Definisi Operasional ...............................................................
7
G. Metodologi Penelitian ............................................................
8
H. Sistematika Penulisan .............................................................
13
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ...........................................................................
15
1. Jenis-jenis belajar................................................................
17
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar........................
20
B. Pembelajaran kooperatif .........................................................
26
1. Pembelajaran kooperatif ................................................
26
a. Pengertian pembelajaran kooperatif .......................... .
26
b.Tujuan pembelajaran kooperatif................................ ..
28
c. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif............................... ..
30
d.Unsur-unsur pembelajaran kooperatif....................... ...
30
e.Kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif ..
32
2. TAI (Team Assisted Individualization) .............................
35
a.Pengertian TAI (Team Assisted Individualization)... ....
35
b.Unsur-unsur TAI (Team Assisted Individualization). ...
39
c.Kelebihan dan kelemahan TAI (Team
Assisted Individualization)..........................................
40
C. Pendidikan agama islam .........................................................
40
D. Iman kepada kitab-kitab Allah.................................................
42
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
a.
Subjek Penelitian ................................................................
46
1. Gambaran sekolah ..........................................................
46
2. Waktu penelitian ............................................................
46
3. Keadaan siswa dan guru ................................................
47
xi
b.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus ..............................................
49
1. Siklus I ...........................................................................
49
2. Siklus II ..........................................................................
52
3. Siklus III .........................................................................
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan deskripsi penelitian ..................................................
61
1. Siklus I ........................................................................
61
2. Siklus II.......................................................................
65
3. Siklus III .....................................................................
69
B. Hasil Rekapitulasi ..................................................................
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................
75
B. Saran .......................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Daftar nama siswa kelas V SD N 2 kauman, kecamatan kemusu,
kabupaten boyolali 2011/2012. ........................................................ 47
Tabel 1.2. Daftar nama guru SD N 2 Kauman, kecamatan kemusu,
kabupaten boyolali Tahun 2011/2012.............. ................................ 48
Tabel 2.1 Hasil tes formatif pada siklus I.. ....................................................... 61
Tabel 2.2 Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I .............................................................................................. 63
Tabel 2.3. Hasil tes formatif pada siklus II ....................................................... 65
Tabel 2.4. Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus II ............................................................................................ 67
Tabel 2.5. Hasil tes formatif pada siklus III ...................................................... 69
Tabel 2.6. Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus III ............................................................................................ 71
Tabel 2.7. Hasil rekapitulasi tentang hasil belajar siswa ................................... 74
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 2
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 3
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus III
Lampiran 4
Lembar test formatif siklus I
Lampiran 5
Lembar test formatif siklus II
Lampiran 6
Lembar test formatif siklus III
Lampiran 7
Hasil tes formatif siswa pada siklus I
Lampiran 8
Hasil tes formatif siswa pada siklus II
Lampiran 9
Hasil tes formatif siswa pada siklus III
Lampiran 10 Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I
Lampiran 11 Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II
Lampiran 12
Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran siklus III
Lampiran 13
Lampiran dokumentasi
Lampiran 14 Lampiran dokumentasi
Lampiran 15 Surat tugas pembimbing
Lampiran 16 Lembar konsultasi skripsi
Lampiran 17 Surat permohonan ijin penelitian
Lampiran 18 Nilai SKK mahasiswa
Lampiran 19 Riwayat hidup penulis
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi
tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik peserta didik. Tindak
mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk
dapat berkembang menjadi mandiri, siswa harus belajar (Dimyati dan
Mudjiono, 2002:5).
Menurut S. Nasution (1982:8) mengajar adalah suatu aktivitas
mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya dan hubungannya dengan anak
sehingga terjadi proses belajar.
Sedangkan belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:10) adalah
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,
melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Agar kegiatan ini
dapat diterima oleh para siswa, guru perlu berusaha membangkitkan kemauan
siswa untuk belajar. Kemauan siswa dalam belajar dapat dibangkitkan melalui
proses belajar mengajar yang efektif, yaitu keadaan belajar mengajar dimana
siswa dapat berperan aktif dan dapat menyerap materi yang diberikan oleh
guru. Kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap materi yang
diberikan kepada guru biasanya ditunjukan dengan kemampuan menjawab
pertanyaan dari guru. Pertanyaan yang diberikan oleh guru dan jawaban dari
1
siswa dapat dipakai untuk mengetahui sejauh mana materi yang diberikan
dapat diterima siswa.
Langkah guru dalam menetapkan model penbelajaran yang tepat untuk
menyampaikan materi pelajaran di kelas merupakan salah satu penentu
keberhasilan, sehingga peningkatan hasil belajar siswa dapat dicapai.
Pemilihan model pembelajaran sangat menentukan kualitas pengajaran dalam
proses belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan penagajaran diperlukan
penggunaan model pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran kooperatif yang digunakan peneliti adalah tipe TAI (Team
Assisted Individualization). Metode TAI merupakan model pengajaran secara
kelompok dimana terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai
asisten yang bertugas membantu secara individual siswa lain yang kurang
mampu dalam suatu kelompok. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai
fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup
menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya.
Pada pengajaran TAI akan memotivasi siswa saling membantu anggota
kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetensi.
PAI (Pendidikan Agama Islam), dapat melatih keterampilan berpikir
religius, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat
menemukan dan memecahkan masalah baru mengenai metode ilmiah dan
sebagainya. Proses pembelajaran PAI di SD Negeri 2 Kauman belum
memperoleh hasil yang memuaskan, yaitu nilai siswa masih dibawah KKM
2
(=70). Hal tersebut perlu ditingkatkan melalui implementasi Model
Pembelajaran Kooperatif tipe TAI.
Permasalahan dalam peneletian adalah nilai pendidikan agama islam
kelas V SD Negeri 2 Kauman Kabupten Boyolali tahun ajaran 2013/2014
belum mencapai nilai KKM (70). Peneliti mengadakan penelitian untuk
mengetahui apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Kauman Kabupaten
Boyolali tahun ajaran 2013/2014?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Kauman Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran
2013/2014.
Menurut Robert E. Slavin (2009:1) keberadaan metode-metode
pembelajaran kooperatif yang efektif kini sebenarnya akan hadir untuk
berbagai keperluan pengajaran yang ada. Banyaknya pengaruh pembelajaran
kooperatif yang efektif, khususnya untuk mencapai prestasi. Kini menjadi
mungkin bagi para guru memilih metode yang sesuai dari sekian banyak
metode kooperatif untuk diterapkan pada keperluan yang berbeda, dan untuk
menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai skema pengorganisasian utama
dalam pengajaran di kelas, dan bukan hanya untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki
jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasar penelitian dasar
yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
pencapaian prestasi dan kemandirian para siswa, dan juga akibat-akibat positif
3
yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap
teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa
harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya kedasaran bahwa para siswa perlu
belajar.
Manusia tumbuh dan berkembang dari bayi yang tak berdaya dan dalam
segala kebutuhannya bergantung pada orang lain menjadi manusia yang dapat
menyesuaikan diri dengan berbagai corak ragam dari masyarakat, dari yang
sedehana sampai yang modern dan kompleks. Untuk menjelaskan bagaimana
proses belajar itu berlangsung, timbul berbagai teori. Menurut Nasution:1982
ada teori belajar yang didasarkan atas sosiasi, ada pula atas insight, dan
prinsip yang satu tak dapat diadukan yang lain.
Robert M. Gagne membedakan 8 type belajar yakni: signal learning
(belajar isyarat), stimulus response (belajar stimulus respon), chaining
(rantai), verbal association (diskriminasi), concept (konsep), rule learning
(belajar aturan), problem solving (memecahkan masalah).
Alasan peneliti mengangkat masalah tersebut untuk memperbaiki nilai
siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru belum menunjukkan
hasil yang maksimal yaitu masih terdapat 10 siswa yang belum memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM=70). Sedangkan yang sudah mencapai
hasil yang maksimal ada 8 siswa. Selain itu, alasan dijadikan Penelitian
Tindakan Kelas, yakni : 1) Menggunakan metode ceramah kurang mampu
membangkitkan semangat siswa dalam belajar; 2) Jika disajikan dengan
model TAI, akan lebih menarik dan mampu melatih kemampuan motorik
4
siswa; 3) Model TAI melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan
memberikan komentar terhadap suatu masalah; 4) Siswa yang kurang mampu
dalam akademik dapat diterima di dalam kelompok.
Selain itu kegiatan guru sebagai usaha perbaikan pembelajaran melalui
penggunaan model TAI, diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dalam
mata pelajaran PAI. Sehingga pada proses pembelajaran siswa antusias dan
fokus pada materi yang diajarkan guru. Maka berdasarkan analisa di atas,
penulis
dalam
melakukan penelitian akan mengangkat
judul
yaitu
:”PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION) KELAS V SD NEGERI 2 KAUMAN KABUPATEN
BOYOLALI TAHUN 2013
B. RUMUSAN MASALAH
Merujuk pada latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini bagaimana pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan
prestasi hasil belajar PAI pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kauman Kabupaten
Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014?
5
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa PAI pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kauman
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014.
D. HIPOTESIS
Menurut Arikunto (1982:63) hipotesis adalah suatu jawaban sementara
terhadap permasalahan yang dirumuskan. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat
meningkatkan prestasi hasil belajar PAI pada siswa kelas V SD Negeri 2
Kauman Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian dapat dijadikan suatu tambahan ilmu pengetahuan
dalam dunia pendidikan.
b. Membangkitkan motivasi dan kemandirian belajar siswa guna
meningkatkan hasil belajar saiwa.
c. Sebagai masukan dalam perbaikan mutu pendidikan.
6
2. Manfaat Praktis
sebagai variasi dalam belajar siswa dan untuk melatih siswa
bekerjasama guna meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Supaya tidak terjadi perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama
penulisan dalam penggunaan kata pada judul, maka akan dijelaskan dalam
definisi operasional sebagai berikut:
1. Prestasi Belajar
Menurut Abu Ahmadi (1988:21) prestasi belajar adalah hasil
belajar yang telah dicapai dalam suatu usaha dalam kegiatan belajar dan
perwujudan prestasinya dapat dilihat dari nilai yang setiap mengikuti tes.
2. Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan
pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan
ajaran islam (Zuhairani, 1983:27).
3. Pembelajaran kooperatif tipe TAI
Model
pembelajaran
kooperatif
merupakan
strategi
yang
mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui
ketrampilan proses (Henny, 2003:20). Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok
kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda
7
untuk saling membantu terhadap siswa yanh mebutuhkan bantuan
(Suyitno, 2002:9)
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang diterapkan dalam penelitian tindakan
kelas. Istilah penelitian tindakan kelas diartikan sebagai bentuk penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa
meningkat (Arikunto, 2006:91). Dalam penelitian tindakan kelas, tiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Siklus tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki
prestasi belajar siswa.
2. Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Kauman
Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014. Yang berjumlah 18
siswa. Dasar pertimbangan pemilihan subyek yaitu kelas V dianggap
sudah mampu untuk berfikir secara alamiah dibandingkan dengan
kelas bawah.
8
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 2 Kauman Kabupaten
Boyolali dengan pertimbangan bahwa selain karena permasalahan
yang ada, lokasi tersebut belum pernah untuk penelitian.
c. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan kurang lebih selama kurang lebih 3 minggu, dari
tanggal 16 september 2013 sampai dengan tanggal 4 oktober 2013.
3. Siklus penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus untuk
melihat peningkatan hasil belajar PAI. Masing-masing siklus terdiri dari:
1)
Perencanaan
a) Peneliti menetapkan penggunaan pembelajaran kooparatif tipe
TAI
b) Peneliti
menbuat
skenario
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan prestasi belajar dengan meminta masukan dari
guru
c) Menyiapkan alat pelajaran
d) Membuat
lembar
observasi
guru
tentang
pelaksanaan
pembelajaran
2)
Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah
dirancang.
9
3)
Observasi
Pengamatan dilakukan bersama dengan tindakan, keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama. Kegiatan ini bertujuan untuk
memperoleh dan menggali data yang akurat bagi perbaikan siklus
berikutnya.
Observasi
dilakukan
terhadap
guru
dan
siswa.
Pengamatan yang dilakukan guru adalah mengamati kegiatan peserta
didik ketika proses pembelajaran berlangsung dengan sasaran yang
diamati yaitu keaktifan siswa dalam menemukan konsep yang
terkandung dalam materi pembelajaran, membangun hubungan
antara konsep dengam materi lain sehingga siswa menemukan
makna yang terkandung di dalam materi yang dipelajari.
4)
Refleksi
Refleksi
dilakukan
untuk
mengevaluasi
kegagalan
atau
keberhasilan tiap siklus. Kemudian direfleksikan hasil analisis yang
telah dikerjakan.
a) Apakah terjadi peningkatan kualitas belajar setelah diterapkan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) ?
b) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) diterapkan berjalan efektif ?
c) Berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan prestasi
belajar?
10
d) Sudahkah mencapai target yang diinginkan sesuai dengan yang
diharapkan guru?
e) Sudahkah guru mengadakan pendekaan pada siswa dengan baik
dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualy) sesuai dengan yang diharapkan?
4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suyadi (2010:84) teknik pengumpulan data adalah metode
yang digunakan peneliti dalam merekam data (informasi) yang
dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti adalah:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengukur atau menilai hasil dan proses
belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku
guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa
dalam mengikuti pelajaran.
b. Tes
Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini
mengukur penguasan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru
atau dipelajari oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa memperoleh
sejumlah materi
sebelumnya
dan pengujian dilakukan untuk
mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Tes yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah dengan cara mengadakan tes tertulis
11
berbentuk
pilihan
keberhasilan
ganda
siswa
untuk
setelah
mengetahui
mengikuti
kemampuan
pembelajaran
dan
dengan
menggunakan model pembelajaran tipe TAI.
c. Dokumentasi
Dokumentasi
diperoleh data siswa dan foto selama kegiatan
berlangsung.
5. Instrumen Penelitian
a. Pedoman Pengamatan
Menurut Mulyasa (2000:68) penelitian tindakan kelas selalu
berhubungan dengan data kualitatif dan kuantitatif, baik yang
menyangkut aktivitas dan kreativitas peserta didik, maupun kinerja
guru dalam pembelajaran. Penelitian tidakan kelas merupakan suatu
rangkaian langkah-langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah
terdiri dari empat tahap. Pelaksanaan tiap siklus dalam penelitian ini
merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari tiga siklus dan masingmasing siklus memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planing),
tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
b. Tes
Peneliti menggunakan instrumen soal yang berkaitan dengan materi
yang dipilih peneliti guna untuk mengetahui hasil belajar siswa.
12
c. Studi Dokumentasi
Peneliti
menggunakan
instrumen
studi
dokumentasi
untuk
mengumpulkan data yang bersifat dokumen atau kejadian-kejadian
yang telah berlangsung
6. Analisis data
Setelah data terkumpul guna mengetahui keberhasilan belajar siswa
maka peneliti menganalisis data dengan menggunakan data kuantitatif dan
data kualitatif dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Data Kuantitatif
Data yang diperoleh dengan menggunakan deskriftif prosentase nilai
siswa yang kemudian di rata-rata untuk mengetahui keberhasilan
siswa.
b. Data Kualitatif
Data yang berbentuk kata-kata atau penyataan-pernyataan yang
diperoleh dari observasi atau pengamatan digunakan sebagai dasar
untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam pembuatan skripsi penulis memulai dengan halaman sampul,
lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,
pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, selanjutnya dimulai
dengan bab-bab.
13
BAB I berisi pendahuluan terdiri dari latar belakang Masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, definisi
operasional, metodologi penelitian, sistematika penulisan.
BAB II berisi kajian pustaka mencakup:
hasil belajar, pembelajaran
kooperatif meliputi pengertian pembelajaran kooperatif, tujuan pembelajaran
kooperatif , unsur-unsur pembelajarn kooperatif, ciri-ciri pembelajaran
kooperatif, kelemahan dan kelebihan pembelajaran kooperatif, TAI (Team
Assisted Individualyization) meliputi Pengertian TAI (Team Assisted
Individualyization), unsur-unsur TAI (Team Assisted Individualyization),
kelebihan dan kelemahan TAI (Team Assisted Individualyization), pedidikan
agama islam.
BAB III berisi pelaksanaan penelitian, meliputi subyek penelitian, meliputi
gambaran sekolah, waktu penelitian, keadaan siswa dan guru, deskripsi
pelaksanaan persiklus mencakup, siklus I meliputi perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi, siklus II meliputi perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi dan siklus III meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.
BAB IV berisi hasil penelitian yang akan memamparkan tentang, deskripsi
persiklus, dan hasil rekapitulasi.
BAB V tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Bagian akhir memuat: daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup
penulis.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2010) hasil belajar merupakan pencapaian
tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar.
Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga
hasil belajar yang diukur sangat tergantung pada tujuannya.
Surayin (2007) Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu
kemampuan yang berupa keterampilan dan prilaku baru sebagai akibat
dari latihan atau pengalaman yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan
Briggs mengidentifikasi hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh
seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Sam’s, 2010: 33).
Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan
pertimbangan atau nilai berdasarkan penilaian tertentu. Proses belajar dan
mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam
rumusan
tingkah
laku
yang
diharapkan
dimiliki
siswa
setelah
menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil yang diperoleh dari penilaian
dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh sebab itu tindakan atau
kegiatan tersebut dinamakan penilaian hasil belajar. (Sudjana,2010)
Taksonomi bloom (Hasan, dkk, 1991) membagi hasil belajar atas
tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif
berhubungan dengan kemampuan berpikir, ranah efektif dengan
15
kemampuan
perasaan,
sikap,
dan
kepribadian,
sedangkan
ranah
psikomotor berhubungan dengan persoalan ketrampilan motorik yang
dikendalikan oleh kematangan psikologis.
Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh mengenai hasil belajar,
penulis mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah bukti dari
keberhasilan seseorang dalam belajar. Hasil belajar ini biasanya
diwujudkan dalam bentuk angka, nilai, maupun huruf. Semakin tinggi
hasil belajar yang dipeoleh siswa, maka berhasillah tujuan belajar yang
dilakukan siswa tersebut. Dalam penelitian ini penulis memberikan
pembatasan hasil belajar pada aspek kognitif saja, hasil belajar tersebut
dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.
1. Jenis-jenis Belajar
Menurut (Slameto, 1995: 5) dalam bukunya mengatakan jenisjenis belajar ada 11 macam, yaitu:
a. Belajar bagian (Part Learning, Fractioned Learning)
Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia
dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif,
misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris
seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh
materi pelajaran menjadi bagian-bagian satu sama lain berdiri
sendiri.
16
b. Belajar dengan wawasan (Learning By Insight)
Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang
tokoh Psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu
konsep, wawasan (insight) ini merupakan pokok utama dalam
pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Meskipun W.
Kohler sendiri dalam menerangkan wawasan berorientasi pada data
yang bersifat tingkah laku (perkembangan yang lembut dalam
menyelesaikan suatu persoalan dan kemudian secara tiba-tiba
terjadi reorganisasi tingkah laku) namun tidak urung wawasan ini
merupakan konsep yang secara prinsipil ditentang oleh penganut
aliran neo-behaviorisme.
c. Belajar diskriminatif (Discriminative Learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk
memilih
beberapa
sifat
situasi/stimulus
dan
kemudian
menjadikanya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dengan
pengertian
ini
maka
dalam
eksperimen,
subjek
diminta
untukberespon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang
berlainan.
d. Belajar global/keseluruhan (Global Whole Learning)
Di sini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhaan
berulang sampai pelajar menguasainya, lawan dari belajar bagian.
Metode belajar ini sering juga disebut metode Gestalt.
17
e. Belajar incidental (Incidental Learning)
Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar
itu selalu berarah-tujuan (intensional). Sebab dalam belajar
incidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk
belajar. Atas dasar ini maka untuk kepentingan penelitian, disusun
perumusan operasional sebagai berikut: belajar disebut incidental
bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan pada individu
mengenai materi belajar yang akan diujikan kelak.
f. Belajar instrumental (Instrumental Learning)
Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang siswa
yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada
apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil
atau gagal. Oleh karena itu capat atau lambatnya seseorang belajar
dapat diatur dengan jalan memberikan penguat (rein-forcement)
atas dasar tingkat-tingkat kebutuhan.
g. Belajar intensional (Intensional Learning)
Belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar
incidental, yang akan dibahas lebih luas pada bagian berikut.
h. Belajar laten (Laten Learning)
Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku
yang terlihat tidak terjadi secara segera, oleh karena itu disebut
laten.
18
i. Belajar mental (Mental Learning)
Perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi disini
tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses
kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Ada tidaknya belajar
mental ini sangat jelas terlihat pada tugas-tugas yang sifatnya
motoris.
j. Belajar produktif
R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif
sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah
mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari
satu situasi ke situasi yang lain. Belajar disebut produktif bila
individu mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan
dalam satu situasi ke situasi lain.
k. Belajar verbal (Verbal Learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal
dengan melalui latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal
diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari Ebbinghaus.
2.Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut uraian H.C. Witherington dan lee J. Cronbach Bapemsi,
faktor-faktor serta kondisi-kondisi yang mendorong perbuatan belajar bisa
diringkas (Mustaqim, 2004: 69-70) sebagai berikut:
19
1. Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman
dasar).
2. Penguasaan alat-alat intelektual.
3. Latihan-latihan yang terpancar.
4. Penggunaan unit-unit yang berarti.
5. Latihan yang aktif.
6. Kebaikan bentuk dan system.
7. Efek penghargaan (reward) dan hukuman.
8. Tindakan-tindakan pedagogis.
9. Kapasitas dasar.
Dari poin diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Situasi belajar
a. Kesehatan jasmani
Kekurangan gizi biasanya mempunyai pengaruh terhadap
keadaan jasmani, mudah mengantuk, lekas lelah, lesu dan
sejenisnya terutama bagi anak-anak yang usianya masih
muda, pengaruh ini sangat menonjol.
b. Keadaan psikis
Bila menengok kembali kepada perubahan jenis-jenis
belajar, nampak dengan jelas belajar lebih banyak
berhubungan dengan aktivitas jiwa, dengan kata lain
faktor-faktor psikis memang memiliki peran yang sangat
menentukan di dalam belajar.
20
Faktor psikis antara lain:
1) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada
suatu objek atau banyak sdikitnya kesadaran yang
menyertai aktivitas yang dilakukan.
2) Kognitif
a. Pengamatan
Secara umum manusia mengenal dunia nyata
melalui
pengamatan
yaitu
dengan
melihat,
membau, mencecap, dan meraba.
b. Tanggapan dan fantasi
Tanggapan adalah bayangan yang tinggal dalam
ingatan setelah melakukan pengamatan. Sedangkan
daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru
berdasarkan tanggapan-tanggapan yang sudah ada
dinamakan fantasi.
c. Ingatan
Batasan ingatan yang terbanyak diutarakan ahli
jiwa adalah mencamkan kesan-kesan, menyimpan
dan memprokdusikan.
d. Berfikir
Berfikir adalah aktivitas jiwa dengan arah yang
ditentukan oleh masalah yang dihadapi.
21
3) Faktor afektif
Afektif meliputi perasaan, emosi dan suasana hati.
Misalnya takut, marah, bingung, putus asa atau sangat
gembira. Secara garis besar bisa dibedakan menjadi
suasana perasaan riang dan suasana peraan murung.
4) Faktor motivasi
Keadaan
jiwa
individu
yang mendorong
untuk
melakukan suatu perbuatan guna mencapai suatu
tujuan.
2. Penguasaan alat-alat intelektual
Menurut HC. Witherington adalah pengertian kwantitatif
tingkat tinggi, mengarang bahasa asing dan logika. Alat-alat ini
sangat membantu dalam belajar.
3. Latihan-latihan yang terpancar
Belajar akan lebih efektif
apabila periode latihan disusun
terpancar, belajar 6 jam sehari akan lebih baik dipendekkan
menjadi 3 hari, tiap hari 2 jam.
4. Penggunaan unit-unit yang berarti
Dalam belajar dikendaki adanya pola sambutan, pola ini harus
mengandung arti dan dapat pula berarti dalam kehidupan
sehari-hari.
22
5. Latihan yang aktif
Faktor pembantu untuk mempertinggi efesiensi belajar aktif
adalah peta gambar, globe, alat-alat visuallainya yang sejenis.
6. Kebaikan bentuk dan system
Misalnya
setiap
individu
sangat
merasakan
enaknya
mempelajari suatu buku yang disusun secara sistematis, bab I
disusul bab II dengan isi yang tidak terbalik.
7. Efek penghargaan (reward) dan hukuman
Penghargaan atau hukuman perlu dipilih oleh pendidik
meskipun hanya merupakan motif yang kurang murni. Rahasia
yang diketahui oleh semua pendidik dalam hal penghargaan
dan hukuman adalah mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan
keinginan-keinginan mereka.
8. Tindakan-tindakan pedagogis
Hal-hal yang dianggap bisa menghambat antara lain, merusak
motif belajar yang sudah ada dengan merubah rencana si anak
yang memang sesuai dengan minat dan bakatnya.
9. Kapasitas dasar
Dengan kapasitas dasar yang berbeda, mereka berjalan dengan
kecepatanyamasing-masing dan mereka menangkap fakta-fakta
dengan luas dan sempitnya daerah yang mereka miliki.
23
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pembelajaran kooperatif
a. Pengertian pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran
kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau tim.
Secara sederhana kata kooperatif berarti mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu tim. Jadi, pembelajaran kooperatif dapat
diartikan belajar bersama-sama, saling membantu antara satu
dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap
orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah
ditentukan sebelumnya (Isjoni, 2010)
Pembelajaran kooperatif pertama kali muncul dari para
filosofis di awal abad Masehi yang mengemukakan bahwa dalam
belajar seseorang harus memiliki pasangan atau teman sehingga
teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan suatu masalah.
Menurut Anita Lie (2004), model pembelajaran kooperatif atau
disebut juga dengan pembelajaran gotong-royong merupakan
sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik
24
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang terstruktur.
Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam
dunia pendidikan. Pembelajaran kooperatif pertama kali muncul
dari para filosofis di awal abad Masehi yang mengemukakan
bahwa dalam belajar seseorang harus memiliki pasangan atau
teman sehingga teman tersebut dapat diajak untuk memecahkan
suatu masalah.
Menurut Slavin (1985), pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok – kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal
dan
Hans
(2000)
mengemukakan
pembelajaran
kooperatif
merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaiaan strategi yang
khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik
agar bekerjasama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl
(1994) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong
dalam perilaku sosial ( Isjoni 2010).
Jonhson
&
Johnson
(1994)
mengatakan
bahwa
pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam
kelas kedalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama
25
dengan
kemampuan
maksimal
yang
mereka
miliki
dan
mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut (Isjoni, 2010)
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan
membagi
siswa
ke
dalam
kelompok
kecil
yang tingkat
kemampuannya berbeda-beda dengan tujuan setiap siswa anggota
kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami
materi
pelajaran
dan
menyelesaikan
tugas
kelompoknya. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik
untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan saling
tolong menolong mengatasi tugas yang dihadapi.
Belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk
memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai
pendapat teman, dan saling memberikan pendapat. Selain itu dalam
belajar biasanya siswa dihadapkan pada latihan soal-soal atau
pemecahan masalah. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif
sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama
dan saling tolong menolong mengatasi tugas yang dihadapinya.
Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif
memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah
berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunaan
pembelajaran kooparatif untuk meningkatkan prestasi para siswa,
dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan
hubunngan antarkelompok, Penerimaan terhadap teman sekelas
26
yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga
diri (slavin, 2009:8).
Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Hasil belajar
individual dibawa kekelompok untuk didiskusikan dan saling
dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok
bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung
jawab bersama.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan
membagi
siswa
ke
dalam
kelompok
kecil
yang tingkat
kemampuannya berbeda-beda dengan tujuan setiap siswa anggota
kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami
materi
pelajaran
dan
menyelesaikan
tugas
kelompoknya. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik
untuk dilaksanakan.
b. Tujuan pembelajaran kooperatif
Menurut Muslimin Ibrahim, (Isjoni, 2010) terdapat tiga
tujuan
instruksional
penting
yang
dapat
dicapai
dengan
pembelajaran kooperatif yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keragaman, pengembangan keterampilan sosial.
27
1) Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam
tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas
akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa
model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsepkonsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan
bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat
meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan
norma yang berhubungan dengan hasil belajar pembelajaran
kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa
kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas Akademik.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah
penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang
bagi siswa dari bebagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan
melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling
menghargai satu sama lain.
28
3) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran koperatif adalah
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan
kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki oleh
siswa, karena kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam
mengatasi masalah – masalah sosial yang semakin kompleks,
serta tantangan bagi peserta didik supaya mampu dalam
menghadapi persaingan global.
c. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif
Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif menurut Stahl
(Isjoni,2010)adalah; (1) belajar bersama dengan teman, (2) selama
proses belajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling
mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4) belajar
dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok
kecil, (6) produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat,
(7) keputusan tergantung pada siswa sendiri, (8) siswa aktif.
Beberapa ciri dari pembelajaran koope