BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI JENIS-JENIS TANAH DI KELAS V SD NEGERI SIDASARI 0

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Isjoni (2011: 16) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif

  atau cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student-oriented) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, siswa yang agresif, dan tidak peduli pada yang lain. Menurut Suprijono (201: 54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Menurut Kunandar (2009:359) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang saling menimbulkan permusuhan. Majid (2013: 174) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa cooperative learning atau pembelajaran

  6 kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang yang bertujuan mengembangkan interaksi antar siswa dengan arahan dari guru.

b. Ciri-ciri Cooperative Learning

  Bannet (Isjoni, 2011: 60) menerangkan bahwa lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:

  1) Possitive Interdepence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan di antara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.

  2) Interaction face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antara siswa tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal di antara siswa yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran.

  3) Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, karena tujuan dalam pembelajaran kooperatif menjadi lebih kuat pribadinya.

  4) Membutuhkan keluwesan, sikap siswa atau perilaku bersama kadang-kadang harus diperhatikan guru atau membantu di antara sesama, dalam struktur kerjasama yang teratur di dalam kelompoknya yang terdiri dari dua orang atau lebih yang keberhasilan kerjanya sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

  5) Meningkatkan ketrampilan bekerjasama dalam memecahkan masalah (proses kelompok), yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar ketrampilan bekerjasama dan berhubungan ini adalah ketrampilan yang penting dan sangat diperlukan dalam masyarakat.

  Menurut Hamdani (2011: 31) ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah: 1) Setiap anggota memiliki peran. 2) Terjadi hubungan langsung di antara siswa. 3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.

  4) Guru membantu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan interpersonal kelompok.

  5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

  Berdassarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah: 1) Setiap anggota kelompok memilik tanggung jawab.

  2) Terjadi interaksi langsung antar siswa tanpa adanya perantara. 3) Mengembangkan ketrampilan kerjasama.

2. Model Pembelajaran Course Review Horay

  Shoimin (2014: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran Course

  

Review Horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yaitu

  kegiatan belajar mengajar dengan cara pengelompokan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran ini merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Melalui pembelajaran

  

Course Review Horay diharapkan dapat melatih siswa dalam

menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil.

  Langkah-langkah pembelajaran Course Review Horay (Shoimin, 2014: 55), yaitu: a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

  b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.

  c. Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab.

  d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat 1 kotak besar dan dibagi menjadi 9 atau 16 atau 25 kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing- masing siswa. e. Guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan. Jika benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang.

  f.

  Siswa yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horisontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya.

  g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.

  h. Penutup.

  Langkah-langkah Course Review Horay yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan sedikit modifikasi. Langkah-langkah

  

Course Review Horay dengan sedikit modifikasi, yaitu sebagai

  berikut: a. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.

  b. Guru membagi kelompok peserta didik menjadi 8 kelompok.

  c. Guru menjelaskan peraturan mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk menguji pemahaman mereka.

  d. Masing-masing kelompok disuruh membuat 1 kotak besar dan dibagi menjadi 9 atau 16 atau 25 kotak sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.

  e. Guru membacakan soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan. Jika benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang (x).

  f.

  Peserta didik yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horisontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya.

  g. Nilai peserta didik dihitung dari jawaban benar yang diperoleh.

  Kelebihan model pembelajaran Course Review Horay, yaitu: a. Menarik sehingga mendorong siswa terlibat di dalamnya.

  b. Tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.

  c. Siswa lebih semangat belajar.

  d. Melatih kerjasama.

  Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay, yaitu: a. Adanya peluang untuk curang.

  b. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.

3. Kerjasama

  Davidson (Huda, 2011: 30) menerangkan bahwa kerjasama berarti bekerjasama dan menghasilkan suatu pengaruh tertentu. Secara sosial kerjasama adalah kegiatan yang dikerjakan secara bersama-sama demi memperoleh suatu manfaat yang juga bisa dirasakan secara bersama- sama. Samani dan Hariyanto (2012: 118) menyebutkan bahwa kerjasama bermakna tindakan atau sikap mau bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dan keuntungan bersama.

  Menurut Johnson (2006: 164) kerjasama dapat menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya pengalaman dan cara pandang yang sempit. Jadi, akan lebih mungkin untuk menemukan kekuatan diri dalam belajar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kerjasama adalah aktivitas yang dilakukan dengan orang lain untuk mendapatkan keuntungan dan mencapai tujuan bersama.

  Indikator kerjasama menurut Davis (Yuli, 2014) adalah sebagai berikut: a. Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.

  b. Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran akan terciptanya kerja sama.

  c. Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama akan lebih kuat dan berkualitas 4.

   Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

  Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Arifin (2009: 12) menerangkan bahwa istilah prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning

  outcome ). Prestasi belajar pada umunya berkenaan dengan aspek

  pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik.

  Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1991: 768) prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan).

  Hamdani (2011: 137) menjelaskan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas, prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai seseorang atau kelompok dari suatu aktivitas yang telah dilakukan.

b. Fungsi Prestasi Belajar

  Arifin (2009: 12) menyebutkan fungsi utama prestasi belajar, antara lain: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

  2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

  4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.

  Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

  5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

  Fungsi penting dari prestasi belajar berdasarkan uraian di atas yaitu prestasi belajar dapat menjadi motivasi bagi seseorang agar lebih maju dalam pengetahuan dan teknologi. Prestasi belajar juga dapat dijadikan indikator kemajuan suatu institusi pendidikan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

  Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ahmadi dan Supriyono (2013: 138) menyebutkan bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri sendiri (faktor eksternal).

  1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri, meliputi: a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

  b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: (1) Faktor intelektif yang meliputi: (a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

  (b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

  (2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.

  c) Faktor kematangan fisik maupun psikis

  2) Faktor Eksternal

  a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga (2) Lingkungan sekolah (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok

  b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

  c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.

  d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. Pendapat lain yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh

  Hamdani (201: 139-144), menurutnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).

  1) Faktor internal

  a) Kecerdasan (intelegensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihaddapinya.

  Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi-rendaahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Tingkat intelegensi sangat menetukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang tinggi

  b) Faktor jasmaniah Kondisi jasmaniah umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Uzer dan Lilis (Hamdani, 2011: 140) mengatakan bahwa pancaindra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku.

  c) Sikap Sikap yang positif kepada sesama siswa atau kepada gurunya harus ada dalam diri siswa. Sikap yang positif ini akan menggerakkannya untuk belajar. Siswa yang sikapnya negatif kepada sesama siswa atau gurunya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar.

  d) Minat Minat kerat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban jika menyukai suatu mata pelajaran. Seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercaapai.

  e) Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

  Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik dalam proses belajar.

  f) Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Motivasi dalam belajar adalah faktor penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

  2) Faktor Eksternal

  a) Keadaan keluarga Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama.

  Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

  b) Keadaan sekolah Lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat- alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya.

  c) Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Seoraang siswa yang bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

  Simpulan dari uraian di atas adalah faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar dipengaruhi oleh kondisi jasmani seseorang serta kondisi psikologis. Kondisi jasmani dan psikis baik kecerdasan, sikap, minat, bakat yang baik akan mendukung seseorang dalam menerima informasi. Faktor eksternal yang berupa lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat yang baik turut serta dalam mendukung prestasi belajar seseorang. Teknologi serta fasilitas yang memadai juga akan membuat seseorang belajar dengan baik.

5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

  IPA merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris „science‟. Kata „science‟ sendiri berasal dari bahasa Latin „scientia‟ yang berarti saya tahu. Menurut Trianto (2011:136), IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun tidak dapat diamati dengan indera. yang Aly dan Rahma (2010: 18) menyatakan bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara khas/khusus, yaitu melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Simpulan yang dapat diambil dari beberapa pendapat di atas yaitu IPA merupakan suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh secara khusus yang mempelajari alam semesta beserta gejala- gejalanya dengan menggunakan metode ilmiah.

  Tujuan mata pelajaran IPA berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD menurut Depdiknas (2006: 484) yaitu: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

  Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

  b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

  IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

  e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

  f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

  g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

  Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI (Depdiknas, 2006: 485) meliputi aspek-aspek berikut:

  a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

  c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

  d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

6. Materi Jenis-jenis Tanah

  Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu materi tentang peristiwa alam SK 7 . Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, KD 7.2. Mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

  Winarti, Winarto, dan Sunarno (2009: 90) menjelaskan bahwa tanah berasal dari batu-batuan. Batu-batuan mengalami pelapukan menjadi butiran-butiran halus. Butiran-butiran halus mengumpul menjadi tanah. Batu-batuan di bumi sangat benyak jenisnya. Setiap jenis batu mempunyai tingkat pelapukan yang berbeda. Sebelum proses pelapukan tanah, kita ketahui jenis bebatuan.

  a. Jenis-jenis Batuan Batuan adalah salah satu komponen penyusun tanah. Di permukaan bumi terdapat berbagai jenis bebatuan. Di antara batuan banyak terdapat perbedaan. Setiap batuan memiliki sifat dan ciri khusus. Perbedaan-perbedaan bebatuan tergantung pada kandungannya. Contoh kandungan dalam bebatuan yaitu zat besi, nikel, tembaga, emas dan bahan-bahan lain. Bahan-bahan ini dinamakan mineral. Terbentuknya bebatuan ada tiga jenis, yaitu batuan beku (batuan magma), batuan endapan (batuan sedimen), dan batuan malihan (batuan metamorf).

  1) Batuan Beku Batuan ini terbentuk dari pembekuan lava atau magma.

  Lava dalam bentuk cair yang keluar dari gunung api. Lava cair akan membeku dan membentuk batuan beku. Batuan beku dibagi menjadi dua macam. Batuan beku dalam (intrusi) adalah batuan beku yang mengendap di bawah permukaan bumi. Contohnya batu apung dan batu granit. Batu apung berfungsi untuk menghaluskan permukaan kayu. Adapun batuan beku luar (ekstrusi) mengendap di atas permukaan bumi. Contohnya aspal dan batu obsidian. 2) Batuan endapan/sedimen

  Batuan ini terbentuk karena proses pengendapan. Ciri utama batuan sedimen adalah berlapis-lapis. Contoh batuan endapan adalah batu kapur, batu konglomerat, dan batu pasir. 3) Batuan malihan/metamorf

  Batuan malihan adalah batuan yang berasal dari perubahan batuan beku dan batuan endapan. Perubahan ini terjadi karena adanya tekanan dan panas. Contoh batuan malihan adalah batu marmer (berasal dari batu gamping) dan batu tulis (berasal dari batu serpih). Nama lain batu marmer adalah batu pualam.

  b. Pelapukan Batuan menjadi Tanah Tanah merupakan bagian dari kerak bumi. Tanah sangatlah penting bagi makhluk hidup. Semua makhluk hidup bergantung pada tanah. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Tanah mempunyai ukuran dan kesuburan yang berbeda-beda. Tanah terdiri atas bagian-bagian tertentu yang merupakan hasil pelapukan bahan dan sisa-sisa makhluk hidup. Pelapukan dapat terjadi karena perbedaan suhu dan hujan. Pelapukan ini dinamakan pelapukan fisika. Pelapukan juga disebabkan oleh makhluk hidup. Pelapukan ini dinamakan pelapukan biologi. Batuan yang mengalami pelapukan akan lapuk dan hancur seperti tanah. Pelapukan ini berlangsung berjuta-juta tahun yang lalu.

  1) Pelapukan fisika Penyebab pelapukan fisika dikarenakan faktor alam. Contohnya faktor panas (suhu) angin dan air.

  Faktor suhu secara cepat dapat menyebabkan pelapukan. Saat terik matahari bebatuan dapat mengembang. Pada saat dingin bebatuan akan menyusut. Pergantian panas dan dingin mengakibatkan bebatuan retak. Lama- kelamaan batu-batu tersebut pecah.

  Angin juga dapat mengakibatkan pelapukan bebatuan. Batu yang sering kena angin kencang mengakibatkan pengikisan. Pengikisan pada batu mengakibatkan erosi. Erosi yang berkepanjangan membuat batu menjadi padang pasir. Sehingga terjadilah padang pasir yang terbentang luas.

  Air juga berpengaruh terhadap pelapukan. Air hujan yang terus menerus mengakibatkan pengikisan pada bebatuan. Contoh lain, ombak di laut membentur batu di pantai. Bebatuan di pantai akan terkikis karena benturan ombak. Bebatuan sekian lama akan semakin habis karena terkikis. 2) Pelapukan biologi

  Pelapukan secara biologi disebabkan karena kegiatan makhluk hidup. Misalnya: tumbuhan atau lumut dan bakteri. Tumbuhan yang hidup di bebatuan bisa memecahkan batu. Contohnya di pinggir selokan terdapat tumbuhan. Selokan yang ditembok akan retak bila tumbuhan semakin besar.

  3) Pelapukan kimia Pelapukan kimia terjadi oleh pengaruh zat kimia. Zat kimia misalnya oksigen, karbondioksida, dan uap air.

  Besi menjadi berkarat karena bereaksi dengan oksigen dan uap air. Batuan dapat terkikis dan lapuk karena air hujan. Air hujan secara alami mengandung asam dari karbondioksida. Keasaman air hujan dapat meningkat oleh gas-gas buangan industri. Gas buangan industri tersebut misalnya belerang dioksida. Belerang dioksida dapat bereaksi dengan uap air dan gas-gas lain di udara. Hal ini mengakibatkan terjadinya hujan asam. Hujan asam semakin mempercepat pelapukan batuan. Akibat hujan asam dapat dilihat pada patung-patung di tempat terbuka.

  c. Susunan dan Jenis-jenis Tanah 1) Susunan tanah

  Secara umum, tanah tersusun atas humus, butir tanah liat, pasir, kerikil. Semua bagian penyusun tanah tersebut, berasal dari hasil pelapukan batuan. Berikut adalah lapisan penyusun tanah.

  a) Lapisan atas Lapisan atas adalah lapisan yang paling giat melakukan proses pelapukan. Jenis bahan organik dapat lapuk. Misalnya sampah, daun, ranting, dan sebagainya. Hal ini karena pengaruh sinar matahari, angin, air, hujan dengan intensitas tinggi. Maka lapisan atas ini sangat subur disebut juga lapisan humus. Karena pengaruh humus maka lapisan ini berwarna gelap.

  b) Lapisan tengah Letak lapisan tengah adalah di bawah lapisan atas. Warna lebih cerah dibanding lapisan atas.

  Karena sedikit mengandung humus. Susunan tanahnya sangat padat. c) Lapisan batuan bawah Lapisan ini struktur tanahnya sangat keras.

  Terdiri atas campuran batu, pasir, dan tanah keras. Lapisan ini disebut juga lapisan anorganik karena tidak subur. Pada lapisan batuan bawah terdapat berbagai bahan tambang. 2) Jenis-jenis tanah

  Jenis tanah berbeda-beda tergantung tempatnya. Hal ini berhubungan dengan jenis batuan yang lapuk di tempat tersebut. Beberapa jenis tanah dapat diuraikan sebagai berikut.

  a) Tanah berhumus Tanah berhumus berwarna gelap karena banyak mengandung humus. Humus berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mati. Tanah ini banyak mengandung unsur hara. Juga dapat menahan air.

  Tanah berhumus sangat subur bila dibanding jenis tanah lain.

  b) Tanah berpasir Penyusunan tanah sebagian besar adalah pasir.

  Tanah berpasir mempunyai sifat mudah dilalui air. Pada umumnya tanah berpasir kurang subur. Lain halnya kalau dilereng gunung berapi. Tanah berpasir di lereng gunung terdapat abu vulkanik. Abu vulkanik dari gunung berapi mengandung unsur hara.

  c) Tanah liat Tanah liat sangat lengket dan elastis bila kena air. Tanah liat sulit ditembus air. Tanah liat dapat berfungsi untuk bahan dasar keramik, genting, dan gerabah.

  d) Tanah berkapur Tanah berkapur banyak mengandung bebatuan.

  Tanah berkapur sangat mudah di lewati air. Kandungan humusnya tidak begitu banyak. Tanah berkapur kurang subur bila ditanami.

B. Penelitian yang Relevan

  Peneliti tidak menemukan hasil penelitian yang sama persis dengan permasalahan yang peneliti tulis, namun ada hasil penelitian lain yang melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Course

  

Review Horay. Penelitian yang dilakukan oleh Puput Hermawan mahasiswa

  PGSD Universitas Negeri Solo tahun 2013 dengan judul skripsi Pengaruh Model Kooperatif Tipe Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar IPA dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut terdapat pengaruh pada hasil belajar IPA. Berdasarkan hasil analisis terhadap uji t menunjukkan t >

  hitung t tabel (3,50 > 2,001), sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar IPA pada siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Course

  

Review Horay (CRH) dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran

  langsung (Direct Instruction). Simpulan penelitian tersebut adalah hasil belajar IPA pada siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe Course

  

Review Horay (CRH) lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar

dengan pembelajaran langsung (Direct Instruction).

  Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Dwi Payani mahasiswa PGSD Universitas Pendidikan Ganesha tahun 2013 menunjukkan hasil analisis data terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Sangsit antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh t hitung (6,50) > t tabel (2,021) dan rata-rata (mean) kelompok eksperimen (24,76) lebih besar dari rata-rata (mean) kelompok kontrol (19,10). Ini berarti model pembelajaran Course Review Horay berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Sangsit.

C. Kerangka Berpikir

  Kegiatan belajar mengajar yang monoton akan membuat siswa merasa tidak semangat untuk belajar serta pasif dalam pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang aktif, kurang termotivasi, dan kurangnya prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan siswa, tetapi prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh tidak terlibatnya siswa dan kurangnya kerjasama siswa dalam pembelajaran.

  Pembelajaran yang inovatif perlu diterapkan agar siswa aktif serta memiliki prestasi belajar dan kerjasama yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Course Review Horay sebagai salah satu pembelajaran yang inovatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap kerjasama dan prestasi belajar IPA. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat dalam skema sebagai berikut:

  Pembelajaran menggunakan model Kerjasama dan prestasi

  Course Review Horay

  belajar IPA rendah (X)

  Memberikan pengaruh Kerjasama dan prestasi belajar IPA terhadap kerjasama dan

  (Y) prestasi belajar IPA

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka dirumuskan hipotesis penelitian, sebagai berikut:

  1. Terdapat pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap kerjasama di kelas V SD Negeri Sidasari 01.

  2. Terdapat pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap prestasi belajar IPA di kelas V SD Negeri Sidasari 01.

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V DI SDN GUGUS PUSPITA JEPARA

4 77 319

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori Konsep 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif - IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PAI - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 41

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran a. Definisi Model Pembelajaran - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII MATERI PRISMA DAN LIMAS DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL

1 1 38

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keefektifan Model Pembelajaran STAD dan NHT Ditinjau dari Hasil Belajar IPA

0 0 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Media Pembelajaran - BAB II KAJIAN PUSTAKA

1 28 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran - BAB II RANI

0 3 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR FIQIH KELAS V DI MIS AL-MUHAJIRIN PANJANG BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 100

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan - 222014117 BAB II SAMPAI BAB TERAKHIR

0 2 64

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Mata a. Pengertian - Aprilia Tri Sulistiyani BAB II

0 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Stroke a. Pengertian - Kssmiatun BAB II

0 4 17