PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3 - FISIP Untirta Repository

  

PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM)

DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3

SKRIPSI

  

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada program

studi Ilmu Komunikasi

  Oleh :

  

RULLY BUDIAWAN

NIM. 6662 092126

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2014

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

  Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Rully Budiawan NIM : 6662 092126 Tempat & Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 26 Maret 1991 Program Studi/Konsentrasi : Ilmu Komunikasi/ Humas Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

   PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN PROGRAM K3”

  Adalah hasil karya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila kemudian skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka saya siap menerima sanksi akademik yang berlaku.

  

ABSTRAK

Rully Budiawan. NIM 6662092126. “PERANAN KELOMPOK INFORMASI

MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN

  

INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN

PROGRAM K3” . SKRIPSI. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2014.

  Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika kota Serang memiliki tugas untuk membantu penyelenggaraan urusan pemerintahan kota Serang salah satunya pada bagian penerangan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Dishubkominfo kota Serang membentuk sebuah kelompok kerja yang diberi nama Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) untuk membantu sosialisasi program K3 dalam bentuk pementasan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) episode K3.

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3. Penelitian ini menggunakan teori penyusunan tindakan. Metode penelitian menggunakan kualitatif dengan paradigma interpretatif, Wawancara dilakukan kepada 3 informan yang mewakili pihak penyelenggara pada kegiatan sosialisasi program K3.

  Hasil penelitian menunjukkan, Peran KIM Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3 meliputi 4 tahap yaitu persiapan, publikasi, pelaksanaan dan evaluasi. Persiapan meliputi pembuatan Term Of Reference (TOR) kegiatan. Publikasi dilakukan dengan cara langsung dan memanfaatkan media massa. Pelaksanaan dengan menjalankan naskah cerita yang sudah disusun sesuai dengan lakon pemain yang sudah ditentukan. Evaluasi dilakukan dengan melihat hambatan dan kendala yang terjadi selama pelaksanaan pementasan KIM episode K3 ini berlangsung.

  Kata kunci : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dan Teori Penyusunan Tindakan

  

Rully Budiawan. NIM 6662092126. "THE ROLE OF KELOMPOK

  

INFORMASI MASYARAKAT (KIM) DEPARTMENT OF TRANSPORTATION,

COMMUNICATION AND INFORMATION SERANG IN SOCIALIZING K3

PROGRAM". Thesis. Communication Studies Program. Faculty of Social and

Political Sciences. University of Sultan Agung Tirtayasa. 2014.

  

Department of Transportation, Communication and Information Serang has a

duty to assist the organization of city government affairs Attack one of them on the

lighting. In performing these duties, Dishubkominfo Serang formed a working

group called Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) to help disseminate the

program in the form of staging K3 Community Information Group (KIM) K3

episode.

  

The purpose of this study was to determine the role of Kelompok Informasi

Masyarakat (KIM) Dishubkominfo Serang in disseminating K3 program. This

study uses the theory of action preparation. Using qualitative research methods

with interpretive paradigm, the third informant interviews were conducted on

behalf of the organizers on the socialization of K3 program.

The results showed, The Role of KIM Dishubkominfo Serang in socialization of

K3 program includes four stages: preparation, publication, implementation and

evaluation. Preparation includes the making of the Term of Reference (TOR)

activity. Publication is done in a straightforward manner and utilize the mass

media. Implementation of the running text of a story that has been prepared in

accordance with the play of players who have been determined. Evaluation is

done by looking at the barriers and obstacles that occur during the execution of

K3 took place.

  

Keywords : Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) and Theory Preparation

action

  Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kehendak, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir skripsi yang berjudul PERANAN KELOMPOK INFORMASI

  

MASYARAKAT (KIM) DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN

  

INFORMATIKA KOTA SERANG DALAM MENSOSIALISASIKAN

PROGRAM K3 tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu

  syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata-1 (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sultan Ageng Tritayasa Serang-Banten.

  Penulis menyadari seutuhnya bahwa dalam penyusunan skrpsi ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat terbatasnya pengetahuan, pengalaman serta kemampuan penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa depan.

  Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan dorongan dan bimbingan sampai skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada :

  1. Yth. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Yth. Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Yth. Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.IKom selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Yth. Iman Mukhroman, M.Si selaku dosen pembimbing atas arahan dan bimbingannya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

  6. Yth. Dipl. Ing (FH). Rangga Galura Gumelar, M.Si selaku dosen pembimbing atas masukan, arahan, waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi dan penulis menempuh kuliah di kampus ini.

  7. Ibunda tercinta, Dra.Salamatul Ihatoh, Paman Tercinta, Ahmad Majidudin, Kembaranku Rizky Budianto dan kedua adik tercintaku, Ferra Widhiyawati dan Yulia Trisna Wahyuni yang selalu sabar memberikan dukungan serta do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  8. Yth. Dra. Rahmi Winangsih, M.Si selaku dosen pembimbing akademik atas semua nasehat dan bimbingannya selama penulis menempuh perkuliahan di kampus ini.

  9. Yth. Ika Kartika, S.Sos M.si selaku mantan Kasi Kominfo dan segenap staf Dishubkominfo yang telah mengizinkan dan memberikan kemudahan akses kepada penulis selama melakukan penelitian ini. membimbing dan tidak ada henti-hentinya untuk memberi nasehat kepada penulis.

  11. Segenap dosen dan staf di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  12. Teman-teman angkatan 2009 jurusan Ilmu Komunikasi dan kawan lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan,dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan karya berikutnya. Semoga laporan akhir skripsi ini bisa menambah pengetahuan kita mengenai dunia komunikasi.

  Serang, Oktober 2014 Penulis, RULLY BUDIAWAN

  

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ABSTRAK………………………………………………………………... i ABSTRACT……………………………………………………………….. ii KATA PENGANTAR………………………………………………….....

  iii

  DAFTAR ISI…………………………………………………………….... vi DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... x DAFTAR TABEL………………………………………………………... xi DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……………………………………....

  1 1.2 Pertanyaan Penelitian…………………………………………...

  9 1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………..

  9 1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………...

  10 1.4.1 Manfaat Akademik………..………………………….

  10 1.4.2 Manfaat Praktis……...………………………………..

  10

  Halaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Komunikasi Persuasif...…………………………………………

  11 2.2 Sosialisasi………………………………………………………..

  16

  2.3 Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang…………………………………….

  18

  2.3.1 Sosialisasi Program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang………...………………………………….

  20 2.4 Kerangka Berpikir……………………………………………….

  21

  2.4.1 Kerangka Teori.....………….…………………………

  21

  2.4.2 Kerangka Konseptual…………………………………

  23

  2.5 Penelitian Pendahulu……………………………………………

  26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian………………………………………………

  33 3.1.1 Pendekatan Penelitian…………….…………….…….

  34

  3.1.2 Paradigma Penelitian…………………………….……

  35

  3.2 Sumber Data Penelitian…………………………………………

  36 3.2.1 Jenis Data……………………………………………..

  36 3.2.2 Subjek Penelitian……………………………………...

  37 3.2.3 Objek Penelitian………………..……………………..

  37

  Halaman 3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………….....

  38 3.4 Teknik Analisis Data……………………………………………..

  39 3.5 Teknik Validitas Data…………………………………………….

  40 3.6 Informan Penelitian……………………………………………….

  41 3.7 Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………….

  42 BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Subjek Penelitian.………………………….……………

  44

  4.1.1 Profil Kota Serang………………………….……………

  44 4.1.1.1 Visi dan Misi Kota Serang……..……………..

  45

  4.1.2 Profil Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Serang……………..………………….

  46 4.1.2.1 Maksud dan Tujuan…………………………..

  48

  4.1.2.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi

  49

  4.1.2.3 Visi dan Misi Dishubkominfo kota Serang

  53 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………………………………………….

  55

  4.2.1 Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3………………………………………….…...

  63

  Halaman

  4.2.2 Publikasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3………………………………………………

  69

  4.2.3 Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang……………………………………………….

  74

  4.2.4 Evaluasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3

  79 4.3 Pembahasan………………………………………………………..

  82 BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan…………………………………………………………

  88 5.2 Saran………………………………………………………………..

  90 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...

  92 LAMPIRAN………………………………………………………………….. xiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Penelitian..…..…………………………

  24 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dishubkominfo……………………..

  58 Gambar 4.2 Suasana Pementasan KIM episode K3 (I)……………….

  68 Gambar 4.3 Suasana Pementasan KIM episode K3 (II)..……………..

  68 Gambar 4.4 Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak luar)……..

  72 Gambar 4.5 Leaflet pementasan KIM episode K3 (tampak dalam)…..

  72

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya…………………………………………

  30 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian………………………………………………

  43 Tabel 4.1 Luas Wilayah Pembagian Administrasi Kota Serang…………

  45 Table 4.2 Susunan Organisasi DISHUBKOMINFO Kota Serang………

  50 Tabel 4.3 Daftar Kecamatan / Kelurahan di Kota Serang………………..

  71

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I - Surat Ijin Penelitian Lampiran II - Struktur Organisasi Dishubkominfo kota Serang Lampiran III - Copy Term Of Reference (TOR) Pementasan KIM episode K3 Lampiran IV - Copy leaflet pementasan KIM episode K3 Lampiran V - Skrip Peraturan Daerah kota Serang Nomor 10 tahun 2010 Lampiran VI - Pedoman wawancara Lampiran VII - Dokumentasi Penelitian

  

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Adanya reformasi yang terjadi pada tahun 1998 telah memberikan perubahan yang signifikan khususnya pada bidang pemerintahan. Sistem pemerintahan Indonesia yang sebelumnya menggunakan sentralisasi, semenjak reformasi berubah menjadi desentralisasi. Sistem desentralisasi itupun akhirnya berkembang dan lebih kita kenal dengan sebutan otonomi daerah saat ini. Berkaitan dengan perubahan tersebut, Banten sebagai salah satu propinsi termuda di Indonesia juga menerapkan sistem otonomi daerah hingga ke tingkat kota/kabupaten. Kota Serang merupakan daerah yang pemerintahannya diatur sendiri oleh pemerintah kota yang dipimpin oleh seorang Walikota.

  Kota pada hakikatnya adalah suatu tempat yang akan berkembang terus menerus sesuai dengan perkembangan jaman dan potensi yang dimilikinya.

  Dalam perkembangannya, segala aspek akan ikut tumbuh dan berkembang serta memunculkan permasalahan yang kompleks pula. Perkembangan dan perubahan suatu kota terjadi pada kondisi fisik, ekonomi, sosial dan politik. Para perencana kota diharapkan dapat mempertahankan atau memelihara

  2

  1 perubahannya.

  Berdasarkan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk melakukan pengaturan terhadap daerah masing- masing. Sebagai wujud dari pengaturan terhadap daerah, terlihat setiap pemerintah daerah kabupaten maupun kota di seluruh Indonesia seakan terlihat berlomba untuk melakukan pengaturan terhadap kegiatan liar yang dinilai mengganggu aktivitas masyarakat umum dalam kota. Hal ini terlihat hampir setiap kota maupun kabupaten mengeluarkan peraturan daerah dalam rangka mengatasi masalah ketertiban, kebersihan dan keindahan.

  Pada perkembangan masyarakat dewasa ini, masih banyak masyarakat di Kota Serang yang belum memahami atau mengerti tentang K3 (Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan). Banyak masyarakat umum atau kelompok yang masih menghiraukan K3, seperti masih membuang sampah sembarangan. Hal itu menggangu ketertiban di masyarakat, sedangkan K3 sendiri sangat penting bagi lingkungan.

  Akibat tidak memahami K3, membuat ketertiban umum menjadi terganggu, kebersihan kurang terjaga dan keindahan dilingkungan masyarakat menjadi tidak enak dipandang karena tidak terjaganya ketertiban dan kebersihan umum dilingkungan masyarakat. K3 penting untuk 1 disosialisasikan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika karena Catanese & Snider,1988. Perencanaan Kota. Jakarta: Erlangga.

  3 masyarakat bisa memahami pentingnya K3.

  Dalam menjalankan sosialisasi K3, Dishubkominfo bagian seksi kominfo (komunikasi dan informatika) membentuk KIM (Kelompok Informasi Masyarakat). KIM ini dibentuk dalam kaitannya untuk mensosialisasikan program K3, karena masih banyak masyarakat yang menghiraukan K3.

  KIM yang merupakan kepanjangan dari Kelompok Informasi Masyarakat adalah organisasi sosial/individu/kelompok bersifat wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat yang dibentuk oleh Dishubkominfo kota Serang.

  Dalam era reformasi dan situasi peluberan informasi global maka keberadaan kelompok informasi masyarakat dirasa perlu, karena kondisi sebagian masyarakat yang belum memiliki kemampuan memadai untuk menelaah muatan informasi, baik karena faktor sosial (edukatif), ekonomis maupun cultural. Hubungan dibentuknya KIM dengan sosialisasi K3 yaitu karena masih banyak masyarakat yang masih menghiraukan kebersihan, ketertiban dan keindahan (K3), seperti membuang sampah sembarangan mengakibatkan kebanjiran, berusaha atau berdagang di trotoar, jalan atau badan jalan, taman jalur hijau yang bukan peruntukannya sehingga membuat ketertiban umum terganggu.

  4 yaitu menjalankan sosialisasi Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 tentang K3. Salah satu urusan yang menjadi kewenangan dimaksud adalah untuk melaksanakan ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) di Kota Serang. Ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) mempunyai nilai yang sangat penting didalam penyelenggaraan pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan serta memerlukan pembiayaan di dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu agar pelaksanaan ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) dapat berjalan secara efektif, maka diperlukan adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang ketertiban kebersihan dan keindahan (K3) sebagaimana dimaksud Peraturan Daerah Kota Serang No.10 Tahun 2010 tentang K3.

  Dalam penelitian ini peneliti menganalisis tentang pelaksanaan K3 (ketertiban kebersihan dan keindahan) di Kota Serang khususnya di Kecamatan Kasemen. Karena berdasarkan pengamatan peneliti, di daerah kecamatan Kasemen masih banyak masyarakat yang kurang memahami tentang K3 seperti kebersihan, banyaknya yang membuang sampah sembarangan, mengganggunya ketertiban umum, seperti mempergunakan ruang jalan selain peruntukan jalan umum, berusaha atau berdagang di trotoar, sehingga dapat menggangu ketertiban lingkungan masyarakat.

  Kasus-kasus yang menyangkut masalah kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus meningkat. Masalah tentang kebersihan lingkungan yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat selalu tidak sadar akah hal kebersihan lingkungan. Tempat pembuangan kotoran tidak dipergunakan dan dirawat

  5 pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan air dan udara sering menyerang golongan keluarga ekonomi lemah. Berbagai upaya pengembangan kesehatan anak secara umum pun menjadi terhambat.

  Fakta yang ditemukan oleh penulis di lapangan, permasalah K3 di kecamatan Kasemen diantaranya masih banyak masyarakat dilingkungan yang menghiraukan kebersihan seperti membuang sampah sembarangan karena tidak adanya tempat pembuangan sampah, sehingga masyarakat dengan bebas membuang sampah sembarangan seperti di sungai dan selokan. Selain itu, tidak lancarnya perairan selokan maupun sungai yang tersumbat akibat menumpuknya sampah hasil pembuangan sembarangan warga sewaktu-waktu sering mengakibatkan banjir di daerah Kasemen.

  Akibat kurangnya informasi dan pengetahuan tentang K3, Dishubkominfo Kota Serang membuat program sosialisasi untuk masyarakat, supaya dapat mengetahui dan memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Dalam memberikan informasi yang bermanfaat untuk masyarakat perlunya komunikasi yang baik dalam mensosialisasikan program K3.

  Salah satu kajian dari ilmu komunikasi adalah proses komunikasi, dimana komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik

  6

  2

  sendiri dalam kajian komunikasi memiliki arti sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

  Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam hidup bermasyarakat. Karena hal itu merupakan salah satu faktor terfatal untuk menciptakan interaksi sosial dan hubungan sosial. Pentingnya keefektifan komunikasi dalam sosialisasi karena komunikasi merupakan elemen penting bagi proses sosialisasi dalam masyarakat. Tanpa adanya komunikasi antar anggota masyarakat, proses sosialisasi tidak akan dapat berlangsung. Jadi, dengan adanya komunikasi, proses sosialisasi dalam masyarakat akan dapat berlangsung secara maksimal.

  Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Dengan melakukan komunikasi yang baik, Dishubkominfo Kota Serang diharapkan bisa mensosialisasikan program K3 dengan baik dan tepat sasaran.

  Dalam komunikasi terdapat beberapa komponen yang menjadi syarat

  3 2 terjadinya proses komunikasi diantaranya :

Onong Uchjana Effendy, 2004. Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti.

3 Hlm:5 Ibid.

  7

  2. Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang;

  3. Komunikan : orang yang menerima pesan;

  4. Media : saran atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlah nya;

  5. Efek : dampak sebagai pengaruh pesan.

  Strategi adalah adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri

  4 khalayak dengan mudah dan cepat.

  Strategi dimulai dengan perencanaan konsep pementasan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat). KIM atau Kelompok Informasi Masyarakat adalah organisasi sosial/ individu/ kelompok yang bersifat wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Dishubkominfo Kota Serang dalam pelaksanaan Program Strategi komunikasi KIM di bidang K3 meliputi 4 4 program kerja yaitu perencanaan untuk melaksanakan Program pementasan Anwar Arifin, 1984. Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung: ARMICO.

  Hlm:10.

  8 pementasan sosialisasi K3, dan evaluasi program pementasan KIM di bidang K3 yang dijalankan.

  Tujuan diadakannya sosialiasi K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) diantaranya untuk memperoleh dan menyalurkan informasi, memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, dan dapat menjadi sumber informasi yang terpercaya dan faktual bagi masyarakat dan membiasakan individu dengan nilai-nilai dan

  5

  kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat. Adapun masalah yang dihadapi oleh KIM dalam upaya mensosialisasikan K3 yaitu kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat tentang ketertiban, kebersihan dan keindahan (K3).

  Terbentuknya KIM dikarenakan kondisi masyarakat yang belum memiliki kemampuan memadai, untuk menelaah muatan-muatan informasi, baik karena fakta sosial (edukatif), ekonomis maupun kultural. Ketidakpedulian atau menghiraukan ketertiban, kebersihan dan keindahan bagi masyarakat umum atau kelompok.

  Sebagaimana latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, merupakan satu hal yang menarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul penelitian “Peranan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)

5 Term of Reference (TOR) pementasan Kelompok Informasi Masyarakat episode K3. Diterbitkan

  oleh Dishubkominfo bidang Komunikasi dan Informatika kota Serang

  9

  Mensosialisasikan Program K3”.

  1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

  Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, maka identifikasi masalah penelitian yang ingin diketahui adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3?

  2. Bagaimana Publikasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3?

  3. Bagaimana Pelaksanaan sosialisasi program K3 oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang?

  4. Bagaimana Evaluasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Mengetahui Persiapan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3

  2. Mengetahui Publikasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam mensosialisasikan program K3

  10 Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang

  4. Mengetahui Evaluasi yang dilakukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang dalam sosialisasi program K3

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat Teoritis Secara Teoritis penelitian ini dapat dijadikan sumbangan untuk meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan bagi program studi ilmu komunikasi. Dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan informasi yang berarti bagi ilmu komunikasi pada umumnya, terutama dalam kaitan dengan Peran Komunikasi.

  1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Dishubkominfo kota Serang mengenai pentingnya strategi komunikasi dalam melaksanakan sosialisasi program tentang Peraturan Daerah..

TINJAUAN PUSTAKA

  Kehidupan manusia tidak terlepas dari ruang lingkup komunikasi. Manusia sebagai makhluk sosial, maka dengan komunikasi tidak saja sebagai alat untuk kontak hubungan dengan antara individu, namun komunikasi juga merupakan alat bagi manusia untuk bertahan hidup.

  Komunikasi memiliki kekuatan untuk melakukan seleksi terhadap berbagai stimuli yang ada disekitarnya. Dalam kehidupan masyarakat, komunikasi selain berguna sebagai perantara namun juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari diri masyarakat. Pada bab ini, penulis menguraikan kajian pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

2.1 Komunikasi Persuasif

  Komunikasi mengandung makna bersama-sama. Dalam istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin yakni communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama, dan komunikasi menyarankan bahwa

  6 suatu pesan dianut secara bersama-sama.

  Komunikasi mengandung pengertian dasar yaitu komunikasi itu 6 minimal harus mengandung kesamaan makna antara kedua belah pihak yang

  

Widjaja, 2000. Pengantar Studi Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hlm:8

  12 juga sangat dibutuhkan, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain sebagainya.

  Carl I Hovland mendefinisikan bahwa : “komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyamaikan rangsangan (biasanya lambing- lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain

  7

  (komunikan).” Sedangkan Wilbur Schramm yang dikutip oleh Onong Uchjana

  Effendi menyampaikan apa yang disebut “The Condition of Success In

  Communication” , yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan

  agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki. Kondisi

  8

  tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

  1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

  2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan, sehingga sama-sama mengerti.

  3. Pesan-pesan harus mambangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan 7 menyerahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

  

Deddy Mulyana, 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

8 Hlm:62 Op Cit. Onong Uchjana Effendy.

  13 tadi yang layak bagi situasi kelompok, dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

  Dengan memperhatikan syarat tersebut jelaslah mengapa para expert komunikator memulai dengan meneliti sedalam-dalamnya tujuan komunikan dan mengapa “Know Your Audience” merupakan ketentuan utama dalam komunikan, sebabnya karena hal itu sangat penting untuk diketahui ketentuan

  9

  sebagai berikut : 1. Timming yang tepat untuk menyampaikan suatu pesan.

  2. Menggunakan bahasa yang baik, agar pesan dapat dimengerti oleh komunikan.

  3. Sikap dan nilai yang haus disampaikan agar efektif 4. Mengetahui dengan jelas kelompok yang akan disampaikan pesan.

  Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says What Which

  Channel To Whom With What Effect”. Menurut Laswell, segala sesuatunya

  harus dikaitkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban

  10

  terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut :

  9 10 Ibid. Onong Uchjana Effendy. Hlm:34.

  Littlejohn. 2009. Teori Komunikasi (Theories of Human Communication), terjemahan Mohammad Yusuf Hamdan, Jakarta : Penerbit Salemba Humanik.

  14

  2. Says What? (Pesan apa yang dinyatakannya?)

  3. In which channel? (Media apa yang digunakannya?)

  4. To Whom? (Siapa komunikannya?) Efek yang diharapkan, secara implisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama. Pertanyaan tersebut ialah :

  1. When (Kapan dilaksanakannya?)

  2. How (Bagaimana melaksanakannya?)

  3. Why (Mengapa dilaksanakan demikian?) Komunikasi akan berhasil apabila komunikator berhasil mewujudkan motif komunikasi pada diri komunikan. Tujuan komunikator adalah agar komunikan mengerti, agar komunikan sedih, agar komunikan marah, dll. Perubahan yang dimaksud biasanya dalam bentuk kognitif, afektif dan

  11 konatif.

  Perubahan kognitif yaitu memberikan informasi (berupa apa yang diketahui dan apa yang dipahami), kepercayaan dan merubah apa isi dari pikiran komunikan. Perubahan afektif, yaitu perubahan yang terjadi pada motif (apa yang diinginkan), sikap (penilaian) dan emosi. Perubahan konatif (behavior) adalah perubahan pada tindakan seperti kebiasaan dan kemauan.

11 Jalaluddin Rakhmat, 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm:46.

  15 kenyataan yang tidak bisa dinafikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ronald L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol menyatakan :

  "complext process of communication by which one individual or group elitict (intentionally or unintentionally) by nonverbal and/or verbal means a specific response from another individual or groups.” Artinya persuasi adalah proses komunikasi yang

  kompleks ketika individu atau kelompok mengungkapkan pesan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja melalui cara-cara verbal dan nonverbal untuk memperoleh respons tertentu dari

  12

  individu atau kelompok lain.” Bettinghous merumuskan persuasi sebagai: "Komunikasi manusia yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai atau sikap mereka." Sedangkan Winston Brembeck dan William Howell dalam Persuasion : A Means of Social Change (1952), mendefinisikan persuasi sebagai:

  "Usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif-motif orang ke arah tujuan yang sudah ditetapkan. Persuasi sebagai communication intended to influence choise (komunikasi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi

  13

  pilihan orang).”

  12 Ronald L. Applbaum dan Karl W.E. Anatol. 1974. Strategy for Persuasive Communication, 13 Columbia, Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company.Hlm:12.

  

Djamaluddin Malik dan Yosal Iriantara. 1994. Komunikasi Persuasif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya. Hlm:5.

  16 diuraikan di atas, komunikasi persuasif dalam penelitian ini menjadi landasan kajian dalam permasalahan penelitian yang diangkat. Adapun kajian komunikasi persuasif dalam penelitian ini dilihat dari pembuatan program K3 oleh KIM Dishubkominfo kota Serang melalui pementasan teater bobodoran madani yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat di bidang K3.

2.2 Sosialisasi

  Sosialisasi merupakan proses belajar, pada dasarnya sifat manusia adalah tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum diketahuinya, seperti belajar norma-norma untuk dapat beradaptasi dangan lingkungan sosialnya, hal tersebut sejalan dengan pendapat Peter L Berger bahwa sosialisasi merupakan proses dengan mana seseorang belajar menjadi

  14 anggota masyarakat.

  Sedangkan Sosialisasi menurut Charles R Wright adalah : “Proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma-norma sosialnya, sehingga membimbing orang tersebut untuk

  15

  memperhitungkan harapan-harapan orang lain.”

  14 15 Sutaryo, 2005. Dasar-dasar sosialisasi. Jakarta : Rajawali Press. Hlm:156.

  Ibid.

  17 terletak pada objek dari sosialisasi yaitu masyarakat yang di lihat dari sudut hubungan antara manusia, dan proses yang di timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antara manusia sebagai anggota kelompok.

  Sosialisasi merupakan proses belajar mengajar mengenai pola-pola tindakan interaksi dalam masyarakat sesuai dengan peran dan status sosial yang dijalankan masing-masing. Dengan proses itu, individu akan mengetahui dan menjalankan hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing dan kebudayaan suatu masyarakat. Soerjono Soekanto menyatakan sosialisasi adalah proses sosial tempat seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan

  

16

perilaku orang-orang di sekitarnya.

  Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat) : 1) Sosialisasi primer

  Sosialisasi primer merupakan proses sosialisasi yang pertama dan utama yang terjadi pada seseorang, yakni sejak dilahirkan, berkenalan dan sekaligus belajar bermasyarakat sehingga dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat tersebut.

16 Soerjono Soekanto, 2006. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafmdo.Persada.

  18 sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).

  2) Sosialisasi sekunder Setelah menjalani sosialisasi primer, individu dianggap cukup mempunyai bekal untuk bergaul di lingkungan yang lebih luas. Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.

  Bentuk-bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama.

  17

2.3 Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dishubkominfo kota Serang

  Dalam era reformasi dan situasi peluberan informasi global, masih diperlukan keberadaan kelompok informasi masyarakat, karena kondisi sebagian masyarakat yang belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menelaah muatan informasi, baik karena faktor sosial (edukatif), ekonomis maupun kultural. Sebagai dinas yang bertugas untuk membantu penyelenggaraan pemerintah yang bersifat penerangan kepada masyarakat, 17 Dinas perhubungan komunikasi dan Informatika kota Serang membentuk

  

Term of Reference (TOR) pementasan Kelompok Informasi Masyarakat episode K3. Diterbitkan

oleh Dishubkominfo bidang Komunikasi dan Informatika kota Serang

  19 menyampaikan penerangan informasi dan komunikasi kepada masyarakat.

  KIM atau kelompok informasi masyarakat adalah organisasi sosial/individu/kelompok yang bersifat wirausaha bergerak dalam bidang pengelolaan informasi dan komunikasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. KIM sendiri dibentuk oleh Dinas Perhubungan Komunikasi, dan Informatika kota Serang untuk menjalankan fungsinya sebagai pelaksana penyelenggara urusan di bidang komunikasi dan informatika.

  Dalam menjalankan tugasnya, Dishubkominfo melakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk pementasana KIM. Pementasan KIM ini merupakan salah satu upaya Dishubkominfo Kota Serang dalam menyampaikan berbagai kebijakan pemerintah dalam hal ini Pemkot Serang kepada masyarakat luas sehingga terdistribusi dengan baik ke seluruh masyarakat di 6 (enam) kecamatan yang ada di kota Serang.