ANALISIS KINERJA ANGGOTA KOMISI B BIDANG PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA MAGELANG TAHUN 2018 - STIE Widya Wiwaha Repository

  

ANALISIS KINERJA ANGGOTA KOMISI B BIDANG

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA MAGELANG TAHUN 2018

TES IS

  Wiwaha Plagiat

  Diajukan Oleh :

  Widya

AJI S ETYAWAN

NIM : 161203205

  Jangan STIE

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

  

2018

  

ANALISIS KINERJA ANGGOTA KOMISI B BIDANG

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA MAGELANG TAHUN 2018

TES IS

  Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S2 / gelar M agister pada Program M agister M anajemen

  STIE WIDYA WIWAHA

  Wiwaha Plagiat Widya

  Diajukan Oleh :

  Jangan STIE

AJI S ETYAWAN

NIM : 161203205

  

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2018

  

TES IS

ANALISIS KINERJA ANGGOTA KOMISI B BIDANG

PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA MAGELANG TAHUN 2018

  Oleh :

  

AJI S ETYAWAN

NIM : 161203205

  Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji

  Pada tanggal : 11 April 2018

Dosen Penguji

  Wiwaha

Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D

  Plagiat

  Dosen Pembimbing I Dosen Penguji II / Dosen Pembimbing II

  Widya Dr. Dessy Isfianadewi, S E, MM Drs. Muhammad S ubkhan, MM

  Jangan STIE

  dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar M agister

  

Yogyakarta, 11 Apri 2018

  M engetahui,

  

PROGRAM MAGIS TER MANAJEMEN

S TIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D

  

PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

  Yogyakarta, April 2018

  

AJI S ETYAWAN

NIM : 161203205

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang M aha Esa, atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan tesis M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran tesis ini, yaitu kepada :

  1. Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D selaku Direktur Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha 2. Dr. Dessy Isfianadewi, SE, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

  3. Drs. Muhammad Subkhan, MM selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

  4. Dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini.

  5. Dosen Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

  6. Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota Magelang 7.

  Ketua Bada Kehormatan (BK) DPRD Kota Magelang 8. Ketua Komisi B BPRD Kota Magelang 9. Seluruh anggota Komisi B DPRD Kota Magelang.

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

10. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.

  Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak saya mengucapkan terima kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penulisan ini sangat saya harapkan.

  Yogyakarta, April 2018 Penulis

  Wiwaha

AJI S ETYAWAN

NIM : 161203205

  Plagiat Widya Jangan STIE

  DAFTAR IS I

  HALAM AN JUDUL ........................................................................................ i HALAM AN PENGESAHAN .......................................................................... iii PERNYATAAN ............................................................................................... iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAM BAR ....................................................................................... x ABSTRAKSI ................................................................................................... xi

  Wiwaha

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................

  1 Plagiat

  B. Rumusan M asalah ..................................................................... 5

  Widya

  C. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 5

  D. Tujuan penelitian ....................................................................... 5 E. M anfaat Penelitian .....................................................................

  STIE

  6 Jangan

  BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ..........................................................................

  7 B. Penelitian Terdahulu ..............................................................

  18 BAB III M ETODE PENELITIAN

  A. Desain Penelitian ...................................................................... 20 B. Definisi Operasional .................................................................

  20 C. Obyek dan Subyek Penelitian....................................................

  21

  D. Jenis dan Sumber Data .............................................................

  22 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................

  22 F. M etode Analisis Data ...............................................................

  24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................

  26 B. Hasil Penelitian ........................................................................

  29 C. Pembahasan ..............................................................................

  63 BAB V KESIM PULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..............................................................................

  70 B. Saran ........................................................................................

  71 DAFTAR PUSTAKA

    STIE Widya

  Wiwaha Jangan Plagiat

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang M asa Keanggotaan 2014-2019 .................................................................

  3 Tabel 3.1. Definisi Operasional ........................................................................ 21 Tabel 4.1. Penilaian Kinerja Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang.........

  35

      Wiwaha Plagiat

  Widya Jangan STIE

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Alur Informasi M enjaring Aspirasi M asyarakat .......................... 44

                       

  Wiwaha      

  Plagiat    

  Widya        

  Jangan STIE                            

ABS TRAK

   

  Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kota M agelang dalam melaksanakan tugas masih ditemukan kendala jumlah anggota Dewan Komisi B yang tidak sebanding dengan bidang tugasnya, Ketersediaan data dan akses sumber data Perokonomian dan Keuangan daerah yang dimiliki anggota Dewan Komisi B masih kurang, latar belakang pendidikan anggota Komisi B yang beragam dan pandangan masyarakat yang menganggap anggota DPRD tidak bekerja padahal pekerjaan di komisi B cukup kompleks. Hal ini yang menarik untuk dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui kinerja Anggota Komisi B Bidang perekonomian dan keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang dan upaya peningkatan kinerjanya.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memahami, mengkaji secara mendalam mengenai kinerja anggota serta masalah-masalah yang ditemukan serta jalan keluarnya dalam rangka tercipta kinerja anggota Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang yang baik yang berdaya guna dan berhasil guna.dengan 7 orang narasumber.

  Hasilnya Kinerja Anggota Komisi B Bidang perekonomian keuangan dan

  Wiwaha

  Kesehatan DPRD Kota M agelang dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, baik dalam fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan sudah berjalan dengan baik apabila ditinjau dari sisi kualitas, kuantitas, efektivitas, kemandirian dan komitmen kerja, namun beberapa kendala masih dihadapai antara lain

  Plagiat

  kualitas sumber daya manusia anggota, kemudian masih ada yang terlihat kurang disiplin, belum adanya penerapan punishment kepada anggota Dewan

  Widya

  yang tidak menjalankan tugasnya dan jumlah anggota Dewan Komisi B yang tidak sebanding dengan bidang tugasnya, keterbatasan sarana dan prasarana. Upaya peningkatan kinerja Komisi B Kota M agelang yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan kompetensi anggota Komisi B dengan mengadakan workshop, pendidikan dan pelatihan baik itu dalam bidang perkonomian dan

  Jangan STIE

  keuangan, fungsi pengawasan, dan legal-drafting; melakukan perekrutan anggota staf ahli yang sesuai kompetensi dengan Komisi B; melakukan koordinasi dan pembinaan yang berkelanjutan, ikut menyertakan mitra kerja komisi-komisi lainnya yang ada di DPRD; peningkatan disiplin dan tanggungjawab anggota Komisi B dalam mengatur mekanisme kerjanya, baik itu berkenaan kedudukan, susunan, tugas, wewenang, hak dan tanggung jawab DPRD beserta alat kelengkapan lainnya; dan menjalin kerjasama dengan pihak terkait. Kata Kunci : Kinerja, Komisi B

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintahan Daerah, serta unsur Lembaga Pemerintahan Daerah yang memiliki

  tanggungjawab yang sama dengan Pemerintah Daerah dalam membentuk Peraturan Daerah untuk kesejahteraan rakyat Kota M agelang. Fungsinya adalah legislasi diwujudkan dalam membentuk Peraturan Daerah bersama Kepala

  Wiwaha

  Daerah, anggaran diwujudkan dalam menyusun dan menetapkan APBD bersama Pemerintah Daerah serta pengawasan yang diwujudkan dalam bentuk pengawasan

  Plagiat

  terhadap pelaksanaan Undang-undang, Peraturan Daerah, Keputusan Kepala

  Widya

  Daerah dan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Daerah. Untuk terlaksananya tugas dan fungsi DPRD Kota M agelang, perlu ditunjang ketersediaan alat kelengkapan Dewan, yaitu pembentukkan komisi-komisi kerja, seperti Komisi B

  Jangan STIE

  membawahi Bidang Perekonomian Dan Keuangan. (Kaho, 2005 : 279) Tugas Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan DPRD, yaitu (1) mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai ketentuan perundang undangan, (2) melakukan pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah dan rancangan keputusan DPRD, (3) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan APBD sesuai ruang lingkup tugas komisi, (4) membantu pimpinan DPRD untuk menyelesaikan masalah yang disampaikan Kepala Daerah dan atau masyarakat kepada DPRD, (5) menerima, menampung dan membahas serta menindak lanjuti aspirasi masyarakat, (6) memperhatikan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah, (7) melakukan kunjungan kerja Komisi yang bersangkutan atas persetujuan pimpinan DPRD, (8) mengadakan rapat kerja dan rapat dengan pendapat, (9) mengajukan usul kepada pimpinan DPRD yang termasuk dalam ruang lingkup bidang tugas komisi, dan (10) memberikan laporan tertulis kepada pimpinan DPRD tentang hasil pelaksanaan tugas komisi. (Toni, dkk, 2006: 129) Berkenaan kinerja Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang, diidentifikasi permasalahan, seperti kemampuan anggota Komisi B

  Wiwaha

  Bidang perekonomian dan keuangan dalam fungsi legislasi, terutama pengetahuan dan ketrampilan di bidang legal-drafting. Sehingga Peraturan Daerah (Perda)

  Plagiat

  yang ditetapkan DPRD Kota M agelang dalam Bidang Perekonomian dan

  Widya

  Keuangan, pada dasarnya usulan Pemerintah Daerah dan Anggota Komisi B hanya terbatas pada proses pembahasan, penelaan dan memberikan persetujuan terhadap usulan rancangan Peraturan Daerah yang diajukan oleh pihak Eksekutif.

  Jangan STIE

  (Toni, dkk, 2006 : 130) Pelaksanaan fungsi anggaran, peningkatan dalam pemahaman dan penguasaan prinsip dasar akuntansi, anggaran kinerja, teknik penyusunan dan manfaat anggaran dan prinsip akuntabilitas. Sehingga pembahasan anggaran yang dilakukan anggota Dewan Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan, tidak mampu dilakukan sampai pada taraf analisis mendalam, terlebih analisis dampak ekonomi yang dapat ditimbulkan dari anggaran yang ditetapkan tersebut. Pelaksanaan fungsi pengawasan, pengawasan yang dilakukan anggota dewan dari Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan sampai pada laporan keuangan kegiatan. Pengendalian yang dijalankan anggota Dewan Komisi B semestinya adalah kontrol terhadap kebijakan saja, artinya para anggota Dewan dari Komisi B mengawasi kebijakan yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah. Pengawasan yang dijalankan anggota Dewan Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kota M agelang antara lain ikut menyertakan mitra kerja komisi-komisi lainnya yang ada di DPRD, ini bentuknya adalah melalui Rapat dengar pendapat, bila diperlukan dapat dilakukan kunjungan ke lapangan.

  Wiwaha

  Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kota M agelang melaksanakan tugas meliputi perindustrian, perdagangan, pertanian, perikanan,

  Plagiat

  peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan energi, ketahanan pangan,

  Widya

  logistik, koperasi, keuangan daerah, perpajakan, retribusi, perbankan, perusahan daerah, perusahaan patungan, dunia usaha, penanaman modal, dan kesehatan.

  Anggota Fraksi yang ada di Komisi B adalah sebagai berikut :

  Jangan STIE

  Tabel 1.1 Data Anggota Komisi B DPRD Kota M agelang M asa Keanggotaan 2014-2019

  No Fraksi Jumlah Anggota

  1 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 2 orang

  2 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1 orang

  3 Golongan Karya (Golkar) 1 orang

  4 Hati Nurani Rakyat 1 orang

  5 Demokrat 1 orang

  6 Gerindra 1 orang Jumlah 7 orang

  Sumber : DPRD Kota M agelang (2017)

  Dari pengamatan mengenai kinerja Anggota Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kota M agelang, ditemukan gejala : 1.

  Jumlah anggota Dewan Komisi B yang tidak sebanding dengan bidang tugasnya, dimana jumlah anggota 7 orang sedangkan mitra kerjanya 5 SKPD Bidang Perekonomian Dan Keuangan Pemerintah Daerah Kota M agelang.

  2. Ketersediaan data dan akses sumber data Perokonomian dan Keuangan daerah yang dimiliki anggota Dewan Komisi B. Sehingga, berdampak kepada kinerja anggota melakukan upaya penelahaan, penganalisaan dan pengkajian yang dilakukan terhadap program kerja Pemerintah daerah, pembahasan dan ranperda.

  3. Latar belakang pendidikan anggota Komisi B yang beragam, baik SLTA, Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi dan Sarjana Pendidikan, sehingga pemahaman anggota dewan terhadap Bidang perekonomian dan Keuangan tidak merata.

  4. Pandangan masyarakat yang menganggap anggota DPRD tidak bekerja padahal pekerjaan di komisi B cukup kompleks.

  Kondisi ini berdampak kepada penelahaan dan pengkajian yang diberikan terhadap Ranperda dan Perda yang diusulkan serta pembahasan dengan mitra kerja SKPD Bidang Perekonomian dan Keuangan. Pembahasan Ranperda dan Perda yang berkaitan Bidang Perekonomian dan Keuangan antara Komisi B dengan mitra kerja SKPD Pemerintah Daerah Kota M agelang waktunya dua hari di tetapkan Badan musyawarah (Bamus). Sedangkan mitra kerja Komisi B ada beberapa SKPD, akibatnya anggota Komisi B dari pagi sampai sore melakukan

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat rapat kerja dengan mitra kerja, sehingga kurang optimal pencermatan anggota dewan terhadap rencana keuangan, pendapatan, belanja program dan kegiatan pembangunan yang disusun SKPD Bidang keuangan dan pembangunan. Dari uraian dan berdasarkan gejala yang ditemui, maka tertarik untuk melakukan pengkajian dan penelitian lebih lanjut dan diberi judul dengan, yaitu : “Upaya Peningkatan Kinerja Anggota Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang“

  B. Perumusan masalah

  Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu kinerja anggota

  Wiwaha

  Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang kurang optimal.

  Plagiat Widya C. Pertanyaan Penelitian 1.

  Bagaimana kinerja Anggota Komisi B Bidang perekonomian dan keuangan DPRD Kota M agelang ?

  Jangan STIE

2. Bagaimana upaya peningkatan kinerja anggota Komisi B Bidang

  Perekonomian dan Keuangan DPRD Kota M agelang ? D. Tujuan Penelitian.

  Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui kinerja Anggota Komisi B Bidang perekonomian dan keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang.

2. Untuk mengetahui upaya peningkatan kinerja Anggota Komisi B Bidang perekonomian dan keuangan DPRD Kota M agelang.

E. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.

  Secara teoritis yaitu memberikan sumbangan literatur khususnya bagi kinerja Komisi B anggota DPRD Kota M agelang.

  2. Secara praktis yaitu dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pihak- pihak yang memiliki kesamaan keinginan untuk melindungi hak-hak masyarakat.

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

BAB II LANDAS AN TEORI A. Kerangka Teori 1. Definisi Perwakilan. Grazia dalam Toni, dkk (2006 : 102) menyatakan bahwa ”perwakilan

  diartikan sebagai hubungan diantara dua pihak, yaitu wakil dan terwakil dimana wakil memegang kewenangan untuk melakukan berbagai tindakan yang berkenaan dengan kesepakatan yang dibuatnya dengan terwakil”. Pendapat ini bermakna bahwa, perwakilan merupakan hubungan ntara pihak wakil dengan

  Wiwaha

  yang diwakili, untuk melakukan berbagai tindakan yang berkenaan dengan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya dengan orang yang diwakilinya.

  Plagiat

  M eurut Irtanto (2008 : 79-80), menegaskan bahwa Sistem perwakilan

  Widya

  merupakan suatu konsep yang menunjukkan hubungan antara wakil dan erwakili, yakni antara wakil dan diwakili. Para wakil mempunyai kewajiban untuk menyalurkan spirasi dan kepentingan pihak yang diwakili. Sebagai imbalannya

  Jangan STIE

  para wakil mempunyai sejumlah ewenangan yang diperoleh melalui sebuah kesepakatan dengan pihak yang diwakili.

  Dari pendapat tersebut diketahui bahwa, sistem perwakilan menunjukkan hubungan antara wakil dan terwakili, yakni antara wakil dan diwakili. Para wakil mempunyai kewajiban untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan pihak yang diwakili, sebagai imbalannya para wakil mempunyai sejumlah kewenangan yang diperoleh melalui sebuah kesepakatan dengan pihak yang diwakili.

  Hanna Penichel Pitkin dalam Toni, dkk (2006 : 103), menegaskan bahwa : Perwakilan politik dimaksudkan sebagai suatu proses mewakili dimana wakil bertindak dalam angka bereaksi kepada kepentingan pihak terwakil. Walau wakil bertindak secara bebas tapi harus ijaksana dan penuh pertimbangan dan tidak sekedar melayani semata, wakil bertindak edemikian rupa sehingga diantara dia dengan pihak yang diwakili atau terwakil tidak terjadi konflik dan jika terjadi maka harus mampu meredakannya.

  Dari pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa, perwakilan dalam politik dimaksudkan sebagai proses mewakili kepentingan-kepentingan pihak-pihak terwakil. Wakil dalam menjalankan kepentingan terwakil harus bijaksana dan

  Wiwaha penuh pertimbangan dan tidak sekedar melayani, sehingga tidak terjadi konflik.

  Plagiat 2. Peran Dan Fungsi Lembaga Perwakilan. Widya

  M enurut Toni, dkk (2006 : 131), menyatakan yaitu Lembaga perwakilan atau parlemen mempunyai fungsi, yaitu : a.

  Fungsi Perundang-Undangan (Legislasi). Jangan

  STIE

  Yang dimaksud dengan fungsi legislasi adalah membentuk UndangUndang biasa, seperti Undang-Undang Pemilu, Undang-Undang Pajak, Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan lainnya.

  b.

  Fungsi pengawasan (Over sight).

  Adalah fungsi yang dijalankan oleh parlemen untuk mengawasi eksekutif, agar berfungsi, menurut Undang-Undang yang dibentuk oleh parlemen.

  Dalam hal ini DPR melakukan fungsi pengawasan atas, pelaksanaan Undang- undang, pelaksanaan APBN, kebijakan emerintah dan lainnya.

  c.

  Hak Budgettary.

  Badan ini berwenang untuk mengajukan rancangan nggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

  d.

  Hak Refresentatif (sarana pendidikan politik).

  Rakyat dididik untuk mengetahui persoalan yang enyangkut kepentingan umum melalui pembahasan dan pembicaraan tentang kebijakan yang ilakukan oleh lembaga perwakilan atau dimuat baik dan diulas oleh media massa menyangkut epentingan umum.

  e.

  Hak Institusional.

  Hak untuk mendengarkan pengaduan-pengaduan masyarakat terhadap parlemen, seperti demonstran menemui anggota DPR.

  Pendapat tersebut menunjukkan, Lembaga perwakilan atau Parlemen mempunyai fungsi yaitu membentuk Undang-Undang biasa, seperti Undang Undang Pemilu, Undang-Undang Pajak, Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan lainnya. Fungsi pengawasan untuk mengawasi eksekutif, agar berfungsi, menurut Undang-Undang yang dibentuk oleh parlemen, Hak Budgettary yaitu mengajukan rancangan APBN dan APBD, Hak Refresentatif (sarana pendidikan politik) dan Hak institusional.

  Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Pasal 40 menyebutkan bahwa DPRD memiliki fungsi utama yaitu :

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat a.

  Fungsi Legislasi Dalam konteks DPRD sebagai lembaga egislatif, fungsi pembuatan peraturan daerah merupakan fungsi utama karena melalui fungsi ini, DPRD dapat menunjukkan warna dan karakter serta kualitasnya baik secara material maupun fungsional. Di samping itu, kadar peraturan daerah yang dihasilkan oleh DPRD dapat menjadi ukuran kemampuan DPRD dalam melaksanakan fungsinya, mengingat pembuatan suatu peraturan daerah yang baik harus dipenuhi beberapa persyaratan-persyaratan tertentu.

  b.

  Fungsi Pengawasan.

  Pengawasan dilakukan melalui penggunaan hak-hak yang dimiliki oleh

  Wiwaha

  DPRD, pengawasan DPRD terhadap penyelenggaraan pemerintahan sangat penting guna menjaga adanya keserasian penyelenggaraan tugas pemerintah

  Plagiat

  dan pembangunan yang efisien dan berhasil guna serta menghindari dan

  Widya

  mengatasi segala macam bentuk penyelewengan yang merugikan hak dan kepentingan negara, daerah dan masyarakat.

  c.

  Fungsi Anggaran Jangan

  STIE

  Dalam konteks fungsi anggaran ini, yang paling mendasar adalah ketentuan konstitusional yang menggariskan bahwa kedudukan yang kuat diberikan kepada DPRD hendaknya disertai pula oleh tanggung jawab yang besar terhadap rakyat yang diwakilinya, mengingat selama ini DPRD belum pernah menolak rancangan APBD yang disampaikan oleh pihak eksekutif pada setiap permulaan tahun anggaran, kecuali melakukan perubahan-perubahan. Dari uraian tersebut di ketahui bahwa, DPRD sebagai lembaga legislatif memiliki fungsi yaitu legislasi atau membuat peraturan-peraturan daerah, fungsi pengawasan dari pemerintah dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah, pembangunan dan lainnya, serta fungsi menetapkan anggaran yang akan dijalankan oleh pemerintah daerah.

3. Kinerja.

  Ndraha (2003 : 196), menegaskan bahwa pemakaian istilah dari pada kinerja sudah sangat populer baik dalam organisasi pemerintahan maupun swasta.

  Kata kinerja adalah kosakata baru dalam bahasa Indonesia, digunakan sebagai

  Wiwaha

  padanan kata performance berasal dari kata kerja, diberi sisipan in, menjadi kinerja”.

  Plagiat

  Sedarmayanti (2004 : 147), menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja

  Widya

  yang dapat dicapai oleh seseorang atau oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi, yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang mereka miliki masing-masing, dalam upaya untuk mencapai tujuan dari pada organisasi

  Jangan STIE

  yang bersangkutan, yang dilakukan atau laksanakan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika yang berlaku pada organisasi tersebut.

  Dari pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang pegawai atau oleh sekelompok dalam satu unit kerja dalam organisasi, sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka, dalam upaya untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan oleh organisasi.

4. Indikator Kinerja Pegawai

  Indikator untuk mengukur kinerja pegawai secara individu ada enam indikator, yaitu: (Robbins, 2010 : 260) a.

  Kualitas Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan pegawai.

  b.

  Kuantitas M erupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

  Wiwaha c.

  Ketepatan waktu M erupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,

  Plagiat

  dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu

  Widya yang tersedia untuk aktivitas lain.

  d.

  Efektivitas M erupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,

  Jangan STIE

  teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

  e.

  Kemandirian M erupakan tingkat seorang pegawai yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. M erupakan suatu tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab pegawai terhadap kantor. f.

  Komitmen kerja M erupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja DPRD.

  Kinerja lembaga legislatif di dalam sistem politik merupakan cermin dari kadar terlaksananya kehidupan bernegara yang demokrasi, sehingga kajian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja lembaga ini menjadi sesuatu yang penting, mengingat tugas pokok dan fungsi yang diemban oleh lembaga legislatif daerah di era otonomi saat ini sangat besar dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

  Kaho (2005 : 279), menyatakan bahwa DPRD memiliki beban tugas yang tidak ringan, karena tugas pokoknya bersama Kepala daerah menetapkan kebijakan daerah. Karena itu perlu yaitu : a.

  Faktor pendidikan, pendidikan dapat memberikan pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang tugas yang dipelajari, dapat melatih untuk berpikir rasional dan terarah dan dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dalam merumuskan gagasan, pemikiran, pendapat yang hendak disampaikan kepada orang lain sehingga mudah dimengerti dan pahami.

  b.

  Pengalaman, pengalaman sangat membantu karena dapat dipergunakan sebagai bahan perbandingan, pegangan, pedoman, bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Dengan pengalaman dalam bidang organisasi dan kemasyarakatan, memungkinkan memiliki

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat keterampilan dalam menyampaikan pandangannya dan dapat dengan mudah meyakinkan pihak lain.

  Pendapat tersebut bermakna, upaya mencapai kinerja anggota DPRD melalui pendidikan, pendidikan dapat memberikan pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang tugas yang dipelajari, dapat melatih berpikir rasional dan terarah dan dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dalam merumuskan gagasan, pemikiran, pendapat yang disampaikan kepada orang lain sehingga mudah dimengerti dan pahami. Serta pengalaman, dengan pengalaman yang dalam bidang organisasi dan kemasyarakatan, memungkinkan memiliki keterampilan dalam menyampaikan pandangan dan meyakinkan pihak lain.

  Wiwaha

  Selanjutnya Thaib (2000 : 65) mengemukakan bahwa faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja anggota legislatif dalam

  Plagiat

  melaksanakan tugas dan fungsinya, adalah :

  Widya

  a. Faktor Internal 1)

  Peraturan Tata Tertib M ekanisme kerja intern dari lembaga legislatif diatur oleh sebuah

  Jangan STIE

  peraturan Tata Tertib. Peraturan Tata Tertib ini dipandang terlalu oleh anggota rumit sehingga mengakibatkan para anggota legislatif atau Dewan sukar untuk melaksanakan tugasnya serta berperan lebih besar. 2)

  Kualitas Anggota Faktor kualitas anggota merupakan faktor penting dalam mengoptimalkan peran lembaga legislatif. Peran yang lebih besar dari lembaga ini tidak mungkin dicapai bila anggota lembaga tidak mempunyai kemampuan untuk itu. Kualitas anggota DPRD selama ini berada di bawah kualitas eksekutif, sehingga anggota DPRD belum sepenuhnya dapat mengimbangi kemampuan pemerintah untuk melaksanakan fungsinya. Kualitas dalam konteks ini ditinjau dari segi karier politik (pengalaman) dan segi pendidikan formal.

  3) Sarana dan Anggaran

  Keterbatasan dana yang tersedia bagi DPRD dapat menghambat pengembangan sarana penunjang yang diperlukan bagi kelancaran kerja institusi ini. Sarana penunjang yang dimaksud adalah ruang kerja bagi setiap anggota dan staff ahli yang berkemampuan. Sarana lainnya adalah

  Wiwaha

  pelayanan informasi yang menyediakan berbagai informasi yang diperlukan anggota, sehingga tanpa informasi yang memadai dan mudah diperoleh,

  Plagiat

  anggota dewan kesulitan dalam membahas berbagai masalah dengan mitra

  Widya kerjanya.

  b. Faktor Eksternal

  Jangan STIE

  1) Sistem Pemilihan

  Dalam sistem politik Indonesia, para calon anggota legislatif adalah calon- calon yang diajukan oleh organisasi politik. M ekanisme ini, banyak memunculkan tokoh-tokoh masyarakat karbitan, sehingga kadangkala pemilih tidak tahu dan tidak mengenal calon-calon yang diajukan. Dengan demikian sistem pemilihan yang dianut belum sepenuhnya mendukung munculnya anggota legislatif yang berbobot dan berkualitas. Selanjutnya dominasi pimpinan organisasi sosial politik yang mempunyai anggota di lembaga legislatif melalui fraksinya membuat anggota legislatif kurang bebas melaksanakan tugasnya. Kondisi ini mengakibatkan anggota legislatif merasa lebih dekat dengan pimpinan partainya dibandingkan rakyat pemilih.

  2) Latar belakang sejarah dan iklim politik yang berlaku

  Dalam sistem politik Indonesia, dominasi eksekutif terhadap legislatif sangat kuat, ini dapat dilihat Kepala Daerah mempunyai kekuasaan yang lebih bila dibandingkan dengan kekuasaan DPRD, sebab UU ini menganut dualisme peranan Kepala Daerah, yakni Kepala Daerah karena jabatannya juga merangkap sebagai Kepala Wilayah yang merupakan wakil pemerintah

  Wiwaha pusat di Daerah.

  3) Masih kurangnya kesadaran terhadap amanat konstitusi

  Plagiat

  Pihak eksekutif belum sepenuhnya mendukung hubungan kerja dengan

  Widya

  legislatif, selama ini suara lembaga legislatif sering tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh eksekutif, sehingga kondisi semacam ini bertentangan dengan semangat kekeluargaan yang diamanatkan oleh

  Jangan STIE

  konstitusi, karena lembaga legislatif merupakan partner eksekutif, maka saran-saran yang diberikan oleh lembaga legislatif hendaknya diperhatikan oleh pihak eksekutif.

  Pendapat tersebut bermakna, faktor yang mempengaruhi kinerja lembaga legislatif (DPRD) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi peraturan tata tertib yang berlaku, ketersediaan data dan informasi, tingkat pendidikan, pengalaman serta sarana dan prasarana. Sedangkan faktor eksternal terdiri atas mekanisme dari pada sistem pemilihan umum serta keserasian hubungan antara eksekutif dan legislatif sistem penyelenggaraan pemerintahan.

  Irtanto (2008 : 80) menyatakan bahwa untuk mengukur kemampuan (kinerja) anggota dewan, yaitu :

  1) Variabel responsivitas berkaitan dengan kemampuan anggota legislatif dalam mentransformasikan berbagai aspirasi masyarakat dalam kebijakan publik, melalui opini publik, tuntutan demonstrasi dan unjuk rasa dan semacamnya.

  2) Variabel reliabilitas berkaitan dengan kemampuan anggota dewan mentransformasikan berbagai isu dan program yang tawarkan pada saat kampanye kedalam kebijakan publik. Indikatornya misalnya kebijakan yang dibuat sesuai platform politik yang ditawarkan pada waktu kampanye dan upaya pencapaian platform politik.

  3) Variabel akuntabilitas berkaitan dengan kemampuan anggota dewan bertindak sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kepentingan untuk terpilih kembali pada pemilu berikutnya. Anggota dewan dikatakan akuntabel apabila pemilih melihat anggota dewan melakukan tindakan sesuai dengan kepentingan mereka dan menyetujui tindakan pemerintah secara wajar.

  Pendapat tersebut bermakna, kinerja anggota dewan diukur melalui dari responsivitas yaitu mentransformasikan berbagai aspirasi masyarakat dalam kebijakan publik, melalui opini publik, tuntutan demonstrasi dan unjuk rasa. Reliabilitas berkaitan mentransformasikan isu dan program yang ditawarkan pada

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat saat kampanye ke dalam suatu kebijakan publik serta akuntabilitas berkaitan bertindak sesuai aspirasi masyarakat dan kepentingan terpilih kembali.

B. Penelitian Terdahulu

  Ridhani Abwa, 2013, penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja Pegawai Pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana evaluasi kinerja pegawai pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda dan Untuk mengetahui Faktor pendukung dan faktor penghambat evaluasi kinerja pegawai pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara library

  Wiwaha

  research dan field work research yaitu observasi, wawancara langsung dengan responden dan laporan hasil evaluasi, arsip-arsip dan dokumen yang ada pada

  Plagiat

  kantor Komisi Pemilihan Umum. Sumber data diperoleh dengan menggunakan

  Widya

  teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian-kejadian, tanpa melakukan pengujian

  Jangan STIE

  hipotesis. Analisis data model interaktif, yang diawali dengan proses pengumpulan data, penyederhanaan data (data reduction), penyajian data (data

  

display ) dan penarikan kesimpulan (conclution drawing). Dari hasil penelitian

  diperoleh gambaran bahwa secara umum, Evaluasi Kinerja Pegawai Pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Samarinda dapat dikatakan sudah berjalan secara optimal akan tetapi didalam evaluasi itu sendiri masih terdapat permasalahan yang terjadi pada pegawai yang kurang disiplin.Hal ini disebabkan karena sumber daya manusia yang kurang kompeten dalam hal kedisiplinan, tingkat kesadaran yang masih rendah dari semua pihak yakni Sekretaris dan Pegawai Komisi Pemilihan Umum, ruangan yang kurang memadai dan ukuran yang tidak relevan, serta pengawasan yang belum berjalan optimal untuk memantau dan mengawasi berlangsungnya kinerja pegawai dikantor Komisi Pemilihan Umum.

  M artoyo dan Sukamto Anusapati, 2014, penelitian dengan judul “Kinerja Aparatur Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kubu Raya.” sebagai kabupaten baru hasil pemekaran dari wilayah Kabupaten Pontianak Provinsi kalimantan Barat, pemerintah Kabupaten Kubu Raya terus berbenah diri untuk menciptakan kondisi pemerintahan yang mengarah kepada pencapaian “good governance”.

  Wiwaha

  KPU Kabupaten Kubu Raya saat ini sedang giat-giatnya melakukan upaya dalam rangka peningkatan kinerja dengan berbagai cara yang salah satunya dengan

  Plagiat

  memperhatikan kemampuan organisasi dalam melaksanakan tugas dan

  Widya

  tanggungjawabnya. Namun, berdasarkan hasil penelitian ini dapat dideskripsikan bahwa, kinerja aparatur KPU Kabupaten Kubu Raya belum sesuai dengan harapan. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek kualitas kinerja pegawai belum

  Jangan STIE

  optimal, tingkat konsistensi kebijakan program belum sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sedangkan dari aspek kuantitas kinerja pegawai belum menunjukkan capaian kerja yang sesuai dengan harapan serta dari aspek waktu penyelesaian suatu pekerjaan oleh pegawai terlihat bahwa ketersediaan waktu yang ada masih belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal atau dengan kata lain dapat dikatakan penyelesaiannya tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, M oeleong

  (2005 : 35), menyatakan bahwa analisa data kualitatif adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data kedalam pola dan kategori serta satuan uraian dasar, sehingga dapat dikemukakan tema seperti yang disarankan oleh data. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti ingin memahami, mengkaji secara mendalam serta memaparkannya dalam tulisan ini mengenai kinerja

  Wiwaha

  anggota serta masalah-masalah yang ditemukan serta jalan keluarnya dalam rangka tercipta kinerja anggota Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan

  Plagiat

  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang yang baik yang

  Widya

  berdaya guna dan berhasil guna. Karena tujuan tersebut, maka relevan jika penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. (Bambang, 2007 : 38-39)

  Jangan STIE

B. Definisi Operasional

  Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau oleh

  sekelompok orang dalam suatu organisasi, yang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang mereka miliki masing-masing, dalam upaya untuk mencapai tujuan dari pada organisasi yang bersangkutan, yang dilakukan atau laksanakan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika yang berlaku pada organisasi tersebut. Sedangkan variabel kinerjanya dalam penelitian ini menurut teori Robbins, (2010), ditinjau dari kualitas, ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian karyawan, komitmen anggota Bapemperda Kota M agelang.

C. Objek dan S ubjek Penelitian

  Dalam penelitian kualitatif, yang dimaksud subjek penelitian adalah informan yang memberikan data penelitian melalui wawancara. Informan dalam penelitian ini adalah 7 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang yang terdiri dari:

  Wiwaha 1.

  Narasumber 1 : Ketua DPRD Kota Magelang 2. Narasumber 2 : Wakil Ketua DPRD Kota Magelang

  Plagiat 3.

  Narasumber 3 : Badan Kehormatan DPRD Kota Magelang

  Widya 4.

  Narasumber 4 : Ketua Komisi B DPRD Kota Magelang 5. Narasumber 5 : Anggota Komisi B Kota Magelang.

6. Narasumber 6 : Anggota Komisi B Kota Magelang. Jangan

  STIE 7.

  Narasumber 7 : Anggota Komisi B Kota Magelang.

  Sementara objek penelitian adalah peningkatan kinerja anggota Komisi B Bidang Perekonomian Keuangan Dan Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang.

D. Jenis dan S umber Data

  1. Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, yaitu jawaban atas wawancara dan observasi dari anggota Komisi B Bidang Perekonomian Dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota M agelang.

  2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung namun melalui media perantara. Peneliti memperoleh data sekunder dari arsip data atau dokumen anggota Komisi B Bidang Perekonomian, Keuangan Dan Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

  Wiwaha (DPRD) Kota M agelang.

  Plagiat

E. Teknik Pengumpulan Data

  Widya

  Sumber data yang penulis dapatkan nantinya adalah dari hasil :

  1. Dokumentasi Data yang didapat merupakan hasil penelitian yang bersumber dari arsip data

  Jangan STIE

  atau dokumen yang berkaitan dengan kinerja Komisi B DPRD Kota M agelang.

  2. Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion Diskusi Kelompok Terarah atau Focus Group Discussion merupakan suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007). M enurut Prastowo (2008) Diskusi Kelompok Terarah merupakan suatu bentuk penelitian kualitatif dimana sekelompok orang dimintai pendapatnya mengenai suatu produk, konsep, layanan, ide, iklan, kemasan / situasi kondisi tertentu.

  Tujuan dari Diskusi Kelompok Terarah itu sendiri adalah untuk memperoleh masukan atau informasi mengenai permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik. Penyelesaian masalah ini ditentukan oleh pihak lain setelah informasi berhasil dikumpulkan dan dianalisis. FGD dilakukan kepada 7 orang narasumber yaitu 1 orang Ketua DPRD, 1 orang Wakil Ketua DPRD, 1 orang Ketua Badan Kehormatan (BK), 1 orang Ketua Komisi B dan 3 orang anggota.

  Wiwaha

E. Metode Analisis Data

  Analisis data model interaktif ini digunakan untuk menganalisis data

  Plagiat

  kualitatif seperti yang dikemukakan oleh M iles dan Huberman (1992) dalam

  Widya

  Sugiyono (2008) yang meliputi empat komponen, diantaranya : 1. Pengumpulan data

  Pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data dengan

  Jangan STIE

  berbagai macam cara, seperti: observasi, wawancara, dokumentasi dan sebagainya.

2. Reduksi data

  Reduksi data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan dan membuat abstraksi, mengubah data mentah yang dikumpulkan dari penelitian kedalam catatan yang telah disortir atau diperiksa. Tahap ini merupakan tahap analisis data yang mempertajam atau memusatkan, membuat dan sekaligus dapat dibuktikan.

  3. Penyajian data Penyajian data yaitu sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan.

  Pengambilan data ini membantu penulis memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

  4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi Penarikan kesimpulan adalah merupakan langkah terakhir meliputi makna

  Wiwaha

  yang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodelogis,

  Plagiat

  konfigurasi yang memungkinkan diprediksikan hubungan, sebab akibat

  Widya melalui hukum-hukum empiris.

  Hal di atas menunjukkan langkah analisanya yaitu dengan melakukan upaya mereduksi data, berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

  Jangan STIE

Dokumen yang terkait

KAJIAN YURIDIS TERHADAP VERIFIKASI PARTAI POLITIK OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

0 5 18

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PEMBUATAN PERATURAN DAERAH

0 5 11

KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA BANDAR LAMPUNG DARI PARTAI GOLKAR

0 7 4

ANALISIS KOMPETENSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA METRO DALAM PROSES PEMBETUKAN PERATURAN DAERAH (PERDA)

0 8 6

ANALISIS KOMPETENSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA METRO DALAM PROSES PEMBETUKAN PERATURAN DAERAH (PERDA)

0 9 3

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH OLEH KOMISI B KOTA BANDAR LAMPUNG PERIODE 2009-2014

0 13 75

KOLABORASI KINERJA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) DAN KEPALA DAERAH KOTA TANJUNGBALAI DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

0 0 13

KOMISI PEMILIHAN UMUM PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TAHUN 2014

0 1 22

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS VERIFIKASI SYARAT CALON PENGGANTI ANTARWAKTU ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH

0 0 8

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PENCALONAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATENKOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

0 0 83